#sepeda anak balita
Explore tagged Tumblr posts
Text
Aku meletakkan smartphoneku di bangku kecil kereta. Menghela napas panjang. Algoritma sosial mediaku sering kali memunculkan konten tentang anak pertama. Mix feeling membaca cerita mereka. Ada beberapa yang relate dan ada juga yang tidak, tapi kebanyakan konten yang lewat mengenai beratnya menjalani peran tersebut.
“Kenapa wajahmu berubah gitu?” tanya Felicia kepadaku
“Pernah engga sih, kamu nemuin konten-konten tentang bahasan anak pertama gitu?”
“Pernah dong, kenapa?”
“Banyak banget konten semacam itu lewat di beranda,” gerutuku
“Kamu merasa terganggu?”
“Hmm engga terlalu sih, Cuma heran aja kenapa konten itu isinya kok negative vibes gitu,” jawabku sambil nyengir
“Merasa engga relate ya?” tanyanya.
“Relate tidak ya?” balasku.
Aku memandang ke arah luar cendela. Sawah luas, jalanan panjang, sungai, aktivitas orang-orang diluar sana menyambut penglihatanku selama perjalanan menuju pulang. Akhirnya, setelah delapan bulan, hari ini tiba juga. Perlu waktu hampir 14 jam untuk menyelesaikan perjalanan ini hingga kota terakhir. Kota tujuanku. Rumahku.
Akibat konten-konten yang aku lihat tadi, memori masa laluku terpantik. Aku seperti memutar film di dalam otak. Teringat banyak momen kali pertama. Mungkin orang di luar sana sering menyebutnya momen trial and error. Orang di luar sana kadang juga menjuluki anak yang menempati posisi kami ini dengan julukan produk trial and error. Yap, posisi anak pertama.
Putaran babak pertama film di otakku tentang kenangan kami sekeluarga membeli perabotan rumah. Salah satunya kursi plastik balita, tentunya itu khusus untukku. Kursi pertamaku. Warnanya biru. Seingatku, beli di toko perabotan dekat dengan tempat tinggal kala itu. Abah membonceng kami naik sepeda onthel, satu-satunya kendaraan yang kami miliki. Abah didepan, mengemudikan. Aku digendong Mamah, duduk diboncengan belakang. Tangan kanan Mamah mendekapku erat. Sementara tangan kirinya memegang kursi yang baru dibeli. Aku tidak bisa berkutik, sebab ruang geraknya sungguh sempit. Oh iya, gerimis kecil juga ikut meramaikan perjalanan kami. Kursi itu jadi satu-satunya kursi balita yang ada di rumah sampai saat ini. Bertahun-tahun digunakan bergilir, pertama olehku, kemudian adik-adikku.
Putaran kenangan selanjutnya. Masa awal masuk SD, mungkin usiaku sekitar tujuh atau delapan tahun. Aku ingat sekali, bagaimana Abah menungguku bersiap berangkat sekolah. Abah menggambar. Padahal beliau sudah berpakaian rapi, siap berangkat kerja. Beliau menungguku yang bersiapnya lama sembari menggambar sketsa calon rumah kami. Membangun rumah, itulah master plan yang sedang berusaha diwujudkan keluarga kami untuk memiliki rumah pribadi. Saat itu aku bingung Abah menggambar apa, karena bentuknya tidak aku kenali seperti wujud rumah. Bentuknya kotak-kotak, sementara rumah di bayanganku tidak begitu, hehehe. Sesekali Abah juga bertanya, “mau rumah yang seperti apa, Kak?” Beliau bertanya dengan wajah sumringah dan penuh semangat. Aku sangat ingat.
“Hoy, kenapa senyum-senyum sendiri?” ucapnya tiba-tiba sambil menyenggol kakiku.
“Iiiih, kamu siih.” Aku kesal karena putaran kenangan tadi buyar.
“Lagi mbayangin apa siiih?” tanya dia penasaran.
“Hehe, kayaknya kalau aku tidak jadi anak pertama, aku tidak akan mengalami hal itu deh,” jawabku.
“Hah, ngomong apa sih kamu tuh, engga paham aku.”
Sebagai sulung, banyak momen kali pertama yang aku lalui bersama Abah dan Mamah. Di fase dewasa ini, kok kenangan itu rasanya manis ya, bagiku? Saat ini, aku merasa lebih bisa melihat bagaimana usaha Abah dan Mamah tumbuh sebagai manusia dan orang tua yang semakin lebih baik. Yang awalnya orang tua dengan anak satu, kini ada beberapa. Aku melihat bagaimana perubahan cara Abah dan Mamah mengutarakan kemarahan kepada anak-anaknya. Semakin mengarah ke cara-cara bijaksana, hehehe. Aku bisa melihat bagaimana Abah dan Mamah mengubah kondisi ekonomi untuk menghidupi kami, dari yang di masa awal hidupku, kondisinya tidak seberapa cukup. Aku juga melihat bagaimana Abah dan Mamah makin bertambah perannya, awalnya hanya masyarakat pendatang biasa.
Kali pertama memang lekat dengan trial and error. Tapi bukankah tidak apa-apa kalau momen kali pertama itu malah jadi batu loncatan untuk lebih baik? Di hidupku ini, aku merasa beruntung menjadi sulung dan mengalami banyak percobaan kali pertama dalam bersama Abah dan Mamah.
4 notes
·
View notes
Text
Sudah bertahun-tahun gak pernah kesini akhirnya kesini untuk belanja. .. Tiara Dewata, tempat yang selalu mewarnai indahnya masa kecilku dan masa anak-anakku. Memang legend banget nih tempat. .. Masa-masa Balita, aku suka diajak kesini karena ada odong-odongnya. Biasanya aku diajak kesini sama orang tua habis dari cek ke dokter anak dan disuntik. Nah karena suka nangis klo disuntik, penawarnya adalah diajak kesini. .. Masa-masa SD aku juga suka kesini buat main PS dan tamiya. Ada cerita agak edan, aku naik sepeda dari Kuta sampai Denpasar cuma buat main ke Tiara Dewara. Padahal alasan sama orang tua mau beli peralatan sekolah. Jangan ditiru ya adik-adik. .. Masa-masa SMP, dimana masa-masa aku belajar berenang dan suka sekali berenang, tempat ini menjadi tempat favoriteku juga untuk berenang. Aku suka sekali dulu menyelam di kolam renang Tiara Dewata hingga menyentuh lantai paling dasarnya, maklum dulu terkenal kolam renang ini yang paling dalam se Denpasar katanya. Nah, klo waktu SD aku kesini naik sepeda, waktu SMP aku malah sudah naik motor. Belum punya SIM tapi udah nakal seperti itu. Yang ini juga jangan ditiru ya. .. Dan sejak SMA sampai sekarang tidak pernah datang kesana, ini pertama kalinya sejak bertahun-tahun. .. Kini Tiara Dewata sudah banyak yang berubah, tapi satu yang tidak berubah dari dulu kala. Yaitu bau pop corn dan jingle mesin pop cornnya. Mengingatkanku dengan masa kecil yang indah.
0 notes
Text
Mengenal Usia Ideal Anak-anak untuk Bermain dengan Mainan
Bermain adalah bagian integral dari perkembangan anak-anak. Mainan tidak hanya menyediakan hiburan, tetapi juga berperan penting dalam mendukung perkembangan kognitif, sosial, dan motorik mereka. Namun, setiap jenis mainan memiliki usia ideal penggunaannya, karena anak-anak berada pada tahap perkembangan yang berbeda-beda. Artikel ini akan membahas usia ideal anak-anak untuk bermain dengan mainan, serta bagaimana memilih mainan yang sesuai dengan tahapan perkembangan mereka.
1. Bayi (0-12 Bulan): Pada usia ini, bayi sedang dalam tahap eksplorasi sensorik. Mainan yang tepat adalah mainan yang mempromosikan pengembangan indra, seperti mainan berwarna-warni dengan tekstur yang berbeda, mainan gigitan untuk meredakan rasa gatal pada gusi, atau mainan yang mengeluarkan suara lembut untuk merangsang pendengaran mereka.
2. Balita (1-3 Tahun): Balita sedang aktif menjelajahi dunia sekitarnya dan mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasarnya. Mainan yang cocok meliputi blok bangunan besar, mainan jigsaw sederhana, mainan guling untuk dorongan motorik kasar, dan mainan kreatif seperti krayon besar atau pasir bermain yang aman.
3. Anak Pra-sekolah (3-6 Tahun): Pada tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan imajinasi dan keterampilan sosial mereka. Mainan yang ideal untuk anak pra-sekolah termasuk boneka dan aksesorisnya, permainan peran seperti dapur mini atau dokter-dokteran, mainan konstruksi yang lebih kompleks, dan buku cerita dengan gambar yang menarik.
4. Anak Sekolah Dasar (6-12 Tahun): Anak-anak pada usia ini membutuhkan mainan yang mendukung perkembangan kognitif mereka. Puzzle yang lebih kompleks, permainan strategi, mainan ilmiah, dan permainan olahraga seperti sepeda atau bola cocok untuk tahap perkembangan ini. Mereka juga dapat menikmati mainan kreatif seperti set lukis atau permainan pembuatan model.
5. Remaja (12-18 Tahun): Pada masa remaja, anak-anak lebih cenderung tertarik pada permainan yang melibatkan interaksi sosial dan pengembangan keterampilan tertentu. Permainan papan strategi, permainan video yang mendidik, puzzle yang lebih kompleks, dan permainan yang melibatkan kelompok atau tim adalah pilihan yang baik.
Tips Memilih Mainan yang Tepat:
1. Perhatikan Label Usia: Setiap mainan biasanya dilengkapi dengan label usia yang merekomendasikan rentang usia penggunaannya. Ini memberikan panduan untuk memastikan mainan tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
2. Perhatikan Keamanan: Pastikan mainan memenuhi standar keamanan yang ditetapkan. Hindari mainan dengan bagian yang dapat terlepas dan menjadi risiko tersedak. Bahan mainan juga sebaiknya aman dan bebas dari zat berbahaya.
3. Pertimbangkan Ketertarikan Anak: Perhatikan minat dan kegiatan yang disukai anak. Memilih mainan yang sesuai dengan minat mereka dapat meningkatkan motivasi dan keinginan untuk belajar.
4. Mainan Edukatif: Mainan yang mendidik dapat memberikan manfaat ganda. Pilih mainan yang dapat merangsang perkembangan keterampilan kognitif, motorik, dan sosial anak-anak.
5. Rangsang Kreativitas: Mainan yang merangsang kreativitas dan imajinasi dapat membantu perkembangan anak-anak. Berikan mereka mainan yang memungkinkan mereka untuk berkreasi dan mengeksplorasi ide-ide baru.
6. Berikan Ruang untuk Eksplorasi: Bebaskan anak-anak untuk mengeksplorasi berbagai jenis mainan. Ini membantu mereka menemukan minat dan bakat mereka sendiri.
7. Mainan Interaktif: Mainan yang melibatkan interaksi sosial dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan komunikasi dan kerjasama. Pilih mainan yang dapat dimainkan bersama teman atau anggota keluarga.
8. Evaluasi Kembali Secara Berkala: Seiring dengan pertumbuhan anak, evaluasi kembali mainan yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Anak-anak sering kali memiliki minat yang berubah seiring waktu.
Memilih mainan yang sesuai dengan usia anak membantu memastikan bahwa mainan tersebut tidak hanya menyenangkan tetapi juga mendukung perkembangan mereka. Mainan yang tepat dapat menjadi alat pembelajaran yang efektif, membantu anak-anak mengembangkan berbagai keterampilan sambil tetap menikmati masa kecil mereka.
1 note
·
View note
Text
Giatkan Program CSR Bidang Kesehatan, Astra Motor Bali Fasilitasi Posyandu Banjar Margajati
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR – Astra Motor Bali sebagai main dealer sepeda motor Honda wilayah Bali secara rutin melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility). Di bulan Februari ini, kegiatan CSR ditujukan di bidang kesehatan dengan memfasilitasi dan mendampingi kegiatan Posyandu Banjar Margati yang merupakan banjar yang berada di area sekitar lokasi Astra Motor. Dengan target 50 anak-anak balita kegiatan Posyandu dimulai dari pagi hingga siang hari yang mana balita mengikuti serangkaian pemeriksaan diantaranya pengukuran tinggi dan berat badan, lalu melakukan pendataan anak, selanjutnya pemberian vitamin dan makanan sehat. Selain balita dalam kegiatan ini juga melayani lansia dengan melakukan pemeriksaan tensi. Kegiatan ini didukung oleh kader Posyandu yang merupakan warga Banjar Margajati. PIC CSR Astra Motor Bali, Tangguh Rinekso mengatakan, bentuk dukungan Astra Motor Bali dalam kegiatan CSR kesehatan pada Sabtu (11/2/2023) ini berupa fasilitas tempat dan makanan sehat yang disediakan untuk kader Psyandu dan balita. “Dengan semangat Sinergi Bagi Negeri dan turut menyukseskan program pemerintah khususnya di bidang Kesehatan, Astra berkomitmen menjalankan program-program sustainability (berkelanjutan) seperti Astra Cerdas, Astra Sehat, Astra Hijau, dan Astra Kreatif di semua anak perusahaannya. Salah satu bentuk kegiatan Astra Sehat, kami melakukan mendampingan dan memfasilitasi kader Posyandu dengan harapan turut membantu kelancaran dan kenyamanan kader posyandu dalam kegiatannya dan menyukseskan agenda Posyandu yang rutin dilakukan oleh kader sehingga dapat membantu terwujudnya program pemerintah,” ungkap Tangguh. Kader Posyandu Banjar Margajati yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak 12 orang yang telah menjalani pelatihan. Pada kesempatan itu pula dilakukan penyerahan sarung tangan medis (Sensi Gloves). Kepala Dusun Margajati, I Nyoman Wahyu Satriawan, mengucapkan terima kasih atas fasilitas dan support yang telah diberikan Astra Motor. “Harapannya dengan fasilitas dan dukungan ini bisa meningkatkan pelayanan kesehatan untuk warga banjar yang mana sebelumnya pengadaan bantuan berasal dari dana desa. Dengan dukungan Astra Motor ini sangat membantu kami dalam hal menambah fasilitas yang sangat bermanfaat dan nyaman untuk masyarakat kami,” tutupnya.(bpn) Read the full article
#AstraMotorBali#BaliPortalNews#Balita#BanjarMargajati#Bayi#CSR#Honda#IbuHamil#Posyandu#SinergiBagiNegeri#stunting#TJSL
0 notes
Text
TURISIAN.com - Liburan seru bersama keluarga memang menjadi hari yang ditunggu. Cibubur Eat and Play bisa jadi salah satu pilihan. Selain posisinya dekat dengan ibu kota Jakarta, theme park ini memang sangat cocok untuk menghabiskan waktu akhir pekan bersama keluarga. Tempat ini berlokasi di Jalan Pasar Lama, Cileungsi, Jawa Barat tepatnya di samping Rumah Makan Nyi Iteung. "Konsepnya kami mau ada tempat rekreasi di Cileungsi yang murah meriah dan bisa dijangkau mulai dari anak balita sampai lanjut usia," kata Pengelola Cibubur Eat and Play Nadiya seperti dikutip Turisian.com dari Kompas.com, Selasa 17 Januari 2022. BACA JUGA: Sumut Siapkan Jambore Volkswagen, Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Banyak hal yang bisa dilakukan bersama keluarga terutama anak-anak di Cibubur Garden Eat and Play. Harga tiket masuknya juga cukup murah yakni Rp 25.000 per orang baik saat hari biasa atau akhir pekan. Aktivitas yang bisa dilakukan Berikut beberapa aktivitas yang bisa dilakukan selama kamu di Cibubur Garden Eat and Play: 1. Main wahana seru Cibubur Garden Eat and Play memiliki berbagai macam permainan untuk anak-anak seperti trampolin, lego, istana balon. Kemudian ayunan, kuda-kudaan, sepeda, becak mini, balon air, bombom car, kolam bola dan srodotan donat. Untuk wahana seperti trampolin, lego, ayunan, perosotan, kuda-kudaan, sepeda, becak mini, saung dan gazebo, bisa diakses secara gratis karena sudah termasuk dalam harga tiket masuk. BACA JUGA: Curug Cipamingkis, Wisata Alam Bogor Pas untuk Liburan Keluarga "Yang berbayar ada bombom car, balon air, srodotan donat, mandi bola, istana balon sama game coin," ujar Nadiya. Sementara untuk wahana balon air, srodotan donat, kolam bola dan balon air akan dikenakan biaya tambah Rp 10.000 sampai Rp 15.000. 2. Berfoto di spot Instagramable Kawasan ini juga memiliki beberapa spot menarik yang instagramble. Selain di spot foto yang disediakan, kamu juga bisa berfoto dengan robot biayanya Rp 5.000. BACA JUGA: Pembangunan Mal Baru di Jakarta, Alternatif Tepat Rekreasi Akhir Pekan 3. Bersantai di saung dan kulineran Setelah lelah bermain dan berfoto, kamu bisa beristirahat di beberapa saung yang disediakan sambil kulineran di kantin. Harga makanan dan minuman di kantin juga cukup murah yakni mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 35.000. ***
0 notes
Photo
Begini Tampang Wanita Pembunuh Sadis Bocah 4 Tahun Seorang wanita berhijab yang diduga melakukan pembunuhan sadis di sumenep akhirnya di ringkus polisi Berdasarkan pemberitan yang sudah beredar Pelaku pembunuhan bocah 4 tahun yang ditemukan tewas mengenaskan terbungkus karung di dalam sumur tua di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur saat ini sudah diamankan pihak kepolisian. Perlu diketahui bahwa Pelaku adalah seorang ibu muda berinisial SL dan berusia 30 tahun. Ia juga merupakan kerabat korban yang tinggal bertetangga dengan korban. Dan tidak disangka karena Korban bahkan sering bermain di rumah SL bersama anak-anak lainnya dan juga anak pelaku. Dan juga Bahkan pada satu kesempatan pelaku sempat mengabadikan momen kebersamaan mereka dengan mengambil foto bersama korban dan kedua anaknya. Dalam sebuah foto yang beredar di media sosial, tampak pelaku tengah dikelilingi oleh korban dan dua bocah seusia korban dimana salah satunya diduga anak pelaku. Sementara itu pelaku berada di posisi tengah bocah-bocah tersebut sambil menggendong seorang balita yang merupakan anak keduanya.
Jika melihat dari foto kebersamaan mereka itu, tidak diduga pelaku akan tega melakukan pembunuhan dengan cara sadis terhadap bocah 4 tahun tersebut. Berdasarkan informasi yang dihimpun, menurut keterangan kepolisian, pembunuhan itu dilakukan SL dengan cara menutup mata korbannya dan memasukkan bocah tersebut ke dalam karung dalam keadaan hidup. Kapolres Sumenep, AKBP Darman mengatakan, di dalam karung, bocah perempuan itu pun sempat menangis dan memanggil mamanya. Namun bagaimanapun reaksi bocah tersebut, SL tidak memperdulikannya. SL selanjutnya membawa karung berisi bocah itu ke luar rumah lalu membawanya pergi menggunakan sepeda motor matic dengan meletakkan korban di depan. Pelaku selanjutnya berhenti di sebuah jalan raya yang berada di Dusun Pandan Desa Ambunten Tengah, Kecamatan Ambunten. Ditempat itu, SL menurunkan karung berisi korban dan mengangkatnya perlahan lalu membuangnya ke dalam sebuah sumur tua yang berlokasi di sekitar pinggir pantai. Diberitakan sebelumnya seorang bocah 4 tahun bernama Selfie Nur Indah Sari menjadi korban pembunuhan dan ditemukan tewas mengenaskan di dalam sebuah sumur tua pada Rabu (21/4/2021). Sebelum ditemukan tewas, korban dilaporkan hilang sejak Minggu (18/4/2021) sekitar pukul 11.00 WIB. Saat itu polisi menduga kuat bocah tersebut menjadi korban pembunuhan. Saat ditemukan pun perhiasan yang sebelumnya digunakan korban juga tidak ditemukan.
#PembunuhSadisSumenep #WanitaPembunuh #WanitaPembunuhdiSumenep #HukumDanKriminal https://bacasaja.co.id/2021/04/30/begini-tampang-wanita-pembunuh-sadis-bocah-4-tahun/?feed_id=6378&_unique_id=608b3e94f37e1 Kunjungi Website Kami di https://halodunia.co.id https://halodunia.net https://bacasaja.co.id https://bacasaja.today https://halodunia.network https://pakarseo.info http://bacasaja.info http://bacasaja.net
1 note
·
View note
Text
Juli(d)
Beberapa hari lalu nganterin mama berangkat sekolah, pas pulang mampir isi angin+beli bensin. Eh, ada segerombolan adek-adek pada gowes, berhenti di depan tambal ban, terus nanya ke masnya tambal ban;
"Mas, kalo tambal ban sepeda berapa?"
"Lima ribu," jawab masnya.
Terus adeknya pergi, mungkin ga jadi tambal ban karena uangnya ga cukup. Aku melongo aja ngeliatin mereka pergi. Kasian, batinku.
Udah selesai, jalan lagi deh aku.
Dari belakang aku liat, karena ban sepeda si salah satu adek tadi bocor, jadilah se-rombongan adek-adek tadi jadi nuntun semua. Baik-baik bangeeet temennya, batinku. Tapi pas aku udah nyalip rombongan itu, aku liat ada satu orang yang udah agak jauh di depan, naikin sepedanya. Kayaknya sih temennya, soalnya dia bolak-balik berhenti terus nengok-nengok ke belakang.
Mulailah jiwa julidku berkata dalam hati, "Gimana sih si adek satu ni. Udah tau temen-temennya pada nuntun di belakang semua, nemenin yang bannya bocor. Malah ditinggal,"
...
Pas abis sholat ied kemarin, anak-anak (yang ternyata) tetangga yang seumuran adekku main ke rumah, mau ngajakin adekku nonton penyembelihan kurban. Aku bilang 'ternyata' karena kukira mereka temen sekolahnya adekku.
"Oiya, masuk dulu. Sadu-nya masih ganti baju. Siapa ini namanya?"
"Nabila sama Lala, mbak"
"Oalaah, udah gede-gede banget ya. Maaf ya, kukira temen sekolahnya Sadu"
Ya gitu, karena jarang pulang aku jadi kurang update tumbuh kembang anak-anak kicil deket rumah. Di bayanganku mereka ya masih 5 tahun aja kayak dulu. Pintar kali aku, emangnya yang tumbuh cuma adekku. Wkwk
Abis manggilin adekku, baru ingat lah aku sama pengumuman panitia kurban abis sholat tadi.
Karena itulah ada bisikan bernada julid dalam hatiku, "Lha kan dah dibilangin sama panitia ga usah nonton, biar ga penuh-penuh amat. Ibu-ibunya ga bilangin anak-anaknya po ya," batinku sambil masuk kamar.
...
Tadi pagi, jalan pagi. Di deket rumah tuh ada semacem acara sunday morning gitu, banyak yang buka lapak. Jadinya pada jalan-jalan sekalian jajan-jajan deh. Bertemulah aku dengan sebuah keluarga yang bapak, ibu, dan anaknya yang besar sudah pakai masker, tapi adeknya yang masih balita malah ga pake. Aku pun kembali berjulid ria dalam hati, "Gimana sih orang tuanya. Kalo ngasih masker ya sekalian ke anaknya juga dong, kan anak-anak termasuk rentan," sambil kusalip rombongan keluarga itu.
...
Bahkan kamu tu ga ngebayarin adek itu buat tambal ban yang cuma 5 ribu.
Bahkan kamu lebih memilih cuek daripada nyoba bilangin temen-temen adekmu kalo sebaiknya ga usah nonton aja.
Bahkan kamu ga ngasih solusi dengan ngasih masker atau ngedoain biar adek balita itu baik-baik aja.
Terus apa yang bikin kamu jadi punya hak buat julidin mereka?
Sudah 2 hari sejak bulan Juli berakhir, tapi julidmu kok masih jalan terus sih?
Nah kalo lagi nulis gini inget teorinya, bisa refleksi diri, tau juga kalo banyak salah. Eh pas lagi dites di lapangan kok ilang semua itu.
Ya besok lagi jangan gitu!
1 note
·
View note
Text
Sepeda Anak Ukuran 14 Inch Motif Anak Perempuan Imut
Sepeda Anak Ukuran 14 Inch Motif Anak Perempuan Imut
Sepeda Anak Ukuran 14 Inch Motif Anak Perempuan Imut
Sepeda Anak Ukuran 14 Inch Motif Anak Perempuan Imut. Sepeda Anak Usia 2 sampai 4 tahun. Warna sepeda anak hijau, merah, silver. Dilengkapi roda bantu yang kuat dan tahan . Produk Berkualitas, Harga Termurah, Open Reseller dan Dropship, Keterangan Produk :
Warna Ready : Biru, Pink,Ungu
Bahan : Baja Karbon
Berat : 8.500 Gram
Harga : Rp.…
View On WordPress
#harga sepeda anak roda 4#harga sepeda anak united#sepeda anak 1 tahun#sepeda anak balita#Sepeda Anak Ukuran 14 Inch Motif Anak Perempuan Imut#sepeda anak wimcycle
0 notes
Text
Entropi
Albert Einstein, ilmuan paling berpengaruh abad ini, mengatakan bahwa entropi adalah “hukum pertama seluruh ilmu pengetahuan”. Hukum kedua termodinamika ini diterima secara luas dan mengikat. Menurut hukum ini, jika dibiarkan, sistem yang teratur akan menjadi tidak stabil dan berkurang keteraturannya sejalan dengan waktu. Jadi, entropi adalah derajat ketidakteraturan dalam sistem.
Keteraturan alam semesta, suatu waktu menurut hukum entropi, akan dianulir oleh alam itu sendiri. Jadi, fenomena ban sepeda kempes setelah tidak dipakai selama 1 tahun, atau jam dinding rusak setelah kelelahan bergantung selama bertahun-tahun, adalah kejadian-kejadian yang wajar. Tapi, adanya peristiwa ledakan besar bermiliar tahun lalu, yang membuat alam semesta benar-benar berantakan, seakan entropi telah mencapai derajat paling tinggi, justru melanggar hukum alam paling dasar : entropi itu sendiri. Karena setelah ledakan besar itu, justru bumi dan langit mencapai ‘kerapihan’ barunya, maka tentu, ada campur tangan penciptaan Yang Maha Besar.
Sebelum saya dilempari tomat oleh para ahli fisika, (meskipun dulu saya suka fisika, yang banting setir terperangkap di dunia kedokteran gigi), maka saya sudahi kesotoyan dan kesuperfisialan ocehan saya sampai disini. Tapi Entropi menjelaskan pada saya, mengapa rumah yang ditinggalkan satu minggu dalam keadaan bersih, saat kembali tetap akan berbau debu. Keteraturan akan perlahan berkurang seiring waktu. Termasuk kerapihan penyusunan baju-baju di lemari.
Jauh sebelum Metode Konmari menjadi trending topik, manusia secara naluriah sudah punya kecenderungan untuk mengelompokkan barang-barang sejenis dalam satu wadah. Seperti permainan anak balita. Tapi kekepoan saya akan segala sesuatu yang berbau ‘bersih-bersih’ membuat saya membaca bukunya dan bahkan menonton serial tv nya di netflix. Sungguh niat. Bagaimana melihat Konmari memberikan terapi pada klien-kliennya, “lepaskan.... lepaskaan..... peluk dan ingat-ingat apakah benda ini memberimu kebahagiaan......” kira-kira begitu.
Saya termasuk orang yang (cukup) terorganisir. Sisir tempatnya disitu, ya harus disitu. Saya benci kalau harus mencari sisir jika tidak ada di tempatnya akibat kelalaian orang lain sembarang menaruh barang. Maka, rasa-rasanya membuang-buang waktu untuk mencari baju yang berantakan tempatnya adalah salah satu pekerjaan yang harus dihapuskan di atas muka bumi. Konmari mendeskripsikan metode yang sederhana kedalam pekerjaan yang melelahkan sekaligus menyenangkan ini : beres-beres! Meskipun (yhaa menurut hukum entropi) lama kelamaan, keteraturan baju-baju di lemari itu akan berkurang seiring waktu 🤣 ya kan tinggal dibersihkan lagi. Maka, benar sudah, beres-beres adalah pekerjaan seumur hidup.
Hari ini, saya menata ulang semua perintilan yang sering menjadi biang kerok ketidakteraturan isi lemari : kaos kaki, kerudung, ciput, perdalaman.
Semua disusun berdasarkan jenisnya, sesuai kata Sang Master Konmari. Kerudung pasmina semua dalam satu wadah, disusun horizontal (keterbatasan wadah, jadi dibuat 2 susun, yang diletakkan di bawah adalah yang paling jarang dipakai). Kerudung motif, kerudung polos, ciput, kaos kaki saya, kaos kaki Pak Ryan, kaos kaki olahraga, perdalaman saya, perdalaman Pak Ryan, semuanya masing-masing dalam satu wadah. Positifnya, setiap saya mau ambil barang, saya tidak perlu mengacak-acak tempat yang lain karena sudah diletakkan sesuai dengan kelompoknya.
Demikian. Masih banyak yang saya kelompok-kelompokkan. Sampi ke isi gudang pun saya kelompokkan!
Oh ya, seperti biasa, untuk melatih konsistensi, hari ini saya tetap membawa Bara ke masjid, terus berikhtiar mencari tiket murah (meskipun entah bagaimana endingnya nanti 😩) lupa olahraga dan belajar parenting baru tentang merangkak. Usia 9 bulan, style merangkak Bara masih seperti singa laut dan lumba-lumba meskipun kecepatan merangkaknya patut diacungi jempol. Bayi belajar mencari sendiri cara untuk merangkak sehingga muncullah berbagai macam jenis merangkak seperti merangakak mundur, merangkak satu kaki, merangkak ala kepiting, merangkak ala militer, yang kesemuanya tidak ditemukan dalam textbook. Merangkak akan mengaktifkan kedua sisi otak secara bersamaan. Otak juga mulai mengirim dan menerima pesan dengan lebih cepat dan lebih jelas karena produksi zat insulin yang melapisi neuron meningkat ketika merangkak. Tapi, beberapa bayi tidak melewati tahap merangkak, melainkan menggeser bokongnya dengan bantuan kaki.
-masjid Asysyifa Wal Hidayah, Arcamanik-
3 notes
·
View notes
Text
Anak Balita Bersama Ibunya Diseret Mobil Pria Yang Mengaku Sebagai Aparat
Anak Balita Bersama Ibunya Diseret Mobil Pria Yang Mengaku Sebagai Aparat
Medan,MNCakrawala- Ully Seorang ibu rumah tangga dan anaknya Pasya (2) seorang balita di seret oleh sebuah mobil Kijang Inova yang diduga merupakan milik aparat yang mengaku bertugas di Polda Sumut di Kampung lalang, Sunggal tepatnya di depan Toko Gading Mas, Rabu lalu tertanggal 5 Oktober 2022 Pukul 19.00 Wib. Kejadian tersebut bermula saat, Uly bersama suaminya BS berencana ingin menjual sepeda…
View On WordPress
0 notes
Text
Merayakan penderitaan
Ketika Steven Pete masih balita, kakinya patah di rumah sakit—tetapi tidak ada yang menyadarinya sampai lebih dari sehari kemudian. Steven dan saudaranya memiliki analgesia bawaan, artinya mereka tidak merasakan sakit. Mengasuh anak adalah tantangan krusial bagi ibu mereka, Janette Pete. Sebagai anak-anak, mereka harus diawasi 24 jam sehari untuk memastikan bahwa mereka tidak melukai diri mereka sendiri. Janette ingat bagaimana dia harus mengambil sepeda mereka karena Steven akan berbaring di tanah dan membiarkan saudaranya naik di atasnya.. Terkadang Steven akan melelehkan kunci di outlet listrik karena dia menyukai getaran di lengannya.
Sama seperti rasa sakit adalah sistem peringatan yang diperlukan untuk tubuh, penderitaan bagi Kristus adalah tanda bahwa seseorang telah memilih untuk meninggalkan dosa. Sebelum seseorang bertobat, mereka menghabiskan waktu mereka mencari kesenangan dan keuntungan duniawi. "Karena mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal daging" (Roma 8:5).
Ketika seseorang yang dulu hidup untuk kesenangan, mulai "menderita karena kebenaran" itu adalah tanda yang jelas bahwa mereka tidak hidup seperti dulu (1 Petrus 3:14). Petrus mengatakannya seperti ini, "karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa , supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah" (1 Petrus 4:1, 2).
Orang Kristen tahu apa yang tidak diketahui dunia: Upah hidup bagi Tuhan bernilai berapa pun harganya. Jika kita menganggapnya demikian, penderitaan bagi Tuhan tidak lagi menjadi beban tetapi sebuah perayaan—itu adalah bukti dari kehidupan yang berubah.
Roma 8:6,18
Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.
Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
Doug Batchelor
0 notes
Text
Rak kayu itu berisi lebih dari seratus buku. Debu tipis menempel pada rongga dan sisi muka. Buku-buku itu tersusun rapi berdasar jenis dari sastra, novel, biografi, filsafat, post-modernism. Seorang perempuan paruh baya mengetuk pintu, setengah dari rambutnya sudah putih.
“Sudah satu bulan, rak buku itu tidak disentuh empunya. Biasanya tiap akhir pekan, perempuan muda itu pulang, melongok rak buku, dan dia akan langsung tahu jika ada susunan yang berubah”
“Empunya sudah datang”
“Ada pisang goreng madu dan teh cascara. Mau mengobrol dengan Ibu?” Dua orang perempuan duduk di kursi teras, seorang Ibu berusia 60 tahun dan anak perempuannya yang sebentar lagi akan menginjak 32 tahun. Sepiring pisang madu, secangkir teh cascara, secangkir teh madu hangat untuk Ibu, dan sebungkus kretek di meja. “Sejak kapan Bapak kembali menghisap kretek”
“Sejak akuarium besar itu rampung disusun. Katanya, akuarium itu harus diisi air laut”
“Kenapa harus air laut?”
“Mbuh. Ibu bahkan ndak tahu, mau diisi apa akuarium itu. Bapakmu seperti punya mainan baru” mereka tertawa bersamaan. Langit sore di Selatan Kota tidak cerah, tidak juga nampak seperti akan hujan, awan abu muda rata menutup semua biru. Mereka mengambil cangkir keramik masing-masing bersamaan, meneguk teh bersamaan. Pekarangan rumah mereka tidak luas, tidak juga sempit, cukup untuk memarkir lima mobil. Pandangan keduanya mengarah ke jalan di mana para tetangga berjalan kaki menikmati sore.
“Aksara” suara Ibu memecah sepi. “Jika harus menyebutkan satu saja, di usia berapa kamu merasa hidupmu begitu penuh, menyenangkan, dan meninggalkan banyak hal berarti?”
Anak perempuannya tersenyum, kembali meneguk teh yang masih hangat, berkali-kali mengedipkan mata, pandangannya lurus ke jalan. Di seberang sana, seorang Ibu muda menyuapi anak balita yang sibuk dengan sepeda roda tiga.
“Tiga. Anak tetangga depan rumah kita usianya tiga tahun, bukan?”
“Iya, tiga tahun. Sedang ceriwis-ceriwisnya, dan semakin pintar” Ibu mengulang ceritanya soal anak itu. Bulan lalu, anak itu memetik daun tanaman Ibu. Pekarangan rumah mereka sengaja tidak dipasang gerbang, karena Bapak dan Ibu beranggapan memasang pintu gerbang hanya mengganggu pandangan mata, karenanya pintu gerbang hanya dipasang di pintu teras rumah.
“Tiga tahun. Itu jawabanku untuk pertanyaan Ibu”
“Boleh Ibu tahu kenapa?”
“Bukankah di usia tiga tahun adalah usiaku berkenalan dengan aksara dan bilangan.” Mendengar jawaban itu Ibu tersenyum. Aksara memandangi Ibunya. Kulit tangan dan bawah mata Ibu sudah memperlihatkan kerut, ia semakin menyadari bahwa saat ia dikemuli kesibukan masa muda, ditelan hingar-bingar Ibu Kota, dan digerogoti pikiran manusia dewasa yang lebih banyak runyam, saat itulah, setiap waktu Ibunya semakin menua.
“Apakah ada alasan lain?” tanya Ibu, dan Aksara menggeleng.
“Di usia itu aku tidak tahu bagaimana cara mengelola emosi. Marah, sedih, dan senang adalah hal yang begitu kompleks, dan Ibu mengajarkan begitu banyak cara mengungkap rasa. Di usia itu aku mengeja banyak huruf, mengenal numerik, dan punya ingatan yang terbatas tentang hari sebelumnya. Ibu bilang hari esok, lusa, dan masa depan adalah sesuatu yang bisa dengan mudah direncanakan. Bukankah di usia itu waktu di mana manusia tidak perlu memikirkan tentang kegagalan dan capaian yang dibentuk oleh sistem. Tidak mengenal apa itu kompetisi selain betapa menyenangkannya menyisir rambut dan mengganti baju boneka barbie. Tiga tahun, usia di mana aku belum pergi ke sekolah di setiap pagi, setiap hari ditemani, disuapi, didandani Ibu. Ibu ingat, aku punya banyak gaun cantik yang saat aku bercermin, aku merasa seperti princess.” Ibu tidak lagi tersenyum, ia tergelak.
“Kamu masih seperti princess setiap kali memakai gaun. Setiap Bapak dan Ibu pergi ke mal, Ibu dan Bapak selalu melihat banyak dress dan heels cantik. Bapakmu selalu bilang “gaun dan heels itu kalau Aksara yang pakai pasti cantik sekali” pada akhirnya dia membeli gaun dan sepatu itu tanpa lebih dulu melihat harganya. Saat di kasir Bapakmu pamer ke mbak-mbak kasir kalau anak perempuanya sangat cantik ketika memakai gaun. Bapak langsung menunjukkan foto kamu saat memakai dress merah dan heels putih 12 sentimeter yang dibelikannya untuk kamu.” Mengingat tingkah sang Bapak, Ibu dan anak perempuannya tertawa sampai wajah mereka pegal hingga obrolan mereka bertemu titik. Suara lembut Ibu kembali memecah sunyi.
“Aksara. Boleh ibu bertanya kabar pria itu?”
“Siapa?”
“Pria yang mengantarkan handphone kamu yang tertinggal saat dia mengantar kamu pulang.” Teras rumah kembali sunyi, angin membuat ranting pohon markisa bergoyang. Anak balita itu sudah selesai makan, sepeda roda tiga itu didorongnya mengitari deretan pot tanaman lidah buaya dan monstera.
***
Saat membaca kumpulan puisi Aan Mansyur, aku mendapati bait-bait yang rekat dengan kisah romansa manusia muda, termasuk kisah Aksara, dan cinta orang tua pada anak. Saat mendengar musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damano yang dibawakan Reda Gaudiamo dan alamarhum Ari Malibu aku dingin mengilu. Dari sosok seorang ayah yang tidak bersekolah, Aksara tahu cara berstrategi dalam permainan catur, ia bahkan diajari bersiasat melalui permainan kartu. Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, dan jika beruntung diberi umur panjang ia akan menikahkan dan melepaskannya pada pria lain dengan berlinang air mata penuh doa. Aksara memperlihatkan banyak hal tentang cara bertahan. Katanya, hal terbaik dari mencintai seseorang yang pantas dicintai adalah pertemuan, dan cara terbaik melepas rindu adalah dengan mendoakan. Sering aku menemukan Aksara duduk di sudut kedai kopi. Jemarinya sibuk menyusun kata pada layar jinjing, dan telinga yang tersumpal airpods meredam obrolan muda-mudi di sekelilingnya. Katanya, sudut ruang kedai kopi adalah tempat paling luas untuk melihat dan mengumpat. Alasannya menulis sederhana, “jika tidak menulis, lantas aku ini apa?” begitu katanya. Jika diberi umur panjang manusia akan menua, jika mati muda pun tak apa, dunia terlalu bingar dan riuh dengan determinisme. Hal yang tidak akan pernah berubah hanyalah gravitasi, dan yang kekal adalah sebuah catatan yang terbaca oleh generasi yang akan datang. Aksara pernah memainkan gitar, nada yang asing, hanya ia yang tahu apa yang dilakukannya dan kepada siapa petikan gitar itu ditujukan.
“Mencintai angin harus menjadi siut. Mencintai air harus menjadi ricik. Mencintai gunung harus menjadi terjal. Mencintai api harus menjadi jilat. Mencintai cakrawala harus menebas jarak, dan mencintaimu harus menjelma aku”
Ternyata itu adalah puisi, yang delapan tahun silam dibacakan Aksara di depan penulisnya, Sapardi Djoko Damono. Di sebuah sore, di balai pertemuan kelas sastra. Dengan sebuah gitar klasik di pangkuannya. Seperti Cinta yang memusikalisasi puisi Rangga dalam salah satu scene termanis filem Ada Apa Dengan Cinta. Itulah Aksara. Larik-larik sajak adalah caranya menyiasati rindu. Ia percaya, di tengah huruf yang terbaca, siapapun bisa menemukannya. Menemukan Aksara.
0 notes
Photo
Kecelakaan maut menimpa keluarga Muhammad Arif Rahman (28) bersama istrinya, Noraika (29) yang tengah hamil. Dalam kecelakaan ini, Noraika dan putrinya yang masih balita tewas di lokasi kejadian. Keluarga ini kecelakaan dalam perjalanan hendak ke dokter untuk periksa kandungan. Kecelakaan terjadi usai mereka menjemput putrinya AAH dari sebuah TK di wilayah Duduksampeyan, Gresik, Jumat (27/8). Setelah itu, mereka hendak ke rumah sakit untuk periksa kandungan. "Saya ditelepon dari Rumah Sakit Ibnu Sina untuk mengabari keluarga di Dusun Kaliombo, Desa Tambakrejo bahwa korban dan anaknya meninggal dunia termasuk bayi di dalam kandungan," kata Kepala Desa Tambakrejo Latif, Sabtu (27/8/2022). Latif menjelaskan, warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Duduksampeyan itu berpergian mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion A 3928 JF. Korban dalam kondisi mengandung anak kedua. Korban hendak memeriksa kandungan, namun ditabrak truk saat perjalanan. "Keluar dari gapura desa, mereka hendak memeriksa kandungan Noraika yang sudah memasuki usia kandungan sembilan bulan. Rencananya pekan depan atau awal bulan September, anaknya yang kedua akan lahir," jelas Latif. Sumber DetikCom #kecelakaan #inigresik #gresik #latepost #news #kabargresik #gresikhits #ExploreGresik (at Duduksampeyan Gresik Jatim) https://www.instagram.com/p/ChwGo0ePZl4/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Text
FUN FACT
- pandai menari
- menyukai kpop
- tidak suka makanan bersantan
- manja kepada kedua orang tuanya
- takut jarum suntik
- menyukai sepeda
- mengoleksi boneka milo
- susu coklat adalah wajib
TRIVIA
Ia adalah penyanyi kamar mandi yang handal. Suaranya sangat buruk namun otaknya dapat dengan cepat menghapal suatu lagu dalam banyak bahasa.
Ia sebenarnya bukan takut pedas, namun pencernaannya sangat sensitif. Ia bisa diare saat itu juga saat menyentuh makanan pedas.
Ia diam diam menyukai kpop. Bahkan terdapat playlist buatannya sendiri all about kpop. Akan tetapi terkadang ia malu menunjukkan bukan apa-apa ya hanya karna malu.
Ia menyukai segala jenis lagu. Tak jarang saat merasa stress ia akan melakukan karaoke lagu dangdut yang menurutnya aneh saat otaknya kembali pada tempatnya.
Ia bisa menjadi sangat berbeda apabila berada dirumah dan diluar rumah. Jika dirumah ia cenderung diam malas dan membangkang, diluar ia anak yang sangat aktif, ramah dan banyak bercanda.
Ia pernah terjatuh dari lantai dua saat berusia 6 tahun, namun tak membuat hobi memanjat pohonnya menjadi hilang, bahkan kini ia suka memanjat gunung dan wall climbing.
Ia juga pernah hampir kehilangan nyawanya akibat terjatuh kedalam got besar berisi air penuh yang membuatnya susah bernafas.
Saat sma ia sangat bandel. Ia memiliki hobi loncat pagar untuk bolos, bersama gengnya. Namun hal itu tak pernah diketahui sang ayah yang terlalu sibuk. kakaknya lah yang selalu menyelesaikan hasil kenakalannya.
Berbeda dengan kelakuannya, ia sangat takut jarum suntik. Ia tak pernah disuntik sejak tumbuh besar. Terakhir kali adalah imunisasi saat usianya masih balita.
Bisa dibilang ia sangat cerdas sebenarnya. Namun bersamaan dengan itu, ia sangat pemalas. Ia pernah mendapat ranking satu saat ujian nasional tingkat sma. Itu adalah pertama dan terkahir kalinya ia belajar dengan sungguh sungguh membuat semua orang berpikir ia melakukan kecurangan.
Ia sangat malas membaca kecuali buku yang bergambar. Ia lebih menyukai visual yang ditampilkan daripada harus pusing melihat tulisan yang sangat banyak.
MBTI
Personality type: “The Logician” (INTP-A)
Individual traits: Introverted – 58%, Intuitive – 77%, Thinking – 63%, Prospecting – 96%, Assertive – 57%
Role: Analyst
Strategy: Confident Individualism
0 notes
Text
Relawan JPKP mendampingi Warga Rawa Pitu Sambangi BAZNAS & Dinkes Tuba Fasilitasi Pengobatan balita 8 th operasi Saraf kepala
Relawan JPKP mendampingi Warga Rawa Pitu Sambangi BAZNAS & Dinkes Tuba Fasilitasi Pengobatan balita 8 th operasi Saraf kepala
TULANG BAWANG ||• redaksijateng 81 Jajaran kepengurusan DPD JPKP Tulang Bawang mendatangi kantor BAZNAS Tuba guna mendampingi salah satu warga masyarakat Margo agung rt.014/rw. 004 desa Rawa Ragil Kecamatan Rawa Pitu Kabupaten Tulangbawang saat ini Sedang mengalami musibah dan ujian terdapat pasien bernama : Arrayan anak usia 08 th terjatuh mengendarai sepeda mengalami benturan hebat dikepala…
View On WordPress
0 notes
Photo
Komunitas GAC Sumbang Bantuan Korban Banjir Melalui Polrestabes Semarang - SEMARANG, MEDIAINI.COM - Komunitas Gowes Alimdo Club (GAC) Semarang dan Solo, berikan bantuan untuk warga yang terdampak banjir di wilayah Genuk, melalui Polrestabes Semarang. Hal ini di sambut baik oleh Polrestabes Semarang. Terpisah Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Irwan Anwar melalui Kasatlantas Polrestabes Semarang AKBP Sigit, S.I.K., M.H., mengatakan, bantuan yang diberikan kepada warga korban banjir tersebut diantaranya, sayur mayur, pakaian dan sembako. “Kami dari Polrestabes Semarang mengucapkan terima kasih atas kepedulian masyarakat dalam memberikan bantuan kepada korban banjir di wilayah Genuk Semarang,” jelas Sigit, Selasa (9/2). Bantuan ini, lanjut Sigit, sangat bermanfaat sekali bagi mereka yang membutuhkan dalam kondisi dan situasi seperti ini. “Bantuan yang diberikan oleh komunitas GAC dan Masyarakat serta pedagang ini, memang sangat membantu, dan kami dari jajaran Satlantas Polrestabes Semarang, langsung kami salurkan kepada warga korban banjir,” katanya. Sigit juga menjelaskan, ada beberapa dapur umum yang didirikan di beberapa titik di lokasi terdampak banjir wilayah Semarang, yang sudah siap sejak terjadi bencana banjir ini. “Bantuan dari GAC ini, kita distribusikan ke dapur – dapur umum yang sudah ada, kemudian di olah, lalu di bagikan kepada masyarakat yang terdampak banjir dengan menggunakan sterifoam,” tuturnya. Ia juga menghimbau kepada pengemudi, untuk berhati – hati yang mengarah ke Demak dari Semarang dan sebaliknya. Untuk sementara jalur tersebut hanya bisa dilalui oleh kendaraan kendaraan besar saja. “Karena jalan tersebut banyak jalan yang berlubang, sehingga belum bisa dilalui oleh kendaraan kecil. Saya juga menghimbau kepada anggota, untuk selalu berhati – hati, jaga kesehatan dan tetap patuhi Prokes,” ungkapnya. Sementara itu, Harsono dari komunitas GAC yang juga sebagai pedagang sayur pasar, mengungkapkan, bantuan sembako dan pakaian bekas, serta barang – barang kepada korban banjir di Kota Semarang. “Barang barang bantuan ini, merupakan swadaya dari group sepeda GAC, dan kami langsung berkordinasi dengan Satlantas Polrestabes Semarang,” ucap Harsono. Ia juga menyampaikan, terima kasih atas bantuan dari Satlantas Polrestabes dalam menyalurkan bantuan dari GAC Semarang dan Solo. “Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi warga korban banjir di wilayah Kota Semarang,” pungkasnya. Hal senada juga di ungkapkan, Sunatha Liman Said Penasehat GAC, tak hanya bahan pangan, pihaknya sengaja menggalang donasi pakaian layak pakai untuk disumbangkan ke korban banjir. Hal ini karena banyak korban banjir yang kesulitan memperoleh pakaian layak, karena pakaian yang dimiliki terendam banjir. “Kami juga membantu pampers bayi, karena kami melihat di pengungsian banyak anak-anak balita,” tukas Sunatha.
0 notes