#warung pecel
Explore tagged Tumblr posts
bantennews · 9 months ago
Text
Terkenal Sambalnya yang Nikmat, Warung Pecel Lele dan Ayam di Cilegon Ini Omzetnya Jutaan Tiap Hari
CILEGON – Warung pecel lele dan ayam dengan nama Tenda Biru Cak Rusdi yang beralamat di Jalan R. Suprapto, Kelurahan Ramanuju, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon menjadi salah satu kuliner primadona masyarakat Cilegon. Pasalnya, warung tenda yang tepatnya berlokasi di samping kantor Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon itu setiap harinya selalu dipenuhi para konsumen. Pengelola warung…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kphpdraisme · 3 months ago
Text
30 Menit keberkahan
Aku pernah menghadirkan satu sesi khusus untuk membedah diri suatu hari. Membaca diriku dari dahulu demi menjawab soal, bagaimanakah cara seorang Fatimah dahulunya berteman?
Sebabnya awal masuk kampus, aku cultureshock, kenapa aku tidak punya teman dari kelas ya.
Sebenarnya banyak faktor pencetusnya, namun satu point akan kita garis bawahi bersama, ialah sebuah jawaban sohib rumah quran-ku saat dulu kutanya pendapatnya, 'kamu tuh Im, di kelas sama di rumah kita, beda banget loh. cobalah jajan dan nongkrong kalo istirahat, jangan di kursi terus!'
haha iya juga, tapi sulit sih nego di ranah itu. Maka aku memilih untuk mencukupi diri tetap batu pada idealismeku dan mengikhtiarkan teman dari aktivitas luar kelas saja.
Namun, Dia ternyata memang tahu resahku tak kunjung padam meski ditimbun berkali-kali. Hingga Dia Yang Maha Penyayang itu, hadiahkan aku satu solusi paripurna, si Mbak namanya!
Tiap pagi ia akan berdiri di samping warung madura pertigaan, dengan quran di tangannya atau buku hadits hijau, sekalian untuk kipas-kipas. Di sekelilingnya seperti biasa, bertengger banyak kucing lucu yang ia namai macam-macam.
Lalu, 30 menit menuju kampus yang akan menjadi sesi berkah itu, dimulai.
Lewat si Mbak, hari-hari kelasku mulai berwarna. Perjalanan pulang-pergi jadi ada aja ceritanya. Bahkan sesimpel mendengarnya ngoceh tentang 'serba-serbi halaqoh quran', "Maaf loh aku telat pagi ini, itu si muridku tuh ya,...."
Sesi berkah tak jarang isinya lebih bermartabat juga, bukan sekadar diskusi tentang, 'bapak tukang parkir di pertigaan shiftnya berapa kali ganti ya?' kadang, ia pula isinya serupa murojaah ayat, atau kejar target hapalan hadits, atau bahkan teriak-teriak mempersiapkan ujian (maklum lah, kami sama-sama masih magang dalam time management, haha). Untungnya, Allah menghadirkan Mbak dengan suara menggelegar, jalanan jakarta saja tak sanggup melawannya.
Sesi 30 menit ini, memanglah berkah.
si Mbak yang di kelas memang pentolan pwol, mulai menyenggolku untuk nimbrung tongkrongan miliknya. Bila dahulunya orang tak akan menyapa demi melihatku yang sibuk sendiri. Mbak, tanpa ragu akan berani mengganggu. Termasuk, menghimpun orang agar menjadi berani mengikuti langkahnya, "itu si Fatimah tepokin aja pundaknya, emang lagi pake hedset tuh orangnya!"
Satu hal yang paling menyamankan dari hubungan dengan si Mbak, ia tak pernah memaksa. Dia sangat tahu kapan harus tidak bertanya atas sesuatu. Dia pula tak akan memaksaku bercerita tentang akhir pekanku yang berbeda, atau juga tak banyak komentar bila melihat muka tak manusiawiku di pagi hari, paling ia hanya akan menyapa, "waduh, mata e, entar kita tidur di kelas saja ya nak hihi"
Hebatnya lagi si Mbak, baru beberapa bulan di sini dia sudah hapal semua pedagang. Setiap hari, ada saja review terbarunya tentang pedagang pecel di ujung jalan, atau bakso malang di gang sebelah. Oiya, berarti inilah one case Mbak berani memaksaku, "Mba Fat, aku maunya ditemenin makan bakso loh ya! Ga lama kok janji, deket kampus inii ajaa!"
Bacotan 'healthy' ku jadi tak bernilai dihadapannya. Bila pun kuprotes, ia hanya menyindir sambil tergelak, "nah, abisin aja dulu baksonya. abistu, kamu solat tobat aja ya," aku tertawa, dan makan, haha.
Alhamdulillah. Hari-hari bersama si Mbak, menarik sekali. Memiliki rekan perjalanan secocok ini, sungguh menyenangkan! Kenapa tak sejak awal ya aku mencari teman di perjalanan? Kenapa tak sedari dahulu aku menyadari ada anak kelas yang senyambung ini denganku?
Dan again, Dia memang paling elok menghadir solusi. Paling apik mempersatu manusia-manusia se-candaan, se-obrolan, sevisi. Tanpa perlu kita seleksi sendiri, alhamdulillah.
Mari menutup kisah si Mba yang masih sangat jauh dari titik, dengan ayat ini,
فَمَا ظَنُّكُم بِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Maka apakah prasangkamu terhadap Tuhan semesta alam?
Fatimah, langkah-langkahmu itu, variabelnya memang tak bisa ditebak. Belum selesai kau hitung variabel internal, dihadapkan lagi variabel eksternal. Ditambah pula kemanusiaanmu, yang naik turunnya suka di luar nalar. Semakin dihitung-hitung, semua hasil yang tampak, semakin tak memuaskan.
Kamu pula kan, yang pada titik ini suka merenung, manusia di luar sana yang tak kenal Dia, bagaimana bisa tetap waras ya?
Maka sebelum kamu tak waras, tiba waktunya kamu sadar adanya ayat ini. Bahwa tugas kita, hanya mengupayakan percaya pada-Nya, saja. pada janji-Nya, saja. Bahwa, Dialah Yang Maha Kuasa dan Dialah Yang tiada pernah Zhalim pada hamba-Nya. Percayalah itu.
ya, pede aja si Fat, tetap kita kirimkan saja formula keras-kepala yang kita mau itu. Kalo memang ternyata baik, dan Dia ridho, pasti di acc kan? wkwk. percayalah pada-Nya, Fatimah.
Semoga Allah mampukan aku untuk selalu husnuzhon sama Dia <3
-----------------------------------
Ini ayat yang hari kamis lalu membuat mataku bengkak sejak pagi hari. Salahkan duktur, siapa suruh syarhnya sebagus itu. Anw, kapan-kapan kukisahkan khusus tentang ayat indah ini.
Oiya, si Mbak tadi berpisah dengan tangisan. Aku belum tahu kenapa. Sepanjang perjalanan si Mbak juga diam saja, merespon singkat dan matanya tak bersemangat. Kutawarkan cimol dan cilok, dia menggeleng. Memang pertanda buruk sih. Tapi, yasudahlah, kita tunggu saja.
Mari doakan bersama, besok senin, si Mbak sudah Allah tenangkan!
7 notes · View notes
affandiah · 28 days ago
Text
Gadis yang Ditinggalkan Pelangi Dua Kali
Seseorang mengalami kegelapan hampir separuh harinya. Dunianya baru terasa terang kisaran pukul 10 pagi. Ternyata saat matanya mulai terbuka, lampu kamar yang lupa dimatikan pada malam sebelumnya menyambut dengan pendar putih mengejutkan. Setelah mengerjap sedikit dan kornea matanya selesai beradaptasi, manusia yang akhir-akhir ini menekuni kehidupan sendirian itu mulai menatap langit-langit. Dia tidak terlalu suka bekerja keras, tapi dia kelimpungan menghadapi hari yang menganggur. Seperti saat sebelum tidur, di langit-langit kamarnya melintas beberapa pertunjukan. Kebanyakan tentang penyesalan-penyesalan dalam hidupnya yang mulai putus asa. Meskipun kadang beberapa bunga tidur datang menghibur, tak jarang ceritanya tiba-tiba berubah menjadi kenyataan seram saat bangun di pagi harinya. Maka pagi itu, gadis dengan rambut hitam sebahu sudah memutuskan untuk melihat dunia dengan kacamata sepenuhnya manusia. Sembari menuju kamar mandi untuk memulai hari, hatinya bergumam semoga rasa-rasa kemanusiaan masih tersisa dalam dirinya. Setelah satu jam bersiap, gadis itu mulai menyusuri lorong-lorong pasar malam yang sudah lama ditinggalkan pengelolanya. Meskipun matahari sudah sedikit terik, dia lebih memilih duduk di bianglala dengan bunyi gesekan besi berkarat saat disentuh untuk mencari tenang. Alunan lagu yang selalu digunakannya untuk memulai hari terputar. Dari petikan gitar dan suara penyanyi kesukaannya, gadis itu mulai memejamkan mata dan merasakan angin bercerita. “Tolong beri kami waktu,” potongan lirik dari lagu Selaras milik Kunto Aji dan Nadin Amizah sudah sampai di pertengahan lagu. Gadis itu semakin memejamkan matanya, merasa waktu kembali memburu dirinya untuk segera mencapai sesuatu. Setelah 15 lagu terputar, gadis itu memilih menyudahi semedinya. Di dekat pasar malam yang terbengkalai itu ada sebuah pasar tradisional. Pedagangnya tidak terlalu banyak, namun selalu menyajikan makanan dengan wajah sumringah. Padahal mereka sama-sama tahu nasibnya terancam karena semua orang mulai beralih berbelanja pada teknologi, termasuk gadis itu.
“Budhe, nasi pecelnya satu ya,” pesan gadis itu pada warung yang terletak di pojokan pasar.
Dengan senyum lebar, pemilik warung menyajikan pesanan pelanggannya. 
“Dari pasar malem lagi, Neng?,” tanya Budhe pemilik warung yang sudah hafal kebiasaan gadis itu di hari Minggu.
“Iya Budhe,” sahut gadis itu sembari mulai menyantap makanannya.
Pertemuan mereka enam bulan lalu berlangsung secara tidak sengaja. Dari jendela warung itu memang bianglala pasar malam terlihat jelas. Budhe pemilik warung segera mengenali gadis itu setelah enam bulan lalu selama tiga jam berdiam diri di sana. Sebab pasar malam yang terbengkalai itu sudah tidak pernah dikunjungi manusia lagi, selain gadis itu. Lalu secara spontan, gadis itu memesan makanan pada warung pojok pasar itu dan mulai menjadi langganan.
“Katanya mau direnovasi pasar malem itu, Neng, bulan depan,” cerita Budhe pemilik warung.
“Oiyaa Budhe, saya sudah dengar beritanya,” jawab gadis itu dengan tersenyum kecil.
Padahal jauh di lubuk hatinya, gadis itu baru tahu dan mulai khawatir kehilangan tempat yang membuatnya tenang selama enam bulan terakhir. Rasanya harus sudah mulai bersiap mencari tempat pengganti, padahal baru saja menemukan ketenangan. 
“Nanti kalau direnovasi, Neng jadi jarang kesini,?" tanya Budhe dengan nada janggal.
Rupanya wanita paruh baya itu juga khawatir kehilangan pelanggan tetapnya yang rutin membeli seporsi nasi pecel tiap Minggu pagi. Sudah pasarnya sepi, masih terancam kehilangan satu pelanggan setia lagi. Gadis itu hanya bisa tersenyum kecil, dia ingin mengkhawatirkan nasib orang lain, tapi dirinya sendiri juga butuh diselamatkan.
Pasar malam yang terbengkalai itu menjadi tempat penting bagi gadis itu sejak enam bulan lalu. Setiap hari Minggu dia berkunjung ke sana untuk mengambil jeda pada kehidupan dan mengenang orang-orang yang mulai hilang. Tapi memang sejak menginjakkan kaki pertama kali, dia sudah menduga cepat atau lambat tempat itu akan “hilang” juga dari hidupnya. Selesai menghabiskan makanannya dan sedikit basa-basi, gadis itu melanjutkan langkahnya. Kali ini tujuan keduanya adalah menelusuri pasar bagian ikan-ikan. Tiba-tiba dia ingin melihat makhluk-makhluk kecil itu berenang dengan bebas, meskipun di dalam akuarium yang terbatas. Kini di depannya sudah terpampang beberapa ikan hias. Sedikit di luar dugaan, ternyata pasar itu lebih sepi daripada yang diceritakan Budhe pemilik warung. Padahal gadis itu berkunjung di hari Minggu, saat sewajarnya hampir semua orang bersantai dan melepas pekerjaan lalu pergi ke pasar? Dengan sendirinya gadis itu mulai menertawakan pemikirannya sendiri. Matanya menangkap seekor ikan hias berwarna hijau di antara ratusan temannya yang berwarna oranye. Apakah ikan itu memiliki kelainan? Mulutnya yang gatal meminta penjual ikan untuk mengambil ikan hijau itu, tiba-tiba dirinya ingin memelihara ikan yang terlihat mencolok karena perbedaan warnanya. 
“Pak, mau ikan yang hijau itu satu,” tunjuk gadis itu pada satu-satunya ikan yang menyala karena kehijauan tubuhnya.
“Kalau itu harganya 35 ribu dapat sepuluh, Mbak. Cuma yang hijau kebetulan tinggal satu,” ujar Bapak penjual ikan.
“Yasudah, tidak apa-apa Pak saya beli satu saja 35 ribu,” sahut gadis itu dengan mata yang tak lepas dari pergerakan ikan incarannya.
“Wah ya jangan Mbak, sebentar saya buatkan dulu yang warna hijau,” gopoh Bapak penjual ikan mengambil suntikan. 
Gadis itu segera membatalkan pembeliannya ketika tahu ikan itu sebenarnya tidak benar-benar sendirian dan berbeda. Hanya teman-temannya saja yang belum mendapat “suntikan” seperti dirinya hingga hanya ikan itu yang memancarkan cahaya hijau menyilaukan. Dengan alasan sudah dijemput teman, gadis itu meninggalkan toko ikan dengan kekecewaan dalam hatinya. Hampir saja dia merasa iba pada ikan yang terlihat berbeda dari teman-temannya. Padahal mereka sebenarnya sama persis, hanya saja perbuatan manusia yang membuat mereka tampak berbeda. Gadis itu hampir merasa ikan hijau yang dilihatnya tadi sama seperti dirinya, dianggap berbeda, sendirian, dan tidak bisa bercerita kepada siapapun perihal “suntikan-suntikan” yang didapatnya setiap hari. Muak dengan hal-hal yang berwarna, gadis itu memilih berkeliling kota sembari mendengarkan lagu-lagu yang biasa menemaninya. Pandangannya kini sudah netral, menganggap semua warna sama saja. Lalu pukul setengah tiga, langit sudah mulai kelabu. Gadis itu memacu sepeda motornya untuk kembali ke kamar kosnya. Dia sedikit menggerutu karena dalam rencananya dia ingin melihat senja dan kalau beruntung juga ada pelangi yang dia tinggalkan kemarin saat sibuk bekerja. Sebab dua hari lalu, dia melihat postingan teman-temannya yang selesai bekerja pukul empat sore membagikan foto pelangi yang mulai sering muncul di langit kotanya. Gadis itu yang bekerja mulai pagi hingga larut malam tidak sempat menikmati keindahannya. Maka dari itu saat libur, dia ingin melihatnya juga jika semesta memberikannya. Namun yang terjadi malah hujan sejak sore hari. Gadis itu memutuskan mengakhiri hari liburnya dengan kembali tidur dan memejamkan mata. Kembali menemui kegelapan seperti hampir setengah hari sebelumnya. Pukul setengah delapan malam, gadis itu kembali terbangun dari tidur sorenya. Karena jam kerjanya masih keesokan hari, gadis itu memilih membunuh waktu dengan berselancar di dunia maya. Satu per satu unggahan teman-temannya dibuka. Dan gadis itu menangis semalaman setelah tahu, pada pukul setengah lima, pelangi yang penuh warna itu kembali muncul setelah hujan deras mengguyur kota. (aff)
Tumblr media
2 notes · View notes
by-u · 1 year ago
Text
Tumblr media
Dulu tuh.. dulu banget, pernah punya mimpi ataupun keinginan kelak jika kita pulang pada atap yang sama, aku ingin mengajakmu maiyahan bersama di sini (jika waktu weekend atau waktu libur kerja). Pulangnya ku ajak kulineran keliling kota Mojokerto, aku juga sudah punya warung nasi pecel langganan di dekat alun-alun.
Dan sekarang?? Ah.. manusia tetaplah manusia, sehebat apapun berencana, semesta punya cara tersendiri untuk sebuah hal yang tidak terduga. Engkau pulang tidak kepada saya, namun seperti apapun pulang yang kau tempuh, kuharap itu yang paling bisa membuatmu bahagia dengan utuh dan penuh; juwitaku.
39 notes · View notes
chocohazel · 4 months ago
Text
ULasan : Rahasia Salinem
Rahasia Salinem berfokus pada kisah hidup Salinem, seorang abdi dalem keluarga keraton yang menghabiskan hampir satu abad masa hidupnya untuk mengabdi dan bersetia pada keluarga sang gusti.
Premisnya sederhana. Setelah kematian Salinem, Tyo, “cucu” pertama Salinem baru mengetahui siapa Salinem sebenarnya. Lalu ketika Tyo hendak “menghidupkan” kembali Salinem melalui ide bisnis warung pecel dengan resep asli Salinem, kepingan cerita-cerita ini hadir saling tersusun serupa puzzle yang mengisi bagian-bagian kosong dari pemahaman keluarga tentang siapa sosok Salinem itu sendiri.
Salinem hidup berpindah-pindah, ibunya meninggal ketika Salinem lahir, ayahnya menyusul lima tahun kemudian. Lalu Salinem dibesarkan oleh banyak orang di pasar dan kewedanaan sebelum akhirnya menetap sebagai abdi dalem bagi Gusti Raden Sukatmo dan Gusti Kartinah.
Lebih dari pengabdian, hidup Salinem adalah tentang kesetiaan pada “keluarganya”.
Selain menceritakan tentang kehidupan Salinem dan pemeran penting di perjalanan hidupnya dalam genre yang berpadu dengan apik antara petualangan, sejarah, romansa, persahabatan, dan kuliner — jelas sekali bahwa buku Rahasia Salinem juga sarat akan kritik terhadap feodalisme.
Penulis meramu dan menjahit narasi cerita dengan sederhana namun tetap sarat akan diksi-diksi puitis. Sehingga kepingan cerita terasa amat nyata dan seolah-olah terputar di kepala.
Melalui kisah hidup Salinem, kita akan dibawa berpetualang sejak masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, RIS, Gestapu hingga di akhir masa hidupnya sekitar tahun 2012. Selain waktu, kita juga diajak berpindah-pindah latar tempat dari Sukoharjo, Solo, Ngemplak, Prawit, Jakarta dan lainnya. Alur buku ini maju-mundur dengan banyak selipan dialog bahasa Jawa sebagai penegas latar cerita — walau sangat disayangkan beberapa dialog tidak dilengkapi dengan terjemahan.
“Setiap harapan membawa kemungkinan kecewa. Tapi, kalau tidak punya harapan, lalu kita punya apalagi?” — Rahasia Salinem
2 notes · View notes
alkhwarizmi · 6 months ago
Text
Selamat malam Ayu Adina.
Aneh ya, jarak yang begitu jauh dan waktu yang sudah terlalu lama. Ternyata aku tidak goyah sedikitpun.
Aku ingat pernah berkata "Saya ga bisa janji untuk nunggu." Terdengar bijak. Tapi ternyata itu kalimat paling naif yang pernah aku ucapkan. Faktanya, dulu aku hanya ingin kamu bisa lebih fokus untuk apapun yang ingin kamu capai.
Setelahnya, justru aku juga yang masih saja berkali-kali, dengan berbagai cara mencoba untuk kembali terhubung denganmu.
Kamu tahu? Aku masih menyimpan semua impian itu.
Bersama menjelajah seisi dunia, atau sekedar melipir ke warung pecel lele yang lebih banyak menjual ayam goreng. Kemana saja yang penting ada kamu.
Membicarakan banyak hal indah atau sekedar membahas soal konferensi meja bundar yang sudah tidak kuingat lagi isi perjanjiannya. Apa saja yang penting ada kamu.
Atau mungkin sesekali kita bisa membahas soal harga cabe dan popok bayi yang berdampak terhadap perekonomian keluarga. Mungkin akan sedikit pusing, tapi aku siap, yang penting ada kamu.
Yaa, keberadaan kamu memang sudah terlanjur sepenting itu.
Tapi...
Jika pada akhirnya garis waktu kita tak lagi bersinggungan, aku tidak akan berpikir tentang kemungkinan tuhan ingin mempertemukanku dengan yang lebih baik.
Karena jika ada pemikiran begitu, seolah bersama kamu adalah sesuatu yang tidak baik, padahal selama ini aku membayangkan banyak hal indah.
Maksudku, jika memang kita ditakdirkan bertemu dengan orang lain, ya sudah, itu saja, tidak perlu lah ada penamaan 'yang lebih baik' atau variabel pembanding lainnya.
Aku sudah cukup senang dengan berbagai hal tentangmu dalam kehidupanku, sekecil apapun bentuknya.
Seperti saat kamu khawatir ketika aku jatuh dari motor, atau buku biru yang pernah kamu hadiahkan, bahkan pesan-pesan singkat berisi pengingat dan penyemangat.
Aku ingat sekali, itu merupakan hal-hal paling membahagiakan bagi manusia yang memiliki trauma broken home sepertiku.
Lalu, biarlah semua hilang dan muncul sekehendak-Nya.
Semoga kita cukup kuat untuk selalu bersyukur atas apa yang telah lewat dan apa yang akan kita jumpai.
Kamu tahu, tulisan sepanjang ini kesimpulannya apa?
Yaa benar, aku rindu, selalu.
Malili, 31 Juli 2024
6 notes · View notes
satu-komando · 1 month ago
Text
Kisruh di Warung Makan: Warga Mestong Jadi Korban Penganiayaan, Penanganan Polisi Dipertanyakan
  JAMBI SATUKOMANDO.COM – Seorang warga Desa Sebapo, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, bernama Deni Setiawan bin Didin Jainudin, menjadi korban aksi pengeroyokan. Kejadian ini berlangsung pada Sabtu, 9 November 2024, sekitar pukul 07.00 WIB di area parkir warung makan pecel lele miliknya. Menurut keterangan korban, insiden bermula ketika ia sedang mengatur parkiran mobil di depan…
0 notes
konfrontasi · 3 months ago
Text
Aparat Bongkar Prostitusi Berkedok Warung Pecel Lele di Lampung Selatan
http://dlvr.it/TG7jX1
0 notes
sumbartodaynews · 3 months ago
Text
Pasaman, Sumartodaynews-Bagi Anda yang mencari sarapan enak di pagi hari di Pasaman Barat, kini Warung Sarapan Pagi Buk Reni menjadi salah satu pilihan yang patut dicoba. Berlokasi strategis di Jalan Irigasi Yatip, warung ini telah lama menjadi favorit masyarakat setempat. Warung Buk Reni terkenal dengan berbagai macam menu sarapan yang menggugah selera, gado gado ,pecel ayam ,pecel lele,sup…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
wlrriziqkajen · 4 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Rekomendasi tempat arisan di pekalongan
Mana ada menu sego rahat di pekalongan yang rasanya nikmat tapi ramahbdi kantung selain di warung lesehan riziq? 🥰 Selain sego rahat ada lele terbang yang bikin melayang dan di sukai anak2. Lokasi kajen jalan mandurorejo atau sebelah barat alun alun kajen (sabrangnya SMA Negri kajen) Kontak wa 0858-6718-0510
Tersedia menu Ayam bakar. Pecak nila. Gurame goreng bakar. Bebek. Seafood. Aneka sambal. Kentang. Jus/milkshake. Roti bakar. Lele terbang. Sego rahat. Pecel sayur. Puyuh. Dll.
kulinerhits #kulinerpekalongan #sambalmattah #ayamgeprek #sambalbawang #cumicumi #udang #asammanis #warunglesehanriziq
0 notes
wlrpringlangu · 4 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Rekomendasi tempat arisan di pekalongan
Mana ada menu sego rahat di pekalongan yang rasanya nikmat tapi ramahbdi kantung selain di warung lesehan riziq? 🥰 Selain sego rahat ada lele terbang yang bikin melayang dan di sukai anak2. lokasi Pringlangu jalan raya urip sumoharjo no 230 kradenan sebelah utara spbu pringlangu / pabrik kintong Wa 0823-2234-9398 Tersedia menu Ayam bakar. Pecak nila. Gurame goreng bakar. Bebek. Seafood. Aneka sambal. Kentang. Jus/milkshake. Roti bakar. Lele terbang. Sego rahat. Pecel sayur. Puyuh. Dll.
1 note · View note
wlrkajen123 · 4 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Rekomendasi tempat arisan di pekalongan
Mana ada menu sego rahat di pekalongan yang rasanya nikmat tapi ramahbdi kantung selain di warung lesehan riziq? 🥰 Selain sego rahat ada lele terbang yang bikin melayang dan di sukai anak2. Lokasi kajen jalan mandurorejo atau sebelah barat alun alun kajen (sabrangnya SMA Negri kajen) Kontak wa 0858-6718-0510
Tersedia menu Ayam bakar. Pecak nila. Gurame goreng bakar. Bebek. Seafood. Aneka sambal. Kentang. Jus/milkshake. Roti bakar. Lele terbang. Sego rahat. Pecel sayur. Puyuh. Dll.
kulinerhits #kulinerpekalongan #sambalmattah #ayamgeprek #sambalbawang #cumicumi #udang #asammanis #warunglesehanriziq
0 notes
wlrpringlangu1 · 4 months ago
Text
Rekomendasi Tempat Arisan di Pekalongan
Mana ada menu sego rahat di pekalongan yang rasanya nikmat tapi ramahbdi kantung selain di warung lesehan riziq? 🥰 Selain sego rahat ada lele terbang yang bikin melayang dan di sukai anak2.
Pringlangu jalan raya urip sumoharjo no 230 kradenan sebelah utara spbu pringlangu / pabrik kintong Wa 0823-2234-9398
Tersedia menu Ayam bakar. Pecak nila. Gurame goreng bakar. Bebek. Seafood. Aneka sambal. Kentang. Jus/milkshake. Roti bakar. Lele terbang. Sego rahat. Pecel sayur. Puyuh. Dll.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
warunglesehanriziqkajen1 · 4 months ago
Text
Rekomendasi tempat arisan di pekalonganMana ada menu sego rahat di pekalongan yang rasanya nikmat tapi ramahbdi kantung selain di warung lesehan riziq? 🥰Selain sego rahat ada lele terbang yang bikin melayang dan di sukai anak2.Lokasi kajen jalan mandurorejo atau sebelah barat alun alun kajen (sabrangnya SMA Negri kajen)Kontak wa 0858-6718-0510Tersedia menuAyam bakar. Pecak nila. Gurame goreng bakar. Bebek. Seafood. Aneka sambal. Kentang. Jus/milkshake. Roti bakar. Lele terbang. Sego rahat. Pecel sayur. Puyuh. Dll
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
turisiancom · 5 months ago
Text
TURISIAN.com - Destinasi Pantai Karangbolong, Kebumen, Jawa Tengah, wajib disinggahi saat berlibur bersama keluarga atau sahabat. Terletak di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan, pantai ini menawarkan pemandangan memesona yang dilengkapi udara sejuk khas pesisir selatan. Dikelilingi oleh bukit-bukit hijau, pantai berpasir landai ini memberikan pengalaman liburan yang sulit dilupakan. Sementara itu, daya tarik Pantai Karangbolong bukan hanya keindahan lanskapnya. Keunikan pantai ini terletak pada karang berlubang yang menyerupai gua, menjadi rumah bagi burung walet. BACA JUGA: Komisi B DPRD Kebumen Lakukan Studi Banding ke Pasar Baru Trade Center Bandung Fenomena alam ini membuat Pantai Karangbolong semakin istimewa di mata para wisatawan. Tak hanya menawarkan panorama alami, pantai ini juga dilengkapi beragam fasilitas penunjang. Sedangkan, area parkir yang luas, toilet dan kamar mandi bersih, gazebo untuk bersantai. Deretan warung makan yang menjajakan hidangan lokal, hingga mushala untuk beribadah. Tak ketinggalan, berbagai spot foto menarik siap memanjakan para pengunjung yang gemar mengabadikan momen. Agar liburan ke Pantai Karangbolong semakin nyaman dan berkesan, persiapan matang sangatlah penting. BACA JUGA: Tari Cepetan Alas, Tarian Topeng Unik Asal Kebumen Berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan sebelum bertolak ke pantai ini: Periksa Prakiraan Cuaca: Pastikan cuaca sedang cerah agar kegiatan di pantai berjalan lancar. Bawa Pakaian Ganti: Siapkan pakaian ganti secukupnya jika ingin bermain air. Gunakan Sunscreen: Lindungi kulit dari paparan sinar matahari yang terik. Bawa Obat-obatan dan Perlengkapan Kesehatan: Persiapkan kebutuhan medis pribadi. Cek Kendaraan: Pastikan kendaraan dalam kondisi prima sebelum memulai perjalanan. Patuhi Aturan Pengelola Wisata: Ikuti ketentuan yang sudah ditetapkan demi keselamatan dan kenyamanan bersama. Pilihan Kuliner Destinasi Pantai Karangbolong tak hanya menawarkan keindahan alam. Tetapi juga berbagai pilihan kuliner khas pesisir yang menggugah selera. Setelah puas menikmati suasana pantai dan bermain air, wisatawan bisa mencicipi beragam sajian kuliner lokal yang tersedia di sekitar kawasan pantai. Beberapa warung makan dan kedai sederhana di sepanjang Pantai Karangbolong menawarkan hidangan laut segar. Seperti ikan bakar, udang, cumi, dan kepiting yang diolah dengan bumbu khas Jawa Tengah. BACA JUGA: Rasakan Kelezatan Sate Ambal, Kuliner Khas Kebumen Menu seperti nasi rames, pecel, dan soto juga kerap menjadi pilihan favorit pengunjung. Salah satu kuliner yang patut dicoba adalah sajian ikan bakar yang disajikan dengan sambal terasi khas Kebumen dan lalapan segar. Sembari menikmati pemandangan laut lepas, Anda bisa merasakan sensasi makan dengan aroma khas laut yang menambah selera. Selain itu, warung-warung di sini juga menyediakan minuman segar seperti es kelapa muda yang pas dinikmati di tengah udara pantai yang sejuk. Bagi pecinta kuliner, Pantai Karangbolong menjadi tempat yang tepat untuk mengeksplorasi cita rasa lokal sambil menikmati suasana pantai yang menenangkan. ***
0 notes
fiqhifauzi · 6 months ago
Text
Satu Bulan di Kota Baja
Hal pertama yang akan ku ucapakan tentunya 'Alhamdulillaah'. Aku sangat mensyukuri dan meyakini bahwa ini adalah takdir Allaah yang membawaku ke kota ini. Berkarir dan belajar di sini serta bertemu dengan orang-orang baru. Namun, di sisi lain aku sangat sedih dan menahan rindu dengan istri dan anakku. Dengan terpaksa dan kerelaan, kami harus terpisah jarak (semoga kita segera bertemu ya sayang-sayangku di Oktober).
Ternyata sudah satu bulan aku di sini. Kota yang dikenal dengan Kota Baja. Setiap hari aku bertemu dengan kasur, pemandangan laut, kapal, pulau kecil yang tak jauh dari pandangan, rekan-rekan mess, suasana kerja, dan tentu suasana kawasan pabrik. Begini ternyata kehidupan bekerja di pabrik, sebagai buruh. Sangat berbeda dengan sistem kerja di tempatku yang sebelum- sebelumnya.
Tanggal 1 Juli aku mulai masuk dan mulai untuk bekerja. Tiga minggu pertama masih masa perkenalan dan training. Berkeliling pabrik untuk melihat proses produksi dan belajar mengenai teori standarisasi, kemudian mempelajari teknis pengukuran sampel serta teknis pengecekan barang sebelum dikirim ke customer. Ternyata, selama menjalani 3 minggu training tersebut, baru secuil yang aku pahami. Masih banyak hal hal-hal teknis dan teori lainnya yang belum terpalajari ketika training. Karena sewaktu training, yang aku alami dan kegiatan kerjaan baru seputar pengujian dan cek barang sebelum dikirim.
Selepas masa training, minggu keempat aku sudah mulai benar-bener kerja dan harus belajar cepat. Learning by doing. Dari sini aku baru mulai menyadari, sangat banyak, dari hal kecil sampai besar, yang harus ku pahami. Kemudian bagaimana mengatasi hal-hal jika terjadi kendala atau kesalahan. Bahkan sampai sekarang aku menulis ini, masih banyak hal yg aku belum paham dan mahir. Semoga aku bisa segera belajar dan menguasainya.
Memasuki minggu keempat, aku mulai masuk shift. Kebetulan pabrik ku menerapkan 3 shift. Pagi sore malam. Pagi dimulai dari jam 8 sampai jam 4 sore. Sore dimulai jam 4 sore sampai jam 12 malam. Nah, shift malam mulai jam 12 malam sampai jam 8 pagi hari berikutnya. Minggu keempat tersebut aku masuk shift malam bersama rekan kamar mess ku. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Aku khawatir akan mengantuk nantinya. Namun, aku atasi dengan tidur lebih awal selepas isya. Alhamdulillaah terlewati. Next week, aku masuk shift sore, lalu shift pagi. Begitu seterusnya.
Baik, aku akan sedikit menceritakan kota ini. Sebenarnya, kawasan pabrik dan mess yang ku tinggali masuk wilayah Kabupaten Serang, namun berbatasan langsung dengan Kota Cilegon. Sehingga kalau kami keluar untuk beli makan atau sesuatu lebih seringnya ke Kota Cilegon. Sebagai perantau hidup di kota kecil ini sangat menguntungkan. Pertama, sekitar kawasan ini tidak banyak fasilitas food court ataupun lifestyle lainnya seperti mall, supermarket atau restoran yang sedikit mewah, harus agak ke kota yang mungkin memakan waktu 15 sampai 25 menit (sebenarnya ini tidak terlalu jauh). Sehingga tidak ada godaan untuk beli sesuatu yang aneh-aneh. Atau tidak tergoda untuk beli panganan. Sehingga ini sangat membantu untuk menghemat. Selain itu, soal makan pun juga sudah ditanggung kantin mess, kecuali hari Minggu. Di sini, aku kalah ada perlu membeli sesuatu, paling ke warung madura, indomaret atau alfamart. Kalau ingin makan di luar, paling makan nasi padang, pecel lele, atau warteg yang dipinggir jalan.
Kedua, untuk harga makanan di sini masih tergolong murah, sekitar 10 ribu sampai 15 ribu sudah cukup kenyang. Ketiga, beruntungnya ketemu teman-teman mess yang tidak terlalu mementingkan life style atau suka jajanan. Sehingga terikut dengan lingkungan yang hidup hemat.
Semoga kita selalu diberikan kesehatan ya.
0 notes