#terkep
Explore tagged Tumblr posts
Text
Nem találok rajta évszámot - mikori lehet ez a Nagy-Budapest térkép?
14 notes
·
View notes
Text
Ez is de jó mán, megyek lementeni a nagy mindeneket.
17 notes
·
View notes
Text
mondjuk legalabb van orszagberlet ra (a terkep szerint a vonat most hagyta el rakost)
23 notes
·
View notes
Text
Aima POV
Aima termenung di depan kamar, menikmati kopi dengan syair lagu arab membuat hatinya kian sesak. Kemudian dia geleng-geleng kepala dan tersenyum.
Aima: "Ternyata mengingatmu saja membuat hatiku kesakitan, dadaku sesak, tanganku terkepal erat, bulu kuduku merinding, dan air mataku yang siap tumpah kapanpun aku mau. Harusnya aku tau diri, jika sudah memilih menyerah ya harus benar-benar mau berpisah. Tapi kenapa hatiku seakan ogah? Oh aku tau, karena semua hal memang membutuhkan waktu bukan. Duhh kapan ya aku akan benar-benar berdamai dengan perasaanku. Rasanya beberapa waktu ini jiwaku seakan menghilang dari ragaku. Aku menjalani hari ya biasa saja, tidak ada lagi hal yang membuat aku bergairah untuk sebuah pencapaian, seolah tiba² perasaan menggebu² yang selama ini kujalani hilang seketika.
Ketika aku bertanya pada Alan dia malah menjawab 'ya karena biasanya kamu seperti ini, ini seolah kamu kembali ke jalur aslimu. Jalur yang selama ini kamu lalui ya seperti ini.' Wkwk
Aku tidak tau, apakah memang demikian adanya. Tapi kalau dipikir² secara logis juga tidak salah kan. Selama ini ya begini saja hidupku. Kulalui tanpa harapan atau keinginan yang menggebu. Ketika dihadapkam dengan dunia luar yang membuat semangatku menyala, mungkin aku sedikit terbakar. Alhasil memang benar, aku kesakitan, aku merasakan panas yang kian membuat hatiku sesak, tapi aku tidak bisa mengungkapkannya pada dunia, dan aku tak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya menjalani saja apa adanya.
Banyak media menjadi perantara perasaanku, tapi ada satu media yang seolah aku tak takut dengan penghakiman orang lain untuk menuliskan apapun tentang gelisahku, tentang perasaanku, tentang hal yang terjadi padaku, dan tentunya tentang kamu. Karena aku tau media ini jarang peminatnya bagi orang-orang di sekitarku. Hehehe, kok aku jadi kemana-mana ya bahasnya.😄
Duh az, tidak sepatutnya aku mengingatmu lagi, lagi, dan lagi. Tidak sepatutnya aku mengandai² hal apa yang kamu kerjakan saat ini, perasaan seperti apa yang sedang kamu rasaan sekarang dan akhir² ini, dan bahkan tidak sepatutnya aku berharap perasaanmu padaku atau perasaanku untukmu tetap utuh seperti biasanya. Jelas sudah berpisah tapi aku belum berdamai dengan perasaanku. Duhh³ bagaimana ini.
Kamu tau tidak? Funfact nya selama ini aku hanya tak mau memikirkan tentangmu dan perasaanku untukmu. Karena aku tau, semakin dipikirkan semakin dibuat gila karenanya. Aku hanya selalu mengalihkan pembicaraan atau mengalihkan fokus pikiran agar tak menujumu. Pecundang ya aku, pengecut. Tidak berani menghadapi perasaan ini sepertimu. Haha, tidak apa² tapi. Mungkin ini caraku untuk menerima semua takdir yang hadir. Begitu tiba² begitu membuatku kalang kabut dan kewalahan dibuatnya.
Tapi kamu perlu satu hal, burukku adalah aku bisa mencintai orang lain selain kamu meskipun aku merasa masih memiliki perasaan untukmu. Tapi ini harus benar dihentikan, perasaanku untukmu harus benar-benar diletakkan, dilepaskan, dan direlakan. Aku tak mau mencintai dua lelaki sekaligus, karena aku tak mau diduakan juga. Oleh karena itu, aku benar-benar akan pamit.🙃 Mungkin kenangan dan ekspektasi tentangmu masih melekat dalam pikiran, tapi aku akan berusaha semaksimal aku bisa untuk meletakkan perasaanku padamu. Aku akan mulai fokus dengan orang baru, yang untungnya dia dan keluarganya memang baik. Semoga sampai akhir akan selalu baik padaku.
Kamu tau tidak? Dia lelaki baik, aku yakin jika dia jodohku dia bisa membimbingku menuju surgaNya, membimbingku untuk menjadi wanita sholihah. Keluarganya juga baik, solidaritasnya yang membuat aku tertarik untuk hidup bersama, jadi dari sekian banyak pertimbangan yang ada, akhirnya aku harus egois, harus meninggalkanmu dengan kesendirian dan kesepian, dan menerima dia dengan seluruh jiwa dan ragaku.
Sebenarnya bukan berarti aku tak percaya jika bersamamu aku tidak baik, aku juga sangat yakin, denganmu aku bisa menuju surgaNya, tapi sekali lagi, hidupku bukan hanya milikku, aku tidak berhak memutuskan sesuatu atas dasar keegoisan perasaanku.
Semoga kamu benar mengerti maksudku, mengerti pilihanku, dan mengerti alasanku. Banyak hal yang terjadi akhir² ini, buanyak sekali. Satu minggu serasa satu tahun, hatiku benar² seakan melewati rool coaster dengan berbagai keseruannya. Semoga kamu tetap baik dan terus membaik. Semoga apapun wishlistmu terwujud.
Kamu perlu tau satu hal lagi Az, jika kita sudah berdamai dengan diri kita sendiri, mari kita rayakan. Kamu pasti akan diterima dikeluargaku dan aku semoga masih diterima dikeluargamu. Orang² disekitarku akhirnya memandangmu baik dan itu sesuai dengan ekspektasiku. Yahh, lagi² jika boleh diucapkan, aku ketik terakhir lagi- 'semoga'.
Lagi² ekspektasi hidup bersamamu saja yang sepertinya tidak akan terealisasikan dalam kehidupan ini. Mungkin sama seperti bayanganku sebelumnya, kamu selamanya hanya akan menjadi inspirasi tanpa perlu dimiliki.
Selamat tinggal Az, selamat jalan, selamat menuju kehidupan yang lebih indah untuk kita berdua kedepannya."
Aima terkekeh setelah bermonolog dengan perasaannya. "HAHA, memang sesuatu yang menggelisahkan harus diungkapkan ya Az, biar tidak menjadi penyakit hati."
2 notes
·
View notes
Text
Self Driving
auto terkep: ok, akkor most jobbra fogunk menni! ami erre van, mutatom
auto: balra indexel, beall a balra kanyarodo savba. a balra kanyarodo lampa piros, ezert megall.
en: kezzel atkormanyozom, mert nincs senki szerencsere a kersztezodesben.
____________________________
auto: yeeee! 50m/h a sebessegkorlat, akkor felgyorsithatok legalisan 60-ra, mert kalifornia.
en: ezekkel a katyukkal? negyvenet ha tulel a tengely!
___________________________________
auto: latom “iskola a kozelben” meg “gyerekek az uton tabla”
auto: akkor most a kanyarban mar max sebessegre gyorsitok igy ni
en: 👀
auto: es most pedig miutan hirtelen felgyorsitottam, atmegyek a szembe savba csak ugy!
en: meg szerencse, hogy a szembejovo forgalom per pillanat 0
6 notes
·
View notes
Text
hatizsakkal biciklizek egy homokos folduton egy erdos-fas reszen, a terkepet nehez olvasni, megyek elore, elerek egy hidhoz, ami alatt patak helyett egy meglepoen szeles, saros-sarga viztomeg hompolyog, es a viz atbukik a hidon is, aminek nincs korlatja, igy nem latni, hogy a hidon milyen mely a viz. koveket dobalok ra, hatha, de nem derul ki igy sem, meg aztan arra gondolok, hogy a sodras attol meg lehet eros, hiaba tudnek atkelni rajta bokaig vizesen, raadasul nem is tudom az utat utana sem csak sejtem (mintha a vadasz utani hid lenne a gyongyoson, gondolom, hogy az az ut lehet aztan kamon fele), ugyhogy inkabb visszafordulok, de addigra a visszaut is megvaltozik, es saros-vizes minden, pedig emlekszem, hogy egyenesen jottem, de most ugy tunik, hogy talan megiscsak le kellene kanyarodnom egy keresztezodesben. kinkeservesen sikerul megnezni a terkepet, de nemigazan egyertelmu, mert a kornyeken vannak mar hazak, de csak elszorva, mintha brennbergben lennek. vegul ugy dontok, hogy egyenesen megyek, bar a terkep szerint az egy hazhoz vezet, es nem az uthoz, ahova vissza kellene ternem. kozben eszembe jut, hogy odafele velem volt a kutya, most viszont nincs, es nem emlekszem, hogy hol hagyhattam. anyamat hivom, de o sem tudja, a wcs-ok porognek a fejben - elsodorta a megaradt patak, a kocsiban hagytam es megfulladt, eltevedt a saros-vizes aradt erdoben, megtamadta egy masik kutya es megsebesult, nem tud mozogni es ott haldoklik egyedul. rohannek vissza az autohoz, de mindenhol szuttyogos-vizes minden, es fogalmam nincs merre tudnek kerulni.
3 notes
·
View notes
Text
youtube
EFEK RUMAH KACA - seperti rahim ibu
Dengarlah nyanyi sunyiku Bait risauku Rindu terpendamku Menyala dalam hayatku Duka padamu Luka padaku Saling lebur Menghalau awan mendung
Kemanusiaan itu Seperti terang pagi
Merekahkan harapan Menepis kabut kelam
Niatkan, tinju terkepal Pekik menebal Terjang aral Pagi pasti terkejar
Seandainya negeriku Serupa rahim ibu
Merawat kehidupan Menguatkan yang rapuh
Seandainya negeriku Serupa rahim ibu
Merawat kehidupan Menguatkan yang rapuh Merawat kehidupan Menguatkan yang rapuh
Menjadi terang pagi Menjelma rahim ibu Menjadi terang pagi Menjelma rahim ibu
2 notes
·
View notes
Text
Kejutan untuk Awan ( Part 02 )
Aku menengadahkan kepala menatap langit malam ini. Cerah namun tanpa bintang-bintang hanya ada satu bulan sabit ditengah awan. Bagiku langit selalu menenangkan seriuh apapun duniaku saat ini, langit selalu bisa memberikan sepaket kebahagiaan dan keindahan yang tak pernah kudapat semenjak hari itu.
Hari dimana aku memulai babak tunggalku untuk benar-benar berjuang sendiri. Setelah lulus sekolah dasar, ibu dan bapak sepakat mengirimku ke asrama diluar kota jauh dari tempat tinggalku dengan dalih agar aku bisa belajar lebih mandiri dan berjanji mengunjungiku beberapa bulan sekali. Meski nyatanya hanya ibu ataupun tante dari ibu yang terkadang mengunjungiku bergantian, sekedar untuk mengahadiri rapat antar wali murid atau mengambil rapor hasil belajarku. Dan bodohnya aku selalu berusaha memahami, mungkin bapak ibu sibuk dengan urusannya atau mungkin ini cara bapak ibu mendidik anak tunggalnya agar bisa mandiri. Enam tahun penuh dari SMP hingga SMA kuhabiskan di asrama karena kata Ibu tak usah pulang sebelum aku menamatkan sekolahku disini, buang-buang biaya untuk pulang. Lagi-lagi aku pun tak mempermasalahkannya dan berjanji akan menjadi lulusan terbaik untuk memberi kejutan bapak ibu agar bangga.
Dan saat itu saat hari kelulusan ku tiba, aku benar-benar menjadi lulusan terbaik, saat itu pula Ibu hadir dengan membawa kejutan untuk ku, kejutan dengan hadir bersama seorang laki-laki yang katanya harus kupanggil dengan sebutan Ayah. Ayah yang selama ini membiayai sekolahku, bukan Bapak, katanya. Ayah yang tak kutahu alasannya mengapa harus ku panggil dengan sebutan Ayah. Ayah yang dengan bangganya menerima ucapan selamat dan memperkenalkan diri kepada teman-temanku, kepada semua orang yang hadir di hari itu bahwa dialah Ayah dari lulusan terbaik tahun ini, Ayah yang aku sendiri saja sama sekali tak pernah mengenalnya. Ya Tuhan Kejutan macam apa lagi ini?
Aku mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi hingga tiba di sebuah ruang administrasi asrama dan hanya menyisakan kami bertiga, aku mencoba membuka suara untuk pertama kalinya,
“Kenapa Dia yang datang bukan Bapak”
Kalimatku sukses membuat dua pasang bola mata menoleh ke arahku, dengan tatapan yang tak bisa ku artikan.
“Lupakan Bapakmu itu, dan ini Ibu bawakan Ayah untukmu” napasku langsung tercekat mendengar ucapan ibu tanpa rasa bersalah sedikitpun.
“Ibu meninggalkan bapak demi laki-laki ini?” Aku tak percaya.
“Apa kamu bilang?” ucap laki-laki itu menimbrung
“Kenapa? Dimana bapak ku, kenapa anda yang datang?”
“Dasar anak tak tahu diuntung, kalo bukan karena saya, kamu tak bisa jadi lulusan terbaik, bapakmu itu yang ninggalin kamu dan ibumu, saya yang membiayai sekolah kamu, mau jadi apa kamu kalo tanpa saya, Hah..?”
“Saya nggak minta anda membiayai sekolah saya!”
Plakk…
Satu tamparan mendarat di pipi kiriku.
“Awan…. Minta maaf ke Ayahmu, Apa ini yang diajarkan di asrama selama 6 tahun, berani melawan orang tua,!”
Pandanganku kabur tanganku terkepal, gigiku menggertak berusaha menahan butiran-butiran kristal bening ini agar tak jatuh disini. Untuk pertama kalinya aku mendengar bentakan seorang yang selama ini aku jadikan sandaran dan segani.
“Bapak dimana? Apa benar bapak sudah tak peduli denganku?”
Aku hanya bisa bertanya dalam hati, sembari menutup wajah dengan kedua telapak tangan berharap ini hanya kejutan atau mimpi, ya meskipun aku tahu….. Ini kejutan nyata, teramat nyata dengan bekas dipipiku.
To be continued....
3 notes
·
View notes
Text
Luck Draws the Unlucky (Part 103)
CW // Violence; Blood; Character death
Pada umur dua belas tahun, Cygnus Duras memasuki istana atas perintah ayahnya, menjawab kesepakatan perjodohan bersama putra mahkota negeri mereka. Pada waktu itu, namanya adalah Zelda Astaseul. Walaupun seiring waktu, Cygnus justru jatuh hati pada sang pangeran kedua, Albus Astaseul.
Ketika Cygnus berusia enam belas tahun, Zelda melepaskan jabatan putra mahkotanya dan merantau di belahan dunia lain, jauh dari istana dan jauh dari kerajaan mereka. Albus Astaseul naik menjadi putra mahkota dan dijodohkan dengannya.
Ketika usianya tujuh belas tahun, Cygnus dan Albus bertunangan secara resmi, disaksikan oleh Zelda yang kembali ke Valleria, juga oleh teman mereka, Warwick Broffet.
Ketika usianya sembilan belas tahun, sang raja meninggal dunia, dan Albus naik menjadi raja. Masa berkabung negara mereka berlangsung selama satu tahun, dimana dia akhirnya kembali ke kediaman Duras, juga untuk mempersiapkan diri sebagai pangeran agung.
Ketika usianya dua puluh tahun, Cygnus dan Albus akhirnya menikah. Dan enam bulan kemudian, terjadi coup d’etat yang mengurungnya di penjara bawah tanah bersama suaminya.
Ketika dia berusia dua puluh satu tahun, Cygnus kehilangan suaminya. Dan di umur itulah, dia dipaksa naik ke atas altar, menjadi pangeran agung negerinya sekali lagi, dan menjalin pernikahan bersama pembunuh suaminya.
Tangannya terkepal di bunga yang tergenggam di tangannya, bibirnya dia gigit kuat guna menahan tangis, matanya tertunduk, menolak untuk melihat Warwick yang menunggunya. Jubah putihnya melebar di belakangnya, berat seolah menahannya. Dan bagi Cygnus, warnanya mengingatkannya pada kulit pucat Albus ketika dia mendekapnya semalaman, tak bernafas dan tanpa nyawa.
Dia mematung, enggan menerima tangannya, namun Warwick menariknya, memaksanya menghadapnya. Cygnus tak tahu jika dia harus berdoa pada Tuhan yang selalu dia harapkan untuk menyelamatkannya – atau kepada iblis yang bisa membakarnya hidup-hidup.
Pintu terbuka, dan semuanya menoleh.
Zelda berjalan di karpet merah, satu tangannya menyeret pedangnya – tidak, Cygnus dapat mengenali pedang Albus dimana pun itu berada.
“Dia masih suami kakakku, Warwick,” ucapnya. “Kau melanggar batas.”
Warwick melepas tangannya. “Kakakmu sudah mati,” balasnya. “Tak ada yang menghalangiku.”
“Ada,” ujarnya lagi. “Aku.”
“Kau menginginkan duel?” tanya Warwick, menghela nafas dan mencibir. “Kita tak perlu arena,” dia menarik pedangnya sendiri. “Aku akan menghabisimu sekarang.”
Zelda tertawa, sebuah tawa dingin yang bergema di seluruh ruangan. “Kita lihat nanti.”
Cygnus mundur ketika pedang keduanya bertabrakan, menciptakan denting kuat antara besi melawan besi. Namun dia tahu, kekuatan Warwick berbeda jauh dengan Zelda, bahkan di antara mereka berempat, yang mampu bersanding dengannya hanyalah Albus, yang kini telah tiada.
Zelda akan membutuhkan bantuan.
Pangeran agung itu berputar dan memukul tengkuk penjaga di sampingnya dan mengambil pedangnya, merobek jubahnya yang terus mengganggunya karena rasa berat, ikut turun dan melindunginya.
Ketika Zelda menunduk, Cygnus melindunginya dengan pedangnya, dan ketika dia mengincar punggungnya, pangeran itu menutupinya. Kesalahan mereka adalah fakta bahwa mereka berlatih berempat sejak kecil. Mereka sudah menghafal dan mengenali gerakan satu sama lain, setiap serangan dan setiap tepisan.
Ketiganya berhenti ketika Warwick berada di tengah-tengah, dari belakang adalah pedang Zelda dan dari depan adalah Cygnus.
Warwick tertawa. “Ragu untuk memotong leherku?”
“Tidak,” balas Zelda. “Kau membunuh kakakku.”
“Kau menghancurkan kerajaan ini, Warwick,” ucap Cygnus. “Kau menghancurkan rumahku, membunuh suamiku, dan menutup kebebasanku. Membunuhmu sekarang tampak menjadi kematian yang mudah, tapi terasa begitu benar.”
Pengkhianat itu tertawa kembali. “Kau dan hatimu, Cygnus. Terlalu suci untuk berada di istana kotor ini.”
Ketika dia memutar pedangnya Cygnus menepisnya, namun tujuannya bukanlah dia. Ketika dia menoleh kembali, pedang Warwick telah tertusuk ke perut Zelda, dan darah merembes dari kemejanya.
“Aku menang.”
“Tidak,” bisik Zelda, terengah merasakan sakit. “Aku menang.” Pedang Zelda sendiri telah tertusuk tepat di jantungnya. Warwick berteriak ketika Zelda mendekat, walaupun pedangnya terus menusuk perutnya– “Melihat jantungmu robek menjadi kebahagiaanku, Warwick.”
Cygnus tersadar dari rasa terkejutnya, menarik Zelda dari pedangnya dan mendorong Warwick hingga terjatuh, seolah menancapnya di lantai marmer dingin dengan pedangnya.
Merah memenuhi ruangan.
“Zelda, hei.” Dia mencoba meletakkan tangannya di lukanya, mencoba menekan darah hingga tidak ada yang merembes keluar. Namun mata Zelda begitu berkabut, dan Cygnus bergetar karena rasa takut. “Albus meninggalkanku,” bisiknya. “Kamu jangan meninggalkanku juga.”
Zelda mengulurkan tangan, membasahi pipi Cygnus dengan warna merahnya sendiri. Dia tersenyum. “Sekarang kamu aman,” bisiknya. “Lucifer,”
“Apa?”
“Lucifer Morgenstern.”
Udara hitam berkumpul, membentuk sebuah portal dimana Lucifer berlari dari sana, dan Cygnus begitu terkejut hingga dia merasa tidak sempat bernafas. Namun iblis itu membantu memapahnya. “Dasar bodoh,” bisiknya. “Apa yang kamu pikirkan?!”
Zelda tertawa kecil. “Hai.”
Lucifer menggelengkan kepala, berusaha tersenyum. “Hai.”
“Dia sudah mati.”
Calon suaminya itu mengangguk. “Dia sudah mati,” ulangnya. “Kamu berhasil. Jadi biarkan aku membawamu pulang ‘ya? Tolong jangan pergi lagi.”
Dia terbatuk. “Apa aku masih bisa pulang?”
“Bisa,” ucap seorang wanita, berdiri di samping tubuh Warwick. Gaunnya hitam dengan lengan tipis menjuntai. Sayap putihnya begitu kontras dengan gaun yang dia kenakan. Dia tersenyum padanya. “Sudah kukatakan bahwa kita akan bertemu, Lucifer.”
Dia melihatnya mengulurkan tangan, dan roh Warwick menjerit ketika tertarik dari tubuhnya. “Tidak ada penyiksaan, Azrael,” tegur iblis itu. “Itu tugasku.”
Azrael tersenyum. “Tentu saja,” balasnya dan menarik paksa roh tersebut, meletakkannya di sebuah kotak. “Aku akan mengantarkan ini padamu nanti. Untuk sekarang, urus manusiamu.”
Dengan itu, malaikat tersebut pergi, mengepakkan sayapnya sebelum hilang.
2 notes
·
View notes
Text
Kimondottan az a hely ahol teljesen hasznalhatatlan bmilyen terkep alkalmazas gondolom
62K notes
·
View notes
Text
senior di tempat kerjaku bercerita tentang putranya yang gigih mengejar jurusan impiannya, kedokteran. sebagai seorang ibu, dijelajahlah segala jalan dan kesempatan. berikut kekuatan hati untuk menghibur kegagalan di satu, dua, tiga jalan yang telah dijajaki.
berkali-kali tumpah air mata. beribu doa dilangitkan. untaian nasihat meluncur lembut. segenggam kekuatan terkepal mengejar asa berikutnya.
lalu terdampar aku pada satu kenyataan. penyebabku yang selalu takut melangkah maju memulai kehidupan baru. tak pernah aku tahu, harus kukemanakan semua tanya dan tanda ragu ini. ibu telah pergi, demikian bapak. tinggal aku yang dikerdilkan rasa takut. andai aku gagal, kepada siapa aku akan menangis. andai dunia tak berpihak kepadaku, kepada siapa aku akan mengadu.
di sinilah aku. di dunia yang tidak kemana-mana. sebab aku tak punya siapa-siapa.
semoga semua orang beruntung bersama para penjaganya di dunia, ibu. bapak.
0 notes
Text
Sungguh, aku acap kali takjub padanya.
Naik pitam dan remuk redam.
Tangan terkepal, gigi menggerutuk begitu kerasnya.
Tapi, tangan yang satu dengan sigap mengelus dadanya.
Tuk selalu mengingatkan.
"Hei, kalo kamu juga ikutan membenci dirimu sendiri, kau mau apa kedepannya hahh??"
Seketika kepalan itu melembut, air mata pun tumpah.
Seraya berkata dalam hati;
"Sabar, kuatkan kesabaran"
untuk kesekian kalinya
0 notes
Text
dan pasti akan menarik perhatian industri ini. Kami merekomendasikan untuk mencoba permainan ini dan mencoba keberuntungan Anda memutar gulungan dengan Zeus.ating gulungan. Zeus berdiri dengan tangan terkepal di salah satu sisi layar.
0 notes
Text
Ego
Badannya habis digerogoti ego
Pikirannya hilang ditelan ego
Hatinya berkata itu hak miliknya
Iya dia berhak atas anak lelaki itu
Sementara disudut ruang lainnya
Ada sosok perempuan yang berusaha berdiri tegap
Kakinya gemetar mencoba menahan beban tubuhnya
Tangannya terkepal dengan kencang sambil menahan beban hatinya
Kepalanya tegak mencoba bertahan menahan beban pikirannya
Sementara itu tiga anak kecil berdiri di sekeliling wanita itu sambil mencoba menopang semua kesedihan wanita itu
Anak lelaki itu sudah dewasa
Anak lelaki itu ada di antara persimpangan
Anak lelaki itu harus memilih tanggung jawabnya atau Kembali dalam buaian dekap ibunya
0 notes
Text
Random #1
Aima: "Ternyata sesakit ini ya, bahkan hal-hal yang kukhawatirkan belum terjadi, tapi ketika aku memikirkannya, bulu kuduku berdiri, hatiku berdetak kencang, dadaku sesak, tapi aku harus tersenyum."
Azril: "Kenapa kamu melakukan ini jika kamu tau akan sesakit ini?"
Aima: "Maksudmu kenapa aku harus rela menyerah?"
Azril: "Kita bisa melewati semua ini bersama-sama. Kuncinya kamu jangan curang, jangan menyerah, jangan meninggalkan, jangan menerima orang lain."
Aima: "Tapi aku tak bisa melihat orang terkasihku bersedih karena pilihanku. Meskipun tujuan kita baik, meskipun aku tak terlalu terganggu dengan perkataan orang lain tentang kita, tapi jika itu orang terkasihku, aku tak bisa. Aku tak bisa melihatnya bersedih karenaku, dan selanjutnya membencimu karenaku."
Azril: "Tapi kamu sakit bukan? Aku tak rela jika harus melepaskanmu Aii."
Aima: "Aku menyerah Az,, aku memilih menyakiti diriku daripada aku harus menyakiti orang terkasihku."
Azril: "Lalu aku? Kamu tidak memikirkanku? Memikirkan betaga gilanya aku tanpamu?"
Aima: Terdiam.
Azril: "Aku benar-benar ingin bersama Aii, menyempurnakan separuh agama bersamamu, menjalani semua bersamamu, melewati semua hal denganmu, dan ketika aku ingin menyerah aku bisa bersandar di pangkuanmu. Kamu akan menjadi satu-satunya wanita dalam hidupku hingga akhir nanti."
Aima: Diam tak berkutik
Azril: "Kamu tidak pernah memikirkan perasaanku bukan jika kamu menyerah, kamu tidak pernah memikirkan bagaimana hancurnya aku jika kamu memilih untuk menyerah, kamu memikirkan dirimu sendiri, memikirkan kebahagiaanmu, iya kan Aii. Jawab aku, pernahkah kamu benar-benar ingin bersamaku? Benarkah kamu mau benar-benar berjuang untukku jika ada kesempatan? Benarkah semua yang kamu katakan selama ini? Ucapan mana yang bisa kupercayai darimu lagi Aima, tolong jawab aku."
Aima: Menghela nafas. "Az,, Maaf, maaf, maaf. Aku benar meminta maaf. Seharusnya aku tidak pernah melibatkanmu dalam perasaanku. Seharusnya sejak awal kita tetap asing agar kamu tak tersakiti dengan keegoisanku. Maafkan aku Azril."
Azril: Menghela nafas pelan. "Berbahagialah Aii, Biarkan aku menikmati perasaan ini sendiri dahulu. Nanti ketika aku lelah dan menyerah, aku pasti akan meletakkan semua perasanku untukmu. Aku pergi, berbahagialah. Tak apa Aii, aku memahami pilihanmu, mungkin jika aku diposisimu, aku juga memilih hal yang sama sepertimu. Bahagialah Aii." berjalan meninggalkan Aima.
Aima: Tersenyum sembari memegang dadanya. "Azril,, kamu juga harus berbahagia, berbahagialah."
Azril: Berhenti di tempat. "Baik. Kita sama-sama tau Aii, aku tidak perlu mengatakan banyak hal."
Aima: Tersenyum sembari berdiri. "Kita harus bahagia ya Az, kita harus bisa. Iya kan Az, kamu akan bahagia bukan? Kamu harus bahagia ya Az."
Azril: Tersenyum. "Ya, aku akan bahagai. Aku Pamit." berjalan meninggalkan Aima.
Setelah kepergian Azril, Aima menangis tersedu.
Aima: "Ya azril, kamu harus, kamu harus bahagia, kamu harus bahagia tanpaku. Azril,, bahkan, bahkan, bahkan jika semesta melarangku untuk bersamamu sampai kapanpun, kamu akan tetap memiliki tempat dihatiku. Aku akan mengubur dalam perasaanku seperti sebelumnya, Lekas membaik, lekaslah pulih dari perasaanmu untukku, biar aku saja yang mencintaimu."
Suara tangisan memang tak terdengar, tapi jika kita melihat tangannya yang terkepal erat, mulutnya yang tertutup, dan punggunggnya yang bergetar. Dunia seharusnya tau, bahwa Aima mencoba kuat menerima kepergian Azril.
3 notes
·
View notes
Text
Polresta Gorontalo Kota Bekuk Pelaku Penganiayaan yang Viral di Medsos
Hargo.co.id, GORONTALO – Sebuah video viral yang memperlihatkan penganiayaan terhadap seorang perempuan yang dilakukan oleh seorang pria di Jl. Taman surya Kelurahan Dembe Jaya, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo menyebar luas di media sosial, Sabtu (17/8/2024). Dalam 3 video yang beredar, pelaku melakukan penganiayaan dengan menggunakan tangan terkepal di bagian kepala belakang dan wajah…
#Dibekuk#Diringkus#Ditangkap#Kekerasan#Kota Gorontalo#Penganiayaan#Polresta Gorontalo Kota#Terduga Pelaku#Video Viral
0 notes