Tumgik
#siklus hidup
andromedanisa · 4 months
Text
Menunggu Jalan Keluar..
Ibnu Rajab rahimahullah :
انتظار الفرج بالصبر عبادة، فإن البلاء لا يدوم
“Sabar menunggu jalan keluar adalah ibadah, karena musibah itu tidak akan kekal.”
(Majmuu Rasaail Ibnu Rajab, 3/155).
kalau dipikir-pikir memang benar ya, apa yang paling ditunggu-tunggu saat banyak sekali masalah ya dihadapi? jawabannya adalah solusi dan jalan keluar dari masalah tersebut. dan bagaimana caranya agar bisa keluar dari masalah? jawabannya ya dengan meminta pertolongan Allaah. dengan apa? dengan sabar dan sholat.
"Menunggu jalan keluar dengan kesabaran bernilai ibadah karena musibah pasti berakhir." (Al Allamah Ibnu Rajab rahimakumullah)
adakalanya kita pernah di posisi berusaha mencari solusi kesana kemari,mengetuk pintu satu ke pintu yang lain, berpikir keras sampai tidak makan, tidak tidur. menghubungi semua relasi yang kita kenal, dan mencari bantuan orang-orang yang dirasa memiliki power.
namun kita lupa untuk pertama kali meminta pertolongan kepada Allaah, lupa untuk berhenti dan melepas harap kepada selainNya. kita terlalu bangga dan merasa cukup dengan diri sendiri. padahal sesungguhnya pertolongan Allaah itu dekat. namun seringkali kita lupa sebab angkuhnya diri ini.
kala tidak ada solusi dan jalan keluar. kita baru ingat untuk kembali pulang kepada Allaah Dzat pemilik alam semesta ini. lalu kita mencoba bersabar atas hal yang terjadi sembari menunggu keajaiban datang dalam hidup kita. namun kurangnya sabar pada diri terkadang membuat kita lari dan menjauh dariNya. padahal tidak seharusnya demikian.
pertolongan Allaah akan kita dapati ketika pengharapan kepada selain Allaah terputus dan terus berupaya menanam sabar dalam diri. itulah mengapa sabar dan sholat Allaah tekankan kala kita sedang menghadapi permasalahan hidup yang cukup berat.
layaknya dunia ini yang sementara, maka masalah yang sedang kita hadapi juga sementara. kesedihan yang kita rasakan pun juga sementara. sebab demikianlah cara bekerja dunia. datang dan pergi dalam pengulangan.
adakalanya memang masalah yang kita hadapi terasa begitu sesak sekali. sampai-sampai ingin menyerah saja, sampai-sampai lelah sekali dalam menghadapinya. maka satu hal yang tidak boleh terputus dari seorang mukmin adalah untuk tidak berputus asa dari Rahmat Allaah. untuk tidak berprasangka buruk kepadaNya. sebab akan selalu ada hikmah dan kebaikan yang akan kita temui nantinya meski saat ini kita nggak paham apa hikmah dan kebaikan yang kita dapatkan.
tidak ada kedzaliman dalam sebuah takdir bila kita beriman. ingatlah itu lekat-lekat.
jika saat ini sedang menghadapi permasalah yang dimana dunia terasa begitu sempit. teruslah memupuk harap bahwasanya pertolongan Allaah itu dekat, sangat dekat. ini hanya sementara, adakalanya malam datang dengan begitu pekat dan dingin, adakalanya ia akan tenggelam dan digantikan dengan hangatnya sinar matahari pagi.
siklus kehidupan silih berganti, demikian dengan dunia, demikian dengan hidup kita. Allaah selalu ada untuk kita, yang membedakan adalah cara kita dalam menyikapi untuk menjemput pertolongan dengan cara yang bagaimana.
maka melembutlah wahai diri, bersabarlah engkau dengan sabar yang baik. sebagaimana yang telah Allaah perintahkan kepadamu.
sudut mata || 17.06
175 notes · View notes
edgarhamas · 6 months
Text
"Masa Ini Akan Berlalu..."
Edgar Hamas | @ceritaedgar
Pernah dengar kisah seorang raja yang memiliki cincin bertulis "masa ini akan berlalu?"
Ia kisah singkat, tentang seorang raja bijak yang selalu diingatkan dengan kalimat "masa ini akan berlalu" setiap kali ia mendengar sebuah laporan dari menteri-menterinya.
Ketika ada laporan tentang hal buruk dan itu sampai ke telinga sang raja, ia pun sempat gelisah dan khawatir berlebih. Namun ia melihat cincinnya dan membaca "masa ini akan berlalu."
Gelisahnya hilang. Ia tahu masa buruk tak akan selamanya. Maka ia fokus membenahi masalahnya.
Pun ketika ada kabar gembira yang membuat semua orang bersorak-sorai, sang raja pun kembali menoleh melihat cincinnya, "masa ini akan berlalu."
Tadinya ia senang berlebihan. Namun setelah diingatkan oleh tulisan itu, ia kembali tenang. Ia senang, namun tak terlena dan bereuforia.
Siklus, itu adalah kuncinya. Sang raja jadi bijak karena tahu masa buruk tak akan selamanya. Masa senang pun tak akan berlama-lama. Sebab ia mengerti bahwa hidup berputar.
"Masa ini akan berlalu", kini coba kau renungkan. Jika kau sedang sedih, ketahuilah ia tak akan selamanya.
Pun bagi siapapun yang berbuat zalim. Kau mengira mereka akan di atas selamanya? Mengira bahwa mereka tak terkalahkan?
"Masa ini akan berlalu", yang zalim akan hilang. Yang di bawah akan naik. Yang tenggelam akan timbul. Yang dizalimi akan menang.
Termasuk di Gaza, Palestina.
Semua ada masanya. Semua ada waktunya. Yang sedang naik daun akan ada saatnya hilang. Yang terkenal akan redup. Yang berkuasa akan usai.
Semua yang di bumi itu fana. Akan usai. "...tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal..." (Ar Rahman 27)
270 notes · View notes
nonaabuabu · 29 days
Text
Nggak apa-apa, nggak apa-apa banget. Setiap orang pernah salah, setiap orang pernah memilih sesuatu yang buruk, setiap orang pernah marah dan kecewa, setiap orang pernah berlagak sok tahu, setiap orang pernah sombong dan pongah. Meski untuk kamu, ada beberapa pilihan yang keterlaluan. Nggak apa-apa.
Aku tahu gimana kamu bertahan, gimana kamu berusaha menahan diri dan mencoba menikmati hidup saat yang tersaji bukan yang diinginkan siapapun. Aku tahu seberapa lelah kamu berjuang, bahkan pernah menyerah dan nyaris melayangkan nyawa. Nggak apa-apa untuk semua itu.
Sekarang jadikan ia masa lalu ya. Udah uji cobanya, kamu udah belajar banyak hal. Udah melawannya, kamu udah terlalu banyak menghabiskan energi. Udah ya, sekarang tundukkan egomu, rawat pengalaman itu untuk lebih baik.
Luka yang udah menganga itu anggap sebagai pintu agar kebaikan datang, kesadaran untuk tetap melaju. Ini hanya siklus hidup, ini hanya fase yang akan terlewat. Kalaupun semua rencanamu nggak terwujud, ingat hal yang terjadi tanpa terduga juga ngasih pengalaman yang kalah hebat. Kamu cukup sedikit lebih peka dan menerima, bahwa nggak semua hal harus seideal yang kamu pahami.
Nggak apa-apa ya, pijak lagi bumi dan mari menikmati hari.
51 notes · View notes
hellopersimmonpie · 7 months
Text
Belajar hidup dengan baik itu butuh usaha yang cukup panjang dan butuh self compassion yang besar. Dibesarkan dalam budaya yang mengglorifikasi segala macam ketidaknyamanan membuat gue menyadari betapa sulitnya mencintai diri sendiri. Betapa sulitnya membedakan antara menjadi berlebihan atau pure memang berusaha hidup dengan baik.
Gue hidup dengan ADHD. Salah satu gejalanya adalah mudah depresi ketika siklus hari-hari gue terlalu dinamis. Meskipun struktur otak ADHD pada dasarnya tidak menyukai rutinitas, tapi gue butuh struktur dan jadwal yang tetap dan tidak terlalu banyak agar gue nggak stress karena di setiap perpindahan, gue harus belajar lagi untuk memusatkan perhatian. Gue lebih baik dengan 3 jam diisi 1 kegiatan dibanding 3 jam diisi dengan kegiatan. Ini ngebuat gue stress.
Sewaktu gue menjelaskan ini ke orang lain, nggak banyak yang bisa berempati. Semua mengatakan:
"Kamu harus belajar menyesuaikan diri"
Sekalipun gue sudah menjelaskan kondisi ADHD gue. Karena tidak banyak orang yang familiar dengan kondisi ini dan semua dianggap sebagai sesuatu yang dibuat-buat padahal itu nyata. Akhirnya gue yang berusaha banget sedikit memaksa orang lain mengikuti cara gue. Biar hidup gue less stessfull. Di samping itu, gue juga belajar banget nyari apa yang ngebuat gue merasa nyaman. Entah itu lingkungan yang tidak berisik, harumnya teh dan banyak lagi. Gue belajar untuk tidak merasa bersalah ketika gue menghindari sebuah ruangan hanya karena ruangan itu berisik.
Beberapa tahun lalu, Dea adalah Dea yang dinasehati orang-orang di sekitar karena kamarnya berantakan, jilbabnya tidak disetrika, sering banget telat janjian, dan sering menggunakan kaos kaki yang berbeda antara kanan dan kirinya.
Beberapa tahun lalu, Dea adalah Dea yang sering banget menangis karena selalu merasa dirinya malas. Sering banget time blind dan orang sekitar berkomentar:
"Kamu tuh sebenernya pinter. Tapi kamu kurang effort makanya hasil yang kamu dapatkan nggak banyak"
Gue nangis hanya karena ada temen yang mungkin maunya memotivasi tapi malah ngirim pesen:
Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas.
Gue, setiap ganti rutinitas secara mendadak, dampaknya bakal insomnia berhari-hari. Sementara pekerjaan menuntut gue bisa berpindah dari satu tugas ke tugas lain dengan cepat dan jadwal rapat yang kadang mendadak. Gue baru nemu perubahan jadwal ini ngebuat gue stress dan insomnia tuh ya setelah melewati journaling yang cukup lama. Sampai gue pada akhirnya bisa membaik dengan mengurangi beban pikiran satu persatu. Berusaha hidup dengan sangat terstruktur agar ada beberapa hal yang bisa di-otomasi dan di-optimasi sehingga gue punya waktu kosong untuk bernafas.
Belakangan, gue merasa hidup gue berprogress ketika gue sudah nggak pernah kehabisan kaos kaki meskipun kaos kaki gue cuma 5. Gue juga nggak pernah pakai kaos kaki yang berbeda. Gue nggak pernah menangis kalau tugas nggak selesai. Gue sudah kerja keras. Gue perlu menyadari bahwa waktu adalah resource. Kalau tugas nggak selesai, yang perlu terus diupgrade adalah prosesnya. Kalau sudah mengerjakan semuanya dan tetap belum selesai, berarti memang bebannya yang terlalu banyak.
Gue sudah paham bahwa kerja itu memang harusnya 40 jam per minggu. Tidak mudah termakan gaslight orang lain. Tetap aware bahwa gue sangat mungkin punya kekurangan. Demikian juga dengan orang lain :")
Menulis ini untuk mendokumentasikan jika kelak gue harus melewati peristiwa besar lagi dan gue lupa bahwa untuk hidup dengan baik memang butuh usaha panjang banget. Jangan sampai gue patah semangat untuk menjalani hidup.
Terimakasih Dea yang sudah minum vitamin sama supplemen zat besi rutin, makan makanan bergizi, bikin jadwal tidur, nyari macam-macam teh, berolahraga, mencari teman, mengejar cita-cita, ngoding, meneliti, dan menulis lagi. Semoga nanti bisa hidup dengan baik, penuh kasih sayang dari sekitar dan di lingkungan yang tenang.
Terimakasih buat keluarga yang mau jemput gue dari kampus ke rumah biar nggak capek tiap kali pulang. Terimakasih buat temen-temen yang sudah menyediakan "lab riset" sehingga gue bisa eksplore dunia storytelling lagi.
Mari menghargai diri dengan baik dan menemukan teman-teman yang baik juga.
108 notes · View notes
manifestasi-rasa · 2 months
Text
Day 6
24 Juli 2024
Selama satu tahun belakangan ini, aku menjadi asisten di Biro Pengembangan Instrumen dan Analisis Data Fakultas. Satu tahun yang terasa cepat sekali. Satu tahun yang tiba-tiba mau selesai. Kontrakku setahun, dan meski senyaman apa, aku tau aku ngga akan memperpanjang. Terus aku sedang merasa sedih, karena kudu pisah sama asisten" lain di saat kami sedang hangat-hangatnya, saat chemistry dan bondingnya tersusun erat. Tapi waktu bilang, saatnya kamu selesai :)
Di biro ini aku belajar banyak sekali tentang analisis data kuanti, suatu hal yang berguna untuk riset dan kepenulisan ilmiah. Selain belajar itu, aku juga bertemu dengan kemungkinan lain di sini. Kemungkinan yang ingin aku usahakan, sekaligus ingin aku pendam saja. Di sini juga, kita sering hanya duduk saling diam dengan buku masing-masing, ataupun saling menghadap layar dengan tugas masing-masing.
Saat tidak ada klien, kami biasa bercengkerama di kantor, entah ngobrol kesana kemari, atau main ludo yang kadang disertai umpatan sopan (mana ada?! hahah). Atau ketika menemukan kasus unik, grup akan ramai dan penuh dengan "terus ini gimana?" yang akan berujung kami konsultasi pada Pak au, dosen pembina di biro yang masih muda sekali. Sesekali kami nongkrong di luar jam kuliah dan kantor. Kadang di susu segar, hari lalu di mie yamin. Obrolannya ngga jauh-jauh dari ngomongin topik riset, psikologi, kurikulum baru, dll. Hal yang kusadari belakangan: bercanda sama mereka seringkali disisipi gurauan ytta karena pakai istilah dalam statistika. Yang bikin kami geleng-geleng lalu bilang "bisa ngga, gausah ngomongin statistik lagi??".
Aku juga sangat terbantu dengan workshop-workshop dan upgrading yang diadakan oleh biro. Kadang diadakan secara resmi bekerjasama dengan fakultas, kadang upgrading dadakan karena 'kasus-kasus unik' dalam analisis data yang bikin kita merasa bodoh karena gatau cara menyelesaikannya.
Manis. Memang. Tapi sekali lagi, waktu udah minta kita untuk rampung. selesai. ikhlas atau tidak. sedang hangat atau dingin. waktumu untuk pergi. Aku berusaha "tidak apa, memang begitu siklus hidup, seringkali memaksa kita pergi saat kita merasa sudah fit", tapi tetap saja aku sedih dan berujung membuang air mata dalam perjalanan pulang. mungkin salah satu sebabnya, aku khawatir kemungkinan lainku menemui kemungkinan lainnya di kemudian hari. ah, rumit.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
7 notes · View notes
ismahaha · 5 months
Text
Siklusnya Emang Gitu, Viral Dikit Ikut
Apa yang terlihat, untuk lucu-lucuan aja sih memang. Yang tersaji, sekadar hiburan. Tapi makin diperhatikan, kok ya semua yang viral harus diikuti? Apa karena semuanya selalu dinormalisasi?
Mandi lumpur udah lewat, ibu-ibu joget di live juga udah lewat, berita artis seliweran terus ada, konten joget joget juga akan selalu ada, gak peduli usia, gak peduli jenis kelamin. Mirisnya lagi, banyak video potongan anak-anak diminta orangtuanya untuk joget, berlenggak lenggok. Padahal dia laki-laki. Bersemangat orang bilang semangat ngontennya, tertawa, dan mendukung satu sama lain.
Giliran ada yang komen menasihati, habis dia dibuat oleh yang lain. Dikatain jalan rezeki orang beda-beda, gak usah serius kali hidup, dan sebagainya. Begitulah seterusnya, menormalisasi.
Netizen mengawal para artis papan atas, katanya tugasnya. Netizen mengawal sesama rakyat biasa, katanya biasa.
Viral dikit ikut, konten tak sesuai dengan pikirannya langsung tersulut emosi tanpa melihat dan memastikan kebenaran.
Sebenarnya ingin menjadi netizen seperti apa juga adalah pilihan yang harus dipilih. Hem. Aku suka scroll medsos, berbagai video ku tonton. Dunia perartisan, kartun, konten viral yang memuakkan, semua ku tonton. Kalau lucu aku tinggal tertawa. Kalau tak mendidik, aku tinggal menyingkirkan jempol, tak perlu tersulut emosi, dan tak perlu tertarik untuk mengikuti gaya konten yang dilihat itu.
Kalau sudah sadar, diri sendiri bukan orang yang bijak bermedsos, setidaknya bisa tau mana konten viral yang bisa diikuti dan tidak. Mana yang bisa didukung dan tidak. Mana yang bisa didoakan untuk kesuksesannya dan tidak.
Tau kan betapa menyeramkannya diri kita yang gak bisa mengontrol diri sendiri? Ya beginilah gambarannya.
Lihat konten nikah, pengen nikah.
Lihat konten perceraian, jadi takut nikah.
Lihat konten perselingkuhan, jadi curigaan.
Lihat komen netizen bullying, ikut bullying.
Gawat.
Dahlah, memilih mau menjadi netizen seperti apa juga adalah pilihan. Semangat, dan memang beginilah siklus konten viral, ikut-ikutan.
#tautannarablog7
#day9
9 notes · View notes
findingmyway2nowhere · 5 months
Text
"Kamu kok belum hamil sih? Udah mau setahun lho, kalian.
Ngga usah ditunda-tunda lah.
Liat itu teman-teman sebayamu anaknya udah 2."
Pertanyaan tahun ini mulai naik level, dari "kapan nikah?" ke "Kapan hamil?". Yup, ini kuberi nama siklus hidup. Thank you banget sudah perhatian, tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua manusia bisa "legowo" menerima pertanyaan tadi. Alangkah baiknya di sambung dengan mendoakan, bukan malah membanding-bandingkan atau menghakimi.
Memang siapa sih, yang ngga pengen cepat punya momongan? Ngga ada, kecuali memang menunda karena ada 1 dan lain hal.
Proses kita tidak bersamaan dengan yang lain, mungkin di saat teman-teman sudah menikah, kamu masih mengejar karir, sedang berusaha membahagiaan orang tua, atau sedang sibuk mengenyam pendidikan lebih tinggi dan banyak lagi. Kesiapan mental, finansial, apalagi tentang parenting dalam pernikahan itu penting. Begitu juga dengan momongan, Allah tahu kapan waktu yang tepat untuk di berikan anak. Sebagai manusia hanya perlu berdoa, berusaha, bertawakal pada Allah agar disegerakan.
Teruntuk pasutri baru yang belum kunjung garis dua, sabarr. Ini bukan sebuah perlombaan. Merasa sedih itu wajar, tapi jangan sampai lelah berusaha. Mencoba saran promil dari dokter atau dari teman, saudara, mengelola pikiran agar tidak stres, melakukan pola hidup sehat, semoga apa yang di inginkan segera Allah berikan.
Amiin.
Jangan bersedih ya, calon ibu dan calon ayah, saling support lebih baik. 🤗
9 notes · View notes
temusukma · 7 months
Text
Memaknai Bahagia
Mentafakkuri nafsi; di bulan ramadhan yang suci
Pada dasarnya, manusia hanya menanti dari satu kebahagiaan menuju kebahagiaan yang lain. Setelah itu apa? Hampa. Sebab dia sadar, jika rasa bahagia itu hanya memberikan efek hormon dophamin saja—euforia sesaat. Bahwa bahagia itu mempunyai durasi dan tidak akan bertahan selamanya. Pagi hari mungkin dia bergembira, namun di sore hari ia kembali berduka. Oleh sebab itu, manusia terus mencari, mengejar sesuatu yang sekiranya dapat memuaskan hasrat duniawinya terus menerus. Menunggu pengumuman kelulusan kuliah, atau menunggu info diterima dari pekerjaan misalnya.
Hal ini terus berlarian di kepala dan terus membuatku bertanya, "sampai kapan siklus ini akan terus berlanjut? Jujur saja ini cukup melelahkan, tapi terkadang aku tidak tau bagaimana caranya berhenti." Sebab saat aku berhenti, aku akan merasa diriku tiada berarti. Namun saat terus mengejar, aku merasa bahwa diriku terlalu ambisius, sesekali merasa bosan, namun ada sesuatu yang kurasa masih kurang.
Hidup tak ubahnya hanyalah wujud sebuah pelarian, dari rasa ketidakbahagiaan untuk kemudian mencari bahagia lain yang kuinginkan. Sampai lupa, jika ada yang perlu dibenahi dari diriku sendiri. Barangkali bukan aku yang tidak beruntung, hanya saja aku yang kurang meluaskan syukur. Bahwasanya, ada banyak sekali hal-hal sederhana yang perlu untuk dinikmati dengan sedemikian rupa. Sebab siapa yang tau? Jika di lain waktu, bahkan sedetik pun atau setitik kesempatan saja tak bisa kudapatkan dengan begitu mudahnya seperti saat sekarang, apalagi sampai menikmatinya.
Barangkali, sebenarnya aku hanya perlu menikmati hari ini tanpa perlu mengkhawatirkan hari esok. Dengan catatan, jalani setiap hari-hari yang dilalui dengan pembelajaran dan kegiatan positif. Entah memaknai hal-hal sederhana sekali pun. Seperti betapa beruntungnya diri, kala shubuh ini masih dapat bernafas menghirup udara sejuk dari surga, lalu melaksanakan shalat shubuh beserta sunnah qobliyahnya. Mungkin bagi orang lain hal itu hanya sesuatu yang biasa saja. Tapi bagiku, hal itu sungguh membuat batinku tentram luar biasa. Bahkan melebihi kebahagiaan-kebahagiaan yang pernah ada. Kau tidak akan tau sudah sejauh mana dunia merubahku. Aku yang dulu dapat melaksanakan sholat shubuh tepat waktu di setiap harinya, namun kini hanya dapat melaksanakannya kadang-kadang saja. Syukur-syukur ada bulan suci ramadhan, yang mengharuskanku terpaksa untuk membuka mata lebar-lebar, menahan kantuk yang sudah tak tertahan hingga menjelang waktu shubuh tiba.
Dan pada akhirnya, diriku menyadari jika kebahagiaan itu dapat kutemukan setiap saat, bahkan di setiap tempat. Sebab ia terletak di hati, dan diri sendiri yang menciptakan. Maka jika rasa bahagia itu sudah bersemayam di hati, kurasa ia tidak akan mungkin pergi kemana pun raga ini berlari. Dan tentu akan lebih baik jika hati sebagai tempat bersemayamnya kebahagiaan, juga dirias dengan hubungan yang indah dengan Tuhan pemilik semesta alam.
Semoga kita senantiasa selalu dalam lindungan dan Ridho Allah. Swt. Semoga kita tidak menyiakan Ramadhan kali ini dengan kesia-siaan yang merugikan kita, lalu membiarkannya berlalu begitu saja.
Salam hangat, selamat berpuasa :)
—Temusukma
10 notes · View notes
andromedanisa · 18 days
Text
kepada diriku;
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allaah.
kita punya Allaah yang Maha Penyayang. kok putus asa? kok berhenti berharap? kok jadi takut? nanti gagal lagi, nanti ini, nanti itu,.
dear, tidak ada kata gagal. yang ada belajar. tidak ada kata gagal dalam hidup orang beriman yang bertauhid kepada Allaah. yang ada hanyalah proses pembelajaran. setiap kali kita terjatuh, kita belajar untuk bangkit. setiap kali kita terjatuh kita belajar tentang hati-hati. setiap kali kita terjatuh, kita belajar bagaimana cara supaya jatuhnya tidak sakit seperti jatuh sebelumnya. siklus hidup memang seperti itu.
jadi kalau kamu jatuh, itu artinya bukan gagal, bukan takdirnya karena kamu nggak cocok. nggak, nggak gitu. terkadang memang setiap dari kita akan diberikan pembelajaran.
maka jangan berprasangka buruk tentang apapun kepada Allaah, yaa..
89 notes · View notes
kerikiltumpul19 · 1 year
Text
Tumblr media
Bahkan sehelai daun kering pun jatuh dalam pengaturan-Nya. Maka tak ada satu pun yang ada di alam ini luput dari pantauan-Nya.
Lalu bagaimana dengan kata “kebetulan” dan “keberuntungan” ? Mungkin selama ini kitalah yang keliru. Ada Allah di sana, di setiap kejadian.
“Selamat berjuang”. Yang kutahu, Allah selalu ada. Semoga meski berlumur dosa, kita tak membuat hidayah-Nya terhalang untuk sampai.
“Selamat berproses”. Entah melangkah memulai atau pun perjalanan mengakhiri, yang kutahu selama kita hidup akan selalu ada siklus yang tak akan pernah berhenti. Semoga kita selalu istiqamah menghadapi setiap babak istimewa dalam hidup ini.
“Semoga Allah selalu memudahkan urusan kita”. Jangan lelah dan menyerah!
27 notes · View notes
nonaabuabu · 7 months
Text
Meromantisasi Sendirian
Tumblr media
Aku sendirian itu nggak cuma dalam bentuk aku masih single, tapi aku benaran tinggal sendiri. Semua aktivitas di luar pekerjaan sepenuhnya aku lakukan sendirian.
Ini memasuki bulan ke-enam, kalau sebelumnya aku masih punya teman berbagi banyak kegiatan bersama karena dulu tinggalnya bareng teman lain, sekarang semuanya sendiri. Mulai dari belanja, masak, beresin rumah dan sederet kegiatan lain.
Jujur, lima bulan belakangan aku kesepian. Kalau diingat-ingat ini momen paling panjang aku sendirian, meski udah merantau belasan tahun, aku selalu punya teman dan momen sendiriannya hanya sekali dua kali. Jadi bisa dibilang, ini ujian yang susah sekali dipetik hikmahnya.
Berulang kali aku mencoba bersikap bijaksana, tapi pada akhirnya runtuh lagi dan jadi sesenggukan. Kepala rasanya penuh tapi hidup kosong, konon lagi kantong, melompom. Dan barangkali ini usaha kesekian untuk selamat dari rasa kesepian, ya lagi-lagi meromantisasi sendirian.
Aku baca buku mana aja yang mau aku baca, terlepas isinya ngeselin, menyenangkan atau aku nggak paham. Aku baca buku puisi dengan suara nyaring, seolah-olah aku lagi di pentas musikalisasi puisi, nggak lupa pakai penghayatan dan maki-maki. Aku putar musik genre galau untuk ikutan nyanyi, bertingkah kayak yang punya panggungnya sendiri. Ganti ke musik beat atau rock dan kadang bollywood juga kpop, terus joget asik seolah lagi di dancefloor. Aku masak makanan paling mampu yang kubuat, buat minum segar, dan makan sambil videoin diri sendiri (ini parah sih) biar kayak mukbang ala-ala.
Aku melakukan banyak hal yang menciptakan suasana meningkatkan mood sendiri, meski masih sering ambruk dan tiba-tiba melow berkepanjangan. Siklus berulang yang kadang aku yakinkan, nggak masalah jatuh asalkan aku nggak berencana selamanya di sana. Bahkan kalau mau berenang di tempat yang buat tenggelam, nggak apa-apa. Anggap aja lagi syuting mermaid dan kau adalah antagonisnya (ingat ya antagonis itu juga peran utama).
Mungkin satu-satunya yang nggak kulakukan dalam rangka meromantisasi hidupku yang sendirian ini adalah, menuliskan puisi cinta yang manis. Soalnya urusan itu, cintaku selalu terasa pahit, bahkan mungkin lebih pahit dari empedu. Meski, kayaknya aku mulai ngehalu dengan kisah manis dari buku yang kubaca baru-baru ini.
Tapi meski sebanyak itu yang kulakukan untuk meromantisasi kesendirian, aku nggak mau menyebut itu sebagai self love. Karena konon yang aku dengar, perempuan kalau self love menyenangkan dirinya dengan membeli hal-hal yang dia mau, dan aku belum mampu melakukan itu, dan kalau nanti aku mampu aku mau belajar frugal living dan hidup minimalis. Sekarang kan masih kategori miskin, jadi santai dulu nggak si. Kan nggak akan membeli barang yang nggak berguna juga meski suka. Prioritas kebutuhan masih banyak soalnya.
50 notes · View notes
tulisanmimi · 1 year
Text
Tumblr media
Dalam perjalanan bertumbuh, kadang ada beberapa hal dari dalam diri yang luput kita sadari sebelumnya. Ada ruang luka batin yang mengetuk, meminta untuk dihadapi. Ada potensi diri yang baru diketahui dan diminta untuk dimaksimalkan. Juga hal-hal lain sebagainya. Begitulah hidup, selalu ada siklus learn, unlearn, relearn. Bertumbuh terus ya diri. Gapapa pelan-pelan asal tetap melaju. Hwaiting, Dear!
24 notes · View notes
msabl · 1 month
Text
benar ya, semakin bertambah usia maka akan semakin banyak juga pelajaran hidup yang benar-benar akan membuat kita berfikir berkali-kali dalam mengambil tindakan, bahkan hal sekecil apapun itu. bukan semakin menyepelekan, tapi semakin berfikir apa manfaat dari hal itu.
aku sadar, aku butuh teman. aku butuh sahabat untuk sekedar mendengar cerita sehari-hari atau sekedar mengajaknya keluar membeli makanan dan bercerita sambil tertawa.
sudah ku dapatkan, aku berteman dengannya sejak kelas dua MA. sampai sekarang kita sudah berteman sekitar 6 tahun. tapi ternyata ada rasa kesal yang membuatku tidak ingin lagi lebih dekat dengannya. mungkin aku saja yang berlebihan, dan aku yang tidak mengerti keadaan dia. sampai akhirnya kita berhenti saling bercerita.
aku selalu sadar akan kalimat "people come and go" tapi rasanya, kalau orang terdekat yang pergi tetap sedih pasti. aku juga sadar, siklus pertemanan kalau sudah ada yang memiliki pasangan, pasti tidak akan seperti saat sama-sama sedang sendiri. akan ada yang lebih dia dahulukan, bukan lagi teman. akan ada yang selalu mendengar dan ada untuk dia selain teman. akan ada yg selalu bisa ada waktu untuknya selain teman.
bukan tidak suka, tapi sepertinya dia sedang asik dengan pasangannya. dan aku sudah baik-baik saja dari rasa kesalku saat itu. aku tetap mendoakan dia yang terbaik. semoga kita bisa saling bercerita lagi ya sahabat.
2 notes · View notes
Text
ETIKA INFORMASI
Tumblr media
Etika informasi merupakan salah satu cabang etika yang berfokus pada hubungan antara penciptaan, pengorganisasian, penyebaran, dan penggunaan informasi serta standar etis dan ketentuan moral yang mengatur perilaku manusia dalam bermasyarakat. Etika adalah suatu cabang ilmu filsafat yang mempelajari tentang sebuah nilai ataupun kualitas (norma). Etika juga menjadi sebuah studi mengenai suatu standar dan penilaian tentang moralitas. Etika merupakan suatu kebiasaan tata cara dalam berperilaku, baik itu dalam keseharian maupun dalam lingkungan masyarakat. Bahasannya mencakup etiket mengenai informasi sebagai sumber daya, sasaran, dan produk informasi. Kajian tersebut membantu merancang kerangka awal untuk mengatasi masalah-masalah moral yang terkait dengan privasi informasi, agen-agen moral, masalah lingkungan baru (terutama bagaimana agen-agen moral bersikap dalam infosphere), dan masalah yang timbul dari siklus hidup informasi (terutama mengenai kepemilikan dan hak cipta, kesenjangan digital, dan hak digital).
2 notes · View notes
nayahuang · 6 months
Text
Mendengarkan dan Memahami
Bertahun-tahun yang lalu, pernah berada pada masa tidak seorangpun yang bisa dipercaya, tidak seorangpun yang bisa mendengarkan cerita, tidak seorangpun yang peduli kecuali keluarga hanya dikarenakan rasa iri yang membuncah orang-orang begitu tega melakukan hal-hal yang tidak memikirkan perasaan orang lain.
Bahkan pernah suatu ketika seseorang yang hidup dan matinya sudah ditolong dengan sangat enteng mengatakan, "aku terpaksa berteman sama dia karena kasian aja." Begitu menyedihkan, ya? Hingga harus dikasihani hahaha.
Beranjak dari hal tersebut aku belajar banyak hal, belajar untuk lebih menghargai orang lain apapun itu backgroundnya, belajar untuk mengerti orang lain apapun itu perjalanan hidupnya, belajar untuk mendengarkan dengan sepenuhnya cerita orang-orang yang memilih aku untuk menjadi pendengar ceritanya, dan belajar untuk menjaga rahasia dari setiap cerita-cerita yang disampaikan. Belajar untuk memahami dan hadir secara utuh untuk setiap jiwa-jiwa yang membutuhkanku pada saat itu.
Disakiti, dikhianati, dibohongi emang sepaket dalam sebuah siklus kehidupan. Namun, dibalik semua hal menyakitkan yang terjadi menjaga pikiran tetap positif itu sangat penting dan tidak membalas hal yang sama pastinya.
Dari semua perjalanan itu, aku menyadari bahwa manusia dewasa awal sangat kompleks dengan segala probelmatika kehidupannya terkadang mereka hanya membutuhkan orang yang mampu mengerti dan mendengarkan cerita mereka saja itu udah sangat membantu tanpa disadari. Akankah kamu yang selanjutnya ingin didengarkan dan dimengerti olehku? Let see!
4 notes · View notes
alizetia · 2 years
Text
Seluas Samudera
Bila kamu lihat luasnya samudera, darinya kita belajar bahwa gemuruh ombak yang sahut menyahut mengantarkan kehidupan dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Ternyata tak sepenuhnya menggambarkan kekayaan dan sisi misterius yang disimpannya.
Samudera tak butuh memposting indah litoral miliknya kepermukaan, namun siapapun yang penasaran dan mengintip pada jernih airnya akan dengan mudah melihat betapa cantik kepunyaannya.
Ia juga tak perlu mengabarkan pada langit dan darat, tentang kegelapan dan sisi suram yang dimilikinya. Biarlah kegelisahan, kesedihan, keburukan yang dimilikinya berada pada kedalaman paling pekat dimana hanya ia, Tuhan, atau sedikit dari penyelam tangguh yang bisa mengetahuinya. Karena baginya, ia hanya perlu menjalankan perannya untuk hidup dan menghubungkan siklus - siklus kehidupan bagi yang lainnya.
59 notes · View notes