#sajakpatah
Explore tagged Tumblr posts
journeyofrskaul · 19 days ago
Text
Baru jatuh hati, sudah patah lagi
____
Rasanya berat sekali ketika aku tahu bahwa kamu sudah milik orang lain. Berkali-kali aku meyakinkan diriku bahwa kamu masih sendiri, tapi setelah aku lihat kamu dengannya di suatu caffe di kota ini, ditambah dengan Instagram storymu, dan komen yang tertinggal disana, membuat keyakinanku runtuh.
Entah ini memang hanya cinta sementara yang aku tiba-tiba beratkan padamu, atau rasa kagum yang tiba-tiba datang merengkuhku, aku tidak tahu. Tapi satu hal yang aku tahu, dadaku kian berdetak kencang setiap kamu mengirim pesah whatsapp kepadaku, aku dilimpahkan rasa bahagia secara terus menerus dihari itu.
Aku tidak berharap lebih pada kata 'kita' jika memang tuhan merestui akan itu, aku bahagia. Tapi jika tidak, aku tetap bahagia, karena tuhan akan selalu memberikan sesuatu yang lebih baik daripada ini. Maaf jika rasa ini terlalu memberatkanmu. Aku pamit, untuk jutaan rasa yang aku berikan kemarin-kemarin. Terimakasih atas senyum dan bahagia yang kamu berikan dulu.
____
22 notes · View notes
merliann · 10 months ago
Text
Aku mencintaimu tanpa tapi dan karena, dan kamu meninggalkanku tanpa satu parah kata. Jika Adilmu adalah sebuah kebenaran sayangnya sampai saat ini masih tak bisa ku cerna dengan logika
3 notes · View notes
sentimentalaquamarine · 2 years ago
Text
Apa yang terlihat di matamu malam ini? Kelip bintang yang begitu terang atau senyum mantan yang masih membayang.
9 notes · View notes
katarsis1789 · 1 year ago
Text
Kisah Ini
Saya begitu penasaran tentang kisah ini. Apakah akan berujung pada satu titik pasti atau tidak? Apakah Tuhan akan menjawab keresahan dalam hati Saya pada dirinya yang kembali muncul dalam kehidupan Saya? Apakah kami akan berakhir dengan bahagaia atau mengganjal? Disini, Saya sedang mempertaruhkan hati Saya lagi. Menjual waktu, perhatian, dan kesempatan yang Saya berikan.
Pada Akhirnya, Kita tidak akan bertemu di tengah. Dari awal Aku sudah mengatakan bahwa Aku tidak bisa memenuhi semua ekspektasi yang Kau bangun. Karena selamanya Kau akan memandang orang lain sebagai dirinya yang terlalu sempurna untuk Kau miliki.
Perkataan terakhirmu akan selalu kuingat. Semoga Tuahn telah menutup batin dan pikiran Saya untuk Kamu Kamu baik-baik ya, dalam menjalani hidu dan mimpi Kamu
Dan terimakasih.. Sudah pernah meluangkan waktu, perhatian dan berusaha mencintai Saya di waktu yang singkat itu. Aku sudah merasa di cintai kok, walaupun tidak bisa memiliki seterusnya..
RZA
5 notes · View notes
semburatsore · 2 years ago
Text
PANTASKAH AKU?
Kau tarik tanganku,
Saat aku ingin berlari dari kenyataan,
Sedang aku menusukkan duri disetiap genggaman tanganmu.
Masih pantaskah aku hidup?
Masih pantaskah aku bersanding padamu?
Aku yang selalu berpikir, emas yang tertimbun biar lah jadi harta karun abadi,
Namun kau bersikukuh untuk memurnikanku.
Katamu emas dalam kubangan lumpur tetaplah emas.
Pantaskah aku?
Kau bahkan rela jadi bidan untuk mengeluarkanku,
Hanya menjadi batu loncatan lalu ditinggalkan
Sekali lagi,
Pantaskah aku?
Semburat sore,
18.04.23
4 notes · View notes
girlontheearth · 28 days ago
Text
Seandainya, Tuan
Andai saja kita tidak saling mengenal, Tuan.
Mungkin aku takkan sampai sepilu ini ketika kita tak saling bicara lagi. Perpisahan tanpa salam itu, bukan hanya menyentakku dari mimpi manis, tetapi sekaligus menyurukku ke dalam kisah tragis.
Apa kabar, Tuan? Kuharap kau sebaik terakhir kali kita bersua. Kala senyum saling dilempar dan canda saling dilontar. Aku ingat, kau tidak suka selada, sementara aku tak doyan menelan seledri. Kita saling bertukar sayur itu, Tuan, di setiap kedai yang kita kunjungi bersama.
Sudahkah kau tertawa hari ini, Tuan? Biasanya aku akan melucu di penghujung harimu yang melelahkan itu. Kita menghabiskan malam dengan obrolan tanpa makna. Hanya kehadiran satu sama lain yang kita butuhkan, lalu ucapan selamat malam sebelum mata terpejam.
Bagaimana kau lewati pagimu yang menyebalkan? Rekan kerjamu acap kali membuatmu naik pitam, bukan? Ah, apakah kalian masih bekerja sama dengan baik? Atau barangkali kalian sudah menyerah untuk menyatukan dua kepala yang sama kerasnya? Ternyata, aku rindu juga, ya, umpatanmu pada mereka. Meskipun terkadang aku tak suka kau berucap kasar, tetapi aku suka kau bisa melepaskan amarahmu.
Tuan, andai kala itu kau tak mengajakku berkenalan, akankah kita tetap jua berjumpa dan berteman? Aku tak tahu takdir apa yang sebenarnya digariskan oleh Tuhan, tetapi kalau saja boleh, aku ingin kita tak usah saling berkenalan.
Kukira aku takkan jatuh pada kelembutan hatimu. Kupikir pintu hatiku akan terus tertutup untukmu. Namun, lama kelamaan senyummu menjadi candu. Selalu kucari kelembutan dan kehangatan darimu.
Andai saja bisa kuputar waktu, Tuan. Biar kurayu Tuhan agar kita tak saling mengenal.
0 notes
syafiraoctafiani · 9 months ago
Text
Tumblr media
KEMBALI
Kemarin, kulihat seorang wanita berdiri di lorong stasiun kereta
Dengan ransel yang terlihat usang di pundaknya
Berdiri dengan rona bayangan yang tak semua orang bisa melihatnya
Ia diam dalam sunyi, dengan gaduhnya cakrawala
Disini dan disana
Kulihat beberapa manusia berjalan, berlari, dan berlari lagi
Riuh sekali dengan panorama yang terasa sempit dalam megahnya dunia
Wanita itu tetap diam dengan imaji nya
Menatap dalam hampa seolah lupa bahwa ibu kota begitu riuhnya
Tanpa sadar, akupun tenggelam dalam diam bersamanya
Dalam emosi yang terasa dingin, menelanjangi ruang pikir yang hampa
Aku terkadang ingin tahu apa yang ia rasa
Tapi ternyata aku sudah lebih dulu mendalami apa yang dikira fatamorgana
Siapa ia?
Sosoknya adalah refleksi dari cermin raksasa di belantara dunia
Tertunduk dengan tangan memangku harapan dalam rapuh dan hancurnya kisah romansa
Yang telah dirajut dengan sutra
Lalu kemudian terbakar dan hanyut dalam realita
Cahaya semakin berlalu,
Gelap, gelap sekali
Dimana wanita itu? Apakah dia baik baik saja?
Bisakah ia berlari dalam gelap?
Tidak, ia tak sekuat itu
Aku mencarinya dalam riuh redam gemerlap
Dalam keheningan malam
Tersungkur
Jatuh
Dan terperanjat
Rupanya, aku pun tidak sama baiknya
Rupanya, aku lebih buruk darinya
Rupanya, aku diikat oleh sekat memoriku sendiri
Yang membelenggu seluruhnya
Sesak, sesak sekali
Kemana wanita itu pergi?
Aku masih akan tetap bermalam disini
Dalam lintas dimensi ini
Rupanya aku pun terbangun dari mimpi
Tapi rasanya tetap begini.
Kembali.
Ruang imaji, 210324
00:38
0 notes
rose-derp · 1 year ago
Text
Rose, kamu kenapa?
Patah hati pada hal-hal
yang tidak perlu?
0 notes
ruang-bising · 2 years ago
Text
Sepenggal tulisan "Menikah dan Menjadi Orang Tua"
Tumblr media
Apa yang kamu bayangkan tentang pernikahan?
Indah, bahagia, senang selama-lamanya? Mungkin itulah yang terbayang oleh gelombang muda-mudi hari ini.
Menikah, sama saja memulai hidup baru, menjalani peran baru, menambah daftar kewajiban hidup, melewati tantangan yang berbeda dengan masa sebelum pernikahan. Memahami karakter partner hidup kita, seseorang yang menjadi sosok yang pertama kali kita lihat saat kita bangun dan menjadi yang terakhir kita lihat sebelum kita terlelap.
Menikah, sama saja dengan menaiki tangga fase kehidupan selanjutnya; yang berarti kembali mendefinisikan skala prioritas dalam hidup. Belum lagi hadirnya "Anak"; inilah fase dimana kita bertemu "wajah realita" dari pernikahan, kita tak bisa lagi bersandiwara; menjalani hidup dengan egois berkedok hedonisme. Inilah masa dimana kita harus mengesampingkan idealisme,
Tak heran 'Tan Malaka' berpendapat bahwa kekayaan kita terletak pada idealisme kita. Terlepas dari itu, menikah dan menjadi orang tua pun bukan berarti kita harus menidurkan mimpi-mimpi kita karena ditikam kenyataan, bukan. Kita hanya mencurahkan lebih banyak pengorbanan. Pengorbanan yang paling besar; pengorbanan perasaan untuk anak kita. begitu kata Kurniawan gunadi dalam buku 'Bertumbuh'nya.  Kita akan mengorbankan banyak rasa; cinta, sayang, rindu, cemas, khawatir, dan segala rasa yang ada di dunia ini.
Terlepas dari semua kalimat diatas, lihatlah putihnya rambut dan kulit keriput orang tua kita; ia yang mungkin tidak memiliki runtutan legalitas seperti yang kita punya, ia yang dahulu tidak memiliki kemudahan akses menuntut ilmu secara penuh dan utuh seperti kita hari ini, ia yang menurut kita tidak memiliki pandangan yang jauh. Lihatlah mereka, mereka berkorban lebih banyak untuk kita yang mungkin saat ini terlihat angkuh,  dan tak acuh. Kita yang saat ini jauh dari mereka, sibuk mengejar standar kesuksesan dunia dengan gaduh. Lihatlah kembali mereka; di matanya yang teduh seakan membasuh segala gemuruh, di dahinya yang peluh seketika melumpuhkan segala keluh menumbuhkan dan merengkuh semangat yang mulai rapuh.
Jangan ajarkan kepada mereka tentang pengorbanan, karena mereka telah lebih dulu fasih mengeja kosakata itu, mereka sudah lebih dulu berletih saat kita baru mulai berlatih. Ah mungkin kita hanya setengah hati saat mereka telah setengah mati, terlalu banyak berdalih saat mereka sudah berjerih.
Menikah dan menjadi orang tua adalah gerbang untuk menaiki tingkatan selanjutnya kehidupan. Hari ini kita belajar tentang pengorbanan, tentang keikhlasan. Menikah dan menjadi orang tua pun adalah cobaan, ibarat nahkoda kapal; sejauh mana kita bisa mengendalikannya ketika terkena terpaan. Jangan, jangan takut. Selagi niat baik tanpa sedikitpun bulus tertancap di dalam  bronkus dan bronkiolus, Allah pun akan menolong kita dengan Tulus.
Menikah dan menjadi orang tua, Siapkah kita?
37 notes · View notes
surat-pendek · 3 years ago
Text
Ada beberapa melodi yang sengaja kuhindari karena mereka berikatan erat dengan sebuah memori.
Andira Wu
163 notes · View notes
cindyalfita · 2 years ago
Text
Tidak apa-apa jika kita memulai dengan saling membaca luka. Izinkan aku masuk ke dalam dirimu, mencari-cari letak lebam yang membuatmu tercekat dan kesakitan.
Seiring kita berjalan, kamu juga boleh membaca aku. Kenal seluk-beluk dan bagaimana bentuk cinta yang membuat aku menjadi aku yang sekarang.
Kita tidak perlu memaksa agar kita saling mengerti. Baiknya, kita lalui dengan mengalir. Jika hari berganti dan hati kita saling membutuhkan, semoga luka itu sudah tidak sekarat dan sudah terhapus setiap inci rasa sakit yang membuat kita tidak pernah yakin dan layak untuk memulai lagi.
Semoga aku orangnya, semoga kamu orangnya. Semoga memang inilah tujuannya. Semoga kita layak berjalan beriringan, dan menulis berbagai kisah mengenai kita yang dimulai dari cara merawat luka.
12 notes · View notes
journeyofrskaul · 9 months ago
Text
Ikhlasku belum utuh.
Bu, rasanya sudah cukup aku menghitung tahun demi tahun yang terlewatkan tanpa engkau. Semua kenangan itu masih terputar, namun yg terlihat hanya abu-abu tanpa warna, tanpa suara, dan senyuman indahmu kini yang terlihat semakin samar.
Katanya, hidup tanpa seorang ibu berat. Bu, aku kian mengusahakan segala hal yang aku inginkan dalam hidupku, tertatih-tatih aku mengusahakannya, bu. Aku harus berusaha lebih keras dari kebanyakan yang lain, karena penyambung doaku dengan tuhan tak sekuat dulu.
Bu, kata orang kebanyakan, kini kau sudah berada pada pangkuan tuhan. Bolehkah aku meminta kau untuk merayu tuhan untuk satu saja keinginanku teramini, bu? Bolehkah aku meminta, bu. Untuk kali ini datanglah menjenguk walau sebatas mimpi, aku ingin bercerita perihal aku dan duniaku sekarang.
Bu, jujur aku hampir putus asa, aku kehilangan arah setelah kepergianmu. Aku ingin cukupkan semua, bu. Aku tak tahu arti kata pulang itu apa semenjak kau tiada. Tentang kepergianmu, ikhlasku belum sepenuhnya utuh.
______
20 notes · View notes
kaatyah · 3 years ago
Text
Aku sepuluh tahun yang lalu pernah menyangka tidak ya kalau aku akan tumbuh menjadi pengecut seperti ini?
Aku sepuluh tahun yang lalu pernah menyangka tidak ya kalau dewasanya aku tidak lagi berambisi untuk memiliki mimpi?
Aku sepuluh tahun yang lalu pernah menyangka tidak ya kalau sepuluh tahun kemudian aku akan menulis hal seperti ini hanya karena aku merasa bersalah pada diriku sepuluh tahun yang lalu, bahwa alih-alih menjadi kuat dan berani aku malah menjadi pengecut dan penakut, bahwa alih-alih aku bermimpi setinggi langit aku malah tak punya nyali untuk memikirkan hal baik di depan sana
106 notes · View notes
sentimentalaquamarine · 2 years ago
Text
Suatu hari, kamu akan menemukanku mati di antara kesunyian. Busuk di antara reruntuhan perasaan yang telah terbakar oleh waktu.
8 notes · View notes
katarsis1789 · 1 year ago
Text
Sudah Mati Dari Lama
Aku adalah tubuh yang haus akan perkataan halus Aku adalah raga yang menginginkan belaian lembut, saat takut menggenggam erat. Aku adalah manusia yang hampir kehilangan siapa diriku, saat dihajar habis-habiskan oleh kehidupan.. Mati suri, jiwaku..
0 notes
semburatsore · 2 years ago
Text
Kegusaran, teman yang menguap
Menanggalkan gigi emas,
Meruntuhkan masa kejayaan,
Elok nan berkuasa,
Seperti sisir bingung atas hubungannya dengan pasta gigi, sambil berkata "aku bukan sikat gigi",
Teman adalah zat-zat yang menguap, tidak abadi,
Jauh tiba-tiba mendekat, menimbulkan tanya yang tak perlu,
Menyelam dalam tak bertepi,
Apa yang salah?
Pengkhianatan yang lalu terapung kembali,
Rasa yang terkubur silam,
Kini merekah,
Jodoh atau angin?
Basa-basi yang ku utarakan,
Itu karena ku tak tahu,
Pupuk apa yang harus ku berikan?
Karena cadangan makanan yang terfokuskan,
Itu ada 2.
Semburat Sore,
14.03.23
3 notes · View notes