Tumgik
#KISAHINSPIRATIF
ceritasingkat88 · 5 days
Text
Silva4d - Rasa di Balik Sedotan
Tumblr media
Setiap sore, di sudut pasar yang mulai sepi, Dimas selalu duduk di belakang gerobaknya yang penuh dengan botol-botol minuman dingin. Es kelapa, es jeruk, es teh, semua tersusun rapi di dalam peti kayu kecil yang sudah mulai mengelupas catnya. Ia bukanlah penjual minuman besar, hanya seorang pria biasa yang hidupnya terbungkus dalam rutinitas sederhana. Namun, bagi Dimas, gerobaknya adalah sumber kehidupan sekaligus tempat dia mengamati dunia.
Dimas sudah bertahun-tahun berjualan di sana. Orang-orang datang dan pergi, kadang tersenyum, kadang tidak berkata apa-apa. Namun, sore itu berbeda. Seorang perempuan muda dengan langkah terburu-buru datang dan langsung memesan segelas es kelapa. Wajahnya penuh keringat, dan napasnya terengah-engah. Dimas menyajikan minuman itu tanpa banyak bicara, tapi matanya tertarik oleh sesuatu dalam tatapan perempuan itu—campuran antara kebingungan dan kesedihan.
“Terima kasih,” katanya singkat, sebelum beranjak pergi dengan cepat.
Dimas hanya mengangguk. Namun, ia tak bisa mengabaikan perasaan aneh yang muncul dalam dirinya. Ada sesuatu yang mengganjal, meskipun ia tak tahu apa itu. Hari-hari berikutnya berlalu seperti biasa, namun perempuan itu tak pernah kembali. Setiap sore, Dimas memperhatikan setiap wajah yang lewat dengan harapan melihatnya lagi. Dia bertanya-tanya apa yang terjadi pada perempuan itu, mengapa dia tampak begitu gelisah waktu itu. Namun, Dimas tahu bahwa hidup di pasar berarti menerima datang dan perginya orang-orang tanpa pertanyaan.
Suatu sore, beberapa minggu kemudian, perempuan itu muncul kembali. Kali ini, ia berjalan perlahan, tatapannya jauh lebih tenang. Dia memesan es kelapa lagi, dan ketika Dimas menyajikannya, ia memberanikan diri untuk berbicara.
“Kamu sering lewat sini, ya?” tanyanya pelan, sambil menyerahkan gelas plastik.
Perempuan itu tersenyum lemah. “Kadang-kadang. Aku bekerja di dekat sini, tapi jarang lewat pasar. Waktu itu... aku sedang buru-buru.”
Dimas mengangguk, meskipun dia tahu ada lebih banyak cerita di balik kalimat itu. "Semoga sekarang lebih baik."
Perempuan itu memandangnya dengan mata yang sedikit bengkak, seolah terkejut oleh kesederhanaan kata-katanya. “Iya... sekarang lebih baik. Terima kasih.”
Ada keheningan yang canggung setelah itu. Dimas merasa ingin tahu lebih banyak, tapi dia bukan tipe orang yang pandai menggali cerita. Dia hanyalah penjual minuman. Namun, perempuan itu tidak pergi segera. Dia berdiri di sana, memainkan sedotan di tangannya, seolah sedang berusaha mencari keberanian untuk mengatakan sesuatu.
“Aku baru saja kehilangan ayahku,” akhirnya perempuan itu berkata. “Waktu itu... aku baru dengar kabarnya ketika aku lewat sini.”
Dimas terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Kata-kata seperti itu selalu terasa berat, terutama bagi seseorang yang tak tahu caranya menghibur. Dia hanya bisa mengangguk, mencoba menyalurkan rasa simpati lewat senyumnya yang tipis.
“Ayahku juga dulu penjual,” perempuan itu melanjutkan. “Bukan minuman, tapi barang-barang kelontong. Melihatmu di sini... entah kenapa membuatku teringat padanya.”
Dimas merasa tersentuh oleh pengakuan itu. Pasar memang punya cara aneh untuk menghubungkan orang-orang, bahkan yang tak pernah saling mengenal. “Aku minta maaf atas kehilanganmu. Kehilangan seseorang yang kita sayangi memang tidak mudah.”
Perempuan itu mengangguk, matanya mulai berkaca-kaca. Tapi kali ini, dia tidak terburu-buru pergi. Dia berdiri di sana cukup lama, menyeruput minumannya pelan-pelan, sementara Dimas melayani beberapa pelanggan lain. Setelah beberapa menit, dia berterima kasih lagi, lebih tulus kali ini, dan pergi dengan langkah yang lebih ringan.
Dimas memperhatikan saat dia menghilang di antara kerumunan pasar yang semakin sepi. Ada sesuatu yang berubah dalam dirinya setelah pertemuan itu. Selama bertahun-tahun, dia selalu menganggap pekerjaannya sebagai sekadar cara untuk hidup, tanpa memikirkan lebih dalam tentang orang-orang yang dia layani. Namun, sore itu membuatnya menyadari bahwa setiap orang yang datang ke gerobaknya membawa cerita, dan mungkin, kadang-kadang, yang mereka butuhkan bukan hanya minuman dingin, tapi juga seseorang yang mau mendengarkan, walau tanpa banyak bicara.
Hari-hari berlalu, dan perempuan itu mulai sering muncul, tidak lagi dalam keadaan terburu-buru, tetapi sekadar untuk duduk dan berbincang. Mereka tidak pernah membahas hal-hal berat lagi, tapi Dimas tahu, dalam percakapan sederhana mereka, ada semacam ikatan yang terbentuk—ikatan antara dua orang yang, meskipun berbeda, sama-sama mengerti bahwa hidup ini penuh dengan kehilangan dan juga harapan.
Dan di sudut pasar yang ramai itu, gerobak penjual minuman Dimas kini tidak hanya menawarkan kesegaran, tapi juga ruang kecil di mana cerita-cerita manusia bertemu, berbagi, dan mungkin, sembuh.
2 notes · View notes
kurasasaja · 13 days
Text
Silva4d - Sang Gajah Kecil dengan Belalai Pendek
Tumblr media
Silva4d - Di sebuah hutan tropis yang lebat, hiduplah seekor gajah bernama Tumba. Namun, Tumba berbeda dari teman-temannya. Belalainya pendek—jauh lebih pendek daripada gajah-gajah lainnya. Sementara belalai gajah lain panjang dan lentur, Tumba hanya bisa mengangkat ranting-ranting kecil atau memercikkan air dengan usaha yang keras. Ia sering merasa malu dan menyendiri di tepi sungai, menonton teman-temannya bermain dengan air dan saling bercanda.
Tumba terlahir dengan harapan besar dari keluarganya. Ayahnya, Raja Djumbo, adalah pemimpin kawanan yang dihormati dan kuat. Belalainya adalah yang terpanjang dan paling kokoh di antara seluruh gajah. Setiap kali Raja Djumbo berbicara, suara beratnya bergema di seluruh hutan, menandakan kekuasaannya. Sementara itu, Tumba merasa semakin kecil di hadapan harapan dan standar yang ditetapkan oleh ayahnya. Setiap kali ia mencoba berbicara dengan belalainya yang pendek, suaranya nyaris tidak terdengar.
Suatu hari, terjadi peristiwa yang mengubah kehidupan Tumba. Hutan yang tenang itu tiba-tiba dilanda kemarau panjang. Sungai-sungai mulai mengering, dan kawanan gajah harus bermigrasi jauh untuk mencari air. Dalam perjalanan tersebut, mereka sampai di sebuah lembah yang sempit dengan banyak batu tajam. Gajah-gajah besar dengan belalai panjang mulai kesulitan menyeberang karena belalai mereka tersangkut di antara batu-batu dan ranting. Setiap langkah terasa seperti tantangan, dan kawanan mulai merasa putus asa.
Melihat keadaan ini, Tumba merasakan sesuatu di dalam dirinya. Ia tahu inilah saatnya dia bisa berguna. Dengan belalainya yang pendek, ia bisa melewati batu-batu itu tanpa kesulitan. Dengan lincah, Tumba menuntun kawanan melewati lembah tersebut, menunjukkan jalur yang aman. Tumba memimpin mereka dengan penuh percaya diri, dan tak satu pun dari mereka tersangkut di antara bebatuan.
Setelah berhasil melewati lembah, Tumba menjadi pahlawan bagi kawanan gajah. Bukan karena ukuran belalainya, melainkan karena kecerdikan dan keberaniannya. Ayahnya, Raja Djumbo, mendekatinya dengan senyum bangga. "Anakku," katanya dengan suara bergetar, "kamu telah menunjukkan kepada kami bahwa keberanian dan kebijaksanaan jauh lebih berharga daripada kekuatan fisik."
Sejak hari itu, Tumba tidak lagi merasa malu akan belalainya yang pendek. Ia tahu bahwa setiap kekurangan bisa menjadi kekuatan, jika dilihat dengan cara yang berbeda. Hutan itu pun kembali makmur, dan Tumba tumbuh menjadi pemimpin yang dicintai, bukan karena ukuran tubuhnya atau panjang belalainya, melainkan karena hatinya yang besar.
Tamat
0 notes
sasuhkes-blog · 3 months
Text
0 notes
fauqahasan · 2 years
Text
Cerita Inspiratif Kehidupan Nyata Singkat Kisah Sang Ikan Paus
New Articles from Tajuk Kelana https://is.gd/6024VG
Cerita Inspiratif Kehidupan Nyata Singkat Kisah Sang Ikan Paus
Tumblr media
Tajukkelana.com Cerita Inspiratif Kehidupan Nyata Singkat Kisah Sang Ikan Paus – Pernahkan Anda bertanya-tanya bagaimana pelatih ikan paus dan lumba-lumba di Sea World bisa membuat Shamu, paus seberat sembilan ton itu, melompat setinggi 7 meter keluar dari air dan memperagakan berbagai permainan? Mereka membuat si paus melompati lingkaran tali begitu tinggi dari permukaan air, jarak yang tak terbayangkan oleh kita. Ini benar-benar tantangan besar, sebesar tantangan yang Anda dan saya hadapi sebagai orang tua, pelatih, atau manajer. Selengkapnya Kisah Cerita Inspiratif Kehidupan Nyata Dapatkan Anda membayangkan cara khas yang akan dilakukan para manajer bila mereka harus menangani situasi seperti itu?…
See More at https://tajukkelana.com/cerita-inspirasi-kehidupan-nyata-sang-paus/
#CeritaInspiratifKehidupanNyata, #KisahInspiratif, #KisahInspiratifSingkat #BelajardanPendidikan, #TipsMotivasi
1 note · View note
chillinaris · 2 years
Text
Tumblr media
Jangan lupakan jasa baik orang, siapapun dia!
KISAH RAJA, PELAYAN, DAN 10 ANJING
Raja terakhir dari suatu komunitas memiliki sepuluh anjing liar. Dia menggunakan mereka untuk menyiksa dan memakan pelayan pelayannya yang melakukan kesalahan.
Suatu waktu, salah satu pelayannya membuat opini buruk dan raja tidak menyukainya sama sekali. Jadi dia memerintahkan agar pelayan itu harus dilemparkan ke anjing anjing liarnya.
Pelayan itu berkata: "Saya sudah melayani anda selama sepuluh tahun, dan anda melakukan ini padaku? Tolong beri saya sepuluh hari sebelum melemparkan diri saya ke anjing anjing liar itu".
Raja pun mengabulkan permintaannya itu.
Pada hari pertama, pelayan itu mendekati penjaga yang menjaga anjing-anjing dan berkata bahwa ia ingin melayani anjing-anjing itu selama sepuluh hari berikutnya. Penjaga itu bingung, tetapi ia setuju. Dan pelayan itu mendedikasikan dirinya untuk memberi makan anjing-anjing itu; membersihkan mereka, memandikan mereka dan memberikan segala macam kenyamanan bagi mereka.
Ketika sepuluh hari berlalu, raja memerintahkan tentara tentaranya untuk melemparkan pelayannya itu ke dalam kandang anjing-anjing untuk dihukum. Setelah dilemparkan ke dalam kandang, semua orang terkejut melihat anjing-anjing liar itu hanya menjilati kaki si pelayan.
Raja bingung dengan apa yang dilihatnya dan berkata:
"Apa yang terjadi dengan anjing anjingku?"
Pelayan itu menjawab:
"Saya hanya melayani anjing anjing liar ini selama sepuluh hari dan mereka tidak melupakan layanan saya.
Namun, saya sudah melayani anda selama sepuluh tahun dan anda melupakan segala layanan saya dalam kesalahan pertama saya".
Raja menyadari kesalahannya dan memerintahkan agar pelayannya itu dibebaskan.
Didedikasikan untuk semua orang yang melupakan hal-hal baik yang dilakukan oleh seseorang untuk mereka dan begitu orang tersebut melakukan kesalahan, mereka melupakan dan menghukumnya.
3 notes · View notes
retorikadyf · 2 years
Text
Yah, begitulah setidaknya usaha sudah ada terkait untung dan rugi hanya konteks duniawi bukan tujuan dari hasil yang diharapkan🌾
Palembang 23 juli 2022
-Didi Yusup
2 notes · View notes
gubuk-salaf · 3 years
Text
#Memori senja
Di bawah pohon beringin di alun-alun kota Dua insan saling bertukar pikat Duduk bersanding bertukar bingkaian kata Mukanya berseri kemerah-merah mudaan, Tanda bahagia kian meraja Mereka tertawa lepas seolah lupa usia Guratan mata dan keriput wajah tak usah lagi di tanya.
Dua sahabat karib yang telah lama tak jumpa Kembali bercerita kisah mereka di episode belia Mencuri mangga pak qodir, melempari sarang tawon dengan krikil saat usil, berlari mengejar pesawat dengan meneriaki minta uang, Menyumat petasan saat orang-orang sembahyang, mandi telanjang di kali seberang, hingga kisah mereka tentang berebut seorang gadis desa yang jelita
Masa-masa dimana belum mengenal dosa, Selalu ceria dan bahagia melakukan apapun yang disuka, Tak pernah sedih diterka masalah, Tak pernah mengerti apa itu derita, Lagi pula masih belum ada kata cinta dalam kamus mereka. Mungkin hanya hasrat ingin menang sendiri yang ada
Mereka seolah membalikkan masa Memutar balik jarum waktu yang terus berjalan kedepan kembali kedalam zaman yang kini telah usai zaman rambut hitam pekat yang tak sehelaipun beruban Waktu saat tenaga dan semangat masih menjulang bagai kesatria Masa muda yang seru dan menyenangkan Penuh gelak tawa dalam canda ria
Mengingat setiap ruas kejadian tanpa seruas celah yang tertinggalkan Mengenang seluruh kisah mereka tanpa sejengkal pun yang terlupa Memutar ulang tiap kejadian yang sejatinya telah terekam tanpa kamera
Sampai kapan pun mereka tak pernah lupa, karna setiap lembaran- lembaran peristiwa itu telah tergambar jelas dikepala, dan telah tersimpan kuat dalam memori senja yang tersisa.
@irsyaddzul5/8
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
4 notes · View notes
baitkisah · 3 years
Text
Kisah Haru di Tengah Hujan Siang Tadi
Siang hari di kota yogyakarta, saat itu aku sedang dalam perjalanan menuju stasiun untuk membeli tiket dan menjalani pemeriksaan genose. Langit siang itu memang sudah memperlihatkan bahwa hujan akan segera terjun dari langit. Benar saja 5 menit sebelum aku sampai di tujuanku, hujan turun sangat deras.
Akhirnya aku menepi di pelataran sebuah warung pecel di jalan Bhayangkara. setelah kurang lebih hujan menghujam daratan, cahaya matahari masih belum tampak dapat menembus kelabu awan yang menggumpal.
Akupun memutuskan untuk makan di warung pecel tempatku meneduh.
"Bu nasi pecel lauknya telur balado dan teh hangat, makan di sini ya bu".
Oh nggih mba, balas si ibu penjual pecel.
Ketika aku hendak duduk ku lihat seorang ibu baruh baya yang sedang merapikan tumpukan koran di kursi tepat di sampungku, sepertinya itu dagangannya pikirku. Di depannya ada air putih di bungkus plastik dan isinya setengah kosong. Setelah hujan sedikit reda ibu penjual koran tersebut berpamitan dengan ibu penjual pecel,
"Masih hujan loh bu,," cegah penjual pecel tersebut
"Gak apa-apa tinggal gerimis", sautnya
"Saya carikan payung dulu ngeh bu"
Setelah itu yang ibu penjual koran membereskan korannya dan berpamitan.
Ibu penjual pecel menghampiriku dan berkata,
"Padahal anaknya ibu itu punya kontrakan loh mba"
"Oiya bu?" Jawabku sekenanya
"Iya, dia ga mau ikut anaknya soalnya ga mau ngerepoting katanya."
Deg, rasanya aku sedikit tersedak mendengar perkataan ibu penjual pecel.
Aku terdiam sesaat sebelum suapan terakhir di piringku. Rasanya sering sekali mendengar kalimat tersebut khususnya dilontarlan oleh para orang tua.
Aku memang belum tau alasan pastinya mengapa si ibu tidak ingin ikut dengan anaknya, mungkin sang anak sudah memaksa tapi sang ibu masih sanggup untuk berjuang sendiri, atau bagaimana aku tidak terlalu paham. Tapi, entah mengapa rasa iba seakan meremas hatiku ketika membayangkan tubuhnya yang mulai melayu terpapar teriknya matahari atau terguyur hujan yang tiba-tiba datang.
Doa ku seketika melangit untuk semua orang tua hebat yang sudah ikhlas dan kuat mendidik, mengasuh bahkan melindungi buah hati mereka. Yang sekarang sedang bertarung di temani peluh dan air mata. Dan bahkan lupa akan bagaimana rasa sakit karena terlalu sering merasakannya hingga terbiasa dalam luka. Semua lelah mu akan membantumu memasuki pintu syurga manapun, aamiin.
Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhuma kamaa rabbayani shoghira..
-Peluk cium dari jauh untuk kedua orang tuaku.
11 notes · View notes
aisyahriski · 3 years
Text
Fiksi Singkat -#1 Perjalanan yang Bermakna
Seorang pendengar yang baik mencoba melakukan segala hal yang ia rasa positif. Suatu ketika jiwanya tergerak bagaimana yah cara agar bisa menolong banyak orang. Ia pun mulai mencoba dengan melakukan hal-hal kecil. Seperti bangun di pagi hari untuk membereskan rumah walaupun terasa berat dan melelahkan untuk tipe orang yang mageran dan pemalas. Tapi dari kegiatan kecil ini pelan-pelan bisa membantu banyak orang loh, yah yang pertama tentunya membantu diri sendiri dulu. Kemudian membantu orang tua, lalu kemudian membantu orang di sekitar kita. Berupaya bagaimana caranya orang lain bisa mengikuti kegiatan positif yang sedang kita lakukan saat ini dan seterusnya. Contoh lain hal-hal kecil lainnya seperti memberi semangat dan senyuman untuk orang lain yang bekerja, menolong orang yang menyebrang jalan, yang menanyakan alamat, memungut sampah yang berserakan di jalan dan masih banyak lagi hal-hal kecil yang bisa kita lakukan, tak usah banyak bicara tapi lakukan saja. Semua itu adalah untuk menolong orang banyak. heheh
Hingga suatu ketika si pendengar yang baik mendapat panggilan dari seseorang yang sepertinya punya kuasa atau berteman dengan yang berkuasa. Setiap kata demi kata yang terucap olehnya. Si pendengar yang baik merasa tujuan mereka baik. Mereka melakukannya sepertinya untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan. Jadi si pendengar yang baik melakukannya. Selama penjalanan ia menemukan banyak hal, segala hal yang sebenarnya adalah keluhan, banyak sekali keluhan yang sedang dialami banyak orang, khususnya masyarakat kecil. Sampai-sampai air mata si pendengar yang baik terjatuh. Tapi tak ada yang bisa ia lakukan selain memberi semangat kepada mereka dan berusaha agar mereka bisa berpikir positif dengan keadaan yang sedang alami. Hingga suatu ketika si pendengar yang baik baru tersadar bahwa ia sedang dimanfaatkan. Si pendengar yang baik kecewa yang pada akhirnya ia menghentikan kegiatannya itu. Sebuah perjalanan singkat tapi bermakna walaupun banyak kekeliruan yang telah ia alami dan merasa dimanfaatkan. Sebuah perjalanan singkat tapi memberikan makna arti bersyukur dan kesabaran yang sebenarnya.
Si pendengar yang baik, apakah ia masih bisa melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa menolong orang lain? Atau kah berhenti sampai disini? Tak tau mengapa saat ini si pendengar yang baik sedang mengalami sakit, hingga ia sulit untuk bangun dari tempat tidurnya. Ia juga sulit untuk melakukan hal-hal kecil yang biasa ia lakukan tiap hari. Tubuhnya seperti ditusuk-tusuk. Semoga si pendengar yang baik bisa cepat sembuh dari sakitnya.
6 notes · View notes
initial-key · 3 years
Text
MUBAZIR
Paras nan elok
(n) alis tebal, rambut hitam pendek, kumis tipis serta bibir merah. tubuh yang tidak begitu semampai - namun mengundang gairah.
Menyulut sekian mata, memperhatikan setiap langkahnya
Dipanggilnya gadis itu melalui suara berjebah
Dia bertolak, meneruskan langkahnya
"Kau cari apa?" tanya salah seorang
Dalam kerumunan ia menjawab, "seorang yang tulus" kemudian ia pergi meninggalkannya begitu saja
Sementara para bedebah itu tertawa, "kau hanyalah seorang puan yang bodoh!"
Dalam tangisnya yang tertahan, ia terus melangkah
"Kau itu cantik, tapi bodoh. Terima lah kami, mari bersenang-senang"
Seketika ia berbalik,
"SEKALI-PUN AKU TIDAK AKAN MENURUTI KALIAN, WAHAI BEDEBAH. AKAN LEBIH BAIK BILA PARAS CANTIK INI MENJADI MUBAZIR KETIMBANG KALIAN MANFAATKAN UNTUK KESENANGAN KALIAN."
Malang, 23 April 2021
0 notes
ceritasingkat88 · 2 days
Text
Silva4d - "Butiran Ketan, Butiran Harapan"
Tumblr media
Silva4d - Di sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung, hiduplah seorang pemuda bernama Banyu. Banyu bukanlah anak yang lahir dari keluarga berada. Ayahnya seorang petani sederhana, sementara ibunya sudah lama meninggal dunia. Namun, ada satu hal yang diwariskan ibunya yang paling berharga, yaitu resep ketan hitam legendaris yang dikenal dengan nama Ketan Harapan.
Menurut cerita yang diturunkan oleh ibunya, Ketan Harapan bukan sekadar ketan biasa. Ketan itu dipercaya memiliki kekuatan magis yang bisa mengabulkan keinginan siapa pun yang berhasil membuatnya dengan hati tulus. Ibunya pernah berkata, “Jika kamu membuat ketan ini dengan harapan yang murni, alam semesta akan mendengar.” Namun, Banyu tidak pernah percaya sepenuhnya. Baginya, ini hanya dongeng yang dibuat-buat agar semangat hidup tetap terjaga di tengah kesulitan.
Suatu hari, bencana melanda desa mereka. Tanah longsor menghancurkan sebagian besar sawah warga, termasuk sawah milik ayah Banyu. Harapan panen musnah, dan tak ada yang bisa dilakukan kecuali pasrah. Saat itulah ayahnya jatuh sakit karena tekanan mental. Semua penduduk desa kebingungan, dan hidup terasa semakin berat. Banyu, yang biasanya tegar, kini terperangkap dalam keputusasaan.
Sambil memandangi sisa-sisa ketan hitam yang disimpan di lumbung kecilnya, Banyu teringat ucapan ibunya tentang Ketan Harapan. Meski hatinya penuh keraguan, ia memutuskan untuk mencoba membuatnya. Di tengah malam yang sunyi, dengan gemerisik daun bambu yang ditiup angin, Banyu mulai menanak ketan. Dalam prosesnya, ia mencurahkan semua harapan dan doa-doanya—untuk kesehatan ayahnya, untuk desanya yang kembali makmur, dan untuk masa depan yang lebih baik.
Setelah ketan itu matang, Banyu menyajikannya di depan rumah ayahnya. Beberapa tetangga yang melihatnya berkumpul, penasaran dengan aroma wangi ketan yang menggoda. Mereka bertanya-tanya, “Apa yang sedang kamu buat, Banyu?”
Banyu hanya tersenyum, mengundang mereka untuk mencicipinya. Tak ada janji mukjizat, tak ada kata-kata besar. Namun, setelah mereka menyantap ketan itu, sesuatu yang ajaib terjadi. Ayahnya yang lemah tiba-tiba terbatuk pelan dan matanya terbuka. “Banyu?” panggilnya lemah, tapi jelas. Orang-orang di sekeliling Banyu terperangah, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Desa itu perlahan-lahan berubah. Bukan karena ketan itu memiliki kekuatan magis yang langsung mengubah segalanya, tapi karena ketan tersebut membawa harapan dan semangat baru bagi penduduknya. Mereka mulai bekerja bersama, membangun kembali sawah yang rusak, saling membantu satu sama lain. Setiap orang yang mencicipi ketan buatan Banyu merasa seperti ada secercah harapan di tengah kegelapan.
Lama kelamaan, Ketan Harapan Banyu menjadi simbol kekuatan tekad dan kerja keras di desanya. Tidak ada lagi yang berbicara tentang kekuatan magis, tetapi mereka menyadari bahwa kekuatan sesungguhnya berasal dari dalam diri mereka sendiri—dari keberanian untuk berharap dan tidak menyerah pada keadaan.
Ketan hitam itu, walau hanya butiran kecil yang lembut, telah menyatukan seluruh desa. Dan bagi Banyu, dia mengerti sekarang bahwa harapan bukanlah sesuatu yang ajaib, melainkan sesuatu yang harus diperjuangkan. Butiran ketan yang ia masak dengan penuh harapan telah mengubah segalanya, karena di dalamnya tersimpan doa dan cinta yang tulus.
0 notes
penapetualang · 4 years
Text
Aku benar-benar, pernah merasakan kehilangan ....
Ditinggal ketika lagi sayang- sayangnya ....
Semoga kejadian itu tidak akan terulang lagi,
Karna mungkin cintaku melebihi , Cinta kepada Rabbku ...
Maafkan Aku Ya Rabb
29 April 2020
Pekalongan
1 note · View note
senjana-senjaru · 6 years
Text
Ayah, aku rindu pulang.
Sebuah cerita yang disadur dari kisah nyata. Pagi itu segala sesuatu menjadi terlambat ketika penyesalan dan air mata tidak bisa mengembalikan waktu yang ku buang dengan sia-sia. Ayah menghembuskan nafas terakhirnya tanpa memaafkan kesalahanku, sementara selembar kain putih sudah siap mengkafaniku.
Bunga desa, begitulah saapaan yang akrab untukku karena paras cantik dan tubuh bagus yang ku miliki. Setiap kali melewati jalan yang ramai, semua mata tertuju akan wajah dan lenggok gemulai ku, tak jarang bahwa diriku sendiri yang berusaha menunjukan kecantikan tersebut dengan berdandan dan memakai pakaian terbuka hanya karena senang mendapat pujian semata.
Aku tak mengerti kala itu bila cantik yang semula ku kira karunia malah berakhir menjadi fitnah dan malapetaka. Ayah berulang kali memperingatiku untuk menutupi tubuhku dengan hijab, karena kesombonganku maka akhirnya aku berhijab dengan setengah hati tanpa memahami hakikat hijab adalah untuk melindungi diri. Aku masih terus mempercantik diriku dengan segala pernak pernik kenamaan dan perawatan agar menjaga daya tarikku tidak hilang. Sehingga banyak dari mereka yang ingin mendekatiku, maka bujuk rayuan pria sering melenakan ku.
Hingga tiba lah saat hidupku kian hancur atas pilihan yang kubuat. Aku jatuh cinta dengan seorang pria tampan yang berbeda keyakinan agama denganku. Ayah selalu menentang hubungan kami dengan sangat keras, namun aku masih tidak memperdulikannya, aku masih terus mencari cara agar hubungan kami direstui, namun Ayah tetap pada pendiriannya untuk memisahkan kami. Maka aku mulai melepas kembali hijabku didepan Ayah, Ayah semakin murka dan aku memilih pergi darinya. Tidak lama dari kepergianku ku dengar Ayah jatuh sakit, aku kembali pulang dengan mengabarkan pada ayah bahwa aku sudah terlanjur berzina dengannya dan berpindah keyakinan agama dengan harapan Ayah akan merestui kami. Namun kondisi Ayah semakin kritis setelah ucapanku, Ayah bersumpah tidak akan pernah memaafkanku. Tangisku pecah setelah mengucap lantang sumpahnya di hadapanku Ayah pergi untuk selama-lamanya.
Tumblr media
Kepergian Ayah tidak lantas membuatku sadar, aku masih dilenakan dengan gaya hidup yang jauh dari sosok muslimah yang Ayah harapkan. Seiring berjalannya waktu kecantikan ku memudar, satu persatu gigiku tanggal, kulit yang semula ku rawat dengan baik bermunculan kerutan. Tidak ada lagi yang menarik dariku selain hidung mancung dan alis lurus, yang ketika seseorang melihatku pun akan tahu, bahwa aku terlahir cantik namun kini sudah tak lagi menarik. Apa artinya menjadi cantik jika dirimu tidak diperlakukan sebagaimana islam memuliakan seorang wanita. Pada akhirnya pilihan yang ku perjuangkan justru menelantarkanku.saat ini aku bergantung hidup di sebuah panti sosial khusus lansia. Kesendirian di hari tua membuatku sadar, dan diluputi penyesalan mengapa waktu yang kubutuhkan untuk bertaubat begitu lama dan jalan yang begitu jauh. Sesal dan air matapun tak ada artinya ketika banyak hal yang telah ku sia-siakan sebelumnya. Kini di pembaringan ku, terbentang selembar kain putih yang siap membungkus tubuhku. Ayah aku rindu rasanya pulang.
Dara Qodisa x Hijrh. Project
undefined
instagram
3 notes · View notes
trabasanoffical · 2 years
Text
Tumblr media
Saat membicarakan tentang Apple, mungkin tidak akan lepas dari dua orang jenius yang bernama Steve Wozniak dan Steve Jobs. Steve Wozniak merupakan desainer terkemuka dikomputer Apple I dan Apple II bersama Steve Jobs. Ingin tahu kisah Steve Wozniak pendiri Apple Computer hingga mampu mendirikan perusahaan Apple yang saat ini menjadi perusahaan raksasa didunia? Simak kisahnya pada ulasan berikut........
1 note · View note
misnaintan · 2 years
Text
Tentang hidup pasang surut
Kita dilahirkan tidak dapat memilih
Dimana kita akan terlahir, begitupun keluarga.
Kita tidak dapat memilih hari dan waktu kapan kita di lahirkan di dunia ini.
Dan kita tidak dapat memilih rupa seperti apa kita dilahirkan.
Begitupun proses hidup yang kita jalani
Berbagai usaha dan cara telah kita lakukan
Memiliki mimpi yang begitu indah
Dan menyusun rencana yang begitu mulus
Namun sebaik apapun rencana kita.
Ingat ada yang berhak mengatur segalanya.
Semua itu di atur oleh sang kuasa
Ekspektasi yang nyatanya akan tercapai
Dengan ribuan harapan dalam kepala
Dengan harapan orang yang kita cintai
Namun ekpektasi dihancurkan oleh keadaan yang nyatanya tak pernah kita bayangkan.
Belum lagi ocehan mereka yang tak pernah mengerti bagaimana kita bangkit.
Bangkit dari semua masalah diri yang tidak pernah puas akan hasil yang kita peroleh.
Bangkit dari semua ujian yang menghancurkan seluruh harapan.
Hanya kata sabar yang selalu menggeluti.
Sungguh menyakitkan bukan?
Yah.. Inilah hidup
Ada luka ada suka, seperti laut ada pasang ada surut.
Jika tak pasang surut
Laut tidak dapat memperlihatkan seperti apa bentuk dasarnya. Dan segala makhluk yang hidup didasarnya
Begitupun hidup jika tak ada ujian. Kita tidak dapat merasakan nikmatnya kebahagiaan.
Keep your self gyss
Terus bangkit. Jangan pernah letih.
Terserah apa kata mereka.
Because others never know how we rise
1 note · View note
lumiereennoir · 2 years
Text
Perihal manusia baik
Ingin sedikit bercerita tentang malam dimana harga diriku diinjak, pikiran ku direndahkan, dikelumat, dan diruntuhkan dengan cara paling mudah yang tidak pernah aku sangka. Dalangnya adalah Tuhan, aku yakin.
Malam itu aku berdiskusi dengan diri bahwa orang baik yang selalu menang itu hanya ada di film, buku, atau dongeng. Di dunia nyata, yang menang adalah orang jahat yang cerdik dan curang. Dengan begitu, lebih mudah jadi orang jahat daripada orang baik yang lemah dan selalu disakiti, setidaknya, jadi orang jahat itu menyakiti sebelum disakiti.
Diskusi berlanjut dengan seorang sahabat, tentang lebih baik jadi laki-laki jahat yang mempermainkan wanita, daripada jadi laki-laki baik yang selalu disakiti dengan kemampuan mengikhlaskan yang sangat baik.
Dan sampai di kesimpulan bahwa masing-masing dari kita musti jadi laki-laki dan manusia jahat agar tidak diinjak dan disakiti lagi.
Malam itu terpaksa pulang jalan kaki karena satu dua hal. Di tengah perjalanan yang cukup membosankan, datang manusia bernama Maulana, kurus, dekil, seperti manusia baik yang lemah. Dengan senyumnya yang membosankan, dia menawarkan untuk memboncengiku sampai ke rumah. Aku tanya rumah nya dimana, dia cuma jawab, "masih searah kok" Padahal dia tidak tau rumahku dimana. Cukup kebingungan, aku tetap duduk diatas jok motor bututnya itu, sepertinya roda nya agak bengkok karena saking bututnya. Dia cuma anak seumur smk yang tinggal kelas hingga masih duduk di bangku smp. Masih sekolah sembari bekerja.
Sampai dirumah, aku sadar, bahwa Tuhan baru saja menghancurkan argumen ku perihal orang baik dan orang jahat. Hanya dengan mengirimkan Maulana yang datang dari antah berantah untuk mengantar dan menghilangkan perjalanan yang membosankan. Aku yakin setiap manusia punya masalahnya sendiri, punya sakit hatinya sendiri, hingga setiap manusia punya hak untuk menjadi egois. Tapi Maulana adalah pengecualian. Dengan segilintir masalah hidupnya yang dia ceritakan dan asumsi ku bahwa hidupnya sulit, dia menolak untuk egois, menolak untuk mengekspresikan sakit hatinya dengan menjadi acuh. Dia menolak semua argumen ku dengan secuil kebaikan yang dia tunjukan.
Di malam itu, dia adalah pemenang nya. Aku yakin hidupnya akan penuh perjuangan yang sulit, tapi dia akan selalu jadi pemenang nya karena orang sekitarnya yang telah menyicipi sikap nya, akan membuat dia menjadi tokoh utama yang selalu menang hanya dengan menjadi orang baik.
Dengan begitu, segala ilmu yang telah aku telan jadi tak berarti, segala kemampuan berpikir ku jadi tak ada arti. Aku jadi mengerti betul tentang makna menjadi manusia baik, tentang pemenang sesungguhnya dari permainan dunia yang dibuat oleh Tuhan.
Sungguh, aku merasa sangat rendah bila bertemu lagi dengan Maulana. Dia tidak tahu bahwa orang yang dia antar adalah manusia egois yang selalu terjebak di dalam pikirannya sendiri, dan selalu mendapatkan kesimpulan yang keliru tentang dunia.
Sungguh, aku akan belajar banyak dari peristiwa ini. Berharap untuk membalas di lain hari karena dia memberikan pelajaran yang paling berarti. Setidaknya, aku balas kebaikan simpel ini ke orang lain dan aku masukkan dia ke dalam cerita besar dalam hidupku.
1 note · View note