#utsaimin
Explore tagged Tumblr posts
salafiyyin · 9 months ago
Text
[Fatwa Ulama] Bolehkah menafsirkan Al-Quran dengan sains modern?
Bismillah… Tanya : Bolehkah menafsirkan al-Qur-an al-Karim dengan teori ilmiah modern? Beliau (Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rohimahullah) menjawab: Menafsirkan al-Qur-an dengan teori ilmiah mengandung bahaya. Karena, jika kita menafsirkan al-Qur-an dengan teori tersebut kemudian datang teori lain yang menyelisihinya, maka konsekuensinya adalah al-Qur-an menjadi tidak benar dalam…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
in-syirah · 7 months ago
Text
Sepantasnya tujuan seseorang menikah
Ibnu Utsaimin rahimahullaah, berkata : "Hanyalah sepantasnya tujuan seseorang menikah adalah :
1. Menjalankan perintah Nabi (Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian, yang telah mempunyai kemampuan, maka hendaklah ia menikah)
2. Memperbanyak generasi Ummat (Sebab banyaknya generasi ummat, diantara perkara yang dicintai oleh Nabi, sebab banyaknya keturunan ummat adalah sebab kekuatan dan keperkasaan ummat—kemudian beliau membawakan surah Al-A'raf : 86 dan surah Al-Isra' : 6)
3. Menjaga kemaluannya dan kemaluan pasangannya, menundukkan pandangannya dan pandangan pasangannya. Kemudian, setelah itu, memenuhi syahwatnya. "
((Syarhul Mumthi))
Dan beberapa kajian ringkas dari para ulama juga menerangkan tujuan pernikahan :
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri : Jadikan tujuan pernikahan untuk mendapatkan kebahagiaan dan hidup abadi di kampung akhirat, ya, menikah untuk hidup abadi di Surga.
Ustadz Nouman Ali Khan : Hal yang paling utama dari segala hal dalam tujuan pernikahan, Allaah berfirman : Dia menjadikan kalian sepasang suami istri untuk tujuan mendapatkan ketenangan, tujuan berumah tangga itu bukan cinta, cinta itu datang dari Allaah, Tujuan kalian berumah tangga adalah kalian mendaaptkan ketenangan dan rasa damai. (QS.Ar -Rum ayat 21)
Ustadz Khalid Basalamah : Menikah harus niatnya karena ibadah, karena kalau niatnya selain ibadah, tidak ada pahalanya, rugi saja. Orang menikah itu bisa perhari ada pahalanya, asal niatnya karena 'ini perintah Allaah'.
Semoga Allaah beri kemudahan kepada siapapun yang ingin menikah, agar memperbaiki niat dan tujuan menikah tersebut, yakni ingin menyempurnakan separuh agama, yang semata-mata karena ingin beribadah kepada Allaah Azza wa Jalla, dan terangkumlah kebaikan-kebaikan lainnya, seperti mendapat ketenangan, dan kebahagiaan hingga ke surga-Nya Allaah. Aamiin Allaahumma Aamiin..
377 notes · View notes
laoderrs · 10 months ago
Text
"Segala permasalahan yang menimpa seseorang, baik berupa banyak pikiran, was-was dan kelalaian, semuanya disebabkan karena menyia-nyiakan ibadah shalat."
Syaikh al-'Utsaimin rahimahullahu ta'ala | Jalasat Ramadhaniyyah, jilid 2, hal 19
146 notes · View notes
dardawirdhaa · 1 month ago
Text
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:⁣⁣
Hendaklah semua wanita mengetahui bahwa dia tidak akan bisa mencapai keshalihan (tidak mungkin menjadi wanita shalihah) kecuali dengan ilmu, dan yang saya maksud dengan ilmu adalah ilmu syar'i.
39 notes · View notes
auliasalsabilamp · 1 year ago
Text
Jika Allah memudahkan bagi kita jalan untuk menolong, membantu atau memudahkan orang lain, maka tempuhlah jalan itu.
Selalu ingat, Rasulullah ﷺ bersabda, “Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Barang siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat…” (HR. Muslim)
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Ini mencakup kemudahan dalam hal harta, kemudahan dalam beramal, kemudahan dalam pengajaran, dan lainnya. Kemudahan yang jadi balasan adalah kemudahan dalam hal apa pun.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah)
Konsep kehidupan yang sudah teruji berhasil: “Mudahkanlah urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusan kita.”
Ustadz Farhan Fadilat Syah
35 notes · View notes
penaimaji · 2 years ago
Text
Melihat Diri
Apa itu sombong? Dalam Islam, sombong ialah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain
Kesombongan ada dua macam, yaitu sombong terhadap Al-Haq dan sombong terhadap makhluk. Hal ini diterangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hadist dalam sabda beliau, “sombong adalah menolak kebenaran dan suka meremehkan orang lain”.
Menolak kebenaran adalah dengan menolak dan berpaling dari-Nya, serta tidak mau menerima (syariat)-Nya. Sedangkan meremehkan manusia yakni merendahkan dan meremehkan orang lain, memandang orang lain tidak ada apa-apanya dan melihat dirinya lebih dibandingkan orang lain. (Syarh Riyadus Shaalihin, II/301, Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘Utsaimin)
Sumber: https://muslim.or.id/3536-jauhi-sikap-sombong.html
Semoga Allah selalu menjaga hati kita supaya tetap rendah hati; sabar dan tidak membalas ketika didzalimi; lapang dada atas apapun yang terjadi di dalam hidup kita Supaya terhindar dari rasa sombong, banyak-banyaklah melihat kesalahan diri daripada kesalahan orang lain; dan menyibukkan diri dalam memperbaiki hubungan dengan Pencipta
Mudahlah memaafkan siapapun yang menyakiti. Doakanlah yang baik-baik, karena setiap doa akan selalu kembali pada kita sendiri. Hingga saat ajal tiba nanti, hati kita bersih, tanpa ada rasa sombong setitikpun Siapa tahu? Perbuatan orang lain pada kita sebenarnya ialah balasan dari Allah atas kesalahan kita yang lain di masa lalu
Juga, hal baik maupun buruk yang terjadi, semuanya atas kehendak Allah. Setiap pencapaian sekecil apapun yang kita raih hari ini, tentu juga atas kehendak Allah. Pun kegagalan yang kita dapati, juga tidak lepas dari kuasa Allah
Maka, jadikan setiap langkah kecil hingga besar ini untuk kebaikan; juga meraih ridha Allah
Supaya, ketika di perjalanan nanti kita dapati senang maupun sedih; kita akan selalu mengingat Dzat Yang Memberi Kekuatan
Buntok, 26 Januari 2023 | Pena Imaji
77 notes · View notes
enha88 · 7 months ago
Text
Syaikh Shalih Al Utsaimin, rahimahullah, berkata :
"Janganlah engkau disetir oleh perasaan. Sebab perasaan itu jika tidak dibangun di atas akal dan syariat, ia akan menjadi badai yang akan menerbangkan dan menghempaskanmu ke dalam neraka".
Tumblr media
4 notes · View notes
mlatifah · 1 year ago
Text
Wajibnya Sabar, Sunnahnya Ridha
Allah ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱصْبِرُوا۟ وَصَابِرُوا۟ وَرَابِطُوا۟ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (QS. Al Imran: 200).
Sabar disebutkan dengan fi’il amr (kata kerja perintah). Sedangkan kaidah ushul fiqih mengatakan:
“Hukum asalnya kata perintah menghasilkan hukum wajib”.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan:
“Maka wajib bagi setiap orang untuk bersabar terhadap musibah dan tidak mengucapkan perkataan yang haram serta tidak melakukan perbuatan yang haram (ketika menghadapi musibah)” (Syarah Hadits Jibril, hal. 84).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan:
“Perbedaan antara ridha dan sabar adalah, orang yang ridha tidak merasakan sakit hatinya sama sekali dengan adanya musibah, ia berjalan bersama dengan takdir Allah dengan ringan” (Syarah Hadits Jibril, hal. 84).
Source: muslimah.or.id
3 notes · View notes
salafiyyin · 1 year ago
Text
Fatwa Ulama : Nasehat Buat Para Da’i yang Sedang Berselisih (III)
NASEHAT BUAT PARA DA’I YANG SEDANG BERSELISIH (III) Syaikh Ibnu Utsaimin رحمه الله Pertanyaan: Ada sebagian orang yang kami anggap cukup konsisten dengan agama memperlakukan orang lain dengan sikap yang agak keras dan kasar, bahkan ada juga yang kadang wajahnya tampak masam. Apa nasehat Syaikh untuk mereka. Apa kewajiban seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim, terutama orang yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
in-syirah · 1 year ago
Text
Kekayaan hati
"Rezeki yang hakiki itu bukanlah rezeki yang bersifat materi. Tapi, rezeki hati, diberikan keimanan dan ketakwaan. Siapa yang diberikan kekayaan hati, maka dia telah diberikan rezeki yang besar." —Syaikh Utsaimin rahimahullaah
Sudah paham makna kekayaan hati? Begiku, kekayaan hati itu saat hati kita tak mudah gaduh hanya karena dunia, hati kita selalu belajar menerima apa yang Allaah tetapkan untuk kita, hati kita selalu belajar tenang atas setiap keadaan yang menghampiri, dan kekayaan hati itu saat hati kita selalu ingin untuk berbagi kebaikan, serta kasih sayang kepada orang-orang di sekitar kita.
Semoga Allaah karuniakan kekayaan hati kepada kita semua, aamiin yaa Robbal Alamiin.
60 notes · View notes
mnwlife · 1 year ago
Text
Yang sebenar-benarnya hukuman adalah hati yang sakit
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin berkata :
"Banyak orang menyangka bahwa hukuman Alloh itu pada perkara-perkara yang nampak seperti pada tubuh, harta dan anak-anak.
Dan yang benar bahwa hukuman Alloh dengan sakitnya hati dan rusaknya lebih berat dan lebih besar daripada hukuman dengan perkara-perkara yang nampak tersebut".
Ahkamun Minal Qur'anil Karim 1/87
Sumber: (Ustadz Arif Fathul Ulum hafidzahullah) https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid036wVjb6Rq8mnmHSBq2mv2VRwTwuk7uQMURXrexH2u7NMs9GFAGz7oSijQuzBBJxHkl&id=100006270615875&mibextid=Nif5oz
11 notes · View notes
laoderrs · 2 years ago
Text
Berhiaslah Dengan Akhlak Yang Baik Wahai Penuntut Ilmu Agama
Berkata Syaikh Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala,
"Aku suka jikalau seluruh penuntut ilmu agama menjadi suri tauladan yang baik dalam akhlak, amalan dan dakwahnya mereka kepada Allah Ta'ala. Sehingga hal ini menjadi pendorong manusia untuk menerima syariat Allah Ta'ala dari mereka. Karena sungguh syariat Allah sering ditolak oleh kalangan awam karena buruknya perangai orang yang berdakwah kepada Allah."
(Al Liqaa Asy Syahri, 26)
23 notes · View notes
dardawirdhaa · 8 months ago
Text
Ketenangan itu nyata. Ia ada dalam kehidupan seseorang yang taat. Apakah itu kamu?
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata, “Orang-orang yang sering melakukan ketaatan merasakan ketenangan dan ketenteraman walaupun salah seorang dari mereka fakir. Sesungguhnya Allah memberinya pikiran yang luas dan perasaan cukup.”
—Tafsir Surah al-Maidah, jilid 2 hlm. 90 (sumber: sunnahpath)
72 notes · View notes
yonatanyanggara · 1 year ago
Text
Seperempat Abad : Petunjuk
Aurora
Aku menghempaskan tubuhku ke kursi, sambil sedikit meregangkan badan. Pandanganku tertuju pada tumpukan buku di meja kerjaku. Kuambil salah satu di tumpukan paling atas. Aku memperbaiki posisi duduk dan juga posisi kerudungku. perlahan kubuka halamannya, kemudian membacanya.
“Pas sekali”, gumamku dalam hati.
Di usia seperempat abad ini banyak sekali keputusan yang harus segera diambil. Namun, masalahnya aku tidak tau mana yang terbaik. Aku tidak biasa mengambil keputusan. Seringkali, aku hanya mengambil keputusan-keputusan yang mudah. Bukan keputusan-keputusan yang benar-benar aku inginkan. Padahal aku tahu betul, bahwa tidak ada keputusan besar yang tidak melalui proses khawatir, takut, resah dan jatuh juga bangun. Pasti tidak mudah untuk membuat keputusan-keputusan besar. Namun, aku amat takut salah jalan. Aku amat takut gagal. Sehingga, selama ini aku memilih pilihan yang cenderung mudah, meskipun itu adalah pilihan dari orang lain atau orang kebanyakan.
Namun, diskusiku dengan teman sekantor tadi, membuahkan satu pemahaman baru bagiku. Bahwa semua keputusan itu tidak tepat. Setiap keputusan memiliki masalah dan resiko nya masing-masing. Cara menjalaninyalah yang membuatnya tepat. Menjalaninya dengan lapang, menerima segala resikonya, tidak menyalahkan orang lain, tidak selalu merasa sebagai korban dan belajar pada setiap prosesnya.
“Aku harus berani membuat keputusan. Tidak bisa seperti ini terus”, batinku.
Aku menghela nafas. Pandanganku masih tertuju ke satu kalimat.
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan memberikan kepadamu Furqaan (Kemampuan memilah kebaikan dan keburukan)...(Qs Al-Anfal :29)
Aku membaca penjelasan lebih dalam. Furqaan. Kemampuan memilah mana yang bermanfaat mana yang tidak. Mana yang baik mana yang terbaik. Mana yang lapang mana yang paling lapang.
“Adalah firasat” begitu ujar Syaikh Utsaimin. Kemampuan melihat tanda-tanda yang amat samar.
“Bukankah, dalam mengambil keputusan, aku memerlukan firasat untuk memilah melalui tanda-tanda samar yang Allah titipkan? dan dengannya aku bisa memilih pilihan yang dapat ku jalani resikonya. Pilihan yang aku dapat menanggung konsekuensinya” ujarku. Seolah menemukan apa yang aku cari selama ini.
Selanjutnya, dijelaskan beberapa contoh beberapa orang terdahulu yang tatkala hadapkan pada peristiwa, mereka seolah tahu masa depan hanya dari firasatnya saat melihat tanda -tanda yang amat samar.
Ya Allah, karuniakanlah petunjuk, taqwa, hati yang cukup dan kekayaan pada pada hati. Agar aku dapat memilih dengan tepat. Sesuatu - maupun seseorang.
Aku menutup laptopku memasukanya dalam tas dan bergegas meninggalkan meja kerjaku. Tanpa kusadari, ada sepasang mata yang mengamatiku dari kejauhan.
****
“aamiin”
Yogyakarta, 15 September 2023
#kelasmenulis2023
4 notes · View notes
ukhtimeta · 2 years ago
Text
*TERIMALAH PILIHAN ALLAH*
===================
.
👤 Syaikh Shalih al-'Utsaimin rahimahullah berkata :
.
لا تكره شيئا اختاره الله، قد يختار الله شيئا فيه مصلحة عظيمة لا تدري عنها أنت .
.
"Jangan engkau membenci sesuatu yang telah Allah pilih, karena sejatinya Allah memilihkan sesuatu yang padanya mengandung kemaslahatan besar yang engkau tidak mengetahui darinya."
.
📚 Syarh Riyadh As-Shalihin, 3/309
12 notes · View notes
chillinaris · 2 years ago
Text
Tumblr media
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata:
"Hari-hari terus berlalu, sementara saya tidak tahu, apakah saya semakin dekat kepada Allah atau semakin jauh. Sudahkah kita menghisab diri kita dalam perkara ini?!"
(Al-Qaulul Mufid, jilid 1 hlm. 150)
9 notes · View notes