#mositidakpercaya
Explore tagged Tumblr posts
Text
Sebut Mosi Tidak Percaya Tak sesuai Prosedur, Sarwan Laduhu: Ada Oknum DPC yang Ingin Mengintervensi DPW
Terkait mosi tidak percaya yang disampaikan oleh sejumlah DPC PPP di Gorontalo, menurut Sarwan Laduhu itu hanya dibuat oleh sejumlah oknum tanpa melalui mekanisme yang ada dalam AD ART Partai. #ppp_gorontalo #dpw_ppp #dpc_ppp #MosiTidakPercaya #nelson_pomalingo
Hargo.co.id, GORONTALO – Sekretaris DPW PPP Gorontalo, Sarwan Laduhu menduga ada sejumlah oknum di DPC yang sengaja ingin melemahkan eksistensi Partai dengan berupaya mengintervensi kewenangan DPW. Pernyataan tersebut dilontarkannya menyikapi persoalan yang kini terjadi di Internal PPP yang diantaranya terkait Mosi tidak percaya yang diajukan kepada Ketua DPW PPP, Nelson Pomalingo. “Jadi kami…
View On WordPress
0 notes
Text
Aktivisme Digital di Media Sosial dalam Membentuk Karakter Kritis Anak Muda
Masyarakat pasca-industrial sangat erat dengan perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) yang cukup radikal. Hal ini berimplikasi langsung terhadap dinamika kehidupan masyarakat baik dari aspek sosial, politik, maupun budaya. Media sosial sebagai salah satu hasil dari perkembangannya, di masa pandemi ini bagai menjadi kebutuhan yang krusial bagi keseharian setiap individu di dalam masyarakat. Media sosial yang awalnya terbatas sebagai wadah komunikasi dan hiburan pun sudah melebarkan fungsinya menjadi sebuah wadah kritik bernuansa politis atau kontrol sosial bagi suatu kebijakan publik. Fenomena sosial tersebut dikenal sebagai aktivisme digital. Menurut Mary Joyce, aktivisme digital adalah meluasnya penggunaan teknologi digital dalam kampanye untuk perubahan sosial dan politik. Selaras dengan apa yang juga ditulis oleh Manuel Castell (2010), percepatan arus teknologi informasi terutama pada media sosial telah memberikan sarana yang luas bagi masyarakat untuk mengekspresikan sikap mereka, baik itu dalam bentuk gerakan sosial baru maupun sebagai pengontrol terhadap perilaku pejabat atau politisi. Media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook menjadi platform yang cukup tinggi dilihat dari tingkat penggunaannya pun turut menjadi wadah bagi aktivisme digital itu sendiri.
Anak muda atau remaja terutama dalam hal ini ialah mahasiswa menjadi salah satu komponen dominan yang terlibat dalam aktivisme digital. Kecendrungan anak muda untuk berpikir dan bertindak kritis membuat mereka berpeluang besar untuk menjadi salah satu aktor intelektual yang aktif menyuarakan berbagai isu berkaitan dengan kepentingan bersama. Bentuk aktivisme digital yang melibatkan anak muda di dalamnya ialah di antaranya gerakan berupa kritik dan tagar di media sosial #ReformasiDikorupsi di tahun 2019, #MosiTidakPercaya di tahun 2020, hingga yang baru saja terjadi di tahun 2021 yaitu kritik BEM UI terhadap pemerintah mengenai berbagai isu aktual lewat infografis di Instagram dan Twitter. Kondisi sosial politik selama pandemi di Indonesia yang dinilai kacau sebagai akibat inkompentesi pemerintah dalam mengambil kebijakan menimbulkan keresahan di dalam masyarakat. Keresahan bersama yang dirasakan oleh seluruh komponen dalam masyarakat baik masyarakat sipil, mahasiswa, maupun buruh dapat diekspresikan secara lebih leluasa melalui aktivisme digital.
Media sosial sebagai media yang mudah untuk diakses oleh berbagai kalangan bersifat cair dan inklusif memberikan kesempatan yang sama bagi tiap individu untuk berbicara dan berekspresi tanpa memandang latar apapun. Hal tersebut diperkuat dengan mengutip dari artikel Remotivi, Bennet, dan Segerberg (2013) menjelaskan bagaimana aktivisme digital dapat bekerja dalam masyarakat dengan menggagas apa yang disebut sebagai connective action. Tiga karakteristik utama dalam connective action, yaitu 1) individu tidak harus terikat dengan kelompok terentu untuk bisa berpartisipasi; 2) partisipasi diwujudkan melalui ekspresi personal; dan 3) absennya hierarki sehingga partisipasi tidak digerakkan oleh komando tunggal. Logika yang dikemukakan Bennet dan Sergerberg menjawab mengapa kini aktivisme digital menjadi sebuah strategi atau alternatif yang cukup dominan, baik sebagai bentuk baru gerakan sosial maupun hal yang memperkuat atau mewarnai gerakan sosial itu sendiri.
Aktivisme digital di media sosial dapat berpengaruh dalam membentuk karakter kritis anak muda. Kita dapat meniliknya melalui fenomena yang ramai dalam beberapa bulan terakhir, ketika BEM UI melakukan kritik terhadap Presiden Jokowi sebagai “King of Lip Service” melalui infografis dengan visual yang cukup memantik kontroversi. Infografis yang dibagikan oleh BEM UI seketika langsung ramai diperbicangkan oleh warganet, postingan instagram tersebut telah dikomentari sebanyak 35.000. Banyak warganet yang menyampaikan keberpihakannya atas kritik yang disampaikan BEM UI kepada pemerintah karena berhasil mewakilkan banyak suara rakyat yang resah. Substansi dalam kritik BEM UI tersebut meliputi isu kebebasan berbicara dan berekspresi yang direpresi, pelemahan KPK, hingga gugatan terhadap UU Cipta Kerja. Nyatanya, BEM UI berhasil memantik pola atau bentuk aktivisme digital serupa di kalangan mahasiswa lainnya. BEM kampus lain seperti UNAND, UNHAS, dan UNSIL juga melakukan aksi kritik serupa melalui infografis yang dibagikan di media sosial. Hal tersebut menunjukkan bagaimana keberanian anak muda untuk berbicara dan berekspresi dalam keresahan terhadap kebijakan publik melalui aktivisme digital telah menginspirasi anak muda lainnya untuk turut berpartisipasi. Aktivisme digital melalui kritik dalam infografis yang dilakukan oleh banyak organisasi mahasiswa juga membuka wadah diskusi dan penerimaan informasi akan berbagai isu di kalangan masyarakat sipil dan mahasiswa lainnya. Kelekatan anak muda terhadap media sosial membuka jalan bagi mereka untuk melek terhadap isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan bermasyarakat. Akhir kata, aktivisme digital dapat memberikan solusi terhadap apatisme yang masih eksis di beberapa kalangan anak muda dengan menggali karakter kritis mereka melalui literasi informasi.
2 notes
·
View notes
Text
I'm scared. Why our government like this?
95 notes
·
View notes
Video
tumblr
Negeri kita memang (sedang) tidak baik-baik saja.
Kemarin dan hari ini, Indonesia benar benar terbukti tidak baik-baik saja.
Setelah sebelum-sebelumnya kita bersabar, akhirnya baterai kesabaran tersebut habis juga. Pecah tumpah ruah hari ini..
Bercandaan meme untuk pindah negara rasanya sudah tidak lucu, bukan jahat tapi menjadi perkataan yang “bisa gak sih pindah beneran?” benar-benar menarik dalam artian sebenarnya, akibat rakyat yang sudah benar-benar lelah.
Banyak dari kita semua sudah memprediksi kekacauan ini akan terjadi, karena jika kita lihat pengalaman sebelumnya bahwa pemerintah dan “kebanyakan” DPR tidak perduli dengan apa yang menjadi kepentingan rakyat dan pada akhirnya menumbalkan kita semua yang ada di lapangan, ya kita rakyat Indonesia. Berulang kali terjadi adu domba antara polisi, tni, mahasiswa buruh. Sedang mereka duduk manis di kursi empuk dan ruangan berAC.
Perjuangan ini memang milik kita para pemuda, seperti lagu-lagu yang kita gaungkan dimasa menjadi mahasiswa baru, seiring waktu saya benar memahami esensi dari lagu-lagu tersebut. lagu buruh tani, totalitas perjuangan, dan juga seruan seruan Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! memang haruslah ada dalam diri kita, gairah-gairah nasionalisme sebagai Rakyat Indonesia.
Dan benar juga faktanya, mereka yang duduk di kursi-kursi perwakilah rakyat adalah mereka-mereka yang dipilih rakyat, meski ada karena uang, terpaksa, dan lain hal. Mereka yang kita bilang menjabat “asal-asalan” mungkinkah karena rakyat juga memilih mereka dengan “asal-asalan?”
Ada pepatah dari pak Mardani
Kita boleh marah dan kesal menyuarakan #mositidakpercaya pada pemerintah, tapi pastikan kita pilih mereka yang amanah pada periode selanjutnya.
Menyalakan lilin-lilin kecil lebih baik daripada merutuki kegelapan
Oh iya saya hanya berpendapat, bahwa dalam permasalahan, rakyat tidak boleh hanya bertindak represif tapi juga harus proaktif. kita harus berusaha memberikan sebuah solusi jangka panjang.
Hidup Mahasiswa ! Hidup Rakyat Indonesia! Hidup Perempuan Indonesia!
Video Oleh @rdnwra @mahatiir
Bandarlampung | sarabita
21 notes
·
View notes
Text
The police waited for night to come to unleash their wickedness on the protesters and also attacks on educational institution. Heaven knows----
11 notes
·
View notes
Photo
Wakil rakyat justru menindas dan mengkhianati rakyat
Membuat peraturan untuk kepentingan sendiri dan kebahagiaan korporat
Sungguh laknat
Yang ada kini hanya rakyat yang berusaha menolong rakyat
Hidup Mahasiswa!
Hidup rakyat Indonesia!
10 notes
·
View notes
Text
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” - Ir. Soekarno (10 November 1961)
8/10/20
#DPRRIKhianatiRakyat#OmnibusLawSampah#JEGALSAMPAIBATAL#MosiTidakPercaya#DewanPengkhianatRakyat#DPRJANCOK
9 notes
·
View notes
Text
Maafkan Aku Pertiwi
Dulu pernah punya rasa ketidakpedulian dengan yang namanya politik , pemerintahan, pokoknya yang gitu-gitu lah.
Suka mikir, "kenapa sih orang-orang teh riweuh banget?" apalagi pas pemilihan gubernur sama presiden. Haduuh riweuh lah konflik di mana-mana apalagi media sosial, komenan netijen yang extra hot membuat mata ini perih. Jadilah lebih sering menutup mata dan bungkam kata.
Kadang juga mikir, "yaudah sih milih aja yang penting gak golput".
Kalau pemilihan di daerah pun (misal kepala desa), itu seringnya nanya aja ke Bapak harus milih yang mana wkwkwk tanpa tau orang yang dipilih itu siapa. Pokoknya, secuek itu sama dunia perpolitikan. (Parah gak sih jadi aku?😅🙏)
Pas pemilihan ketua OSIS, ketua BEM univ maupun fakultas juga gitu, seringnya subjektif tergantung siapa yang aku kenal wakakak, kalo gak ada yg kenal ya sesuai dari siapa yg kebanyakan temen2 deket aku pilih. Haduh parah sih aku wkwk.
Teruuss, akhirnya jadi sadar saat aku nanya ke teteh mentorku dulu. Kebetulan beliau memang concern sekali dalam dunia perpolitikan, suka ikut demo-demo juga.
"Teh, salah gak sih kalau aku nggak peduli sama politik?"
"Loh kenapa?"
"Riweuh dan huru-hara teh wkwkwk capek aja liatnya"
*Jiwa-jiwa yang suka menghindar dari konflik dan kerusuhan emang gini gais wkwk.
Lalu tetehnya bilang, "Nih ya, politik itu akan saaangat berpengaruh dalam hidup kita. Kita ini menjalani hidup di bawah kebijakan-kebijakan pemerintah kita. Ya kalau mereka berlaku seenaknya, kebayang kan nasib kita sebagai rakyat akan kayak apa?"
Uwaduh. Bener ugha ya.
Daaan jengjengjeng.... Kerasa kan sekarang kayak apaaa kalo banyak orang yang asal-asalan milih kayak aku dulu :"""
Jadi merasa bersalah sama Indonesia.
#MaafkanDakuPertiwi
9 notes
·
View notes
Text
Romanti(si)sasi Aksi Demo
Kagak tau kenapa, yang mampir di TL Instagram aku akhir² ini adalah video tiktok soal aksi demo. Ya, mungkin karena baru-baru ini aksi demo digencarkan dihampir seluruh daerah di Indonesia ya. Aku kurang mengikuti kalo daerah² lain, tapi aku lebih fokus ke Jakarta dan Jogja.
Disclaimer dulu, ini aku menulis bukan berarti aku benci atau nggak suka sama para demonstran tapi emang aku rada risih sih(berkaitan dengan judul tulisan aku). Cuman ya, ini kebebasan tiap orang. And then, aku juga pro dengan hastag #gagalkanomnibuslaw dan juga #mositidakpercaya serta hastag² lain yang mendukung untuk menolak UU Cilaka ini.
Mungkin, nanti ada yang setuju dan tidak sama apa yang aku tulis. Pasti ada. Tapi kuharap, tetap saling menghormati pendapat yaa mwehehe. Aku sekedar ingin berpendapat soal pasca aksi demo kemaren.
Demo kemarin, aku salut sama temen² mahasiswa, buruh, dan yang lainnya yang sampai turun ke jalan buat menyuarakan penolakan dan ngga mempermasalahkan soal covid-19 yang bisa saja, mereka tertular ketika demo kemarin. Demi rakyat Indonesia. Ya, walaupun emang banyak juga yang masih sangat memperhatikan protokol kesehatan.
Tapi, ada satu hal yang mengganjal terkait aksi pasca demo kemarin. Disini aku ngga lagi ingin membahas pro-kontra dari berita yang beredar kalo segala hal yang merugikan bila UU Cilaka disahkan adalah hoax. Aku juga sama seperti kalian, mempertanyakan yang mana kebenarannya.
Nah, beralih ke video tiktok yang berseliweran di TL Instagram aku pasca aksi demo kemarin. Ada, video yang mengedukasi ataupun yang menyiarkan tentang apa yang terjadi sebenarnya di TKP. Tapi, yang aku sayangkan malah lebih banyak video yang berisikan romantisisasi aksi demo kemarin. "Buat mas² yang pake almet biru..." Atau "Buat cewek yang kemarin nitip tas di aku yang pake almet kuning.." lalu diteruskan dengan penampakan video ke-uwu an, apapun itu. Jujur ya, aku heran gituh. Ini orang banyak, lagi demo buat memperjuangkan kesejahteraan rakyat Indonesia bisa-bisanya malah uwa-uwu segala macem. Katakanlah aku sirik, engga samsek tuh 😂. Cuman yaa heran aja gitu, orang lagi serius demo malah meromantisasi aksi demo itu wkwk.
Iya sih, jaman udah beda. Nggak kaya dulu tahun '98. It's okay juga mau berkarya atau mengedukasi yang lain tentang demo kemarin. Tapi tolong lah, kenapa aksi demo jadi aksi cari gebetan 🙈. Niatnya demo buat memperjuangkan rakyat apa memperjuangkan hati? Ahahaha. Monmaap kalo aku terlihat terlalu sarkas, ato terang-terangan risih dengan ke-uwu an di tengah aksi demo kemarin. Mungkin ada yang punya pendapat akan pembenaran uwu di aksi demo kemaren? Sok PM aja ke aku gapapa ☺️☺️
Oiya, terkait Romantisasi ternyata dia bukan kata baku di kamus KBBI gaiss. Aku juga baru tahu setelah ngecek barusan. Jadi, yang benar itu menurut KBBI adalah RomantiSIsasi. Tapi, emang udah merajalela nya itu Romantisasi. Nah, buat yang kepo aku ada artikelnya nih dari Mojok.Co. Klik aja disini kalo pengen baca.
Segitu aja, pararunten semuanyaa kalo tulisan ini mengganggu skip aja gapapa 😁 Gomawoo!
20.10.13
4 notes
·
View notes
Text
UU CILAKA bikin CELAKA?
tentu kita sudah tidak asing dengan UU ini, dari media massa, elektronik, hingga media sosial dipenuhi dengan perbincangan, perdebatan, pro kontra dari UU ini. kemudian, UU ini semakin familiar di masyarakat ketika dalam 2 tahun terakhir ini para buruh, mahasiswa, turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan atas disahkannya UU ini.
lalu, kemudian yang menjadi pertanyaan apa yang dimaksud dengan UU ini? kenapa banyak penolakan? siapa yang paling diuntungkan?
UU Cilaka ini adalah rangkaian pembahasan yang masuk dalam Program Legislasi Nasional tahun 2019 di DPR. tentu kita sudah tahu, bahwa gak hanya UU ini saja yang dibahas melainkan ada RUU yang lainnya yang siap disahkan seperti RUU Kefarmasian, RUU Fasilitas perpajakan, RUU penguatan perekonomian, dan RUU ibukota negara.
Namun, diantara semua UU yang dibahas. kenapa hanya UU CILAKA saja yang mendapat banyak penolakan dan yang paling dikritik oleh lapisan masyarakat termasuk buruh? sebelumnya UU ini dirancang bertujuan memudahkan para investor mau berinvestasi di indonesia, terutama menyejahterakan buruh. tapi pada kenyataanya, pada draft UU CILAKA ini terdapat beberapa pasal yang sangat merugikan para buruh, diantaranya : tentang pengaturan upah pekerja yang dihitung secara perjam, menurut buruh dengan sistem tersebut upah mereka akan dibawah minimum, kemudian dalam draft tersebut disebutkan penghapusan cuti lahiran, kawinan, keguguran, bagi buruh wanita, lalu ada tidak ada cuti sabtu minggu yang biasa dilakukan, kemudian menggunakan sistem outsourching atau kontrak seumur hidup, buruh bisa di PHK kapan pun dengan sepihak oleh perusahaan. tentu masih banyak lagi pasal pasal yang disorot.
Dari draft UU CILAKA ini sudah jelas bahwa, memang sangat tidak adil bagi para buruh. bagi saya, UU CILAKA ini kurang cocok dipakai dengan sistem ekonomi yang ada di Indonesia. catatan, UU ini juga dipakai berbagai di negara eropa dan berhasil menaikkan level ekonomi mereka. namun, dengan kondisi indonesia saat ini yang masih berkembang, UU ini masih belum cocok dengan iklim ekonomi indonesia. UU ini butuh perbaikan di semua lapisan.
lalu kemudian dalam pasal lain disebutkan bahwa perizinan investor dimudahkan, tidak ada kewajiban berbahasa indonesia, dan tidak ada regulasi perizinan AMDAL yang sangat mengancam lingkungan. investor bisa bebas membakar hutan untuk membuka lahan perusahaan dan merampas tanah tanah rakyat untuk lahan bisnis. tentu ini tidak cocok dengan iklim ekonomi indonesia, mengingat indonesia adalah paru paru dunia dengan hutan hujannya yang lebat di Kalimantan, sumatra dan Papua. kemudian masih banyak tanah tanah adat yang masih dijaga oleh masyarakat setempat atau suku yang sudah menjaga beratus ratus tahun. tentu tidak lah cocok.
saya kemudian teringat bagaimana kejamnya di awal awal masa penjajahan belanda dengan sistem tanam paksa. awalnya mereka berkedok sebagai investor dibawah naungan VOC bertujuan memakmurkan tanah Nusantara. kemudian lama kelamaan, rakyat dijadikan buruh tanpa upah, bekerja sampai mati, dan tidak mendapat apa apa. tentu kita tidak mau kembali dengan sistem seperti itu di masa yang sudah modern saat ini.
mohon kepada para penghuni senayan, anda tidak mempunyai alasan untuk berbuat jahat kepada rakyat. jangan menumpuk kebencian kami dengan regulasi regulasi merugikan yang anda buat. cabut kembali, atau rakyat kembali ke gedung yang seharusnya milik rakyat.
4 notes
·
View notes
Text
Mengaku Kecewa, Sejumlah DPC PPP Ajukan Mosi Tidak Percaya ke Nelson Pomalingo
Sekretaris DPC PPP Kabupaten Gorontalo, Meys Kiraman mengatakan, Mosi tidak percaya tersebut merupakan akumulasi dari sejumlah kekecewaan yang dirasakan oleh jajaran pengurus DPC. #ppp_gorontalo #dpc_ppp #MosiTidakPercaya #nelson_pomalingo
Hargo.co.id, GORONTALO – Sejumlah Pengurus DPC PPP di Provinsi Gorontalo membuat Mosi tidak percaya terhadap Nelson Pomalingo sebagai Ketua DPW PPP Provinsi Gorontalo. Data yang diperoleh Hargo.co.id, Mosi tidak percaya ini telah ditandatangani oleh empat DPC PPP yang ada di Provinsi Gorontalo yakni DPC Bone Bolango, DPC Kota Gorontalo dan DPC Kabupaten Gorontalo. Dalam Konferensi Pers yang…
View On WordPress
0 notes
Text
Bosan Puisi
Bosan
Pandemi ini membuatku bosan
Tugas yang selalu datang di keseharian
Entah sampai kapan
Corona ini akan meninggalkan
Dunia yang dipenuhi dengan kesombongan
dan Manusia yang haus akan Jabatan
Agar semua kembali berjalan
Seperti tanpa beban
#tolak omnibus law#jegalsampaigagal#mositidakpercaya#indonesialawancorona#indonesiajanganmenyerah#protokol kesehatan#puisi
2 notes
·
View notes
Text
Halo disini saya cuma mau menyampaikan opini saya terlibat demo hari ini (8 Oktober 2020). Jangan bilang Indonesia ketinggalan jauh dari negara2 lain kalau kalian masih saja merusak transportasi umum. Jangan membandingkan aksi demo sekarang dan 98 itu sama. Mana mahasiswa yang dulu ingin membela Indonesia? kok sekarang malah duduk enak2 di bangku DPR?. Saya percaya semua akan berubah setelah kalian mendapat kekayaan, dulu membela sekarang menindas. Tolong argumen kalian dipakai jangan hanya otot saja kalian andalkan, jangan nelan mentah2 berita yang beredar di media sosial Research dulu Searching dulu, di masa seperti ini Hoax banyak beredar dimana2. Tolong baca, cermati poinnya dan kembangkan itu yg kalian bawa nanti saat demo jangan cuma sekedar otot aja. Maaf saya memang cuman anak SMA kelas 11 yang gatau apa2 soal hal ini, ini cuma pendapat saya. Kalau ada salah bisa tolong dibantu koreksi terimakasih.
3 notes
·
View notes
Text
Night Talk Before Sleep #12
Satu hari yang lalu, sebuah RUU telah disahkan menjadi UU.
Dampaknya negeri ini tak tinggal diam. Jari-jari memainkan aksi. Suara-suara dilantangkan. Mahasiswa mengerahkan pasukan. Daring pun luring satu suara #JegalSampaiGagal.
Ada apa dengan negeri ini, yang pasti sedang tidak baik-baik saja.
Hati nurani pun terketuk, tentu saja. Tak tinggal diam. Terlebih masa depan menanti di tangan ini. Akan jadi apa di masa depan, tentu ingin menjadi orang yang bermanfaat yang tak merugikan orang banyak.
"Ingin menjadi pengusaha sukses!"
"Pebisnis handal!"
Atau sederetan cita-cita lain. Yang pasti cita-cita menjaga nurani agar berada di tempat yang benar, sehingga tak terulang sejarah mengerikan ini.
Tapi tak semudah itu, Ferguso!
Semua dimulai dari sekarang. Gerak! Ambil peran! Kerja keras, kerja cerdas!
Jangan sibuk merasa tak pantas. Tapi juga jangan lupa memantaskan diri.
2 notes
·
View notes
Text
Monarchy degenerates into tyranny, aristocracy into oligarchy, and democracy into savage violence and chaos.
for the first time, I have an obsession with becoming a super ultra mega-rich person to buy all those imaginary constitutions which is detrimental for lower class & labor in my country.
#oligarchy#democracy#society#government#fuck DPR#DPR is useless#mositidakpercaya#tolak omnibus law#indonesia
4 notes
·
View notes