#wijithukul

[suarasifat]

Kepada penyair pelo, wiji

Lihatlah Wiji, Rakyat sudah seringkali pergi Sesaat setelah penguasa berpidato Meski sudah hati-hati Kendati begitu rakyat tidak pernah asa

Lihatlah wiji, Syairmu tidak pernah hilang Tidak pernah redup Juga tidak pernah ditelan masa Perlawanan-mu abadi Dan yang dilawan olehmu juga sama abadinya

Rakyat tidak lagi ber bisik-bisik, Justru malah bisa berisik Meski sebagian nya dibuat cadel oleh kebijakan Sebab membicarakan masalahnya sendiri Namun para penguasa itu memang tidak pernah terima dan tidak mahu mendengar.

Meski rakyat sudah banyak yang mengeluh Para penguasa tidak paham gasat, Dan mereka tidak ingin di bantah, Rakyat sudah terancam.

Namun, Rakyat tetap berpegang teguh katamu,

"Apabila usul ditolak tanpa ditimbang Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan Dituduh subversif dan mengganggu keamanan Maka hanya ada satu kata: lawan!"

Kepada penyair pelo, Meski ragamu entah dimana, namamu abadi dalam setiap malam-malam perlawanan.

Selamat terus bertambah usia muda. Jika aku sipon, aku akan berkata "Aku mencintaimu dengan berani dan penuh kesadaran" Jika ingin (sudah) pulang, pulanglah dengan tenang.

Senin, 26 Agustus 2024

#wijithukul #HAM

[sofarajadingin]

Day #2 Nyanyian Akar Rumput

Buku pertama yang saya baca di tahun 2022 adalah sebuah buku puisi karya Wiji Thukul. Mungkin di era sekarang sedikit orang yang tau siapa beliau. Beliau adalah seorang aktivis di tahun 90-an yang hilang di tahun 1998. Sampai sekarang kita tidak tau kemana Wiji Thukul hilang apakah diculik atau entahlah banyak sekali aktivis2 yang hilang pada tahun 1998.

Puisi yang ada pada buku ini menjelaskan tentang ketimpangan sosial terutama kaum buruh yang sering mendapatkan ketidakadilan mulai dari upah murah, jaminan keselamatan kerja, kemiskinan dan berbagai macam masalah lain. Lalu ada juga represi aparat yang membredel kebebasan berpendapat dan berserikat apalahi latar dari puisi yang ditulis Wiji Thukul disini berada di zama Orde Baru yang kelam dimana masyarakat tidak bisa dengan bebas berpendapat terutama mengkritik pemerintah karena mengkritik saja bisa dianggap mengganggu kestabilan nasional.

Lalu bagaimana sekarang, apakah kita sudah bisa berpendapat dengan bebas ? Berita baiknya sudah dan bahkan dilindungi oleh undang-undang yang dibuat setelah tahun 1998 dan kalau aku riset lebih dalam lagi sebenarnya di UUD ada pasal yang mengatakan setiap orang bebas berpendapat adn berserikat tapi entah kenapa di Orde Baru malah sebaliknya maka aku tidak terlalu berharap dengan undang undang tersebut. Bahkan, kalau kamu berpendapat di Internet atau di media sosial dan jika pendapatmu itu bertentangan dengan pendapat orang yang berkuasa, siap-siap kamu diserang bahkan di doxing oleh buzzer bayaran yang kita sendiri gak tau siapa yang ada dibelakangnya.

Lantas apa benar kita sudah bebas berpendapat ?

Entahlah.

Yang jelas perjuangan Wiji Thukul melawan ketimpangan sosial dan ketidak adilan masih terus berlanjut.

A Luta Continua.

[hellofitr]

para jenderal marah-marah⁣ ⁣ (BAGIAN 15)⁣ ⁣ ayo main tebakan!⁣ ⁣ dia raja⁣ tapi tanpa mahkota⁣ punya pabrik, punya istana⁣ coba tebak siapa dia?⁣ dia adalah aku!⁣ ⁣ dia kaya⁣ keluarganya punya saham di mana-mana⁣ tapi negaranya rangking tiga⁣ paling korup di dunia⁣ coba tebak siapa dia?⁣ dia adalah aku!⁣ ⁣ dia tua⁣ tapi ingin tetap berkuasa⁣ tak boleh ada calon lain⁣ selain dia⁣ kalau marah⁣ mengarahkan angkatan bersenjata⁣ rakyat kecil yang tak bersalah ditembak jidat⁣ coba tebak siapa dia?⁣ dia adalah aku!⁣ ⁣ dia sakti⁣ tapi pasti mati⁣ meski seakan tak bisa mati⁣ coba tebak siapa dia?⁣ dia adalah aku!⁣ ⁣ siapa aku?⁣ aku adalah diktator⁣ yang tak bisa tidur nyenyak!⁣ ⁣ [nyanyian akar rumput, hal. 228-229]⁣ ⁣ catatan:⁣ sejarah sering mencatat rezim yang selalu berusaha menghapus ingatan kolektif masyarakatnya untuk melanggengkan tirani. di sini sastrawan harus ambil bagian melawan. saat tirani melupakan, tugas sastrawan adalah mengingatkan. wiji thukul tahu itu, ia mencatat peristiwa penindasan dalam sejarah melalui sajak-sajaknya. sebuah kejahatan akan tampak belang di hadapan ingatan dan sekarang, kami (INDONESIA) sedang mengulang apa yang dulu terjadi di zaman wiji thukul (?) ⁣ 📷 by pinterest⁣ ⁣ #nyanyianakarrumput #wijithukul #istirahatlahkatakata https://www.instagram.com/p/BQQYUZvFbWZ/?igshid=956he8xrn8ze

[jeffreywibisono]

View this post on Instagram

A post shared by Jeffrey Wibisono V. (@akumotivationalinspirator)

Pancasila—ideologi pemersatu bangsa Indonesia, ideologi hasil konsensus bersama bapak pendiri bangsa. Bung Karno, sang penggali Pancasila, ada mengatakan dalam Kursus Pancasila pada Juni 1958 bahwa boodschap (pesan) yang diberikan sejarah kepada kita memanglah persatuan—mempersatukan segenap tenaga bukan saja untuk menumbangkan imperialisme (musuh kita yang tulen), tetapi juga untuk mempertahankan negara yang kita dirikan dan yang hendak ditumbangkan kembali oleh imperialisme itu. Maka berhubung dengan itulah, kata Bung Karno, timbul pertanyaan kepada segenap rakyat Indonesia, tatkala rakyat Indonesia hendak meng­adakan kemerdekaan nasional, apakah negara yang hendak didiri­kan itu harus diberi satu dasar yang di atas dasar itu segenap rakyat Indonesia dipersatupadukan, apa tidak? Dan jawabnya ialah: ya, perlu dasar yang demikian itu, dasar pemersatu daripada segenap rakyat Indonesia. Dan dasar itu ialah Pancasila. 74 tahun kemudian, dasar pemersatu itu masih kita perlukan. Pusaka itu masih kita warisi hingga sekarang. Tapi kita bertanya: semangat persatuan yang ditanamkan bapak pendiri bangsa, sikap mementingkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, jiwa besar yang membunuh segala penyakit hati dan sentimen, nyala api yang telah dihidupkan sejak abad yang lalu itu— adakah ia turut kita warisi pula? Adalah tugas kita untuk menjawab dalam diri masing-masing. Dan kita tidak menjawabnya melainkan dengan perbuatan. . . .Reposted from @presidensukarno (@get_regrann) . #soekarno #bungkarno #soeharto #jokowi #prabowo #indonesia #tanmalaka #saringsebelumsharing #pramoedyaanantatoer #jalaludinrumi #wijithukul #puisi #irsoekarno #sukarno #soehokgie #quotesoftheday #sastraindonesia #damaiindonesiaku #antihoax #nasionalisme #visualjalanan #cintadamai #wikipuisi #bhinekatunggalika #rawatpancasila #jagapancasila #jagaperdamaian #generasiantihoax #bijakbersosmed #Jasmerah #harilahirpancasila https://www.instagram.com/p/B2vAWKWgtyJ/?igshid=144l4veq35svq

[sarahkeeltjes]

Rest in Peace 

[kadaryanto97]

Seri Pahlawan Letjen Oerip Soemohardjo Penulis : Drs.Amrin Imran Penerbit : Angkasa Bandung ISBN : 978-979-3311-12-9 Tahun : 2010 Edisi Revisi Tebal : vi + 72 halaman Berat : 94 gram Ukuran : 14.5 x 21 cm ORIGINAL Harga Rp. 27.600 #pahlawan #indonesia #pahlawanindonesia #haripahlawan #pahlawanrevolusi #sejarah #pahlawannasional #merdeka #soekarno #tanmalaka #letjenoeripsoemohardjo #november #marsinah #wijithukul #spki #agustus #mahasiswa #aktivis #menolaklupa #tolakomnibuslaw #novelbaswedan #sejarahindonesia #munirsaidthalib #pancasila #jakarta #matanajwa #nkri #mositidakpercaya #bali #suararakyat https://www.instagram.com/p/CcIqPe2poCO/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[khzainularifin]

Reposted from @warungdialektika Panjang umur idealisme pemuda-pemudi. Repost dari @bysoehokgie Foto dari @tempodotco . Follow terus @warungdialektika Tag & mention kita jika ingin repost ya. . . #jasonranti #wijithukul #emhaainunnajib #jokopinurbo #sujiwotejo #fiersabesari #najwashihab #danilla #sastra #quotes #kutipan #puisi #sajak #caknun #sujiwotejo #jancuk #danilla #tanmalaka #sarkas #pluralisme #buku #gusdur #wsrendra #sapardidjokodamono #pramoedyaanantatoer #bacaajadulu https://www.instagram.com/p/CVfoYz4PPH_/?utm_medium=tumblr

[nastarbantet]

[missyoubodoh]

View this post on Instagram

A post shared by BODOH (@missyoubodoh)

BLUES UNTUK MUNIR #KeadilanUntukSemua #Kemanusiaan #SeptemberHitam #SeptemberHitam2021 #MenolakLupa #MelawanLupa #MerawatIngatan #MunirSaidThalib #aktivisham #aktivis98 #pejuangham #pembelaham #pahlawandemokrasi #pahlawanreformasi #pahlawanburuh #Marsinah #wijithukul #SalimKancil #missyoubodoh #blues #bluesindonesia #TragediTanjungPriok #TragediTanjungPriok1984 #TragediSemanggi2 #ReformasiDikorupsi #pelanggaranham #panjangumurperjuangan #panjangumurperlawanan [S E P T E M B E R H I TA M] https://www.instagram.com/p/CTjtQIaH_EL/?utm_medium=tumblr

[mirzayusuf]

Masihkah Kau Membutuhkan Perumpamaan?

Waktu aku di geladak kapal di tengah Laut Jawa bersama para TKW dari Malaysia pulang hendak berlebaran di kampungnya ingin aku menulis puisi dengan pembukaan: hidup ini sepert laut dan aku ini penumpang yang … tapi apakah hidupku ini masih butuh perumpamaan

Waktu aku hendak ke Yogya lewat Ponorogo Jatisrono terus Wonogiri dan di Pracimoloyo mampir mandi di mata air bersama satu-satunya untuk beberapa desa waktu naik bis umum bersama penduduk yang membawa ember kain baju cucian berkilo-kilo meterjarak rumah ke mata air akan bertanya-tanya masihkah aku membutuhkan perumpamaan untuk mengungkapkan ini?

Waktu mataku ditendang tentara dalam pemogokan buruh dalam hati aku bilang mereka lebih ganas dari serigala tapi aku masih ragu apakah perumpamaan ini kupahami

Waktu aku jadi buronan politik karena bergabung dengan Partai Rakyat Demokratik namaku diumumkan di koran-koran rumahku digrebek – biniku diteror dipanggil Koramil diinterogasi diintimidasi (anakku –4 th—melihatnya!) masihkah kau membutuhkan perumpamaan untuk mengatakan : AKU TIDAK MERDEKA

WIJI THUKUL Jakarta, 1 Nopember 1997

-

Tertohok diri ini membaca puisi dari Wiji yang menginspirasi. Bukankah jutaan perumpamaan itu malah membelenggu mu? Menganalogi kehidupan, menafsirkan hal yang cocok atas kehidupan yang sedang dijalani, padahal kita sama-sama faham bahwa kehidupan akan berubah-ubah, pun dengan pehamaman kita tentang kehidupan. Apakah ketika analogi yang awal kita percayai sudah tidak relevan, ia pun ikut berubah? Bukankah ‘analogi’ adalah suatu bentuk cacat logika?

 Jadi,                                                                                                        Masihkah kau membutuhkan perumpamaan atas kehidupan?  

[althclothbdg-blog]

View this post on Instagram

A post shared by Kaos Tokoh Buku (@althclothbdg)

Selamat Hari Puisi Nasional, telat, gpp. 😂 . . . #selamatharipuisinasional #wijithukul #althclothbdg #kaostokohbuku

[nobodycorp]

alamat rumah kami punya tapi sayang kami butuh tanah #WijiThukul #PosterNobodycorp

[nihrulhaidar]

"Apa guna punya ilmu tinggi kalau hanya untuk mengibuli, apa guna banyak baca buku kalau mulut kau bungkam melulu." - Wiji Thukul (lahir 26 Agustus 1963, hilang 27 Juli 1998) #wijithukul @wiji_tukul89 https://www.instagram.com/p/CEWn1pLJQPb/?igshid=16go5y2bmqmk5

[kadaryanto97]

Seri Pahlawan H.Agus Salim Penulis : Sutrisno Kutoyo & Drs.Mardanas Safwan Penerbit : Angkasa Bandung ISBN : 978-979-9331-13-7 Tahun : 2010 Edisi Revisi Tebal : vi + 63 halaman Berat : 88 gram Ukuran : 14.5 x 21 cm ORIGINAL Harga Rp. 25.200 #pahlawan #indonesia #pahlawanindonesia #haripahlawan #pahlawanrevolusi #sejarah #pahlawannasional #merdeka #soekarno #tanmalaka #hagussalim #november #marsinah #wijithukul #spki #agustus #mahasiswa #aktivis #menolaklupa #tolakomnibuslaw #novelbaswedan #sejarahindonesia #munirsaidthalib #pancasila #jakarta #matanajwa #nkri #mositidakpercaya #bali #suararakyat https://www.instagram.com/p/CcIqHkGp1e7/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[ariohelmy]

Reposted from @warungdialektika 💚 . Follow terus @warungdialektika Tag & mention kita jika ingin repost ya. Untuk merchandise dari warung dialektika silahkan follow @katalog_dialektika . . #jokpin #wijithukul #emhaainunnajib #mbahnun #jokopinurbo #sujiwotejo #goenawanmohamad #tempo #majalahtempo #indonesia #sastra #quotes #kutipan #puisi #sajak #caknun #sujiwotejo #jancuk #gusmus #wijitukul #tanmalaka #ean #pluralisme #nursamadkamba #najwashihab #gusdur #wsrendra #sapardidjokodamono #pramoedyaanantatoerquote https://www.instagram.com/p/B_7vl81nt4q/?igshid=927fvmiuthxu

[digitalpolaroidblog]

saat pergi cuma pelukan dan pipi kiri kanan kucium tak sempat mencium anak-anak khawatir membangunkan tidurnya bertanya apa mereka saat terjaga aku tak ada dada mengepal perasaan waktu itu cuma berbisik beberapa patah kata di depan pintu kau lepas aku meski matamu tak terima karena waktu sempit aku harus gesit kalau kelak anak-anak bertanya mengapa dan aku jarang pulang katakan ayahmu tak ingin jadi pahlawan tapi dipaksa menjadi penjahat oleh penguasa yang sewenang-wenang kalau mereka bertanya apa yang dicari? jawab dan katakan dia pergi untuk merampok haknya yang dirampas dan dicuri catatan_wijithukul Video by @fiersabesari #poem #wijithukul #sajak #puisi (at Jakarta, Indonesia)