#ube wabah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Twst OC Stats
Template from choco_chip17 (Twitter)
Notes :
Flying for Patches is both broom and flying vehicle. You can trust him to fly a plane
Patches can change his weight at will from 0 to 1,000 kg
Reece are already good at it. Improving at it not only at MasterChef but for having two mouths to feed with a very huge stomach. Due to that, they cook too much food.
I have yet to make Kozmo's Sheet but I tell you this. Their unique magic is called "Fate of the Stars"
#twisted wonderland#twst#twst oc#template not mine#reece ileac porter#patches 959#ube wabah#kozmo sheldrake
20 notes
·
View notes
Text
Virus yang Asing, Tubuh yang Asing
PERDANA PUTRI
Setelah sekian lama tidak bertemu subspesies kulit putih berjenis Karen, kami berjumpa di toko kelontong Morse Fresh Market. Karen adalah ejekan populer di Amerika untuk menyindir perempuan kulit putih yang rasis, merepotkan layanan publik/privat, dan merasa menjadi axis mundi peradaban. Pertanyaan andalannya, “Bisa bicara sama manajermu, gak?” atau kalimat-kalimat pasif-agresif lain yang menyembunyikan bahwa mereka segerombolan narsis yang mengira mereka tahu lebih banyak. Sejak hijrah ke Chicago-Evanston sejak 2017, rasisme, fetisisme, dan agresi-mikro menjadi hal yang lumayan akrab bagi saya, seorang perempuan kulit berwarna (woman of color). Apalagi, saya tidak white-passing, alias tidak sedikit pun ada keraguan bagi yang melihat bahwa saya bukan orang kulit putih.
Saya berdiri tepat di belakang isolasi penanda jarak yang dipasang di antrian kasir. Karen berdeham keras-keras di depan saya yang berdiri satu setengah meter di belakangnya. Ia tidak memakai masker, saya sendiri baru memasang masker tepat sebelum ia berbicara. “Kamu bisa mundur lagi gak? Kamu tahu, kan, yang mereka bilang kita harus berjaga-jaga.” Ia menaikkan dagunya menatap saya. Ia berdiri di sebelah seorang lain (bukan orang Asia), kurang dari sejengkal. Ia tampak tidak keberatan dengan kenyataan tersebut. Ia terus mengoceh, “Kita harus jaga kebersihan juga.” Khotbah yang kurang sesuai dengan tindakannya yang menaruh keranjang dengan roda yang kotor bekas lantai toko ke atas meja kasir. Kepercayaan dirinya benar-benar memukau saya, sebab kurang dari sepuluh detik sebelum ia berdakwah soal kebersihan, kasir toko memarahinya karena urusan keranjang tersebut.
Saya cuma diam dan menatapnya dengan malas—dan memutar bola mata saya jauh-jauh ke belakang kepala sampai bisa melihat neraka. Kalau tidak pakai masker, semua orang bisa melihat bibir saya melipir dan mendecak. Petugas kasir menatap saya dengan simpatik; ia paham betul apa yang sedang terjadi. Dan Karen jelas jengkel melihat saya tidak menganggapnya serius. Bagi seorang Karen, apa pun yang ia lakukan dan ucapkan adalah sebuah wahyu dari Tuhan. Sayangnya, karena kami tidak berbagi Tuhan yang sama, saya tidak begitu terpukau. Rasisme hari ini di Amerika adalah rasisme yang sama sejak 1619. Tidak ada yang baru, tidak ada yang orisinal.
Tinggal di negara yang dibangun di atas penindasan rasial dan etnis menambah kecemasan saya menghadapi Covid-19. Ketika wabah mulai merayap di Amerika, banyak media memberitakan komunitas Asia dan Asia-Amerika yang menjadi sasaran tindak kejahatan rasisme. Mulai dari menempeleng perempuan Korea (New York), membacok anak-anak hanya karena mereka “terlihat Cina” (Texas), dan puncaknya adalah Presiden Amerika Serikat sendiri bersikukuh memanggil Covid-19 “Chinese virus.”
Saya cukup beruntung karena belum pernah mengalami hal yang lebih menyebalkan dari agresi-mikro dari Karen sedunia. Paling parah, saya hanya diteriaki buat balik ke negara asal atau diteriaki, “Japs” dan “Chingchong.” Tetapi, politik ras di Amerika membuat saya semakin sensitif—dan lebih gampang lelah—dalam menerima berita perkembangan virus. Sudah sebulan sejak Chicago memberlakukan “stay-at-home” order (selevel Pembatasan Sosial Berskala Besar di Indonesia), saya hanya beraktivitas seperlunya. Belanja tetap saya lakukan sekali per dua minggu, mengunjungi seorang teman dan berdiam di tempatnya selama beberapa hari untuk menjaga ritme kerja, dan pergi ke taman di depan apartemen untuk mendapat sinar matahari secukupnya. Kecemasan berlebih, karena saya tidak yakin bagaimana keasiaan dilihat di ruang publik, mengurangi interaksi saya dengan transportasi publik.
Chicago Transit Authority (CTA) adalah sistem transportasi publik Chicago dan daerah pinggir kotanya yang terhubung. Terlepas dari lambannya dan betapa tidak bisa diandalkannya CTA pada banyak kesempatan, saya senang dengan pelayanannya. Hampir seluruh cerita komedik “balada numpang sekolah” (istilah kolega saya, Sari Ratri) saya ada di CTA. Mulai dari melihat orang-orang mabuk bergelimpangan di hari St. Patrick, perempuan yang alisnya terhapus sebelah karena berdesakan di Jalur Merah, rapper amatir yang juga merangkap pedagang asongan (secara diam-diam karena aslinya ilegal!), hingga pendakwah-vampir antivaksin. Pada saat yang sama, hampir semua peristiwa rasis yang saya temui terjadi di CTA.
Wabah rupanya memperdalam kesadaran rasial dan menggeser kesadaran spasial seseorang. Tidak pernah terpikir oleh saya untuk menggunakan CTA setidaknya sampai kondisi lebih tenang dan kondusif. Akibatnya, belanja pun tidak bisa jauh-jauh dan terbatas di tempat yang harganya kurang bersahabat. Untuk bepergian, saya menggunakan layanan taksi daring dan lumayan menguras kocek. Tetapi, saya tidak bisa berkompromi; ini soal kesehatan yang sudah rapuh (karena saya terdaftar sebagai penyandang disabilitas) dan berjaga-jaga agar seorang Karen dan sejenisnya tidak menonjok saya. Naik mobil tidak pernah menjadi pilihan utama saya dalam berkendara. Selain karena motion sickness yang lumayan parah, saya berkali-kali mengalami pengalaman yang tidak enak. Suatu kali, pengemudi Ub*r mengejek, “Kalau kamu sehat, kamu tidak perlu pakai masker.”
“Tapi aku gak sehat-sehat aja.”
“Kamu kena virusnya?” Nadanya mulai tinggi dan cemas, air mukanya tegang.
“Bukan, sebelum ada virus pun aku sudah pakai masker ke mana-mana,” jawab saya, mengenang masa-masa jadi #AnKer (Anak Kereta Rel Listrik yang mencari nafkah di pusat, tapi rumah di pinggir kota saban hari kerja), “karena aku gampang sakit.” Rasanya ingin sekali menjawab, “Karena saya gak tertarik untuk terpapar dengan zat-zat menjijikkan dari tubuh orang lain.” Cuma saya tahu diri saja dan malas berdebat.
Dan ketika saya turun di supermarket, dia kembali mengejek, “Gak usah ngepul barang ya!”
Kali ini saya benar-benar jengkel dan cuma membalas, “Gak ada duit juga.”
Setelah dipikir-pikir lagi, mungkin dia benar. Saya tidak butuh masker. Dengan mata yang kecil, tubuh yang kuning, dan aksen kental, orang-orang mungkin akan berpikir dua kali untuk mendekat. Keberadaan saya yang tidak akan pernah dianggap sebagai bagian dari Amerika adalah masker itu sendiri. Tubuh ini, dalam bahasa sosiolog Nirmal Puwar, adalah penginvasi ruang—virus itu sendiri—bagi tempat yang berdiri di atas kuasa laki-laki (dan) kulit putih.
Chicago, 19 Mei 2020
2 notes
·
View notes
Text
Infodemi, Banjir Informasi Covid-19 yang Bisa Bahayakan Masyarakat
https://www.satukanal.com/infodemi-banjir-informasi-covid-19-yang-bisa-bahayakan-masyarakat/
Infodemi, Banjir Informasi Covid-19 yang Bisa Bahayakan Masyarakat
SATUKANAL, MALANG – Perhatian masyarakat masih terus tercurah pada pandemi Covid-19. Termasuk dari sajian pemberitaan, masih pula didominasi topik Covid-19 selama tiga bulan terakhir.
Indonesia sendiri mengumumkan kasus pertama Covid-19 setelah 61 hari dari awal merebaknya penyakit tersebut di Wuhan, China.
Sebelum itu, gelombang informasi terkait Covid-19 sudah mulai mengalir.
Aliran itu semakin deras, bahkan menjadi banjir di periode awal kasus positif Covid-19 di Idonesia.
Sayangnya, yang beredar di masyarakat bukan hanya informasi resmi dari pemerintah maupun media.
Informasi-informasi yang sumbernya antah berantah pun turut menyebar luas, mulai dari penangkal Covid-19 dan lain-lain.
Pengamat Komunikasi Bencana Universitas Brawijaya (UB) Malang, Tamitiadini menyebut, saat ini masyarakat tengah menghadapi infodemi.
Infodemi adalah situasi persebaran informasi yang terus menerus tentang suatu topik, dalam hal ini yakni pandemi Covid-19.
Tamitiadini mengungkapkan soal bahaya infodemi ini bagi masyarakat.
“Infodemi menyulitkan masyarakat mengambil keputusan. Banyaknya informasi membuat adanya pembauran antara informasi yang benar dan yang tidak benar,” tuturnya.
Perempuan yang akrab disapa Dian ini menambahkan, pandemi global Covid-19 berakibat pada peningkatan aktivitas pencarian informasi secara daring.
Terlebih di Indonesia dan juga negara-negara lain ada kebijakan untuk melakukan aktivitas di rumah saja, mulai dari bekerja, belajar, hingga beribadah.
Banyaknya waktu di rumah, lanjutnya, secara otomatis membuat kesempatan dan penggunaan media sosial juga ikut meningkat tajam.
“Dari sini, muncul dua sisi yakni masyarakat tidak hanya menerima informasi, namun juga aktif menyebar informasi,” ujarnya.
Informasi yang tersebar itu, ada yang terbukti secara ilmiah. Tetapi tidak jarang justru informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Inilah yang mengakibatkan sulitnya seseorang dalam mengambil keputusan,” paparnya.
Dia bahkan menyebut bahwa infodemi menyebar lebih cepat daripada persebaran Covid-19.
Ditambah lagi, terkadang infodemi juga melibatkan kepentingan-kepentingan tertentu dari pembuat berita atau informasi.
“Adanya ketidakseimbangan informasi yang dibutuhkan dan yang disajikan ini, mendorong infodemi untuk tumbuh subur dalam kasus persebaran Covid-19 di Indonesia,” sorotnya.
Tak hanya berbahaya pada tekanan psikis masyarakat, infodemi juga bisa berakibat fatal pada kesehatan.
Dia mencontohkan, soal munculnya pesan berantai yang menyebut bawang putih dapat mengobati Covid-19.
Yang dia sayangkan, pendekatan pesan yang sifatnya anti-sains seperti ini tidak hanya diproduksi oleh masyarakat awam. Melainkan juga oleh pemerintah dan para pejabat publik.
“Ini bisa dilihat dari pernyataan dan respons yang diberikan oleh pemerintah pada awal konfirmasi kasus Covid-19, terkesan cenderung mengabaikan pendekatan science communication,” urainya.
Lebih lanjut, Dian menyebut adanya infodemi ini menjadi tantangan bagi masyarakat untuk secara mandiri mengumpulkan pengetahuan tentang Covid-19.
“Masyarakat terbiasa mengonsumsi informasi berdasarkan kesepakatan social mereka, apalagi jika tidak disertai kemampuan yang mumpuni untuk memahami pesan,” sebutnya.
Menurut Dian, masyarakat memaknai aspek risiko dengan cara yang berbeda dan menciptakan standar pengetahuan berdasarkan informasi dan pengalaman yang mereka peroleh.
Dalam konteks inilah, infodemi menyebar lebih cepat dari pandemi itu sendiri.
Dian pun juga menguraikan sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah infodemi berkembang lebih lanjut.
Pertama, yakni penguatan aspek kepercayaan terhadap pemerintah.
Hal ini menjadi penting untuk menangani Covid-19, karena dengan informasi yang terbuka dan aktual dari lembaga yang kredibel bisa membuat masyarakat terliterasi.
Kedua, konsistensi dalam penyampaian informasi, baik verbal maupun non verbal.
“Gesture yang konsisten menjadi penting untuk mencegah keraguan masyarakat,” tegasnya.
Ketiga, koordinasi antarpeneliti, akademisi, komunitas, industri, hingga figur publik yang juga penting untuk penyampaian informasi yang bertanggung jawab.
“Sedangkan untuk warga masyarakat, dibutuhkan kendali dalam bijak bermedia sosial,” tambahnya.
Dian menekankan, dengan mengkonsumsi informasi secara sadar, diharapkan masyarakat tidak mudah menyebar informasi sebelum memahami dengan benar apa yang disampaikan.
“Ini juga penting disadari, tidak perlu menjadi yang pertama menerima dan menyebar informasi,” tukasnya.
Selama ini, Dian menyoroti fenomena infodemi tidak hanya muncul saat wabah Covid-19.
Namun, pada peristiwa ataupun kasus krisis dan kebencanaan lain baik di masa lalu atau masa yang akan datang masih akan sangat memungkinkan.
Hal ini dia pandang sebagai konsekuensi majunya teknologi komunikasi.
“Kembali lagi, untuk menghadapi infodemi ini sangat dibutuhkan kebijaksanaan dan kemampuan memanfaatkan gawai, serta menyaring informasi yang diterima dan disebarkan,” tutup dosen progam studi Ilmu Komunikasi UB Malang ini.
Redaktur: N Ratri
0 notes
Photo
Dasar - Dasar Mikrobiologi Veteriner Penulis : Sri Murwani Penerbit : UB Press Tahun Terbit : 2015 Halaman : i-xii + 346 hlm ISBN : 978-602-203-795-8 / 978-602-203-796-5 (e) Dimensi : 26 x 19 cm Original Harga Rp131.000 diskon 15% Rp124.450 Sinopsis Penyakit infeksi sampai sekarang masih menempati nomor ketiga setelah penyakit degeneratif tumor dan jantung koroner,dari penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan kematian. Penyakit pada hewan menjadi perhatian dunia, karena dapat mengganggu ekonomi global, perdagangan hewan dan produk hewani. Penyakit menjadi permasalahan kompleks ketika bersifat zoonotik, karena dapat menular antara manusia dan hewan. sehingga pengendalian dan pemberantasan membutuhkan kerjasama interdisiplin ilmu. Kebijakan pemerintah indonesia menghadapi zoonoses yaitu melalui peninjauan kembali undang-undang yang berkaitan dengan penyakit zoonotik, dan tindakan surveilensi untuk pencegahan dan agar zoonosis tidak menjadi wabah penyakit. #kedokteran #dokter #doktermuda #fakultaskedokteran #dokterindonesia #keperawatan #kesehatan #koas #koass #kebidanan #perawat #alkes #alkesmurah #mahasiswakedokteran #veteriner #medis #kedokteranumum #bukukedokteran #mikrobiologi #kedokteranindonesia #bidan #farmasi #medical #dokterumum #fkuns #fkugm #stetoskop #alatkesehatan #alkesjakarta #indostar_bookstore https://www.instagram.com/p/B-Xdx1-D5TV/?igshid=4kjh6hicw4zv
#kedokteran#dokter#doktermuda#fakultaskedokteran#dokterindonesia#keperawatan#kesehatan#koas#koass#kebidanan#perawat#alkes#alkesmurah#mahasiswakedokteran#veteriner#medis#kedokteranumum#bukukedokteran#mikrobiologi#kedokteranindonesia#bidan#farmasi#medical#dokterumum#fkuns#fkugm#stetoskop#alatkesehatan#alkesjakarta#indostar_bookstore
0 notes
Quote
SURABAYA, DELAPANENAM – Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali mendapatkan bantuan berupa reagen Polymerase Chain Reaction (PCR) kit sebanyak 41 ribu dari pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "Alhamdulillah hari ini kami sudah mendapat kiriman dari BNPB, sebanyak 41.000 reagen PCR kit. Saat ini, kebutuhan PCR kit memang yang paling dibutuhkan karena hasil validitasnya paling tinggi," ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam Konferensi Pers di Gedung Negara Grahadi pada Minggu (26/4) malam. Gubernur Jatim yang lekat disapa Khofifah ini menjelaskan, usai menerima bantuan reagen tersebut, pihaknya langsung mendistribusikan pada laboratorium tes PCR yang ditunjuk untuk melakukan tes swab di Jatim yang kini jumlahnya sudah ada 6. Dengan rincian, Institute of Tropical Disease (ITD) /RS Unair sebanyak 166 test/hari, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya 10.000 kit dengan kapasitas 186 test/hari. Kemudian, untuk 4 laboratorium yang baru yaitu RSUD Dr. Soetomo sebanyak 5000 kit dengan kapasitas 240-300 test/hari, RS UB sebanyak 5000 kit dengan kapasitas 100-150 test/hari, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) sebanyak 10.000 kit dengan kapasitas 186 test/hari, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Surabaya sebanyak 1000 kit dengan kapasitas 50-100 test/hari. “Dengan adanya 6 lab di Jatim dan tambahan dukungan reagen PCR kit sebanyak 41 ribu yang kita terima hari ini, maka kenaikan kapasitas lab di Jatim kini mampu melakukan 1102 test swab/hari dan stok reagen aman hingga 37 hari kedepan” terang orang nomor satu di Jatim ini. Khofifah menambahkan, 41.000 PCR kit itu akan diutamakan bagi mereka yang beresiko tinggi seperti para tenaga medis. Selain itu juga bagi mereka yang berstatus PDP dan belum melakukan swab test sebelumnya. “Dengan tambahan bantuan reagen PCR kit ini kami berharap maka proses tes swab lewat dengan PCR bisa dilakukan dengan cepat. Dimana, kecepatan ini juga sangat mempengaruhi penanganan wabah covid-19, dan tentunya juga bisa membuat masyarakat lebih tenang,” harapnya. “Kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa Jatim telah siap menjelang pelaksanaan PSBB pada selasa besuk, karena baik APD maupun reagen PCR kit yang kita miliki sudah mencukupi,” imbuh mantan Menteri Sosial ini. Sementara itu, per hari ini Minggu (26/4) sore, di Jatim terdapat tambahan kasus positif baru sebanyak 18 orang sehingga total kumulatifnya menjadi 785 orang. Sedangkan untuk PDP terdapat 2.681 orang dengan sebaran diantaranya 1.004 di Surabaya, 172 orang di Sidoarjo dan 130 orang di Gresik. Untuk ODP tercatat hingga hari ini ada 18.350 orang. Selain itu, dari total kasus positif covid-19 di Jatim terdapat 140 orang yang dinyatakan konversi negative atau sembuh atau setara 17,83 persen. Dan dari total pasien positif covid-19 tersebut terdapat 88 orang yang meninggal atau setara 11,21 persen. (*) Humas
http://www.delapanenam.com/2020/04/gubernur-khofifah-kenaikan-kapasitas.html
0 notes
Text
Dosen Biologi UB Malang Teliti Bakteri Pembunuh Nyamuk Penyebab Demam Berdarah
Kinan Manja Dosen Biologi UB Malang Teliti Bakteri Pembunuh Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Artikel Baru Nih Artikel Tentang Dosen Biologi UB Malang Teliti Bakteri Pembunuh Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Pencarian Artikel Tentang Berita Dosen Biologi UB Malang Teliti Bakteri Pembunuh Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Dosen Biologi UB Malang Teliti Bakteri Pembunuh Nyamuk Penyebab Demam Berdarah Dengan bakteri BT, populasi nyamuk bisa dikendalikan sehingga jumlahnya tidak membeludak dan menjadi wabah karena membawa virus DBD http://www.unikbaca.com
0 notes
Text
New Post has been published on INFOKAMPUSNEWS
New Post has been published on http://www.infokampus.news/unik-potongan-besi-ini-gambarkan-mitos-kalajengking-ala-bali/
Unik! Potongan Besi Ini Gambarkan Mitos Kalajengking Ala Bali!
Infokampus.news, Malang – Dalam Pameran Arsitektur yang digelar Fakultas Tehnik Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya (UB) angkatan 2016 yang digelar sejak beberapa hari lalu, salah satu karya mahasiswa menarik perhatian banyak pengunjung. Kelompok yang beranggotakan 6 orang ini mengaku terinspirasi dari kain Grinsing Bali berjudul ‘Scortra’, mereka mengangkat sisi budaya dan juga sisi mitos dari kain khas ini.
“Jadi saat dicermati dari motif kain ini sendiri, ternyata motif ini menggambarkan kotak-kotak, nah mitosnya kalau kotak ini menggambarkan desa Tanganan dan di setiap sisi kotal ini ada motif kalajengkingnya,” ujar Aulya salah satu anggota kelompok.
Ia menuturkan motif kalajengking yang mengelilingi kotak atau desa Tanganan ini, mitosnya dianggap sebagai ‘penjaga’ dari desa tersebut.
“Jadi motif kalajengking ini sendiri dipercaya masyarakat sebagai ‘penjaga’ desa dari wabah penyakit,” tuturnya.
Desain Unik, Pengerjaan Singkat
Motif kalajengking inilah yang menginspirasi mereka membuat karya hiasan ruangan yang unik terbuat dari lembaran besi dan kawat yang disusun unik dalam kerangka melingkar menyerupai pusara air.
“Kami ambil simbol dari kaki kalajengking ini untuk menggambarkan kuat dan dinamis, nah ahirnya kami bikin konsep perpaduan antara rangka besi yang kuat dan lenturnya bagian-bagian pendukung ini, kuat tapi tetap dinamis dan elegan,” paparnya.
Disamping itu, pembuatan display ini sendiri tidak terlalu lama oleh kelompok mahasiswa baru ini. Mereka hanya membutuhkan waktu dua hari saja untuk pembuatannya karena proses yang tidak terlalu rumit.
“2 hari saja pembuatannya karena personil kami banyak, selain itu rangkanya kan kami tidak bikin sendiri yang besi itu harus bikin di tukan las,” pungkasnya. (Pus)
0 notes
Text
Character Inspiration of my Twst OCs
Reece Ileac Porter
Alice Liddel (American Mcgee's Alice and Alice : Madness Returns)
MSPA Reader (Hiveswap Friendsim, Pesterquest and Homestuck )
Kris (Deltarune)
Eve (A Japanese Singer)
Ranboo (Content Creator and MCYT)
Spirit Phone Album by Lemon Demon
Jade Harley (Homestuck and Pesterquest)
Takayan (A Japanese Singer)
+ Joey Claire from Hiveswap and ENA from ENA but the Dream BBQ one
Patches 959
Stitch (Lilo and Stitch)
TommyInnit (Content Creator, MCYT)
Shinra Kusakabe (Fire Force)
Grian (MCYT)
Gawr Gura (Hololive English -Myth-)
Inosuke Hashibira (Demon Slayer)
Power (Chainsaw Man)
Ube Wabah
Druun (Raya and the Last Dragon)
Mango Cookie (Cookie Run : Kingdom)
Otori Kaede (Komi can't Communicate)
Rene Requistas (A Filipino Actor)
Sannyo Komakusa (Touhou : Unconnected Marketeers)
Idia Shroud (Twisted Wonderland)
Kozmo Sheldrake
The Cosmos, Stars or Sparkles (Hercules and wherever you see that in a Classic Disney Film)
Lincoln Loud (The Loud House)
Good & Evil Album by Tally Hall
Photon (Funamusea)
Strawberry Crepe Cookie (Cookie Run : Kingdom)
Hikari Kongo (Himouto! Umaru-chan)
Ice Juggler Cookie (Cookie Run : Ovenbreak)
Komi Shouko (Komi can't Communicate)
+ Shirogane from Ice Scream and Strawberry Cookie from Cookie Run : Kingdom and Ovenbreak
----------------------
Author's Note :
Yeah I straight up saw them sparkles when sh%& goes bibidi babidi boo or look up at the stars and went "What if I humanize it ig?" and boom ya got Kozmo
The 1. are the main inspo
Yes, even a pre-existing character is in here, where didya think I had the smoke hair idea? I mean Twst characters are inspo in Twst Ocs obviously. Lmao Idia has an illegitamate child?
#twisted wonderland#twst#twst oc#character inspo#inspiration#reece ileac porter#patches 959#ube wabah#kozmo sheldrake
17 notes
·
View notes
Text
What Reece thinks of the Twst Boys vs. What the Twst Boys think of Reece
I want to redo this. Reece and Malleus loving each other in here is because this is Main Timeline Canon Reece. The Main Route is Malleus here. In my defense, Malleyuu is my first Twst Yu(u)me ship I like so I made it first.
Template by Battcatts which I got inspired and made a small Relationship Chart between my current Twst OCs. Relationship colors based on the Battcatts' relationship chart
Reece works at Mostro Lounge because they need money that he meets Ube just working there
Ube is Kozmo's Math Tutor because a Teacher recommended Ube to him when he was having low grades in Math. Ube is so good at Math and at the same time hates Math
#twisted wonderland#twst#there are too many boys#I am not tagging them all#twst oc#reece ileac porter#patches 959#ube wabah#kozmo sheldrake#fanmade characters#template not mine#varivid babblen#varisketchen#sketch
7 notes
·
View notes
Text
Twst OCs as Incorrect Quotes
Reece : Bro, what's your body count?
Ube : Oh me? Dang like 30 now
Kozmo : Great Seven! You are a hoe!
Ube : How does that make me a-? Wait, are we talking about people we slept with?
Reece : Yeah
Ube : Oh! Well I never done that yet
Kozmo : Then... then why did you say 30?
Ube : *Nervous laughing*
Reece : 👀
Kozmo : BRO, WHAT DOES 30 MEAN?!?!
#twisted wonderland#twst#twst oc#reece ileac porter#ube wabah#kozmo sheldrake#incorrect quotes#oc incorrect quotes
6 notes
·
View notes
Text
I 'm just gonna share fullbody illustration of Ube first before the Character Bio. Was gonna wait but frick it, anyways his smoke hair part was fun to do
#twisted wonderland#twst#fan oc#twst oc#ube wabah#character design#digital art#varividart.jpg#based on the druun from raya and the last dragon
11 notes
·
View notes
Text
Sketch & Unfinished W.I.P Dump
3 notes
·
View notes
Text
Watercolor Headshots of my Twst OCs
The hard part was being patient to let the paint dry, at least I learned my lesson 😗
#twisted wonderland#twst#twst oc#fan oc#headshot#watercolor#reece ileac porter#patches 959#ube wabah#kozmo sheldrake
10 notes
·
View notes
Text
Name : Ube Wabah
CV : Hiroshi Kamiya [ENG CV : Sam O' Nella Academy]
Biographical Information
Gender and Sexuality : Agender
Pronouns : He/Him
Age : 16
Birthday and Star Sign : 9/10, Aquarius
Height : 182 cm, 5'11 ft
Hair Color : Amethyst Purple
Eye Color : Chocolate Brown
Homeland : Naga Islands (I made it up but might change)
Family : Unnamed Parents, Unnamed Grandfather
Professional Status
Dorm : Octavinelle Dorm
School Year and Class : First Year, 1-D
Occupation : Student
Club : Mountain Appreciation Club
Favorite Subject : Swimming and Ancient Curses
Subject Best at : Mathematics
Fun Facts
Dominant Hand : Left
Likes : Watching Fights and Rocks
Favorite Food : Mango Chicken Curry
Dislikes : Mathematics
Hobby : Surfing
Talents : Sculpting
Personality
Ube is lackadaisical with a carefree spirit. Has a silent angry attitude when provoked. He speaks with a drawl but only talks moderately or fast when it's about something he likes or when his hair is wet. He's been applying for different schools without knowing the background of it but was chosen by the Ebony Carriage. Does not know much of NRC but sounds neat.
Signature Spell/Unique Magic
Maledicting Mist
Allows him to cast a purple mist which causes effects. Blends well with his hair that it’s hard to tell if/when he has casted it. There are two kinds : The Good and The Bad
Good : Smells like Efficascent Oil, The power to heal or to reverse someone's magic effects but not himself
Bad : Smells like Vicks Vapor Rub, is the power to numb someone or a group of people for a long period of time
but if worse (which causes blot accumalation) it smells like Durian which is the power to petrify someone (Can be reversed if Ube petrifies himself)
Trivia
- You can learn Math very well from him as he talks $%it about the subject
- An avid fan of Banyu, a big shot from his homeland
- His hair is actually short, it’s just fuming but unknown why. When his hair gets wet, the smoke hair fume disappears.
- There are tribe disputes happening outside his home which he enjoys watching. no violence, some verbal debate kind or $#ittalk
- He secretly smokes a few times a month
- I had this idea of him getting high from his unique magic, but decided to scrap it
================================================
Credits to @unfinished-projects-galore for the template
A/N : I enjoyed drawing his smoke hair. His scarf is longer than the usual dorm uniform scarf.
8 notes
·
View notes
Text
Decided to give Ube and Kozmo a haircut
Finalized one
Here's another one with other haircuts I was considering
Eugh
#twisted wonderland#twst#twst oc#ube wabah#kozmo sheldrake#redesign#varisketchen#character redesign#fan character#sketch#fanart
3 notes
·
View notes
Text
What my Twst OCs are doing during the Phantom Bride Event
Reece : Aight I'm going to help, but as a wedding photographer. Moral support right?
or
Reece : You know what? Screw courting the bride, I'm gonna court the groom!
---------
Patches : I'll help! *Got slapped for picking his nose with his tongue*
or
Patches : Get me out of here!!
Vil : Why is Patches in a cage?
Eliza : He's moving limply even though I slapped him for eating the food!
Puffy : It growled at me
---------
Crowley : Where's Ube?? He almost fits the criteria
Meanwhile smoking at the beach having a day off
Ube : This is the life!
---------
Kozmo : This is horrifying!! But I can't stop watching *Proceeds to watch it go down from a far eating popcorn*
or
Kozmo and the rest of Ignihyde Students : Guess we got to make a memorial for our Housewarden, it was nice knowing ya Commander
Bonus :
Idia seeing the memorial in the dorm : What the hell is this?!?!
Kozmo : He has returned!!!
#twisted wonderland#twst#twst oc#reece ileac porter#patches 959#ube wabah#kozmo sheldrake#phantom bride event#spoilers#?
5 notes
·
View notes