#Brilian
Explore tagged Tumblr posts
Text
BRI Genap Berusia 128 Tahun, Semakin Kuat dan Hebat
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Selama 128 tahun, BRI melayani masyarakat hingga ke pelosok negeri. Dalam kurun waktu tersebut, BRI telah mencatatkan berbagai prestasi yang membanggakan. Sepanjang tahun 2023, BRI telah menerima 190 awards baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Percapaian tersebut tentu tidak terlepas dari kepercayaan nasabah kepada BRI serta partisipasi aktif seluruh pekerja BRI dalam memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah dan kinerja yang optimal. Pada usia ke-128, BRI mengusung tema ‘Kuat dan Hebat’, yang mengisyaratkan perjalanan panjang BRI sebagai institusi yang telah tumbuh dan berkembang selama 128 tahun dan komitmen untuk terus maju dan berevolusi. Sebagai wujud syukur dan bangga terhadap pencapaian tersebut, serta memeriahkan hari jadi BRI ke-128 pada 16 Desember 2023, BRI Regional Office Denpasar menyelenggarakan upacara peringatan dan syukuran. Pada kesempatan tersebut juga diserahkan penghargaan kepada para Yubelaris yang telah bekerja kepada BRI selama 35 Tahun, 30 Tahun, 20 tahun, dan 15 Tahun tanpa putus dan tanpa cela. Regional CEO BRI Denpasar, Recky Plangiten mengatakan, tahun ini BRI menyerahkan penghargaan kepada 2 orang pekerja BRI dengan masa kerja selama 35 Tahun, 7 orang pekerja BRI dengan masa kerja selama 30 Tahun, 60 orang pekerja dengan masa kerja 20 tahun, dan 5 orang pekerja BRI dengan masa kerja 15 tahun. "Pemberian penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi BRI kepada Insan BRILian yang telah bekerja untuk kemajuan BRI dengan setulus hati selama bertahun-tahun secara terus menerus dan tanpa cela," ujarnya. Selain itu, pada kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan kepada 44 panti asuhan dan yayasan se-Bali, NTB, dan NTT yang merupakan sumbangsih dari Insan BRILian. Setelah upacara peringatan, acara dilanjutkan dengan syukuran yang ditandai dengan pemotongan tumpeng secara serentak di seluruh Indonesia secara daring. Hal ini sebagai wujud syukur BRI atas pencapaian yang telah diraih selama 128 Tahun. Sebelumnya, dalam rangkaian HUT BRI ke-128, juga telah dilaksanakan berbagai kegiatan Bakti Sosial, CSR, dan TJSL. Diantaranya donor darah Insan BRILian se-Bali, NTB, NTT dengan mengumpulkan 1.447 kantong darah, pelaksanaan program Jaga Sungai Jaga Kehidupan x BRI Menanam di 6 sungai se-Bali, NTB, NTT, bantuan layanan pemeriksaan kesehatan gratis kepada 2.500 orang masyarakat di 5 Branch Office se Bali, NTB, NTT. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan merupakan wujud kehadiran perbankan di masyarakat. Diharapkan masyarakat dapat merasakan manfaat dari kehadiran BRI.(*/bpn) Read the full article
0 notes
Text
Salim Hutajulu: Brilian, Gagasan Anies Berdialog dan Serap Aspirasi Kaum Milenial
JAKARTA | KBA – Pengamat politik dan pegiat demokrasi senior Salim Hutajulu menyambut baik gagasan Bakal Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Rasyid Baswedan yang memberikan ruang dan kesempatan berdialog dengan generasi milenial. Sebuah gagasan brilian karena pemilih milenial itu paling banyak suaranya dalam Pilpres mendatang. Salim menyatakan hal itu, kepada KBA News, mengenai …
View On WordPress
1 note
·
View note
Photo
Coming Soon #expo #exporter #jccsenayan #jcc2022#jccindonesia #expo #brilian #brilianpreneur2022 #bripusat #brijepara (di Jakarta convention center ( JCC )) https://www.instagram.com/p/Cln_UbSvhsT/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Text
Program Desa BRIliaN dari BRI Mendukung lebih 2.800 UMKM dari Pedesaan di Indonesia
Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus berupaya turut andil dalam mengembangkan ekonomi masyarakat. Salah satunya membuat Program BRIliaN yang menjadi komitmen dalam pemberdayaan kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari lingkup desa. Pelaku UMKM dari pedesaaan yang menghasilkan produk unggulan didorong agar memperluas penjualan dan jangkauan pasarnya. Caranya dengan diajak untuk mampu…
View On WordPress
0 notes
Text
Kalau kamu peka,Tuhan membentukmu menjadi raga yang kuat, tegak lewat hidup yang membuat kamu terbanting, ringkih, bahkan sering sekali kamu menangis. Kalau tidak melewati jalan-jalan itu, kamu tidak seperti hari ini, tidak seperti seseorang yang sekarang; seseorang yang bernilai, brilian, juga tahan banting. Kamu sudah terbiasa hidup yang keras.
Kamu tumbuh menjadi manusia yang hebat.
@menyapamakna1
#tumblr#menyapamakna#menyapa makna#makna#menyapa makna1#menyapamakna1#nasehat#motivasi#renungan#reminder
61 notes
·
View notes
Text
Wahai kamu, wanita yang cantik hatinya..
Kenapa harus menangis setiap kali kamu saksikan satu persatu temanmu menikah? Berbahagialah sayang. Jangan kau tangisi dirimu yang masih saja terkurung dalam kesendirian. Tak usah merasa tertinggal. Kamu akan baik-baik saja meskipun belum menikah saat ini. Kita punya jatah waktu masing-masing. Tenanglah. Suatu saat engkau pun akan bahagia di waktu yang tepat. Segala tangisan kesepianmu, akan menyirami benih-benih kebahagiaan yang tumbuh mekar di saat paling tepat menurut Allah. Sabarlah, keterlambatan menikah bukanlah suatu aib. Jadi tak usah malu, tak usah merasa kalah. Sebab menikah bukanlah ajang perlombaan. Sekarang, selama masih ada waktu, selesaikanlah apa-apa yang perlu diselesaikan. Pelajarilah banyak hal, terutama tentang bagaimana menguatkan mental, meluaskan sabar, dan ruang penerimaan. Karena hakikatnya menikah adalah tentang bagaimana kita mampu bertahan dalam segala keadaan. Kelak kau akan dihadapkan pada kekurangan pasangan, pada rewelnya anak-anak, dan pada pekerjaan rumah tangga yang harus kau bereskan. Kuharap saat masa itu tiba kau bisa mengatasinya dengan benar. Pelajari bagaimana menjadi istri yang baik dan ibu yang baik. Agar dari rumahmu lahir sosok-sosok hebat yang membawa pengaruh besar bagi bangsa dan agama.
Sayang, kau harus bisa memahami dengan betul konsep menikah. Bahwa menikah adalah ibadah seumur hidup, yang tidak bisa langsung di akhiri setiap kali badai mengguncang kapal rumah tangga yang kau tumpangi. Aku berdoa, semoga kelak Allah pertemukan dirimu dengan sosok lelaki yang memiliki iman yang teguh, yang marahnya tidak menghina, dan memuliakanmu dengan cintanya.
Selamat menanti dengan anggun dan mensholihahkan diri sebelum bertemu dengan sosok yang sholih pilihan Allah.
Oh ya, satu lagi. Ingat kata Tere Liye, "Tidak usah terlalu cemas dan sedih jika tinggal kita sendirian yang belum menikah, sementara teman-teman terbaik sudah. Apalagi sudah tebal kuping terus ditanya kapan.
Karena dalam situasi tertentu, hal-hal paling indah selalu datang paling akhir. Persis seperti sunset, kalau kalian pernah menatap matahari tenggelam di pantai, momen paling brilian adalah di bagian terakhirnya."
Tetap bertumbuh sayang, selamat menanti dalam ketaatan. Karena kita tidak pernah tahu siapa yang lebih dulu menjemputmu. Entah seorang pangeran atau malaikat kematian. Namun, selama kamu dalam ketaatan in syaa Allah semuanya aman.
@penaalmujahidah
74 notes
·
View notes
Note
Yesterday I was talking to a friend of mine about an au for conductor Riddle and choir Azul when suddenly our conversations shifted to Rapunzel Riddle.
It got me thinking!
A Rapunzel Riddle AU. Where it takes place in Tangled, and Riddle play the role of Rapunzel while his mother is Gothel. So, instead of getting kidnapped (well, he still is, just not by a stranger), Riddle was taken away by his mother on the day he was born because he has a healing power.
So in my mind the backstory went like this:
The Queendom of Roses is a kingdom ruled by a fair and strong royal family. This kingdom is well known for their roses. There was also a legend passed down the line of a beautiful rose that can heal all of your sickness if you sing to it. It was said, that the rose is white in colour, and nothing can taint its beauty. Even the annual Unbirthday Party, where you must recolour any white roses to red, no one can change its pure white colour. For everytime they do so the rose will just sheds the paint right away. It was also said that when it was sang to, the rose will glow a silver light.
Now, this rose is considered to be just a myth. Even in the world full of magic, nothing in this world can grant instant health. However, this rose do exit, but a greedy witch had hide it away from anyone.
This witch was once a famous doctor back then. But she was not brilliant. She was what you consider to be a quack doctor. Though brilian at magic, she doesn't have any healing knowledge. Often put curses on anyone that bring fort her inability to actually heal. One day she found that rose by accident. She then used it to heal people, but with a really heavy price. Not only that, she also use its power to heal herself, stopped her aging when she noticed she was growing old and not pretty anymore.
Centuries went by and she has gone many different identities to not be noticed by anyway. One day, she meet a truly brilliant young doctor. He was not just an ordinary doctor. He was also the personal doctor of the royal family. Interested by his brilliant mind, this old witch tried to get close to him. Enchanted by her beauty, the young doctor ask for her hand in marriage some years down the line of their meeting.
This wedding resulted in her being pregnant. However, in the middle of her pregnancy, she fallen sick. See, despite her young looks, her body is not really young. Not to mention she never fallen pregnant before. She can't really handle the pregnancy. Worried for his wife's health and their unborn baby, the young doctor went to his Queen, begging for any kind of help. The Queen, beloved even if she can be too strict sometimes, give the doctor a helping hand. She told him about the rumoured rose. That it can cure any sickness. While the mases believe it was just a myth, the royal family do know its real existence. However, it was stolen from the royal garden many centuries ago. But you see, the royal family have a great connection to the roses in their Queendom, they alway know the condition of every roses in their Queendom. They know the legendary rose is in there somewhere, safe and sound, and the doctor can use it to help his wife.
The doctor, not really believe it, still agree in his desperation. He went to a journey along with the guards sent to help him by the Queen. Days went by with nothing until he stumbled across a lone garden just in the outskirts of the Queendom.
There, under the moonlight, stand tall a the white rose of the myth. How do they know? For its petals glow and shine aurora like light around it under the moonlight.
The doctor with he help of guards then take it back to the Queendom. When they present the rose to the Queen, she told the doctor to make the rose into tea and drink it to his wife. Shocked, the doctor ask why. For she said that it can cure any sickness with just you sing to it. Not to mention it was the only rose of its existence in the whole world.
The Queen just smile and told him that she believes the baby need it more than the mother, and the rose will one day come back to them.
The doctor, still in disbelief, still follow the Queen suggestion and make it a tea to his wife.
The witch drank the tea and months later give birth to a beautiful white haired baby. The baby is a boy. Born with white hair that glow under the moonlight and eyes bluer than the sky. Upon seeing it the witch instantly know that the rose is gone and now residing in her son.
That night she take away her child and run away to another kingdom across the sea. Leaving her "husband" crying and panicking upon seeing his beloved wife and child gone during the night.
The Queen, upon hearing the news from the sobbing doctor in front of her, just frown while soothing the doctor that she has considered to be her only family. She know, the baby will be back one day. She has seen it in her dreams. Of a young man in red that will one day rule the Queendom. But she can't tell it to the grieving father. So she settled on telling him that his son will one day come back. But they need to light up his journey, so he can find the way back to his arms.
That night, the whole Queendom light up lanterns and sent it to the sky. And they do it, every year on August 24.
Far, far away, in the middle of the jungle, stood a lone cottage with a tall tower behind it. A beautiful sound can be heard from inside. There, you can see a mother and her child sitting in front of the fireplace. The child's long hair glow beautifully under the moonlight.
Anyway! After that really long background, I will tell you the idea of it!
Trey and Che'nya are Riddle's friends. They used to be human children that accidentally stumbled upon Riddle's cottage and ask him to play everytime his mother went away. One day they got found out so Riddle's mother cursed them into animals. Trey as a green hedgehog, while Che'nya as a purple kitten (he never grow into a fully grown cat). Scared, Riddle beg for her to turn them back. He will do anything, but please turn them back.
The witch refuse. But she told him that she will turn them back if he promised to never left her and continue study really hard to one day become a doctor. Riddle agree, just so he can save his friends.
Floyd is Flynn Rider. He got into the tower after accidentally got separated from Azul and Jade when they're on a journey to the Queendom. When he accidentally stumbled into a cave that lead him to a beautiful place where Riddle's tower stood.
Anyway, the journey began when Floyd go in there and tell Riddle about his friends. Riddle, who nearly give up from find anyways to help his cursed friends, beg Floyd to lead him to his friend Azul. If he can't help him, at least Riddle can find other ways to lift his friends' curse outside. In return, after he manage to turn his friends back, he will do anything for Floyd.
So the journey began. And how the story unfold? Well, I don't know fully yet and I feels bad because it is already a really long ask 😅😭
Me: it's 7 am... I should get ready for school
*long ask appears*
Me: school can wait :3
(I'm joking, I'm still going to school bc it's important and Yada Yada) :'3
I put everything under the cut, because I was the 'genius' brain who decided to make it EVEN LONGER... :D
PS: I luv long asks, so more than anything, it made me very happy today!
I actually do have a rapunzel Au, but Idia is the moon drop. Even so, it falls so well with this one, that for the time being, I could use it to temporarily patch up Floyd's backstory and why he stumbled about the cottage and tower. That would imply that Riddle's the sun drop, but alas, this is again, up to debate until a proper story is made for Floyd's background to fall in place with Riddle's.
Since you did say that he stumbles upon the place, I could place it only after Idia goes to the snuggly duckling and Floyd has to leave as he was clearly helping the 2 to escape. Jade got a free pass due to his 'drunk' act and as such he had to stay there until it was safe for him to leave as well. Azul most likely was just experiencing several heart attacks at the moment, so leave him be. :'3
So because he was chased by guards through a forest, Floyd didn't knew when he passed the border, but he knew that those guys relentlessly chased down Azul and Malleus for stealing the crown, so he as an accomplice, was just as visated.
So because borders of kingdoms are basically where 2 outskirts back by back, Floyd basically just goes straight in the rose Queendom border, without having no idea about it. He wanted to hide from his pursuers, without knowing they didn't even pass the border as they knew that was the Queendom of roses. And in there, punishments were much worse for those who break rules. So they didn't doubt that Floyd would cause even a minor inconvenience which would spiral in his iminent decapitation.
So because of this, seeing an abandoned cottage right after he saw a multitude of 'missing child' signs for Trey and Che'nya sure didn't ring any alarm bells. Yeah, sure... -3-;
Cue meeting Riddle. And since I gave to Idia the honor of using a pan to knock out the intruders to his tower, Riddle shall get something more chaotic.
He bonks Floyd with a fucking chair, that's it... Just drop the chair on him... :'3
So of course, Riddle sees this as an opportunity. This guy looked like a merchant, like someone who travels a lot. And with some hope for at least Trey and Che'nya's cause, Riddle hid Floyd and waited for his mother to leave again for an expedition, so that he could wake up the unconscious body and ask for proper help.
Of course, at first, like any normal, sane being, Floyd just wants to leave. But again, the guy is pretty and he asks of him to get Che'nya and Trey out of here safely, to find someone who could turn them back into humans and get them to their homes, where they would be alright.
Floyd takes it as it follows: these 3 are hostages, 2 of which were turned into helpless animals that might as well just be yoinked by a hawk or something. And the 3rd hostage begs for at least the other 2 to escape.
Cue Floyd seeing a business opportunity. He tells Riddle that there is someone he works with and that he could break the curse. But, for that, there would be a price to pay. Riddle of course, desperate, couldn't just leave the opportunity to pass on and offers anything for the 2's freedom. He didn't have money of himself, everything in this tower was his mother's and as such, poor him didn't know what he could offer.
That's when he also remembered of his healing power. So he tells Floyd that he could cure any illness or wound. For the freedom of the 2, Riddle could cure someone's sickness or near fatal wounds.
And Floyd remembers that Azul wears glasses, after he gave away his sight for the twins as a result of a freak accident on the sea. If what this boy with inhumanly long hair says is true, then he could retrieve Azul's sight and restore the twins's eye wounds.
And as such, he decided that the payment had to be solving Azul and the twins's sight problem. Riddle was skeptical, but accepted to help. He expected for Floyd to just bring the 2 here so he wouldn't need to leave the house.
God he was so wrong.
Of course, first on the list was not dragging around this chunk of hair. So Floyd takes it upon himself to firstly braid it and try to pin it as short as possible, so they wouldn't drag around for god knows how long. Riddle admitted that he never had his hair being braided or made into different styles up until now. But following in tow after Floyd, with Trey and Che'nya as well, it felt better to moot have to drag all of that hair after him.
But since Floyd still was not aware he crossed the border, he got confused on his way, following the previous kingdom's map, only to end up in heavens knew where, in a little village next to the kingdom capital. Cue a lot of shenanigans and them realising that 'oh shit, we are in the wrong kingdom/Queendom'. So with this, Floyd haggles his money, thinking that maybe those would be enough to go to the capital and have a merchant negociate to take them to the kingdom they needed to find Azul and Jade in.
So now they go to the capital, absolutely ready to just get on the first cart and leave. Except that while looking for a merchant that was leaving for the kingdom, they stumble upon an old traveler who just sold some exotic spices to the royal bakers: the Clovers. Those were Trey's parents. Che'nya's were the royal jesters.(apparently, historically speaking, court jesters were considered advisors of the rulers and also treated really well)
So Riddle is bringing this up, saying to Floyd that they have to hurry and find this Azul guy, because we are speaking about people who have close ties with the queen. It is bound to be a lasting scandal.
So after some long negociation, finally, the old man takes the 2 in. Floyd had to give all of his money, as the cart was very small and the man had to give up for a few trades in order to make space for these 2.
But of course, they get spotted by Mrs Rosehearts, who is absolutely livid at seeing Riddle outside, with an unknown guy. Cue very epic chase through the street.
In this chase, Floyd does get hurt by trying to protect the old man and Riddle and as such, when they finally get her off their trails, Riddle insists to heal Floyd's wound. And of course, it works instantly.
But also Che'nya was touching the hair while Riddle was using his healing powers and as such, his curse is broken. Realising that all this time, Riddle could've simply broken the curse himself, he uses it on Trey as well and it works wonderfully.
His mother most likely knew about this, but in order for Riddle to not undo her curse, she hid it from him, mostly to make him desperate enough to obey her every word.
So Floyd does say that's a bummer, because he lost now the deal. Riddle tho, thanks him, because if it wasn't for him, he would've never found out that all this time, he could've simply undo the curse himself. But now he was on the run and clearly they couldn't return Trey and Che'nya so easily to the palace.
Floyd reassures that they will find a way back. And they grow closer and cuddle.
But because suddenly their number of people doubled, the merchant had no more space and as such, they had to leave him. Still he didn't return the money back and left, much to Floyd's annoyance. Their next objective: return Trey and Che'nya to the palace.
Cue a LOT of forest shenanigans until they finally stumble back into the capital.
Except that because she spotted them, Mrs Rosehearts used that to pretend to be a fresh escape from a 'kidnapper', who just happened to look exactly like Floyd. And as such, now the whole country was ready and armed to put down Floyd. He was now a wanted man.
Oh god, it was a chaos. Running from the guards and everything. Floyd realises that no way in hell will they ever get close to the palace without getting so much attention.
And as such, he turns himself in, so that the guards could bring in the 3 in front of the queen. He will get decapitated for it, but this was his mission.
And before parting ways, Floyd does tell to the teary eyed Riddle that he was fun. That he enjoyed so much him and the adventure they had, that he wouldn't mind to die for him. Riddle, of course, didn't want for the taller to die. He of course, started to care about him, but he didn't really realise how much, until they found themselves here, Floyd being dragged to the dungeons while Riddle was taken to the throne room.
Trey and Che'nya also felt really guilty about it. So the first second that they are taken back to their families, they beg to free Floyd before it's too late. That Floyd was actually the one who helped them escape and be back here.
And Riddle gets taken to the throne room, to meet the queen. Of course, it was a once in a lifetime opportunity and a great honor for anyone, but Riddle was there, walking like he was on eggshells, all messy and crying uncontrollably. Many assumed that he cried of happiness, but no, Riddle himself got down on his knees, in front of the queen, begging through sobs to free Floyd, to not kill him, that he loved the guy too much to even fathom him gone.
And this, of course, came as a shock to everyone. The queen of course, initially wanted to tell him that his mother was waiting for him, but with this desperate begging, something was up that wasn't yet told.
You said that the queen considered the doctor to be her only family and as such, I will add a bit into it, that the queen was a widow, unable to have a child of her own, and the doctor was more like a brother figure for her, so in the night of the faithful dissappearance, him crying to her and panicking about it, that his only child, her 'nephew' and 'sister in law' dissappearing, was similar to the present, when Riddle was in there, begging for Floyd to be released. So it hit a bit close to home.
And she indulges for her to take Riddle to the dungeons, to see Floyd and settle this matter.
Except that upon an order from. Mrs Rosehearts, already Floyd was ready to be publicly executed, so he was put in front of people, tied up, with the executioner having the axe ready to just slam it and make the decapitation. They couldn't prepare so fast the gullitone(?) so the free hand way it was.
Of course, Floyd long accepted his iminent death, so to see Riddle crying, reaching out to him from the crowd, Floyd could only just respond and try to soothe down the other's panic, that it will be alright, that he will always be there. He already served his last meal, brought by Mrs Rosehearts. It was clearly poisoned, but either he will die by a swift decapitation or the poison will do it's job, Floyd either way knew he was done for and nothing could ever be done about it. This, of course was kept in between him and Mrs Rosehearts. He will be decapitated and no one would ever question if he was poisoned beforehand or not.
Except that Riddle couldn't take it and manages to rush in and try to make Floyd duck, as the executioner was holding him by the hair, in order to properly cut his head off.
I all of that fast movement, the blade instead hit Riddle's hair, cutting it in one go as both Riddle and Floyd fell sideways. Of course, this was Floyd's shock, since still he was under the poison's influence. Either way he was going to die then and there. Riddle only prolonged the time with a few minutes, all at the cost of his healing abilities.
So Riddle does realise of the poison, mainly because of the symptoms Floyd showed. In a panic, he tried to heal him, but already his hair was a bright red, all powerless and he could only cry as the other was giving his life then and there, weakly trying to hug Riddle as a somewhat goodbye.
Except that Riddle's tears manage to do the job of healing, giving Floyd a 2nd chance at life.
Of course, since Trey and Che'nya told the truth, it did reach everyone's ears of what actually happened, but no one ever got to punish Mrs Rosehearts, as she was made dust due to the fact that she inhumanly prolonged her lifespan to the point she was meant to be just in a casket at this point.
Now just imagine Floyd, a man who avoided death by a hair tip, to look at Riddle and the first thing he ever says to be: 'you look like a goldfish'.
But it's excusable only this time, because it was a near death experience. :'3
So as an aftermath, it would be a lot of things, mainly Riddle trying to get used to his now shortish hair. It still was long by normal standards and also cut unevenly due to the axe's trajectory, but still Riddle wanted to keep it that way because he found it comforting for Floyd to braid it to him.
But of course, Floyd did have to go. He didn't stay long in there. And Riddle asked him why did he have to leave him. To leave the chance of a life as royalty.
On the day of departing, Floyd himself told Riddle of his upbringing. He was a pirate, apart of a crew of merpeople that were shunned. Their captain, Azul, roped in the prince of a Fae empire to steal a crown from the neighbor kingdom. He and Jade were just supposed to find a merchants who would pay a nice price for it at the bar when this wierd guy came in with Azul and Malleus and then he ended up on the run. He couldn't stay here, he couldn't leave his family, even if he loved Riddle to bits.
But he promises that he will come back. And that he wants to see Riddle happy next time he comes back. As such, Riddle gives him a parting gift: a rose enchanted to never wilt. In exchange, Floyd gives to the redhead a pin he used to hold his hair with. Just so each other would have something that reminds him of the other while they are not together anymore.
And with that, Floyd leaves to find Azul and Jade, while Riddle is on to grow into the role of the now sole heir to the throne (upon being named as such by the queen herself).
I mean... It's not a hypothetical full happy ending, but things to beat around with my og rapunzel Au, while also adding that flavor of something that sets it apart. It also leaves room if you actually want to use some other lore. Few little things have to be changed, but overall it doesn't affect the main idea I had for the story itself. A lot of wiggle room if I say so myself :3
God, it's 13:24 when I post this... :'3
25 notes
·
View notes
Text
"LET'S TALK ABOUT NJIPLAK IDE BISNIS"
Singkat, padat, mangstab!
Jadi gini, kadang itu ide bisnis datangnya tiba-tiba, dan kita langsung merasa ini adalah
“the next big thing.”
Tapi muncul juga rasa khawatir,
“Kalau ide ini aku bagi ke orang lain, nanti malah dijiplak gimana?”
Memang di dunia bisnis, rasa takut ide dicuri atau didahului oleh orang lain itu wajar. Namun, perlu kita ingat bahwa,
"Bisnis itu 99% aksi, 1% ide."
So, Ide hanyalah awal yang baik, tapi kesuksesan sejati datang dari eksekusi yang matang. Betapapun brilian sebuah ide, jika tidak dieksekusi, yo bakalan hanya akan jadi angan-angan.
Dalam Islam, berbagi ilmu atau ide justru dianjurkan, sebab bisa menjadi sarana kebaikan. Rasulullah SAW bersabda,
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad).
Ketika kita berbagi ide bisnis, sebenarnya kita sedang membuka diri untuk mendapatkan masukan baru, pandangan yang lebih luas, bahkan bisa saja pintu rezeki.
Seperti bahasa Jawa-nya, dengan berbagi, kita bisa “tek-tokan,” saling mengasah ide, menemukan konsep yang lebih matang, bahkan mungkin rekan untuk berkolaborasi.
Dari 1.000 orang yang kita ajak berbagi, mungkin hanya 1 yang benar-benar menjalankannya. Sisanya? Bisa jadi hanya menambah pengetahuan kita atau memberi sudut pandang baru yang berguna.
Lalu, bagaimana soal menjiplak bisnis yang sudah berjalan?
Nah, di sinilah etika dan amanah menjadi kunci. Dalam Islam, menjaga amanah sangatlah penting, termasuk menjaga orisinalitas dalam berbisnis. Sebagaimana hadits yang berbunyi,
"Barang siapa menipu maka ia bukan dari golongan kami." (HR. Muslim).
Meniru habis-habisan konsep, desain, atau cara orang lain berbisnis tentu melanggar etika ini. Berbeda jika kita hanya melakukan
benchmarking,
yaitu melihat dan belajar dari keberhasilan bisnis lain tanpa menjiplak seutuhnya, sekadar untuk mendapatkan inspirasi atau meningkatkan kinerja bisnis kita agar lebih baik.
Jadi, kalau punya ide bisnis, jangan ragu untuk berbagi. Bisa jadi itu malah jadi ladang amal dan sarana kita untuk berkembang.
Dan kalau ingin mengembangkan bisnis, belajarlah dari yang terbaik tanpa perlu meniru mentah-mentah.
Sebab dalam setiap langkah, kita tidak hanya mencari rezeki, tapi juga menjaga nilai-nilai kejujuran dan amanah yang Allah ridhoi.
3 notes
·
View notes
Text
Pembaruan
🌟Baru
Batas karakter telah dinaikkan dari 500 karakter menjadi 1.975 karakter untuk semua balasan di aplikasi kami. Batas ini sebelumnya telah dinaikkan di web pada bulan lalu.
Kami telah menambahkan operator pencarian "since" dan "before". Menggunakan keduanya bersama-sama akan memungkinkan Anda membatasi pencarian untuk rentang waktu yang spesifik.
Jumlah anggota komunitas online sekarang ditampilkan dalam rekomendasi komunitas dan hasil pencarian.
Postingan yang direblog ke dalam komunitas tidak akan lagi menampilkan nota dari luar reblog komunitas.
Tumblr adalah rumah bagi beberapa kreativitas paling luar biasa di web, mulai dari seniman brilian hingga fandom kreatif. Namun, setiap komunitas yang besar juga tidak akan terlepas dari pelaku kejahatan yang mencoba memanfaatkan kebaikan dan kemurahan hati para anggota komunitas, jadi harap melihat panduan terbaru kami tentang cara menghindari penipuan (terjemahan akan segera hadir).
🛠️Perbaikan
Kami tidak menampilkan pesan kesalahan dengan benar ketika admin mencoba memperbarui alias komunitas mereka dengan karakter yang tidak valid. Hal ini sudah diperbaiki sekarang!
Ketika Anda menerima banyak item Aktivitas yang dikelompokkan di Web, kami sekarang menarik lebih banyak item Aktivitas, agara Anda dapat menggulir lebih banyak item Aktivitas sebelum perlu mengeklik "Lihat Semuanya".
Iklan tidak lagi mengganggu audio latar di aplikasi iOS mulai versi 36.7. Silakan perbarui aplikasi Anda!
🚧Dalam Progres
Di aplikasi iOS, menambahkan tagar ke reblog antrean/draf akan menghapus status antrean/draf-nya, yang berarti tombol beralih menjadi "Reblog" yang mempublikasikan reblog tersebut jika diketuk. Perbaikannya akan ada di versi 36.8 pada aplikasi iOS. Untuk saat ini, tambahkan tagar ke reblog tersebut di Web, atau berhati-hatilah memerika tombol tindakan sebelum mengetuknya.
🌱Segera Hadir
Tidak ada peluncuran yang dapat diumumkan hari ini.
Menghadapi masalah? Periksa masalahnya lalu kirimkan Permintaan Dukungan dan kami akan kembali menghubungi Anda secepatnya!
Ingin membagikan saran atau hal lainnya? Cek pembaruan di blog Staf kami dan mulailah berdiskusi dengan komunitas.
Ingin mendukung Tumblr secara langsung? Cek lencana Pendukung terbaru di TumblrMart!
3 notes
·
View notes
Text
Bank BRI Regional Office Denpasar Salurkan Rp750 Juta Dana Beasiswa
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - BRI Regional Office Denpasar memberikan dana apresiasi pendidikan (beasiswa) untuk anak-anak berprestasi di Desa BRILian. Pemberian beasiswa dalam rangka HUT ke-78 RI ini diberikan pada 150 anak di 7 desa di wilayah kerja BRI Regional Office Denpasar. Ketujuh desa tersebut adalah Desa Batuan, Gianyar, Desa Petang, Badung, Desa Kembang Kerang, Selong, NTB, Desa Jotang Sumbawa Besar, NTB, Desa Sade, Praya, NTB, Desa Roworena, Ende, NTT, Desa Nenas, Soe, NTT. Ada total Rp750 juta dana beasiswa yang disalurkan dengan masing - masing anak dari jenjang SD, SMP, SMA mendapat Rp5 juta. Regional CEO BRI Denpasar Recky Plangiten, Jumat (27/10/2023) mengatakan, beasiswa diberikan pada anak-anak berprestasi secara akademik di kelas dengan meraih juara I, II, dan III. Selain itu BRI juga memberikan apresiasi dana pendidikan bagi anak-anak berprestasi di bidang non akademik baik di bidang science, sosial, seni, olahraga. Pemberian beasiswa ini juga merupakan bentuk apresiasi kepada Desa BRILiaN karena telah menjadikan BRI sebagai bank utama bertransaksi dalam kehidupan sehari-hari. Adapun bentuk bantuan berupa dana tabungan yang diperuntukkan sebagai penunjang segala aktivitas belajar mengajar, seperti perlengkapan dan seragam sekolah. Pendidikan merupakan salah satu fondasi kemajuan bangsa. Diharapkan bantuan untuk anak-anak berprestasi di Desa BRILiaN dapat membuat mereka semakin termotivasi dalam menjalani pendidikan. "Semoga lewat beasiswa ini, adik-adik dapat semakin semangat belajar, dapat fokus belajar tanpa memikirkan biaya pendidikan sehingga dapat mencapai cita-cita," ujarnya. Selain itu, lewat pemberian dana beasiswa ini ia berharap dapat mendorong kemajuan pendidikan di Indonesia. Mengingat, Indonesia saat ini masuk dalam fase bonus demografi, maka sumber daya manusia menjadi kunci fokus yang harus diperhatikan. "Sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, Bank BRI turut berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. BRI menyalurkan dana pendidikan atau beasiswa untuk anak berprestasi di Desa BRILian bersamaan dengan momen kemerdekaan," ujar Recky sambil menyebut secara nasional total beasiswa yang disalurkan untuk 1.800 anak.(*/bpn) Read the full article
0 notes
Text
Dia ; Sangga.
Aku masih ingat jelas malam itu ketika aku mulai menulis tentangnya, di bawah langit yang perlahan meredup, bintang-bintang yang dulu bersinar seterang Venus kini ditelan awan gelap, yang, jika tak salah, berjenis Nimbostratus. Seperti langit yang kehilangan gemerlapnya, hatiku pun merasa kehilangan. Tak peduli berapa purnama telah berlalu, pikiranku—atau mungkin hatiku—masih saja terikat pada sosoknya.
Namanya Sangga Nabastala. Pria yang tak tinggi semampai, namun hadir dengan aura yang tak pernah hilang dari benakku. Pakaiannya sederhana, bahkan kerap kali terlihat slengekan. Sudah tak terhitung berapa kali dosen menegurnya karena penampilannya, namun tak pernah tampak gusar di wajahnya. Sekarang, ketika semua sudah terlambat, aku baru mengerti alasan di balik ketenangannya yang aneh itu.
Ia selalu membawa tas cokelat tua, penuh gantungan kunci anime, dan sebuah kamera Fujifilm yang terselip di kantong jaketnya. Nyentrik, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan kehadirannya di antara para mahasiswa. Dia adalah seorang periang dengan otak yang brilian. Seluruh teman sekelas hampir sepakat, “Apapun masalahnya, Sangga solusinya.”
Namun, tak ada yang benar-benar bisa mengikuti jalan pikirannya. Kadang-kadang, ia bisa tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang membuat kepala orang lain berdenyut, “Jika gravitasi adalah tarikan antar benda bermassa, kenapa cahaya yang tak memiliki massa bisa tertarik oleh gravitasi black hole?” Atau, “Kenapa Revolusi Prancis yang ingin menumbangkan aristokrasi malah menjadikan Napoleon Bonaparte kaisar seumur hidup?”
Berat, sungguh berat hanya untuk sekadar berbincang dengannya. Kadang, rasanya aku ingin menimpuk kepalanya dengan buku tebal yang tergeletak di mejaku, hanya karena betapa rumitnya setiap pembicaraan yang ia mulai. Namun, meski ia menyebalkan, Sangga memiliki daya tarik yang tak bisa diabaikan. Otaknya yang cerdas dan kepribadiannya yang cerah membuatnya menjadi idola banyak wanita di kampus.
Kebiasaan Sangga yang paling kuingat adalah ketika dia sering mengikuti kelas yang bukan pilihannya hanya untuk duduk di sampingku. “Lengkara, serius banget sih,” ucapnya suatu kali dengan wajah cengengesan. Konsentrasiku buyar, dan aku menahan segala umpatan di bibir. Ingin rasanya aku melemparnya dengan buku yang sedang kupelajari, namun urung kulakukan karena takut menarik perhatian dosen di depan kelas.
Setelah merusak fokusku, Sangga tanpa merasa bersalah membuka bekal dari Tupperware hijau, aroma masakannya menyebar, membuat seluruh kelas menoleh ke arahnya. Dia selalu bangga memamerkan masakan ibunya—nasi putih dengan cah kangkung, cap cay, dan sosis goreng. Setiap hari, ia selalu menyebutkan menunya dengan bangga, membuatku hafal dan kadang merasa kesal. "Ini masakan Mamah," katanya setiap kali, seakan-akan kami belum pernah mendengar kalimat itu sebelumnya.
Namun, satu hal yang selalu kurenungi tentang Sangga adalah kemampuannya untuk hadir ketika aku membutuhkannya. Pernah suatu kali, aku tidak masuk kelas karena sakit. Tanpa kabar, tanpa ponsel yang aktif, tiba-tiba Sangga muncul di depan kosku. “Lengkara! Aku bawain nasi uduk sama obat nih!” teriaknya, berdiri di depan pagar kos yang dijaga oleh anjing German Shepherd milik Pak Sutrisna.
Meski ditolak berkali-kali oleh Pak Sutrisna, Sangga tidak menyerah. Suara gonggongan anjing pun kalah oleh teriakannya yang berulang-ulang memanggil namaku. Dan, seperti biasa, aku harus turun dari kamar kos hanya untuk menemuinya. Sangga memang keras kepala, tapi di balik semua itu, ada sisi dirinya yang melankolis. Ada sisi tenang, peduli, namun sedikit egois, seperti ombak yang menghantam pantai tanpa basa-basi.
“Aku ingin tetap tinggal di sini, bukan untuk diriku sendiri,” katanya suatu kali. “Aku ingin menjaga teman-temanku, mamahku, bahkan kucing-kucing jalanan. Jika aku hidup hanya untuk diriku, aku mungkin sudah kehabisan alasan untuk melanjutkan hidup.”
Sangga Nabastala—sosok yang tak mudah dipahami, namun entah bagaimana, selalu berhasil membuatku merasa aman. Seperti senja yang selalu membawakan hangat dan rasa pulang, dia adalah rumah. Rumahku. Aku ingin mengenalnya lebih dalam, ingin menjadi seseorang yang ia percaya, seperti aku mempercayainya. Namun, seperti teka-teki yang rumit, Sangga tak pernah mudah dipahami.
Dan hingga kini, aku masih menunggu, kapan dia akan berlabuh di dermaga yang sama, mengarungi samudera hidup bersamaku. Ini adalah teka-teki Sangga, dengan aku sebagai penyusunnya.
#sajak#prosa#cerpen#alternate universe#lee haechan#haechan#sajak puisi#aksara#fiksimini#short poem#short story#alusisenja#senandika#writing#poetsandwriters#book quotes#kata#writers on tumblr#sastra#novel
5 notes
·
View notes
Text
Biro Jasa Pembuatan Surat Izin Usaha Kalimantan Utara
Hai, calon pengusaha yang hebat! Sedang berencana memulai bisnis di Kalimantan Utara tapi bingung dengan urusan izin usaha? Jangan khawatir! Kami di sini untuk membantu Anda. Memang, mengurus surat izin usaha bisa menjadi tantangan tersendiri, tapi dengan bantuan dari biro jasa pembuatan surat izin usaha Kalimantan Utara, prosesnya bisa jauh lebih mudah. Yuk, kita bahas bagaimana kami bisa membuat perjalanan bisnis Anda menjadi lebih lancar!
Kenapa Perlu Biro Jasa Pembuatan Surat Izin Usaha?
Bayangkan Anda punya ide bisnis yang brilian, tetapi terjebak dalam tumpukan dokumen dan regulasi yang membingungkan. Hmm, pasti rasanya bikin frustasi, ya? Nah, di sinilah peran biro jasa pembuatan surat izin usaha berperan penting. Kami punya tim ahli yang siap membantu Anda melewati labirin birokrasi dengan mudah.
Biro jasa ini punya segudang pengalaman dan pengetahuan tentang semua detail administrasi yang perlu Anda penuhi. Mereka bisa membantu Anda dari A sampai Z—mulai dari pengumpulan dokumen hingga pengajuan izin. Jadi, Anda bisa fokus pada hal-hal yang lebih seru, seperti mengembangkan produk atau merancang strategi pemasaran.
Langkah-langkah Pengurusan Izin Usaha
Jadi, apa sih yang terjadi selama proses pengurusan izin usaha? Mari kita lihat langkah-langkahnya:
Konsultasi Awal: Kami akan duduk bersama Anda untuk membahas kebutuhan bisnis Anda. Di sini, kita bisa ngobrol santai untuk memahami apa yang Anda butuhkan dan jenis izin apa yang sesuai.
Pengumpulan Dokumen: Tak perlu khawatir tentang dokumen yang hilang atau salah. Kami akan bantu Anda mengumpulkan semua yang diperlukan, mulai dari identitas pemilik hingga rencana bisnis.
Pengisian Formulir: Bingung dengan formulir yang rumit? Biarkan kami mengurusnya! Kami akan memastikan setiap detail diisi dengan benar.
Pengajuan Permohonan: Setelah formulir siap, kami akan mengajukannya ke pihak berwenang dan memantau statusnya untuk Anda.
Penyelesaian dan Penyerahan: Begitu izin disetujui, kami akan memastikan Anda mendapatkan semua dokumen yang diperlukan agar bisnis Anda bisa segera berjalan.
Manfaat Menggunakan Biro Jasa Pembuatan Surat Izin Usaha
Kenapa sih Anda harus memilih biro jasa pembuatan surat izin usaha? Berikut ini beberapa alasan yang bisa jadi pertimbangan:
Efisiensi Waktu: Dengan bantuan kami, Anda bisa menghemat waktu berharga Anda. Mengurus izin usaha bukan lagi masalah yang memakan waktu.
Minim Kesalahan: Kami memastikan semua dokumen dan formulir diisi dengan benar, jadi risiko kesalahan atau penolakan bisa diminimalkan.
Memahami Regulasi: Setiap daerah punya peraturannya sendiri. Kami tahu persis apa yang dibutuhkan untuk Kalimantan Utara, jadi Anda bisa tenang.
Dukungan Penuh: Kami akan mendampingi Anda sepanjang proses, jadi Anda tidak sendirian dalam perjalanan ini.
Seperti yang dikatakan oleh Peter Drucker, "Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya." Dengan bantuan kami, Anda bisa lebih fokus pada penciptaan masa depan bisnis Anda, sementara kami urus semua urusan administratif.
Memilih biro jasa perizinan usaha yang tepat sangat penting. Pastikan untuk memilih yang berpengalaman dan memiliki reputasi baik. Cek ulasan dan testimoninya, agar Anda yakin mereka bisa diandalkan.
Jadi, siap untuk mengatasi tantangan administrasi dan meluncurkan bisnis Anda? Jangan biarkan proses birokrasi menghalangi langkah besar Anda! Dengan layanan kami, Anda bisa memulai usaha dengan lebih mudah dan cepat.
Ayo, hubungi kami hari ini! Kami siap membantu Anda melalui setiap langkah pengurusan izin usaha. Dengan dukungan dari tim kami, Anda bisa lebih fokus pada impian bisnis Anda dan mulai meraih kesuksesan. Jangan tunda lagi, ambil langkah pertama menuju masa depan bisnis Anda sekarang juga!
Hubungi kami di:
WhatsApp 1 : 085 133 733 744
WhatsApp 2 : 082 232 458 800
Telegram : jasajatim
Dapatkan bantuan profesional dalam pengurusan izin usaha Anda. Kami tunggu untuk bekerja sama dengan Anda! Salam sukses selalu!
#SuratIzinUsaha#IzinUsahaKalimantanUtara#BiroJasaIzinUsaha#PengurusanIzinUsaha#UsahaKalimantanUtara#BiroJasaKalimantanUtara#IzinUsahaProfesional#JasaPembuatanIzinUsaha#KalimantanUtaraBusiness#BantuUsahaKalimantan
2 notes
·
View notes
Text
3 A.M. Jam Hantu dan Hantu Pikiran.
Jam 3 pagi. Waktu dimana hantu-hantu pikiran keluar mulai pesta! Dunia pada bobok nyenyak, tapi otak aku malah kayak pesta takbiran, nggak bisa diem. Mulai deh drama pikiran yang kek roller coaster, dari ngeri, kocak sampe ngenes.
Sunyi banget, sampe bunyi seng aja kayak dentuman drum. Dunia luar gelap gulita, tapi di dalam kepala aku, pikiran-pikiran yang absurd pada bermunculan kayak jamur di musim hujan. Suara meong kucing aja buat aku terkejut. 😅
Ada kalanya, jam segitu malah jadi waktu ajaib buat ide-ide brilian muncul, kayak duren runtuh dari langit turun. Kata-kata nyelonong keluar dari mulut aku kayak air terjun. Tapi seringkali juga jadi saatnya buat jadi drama queen, ngadepin hantu-hantu masa lalu yang suka ngintip dari sudut ruangan. (( Ci..Luk..Baa)).
Waktu buat mikir keras, nanya hal-hal yang bikin kepala mumet, nyari jawaban yang susah dicari. Waktu buat nerima diri sendiri, ngakuin kekurangan, dan cari ketenangan di tengah keheningan. ((Kayak lagi meditasi akunya, wkwkk)).
Jam 3 pagi tuh kocak banget. Gelap tapi lucu, sunyi tapi rame, sendirian tapi kayak ada yang nemenin. Waktu buat ketawa sama diri sendiri, jadi lebay, dan ngadepin hantu-hantu beneran atau beneran di pikiran. Meskipun bikin pusing, tapi juga bikin ngakak, waktu buat jiwa santai dan pikiran iseng.
Ironisnya jam segitu, kadang suka overthinking dan suka kaget kagetan sendiri denger suara dari luar. 😂🤣
INSOMNIA KUMAT LAGI!!!
5 notes
·
View notes
Text
Biar kujelaskan sedikit lagi Alika, bahwa sekarang pendidikan adalah emas brilian dalam etalase, hanya orang kaya yang bisa membelinya. Lupakan kalimat 'mencerdaskan kehidupan bangsa' adalah visi negara, bahkan yang gila kerjapun belum belum tentu lulus sekolah, cari makan aja susah.
2 notes
·
View notes
Text
Bakugou Katsuki x gn!reader Contains: canon typical violence, swearing, kidnapping, divorce/ toxic relationship (not between Y/n and katsuki), betrail, unrequited feelings (?), miscommunication etc. Type of order: angst to fluff, short story Rated: 14+ A/n: since Anon had the brilian idea of a second part for Another love. I thought about creating a short story.
Part 1: Another love Part 2: Another mystery Part 3: Another crime Part 4: Another argument Part 5: Another rescue Epilogue: Another future
#ami writes#mha#bnha#bnha x gn!reader#mha x gn!reader#bnha x reader#mha x reader#bakugou katsuki x reader#bakugou katsuki#katsuki x reader#bakugou x reader#bnha angst#mha angst
32 notes
·
View notes
Text
Bertemu kawan baik di Jakarta
Ia menempuh perjalanan selama 40 menit ke tempatku menginap. Ia mengendarai Yamaha Mio yang sama dengan yang ia gunakan di Jogja. Wajah yang familiar. Senyum dan mata yang sama. Terakhir kali kami bertemu di Jogja tahun 2020–tidak lama kemudian pandemi. Lalu kami menjalani hidup masing-masing. Jarang bertukar kabar, hanya sesekali mengomentari unggahan di Instagram Story atau WhatsApp Status, terkadang kami bertukar Reels kucing lucu.
Aku tidak merasa canggung sama sekali, meski sudah (hampir) 4 tahun tidak bertemu. Rasanya seperti hanya tidak ketemu selama beberapa minggu saja. Hal pertama yang ia tanyakan padaku adalah agendaku di Jakarta. Lalu ia menanyakan soal pekerjaan secara singkat. Lalu ia membuka aplikasi Google Maps dan mengetik tujuan kami. Earphone ia pakai di kedua telinganya. Duduk di bangku belakang mengenakan helm yang kacanya sudah kendor, membonceng orang Jakarta yang memiliki mindset naik motor ‘yang penting segera sampai tujuan’, aku sempat bingung mau pegangan apa. Pegangan pinggangnya tidak mungkin karena pasti canggung; akhirnya tiap ia mengerem mendadak aku berpegangan pada behel motornya, dan jaketnya.
Baru setelah kami sampai di warung makan dan duduk tenang, kami bertukar kabar satu sama lain.
"Gimana kabarmu?" tanyanya.
"Ya begini." jawabku sambil membentuk huruf V di bawah dagu dengan kedua tanganku. "Kami gimana?"
"Ya begini-begini aja." jawabnya. Lalu kami tertawa.
Ia mengajakku makan soto betawi. Ia baru pertama kali ke sini, dan katanya banyak yang bilang soto di sini enak. “Aku mau ngajak kamu makan sesuatu yang nggak bisa kamu temui di Jogja.” katanya. DAN, soto betawinya enak. Banget. Kuahnya kental, rasanya gurih dan pas. Tomatnya enak, kentangnya enak. DAGINGnya enak, lembut dan banyak. Harganya 31 ribu.... belum termasuk nasi. Worth it!
Dari warung makan, kami pergi ke kawasan Blok M. Kami parkir di salah satu penyedia parkir (saat akan pulang, waktu menunjukkan pukul 12.15 WIB, dan Kang Parkir bilang, “10 ribu bang. Udah lewat jam 12 soalnya). Kami jalan kaki memutari taman Blok M. Sayang sekali, lampu di area kolam tidak nyala. Kami jadi tidak bisa melihat kolam. Lalu kami jalan di blok Little Tokyo yang penuh dengan restoran dan kafe bertema Jepang.
Kami mampir beli rokok–aku beli rokok yang sama dengannya, Esse. Kami berniat nongkrong di tempat duduk warung itu, namun ternyata sudah mau tutup. “Bang, sorry ya dah mau tutup nih. Kursi sama mejanya mau dirantai, biar gak ilang.” kata penjualnya. Bingung juga aku; tadi di area taman kami diusir dua kali karena sudah malam, duduk di salah satu sudut pertokoan tidak nyaman karena kena lampu sorot yang menyilaukan. Akhirnya kami jalan kaki lagi, dan memutuskan duduk di trotoar, sambil mengamati orang-orang. Ia ahli mengamati orang. Mungkin itu kebiasaannya, mungkin itu adalah kebiasaan yang terbentuk selama kuliah antropologi, mungkin itu adalah karakternya.
Kami mengingat-ingat saat akhir tahun 2019 lalu pergi ke Solo. Naik motorku, Yamaha Mio-GT. Kalau diingat lagi, perjalanan waktu itu termasuk sebagai kemewahan, apalagi buat kami yang masih mahasiswa. Uang bensin, lalu makan tengkleng, beli printilan seperti masker dan rokok, lalu malamnya makan bebek goreng di Klaten. Senangnya, kami bergantian membawa motor. Waktu aku gantian di depan, hari sudah sore dan langit berubah menjadi oranye dan ungu. Aku berkali-kali bilang, “Langitnya cantik!” dan ia menimpali dengan, “Iya tahu, berisik!” Lalu kami tertawa.
“Apa first impression-mu ke aku?” tanyaku. “Cewek pinter.” katanya. “Waw. Kalau aku dulu melihatmu sebagai orang yang brilian; mungkin dari sorot matamu dan caramu ngomong, sih.” kataku.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB lebih. Lama sekali kami mengobrol; soal kabar, soal pekerjaan, soal isu gerakan lingkungan, soal isu agraria, soal bagaimana ia sangat bangga dengan ruang terbuka dan transportasi publik di Jakarta–Jogja mana punya ruang terbuka kaya gini, ujarnya–meski ia ke mana-mana masih naik motor karena menurutnya lebih ekonomis dan efisien, soal sampah, soal hubungan romansa masing-masing, soal ketakutan akan masa depan, soal betapa pahitnya realita pasca kuliah, soal kabar teman-teman yang kami kenal.
Dalam perjalanan pulang, ia tanya apakah aku menganggapnya sebagai teman. Kujawab dengan sebal, "Ya iyalah. Kalau enggak buat apa aku mau ketemu!" Sambil memukul bahunya. Dia lalu lanjut bertanya, memangnya apa kriteria teman bagimu. Kujawab begini. Yang pasti aku tidak melihat kuantitas seperti frekuensi bertemu, hal-hal material seperti memberi hadiah atau mentraktir, sebagai ukuran pertemanan yang dekat. Aku memandang pertemanan melalui kualitasnya. Meski jarang bertemu atau berinteraksi di dunia maya, aku merasa lebih dekat dengan beberapa temanku karena ketika bertemu, rasanya tidak asing, tidak canggung dan tidak merasa seperti bertemu orang asing. Sementara ada beberapa orang yang sering aku jumpai, atau hanya sesekali juga, namun tiap bertemu aku merasa asing.
“Oooh gitu.” jawabnya. Aku lupa bertanya balik padanya, apakah ia juga menganggapku sebagai teman? Aku menjawab sendiri pertanyaanku dengan asumsi. Ya. Kalau tidak dianggap teman, sepertinya ia tidak akan menempuh hampir 2 jam pergi-pulang untuk menjemputku, mentraktir makan dan mengajak keliling jalan kaki. Ah, ya, jalan kaki–hal yang ia sukai.
Obrolan yang hangat. Sehat-sehat selalu. Sampai ketemu lagi, Han.
Jakarta, 16-17 Desember 2023
2 notes
·
View notes