#Desa Bakal
Explore tagged Tumblr posts
madurapost · 4 months ago
Text
Viral! Oknum Sekdes di Sampang Diduga Dukung Salah Satu Bacalon Pilkada 2024
SAMPANG, MaduraPost – Beredar di media sosial sebuah foto menunjukkan seorang Sekretaris Desa (Sekdes) Buker, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, menghadiri acara pertemuan tim sukses dan simpatisan salah satu bakal calon (Bacalon) Bupati dan Wakil Bupati, Slamet Junaidi dan Ra Mahfud di Pilkada 2024. Sekdes Buker diketahui bernama Haris ini diduga telah melanggar netralitas…
0 notes
kebumen24-com · 4 months ago
Text
Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk Bakal Meriahkan Hari Jadi ke 102 Desa Jatimalang Klirong
KEBUMEN, Kebumen24.com – Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk bakal memeriahkan acara peringatan Hari Jadi ke 102, Desa Jatimalang Kecamatan Klirong Kabupaten Kebumen. Dengan Lakon Bengawan Suci, acara mengahadirkan dalang kondang Ki Eko Suwaryo asal Buayan Kebumen. Continue reading Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk Bakal Meriahkan Hari Jadi ke 102 Desa Jatimalang Klirong
0 notes
irwanduasisinews · 5 months ago
Text
Memajukan Daerah, Butuh Visi Besar Ini Kata Gus Ali Lebakgowah
Slawiraya.com ( Slawi ) Memajukan daerah membutuhkan visi yang jelas dan rencana strategis yang terukur. Beberapa langkah untuk mencapai visi besar dalam memajukan Kabupaten Tegal, saat ini dimiliki oleh H. Muhammad Mu’min, Bakal Calon Bupati Tegal yang saat ini tengah menjalani proses verifikasi KPU Kabupaten Tegal. Baca juga…
0 notes
kurniawangunadi · 7 months ago
Text
Menarik Diri dari Kehidupan
Akhir-akhir ini merasa lebih tenang, memang masih ada gelisahnya tapi tidak secemas sebelumnya. Mulai merasa nyaman dengan tidak banyak berinteraksi dengan gawai, tidak cek sosial media, dan fokus dengan alam pikiran dan diri. Di tengah-tengah arus setiap orang ingin mengenalkan dirinya ke publik dengan berbagai macam branding. Justru mulai merasa nyaman ketika tidak dikenal siapapun. Proses ini memberikan refleksi yang sangat banyak. Bahkan saat tulisan ini ditulisa di jam 2 pagi, hikmah itu masih belum berhenti mengalir rasanya. Di saat arus kehidupan seolah menuntut kita untuk dikenal dengan ini dan itu, di saat yang sama banyak sekali kehidupan yang berjalan di tempat-tempat yang jauh yang tak kita kenal, di desa, di dalam gang, di tumpukan gedung-gedung, di jalanan, dan lain-lain. Orang-orang yang bekerja untuk kehidupannya, tidak dikenal siapapun, tapi hati mereka dicukupkan dengan ketenangan, mereka tidak takut miskin, mereka tidak dikhawatirkan dengan hujan yang deras diperjalanan karena tidak memiliki mobil, tidak bingung dengan AC yang mati karena mereka memiliki rumah untuk berteduh. Hati mereka dilapangkan dengan rasa cukup. Sementara sebagian kita gelisah dengan gaji yang cukup besar, apakah nanti cukup untuk ini dan itu. Bahkan di alam bawah sadar kita, kita dihantui ketakutan akan kemiskinan dan terus merasa kurang.
Di saat kita berpikir bahwa kita harus terus menerus bekerja untuk bisa menumpuk harta, memiliki uang yang cukup, kemudian nanti bisa memiliki lebih banyak kesempatan dan waktu luang. Ada orang-orang yang ditempat jauh dan tidak kita kenal. Di sebuah desa, di dalam kontakan, di pesisir pantai. Mereka yang memilih jalan untuk mengabdikan dirinya, memilih jalan yang tidak ada gegap gempita dan hitungan uang yang bisa membuat mereka kaya raya seperti tujuan yang sedang ingin kita capai. Mereka memilih jalan untuk mengajarkan ayat-ayat Tuhan di surau-surau yang lapuk, mereka membantu orang-orang yang tidak mereka kenal, dan banyak lainnya.
Di saat kita merasa bahwa kita harus sangat keras dengan diri kita sendiri agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi, membuktikan diri ke orang lain yang meremehkan, menunjukkan bahwa kita ada dan layak diperhatikan. Kita lupa bahwa akhirnya tidak ada orang yang lembut dengan diri kita, karena satu-satunya orang yang kita harapkan bisa bersikap lembut ternyata sama kerasnya, ialah diri kita sendiri. Hingga akhirnya diri kita pun menjadi orang yang sama kerasnya ke orang lain, menjadi lingkaran setan yang tak berujung.
Kini kita sama-sama dewasa, melalui jalan yang kita pilih sendiri-sendiri. Tapi, apakah kita mau berpikir sejenak pada apa yang sedang kita jalani? Apakah benar tidak ada hal yang harus dikoreksi? Jika jalan ini sangat menggelisahkan, apakah kita mau menjalaninya seumur hidup? Sepenting apakah tujuanmu sehingga di saat ini, bahkan kamu tidak pernah bersikap lembut ke dirimu sendiri? Apakah kamu yakin bakal ada umur untuk sampai ke tujuanmu? Kapan terakhir kamu berwelas asih sama diri sendiri? Orang yang selama ini hidupnya begitu keras.
430 notes · View notes
rubahlicik · 2 months ago
Text
Mylog: Kebejatan Struktural
Kerja sampingan kali ini mungkin salah satu yang paling parah kebejatannya.
Sebulan terakhir Aink Nyambi jadi koordinator pendataan di salah satu instansi pemerintah. Jobdescnya memverifikasi hasil survey yang dilakukan oleh dua orang enumerator lokal dari daerah X. Plus mengkoordinir kegiatan survey supaya survey lancar dan target inputan survey tiap bulan bisa tercapai.
Anjing pertama untuk ke-ga-jelas-an pemberian honor. Beres kerjaan tgl 20, ampe uda ganti bulan berikutnya honor belum cair tapi kerjaan terus di-push supaya tetep lanjut.
Lah situ pikir emang yang kerja lapangan ga butuh modal? Yang bikin kesel banget tuh, pekerja di grup wa Uda panas nanyain honor, admin dari dinasnya diem aja. Kek lepas tanggung jawab banget.
Kalo emang ada masalah di pencairan honor yaudin, tinggal komunikasikan dengan baik. Bukan pura pura budeg.
Anjing yang lebih anjing untuk salah satu oknum dinas, kita sebut saja mawar. Mungkin mawar ga sendirian jadi oknum, tapi karena yang lain belum ada indikasi jadi oknum juga mari kita anjingkan mawar dulu seorang.
Kerjaan jadi enumerator tuh sepaham aink dilimpahkan ke perangkat desa. Atau orang orang tokoh sekitar yang paham sama lokasi survey. Biar enak mungkin surveynya kalo Masi sama orang satu daerah.
Selama briefing dan training, aink ga pernah ketemu tuh sama enumerator yang kerja bareng aink. Awalnya aink kira bakal sama om om paruh baya. Tapi pas liat dokumentasi survey sama foto profil wa mereka yang wibu, eh ternyata aink dapet enumerator pelajar tanggung..
Ga masalah sih aink, cuman agak sedikit repot di teknis input data karena mereka masih newbie dan nampaknya kurang begitu memahami teknis kerjaan ketika training. It's okey, yang penting mau belajar dan komunikasi lancar kalo aink mah. Repot dikit ga ngaruh.
Kemarin, ternyata honor para enumerator cair. Tapi bertahap katanya (eyy). Kalo koordinator belum, nanti dikabari lagi katanya (anjing lah, dipikir aink ga butuh duit buat modal pangsit).
Trus kemarin, ada salah satu enum dari daerah X yang kerja bareng dua enumerator di bawah aink yang ngejapri. Nanya gaji
Aink sebut aja nominalnya, lebih kecil dari honor enum karena kami, koordinator bisa WFH. Dia kaget, wah gede yah kang? Gitu.
Aink lebih kaget, lah kan situ enum honornya UMR njir. Trus dia nanya, aink ikut kerjaan ini dibawa sama siapa?
Ajig dark
Ternyata enum aink dan kawan kawannya yang ditotal ada 30 orang dapet kerjaan ini dari mawar. Bahasa halusnya, dibawa ibu mawar.. jadi yang harusnya kerjaan ini dikasih ke perangkat desa yang berpengalaman dalam survey, tapi dilimpahkan ke pemuda pemudi tanggung yang mungkin butuh kerjaan.
Dari 30 orang itu, sebagian ada perangkat desa tapi sisanya akamsi. Literally anak anak yang mungkin baru lulus sma
Si enum yang ngejapri nyerita, dia dan tim nya (2 enum aink) kecewa sama honor yang didapat. Aink pikir karena telat banget, tapi ternyata kecewa karena nominalnya berbeda.
Dia dan enum lain yang dibawa mawar ternyata cuma dibayar 7000 perinput data (dibilangnya uang komitmen?) plus uang kuota dan transportasi 200ribu. Jadi kalo mereka kuota surveynya full sebulan 100 data, mereka dapetnya 900ribu.
Mungkin karena ga tahu, dan emang butuh mereka pas ditawarin kerjaan sama mawar mau mau aja. Cuman pas kemarin tahu kalo honornya UMR mereka pada nyesek. Yaiyalah dari 2juta sekian disunat jadi 900ribu!
Cuma dijanjiin bakal diajak healing ketika kerjaan beres di bulan ketiga
Otomatis dong aink ngumpat ngumpat dari kemaren! Anjing banget si mawar dan mungkin teman teman oknum lainnya.
Bayangin, perbulan seorang yang harusnya dapet UMR dipotong jadi cuma 900ribu. Dari seorang aja sebulan bisa ngantongin 1.3jutaan. Kali 30 orang Uda 39juta sebulan. Masa kerja 3 bulan, itung tuh akhir periode proyek dapet berapa
Trus diakhir periode cuma mau ngajak jalan jalan aja buat healing si pekerja malang yang 30 orang itu.
Anjing bejat banget. Literally mental penjajah.. yang ga abis pikir tuh, ni si mawar dari dinas kota, mengeksploitasi pemuda tanggung dari desa yang ibaratnya masi satu daerah. Kalo dulu kita dijajah Belanda, Masi paham aink kalo kita pribumi dulu ga dianggap manusia sama Belanda. Kulit beda, bahasa beda, intelektual beda. Ada huge gap antara penjajah sama yang dijajah.
Lah ini, Masi satu daerah. Paling jarak rumah si mawar sama 30 orang kasian itu ga akan nyampe 30kilometer. Tega banget.
Uang honor diganti istilahnya jadi uang komitmen :(
Diawal sesi survey, setiap enum dan koor disuruh bikin rekening BNI. Jadi nanti dari pusat, pas gajian langsung ditransfer ke masing masing pekerja.
Bayangin jadi enum yang 30 orang, kemarin dapet trf honor UMR ke rekening pribadi trus diminta lebihnya sama si mawar. Uang yang diminta mawar ini disebutnya uang kebersamaan
Duh anjing bejatnya Uda ga ketulungan.
Tumblr media
Data: total input data yang dikerjain enum dibulan kemarin
Honor: insentif dari provinsi yang nominalnya tergantung jumlah data yang diinput
Kebersamaan: uang yang harus disetor ke mawar
Eneg ga tuh?
Sekarang aink ngeliat perilaku bejat pejabat yang diatas Uda lebih paham. Pejabat kecil ecek ecek aja Uda main tender, bahkan mengeksploitasi masyarakat di daerahnya sendiri. Gimana pejabat lain yang punya power nyaris absolut di atas sana?
Mungkin nganggap rakyat tuh sampah aja, makanya bisa ngeluarin kebijakan konyol dan bertingkah semena mena.
Kalo yang bawah bawah jahatnya kayak gini. Ga heran negara kita dapet pemimpinnya modelan fufufafa. Pemimpin cerminan (mayoritas) yang dipimpinnya.
Aink hidupnya ga kekurangan duit, emang milih buat ga jahat aja :)
*diantara semua pengalaman kerja sama oknum, mungkin ini yang paling parah
24 notes · View notes
ambuschool · 2 months ago
Text
Tumblr media
5 Years Of Togetherness
Kata orang 5 tahun pernikahan itu adalah yang paling sulit. Tapi karena bener2 baru 5 tahun jadi gak tau apakah kedepannya bakal sulit atau nggak tp kuberdoa semoga enggak 🤣 tapi buatku sebagai anak yang penuh luka pengasuhan, these 5 years was completely challenging walau aku ngerasa my life was way more better sama suamiku skrg daripada sama org tuaku!
Tapi di hari ulang tahun pernikahan kami yang kelima ini juga, kami berisak tangis berdoa panjang buat kedua orangtua kami, karena kami nggak akan disini tanpa kehadiran, dukugan dari orangtua kami. Buat kami berdua, ini pertama kalinya kami jauh dari orangtua. Dan karena udah ada anak, kami sadar bahwa jadi orangtua gak mudah, apalagi menanamkan keimanan, keislaman yang sampai saat ini Alhamdulillah msh kami pegang, salah satunya pasti karena usaha dan doa org tua kita.
Aduh jadi kemana-mana. Tadinya tuh udh mau buat video ala-ala anniversary tp gak sempet WKWKWK udh buat story-board nya. Footage-nya udh dipilih, tapi sumpah mager bgt ngeditnya, wkwkw jadi story board-nya aku post disini aja deh ya!
Inget …. CEO NIKE yg awalnya adalah intern disana?
Persis suamiku, ia mengawali karir di Maxima Indonesia sebagai intern dan tahun 2020 menjadi Managing Director di tengah gempuran COVID-19
Kemudian ia melamar beasiswa di MM UGM yang bekerja sama dengan Kementrian Luar Negeri Norway, dan ia berhasil diterima dari 20 orang se-ASEAN Raya.
Dengan agak terseok-seok karena tetap sambil part time kerja, ia menjadi salah satu Cum Laude di angkatannya.
Tak lama berselang, ia diterima bekerja di sebuah perusahaan multinasional yang Head Quarter-nya di Singapura. Kerjanya hampir full WFH, sehingga ia memiliki banyak waktu dengan anak kami di rumah.
Dengan titelnya sebagai business development manager di perusahaan multinasional, ia malah melepas titel itu dan ikut pindah ke Australia untuk mendukungku. Ternyata cari kerja disini gak seindah postingan orang2 WHV
Ia bekerja mulai dari bongkar barang di gudang, uber, nganter baranng, jadi penjaga toko kaya indomaret dan skrg jadi kang sortir barang di Amazon DVT3 atau kalau di Indo kerja di DC Cakung
Tak terhitung, sudah puluhan CV ia apply ke seek, linkedin, jora, indeed, you name it, waktu itu pernah ada 1 lolos smp interview tapi nggak pernah ada kabar sampe skrg
Sejujurnya.. buatku sbg istri sempet kena mental, lulusan Cum Laude International Class MBA UGM jadi kuli 😂 berbulan-bulan kubutuh waktu untuk menerima takdir ini karena kutahu temen-temen seangkatan suamiku yang S2 sudah mulai pada punya “posisi”. Bukan kerja di negara maju. Hal ini membuatku sadar bahwa emg diatas langit ada langit.
Berat untukku, Melihat tiap hari dia kecapekan krn nggak pernah kerja fisik sebelumnya. Beberapa kali badannya keseleo karena nggak terbiasa buat angkat2 barang banyak.
But HE NEVER COMPLAIN anything. And it makes me to stop complaining as well. Gue udah mulai masuk ke tahap acceptance.
Dia ttp fokus bekerja, memenuhi kebetuhan rumah, belum lagi memenuhi kebutuhan di Indonesia. Bahkan tadi saat makan malam aku bertanya, apakh kamu ngerasa cukup dengan kerjaan di Amazon dan hanya ingin menambah waktu atau tetap ingin berusaha mencari pekerjaan white colar? Aku bahkan berhenti untuk mendorong dia mencari pekerjaan yang lebih “proper”, karena buatku dia sudah sangat berusaha…
Yang lucu, saat makan malam tadi aku juga jujur sama Dia “Sebenernya akutuh pengen loh punya suami yang keren kaya founder apalah gitu. Aku tuh ngebayangin dulu, pas punya pasangan, bisa kaya Diajeng Lestari dan Ahmad Zaki!” hahahahahah.. lalu kami terbahak bersama, karena semakin kesini kami cuma ingin tinggal di desa, ngelakuin something small yg bisa kita lakuin buat orang-orang sekitar.
Terlebih, aku juga bersyukur karena Hannah bisa punya plenty of time sama Bapaknya disini. Dianter jemput sekolah sama Bapak. Tidur malam ada Bapak. Aku hampir lupa bahwa itu nikmat yang amat sangat besar pula. Kehadiran bapak.
Memang penerimaan itu juga karena kami pernah “dinasehati” sama salah satu dosenku yang kami temui berdua di lantai Mezanine Melbourne Connect, “Terkadang mungkin ada fase dimana kita jadi pendukung dan gak bisa maksimal sama diri kita, dan biarkan pasangan kita yang maju. Apalagi dgn keterbatasan support system dan resources. Its okay” kami berdua termenung. No one has told us before. Dan benar juga….
Sehingga, kuucapkan terima kasih untuk 5 tahun ini, terlebih 8 bulan kebelakang. Makasih udah mau bersusah-susah bersama. Makasih udah gak pernah nyerah dan mau selalu sabar membimbing.
To many more years together dan aku berdoa semoga kehidupan kita dari tahun ke-tahunnya semakin baik menurut penilaian Allah :”) walau mgkn untuk ukuran manusia rasanya terseok-seok banyak ujiannya :”) laa hawlaa walla quwwata illa billah @giandarsthoughts ❤️
9 notes · View notes
asrisgratitudejournal · 8 months ago
Text
Prestasi Akademik
Tadi pas di jalan apa pas di rumah ya… asa kepikiran mau nulis sesuatu. Eh tapi begitu di depan keyboard lupa.
OH! Itu si tweet tentang gimana “prestasi akademis nggak penting, yang penting itu networking, makanya banyak-banyak bergaul yang luas.” https://x.com/kozirama/status/1773108262411415994?s=20
Wow, kalimat di atas itu sangat penuh dengan… entitlement. Betul-betul orang yang entitled aja yang bisa ngomong kaya gitu: yang udah tahu gimana cara networking, dan orang itu mungkin juga memang sudah terlahir di suatu established network, baik dari keluarga atau lingkungan yang udah lumayan “bagus”.
Gimana kalau aku adalah anak dari desa terpencil di luar Pulau Jawa yang ayah-ibuku petani dan kalaupun networking dan bergaul jauh banget, lingkungan jejaringku paling mentok cuma sampai kabupaten kota aja. Itu juga karena ada anaknya kepala desa yang berhasil SEKOLAH TINGGI sampai lulus D3 dan akhirnya keterima jadi PNS di Kantor Bupati.
Itu masih mending. Gimana kalau di desa ini semua orang mikir sama kayak orang itu dan GAK SEKOLAH?? Karena mikirnya “ya gak penting prestasi akademis, yang penting bergaul aja”.
HHHHHHH.
Emosi sendiri ngetiknya (ini masih jam 2pm jadi masih panjang perjalanan shaum aku). Tapi betulan pas baca itu aku yang “HAH. Gimana. Orang ini gak pernah baca kalau pendidikan itu salah satu medium paling ampuh untuk naik kelas ekonomi apa gimana.”
Aku pun bukan salah satu pemuja pendidikan/prestasi akademis yah. Ku salah satu yang percaya: “belajar itu bisa dilakukan di mana aja, gak harus dengan degree”. Dan akupun nggak sepenuhnya kontra dengan komentar si orang itu: ku bisa sampai sini jujur karena network, bukan karena prestasi akademis. Tapi gimana aku bisa punya network yang resourceful ini, jalur masuknya dari prestasi akademis. Aku Alhamdulillah dikasih Allah rejeki untuk bisa bersekolah di sekolah bagus. Ini aku bakalan kayak telepon rusak karena udah berkali-kali ngomong ini, tapi gimana ku bisa sampai di Oxford aja sesederhana network SMA-ku. Kalau aku gak masuk SMA-ku yang dulu itu, gaakan aku punya teman-teman yang lagi ambil PhD duluan di Oxford dengan beasiswa Jardine. Ga akan aku tahu informasi tentang beasiswa ini. Ga akan aku ngebayangin dan mikir “oh bisa ya orang Indo biasa-biasa saja seperti saya ini ambil PhD di Oxford dengan beasiswa”.
Yang paling kutakutin adalah gimana orang-orang (terutama generasi muda aka gen z yang sudah mengkhawatirkan dari defaultnya ini) jadi mikir “ah apa gunanya belajar, ujung-ujungnya yang bakal berguna adalah orang dalam juga”, apalagi setelah melihat tweet orang ini dan juga Jokowi-Gibran. Betul-betul semua yang terjadi belakangan di pemilu kemarin, MK, bansos, impactnya SEGEDE ITU ke… ethical and moral devaluation (jujur ini istilah apa aku ngarang).
Ku sangat khawatir dengan gimana kita sebagai nation udah berusaha naikin skor integritas, semua seleksi udah dibuat se-merit based mungkin: LPDP, seleksi ASN, masuk PTN (ya walaupun in practice masih ada nepotisme di sana-sini, tapi at least effortnya udah ada lah ya). Terus yaudah hancur begitu aja dengan orang-orang rakus dan tamak ini yang abusing their power IN FRONT OF OUR SALAD.
Hhhhhhh. Udah sih gitu aja ranting-nya. Ku awalnya mau bahas hubungan kalau punya “prestasi akademis” akan ningkatin confidence dan bargaining power juga di network tersebut, tapi jadi panjang, beda bahasan soalnya. Intinya, kalau kita pintar dan punya specific set of skills yang orang lain gak punya, skill ini bakal berguna di networking. Jadi gak cuma bisa bergaul luas juga, tapi networknya jadi berguna dan working for us.
Paling gampang, biar gak banding-bandingin orang, ku membandingkan diriku sendiri 2019 pre-Oxford vs 2024. Sekarang ku merasa lebih pede kalau ngomong di forum manapun (termasuk di sosmed) karena aku merasa punya better agency, better credibility. Sekarang, kalau ketemu pejabat aku bisa yang “Boleh, Pak, nanti saya bantu kalau butuh konsultasi dengan saya sebagai expert, tim Bapak bisa hubungi saya aja, ini kontak saya ya Pak.” Dulu mah boro-boro ngomong sama pejabat, opportunity buat ketemu aja dikit banget. Palingan ya nonton beliau aja di depan podium, saya di belakang. Sekarang betulan yang bisa makan semeja bareng, bahas strategi negara bareng (buset siapa saya). Kalau bukan karena “prestasi akademis” yang bikin ku bisa di tempat yang lebih better sehingga network-ku juga lebih bagus, apa dong itu.
Udah itu dulu aja sebelum meledak ini kepala. Sebetulnya masih kesel banget sih. Masih ada part “gimana kalau orangnya socially awkward, punya mental health/disability yang bikin dia gabisa networking conventionally?” dan masih banyak “gimana kalo- gimana kalo” lainnya. Tapi satu hal yang kusadari, terlepas dari keabsurdan debat kusirnya, twitter ini sebetulnya tempat yang sangat bagus untuk thinking exercise. Terutama buat aku yang ternyata lebih menyala dan jalan otak buat nulisnya kalau sifatnya reaktif kayak gini lol.
Yaudah intinya lagi: PENDIDIKAN SETARA FOR ALL. Ku masih percaya sekali pendidikan itu salah satu metode paling efektif untuk mengeluarkan kita dari kemiskinan. Noni for Menteri Pendidikan gaknih (gak deh, takut, si Nadiem udah banyak yang cursing juga karena Merdeka-belajar-nya yang menurutku personally juga terlalu muluk & ideal).
Sekian
30.18
14:29 28/03/2024
7 notes · View notes
deepinnomin · 4 months ago
Text
EVERLUST PART 87 - NOMIN AU by @cupkissezst
Dengan didampingi oleh Tara, Sadra mencoba untuk bisa berbaur dengan orang-orang yaang berada di studio lantai 3 di gedung Starium Agensi itu. Mungkin tidak bisa semua, namun Sadra setidaknya bisa saling mengenal beberapa di antara banyaknya orang yang akan ikut andil dalam projek drama itu.
Sadra sudah memegang sebuah naskah di tangannya. Ia sempat membukanya tadi dan membcanya sekilas. Ia sudah memastikan bahwa desas desus yang mengatakan bahwa projek drama dari Bang Aof adalah adaptasi dari manhwa Jinx. Ya, itu benar adanya.
"Samudra?" seorang laki-laki yang baru memasuki studio seketika meneriakkan nama Sadra. Terpanggil, Sadra langsung menoleh. Laki-laki tadi pun tersenyum dan melangkahkan kakinya mendekati Sadra.
"Ya?" sahut Sadra.
"Gw Abigail yang bakal nemenin Lu selama poject drama ini berjalan." ucap laki-laki berkacamata sambil mengulurkan tangannya. Sadra tentu menyambutnya dengan senang hati. Sepertinya dia yang dibicarakan oleh Bang Tara kemarin.
"Ya bisa dibilang Gw yang bakal jadi manager lu, mulai sekarang." lanjut Abigail.
"Oh, ok, bang Abigail. Gw kayaknya emang butuh banget dampingan." kata Sadra dengan pandangn yang menelisik ke seluruh ruang studio yang memang ramai dengan beberapa aktor yang Sadra tahu dan sisanya sudah jelas bahwa mereka adalah kru atau tim yang akan ikut serta dalam project ini.
"Haha, ya... Gw paham kok. Anyway, selamat ya Lu bisa lolos dan langsung jadi pemeran utamanya. Tapi Lu tenang aja, jangan terlalu ngerasa insecure karena Lu bakal dapat pembelajaran. Jadi Lu bisa mengasah kemampuan acting Lu. Syaratnya cuma satu. Jangan malu!"
Mungkin, ini merupakan pembelajaran pertama yang Sadra dapatkan dari Abigail. Sebagai sosok yang katanya akan menjadi manager dari Sadra, Abigail tentu harus bisa segera mengenal calon aktornya itu. Ia harus bisa segera merangkulnya agar Sadra juga tidak merasa bahwa dia sendirian.
"Samudra mana ya?" seorang laki-laki memanggilnya dari ambang pintu.
"Ya? Kenapa Phu?" tanya Abigail.
"Disuruh ke sebelah sama Bang Aof!" pinta Phu. Abigail hanya mengacungkan jempolnya lalu Phu meninggalkan ruangan itu untuk kembali ke ruangan sebelah.
Abigail lantas mengajak Sadra untuk ssegera menuju ke ruangan sebelah sesuai permintaan.
di ruang sebelah hanya ada beberapa orang. Tiga di antaranya sudah Sadra kenal, termasuk ada sosok Zealand di sana sedang sibuk mengunyh uah strawberry favoritnya sambil membalik naskah di tangannya. Love berdiri di hadapan Zealand tengah menjelaskan sesuatu. Namun saat Sadra masuk, Love langsung menepuk pundak Zealand dan menunjuk ke arah Sadra.
"Samudra? Akhirnya bisa ketemu juga Gw!" seorang laki-laki lain segera menyambut Sadra. Ia menjabat tangan Sadra lalu segera menariknya ke tengah ruangan.
"Kenalin, Gw Aof, yang bakal jadi sutradara di drama kita nanti." Kata Bang Aof memperkenalkan diri.
"Karena di sini lu adalah aktor baru, jadi lu harus dapat perhatian khusus. Lu udah tahu Zealand kan?" tanya Bang Aof sambil menunjuk Zealand yang masih di tempatnya. Zealand yang terpanggil hanya mengalihkan pandangannya sebentar dari naskah di tangannya untuk melihat Sadra yang jaraknya sekitar 3 meter itu. Cukup jauh tapi kedua mata mereka sempat bertemu.
Sadra mengangguk, "Iya..." jawabnya agak canggung. Melihat reaksi Zealand itu membuat Sadra berpikir apakah Zealand tidak mengingatnya? Zealand malah kembali fokus pada naskahnya.
"Nah, Dia yang bakal jadi lawan main Lu. Dia yang jadi jaekyung dan Lu jadi Kim Dan." kata Bang Aof memberitahu.
"Nah, hari ini kalian bisa mulai PDKT. Gw kasih waktu minimal satu minggu buat kalian bisa saling berkenalan, dan minggu selanjutnya kalian udaharus bisa membangun chemistry. Caranya? Gw bebasin!" lanjut Bang Aof. Jujurr saja, sampai di titik itu Sadra masih hanya bisa diam. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan meskipun Bang Aof sudah mengatakan apa yang harus ia lakukan.
"Gw bentar lagi kudu ke boxing camp, Bang!" izin Zealand. "Kita kenalan lewat WA dulu aja ya?" pintanya.
"Lah? Gw kira Lu minta libur dulu hari ini?" tanya Bang Aof.
"Pelatihnya juga bilang gitu, tapi Gw gak mau. Nanggung kalau kudu libur." kata Zealand yang kemudian berjalan mendekati Sadra.
"Ntar Lu minta kontak gw aja ke Bang Abi, ya? Gw tunggu chat Lu!" kat Zealand dengan santainya sambil menepuk lengan Sadra. Benar-benar tanpa basa-basi. Namun entah kenapa Sadra merasa saat itu ia seperti sedang di telantarkan karena Zealand langsung beranjak pergi keluar dari ruangan itu diikuti oleh seorang laki-laki yan Sadra yakin itu adalah managernya.
"Bukannya Gw udah bilang supaya jadwal dia diliburin dulu ya hari ini?" tanya Bang Aof kepada beberapa timnya yang ada di sana.
"Dia yang gak mau, Bang. Yaudah ikutin aja mau diaa, Bang." kata Phu yang berhasil membuat Bang Aof menggelengkan kepalanya.
"Sorry ya Samudra. Harusnya hari ini Lu sama Zealand bisa saling kenalan satu sama lain trus ngobrolin naskah nyari chemistry tapi kayaknya gagal." kata Bang Aof merasa bersalah pada Sadra.
"Ah, iya Bang, gapapa kok. Gw juga masih bingung kudu ngapain." jawab Sadra.
"Lu mau langsung ngobrolin naskah sama pengarah naskah gak? Atau mau pulang aja? Soalnya kayaknya lu masih bingung banget gitu. Ntar biar dikoordinasi lagi sama manager Lu supaya lu bisa lebih ngerti lagi sama apa yang harus lu lakuin." Bang Aof memberi opsi.
"Ya, kayaknya gitu aja deh Bang. Gw masih grogi juga. Gw butuh waktu buat nenangin diri dulu sambil baca-baca naskahnya juga." kata Sadra.
"Ya, Ok. Lu bisa pulang aja kalau gitu. Nanti jadwalnya menyusul ya..." kata Bang Aof mempersilakan Sadra untuk pergi.
"Oke Bang. terimakasih ya..." Sadra pun langsung beranjak pergi diikuti oleh Abigail.
"Yaudah kalau gitu kita ketemu sama yang lain dulu aja buat finalin jadwalnya." ajak Bang Aof yang sempat Sadra dengar sebelum ia benar-benar keluar dari ruangan.
2 notes · View notes
gejultv · 4 months ago
Text
Film Anyar : Daftar Film Bioskop Tayang Juli 2024
Film Anyar
daftar film anyar bioskop yang tayang di Juli 2024 dan wajib Anda tambahkan ke jadwal tontonan Anda.
Tumblr media
1. Mungkin Esok Lusa atau Nanti
Tanggal Tayang: 11 Juli 2024 Genre: Drama, Romansa
Film ini mengikuti cerita Kemuning, seorang perempuan desa yang tengah berjuang menyelesaikan kuliahnya di Turki sambil menjaga janji setia pada Raditya. Meskipun menolak cinta Dewo, sahabat Raditya, kesetiaannya diuji dengan kabar yang menyakitkan. Film ini menawarkan kisah tentang cinta dan pengkhianatan yang bakal menarik perhatian banyak orang.
2. Fly Me to the Moon
Tanggal Tayang: 11 Juli 2024 Genre: Romansa, Komedi
Mengambil latar belakang sejarah Apollo 11, film ini menggambarkan persaingan sengit antara Uni Soviet dan Amerika Serikat dalam misi luar angkasa. Dengan latar luar angkasa yang diperhatikan dengan detail, film ini memberikan pengalaman menonton yang menyenangkan dan edukatif. Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati film ini yang penuh dengan humor dan sejarah.
Baca Juga Artikel Terkait lainnya Film Bioskop Terbaru:
Rujukan 5 Film Musim Panas  Paling Dinanti Tahun 2024: Juni hingga Agustus
Deadpool & Wolverine
2 notes · View notes
aksara-rasa · 10 months ago
Text
Aji Nurrudin;
(Teruslah membumi dan sederhana, karena dari kesederhanaan yang kamu bumikan, aku jatuh cinta 🤍)
______________
Sebetulnya hari ini gak ada rencana sama sekali untuk keluar. Tapi tiba-tiba ada saja keperluan yang mengharuskan kita keluar dan ketemu lagi.
"Besok kan ada acara haulan, mau gak antar neng ngprint kupon dan administrasi lainnya untuk acara besok?"
"Hayukk.. "
"Habis isya aja ya.. da sekarang malam jumat barangkali sehabis maghribnya mau al-kahfi dan yasinan dulu."
"Iya sayang.."
Seperti biasanya, aku yang minta antar—dia juga yang selalu menjemputku.
Kami jalan menuju fotokopian.
"Aa udah makan belum?"
"Hmm belum.. neng si?"
"Belum juga, nanti sekalian beli aja sayang.. Aa mau apa?"
"Udah nanti aja sayang.."
"Dih beneran tau orang neng udah dibilangin sama mamah nanti sekalian beli makan sama aa, jatah kita sayang.."
"Emang beneran?"
"Iya sayang.."
"Neng si mau apa?"
"Apa ya ..."
Padahal dari siang BM mie ayam.. tapi ko jadi bingung gini.
Obrolan menu makan malam kita terpotong dengan sampainya kita di tempat fotokopian.
Aku langsung saja menjelaskan kepada petugasnya. Mau ngprint ini, masing-masing satu lembar dan sekalian minta di potongin. Selama menunggu pesananku selesai, kita duduk di kursi tunggu sambil mengobrol santai. Tak peduli orang sekitar karena nyatanya yang datang ke fotokopian hanya 1-2 orang. Tidak terlalu ramai.
"Ciee calon pengantin." Dia terus  mengatakan itu sejak turun dari motor, dia benar-benar berniat menggodaku.
"Ciee calon pengantin juga.." aku membalasnya tak mau kalah.
"Dih dibalikkeun.."
"Nya meren da sama aja aa ge calon pengantin.. "
"Nya si .. tapi neng serius dech.. kalau neng jadi di hias jam 2 malam, trus pagi-paginya beneran pup. Neng bakal jadi cewek yang lagi pup dalam keadaan yang paling cantik."
Aku tertawa tak terima tapi kalau iya terjadi, benar juga apa yang di katakannya. Mana ada pup dalam kondisi wajah bermakeup pengantin kan?
"Dih iya ya.. apalagi neng jadwal pupnya kan emang pagi."
"Nah kan pas.. pokoknya neng harus cerita nanti ke aa."
"Emang absurd si.."
Kemudian obrolan dia tiba-tiba serius.. membicarakan banyak persiapannya menuju pernikahan. Aku spechless karena dia begitu serius dan tiba-tiba. Mata teduhnya menyimpan kematangan selayaknya orang yang benar-benar bertanggungjawab. Jelas aku bisa melihat value dia bahkan saat pertama kalinya memutuskan untuk mengenal dirinya dengan lebih baik lagi.
"Ko pengen pecel ya?"
"Neng mau pecel?"
Aku menggeleng. Bingung.
"Mie ayam, bakso, pecel, atau sate?"
"Neng dulu coba maunya apa.. nanti baru aa yang ngasih tau."
"Neng mauuu sa....te."
"Nah! ya udah aa juga mau itu."
Hahaha aku tertawa sponton. Mengatainya curang.
"Beneran neng, da aa ge pengen sate."
"Oke.."
Pesananku selesai dan kita melanjutkan perjalanan membeli sate kambing langganan si aa.
Setiap tempat yang kita singgahi—selalu ada cerita di dalamnya.
Setiap jalan yang kita lalui—selalu juga ada cerita di dalamnya.
Ngprint sudah. Beli sate juga sudah. Saatnya pulang menuju rumah. Kita memang berencana makan di rumahku. Jadi, kita hanya membeli satenya saja. Tidak makan di tempat.
Satu desa terlewati. Dua desa lagi yang harus kita lalui untuk menuju ke rumahku.
"Neng, nanti mampir ke alfa dulu ya.."
"Mau ngapain yang?"
"Beli kebutuhan neng katanya."
"Aa masih ingat?"
"Iya sayang pokoknya nanti beli ya..."
"Oke.."
Dari awal masuk, nyimpan barang ke keranjang sampai melakukan pembayaran ke kasir aman-aman saja. Dan begitu kita berbalik badan sambil jalan menuju keluar ada saja obrolan renyah yang dibicarakan,
"Yang..  ada yang foto di luarnya.."
"Iya gening.. beu urang miluan beu (ayo kita ikutan yuk)"
"Kalau kita ikutan, nanti berasa lagi foto pengantin a. Hahah."
Mas mas.. boleh minta fotonya sebentar?"
Aku dan aa spontan bertatapan. Aku menahan tawa, mengikuti coolnya si aa.
"Sini mbanya juga deketan"
"Ohh.. saya ikutan juga?"
"Iya mba.."
Cekrek! Satu dua kali gambar kita diambil.
"Makasih mas.. pengantin baru?"
"Insya Allah mau pa.."
"Ohh baru mau.. semoga dilancarkan ya.."
"Aamiinn..makasih pa," jawab kami serentak
"Mari pa.."
Kami menganggukkan kepala. Pamit
"Ya.. hati-hati.".
Di perjalanan, tentu saja kita membicarakan hal absurd yang barusan terjadi. Tapi sekalipun hal absurd tentu di dalamnya ada kebaikan bukan? Kita membantu beliau dalam laporannya, kita juga didoakan beliau tanpa kita pinta. Kapan lagi kan di doakan langsung olah pak pol? Hihi
Kita melanjutkan perjalanan sampai tiba di sebuah perbatasan desa,
"Yang.. pegangin yang.. sembunyiin." Ucap aa sambil memindahkan bungkusan sate dari depan ke tangan aku.
Awalnya aku sempet bingung apa maksudnya, tapi begitu melihat jalanan sekitar yang gak ada permukiman warga sama sekali, akhirnya aku paham.
"Oke yang.. neng pegangin yang kuat."
"Nah.. paham kan neng?"
"Paham sayang .. bisi nanti ilang satu gimana.. udah mah ada 10.  Nanti aa 5 masa neng 4 makannya." Hahaha aku bercanda tapi merinding juga. Meminta ke si aa untuk lebih cepat mengendarainya.
"Hahah maksudnya mah takut kenikmatannya berkurang sayang, ini kan sate kambing. Beda kalau misalnya sate ayam si. Sate kambing tuh da kesukaannya makhluk-makhluk yang kayak begituan."
"Iya aa.. neng paham.. berarti aa setiap beli sate juga begini ya?"
"Hahaha ..ketahuan dech.. udah neng udah aman sekarang mah,"
"Dih belum aa.. kan ada lagi.. "
"Dih enya nya.. jembatan. Hahaha pinteran gening neng?"
"Hahah ya atuh kalau ke susukan baru tuh udah.. kalau ke rumah neng kayaknya harus sampe rumah dech di pegang terus. Jembatan, belum lagi kuburan."
"Hahaha ya udah siplah pegangin sampe rumah."
Setibanya di rumah, aku langsung menyiapkan alat makan, minum, dan nasi yang hangat. Kita makan bersama, dan rasanya pun masih enak. Alhamdulillah..
Kamis malam, 21 des
6 notes · View notes
tikatekii · 1 year ago
Text
What did you eat yesterday?
Akhir-akhir ini aku dipaksa (oleh diri sendiri) memikirkan alasan, kenapa kamu betah di kota ini? Setiap kali orang-orang bertanya, jawabku sekenanya "aku suka makanan di sini, hahaha!" 
Menurutku, alasan ini adalah yang paling praktis menjawab pertanyaan basa-basi atau karena memang rasa ingin tahu.
Ngomong-ngomong, setiap hari aku rindu masakan rumah, masakan Mama tentunya. Obrolan kami di chat atau telpon setiap hari adalah saling memastikan ngana so makang? Mama masak apa hari ini?  Tadi malam makang apa? Kemarin makang apa?
Aku tidak mengira bahwa pertanyaan-pertanyaan itu menjadi sangat berarti akhir-akhir ini. Dulu kupikir orang hanya basa-basi menanyakan sudah makan atau belum. Namun pada orang-orang terdekat kita, ternyata pertanyaan itu adalah bentuk kekhawatiran yang paling jujur, ygz? Walaupun sampai malam ini aku belum pernah lupa makan sih🙂
Setelah sembuh dari parosmia setahun yang lalu, relasiku dengan makanan kembali seperti semula. Rasanya aku selalu ingin merayakan makanan apa saja yang bisa kumakan dan menyantapnya dengan penuh perhatian. Gambar makanan bertubi-tubi di bawah ini adalah bagian penting dari cerita adaptasiku di tempat baru, meski gak baru-baru amat…
Bulan lalu waktu lagi di desa, aku dan Purwanti nemu Mie Kuah yang jualan depan dapur arang pas lagi laper-laparnya , tadinya kita ragu-ragu, tapi, kok enak! Karena gak ada namanya kita namain aja Mie Dapur Arang.
Sebagai pecinta mie selamanya wkwk, aku juga gak pernah melewatkan hari-hari di desa tanpa makan Mie Afung yang buka sejak tahu 80-an di Batu Ampar. Makanan penyelemat tiap kali bingung sama pilihan makanan di desa yang kebanyakan santan.
Ada Ikan kembung asin yang kumakan di rumah Kak Ati, tetangga baik hati yang tinggal dekat basecamp kami. Rasa ikan asin ya asin aja, tapi makan rame-rame dan jadi akrab dengan mereka terasa lebih nikmat
Btw, kemarin aku agak capek dan laper, jadi masak indomie goreng kan biar cepet. Eh malah kutuangin kuah sepanci…yaelah fatimah~
Tapi ternyata aku paling cinta Sup Ikan Sayur Asin, karena ku baru sadar rasanya mirip ikan kuah kuning masakan Mama, tanpa sayur asin. Janji sih ke diri sendiri bakal belajar bikin sayur asin biar bisa makan sup ini kapan aja.
Jadi, kemarin kamu makan apa?
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
6 notes · View notes
madurapost · 5 months ago
Text
Upaya Achmad Baidowi Sejahterakan Guru Ngaji dan Madin di Pamekasan
PAMEKASAN, MaduraPost – Bakal Calon Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Achmad Baidowi, menggelar silaturahmi dengan tokoh masyarakat di Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Pamekasan, pada Sabtu, 6 Juli 2024. Silaturahmi sekaligus serap aspirasi ini dihadiri sejumlah tokoh, termasuk guru ngaji dan guru Madin. Banyak aspirasi yang disampaikan kepada Achmad Baidowi, salah satunya adalah…
0 notes
ribrid · 1 year ago
Text
Time Spent With You
Aku rasa, pada dasarnya tiap orang memiliki preferensi masing-masing untuk menghabiskan waktu. Pemikiran ini muncul ketika mengingat beberapa momen yang dihabiskan bersama teman : saat jalan-jalan ke Jatim Park bersama Dinda dan Rara, antusiasnya Rara untuk jalan ke kafe baru di Jalan Tunjungan dan mencoba photobox-nya. Saat diajak Ratnanda main badminton dan menghancurkan permainan perfect milik kaum bapak-bapak. Atau saat menemani Medha bareng Alivia sekedar jalan-jalan memenuhi rasa penasaran ke tempat-tempat viral terbaru. 
Tak melulu soal jalan-jalan ke tempat yang bagus. Cukup sesederhana baca buku bersama di Perpus Jakarta, kemudian makan lalapan setan bareng Mas Alam. Atau jauh-jauh ke Batu hanya demi duduk di pinggir sawah desa buat deeptalk bareng Husna, dan jauh-jauh ke Bandung yang berujung nemenin Warda mencari STNK yang hilang dan berujung pada nangis bombay saat mau balik ke Jakarta. 
Jika aku disuruh menghabiskan waktu seorang diri, pilihanku tak jauh-jauh dari buku : perpustakaan, toko buku, atau pasar buku bekas. Tempat-tempat seperti Jalan Semarang, Perpus Pemda Surabaya, Perpus C2O, Perpus Pasuruan, Perpus Jakarta, Perpusnas, Pasar buku bekas di Blok M dan di Kwitang, bazar buku, dan toko-toko buku nasional, indie, atau impor adalah tempat-tempat yang aku bersedia mengunjunginya seorang diri dan menghabiskan waktu yang lama.
Bukan berarti opsi-opsi yang lain tidak menarik. Akan menarik, dan selalu menarik, jika dihabiskan bersama seorang atau beberapa teman. Namun, lagi-lagi preferensi orang berbeda. Jika seorang diri, maka bagiku, opsi itu jadi kurang menarik.
 Dari sini, aku jadi paham kenapa bila sendirian maka tempat viral dan paling estetik sekalipun tidak menarik minatku. Namun mengapa jika ada teman yang membersamai, sejauh dan sesulit apapun rute-nya, bakal dijabanin. Semuanya, karena lagi-lagi, faktor paling utama bukan karena tempat tujuannya, namun karena temannya.
Atas dasar teman, dan atas dasar jiwa-jiwa yang masih ingin mencoba hal baru namun kadang terlalu mager dan kurang kuat kemauannya jika melakukannya seorang diri, ke manapun ajakannya, ayo deh.
Whenever I couldn't answer a question to what place I want to go, it's because of two things : I don't have much knowledge and personal preference of places other than libraries & bookshop (that I assume is boring for some people), and, because for me, when I'm with you, my friends, the best factor is not the destination, it's the memories : time spent with you.
3 notes · View notes
irwanduasisinews · 6 months ago
Text
Kepala Desa Yamansari Gunakan Jalur Independen Pencalonan Bupati Tegal
Slawiraya.com ( Slawi ) Kepala Desa Yamansari, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, H Muhammad Mu’min, S.T mendaftarkan diri sebagai Calon Bupati Tegal melalui jalur perseorangan (independen) di KPU Kabupaten Tegal, Minggu (13/5/2024) pukul 23.20 WIB. H Mu’min yang telah mendaftar Bakal Calon Bupati Tegal dibeberapa partai politik (parpol), menggandeng seorang ASN Pemprov Jateng, Bima Eka Sakti…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
shifaturrahmah · 2 years ago
Text
Golden Yellow (Part 2 : Hujan)
“So, do you have any questions so far miss Naira?”
“Would you mind letting me know, what’s the next steps will be with my candidacy?” Entah energi dan rasa percaya diri dari mana yang menggerakkan Naira hari itu. Ia merasa dunia sedang menjadi miliknya. Ini pasti berkat doa bapak. Dan tak bisa dipungkiri, sepanjang interview dan presentasi singkat itu, senyum dan binar matanya sungguh memukau.
“We’ll probably want to get you back soon to meet with Mr. Wong, we’ll contact you later for the schedule”. Buncah bahagia itu tak bisa ia pungkiri. Berterima kasih se-elegan mungkin dan menjabat tangan interviewer satu per satu. Sebuah hal yang ia visualisasikan sedari dulu, sejak ia pertama kali membidik perusahaan ini menjadi tempat bertumbuhnya suatu saat nanti. Dan hari ini semesta memenuhi janjinya. Ia keluar ruangan interview dengan hati yang penuh rasa bahagia, namun ia putuskan menahan kebahagiaan itu sementara, hingga mendapatkan tempat yang tepat untuk menelpon dan membagikannya kepada bapak dan ibu di desa.
Jika aku harus jujur, senyum dan binar mata itu pula yang berhasil membuatku tersenyum dan merasa bahagia ketika menuliskan cerita tentangnya.
12 Panggilan tak terjawab.
Tulisan pertama yang mengalihkan perhatiannya ketika melihat gawainya di depan kaca toilet besar lantai dua puluh tujuh. Apakah ibu penasaran bagaimana hasil interviewku? Tapi kenapa harus menghubungiku sebanyak itu?
“Tuut.. tuuut..” Dengan tangannya yang sedikit gemetar dan jantungnya mulai tak karuan, ia mencoba menelpon balik ibu. Jujur saja perasaan tak enak itu seketika menggantikan buncah bahagianya. Naira berusaha menenangkan dirinya sebaik yang ia mampu. Menarik nafas dan membuangnya perlahan. Bukankah itu hal mudah yang sudah selalu ia praktekkan?
“Tuuuut..” Sudah kali keempat Naira coba menghubungi ibu. Tapi tak ada jawaban.
Untuk pertama kalinya ia tak pernah sekhawatir itu. Bahkan ia tak siap dengan kemungkinan terburuk yang ia harus hadapi. Bayangan yang ada ia tepis mentah-mentah. "Semua bakal baik-baik saja. Oke. Bapak baik-baik aja. Ibu baik-baik saja. Aku harus baik-baik saja." Ia diam sejenak. “Aku harus cepat pulang”. Ia memutuskan mengambil jadwal kereta tercepat yang bisa ia raih. Membiarkan tiket yang telah ia persiapkan sebelumnya hangus.
Lik Narto. Nama itu gantian muncul di handphone Naira. “Halo. Lik, bapak ibuk dimana? Dari tadi Nana coba telpon gak bisa.” Sepersekian detik Naira langsung mengangkat panggilan itu, suaranya parau. Tak bisa dipungkiri kini wajahnya sudah basah.
“Sing sabar ya nduk. Bapak nunggu kamu di rumah.” Sayup terdengar suara ramai di seberang sana. Bukan suara tawa. Hanya ada tangis dan ucapan samar bela sungkawa, turut berduka cita. Naira tak bisa berkata apapun lagi. Tubuhnya lemas di atas kereta Jayakarta.
“Nggak mungkin. Aku pasti salah dengar. Tapi kenapa Lik To menyuruhku sabar? Bukankan bapak memang selalu menanti kepulanganku? Tidak. Pasti Lik To salah. Semua baik-baik saja kan?” Seakan tak percaya atas apa yang barusan didengarnya, malam itu Naira bergelut dengan pikirannya sendiri. Air matanya sudah tak terbendung. Berkali-kali ia memegang kepala dan mengusap wajahnya. Mukanya memerah. Ia tak bisa berfikir jernih. Rasanya ingin tidur dan semua akan kembali membaik saat bangun. Naira ingin lari. Tapi bahkan menggerakkan kaki saja beratnya setengah mati.
...
Akhirnya pagi itu Naira membuka kembali matanya. Yang terakhir ia ingat hanya halaman depan rumahnya. “Bapak!” Seketika ia beranjak bangun tanpa aba-aba. Tenaganya habis. Ia kembali kehilangan kesadarannya.
Naira memandangi makam bapaknya yang tertutup bunga segar. Penuh. Hingga tanahnya tak lagi terlihat. “Seharusnya Nana nggak perlu berangkat ke Jakarta. Harusnya Nana paham maksud kata-kata Bapak. Nana egois. Nana e..goiiss.”
Ibu mengelus punggung anak sulungnya dengan lembut. Ia tak bisa berkata-kata. Kesedihan itu begitu membungkam, terlalu mencekam untuk bisa dicerna. Lisa hanya bisa memeluk erat tangan ibunya menyaksikan kakaknya begitu kacau. Ia ingin memeluk Naira, tapi juga tak kuasa membuyarkan Naira yang sedang bermesraan dengan kesedihannya. Ia tau ada jarak yang belum bisa ia tembus disana. Sebagaimana diamnya Lisa yang sangat sulit diterka, kecuali oleh ibunya.
Pria itu memohon pamit kepada Ibu setelah berdoa dan menaburkan bunga mawarnya untuk Bapak. Sesekali ia melirik Naira, bersimpati padanya. Tapi Naira, yang terlalu larut dalam tangisnya, sama sekali tak menyadari kehadirannya. Nak Andi, seorang yang sangat dekat dengan bapak belakangan ini, ia mencium tangan ibu dan mengusap kepala Lisa sebelum pergi. Ia begitu menghormati bapak, seseorang yang telah membantunya mewujudkan mimpinya di Karangbangun ini.
5 notes · View notes
rahmadany · 2 years ago
Text
4/4 Perjalanan Menuju Pulih
" ka, sepertinya nanti kamu bakal ditugaskan buat mengarahkan anak-anak pengabdian ke desa-desa tertentu deh " ucap salah satu temanku ketika membuka topik obrolan selepas penyuluhan di desa itu.
Aku yang masih sibuk merapikan peralatan penyuluhan tadi, langsung terdiam, dan menoleh ke arahnya " aku ?? Kok aku sih, ngga mau aku " tolakku dengan spontan.
" soalnyakan kamu yang pengalaman di yang kayak gitu-gitukan ? "
" gitu-gitu gimana mba ? Aku ngga pernah ikut-ikut pengabdian loh dulu tu "
" yakan semacam relawan gitu ngga sih ? "
" lihat nanti ajalah mba, kalo ngga mager " kataku dengan nada malas .
Sudah terhitung hampir 2 tahun aku ngga pernah mengikuti kegiatan sosial semacam itu lagi. Tidak dapat dipungkiri jika rasa rindu itu mulai membuncah. Seakan-akan ingin segera dituntaskan. Namun apalah daya, lagi-lagi aku masih belum ingin kembali ke pulau jawa. Bukan karena tidak rindu atau sudah lupa dengan kampung halaman. Namun lebih kepada ingin menyelesaikan segala yang belum sempat ada kata selesai.
Kakiku terus melangkah, sedangkan fikiran entah dia berkelana kemana lagi untuk menjajaki pada hal-hal yang pernah dilakukan namun tak dapat ditarik kembali.
" eka ? " suara itu bersimpul pada kata tanya. Aku yang masih berusaha menganalisis suara ini hanya mampu mengerutkan dahi. Aku mengenalinya, tapi siapa
Ku beranikan diri untuk mendongakkan kepala dan betapa terkejutnya ketika mengetahui sosoknya. Sembari menetralkan segala rasa, aku memunculkan senyum canggung dihadapannya.
" iya ? " jawabku dengan mengembalikan tanda tanya yang tadi ia berikan .
" tidak apa-apa, tadi aku kira bakal salah orang. Ternyata beneran kamu " balasnya dengan sebuah senyuman yang sama, Seperti di 5 tahun yang lalu.
" ohh .. Iyaa, mari " singkat, padat, jelas dengan satu kali kalimat pungkasan seraya menundukkan kepala tanda berpamitan.
" ka " panggilnya dengan suara lembut .
Aku hanya menoleh dengan menatapnya kembali, tanda aku sedang mengatakan " ya ? " . Hanya gerakan singkat tanpa sepatah kata.
" aku minta maaf " ucapnya dengan kepala menunduk. Dan aku, hanya mampu tersenyum simpul dibalik masker medis yang aku kenakan, lalu beranjak pergi.
"Barangkali memang Tuhan sedang ingin menyelesaikan masalah kita dengan ungkapan perminta maaf'an mu yang sempat tertunda. Karna memang beberapa luka masih tertahan hanya karena perpisahan yang belum selesai. Dan aku ingin segera menyelesaikannya, agar tidak kembali bertemu dengan mu ".
Jadilah Tabah untuk segala sesuatu yang membuatmu patah.
Januari 2023, selesai ..
3 notes · View notes