#wordfangs
Explore tagged Tumblr posts
Text
hidup bukan untuk saling mendahului, berdirilah sendiri-sendiri. -Hindia
3 notes
·
View notes
Text
Nabi Palsu
Telinga gue masih bisa belum lepas dengan album Menari Dengan Bayangan. Satu-satunya CD yang ada di mobil gue cuma itu. Tinggal memindahkan sumber musik ke-CD album itu langsung terputar secara otomatis. Melakukan single song repeat pada lagu Rumah ke Rumah dipagi hari atau pulang dari kantor sambil emndengar berulang kali lagu Evaluasi dan Secukupnya. Album ini umurnya sudah hampir 3 tahun, tapi masih sangat relevan. Entah karena kehidupan gue yang statis atau lirik dialbum ini yang visioner.
Tahun 2023 lahir album kedua, yang buat gue memiliki emosi yang lebih dalam. Album ini rasanya lebih dark, namun disisi lain terasa lebih jujur. Mungkin dialbum Menari Dengan Bayangan, Hindia terasa seperti duta kesehatan mental, tapi dialbum ini rasanya seperti orang yang ingin berhenti memotivasi dan menekankan konsep Thanks yourself for saving you yang kerap ia pakai sebagai visual saat manggung.
Lima juta lagi untuk botol minum keras
Tiga juta kosmetik dalam game terus ku kuras
Hanya segelintir uang yang terus keluar deras
Ku sekarang bernafas tanpa tujuan jelas
Karena tak ada lagi yang kucari di sini
Mimpi menjadi besar tak menggiurkan lagi
Anganku hanya sampai sejauh tanah sendiri
Hanya ingin mengeluh tak bisa bijak lagi
Dalam sebuah wawancara Hindia mengaku kalau dia sebagai pecandu alkohol dan gamers yang tidak sehat. Gue tahu rasanya menjadi orang yang selalu dicap baik. Menunjukan diri dengan sisi yang tidak bisa diterima semua orang kadang seperti sebuah ekspresi yang penuh dengan konsekuensi. Mengambil lirik lagu Kunto Aji gue percaya kalau yang harus gue jaga adalah diri sendiri. Gak perlu berbicara terhadap kepedulian dengan sesama jika diri sendiri saja tidak bisa kamu tolong. Terdengar seperti egois, tapi piramida Marslow mengatakan hal itu. Ada dimana tingkatan gue, gue paham jelas. You do not have to win every single battle.
Mencoba menjadi orang yang peduli pada lagu Kami Khawatir Kawan, lalu body positivity pada lagu Perkara Tubuh dan menjadi orang yang penuh kecemasan pada lagu Masalah Masa Depan, Janji Palsu serta semua wawancara Iyaz Lawrence dan monolog-monolog lainnya. Lihat begitu jujurnya dan realistisnya pada setiap lirik lagu ini.
Gue tidak bisa memungkiri jika gue gak bisa menahan diri untuk tidak sing along jika mendengar lagu Cincin, di Part I gue rasa tidak ada yang lebih besar dari lagu ini. Percintaan tak ada habisnya, tapi lagu ini seakan menggambarkan bahwa semua orang tidak ada yang sempurna. Dan menjaga hidup seperti saat ini dalam kondisi yang baik-baik saja rasanya sudah cukup. Yang menyakiti, benahi lagi. Kita Kesana dan Bayangkan Jika Kita Tidak Menyerah mungkin bisa memberikan semangat setelah lagu Iya Sebentar yang sangat gloomy.
Bunuh Idolamu, Pesisir, Ibel, dan Alexandra mungkin tidak terlalu bisa gue nikmati. Tapi punya lirik yang bagus. Rasanya seperti mendengar lagu Membasuh untuk pertama kalinya. Lagu yang buat gue cukup nimkati saja liriknya.
Maka ia berpesan, pada dasarnya semua orang hipokrit
Percaya hanya pada dirimu, bukan idolamu yang liriknya berbelit
Juga dengan mereka, yang menjual air mata setiap menit
Atau dengan pelaku skena, yang bagimu keren selangit
Pada akhirnya gue akan berterimakasih pada Hindia dengan lirik yang dia tulis. Terimakasih telah jujur dalam berkarya tanpa harus merangkai kata indah yang mendayu-dayu.
This is my lovely part :
Bayangkan jika kita tidak menyerah
Tantangan apa pun dari Ayah atau dunia
Kita hadapi, kita lewati, kita ikuti, kita nikmati
Pemanasan global dan perbedaan agama
Kita hadapi, kita lewati
Bayangkan jika kita tidak menyerah
Bayangkan jika kita tidak menyerah
5 notes
·
View notes
Text
Untuk Apa / Untuk Apa?
sudah 5 tahun sejak rilis album pertama Hindia, aku menulis catatan ini. dulu, tahun-tahun itu, aku sangat terobsesi dengan Hindia. alasanku menulis disini, ya karena dia juga menulis disini. @wordfangs-blog
aku dan sahabatku, selalu mendengar lagunya maupun lagu di bandnya, .feast. bisa dibilang, album tersebut yang buat aku mau menulis keseharianku.
ada satu lagu yang membuatku masuk dalam album tersebut. ya, seperti judul tulisan ini;
aku selalu bercerita ke orang-orang, bagaimana aku suka lagu ini.
"mengejar mimpi sampai lupa keluarga"
penggalan lirik yang selalu buat aku masuk kedalam lagu ini. walau pada awal aku dengar, aku nggak pernah relate sama lirik lagunya. tapi aku ngerasa sedih ketika denger atau baca liriknya.
sederhana, to the point, dan terasa dekat. lirik di album pertama Hindia kebanyakan terasa kayak ngobrol aja.
pernah di satu tahun sewaktu covid, mungkin 2020/2021. lagu ini jadi lagu pembawa tidurku.
ada satu cerita ketika aku nonton konser hindia 2 tahun lalu, ketika itu aku menemani adikku yang ingin nonton.
tapi, adikku bertemu temannya dan mereka melihat agak kedepan, aku memilih di belakang karena dekat dengan kipas pendingin. di belakang sepi dan tidak sesak orang.
Raka, temanku, temannya Aksa. tiba-tiba pengen ketemu karena dia juga lagi nonton konser yang sama. lalu kita janjian ketemu.
sebelum ketemu dia, lagu ini dibawakan. aku bernyanyi sendiri di belakang keramaian. bibirku bergetar di sela liriknya.
aku menangis.
"rute pagi yang dahulu ceria, menu favorit kini hambar rasanya"
"foto yang tak berani di lirik mata, kontak sekarang jadi sebatas nama"
sederhana, tapi sangat dekat. walau saat itu, aku hanya bersedih karena liriknya sedih.
aku bertemu Raka, ngobrol tentang keseharian, pekerjaan, dan pertemanan. sampai konsernya selesai, kita masih ngobrol. dia bilang,
"besok kalau ada hindia lagi, beli tiket bareng aja, nontonnya"
aku hanya tersenyum dan meng-iyakan. setelahnya kita pamitan dan pulang.
tidak lama setelah waktu itu, Raka meninggal.
sekarang,
mungkin aku lebih relate dengan liriknya. dengan semua kejadian yang terjadi padaku dua tahun terakhir.
kalimat per kalimat yang ada di liriknya buat aku udah jadi cerita aja.
"satu dari ribuan hal kecil, yang sekarang menjadi terampil"
"menggosok garam diatas luka, dulu tak ada apa-apanya"
sekarang, aku meresapi liriknya lagi.
should i go? yes.
but i don't want to go without the memories.
4 notes
·
View notes
Text
Ada festival, eh, pestipal baru di Bandung! Namanya Pestipalin!
Bayangin weekend kamu ditemenin sama Hindia (@wordfangs), Feast (@ffeastt), Fiersa Besari (@fiersabesari), For Revenge (@forrevengeofficial), Dhira Bongs (@dhirabongs), Aruma (@arumands), Ndx a.k.a (@ndxakatv), Strangers (@strangers_ina), Qorygore (@qorygore), Karaokinight (@karokinight), dan masih banyak line up lain yang masih belum di spill!
Tiketnya mulai 50 ribu aja dan bisa dibeli di yesplis.com!
Catet tanggalnya, 20 Juli 2024 di Lapangan Pussenif Bandung!
Hayu ah urang pestipalin Bandung!
Pestipalin #FestivalBandung #FestivalMusikBandung #PestipalUrangBandung
0 notes
Photo
This one for @wordfangs and Original Artwork by @arswandaru so proud!! 🔥🤘🏻🔥 • Done @lawless.tattoo • #learningbydoing #tattoo #tattoos #tattooed #tattooing #tattoodesign #tattooink #ink #inks #inked #inkdrawing #inktattoo #arswandaru #linework #lineworktattoo #jakartatatttoo #tattoojakarta #lawless #lawlesstattoo #bong #bongink #bongtattoo (at Lawless Jakarta) https://www.instagram.com/p/ClTBl5Ry8sr/?igshid=NGJjMDIxMWI=
#learningbydoing#tattoo#tattoos#tattooed#tattooing#tattoodesign#tattooink#ink#inks#inked#inkdrawing#inktattoo#arswandaru#linework#lineworktattoo#jakartatatttoo#tattoojakarta#lawless#lawlesstattoo#bong#bongink#bongtattoo
1 note
·
View note
Text
Untukmu yang pernah ada
Segala doa yang terbaik untukmu
Terimakasih sudah pernah mau singgah
🎙️ : Hindia - Rumah Ke Rumah
3 notes
·
View notes
Text
Refleksi Diri lewat Hindia.
Akhir-akhir ini kayaknya konsep waktu dan ruang bener-bener maksa gue buat merefleksi diri dan mikir. Bukan, ini semua bukan karena ada peristiwa besar seperti gue tertimpa musibah dan jadi mikir kalau hidup itu gak ada yang tau kapan berakhirnya, jadi jangan disia-siakan (setidaknya untuk saat ini). Ini sesederhana dan bermula dari gue yang dengerin lagu-lagunya Hindia.
Gue masih ingat, beberapa bulan yang lalu, seorang teman pernah ngetweet yang isinya dia makasih banyak ke Hindia atas lagu Evaluasi yang bikin dia bangkit lagi dari keterpurukannya. Karena penasaran, gue dengerin lagunya di saat itu juga. Setelah denger, gue bereaksi seperti “Oooh, ini lagunya.” Udah. Gitu aja. Gak ngasih kesan yang berarti di gue.
Selang beberapa bulan berlalu sampai akhirnya ke pertengahan bulan September. Ada teman gue juga yang sering banget denger lagu Peradaban oleh .Feast. Gue pun penasaran (lagi), lalu dengerin. Dan mulai mencari-cari sedikit tentang .Feast di Spotify & Youtube. Lalu akhirnya bermuara ke Hindia. Pertama kali lagu yang gue denger adalah lagu Membasuh. Di sini gue langsung ‘klik’ dengan lagunya. Mungkin karena musiknya yang lebih ‘halus’ dibanding Evaluasi. Juga featuring Rara Sekar, vokalis Banda Neira (sudah bubar dari lama, tapi gue sedihnya sampai sekarang), kesukaan juga.
Pas denger lagu Membasuh, itu sambil liat video musiknya. Di beberapa bagian lagunya, gue nahan nangis yang rasanya pengen keluar gak berhenti-berhenti. Gimana ya. Nahannya sampai yang bikin dada sesak sendiri. Akhirnya gue lepas bendungan di mata dan dia ngalir di pipi. Gue resapi lagi liriknya, sambil ulang-ulang bagian video yang gue suka. Sampai akhirnya gue ulang-ulang terus video musiknya, lagi dan lagi. Kalau lo liat Spotify gue, pasti gue selalu repeat lagu ini di waktu-waktu itu. Iya, gue tipe yang kalau lagi suka satu lagu, bisa dengerin lagu itu seharian penuh bahkan beberapa hari. Gila. Sesuka itu. Di KRL, ojek online, bahkan saat mandi, gue setel.
Akhirnya penasaran dengan lagu Hindia lainnya, lanjut ke lagu Evaluasi. Nangis, juga. Gue gak ngerti ini Hindia (Baskara) bikin liriknya dapet ilham dari mana. Dia bisa gitu nyampein pesannya lewat lagu ke pendengar dengan tepat guna. Makna lirik, paduan musik, penekanan yang berulang, elemen tarik napas di awal lagu, semua porsinya pas. Setidaknya bagi gue.
Dari suka karyanya, gue mulai cari-cari tau tentang sosok diri Hindia ini, Baskara Putra. Iseng nonton wawancara dia, kalau gak salah di Ngobam, segmen Youtubenya Gofar Hilman. Dan gue makin tersihir sama ini orang. Pinter, cuy. Pinter banget. Gue suka caranya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Dengan pemilihan diksinya, juga penjelasan dibalik premis jawabannya. Berujung ke nontonin wawancara-wawancara lainnya di Youtube. Dan ya emang pinter. Dan gue selalu kagum aja sama orang yang omongannya pinter, gitu.
Sesuka itu dengan Hindia aka Baskara, gue jadi cerita ke orang-orang terdekat. Salah satunya bilang kalau lagu kesukaannya itu yang judulnya Secukupnya. Saat itu, gue belum pernah dengerin lagu tersebut. Heran gak, kenapa gue bisa klaim kalau gue kagum sama Baskara padahal belum denger semua lagunya? Mungkin jawaban singkatnya gini; ya gue pengen pengalaman dengerin lagu-lagunya Hindia jadi sebuah ‘perjalanan spiritual’ buat gue. Gue gak pengen denger lagunya cuma buat asal lewat kayak dulu awal pertama kali denger lagunya. Gue pengen fokusin telinga dan hati di tiap lagu biar lirik dan musik bisa gue resapi dengan baik. Dan iya, enak juga lagu Secukupnya. Sesak juga dengernya, apalagi sambil nonton video musiknya dengan konsep penceritaan yang kayak gitu. Diulang-ulang juga. Sama kayak lagu-lagu lainnya yang akhirnya sudah gue dengerin semua. Dan sesuka itu. Bagi yang temenan sama gue di Spotify, jangan bosen liat gue listening to Hindia mulu, ya. Hehe.
Detik ini gue ngetik post ini, spontan setelah dengerin podcast Makna Talks bersama Baskara. Iseng liat podcast Makna, dan liat kalau ada episode sama Baskara. Gue dengerin. Dan emang ya, kalau pinter mah emang pinter aja. Maksud gue gini, orang pinter tuh banyak, tapi yang bisa bikin orang lain ngerti omongan pinter lo lewat hal sederhana dan bikin yang denger mau jadi orang pinter juga tuh gak banyak. Dan omongan pinternya tuh yang ngalir aja gitu, kayak di sehari-hari emang cara lo ngomong seperti itu, gak dibikin-bikin.
Pikiran dan perasaan mentah yang berusaha disampaikan Baskara lewat lagu-lagunya (Hindia) dan wawancara-wawancara, nyampe banget di gue sebagai penikmat musik dan pikirannya. Juga konsep album Hindia mendatang yang berjudul ‘Membasuh’ yang gue suka banget. Gue coba ringkas sepengertian gue dari wawancara di Makna Talks; Ini album bagaikan teman dekat lama lo yang menyapa kembali dan ngajak lo bercerita tentang hidup selama kalian gak berkabar. Saling dengar, saling bicara. Yin dan yang. Porsi yang seimbang.
Karena ya gitu, hidup gak selalu senang, sedih juga bagian darinya. Maka dari itu, kalau senang dirayakan, kenapa sedih nggak? Mari, kita rayakan kesedihan bersama.
🍻
17 notes
·
View notes
Photo
7 notes
·
View notes
Text
I made a shitty animation based on Hindia’s song “Evaluasi”
I know it’s in Bahasa Indonesia but I highly recommend to check out the lyric and try to translate it because I’m bad at translating stuff
23 notes
·
View notes
Text
Baru mencoba
Baru tau aplikasi ini gara-gara nyari artikelnya wordfangs tentang makna 10.24, ternyata sekeren itu.
Akhirnya mencoba buat tulisan disini. Semoga bisa bertahan lama.
1 note
·
View note
Text
Who's for HeyFest! 2024 here?
Lineup Phase 1 @whisnusantika @adnanveron @wordfangs @ndxakatv @gildcoustic @ffeastt
Save the date: 🗓️ Minggu, 28 April 2024 📍 Parking Ground Summarecon Mall Bekasi
Pantau terus @heyfestivals biar tau guest star lainnya, ajak pacar buat konser date atau circle kamu buat seru-seruan bareng.
Jangan lupa follow @heyfestivals untuk update tiket dan informasi Lineup Phase 2!
See you there 👋🏻
0 notes
Photo
Reintroducing Myself Publicly
I’m one of the eyewitnesses of the Indonesia’s internet development and digital transition, I live in a middle age where everyone is starting massively use digital products and data become expensive and widely used by 3dparty.
So, of course, I know a lot of things, and a lot of things have changed on me, most of them are invisible and forgotten (since I delete all of my social media and digital work in 2018) but some of them becoming my inspiration for my “what’s next?” work.
What I built for years actually not a coding project, writing style, knowledge, artwork or something digital like that, all of them just a product of learning progress, what I’ve already built for years actually is everything about style and development process, I have skeleton and foundation.
It might be wise to reintroduce myself, as i was different with who i am right now.
TL:DR I’m people who behind codefangs/od2 nickname, I was active on several tech community, handle online project, doing digital music artwork, and work as offline worker (9 to 5), I was persue digital money generator system for pay my bills. My name is Milton. That’s my official digital name, my legal name is ‘Dandy Rozaldy Milton’, I have change my name in the past as Ali Bhaskara, but just for few months. Friends mostly call me Dandy. I have several nick name like Dan, Sino, Azu, Andy as in my childhood and when I was teenager, Right now I just want people call my family name, that’s my digital entity right now. I’m 24 years old. Been living my whole life mostly in Medan, Indonesia. I work remotely and have travel to hunt for events, though not often (yet). Mostly to cities, not the wilderness. That being said, i am a Digital-based online contractor and contributor. I do my own digital studio; an experimental project based agency. I do software development service for web, mostly. Writing about ed-tech for several blog, and I have my own music and artwork blog which is this blog, and act on many positions at once: from digital contractor to 9 to 5 offline worker. Those above are just hobbies and things that I persue to be able to handle daily basic needs, like food or pay billing. My main work is actually waiter, I work for several cafe and restaurant for years.
About my education, I just a junior high school student of Karya Bhakti Foundation, after high school, I was unable to pay school fees, to setup myself to be able to learn more, I was following several online class with specialize in cyber security and penetration testing, I also follow several hacking challenge digitally and being a part of first digital hacking challenge in indonesia Noosc CTF 2014, but I’m not deciding to be involved in industries and migrate my focus on statistical learning and language processing, but it just for a while since I was fail to complete the learning roadmap, right now it’s not important anymore to learn all basic math prerequisition if you want to be ai researcher.
To back up everything that i do, in 2020 I was decide to involving myself to be an online contractor by built mini digital studio, Noderust.com. I graduated in February 2016. Chose Advertising as my concentration because it was fun. I stand with Islam religion. I’m not a “more personally” typical person, I was denialling myself to be selfish because what I seek on internet is actually money, but as a person which grow and trive with internet, I have my own own selfish style which is you’ll be know it by reading all article on this blog. I was banned mental issue, privacy, politic and many buzz word on all of my own digital creation except if it’s contain money benefit on me, if not I will not write it, but I have a lot reading about scientific & psycology paper which related to that. Perhaps, you will ask me a simple question: why I’m not even cares about all of that issues and not doing something like what many blogger do for last decade? that’s because I was tired with all of that shit, just like that. I have my own nickname in all social media account, which is codefangs for music & artwork entity and od2 for most coding and competition site. I also including sometimes my own real name in my digital work, but I more prefer to Milton as a my public name. Nice to meet you, sorry for english, and welcome public netizen. Medan, 24/10/2020 Codefangs.
all text content are stolen from wordfangs’s blog and modified by me for introductional purpose.
0 notes
Photo
DASAR KONSOL!!! - • • • - #lifestyle #nintendoswitch #dirumahaja #stayhome #wordfangs #alitsusanto #tendo #instadaily #instagram #like4likes #gaming #masihbelajar #mariobros #pokemon #vektor #vectorart #graphicdesign #akusiapa (di Bekasi) https://www.instagram.com/p/B-zad95nxch/?igshid=3hwirbpjqast
#lifestyle#nintendoswitch#dirumahaja#stayhome#wordfangs#alitsusanto#tendo#instadaily#instagram#like4likes#gaming#masihbelajar#mariobros#pokemon#vektor#vectorart#graphicdesign#akusiapa
0 notes
Text
Empati di Tengah Pandemi
Pagi ini ketika scroll-scroll Twitter, nemu thread dari @wordfangs ini ini di timeline. Duh ya Allah, berasa nano-nano banget bacanya. Beragam emosi campur aduk. Ya sedih, kesel, prihatin, tapi nggak bisa ngapa-ngapain. Nggak ngerti lagi deh. (more…)
View On WordPress
2 notes
·
View notes