A random post to share the most important story of my life :)
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Bismillah
I'm dedicating this post for all petugas medis in Indonesia, especially my friends…
Teruntuk petugas medis (or I should call "pahlawan medis") di Indonesia, terima kasih atas dedikasi yang sudah kalian tunjukkan untuk memerangi COVID-19 yang selama 2 minggu ini merebak pesat di Indonesia. Jika kita coba flashback disaat negara-negara tetangga mulai mengumumkan terinfeksi virus ini, Indonesia dengan tegas menyatakan 0% kasus di Indonesia. Antara kabar baik dan kabar buruk memang, khususnya bagi kalian yang entah apakah sudah benar-benar dipersiapkan oleh pemerintah untuk menghadapi kemungkinan terburuk macam hari-hari ini atau belum. Ditambah lagi peralatan medis yang mungkin tersedia namun dalam jumlah terbatas tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi teman-teman sekalian. Pada bulan Februari lalu saya sempat bersua dengan seorang dokter, kala itu beliau menyatakan kekecewaan pada pemerintah yang terkesan anggap enteng terkait virus ini dan tidak memberikan pembekalan serius pada tenaga medis. Okay, itu hanya satu pendapat dari seorang teman, namun mungkinkah kalian merasakan hal yang sama?
"Baik, mari sejenak kita singkirkan ingatan-ingatan itu, sekarang kita fokus pada permasalahan yang ada, ya COVID-19 sudah merebak di Indonesia, no need to blame each others, we need to win this fight", mungkin inilah isi pikiran para pahlawan medis hari ini, sungguh mulia.
Beberapa dari petugas medis pasti mengalami sebuah ketakutan terkait virus ini, bukan suatu hal yang perlu dipertanyakan seperti "lah petugas medisnya aja takut, menebar kecemasan ah kalian, harusnya kalian ga takut dong, urusin pasien, itu udah tanggung jawab kalian". Haha, ilustrasi pikiran orang-orang julid di luar sana, yang tak lain akan membebani pikiran teman-teman sekalian. Yang perlu kami (warga +62) dan teman-teman sadari adalah bahwa kalian, pahlawan medis, merupakan manusia biasa, cuma punya satu nyawa, dan punya keluarga serta orang-orang yang dicinta. Lalu apakah sifat-sifat manusiawi ini harus dikesampingkan?
Pahlawan medis sebagai manusia biasa wajar memiliki rasa takut atas COVID-19 ini karena kalianlah yang tahu persis bagaimana efek virus ini pada manusia, bagaimana cara penyebarannya, dan betapa mudahnya penularan dari satu orang ke orang lain. Apalagi rumah sakit menjadi satu tempat yang amat rentan terhadap penyebaran virus. Ditambah lagi kelakuan warga +62 yang masih saja memandang remeh COVID-19 dengan tidak mengindahkan social distancing ataupun himbauan untuk #dirumahaja yang terbukti dengan masih padatnya beberapa kawasan pariwisata. Hal ini pastinya menambah beban mental tersendiri bagi kalian para pahlawan medis, saya sebagai warga +62 merasa malu dan memohon maaf atas ketidakpekaan kami terhadap perjuangan kalian dan menambah beban mental kalian.
Padahal ketika seseorang mengalami beban mental yang berat maka hal ini akan melemahkan imunitas seseorang, dan virus ini, belum ada obatnya, belum ada vaksinnya, jadi kita masih sangat bergantung pada imunitas. Dan lagi-lagi kami tidak peka bahwa kelakuan kami yang tidak tanggap ini memungkinkan kalian untuk lebih mudah tumbang karena selama ini kami hanya memikirkan diri kami sendiri dan keluarga kami tanpa sadar betapa besarnya perjuangan kalian. Sampai muncul poster yang menunjukkan bahwa petugas medis membantu pasien dengan stay alert di RS dan kami bisa membantu kalian dengan stay at home pun rasanya sebagian dari kami mungkin masih ada yang belum peka, so we're so sorry about this.
Teruntuk kalian para pahlawan medis, we already know how this +62 citizen being, it's not easy to make them understand but we should believe that they will understand this situation as soon as possible. Besides of much people who don’t really care about this issue, we, Indonesia, still have lot of citizens who really care about it. It can show by how people make a social distance in a public area, and there is a lot of post to support the corona prevention on social media. That’s a good news, so please don't think about us too much cause it isn't good for your health. You should focus on your task and let us (all the citizens who care about it) help you by educating others as good as we could.
Teman-teman, kami tahu betapa lelah fisik dan pikiran yang kalian hadapi. So, we won't say that "you're okay", cause we know that you're not that okay. How could someone be "that okay" while facing this serious situation? Of course we hope that you'll always be strong and never get infected but you shouldn't fake your own feeling by say "I'm okay, I'm not worrying about anything" you should be honest of course not in front of your patients but at least in front of yourself and your colleagues. It's really okay not to be okay, and it's really okay to tell the truth. By saying "I'm afraid, I'm not okay, I'm worried", it doesn't mean that you're weak, more than that you'll release your mentality burden by sharing your fear and you can give support to each other and be stronger. Guys, by seeing this situation, we can't say that you're safe enough but by comforting your mental state, we hope it can help to increase your immunity. If you need someone to talk, please talk honestly to your colleagues or your family, or if you need some professional help, we as future psychologists or even the psychologists are very open to listen all of your burden. So please listen to yourself, get to talk to others about your feeling, get some rest (even not as enough as usual), and always be strong for yourself and for your beloved one. We know that "you're not okay" but we believe that "you'll be okay, yes, you'll be okay".
Once again, thank you so much for your dedication, thank you because you still doing as great as you can in this situation. Much amount of money will never enough to pay your dedication, only God could pay it, with His jannah, insyaa Allah.
Walaupun mungkin pemerintah tidak menyiapkan "gelar pahlawan" bagi teman-teman pahlawan medis, namun dedikasi yang kalian tunjukkan sudah sangat lebih bagi kami untuk kelak bersaksi bahwa kalianlah "pahlawan kemanusiaan".
Sekali lagi terima kasih banyak, kami harap sedikit tulisan ini dapat menggambarkan betapa berharga dan bermanfaatnya hidup teman-teman sebagai pahlawan medis, dan dapat membuat kalian menjadi lebih nyaman dalam mengemban tugas mulia ini. Stay healthy, stay hygiene, stay safe para pahlawan medis, semoga Allah lindungi kalian dengan perlindungan terbaik. You’re not alone guys, kami, warga +62 yang peduli akan dengan senang hati melakukan berbagai hal untuk membersamai kalian berjuang memerangi COVID-19 di negeri ini. Keep fighting! :)
0 notes
Text
Ketika Masalah pun Terurai
"Teman-teman, orang punya banyak masalah itu positif atau negatif?" sebuah pertanyaan yang beliau pilih untuk membuka kajian akbar pada malam hari itu. Para jamaah saling bersautan, ada yang bilang positif, ada yang bilang negatif.
"Banyak masalah itu positif," tambah beliau.
Okay, jadi pada malam hari itu Minggu, 23 Februari 2020, di Masjid Kampus UGM, judul kajian yang beliau sampaikan adalah "Ketika Masalah pun Terurai". Beliau yang saya maksud di sini adalah ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, seorang ustadz dari Jakarta yang kalau ngasih kajian bikin adem berkat suara lembut dan rangkaian katanya yang mudah dipahami. Baiklah, selanjutnya akan langsung saya tuliskan ringkasan kajian pada malam itu ya, semoga bermanfaat, enjoy it! ^^
Semakin tinggi tingkat kesholehan seorang hamba maka masalahnya akan semakin berat, itulah hakikat kehidupan. Tidaklah seseorang melewati masalah pertama kecuali ketemu masalah kedua, begitu seterusnya sampai masalah yang bernama kematian. Kebahagiaan bukan ditentukan oleh sedikitnya masalah kita, buktinya manusia yang paling bahagia adalah para nabi dan Rasul. Padahal para Nabi dan Rasul merupakan manusia-manusia yang memiliki masalah paling berat.
Hmm, kok bisa ya? Padahal kita nih misal banyak masalah gitu, kadang malah jadi stres :( jadi menurut ustadz, stres itu datang ketika kita memiliki masalah namun kita tidak tahu ilmu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kalau kita tahu ilmunya maka sebesar apapun masalahnya akan dapat terselesaikan. Jadi yang membuat beda adalah ilmunya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah pada QS. Al-Kahfi [18] : 68,
وَكَيۡفَ تَصۡبِرُ عَلَىٰ مَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ خُبۡرٗا
Yang artinya, "Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”
Gimana kita bisa sabar coba kalau ga tau ilmunya? Maka kita harus tahu ilmu dari masalah-masalah tersebut. Dan siapa yang memiliki jawaban atas masalah atau ujian tersebut? Yap, yang menciptakan ujian tersebut. Sebagai sebuah analogi, seorang guru diperintahkan untuk membuat soal ujian bagi para siswa, lalu siapa yang tahu pasti jawaban dari soal-soal tersebut? Betul, guru yang membuat soal itu. So, kita harus cari ilmu untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam hidup kita ini ke siapa?
"Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui." (QS. Al Mulk [67] : 14)
Paham ya maksudnya? Jadi, untuk sukses dunia akhirat tidak cukup dengan keahlian kita di suatu bidang, kita harus menguasai ilmu yang menciptakan masalah tersebut. Agamalah yang dapat menjawab masalah-masalah tersebut, barulah setelahnya ilmu keahlian kita. Oleh karena itu, menuntut ilmu agama, ilmu Allah, bukan hanya suatu kewajiban namun kebutuhan, dan belajar ilmu agama itu harus serius. Masalah datang tiap hari, jadi kita harus menuntut ilmu setiap hari. Agar ilmu itu tumbuh maka kita harus ikut kajian rutin karena yang mengubah kita adalah rutinitas. Jika seseorang ingin berhasil maka perlu menghargai setiap rinci dalam kehidupan kita, ilmu yang rutin. Rutin itu penting, dan kita perlu menyiapkan iman dan taqwa agar kita tenang.
Amalan yang paling dicintai Allah yang paling rutin walaupun sedikit (HR. Bukhari)
Yang dimaksud adalah yang paling besar pahalanya, yang rutin karena itu yang membuat kita berubah dan berkembang. Terkadang kita menemukan sebuah ganjalan atau rasa sakit di awal ketika kita mencoba untuk melakukan sesuatu secara rutin, namun jangan pernah menyerah. Karena seperti analogi seorang pelari pemula yang baru saja akan memulai latihan rutinnya. Setelah hari pertama atau kedua pasti ia akan merasakan sakit di tubuhnya karena tubuh butuh sebuah adaptasi. Jika ia berhenti setelahnya maka ia hanya akan merasakan sakit, namun jika ia melanjutkan latihannya hingga akhir, maka ia akan mencapai sebuah kesuksesan. Begitu juga hidup, orang sukses itu minoritas, butuh perjuangan yang rutin dan istiqomah.
Nah masalahnya untuk istiqomah itu ........ yap, emang ga semudah membalikkan telapak tangan untuk istiqomah. Perintah yang paling berat yang diterima oleh Rasul adalah istiqomah. Jadi ada baiknya kita mulai ubah pelan-pelan, karena grafik perubahan terbaik itu landai. Kita harus berhijrah pelan-pelan, itulah mengapa Al Quran diturunkan berangsur-angsur agar mengokohkan hati Nabi Muhammad.
Yang perlu dipelajari adalah ilmu tentang Allah, ilmu tentang apa yang Allah cinta dan apa yang Allah benci. Ilmu tentang Allah harus kuat, jika itu kuat maka kita akan memiliki pondasi yang sangat kuat. Walaupun membangun pondasi itu terkadang membosankan, namun saat pondasi sudah terbentuk maka akan memudahkan kita jalan kedepannya. Dan satu hal lagi yang penting, ketika kita akan belajar, maka belajarlah dari yang terbaik, belajarlah dari yang memiliki ilmu yang mumpuni.
So guys, apa kesimpulannya untuk mengurai masalah-masalah kita? Ilmu. Ilmu apa? Ilmu agama dan ilmu keahlian kita. Bagaimana cara mendapatkan ilmunya? Belajar dari yang berilmu secara rutin dan istiqomah. Eitsss ada yang kurang, sebagai penutup beliau menyampaikan, "yang pasti dalam hidup kita adalah kematian, jadi apakah pantas kita menuntut ilmu tentang yang pasti tersebut hanya sebagai sebuah sambilan?"
Kiranya gitu ya teman-teman, ada kurangnya dari saya sendiri yang mungkin karena kurang fokus ada yang terlewat atau ada yang misleading, mohon dikoreksi :) ada lebihnya dari Allah. Jika teman-teman ingin nonton kajiannya bisa langsung buka youtubenya Masjid Kampus UGM yaa, sudah diupload ^^
Terima kasih, semoga bermanfaat...
1 note
·
View note
Text
Sharing time with Ustadz Hanan Attaki
Bismillah...
HP ku berbunyi, sebuah chat dari seorang sahabat, Rizki namanya, "Pekan depan Ade mau nginep rumah nih, mau kajian Ust. Hanan. Mau ikut?". "Wahh, tunggu aku izin Ibu dulu", jawabku. Rumah Rizki di Magelang dan kajiannya juga di Magelang, jadi bisa nginep rumahnya, sekalian silaturahim ke keluarganya, kebetulan kami sudah bersahabat sejak menempuh pendidikan di UNS. Alhamdulillah dapet izin dari orangtua dan akhirnya saya, Ade, dan Habibah berangkat ke rumah Rizki hari Sabtu pagi dengan niat mau rihlah dulu, hehe. Sesampainya di Rumah Rizki kami disambut dengan sangat hangat oleh keluarganya, barakallah keluarga Rizki :') kami beristirahat sebentar lalu diskusi mau pergi ke mana, banyak sekali nama-nama tempat wisata, namun akhirnya kami menemukan satu nama yang tadinya tidak masuk dalam list, "Saloka", ya sebuah wahana permainan yang berada di kabupaten Semarang, tak jauh dari rumah Rizki. Kami pun sepakat untuk pergi ke sana. Alhamdulillah kami sangat menikmati berbagai permainan dan kebersamaan kami :')
Paginya, kami bersiap untuk pergi ke acara sharing dengan ustadz Hanan. Materinya tentang hati, haha, ustadz Hanan banget lah ya kalau materi-materi kek begini. Okay saya coba tuliskan ringkasannya ya, semoga tidak ada yang salah arti dan semoga ada manfaatnya untuk teman-teman juga 🙏🏻
Bicara tentang hati... Dari Wabishah bin ma’bad radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Aku datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau berkata: “Kamu datang untuk bertanya tentang kebaikan?” Aku menjawab: benar. Kemudian beliau bersabda(artinya): “Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu. Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kebaikan.” (HR. Ahmad (4/227-228), Ath-Thabrani dalam Al-Kabir (22/147), dan Al Baihaqi dalam Dalaailun-nubuwwah (6/292))
Kenapa hati? Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).”(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Allah ilhamkan kepada jiwa manusia fujur dan taqwa. "maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya" (QS. Ash-Shams [91] : 8)
Jadi rasa BT, sedih, gelisah, dan lain sebagainya itu sebuah hal yang wajar dialami manusia. Bahkan sahabat nabi pun pernah lho mengalaminya. Jadi sebenernya yang penting adalah untuk tau apa obat dari BT, sedih, gelisah, dan rasa-rasa lain yang ga ngenakin itu. So, apa sih obatnya? Obatnya adalah dengan tazkiyatun nufus atau pembersihan jiwa. Gimana caranya bersihin jiwa? Salah satunya adalah dengan tobat, dan tobat itu salah satu bentuk hijrah. Hijrah merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup Rasulullah, saking pentingnya hijrah ini dijadikan nama tahun hijriyah. Terkait bagaimana hijrah ini bentuknya macem-macem ya guys, teman-teman bisa cari berbagai referensi terkait ini ya, singkatnya adalah meninggalkan keburukan dan menuju ke kebaikan.
Dalam perjalanan hijrah pun ga selamanya mudah ya guys, orang sekolah aja ada ujiannya buat naik kelas, begitu pula dengan hidup kita. Dalam menghadapi ujian ini banyak orang yang pada akhirnya ga kuat dan putus asa. Lalu, gimana caranya biar ga putus asa? Belajar iman... Kekuatan paling besar pada diri manusia adalah iman. Siapa yang beriman kepada Allah berarti ia berpegang teguh kepada tali pegangan Allah dan tidak mungkin terputus.
Kalau kita masih terus menerus merasa kurang berarti kita belum hasbiallah (cukuplah Allah bagiku). Kita itu modalnya Allah, siapa yang hubungannya baik dengan Allah, maka Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan apa pun.
Nahhh, itulah sedikit ringkasan dari sharing time tadi. Momen muhasabah yang menutup perjumpaan tersebut menjadi sebuah puncak, baru juga dengerin beliau baca Surah Al-Fatihah udah speechless, Allah begitu mudahnya menyentuh hati kami, betapa bahagia menjadi orang-orang pilihan yang bisa menjadi perantaraNya untuk menyentuh hati para manusia penuh dosa ini, masyaa Allah. Barakallah ust Hanan... sekian ringkasannya ya, kalau ada yang sekiranya aku salah tangkap mohon disampaikan. Wallahu a'lam :)
Setelah selesai sharing, kami berempat memutuskan melanjutkan rihlah kami, diperjalanan saya mengantuk dan tidur, tetiba bangun dan speechless dong sampai ke tempat indah yang lagi-lagi menggambarkan keagunganNya.
Masyaa Allah... indah sekali, seindah pertemanan ini yang membuat saya lebih menyadari betapa Allah Maha Baik, Allah hadirkan orang-orang penyayang dan orang-orang yang menjadi sumber inspirasi serta sumber semangat untuk selalu berproses menjadi orang yang lebih baik dan lebih baik lagi serta insyaa Allah menjadi jembatan untuk mendekatkan diri padaNya. Menyadarkan pula bahwa diri ini tak bisa hidup seorang diri, menyadarkan bahwa nikmat Allah begitu luar biasa dan diri ini masih sering mendustakannya. Astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullah, semoga Allah maafkan kesalahan ini. Teruntuk Ade, Habibah, Rizki, terima kasih untuk 2 hari ini, terima kasih banyak, kalian adalah salah satu alasan untuk selalu bersyukur, alhamdulillah :)
Prameks Jogja-Klaten, 011920, 8:46pm
0 notes
Text
Small Talk dengan Pengantin Baru
Rasanya tidak ingin cerita ini berhenti pada diri saya sendiri mengingat ada beberapa hal yang mungkin dapat menjadi sebuah penyemangat dan pandangan bagi diri para singlelillah. Hehe, okay langsung saya mulai ya...
Bismillah...
Hari ini ada salah seorang teman SD saya yang menikah. Dulu setelah lulus SD, ia langsung masuk pondok pesantren hingga perguruan tinggi dan setelah lulus pun juga mengajar di pondok pesantren. 6 bulan sebelum pernikahan ia memutuskan untuk resign atas saran dari umi.
Hari ini saya tak dapat hadir ke resepsinya dikarenakan ada undangan di tempat lain yang sudah sampai terlebih dahulu. Namun, sore ini saya menyempatkan untuk hadir dikediamannya karena rumah kami dekat dan kami sudah mengenal keluarga masing-masing. Alhamdulillah, pada akhirnya ketidakhadiran saya pada resepsi diberikan ganti dengan kesempatan yang lebih baik. Karena dengan hadirnya saya di rumah, saya jadi memiliki banyak kesempatan untuk ngobrol dan mengambil banyak pelajaran darinya.
Ia menceritakan bahwa perkenalannya dengan suaminya dilalukan dengan cara ta'aruf yang diprakarsai oleh abinya. Awalnya mereka sama sekali belum saling kenal, saat pertama kali dikenalkanpun ia sempat butuh waktu yang cukup lama untuk menjawab karena ia yang berlatar belakang sebagai seorang santri awalnya juga menginginkan pendamping seorang santri juga, namun, kata-kata abi menyentuhnya, "orang yang bukan santri bukan berarti tidak memiliki pengetahuan agama yang mumpuni". Selain itu, pihak keluarga sang pria yang memberikan respon yang sangat baik padanya seperti adanya sambutan dan penerimaan menjadi salah satu alasan terkuat yang membuatnya mantap hingga akhirnya ia dan sang pria sama-sama merasa cocok dan bersiap untuk melakukan sebuah pernikahan.
Ketika itu saya tak bisa berkata selain, "masyaa Allah". Aku mulai bertanya padanya, "bagaimana bisa kamu pada akhirnya mantap dalam memilih melalui proses ini?". Jawaban yang ia berikan simple, "nurut sama orangtua dan do'a. Kalau nurut sama orangtua insyaa Allah aman lah, Sheil". Deg, apa kabar dengan saya yang kadang gigih mempertahankan pendapatku di depan orangtua? ndak papa lah ya, setiap orang punya kadar "nurut"nya masing-masing, asal ada alasan mendasar dan tidak menyakiti hati beliau berdua. (Apakah ini sebuah pembelaan? Hehe)
Selain bercerita mengenai hal itu, ia juga menceritakan bahwa sebelum pada akhirnya mantap dengan suaminya ini, ia telah beberapa kali gagal dalam ta'aruf. Terkadang karena sang pria yang tak cocok, kadang ia yang merasa tak cocok, dan berbagai alasan lain yang pada akhirnya belum bisa membuatnya mantap. Sebuah pembelajaran yang ingin ia sampaikan adalah dalam perjalanan ta'aruf tak selalu mulus, tak selalu sekali langsung cocok dan lanjut ke pernikahan, butuh sabar, butuh niat yang benar, dan yang pasti butuh hati yang tangguh untuk tidak berharap pada manusia. Kegagalan ta'aruf yang ia alami membuat saya tergelitik untuk bertanya, "bagaimana bisa untuk tidak down saat mengalami kegagalan ta'aruf?". Jawabannya melegakan, "kalau gagal berarti memang bukan jodohnya, sabar aja nanti dikasih yang terbaik. Dan biasanya abi sih yang nguatin".
Jawaban ini akhirnya membuat saya berpikir tentang peran keluarga dalam ta'aruf. Banyak orang yang ta'aruf tanpa memberi tahu atau meminta persetujuan keluarganya terlebih dahulu, jika terjadi hal seperti ini maka siapa yang akan menguatkannya? Teman? Padahal sebetulnya ta'aruf sendiri bukan konsumsi publik, dan keputusan dalam ta'aruf sendiri bukan keputusan receh, jadi ada baiknya jika semenjak awal melibatkan keluarga setidaknya mendapatkan restu dulu dari kedua orangtua.
Sedikit meloncat ke kisah lain, kisah adik tingkat saya yang akan menikah juga melalui proses ta'aruf. Ketika ia menyampaikan di group tentang kabar pernikahannya, saya melemparkan candaan, "ga nyangka, ku pikir akan dengan salah seorang teman organisasi ini". "Ternyata Allah berkehendak lain", jawabnya. Ku timpali, "semoga yang terbaik". "Keputusan Allah pasti yang terbaik, mbak. Ginilah jawaban istikharah, kadang memang ga sesuai rencana kita", jawabnya mantap. Masyaa Allah, betapa beruntungnya orang-orang yang percaya dan pada akhirnya mendapat jawaban dari jalan yang diridhoiNya.
Kisah-kisah ini memberikan banyak gambaran pada diri saya tentang serba-serbi menjelang pernikahan. Kadang rasanya pengen banget nikah, udah bikin target tapi kalau memang Allah belum berkehendak mau gimana? :') sebagai manusia memang hanya bisa berencana, Allah lah yang akan menentukan jalan terbaik bagi kita. Nikah bukan soal siapa cepat namun lebih tentang kesiapan dan meluruskan niat. Jika sampai sekarang Allah belum izinkan untuk menikah, mungkin baiknya saya koreksi diri saya sendiri, apa yang salah, apa yang belum selesai pada diri saya sendiri, apa yang perlu untuk lebih disiapkan, dan lain sebagainya. Dan belajar dari kisah-kisah di atas bahwa pencarian jodoh tak semudah itu, pencarian jodoh harus dilakukan dengan cara yang benar, dan terkadang jodoh kita adalah orang yang tak terduga. Kita hanya butuh menyiapkan diri, bersabar, dan pasti percaya padaNya Sang Penulis Skenario terbaik :)
Semoga Allah mudahkan, semoga Allah mampukan, semoga Allah lapangkan hati ini.
*dituntaskan saat menunggu antrian periksa di klinik, 011320, 11pm :)
1 note
·
View note
Text
Lari-lari di Bandara Negeri Orang
Assalamu'alaykum!
Gimana kabarnya teman-teman?
Bismillah, kali ini aku akan membagikan kisah part 1 ku di Turki, namun walaupun ini kisah part 1 tapi kejadiannya adalah di hari terakhir kami berada di Turki. Kenapa kisah ini yang akhirnya ku angkat jadi kisah pertama yang ku ceritakan? Karena kisah ini paling ga akan terlupakan sepanjang masa *halah
Jadi ceritanya hari itu hari terakhir kami di Turki dan bersiap menuju Jeddah. Semua rombongan terlihat lelah karena seharian kami jalan lebih dari 10k langkah. Haha, namun thumbs up lah buat tempat-tempat yang kami kunjungi di Turki, jadi jalan jauh pun ga kerasa capek, kerasanya baru sesudahnya :D hari itu, di bandara terjadi diskusi yang cukup panjang terkait perjalanan selanjutnya. Setelah diskusi panjang tersebut, sampailah kami di kata mufakat, lalu kami bergegas check in dan memasukkan koper bagasi kami. Antrian cukup panjang, maklumlah long holiday ya. Kami memilih salah satu loket yang tampak melayani dengan lebih cepat dibanding loket yang lain. Setelah menunggu cukup lama, tibalah giliran kami, aku dorong trolley koper dan mama di depan sambil bawa passport kami. Ketika itu aku nurunin koper dan mama ngasih passportnya ke mbak-mbak loket. Entah percakapannya gimana, mama cuma jawab iya-iya aja, dan akhirnya tiketpun tercetak. Aku yang udah selesai nurunin 2 koper langsung caw ke belakang dikarenakan kondisi badanku hari itu sedang tidak fit karena flu. Tiba-tiba kakakku jalan cepat mendekatiku dan bilang kalau si mbaknya salah ngasih tiket dengan nama orang lain dan tujuannya ke Madinah, lalu kakakku pergi ke loket yang lain dan mencetak tiketnya, sedangkan aku maju untuk menyelesaikan proses tiket yang lain. Kakak balik udah bawa tiket, tapi anehnya tiket yang tercetak itu malah tiketku, bukan tiket mama, padahal passport yang dipakai adalah passport mama. Dan ketika sampai di passportku, mbaknya terlihat kebingungan lalu menghubungi temannya yang lain via telepon. Jangan tanya dia ngomong apa, ku ga paham karena dia ngomong pakai bahasa Turki :D dan akhirnya dia cetak tiket mama padahal baru pegang passportku, dan jelas-jelas nama kita beda banget TT
Setelah itu, kami merasa tidak ada masalah. Namun beberapa saat sebelum rombongan akan masuk menuju gate penerbangan, aku kembali memastikan bahwa semuanya tidak bermasalah. Dan qodarullah, kami baru sadar bahwa ditiketku yang dicetak sama kakak ga ada tiket untuk bagasinya, dan padahal bagasi yang pertama tadi (yang salah tiket tadi) tujuannya ke Madinah. My feeling was bad, aku langsung datengin loket tadi. Dan walaaaaa, mbaknya ga bisa bahasa Inggris dong, pengen nangis ga tuh, maskapai internasional tapi petugasnya ga bisa bahasa Inggris TT. Alhamdulillah nya di situ ada mas-mas manajer yang membantu kami berkomunikasi, kami jelaskan kejadiannya dan mas manajer bilang ke mbaknya "a night mare for you", makin bad feeling nih aku, feelingku koper pertama yang tadi itu ikut ke Madinah dengan nama lain (yang salah tadi) dan belum diubah sama si embaknya. Awalnya mbaknya mengelak, dia malah ketawa-ketawa, akhirnya temennya marahin dia dan minta dia buat nyariin info tentang koper itu. Alhamdulillahnya aku masih inget itu koper beratnya berapa, jadi bisa lebih mudah untuk melacak. Setelah nunggu lumayan lama akhirnya koperku terlacak, dannnn benar dia masih masuk ke bagasi Madinah. Si mbak yang ga bisa bahasa Inggris nulis di google translate dan diubahlah bahasa Turki ke Inggris, "you should go to lost and found office" padahal waktu itu udah mepet waktu boarding guys. Kami minta mereka teleponin aja ke lost and found tapi mereka ga mau. Akhirnya aku, kakak, dan tour leader kami lari-lari menuju kantor lost and found yang ada di lantai bawah dan kami pun belum tau tempatnya di mana. Jangan tanya seberapa gedhe bandaranya guys -_- dengan tubuh ga fit gitu aku cuma bisa jalan cepet di belakang kakak sama TL, setelah tanya beberapa kali ke petugas sampailah kami ke bagian Lost and Found. Di sana ketemu mas-mas, alhamdulillah bisa bahasa Inggris, tapi akhir-akhirnya bilang "wait for 5 minutes, my friend will be here". Haduh, ga yakin 5 menit itu laporan kami udah terproses. Dan benar ternyata setelah 5 menit (lebih sih sebenernya) ada temennya yang dateng, kami bikin laporan lagi, kami ceritakan kronologisnya lagi, dan barulah laporan kami diproses. Setelah beberapa waktu, akhirnya petugas tersebut memintaku untuk ikut dengannya menuju bagian kantor yang lain untuk melakukan laporan secara tertulis, dan yang boleh masuk cuma aku, kakak dan TL ga boleh, padahal itu lumayan jauh, dan okay aku buta arah.
Aku sampai di bagian kantor yang lain, bikin laporan tertulis dan tanda tangan, setelah itu aku diantar ke sebuah tempat pengambilan barang, dan subhanallah, sampai sana koper yang ada bukan koperku, itu koper ibu-ibu yang mbaknya salah entry saat cetak tiket mama. Ku coba jelaskan lagi sama masnya yang nganterin, masnya telepon temennya di bagian bagasi, suruh nyari lagi. Dan akhirnya si masnya itu bilang ke aku, "please wait here", terus bilang ke temennya yang jaga dibagian itu bahwa aku akan menunggu koper di situ. Waktu terus berjalan, dan semakin mendekati waktu untuk masuk ke pesawat. Berbagai barang datang namun aku tak melihat ada koperku di sana. Pak TL menghubungiku dan memberitahukan bahwa kakak sudah naik duluan sedangkan beliau masih menunggu. Beliau menjelaskan jika memang koper sudah terbang ke Madinah maka tidak masalah, beliau akan meminta crew nya yang ada di Madinah untuk mengambil kopernya. Aku coba bertanya pada petugas yang ada di situ, dan subhanallah mas nya ga bisa bahasa Inggris guys, padahal cuma ada satu petugas itu, pengen nangis rasanya. Dia cuma bilang "okay wait, okay wait" dan senyum. Duh duh mana jadwal boarding jam 8.10 dan itu udah hampir jam 8an. Itu aku udah nunggu sekitar 1 jam, akhirnya aku tunjukin tiketku dan ku jelasin bahwa aku harus boarding jam 8.10 dan ini udah jam segini, akhirnya dia baca tiketnya dan telepon temennya. Setelah telepon temennya, dia bilang ke aku buat ikut dia. Lewat pemeriksaan2 gitu, terus dianter ambil passportku yang sempet ku tinggal di petugas pas mau masuk ke bagian kantor tadi, dan aku dianter ke bagian kantor lost and found yang pertama tadi, tempat di mana TL ku nunggu. Aku tanya ke dia "what about my luggage?" dan dia jawab "no luggage", ya Allah tambah bingung aku. Akhirnya dia bilang ke temennya pakai bahasa Turki dan temennya telepon ke temennya yang lain yang ditunjukin sama temennya yang tadi nganter aku, akhirnya dia ngasih teleponnya ke aku, orang yang di telepon itu bilang "do you wanna go to Jeddah? You should hurry to the gate", aku jawab, "how about my luggage?", "your luggage is here with me on the gate", "oh? Really?", "yes, I'm sure", aku sebenernya saat itu ga yakin dan mikir "jangan2 dia ngomong gitu cuma gegara pesawat dah mau terbang makanya kita biar cepet2 naik ke peawat" tapi ya udah lah dari pada ketinggalan pesawat tambah bingung juga nantinya. TL ku mencoba membantu dengan menelepon tour guide kami untuk berbicara pada petugas dengan bahasa Turki. Akhirnya kami pun lari menuju gate yang jaraknya subhanallah dari tempat kami itu. TL ku lari sambil telepon anggota rombongan agar kami tidak ditinggal, setelah berlari-lari akhirnya kami sampai di gate penerbangan kami dan alhamdulillah antrian masih panjang.
Habis ngantri, TLku masih harus mengurus masalah lain, ada visa 2 jamaah yang nomor passport nya ga sama dg passportnya, sepele sih sebenernya huruf S salah ketik jadi angka 5, namun tetap ga diizinkan masuk, padahal udah lolos dibagian imigrasi. Akhirnya 3 jamaah gagal terbang di penerbangan itu dan beli tiket di penerbangan selanjutnya dengan tiket bisnis karena kata maskapainya yang regular udah habis -_-
Okay, alhamdulillah setelah drama panjang itu kami sampai di Jeddah. Dengan sabar nungguin koper sampai koper habis eh koperku ga ada dong , "duh gini nih kalau suka suudzon jadi kejadian bener". Tapi entah kenapa rasanya ga segitu khawatir juga karena lebih mikirin badan yang ga karuan rasanya. Kami ambil jalan darat dari Jeddah menuju Madinah. Sesampainya di Madinah pun ga semulus itu guys, dalam keadaan koper ga tau di mana, badan ga karuan rasanya, eh kok ya subhanallah hotelnya bermasalah :') jadi hari itu mama sama papa yang lebih ribet tanya sini sana urus koperku, sedangkan aku hanya berbaring ga bisa ngapa2in dan ga kepikiran koper sama sekali karena yang ada dipikiranku cuma aku mau sembuh biar bisa cepat2 ikut jamaah di masjid. Yang biasanya paling anti obat hari itu langsung rajin banget minum obatnya karena merasa rugi banget udah nyampe situ malah cuma baringan :( masalah koper? Aku husnudzon aja ke Allah, kalau emang rizkinya insyaa Allah balik, kalau belum rizkinya ya udah beli baju aja buat dipakai, tapi ga tau kenapa itu aku tetap optimis ketemu kopernya.
Keesokan harinya, TL ku menghubungi bahwa beliau akan menuju bandara Madinah untuk memastikan koperku. Beliau meminta passportku untuk mengambilkan kopernya dan menawarkan kepadaku jika ingin ikut. Karena merasa sudah terlalu banyak merepotkan beliau, akhirnya aku memutuskan untuk ikut ke bandara. Alhamdulillah hari itu kondisi badan sudah sangat jauh membaik, jadi di jalan ga pusing2 lagi. Sesampainya di bandara, kami dibantu oleh crew yang ada di Madinah beserta salah seorang temannya yang merupakan orang Arab menuju pelaporan bagasi. Setelah memberikan tiket bagasi (yang salah nama itu), akhirnya kami diantar ke tempat seperti gudang penyimpanan koper-koper terlantar (so sad terlantar :(). Dan alhamdulillah alhamdulillah alhamdulillah, ada koperku di situuuu. Akhirnya kopernya langsung ku ambil dan kami kembali ke hotel :)
Ya Allah ga nyangka dapet pengalaman semenarik ini di negeri orang. Mending-mending kalau di Indonesia gitu bahasanya pada paham ya, ini coba ngomong bahasa Inggris merekanya yang ga paham, haruskah kita belajar bahasa mereka dulu sebelum berkunjung ke sana? :( dan yang terpenting adalah harus positif thinking, Allah sesuai prasangka hambanya, walaupun tetap harus ikhtiar semaksimal mungkin dulu baru habis itu tawakal. Pasti ada hikmah disetiap kejadian, semoga Allah mudahkan kita untuk senantiasa memahami hikmah-hikmah tersebut. Alhamdulillah 'ala kulli haal...
0 notes
Text
Persiapkan Ramadhan kuy!
Assalamu'alaykum... apa kabar kalian? Semoga selalu sehat ya gaes :) masyaa Allah, Ramadhan sebentar lagi, udah pada persiapan belum? Jadi hari ini alhamdulillah dapet kesempatan buat ikut kajian bersama Ustadzah Elvi Na'imah, Lc MA terkait tentang serba serbi Ramadhan, so saya ingin berbagi dengan teman2 siapa tau dapat memberi sedikit manfaat untuk menyiapkan ramadhan ini bersama2 :)
Apa aja sih yang perlu disiapkan untuk menyambut Ramadhan? Nah Ust. Elvi menyebutkan ada 5 hal yang perlu kita siapkan nih :
1. Ilmiyah
Menyiapkan Ilmu. Dari segi ilmu kita harus tau ilmu terkait ramadhan supaya tidak menyesal di akhir. Ilmu yang dimaksud adalah keutamaan-keutamaan bulan ramadhan, amalan-amalan apa aja, dll. Ilmu ini juga dapat kita gunakan untuk membuat target-target Ramadhan biar Ramadhan kita lebih berkualitas
2. Jasmaniah
Menyiapkan fisik. Supaya puasa lancar, tadarus lancar, sholat semangat. Makan makanan yang bergizi, olahraga, minum vitamin, dll.
3. Ruhaniah
Menyiapkan rohani kita dengan banyak istighfar supaya masuk ramadhan dengan hati yang bersih
4. Do'a
Harus banyak-banyak berdoa agar benar-benar bertemu dengan ramadhan
5.Maliyah
Menyiapkan harta. Karena dengan harta kita akan lebih mudah untuk menyiapkan makanan dengan gizi yang baik, dan menyiapkan sedekah di bulan Ramadhan
Kalau serba-serbi Ramadhan apa aja? Adapun serba - serbi di bulan Ramadhan antara lain :
1. Puasa
Do'a orang yang berpuasa sangat diijabah, padatkanlah do'a2 kita di kala Ramadhan, kalau perlu di list apa yang mau kita minta ke Allah
2. Sholat Tarawih
3. Tadarrus
Harus ditarget mau selesai berapa juz atau berapa kali khatam di Ramadhan tahun ini, lalu dibagi berapa hari (dikurangin masa haid) serta tentukan waktu bacanya mau kapan aja
4. Kajian Al Qur'an
Kajian Al Qur'an di sini maksudnya adalah dengan membaca dan memahami artinya atau dengan mengikuti kajian tafsir Qur'an
5. Sholat-sholat Sunnah
Tambah rakaat sholat sunnah di bulan Ramadhan biar lebih mantep
6. Sodaqoh
Di bulan ramadhan bisa banget nih dengan memberi buka puasa bagi yang berpuasa. Pahala orang yang memberi buka orang yang berpuasa sama dengan pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Selain itu juga bisa sedekah ke fakir miskin, dll, banyak macemnya :)
7. I'tikaf
I'tikaf artinya berdiam diri di masjid untuk ibadah karena Allah. Hukumnya sunnah, yang paling utama 10 hari terakhir, mulai masuk malam 21. Kalau di rumah itu bukan i'tikaf tapi tetap berpahala. Istri2 rasul juga i'tikaf namun hanya beberapa hari. Syarat wanita i'tikaf : mendapat izin dr suami/wali, memenuhi persyaratan wanita keluar rumah (menutup aurat, menjaga kehormatan diri, tidak berhias, menjaga suara, tidak campur dg laki2), tidak dikhawatirkan timbul fitnah (contoh timbul fitnah gara2 i'tikaf, bisa lihat lawan jenis secara leluasa), dan aman.
8. Lailatul Qodar
Malam yang mulia. Ada di 10 malam akhir, ganjil, dimulai dari malam 21. Malam itu berlaku sesudah sholat isya. Lailatul qodar adl peluang kita untuk menyamai pahala umat2 sholih di masa lalu. Tanda2 secara fisik adalah malamnya tenang, kalaupun hujan cuma gerimis.
Yg bisa dilakukan wanita haid saat lailatul qodar adalah dg sodaqoh dan zikir. Wudhu wanita haid meringankan hadas. Malam : bangun, bersuci, wudhu, duduk, berzikir. Bisa juga kajian2 al quran.
9. Zikir
Kalimah thoyyibah - buat target
10. Berbuka dan Sahur
Buatlah kenyangnya kenyang bergizi, bukan hanya sekedar kenyang
11. Umroh
Umroh saat Ramadhan pahalanya setara dengan haji bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam
Nah, itulah sedikit hal yang bisa saya catat dari kajian tadi. Jika ada salahnya itu berasal dari saya yang mungkin kurang lengkap mencatat atau luput dalam memahami dan jika ada benarnya dari Allah. Wallahu a'lam.
Selamat menyiapkan ramadhan :)
4 notes
·
View notes
Text
A story about K's Family #1
Tulisan ini aku buat agar bisa menjadi pembelajaran untuk diriku sendiri agar tidak melakukan kesalahan yang sama di hari lain.
Sebelumnya akan aku paparkan silsilah K's Family agar mempermudah untuk memahami. K's family adalah keluarga dari Kenji dan Kimi, iyaaaa mereka kucing-kucingku. Kenji dan Kimi memiliki anak yang kami beri nama Keiko dan Keichi. Lalu Kenji dan Keiko memiliki anak (2 kali), yang kami beri nama Kyoko, Kiyomi, Kucil (udah diadopsi), Kenzo, Snowy, Kumabe (udah diadopsi), dan satu lagi yang telah diadopsi sebelum kami beri nama. Selanjutnya, Keichi dan Keiko memiliki 4 anak, 2 anak diadopsi, yang lain kami beri nama Hihi dan Kyepu. Keichi juga memiliki 2 anak dari Kyoko yang kami panggil si coklat dan si putih.
Sebelum anak-anak Keichi lahir, kehidupan K's family berjalan dengan aman, alhamdulillah jarang ada yang sakit, pun kalau sakit paling diare biasa gitu. Kami secara sadar tidak memvaksin kucing2 kami karena kami trauma dengan kejadian meninggalnya Sophia (kakak Kenji) seminggu setelah kami vaksin dikarenakan Sophia divaksin ketika ia dalam keadaan yang belum benar2 sehat pasca diare. Trauma menjadi alasan kami, dan kami berpikir bahwa pemberian ASI dari induk kucing secara intensif selama kurang lebih 4 bulan akan dapat membentuk antibodi layaknya vaksin pada kucing2 kami.
2 tahun berlalu, sampai pada akhirnya anak Keichi lahir. Tak seperti biasanya, pada kelahiran kali ini Keiko tak terlalu lama memberikan ASI pada anak2nya, mungkin ia sudah bosan karena sudah 3 kali melahirkan. Hingga pada suatu hari aku menemukan Hihi mulai diare yang disertai dengan darah. Tapi aku mencoba berpikir positif bahwa itu karena efek belum ku beri obat cacing, pun Hihi masih tampak asik bermain dan mau menyantap makanannya dengan lahap, hingga beberapa hari setelahnya poop Hihi sudah kembali normal, "alhamdulillah, berarti memang hanya karena cacingan dan udara dingin", batinku kala itu.
Namun ternyata tak berhenti di situ, beberapa hari kemudian, Kenzo mulai diare, padahal Kenzo ini belum pernah diare sebelumnya. Nafsu makannya juga memburuk, cuma mau makan wet food, padahal biasanya dia banyak makan. Akhirnya kakakku membawanya ke dokter hewan. Sesampainya di sana, dokter menyatakan bahwa Kenzo diare karena amuba yang mungkin ada di minumannya karena kami memberikan mereka minum air mentah. Pemberian minum air mentah ini pun ada sejarahnya, dulu Kimi sempat diare selama kurang lebih setahun (sejak awal diberikan kepada kami), lalu dokter memberikan jalan keluar untuk trial and error terkait makan dan minum, hingga akhirnya minum yang tadinya air mateng pun kami ganti menjadi air mentah dan qadarullah setelah itu Kimi sembuh dan sehat, itulah mengapa kami memberi mereka minum air mentah.
Namun setelah dokter yang memeriksa Kenzo berbicara demikian, akhirnya kami berikan kucing2 kami minuman berupa air matang. Akhirnya setelah dua hari Kenzo mulai pulih, sudah tidak diare lagi, nafsu makannya kembali normal. Namun hal itu tidak berlangsung lama, 2 atau 3 hari setelah itu Kenzo mulai diare lagi, kami positif thinking bahwa itu diare biasa, dan akhirnya kami sadar bahwa Kenzo kehilangan nafsu makannya. Akhirnya pada hari Rabu, aku dan kakakku dengan berat hati harus berangkat kuliah, dan meninggalkan Kenzo di rumah. Sebelum kami berangkat, kami jemur Kenzo di luar rumah dengan asumsi bahwa Kenzo kedinginan dan butuh cahaya matahari agar hangat. Kami siapkan pula kandang untuk Kenzo lengkap dengan makanan dan minuman dan tak lupa kami menitipkan Kenzo kepada mama agar memasukkan Kenzo kedalam kandang jika sudah selesai dijemur agar Kenzo tidak kepanasan. Aku masih ingat bahwa sebelum aku berangkat, aku gendong Kenzo dan memasukkannya ke dalam kandang untuk berjemur dan dia terdengar merintih kesakitan, saat ku letakkan di kandang, ia tergolek lemas sampai awalnya tidak sanggup berdiri dan kemudian keluar cairan (yang entah itu pipis atau poop), namun setelah itu Kenzo mampu berdiri dan duduk. Kala itu aku dilema, rasanya ingin sekali tinggal di rumah dan membawa Kenzo ke klinik hewan, namun apa daya tidak ada jatah izin untuk makul keprofesian. Akhirnya dengan berat hati dan tangisan, aku berangkat kuliah, tak lupa aku mengelus Kenzo, ku bilang kepadanya bahwa dia akan sehat dan dia boleh bermain di luar ketika dia besok sudah sehat. Di jalan dan di kampus aku merasa tidak tenang.
Hingga pada akhirnya mama mengirimkan pesan di group keluarga, menanyakan keberadaan kakak laki2ku. Di situ aku sudah tak karuan, aku mempunyai firasat bahwa Kenzo kondisinya memburuk. Akhirnya aku keluar kelas dan langsung menelepon mama. Mama bilang bahwa Kenzo sangat lemas, dan mama tidak tega melihatnya, jadi mama mau membawanya ke dokter hewan. (Sebenarnya pun aku dan kakak ingin minta tolong mama untuk membawa Kenzo ke dokter hewan, namun kami urungkan niat karena kami kasihan pada mama jika harus bolak balik ke dokter hewan, hingga kami pikir akan membawa Kenzo hari setelahnya sepulang kuliah)
Setelah sekitar setengah jam dari telepon pertama, mama belum memberikan kabar, hingga aku beranikan menelepon mama lagi. Saat itu mama sudah di dokter hewan dan mama menceritakan keadaan Kenzo yang sedang mendapat tindakan perawatan. Mama memberikan teleponnya kepada drh agar aku bisa langsung ngobrol dg drh yang menangani Kenzo. Dan ketika itu drh bilang bahwa Kenzo sudah tidak bisa diinfus karena pembuluh darahnya pecah dan duburnya sudah membusuk karena infeksi yang dikarenakan virus yang menyerang ususnya. Tangisku mulai pecah kala itu, hingga pada akhirnya drh memberitahukan kepadaku bahwa Kenzo baru saha meninggal dunia. Saat itu aku tak percaya, aku coba menenangkan diri, aku masuk lagi dalam kelas, namun tetap tidak konsen. Hingga akhirnya saat salah satu makul selesai aku menangis diantara teman2ku, dan teman2ku mencoba menenangkanku.
Aku menghubungi kakakku dan kita memutuskan untuk pulang ke rumah sebelum makul selanjutnya untuk memakamkan Kenzo (karena jika tidak pulang dulu kami terjadwal pulang kuliah jam 6). Namun, mama mengabari kami bahwa Kenzo sudah dimakamkan oleh tukang yang kebetulan sedang membersihkan halaman belakang rumah kami. Akhirnya aku dan kakakku memutuskan untuk tetap berkuliah. Hingga akhirnya saat kakak datang menjemputku, kami berdua menangis, dan sepanjang perjalanan pulang dipenuhi dengan tangis yang diiringi dengan rintikan hujan. Saat itu kami terlibat obrolan berfaedah hingga akhirnya kami sepakat untuk tidak menangis di rumah khususnya di depan mama dan kucing2 kami yang lain agar mereka tidak tambah bersedih.
Bersambung dulu yaaaaaa
0 notes
Text
Aku dan Studi Lanjut
Assalamu'alaykum
Aku di kereta dan ga bisa tidur, jadi aku mau nulis aja tentang alasanku melanjutkan studiku ke jenjang S2. Semoga ada pembelajaran yang bisa diambil ya :)
Bismillah,
Flashback ke jaman2 S1. Dulu pengennya lulus, kerja, nikah, kuliah lagi. Namun ternyata cari kerja dengan bidang yang ku minati tak semudah itu, okay aku minat di bidang psikologi klinis. Di mana pekerjaan bagi sarjana psikologi di bidang tersebut adalah sebagai asisten psikolog, namun ternyata lowongan sebagai asisten psikolog pun tak banyak. Sarjana psikologi lebih banyak memiliki peluang di bidang industri, jadi HRD gitu misalnya, but that's not my style. Sejak kuliah udah ngrasa ga cocok di industri karena emang sulit kalau suruh ngambil keputusan untuk nerima atau memberhentikan karyawan, takut ga objektif, pun itu hubungannya sama nasib kerjaan seseorang. Jadi pada akhirnya setelah 1,5tahun melanglangbuana coba daftar sana sini, dan qadarullah ga diterima, maka aku memutuskan untuk daftar Magister Profesi Psikologi Klinis, insyaa Allah sebagai jalan menggapai cita2 jadi psikolog klinis, dan alhamdulillah diterima.
Banyak orang yang berpendapat kalau perempuan baiknya nikah dulu baru S2, takutnya nanti pada ga berani nglamar. Bagiku, S2 ga seharusnya jadi alasan seseorang buat takut nglamar. Ini jaman milenial guys, orang ngambil S2 karena emang butuh ilmunya, bukan buat gaya2an biar keren titlenya banyak. Kalau aku karena memang perjalanan menjadi psikolog harus ditempuh dari jalur magister profesi psikologi, jadi mau ga mau emang harus ambil. Dan setelah menjalani kuliah ini pun ga pernah kepikiran bahwa calon suami harus S2 juga, karena S2 itu pilihan, S2 itu bisa kapan aja, dan menuntut ilmu itu ga melulu dari studi formal. Jadi misal ilmu S1 dirasa sudah mumpuni, sudah bisa bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan orang lain, it's really okay ga ngambil atau menunda ngambil S2. Pun teman2 dekatku yang S2 juga berpikiran hal yang sama kok.
Selain itu, banyak orang bilang buat apa perempuan S2 kalau pada akhirnya cuma jadi IRT. Pernyataan kek gitu tu yang pengen bikin ketawa. Apa salahnya kalau S2 jadi IRT? IRT adalah sebuah pekerjaan termulia dan tersulit karena salah satu tugasnya membesarkan dan mendidik anak2, dan itu butuh ilmu. Bukan hanya ilmu soal parenting, namun ilmu secara luas. Ibu adalah madrasah bagi anak-anaknya, jadi misal memang pada akhirnya lulusan S2 tapi stay di rumah ya ga masalah, ilmunya tetep bermanfaat kok, bermanfaat sepanjang masa malah karena diajarkan pada anak2nya. Pun aku jika besok lulus S2 ga muluk2 pengen jadi wanita karier yang pergi pagi pulang malem, dsb dsb. Just simple pengen jadi psikolog klinis yang kerja di RS atau buka praktik di rumah sambil jadi IRT, ngurus anak, dan terlibat dalam kegiatan2 sosial. Iya, sesimple itu memang. Karena memang sudah jadi kewajiban perempuan untuk mendidik anak2nya, namun bukan berarti ilmuku bakal sia2 kan?
Jadi kalau dari aku pribadi, untuk para perempuan yang ingin melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi, just do it, ga perlu lagi mikirin kata2 orang kayak diatas. Allah akan memberi yang terbaik kok dan ilmu kita insyaa Allah ga akan mubazir, tenang tenang :)
Dan untuk para laki-laki, aku harap pola pikir kalian ga kayak orang-orang tadi, takut nglamar perempuan2 yang S2 karena kalian belum menempuh S2, please kami ga nuntut harus punya suami S2 juga kok, karena memang kita menempuh S2 itu karena butuh bukan sekedar pengen. Jadi selama kalian memenuhi kriteria dalam islam itu maju aja, ga perlu minder2 hanya karena perempuannya S2.
Haha, ini mah jadi kayak curhat ya. Hueee tapi gapapa, semoga ada manfaatnya ;)
Cukup sekian dan mohon maaf jika ada salah kata yaaaa.... have a very nice day!
Lodaya Train, Thu, 012419, 3:06am
2 notes
·
View notes
Text
Ngobrol Bareng Sp.JP :D
Hari ini aku pergi ke sebuah rumah sakit. Kalau biasanya daftarin dan atau nganterin mama, kali ini aku mendaftarkan dan mengantarkan diriku sendiri, dan kali ini ke poli jantung. Nyampe poli ditanya sama perawatnya, "loh kenapa mbak? Udah pernah EKG?". Aku melihat raut heran dari beliau, dan di jawab oleh perawat yang lain, "oh buat PNS mungkin". Aku malah jadi bingung, sejarang itu kah anak muda mampir poli ini? Tapi emang beberapa kali nganter mama ke sana jarang banget lihat anak muda, dokter2 muda pun jarang, #eh, wkwk, astaghfirullah. Okay lanjut, lalu ku jawab, "emm kadang deg2an, Bu. Belum pernah EKG, ini berencana mau EKG". Setelah itu aku menunggu giliranku. Dapet giliran akhir2 karena emang dateng rada siang dan isinya orang2 yang udah sepuh2 dan lebih memerlukan tindakan cepat.
Beberapa menit sebelum adzan zuhur akhirnya namaku dipanggil oleh ibu perawat, lalu aku menjalani tes EKG. Setelah selesai tes, aku menemui dokter spesialis jantung. OMG, aku dapet dokter yang senior dong, dokternya mama, dokternya lucu, "duh, sama Bapak itu", batinku. Aku sebenernya pengen sama dokter yang muda aja, yang perempuan biar aku leluasa ceritanya. Tapi ya sudahlah ya, aku lurusin niat buat cek kesehatan jantung bukan buat konseling psikologis, wkwk.
Percakapan di ruang periksa :
dr : kenopo iki? (Dengan nada lucu khas beliau)
me : hehe, ini Dok, 2 minggu terakhir ini saya merasa terkadang sesak di dada, kadang pas lagi nyetir gitu juga tiba2 di sini kayak "deg" gitu, Dok. Apalagi kalau habis makan, kalau belum sendawa rasanya sesak gitu, Dok. Jadi memang ceritanya ada beberapa orang yang saya kenal meninggal akhir2 ini, sampai pada akhirnya saya merasa sedih tapi ga bisa nangis sehingga saya merasa sesak, saya takut ada apa2 dengan jantung saya
dr : lha itu alasannya udah jelas, itu bukan sakit jantung (sambil cek hasil EKG dan periksa detak jantung pakai stetoskop). Lha ini aja jantungnya bagusnya kayak gini kok. Itu kamu paling cuma sering kemrungsung sama telat makan. *setelah itu jelasin tanda2 sakit jantung* Berapa usiamu?
me : *sensor*
dr : lha usia segitu belum waktunya sakit jantung, besok kalau udah usia 50an periksa lagi (sambil senyum)
me : (ketawa) ya jangan sampai lah, Dok. Hehe, alhamdulillah dok kalau memang baik2 saja jantung saya. Hehe
dr : lha ya kan ga mau to sakit jantungnya. Ya udah, wis ya, ga usah tak kasih obat (sambil ketawa)
me : hehe, iya Dok, ga usah. Terima kasih banyak ya Dok
Aku langsung keluar dan menuju ke perawat untuk menyerahkan berkas, pergi ke kasir, lalu pulang.
Terlepas dari aku seorang pencemas, namun kejadian2 beberapa minggu terakhir ini memang sangat membuatku terpukul. Aku yang biasanya dikit2 nangis dikit2 nangis aja bisa sampai ga nangis saking sedihnya, saking terpukulnya, dan itu berdampak pada fisikku. Keluhannya seperti yang ku sampaikan ke dokter. Sebenernya aku tau ini dampak dari psikisku, namun aku ingin memastikan bahwa ini benar2 psikis saja bukan fisik. Dan setelah dokter ngomong gitu, alhamdulillah lega dan aku jadi sadar bahwa aku hanya butuh relaksasi untuk menghilangkan keadaan yang tidak nyaman ini.
Gengs, jangan anggap remeh keadaan psikologismu, itu bisa ngaruh ke fisikmu. Seriously. Kalau pun bukan sakit fisik beneran, mungkin aja itu psikosomatis, dan pun rasanya ga enak, mengganggu pikiran, mengganggu aktivitas sehari2. Jadi saat merasakan ada sesuatu yang kamu rasa berubah dari segi psikologis, coba relaksasi, coba cari tau perubahan itu kenapa. Jika butuh bantuan, coba cerita ke temen atau keluarga, kalau tetep ngrasa ada yang aneh, coba cari bantuan dari ahlinya, psikolog, dokter, atau psikiater. Dan yang terpenting cari bantuan dari Allah, do'a, dzikir, sholat, curhat, dll untuk mendekat padaNya insyaa Allah akan memberi efek tenang ke diri kita. Jangan sampai gangguan psikis kita tidak terselesaikan hingga menjadi gangguan2 fisik ya :)
Dan bersyukurlah bagi yang masih bisa menangis karena menangis itu melegakan, menangis itu tanda lembutnya hati seseorang. Jadi kalau mau nangis, nangis aja, ga usah ditahan2, tapiiii jangan histeris2 dan jangan lama2, takutnya nanti tenggelam dalam kesedihan terus mudah dibisikin yang suka ngebisikin orang, hehe, nauzubillah.
Yuk segera kenali diri kita dan sadari sedini mungkin perubahan2 dalam diri kita, lebih cepat tertangani akan lebih baik gengs :)
Wed, Jan 23rd 2019, 12:49 am
0 notes
Text
Buruan Nikahin Gue!
Hello....... Long time no see yaa, how are you? Haha. Well pasti bingung deh baca judulnya. Ya kan ya kan? Hihi, itu biar menarik aja, uhuk, caper :D okay, as usual setiap hari Minggu sore alhamdulillah diberi kesempatan Allah untuk melangkahkan kaki ke masjid Nurul Huda buat join SPN ^^ Judul materi kali ini adalah Fiqih Munakahat – Adab Ta’aruf dan Khitbah yang disampaikan oleh Ust. Hatta, tapi karena terdengar berat akhirnya ku buat judul sendiri. Hehe. Nah guys jadi sebelum masuk ke khitbah ada baiknya kita ngomongin hukum menikah yes. Pada dasarnya menikah itu sunnah, namun hukum tersebut bisa jadi wajib maupun haram. Lah kok bisa? Iya, jadi wajib kalau misalnya banyak kemudahan dalam berzina di lingkungannya, maka agar terhindar dari zina si fulan wajib untuk menikah, yaaap seperti kita tau lah yaa lingkungan membawa pengaruh besar dalam pembentukan perilaku manusia. Nah kalau jadi haram itu jika si fulan ga punya bekal sama sekali, nanti malah jadi menzalimi pasangan, contoh lain sih misal si fulan psikopat yak, ada tendensi untuk menyakiti orang lain, kan jadi serem ntar kalau pasangannya disakiti, sakit hati aja udah sakit banget kak, apalagi sakit fisik + hati :( Kalau aturan untuk akhwat sih lebih simple (emmm sebenernya ga tau sih lebih simple apa engga, wkwk), yaitu jika memang ada seseorang yang shalih, baik agama dan akhlaknya, maka si akhwat harus siap tuh buat nikah. Simple kan? Hehe, nah biar yang dateng laki-laki shalih, maka kita harus shalihah dong yaa, so yuk perbaiki diri kak :)
Selain dari pemuda zaman now nya, ada juga anjuran untuk orangtuanya lho, eitsss bukan anjuran mereka untuk menikah lagi, namun untuk menikahkan anak-anaknya yang sudah baligh, apalagi kalau anaknya udah minta untuk dinikahkan, so wajib tuh orangtuanya buat menikahkan.
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.” (Q.S. An-Nur [24] : 32)
Nahhhh lohhh yang pasangannya diajak nikah tapi masih bilang gaji masih dikit, bisa dikasih ayat tersebut. Hehehe. Anyway guys, ada tiga orang yang wajib dibantu untuk menikah, yaitu para mujahid, hamba sahaya yang ingin memerdekakan diri, dan orang-orang yang ingin menjaga kehormatannya. Okee, masuk ke arah perkenalan ya, ta’aruf. Biasa denger “tak kenal maka ta’aruf” kan? So guys, ta’aruf itu artinya saling mengenal. Kalau dalam proses pernikahan, maka ta’aruf dimaknai sebagai aktivitas saling mengenal, mengerti, dan memahami untuk tujuan meminang atau menikah. Untuk memulai ta’aruf ini kita dianjurkan melibatkan orang-orang shalih, biar ga terjerumus ke dalam khalwat dan zina kak. Jadi ta’aruf itu beda sama pacaran, dalam ta’aruf ga ada yang namanya berdua-duaan, harus ditemani mahram atau orang shalih yang menjadi perantara tersebut. Ta’aruf juga ga lama-lama kak, walaupun ga ada aturan saklek nya harus berapa lama, namun lebih cepat lebih baik dan itu artinya serius. Karena makin panjang proses ta’aruf, makin banyak godaannya, makin besar potensi maksiatnya, nauzubillah. Nah tapi yang perlu diingat dari ta’aruf, ta’aruf ini forum majelis, jadi bukan sebuah hubungan, so ga boleh ngarep dulu yak kalau si doi bakal jadi pasangan kita, perjalanan masih panjang kak, kalau cocok ya alhamdulillah, kalau ga cocok ya ikhlaskan saja, ga usah lama-lama bapernya. Wkwk. Kalau cocok bisa lanjut ke khitbah yes. Eh bentar, sebelum masuk ke khitbah kita perdalam dulu terkait ta’aruf. Dalam ta’aruf itu ada yang namanya nadzor, yaitu laki-laki diminta melihat apa-apa yang bisa membuatnya semangat dari calon pasangannya, tapi inget ya yang boleh dilihat aja, wajah dan juga tangan. Wajah menunjukkan kecantikan, dan tangan menunjukkan kesuburan.
Dari Mughirah bin Syu’bah, ia pernah meminang pada seorang wanita, lalu Rasulullah bertanya kepadanya, “Sudahkah kamu melihat dia?” Mughirah menjawab, “belum”, kemudian beliau bersabda, “Lihatlah dia terlebih dahulu, agar kamu nanti bisa bersamanya lebih abadi (dalam keharmonisan rumah tangga)” (HR. Al-Nasai, Ibnu Majah, dan Al-Turmudzi)
Jadi boleh ya kak ketemu lalu melihat, memang dianjurkan sih, jadi jangan cuma lewat sosmed, bisa aja tertipu oleh foto yang difilter dengan berbagai macam aplikasi, hehe. Eittssss tapi perlu diinget ya, ketemunya GA BOLEH BERDUA, harus ada mahram atau perantaranya yes. Selama ta’aruf ini selalu pikirkan, “ Apakah dia cocok menjadi ibu dari anak-anak kelak?”, “Apakah ia bisa mengimami dan melindungi?”. Nah kalau jawabannya udah yes, udah ngrasa cocok, lanjut ke khitbah, yuuukkkk.
Khitbah artinya meminang, meminta persetujuan wali agar anak perempuannya dapat dinikahi oleh seorang laki-laki beriman dan tanggungjawab. Kakak kapan mau khitbah adek? Wkwk, kakaknya aja belum ketemu :D Kata Ust Hatta, “yang paling berani adalah ikhwan yang langsung mendekati orangtuanya”. Dan saat ingin mengkhitbah seorang akhwat, maka harus memperhatikan empat hal yang di artikel sebelumnya udah disebutin ya, hayo apa aja? Hehe. “Wanita dinikahi karena empat hal, harta, keturunan, kecantikan, dan agama. Pilihlah yang beragama, maka engkau akan bahagia” (HR. Bukhari-Muslim). So mas-mas, kalau pilih calon istri yang baik agamanya yes, cantik dan kaya itu bonus dari Allah. Dan buat saya dan mbak-mbak ayuk perbaiki diri terkait keagamaan biar nanti suami kita bahagia, insyaa Allah, bismillah yaaaak :) Selain itu perlu memperhatikan syarat untuk memilih calon pasangan yak, seperti tidak boleh mahram dan jika bisa pilih yang sekufuk. Terkait mahram udah paham kan? Nah kalau terkait sekufuk itu merupakan hak bagi akhwat dan juga keluarganya, jadi misal dari pihak akhwat merasa bahwa ikhwan yang datang tidak sekufuk, maka boleh menolak khitbahnya. Jadi sekufuk itu satu arah ya, hanya untuk pihak akhwat, kalau untuk pihak ikhwan mah harus sadar diri aja sebelum mengkhitbah akhwat. Hehe. Kenapa sih harus sekufuk? Agar rumah tangganya kokoh dong kak. Nah sekufuk itu ada dua standar, non agama dan agama. Yang non agama itu dilihat dari keturunan, kekayaan, dan pekerjaan. Yang agama dilihat dari keimanan, amaliah wajib, dan tidak melakukan kemaksiatan. Dan ingat yaaa yang mendasar adalah sekufuk berdasar agama. Dan anjuran sekufuk ini jangan ditambah-tambahin dengan memperinci, nanti malah memberatkan.
Khitbah ini beda sama tunangan ya kak, hanya status saja, asal bukan status palsu, eh? Haha. Dan khitbah itu tidak menghalalkan yang haram, jadi tetap harus menjaga adab-adab pergaulan antara ikhwan dan akhwat yang tidak memiliki hubungan halal. Khitbah juga harus disembunyikan agar menjaga perasaan dan izzah perempuan, serta menjaga dari mantan yang susah move on agar terhindar dari terror ataupun gangguan dari doi. Hehe. Selain itu ga boleh ada yang namanya double khitbah, kecuali dalam tiga keadaan, yaitu jika memang yang satu jelas-jelas ditolak, jika ikhwan yang mengkhitbah pertama memperbolehkan ikhwan lain untuk mengkhitbah, dan jika yang mengkhitbah belakangan tidak tahu bahwa si akhwat sudah dikhitbah. Indah ya aturannya, bener-bener mendetail untuk menjaga kehormatan kita kak :)
Jadi gimana, udah siap untuk ta’aruf? Atau malah udah mantep buat mengkhitbah, mas? Buruan nikahin yak biar ga terhenti di status khitbah terlalu lama :D euy semoga diberikan kemudahan oleh Allah ya dalam jalan kebaikan ini, dan let us believe akan datang waktu tertepat untuk kita saling bertemu satu sama lain dan akhirnya saling menyempurnakan separuh agama kita, insyaa Allah :’) semoga bermanfaat ya kak, ada salah saya minta maaf dan mohon dikoreksi, ada benarnya dari Allah. Wallahu a’lam. Yuk berbenah bersama ^^
0 notes
Text
Bagaimana Walimatul ‘Ursy Impianmu?
Oi! Alhamdulillah dikasih kesempatan sama Allah buat ketik-ketik lagi :D Hari ini bahasannya tentang walimatul ‘ursy atau pesta pernikahan. Udah pada pernah dateng ke pesta pernikahan temen kan? Kalau pesta pernikahanmu kapan? T_T okay, ga usah baper, ntar juga insyaa Allah akan terselenggara kok di waktu yang tepat, aamiin ;) sebelum masuk ke penjelasannya, aku mau bagi-bagi cerita dulu nih terkait pesta pernikahan yang pernah aku datangi, baik saat datang di pesta pernikahan keluarga maupun teman. Ada banyak macem ya pesta pernikahan, ada yang piring terbang (ternyata ini cuma ada di daerah sekitar Solo aja, cuy) dan ada yang standing party. Ada yang tempat duduk antara laki-laki dan perempuan dijadikan satu, ada yang dipisah namun tetap bisa melihat satu sama lain, dan ada yang bener-bener dipisah gedungnya atau dengan hijab. Ada yang pakaian mempelai perempuannya adat jawa (baik pakai kemben atau kebaya), ada yang pakaiannya kebaya modern yang dipadupadankan dengan khimar, dan ada juga yang pakaiannya ala-ala princess yang anggun dan mewah. Tapiii yang sama adalah mereka pasti terlihat cantikkkk, well, bukan karena dandanannya, tapi namanya orang bahagia pasti jadi cantik deh, so bahagialah setiap hari agar kecantikanmu terpancar #tssaaahhh. Haha. Nah loh, kalau walimatul ‘ursy impianmu kayak gimana kak? Sebelum menentukan, ayuk ayuk kita simak materi dari SPN yang menerangkan terkait adab-adab walimah, biar berkah ya kakkk ;) (tapi maaf ya karena pertemuan kemarin aku ga ikut, jadi penjelasannya singkat-singkat sesuai modul dan ku improve sendiri. Hehe)
Walimatul ‘Ursy itu sebenernya buat apa sih? Ternyata walimatul ‘ursy diadakan sebagai tasyakuran pernikahan untuk mengumumkan pernikahan dengan mengumpulkan orang-orang dan memberikan jamuan kepada mereka. Dan ternyata hal ini merupakan sebuah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).
“Buatlah walimah (resepsi) walaupun hanya dengan seekor kambing.” (HR Bukhari dan Muslim)
Agar walimatul ‘ursy nya berkah, maka ada adab-adab yang perlu diperhatikan.
Yang pertama terkait dengan niat. Dalam menyelenggarakan walimatul ‘ursy hendaknya diniatkan untuk syiar, mengumumkan pernikahan biar nanti ga jadi fitnah kalau misal habis itu suami dan istri jalan berdua terus diliat sama tetangga kan udah pada paham kalau mereka udah nikah, coba kalau ga ada walimah, bisa-bisa mereka akan berpikir yang engga-engga. Lalu, jangan sampai ya niat kita ngadain walimatul ‘ursy cuma buat pamer, komersil atau untuk menyakiti orang lain. Lah gimana tuh maksudnya? Gini deh maksudnya, aku kasih contoh ya, misal nih tetangga sebelah juga habis ngadain walimah anaknya, mereka ngadainnya di hotel bintang tiga, nah kita ga mau kalah sama tetangga, biar kelihatan lebih wow jadi kita ngadain walimah di hotel bintang lima dengan maksud pamer kalau kita nya bisa lebih dari tetangga, terus menyebarkan berita walimahnya secara berlebihan, serta dengan tujuan biar dapet sumbangan gedhe, nauzubillah...... luruskan niat atuh, yang penting mah bukan seberapa mewahnya ya, tapi syiarnya.
Yang kedua terkait waktu dan undangan. Kapan sih sebenarnya walimah harus dilaksanakan? Kapan aja bisa sih, asal setelah akad, kalau sebelum akad mah itu namanya makan-makan doang. Haha. Dan walimatul ‘ursy ini kalau bisa diselenggarakannya ga lebih dari tiga hari. Kalau terkait undangan siapa aja atuh yang harus diundang? Nah yang harus diundang itu utamanya adalah orang-orang yang tidak mampu, biar mereka merasakan berkah dari pernikahan kita (loh kok kita? Wkwk, ya maksudnya pernikahan kita masing-masing :p) jadi salah tuh kalau walimahan mewah-mewah tapi yang diundang cuma orang-orang kaya. Boleh lah ngundang orang kaya, tapi mah jangan lupa atuh sama yang lebih membutuhkan :) selain itu yang utama untuk diundang adalah tetangga, kerabat dekat, dan juga sahabat orangtua. Paham yaaa? Lalu untuk bentuk undangannya gimana? Bentuk undangannya mah terserah aja, yang penting kalau bisa sederhana aja, ntar itu undangan juga ga bakal kepakai kali sama yang nerima, paling berakhir di tong sampah :p dan yang penting mah ga usah pakai foto-foto prewed segala, ya kali belum halal udah foto-foto gitu mana disebar seantero kota lagi hasilnya (kalau dibubuhkan di undangan), nauzubillah.... biarlah kemesraan itu milik kalian berdua, wkwk.
Yang Ketiga terkait hidangan. Hidangan yang penting halal ya kak :D Selain itu yang perlu diperhatikan adalah menghindari kemubadziran dalam makanan. Ga usah lah yang mahal-mahal banget, artinya berilah yang baik tapi kan baik tidak selalu mahal kan? Dan porsinya yang wajar-wajar aja, kalau berlebihan nanti kekenyangan bisa mengakibatkan penyakit loh, atau malah nanti akhirnya kebuang kan jadi ga berkah ya buang-buang makanan :( Lalu tidak membedakan hidangan, maksudnya mau itu tamu orang kaya atau orang yang kurang mampu, mau pejabat atau tukang parkir, semua berhak mendapatkan makanan yang sama. Bayangkan kalau misal dibedain, bakalan sakit atuh hatinya para tamu yang kurang mampu, inget loh ga boleh menyakiti orang lain :( dan hidangan di walimah ini bisa dengan hewan yang disembelih sendiri (maksudnya niatnya menyembelih untuk walimahan), dan bisa juga tanpa menyembelih hewan. Lah itu tadi haditsnya bilang dengan menyembelih seekor kambing? Maksudnya adalah saking pentingnya walimah itu maka harus sangat diusahakan untuk diadakan walaupun hanya dengan memotong seekor kambing yang menggambarkan penyelenggaraan walimah sesuai dengan kemampuan. Wallahu a’lam.
Yang Keempat terkait hiburan. Dangdut? Campursari? Keroncong? Band? Akustik? Nasyid? Hayo pilih yang manaaaaaa? :D Adabnya nih ya, hindari hiburan yang syubhat, mengundang syirik, dan ikhtilat. Serta tidak boleh berlebihan dalam musik dan nyanyian. Bayangpun kalau yang nikah ukhti-ukhti cantik berkhimar tapi hiburannya dangdut dengan penyanyi dengan baju you can see, lah yaaa kan ga pas yaaa :( hadirkan nuansa islami lah kak, pakai rebana mungkin, atau ya mepet-mepetnya nasyid tapi nyanyinya jangan banyak-banyak juga dan jangan lagu-lagu yang galau gitu ah, lagunya pilih yang lebih untuk mengingat Allah aja. Karenaaa kalau lagu-lagunya galau gitu kasihan tamu yang jomblo, ntar pulang pada baper padahal belum ada yang diajakin buat nikah, hehe, curhat ini mah :D eits, yang penting inget tuntunannya yaa :)
Nah itulah adab-adab walimatul ‘ursy menurut materi yang disampaikan di SPN7, bisa lah search atau tanya ke guru ngaji biar tambah lengkap nanti info terkait hal ini. Setelah tau adab-adabnya, jadi gimana walimatul ‘ursy impianmu? Mau gimanapun nanti, yang penting tidak melenceng dari ajaran Islam dan didiskusikan dengan calon pasangan dan keluarga yaaa, biar ga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai niatnya mau syiar malah mendatangkan perpecahan dalam keluarga, contoh kita pengennya walimatul ‘ursy yang mewaaah padahal ekonomi keluarga saat itu kurang mendukung, jadilah memberatkan orangtua dengan harus berhutang ke sana dan ke sini. Well kalau orangtua nya ridho dan gapapa dengan hal itu serta bisa memastikan bisa membayar hutang itu secepatnya sih gapapa, tapi kalau sebenernya orangtua merasa keberatan gimana? Sesuaikan aja dengan keadaan keluarga, walimah yang mewah tidak menjamin keluarga akan berjalan lebih bahagia kok dibanding dengan walimah sederhana. Eheheh, monggo lah disesuaikan aja, mbak mas yang lebih paham nggih :)
Upsss terlalu panjang saya bernarasi, wkwk, baiklah, saya akan menutup tulisan kali ini dengan mengucapkan maaf jika ada salah kata dan hal-hal yang mungkin kurang lurus dalam tulisan ini dikarenakan efek ga berangkat pas materi, ada salahnya dari saya dan jika berkenan mohon untuk diluruskan, dan jika ada benarnya itu dari Allah. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat yaaaa.......... ^^
0 notes
Quote
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Mahakaya, Maha Penyantun.
Q.S. Al-Baqarah (2) : 263
0 notes
Quote
Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipat gandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
Q.S. Al-Baqarah (2) : 245
0 notes
Quote
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka
Q.S. Al - Baqarah (2) : 201
0 notes
Text
Rethinking Your Marriage
Alhamdulillah Ahad, 15 Oktober 2017 Allah meringankan langkah kaki ini ke Masjid Nurul Huda UNS untuk mengikuti acara Sekolah Pra Nikah 7 #1. Hari ini kami berkenalan dengan Vida Robi’ah Al Adawiyah, SH yang lebih akrab kami panggil Bu Vida. Beliau merupakan ketua dari KPPA Benih. Beliau membuka acara ini dengan luar biasa, membuat saya hanya bisa mengucap “masyaa Allah” ketika beliau menceritakan tentang proses ta’arufnya dengan laki-laki yang kini telah menjadi suaminya, panggil saja Pak Hatta. “Selesaikan kenali diri sendiri dulu, baru ta’aruf”. Kalimat itu yang sampai saat ini masih saya jadikan headline saat keinginan (ingin bukan berarti siap, wkwk) untuk ta’aruf muncul, sudahkah saya mengenal diri saya sendiri? Kalau belum mah, untuk apa sok-sokan mau kenal sama orang. Eh? Wkwk. Bu Vida bercerita bahwa beliau ta’aruf dengan Pak Hatta pada saat beliau masih duduk di bangku perkuliahan semester akhir. Pada pagi hari beliau mendapatkan telepon dari salah seorang teman yang menanyakan niat beliau untuk menikah, lalu beliau mengiyakan niat tersebut dan pada pukul 7 beliau pergi ke rumah teman tersebut untuk mengambil biodata Pak Hatta yang juga menyampaikan niatnya untuk menikah. Pada pukul 9, bu Vida memulai proses ta’aruf dengan pak Hatta dalam posisi saat itu mereka belum kenal satu sama lain (makanya ta’aruf, hehe), dan belum pernah bertemu walaupun hanya sekali. Proses ta’aruf berjalan dengan cepat, hanya sekitar dua jam dengan pertanyaan-pertanyaan berbobot yang disampaikan dari kedua belah pihak. Dan sebagai penutup bu Vida menyatakan bahwa jika memang pak Hatta ingin melanjutkan ke pernikahan, maka beliau harus menghubungi ayah dari bu Vida. Pada saat itu bu Vida sempat berpikir bahwa mungkin pak Hatta tidak akan datang, namun ternyata pak Hatta menemui ayah dari bu Vida, dan 3 bulan setelah itu mereka pun menikah. “Semudah itu ya, dek, kalau jodoh?”, ucap bu Vida kepada kami. Mata saya berkaca-kaca, semudah itu ya? Lalu kalau sulit apa itu artinya tidak berjodoh? Atau mungkin Allah memilihkan jalan yang berbeda agar nantinya ada cerita yang dapat dibagikan bahwa “ta’aruf itu butuh perjuangan”? Wallahu a’lam, sepertinya saya harus menyimpan pertanyaan ini untuk sementara waktu.
Okay, masuk ke materi. Bu Vida mengawali dengan membahas sejarah pacaran. Pacaran sesungguhnya berawal dari tradisi “inai” di minang. Jadi, sepasang laki-laki dan perempuan memakai pacar sebagai tanda bahwa mereka sedang berkenalan dan jika jadi maka akan melanjutkan ke jenjang pernikahan (lamarannya sebelum pacar hilang). Tapi misal merasa ga cocok ya harus memutuskan juga sebelum pacar itu hilang. Sejarahnya sebenernya bagus ya, jadi ya setipe kayak ta’aruf gitu yang masa perkenalannya maksimal hanya sekitar 3 bulan, tapi perkembangannya ini yang salah, orang-orang malah pacaran tanpa arah yang jelas dan ga ada batas maksimalnya, duh PHP ini mah :( Nah kalau ada yang bilang, “di Al Quran mah ga ada tuh larangan pacaran”. Ya iyalah, kata pacaran mah bahasa lu doang tong, ingatlah bahwa di Al Quran Allah berfirman “jangan mendekati zina”, nah itu yang lu bilang pacaran itu salah satu hal yang mendekati zina, pahamkan? ;) anyway pacaran itu bukan jalan menuju pernikahan, itu jalan PHP. Wkwk, maksudnya kalau emang serius mah ngapain pacaran lama-lama? Datangi saja orangtuanya kak :3
Berlanjut ke materi menikah. Bu Vida menerangkan bahwa menikah itu sunnah bersejarah. Why? Karena tujuan menikah nantinya yang akan menentukan cara kita untuk menyiapkan pernikahan tersebut. Nah tinggal kitanya nih tujuannya buat apa, apakah untuk status, atau tuntutan, atau tuntunan? Yang penting mah mengawali sejarah sesuai proses syariah yaa, biar nanti berujung berkah, insyaa Allah :) Ngomong-ngomong masalah nikah, sebenarnya kita sebatas PENGEN atau udah SIAP? Aduh kalau dapet pertanyaan ini aku mending mlipir, wkwk, soalnya malu pas dijelasin sama bu Vida aku jadi sadar masih dalam tahapan pengen, kalau siap mahhhhh hmmmmm bismillah yaaak semoga ini salah satu dari bentuk persiapan. Bu Vida menjelaskan bahwa ciri-ciri orang yang PENGEN nikah itu beda dengan orang yang SIAP nikah. Orang yang PENGEN nikah itu idealis, banyak kriteria, dan EXPECTATION (lebih ke tuntutan). Nah katanya kalau masih punya banyak kriteria itu namanya baru pengen, nah iya kayaknya aku masih yang ini. Wkwk. Adapun orang yang SIAP nikah itu lebih realistis, menyederhanakan kriteria, dan HOPE (lebih ke berharap “insyaa Allah” tapi tidak menuntut). Kalau kakak termasuk yang mana? Kalau udah yang SIAP mah mangga atuh disegerakan :)
Selanjutnya bu Vida menerangkan bahwa ta’aruf itu harus visioner. Harus menyiapkan keluarga dan orangtua untuk meraih keberkahan pernikahan, dimulai dari keridhoan orangtua dan kelurga besar. Beberapa caranya adalah dengan mengomunikasikan cita-cita, tidak menunda, dan membuktikan kesiapan. Adapun visi pernikahan yaitu sakinah, mawaddah, wa rahmah yang sebagian sudah tertulis dari materi Grand Opening SPN yang lalu yaaa. Tapi gapapa deh coba aku tulis lagi kalau dari pandangan bu Vida. Sakinah, mengarah ke kecenderungan, ketenangan, penerimaan, dan kepercayaan. Hey ingatlah jodoh itu tak mungkin sama. Hehe. Mawaddah, mengarah ke fitrah ketertarikan fisik dan biologis, kecantikan, keturunan, kekayaan, seksualitas, biologis, namun masanya tak lama. Hal ini lebih ke “aku mencintai dia karena ...........”. Rahmah, tetap cinta meski tak lagi merona. Fisik mulai tidak menarik, keterbatasan fisik, kesulitan-kesulitan, dan keterbatasan-keterbatasan bukanlah menjadi penghalang untuk mencintai. Rahmah lebih ke cinta yang dewasa, kekal, dan welas asih, jadi lebih ke “aku cinta dia, meskipun .............”.
Sebagai penutup materi, bu Vida berpesan
“Kita harus siap menjadi istri siapapun”
.Okeee Bu, insyaa Allah. ^^ Alhamdulillah, semoga ini merupakan salah satu bekal untuk menyiapkan diri menuju ke arah siap, insyaa Allah. Wallahu a’lam. :)
0 notes
Quote
Tidak! Barangsiapa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan dia berbuat baik, dia mendapat pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.
Q.S. Al-Baqarah (2) : 112
0 notes
Quote
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.
Q.S. Al-Baqarah (2) : 45 - 46
0 notes