Tumgik
#Hidupmu hidupku
zain012 · 1 year
Text
Tumblr media
2 notes · View notes
nonaabuabu · 5 days
Text
Surat Untukmu
Mas!
Ini surat pertamaku untukmu, dan mungkin akan menjadi satu-satunya.
Aku sudah tahu siapa kamu, seseorang yang kunanti hadirnya bertahun-tahun sudah. Yang belum aku tahu adalah, apakah kelak Tuhan berbaik hati menali kita dalam kisah yang kuinginkan.
Saat pertama kali kau hadir di hidupku, aku begitu terganggu. Kau terlalu banyak bicara, berkomentar dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya. Tapi mungkin karena itu aku jadi memperhatikan, sambil gusar dalam dada “siapa sih dia?”
Kesalahanku, seharusnya tak mencari tahu. Seharusnya aku tetap tak melihat pada kedalaman hidupmu. Tidak butuh waktu lama untuk membuatku terpesona dengan bagaimana kau berpikir, bicara, bersikap juga tertawa. Meski aku tahu seberapa biasa bagimu menjadi demikian, dan aku tahu pula ada yang harus aku hentikan sebab tahu kemana muaranya.
Tapi Mas, kenapa kau tetap menyapa dengan senyum sumringah? Tak bisakah kau menduga bahwa ada jiwa kesepian yang kesenangan dengan apa yang kau lakukan? Tak bisakah kau menganggap aku tiada seperti ribuan jiwa lainnya?
Aku tak ingin menjadikanmu tokoh dalam sajak yang berisi makian. Aku tak mau Mas.
Kamu biarlah kata yang selalu aku baca, biarlah gambar yang selalu kulihat, biarlah suara yang selalu kudengar. Itu kenapa aku bentangkan ribuan jarak, menutup semua kemungkinan, agar aku tak mati dalam angan.
Namun jika aku boleh meminta, Mas, berhentilah menjadi laki-laki yang kuinginkan. Aku lelah mempertanyakan bagaimana engkau yang begitu jauh dari defenisiku soal cinta hadir sebagai manfestasi cinta itu sendiri.
Sudah kulihat hidupmu yang jauh dari hingar bingar hidupku. Sudah aku tahu ketidakmungkinan itu. Bisakah kita untuk tak pernah bersinggungan lagi, Mas?
Bahkan jika di kehidupan selanjutnya, mari untuk tak bertemu di kebetulan mana saja. Aku tak ingin meminta kemustahilan kepada Tuhan. Sebab aku tahu, bukan perempuan seperti aku yang kau inginkan.
56 notes · View notes
tuanpoetry · 2 months
Text
nalu eşara maryam
6.15 pm
22/07/2024
Tumblr media
bagaimana kamu tahu bahwa bara api adalah bara api?
bagaimana tubuhnya tersusun dari banyak senyawa membara yang terus menerus membakar dirinya agar hidup bagi yang membutuhkannya?
meskipun ia tahu ketika ia terbakar dan dipergunakan saat seseorang menginginkannya, ia masih tetap sedia membakar dirinya hingga habis, padahal keperluan itu sama sekali bukan untuknya.
hanya manusia itu yang akan merasakan manfaat dari dirinya.
dan kamu adalah salah satu orang yang mengaku bahwa manusia yang paling kau sayangi adalah dirimu sendiri?
sedangkan satu-satunya manusia yang paling tidak aku sayangi adalah diriku sendiri.
aku rela membakar diriku demi orang lain yang membutuhkanku tanpa memikirkan aku senang melakukannya atau tidak.
aku akan sedia mengoyak-ngoyak nadiku sendiri, hal yang paling dekat denganku untuk memberikan kehidupan pada orang lain.
dan seandainya pun kau mengatakan kau mencintai aku melebihi dirimu sendiri, aku akan tetap melakukan hal yang sama berulang-ulang kali demi membunuhmu juga.
jika di dunia ini masih hanya tentang bagaimana kau ingin mendapatkan yang kau mau, kau tak perlu repot meminta Tuhan untuk merayuku.
aku selalu memberikan sebelum kau meminta.
menelan semua rasa sakit sendirian bukan hal yang sulit bagiku mengingat hidupku sudah penuh dengan darah yang malu aku tumpahkan di bumi ini.
malu sekali aku menunjukkan semua yang aku rasakan kepada manusia, yang selalu hanya memikirkan bagaimana hal-hal harus terjadi sesuai yang ia inginkan.
bagaimana ia akan mampu meraih sesuatu yang sangat ia yakini bahwa itu akan membuatnya lebih hidup.
aku, jantung dunia ini.
aku, si pemilik semesta ini.
aku, adalah ratu lautan yang bebas itu.
mengambil jantungku sendiri lalu memberikan kepada yang ingin merasakan bagaimana rasanya hidup, bukanlah hal sulit bagiku.
tapi, apa arti dari keberadaan dirimu sendiri?
apa arti dari hidupmu yang kau jalani?
rambutku yang terurai panjang habis dimakan oleh pikiranku sendiri.
agar tidak tampak menyedihkan, aku mewarnainya dengan darah yang senantiasa kutumpahkan bagi manusia yang meminta perasaan bahagia, seolah itu adalah warna yang paling kusukai.
telinga yang selalu mendengar kata cinta ini, kuhias dengan perhiasan yang aku suka, aku lubangi dan akan bertambah seiring semakin banyak yang harus aku dengar.
kulubangi agar angin senang menyapu hal-hal dusta.
tubuhku yang mungil ini, sanggup menerima nanar-nanar luka yang sudah busuk dan bernanah untuk memikirkan bagaimana untuk membahagiakan semua?
semua butuh bahagia, semua butuh memberi makan egonya sendiri.
hidungku terluka setiap kali mecium kebohongan yang dilakukan untuk sekedar mendapatkan perhatianku. memanipulasi perasaan agar terlihat tulus bagiku tapi masih berani mengakui bahwa mereka mencintaiku.
jiwa siapa yang sedang sakit saat ini?
mereka yang menyatakan bahwa aku keistimewaan satu-satunya yang mereka punya,
tapi tidak bisa menerima hal-hal yang berbeda di dalam diriku.
menguntai kata-kata bahwa aku ini yang perlu diperbaiki, tapi tidak ada yang bertanya siapa yang membuatku seperti ini? apa yang telah kulalui saat tubuhku memilih hidup di dunia ini?
kau harus tahu, tiap-tiap yang kusentuh akan memiliki jiwa yang kupilih sendiri.
tapi tidak termasuk jiwa yang aku punya.
kupastikan saat aku hilang nanti, jiwa-jiwa yang sudah kuberi tidak akan ikut bersamaku.
jika ada yang sangat kau sukai di dalam diriku, ambil saja, sebab aku tidak peduli sama sekali.
untuk hal-hal yang membuatku bahagia,
episodenya tidak pernah ada tersedia di dunia ini.
karena cinta untukku tidak pernah tersedia di dunia ini.
20 notes · View notes
langitawaan · 10 months
Text
182.
Na, aku pulang. Ku dengar kau pun masih mendiami kota kecil ini bersama keluarga kecilmu. Di sepanjang jalan menuju rumah ingatan tentang dua remaja yang percaya bahwa mereka akan bersama selamanya membuatku tersenyum getir.
Betapa naifnya aku dulu. Aku yakin bahwa kau tidak akan pernah meninggalkanku meski aku berulang kali melakukan kesalahan dan kecerobohan yang sama. Aku percaya bahwa pintu maaf darimu akan terus terbuka untukku.
Aku terlupa bahwa setiap kali kesalahan itu ku lakukan bersama itu juga rasamu kepadaku semakin berkurang dan aku belum siap untuk kehilangan saat tiba-tiba kau ucapkan kalimat perpisahan.
Na, bagaimana? Apa dia mau mendengarkan 20 Ribu kata milikmu dalam sehari? Apa dia bisa memahami marahmu kesalmu, diammu, sedihmu juga ketidakjelasanmu dalam berbagai hal? Apa dia sudi menenggelamkan egonya untuk membahagiakanmu? Apa dia memang sebuah pilihan yang tidak akan kau sesali di masa depan?
Banyak sekali kekhawatiranku tentang dia yang kau pilih untuk mendampingi seumur hidupmu. Bisakah ia memperlakukanmu sebaik aku dulu? Sebaik apa ia sampai keberuntungan berpihak padanya untuk mempersuntingmu?
Aku tidak bisa marah pada takdir. Sebab jikapun waktu bisa ku putar kembali pada masa itu aku tetaplah seorang yang belum bisa untuk memberimu jawaban akan seperti apa kita ke depan. Aku hanya pecundang. Aku tidak ingin kau dimiliki oleh siapapun tetapi aku juga belum bisa untuk mengikatmu dengan janji terikat.
Bersamaku jalanmu menjadi berantakan, sebagian mimpimu harus kau kubur hanya demi bisa sejajar berdiri di sampingku. Kau bahkan rela berjalan mundur untuk bersamaku. Aku saja yang tidak punya malu dan kurang bersyukur akan kehadiranmu.
Na kepergianmu adalah pukulan telak untuk hidupku. Ku kira kau akan terus menemaniku bagaimana pun kenakalan yang ku lakukan dengan atau tanpa sepengetahuanmu. Kini di sisa usiaku pernah ditemani dan diterima apa adanya olehmu adalah hadiah terbaik untukku walau aku terlambat menyadari itu.
Na..., aku hampir tiba. Mobil yang ku tumpangi sedikit lagi berhenti di depan pagar rumah. Ku lihat senyum Ibu juga lambaian tangan Ayah di sebalik jendela mobil. Kali ini, kepulanganku begitu sunyi. Aku mati rasa dan merasa begitu hampa.
Na, jika memang kau tak pernah lagi merindukanku paling tidak pernahkah kau mengingatku barang sedetik? Seperti aku saat ini.
Na, maafkan kebodohanku kala itu dan semoga kebahagiaan selalu menyertai hidupmu.
Bbu, 18.20 | 22 November 2023.
55 notes · View notes
dinata22 · 3 months
Text
Kau sudah merelakanku bukan?
Aku berpura-pura untuk terlihat bahagia dan menikmati semua hal agar kau lebih mudah untuk melupakanku.
Aku berpura-pura menikmati hidupku agar kau lebih mudah untuk melakukan apapun.
Aku berpura-pura untuk hal apapun dalam hidupku saat ini, aku berpura pura sudah melupakanmu, aku berpura-pura sudah mengikhlaskanmu, aku berpura-pura untuk terlihat baik baik saja, cepatlah untuk merelakanku.
Aku ingin kau bahagia, aku ingin kau menemukan seseorang, seseorang yang memberikan semua hal yang tak pernah bisa aku berikan kepada engkau, aku ingin kau menemukan tujuan hidupmu kedepannya.
Biarkan aku, mati dalam kepura-puraanku, terbunuh dan tertebas dengan semua hal dipikiran dan hatiku.
Aku akan selalu meletakan kebahagiaanmu di atas kebahagiaanku, doaku akan selalu tertuju untukmu.
Aku mencintaimu, dan akan selalu seperti itu.
Aku akan berkelana jauh hingga aku tidak akan bisa kau temui.
Aku akan menjadi bayanganmu yang akan melindungimu dalam doa dan hal-hal lainnya.
Aku mencintaimu.
17 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 years
Text
Jauh Mataku Memandang Hidupku Sendiri
Kembali ke masa lalu, beberapa tahun yang lalu. Saat hidup tak seberat hari ini, saat bahagia mudah sekali untuk didapati. Saat begitu besar mimpi-mimpi, yakin seyakin-yakinnya jika nanti semua itu akan terjadi.
Kudapati diriku di masa-masa itu, hatinya yang penuh dengan rasa. Asanya yang tertancap kuat dalam genggaman tangan dan tatap mata. Asa yang bersinar-sinar terpancar dari tatap mata yang penuh keyakinan, bahwa di masa yang akan datang, semua mimpi ini akan jadi nyata. Dengan orang yang aku tahu siapa. 
Tapi semua itu menguap tak bersisa. Aku menatap jam dinding yang lambat berdetak. Jalanan di balik kaca yang begitu sesak tak bergerak. Seperti langkahku yang tersekat, terhambat, bahkan tak mampu melampaui keberanianku sendiri, seperti kala itu.
Aku menciut, tenggelam, tak menyisakan ruang untuk orang lain mengenalku. Karena aku begitu takut menjelaskan siapa aku, menjelaskan keadaanku.
Aku ingin sekali bertemu lagi denganmu. Bersahabat denganmu, masuk dalam lingkaran pertemananmu saat ini yang aku tahu takkan pernah berlainan nilai denganku. Aku ingin bisa lagi berbicara denganmu, seperti dulu. Aku ingin sekali tahu, bagaimana kamu bisa sejauh itu. Padahal dulu kita pernah sama sama kalah oleh keadaan. Tapi kamu bertahan, apa yang kamu pikirkan saat sepatah-patahnya waktu itu?
Kamu tidak berubah, prasangkaku benar. Kamu memang seperti apa yang kupikirkan. Apakah masih ada ruang dalam hidupmu untuk menampungku dari masa lalu? (c)kurniawangunadi
312 notes · View notes
mnurulwathoni · 1 year
Text
Teruntuk seseorang yang akan kutemani kelak dalam kehalalan,sejauh hidup yang telah kutempuh, serumit kisah hidup
yang aku sendiripun sempat tak percaya
entah aku bisa melewatinya atau tidak,
oleh karna itu apa kau tau? nanti, engkau akan menjadi sosok yang sangat berharga dalam hidupku. Karna sejujurnya aku sudah banyak bertemu dengan seseorang yang Allah tidak takdirkan untuk aku mempertanggung jawabkan hidupnya.
Memang banyak cara tuhan untuk mendewasakan, perihal jodoh adalah salah satunya, dan teruntuk orang-orang yang yang telah berhasil menautkan cinta
diatas kehalalan kepada orang yang memang telah lama kau inginkan, bukankah itu adalah satu hal yang akan kau syukuri sepanjang hidupmu? Karna banyak sekali yang gagal bersanding dengan pilihan hatinya,
dan memang begitulah jodoh itu bekerja.
Dan teruntuk kamu yang masih berjibaku,
tidak apa-apa jika saat ini kau hanya mampu memeluk erat harapmu sendiri
nikmati hal-hal sulit yang sudah terlanjur mengunjungimu,
Kadang sesuatu itu akan memiliki nilai lebih manakala ia didampingi dengan
kesulitan tapi percayalah setelahnya pasti akan ada kemudahan.
Semoga ada kekuatan untukmu, semoga dengan kesulitan menjadikanmu lebih bijaksana dan lebih mengerti hidup. Selamat berusaha, semoga segera menemukan bahagia.
SUDUT PANDANG JILID 2
93 notes · View notes
yasirmukhtar · 1 year
Text
Apa yang Harus Aku Lakukan dengan Hidupku?
Katakanlah orang-orang di sekitarmu sudah menemukan perannya dalam hidup ini.
Sementara itu, kamu masih bingung apa yang mesti kamu lakukan dengan hidupmu sendiri.
Kamu resah, gelisah. Kamu ingin bergerak, tapi bingung harus mulai dari mana.
Apa yang bisa kamu lakukan?
Cari masalah yang dirasakan orang-orang di sekelilingmu yang bisa kamu selesaikan dengan kemampuanmu saat ini. Mungkin ada adik kelas yang merantau untuk kuliah dan butuh bimbingan, sementara kamu sudah melalui semua itu. Mungkin ada teman yang ingin mengurangi anggaran makan tapi sama sekali ngga bisa masak, sementara kamu bisa masak. Tidak harus masalah seseorang yang kita kenal. Kita bisa temukan masalah orang-orang di Twitter, forum Telegram, grup Facebook, dan banyak lagi.
Tawarkan sebuah jawaban atau solusi. Tidak perlu sesuatu yang komprehensif, canggih, atau sempurna, tapi sebisa mungkin tepat menjawab permasalahan. Bisa jadi sebuah utas di Twitter, sebuah postingan di Instagram, sebuah sesi konsultasi 1:1 secara online, sebuah video sederhana yang kamu unggah ke Youtube, atau dengan cara dan medium lainnya.
Pastikan kamu mendistribusikan jawaban atau solusi itu ke orang-orang yang tepat, yaitu mereka yang merasakan masalah yang ingin kamu selesaikan. Kalau kamu tahu persis siapa saja orang yang merasakan masalah yang sudah kamu temukan, bicaralah dengan mereka. Kalau kamu belum tahu siapa yang akan mendapat manfaat dari jawaban atau solusi kamu, mau tidak mau kamu harus meningkatkan discoverability kamu dengan memproduksi konten secara terus menerus.
Amati bagaimana orang lain merespon, khususnya mereka yang merasakan masalah tersebut. Apa reaksi yang muncul dari solusi yang kamu tawarkan? Apakah ada yang bertanya lebih jauh? Atau masih diabaikan? Kalau diabaikan, apa asumsi kamu sehingga tawaran solusi kamu diabaikan? Apakah karena solusi tersebut tidak menjawab masalah? Apakah karena kamu belum menyampaikannya kepada orang-orang yang tepat? Atau apa? Kalau direspon positif, apa yang orang-orang inginkan lebih jauh? Apa yang bisa kamu lakukan untuk membantu mereka dengan lebih optimal? Di sini kamu sedang mencari feedback. Feedback positif maupun negatif sama-sama berharga. Jangan takut dengan penolakan.
Iterasi jawaban atau tawaran solusi kamu berdasarkan apa yang kamu pelajari. Gali lebih dalam permasalahan yang ingin kamu selesaikan. Ekspansi jawaban atau solusi yang bisa kamu tawarkan. Di sinilah biasanya kita merasakan dorongan untuk belajar lebih jauh lagi.
Langkah-langkah ini diadaptasi dari framework design thinking yang lazim digunakan oleh perusahaan teknologi.
Saya sendiri sering mempraktikannya secara intensional dalam konteks profesional, namun secara unintentional dalam konteks personal.
Semoga menjadi pemantik dan titik awal bagi teman-teman yang sedang mencari jawaban, "Apa yang harus aku lakukan dengan hidupku?".
104 notes · View notes
msabl · 2 months
Text
perlahan tapi pasti. perjalanan melupakanmu semakin jelas ingin aku tinggalkan, walaupun aku masih belum tau apa yang akan aku hadapi. walaupun bayang-bayang tawaku karena tingkah anehmu masih saja mengiringi. tapi aku tidak bisa terus begini kan?
kamu melanjutkan hidupmu tanpa mengingatku, tapi disini aku sendiri mengingatmu. diamlah disitu, jangan bergerak maju, apalagi kembali menyapaku. biar aku mampu melanjutkan hidupku tanpa bantuan darimu.
9 notes · View notes
anitadhyana · 2 months
Text
Halo, lama tidak menyapa.
Bagaimana kabarmu? Aku, baik-baik saja. Sigh. Mungkin. Hehe.
Kamu tahu hal paling lucu yang terjadi dalam hidupku akhir-akhir ini? Aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku sudah tidak menyukaimu, tapi kamu diam-diam menyelinap hadir dalam mimpiku. Tidak hanya sekali! Lucu, kan? Aku terlalu malu tertangkap basah oleh hati kecilku sendiri bahwa aku masih merindukanmu.
Aku membuka lembaran demi lembaran buku tentang tafsir mimpi. Berseluncur dalam pencarian internet tentang makna sebuah mimpi. Aku berharap ada sesatu yang menjelaskan bahwa mimpiku itu bukan hanya aku yang punya.
Haha, ternyata aku terlalu banyak berharap dan masih berharap. Aku harap kamu juga merasakan hal yang sama. Juga berharap kamu setidaknya sedikit saja merindukanku di sana.
Aku tidak tahu pada siapa hati ini berlabuh, jika ternyata saat ini kamu dalam pelukan orang lain. Aku masih egois memintamu setidaknya sedikit saja mengingat aku hadir dalam hidupmu. Walau hanya sebagai teman sebangku dalam kelas, aku harap kamu mengingatku dengan senyuman tulusku.
Aku tidak bisa apa-apa. Melihatmu dari sosial media saja aku tak mampu. Aku bahkan tak memiliki nomor pribadimu. Aku takut jika suatu malam aku akan menggila karena terlalu merindukanmu, aku tiba-tiba menghubungimu. Aku terlalu takut jika aku membunuh empatiku dan bersikap egois padamu. Pula, ketakutanku jika akhirnya melihatmu bersanding dengan penuh senyuman menawanmu itu dengan seseorang yang juga aku kenali. Aku takut.
Setidaknya, sudah 6 tahun terlewati. Aku kira waktu perlahan akan menghapusmu tanpa kusadari. Aku pun menjalani hidupku dengan bahagia terlupa oleh sosokmu. Sesekali, walau sesekali ingatan itu hadir, aku menepisnya. Aku kira aku terbiasa. Tapi semua terbalikkan ketika malam menyelimutiku perlahan. Sunyi yang menyekapku dalam bunga tidur, seolah mengolok-olok isi hatiku paling dalam. Mungkin kesunyian itu mengerti tentang perasaan hati yang disekap oleh pikiran. Sang sunyi tahu, padahal sudah disembunyikan rapi oleh pikiran dan wajah yang selalu bahagia. Ada satu laci dalam hatiku yang tidak pernah dibuka dan tidak ingin dibuka. Sebuah laci kenangan dan rasa bahagia saat bersamamu kala itu. Sebuah laci yang sengaja dikunci rapat agar dia tak leluar lagi seenaknya.
Namun malam ini, kesunyian ini memintaku dengan lembut untuk membuka laci itu kembali. Memintaku untuk melepas semua isi didalamnya. Merasakan kembali bagaimana indahnya hati yang meletup-letup saat bertatap mata denganmu, salah tingkah ketika berbicara denganmu, berpaling saat kamu menatapku balik.
Aku mulai mengenang semua itu lagi, malam ini. Aku tak ingin membohongi perasaanku lagi, lewat mimpi-mimpiku, bahwa aku masih menyukaimu. Entah apa itu cinta, setidaknya aku membenarkan bahwa aku ingin melihatmu malam ini.
Memang benar, cara terbaik bukan melupakan, tapi merelakan. Aku bukan sekedar pengecut yang sudah menyerah tanpa bertindak, karena nyatanya sudah melingkar cincin di jari manismu saat ini. Lebih baik pengecut dari pada menjadi wanita brengsek yang mengakui cinta pada pria dalam pelukan wanita lain.
Sekiranya malam ini, aku bisa menetralkan jiwaku dan pikirku. Untuk bisa meikhlaskanmu. Aku hanya menerima dan mengakui, aku merindukanmu.
Aku berharap, aku bisa menemukan seseorang yang lebih aku rindukan suatu saat nanti dari pada dirimu saat ini. Aku hanya tersesat sesaat dalam ruang yang aku buat.
Selamat malam.
Dan semoga kali ini kamu tak memaksa masuk dalam mimpiku lagi.
ND.01.37.240731
12 notes · View notes
adikabayu · 2 months
Text
Babak Baru Dalam Hidup
Tumblr media
Hai, kawan-kawan. Sudah lama rasanya tidak menulis.
Beberapa bulan terakhir aku memang sejenak fokus pada hidupku, pasalnya, aku sedang menjalani babak baru dalam hidup. Satu bulan ini, aku mendapati hal-hal baru dengan tekanan yang sesekali tak kuasa kutahan. Aku menghabiskan waktu bepergian ke luar kota, 3 kota dalam satu bulan. Rasanya sangat runyam, namun kalau itu adalah jalan yang paling baik yang bisa kulalui, aku takkan pernah berhenti sekali pun.
Mungkin aku tak bisa menjelaskan bagian-bagiannya. Namun bukankah hidup memiliki banyak babak baru? Karena itu, aku harap kalian sudah terbayang babak baru apa yang baru saja aku mulai.
Sangat cepat, semuanya begitu cepat. Bahkan untuk memetik waktu luang takkan sanggup, dunia memintaku untuk tergesa-gesa dan mengejar semuanya. Dan karena ini baru saja dimulai, aku tidak mau hasilnya ditentukan oleh kegagalan.
Sekarang, aku memulai hidupku di ujung Indonesia, pulau yang tak pernah sekali pun terbesit dalam hidupku jika aku akan tinggal di sini, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Aku mencoba meninggalkan kenyamananku di kota sebelumnya, dan mengais nasib di sini. Kota yang tak pernah aku pelajari budayanya, peluangnya, dan kenyamanan kotanya. Tapi daripada aku mencoba menyamankan diri sendiri, kupikir akan lebih baik jika yang tersemat dalam pikiranku adalah bagaimana aku bisa menggapai semua impian di babak baruku ini.
Kawan-kawan, aku hanya ingin mengatakan. Sesekali dalam hidupmu, cobalah untuk mengambil keputusan berat, sekalipun harus meninggalkan kenyamananmu, orang-orang terdekatmu, pergilah dengan niat untuk memperbaiki hidup. Maka itulah perjalanan, yang kelak menaikkan nilai dari dirimu. Rasakan tekanan-tekanan yang datang, dan rasakan bagaimana kebahagiaan hadir tatkala tekanan itu mampu kau lewati.
7 notes · View notes
coffilosofia · 7 months
Text
SAUDADE
Aku melihat siang tengah menemui penghujung usianya. Di kejauhan tampak senja menyapa sang cakrawala dengan manja. Semburat biru ungu dan jingga saling menarik dan bertumbuk memecah dalam gurat-gurat warna baru. Tiba-tiba langit menggelap tanpa petanda, yang sesegera hujan menumpahkan seluruh airmata pada bumi yang gersang akan keping kerinduan, padamu.
Didekap deras rintiknya, aku mengayunkan langkah menyusuri jalan pulang yang dulu pernah kulalui bersamamu. Masih lekat dalam ingatan, jemari yang saling menggenggam, senyum yang saling merengkuh dan hati yang bersetubuh. Ujung-ujung bibirku naik perlahan, sesegera menyunggingkan kehangatan.
Aku melintasi kembali kenangan-kenangan yang menetap pada buncah-buncah yang terdalam. Entah itu damainya pelukmu atau lekat tatapmu yang mampu melampaui asa-asa jiwa yang tersembunyi. Hanya engkau yang mampu mendedah segala emosi diri yang pernah sebegitu terkekang angkuh logikaku. Aku lupa memberinya nama, rasa itu.
Aku menyadari aku tak lagi merasakan kehilangan yang pernah nyaman menemani sisi-sisi hati. Pedih yang dulu pernah membelenggu tangisku, menderu-deru bak kisaran angin yang mengoyak ketenangan batin.
Engkau tak lagi bisa membersamai. Tenanglah hidupmu disana dengannya. Demimu aku akan merayakannya; takdir yang bergenta-genta. Aku pun menemukan diriku dalam kedamaian menawan yang aku kesulitan untuk menjabarkan. Apa yang engkau tinggalkan akan teguh terjaga tak tergugat oleh ruang, jarak atau niskala sang waktu.
Tak mengapa, aku kini bisa leluasa memelukmu dalam doa serta serpih-serpih yang tersisa dari kita saja. Lara tak lagi membekukan luka. Ia menuntunku penuh kelembutan pada apa yang pernah singgah dalam satu masa hidupku; ketenteraman mencintaimu.
14 notes · View notes
nabihakuliah · 6 months
Text
day 2&3
baru banget bisa nulis ini di jam 23.54, beneran 6 menit sebelum masuk ke day 3, apaan deh nab. tapi gpp kita harus usahain sebisa kita:) dan karena sepertinya aku telat mulainya, jadi hari ini kita nulis dua prompt
prompt 2: apa ibadah andalanmu pada Ramadan ini?
apa yah, hmm. tapi kayaknya, tilawah? soalnya pengen seriusin dan khatam yah setidaknya. karena alhamdulillah tahun ini ga ujian di ramadhan jadi masih lumayan santai (semoga).
dan sepertinya do'a? karena ramadhan itu beneran tempat untuk berdo'a gitu ya. kebetulan saat ini saya banyak banget do;anya jadi mau memperbanyak do'a, inshaAllah.
prompt 3: apakah ada momen dalam hidupmu yang membuatmu merasa perjalanan menyembuhkan dirimu dengan sadar dimulai? momen apa? apa kegiatan healing favoritmu?
apa ya, sepertinya jawabannya membaca. ga tau kenapa, pernah suatu hari lagi berat-beratnya (dan lupa banget beratnya kenapa). terus lagi cari bacaan di gramdig, akhirnya mutusin buat baca Polaris Musim Dingin. inget banget mulainya sudah hampir tengah malam, ternyata page turner sampai hampir dini hari. tapi kali ini baca bukunya sambil nangis-nangis karena rasanya relate sama cerita di sana, meskipun ga sesedih itu juga. tapi, banyak perkataan-perkataan yang disebutkan kayak memvalidasi kesulitan yang lagi aku lalui dan berasa punya "teman" bahwa kesulitan itu beneran ada, dan kita bisa seharusnya melewatinya, inshaAllah. banyak banget kata-kata yang aku highlight-in sampai aku langsung excited chat nisa untuk laporin bukunya bagus banget?
enggak cuma malam itu sih, tapi rasanya, hidup selalu ada harapan kalau sedang baca buku. kayak, aku mau hidup lebih lama untuk menghabiskan buku-buku yang belum aku baca. aku merasa tidak perlu berpikir dan melakukan usaha yang berat ketika membaca. aku serasa menyerahkan hidupku kepada tulisan di setiap buku dan kemana mereka akan membawaku, asli. ga tau kenapa se-sentimental ini sama buku, hehe. berasa healing ya setiap baca buku itu. terus kalau ketemu teman yang suka baca buku kayak langsung mendapat energi baru.
jadi throwback dikit waktu ketemu nisa setelah sekian lama ga ketemu. malam itu kami nginap bareng di kamar asrama haji untuk nemenin nje di malam sebelum pernikahannya. terus kami ngobrol-ngobrol, akhirnya saling taulah kalau kami suka baca buku. terus saling liatin akun goodreads langsung TERIAK-TERIAK. literally teriak kayak, AAKKKK aku ketemu temen baca bukuuu ... sejak saat itu chat kami hidup hampir setiap hari. akhirnya ga cuma bahas buku tapi pertemanannya jadi seru bangetT?
dari situ selalu semangat baca buku. jadi berasa punya kehidupan baru, anw terima kasih nisa<3 may our friendship last forever
(ssttt, kami punya impian setidaknya pasangan kami nanti juga suka baca buku!!)
cc: @prawitamutia
11 notes · View notes
kata-renjana · 11 months
Text
Dear Stalker.
Aku belum tahu seberapa menarik diriku untuk dicari-cari.
Dari seluruh kelemahanku, aku berterimakasih padamu karena seluruh perhatian yang kamu tujukan kepadaku.
Karena hal hal sepertimu, aku menjadi tahu seberapa menarik hidupku (yang tidak menarik ini) untuk dijalani.
Tapi, tolong jangan terlalu berekspektasi tentang aku, aku tak seistimewa itu.
Aku hanya manusia biasa yang sedang berusaha mencari kebahagiaan dari hal-hal kecil, mungkin kamu juga (bukankah begitu?)
Dear stalker, terkadang hidup orang lain terlihat menyenangkan dan menarik bukan? bukan seperti hidup kita yang menyedihkan ya?
Itu kenapa kita selalu berusaha untuk melihat dan penasaran dengan indahnya hidup orang lain.
Tapi percayalah, kamu tidak sendiri; aku pun sama. Hidup tidak selalu menarik dan menyenangkan hanya saja itu tidak ku tampilkan di sosial mediaku ini.
Apapun itu, semoga kamu bahagia, dan cintai hidupmu.
20 notes · View notes
sehabisterang · 1 year
Text
Aku lelah. Rasanya udah kayak hilang arah. Banyak banget banget banget banget banget tekanan akhir-akhir ini. Nggak punya temen buat diceritain. Cuma punya diri sendiri. Diri sendiri emang paling baik sekaligus yang paling jahat, kadang-kadang.
Contohnya: Di pikiran aku, liat kehidupan orang lain bukannya tambah semangat tapi kadang malah tambah down, orang lain udah bisa ini itu, sedangkan aku? Rasanya aku terlalu slow ngejalanin ini semua. Usia udah mau seperempat abad, tapi berbagai cita-cita kayak semakin jauh buat digapai.
Anyway, aku harap semoga semuanya baik-baik aja. Hidupku, hidupmu. Semoga kita tetap bisa meyakinkan diri bahwa segala sesuatu itu baik. Kadang prasangka kita kayak ngedahuluin taqdir. Tau-tau hidup ada surprise yang nggak terduga. Surprisenya bisa bikin bahagia atau sedih, itu tergantung darimana kita punya cara pandang.
27 notes · View notes
nonaabuabu · 1 year
Text
Untuk Mas Bhumi
Tumblr media
sebuah fiksi
Mas, kemarin ayah kamu telpon. Katanya ingin ketemu, ada projek yang mau dibahas. Tidak mungkin aku tolak kan, beliau yang sudah banyak membantu selama masa pendidikanku di kota ini.
Sebelum makan siang, aku mendatangi kantor beliau, karena waktu kosongku hanya jam itu. Banyak yang harus aku selesaikan di laboratorium. Tapi sepertinya pembahasan itu tak hanya soal projek yang ingin beliau kerjakan, makan siang kami juga tentang kamu.
Beliau menceritakan betapa suram hidupmu setelah pertemuan terakhir kita. Betapa kamu menjadi sosok yang kehilangan setelah kita sepakat bahwa tak akan ada apa-apa di antara kita. Betapa linglung kamu menghadapi kehidupanmu kini.
Mas, kenapa kamu tak pernah jelaskan kepada kedua orang tuamu alasan kenapa akhirnya kita tidak bisa bersama?
Mas, aku lelah menghadapi ini terus. Sebelum ayahmu, ibumu sudah menemuiku, begitu juga dengan mbak Wulan. Belum lagi teman-teman, baik temanmu juga temanku, yang meski tak pernah bertanya secara langsung tapi selalu memberikan pertanyaan tersirat, kenapa aku menolakmu.
Mas, tolong jelaskan kepada mereka persis seperti yang kamu jelaskan padaku. Katakan juga bagian di mana kamu mungkin tidak akan pernah mencintaiku.
Mas, jangan jadikan aku antagonis dalam ceritamu, sekalipun itu bukan peran utama. Tolong bicara agar semua orang berhenti mempertanyakan, seolah aku menakar begitu tinggi kriteria untuk mendampingiku kelak.
Atau aku harus memberi tahu mereka? Kamu yang tak pernah bangun dari masa lalu. Kamu yang masih menyimpan nama yang entah di mana sekarang. Kamu yang tak pernah yakin bahwa aku bisa membuatmu merasa cukup. Ah sudahlah, aku juga tak ingin menjadikanmu tokoh antagonis dalam hidupku.
Bagaimanapun juga, kamu adalah laki-laki yang pernah aku cintai dengan rasa hormat. Kamu tetaplah laki-laki yang pernah kuminta kepada Tuhan untuk menjadi pendampingku selamanya. Meski pada akhirnya, setipis apapun jarak antara kita, cinta tak pernah menjadi kesempatan yang kamu beri kepada kita.
Mas, pesanku ini saja. Aku tahu kamu tak akan membiarkan hidupku lebih rumit. Tolong beritahu mereka mas, aku tidak menolakmu. Hanya saja aku tak bersedia menikahi seseorang yang masih terjebak di masa lalu.
Sekali saja, jujurlah kepada orang-orang di sekitarmu. Jangan biarkan mereka berpikir, bahwa akulah perempuan yang kau cintai sedemikian hebat itu.
...
29 notes · View notes