#semogabermanfaat

[haikalmarbun]

TENTANG DIRI

Seringkali aku menanyakan kepada diriku hal-hal acak yang spontan muncul di benak pikiranku. Semisal ketika aku telah berbuat sesuatu, apa respon orang terhadapku. Pernah juga, ketika aku selesai mengajar dan beranjak pulang. Saat di perjalanan pulang dengan mengendarai motor, saat itu juga muncul pertanyaan di pikiranku tentang adik-adik yang telah ku berikan materi pelajaran. Apakah mereka memahami maksudku saat aku menjelaskan kepada mereka materi yang ku ajarkan. Dan pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan selalu muncul ketika aku selesai melakukan sebuah pekerjaan. Tak jarang pertanyaan-pertanyaan itu membuatku sedikit tersiksa. Aku tidak menyalahkan otakku yang bekerja. Karena aku paham kerjanya otak adalah berpikir apa yang telah dilalui, apa yang sedang dan akan dilakukan berikutnya. Namun, yang aku sesalkan adalah mengapa aku sangat sulit mengontrol pikiranku sendiri. Seharusnya dan seyogyianya, aku sebagai pemilik tubuhku bisa mengontrol apa-apa yang direspon oleh tubuhku. Tetap saja, sampai saat ini aku masih kesulitan untuk mengontrolnya. Kata orang-orang aku adalah manusia dengan tipe suka berpikir. Okelah, aku mencoba menerimanya dengan lapang dada apa yang mereka nilai daripada diriku. Sederhananya adalah aku ingin berdamai dengan diriku sendiri.

Memang tidaklah mudah mengakui apa yang telah ditakdirkan Allah pada diri ini. Jikalau saja aku tidak bersyukur atas apa yang telah Allah berikan, bisa saja aku termasuk golongan yang kufur nikmat. Ah, sungguh aku tidak berkenan jika aku sama dengan Fir’aun dan koleganya.

Sebenarnya aku beruntung memiliki tipe diri yang suka berpikir, hanya saja di satu sisi masih ada kekurangan yang belum dapat ku atasi dengan baik. Masalah mengatasi kekurangan ini, ada hal menarik yang pernah aku dapatkan. Saat itu, aku menjadi moderator dalam suatu seminar beasiswa. Saat narasumber menerangkan tips dan trik agar bisa berpeluang menjadi penerima beasiswa, salah satunya adalah menceritakan tentang kelebihan dan kekurangan diri. Narasumber mengajak para audiens untuk salin berinteraksi, saling melempar feedback. Beberapa orang bersedia menceritakan apa kelebihan dan kekurangan dirinya. Setelah aku dengarkan dan menyimak setiap feedback dari perserta, di situ aku mulai tercerahkan tentang tipe diri. Ternyata, setiap orang itu memiliki tipe yang berbeda, adapun yang mirip tipenya tapi tidak sama ada juga sisi sisi yang membedakannya. Ketika narasumber menjelaskan bagaimana cara menjawab pertanyaan pewawancara beasiswa tentang kelebihan dan kekurangan diri. Barulah aku menyadari, baik kelebihan dan kekurangan itu bisa saling melengkapi. Contohnya saja untuk orang yang memiliki kelebihan dapat fokus ke satu hal dan mampu selesai mengerjakannya dalam waktu yang ditentukan. Sisi lebihnya adalah orang tersebut bisa terfokus ke dalam satu hal dan memaksimalkannya sampai dengan tuntas. Sisi kurangnya adalah orang tersebut tidak bisa mengerjakan banyak hal dalam suatu waktu atau tidak bisa multitasking. Tapi, kekurangan seperti ini seharusnya bisa dimanfaatkan pula sebegai kelebihan. Sebut narasumber saat itu. Ketika mulai menceritakan kekurangan diri jangan lupa untuk menambahkan cara mengatasinya. Dengan begitu, kekurangan yang tampak sebagai celah ketidaksempurnaan diri bisa tertutupi.

Sejak pertemuan itu, aku selalu mengingat-ingat dan mendoktrin diriku agar kekurangan yang ku punya tidak perlu disesalkan malah justru menjadi sebuah kebangaan. Sebab, semua makhluk yang Allah ciptakan punya kekhususan masing-masing. Semoga tulisan yang ditulis ini, menjadi nasehat untuk ku sendiri. Sebab, aku menulis ini semata-mata untuk mengingatkan diriku jika suatu saat aku terlupa, aku bisa membaca kembali tulisan ini. Begitu juga jika yang membaca mendapatkan informasi tambahan, semoga bermanfaat dan menjadi keberkahan untuk kita semua melalui perantara tulisan ini. Barakallahu fiikum...

[arioagio]

Maukah kamu mendengarkanku? 🙁

⠀

_

_

⠀

Repost from : Faris Andani

⠀

------------------

👉🏻 Follow @𝙖𝙧𝙞𝙤𝙖𝙜𝙞𝙤 untuk dapat 𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔𝒂𝒏-𝒕𝒖𝒍𝒊𝒔𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒓𝒊𝒌 𝒍𝒂𝒊𝒏𝒏𝒚𝒂.

⠀

🧒🏻 Jadi pribadi yang lebih baik setiap harinya.

⠀

𝚆𝚒𝚝𝚑 𝚝𝚘𝚗𝚜 𝚘𝚏 𝚕𝚘𝚟𝚎,

ᗩᖇIO ᗩᘜIO

[arikcp]

TERIMA KASIH

Terima kasih waktu... Karna kamu masih setia menemaniku Hingga detik ini, dimana usia ku telah bertambah Entah apa yang aku rasa Karna semua bersatu dalam jiwa Bahagia? Iya karna usiaku bertambah Sedih? Iya, karna dia yang aku sayang tak ingat sama sekali

Tapi, ya sudahlah... Lagi pula ini bukan hal yang pertama  Setiap ulang tahun juga aku rayakan sendiri Jadi sudah tidak asing lagi. Doaku di ulang tahun kali ini. Aku ingin lebih berbakti untuk orangtua ku. Lebih fokus lagi menata masa depanku. Hinga nanti jika ada yang siap mendampingiku Semua tinggal menuai hasilnya

Terima Kasih Ya Rab’ Atas usia yang telah Engkau berikan padaku Terus tunjukilah aku di jalan lurusmu Dan Berikanlah aku kekuatan dalam menjemput kebahagian hakiki.

[ivoputrimlyn]

memaafkan berarti "terima, lupakan dan upgrade"

Terima jika itu pernah terjadi, misalnya kejadian dimasa lalu. Tentu kita tidak akan bisa merubahnya. Sesakit apapun itu terimalah jika itu pernah terjadi.

Setelah kita bisa terima, langkah selanjutnya adalah lupakan. Langkah ini tidak akan berhasil jika langkah pertama gagal. Karena sesuatu yang tidak bisa diterima takkan pernah terlupakan.

Nah yang terakhir harus diupgrade. Apanyaa? Pertama yg harus diupgrade adalah diri sendiri *Intropeksi diri*. Selanjutnya upgrade hubungan dengan dia yg menyakiti. Ini bukan berati harus memutuskan hubungan. Coba telaah lagi selama ini hubungan entah itu pacaran, sahabatan atau hubungan lainnya. Toxic apa engga? Hubungan sama dia ada positive vibes nya ga? Tentu saja kita harus upgrade kearah yg lebih baik ;)

Itu teorinya, prakteknya akupun juga masih belajar. Hihi praktekkan ga semudah teori yaaak :( tapi gapapa ayo kita coba prakteknya sama-sama.

Solok, 2 juli 2020.

[sucidara11]

Mimpiku

Bandung, 7 Mei 2020

#Fiksi

#Mencari Makna Hidup

#Akusigadiskecilkemarin

Aku adalah gadis kecil kemarin.  Si pemimpi lagi si pengkhayal. Mimpiku adalah melihat senyumku sendiri dan khayalku ialah dapat memetik salah satu bintang di langit agar aku dapat melihat senyumku di balik cahaya bintang itu. Maka dari itu, aku harus dapat menemukan tangga yang bisa menghubungkanku ke langit.

Aku pun mulai melangkah.

Setelah menelurusi jalan yang panjang dan waktu yang lama, akhirnya aku sampai di gerbang impian. Akankah mimpi dan khayalku terwujud?

Seketika gerbang itu terbuka perlahan. Aku takjub dibuatnya. Pandangan mata  ini cerah berbinar. Indah. Mempesona. Ku sapu semua pemandangan di dalamnya, namun aku tak dapat menemukan tangga untuk dapat memetik salah satu bintang itu.

Pandanganku pun kosong. Aku jatuh tersungkur. Hilang. Sirna. Semua asa seperti tak berarti apa-apa.

Aku terpuruk dalam kesunyian. Mengumpat masa. Membenci cahaya. Khayalku sirna. Rasanya aku hancur. Aku sudah jauh melangkah, tapi apa hasilnya? Kesia-sian!

Aku tersedu menangis. Menangisi semua kenyataan yang ada. Tapi aku masih memiliki satu hal lainnya. Yaa aku masih memegang mimpi. Akankah kuleyapkan saja mimpi itu? Dimana dan kapan mimpiku akan terwujud? Aku ingin mimpiku terwujud dalam khayalku.

Aku pun larut dalam isak tangis. Semua ini sungguh memilukan.

Tiba-tiba, seseorang datang ke arahku. Tangisku pun terhenti. Tanpa kata, ia memberikanku sebatang lilin. Wajahnya tersenyum ke arahku dan sorot matanya memintaku untuk tidak menolak lilin itu. Setelah ku terima lilin itu, dia pun pergi tanpa kata. Menghilang.

Kuseka air mataku. Aku termenung.  Apa yang harus aku lakukan dengan lilin ini???

**

Akhirnya  aku memutuskan meneruskan perjalanan. Entah sampai kapan perjalanan ini berakhir. Aku tak tau dimana ujungnya. Aku tak tau siapa yang harus aku temui. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan lagi selain terus berjalan.

Ketika dipersimpangan jalan, aku bertemu seorang gadis kecil. Ia menangis dipinggir jalan. Aku pun menghampirinya. Aku bertanya kepadanya apa yang membuatnya menangis. Ia menjawab bahwa ia kehilangan lampu yang baru saja ia beli dengan uang keringatnya sendiri. Aku terdiam sejenak seraya bertanya dalam hati “untuk apa lampu itu?”

Dia menuturkan bahwa lampu itu untuk ia gunakan menerangi ruang belajarnya dikala malam. Ia akan menghabiskan malam untuk belajar dan membuat orangtuanya bangga. Aku pun terenyuh.

 Seketika aku teringat dengan lilin itu, dan kuberikan lilin itu kepadanya. Dia pun menerimanya seraya berkata, “Dengan lilin ini aku akan dapat membuat orang tuaku bangga. Mimpiku seperti sudah dekat.” Dia menyeringai lalu memandangiku sambil melontarkankan senyuman. Seketika aku pun tersenyum.

 Etss… sebentar? Aku berkata apa tadi? Aku tersenyum?

 Hey.. kini aku dapat melihat senyumku dari pantulan senyumnya. Senyumnya yang  tergurat dari wajahnya, menular kepadaku dan aku pun ikut tersenyum. Kini aku dapat melihat senyumku walau tanpa dibawah cahaya bintang. Mimpiku terwujud walau tidak sesuai khayalku. Kini aku menyadari bahwa mimpi itu dekat dan khayalanku yang membuatnya seperti jauh. Aku terlalu sibuk dengan khayalanku yang menuntutku untuk memikirkan diri sendiri. Berkemauan dan bertindak hanya untuk kepentingan diri sendiri. Aku egois dalam bermimpi, dan khayalku membenarkan keegoisanku.

  Teman-teman! Kita sering kali tertipu dan tidak dapat membedakan mana mimpi dan mana khayalan. Sering kali sesuatu yang kita mau adalah yang membuat kita tersiksa tanpa kita menyadari bahwa bekal “usaha” saja tidak cukup untuk mewujudkan mimpi dan khayalan kita. Terkadang, kita ingin menjadi orang besar, hebat, terpandang dan bergelimpah penuh pujian. Tapi kita lupa bahwa semua keinginan itu hanya khayalan. Dunia ini hanya khayalan. Khayalan hanyalah fatamorgana yang menipu. Sampai manapun, khayalan tidak akan memberikanmu kebahagiaan sejati, kebahagiaan yang utuh bahkan malah bisa menghancurkan dirimu. Khayalan dapat membuatmu lupa akan dirimu sendiri.

Kita harus memahami bahwa fitrahnya manusia itu pemimpi. Pencari. Pengembara. Mencari hakikat kebenaran. Berambisi menemukan kepastian. Dan itu terangkum dalam mimpi bukan khayalan. Mimpi berbeda dengan khayalan. Mimpi dapat membangun diri kita menjadi pribadi yang layak mendapatkan mimpi itu. Mimpi menuntun kita menjadi manusia yang memiliki arah dan tujuan hidup. Mimpi memberikan puzzle-puzzle keajaiban yang tidak pernah kita sadari. Mimpi menyadarkan kita betapa berharganya hal yang sederhana. Mimpi membenarkan bahwa tidak ada hal sia-sia yang Tuhan ciptakan. Sedangkan khayalan hanyalah tipuan. Dan dalam khayalan, kita tak akan menemukan kebenaran.

  Maka mulai hari ini, bagi mereka yang belum mempunyai mimpi, bermimpilah! Hilangkan banyak berkhayal! Mimpi itu amat dekat! Bermimpilah setinggi langit atau bahkan sesederhana memunculkan senyuman di wajah orang lain, itu lebih baik dari pada tidak memiliki mimpi sama sekali. Buatlah hidup yang singkat ini benar-benar memiliki arti khususnya untukmu, keluarga dan orang yang tercinta!

[riakarnilis]

Mengeluh hanya memperkeruh keadaan,kita tidak hanya kehilangan pahala sabar bahkan Kata Allah orang-orang yang mengeluh itu sama halnya dengan orang-orang kafir,karna hanya orang-orang kafirlah yang suka mengeluh dan berputus asa dari nikmat Allah SWT. #semogabermanfaat #riakarnilis https://www.instagram.com/p/CDLcBImB41Z/?igshid=hh8hysbji3g9

[npujiani]

Semua adalah tokoh utama dalam setiap perjalanannya.

Terlepas saling bertemu dalam satu kunjungan atau bahkan kemudian menjadi berjalan beriringan, tetap dirimu adalah tokoh utama dalam perjalananmu, terkhusus sudut pandangmu.

Akan selalu ada cerita berbeda meski dalam satu jalan yang sama, karena semua orang memiliki cara memandang yang beragam.

Jika kini, kau berada dalam situasi tersulit, yakinlah Tuhanmu menitipkan ujian yang akan bisa kamu lewati, walau dengan situasi dan keadaan terburuk menurutmu. Bertahanlah, jangan tergiur dengan perjalanan orang lain. Bersabarlah, setelah hujan badai akan ada sinar pelangi yang menghampiri.

Perjalananmu tergantung arah yang kamu pilih dan kehendak-Nya yang tercanggih.

Berjalanlah, rehatlah jika perjalananmu membutuhkan banyak amunisi kembali, boleh berhenti nanti ketika DIA memanggilmu pulang tanpa kembali.

Bersyukurlah atas sekitarmu dan orang-orang yang andil dalam setiap beriringan yang membuatmu lebih kaya akan sudut pandang.

Kamu tokoh utama, bukan berarti bebas tak perduli dengan tokoh utama lainnya, cobalah untuk menjadi lebih bersinergi.

Karena bersama pun beriringan adalah cara terjitu melipat gandakan serangan-serangan positif untuk kemudian hidup lebih bermanfaat pun berlimpah berkah, meregenerasi semua menjadi lebih baik lagi dan terus.

Mari, berjalan menikmati prosesnya!

- Pujiani Geschichte; menulis memupuk amunisi, untuk semua yang sedang lupa, mari ingat kita ini berharga karena dititipi amanah dari-Nya, nyata sebagai seorang hamba.

[arioagio]

Just for me and you. ♥️

𝐀𝐬 𝐦𝐮𝐜𝐡 𝐚𝐬 𝐢𝐭'𝐬 𝐡𝐚𝐫𝐝 𝐭𝐨 𝐛𝐞𝐥𝐢𝐞𝐯𝐞, 𝐬𝐨𝐦𝐞𝐭𝐢𝐦𝐞𝐬 𝐢𝐭'𝐬 𝐭𝐫𝐮𝐞, 𝐭𝐡𝐨𝐮𝐠𝐡.

[miracles-in-islam]

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Surat Gembira. Jadikan rasa sakit adalah kabar gembira dari Allah. Kita hanya perlu melihatnya dari arah yang berbeda. Kabar bahagia untuk kita mampu lebih tabah atas apa yang terjadi pada tubuh. Dengan segudang rasa sabar, Allah akan memberi hadiah berupa pengampunan dosa yang berguguran. ••• Tidak. Bukannya Allah tidak sayang kepada kita. Justru kesakitan itu ada untuk membuat dirilebih dekat dengan-Nya. Kita akan terus memohon meminta kekuatan menjalani tiap helai rasa sakit itu. Jangan sampai membenci. Sebab apa yang tidak kau sukai, boleh jadi Allah menjadikan kebaikan yang banyak. ••• Tetap semangat menjalani hidup. Hei, pikirkan ada orang yang sakitnya lebih hebat dari kita! Lihatlah mereka yang berjuang bertahan atas kesakitan itu. Kita hanya perlu bersyukur karena Allah selalu memberi porsi yang adil atas kemampuan seorang hamba untuk melewarinya. Besok lusa kita semua akan sembuh. Satu hal. Percaya kan pada Kuasa Tuhan? . 📷 Cr: @thianotes_ . 🕯Follow: @miracles.in_islam @thianotes_ #bismillahirrahmanirrahim #allahummasollialasayyidinamuhammad #dakwahtauhid #dakwahanakmuda #hijrahmenujujannah #hijrahquotes #nasihatislam #nasihatdiriku #selfawareness #selfimprovement #selfcare #sakit #rasasedih #rasasakit #daungugur #dosayanggugur #kabargembira #suratbahagia #selfreminder #semogabermanfaat #semogaberkah #tetapsemangat #percayapadaallah #allahmahabaik #barakallahfiikum #temanhijrah #catatanhijrah #quotesislami #quotesoftheday #dailyquotes https://www.instagram.com/p/Ck0vqqipdLo/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[ikoko]

Surah Quraisy - Baik diamalkan semasa bermusafir. *Dapat ilmu daripada Hamba Allah di TikTok, aku scroll balik nak cari link tiktok tu dah tak jumpa. *Terima kasih Allah atas ilmu yang aku dapat secara tak langsung ni. *Hamba Allah tu sampaikan yang bila kita bermusafir, kita mungkin diuji dengan pelbagai ujian. Moga Allah mudahkan segalanya. *Moga kita semua ingat untuk amalkan surah ini. #semogabermanfaat *Boleh download aplikasi ni di Apps Store https://apps.apple.com/my/app/quran-by-quran-com-%D9%82%D8%B1%D8%A2%D9%86/id1118663303 https://www.instagram.com/p/CiIPuq3LlW4/?igshid=NGJjMDIxMWI=

[arioagio]

Words!!!!! ❤️

Life might try to drag you down, but if you keep doing your best, then you’ll be able to make it through. Comfy penguin believes in you!  ʕ₍ •ɞ• ₎ʔ ♡

Chibird store | Positive pin club | Webtoon

[ivoputrimlyn]

Who's know?

Just Allah SWT.

* percakapan dengan seorang teman.

👧(aku)

👩(temanku)

👩: vo, diumur segini apasi yang udah kebayang sama mu?

👧: udah kebayang nikah si hahaha. Makanya aku mulai perbaiki diri. Aku takut dapat jodohnya yang ga baik. Kan jodoh cerminan diri. Kalo kamu gimana?

👩: Iyaa sama, aku juga masih terus memperbaiki diri. Tapi aku bukan takut soal jodoh sih

👧 : Lah terus?

👩 : aku lebih takut bila aku dipertemukan Allah dengan kematian sedangkan bekalku belum ada. Aku takut entah apa yang duluan Allah datangkan dikehidupanku. ntah maut atau jodoh. Siapa yang tau.

👧 : (terdiam, merasa tertampar).

Ya Allah maafkanlah hamba yg hanya memikirkan dunia.

Padang, 1 September 2019

[infowamena]

Bagi sdr/i yang ingin mengambil tes TOEFL ITP bisa menghubungi nomor diatas. #semogabermanfaat (di Wamena, Papua, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CbIVP_dvktP/?utm_medium=tumblr

[sucidara11]

Pacaran VS Menikah

#mempresepsikanrasa

#terlanjurcinta

Kamis, 11 Juni 2020

**

Assalamu’alaikum, gaes! Gimana nih hari-harimu? Sudahkah dilalui dengan syukur? Semoga berbahagia yaa… berhubung bulan ini udah masuk waktu-waktu dimana janur kuning udah mulai pada dipasang di gapura- gapura gang desa/kota. Undangan pernikahan udah mulai berdatangan (lagi) dari sana sini. Yaa, dariku doa terbaik untuk teman-teman, semoga berbahagia baik teman-teman yang sudah atau pun mau menempuh hidup baru ^^

Berbicara tentang pernikahan hehe. Sudah bukan hal asing lagi untuk diperbincangkan. Beberapa tahun terakhir ini, sedang marak-maraknya fenomena ‘nikah muda’. Sebetulnya bukan fenomena sih, lebih kepada kebiasaan yang masih sangat jarang dilakukan masyarakat modern.

Sekarang-sekarang ini, udah banyak dari teman-teman kita yang berani mengambil keputusan untuk menikah muda. Dengan berbagai macam alasan dan tujuannya masing-masing. Dan hal itu bahkan terjadi pada orang-orang dekat disekeliling kita. Nah, pada tulisan kali ini.. aku nggak mau bahas tentang ‘nikah muda’ terlebih dahulu. tapi masih kepada hal yang dekat dengan kebiasaan di lingkungan kita.

#1 Untuk apa menikah? Jika pacaran lebih romantis dari pada menikah?

Dalam islam menikah adalah syariat. Menikah menjadi solusi sekaligus ladang pahala untuk mereka yang meraunginya.  Masalahnya banyak orang yang belum benar-benar paham menikah itu untuk apa? Hanya sekedar ingin terus hidup bersama dengan orang tercinta-kah? Agar ada yang selalu menemani-kah? Agar tidak selalu dicibir ‘masih sendiri aja?’kah? Menikah karena lihat temen-temen udah pada nikah juga-kah? Lelah dengan kejombloan-kah? Ingin menikah karena lelah mengerjakan tugas kuliah-kah? Ingin menikah agar ada yang masih ngasih uang jajan setiap hari karena udah malu minta uang jajan sama mamah-kah? Dan –kah –kah yang lain hehe.

Dulu aku pernah bertanya kepada guruku, lebih kurang begini,

“Tadz, menikah itu untuk apa sih? Karena Ana banyak melihat orang-orang dewasa yaa di tv, mereka romantissss banget kalau pedekatean terus pacaran  tapi pas udah memutuskan menikah kok keliatannya jadi biasa aja yaa… kita melihat ibu-bapak kita yang sudah menikah sepertinya tidak seromantis artis-artis di tv yang melakukan adegan pacaran gitu. Kalau gitu, lebih baik pacaran aja biar romantis terus karena menikah nggak menjamin mereka akan romantis sebagaimana pacaran sebelum menikah.”

Pertanyaan itu membuat teman-teman kelasku terkejut. Karena waktu itu kita masih duduk dibangku 1 aliyah, tapi nggak salah kan kalau aku dulu pernah bertanya begitu? Hehe

Nah terus guruku bilang, “Menikah itu ibadah. Ada syariatnya dalam islam. Sedangkan pacaran itu maksiat dan mendekati zina. Dan dengan menikah seseorang telah menyempurnakan separuh agama. Menikah juga merupakan Sunnah rosul. Kalau ada yang tidak mengikuti Sunnah rosul berarti dia bukan umatnya rosul. Nah kalau gitu, jangan sampai kalian berpikiran tidak mau menikah. Menikahlah, kalau masih mau diakui sebagai umat rosul! Terus kenapa orang lebih tertarik pacaran ketimbang menikah? Karena pacaran itu seolah-olah seluruh hal terlihat indah. Indah yang dibungkus oleh kemaksiatan. Yang membuat indah itu karena adanya campur tangan syetan. Syetan kan deket tuh dan seneng berdekatan dengan mereka yang melakukan maksiat jadi disitulah syetan melakukan aksinya. Sedangkan menikah untuk ibadah. Allah pasti menaungi amalan-amalan taat yang dilakukan hambaNya. Didalam menikah ada akad  yang memberikan kepastian. sedangkan pacaran belum tentu berujung pada pernikahan dan banyak digantungin alias ‘banyak berkubang dalam ketidak pastian’. Dan menikah itu dihalalalkan oleh Allah sedangkan pacaran? Siapa yang ngehalalin? Kalau nggak halal berarti tandanya bisa jadi haram. Dan perlu digarisbawahi, menikah itu nggak sesimpel memadukan atau menyatukan dua hati yang saling mencintai. Syarat menikah itu nggak harus karena cinta. Tapi menikah dengan cintai itu lebih baik. Dan dengan menikah, Allah pasti akan tumbuhkan rasa sakinah, mawaddah dan warohmah di dalam pernikahan tersebut in syaa Allah.”

“Kenapa banyak orang yang setelah menikah seperti tidak romantis lagi seperti mereka pacaran dulu karena menikah itu berbeda dari pacaran. Romantisnya itu tidak hanya sekedar ucapan atau memberi sekuntum bunga atau cokelat tapi romantisnya itu dengan bertanggung jawab menafkahi anak dan isterinya, setia, mengajak kepada keluarga yang shaleh dan masih banyak lagi. Dan bisa jadi, untuk romantis yang kalian maksud itu  bukan berarti nggak ada keromantisan lagi setelah pernikahan tapi mereka menyembunyikan keromantisannya. Masa iya, harus nunjukin keromantisan mereka di depan kalian? Adegan di tv-tv itu cuma ngibulin penontonnya doang. Pacaran itu memang indah tapi nggak berkah bahkan dibenci Allah karena dapat mendekati zina. Yang lebih enak itu menikah rasa pacaran. Apa menikah rasa pacaran? Yaa coba kalian cari tau sendiri biar nambah penasaran! Intinya jangan sampai berpikiran untuk tidak menikah yaa. Menikahlah ketika kalian sudah siap menikah!”

 Jawaban yang ngena banget. Disitu aku berfikir bahwa ternyata ada yang lebih mulia dari hanya sekedar cinta sejati atau pun saling mencintai yaitu dengan mengikuti panduan dan syariat islam dan Sunnah nabi sebagai kecintaan kita kepada Allah dan RosulNya.  Memang cinta bukan sesuatu yang keji tapi cinta juga perlu diatur porsi-porsinya. Bagaimana sikap seseorang itu dalam menangani rasa cinta di hatinya?  Akankah mengikuti perintahNya atau hanya mengikuti persepsi dan nafsu belaka?

Pacaran itu nggak lebih dari ritual memuaskan nafsu semata. Ingin deket-deket terus. Dibuat galau dengan kelakuan si doi, sampe nggak sadar kalau ternyata diri udah jadi korban bucin. Pacaran itu seolah indah dalam pandangan, pendengaran, ucapan, pikiran, perasaan tapi semua itu memupuk dosa sedikit demi sedikit.

“Ya elah, Mbak! Namanya juga cinta! Itulah rasanya. Kalau punya rasa cinta sama si doi masa iya didiemin aja keburu di embat sama orang laen.”

Yaa punya perasaan suka, cinta, kagum itu fitrah. Tapi kan disalurinnya nggak harus lewat pacaran. Masih banyak jalan lain yang membuat seseorang akan lebih selamat. Berpacaran itu bagian dari maksiat. Dan melakukan perbuatan maksiat itu seperti berjalan disisi tebing dekat jurang.  Seolah-olah jurang itu manggil-manggil buat jatuh kesana. Seremmm!!! 

Ya kalau kita punya perasaan sama seseorang kita bisa deteksi dan teliti dulu tuhh apakah perasaan itu baik untuk kita? Kita bisa meminta tolong kepada Allah untuk membantu mengendalikan perasaan yang ada. Jangan sampai terlampiaskan kepada sesuatu yang dilarang oleh Allah. Terus kita juga bisa minta nasehat dan bergaul dengan orang-orang sholeh agar perasaan kita terbimbing. 

Kata Habibie, “Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa kecerdasan, cinta itu tidak cukup.” Maknanya yaa kita harus cerdas, terutama cerdas dalam mengendalikan cinta itu sendiri. Jangan sampai cinta memperbudak. Cinta itu fitrah, tinggal caranya aja mau tetap menjaganya menjadi fitrah atau fitnah. Menjaga cinta dapat dilakukan dengan menikah sedangkan merusaknya sangatlah mudah, nikmati saja berpacaran!

[arioagio]

Chapter 329.

What i need right now. 🙏🏻

@arioagio

Guys, kalau lagi capek, nggak papa buat istirahat... Istirahatlah...

Kalau keadaan memang menuntutmu untuk menangis, juga nggak papa, nangis sekenceng-kencengnya... Tidak perlu memaksakan keadaan seakan baik-baik aja...

Jangan dipendam sendirian kalau itu memang berat... Ceritain aja... Lagi-lagi jangan dipaksakan seakan semua ini tanggungjawabmu seorang...

Istirahat dulu barang sejenak... Sampai kamu benar-benar siap buat jalani itu...

Nggak perlu buru-buru juga, tenang aja kamu nggak akan ketinggalan dari siapapun...

Nggak perlu merasa lemah juga, semua orang ada kalanya memang butuh buat mengambil jeda kok, jadi it's okkay...

Semangat ya! Ur life is so precious! ✨️