#GoenawanMohamad
Explore tagged Tumblr posts
Photo
Sudah berapa lebaran kita lewati, jalani? Lebaran mengulang sesuatu yang lama. Lebaran juga membukakan sesuatu yang baru, baru sama sekali. Dan tiap lebaran berlangsung, kita menyaksikan itu, entah hanya sekedar menyaksikan atau malah kita pun adalah bagian tertentu dari yang kita saksikan, di luar sana. Namun, kini kita telah tiba di lebaran. Selamat lebaran. https://mohamadchori.com/lebaran/ #lebaran #puisi #goenawanmohamad #kwatrin #sangkanparaningdumadi #manusia #poci #ateis #agama #kepercayaan #fana https://www.instagram.com/p/B1Av-c4JokI/?igshid=htzoadergqhh
#lebaran#puisi#goenawanmohamad#kwatrin#sangkanparaningdumadi#manusia#poci#ateis#agama#kepercayaan#fana
1 note
·
View note
Text
Review : On God and Other Unfinished Things oleh Goenawan Mohamad
Judul : On God and Other Unfinished Things
Penulis : Goenawan Mohamad
Translasi Bahasa : Laksmi Pamuntjak dan penulis
Desain Buku : Arcaya Manikotama
Penerbit : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
“ If there is a religion that makes an enemy out of poetry, it is only because it forgets that poetry is also a prayer of sorts. “
Buku “ On God and Other Unfinished Things ” atau dalam Bahasa Indonesia “ Tuhan dan Hal - Hal Yang Tak Selesai ” adalah buku kumpulan esai oleh Goenawan Mohamad.
~
Dalam karya ini, tulisan Goenawan Mohamad berisi perenungan - perenungan yang menyentuh; beberapa dari tulisan dalam karya ini akan membuat para pembaca bertanya, justru pada diri mereka sendiri dan bukan pada orang lain, mengenai hal - hal terdalam dari pemikiran dan perasaan orang - orang mengenai Tuhan dan agama. Tetapi seolah tidak ada kesimpulan tertentu yang tertulis tebal - tebal di dalam esai - esai ini, dan jikapun ada, semuanya kembali pada fakta bahwa esai - esai ini bersifat seperti perenungan.
Penulisan Goenawan Mohamad sangat berkesan bagi para pembaca, karena perenungan yang tercipta dan menjadi dasar dari tulisan - tulisan dalam karya ini seolah berkait erat dengan sudut pandang seorang pengamat; yaitu seorang manusia yang mengamati, merenungkan, dan akhirnya menuliskan yang ia amati dan renungkan.
Saya membaca karya ini untuk pertama kali tahun lalu, dalam sebuah liburan tahun baru; di tahun itu saya tengah mengamati beberapa aspek dalam kehidupan dan pemikiran saya, dan tulisan dalam karya ini membawa saya secara sederhana pada suatu tahap pengungkapan diri di mana setiap pertanyaan dan pengamatan tidak ditunjukkan sebagai perlawanan atau kekerasan, tetapi dengan sederhana seolah berkata, “ Inilah sesuatu yang terlintas dalam benak saya atau pengamatan saya, dan di sini saya menjabarkannya. “
Gaya penulisan karya ini yang bertipografi seperti puisi seolah senada dengan tema karya ini.
Berikut adalah beberapa kutipan yang bagi saya sangat berkesan dalam karya milik Goenawan Mohamad ini :
“ Wouldn’t she at least have thought, or have asked herself, why is that thing ( the moon ), so resplendent, up there, in the dark sky ? Why is she, a human being, here - in the middle of the universe, underneath the vastness that is the sky ? “
“ Nobody knows where one’s words will rest, land, be made into part of somebody else’s vocabulary. Maybe because they preserve their unrecognized silence. Words are penumbras. They consist of life and death. “
“ I do think everything is possible. God creates. He does not design. “
2 notes
·
View notes
Video
youtube
#BillWilson#GoenawanMohamad#WilliamWPurkey#citation#top#quotes#inspiration#success#best#motivation#ApoorveDubey#AbrahamVerghese#JeanetteWinterson#PeterLopezJr
3 notes
·
View notes
Photo
Buku ini berisi banyak catatan dan permenungan GM terkait teologis dengan caranya yang khas. Beragam isu sosial dan kemanusiaan menjadi titik reflektifnya. Duka dan nestapa menjadi perihal khusus membuat GM memaparkan sejumlah hal baik yang tekstual hingga yang profan. Tampaknya segalanya mengarah ke dimensi yang sama. GM melihat adanya hubungan keburukan, kekejian, dan bencana dengan Tuhan dan desainnya yang adil. Goenawan Mohamad, debu, duka, dsb, Sebuah Pertimbangan Anti-Theodise, Esai, Yogyakarta, Mata Bangsa, Agustus 2019, 188 hlm, 90.000 #GoenawanMohamad #debudukadsb #MataBangsa (di Jual Buku Sastra-JBS) https://www.instagram.com/p/Cg4RonAB55y/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo
The Blindfolded Queen By Goenawan Mohamad Original Bahasa Inggris Kondisi Mulus, Baru, Disegel Harga : Rp. 75.000 (Belum termasuk ongkir) #originalnovel #theblindfoldedqueen #goenawanmohamad #rahayubooks #novelonline https://www.instagram.com/p/CFRM29oAacE/?igshid=7rk5t4eixup4
0 notes
Photo
Reposted from @warungdialektika 💚 . Follow terus @warungdialektika Tag & mention kita jika ingin repost ya. Untuk merchandise dari warung dialektika silahkan follow @katalog_dialektika . . #jokpin #wijithukul #emhaainunnajib #mbahnun #jokopinurbo #sujiwotejo #goenawanmohamad #tempo #majalahtempo #indonesia #sastra #quotes #kutipan #puisi #sajak #caknun #sujiwotejo #jancuk #gusmus #wijitukul #tanmalaka #ean #pluralisme #nursamadkamba #najwashihab #gusdur #wsrendra #sapardidjokodamono #pramoedyaanantatoerquote https://www.instagram.com/p/B_7vl81nt4q/?igshid=927fvmiuthxu
#jokpin#wijithukul#emhaainunnajib#mbahnun#jokopinurbo#sujiwotejo#goenawanmohamad#tempo#majalahtempo#indonesia#sastra#quotes#kutipan#puisi#sajak#caknun#jancuk#gusmus#wijitukul#tanmalaka#ean#pluralisme#nursamadkamba#najwashihab#gusdur#wsrendra#sapardidjokodamono#pramoedyaanantatoerquote
1 note
·
View note
Video
instagram
#AriReda #SuaradariJauh #GKJ #23Maret2017 #puisi #goenawanmohamad #musikalisasipuisi #musik #music #poetry
1 note
·
View note
Quote
Pagi: lampu-lampu Edison padam, ketika cahaya lain melewat dahan-dahan. Yang baru datang itu karunia. Yang baru mati itu komoditas.
- GM, dalam "Pagi dan Hal-hal yang Dipungut Kembali".
1 note
·
View note
Text
(REVIEW BUKU) Surti + Tiga Sawunggaling: Kala GM Menulis Novel
Sebuah ruang dengan dua permukaan.
Di atas tampak sebuah katil tertutup kain. Di bawah: Sebuah gawangan dengan bandul, selembar mori dua kacu yang sudah sebagian batik, sebuah dingklik, sebuah wajan di atas anglo, sebuah tepas. Selembar taplak. Beberapa canting. Sebuah bangku.
Di latar belakang bisa ditambahkan layar, tempat diproyeksikan satu atau beberapa foto hitam-putih, dari tahun 1945-an. Atau tak perlu apa-apa.
Perempuan itu 33 tahun. Namanya Surti. Sendiri.
Bunyi kecrek.
Demikian Goenawan Mohamad memulai naskah drama berjudul Surti dan Tiga Sawunggaling. Setelah setting cerita di atas, selanjutnya kita baca monolog si tokoh Surti:
"Saya ingin bercerita panjang. Saya hanya bisa melakukannya jika saya sendirian, seperti sekarang, ketika rumah kosong."
Bandingkan dengan awal novel Surti + Tiga Sawunggaling yang juga ditulis pria yang akrab disapa GM ini.
Degayu, akhir Juli, 1947.
Enam belas hari sejak musuh menduduki kota kami—dan suara tembakan terdengar hampir tiap malam –sembilan kali sudah suamiku menghilang dari rumah. Selalu menjelang dini hari. Aku akan mencari mimpi, katanya.
Sama-sama menggambarkan setting cerita, tapi beda. Di novel hanya cukup diterangkan nama kota tempat cerita terjadi dan tahun kejadian (sekitar masa Agresi Militer Belanda pertama).
Lantas meloncat ke monolog si tokoh (Surti), yang juga menjelaskan suasana lebih detil (kota yang 16 hari dikepung musuh dan suami yang pergi dari rumah).
Bedanya lagi, novel tak perlu menjelaskan properti yang diperlukan di panggung sebagaimana naskah teater.
Surti dan Tiga Sawunggaling dan Surti + Tiga Sawunggaling sejatinya cerita yang sama. Digubah orang yang sama, Goenawan Mohamad. Bedanya, yang pakai “dan” berwujud naskah drama monolog, yang pakai “+” (plus) berwujud novel.
Pun di naskah drama diperlukan “bunyi kecrek” untuk pergantian babak cerita. Novel tak butuh itu.
Beda Naskah Drama dan Novel
Naskah drama Surti aslinya ditulis GM tahun 2008. Naskah itu dibukukan setahun kemudian bersama dua naskah teaternya yang lain dalam kumpulan lakon Tan Malaka dan Dua Lakon Lain (2009, Kata Kita). Pertanyaannya lalu, apa yang beda antara naskah drama dengan novel?
Menovelkan naskah teater bukan hal luar biasa dalam khasanah sastra kita. Motinggo Boesje menovelkan naskah komedinya Barabah (1961). Putu Wijaya menulis naskah Bila Malam Bertambah Malam pada 1965 dan terbit sebagai novel tahun 1971.
Maka, di sini, pertanyaan yang lebih tepat diajukan adalah, kenapa cerita yang sama harus disampaikan dalam dua medium yang berbeda?
Novel Bila Malam Bertambah Malam bisa jadi contoh. Tema besar novel bersetting Bali tersebut berkisah tentang tatanan lama yang telah melapuk melawan nilai-nilai lama yang tengah mekar.
Untuk menggambarkan konflik itu bentuk drama hanya asyik dinikmati ketika ditonton secara langsung. Saat naskahnya dibaca, perang batin tokoh-tokohnya boleh jadi tak muncul. Lain halnya ketika dinovelkan. Suasana batin tokoh dituliskan pengarang, membantu imajinasi pembaca.
Begitu pula tampaknya yang terjadi pada Surti versi novel. Di permukaan, memang hampir semua isi naskah drama dipindahkan ke dalam novel. Hingga sepintas membuat orang yang sudah baca/nonton dramanya berujar, tak ada yang baru dari ceritanya.
Di naskah drama dan novel kita bertemu Surti yang bermonolog sambil membatik, melukis tiga burung Sawunggaling, sejenis burung mitos, yang ia beri nama masing-masing Anjani, Baria, dan Cawir.
A-B-C, agar mudah diingat. Ia mengisahkan tentang suaminya yang sering pergi di malam hari, bilang untuk mencari mimpi.
Sang suami, Jen, seorang gerilyawan akhirnya tewas ditembak serdadu Belanda. Untuk menghibur diri, Surti membatik. Sambil membatik tersebut, dikatakan Surti, tiga burung Sawunggaling keluar dari kain, terbang dan bercerita padanya apa yang terjadi pada suaminya selama menghilang mencari mimpi.
Versi novel memberi beberapa kelokan cerita yang absen di naskah drama. Ada beberapa tokoh tambahan yang kian menegaskan latar masa itu. Versi novel lebih kompleks. Kita bertemu cerita sampingan tentang orang yang dibunuh dengan keji karena dituduh mata-mata. Atau juga cerita guru sekolah yang selingkuh dengan ibu kosnya.
Di sini kelihatan, masa yang kita kira penuh heroisme melawan penjajah itu, ternyata tak beda dengan zaman edan lainnya atau zaman di masa kita hidup. Serdadu Belanda bukan musuh satu-satunya. Di zaman itu, kita juga saling bunuh sesama saudara.
Cerita sampingan itu tak asyik bila dimonologkan di panggung minimalis dengan seorang aktris bercerita sendirian. Paling tepat memang dibayangkan di kepala pembaca novel. Maknanya bakal lebih meresap dalam benak.
Novel di Usia 77
Pada titik itu kita bisa memaklumi kenapa Goenawan Mohamad atau GM menovelkan cerita lama alih-alih menggubah kisah yang sama sekali baru.
Ia memang punya pesan baru yang hendak disampaikan pada pembaca baru, mereka yang menganggap zaman itu penuh heroisme maupun mereka yang dulu hanya membaca naskah dramanya, tanpa menangkap pesan tersebut.
Memang ada perasaan gamang saat membaca novel ini, terutama bagi yang sudah membaca naskah dramanya. Apalagi dikatakan di biografi singkat penulis di ujung buku, di usia 77, GM menulis novel pertama.
Tak ayal terbit tanya, novel pertama seniman gayek serba bisa yang telah membuat ratusan puisi dan ribuan esai adalah daur ulang naskah dramanya sendiri? Jawaban untuk pertanyaan itu adalah, kenapa tidak? Tidak ada yang salah dari langkah kreatif yang ditulis GM ini. Terlebih, Surti + Tiga Sawunggaling bukan novel picisan.
Novel ini disusun bak puisi. Tidak ada tanda petik pertanda kepingan dialog tokoh-tokohnya. Kalimat dipenggal seperti bait-bait puisi. Ah, mungkin ini bukan novel, tapi sebuah puisi panjang yang me-novel.
Apapun itu, karya GM yang langka ini patut dibaca setiap pecinta sastra. *
Link asli: https://www.gramedia.com/blog/review-buku-surti-tiga-sawunggaling-kala-gm-goenawan-mohamad-menulis-novel/
0 notes
Text
Disebut Lengserkan Amien Rais untuk Menyerang Prabowo, Ini Kata Goenawan Mohamad
Liputanviral - Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Goenawan Mohamad, membantah pernyataan Politikus PKS Fahri Hamzah yang menyebut jika dirinya hanya ingin menyerang capres Prabowo Subianto dengan cara menyingkirkan Amien Rais. "Untuk menyerang Prabowo, kenapa harus pakai jalan menyerang Amien Rais?," kata Goenawan kepada Liputan6.com, Rabu (26/12/2018). "Saya tidak sedang main bola sodok," ungkap Goenawan. Goenawan menegaskan, alasan para pendiri PAN meminta Amien Rais mundur karena dia tak bisa merawat PAN, sehingga membuat partai pimpinan Zulkifli Hasan itu, terancam tak meraih ambang batas parlemen atau parlementary threshold. "Karena melihat AR tak merawat PAN dari perpecahan dan kemerosotan. Partai ini yang didirikan dengan semangat demokratis, terancam tak mencapai threshold," kata Goenawan. Dia menyebut, Amien Rais yang seharusnya bisa menjaga PAN, justru menjadikan partainya terisolir dan mati gagasan. "Tak ada sumbangan pikiran PAN bagi masa depan Indonesia. Padahal platform PAN waktu didirikan adalah sebuah gagasan ke masa depan bangsa," pungkasnya.
Kata PAN
Wakil Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan, Goenawan Mohamad cs adalah pendiri PAN yang sudah lama tidak aktif dan tidak punya akar di partai. "Selain daripada itu, mereka adalah pendukung paslon yang tidak diusung oleh DPP PAN," kata Eddy melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Rabu (26/12/2018). Eddy memilih mengabaikan desakan Amien Rais mundur yang dilayangkan GM dan kawan-kawan. "Saya pastikan seluruh kader PAN solid dalam menjalankan instruksi ketua umum untuk memenangkan kontestasi Pemilu dan Pilpres 2019," tutur Eddy. Dia meminta seluruh pihak di dalam tubuh PAN untuk menjaga keutuhan partai dan tidak membuat suasana keruh, sehingga timbul persepsi bahwa PAN rapuh di dalam. "PAN tetap solid dan tidak ada perpecahan di internal partai," tegas Eddy. Meski demikian, PAN tetap menghormati pandangan politik dan sikap GM dan kawan-kawan dalam menyampaikan keinginannya untuk meminta Amien Rais mundur dari kursi PAN. "Kami menghormati posisi mereka yang menulis surat tersebut, tapi kita meminta mereka menghormati posisi kami di DPP PAN yang solid mendukung Pak Amien Rais," kata Eddy. Read the full article
0 notes
Photo
#goenawanmohamad #catatanpinggir #majalahtempo
0 notes
Photo
Buku Dari Sinai sampai Al-Ghazali ini menghimpun esai-esai panjang Goenawan Mohamad yang berisi telaah, renungan, tafsir, sanggahan, dan percakapan sang penulis tentang para pemikir yang merentang mulai Marx hingga Al-Ghazali, Plato hingga Driyarkara, Nietzsche hingga Baldwin. Pokok pergumulan dalam percakapan Goenawan di antaranya adalah ihwal identitas, filsafat dan laku, agama dan politik: tema-tema utama zaman kita. Ditulis dengan tenang tapi penuh gairah, saling silang antara keanggunan bahasa puisi dengan keketatan argumentasi, antara risalah dan kisah, bentangan khazanah sini dan sana. Alhasil, membacanya Anda harus terus awas dan konsentrasi: kalau tidak, Anda bisa tersesat di keluasan cakrawalanya. Goenawan Mohamad, Dari Sinai Sampai Al-Ghazali, Filsafat, Yogyakarta, Diva Press, Sept 2021, 212 hlm, 85.000 #GoenawanMohamad #DariSinaiSampaiAlGhazali #Filsafat #DivaPress #KatalogJBS https://www.instagram.com/p/CUHepcYtNHf/?utm_medium=tumblr
0 notes
Photo
CATATAN PINGGIR 2 Kumpulan Catatan Pinggir di Majalah Tempo September 1981-Desember 1985 #GoenawanMohamad #PusatDatadamAnalisa #Tempo 2012 cet. 2 xxx + 810 hlm Baru, segel 💰 Rp. 85.000 . 📌 Pemesanan DM @hindiabooks | fb.me/hindiabooks | WA +62-896-2225-3005 . #catatanpinggir #catatanpinggir2 #caping #gm #buku #bukubekas #bukulawas #malam #bacabuku #ngopi #malam #hujan #diskusi #bukulangka #hindiabooks 🐤
#bukubekas#catatanpinggir2#pusatdatadamanalisa#gm#catatanpinggir#buku#bacabuku#diskusi#tempo#bukulangka#caping#goenawanmohamad#bukulawas#hujan#hindiabooks#malam#ngopi
0 notes
Photo
Reposted from @warungdialektika (@get_regrann) - 💚 . Follow terus @warungdialektika Tag & mention kita jika ingin repost ya. Untuk merchandise dari warung dialektika silahkan follow @katalog_dialektika . . #jokpin #wijithukul #emhaainunnajib #mbahnun #jokopinurbo #sujiwotejo #goenawanmohamad #tempo #majalahtempo #indonesia #sastra #quotes #kutipan #puisi #sajak #caknun #sujiwotejo #jancuk #gusmus #wijitukul #tanmalaka #ean #pluralisme #nursamadkamba #najwashihab #gusdur #wsrendra #sapardidjokodamono #pramoedyaanantatoerquote https://www.instagram.com/p/B5M7Ex3HcfL/?igshid=1k6dn5sw2c3bm
#jokpin#wijithukul#emhaainunnajib#mbahnun#jokopinurbo#sujiwotejo#goenawanmohamad#tempo#majalahtempo#indonesia#sastra#quotes#kutipan#puisi#sajak#caknun#jancuk#gusmus#wijitukul#tanmalaka#ean#pluralisme#nursamadkamba#najwashihab#gusdur#wsrendra#sapardidjokodamono#pramoedyaanantatoerquote
0 notes
Photo
. ... Pada Masa Intoleransi >> Rp. 120.000 . Sebagai sastrawan, Goenawan Mohamad juga memberikan ceramah, kuliah, atau sambutan dalam beberapa acara kebudayaan, juga di beberapa universitas, di dalam dan di luar negeri. Buku ini merupakan kumpulan teks-teks presentasi itu—diantaranya berupa terjemahan dari bahasa Inggris. Goenawan kini ikut mengelola Komunitas Salihara, yang menyelenggarakan pertunjukan teater, tari, musik, sastra dan seni rupa—di samping program kuliah filsafat dan kelas penulisan dan seni peran. Sebelum Komunitas Salihara, ia aktif di Komunitas Utan Kayu yang sampai hari ini masih terus dengan program-program ukuran kecil. Ia juga terus menulis. Kumpulan esai pendeknya, Catatan Pinggir, sudah mencapai 12 jilid. Lakonnya yang terbaru, Amangkurat, dipentaskan di Teater Salihara Juli 2017, tepat pada usia ke-76 penulisnya. Buku esainya yang akan segera terbit: Si Majenun dan Sayid Hamid, sebuah percakapan tentang Don Quijote, novel Miguel de Cervantes—yang direncanakan akan diluncurkan bersama terbitnya terjemahan lengkap karya besar itu ke dalam bahasa Indonesia. . WA / LINE : 085640654073 . #goenawanmohamad #padamasaintoleransi #jualbuku #tokobukuonlineyogyakarta #tokobukuonlineterpercaya
0 notes
Photo
Harga 50K. Minat?? Hubungi wa/sms/telepon ke 08562716596 atau 081226351004 . . #buku #bukucaknun #caknun #fatwatukangbecak #bukufatwatukangbecak #arswendoatmowiloto #putuwijaya #goenawanmohamad #bukureligi #bukuislami #bukuislamik #bukuagama #bukuagamaislam #book #bookstagram #booklovers #bukukeren #bukubagus #bukubestseller #bukumurah #bukumurahmeriah #bukularis #bukubagusmurah
#bukuislami#bukubagusmurah#fatwatukangbecak#bukufatwatukangbecak#bukumurah#bukuagamaislam#goenawanmohamad#book#bukuislamik#caknun#booklovers#bukuagama#putuwijaya#bukumurahmeriah#buku#bukukeren#bookstagram#bukubagus#bukucaknun#bukureligi#bukubestseller#arswendoatmowiloto#bukularis
0 notes