#semangat tambah pahala
Explore tagged Tumblr posts
itsjournalfi · 1 year ago
Text
Insight dari teman-teman Webinar "Takut Tambah Dewasa" bersama Teh Qonita, 8 Juli 2023, 08.30 WIB-selesai.
Hantaman ombak kehidupan adalah sekolah terbaik yang Allah hadirkan untuk kita atas izin-Nya. Tinggal respon kita bagaimana cara menyikapi itu semua dengan positif. Karena pada dasarnya dunia itu hanya tempat mencari pahala meski bersusah payah ngejalaninnya. So, semangat.
Hidup ini adalah tentang membuktikan diri dan keimanan kita kepada Allah. Apakah kita pantas untuk mendapatkan ridha dari-Nya. Maka Allah memberikan ujian demi ujian pada kita agar kita bisa menjadi manusia yang berkembang dan menyanggupi tugas yang diembankan kepada kita yaitu menjadi khalifah di bumi ini, pun agar menjadi manusia yang bisa mendapat rida-Nya dan Surga sebagai tempat kembali.
Dengan mengembalikan segala urusan kita kepada Allah dan disertai dengan ikhtiar -adalah kunci terbaik untuk melewati ujian dan menjawab tantangan² rumit itu. Maka kita tidak perlu takut lagi untuk menjadi dewasa, karena Allah tidak akan membiarkan hamba yang beriman begitu saja, Allah selalu punya cara untuk menyelesaikan masalah² yang kita punya.
Lebih semangat lagi di dalam memperbaiki hubungan dengan Allah, menyertakan Allah di setiap urusan, selalu meluangkan waktu dengan Al-Quran.
Semua orang di dalam kehidupan ini menjalankan perannya masing-masing yang sudah diberikan Allah sekaligus dimampukan Allah di dalam menjalaninya, karena Allah telah menakar kesanggupan manusia menghadapinya. Semua juga menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupannya masing. Semua dapat terlewati apabila kita selalu menjadikan Allah dan Nabi Muhammad Saw. menjadi landasan dari aktivitas kehidupan kita.
Kita tahu bahwa overthinking tentang masa depan hampir semua remaja mengalaminya. Adapun ilmu yang saya dapat yaitu tentang ”kekhawatiran“ akan masa depan itu wajar terjadi. Namun, kekhawatiran tersebut bukan untuk dipikiran secara terus menerus, secara berkala, karena nantinya bisa membuat kita ”over“ terlalu berlebihan, sedangkan berlebihan itu tidak baik, bahkan jika kita over dalam memikirkan masa depan bisa jadi kita tidak produktif lagi. Maka masa depan itu dijalani dengan penuh rida dan husnudzan dengan Allah.
Kuncinya yaitu: 1)Sabar-Syukur, 2)Ikhtiar-Tawakkal, 3)Rida-Husnudzan kepada Allah Swt.
Terkadang kita menilai kesuksesan berkaitan finansial, pasangan yang tampan, anak sehat, dll. Memang betul itu termasuk kesuksesan juga, serta tidak masalah jika kita menginginkan kesuksesan demikian. Namun, kesuksesan utama kita, tujuan utama kita yaitu bagaimana semakin dewasa kita semakin taat kepada Allah, semakin berdakwah, semakin berahlak Al-Quran, semakin bermanfaat, semakin berkarya, serta semakin dekat kepada surganya Allah Swt., itulah level tujuan dan kesuksesan utama kita, kesuksesan yang paling penting dan menjadi tujuan kita, kesuksesan yang nyata.
Sebagai seorang muslim/muslimah harus memiliki semangat untuk selalu muhasabah diri dengan mendekatkan diri kepada Allah, selalu dekat dengan Al-Quran, menerima dan bersabar dalam menghadapi semua fase kehidupan yang telah Allah takdirkan. Apapun dan bagaimanapun kondisi kita sekarang, jangan sampai kita meninggalkan Al-Quran.
Pembelajaran yang dapat diambil yakni, berkaitan dengan pernikahan ternyata pernikahan itu tidaklah hanya sekedar menikah, memiliki anak, tua kemudian meninggal dunia. Akan tetapi ada tanggung jawab yang besar dan tujuan dalam pernikahan tersebut.
Jazakumullāh khairān katsīr💐
8 notes · View notes
tulisanteduh · 4 months ago
Text
Tumblr media
Semua ujian pasti terjadi ..
Karena Allah maha Mengetahui ..
Allah yang mengabarkan bahwa kita akan diuji.
Manusia di bagi menjadi dua ;
1. Orang yang berkeluh kesah, tidak sabar.
Orang yang mengeluh, mendapatkan dua musibah, pertama ia kehilangan yg ia cintai, kedua kehilangan pahala melaksanakan perintah Allah, yaitu kesabaran. Tercegah dari kebaikan, luput dari ridho Allah, yang merupakan bukti atas kesabarannya.
2. Orang yang sabar
Kala terjadi musibah, ia menahan dirinya dari murka, ganjaran kesabaran lebih besar, musibah adalah nikmat. Orang seperti ini sukses mendapatkan ganjaran. Berilah kabar gembira kepada mereka yang bersabar. Mereka akan mendapatkan pahala tanpa batas. Dan pemberian yang sangat banyak.
Diantara kesempurnaan seorang hamba; ujian datangnya dari Allah, yang Allah lebih sayang kpdnya. Pengaturan Allah yang terbaik. Allah akan memberikan balasan pada setiap amal. Kita akan mendapatkan pahala di sisi Allah.
Jadilah orang-orang yang sabar, dan tidak berkeluh kesah karena ia tidak menghilangkan cobaan, malah juatru membuat hatinya tambah sedih..
Kalau sabar maka akan nikmat..
Anugrah Allah...diberikan kesabaran dari setiap takdir. InsyaAllah kita mendapatkan kabar gembira di dunia dan akhirat.
Kesabaran adalah pahala tanpa batas...
Semangat..fii Sabilillah..
0 notes
farisha07 · 9 months ago
Text
Satu Hari Satu Cerita #CeritaRamadhan27
SHALAWAT. Tulisan tentang tema ini adalah intisari dari kajian guru kami. Begitu istimewanya shalawat, hingga merangkai kalimat demi kalimat dalam tulisan ini harus merujuk pada pengetahuan dan ilmu.
Shalawat aja, shalawat lagi, shalawat terus. Pertama kali menyimak kalimat ini di pertengahan tahun 2012 dari guru kami. Shalawat adalah pembuktian cinta, cinta kita kepada Baginda Rasulullah ﷺ. Kita tidak mungkin mencintai Allah SWT tanpa mencintai manusia yang paling dicintaiNya. Maka, shalawat adalah jawabannya.
اللهم ��ل على سيدنا محمد وعلى آله
Kita, sebagai manusia biasa, adalah makhluk tendensi. Kita butuh alasan logis untuk melakukan segala sesuatu. Sebagai contoh, untuk ikhlas kita perlu waktu, untuk qana’ah kita perlu merasakan kecukupan, untuk sabar kita perlu diuji, untuk syukur kita perlu diberi nikmat, dan sebagainya. Bershalawat adalah ikhtiar kita, upaya kita belajar untuk mengenal dan mencintai Rasulullah ﷺ. Lalu, mengapa harus shalawat? Ada dalil naqli, ada dalil aqli, jumlahnya 41. Sepuluh di antara alasan mengapa kita harus bershalawat adalah;
Pertama, Q.S. Al Ahzab (33): 56. Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT beserta para malaikatNya bershalawat kepada Rasulullah ﷺ. Kita sebenarnya tidak bershalawat kepada Rasulullah ﷺ, melainkan kita sedang memohon kepada Allah SWT untuk bershalawat kepada Rasulullah ﷺ, memberi rahmat dan keridhaanNya kepada beliau. Dan ketika Allah SWT bershalawat, siapa yang mau menolaknya?
Kedua, beberapa sahabat meriwayatkan tentang shalawat. Salah satu di antaranya adalah sahabat Ubay bin Ka’ab, dia pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, saya ingin memperbanyak shalawat untukmu, berapa banyak aku harus bershalawat untukmu dari do’aku?” Beliau menjawab: “Terserah kamu.” Ubay bertanya: “¼ ?” Beliau menjawab: “Terserah kamu. Jika kamu tambah, itu lebih baik untukmu.” Ubay bertanya: “Kalau ½?” Beliau menjawab: “Terserah kamu. Jika kamu tambah, lebih baik untukmu.” Ubay bertanya lagi: “Kalau 2/3?” Beliau menjawab: “Terserah kamu. Jika kamu tambah, lebih baik untukmu.” Ubay berkat: “Kalau begitu aku jadikan do’aku semuanya untuk (bershalawat atas)-mu.” Beliau menjawab: “Jika demikian, pasti dicukupkan segala kebutuhanmu dan diampuni seluruh dosamu.”
Ketiga, aqwal ulama tentang shalawat. Salah satunya adalah dari Syaikh Ali Jumu’ah, beliau mengatakan bahwa bershalawat Nabi adalah amalan yang pasti diterima oleh Allah. Jika kamu bersedekah, dan kamu ingin dipuji, maka sedekahmu sia-sia. Begitu pula jika kamu shalat karena ingin diperhatikan manusia, shalatmu tanpa pahala. Tapi jika kamu bershalawat, walaupun kamu riya, kamu tetap akan mendapatkan pahala, karena shalawat berhubungan dengan Nabi Allah yang agung, yaitu Nabi Muhammad ﷺ.
Keempat, yang paling dekat dengan Nabi yang paling banyak shalawatnya. Kita tidak akan bisa mengenal shalat, zakat dan ibadah lainnya jika tidak melalui Rasulullah. Semangat bershalawat dengan ego, ada batas lelahnya. Namun kalau sudah Allah karuniakan semangat bershalawat, maka itu adalah anugerah yang luar biasa.
Kelima, shalawat mendownload sifat-sifat Nabi. Ketika sering shalawat, yang tadinya kurang sabar menjadi lebih sabar. Semua makhluk mempunyai cahaya, maka dengan bershalawat kita menambah cahaya, yang in sha Allah sifat-sifat Rasulullah akan hadir di hati kita.
Keenam, nama Muhammad mengelilingi dan memenuhi Bumi tanpa henti. Nama Baginda Rasulullah, Muhammad ﷺ adalah satu-satunya nama yang selalu tersebutkan melalui adzan yang berkumandang setiap harinya, di seluruh penjuru dunia. Merupakan manifestasi dari Q.S. Al-Insyirah ayat 4, yang bermakna “Kami telah tinggikan sebutan namamu bagimu”. Terbayangkan betapa mulianya Rasulullah ﷺ hingga tak ada satupun nama yang mampu menandingi beliau, termasuk para Nabi yang lain.
Ketujuh, mencintai kita sebelum kita mencintainya. Rasulullah ﷺ begitu mencintai kita, hingga di akhir hayatnya beliau selalu mengingat umatnya, “ummati.. ummati.. ummati..”. Lalu, apakah kita juga sudah megenal dan mencintai beliau? Padahal jarak kita dengan beliau sangatlah jauh, tapi betapa hati beliau terpaut sekali untuk kita.
Kedelapan, dahsyatnya frekuensi shalawat. Ketika kita bershalawat, kita masuk ke frekuensi alam semesta. Segala hajat, segala urusan, segala ikhtiar, jika kita membaca shalawat, maka akan melesat ke langit, dengan kata lain mustajab – in sha Allah.
Kesembilan, tandanya cinta ada rindu. Kita tak pernah memandang wajah beliau, mendengarkan nasehat beliau secara langsung, namun kita tetap mengikuti ajarannya. Dengan shalawat rindu itu menjadi nyata. Mencintai Rasulullah ﷺ, ada kerinduan yang sangat kepada beliau. Dan rindu itu tergantikan dengan shalawat.
Dan kesepuluh, doapun tertolak tanpa shalawat. Shalawat menjadi perantara mustajabnya doa, bahkan shalat tak sah tanpa shalawat. Mengapa demikian? Karena di dalam shalat ada shalawat Ibrahimiyah, rajanya shalawat, menyampaikan salam kepada seluruh Nabi dan Rasul, dan ini masuk ke runtutan bacaan dalam shalat.
Ma sha Allah Tabarakallah. Tak mengenal, maka tak cinta. Shalawat menjadi jembatan kita mengenal dan belajar mencintai Rasulullah ﷺ. Dengan shalawat, kita berupaya menghadirkan Rasulullah di dalam hati kita dan di kehidupan sehari-hari. Sudah ada alasannya, baik secara naqli maupun aqli, lalu apakah kita masih enggan untuk bershalawat? Renungkanlah, betapa beruntungnya kita Allah hadirkan manusia pilihan Allah, kekasih Allah, pembawa kebenaran, penutup para Nabi dan Rasul, manusia yang paling mulia di antaranya yang mulia. Mari kita amalkan, in sha Allah kehidupan yang sedang kita jalani ini akan terang benderang dengan cahayanya Baginda Rasulullah ﷺ. Asshalatu wassalam ‘alaika Ya Rasulallah..
1 note · View note
edyyanu · 9 months ago
Text
RAMADAN DAN HATI YANG TENANG
Suasana dan perasaan hati menjalankan amal ibadah saat bulan ramadan itu tidak bisa digantikan pada selain bulan ramadan, perasaan saat-saat qiyamul lailnya, saat baca qur'annya, puasanya, nikmat bukanya, sedekahnya, dsb.
Segala hal yang dilakukan di bulan ramadan rasa2nya tenang dan lapang, bahagianya tambah, syukurnya tambah, ritme menjalani aktivitas seperti tertata.
Masih ingin tahu rahasia2 yang menjadi dasar ramadan bisa membuat suasana hati setenang itu, kesimpulan awal, ya pertama karena tujuan puasa di bulan ramadan sendiri adalah dididik menjadi orang yang takwa, seperti yang Allah firmankan di Q.S Al Baqarah :183.
Refleksi dari kajian Ust. Adi Hidayat. Allah memberikan gambaran orang2 yang berpuasa itu Allah menginginkan penguatan iman sehingga membangun ketaatan dan ketakwaan, puasa momentum akumulasi semua potensi kebaikan (sholat, infaq, sedekah,baca quran) sehingga menaikkan level takwa, orang yang mampu menaikkan level takwa, maka semakin selesai masalah kehidupan, kalau masalah selesai, tenang kan ya?.
Keistimewaan bulan ramadan itu fadhilah dan kemuliaan quran bisa didapat sebulan penuh dan al quran itu sendiri sebagai petunjuk kehidupan, penyejuk jiwa, petunjuk penguatan iman. Bulan ramadan sendiri itu rahmat Allah turun, ampunan Allah turun, limpahan pahala siang malam dan peluang terbebas dari neraka, dari pemahaman  seperti ini yang akhirnya membuat seseorang semangat mengejar potensi2 kemuliaan tersebut.
Kalau memaknai betul kemuliaan ramadan dan menyusun kurikulum amal di bulan ramadan dengan baik  InsyaAllah fadilah kemuliaan ramadan berpotensi besar kita dapatkan. Semoga semangat ibadah ramadan terus hadir dibulan-bulan selain ramadan, sehingga nanti kita dipertemukan lagi dengan ramadan tahun berikutnya. AAMIIN.
.
0 notes
langitbanda · 11 months ago
Text
Kalau aku pilih sayang sama Allah. Maka Allah hadirkan semuanya untukku
Pagi ini sy mendengar dari bang Fuadh Naim katanya begini... Aku + Allah SWT > jadi kalo kita sayang sama Allah SWT dulu nantinya DIA menghadirkan orang-orang baik untuk kita. Termasuk teman teman yang akan membersamai kita.
Sy juga masih proses belajar bagaimana taat yang baik kepadaNya. Utamakan taat lebih dulu. Benar sebenarnya taat sesuai potensi kita, pentingkan budaya jujur, habit mau belajar dan mencoba dan selalu menghargai hasil apapun bentuknya.
Positif thinking terhadap pilihanNya. Sering kita manusia mendahulukan prasangka daripada memburu pahala. Dikasih A maunya B, dikasih B berandai C sampai Z. Padahal kacamata kita sebagai manusia terbatas. Yuk, tambah taat biar manisnya iman makin melekat. Semangat 🤗🤸
1 note · View note
ikawidya · 6 years ago
Text
Sedih tak bisa berkumpul dengan keluarga
Ya, sedih sekaliiii..
Ketika ramadhan tiba yang sangat dirindukan adalah berkumpul bersama keluarga, makan sahur bersama, berbuka puasa bersama, pergi ke masjid untuk sholat tarawih bersama.
Sayangnya, awal ramadhan tahun ini aku tidak bisa melakukan semua hal itu, karna bukan jadwal ku untuk pulang ke bandung, selain itu memang tidak mendapatkan tiket kereta untuk pulang.
Sangat sedih terasa adalah ketika mendengar keputusan sidang isbat bahwa tgl 1 ramadhan jatuh pada tgl 6 mei 2019, sendirian, biasanya aku mendengarnya bersama keluarga, dengan keadaan siap hendak untuk berangkat ke masjid untuk sholat tarawih pertama bersama.
Sempat meneteskan air mata.
Ya aku rindu keluarga ku.
Kali ini hanya bisa menyampaikan permohonan maaf dan selamat menjalankan ibadah puasa melalui group whatsApp, tak lupa doa agar diberikan kesehatan untuk kita semua selama menjalani ibadah shaum ini.
Marhaban Yaa Ramadhan.
Tumblr media
1 note · View note
nitrataripin · 2 years ago
Text
Memilih Ilmu, Guru, dan Teman dalam Menuntut Ilmu
Murabbians 4 - Dauroh #2
Pemateri: Ustadz Ardiansyah Ashri Husein, Lc., MA
Minggu, 23 Jan 2022
Tempat : Mesjid Al-Murabbi, Bandung
Tumblr media
=========
Pilih ilmu terbaik, karena manusia memiliki keterbatasan waktu (hidup).
Prioritas menuntut ilmu:
Ilmu yang tidak bisa ditunda
Ilmu tauhid.
Ilmu yang membuat kita mengenal Allah. Dalil (rujukan):
Al-Qur'an
As-Sunnah
Ijma (konsensus ulama). Catatan: tidak semua orang bisa mengerti Al-Qur'an. "Mengerti" di sini maksudnya mengerti/paham makna yang terkandung dalam Al-Qur'an.
Qiyas
Perkataan ulama
Belajar ilmu klasik yang sudah dihimpun ulama terdahulu. Contoh: ilmu tafsir. Kita perlu waspada terhadap ilmu baru yang masih diperselisihkan. > "BASIC BEFORE ADVANCED"
Hindari berbantah-bantahan tentang ilmu, seperti bertanya, "Allah ada dimana?".
Ilmu yang bermanfaat di masa depan
Pilih guru yang paling:
berilmu
wara' (menjaga halal & haramnya Allah SWT)
berusia (berdasarkan umur atau berdasarkan posisi, yakni orang yang dituakan) → biasanya lebih penyabar.
Kategori manusia:
Manusia sejati → pintar, punya akal, suka musyawarah.
Manusia setengah → pintar, punya akal, tidak suka minta pendapat orang.
Bukan apa-apa → suka musyawarah, namun tidak pintar & tidak memiliki akal.
Tips memilih guru: Pantau terlebih dulu untuk memantapkan hati.
apakah orang yang dipantau tersebut cocok menjadi tempat/guru kita belajar?
Hal ini dilakukan agar kita tidak berpindah-pindah tempat/guru dalam menuntut ilmu.
Sukses itu butuh sabar & istiqomah.
Cara belajar
baca kitab (belajar ilmu) → hatamkan sebelum pindah ke buku/kitab lain; minimal sampai teori selesai & kita menguasainya.
merantau → diperbolehkan & sebaiknya tidak pindah-pindah; menetap dulu di suatu tempat sampai semua ilmunya dipelajari/dikuasai.
Tingkat kesuksesan itu berbanding lurus dengan banyaknya ujian.
Belajar sepanjang hayat → jangan sombong; jangan mencukupkan diri.
Penuhi 6 perkara ntuk memperoleh ilmu.
Akal yang cerdas → siap menerima ilmu.
Kesungguhan/kemauan yang keras.
Kesabaran yang berlipat.
sabar → level orang awam
istibara → level orang istimewa
Harta → untuk menjadi modal menuntut ilmu.
Selalu dengarkan nasihat guru kita. Kita bisa mendapat saran & berkah.
Ilmu itu maharnya waktu yang panjang. Boleh kita belajar dalam waktu yang singkat. Namun, kematangan ilmu itu perlu waktu. Singkatnya waktu belajar bisa menyebabkan dalil yang dipegang benar, tapi kesimpulan yang dibuat tidak nyambung (dengan dalil itu).
Pilih sahabat dalam menuntut ilmu dengan kriteria:
punya semangat tinggi dalam menuntut ilmu → semangat bisa menular.
wara'
punya karakteristik jiwa yang lurus → konsisten, istiqomah.
Hindari memilih sahabat dalam menuntut ilmu yang pemalas, pengangguran, banyak bicara, suka membuat kerusakan, suka membuat fitnah (mengajak pada hal yang menggoncang iman). * Kecuali dalam konteks dakwah.
"Seseorang itu sebagaimana sahabatnya." "Teman yang baik mengajak pada syurga."
Belajar ilmu agama sebaiknya bersanad → untuk menjaga keaslian ilmu dan mencegah reduksi ilmu.
Belajar dengan membaca buku sendiri?
Boleh, tapi sebaiknya ada pendamping/guru. Terutama untuk buku-buku yang memerlukan pemahaman mendalam.
Perlu diingat bahwa menukil ilmu tanpa pemahaman itu berbahaya. > "Allah merahmati orang yang tahu diri."
========= Catatan tambahan
Empat ulama besar itu termasuk dalam generasi salaf (generasi terbaik umat).
Tanda hari kiamat: ilmu diangkat dengan wafatnya para ulama.
Kalau sholat ternyata salah kiblat (karena tidak tahu), maka sholatnya tidak wajib diulang. Jika shalatnya diulang, dapat dua pahala (tambah pahala sunnah).
Meminta pendapat dalam memilih sesuatu:
Istikharah → meminta petunjuk dari Allah SWT.
Istisyarah → meminta pendapat dari manusia (sebaiknya dari orang yang berilmu, takut kepada Allah, dan dapat dipercaya).
2 notes · View notes
shofikhairina · 5 years ago
Text
Manusia dan Percaya Dirinya
Terkadang masih suka mikir 2 kali untuk melakukan sesuatu, gaada yang salah sih. Cuman yang dipikirkan ini adalah porsi kebaikan. Masih suka minder, ragu-ragu sama kemampuan, ngga percaya diri atas apa yang dimiliki diri saat ini. 
Bukannya Allah sudah menciptakan kita menjadi sebaik-baiknya ciptaan. Dan masing-masing kita punya peran dibidangnya, tapi masih ingatkah kita terhadap peran utama yang semestinya? 
Yap! menjadi seorang hamba. Kalau dikupas tuntas ngga akan berhenti deh ngomongin persoalan tentang hamba, apalagi hamba Allah berwujud manusia ini, beraneka ragam kepribadian, sifat dan bentuk kebiasaan maupun tindakan dalam melakukan sesuatu.  
Bebrapa waktu lalu aku mendapatkan keluhan dari temanku, yang aku tangkap ia sedikit merasakan putus asa atas apa yang ia lakukan sekarang. Salah satu keluhan yang paling aku ingat “Kalau aku nulis panjang gini di caption ig, ada yang baca nggak ya?” yang padahal aku sendiri tau kalau tulisan itu berisikan kebaikan. Dari situ aku jadi ingat tulisan yang pernah ku baca entah di twitter atau instagram seseorang, yang intinya..
“Asalkan niat untuk kebaikan, nggak ada yang salah kok. Untuk siapa yang baca, ada yang suka ataupun nggak suka itu urusan belakangan. Kalau niat kebaikan mah InsyaAllah bernilai pahala, dan siapatau 1 dari 100 orang followersmu di ig yang membaca captionmu menjadi terketuk hatinya.”
Rasa minder dan ngga percaya diri sebenarnya bisa jadi penyakit buat kita. Rasa itu malah membuat aktivitas-aktivitas kebaikan yang seharusnya sudah bisa dilakukan jadi terhambat huhu naudzubillah. Jadi inget juga pesen Ummu Alila untuk binaannya yang disampaikan di podcast yang aku dengarkan tadi subuh..
“Ngapain nggak percaya diri kalau untuk dakwah atau kebaikan lainnya? Padahal diluar sana orang yang maksiat saja  berbangga  dan percaya diri, masa kita yang melakukan kebaikan kalah.”
Yuk Bismillah, Semoga setelah ini tambah semangat melakukan kebaikannya! Siapatau langkah ini jadi salah satu kita menjemput Ridho dan kebaikan-kebaikan dari-Nya. 
Klaten, 31 Mei 2020
37 notes · View notes
zahrarizqip · 4 years ago
Text
Pagi ini bangun jam 03.24 dengan rasa jengkel. Bukan dibangunin alarm, tapi dibangunin sama suara orang baca Al-Qur'an di masjid deket rumah. Loh, ada orang baca Al-Qur'an kok jengkel? Kan dapet pahala? Ya tapi kalo niatnya pengen dapet pahala tapi ganggu orang lain, apa kabar pahalanya? Aku yakin gak cuma aku yang keganggu, tapi juga:
1. Orang yang punya bayi
Kasian bayinya kalo ga bisa tidur grgr berisik. Masih syukur bayi kerjaannya cuma nyusu-tidur. Lebih kasian lagi emaknya, kudu begadang karena bayinya gak bisa tidur, padahal kudu recharge energi sebelum berkutik dengan segudang tugas domestiknya seharian nanti, kalo dipaksa begadang mulu, apa kabar badan?
2. Orang sakit atau yang punya gangguan tidur
Aku termasuk orang yang gak bisa tidur kalo di luar ada yang berisik. Entah karena anak tetangga nangis, suara kucing berantem, atau bahkan suara televisi yang terlalu keras. Kalo udah gini, yaudah kesel aja bawaannya. Padahal pengennya tidur biar gak capek, eh malah jadi tambah capek. Mana memasuki 37 minggu ini makin susah tidur. Jadi bersyukur banget kalo bisa tidur nyenyak tuh.
3. Orang yang pulang kerja shift malem
Daripada tidurnya nanti habis subuh, mending dimaksimalin tidur sebelum subuh sebelum lanjut kerja kan?
4. Orang yang belajar
Ada anak yang lebih gampang nangkep materi pelajaran ketika belajar di pagi buta. Selain karena otak masih fresh, suasananya juga sepi, jadi mendukung buat bisa lebih fokus belajar. Aku termasuk tipe ini pas zaman sekolah, karena kalo belajar malem hawanya ngantuk & udah suntuk sama urusan seharian. Tapi kalo pagi-pagi aja udah berisik, masa iya kudu ngalah, ubah waktu belajarnya gitu? Haiii, dunia ini bukan hanya milik Anda.
5. Orang yang ibadah
Harusnya bisa jadi momen buat berduaan sama Allah, entah tahajjud, tadarrus, dzikir, atau sekedar curhat, eh ada distraksi. Apa orang-orang harus menggeser pola bangun tidurnya jadi lebih awal demi bisa khusyu' ibadah? Jangan sampe orang yang tadinya udah semangat ibadah di sepertiga malam terakhir, jadi males cuma grgr suara-suara ngaji orang yang egois itu. Tolong ya, bukan cuma Anda yang butuh pahala.
6. Orang non muslim
Setiap orang harus berbuat baik ke orang lain, bahkan ke non muslim sekalipun. Salah satunya dengan tidak mengganggu mereka. Iya ngga sih?
Lagian mengeraskan suara ngaji pake mic masjid kaya gitu tu ada tuntunannya gak si? Siapa yang ajarin? Kalo gak ada, berarti mengada-ada dong? Kalo mengada-ada berarti bid'ah? Kalo bid'ah berarti...
Udah gitu, adzannya seharusnya 04.26 tapi 04.22 udah adzan. Dan itu hampir tiap subuh, sedangkan di waktu shalat yang lain sering nelat adzannya, bahkan sesekali di waktu dzuhur atau ashar gak ada adzannya, heu. Kasian yang mau puasa eh, terdzalimi karena berkurang waktu sahurnya.
Aku bahkan sampe nangis cuma karena hal sepele kaya gini. Iya, nangis grgr capek ngedumel dalem hati. Wkwk cengeng ya. Memang tipe orang kaya aku gini bukan orang yang bisa ngomel langsung kalo lagi jengkel sama orang tersebut. Bisanya ngedumel dalem hati atau curhat lewat tulisan begini. Kalaupun mau ngomong ke orangnya langsung, udah tuh kan disiapin kata-katanya, tapi gak akan sampai hati buat ngungkapinnya. Dasar aku.
Padahal gimana cara kita bangun pagi adalah koentji buat jalanin aktivitas setelah ini. Kalo bangunnya aja udah jengkel begini, gimana seharian nanti? Padahal gangguan kaya gini berlaku setiap hari. Ingin rasanya pindah rumah cuma karena hal se-sepele ini, padahal udah terlanjur nyaman sama tetangga sini. Ya gimana, aku capek tiap hari ngedumel terus dalem hati. Untungnya disini cuma ngontrak :') keliatannya memang penting cari lingkungan yang sevisi, daripada kitanya keikut gak bener ya kan.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di masjid, lalu beliau mendengar mereka (para sahabat) mengeraskan bacaan (Al-Qur’an) mereka. Kemudian beliau membuka tirai sambil bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya kalian sedang berdialog dengan Rabb kalian. Oleh karena itu, janganlah sebagian kalian mengganggu sebagian yang lain, dan jangan pula sebagian yang satu mengeraskan terhadap sebagian yang lain di dalam membaca Al-Qur’an” atau beliau mengatakan, “atau dalam shalatnya.”” (HR. Abu Dawud no. 1332, shahih)
Kartasura, 5 Maret 2021 | 11:32
2 notes · View notes
hudasyahdan · 5 years ago
Note
iya dibales lwt tumblr aja jg gapapa sih, makasih banget. dan aku jg ga sebut merk apapun. aku jd kadang dlm hati nyalahin ayahku knp dia ga ngasih rekomendasi yg bagus utk aku? sbnrnya siapa sih org yg berkewajiban ngasih advice di hidup kita? ortu kan? kalo skrg aku jadinya kayak skrg, padahal aku nurut sm mereka, berarti advice nya mereka ga bagus kan?
Bismillah ya, semoga jawaban ini ndak ada niatan buat menghakimi, semoga jawaban ini sebagai bentuk ibadah kita untuk saling menasehati sebagai sesama muslim.
Poin awal tentang takdir Allah ya, apalagi pada bagian kok bisa beda balasannya, ada yang baik, ada yang ndak baik, justru kadang itu salah satu hal yang cukup menakutkan. Karena bisa jadi, sekarang hidupnya berkecukupan, tapi gimana seandainya kalau di masa depan justru ujian sebenarnya datang? Pada perkara ini justru kita sendiri juga tambah resah sama masa depan.
Tapi apapun yang terjadi nanti, ada nasehat ustadzku dulu yang masih ingat. "Amal baik emang menolak bala, tapi bukan berarti terus kita gak dapet ujian. Ujian itu akan tetap ada, bedanya bagaimana kita menyikapinya. Apakah putus asa lalu tak berbekas atau bisa arif bijak dan mengambil banyak hikmah dari ujian itu". Dari nasehat itu yang akhirnya menguatkan prinsip buat selalu berbuat yang terbaik, entah apapun balasannya. Karena kita berpedoman masih ada hari pembalasan di kemudian hari, makanya itu menguatkan bahwa entah suka duka akan tetap bisa berbuah pahala. Kelihatan normatif memang, tapi ya itu yang kita imani. Kita percaya ada balasan kebaikan di akhirat untuk orang-orang baik. Itu udah prinsip. Itu konsekuensi iman.
Kalau di perkara iman ini kita masih ndak yakin, ya perbarui. Karena iman pada Allah juga sepakat berkenaan dengan ajaran-ajaran yang ada. Sepakat dengan keyakinan bahwa kebaikan berbalas surga dan keburukan berbalas neraka. Sepakat dengan keyakinan ada hidup setelah mati. Sepakat dengan keyakinan bahwa ada syariat yang ada untuk menuntun kehidupan.
Saran pertama, coba perbarui iman, coba perbarui keyakinan. Banyak istighfar. Terkesan normatif ya lagi-lagi, tapi ya beginilah iman. Meskipun berat tapi iman juga mengajari bahwa yang berat ini akan dibalas kebaikan. Dan pada poin iman, kita juga harus belajar menerima kebenaran. Belajar menerima apa yang Islam ajarkan tentang takdir, usaha, ikhtiyar, ibadah, pertolonganNya, dan segala hal lainnya. Kalau memang di perkara pertama ini hati kita sudah ndak bisa menerima, dan hanya mau menerima pembenaran. Yasuda, udah beda domain. Mau dikasih seribu kalimat motivasi dan nasehat pun kita akan selalu menolak. Jadi ya coba berkontemplasi, perbanyak sholat, perbanyak sujud, perbanyak mengadu lagi ke Allah. Coba lihat hati seberapa iman kita itu ada.
Yang kedua tentang sudut pandang. Sudut pandang pertama tentang nasib diri. Mau apapun latar belakangnya, mau bagaimanapun masa kecilnya, tapi kita belajar bahwa dalam hidup ada banyak pilihan yang kitalah penentunya. Bukan orang lain. Mau orang tua galak, judes, salah asuh, memberi contoh yang buruk, bukan alasan sama sekali bagi kita kemudian mencari pembenaran untuk melakukan hal-hal yang buruk. Karena kebenarannya, kita diberi pilihan untuk tetap berbuat baik dan menjadi baik. Mau menyalahkan orang tua -meskipun mungkin bisa jadi mereka yang salah-, ndak akan pernah jadi penyelesaian. Yang ada hanya pelarian dari kita yang mencari pembenaran atas hal-hal buruk dalam hidup alih-alih mencari jalan keluarnya. Jadi kedua kita harus sadar, ada pilihan di depan.
La tapi mereka patriarki, closed minded, dll. Even setoxic itu, masih ada pilihan untuk tetap berbuat baik. Nah ini mungkin berkaitan juga dengan cara kita memandang hidup. Bagaimana kita memandang jalan rizki. Bukankah rizki itu bisa berbentuk apapun? Bukankah rizki ndak selalu harus bekerja sesuai dengan prediksi karir yang ada? Bukankah banyak juga sarjana yang banting setir jadi pengusaha? Lalu kalau kenapa kita harus mempersempit pikiran bahwa rizki itu hanya ada pada karir profesi yang kita tekuni saat ini?
Disitulah peran kita ada, kita masih bisa kok di jurusan ini untuk memilih berada di lingkungan orang baik. Saling memotivasi untuk mandiri, saling memotivasi untuk mencari jalan keluar dari masalah-masalah kita. Bisa kok kita coba belajar wirausaha, jadi translater handal, belajar jadi desainer, belajar jahit, hanya kadang kita mungkin lebih banyak magernya. Bisa juga coba hubungi dosen, jadi asisten penelitian beliau, belajar jadi researcher. Banyak banget sebenarnya pintu kebaikan.
Jadi intinya di akhir semua adalah tentang cara pandang kita. Coba perluas cara pandangnya, meskipun susah. Meskipun nanti harus banyak berkorban. Mudah memang kita melihat jalan orang yang terlihat sukses dan bahagia. Tapi kalau kita rasakan dan mengobrol lebih dekat mungkin kita akan bersyukur memiliki nasib yang sebenarnya lebih bagus.
Untuk pindah jurusan juga, selamat belajar dewasa. Selamat belajar untuk menjalani konsekuensi dari apa-apa yang dipilih. Gapapa sesekali menyesal tapi yaudah dijadikan pelajaran, sambat dan ngeluh sebanyak apapun ndak akan menyelesaikan masalah kan?
Semangat ya apapun masalahmu. Semoga kita bisa dikaruniai kekuatan untuk terus jadi baik. Mohon Maaf normatif, mohon maaf kalau masih terkesan kurang bijak. Kalau ada yang kurang berkenan boleh kita diskusikan lagi.
Semangat ya non. Alfu mabruuk.
20 notes · View notes
zahralwina · 4 years ago
Text
# Hikmah Dari Berdagang
Sekitar satu tahun belakangan mengalokasikan energi lebih dalam perdagangan dan benar-benar mengharapkan penghasilan dari pintu perdagangan yang karenanya aku mendapatkan beberapa hikmah terkait rezeki.
1. Rezeki itu luas
Rezeki tidak bisa dihitung persisnya dalam bentuk apa dan nominal berapa. Salah satu bentuk rezeki yang paling sering dijadikan ukuran adalah nominal penghasilan, namun nyatanya rezeki tidak hanya sekedar itu. Informasi, kesempatan, akses, kemudahan, omset, pelanggan yang baik, ide-ide baru, ilmu baru, kesehatan, dll ternyata semuanya adalah bentuk-bentuk rezeki dari Yang Maha Kuasa yang dipastikan kita tidak akan mampu menghitungnya. MasyaAllah...
Hitung-hitungan Allah seringkali tidak akan masuk akal jika dibandingkan dengan hitung-hitungan kita. Kadang tiba-tiba berandai-andai kondisi aku masih bekerja di kantor dan penghasilan bulanan yang sama dengan saat aku masih bekerja pasti sudah nominal sekian yang keluar masuk dari transaksi keuanganku. Namun saat aku coba bandingkan dengan kenyataan selama 1,5 tahun belakangan ternyata transaksiku jauh dari nominal itu dan alhamdulillah semuanya tercukupi dan berjalan lancar begitu saja. Padahal aku benar-benar hanya mengandalkan tabungan disaat aku benar-benar tidak ada pemasukan. Nyatanya bisa cukup. Nyatanya aku tetap merasakan nikmatnya hidup. Tetap bahagia. Tetap bisa jajan dan makan enak.Tetap bisa jalan-jalan dan menikmati hidup. Punya waktu lebih banyak untuk mengingat-Nya. Bukankah semua itu nikmat?
Lanjut kepada perdagangan yang aku lakoni sebagai ikhtiar untuk mendapatkan penghasilan. Ternyata berdagang tidaklah semudah dan seindah yang dibayangkan. Tidak seperti yang terlihat di media sosial atau di berita dimana orang berdagang pasti sukses, pasti dagangannya laku. Nyatanya...berdagang itu justru lebih sering senam jantung. Berharap tanpa kepastian. Menunggu dan berharap ada pembeli yang datang membeli. Namun tidak bisa memprediksi bagaimana penjualan kita akan terjadi. Bahkan, jika ada yang datang sekedar bertanya tanpa membeli pun itu sudah menjadi obat hati. Apalagi kalau ada yang membeli, masyaAllah...senangnya luar biasa.
2. Hanya kepada Allah lah kita menggantungkan harapan
Dari berdagang, aku sadar bagaimana rasanya benar-benar hanya berharap kepada Allah SWT sebagai pemberi rezeki. Rezeki yang kita dapatkan pada hari ini benar-benar hanya ada di tangan Allah. Tidaklah para pembeli akan datang untuk berbelanja kecuali Dia yang menggerakkan hati mereka. Bisa jadi tidak ada jual beli sama sekali dalam waktu yang lama begitu juga sebaliknya. Angka yang didapat tidak pernah pasti namun alhamdulillah kebutuhan selalu dicukupkan oleh-Nya. MasyaAllah...benar-benar terasa bagaimana kuasa dan kasih sayang-Nya.
Sadar bahwa rezeki adalah urusan Dia 100% membuatku jadi sadar bahwa tidaklah kita harus berlebih-lebihan berharap kepada makhluk. Makhluk tidak bisa melakukan apa-apa. Dulu, waktu masih jadi pegawai karena sudah tau setiap bulannya akan mendapatkan gaji berapa seolah pengharapan benar-benar menggantungkan diri ke Allah itu kurang. Kadang lebih khawatir telat ngantor/telat meeting dibanding telat shalat. Astaghfirullah...
3. Makhluk Allah hanyalah media yang digerakkan oleh-Nya sebagai perantara rezeki
Dari berdagang ini pun aku jadi terbiasa dengan calon pelanggan yang PHP, hit and run dan lain sebagainya. Dulu, bisa saja aku kesal atau minimal 'ngedumel'. Namun sekarang bagiku hal seperti itu adalah satu hal yang biasa. Bukanlah satu hal yang patut dijadikan masalah bahkan menjadi pembenaran untuk marah. Kalau mereka tidak jadi beli, ya berarti rejekinya tidak disampaikan oleh Allah lewat mereka. Tidak berjodoh. Yasudah. Kewajiban seorang pedagang adalah memberikan pelayanan dan informasi dengan sebaik-baiknya. Dibeli atau tidak, Allah lah yang akan menggerakkan hati mereka.
4. Sangat mudah membuat orang lain bahagia. Support kecil dan sederhana termasuk rezeki.
Sejak jadi pedagang aku jadi mengerti bagaimana nikmatnya sebuah respon atau apresiasi kecil. Misalnya dengan memberikan testimoni positif atau sekedar mention di media sosial. Ternyata hal kecil seperti itu menjadi sebuah kenikmatan disaat kita butuh. Senang luar biasa disaat ada pelanggan yang melakukan hal-hal itu. Jadinya, aku pun menjadi lebih terbuka untuk melakukan hal yang sama kepada orang lain. Ternyata membuat orang lain merasa senang itu tidaklah susah. Memberikan support bisa dengan cara yang sangat sederhana. Itulah kenapa aku pun mencoba melakukan yang sama karena aku tau bagaimana rasa nikmatnya apabila ada yang melakukan hal yang sama padaku. Semoga menjadi jalan pahala...:)
5. Berdagang menuntut kita untuk terus meningkatkan kapasitas dan kualitas diri.
Sejak menjadi pedagang aku jadi lebih dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, dan terus update. Muncul berbagai imajinasi dan ide-ide untuk mengembangkan bisnis yang sedang aku rintis. Sedang semangat-semangatnya. Karena belum memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang bisnis aku ingin tau banyak hal, penasaran tentang berbagai hal terkait pengembangan usaha ini. Jadinya secara otomatis aku dituntut untuk lebih banyak belajar biar banyak tau. Trial and error berbagai hal dan terus menggali informasi adalah spirit yang harus terus dijaga dalam merintis usaha ini.
6. Berdagang tanpa sadar meningkatkan keimanan dan tauhid kepada Sang Pencipta.
Sejak menjalani kondisi belakangan dimana aku mencari lowongan pekerjaan susah menemukan yang cocok dan berusaha banting setir dan benar-benar berharap perdagangan menjadi wasilah rezeki bagiku aku merasa peningkatan tauhidku kepada Allah. Jadi merasa bahwa benar-benar hanya kepada Allah aku bergantung, berharap dan meminta. MasyaAllah...semoga senantiasa dijaga dalam hikmah dan iman seperti ini.
Banyak hikmah dari berdagang yang mulai bisa kupetik satu persatu. Akan terus ada dan selalu ada jika aku ingin memikirkan. Bukankah ini satu perkara yang baik? Ya Rabb..kalaulah dengan berdagang ini /menjadi pengusaha begini bisa menjagaku senantiasa dekat denganmu mohon berikanlah keberkahan pada apa yang sedang ku upayakan. Mampukan aku untuk menjadi pebisnis/pedagang yang handal agar usaha ini terus berkembang dan membesar serta memberikan manfaat untukku, keluargaku, dan juga agamaku. Tambah-tambahlah nikmat-Mu kepadaku dan jagalah aku agar selau berada dalam keimaman, ketaqwaan dan keta'atan kepada-Mu serta senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Mu untukku. Aku berlindung kepada-Mu dari futur dan dan kufur.
Jakarta, 06 Agustus ( 12:53 AM)
@zahralwina
#selftalk#selfreflection#selfmotivation#writingtohealing#thinking
2 notes · View notes
theshytmblr · 4 years ago
Text
Halo :) wah setelah sekian lama akhirnya ada yang bisa ku ceritakan,
Sudah hampir seminggu sejak adek kecil di rumah keduaku gegoleran di tanah demi mengambil gambar terbaik untuk nantinya dikirim perwakilan lomba antar seksi. Aku yang cuma bisa melihat juga ikut keringetan loh hehe.
Kami semangat karena ingin mendapat hasil foto yang bagus supaya menang. Bagiku tak berhadiahpun tak apa selama sudah mendapat title pemenang, rasanya bangga sama mas dan adek ku yang sudah berjuang itu.
Setelah foto terpilih untuk diajukan, si adek bilang jika kita juga harus menyertakan caption pada foto yang nantinya di kirimkan itu. Wah hal tersulit selanjutnya adalah mencari kata kata yang menggambarkan kata “rawat” susahnya bukan main.
Kutipan demi kutipan kubaca demi mendapat kata yang pas dan sesuai. Hingga akhirnya kita setuju untuk mengutip sebuah kalimat.
“Semua yang diberikan kedalam kehidupan, kita harus bisa menjaga, merawat, dan menyimpan ditempat yang tidak akan membuatnya rusak malah memberi nilai tambah utk lainnya. Tariklah nafas dan rawat dunia dengan kasih sayang. Buanglah nafas dan rawat dirimu dengan penerimaan.”
“For all the things that given into our life, we must be able to maintain, care for and store it in a place that will never make it broken, instead it become more valuable to others. Breath in and take care of the world with love. Breath out and take care of yourself with acceptance"
Satu kata terakhir yang sempat membuat ku berfikir lebih lama. “Penerimaan” atau “acceptance”. Simpel bukan? Tapi jika dibaca berulang ulang, jadi membuat diri sendiri bertanya, sudahkah aku menerima diriku sendiri?.
Sepertinya belum. Sampai detik ini mungkin aku masih pelit dalam bersyukur. Meski akhirnya aku menerima apa yang Allah kehendaki, pada awalnya aku masih sedikit kesal.
Ibu pun pernah bercerita ketika ia kesal dengan kehendak Allah menempatkan ibu bekerja jauh dari rumah, aku pun juga hehe.. tapi ibu melanjutkan, jika ibu menyesal dulu pernah kesel sama Allah, jadi ketika kehendak itu juga terjadi pada aku dan adek ku, kekesalanku tidak sebesar ibu, sisanya aku cuma bisa menangis tersedu sedu haha si cengeng satu ini.
Ibu bilang padaku “tak apa mbak, mama dulu lebih jauh dari mbak dita, nanti mbak dita bisa lebih sering pulang ke rumah dibanding mama dan papa dulu,” ibu memelukku erat membuat air mataku semakin deras.
Apakah semua itu bisa membuat seorang dita menerima kenyataan ditempatkan disini? Belum :). Aku masih suka mengeluh “kapan pindah ya Allah?” Aku juga masih suka cengeng ketika merindu, tapi paginya aku harus ceria lagiii hmmm :”) tenang saja, tidak sesering itu kok.
Ku kira hari dimana ketika aku jatuh dari motor adalah hari terberat. Dan aku tak ingin melalui hari hari seperti itu lagi. Tapi ternyata hari ini dan kemarin membuatku keringat dingin, sakit perut, hingga jantung yang sedikit sedikit berdetak lebih keras. “Ada apa?” Kataku. Aku bahkan tidak bisa menggambarkan diriku sendiri. Saking kagetnya aku cuma bisa tertawa dengan pandangan tak jelas. Aku tahu ketika qadarallah Allah mengiyakan semua urusanku, aku pasti akan mengalami hal hal yang yang tak pernah terjadi dan terduga sebelumnya. Ini jadi pelajaran bagiku dalam menyikapi itu. Tapi hal seperti dua hari ini? Hal apa ini? ternyata kadang perkataan dari orang yang baik pun bisa sangat menyakitkan. bahkan bapak ibu ku pun tak pernah memarahiku sampai membuatku sakit hati, teman teman dekatkupun menasehatiku dan itu selalu jadi pelajaran berharga.
Tapi...
Terhitung dua kali sudah sejak beberapa orang menyuruhku untuk lenyap.. ya dosaku yang mana lagi ini ya Allah? Tapi tak apa karena pada akhirnya nanti aku juga memang lenyap. Entah jodoh atau maut duluan yang membuatku lenyap. Jika memang jodoh, aku niatkan itu untuk beribadah sebagai bekal di akhirat nanti, sejatinya memang itulah ibadah terlama. tapi jika harus maut yang lebih dulu melenyapkanku, aku hanya bisa berdoa supaya di sisa umurku bisa mengumpulkan lebih banyak pahala.
Semua itu milik Allah, dan akan Allah minta kembali. Pertanggungjawabannya ada di dunia lain kelak. jika kita mencintai apa yang Allah titipkan, cintai itu karena Allah. Dan jangan pernah salah meletakkan cintamu kepada selain Allah, nanti Allah marah. Aku sudah pernah merasakannya huhu :(
Sekian cerita hari ini. Doakan kebaikan untuk dirimu sendiri, kita, aku dan semua orang yang kita cintai karena Allah. Terimakasih :)
2 notes · View notes
amyraluthfihanifah · 5 years ago
Text
Breastfeeding Journey
Hari ketiga postpartum, ga setetes ASI pun keluar. Tiba-tiba dibelikanlah susu formula dan harus dibuat saat itu juga. Malamnya aku menangis. Baby blues syndrome. Melihat anak sendiripun aku jijik. Menyesal. Kenapa harus punya anak? Kenapa aku sendirian?
Hari ketiga, kakak Al kuning. Treatment fototerapi selama 3 hari, dan bilirubin normal. Aku pompa asi hanya 20 ml, aku berikan ke klinik. Hari ke-6, bolak balik RS karena harus konsul bedah anak. Saat itu, kakak Al fimosis, harus dikhitan.
Allah, memangnya punya anak sesulit ini? Saat itu sih mikirnya sih gitu. 4 bulan mencoba memberi ASI akhirnya aku menyerah. Aku lelah, frustasi, dan mengasihani diri sendiri. Tiap liat orang bisa menyusui anaknya, aku mikir, kenapa aku gak bisa? Am I a bad mother? Baru perlahan setelah 6 bulan, kemudian 1 tahun, aku bisa belajar memaafkan diri. Ternyata bukan dari pemakluman orang lain, diri kita sendiri yang harus bangkit dan bilang ‘Its okay, you’re good and great. Anakmu sehat, tumbuh sempurna.’ dan aku mulai bisa menutup telinga dan mata, sesekali menjawab omongan orang, ‘Memangnya, aku minta uang dari kamu untuk susu anakku?’ senang sekali melihat ekspresi orang itu yang tetiba diam dan pergi. Gak usah basa-basi yang basi, pikirku.
Selanjutnya, aku mulai mencari ilmu. Berbagai ilmu menyusui dan pumping asi aku pelajari. Aku investasi beli breastpump yang cukup mahal, aku ikut kelas dan seminar menyusui. InsyaAllah, ikhtiar.
Kali yang kedua.
ASI ku belum ada juga. Tapi kali ini, aku santai. Mencoba breastpump pertama kali, hanya ada setitik. Alhamdulillah, pikirku. Hari ketiga, aku ke konselor laktasi ditemani suami. Kagetnya saat itu BB Zaki sudah turun 10%,
‘Jangan turun lagi ya bu, maksimal minggu depan sudah harus kembali ke BB lahir.’
Menyusui was the hardest part. Tidur 1-2 jam per hari, puting lecet, belum kejar setoran asip, dan efek oksitosin yang juga bikin kontraksi rahim saat menyusui, hem nikmat-nikmat sedap. Sakit di dada, sakit di perut bagian bawah. Berhari-hari begadang, tengkuk ku sakit. Ternyata postpartum preeklamsi, minum nifedipin seminggu dan Alhamdulillah normal lagi.
Sudah hampir sebulan. Aku excited menimbang BB Zaki, sampai akupun dengan impulsif beli timbangan bayi untuk di rumah. Wohoo akan naik, pikirku. Bayiku bertumbuh, pikirku.
Di minggu ketiga itu, untuk pertama kalinya hatiku patah. BBnya tidak naik sama sekali. Mencapai BB lahirpun tidak. Raut mukaku yang berubah dibaca oleh suami. ‘Gapapa, kita ke dokter lagi besok.’ katanya.
Kalau waktu itu gak ada dia, mungkin baby blues syndrome part ke-2. Hahaha.
Beruntungnya di Bandung, akses ke konselor laktasi mudah. Waktu itu aku berkunjung lg ke DSA sekaligus IBCLC di Limijati.
‘Tambah sufor ya bu.’
Patah hati yang kedua, hahaha. You know. When you tried your best but you don’t succeed. Ya gitu. Diuji biar ikhlas, pikirku. Alhamdulillahnya, ortuku kali ini mendukung. Suamiku siap siaga. Berkali-kali bilang ‘Its okay, yang penting anak kita sehat.’
Lalu, gimana perasaanmu, Myr? At that point, aku cuma memikirkan untuk menurunkan ego ku. Berkali-kali aku lihat ibu lain yang meninggikan ego dan pride nya untuk memberikan ASI, tapi anaknya di bawah standar garis KMS. Aku tidak mau seperti itu. Oke baik, I am not a perfect mother, but I won’t give up. And I’ll try my best. Sufor jalan, dbf jalan, pumping jalan. Gaboleh nyerah sampai diberhentikan Allah. Itu aja..
And here I am. Anakku dua-duanya sufor. Beruntungnya mungkin adeknya masih campur ASI sampai sekarang. Di tahap ini aku belajar buanyak. Untuk mengusahakan yang terbaik, belajar ikhlas menerima kekurangan diri, dan afirmasi positif. You’re doing great:)
Semangat ibu-ibu semua. Semoga pahala yang dijanjikan Allah senantiasa jadi penyemangat kita, hehehe💪
10 notes · View notes
auroramalia · 5 years ago
Text
Tulisan 79 : Tidak Ada yang Sia-Sia
“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(QS. Al-Ahzab : 35)
Jika mem-flashback bagaimana kompleksnya kasih sayang Allah dalam mengatur kehidupan kita, maka rasanya tidak ada lafadz lain yang pantas untuk menggambarkannya selain hamdalah, alhamdulillahilladzii bini’matihi tatimmushshaalihaat.
Hape rusak, diservis, padahal kudu ketemu dosen pembimbing skripsi yang baru janjian waktu ketemunya aja. Tempatnya belum fiks. Khawatir kalau dosbingnya jadi mikir yang macem-macem ya kan. Tapi, coba syukuri dulu. Bismillah, nggak ada yang sia-sia. Dan alhamdulillah, ternyata tetap Allah izinkan bertemu dengan dosen pembimbing.
Tidak hanya sampai disitu, ternyata melalui ketentuan ini, Allah tambah relasi saya sehingga bisa mengenal asisten beliau yang biasa menunggu di ruangan gara-gara saya kepepet banget kudu pinjem hape yang ada nomer beliaunya (wkwk). Terus ditambah bonus bisa jalan kaki sambil lari-lari karena buru-buru selama 30 menit. Ini Allah kayanya tahu deh kalau saya lagi nggak sempet olahraga beberapa hari ini. Dan yang paling menenangkan hati adalah saat dosen saya bilang gini,
“Semangat ya, Dik. Bismillah, insya Allah bisa selesai dalam waktu sebulan. Asal langsung dianalisis habis ini. Saya jadi ikut semangat nih buat membersamai Dik Rizqi.”
Aaaak, pengen loncat-loncat rasanya waktu itu. Tapi, gengsi ya kan, loncat-loncat di depan dosbing yang super kece luar biasa itu. Dosen pembimbing saya ini memang masya Allah bikin kagum banget. Pinter, shalihah, ibu-able banget terus ramah banget kalau sama mahasiswanya. Ngobrol sama beliau itu bisa sampai berjam-jam dan nggak kerasa. Topiknya? macem-macem. Bukan cuma skripsi aja. Buat saya, jarang banget ada dosen pembimbing yang bisa panggil mahasiswa bimbingannya dengan panggilan “Dik”, terus tiap kali ketemu pasti saya diajak salim sama cipika cipiki. Huhu terharu pake banget.
Padahal, kalau mengingat-ingat kembali bagaimana perjuangan-perjuangan sebelumnya yang tidak sebentar itu, masya Allah rasanya begitu membelajarkan bagi perkembangan mental saya hingga hari ini. Tapi, alhamdulillah, Allah bukakan jalan seluas-luasnya saat ini. Semoga seterusnya.
Psssst. Dan ada satu hal yang selalu saya ingat dari dosen pembimbing saya waktu itu, yaitu tentang doa tulus beliau yang tiba-tiba bilang gini :
“Semoga Dik Rizqi bisa segera menyusul Dik Pipit dan Dik Helmi ya.”
Ps: Dik Pipit dan Dik Helmi baru saja melangsungkan pernikahan beberapa hari lalu. Dalam hati, saya langsung mengaminkan. wkwk random banget tulisanku ini ya, tapi...
Hari ini saya belajar bahwa Allah pasti tidak akan menyia-nyiakan setiap laki-laki dan perempuan beriman yang selalu berusaha mematuhi apa yang Allah perintahkan. Meski belum sempurna, meski masih cacat sana sini. Tapi, Allah Maha Mengetahui setiap proses yang kita jalani. Allah Maha Mengetahui seberapa besar usaha kita untuk berubah menjadi sosok yang lebih baik dari hari ke hari. Allah Maha Mengetahui setiap lelah, payah, dan kesukaran yang kita hadapi. Allah tidak tidur. Allah pasti akan membayar semua itu dengan bayaran yang pantas, bahkan lebih baik dari apa yang kita harapkan. Pasti. Karena itu janji Allah.
Yogyakarta, 8 Juli 2019
— Rizqi Khilda Amalia
10 notes · View notes
sariffan-blog · 5 years ago
Text
Sejarah Al-Qur’an
Setiap Muslim pasti selalu membaca dan mempelajari Al-Qur’an, bahkan orang kafir pun masih banyak yang mempelajari Al-Qur’an. Sehingga mendapat hidayat sampai masuk Islam.
Al-Qur’an memang sabagai mukijizat Nabi Muhammad yang paling besar yang tetap lestari sampai akhir zaman.
Lalu bagaimana sejarah singkatnya Al-Qur’an? Nah, betul mari kita baca artikrl ini sampai selesai. Kata Al-Qur’an itu berasal dari fi’il madi قرأ yang artinya membaca, pendapat tersebut dikemukakan oleh  Dr. Subhi Al-Salih.
Selain itu di dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan tentang penamaan Al-Qur’an sebagaimana di dalam surat Al-Qiyamah ayat 17-18.
اِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهٗ وَقُرْاٰ نَهٗ ۚ 
Inna alainaa jam’ahuu wa qur’aanah
Artinya:
Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkan di dadamu dan membacanya.
فَاِ ذَا قَرَأْنٰهُ فَا تَّبِعْ قُرْاٰ نَهٗ ۚ 
Fa idza qara’ naahu fattabi’ qur’aanah
Artinya:
Apabila kalian selesai membacanya, maka ikutilah becaan itu.
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang merupakan salah satu mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Kemudian dikumpulkan menjadi sebuah mushaf dengan riwayat mutawatir, sehingga membacanya mendapatkan pahala.
Pada akhirnya di kenal dengan sebutan Al-Qur’an dan dijadikan di dalam kehidupan ini sampai hari kiamat.
Dari definisi tersebut bisa kita ambil sebuah kesimpulan, bahwa suatu yang diturunkan kepada selain Nabi Muhammad, maka bukan dinamakan Al-Qur’an. Seperti Taurat, Injil, dan Zabur.
Mushaf yang ditulis atas perintah Khalifa Usman bin Affan tidak berbaris dan tanpa titik. Shingga tidak ada perbedaan antara س dan ش keadaan tersebut berlangsung kurang lebih 40 tahun, tapi walaupun tidak ada titiknya. Namun para sahabat tetap bisa membaca Al-Qur’an karna hafalannya.
Setelah itu, perkembangan zaman seakan mengharuskan penyepurnaan terhadap tulisan Al-Qur’an agar lebih mudah lagi untuk dipahami dan dibaca.
Sehingga penulisan mushaf Al-Qur’an pada akhir abad ke-3 dapat dikatakan mencapai puncaknya. Setelah muncul seorang yang bernama Khalil bin Ahmad yang menulis tentang titik serta kelemahanya.
Selain itu, Khalil juga menciptakan tanda baca dalam Al-Qur’an seperti tasydid, hamzah, dan Isymam. Pada akhirnya Al-Qur’an menjadi sempurna dan mudah kita membacanya, semoga amal kebaikannya tetap mengalir kepada para sahabat yang telah rela mengumpulkan Al-Qur’an dan mengumpulkan menjadi satu mushaf.
Demikianlah semoga bisa bermanfaat dan tambah semangat lagi dalam membaca Al-Qur’an dan memahaminya.
1 note · View note
sheillafajrien · 6 years ago
Text
Persiapkan Ramadhan kuy!
Assalamu'alaykum... apa kabar kalian? Semoga selalu sehat ya gaes :) masyaa Allah, Ramadhan sebentar lagi, udah pada persiapan belum? Jadi hari ini alhamdulillah dapet kesempatan buat ikut kajian bersama Ustadzah Elvi Na'imah, Lc MA terkait tentang serba serbi Ramadhan, so saya ingin berbagi dengan teman2 siapa tau dapat memberi sedikit manfaat untuk menyiapkan ramadhan ini bersama2 :)
Apa aja sih yang perlu disiapkan untuk menyambut Ramadhan? Nah Ust. Elvi menyebutkan ada 5 hal yang perlu kita siapkan nih :
1. Ilmiyah
Menyiapkan Ilmu. Dari segi ilmu kita harus tau ilmu terkait ramadhan supaya tidak menyesal di akhir. Ilmu yang dimaksud adalah keutamaan-keutamaan bulan ramadhan, amalan-amalan apa aja, dll. Ilmu ini juga dapat kita gunakan untuk membuat target-target Ramadhan biar Ramadhan kita lebih berkualitas
2. Jasmaniah
Menyiapkan fisik. Supaya puasa lancar, tadarus lancar, sholat semangat. Makan makanan yang bergizi, olahraga, minum vitamin, dll.
3. Ruhaniah
Menyiapkan rohani kita dengan banyak istighfar supaya masuk ramadhan dengan hati yang bersih
4. Do'a
Harus banyak-banyak berdoa agar benar-benar bertemu dengan ramadhan
5.Maliyah
Menyiapkan harta. Karena dengan harta kita akan lebih mudah untuk menyiapkan makanan dengan gizi yang baik, dan menyiapkan sedekah di bulan Ramadhan
Kalau serba-serbi Ramadhan apa aja? Adapun serba - serbi di bulan Ramadhan antara lain :
1. Puasa
Do'a orang yang berpuasa sangat diijabah, padatkanlah do'a2 kita di kala Ramadhan, kalau perlu di list apa yang mau kita minta ke Allah
2. Sholat Tarawih
3. Tadarrus
Harus ditarget mau selesai berapa juz atau berapa kali khatam di Ramadhan tahun ini, lalu dibagi berapa hari (dikurangin masa haid) serta tentukan waktu bacanya mau kapan aja
4. Kajian Al Qur'an
Kajian Al Qur'an di sini maksudnya adalah dengan membaca dan memahami artinya atau dengan mengikuti kajian tafsir Qur'an
5. Sholat-sholat Sunnah
Tambah rakaat sholat sunnah di bulan Ramadhan biar lebih mantep
6. Sodaqoh
Di bulan ramadhan bisa banget nih dengan memberi buka puasa bagi yang berpuasa. Pahala orang yang memberi buka orang yang berpuasa sama dengan pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Selain itu juga bisa sedekah ke fakir miskin, dll, banyak macemnya :)
7. I'tikaf
I'tikaf artinya berdiam diri di masjid untuk ibadah karena Allah. Hukumnya sunnah, yang paling utama 10 hari terakhir, mulai masuk malam 21. Kalau di rumah itu bukan i'tikaf tapi tetap berpahala. Istri2 rasul juga i'tikaf namun hanya beberapa hari. Syarat wanita i'tikaf : mendapat izin dr suami/wali, memenuhi persyaratan wanita keluar rumah (menutup aurat, menjaga kehormatan diri, tidak berhias, menjaga suara, tidak campur dg laki2), tidak dikhawatirkan timbul fitnah (contoh timbul fitnah gara2 i'tikaf, bisa lihat lawan jenis secara leluasa), dan aman.
8. Lailatul Qodar
Malam yang mulia. Ada di 10 malam akhir, ganjil, dimulai dari malam 21. Malam itu berlaku sesudah sholat isya. Lailatul qodar adl peluang kita untuk menyamai pahala umat2 sholih di masa lalu. Tanda2 secara fisik adalah malamnya tenang, kalaupun hujan cuma gerimis.
Yg bisa dilakukan wanita haid saat lailatul qodar adalah dg sodaqoh dan zikir. Wudhu wanita haid meringankan hadas. Malam : bangun, bersuci, wudhu, duduk, berzikir. Bisa juga kajian2 al quran.
9. Zikir
Kalimah thoyyibah - buat target
10. Berbuka dan Sahur
Buatlah kenyangnya kenyang bergizi, bukan hanya sekedar kenyang
11. Umroh
Umroh saat Ramadhan pahalanya setara dengan haji bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam
Nah, itulah sedikit hal yang bisa saya catat dari kajian tadi. Jika ada salahnya itu berasal dari saya yang mungkin kurang lengkap mencatat atau luput dalam memahami dan jika ada benarnya dari Allah. Wallahu a'lam.
Selamat menyiapkan ramadhan :)
4 notes · View notes