#soto betawi
Explore tagged Tumblr posts
thebleedingwoodland · 1 year ago
Text
Tumblr media
TS4 - Indonesian Cuisine (Part 2)
D E C O R A T I O N
6 Meshes converted from TS3 version. & Nasi Ikan Jimbaran TS3 version.
>> LINK Part 1
>> LINK Nasi Goreng, Rendang, Sate
----------------------------------------------------
🚨[FIXED] UPDATED 20 January 2024 : All food CC were cloned and using Specular images properly, so there are no more weird dark shadow appears on food mesh 🚨Please re-download again.
Tumblr media
----------------------------------------------------
Indonesia merupakan negara Asia Tenggara terbesar yang kaya akan budaya, dengan beragam suku dan memiliki banyak pulau, sehingga budaya kulinernya sangat bervariasi, tidak terbatas hanya Nasi Goreng, Rendang, Sate saja. Karena banyaknya variasi makanan tersebar di Nusantara, CC dekorasi makanan ini tidak cukup untuk merepresentasikan keseluruhan makanan Indonesia yang tersebar di berbagai pulau. Selamat makan!  
Indonesia is biggest Southeast Asian country that is rich of cultures, with many ethnicities and has a lot of islands, therefore has many variants of cuisine culture, not just only Nasi Goreng, Rendang, Sate. Because there are so many food variants across the archipelago, these decoration CC are not enough to represent all Indonesian cuisine that spread in many islands. Let's eat!
Sepiring Nasi has 10 swatches
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Nasi is rice in Bahasa Indonesia, which is staple food to be eaten together with lauk (dishes: consists of meat & vegetables). Indonesian food generally have Sambal option, therefore a lot of Indonesian food are served spicy.
Can be found on Decorations> Miscellaneous
Tumblr media
[ Download ] UPDATED 20 January 2024
66 notes · View notes
realtapiocafan · 18 days ago
Note
OHHHH HI SORRY I JUSTTTT saw your rb tags to the hated food post are youuuuu from indonesia too?!?!?!!!?!!!?! or like south east asia skdhsksj oh my godddd the sudden BAKMI AYAMMM SOTO BETAWI 😭😭😭 I ADOREEE SOTO BETAWIII love me santan rich indo food 😭👍👍👍👍👍 god sorry but like. the suddenness of like. BAKMI AYAMMM KERUPUKKK wdym soto BETAWIIII threw me off if you aren’t i apologize LMAOOO but like. if you ARE that’s crazyyy what are the ODDS 😭
- @chasedeys!! can’t ask from my sideblog soooo
LMAO my parents are indonesian (jakarta) and we go back often since a lot of my extended family still lives there, i forgot that i never said it online whoops
3 notes · View notes
foodffs · 1 month ago
Photo
Tumblr media
Soto Betawi (Indonesian Beef Soup)
by Chocolates & Chai
153 notes · View notes
chocolatesandchai · 2 months ago
Text
2 notes · View notes
the-fallen-six · 5 months ago
Note
What are everyone's favorite foods?
"Cookies!"
"Chicken nuggets!"
"Soto betawi. It's a type of soup."
"I like...ants on a log."
"Oh! Dad always made us omelets with peppers and onions on the weekends! I loved waking up to the smell of cooking eggs in the morning."
"Cowboy caviar! Momma made it the best. 💙"
2 notes · View notes
dear-indies · 2 years ago
Note
Hi hello! I wanted to know who some of your favorite male fcs are that are between 35 and 40 ish years old. Thanks in advance.
Nonso Anozie (1979) Igbo Nigerian.
John Krasinski (1979)
Daniel Henney (1979) Korean / German, Irish, English, Scottish.
Lee Pace (1979) - is queer.
Luke Evans (1979) - is gay.
Diego Luna (1979) Mexican / Scottish, English.
Conrad Ricamora (1979) Filipino / German, English, possibly other - is gay.
Ben Whishaw (1980) - is gay.
JD Pardo (1980) Argentinian / Salvadorian.
Vinny Chhibber (1980) Indian.
Brett Goldstein (1980) Ashkenazi Jewish.
Brian Tyree Henry (1981) African-American.
Miyavi (1981) Japanese / Korean.
Joe Taslim (1981) Chinese Indonesian.
Tenoch Huerta (1981) Nahua, Purepecha, and Spanish.
Ricky Whittle (1981) Afro-Jamaican / English.
Fawad Khan (1981) Pathan Pakistani.
Jesse Williams (1981) African-American, Seminole / Swedish.
Riz Ahmed (1982) Pakistani.
Sam Adegoke (1982) Nigerian.
Mahesh Jadu (1982) Kashmiri and Mauritian Indian.
Daveed Diggs (1982) African-American / Ashkenazi Jewish.
Iko Uwais (1983) Betawi Indonesian.
Utkarsh Ambudkar (1983) Marathi Indian / Tamil Indian.
Alfonso Herrera (1983) Mexican.
Aidan Turner (1983)
Alex Blue Davis (1983) - is trans.
Michael Malarkey (1983) Palestinian, Italian-Maltese / Irish, German.
Ed Skrein (1983) Ashkenazi Jewish / possibly English.
Marwan Kenzari (1983) Tunisian.
Andrew Garfield (1983) Ashkenazi Jewish / English.
Bobby Wilson (1984) Sisseton Wahpeton Oyate Dakota Sioux.
Sacha Dhawan (1984) Punjabi Indian.
Brian Michael Smith (1984) African-American - is trans.
John David Washington (1984) African-American.
Clayton Cardenas (1985) Filipino and Mexican.
Alex Meraz (1985) Purepecha.
François Arnaud (1985) - bisexaul.
Cooper Andrews (1985) Samoan / Hungarian Jewish.
Rahul Kohli (1985) Punjabi Indian.
Sinqua Walls (1985) Afro-Jamaican, French, Unspecified Native American, possibly other.
Martin Sensmeier (1985) Tlingit, Koyukon, Eyak, German and Irish.
Rahul Kohli (1985) Punjabi Indian - he/they.
Tanner Novlan (1986) Plains Cree and White.
Remy Hii (1986) Chinese Malaysian / English.
Bobby Soto (1986) Mexican and Puerto Rican.
Yahya Abdul-Mateen II (1986) African-American.
Hale Appleman (1986) Ashkenazi Jewish / Irish, English - is queer.
Ryan O'Connell (1986) - is gay and has cerebral palsy.
Lewis Tan (1987) Chinese Singaporean / Irish.
Arifin Putra (1987) Indonesian, Chinese, and German.
Here you go, anon!
17 notes · View notes
lamyaasfaraini · 1 year ago
Text
Day 28 - What is your favourite food and why?
30 days gratitude challenge
Makanan kesukaan? Wah apayaaah~ merunut ke belakang dulu, aku suka makanan rumahan. Waktu kecil apalagi, jarang ke resto2 apalah, cafe jg ngga ada kayanya. Paling ke resto sunda aja haha. Jadinya ya menu makanannya jg susundaan aja.
Sambel, suka pisan atuh wlpn diri ini ngga suka yg pedes2 amat tp cukup aja yg gabikin sakit perut. Makin kesini persambelan banyak macemnya, sambel bawang ay layk bgt, sambel matah, sambel dadak, sambel kecap jahe ituloh kalo makan ikan bakar duh enak. Dulu sempet suka bgt sama sambel bu Rudi, tp pedes bgt jd kuat makan dikit. Makan sederhana cuma sama tahu goreng nasi anget aja jg udah yahud asal sama sambel.
Kalo masakan rumahan buatan 2 kesayanganku yg udah tiada adalah, yg kesatu schootel mie (bisa pake makaroni) daging cincang sayur2an (jagung, wortel, kacang polong sesuai selera) made by ibuku, Ya Allah kangeeeen belom sempet minta resepnya keburu meninggal huhu. Yg kedua daging lapis (begitu namanya), rendangnya org sunda katanya tuh karena ada manis2nya dan ituuu enaaaak bgt huhu. Sama ini jg belom sempet nanya resep keburu meninggal.
Makanan kesukaan lainnya, soto betawi atau soto tasik (enak ini dua2nya), nasi goreng yg rempahnya rich bgt gt, nasi kebuli leh uga, ramen bolelaa yg lekoh kuahnya, chinese food suka sih yg bumbunya mantep pokonya, peracian mah atuh ofkros kek cilok goreng, batagor dan lumpia basah haha
Segitu aja kurleb, kalo ada yg kurang berarti lupa.. Banyak jg yah cuy fav foodnya hemm
4 notes · View notes
bungajurang · 1 year ago
Text
Bertemu kawan baik di Jakarta
Ia menempuh perjalanan selama 40 menit ke tempatku menginap. Ia mengendarai Yamaha Mio yang sama dengan yang ia gunakan di Jogja. Wajah yang familiar. Senyum dan mata yang sama. Terakhir kali kami bertemu di Jogja tahun 2020–tidak lama kemudian pandemi. Lalu kami menjalani hidup masing-masing. Jarang bertukar kabar, hanya sesekali mengomentari unggahan di Instagram Story atau WhatsApp Status, terkadang kami bertukar Reels kucing lucu.
Aku tidak merasa canggung sama sekali, meski sudah (hampir) 4 tahun tidak bertemu. Rasanya seperti hanya tidak ketemu selama beberapa minggu saja. Hal pertama yang ia tanyakan padaku adalah agendaku di Jakarta. Lalu ia menanyakan soal pekerjaan secara singkat. Lalu ia membuka aplikasi Google Maps dan mengetik tujuan kami. Earphone ia pakai di kedua telinganya. Duduk di bangku belakang mengenakan helm yang kacanya sudah kendor, membonceng orang Jakarta yang memiliki mindset naik motor ‘yang penting segera sampai tujuan’, aku sempat bingung mau pegangan apa. Pegangan pinggangnya tidak mungkin karena pasti canggung; akhirnya tiap ia mengerem mendadak aku berpegangan pada behel motornya, dan jaketnya.  
Baru setelah kami sampai di warung makan dan duduk tenang, kami bertukar kabar satu sama lain.
"Gimana kabarmu?" tanyanya.
"Ya begini." jawabku sambil membentuk huruf V di bawah dagu dengan kedua tanganku. "Kami gimana?"
"Ya begini-begini aja." jawabnya. Lalu kami tertawa.
Ia mengajakku makan soto betawi. Ia baru pertama kali ke sini, dan katanya banyak yang bilang soto di sini enak. “Aku mau ngajak kamu makan sesuatu yang nggak bisa kamu temui di Jogja.” katanya. DAN, soto betawinya enak. Banget. Kuahnya kental, rasanya gurih dan pas. Tomatnya enak, kentangnya enak. DAGINGnya enak, lembut dan banyak. Harganya 31 ribu.... belum termasuk nasi. Worth it!
Dari warung makan, kami pergi ke kawasan Blok M. Kami parkir di salah satu penyedia parkir (saat akan pulang, waktu menunjukkan pukul 12.15 WIB, dan Kang Parkir bilang, “10 ribu bang. Udah lewat jam 12 soalnya). Kami jalan kaki memutari taman Blok M. Sayang sekali, lampu di area kolam tidak nyala. Kami jadi tidak bisa melihat kolam. Lalu kami jalan di blok Little Tokyo yang penuh dengan restoran dan kafe bertema Jepang. 
Kami mampir beli rokok–aku beli rokok yang sama dengannya, Esse. Kami berniat nongkrong di tempat duduk warung itu, namun ternyata sudah mau tutup. “Bang, sorry ya dah mau tutup nih. Kursi sama mejanya mau dirantai, biar gak ilang.” kata penjualnya. Bingung juga aku; tadi di area taman kami diusir dua kali karena sudah malam, duduk di salah satu sudut pertokoan tidak nyaman karena kena lampu sorot yang menyilaukan. Akhirnya kami jalan kaki lagi, dan memutuskan duduk di trotoar, sambil mengamati orang-orang. Ia ahli mengamati orang. Mungkin itu kebiasaannya, mungkin itu adalah kebiasaan yang terbentuk selama kuliah antropologi, mungkin itu adalah karakternya.
Kami mengingat-ingat saat akhir tahun 2019 lalu pergi ke Solo. Naik motorku, Yamaha Mio-GT. Kalau diingat lagi, perjalanan waktu itu termasuk sebagai kemewahan, apalagi buat kami yang masih mahasiswa. Uang bensin, lalu makan tengkleng, beli printilan seperti masker dan rokok, lalu malamnya makan bebek goreng di Klaten. Senangnya, kami bergantian membawa motor. Waktu aku gantian di depan, hari sudah sore dan langit berubah menjadi oranye dan ungu. Aku berkali-kali bilang, “Langitnya cantik!” dan ia menimpali dengan, “Iya tahu, berisik!” Lalu kami tertawa. 
“Apa first impression-mu ke aku?” tanyaku. “Cewek pinter.” katanya. “Waw. Kalau aku dulu melihatmu sebagai orang yang brilian; mungkin dari sorot matamu dan caramu ngomong, sih.” kataku.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB lebih. Lama sekali kami mengobrol; soal kabar, soal pekerjaan, soal isu gerakan lingkungan, soal isu agraria, soal bagaimana ia sangat bangga dengan ruang terbuka dan transportasi publik di Jakarta–Jogja mana punya ruang terbuka kaya gini, ujarnya–meski ia ke mana-mana masih naik motor karena menurutnya lebih ekonomis dan efisien, soal sampah, soal hubungan romansa masing-masing, soal ketakutan akan masa depan, soal betapa pahitnya realita pasca kuliah, soal kabar teman-teman yang kami kenal.
Dalam perjalanan pulang, ia tanya apakah aku menganggapnya sebagai teman. Kujawab dengan sebal, "Ya iyalah. Kalau enggak buat apa aku mau ketemu!" Sambil memukul bahunya. Dia lalu lanjut bertanya, memangnya apa kriteria teman bagimu. Kujawab begini. Yang pasti aku tidak melihat kuantitas seperti frekuensi bertemu, hal-hal material seperti memberi hadiah atau mentraktir, sebagai ukuran pertemanan yang dekat. Aku memandang pertemanan melalui kualitasnya. Meski jarang bertemu atau berinteraksi di dunia maya, aku merasa lebih dekat dengan beberapa temanku karena ketika bertemu, rasanya tidak asing, tidak canggung dan tidak merasa seperti bertemu orang asing. Sementara ada beberapa orang yang sering aku jumpai, atau hanya sesekali juga, namun tiap bertemu aku merasa asing.
“Oooh gitu.” jawabnya. Aku lupa bertanya balik padanya, apakah ia juga menganggapku sebagai teman? Aku menjawab sendiri pertanyaanku dengan asumsi. Ya. Kalau tidak dianggap teman, sepertinya ia tidak akan menempuh hampir 2 jam pergi-pulang untuk menjemputku, mentraktir makan dan mengajak keliling jalan kaki. Ah, ya, jalan kaki–hal yang ia sukai. 
Obrolan yang hangat. Sehat-sehat selalu. Sampai ketemu lagi, Han.
Jakarta, 16-17 Desember 2023
2 notes · View notes
produsenbajumuslim · 1 year ago
Text
Makanan Pedas Kuah Khas Indonesia: Sensasi Pedas dan Lezat
Indonesia dikenal tidak hanya dengan keindahan alamnya tetapi juga dengan kekayaan kuliner yang lezat dan bervariasi. Salah satu ciri khas kuliner Indonesia adalah makanan pedas kuah yang menggugah selera. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa makanan pedas kuah khas Indonesia yang wajib dicoba.
Tumblr media
1. Soto: Soto adalah makanan khas Indonesia yang terdiri dari sup kuah beraroma dengan bumbu-bumbu khas seperti serai, jahe, kunyit, dan bawang putih. Soto biasanya disajikan dengan potongan daging, telur, tauge, dan nasi. Ada berbagai variasi soto di seluruh Indonesia, termasuk soto ayam, soto daging sapi, dan soto Betawi. Pedasnya soto seringkali ditentukan oleh saus sambal yang disajikan bersama.
2. Mie Ayam: Mie ayam adalah hidangan populer di seluruh Indonesia. Mie yang digoreng atau direbus disajikan dengan irisan daging ayam, tauge, dan irisan bawang merah. Mie ayam biasanya disajikan dengan kuah panas yang berisi kaldu ayam dan bumbu-bumbu pedas seperti cabai dan bawang putih. Kombinasi mie dan kuah yang pedas adalah sensasi yang tak terlupakan.
3. Rendang: Rendang adalah hidangan daging yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah yang melimpah. Daging, biasanya daging sapi, dimasak hingga empuk dalam kuah pedas yang kaya rasa. Rendang merupakan salah satu hidangan terenak di dunia, dan pedasnya menciptakan sensasi panas yang lezat.
4. Laksa: Laksa adalah hidangan kuah pedas yang terdiri dari mie tebal, daging atau seafood, dan bumbu pedas. Ada berbagai variasi laksa di seluruh Indonesia, termasuk laksa Betawi, laksa Makassar, dan laksa Padang. Kuahnya kaya dengan santan dan rempah-rempah, memberikan rasa pedas yang gurih.
5. Rawon: Rawon adalah hidangan khas Jawa Timur yang menggunakan bumbu kluwak yang unik. Kuah rawon berwarna hitam pekat dan kaya rasa dengan campuran bumbu seperti bawang putih, jahe, dan kunyit. Biasanya, rawon disajikan dengan daging sapi, telur asin, dan potongan tauge. Pedasnya rawon berasal dari sambal yang disajikan secara terpisah.
6. Mie Aceh: Mie Aceh adalah hidangan mie pedas khas Aceh yang dikenal dengan tingkat kepedasan yang tinggi. Kuah mie Aceh menggabungkan berbagai bumbu seperti cabai merah, kunyit, dan lengkuas, menciptakan rasa pedas yang sangat kuat. Mie Aceh biasanya disajikan dengan potongan daging sapi, udang, atau seafood.
7. Soto Betawi: Soto Betawi adalah variasi soto khas Jakarta yang menggunakan santan sebagai salah satu bahan utama. Kuah soto Betawi yang kaya dengan santan, bumbu seperti kemiri, dan potongan daging sapi atau jeroan menciptakan rasa pedas yang lezat. Biasanya, soto Betawi disajikan dengan nasi, telur, dan emping.
8. Sup Iga Penyet: Sup iga penyet adalah hidangan pedas berupa sup kuah dengan potongan iga sapi yang dihancurkan (penyet) dan disajikan dengan nasi. Kuahnya yang pedas dan gurih biasanya dihasilkan dari campuran cabai dan bumbu-bumbu rempah. Hidangan ini sering disajikan dengan sambal terpisah yang sangat pedas.
9. Soto Padang: Soto Padang adalah variasi soto yang berasal dari Sumatra Barat. Kuahnya berwarna kuning pucat dan kaya rasa dengan bumbu seperti ketumbar, kunyit, dan cabai merah. Daging sapi dan kentang sering menjadi bahan utama dalam hidangan ini, dan pedasnya soto Padang adalah salah satu yang paling terkenal di Indonesia.
10. Mie Goreng Jawa: Mie goreng Jawa adalah hidangan mie goreng khas Jawa Tengah yang dihidangkan dengan saus pedas yang kaya rempah. Mie ini sering diberi topping potongan telur rebus, tauge, dan bawang goreng. Rasanya yang pedas dan gurih membuatnya menjadi makanan yang sangat populer.
Makanan pedas kuah khas Indonesia adalah sajian yang penuh cita rasa dan nikmat. Kuah yang kaya dengan bumbu dan rempah memberikan sentuhan pedas yang tak terlupakan, dan variasi hidangan tersebut memberikan pengalaman kuliner yang berbeda. Tidak peduli di mana Anda berada di Indonesia, Anda pasti akan menemukan hidangan pedas kuah yang akan memanjakan lidah Anda. Jadi, jangan ragu untuk mencoba makanan pedas kuah khas Indonesia dan rasakan sensasi panas yang lezat!
2 notes · View notes
underasugarmoon · 1 month ago
Text
0 notes
hlnwnhphotos · 1 month ago
Text
The “Unexpected” Detour  
Note: some of these photos have a blue hue to them. It was an editing style I chose at the time.
Without any certain plan in hand other than taking pictures, Pasar Baru became our destination and meeting point.
Tumblr media Tumblr media
Culinary was our first destination: from cakwe to kue cubit, and (the undocumented) bakmi to soto betawi, safe to say our tummy were well-satisfied by the end of the day.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
The "unexpected" -- but very much welcomed -- detour happened quite early in the day, before we even touched the delicious cakwe.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
We visited Yayasan Vihara Dharma Jaya, a vihara that’s built in 1660. One of the vihara employee welcomed us and guided us through the buildings. One of the many things I noticed was the soft smell of incense all around the building.
Tumblr media Tumblr media
Blackened ceilings due to years of built-up candles and incenses.
0 notes
thebleedingwoodland · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Selamat pagi! Sabtu yang indah diawali dengan makanan yang nikmat. Beberapa hidangan makanan Indonesia.
Good morning! Beautiful Saturday started with delicious food. Here are some Indonesian cuisine.
1). Bebek Betutu
Duck with Betutu (means "roasted meat" in Balinese language) style of cooking, aromatic spices, lawar, and rice. This dish is from Bali, Indonesia.
Bebeknya empuk, gak alot.
The duck meat is tender, not tough.
2) Lukisan Bali
Balinese painting.
3). Soto Betawi
Hearty beef soup from Jakarta consisting of chunks of meat and offal that are slowly simmered in a coconut milk broth, which is usually enriched with various spices such as lemongrass, turmeric, galangal, kefir lime leaves, and coriander.
4). Es Podeng
Shaved ice with Kue Lapis Pandan (layered soft rice flour pudding with Pandan leaves).
9 notes · View notes
turisiancom · 3 months ago
Text
TURISIAN.com - Kuliner di Blok M, Jakarta, kini semakin populer karena menawarkan berbagai hidangan yang memikat para pecinta makanan dari berbagai penjuru. Tahun 2024 ini, misalnya, kawasan ini tidak hanya menjadi destinasi belanja dan hiburan. Tetapi juga menawarkan pengalaman kuliner yang semakin beragam dan modern. Kuliner Tradisional dengan Sentuhan Modern Blok M terus mempertahankan ciri khasnya sebagai tempat menikmati kuliner tradisional Indonesia. Soto Betawi, nasi uduk, dan sate ayam khas Blok M tetap menjadi favorit pengunjung. Namun, tahun ini banyak warung tradisional yang memberikan inovasi. Seperti Soto Betawi berisi wagyu dan nasi uduk beraroma truffle. Pop-Up Food Festival Inovasi terbaru di Blok M adalah hadirnya Pop-Up Food Festival yang digelar setiap bulan. Festival ini menghadirkan puluhan stan makanan dari UMKM hingga restoran terkenal. Salah satu yang menarik perhatian adalah street food fusion. Seperti martabak mozzarella dan es kopi durian, yang ramai diperbincangkan di media sosial. Kehadiran Restoran Internasional Tahun 2024 juga ditandai dengan meningkatnya kehadiran restoran internasional di Blok M. Restoran Korea, Jepang, dan Thailand mendominasi lantai atas Blok M Square. Mereka, menawarkan hidangan autentik seperti Korean BBQ, sushi segar, hingga Pad Thai yang otentik. BACA JUGA: Bagi Pecinta Kuliner Daging, Ini 5 Tempat Makan Steak di Bandung yang Perlu Dicoba Konsep Kafe Unik dan Instagramable Kafe-kafe dengan konsep unik juga tumbuh subur di Blok M. Salah satunya adalah Sky Garden Cafe, yang menawarkan pemandangan malam kota Jakarta dari rooftop. Dengan menu khas seperti kopi latte rempah dan donat pandan. Pengunjung muda menjadikan kafe ini sebagai tempat nongkrong sekaligus berfoto untuk media sosial. Makanan Ramah Lingkungan Blok M juga mengikuti tren makanan sehat dan ramah lingkungan. Restoran vegan dan organik mulai bermunculan, menyediakan menu seperti salad lokal, smoothie bowl, hingga burger berbahan dasar jamur. Mudah Dijangkau dengan MRT Dengan aksesibilitas yang mudah melalui MRT Jakarta, Blok M menjadi destinasi favorit baik bagi warga lokal maupun wisatawan. Kawasan ini menawarkan pengalaman kuliner yang lengkap, mulai dari makanan pinggir jalan hingga hidangan premium. Blok M tahun 2024 menjadi bukti bagaimana sebuah kawasan bisa bertransformasi menjadi pusat kuliner yang modern tanpa melupakan akar tradisinya. Jika Anda mencari petualangan rasa, Blok M adalah tempat yang wajib dikunjungi tahun ini!
0 notes
dear-indies · 2 years ago
Note
Hello!! I hope you're having a great weekend :) I was wondering if I could ask for some suggestions for a 35-50 y/o male faceclaim who's possibly got a gritty vigilante vibe going on - ethnicity doesn't matter, but preferably someone with Jewish ancestry. Thank you a bunch and take care!!
Gabriel Macht (1972) Ashkenazi Jewish.
Sasha Roiz (1973) Ashkenazi Jewish.
Joaquin Phoenix (1974) Ashkenazi Jewish / English, with some Scottish, Scots-Irish/Northern Irish, German, Irish, Welsh, and French Huguenot.
Josh Radnor (1974) Ashkenazi Jewish, as well as approximately 1/8th Irish, 1/8th possibly English.
Taika Waititi (1975) Māori, as well as distant British Isles, possibly French-Canadian / Irish, English, Scottish, Northern Irish, one quarter Ashkenazi Jewish.
Cole Hauser (1975) Ashkenazi Jewish / German, Irish, Walloon Belgian, French, Scottish.
Brett Goldstein (1980) Ashkenazi Jewish.
Morgan Spector (1980) Ashkenazi Jewish / Irish, possibly other..
Daveed Diggs (1982) Ashkenazi Jewish / African-American.
Ari Millen (1982) Ashkenazi Jewish.
Ed Skrein (1983) Ashkenazi Jewish / possibly English.
Wison Bethel (1984) Ashkenazi Jewish, English, possibly Welsh.
Aditya Roy Kapur (1985) Indian / Indian Jewish.
Hale Appleman (1986) Ashkenazi Jewish / Irish, English - is queer.
Oliver Jackson-Cohen (1986) Egyptian Jewish / English.
Zac Efron (1987) Ashkenazi Jewish (paternal grandfather), as well as English, German, Scottish, possibly Irish, and remote Dutch and Belgian/Flemish - in Firestarter!
and:
Don Lee (1971) Korean.
Richard Armitage (1971)
Daniel Sunjata (1971) African-American, Irish, German.
Khary Payton (1972) African-American.
Karl Urban (1972)
Idris Elba (1972) Sierra Leonean / Ghanaian.
Andrew Lincoln (1973)
Scott Adkins (1976)
Lateef Crowder (1977) Afro Brazilian.
Pablo Schreiber (1978)
Nonso Anozie (1978) Igbo Nigerian.
Omar Sy (1978) Mauritanian / Fula Senegalese.
Tom Ellis (1978)
Ian Anthony Dale (1978) Japanese, one-eighth Portuguese-Macanese / English, German, French-Canadian.
Santiago Cabrera (1978) Chilean [Spanish, Basque, French and Belgian/Flemish, English, Irish, German, possibly other].
John Krasinski (1979)
Vinny Chhibber (1980) Indian.
David Giuntoli (1980)
JD Pardo (1980) Argentinian / Salvadorian.
Ricky Whittle (1981) Afro-Jamaican / English.
Rami Malek (1981) 87.5% Egyptian 12.5% Greek.
Tahar Rahim (1981) Algerian.
Colin O'Donoghue (1981)
Joe Taslim (1981) Chinese Indonesian.
Ben Barnes (1981)
Tenoch Huerta (1981) Mexican of Nahua, Purepecha, and Spanish descent.
Adan Canto (1981) Mexican.
Gabriel Luna (1982) Mexican and Lipan,
Iko Uwais (1983) Betawi.
Michael Malarkey (1983) Palestinian, Italian-Maltese / Irish, German.
Aidan Turner (1983)
Marwan Kenzari (1983) Tunisian.
Steven Yeun (1983) Korean.
Sacha Dhawan (1984) Punjabi Indian.
Burak Özçivit (1984) Turkish.
Max Riemelt (1984)
Rômulo Estrela (1984) Brazilian.
John David Washington (1984) African-American.
Clayton Cardenas (1985) Filipino and Mexican.
François Arnaud (1985) - is bisexual.
Adam Demos (1985)
Alex Meraz (1985) Mexican of Purepecha descent.
Miguel Gomez (1985) Colombian.
Martin Sensmeier (1985) Tlingit, Koyukon, Eyak, mixed European.
Peter Gadiot (1986) Mexican / Dutch, some French.
Jai Courtney (1986)
Josh Segarra (1986) Puerto Rican.
Robert Pattinson (1986)
Penn Badgley (1986)
Bobby Soto (1986) Mexican and Puerto Rican.
Yahya Abdul-Mateen II (1986) African-American.
Casey Deidrick (1987)
Arifin Putra (1987) Indonesian, Chinese, and German.
İlhan Şen (1987) Turkish.
Lewis Tan (1987) Chinese Singaporean / Irish, possibly English.
sdfsdf men in this age range with this vibe are @lewistan's and mine's speciality so a big thank you to her and also @antlerqueer for helping!
11 notes · View notes
Text
5 Kuliner Khas Betawi yang Wajib Dicoba di HUT ke-497 Jakarta
Tumblr media
Berikut adalah 5 kuliner khas Betawi yang wajib dicoba saat merayakan HUT ke-497 Jakarta:
Soto Betawi: Kuah santan yang kaya rempah dengan daging sapi atau jeroan, sering disajikan dengan nasi dan emping. Soto ini memiliki cita rasa yang unik dan menggugah selera.baca selengkapnya.. klik link disini
0 notes
hanifcreative · 6 months ago
Text
Ciri Khas Soto Betawi, Ada Bahan Tambahan yang Bikin Creamy!
Ada di peringkat pertama dan kedua, makanan khas masyarakat Indonesia kembali tercatat dalam daftar Sup Terbaik di dunia versi TasteAtlas. Rawon yang ikonik ada di peringkat pertama dan ciri khas soto Betawi membawanya menduduki peringkat kedua
1 note · View note