akurin-du
Pena Patah
59 posts
Kautahu mengapa perempuan suka bersajak? Sebab ia tak mampu mengungkapkan perihal apa yang ia rasakan.
Don't wanna be here? Send us removal request.
akurin-du · 1 year ago
Text
Dear You,
Hanya kali ini saja, kubiarkan perasaan yang mendominasi. Kusimpan logikaku sejenak, hanya di malam ini.
Tuan, yang katamu tidak cinta ini, nyatanya harus sampai di kota ini terlebih dahulu untuk lupa. Untuk ikhlas menerima bahwa memang tidak ada jalan untuk kita.
Seseorang yang dahulunya teramat benci dengan pantai ini, mendadak bolak-balik. Ia mencoba bersahabat dengannya. Ternyata, pantai juga bisa menjadi tempat kesukaannya.
Tuan, apa pun yang terjadi denganmu saat ini, aku sudah tidak mau tahu lagi. Tidak ingin mencoba mencari tahu lagi. Pergi? Silakan kau boleh.
Tuan, karenamu aku berhasil sabar menjalani proses menuju ikhlas. Kamu tahu, Masjid Agung Jawa Tengah yang begitu megah menjadi saksi perjuanganku selama ini. Dinding dan sajadah yang terbentang ikut mendengar apa yang aku minta saat itu.
Allah tidak tidur, Sayang. Dia menjawab doa-doaku. Hingga saat ini, aku bisa berada di sini.
Aku sudah janji pada diriku bahwa ini yang terakhir. Lalu, selamat menjalani hidupmu dengan bahagia. 👋
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 08 Oktober 2023 | 00.03
0 notes
akurin-du · 3 years ago
Text
Dan tibalah waktunya. Yang kemarin-kemarin kusebut esok, kini sudah terjadi. Ditinggalkan olehmu tidak lagi membuatku bersedih. Tidak atau bahagianya dirimu pasca berpisah denganku sudah tidak lagi kupedulikan. Sendiri atau dengan siapa dirimu saat ini, aku tak ingin tahu.
Okaay, this is me. And I'm happy with me.
Aku menerima banyak cinta dari orang-orang di sekelilingku. Aku menerima cinta dan kasih sayang yang benar-benar tulus dari Tuhan, orang tua, idola, sahabat, dan teman-temanku yang lain. Aku, teramat menikmati kehidupanku saat ini. Aku, bisa menjadi seorang putri tanpa perlu kehadiran seorang pangeran. Aku, ada untuk diriku sendiri.
-akurin.du
Kota Sejuta Bunga, 12 Agustus 2021 | 23.50
Esok, patah hati hari ini akan ditertawakan. Esok, layaknya menanti pertemuan, melepaskan juga bisa dimaknai secara menyenangkan. Esok, yang tidak perlu ditanya-tanya kapan. Karena pulih selalu diusahakan tapi tidak tahu kapan benar-benar datang.
25 notes · View notes
akurin-du · 3 years ago
Text
Ada banyak. Banyak sekali yg ingin aku ungkapkan. Tapi rasanya, ketika jemari ini mulai menari di atas lembaran putih, sesak benar-benar menyelimuti. Percayalah, bukan hanya air mata yang luruh tetapi juga sesak yang seakan menggerogoti dadaku. Pengap dan hilang akal. Aku tidak menyangka, luka kemarin benar-benar meninggalkan trauma yang mendalam.
Bagaimana bisa dulu aku bercita-cita untuk menjadi seorang penulis? Sedang kisah yang selama ini kutulis adalah kisah yang benar-benar terjadi. Jadi, ketika semua keindahan yang pernah kita jalani harus kutuangkan dalam tulisan pada saat kita sudah tak bersama, rasanya teramat sangat menyiksa. Haha. Dari sini aku sadar betul, trauma memang benar adanya.
-akurin.du
Kota Sejuta Bunga, 12 Agustus 2021 | 00.35
0 notes
akurin-du · 4 years ago
Text
Lukaku sudah disembuhkan oleh waktu. Namun, untuk kalimat selamat tinggal terkadang masih saja belum rela. Kita pernah seindah itu.
-akurin.du
Kota Sejuta Bunga, 3 Mei 2021 | 21.22
7 notes · View notes
akurin-du · 4 years ago
Text
오월의 (Owol-ui)
Semuanya. Aku suka kamu semuanya. Dari tampilan luar, pembawaan, jalan pikiran, watak, sampai bagaimana diri kamu yang sesungguhnya. Benar-benar tipe idealku. Semuanya terukur dan sesuai dengan porsinya. Entah baik atau pun buruknya. Bahkan aku suka sampai ke karakteristik typingmu. Aku suka semua yang ada pada dirimu. Ya, mungkin ini alasan terbesar kenapa sulit sekali bagiku untuk menghilangkanmu dari hidupku. Aku menganggapmu harta terbaikku. Entah apa pun caranya aku lakukan demi menjaga segalanya untuk kita kelak. Menahan segala hal yang dianggap wajar oleh orang lain agar kelak masih bisa kita rasakan bagaimana rasanya fitrah cinta yang terjaga. Kesalahanku dalam hubungan ini adalah terlalu mencintaimu. Dan benar. Orang yang merasa dicintai akan melunjak. Haha. Brengsek!
Entah bagaimana rasanya saat itu. Laki-laki yang selama ini aku banggakan, ternyata juga dibanggakan oleh perempuan lain yang tidak lain adalah orang yang selama ini kukenal dengan sangat baik. Laki-laki yang selama ini menyertakan aku dalam setiap aktivitas pentingnya, ternyata belakangan juga menyertakan perempuan lain di harinya. Bagus sekali!
Saat itu, ingin sekali rasanya kamu juga merasakan betapa sakit dan sulitnya aku kala itu. Aku bahkan ingin kamu menderita lebih dari apa yang aku rasakan. Aku ingin kamu menderita setiap mendengar segala hal tentangku. Aku ingin kamu menderita bahkan saat tak sengaja terlintas diriku di pikiranmu.
Dan dengan sangat jahatnya, sampai saat ini pun kamu masih melakukan berbagai cara untuk mengetahui bagaimana kabar dan hariku. Menyenangkan, ya, mempunyai kemampuan yang bisa disalahgunakan? Untuk kamu yang selama ini masih memantau bagaimana aktivitasku, kuharap kamu juga melihat ini. Kuharap kode-kode dalam sistemmu itu masih bisa membantumu untuk melihat postinganku seperti biasanya, ya! Semoga kamu baik-baik saja di sana.
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 16 April 2021 | 19.45
2 notes · View notes
akurin-du · 5 years ago
Text
God amd The Destiny
Atas semua harap dan upaya yang tak seberapa. Semua pasrah kuserahkan pada kehendak-Nya. Atas semua ingin yang kupanjatkan, yang seakan tak berkaca dengan kemesraan yang kucurahkan pada-Nya. Masih saja banyak inginku yang seakan mendikte-Nya.
Tak pernah kecewa bertandang kala semua harap kugantungkan pada-Nya. Semua terasa indah dan seakan disusun secara tepat. Ah, skenario yang paling indah dan tidak bisa ditebak.
Tak ada sedikit pun keraguan yang hadir. Semua terasa, semakin jelas. Seakan dicipta dengan akhir yang sempurna. Yang mulanya kelabu menjadi cerah. Sungguh tidak ada yang terjadi tanpa alasan.
Air mata yang tertumpah di kain sajadahku benar-benar tidak pernah berbalas angin kosong. Semua melebihi ekspektasi. Kemudahan seakan datang tiada henti.
Pada lembaran berikutnya yang masih bersih, aku percaya Engkau pasti memberikan tulisan-tulisan indah nan bermakna. Kuyakin, akan Kau beri epilog yang tak bisa kuterka ini dengan akhir yang mengagumkan.
Atas segala upaya dan riuhnya harap dalam sujudku, semoga selalu Kau beri akhir yang indah.
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 7 Juni 2020 | 22.41
5 notes · View notes
akurin-du · 5 years ago
Text
Your Dreams
Dulu. Kamu pernah bertanya perihal apa mimpiku saat itu. Sederhana sekali. Menjadi dirimu di kemudian hari. Lantas, kamu dengan keras menentangnya. Kamu bilang, itu bukan suatu hal yang baik.
Tapi, lihat! Hidupmu memang layak untuk diimpikan oleh semua orang. Orang tua yang teramat bangga atas pencapaianmu, bahagia atas keputusanmu, dan mendukung semua keinginanmu. Saat itu juga, saat melihat bagaimana bahagianya mereka atas hasil dari usahamu, aku berpikir. Mungkin, ini memang benar-benar bahagia yang sesungguhnya.
Saat itu, terlintas sebuah asa. Kelak, akan kubuat orang tuaku juga merasakannya.
Ah, kamu tak tahu bagaimana penuhnya lemariku dengan berbagai tempelan setelah itu. Melihatnya membuatku tertawa. Konyol sekali. Seorang aku? Apa bisa?
Tapi, sungguh. Dia Mahabaik. Ah, ya, Tuhan, sungguh sangat bahagia rasanya melihat air mata haru keluar dari kelereng hitam mereka. Padahal, kalau dipikir itu semua adalah hasil dari usaha mereka. Ya, Tuhan, bagaimana bisa mereka sebegitu bahagianya?
Tercapainya mimpiku sebelumnya, membuatku candu untuk menggapai mimpi yang sama. Rasanya, selalu ingin mengulanginya. Aku ingin selamanya melihat mereka tersenyum bahagia.
Semenjak itu, mimpiku sederhana. Membuat mereka selalu bahagia dan merasa berhasil telah mendidik buah hatinya. Tuhan, atas semua upayaku, atas doa-doa yang kurapalkan, atas pengorbananku selama ini, kumohon buatlah mereka bahagia.
Mimpi mereka adalah mimpi yang benar-benar ingin kurealisasikan.
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 6 Juni 2020 | 23.06
1 note · View note
akurin-du · 5 years ago
Text
Promise
Demi Tuhan! Naif sekali aku. Begitu percayanya bahwa kau benar-benar akan kembali hanya dengan kalimat bodoh itu.
Bodoh! Berkali-kali tak henti-hentinya aku merutuki diri sendiri. Mungkin semesta sudah menertawakan kita dari awal. Ah, salah! Tepatnya menertawakan kebodohanku.
Sempurna. Sungguh selama ini tidak ada kalimat yang menyebalkan keluar dari bibirmu. Semua terasa, benar-benar nyata. Kamu dan aku. Ya, kita, katamu.
Sungguh sulit untuk dipercaya bahwa kau melakukan semua ini dengan prinsip hidup yang katamu selalu kau pegang teguh itu.
Ya, Tuhan, seorang kamu, Tuan?! Sungguh ini sulit dipercaya untuk seseorang yang dengan tegasnya menjawab keraguanku bahwa bosan adalah ketidakmampuan menahan diri. Tapi apa, Tuan?!
Sempurna. Lakonmu sungguh apik. Aku sungguh-sungguh mengapresiasi usahamu yang totalitas.
Terima kasih. Berkatmu aku tidak lagi percaya akan kepulangan. Laki-laki dan mulut manisnya. Sungguh kolaborasi yang sangat mengagumkan, bukan?
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 5 Juni 2020 | 22.50
1 note · View note
akurin-du · 5 years ago
Text
Hujan
Sudah kubilang aku suka hujan. Lupakan tentang gerutuanku mengenai beceknya jalanan dan basahnya seragamku. Setiap rintik hujan membawa cerita tersendiri dalam kisah kita.
Tentang kita yang berpayungkan jaket kulit cokelatmu untuk mencapai tempat dimana motormu terparkir. Tentang kita yang berada di atas motor membelah jalanan desa dengan jas hujan yang tidak sepenuhnya melindungi tubuh. Lalu kita akan menghabiskan waktu dengan dua cangkir teh hangat di teras rumah.
Atau tentang kita yang terpaksa berteduh di pinggiran toko Pasar Anyar. Dan tubuh menggigilku menjadi alarm tersendiri bagimu untuk menyampirkan jaketmu ke bahuku. Ah, manisnya.
Aku, kamu, dan hujan. Seakan menjadi rangkaian cerita yang serasi dalam kisah kita. Tentang tawa, rindu, dan harapan yang bersembunyi di baliknya.
Hujan itu dingin. Sama sepertimu. Tapi anehnya membuatmu hangat dan manis. Ah, ditambah dengan Kota Hujan-mu saat ini. Kalian tampak serasi. Tapi kuharap dinginnya Kota Hujan tak membuatmu menjadi dingin. Oh iya, apa hari ini langit membasahi Kota Hujan-mu, Tuan?
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 4 Juni 2020 | 23.01
3 notes · View notes
akurin-du · 5 years ago
Text
Senja
Saat itu, kita sedang duduk berdua di bangku yang terletak di sudut lapangan rumput milik sekolah. Seakan menjadi kegiatan rutin setelah aku selesai dengan latihan tariku dan kamu selesai dengan latihan taekwondomu. Duduk berdua sembari menikmati es kelapa muda Bik Elik saat langit mulai menampakkan jingganya yang harus kuakui memang sangat indah.
"Kenapa orang masih saja suka senja? Padahal dia kan cuma singgah sebentar, apa gunanya indah kalau akhirnya pergi?" tanyaku kala itu sembari menyandarkan kepalaku di pundak kananmu.
"Kamu tahu kenapa liburan sama hari sekolah durasinya lebih singkat liburan?" balasmu dengan sebuah pertanyaan baru.
"Karena liburan bukan yang utama?"
"Karena liburan itu spesial. Liburan yang paling ditunggu saat hari sekolah tak kunjung selesai. Akibat spesial itu, orang pasti gak akan melewatkan liburannya dengan hal yang biasa saja."
"Kalau senja?" ucapku seraya mengarahkan pandanganku padamu.
"Sama seperti liburan. Walau sebentar, dia spesial dan orang tentu akan memanfaatkannya dengan momen yang spesial juga"
"Aku gak suka senja" putusku.
"Kenapa?" tanyamu dengan memperhatikan langit yang mulai menggelap.
"Senja jahat. Dia pergi walau tahu bahwa dia dianggap spesial oleh orang banyak. Sombong. Mentang-mentang kehadirannya selalu dirindukan" ucapku.
"Memang cara kerjanya seperti itu" balasmu sembari menutup resleting ranselmu yang saat itu masih terbuka.
"Kamu, gak akan menjadi senja, kan?" tanyaku.
"Ayo pulang! Keburu gerbang ditutup sama Pak Satpam" ucapmu sembari meraih tanganku.
Selalu saja. Perbincangan mengenai kepergian enggan untuk kamu teruskan. Menimbulkan berbagai spekulasi mengenai kita. Kasih, harus kamu ketahui, banyak sekali pertanyaan yang bersarang di kepalaku saat itu. Kamu, gak akan menjadi senjaku, bukan?
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 3 Juni 2020 |23.16
2 notes · View notes
akurin-du · 5 years ago
Text
Musik
Narasi yang tak pernah terucap bahkan lewat lagu sekalipun. Sangat menggambarkanmu bukan? Seseorang yang masih saja menjadi sosok tak tersentuh.
Susunan melodi yang bahkan sama sekali tak sanggup aku susun dengan baik. Irama yang bahkan sangat kelu untuk disenandungkan. Bersama lirik yang belum sepenuhnya lengkap dan harus segera dilengkapi. Persis layaknya teka-teki.
Dan dawaian gitarmu menjadi jawaban dari segala hal yang aku cari selama ini. Ternyata penuh dengan berbagai macam emosi. Butuh tidak hanya sekadar melodi, irama, atau lirik yang membersamai, melainkan intuisi yang harus turut andil melengkapinya.
Musikmu sungguh sulit untuk dikuasai. Bahkan untuk memahaminya pun bukan perkara main-main. Musikmu, tak bisa kutemukan dalam kategori musik yang pernah kuketahui selama ini.
Sepertinya, hanya kau yang bisa memainkan musikmu. Bahkan maestro kondang sekali pun tak akan mampu. Tangga nadanya, iramanya, melodinya, bahkan sampai ke liriknya pun hanya kamu yang benar-benar mengetahuinya.
Mungkin aku bukan seseorang yang mampu memainkan musikmu dengan baik. Aku, masih terbata-bata dengan jenis musik anehmu itu. Sungguh aku tak munafik, tetap saja sedih mengetahui bahwa bukan aku orangnya.
Mungkin kelak kau akan menemukan seseorang yang mampu menciptakan harmoni yang sempurna denganmu. Ah, atau mungkin saja takdir akan berbaik hati karena ternyata selama ini aku diberi kesempatan untuk belajar sehingga dapat menjadikan aku satu-satunya orang yang mampu memahami musikmu di kemudian hari. Hingga akhirnya aku dan kamu dapat membuat harmoni yang luar biasa dan sungguh mengesankan. Bukankah katamu tidak ada yang tahu bagaimana cara kerjanya takdir terhadap semesta?
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 2 Juni 2020 | 23.43
0 notes
akurin-du · 5 years ago
Text
Seseorang bilang "kamu bisa menyukai teh, tapi jangan membenci kopi. Pun kamu bisa menyukai kopi, tapi jangan membenci teh."
Kopi dan teh.
Dua hal yang sangat bertolak belakang jika pemerannya adalah aku dan kamu. Aku penyuka teh panas dengan asap yang mengepul di atasnya. Biasa, karena Kota Berirama dan Kota Sejuta Bunga sama dinginnya di pagi hari. Sedangkan kamu, kamu pecinta kopi tanpa gula dengan ampas yang selalu tertinggal di bawahnya.
Pahit, kataku. Tapi, teman santai untuk menikmati hidup, katamu. Ah, tapi kamu dan kopi itu memang cocok. Ibarat saudara kembar, sama-sama dominan dan sulit untuk ditebak.
Aku suka ringan manisnya teh. Kamu suka pekat kentalnya kopi. Kita dua hal yang berbeda dan karenanya kita sama-sama mencoba untuk menyelaminya.
Kamu mencicipi bagaimana rasa manis yang sangat ringan itu tertinggal di tenggorokan. Sedang aku, mencoba menikmati nuansa pahit yang menyelimuti seluruh lidahku. Tapi ternyata tidak bisa. Butuh tambahan sedikit gula dan susu untuk menawarkannya.
Let's see! Terbukti, kan? Sepertinya memang tidak ada sedikit pun kecocokan di antara kita. Sungguh sulit menyelami pekatnya kopi pahitmu. Terlalu misterius bagiku. Sedang kamu, kamu hanya tidak terbiasa ditemani ringannya manis teh panas di pagi harimu. Kamu benar, dinginnya Kota Hujan memang lebih cocok ditemani kopi hitam yang sama misteriusnya dengan kamu. Dan aku, bukan pilihan yang tepat untukmu.
Perihal pepatah seseorang, setelah gagal mencoba mencintai kopi, rasanya teramat sulit untuk tidak membencinya. Hingga sepertinya saat ini kebas yang terasa. Begitu pun kamu, bukan?
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 1 Juni 2020 | 22.35
2 notes · View notes
akurin-du · 5 years ago
Text
Your Diary Today
Hari ini hujan.
Seperti biasa, tidak ada hal yang paling menyenangkan selain menikmati damainya aroma petrichor yang timbul setelahnya. Seakan membawa kenangan tentang kita yang berteduh di bawah atap koridor kelas.
Ah, damainya. Menanti hujan reda diiringi rambu pertanda kereta lewat di belakang kelas. Perpaduan suara yang sungguh tak bisa kutemukan dimana pun selain sekolah. Sekolah tua yang menyimpan banyak kenangan di dalamnya.
Upacara sekolah, api unggun, pentas seni, senam pagi, sampai ke bubur kacang hijau yang selalu disediakan sekolah menjadi hal yang paling kurindukan saat ini. Ah, tak lupa beceknya halaman sekolah yang sungguh mengotori sepatu dan lantai kelas. Noktah-noktah air hujan yang jatuh dengan kerasnya menimpa atap gedung ibarat derasnya harapan yang selalu kita usahakan. Tentang masa depan. Entah itu cita, cinta, atau kerinduan akan rumah yang nun jauh di sana.
Hari ini hujan.
Kenangan tentang januari, hujan, dan kita, bercerita satu sama lain. Tak ada hal yang lebih ingin aku lakukan selain mengingatnya. Tentang perjuangan, harapan, dan doa yang selalu kita aamiin-kan sampai saat ini.
Hari ini hujan.
Ditemani segelas teh hangat yang tidak benar-benar hangat untuk menyelimuti kerinduan.
Hari ini hujan.
Dan satu-satunya yang paling senang aku lakukan adalah mengenangmu.
Hari ini hujan.
Yang bahkan menyambut kedatangan bulan Juni yang mungkin tidak sespesial kamu.
Hari ini hujan.
Dan kamu beserta kenangannya mengalir seperti lajunya air hujan di depan rumah.
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 31 Mei 2020 | 23.31
0 notes
akurin-du · 5 years ago
Text
The Desired End
Mungkin kita memang tidak digariskan untuk berada di satu bingkai yang sama. Tapi aku tahu, rencana Tuhan adalah yang paling indah. Denganmu atau tidak, kurasa aku akan bahagia nantinya.
Perihal perjuangan kita selama ini, tak apa jika hanya menjadi pemanis dalam kisah hidupku. Kelak, walau bukan denganmu aku akan menunjukkan bahwa aku adalah orang yang paling beruntung di dunia ini.
Ah, tetapi terang saja aku tak bisa menyembunyikan keinginanku untuk tetap bersamamu sampai akhir. Menikmati dua cangkir kopi di pagi hari, berboncengan di atas motor denganmu, menikmati aroma petrichor bersamamu di taman belakang, dan semua hal bersamamu. Asalkan denganmu.
Ah, Tuhan, berakhir dengannya mungkin memang yang paling menyenangkan menurutku. Tetapi jika tidak menurut-Mu, aku bisa apa? Tapi, apa aku salah jika aku tetap berharap bahwa aku tidak hanya mengisi beberapa lembar dari kisah hidupnya yang tebalnya tak terkira?
Aku ingin dia kembali, Tuhan. Untukku.
Hanya untukku.
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 30 Mei 2020 | 23.10
0 notes
akurin-du · 5 years ago
Text
Secret Admirer
Pertama kali menyadari keberadaannya saat ia memilih untuk duduk di belakangku. Lantunan sholawat yang tak jarang mengisi pendengaranku pada masa itu, membuatku nyaman berada di dekatnya. Dari sana, aku mulai memperhatikan setiap indraku menangkap keberadaannya.
Rambutnya sedikit ikal di bagian ujungnya. Bahunya tegap persis seperti garda terdepannya Indonesia. Tulisan latin yang menghiasi bukunya sangat indah jika dipandang. Ah, dia juara kelas sejak di sekolah.
Serban putih selalu tersampir di bahunya tatkala akan menuju ke masjid. Tak jarang aku melihatnya membantu ibunya mengantar pesanan pelanggan di tokonya. Juga memberikan hadiah sederhana untuk adiknya.
Tipe yang sangat ideal menurutku. Ah, bahagia sekali bisa berada di satu panggung saat puncak acara perpisahan sekolah. Tak lupa bidikan lensa kamera dari panitia yang membuatnya abadi membuatku tersenyum kecil kala memandangnya.
Aku suka saat tak sengaja kami bertemu di persimpangan yang menghubungkan jalan antara sekolahnya dengan sekolahku yang baru. Di atas motornya, ia selalu tersenyum saat menyadari kehadiranku. Tapi sayangnya, sampai saat ini aku hanya bisa memperhatikannya dalam diam dan melihat setiap aktivitas kampusnya yang terkadang ia publikasikan di media sosial. Ah, maaf telah lancang, tapi kiranya izinkan aku mengagumi indah dirimu.
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 29 Mei 2020 | 21.59
0 notes
akurin-du · 5 years ago
Text
Do You Believe with Love?
Perihal cinta, aku sangat yakin dengan keberadaannya. Dia ada, tapi sayangnya tak terlihat. Tapi aku yakin setiap orang pasti merasakannya.
Cinta itu hebat, tak terwujud tapi dampaknya benar-benar sangat terlihat. Berkat cinta, seseorang menjadi lebih baik, lebih giat, penyayang, dan lebih rajin ibadahnya-karena harus memintanya pada Yang Kuasa.
Tetapi, sebagian orang bilang cinta juga dapat merubah seseorang menjadi nakal, hancur, dan berantakan. Tapi, kurasa itu salah. Menurutku, cinta itu selalu berkaitan dengan hal positif. Jadi, ketika seseorang justru lebih sering mengalami keterpurukan, percayalah itu bukan cinta.
Cinta itu sederhana. Dia mengalir mengikuti sang empunya menetapkan hati. Ah, buktinya tidak perlu repot untuk merasakan yang namanya jatuh cinta. Semua berjalan begitu saja. Percayalah, cinta akan kamu rasakan ketika hatimu secara tidak langsung memilih dan tak ingin berpaling padanya.
Ah, satu lagi. Cinta itu seperti bom waktu yang tentunya akan meledak sehingga orang tidak akan mampu menyembunyikan cintanya selamanya. Percayalah, akan ada tindakan konyol, memalukan, dan membahagiakan ketika kau berdampingan dengan orang tersebut.
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 28 Mei 2020 | 21.34
8 notes · View notes
akurin-du · 5 years ago
Text
One Day Productive
"Alhamdulillah besok Sabtu kuliah libur, malam takbiran bisa quality time sama keluarga" batinku.
Selang dua menit ponselku berdering menampilkan ID Amahe, ibu nyai pondok pesantrenku dulu. Tanpa menunggu lama langsung saja kusentuh tombol berwarna hijau.
"Halo, Mah, assalamu'alaikum" ucapku.
"Wa'alaikumsalam. Mbak, besok Sabtu maring pondok, nggih!" terdengar suara amahe di ujung sana.
"Oh, nggih, Mah"
"Malem takbiran nginep teng ndalem mawon, sesok lebaran teng pondok ngancani Amahe"
"Nggih, Mah, insyaAllah"
Gagal sudah niatku untuk bersantai-santai. Mari reschedule jadwalku besok! Besok hari Sabtu akan kuhabiskan waktu bersama Amahe membuat berbagai macam camilan basah.
Ah, quality time bersama Amahe juga tidak terlalu buruk. Aku akan diajarkan bagaimana memasak opor, membuat rolade, pastel, weku, dan berbagai jenis kue lainnya yang bahkan aku lupa namanya. Aku yakin, besok Amahe pasti punya beberapa resep baru yang ingin dicoba.
-akurin.du
Langit Semesta Berirama, 27 Mei 2020 | 21.42
1 note · View note