#ustadzah
Explore tagged Tumblr posts
sumbarlivetv · 1 year ago
Text
Ratusan Muslimah dari Berbagai Daerah Antusias Ikuti Tausiah Ustazah Oki
PADANG PANJANG,Sumbarlivetv.com – Tak hanya dari Kota Padang Panjang, ratusan muslimah dari berbagai daerah antusias menghadiri tausiah Ustazah Dr. Hj. Oki Setiana Dewi, M.Pd di Islamic Center, Senin(25/9). Salah satunya Emi (47) dari Kota Bukittinggi yang khusus hadir ke Kota Padang Panjang demi mendengarkan kajian muslimah bertajuk “Sebaik-baiknya Perhiasan adalah Wanita Soleha” itu. Jarak…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
baliwisatatravel · 2 years ago
Video
youtube
Kisah Asmara Aldo Yang Menang Banyak Gowa Indah Di Rumah Majikan 11/04/2023
1 note · View note
didiable · 9 months ago
Text
Gak usah mati-matian mengejar apa yang gak dibawa mati.
Takutnya lagi mati-matian mengejar dunia malah meninggal dunia.
Kalo berdoa .. jangan minta dunia mulu.
Mintalah untuk disayang Allah.
Minta diampuni dosa kita sama Allah.
Minta di Ridhoi Allah.
Minta sholat bisa khusyuk.
Minta ibadah bisa ikhlas.
Kita perlu minta Khusnul Khotimah !! Jangan cuma minta duit, minta rumah, minta mobil.
Malu !!!
Semuanya bakal kita tinggalkan. Takut nyesel.
Mintalah hal-hal besar yang akan kita bawa mati ke alam kubur.
Minta khusnul Khotimah!
Minta hati yang mengerti mencintai Allah.
Minta hati yang mengerti mencintai Nabi Muhammad.
Minta hati yang ngerti berhikmah kepada jalan Allah SWT.
2 notes · View notes
penaimaji · 5 months ago
Text
Menjodohkan Teman
Perkara jodoh-menjodohkan, sejujurnya aku pribadi tidak begitu berani menjadi perantara perjodohan secara langsung. Walaupun aku dan suami juga awalnya dikenalkan dengan teman, tapi entah kenapa, kalau aku sendiri mau jodohin orang, rasa waspadaku terlalu tinggi perkara ini. Di sisi lain, aku juga ingin membantu beberapa temanku yang belum Allah kehendaki bertemu jodohnya
Ada beberapa temanku sering bercanda, "Eh, San.. kalau ada kenalanmu dong, siapa tau ada yang cocok". Pernah sempat mau menjodohkan dengan temanku, tapi ternyata yang laki-laki (teman suamiku) redflag di tata kelola keuangan. Salah satu contohnya, suka berhutang (riba) untuk gaya hidup. Mohon maaf, berdasarkan prinsip aku dan suamiku, hal begitu wajib diskip
Pernah juga, saat mau menjodohkan dengan temanku, aku tanya ke suamiku. Si laki-laki ini kepribadiannya baik, pekerja keras, ga pelit, ibadah rajin, sholat di masjid, ganteng. Tapiiii ternyata boti :')) hehhhh itu gimana ceritanya sihhh! Siapaaaa yang nggak shic shac shock wkwkwk
Kemudian, aku juga sempat mau menjodohkan sahabatku saat mengajar di pesantren. Rencananya mau aku kenalkan dengan temanku, yang belum ku kenal begitu dekat. Saat itu entah kenapa aku sedikit ragu, sampai ku ulur waktunya, untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang si laki-laki ini. Padahal kalau di screening sih ya cocok. Orangnya zopannn gaes
Sampe akhirnya beberapa bulan, mulai sedikit terlihat karakternya seperti apa. Sampe akupun terlibat, dan tau bagaimana bermuamalah dengan dia, tau bagaimana dia bermuamalah dengan orang lain. Lalu, jdeeerrrr.. tipikal manipulatif dan NPD. Ngeri banget gaktuh!! Langsung skip skip.. ga kebayang sobiku punya pasangan NPD, udah gitu manipulatif. Huaa jadi kaya kecewa banget, apalagi sahabatku ini udah ngarep :') suamiku ikut kzl juga. Ngeriiiiii mending jangan. "Berurusan sama NPD itu capek. Udah capek, ga dapet hasil apa-apa, kan?", kata suamiku.
Mau sekeliatan shalih/shalihah seseorang, sudah ngaji atau spek hafidz/hafidzah, ustadz/ustadzah. Kalau sudah ada ciri mencolok NPD, pleaseee jangannnn!! Pengalaman suamiku dapet bos NPD dan manipulatif, kacau, dia juga sampe ikut terganggu mentalnya. Ga bisa berkutik. Cuma bisa berdoa, tawakkal bahwa Allah yang menghadirkan segala sesuatu untuk kita; Allah juga yang bisa mengangkat rasa tidak nyaman/kezaliman yang dilakukan manusia
Please normalisasi usia 30+ belum menikah, itu gapapa. Normalisasi belum nikah karena emang harus pilih-pilih. Mungkin sekarang aku akan TAMBAH MANGKEL, kalau ada yg nyinyirin orang belum menikah. Pilih-pilih gapapa banget, daripada harus tersiksa dengan pasangan yang menjadi ujian besar buat kita
Redflag enggaknya seseorang memang relatif, tapi kalau kita tau dia sudah redflag dan tetap lanjut, itu artinya kita telah siap memilih ujian yang akan kita hadapi di bahtera pernikahan
Pesan ustadzku dulu, "Menikah itu ibarat kita memilih ujian. Tidak ada manusia yang sempurna. Maka dari itu buatlah analisa, pilih seseorang yang kamu tau saat bersama dia nanti, kamu akan siap menghadapi ujian darinya"
Ya Allah.. mudahkanlah teman-temanku mendapatkan jodoh yang baik perangainya, shaalih ibadahnya, bapakable dan keinginan-keinginan lain yang sesuai dengan hati. Yassarallahu umuurana. Allahumma baarik~
Jakarta, 13 Agustus 2024 | Pena Imaji
221 notes · View notes
andromedanisa · 1 month ago
Text
aku tidak ingin berandai-andai.
terkadang aku penasaran, bagaimana ibunda Aisyah Radhiyallahu 'anha menghadapi hari-harinya dengan tetap kuat dan yakin kepada Allaah atas takdir yang ditetapkan untuknya. Allaah telah menetapkan Ibunda Aisyah Radhiyallahu 'anha tidak memiliki keturunan.
aku hanya ingin tahu bagaimana beliau menghadapi banyak pertanyaan yang mungkin diajukan kepadanya kala itu. kalaupun tidak ada bagaimana beliau melalui hari-harinya selain belajar, menjadi salah satu perawi hadits terbanyak dikalangan para sahabat. akupun ingin tahu apakah semasa beliau hidup, apakah pernah beliau meminta agar dikarunia keturunan? ataukah beliau bahkan tidak pernah sama sekali meminta akan hal tersebut?
aku penasaran bagaimana beliau akan menjawab sebuah pertanyaan "wanita yang memiliki keturunan/ anak banyak biasanya ia sangat mencintai pasangannya (suami). sementara wanita yang tidak memiliki keturunan biasanya ia tidak mencintai suaminya. cintanya tidak besar."
bagaimana mungkin?
membaca kisah beliau ketika difitnah saja membuatku menangis, bagaimana bisa beliau setegar itu kalau bukan karena pertolongan Allaah. bagaimana beliau tetap memilih diam dan menyerahkan semuanya kepada Allaah tanpa sedikitpun mengklarifikasi kebenarannya seperti apa. jika ku kembalikan kepada diriku, maka aku akan sibuk klarifikasi kesana kemari mengatakan bahwa berita itu tidaklah benar. namun demikianlah generasi terbaik memberikan tauladan.
kenapa menuliskan ini?
beberapa waktu lalu aku mengikuti sebuah kajian Ibu hebat. disana mengundang sebuah pemateri seorang ustadzah yang terbilang masih muda. didalam ceramah beliau, beliau menyampaikan bahwa ibu-ibu harus bangga kalau memiliki anak lebih dari tiga. artinya ibu sangat mencintai bapak (pasangannya). apalagi kalau anak pertamanya mirip sekali dengan ibu, artinya ibu dicintai bapak dengan begitunya.
kemudian beliau melanjutkan tausiyahnya,.
karena biasanya Bu, para wanita yang tidak memiliki anak kebanyakan dari mereka biasanya tidak begitu mencintai suaminya. kalau punya anak satu atau dua cintanya tidak sebesar seperti cintanya ibu yang anaknya lebih dari tiga. ujar beliau dengan di iringi sebuah senyuman.
aku tertegun lama sekali, hal itu membuatku menginstropeksi diri. bertanya dengan jujur, apakah benar demikian?
malamnya aku berdiskusi dengan suami, lalu ku tutup dengan tangisan.
ah, pertanyaan seperti itu mungkin terasa ringan dan tidak menyakitkan bagi mereka yang telah Allaah karuniai buah hati meski hanya memiliki satu ataupun dua. dan pertanyaan tersebut sangat membuat bangga dan bahagia buat mereka yang memiliki buah hati lebih dari tiga. lalu bagaimana dengan mereka yang sedang Allaah uji dengan sebuah penantian?
jika ditanya kok belum isi, kok belum hamil, kok masih belum punya anak. kapan hamil, kapan punya anak, kapan merasakan hamil dan melahirkan. dengan pertanyaan sebelumnya. entah mengapa pertanyaan "mereka yang belum punya anak biasanya tidak benar-benar mencintai suaminya."
menghujam sekali, sampai ke inti jantungku. dan aku menangis setiap kali mengingatnya.
aku tidak ingin berandai-andai. tapi aku hanya ingin tahu bagaimana Ibunda Aisyah Radhiyallahu Anha akan menyikapi hal demikian jika dihadapkan pertanyaan tentang hal tersebut. namun, pada akhirnya aku sadar bahwasanya beliau adalah wanita yang cerdas, beliau tak akan sibuk dengan penilaian makhluk. baginya cukuplah Allaah sebagai saksi dan sebaik-baik penolong.
kalimat pertanyaannya tidak begitu panjang, namun membuatu seperti beku. membuatku tidak berdaya untuk sekadar menulis, menumpahkan semuanya dalam kata-kata. tapi sekarang, aku lebih tenang. dan aku ingin kembali berkarya. siapapun yang membaca tulisan ini, semoga Allah karuniakan kepada kalian kesehatan dan kebahagiaan yang berlipat-lipat..
sejumput hikmah || 18.23
91 notes · View notes
ajinurafifah · 1 year ago
Text
Rapor Adek, Rapor Merah Mama
Jumat kemarin adalah waktu ambil rapor anak-anak. Seperti biasa, aku mendengarkan progress yang disampaikan gurunya. Guru adek kali ini cukup singkat menyampaikan rapor akademik adek. Seingatku beliau hanya mengatakan, "Progress Mbak Yara bagus bunda, sudah bisa mengikuti KBM dengan baik, hafalan dan ngajinya juga lebih kalau dibandingkan rata-rata teman sekelasnya."
Yang membuatku lama duduk di ruangan itu karena Ustadzah menyampaikan hal lain. Jujur rasanya nggak karuan saat menyimak penyampaian ustadzah terkait progress adek yang lain...
Anak keduaku ini termasuk anak yang mudah berbaur, cukup behave dan nggak rewel. Tapi ternyata dibalik rasa mudah yang dia berikan, ada catatan besar yang membuatku merasa ini rapor merah untukku.
"Bunda coba nanti di rumah ngobrol dan bonding lagi dengan Mbak Yara ya bun. Minta tolong diajarkan untuk mempertahankan haknya." DEGG. "Saya itu sampai bilang sama Mbak Yara, Mbak coba belajar untuk bilang enggak dan pertahankan kemauan Mbak Yara."
Ustadzah melanjutkan ceritanya, "Misalnya ya bun, Yara awalnya duduk sebelah saya. Ada temannya tiba-tiba bilang kalau mau duduk di situ, Mbak Yara pasti mengalah. Ini kejadian berkali-kali dengan case beda-beda. Ada temannya nabrak dia sampai jatuh, saya tahu Mbak Yara ini kaget dan sakit. Tapi dia bangun, diem aja. Saya bilang, Mbak Yara marah dan nangis sesekali boleh lho... Mbak Yara boleh juga meminta temannya untuk meminta maaf karena sudah melakukan kesalahan. Mbak Yara ga harus diam saja, Kalau mau nangis boleh, mau sama ustadzah boleh, mau tegas boleh. Mbak Yara bilang yaa, mbak Yara nggak papa pertahankan haknya! Saya sampai berulang kali bilang seperti itu bun... saya takutnya nanti malah nggak baik buat perkembangan psikkologisnya."
Sumpah dalam hati aku sebagai ibu pengen banget nangis... paham ga sih kaya arrrgggghhh. Apakah selama ini pola asuhku salah? Kenapa kejadian gt? Dibalik dia yang sangat mudah anaknya...apakah adek menyimpan beban itu sendirian? Apakah dia kebiasa mengalah sama kakaknya? Apakah aku kurang adil?
Karena jadi people pleaser itu ga enak... berusaha menjaga perasaan orang lain dan mengorbankan perasaan sendiri itu ga enak..
Bukan nggak mau berbuat baik, bukan. Tapi kita juga harus berani memperjelas batasan supaya nggak ada yang kebablasan.
Momen rapotan ini jadi momen aku 'terima rapor' juga...
Kaya ditunjukkan aja, belum waktunya nambah anak. Kemarin-kemarin minta petunjuk kan sama Allah? langsung dijawab kan?
Mama minta maaf ya adek...
Terima kasih ustadzah, alhamdulillah masih banyak waktu untuk kita perbaiki ya dek insyaAllah :"") Alhamdulillah Allah kasih perantara ustadzah yang perhatian sama adek. huhuhuhu
Bismillah semoga anak-anak kita jadi anak yang sehat lahir batin, tahu batasan, dan tetap berhati baik yaaaa <3
281 notes · View notes
lillyaleya-world · 24 days ago
Text
Perjuangan itu bukan hanya tentang bertahan saat badai menghadang, tapi tentang kembali meneruskan perjalanan saat badai mereda.
— Ustadzah Halimah Alaydrus
49 notes · View notes
auliasalsabilamp · 6 months ago
Text
Makna "Belajar Agama"
Tidak mudah hidup di zaman yang memang kerusakan sudah dianggap sebagai hal yang biasa, teruslah menuntut ilmu agama, bersamai dan sabarlah terhadap orang-orang shalih.
Kemaksiatan itu adalah sesuatu yang memang menyenangkan bagi hawa nafsu, tapi derajat surga tertinggi tak bisa di raih oleh orang-orang yang tunduk pada hawa nafsunya, berbahagialah mereka yang memiliki kesempatan untuk melakukan kemaksiatan tapi lebih memilih untuk menjauh pergi karena takut pada Allah, semoga Allah istiqomahkan yang demikian. Telah di saksikan sepanjang zaman yang istiqomah adalah yang serius pada agamanya.
Salah satu kekurangan kita sebagai anak muda dalam memahami makna "belajar agama" adalah kita belajar hanya pada perkara-perkara yang menyenangkan hati kita. Seperti: materi kajian mengenai jodoh, rezeki, circle pertemanan, dll yang tentu semua itu materi yang juga tak kalah penting.
Namun, belajarlah juga dan terutama pada perkara inti dalam agama: soal aqidah, tauhid, kesyirikan, pembatal-pembatal keislaman, nama dan sifat Allah, dan ilmu-ilmu lain yang kita pikir sempit dan cetek padahal dalam dan luas.
Mempelajari hal-hal di atas bukan agar kita jadi ustadzah/guru/pengajar. Namun utamanya untuk mengangkat kebodohan diri dan orang terdekat kita. Mengubah karakter, sifat, kebiasaan kita yang selama ini bergantung dengan makhluk menjadi bergantung kepada Allah, yang selama ini orientasinya dunia menjadi orientasi akhirat. Hakikatnya tujuan kita belajar agar karakter kita berubah dan hal tersebut butuh banyak waktu.
Lalu, ilmu ini bila dipelajari kemudian diamalkan, akan menjadikan kita pekerja yang bertanggungjawab, karyawan yang disiplin, ibu yang shaalihah, ayah yang penyayang, tetangga yang menyenangkan hati, pemuda yang santun, pelajar yang semangat, pemimpin yang bijaksana, presiden yang adil, pedagang yang jujur.
Atau singkatnya, menjadi manusia yang bertaqwa dan penuh dengan kebaikan serta kebermanfaatan, baik dalam kesendirian ataupun dalam kebersamaannya dengan orang lain.
Menjadi manusia yang bahagia dan tenang dari dalam dirinya, kuat jiwanya, optimis dan tidak pernah berburuk sangka pada Allaah 'azza Wa Jalla.
Bogor, 14 Dzulhijjah 1445 H.
56 notes · View notes
kaktus-tajam · 9 months ago
Text
Berguru
Pernah gak kalian mendengar suatu nasihat, yang sebenarnya sudah pernah didengar, tapi tetap menohok seakan baru pertama kali mendengar nasihat tersebut?
Haha iya itu aku, dalam percakapanku hari ini dengan seorang kakak pembimbingku di SPI:
“Kak, aku mau berangkat S2 ke Amerika, nanti minta rekomendasi buku-buku untuk dibaca ya.”
“Wah jangan baca buku saja, gak semua bisa dipahami lewat buku. Dan lagipula yang utama kan bukan itu.”
“Oh iya ya kak..”
“Iya yang utama tetap berguru.”
Nasihat Kak Rani membuatku merenung. Dulu sekali guru kami Ustadz Akmal Sjafril, pernah menulis di akunnya @malakmalakmal:
"Ilmu semestinya didatangi, bukan 'disuruh datang'. Tanpa bermaksud menafikan pola pendidikan di sekolah, namun sangatlah pantas kiranya jika kita menghidupkan kembali tradisi keilmuan Islam yang begitu mulia.
Kita bisa mendapatkan ilmu dari tulisan-tulisan seorang ulama tentang pentingnya shalat, misalnya. Tulisan tersebut bisa saja berhasil memaparkan sekian banyak dalil tentang pentingnya shalat dan cara pelaksanaannya.
Akan tetapi, jika Anda ingin melihat bagaimana seorang 'alim menangis dalam shalat, tentu Anda harus hadir dan melihatnya sendiri, berbaris dalam shaf bersamanya. Anda bisa saja melihat rekamannya di video, namun kesannya akan berbeda, sebab yang menonton video tidak turut merasakan apa yang dirasakan oleh yang sedang shalat.
Jika Anda di barisan yang sama, merasakan bagaimana ayat-ayat Al-Qur'an berbicara dan membongkar kegelisahan dalam jiwa, maka mungkin Anda akan turut menangis. Jika Anda berkesempatan untuk ngobrol berdua dengan sang ahli shalat, maka mungkin Anda akan tahu mengapa ia menangis."
Kata ibu:
Iya dulu ibu halaqah di rumah ustadzah. Idealnya seperti itu. Karena ibu bisa saja dapat materi tentang menjadi ibu yang baik atau materi bagaimana taat dengan suami atau materi adab yang lain.. Tapi tentu materi itu akan jauh lebih dahsyat ketika ibu menyaksikan sendiri bagaimana ustadzah menyambut anak-anaknya ketika pulang sekolah, bagaimana beliau menjawab panggilan abi-nya dengan lembut kemudian pamit sejenak dan masuk ke dalam menutup tirai lalu berbincang pelan dan santun.
MasyaAllah. Kita bukanlah murid dari buku, tapi murid dari guru. Betapa pentingnya memiliki guru, karena membaca buku saja tanpa guru maka pemahaman kita (aku, yang masih bodoh ini) dapat keliru. Karena membaca buku saja, tanpa guru maka pemahaman kita akan terkotakkan. Juga tidak dapat bertanya. Juga mudah menyimpulkan seenaknya.
Semoga Allah mampukan. Semoga Allah ridhai perjalanan rihlah ilmiah. Semoga Allah pertemukan dengan guru, para ulama yang menjadi wasilah ilmu dan petunjuk itu.
Selamat berjuang memperbaiki adab.
-h.a.
Semoga Allah jaga guru-guru kami.
69 notes · View notes
dindarahmaniar · 1 year ago
Text
Wanita bila tanpa agama, ia akan mudah tersakiti dengan perasaannya sendiri
(Ustadzah Halimah Alaydrus)
314 notes · View notes
nadyagifary · 1 month ago
Text
Untuk beliau yang diamanahi kebaikan
Adakah profesi yang lebih mulia daripada profesi yang Allah titipi amanah kebaikan kepadanya?
Beliau adalah guru. Seorang yang Allah berikan kesempatan untuk dapat menurunkan keilmuan kepada para muridnya. Pun, lebih daripada itu, tidak hanya perihal keilmuan dan keterampilan yang dapat dinilai dan diindra dengan mata dan telinga; tentang tutur, adab, dan akhlak yang mulia.
Beliau adalah guru. Seorang yang Allah pilih untuk menjadi suri teladan bagi para muridnya, mengenai dedikasi waktu, tenaga, dan pemikiran-pemikiran yang secara sukarela diturunkan bukan untuk siapa-siapa, hanya untuk muridnya.
Teringat salah satu guru besar pada SMF Kulit dan Kelamin rumah sakit pendidikan kami; Prof. Dr. dr. Bambang Suhariyanto, Sp. KK (K) FINS-DV. FAADV. Beliau adalah profesor yang hingga pada usia beliau saat ini sudah mencapai 79 tahun, beliau masih berdedikasi dalam membimbing dokter muda. Bukan untuk apa, hanya semata-mata untuk menurunkan ilmu yang beliau dapat melalui kiprah beliau dalam pengembangan pengobatan penyakit kusta di Indonesia bagian Timur. Mulai sejak zaman 1950-an, beliau menjadi 10 spesialis kulit pertama di negri, meneliti MDT (Multi Drug Therapy) memastikan bahwa regimen pengobatan WHO itu sesuai dengan penyebaran kusta di Indonesia.
Tiap pagi beliau datang pukul 06.00 lengkap dengan jas dokter yang melegenda, membuka diskusi pagi (re: ilmiah dokter muda), memulai dengan memberikan wejangan-wejangan terbaik beliau yang sangat bernutrisi untuk jiwa muda kerontang kami. Aku begitu terharu dan terkagum menunduk mendengar kerendahan hati beliau padahal beliau adalah seorang inventor teori farmakologi yang beliau temukan. Diam-diam, tidak hanya wejangan yang aku dengarkan. perangai beliau, cara beliau berkomunikasi kepada semua orang, cara beliau berperilaku; juga aku perhatikan. Aku bahkan membawa catatan kajian ta'dib ku untuk kutulis tentang beliau dan kalimat-kalimat beliau.
MasyaAllah. Mataku berkaca-kaca mengigat beliau, juga guru dan ustadz-ustadzah ku sejak SD hingga saat ini, aku begitu kagum dengan kemuliaan-kemuliaan mereka. Bukan melulu mengenai keilmuan tapi jua dengan pengadaban.
Di tengah buruk dan hancurnya sistem pendidikan dewasa ini, adab ditinggalkan, ilmu diabaikan, tujuan pendidikan dikaburkan. Banyaknya berita mengenai kekacauan tujuan pendidikan dan kasus kasus 'adab' murid teradap guru di Indonesia, padahal begitu mulianya mereka,
Apabila seorang guru memahami amanah yang telah dititipi kepadanya, maka Allah sedang memperintahkan semua malaikat, burung-burung di langit, ikan-ikan di laut, semut di dalam liangnya; untuk bersholawat kepada nya, memberikan doa doa kebaikan untuk dia yang mengajari ilmu Allah SWT Ustadz Salim A Fillah
Maka di sinilah pokok daripada tujuan pendidikan adab dalam Islam. Baik adab murid terhadap guru jua adab guru terhadap murid dan keilmuan yang ia miliki, bahwasanya adab memiliki peran amat penting,
Ibn Jamaah dalam Tadzkirah al-Sami' wa al-Mutakallim menyebutkan, bahwa ada dua belas butir adab personal yang harus dimiliki oleh setiap pelajar, sehingga dengan adab tersebut, akan lahir dari setiap ilmuwan kepribadian yang patut untuk dicontoh dan dijadikan teladan dalam kehidupan.
Kyai Hasyim Asyar'i dalam kitab Adab al-Alim wa al-Muta'allim menyebutkan mengenai bentuk pengamalan syariat. "Apabila ia mengamalkannya tanpa dilandasi adab, maka pada hakikatnya ia belum mengamalkan syariat, dan belum dianggap beriman serta bertauhid kepada Allah."
Prof Wan (salah satu murid terbaik Syed Naquib Al Attas) menyebutkan dalam buku Budaya Ilmu menginsyaratkan bahwa "Ta'rif adab yang dikemukakan di sini dan yang lahir dari pengertian Islam, dengan sendirinya menjelaskan bukan sahaja harus dia itu ditujukan maksud pengenaannya pada bangsa insani belaka; bahkan dia juga harus dikenakan pada keseluruhan alam tabi'i dan alam ruhani dan alam ilmi"
Ditutup dengan kalimat terbaik Syed Naquib al Attas dalam buku Islam and Secularism,
Konsep adab seperti ini sesuai dengan istilah dan tujuan Pendidikan Islam itu sendiri, yaitu ta'dib dan tujuannya adalah membentuk manusia yang beradab (insan adaby).
Semoga kita termasuk dalam barisan generasi yang memulikan guru, menjernihkan pengadaban atas dasar tujuan ilmu dan penghambaan.
Selamat merayakan untuk beliau yang dititipi amanah kebaikan langsung dari Allah.
Selamat memuliakan guru dengan sebaik-baik adab!
13 notes · View notes
rahmadany · 7 months ago
Text
Kadar cinta
lagi trend menjadi aminah dari film aku bukan ustadzah dan mulai membaca satu persatu dari tayangan proses hijrah yang pada akhirnya mengantarkan sampai dititik mereka memutuskan untuk berhenti, jujur saya sangat sedih sekali .
Sebagai seseorang pejuang istiqomah, saya bener2 merasakan betapa sulitnya mempertahankan untuk tetap dekat dengan sang pencipta.
Setiap kali menyerukan ingin berhenti, setiap itu pula allah menguji dengan segala hal yang semakin membuat saya yakin untuk berhenti.
Setiap kali ingin melepas cadar, setiap kali itu pun allah seakan-akan mempermudah jalan untuk sampai kesana.
Sampai suatu ketika saya ditemukan oleh kalimat ;
“allah tidak membutuhkan sempurnamu, karna ke maha sempurna’an itu hanya allah yang memiliki. Namun, yang allah butuhkan adalah kamu. Kamu yang ingin terus berupaya untuk mendekat kepada-Nya meski di uji dengan segala jalur yang membuatmu 1000x ingin berhenti”
Sangking cintanya allah sama kita, Allah berikan pelajaran terbaik bagaimana cinta itu seharusnya berjalan .
Bukankah selama ini kita menggaungkan kata-kata “bukan hanya ingin dicintai, tapi juga berupaya untuk mencintai dengan kadar cinta yang setara” . Lalu, kemana kalimat itu ?
Apakah kalimat itu hanya pantas digunakan oleh sesama manusia yang saling mencintai ?
Semoga Allah jaga dan mampukan niat kita untuk tetap istiqomah di jalan cinta-Nya .
22-Mei-2024
21 notes · View notes
wasalimnaa · 1 month ago
Text
Kebutuhan Guru Berbeda-beda
Melihat banyaknya fenomena "Guru" di Indonesia akhir-akhir ini, membuat saya merasa sedih. Bagaimana guru-guru di Indonesia ini banyak yang diperlakukan tidak adil hanya karena menasihati muridnya. Walaupun juga banyak oknum-oknum guru yang tidak layak disebut sebagai guru. Padahal sejatinya kebutuhan setiap guru itu berbeda-beda. Ada yang butuh gaji untuk menafkahi keluarga, ada yang butuh penghasilan untuk menghidupi diri, ada yang ingin menambah relasi, ada juga yang tidak butuh gaji banyak tapi mereka cukup dengan bersyukur, bahkan ada yang mereka tidak butuh uang tapi hanya butuh suasana yang mendukung mereka untuk bahagia. Yaa bahagia!😊
Mungkin rumah bisa jadi tempat mereka tidak merasa didukung atau dihargai, tapi dengan mereka berangkat ke sekolah menyapa anak-anak bisa membuat hati mereka merasa damai. Disaat mereka menyampaikan ilmu yang mereka miliki mereka merasa ada kelegaan tersendiri karena berhasil menyampaikan sesuatu yang bermanfaat pada hari itu. Belum lagi curhatan anak-anak yang tidak bisa didengar orang tua, tapi guru bersyukur anak-anak mau dan percaya membagikan cerita mereka kepada guru.
Dengan gaji yang tidak seberapa bagi seorang guru, mereka memang layak desebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka mencerdaskan anak bangsa dan turut serta dalam membersamai perkembangan anak-anak didik mereka. Semua guru. Guru TK/PAUD, Guru SD, Guru SMP, Guru SMA, Bapak/Ibu Dosen, Ustadz/Ustadzah, Guru Kursus, Guru Les Privat, bahkan Guru Setir Mobil pun mereka adalah seorang guru. Kita benar-benar tidak tahu apa kebutuhan terselubung mereka saat menjadi seorang guru. Muliakanlah para gurumu, sebab saat kamu menjadi murid kamu belajar dari gurumu, dan saat kamu menjadi guru kamu belajar dari muridmu. Kita semua harus saling merangkul. Selamat Hari Guru Nasional✨️💝🙏🏻🤗💐
9 notes · View notes
nuhashofiya · 1 year ago
Text
laki laki dan perempuan
laki laki membutuhkan respect dan perempuan membutuhkan rasa aman.
bentuk respect yang dibutuhkan seorang laki laki adalah diberi kepercayaan penuh untuk BMMK (berpikir, memilih, memutuskan, dan mengambil konsekuensi). berikan ruang kepada laki laki untuk menempuh proses ini. karena serangkaian proses ini akan memupuk kedewasaan untuk memimpin. respect yang diterima oleh laki laki akan menumbuhkan / mendorong keinginan untuk memberikan rasa aman bagi perempuan.
* materi yang didapat dari kelas jadi istri day 1 bersama Ustadzah Febri :)
53 notes · View notes
arwasimiya · 3 months ago
Text
Lembut Penghuninya
Tumblr media
Berdecak kagum kami, saat keluar dari perumahan, "Tadi beneran semuanya manusia, ya?"
Sedang berusaha merakit ulang kebiasaan lama yang karam, tak apa perlahan. Mendayung niat-niat agar kebaikan ini terus berlayar sampai tepian.
Sudah sampai mana perjalanan kita mencintai Al-Qur'an?
Pertemuan kedua, Kajian Ta'shil Ilmu Fikih di Masjid Al-Hidayah. Langkah baru untuk mulai belajar pada tatap muka majelis ilmu. Semakin merasa bodoh, semakin merasa jauh, semakin merasa hilang, habis untuk apa waktu hidup selama ini?
Banyak sekali yang belum kamu pelajari.
Ba'da maghrib memulai tasmi' perdana kami di kota rantau. Suasana hening setelah jama'ah akhwat pulang dan tersisa kami di sini. Juz 27 yang tertunda sepekan lalu. Tepat selesai saat adzan isya' berkumandang.
Jama'ah akhwat hanya 3 orang, kami dan satu orang warga mungkin. Setelah selesai sholat isya', susana jadi lebih ramai dan kami menduga akan ada halaqah di sini. Butuh keputusan cepat untuk bertahan atau pulang. Lalu kami bertahan, melanjutkan tasmi' yang belum selesai. Lebih baik diusir dengan kejelasan daripada kehilangan kesempatan hanya berdasar dugaan.
Juz 29 kemudian de javu seolah pernah melewati momen yang hampir sama. Semakin ramai, suara saklar beradu, dingin AC berganti dengan kipas angin yang dinyalakan. Takut-takut kalau lampu dimatikan. Menyelesaikan Al-Qalam kemudian bergegas, sudah saatnya pulang. Mungkin kode? tapi sepertinya tidak. Orang-orang di sini sudah dewasa, bukan anak kecil yang tidak bisa mengomunikasikan sesuatu dengan bertanya.
"Mau dipesenin grab?" Salah seorang panitia kajian bertanya. Memastikan keadaan kami tetap aman. Kalau ada kendala pulang sampaikan saja agar bisa dibantu.
"Atau mau di sini dulu? kalian muroja'ah kan?" Sedikit kaget dan bersyukur tak perlu menjelaskan alasan kami tetap di masjid. "Gapapa?"
"Gapapa, soalnya tempat akhwat kan cuma di sini (sebagian bawah), kalo kita fleksibel bisa pindah ke atas."
"Yaudah izin ya, ustadz, kita pake dulu ga lama kok"
Alhamdulillah, tenang akhirnya kami kembali masuk ke bilik akhwat di dalam masjid. Bersiap melanjutkan tasmi' saat ada tangan menjulur di tirai pembatas dengan dua botol air mineral, "Ini ustadzah, ada air minum, kan muroja'ah nanti haus."
Speechless.
Tentu saja kami tak bisa menahan senyuman. Sampai sini saja, kami tahu akhlak seseorang yang dekat dengan Al-Qur'an dan ilmu akan mudah sekali tercermin dalam sikapnya. Meneduhkan. Indah sekali, hidup dengan ilmu.
Lantunan Al-Haqqah memenuhi ruangan, suaranya tidak lagi tertahan. Sampai akhirnya selesai dan kami akan pulang. Sudah terlalu larut di sini.
Ragu meninggalkan ruangan dengan kipas angin dan lampu menyala, sedangkan tak ada orang lain di dalamnya. Takut salah-salah kalau nekat mencari sendiri saklarnya. Saat melangkah keluar gerbang pun seperti tertahan dan berpikir untuk kembali.
Akhirnya kami tetap pulang dengan harap bertemu salah satu penghuni komplek. Sampai di gerbang belakang, untungnya kami bertemu satpam dan bapak yang kami lihat tadi berada di masjid.
"Pak, tadi kita pakai ruangan bawah, sekarang sudah selesai tapi kipas dan lampunya masih menyala."
"Ohh iya iya." "Makasih, ya, pak!" Beliau berjalan menuju masjid yang kami maksud.
Saat hendak keluar kami baru menyadari bahwa gerbang sudah terkunci. Pak satpam dengan sigap bertanya, "Nanti balik lagi ga?" "Engga, pak" Sambil berjalan menuju gerbang.
"Makasih, pak." "Maaf, ya, pak."
"Iya, gapapa." Wah, ketakutanku luruh seketika. Tegasnya tadi saat bertanya memang sedikit mengerikan.
Berdecak kagum kami, saat keluar dari perumahan, "Tadi beneran semuanya manusia, ya?"
Lembut penghuninya membekas hingga hari ini, lalu kapanpun. Lembut penghuninya nyata menyadarkan kami, lingkungan baik seperti ini yang akan selalu diusahakan. Lembut penghuninya membawa kami pada pikiran masing-masing, serangkaian menit malam yang teduh dan tenang.
Keberkahan Al-Qur'an mungkin jadi salah satu penerangnya.
—Masjid Al-Hidayah Villa Pejaten Mas; @saniyyaaa
(( Wiraguna // Selasa, 24 September 2024 ))
10 notes · View notes
gadiskaktus · 2 months ago
Text
Laki-laki sejati tidak akan menarik kata-katanya.
Selama ini aku sudah mengupayakan nya, berikhtiar semampunya, karena sadar diri banyak kurang dan tidak ada lebihnya. Tapi..., bukankah Tuhan tidak pernah melihat kekurangan hamba-Nya, selama hamba itu mau terus memperbaiki dan berbenah diri.
Aku sudah mengupayakan nya, menerima lalu memberi kesempatan untuk membuktikan apa yang telah dia ucupakan. Lalu dengan mudahnya dia lupa dengan segala kosakata yang dia rangkai, kosakata menjelma menjadi kalimat dengan makna tapi berakhir sendau gurau baginya, tapi bagi ku hal yang tidak main-main. "Nikah yuk, tahun ini akad."
Ahh dasar dirimu yang tidak peka, dia hanya datang penasaran lalu pergi tanpa pamitan. Jadi yang salah siapa? dirimu yang membuka lebar pintu? Apa dia yang sengaja datang hanya untuk pergi?
Aah bukan aku yang salah, kalau dia memang laki-laki sejati dia tidak akan menarik kata-katanya, tapi jika terjadi..., aku jadi lebih mudah mengetahui kualitas dia sebagai laki-laki itu seperti apa.
Jika tidak cocok bilang, jika tidak berkenan jangan menghilang, kau tau apa yang membuat perempuan enggan percaya dengan laki-laki sepertimu? Karena tidak ada jiwa laki-laki sejati yang ada padamu. Kalau iya ya kalau enggak ya enggak.
Apa perlu dibenturkan oleh keadaan agar kamu sadar? Bahwa laki-laki itu yang dipengang adalah kata-katanya, kejujuran dan tanggungjawabnya. Jika dirimu tidak memiliki ketiga nya, jangan lagi datang kepada perempuan.
______________
Hai tumblr, aku belajar menulis lagi ya, ga tau ini ungkapan harus sedih atau seneng ya, aku beberapa kali dalam proses taaruf dan menemui laki-laki yang terlihat sholeh, paham agama tapi aahh ya sudahlah. Ga perlu di sebutkan lagi, mungkin ini sedikit bentuk kekecewaan dari ekspektasi yang ketinggian.
Sholeh aja ga cukup, paham agama pun ga cukup, semanhaj saja juga tidak cukup, yang mencukupi adalah akhlak nya, tutur dan perilakunya itu sejalan, bisa menghargai.
Oh iya proses taarufku dari online sampai offline (lewat ustadzah/ustadz langsung. Ada yang 100% syari dan ada yang tidak 100% syari (tanpa perantara wali, jadi langsung saling chat, jangan dicontoh tapi kalau ingin tau lebih dalam dia seperti apa, perlu lebih intens dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum ke jenjang khitbah, pastikan kita ga menyesal menerimanya)
Yang paling penting selalu tanya Allah jalan mana yang terbaik, jangan putusin sendiri, biarkan Allah yang memberi intuisi pada hati kita untuk menetapkan, logika menilai, hati menetapkan dan Allah yang memberikan jalan.
Selamat malam, selamat berjuang, selamat melangitkan doa, selamat menjadi wanita yang hebat. Kita hebat dalam peran masing-masing.
Jangan lupa bahagia, jangan memikirkan yang belum tentu datang, jalani yang sekarang, kita tau dunia hanya tempat sendau gurau dengan segala macam bentuk manusia nya.
13 Oktober 2024 di sudut malam.
17 notes · View notes