#selamat hari pekerja
Explore tagged Tumblr posts
Text
Selamat Hari Pekerja, Hari Buruh, Labour Day, 2023 Malaysia
Happy Labour Day in the midst of Eid Mubarak :D
Selamat Hari Pekerja, Hari Buruh, Labour Day, 2023 Malaysia Buat korang semua admin dan krew J2C2 nak ucapkan Selamat Hari Pekerja, Hari Buruh, Labour Day kepada korang semua. !! Sama kita hayati makna hari pekerja ya.. Dan tahun pada 1443 tahun Hijrah ini kita meraikan Hari Pekerja di dalam Bulan Syawal, jadi mood hari raya masih panas-panas lagi. Bagi yang berpuasa enam admin ucapkan juga…
View On WordPress
0 notes
Text
Permasalahan Dunia Islam Masa Kini
Rasulullah SAW. membawa risalah kenabian sekitar 1.400 tahun lalu untuk menyempurnakan agama tauhid yang telah ada sejak manusia pertama diciptakan yaitu Adam AS. Agama tersebut merupakan Islam yang berasal dari akar kata Salam, yang berarti selamat. Islam merupakan agama yang sempurna dengan menurunkan kitab Al-Qurán yang merupakan kabar gembira dan peringatan bagi manusia, sebagai peta atau arah jalan yang benar. Apabila manusia telah mengikuti Al-Qurán dan Sunnah (segala hal yang dicontohkan Rasulullah SAW) maka ia akan selamat.
Al-Qurán diturunkan sebagai solusi atas seluruh permasalahan dalam hidup, namun di masa kini umat Islam semakin jauh dari petunjuk yang benar yakni Al-Qurán. Hal ini dikarenakan lemahnya kepemimpinan Islam di dunia Internasional. Merujuk pada sejarah, setelah terjadi perang dunia kedua muncullah negara super power yaitu Amerika Serikat dan sekutunya. Dunia seakan dibuat tunduk dengan Amerika dan nilai-nilai yang dibawanya. Nilai-nilai itu adalah sekularisme dan liberalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Perang pemikiran (ghawzul fikr) yang dibawa oleh pengaruh barat secara tidak langsung merubah tatanan dunia. Dunia di cekoki dengan hal-hal semu seperti food, fashion, and fun. Anak muda Islam dengan akidah yang belum kuat mudah tergoda dengan pemikiran-pemikiran ini. Standar kesuksesan saat ini telah bergeser menjadi hal-hal yang bersifat materialistis. Sosial media yang berkembang dan tantangan arus globalisasi yang kuat tidak diimbangi oleh kualitas SDM yang baik membuat anak muda saat ini mudah terombang-ambing.
Pemikiran-pemikiran self oriented yang menggembor-gemborkan pencapaian diri sangat terasa di kehidupan anak muda Islam saat ini. Dengan massifnya sosial media membuat seluruh anak muda haus akan capaian-capaian duniawi yang seakan tidak ada habisnya. Isu-isu mental health juga menambah sederet permasalahan anak muda. Jika kita melihat kembali sejarah saat ummat Islam mengalami masa-masa emasnya, anak muda memiliki kekuatan yang besar. Kita bisa mencontoh Muhammad Al Fatih, di usianya yang masih 21 tahun dapat menaklukkan Kota Konstantinopel. Di zaman Nabi Muhammad SAW, anak-anak muda menjadi kekuatan dakwah. Kita bisa melihat Ali bin Abi Thalib, Musháb bin Umair dan masih banyak lagi sahabat nabi yang memeluk Islam di masa muda dan ikut bersama-sama dengan Nabi berdakwah menegakkan Islam. Namun, saat ini anak muda disibukkan dengan dirinya sendiri sehingga tidak memiliki kekuatan.
Pemikiran-pemikiran sekularisme tidak hanya menjangkiti anak muda, di dunia pemerintahan baik Indonesia secara khusus maupun negara-negara lainnya seakan berlomba-lomba meningkatkan pendapatan negaranya melalui jalan apapun. Uang seakan menjadi ukuran segalanya. Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) selalu menjadi indikator dalam menentukan maju atau tidaknya suatu negara. Peningkatan PDB selalu diikuti oleh ketimpangan yang tinggi dikarenakan orang-orang yang memiliki pendapatan menengah ke atas semakin mudah mendapatkan uang dan suka menumpuk harta sedangkan masyarakat menengah kebawah sulit mencari sumber rezeki. Penguasaan kekayaan yang timpang ini dikarenakan masyarakat masih belum memasukkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pejabat-pejabat rakus dengan membuat kebijakan yang menguntungkan diri sendiri tanpa melihat kemaslahatan ummat.
Ghawzul fikr yang semakin massif ini berdampak pada banyak hal. Di dunia pendidikan, kurikulum pendidikan yang masih jauh dari nilai-nilai fitrah dan masih suka berganti-ganti. Kurikulum pendidikan saat ini membentuk anak Indonesia menjadi mental pekerja yang tujuannya hanya menghasilkan uang. Nilai-nilai karakter sulit untuk ditanamkan. Di dunia kesehatan, semakin banyak trend-trend makanan fast food yang membuat kesehatan ummat semakin buruk. Trend kulineran dan makan-makan sangat mudah di temui di youtube. Padahal jika kita melihat nilai-nilai Islam, makanan dapat melemahkan nafsu dan akan melemahkan iman. Thibbun nabawi yang seharusnya menjadi pola hidup sehat dengan meniru pola hidup Rasulullah seakan-akan jauh dari masyarakat.
Permasalahan lain yaitu belum bersatunya ummat Islam. Ego antar golongan yang tinggi dan menganggap dirinya paling baik membuat ummat Islam sulit bersatu. Tak jarang antar satu ulama dan ulama yang lain apabila berbeda pendapat saling menghujat dan saling melemahkan. Adanya kelompok ummat islam yang telah disusupi oleh pemahaman-pemahaman liberal juga mempersulit persatuan ummat Islam. Saat ini ummat Islam juga dilanda oleh permasalahan penjajahan Israel atas Palestina. Masjidil Aqsha, yang merupakan kiblat pertama ummat Islam dan bumi Syam yang merupakan tanah yang di berkahi saat ini masih dalam masa-masa konflik. Selain di Palestina, terdapat wilayah-wilayang lain dengan kondisi ummat muslim yang masih dalam tekanan penjajahan bahkan genosida, yaitu Rohingya, dan Uighur. Pengaruh geopolitik sangat besar mempengaruhi kondisi ummat Islam. Amerika Serikat saat ini mulai dalam masa-masa krisis dan ketidak stabilan ekonomi, sementara kekuatan China mulai mengganti. Kondisi ini yang mengakibatkan ketidakstabilan kondisi di dunia. Negara-negara Islam masih memiliki pengaruh yang lemah di dunia Internasional.Upaya diplomasi maupun mengutuk keras atas tindakan Israel yang disuarakan oleh negara-negara Islam seakan tidak berpengaruh terhadap Israel. Negara-negara Islam belum bisa bersatu dan menekan Israel. Di antara umat Islam sendiri, juga masih banyak perbedaan berkaitan dengan pembelaan terhadap saudara-saudara kita di Palestina.
4 notes
·
View notes
Text
Kenalan dengan Gloria; si humbel pecinta Matematika
Tanggal 13 Juni 2024 mungkin salah satu hari paling membahagiakan bagi seorang Gloria dan orang-orang yang sayang dengan dia. Betapa tidak, bermimpi menjadi salah satu mahasiswa kampus terbaik di Indonesia menjadi kenyataan di tanggal itu juga. Ia dinyatakan “Selamat kamu diterima menjadi Mahasiswa FMIPA-Matematika ITB”. Perasaan haru dan bahagia tak terbendung dirasakan oleh semua orang yang sayang Glo, termasuk kedua orang tuanya. Namun, kisah perjuangan Glo tidak hanya sekedar itu. Kerja keras, mau belajar dan tidak pernah menyerah terhadap mimpi menjadikan dia sosok yang sangat inspiratif. Yuk kenalan dengan Gloria, mahasiswa baru FMIPA -Matematika ITB.
Kesan Awal
Menjadi wali kelas Glo diawal tahun ajaran baru cukup menantang bagi saya. Anaknya yang ceria, humbel dan cenderung “galak” membuat saya berpikir “hmmmm... bagaimana saya mendekati anak ini?”. Berawal dari prinsip gosip dan makanan dapat menyatukan HAHAHA, saya sedikit berhasil mengenal Glo. Dari sana, semua prasangka saya tentang dia sirna. lup!!
Sosok yang humbel, pekerja keras dan selalu punya kemauan untuk belajar adalah kepribadian Glo yang membuat saya kagum sampai saat ini. Satu lagi, meskipun keliatan galak, tapi dia sangat mau mendengar dan tidak pernah invalidasi orang lain.
Mimpi Jakun dan Matematika
Berawal dari menghias kamar dengan ornamen-ornamen Universitas Indonesia, sampai orang tuanya pun turut mendukung sejak kecil, ia bermimpi menjadi seorang mahasiswa di Universitas Indonesia suatu hari nanti. Namun siapa sangka, mimpi itu "beralih" beberapa saat sebelum penerimaan SNBP / Jalur Prestasi.
Glo adalah typical anak muda yang penuh mimpi, ambisius namun juga sangat realistis. Tidak memilih UI bukan karena ia menyerah dengan mimpinya. Namun ia dengan penuh kesadaran memilih FMIPA M ITB sebagai “mimpi” barunya karena berbagai pertimbangan sangat bijak di usia dia sekarang. Inilah yang membuat saya kagum dengan Glo, ia tau bagaimana memaksimalkan potensi, namun tidak membuang potensi dan sumber daya yang telah ia memiliki.
Glo sangat sadar bahwa kemampuannya perlu diasah terus untuk meraih mimpinya menjadi aktuaris handal di masa depan. Berinvestasi dengan mengikuti beberapa kursus (lebih dari satu) hingga rajin mengikuti TO mulai dari bimbel biasa sampai ternama adalah salah satu istiqomah dia meraih mimpinya. Mungkin kalau dibuat diary, perjuangan ia dari ikut OSN Matematika, belajar di sekolah, hingga belajar di bimbingan belajar hingga menjadi remaja aktif di gereja menjadi gambaran betapa sosok ini memang pantas mendapat nilai PM (Penalaran Matematika) diatas 900.
Penuh Prestasi
Kalau kalian sering lihat drama atau seris yang menggambarkan sosok yang ambisius dan ingin diterima di kampus favorit. Ya! Mirip seperti itulah sosok Glo. Di awal sekolah hingga akhirnya lulus, ia fokus “berinvestasi” dengan mimpi-mimpinya. Tidak hanya pemuda yang penuh prestasi di bidang akademik, pelayanan di gereja juga ia tunjukan dengan menjadi Ketua Divisi Remaja di Gereja HKBP yang aktif menyelenggarakan acara-acara keagamaan di dalam atau luar gereja.
Bagi Glo, berprestasi dan pintar matematika, justru semakin membuat ia menjadi pribadi yang humbel, ia sering sekali membantu teman-temannya yang kesulitan di mata pelajaran ini. Berbekal pengetahuan yang ia miliki, ia juga melatih kemampuan dia dalam mengajar agar ia semakin memahami konsep matematika yang sudah ia miliki.
Suka Matematika sejak kecil dan "Glue Of the Group"
Bagi sebagian orang, matematika mungkin menjadi pelajaran yang menakutkan, tapi tidak bagi Gloria yang justru tertantang dengan Matematika dan mencintai mata pelajaran ini sejak kecil. Bagi dia, menyelesaikan persoalan matematika membuat ia berpikir kritis dan sistematis.
Meski suka sekali matematika dan punya kesan galak, namun Glo adalah individu yang jadi "Lem" di kelas. Sosok ini yang bisa jadi perekat semua anak yang berbeda latar belakang. Dia yang mampu membuat suasana kelas benar-benar hidup dan rekat satu sama lain.
Ke depan, Glo ingin menjadi seorang aktuaris yang mumpuni di masa depan. Ia juga berjanji akan mengabdi dan mengajar matematika ke banyak orang agar matematika bukan menjadi hal yang menakutkan lagi bagi sebagian besar orang. Sukses elalu Glo!!!
3 notes
·
View notes
Text
p e n j a r a
Salah-satu pemeran series Anne with an E pernah mengatakan bahwa :
responsibility is a prison;
tanggung jawab adalah penjara, dimana kau tidak bebas, selalu tertekan, terjebak, dan terbelenggu didalamnya.
Hal tersebut bisa jadi benar, bisa juga jadi kurang tepat. Semuanya tergantung bagaimana caramu memandang.
Tapi, jika kau memang merasa tanggung jawab yang kau emban saat ini sebagai penjara dan kau merasa tidak betah didalamnya, kenapa tidak kau perindah saja penjara tersebut? Karena sampai kapanpun, selama nafas masih berhembus kau takkan pernah lepas dari yang namanya tanggung jawab.
Entah tanggung jawab sebagai manusia, sebagai seorang muslim, sebagai seorang anak, sebagai seorang pekerja, pelajar, dimasa depan nanti tanggung jawab sebagai seorang istri, orang tua dan lain sebagainya.
Bahkan setelah tiada pun kau masih akan mempertanggung jawabkan semua perbuatanmu yang ada di dunia ini, bukan?
Maka dari itu, alih-alih mengutuki penjara yang saat ini kau huni, akan lebih baik jika kau menerima dengan lapang, dengan rasa sadar dan penuh kesabaran. Terima segala hal yang ada didalamnya, perindah penjaranya agar kau bisa betah disana.
Dengan begitu, walau kau berada didalam penjara sekalipun kau tak akan merasa terjebak, kau akan merasa bebas.
Karena, yang bisa membuatmu terbebas, bukan orang lain. Tapi, dirimu sendiri.
Barangkali, saat ini kau (mungkin) belum terlepas dari beberapa penjara. Karena keadaan memaksamu untuk terus berada disana. Tapi, kau tak perlu khawatir. Sekarang, coba hampiri cermin yang tiap hari kau pandang. Tatap lamat-lamat sosok yang ada didalamnya, kemudian katakan:
"Aku hanyalah manusia biasa dan aku mempunyai banyak tanggung jawab. Entah tanggung jawab sebagai manusia, sebagai pekerja, pelajar, anak, dan lainnya. Jika tanggung jawab ini adalah sebuah penjara, aku akan menjadikan penjara ini sebagai penjara paling menyenangkan sedunia."
Jika kau bisa melakukan itu, selamat! Kau telah merdeka walau kau berada dalam penjara.
Sangkar, 26 Februari 2024
3 notes
·
View notes
Text
Masih ingat sekali bagaimana rasanya ketika harus pulang lagi ke tempat rantau setelah liburan panjang mudik lebaran. Berat sungguh. Karena liburan lebaran bukan hanya sekadar libur, tapi benar-benar kumpul keluarga yang intimate banget dan itu ya sekali setahun menikmatinya 🥹
Kemudian harus pulang lagi, sendiri lagi, berjuang lagi, menghadapi realita lagi dan lagi.
Untuk yang masih menuntut ilmu, rasa beratnya pastilah berbeda. Orang yang kembali bekerja hanya melanjutkan pekerjaan, namun para pencari ilmu, harus berkejaran dengan waktu lagi menyelesaikan tantangan demi tantangan yang berjuta rasanya itu. Indeed, i've been there. How time flies.
Buat yang kembali bergerilya di kehidupan, apapun itu mau pekerja, atau anak sekolah, selamat menempuh hari-hari lagi.
Hati-hati di jalan, semoga segala urusan kita semuanya diberi jalan selalu olehNya. Aamiin.
#tulisan#hikmah#puisi#sajak#sastra#seni#literasi#motivasi#lukisan#lebaran#eid mubarak#eid al fitr#mudik#kata mutiara#mudik lebaran 2024#rantau
4 notes
·
View notes
Text
Eyang, Cucumu Merindukanmu!
Tiga hari yang lalu, aku membuka kembali lembaran foto eyang kakung dan eyang putri di album foto yang sudah lama tak tersentuh. Bersama bapak dan ibu, kita bercerita dan mengenang masa lalu. Eyang luar biasa jaya pada masanya, dengan rumah megah 1 hektare sebagai saksi perjalanan hidup mereka. Ku lihat bapak remaja di album foto itu. Terbesit di benakku, kira-kira apa yang bapak rasakan saat itu, ya, hidup bergelimang harta dan tahta mengingat eyang merupakan keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono VI yang masih menjunjung tradisi ningratnya.
Dulu sebelum bapak stroke, bapak selalu bercerita bahwa eyang merupakan salah satu orang terkaya di Semarang. Proyek telepon pertama di Semarang dan juga taksi borobudur merupakan contoh kecil dari sekian banyak gurita bisnis eyang saat itu. Bapak bilang, dulu setiap anak eyang—enam anak termasuk bapak—memiliki pembantunya masing-masing yang mengurus mereka dari kecil hingga besar. Jumlah pembantu, supir, dan pekerja di rumah eyang saat itu jika ditotal mungkin kurang lebih ada 30 orang, atau lebih?
Mereka sangat terpandang. Keluarga konglomerat. Keturunan ningrat. Dikelilingi orang-orang hebat. Ah sungguh nikmat.
Kini, baik eyang kakung maupun eyang putri telah tiada. Aku bahkan belum sempat bertemu mereka ketika aku dilahirkan. Berulang kali bapak bilang kalau aku mirip sekali dengan eyang putri, seperti reinkarnasinya, haha. Jujur belakangan ini pikiranku dipenuhi oleh mereka. Aku kerap berandai, apa jadinya bila mereka masih hidup? Apakah mereka akan menyukaiku? Apakah mereka akan mengajakku jalan-jalan bersama salah satu mobil mewahnya? Kata bapak, sih, eyang kakung dan eyang putri pasti akan sangat mencintaiku jika mereka masih hidup. Dan tentunya, semua keinginanku akan dituruti.
Hatiku meringis. Ya Tuhan, aku ingin sekali berbincang dengan eyang kakung dan eyang putri. Aku ingin bertukar pikiran dengan mereka. Lebih dari itu, aku ingin sekali melihat sosok mereka. Aku ingin mereka memelukku dan mengatakan bahwa aku hebat! anak bapak yang hebat! cucu eyang yang hebat! Tapi, bagaimana bisa? Kalaupun aku mati, belum tentu aku akan dipertemukan dengan mereka....
Eyang kakung, Eyang putri, halo! Aku putri dari putramu yang ke-empat. Aku bersaksi bahwa putramu merupakan bapak terbaik di dunia. Dia mencintaiku selayaknya dunianya. Dia selalu mengorbankan apapun demi keluarga. Dia tidak pernah menuntutku, memarahiku, membentakku, dan memukulku. Dia tidak pernah menyakitiku, Eyang. Terimakasih telah melahirkan putra seperti bapak.
Aku mencintainya dengan tulus. Aku merindukannya untuk dapat bicara kembali sebesar ia rindu untuk dapat bersatu kembali dengan kalian. Aku ingin kalian tahu, Eyang, bahwa bapak pantas mendapatkan seluruh kebahagiaan di dunia ini. Aku bersumpah bahwa orang sebaik bapak pantas mendapatkannya. Tolong do'akan putramu untuk segera pulih, ya, Eyang. Tolong bisikkan kepada malaikat di surga untuk membantu kesembuhan bapak.
Saat ini mungkin dunia sedang tidak berpihak pada kami, tapi aku janji bahwa suatu saat nanti, entah kapan itu, aku akan mengembalikan semuanya ke tempat di mana seharusnya berada. Dukung aku terus dari atas, ya, Eyang! Aku akan terus mendengarkan playlist Oldies Goldies untuk merasakan kehadiran Eyang di sini. Kata bapak dulu Eyang suka mendengarkan lagu-lagu American-English Pop 1960s-1980s di radio. Persis sepertiku juga, loh, Eyang! Hehehe.
Sudah dulu ya Eyang. Kapan-kapan aku akan bercerita lagi. Selamat beristirahat dengan tenang, Eyang Kakung dan Eyang Putri.
Much love,
Cucumu
Semarang, 30 Mei 2023 // 2:20 WIB
6 notes
·
View notes
Text
Aku lahir dari rahim wanita hebat
yang aku panggil “Bunda.”
Tangisan bahagia pertamaku di dunia ini, disambut oleh telapak tangan hangat wanita yang nantinya kupanggil dengan Bunda. Memang, memori semasa genap ‘seminggu’ itu telah sirna berpurnama-purnama lalu. Namun aku masih ingat jelas; telapak tangan Bundaku bukan seperti telapak wanita ayu yang lembut. Telapak tangan Bundaku kasar; ada banyak luka sayat hendak memulih—mungkin dari ketidaksengajaannya saat memasak.
Namun seiring berjalan aku tumbuh dewasa, kedua mataku menjadi saksi hidup telapak tangan Bundaku hidup; Bundaku adalah pekerja keras. Entah badai dari arah mana yang menerpa seliranya ia tetap kukuh berdiri, dengan lengkungan senyum sabit nan manis tidak memudar.
“Sayang, dunia terlampau keras untukmu yang berhati lembut. Tumbuhlah laiknya ksatria; cerdas dan tangguh. Jangan sampai kamu hanyut, hanyut, lalu larung.”
Bunda memafhumiku dengan pasti; bahwa anak sulungnya mudah hanyut dalam sendu dan larut dalam kalut. Maka ketika air mataku memupuk dan suara isak lambat laun terdengar, tangannya menepuk tubuhku lembut seraya menyambar,
“Sudah, sudah. Nggak perlu nangis. Simpan air matamu itu. Nggak ada yang perlu ditangisi!”
Lalu dengan ajaibnya isakku meredam, air mataku mengering. Yang tersisa hanya bibirku; ia maju beberapa senti! Jemalaku menduduk, menatap jemari-jemariku yang saling bertaut dan mendengarkan seksama ucapan demi ucapan Bundaku yang tak jauh dari, “Kamu harus kuat!”
Memang benar adanya, “hidup berjalan seperti bajingan.” Ada tanda tanya yang singgah dalam mindaku tempo hari—ataupula saban hari, yang belum terjawab hingga akhirnya aku bertanya kepada Bunda. Tentang, ‘mengapa orang jahat hidup bahagia sedangkan orang baik hidup melarat?’ Hingga ‘bagaimana caranya memaafkan diri sendiri?’ Perlu tahun demi tahun aku perlu memafhumi jawaban itu. Namun setiap tahunnya mafhumku bertambah luas; sebab ada bunda di sisiku.
Seiring dewasanya usiaku; aku menyadari satu hal. Ah, semakin hari, aku dan Bunda sama saja. Aku dan Bunda seiras dan selaras—yang membedakan, Bunda masih jauh lebih kuat. Aku? Masih mudah menangis.
Dan ini yang menjadikan hatiku dan hatinya bertaut; degup detak jantungnya dan denganku saling beriringan dan tidak akan pernah saling mengejar ataupula terlambat. Dalam darahku mengalir darahnya; darah wanita pekerja keras, darah wanita kuat. Aku telah ditakdirkan menjadi kuat dan hebat. Aku lahir dari rahim wanita hebat.
Pada tiupan-tiupan lilin kecil yang menyala di antara kegelapan, bersama tepuk tangan riang dan kekehan kecil, serta vokal sumbangku bernyanyi raya. Di antara kedua telapak tanganku yang mengangkat, doa-doa bahagia aku rapalkan dalam syahdu.
Semoga Bundaku sehat dan bahagia selalu.
Semoga Bundaku tersenyum selalu.
Semoga Bundaku selalu hadir di sini bersamaku.
Semoga detak jantungku dan Bundaku selalu seirama.
Semoga panjang umur Bundaku, bisa melihatku berjuang hingga akhir.
Aku lahir dari rahim wanita hebat, yang tengah bertambah usianya hari ini.
Selamat Ulang Tahun, Bundaku.
2 notes
·
View notes
Text
Rabu, di Awal Februari
Tidak ada yang namanya kebetulan, semua perihal datang dengan alasan dan tujuan. Bahkan daun kering yang jatuh dari ranting pohon.
Perkenalkan, aku Aksara.
Februari baru saja dimulai, dan hujan adalah teman paling akrab untuk wilayah tropis yang memiliki dua musim. Jam delapan pagi dari bangunan lantai 19, sebuah apartemen di Jakarta Selatan.
Haruskah aku memulai hari dengan menyeduh kopi, atau membuka pintu untuk melihat anak siapa yang menangis di depan pintu rumahku.
“Bismillahirrahmanirrahim. Selamat memulai Rabu”
Begitu caraku mengawali hari, meneguk segalas air putih, menggosok gigi, mengoles sunscreen meski belum mandi. Pekerja malam tidak butuh mandi pagi, bukan?
Ijen Lestari, 20 gram, light roast, grind size medium coarse, aeropres method, iced Japanese. Aku mendapat beans ini dari Pepeng Klinik Kopi, Yogyakarta. Aku sudah lama mengenalnya sebelum Rangga dan Cinta datang ke Kaliurang, Sleman dan membuat Klinik Kopi menjadi bagian dari Ada Apa Dengan Cinta? 2013, Klinik kopi yang kukenal ada di tengah Gejayan. Sang Empu, pasangan suami istri Pepeng dan Vivi kala itu hanya membuka kedainya di sore hingga malam.
Ah, bukan itu yang ingin aku ceritakan. Sebentar, aku mau meneguk kopiku dulu. Percaya deh, rasanya enak. Aku tidak sempurna dalam matematika, tapi kopi adalah matematika dan rumus kimia paling indah di semesta. Aku tidak peduli jika kamu tidak percaya. Tapi, ratio kopi yang tidak seimbang, tidak akan mengeluarkan karakter kopi itu sendiri. Seperti kamu, aku, dia, mereka, kita semua yang lahir dan tumbuh membentuk karakter, pun demikian dengan kopi.
Aku selalu terbawa suasana jika menulis tentang kopi, jika ada roaster, brewer, dan Q-grader yang membaca tulisan ini, hi, jangan dianggap serius ya. Album tulisan ini bukan tentang kopi kok, tapi tentu selalu ada cerita di tengah aksara yang ada.
Hmm… aku menghela nafas sedikit lebih panjang begitu membuka pesan dari salah satu grup WhatsApp. Memeriksa tautan yang dikirim lebih teliti dan memastikan link artikel itu siap terbit. Tap.. tap.. tap.. manusia-manusia pagi sudah mengunggah insta story. Dan, di sinilah cerita ini dimulai.
“Hi, adopt me please. Adopt me please” suara itu jelas terdengar di salah satu unggahan teman baikku. Seekor anak kucing ras, berbulu putih lebat, dan warna ekor yang bercampur dengan cokelat muda sedikit orange. Aku memandanginya berkali-kali. Aku pikir temanku baru saja menyelamatkan lagi satu kucing yang terlantar di jalan. Aku mengirim pesan dalam unggahan itu. “Mau!’
Setelah mengirim pesan, aku kembali meneguk kopi, memandangi layar kerja dengan pikiran yang tidak lagi fokus. “Damn, gue beneran mau adopt kucing itu? How come? Mau gue pelihara di mana? pelihara kucing aja nggak pernah.” Tidak lama, pesan WhatsApp masuk.
Chika: “Kak, kakak serius mau adopt kucing ini? Kalau kakak mau, aku gak akan biarin yang lain adopsi anak ini. Besok anak kucing ini mau aku bawa ke shelter biar dia dirawat di sana. Kebetulan kakak sepupuku cuma bisa anterin besok pagi”
Aksara: Jadi!
Chika: Ok kalau jadi, aku biarin di rumah dulu sampai Kakak ambil.
Aksara: Titip ya, Chika. 2 minggu lagi di hari Minggu aku jemput dia.
Sejak hari itu, Rabu, 1 Februari 2023, aku memiliki seekor anak kucing.
Entah siapa nama dan darimana asalnya, Chika memanggilnya Snowy. Potret inilah di mana pertama kali aku melihatnya dalam unggahan Chika di hari Rabu 1 Februari 2023. Tubuhnya kotor dan entah berapa banyak kaki kecilnya melangkah untuk sampai pada rumah yang menemukannya.
2 notes
·
View notes
Text
Dunia Baru#2
Hidup didalam keluarga yang berpoligami menuntutku untuk tidak banyak berharap, anak laki-laki satu-satunya di keluarga membuatku harus berjuang diperantauan. Untuk biaya kuliah saja aku bersyukur ibuku masih bisa membiayai, namun dibelakang ibu aku menyembunyikan banyak hal. Berpura-pura menjadi asisten profesor dikampus ketika libur semester padahal aku pergi ke Bali menjadi barista di salah satu cafe terkenal. Pergi sore pulang pagi, pernah menjadi pekerja serabutan di pasar, menjadi driver go**k banyak hal yang aku sembunyikan dari ibu. Pikirku, yang penting ibu bisa tenang tanpa khawatir pada diriku diperantauan dan aku masih bisa membelikan barang-barang bagus untuk adik-adikku.
Hari ini, hari dimana aku menerima kelulusanku setelah sidang pagi tadi. Banyak teman-temanku yang mengucapkan selamat, banyak bouquet bunga maupun makanan, dan dimalam harinya aku traktir semua teman seperjuangan maupun adik tingkatku. Namun, keceriaan itu sirna setelahku kembali ke kosan. Pikiranku mengawang, mau dibawa kemana hidupku ini?
Usia tepat 22 tahun dibulan ini, usia yang membuatku gelisah karena title yang aku sandang sekarang, lulusan perguruan tinggi ternama di Jogja. Namun aku merasa tidak memiliki skill yang mumpuni. Tekanan sebagai seorang laki-laki sangat besar mengarah padaku. Aku semakin takut menatap masa depan. “Bu, doakan abang cepat dapat kerja yang sesuai mimpi abang yah bu” Ucapku ditelfon minggu pagi, “Bang percaya sama ibu, abang akan mendapatkan semua yang abang inginkan” ucap ibu, “Bang kangen ingin pulang, tapi ini masih ada urusan dikampus” ucapku lirih. “Bang, yang penting kamu sehat nak, ibu dan adik-adikmu disini jangan kamu khawatirkan, kami baik-baik saja. Titip nak fokus dulu ke masa depan kamu yah, jangan mengenal dulu perempuan” Ucap ibu. “Baik bu, abang ingat pesan ibu ini” jawabku sebelum menutup telfonku dengannya. Semoga doa ibu dan doaku Tuhan kabulkan yah bu...
(Bersambung....)
2 notes
·
View notes
Text
Yang Dilewatkan (Cerita Pendek)
Masih terekam jelas di kepalaku soal bagaimana aku bertemu dia pertama kali, di jembatan antara Stasiun Palmerah dan Halte Transjakarta Palmerah, di tengah lalu-lalang para pekerja ibu kota.
Kemudian ada dia, laki-laki yang menjadi pemeran utama di pagi itu. Laki-laki itu berjalan di sampingku, mengenakan kemeja biru muda yang lengannya digulung rapi sampai siku, sepatu kulit Prabu yang baru saja melejit karena menggunakan kulit sapi jawa tapi kualitas dunia, serta tas Thule yang kupandang sejak 5 menit yang lalu.
'Tampan', gumamku dalam hati.
Aku sengaja berjalan agak cepat untuk menyamakan langkah kaki pria "Thule" tersebut. Sedikit berlari menuju bus 1B, sambil membaca huruf T-H-U-L-E ke-987 kalinya, namun nahas, tiba-tiba pintu tertutup rapat dan memisahkanku dan harapan besarku untuk tahu namanya.
"Yaaahh" kataku kali ini tidak dalam hati, betulan kecewa soal mengapa Tuhan ada-ada saja dalam mengatur hidup hambanya dengan ujian bertemu seseorang yang nampaknya bisa digapai lalu tiba-tiba hilang entah ke mana. Tapi aku memilih tidak bersedih, ini hari pertamaku magang di kota Jakarta.
Laki-laki tadi, dia menjadi seseorang yang aku lewatkan begitu saja.
Sambil memutar lagu Yang Terlewatkan oleh Sheila on 7, aku memasuki gedung 24 lantai tersebut. Headset kabel yang sudah awet bersamaku sejak tingkat 3 kuliah ini hanya aku pasang di telinga kiri, jaga-jaga jika ada teriakan kebakaran atau fakta seputar selebriti papan atas atau ordal pemerintah yang tiba-tiba bisa kudengar dengan telinga kanan.
Jika berulang kembali Kau 'tak akan terlewati Segenap hati 'ku cari, du-du-du-du-du Dimana kau berada?
*ting* Lift terbuka, headset kulepas, aku menuju resepsionis yang dari perawakannya mungkin hanya lebih tua 2-3 tahun dariku, roknya mini, rambutnya pirang brunette, kemeja putihnya berasal dari brand Masshiro&Co keluaran tahun 2018 yang sempat menjadi incaranku tapi enggan aku beli karena tidak punya uang.
"Selamat pagi Mba, saya Andira yang ingin magang untuk tim Product Specialist" kataku sedikit gugup
"Oh, hi Andira. Tadi Mas Patra sudah info ke saya, kamu bisa ke ruangan Bunaken di ujung kiri sana ya."
"Baik, terima kasih Mba Tieke" *jawabku sambil membaca nama di lanyard Coach yang seliweran dipakai beberapa pekerja perempuan dari aku di KRL sampai gedung kantor ini, seperti busana tradisional Jakarta saja, candaku dalam hati
Aku duduk di dalam ruang meeting Bunaken yang berkapasitas 6 orang dengan hollow square setup di dalamnya.
'Hah, Patra? Kok bisa ada orang namanya Patra ya? Orang tuanya salah ucap mungkin ya, maksudnya Putra, tapi kepleset jadi Patra. Lagian Patra bukannya nama SMA 82 di Jakarta ya? Iya deh itu kan sekolah si Ncek (sebutan kakak tingkat di kampus yang pernah aku kirimi surat cinta ketika ospek, namun sayang, cinta belum berpihak). Patra oh Patra... ' ocehku sendiri di dalam hati merenungkan faktor 5W+1H di dalam pembentukan nama Patra tersebut.
5 menit menanti, si Patra-Patra ini belum nampak juga batang hidungnya. Dalam membunuh rasa bosan, kunyanyikan kembali lagu Sheila on 7 tadi.
'Jika berulang kembali. Kau 'tak akan terlewati. Segenap hati 'ku cari, du-du-du-du-du. Dimana kau berada?'
Pintu Bunaken terbuka, sepatu Prabu yang sempat kukejar di jembatan Palmerah tadi kembali hadir di depan mataku. Ini kemeja biru pria yang terlewatkan tadi, hanya kali ini tidak ia tekuk sampai siku. Bukannya ini pria tadi?
Jantung berdegup cepat. Badan tiba-tiba membeku seperti habis melihat hantu. Dan tanganku, oh tanganku menggigil kedinginan seperti sedang meluncur di Wollman Rink New York pada hari Christmas tapi lupa bawa sarung tangan, seperti adegan di film Serendipity, film favoritku.
"Allahuakbar!" kataku kaget sambil berdiri melihat pria yang ternyata tambah manis ketika berkacamata itu. Allahuakbar berulang kali kuucap dalam hati, tanda pujiku kepada Allah untuk mengagumi sesuatu dan mengakui kekuasaan-Nya itu.
"Bukannya Andira? Kok Allahuakbar?" katanya entah serius entah bercanda.
"Iya Andira, nama aku Andira. Masih Andira kok. Tadi kaget aja soalnya lagi bengong jadi kaget. Aku Andira, bukan Allahuakbar." Hah aku bicara apa, aku bisa diam tidak sih?
"Aku Patra" jawabnya sambil mengundangku untuk menjabat tangannya. Oh laki-laki Thule tadi, ternyata punya nama.
"Andira..." aku menyambut jabatan tangannya. Observasi kilat dilakukan. Jam tangannya Seiko, baru bisa aku baca dari dekat ketika berjabat tangan ini.
"Iya, kamu sudah sebut nama kamu hampir 5x dari aku masuk ruangan ini." Gantian Patra yang balas observasi.
"Oh iya ya? Maaf, Mas Patra" kataku.
"Boleh tanya sesuatu, Ra?" tanya Patra.
"Boleh"
"Kenapa tangannya dingin? Grogi?" tanyanya setengah tertawa.
Sialan. Dari ratusan topik mentor dan mentee, kenapa harus tangan dingin yang dia angkat di awal perbincangan. Kalau meracuni orang itu legal, mungkin sudah aku beri racun ke makan siangnya hari ini.
"Enggak! Kedinginan, sama kurang makan kayanya." jawabku penuh logika.
Setelah itu, Patra menjelaskan seputar pekerjaan yang akan aku lakukan dalam 2 bulan ke depan. Menurutku suaranya enak untuk didengar dalam waktu lama, tidak sebegitu bijaknya sampai level bass yang sangat rendah, tapi tetap penuh wibawa dan merdu.
Sial, sepertinya aku sudah masuk perangkap pesonanya dari 2 jam yang lalu, dan kemungkinan bisa jatuh cinta dalam 2 hari ke depan. Entah dalam 2 bulan akan terjadi apa, yang jelas kehadiran dia kali ini tidak layak untuk aku lewatkan.
*
Patra memiliki senyum yang manis, orangnya suka bercanda, tapi super serius juga, dahinya suka ia kerutkan bahkan ketika hanya berpikir hal sederhana, ia suka memberi masukan di tengah meeting yang alot, solutif, selalu wangi, tapi tentu masih misterius di mataku. Aku gak tahu dia sudah berkeluarga atau tidak, sudah punya pacar atau belum, yang jelas sih dia tidak mengenakan cincin apapun di jari manisnya.
Interaksi kami hanya seputar soal kerjaan saja. Kami berdua tidak melanggar batasan-batasan selayaknya orang yang lagi PDKT, dia tidak pernah ajak aku makan siang, ngopi bareng, pulang bareng, jadi boro-boro mau weekend bersama.
Pernah suatu waktu ketika kantor kami sedang mengadakan acara buka bersama di suatu daerah Jakarta Pusat, Patra duduk tepat di depanku. Meja ini panjang, muat 12 orang lebih, tapi saat itu, rasanya seperti dinner romantis antara aku dan dia. Kami tidak bicara, tapi aku ingat pernah melayangkan senyum ketika mata kami saling bertemu.
Patra memotret makanan buka puasa dia kala itu, aku intip di ujung mata kulihat dia mengirimkan foto itu ke seseorang, lalu tiba-tiba ada rasa panas di dalam hati. "Kirim ke siapa itu? Kekasih ya?"
Di ujung acara, Patra sempat bertanya aku pulang naik apa, aku jawab naik KRL, dan Patra, untuk pertama kali dalam sejarah, mengajakku jalan bersama menuju stasiun tersebut.
Rasa panas di dalam hati tadi berubah menjadi hangat. Aku suka tutur katanya. Aku suka bagaimana ia menyuruhku jalan dengan hati-hati di sisi pejalan kaki. Aku suka bagaimana ia merangkum sesuatu. Aku suka bagaimana ia berbicara dengan tukang parkir. Aku suka bagaimana ia menekuk lengan kemejanya begitu rapih sampai siku. Aku suka bagaimana dia tertawa. Aku suka bagaimana ia menarik tas ranselku ketika aku nyaris bertabrakan dengan pejalan kaki lainnya.
Aku suka dia, bagaimanapun dia, apapun dia.
Di malam itu, Patra banyak bertanya soal keluargaku dan masa kecilku. Aku juga tentu ingin tahu banyak soal Patra, tapi stasiun kereta sudah di depan mata. Patra pamit ingin bertemu temannya di cafe dekat situ, sambil melihat punggungnya menjauh perlahan dari tangga pintu barat stasiun itu, aku berdoa : "Ya Allah, jika dia jodohku, dekatkanlah"
Entah ke langit mana doa itu terbang, yang jelas setelah dua bulan berlalu, aku dan Patra masih belum menjadi apa-apa.
Aku meninggalkan kantor ini tidak dengan berat hati. Kalau tidak bersama Patra, tidak mengapa. Rasa ini lewat begitu saja.
Tapi kita kadang bertemu banyak orang, namun selalu ada satu orang spesial yang kehadirannya gak seberapa, tapi punya andil besar dalam hidup kita. Di kisahku, Patra yang menempati posisi itu.
*
Aku lanjut bekerja di salah satu perusahaan rokok milik Jepang. Suatu hari aku bertolak ke Semarang karena sedang ada jadwal gang survey terkait rokok baru yang akan diluncurkan. Selepas kerja, aku memesan taksi menuju Gudeg Koyor yang kuingat pernah Patra sebut dalam instagram storynya. Aneh, tiga tahun berlalu, tapi ingatan soal Patra masih kuat di kepala. Padahal dia bukan siapa-siapa, dan kami bukan apa-apa.
Kuliner Semarang satu ini, benar-benar jadi juara warga setempat. Rame bukan main, padahal belum masuk jam makan malam. Sambil mengantri di barisan kiri, tiba-tiba lagu Sheila on 7 berjudul Yang Terlewatkan dibawakan oleh pengamen jalanan. "Not again!" celetukku.
"Hi, boleh kenalan?" suara laki2 terdengar dari arah kananku. Aku menengok pelan dan berteriak "MAS PATRA!!!!" suaraku girang campur tak percaya akan kehadiran sosok satu itu. Dia masih mengenakan tas Thule kebanggaannya itu, namun kali ini sepatunya bukan Prabu, melainkan Converse biru tua yang nampak baru dibeli 3 hari lalu.
"Kok bisa di sini? Apa kabar?" sapaku duluan sambil berusaha menjabat tangannya.
"Baik baik baik, kamu gimana? Aku lagi ada kerjaan di universitas dekat sini. Eh ini kok tangannya gak dingin lagi?" jawabnya meledek sambil nostalgia pertemuan kami 3 tahun lalu.
"Baik juga. Hahaha iya dong, kan Semarang panas." jawabku penuh tawa.
Semarang malam itu menjadi saksi pertemuan dua orang teman lama yang mungkin sama-sama menaruh rindu. Banyak hal yang aku tanyakan ke Patra, begitu pula dia. Malam yang begitu panjang, rasanya masih kurang panjang kalau dijalani bersama Patra. Suaranya, wanginya, senyumnya, semuanya kerja sama untuk membuatku jatuh cinta lagi dalam hitungan menit.
Sebagai perempuan dewasa yang cukup punya logika dan perasaan, aku tahu yang terjadi sekarang bukan hanya reuni teman kantor, tapi hubungan yang lebih serius. Percintaan.
"Kamu kenapa waktu itu menolak ajakanku bertemu sih, Ra?" Patra bertanya sambil meminum susu jahe di warung pinggir jalan
"Oh yang waktu itu ya. Aku lagi bad day di kantor. Lagi jelek juga, bajuku hari itu lagi gak bagus. Maaf ya." jawabku hati-hati.
"Excuse me? Kita gak jadi bertemu karena fashion kamu lagi gak oke?" tanyanya heran.
"Iya kurang lebih begitu, hehe kan aku udah minta maaf, jangan bete dong" jawabku lagi, makin hati-hati.
"Aku masih gak habis pikir. Tapi ya udah. Yang penting kamu udah di depan aku sekarang" jawab Patra yang bikin aku merinding.
Kami mengobrol banyak hal. Aku semakin tahu Patra orangnya seperti apa, bagaimana masa lalunya, bagaimana keluarganya, ataupun cita-cita terpendamnya. Aku suka sekali bagaimana laki-laki di depanku ini berani menjawab semua pertanyaan yang aku lemparkan. Soal mantan-mantannya dari SMP sampai kerja, soal keluarga intinya, soal tetangganya, soal perempuan aneh di instagram, soal ini itu yang berani ia katakan kepadaku tanpa ada yang ditutupi.
Esok hari di Semarang, Patra mengundangku datang ke seminarnya. Sorenya, kami lanjut menyicipi kuliner-kuliner Semarang lainnya. Menurut kami, nasi goreng babat gak ada yang enak. Entah kami salah cari restonya, atau kami dua orang yang gak suka babat aja.
Lalu sejak pertemuan tak terduga di Semarang hari itu, hari-hari selanjutnya di Jakarta jadi lebih berwarna. Dari pagi sampai malam, aku dan Patra saling memberi kabar. Kadang dia menjemputku di kantor, kadang akukadang kami berusaha makan siang bersama di tengah padatnya meeting, kadang dia mampir ke apartemenku sambil membawa Soto Betawi kesukaannya dan meceritakan bagaimana harinya berlalu.
Kami juga bukan dua orang yang selalu mengobrol terus-terusan, kadang kami saling diam. Tetapi dalam keheningan itu, tidak ada rasa cemas atau sepi. Sejak usapan jemarinya begitu lembut mendarat di telapak tanganku, aku tahu hubungan kami istimewa.
*
"Jadi kita ini apa?" tanyaku di bangku kemudi mobil.
"Maksudnya?" tanya Patra bingung.
"Iya kita ini statusnya apa? Pacar kah? Cuma teman kah? Calon suami...istri....kah?" jawabku semakin memelankan suara di ujung kalimat.
"Kita udah sampai nih." jawab Patra cepat di depan resto baru milik sahabatku jebolan Le Cordon Bleu di Sydney.
Resto ini menyajikan 1 menu makanan saja, Boat Noodle, makanan khas Thailand yang mencuri perhatian sahabatku ketika dia dan suaminya bulan madu setahun lalu. Porsinya kecil, mungkin satu orang dewasa butuh 3-4 mangkuk.
Aku sempat protes ke sahabatku. "Kenapa gak bikin porsi jumbo aja? Jadi kan kalian gak perlu cuci piring banyak-banyak kayak sekarang".
Sahabatku jawab "Justru itu seninya, Andira! Manusia tuh gak pernah bener-bener tahu berapa banyak yang mereka butuhkan. Rice dishes are meant to be shared, but noodles are personal. Kalau kelebihan order ya kita untung, kalau kekurangan order ya mereka order more, kita penjual tetep untung kan, Ra?"
Aku mengangguk mulai sedikit paham soal mie, yang tidak aku pahami hanya satu hal, Patra.
Aku melemparkan pandangan mencari sosoknya di area outdoor, kudapati dia sedang merokok bersama Chris, suami sahabatku asal Hongkong. Entah apa obrolan mereka, tapi pemandangan ini menjadi salah satu pemandangan indah yang pernah aku saksikan, Patra dan suami sahabatku.
Patra berkali-kali mengernyitkan dahinya sebagai tanda ia serius terlibat di perbincangan itu, kadang diselingi gestur tangannya sambil menerangkan sesuatu, puntung rokok kembali dihisap dan menyebarkan asap di sekeliling mereka, lanjut tangan kiri Patra dimasukkan ke dalam saku celananya. Kemudian mata kami bertemu, dia melayangkan senyuman termanisnya sambil menaikkan alisnya ke atas, bibirnya mengucap "Bentar ya, sebentar lagi aku ke kamu."
Dan tiba-tiba, ada angin segar di dalam dada, rasanya...damai dan penuh ketenangan.
Kalau orang lain butuh momen hebat untuk tahu he's the one atau bukan, aku cukup punya satu momen kecil di sudut smoking area resto Thai Boat Noodle baru ini untuk tahu Patra adalah orang yang tepat.
*
Di dalam mobil, kami lebih banyak diam. Aku masih kesal karena jawaban Patra soal status masih mengambang, tapi di lain sisi aku semakin yakin gara-gara momen dia senyum tadi.
"Kamu lagi marah ya?" kata Patra lembut.
Aku diam tidak menjawab.
"Kamu pasti lagi marah. Aku salah ngomong ya?" Tanya Patra lagi, lembut, tapi malah bikin aku ingin marah.
Aku menarik nafas panjang.
"Tuhkan marah, nafasnya berat banget. Aku minta maaf ya." Jawab Patra, masih lembut, tapi kali ini sambil memegang tanganku.
Laki-laki ini hebat luar biasa, dia selalu memutuskan untuk minta maaf terlebih dahulu, bahkan di saat dia tidak tahu salahnya apa. Ini, ini yang bikin aku selalu ingin sama Patra.
"Aku marah sama kamu karena kamu gak jelas sama hubungan ini. Aku tuh suka sama kamu, dari awal ketemu, dari kita pisah, sampai kita ketemu lagi kayak sekarang." kataku, tentu tidak lembut.
"Iya, aku tahu, Ra..."
"Tau apa!" kataku galak.
"Aku tau kamu suka aku. Aku juga suka kamu Ra, suara ketawa kamu candu banget dari hari pertama kita ketemu." kata Patra.
"Terus, kenapa kamu gak deketin aku?" kataku marah, kesal, bercampur aduk.
"Aku takut bikin kamu kecewa. Orang kayak kamu pantasnya dapat laki-laki yang jauh lebih baik. Sampai akhirnya kamu pergi, aku cari kamu lagi, tapi waktu itu kamu nolak untuk ketemu." jawab Patra sedikit sedih.
"Ya udah, dulu ya dulu, sekarang maunya apa? Nikah? Ayok aku mau." kataku nekat.
"Gak bisa sesimpel itu." kata Patra mencurigakan.
"Sekarang aku tanya. Kamu sayang sama aku kan? Menurut kamu tiga bulan kita bareng ini indah gak? Kamu bisa bayangin hari tua kamu sama aku?"
"Sayang. Indah. Bisa. Semuanya iya. Aku bisa bayangin kamu jadi istri aku. Bahkan dalam skenario aku, di masa depan ketika kita mau pergi naik mobil, lalu barang kamu ketinggalan di rumah, aku putar balik ambil barang kamu, semua tanpa rasa marah sedikitpun walau kamu ceroboh." jawab Patra serius.
"Terus masalahnya apa?" mataku terbuka lebar.
"Aku mau menikah Andira, bulan depan." kata Patra, sedikit meninggikan suaranya.
"Hah? Me...ni..kah..? Sama siapa?" jawabku kaget, sambil menitikkan air mata, sedikit bergetar.
"Aku terlanjur bikin janji sama teman lama, ada perjanjian berdua antara kami yang isinya kalau di usia 33 tahun belum menikah, kita yang harus menikah" jawab Patra bergetar.
"Sejak kapan? Sejak kapan kamu mutusin buat nikah sama dia?" kataku bingung luar biasa.
"Satu hari sebelum ketemu kamu di Semarang. Selain urusan kerja, aku juga sambil minta restu sama orang tua dia. Semua berjalan lancar, mereka setuju pernikahannya dilakukan akhir tahun ini." jawab Patra pasrah.
Satu hari saja, satu hari. Bagaimana jika aku berangkat satu hari lebih cepat? Bagaimana jika aku tidak menolak menemui Patra di hari kemarin? Bagaimana ini itu lainnya yang tidak menghasilkan apa-apa hari ini. Cukup satu hari, satu hari yang bisa jadi penentu tahun-tahun selanjutnya.
"Kamu tau kamu harus menikah sama perempuan lain dan kamu tetep deketin aku?" kataku penuh amarah, tidak berani menatap matanya.
"Ra, aku juga bingung." jawab Patra lirih.
“Semisal perjanjian itu gak pernah ada, kira-kira kamu lagi apa ya sekarang?”
“Aku bakal nemuin orang tua kamu dan aku. Mereka ngobrol saling mengenal, lalu rundingkan tanggal menikah.”
Aku gak ingat apa yang terjadi selanjutnya. Lalu lintas di Jakarta hari itu tidak ada rasanya, tidak ada suaranya.
Aku dan Patra saling diam, sepi kali ini berbeda, penuh kecemasan dan keraguan. Aku turun dari mobil Patra, pergi menjauh sambil menangis. Tangisan yang diam, tidak bersuara sama sekali, tapi air di mata tidak kunjung berhenti.
Ada banyak kemungkinan yang bermain di kepalaku. Ada banyak adegan yang aku bayangkan jika aku menjadi Patra. Tapi Patra adalah Patra, laki-laki yang sukar memberi janji, tapi sekalinya janji terucap, tidak pernah dia ingkari. Heran, di tengah patah hati beginipun, masih ada saja sifat Patra yang aku puji.
Aku menyalakan TV yang tidak pernah aku hidupkan setengah tahun terakhir ini. Ada Sheila on 7 di layar kaca, untungnya kali ini tidak memutar lagu soal Patra.
Sambil merenung di lantai, aku berpikir selama ini Patra adalah laki-laki yang terlewatkan olehku. Aku baru sadar, sebenarnya, akulah yang dilewatkan olehnya.
Lagi-lagi, kadang takdir suka bercanda. Kita bisa saja bertemu 10 orang yang cocok dengan kita sekaligus, sesuai untuk menjadi keluarga kita, pantas untuk menjadi orang tua dan mendidik anak bersama di masa depan kita, cocok melalui hari tua bersama, tapi kalau timingnya tidak sesuai, ya mau bagaimana lagi selain disudahi.
Satu hari, cukup satu hari lebih awal untuk tidak melewatkan kemungkinan aku dan Patra menjadi satu, #PatrAndira. Hashtag konyol yang pernah kami diskusikan, dan akan selamanya konyol karena tidak akan kesampaian.
Mungkin besok-besok kalau berdoa harus lebih detail, kalau jodoh jangan hanya didekatkan, tapi dinikahkan. Kalau soal dekat saja, jodoh orang lain yang sebulan ke depan akan menikah saja bisa kita dekati, tapi berujung pahit.
Seseorang yang terlewatkan, bisa kita kejar lagi di kemudian hari.
Kita yang dilewatkan, mau kejar apa lagi selain ilmu ikhlas dan agama?
0 notes
Text
Refleksi Hari Guru (25 November) : Kesejahteraan Guru
Pagi ini, setelah membuka Instagram, saya tiba-tiba terhenti pada sebuah kalimat yang cukup menyentuh di sebuah konten video:
"Upah minimum adalah syarat mutlak menghargai guru sebagai manusia, sebab sering dilupakan bahwa kelayakan gaji guru bukanlah karena guru profesi yang mulia dan penting bagi negara, tapi karena guru adalah manusia. Guru jangan dilihat karena profesinya, tapi lihatlah dia sebagai manusia."
Saya setuju. Banyak guru yang hari ini harus hidup dengan gaji yang bahkan nggak cukup buat memenuhi kebutuhan dasar mereka. Ratusan ribu per bulan. Jauh dibawah upah minimum untuk hidup layak. Guru di jebak dengan narasi guru pahlawan tanpa tanda jasa. Profesi yang mulia. Bentuk pengabdian. Panggilan jiwa. Sehingga kemudian, guru dieksploitasi dengan pewajaran gaji yang kecil. Kita lupa, bahwa guru juga manusia. Mereka butuh makan, butuh bayar tagihan dan butuh hidup yang layak. Guru bukanlah robot yang bisa terus mengabdi tanpa diperhatikan kesejahteraannya. Pekerja lain punya standar upah minimum sesuai standar kebutuhan mereka. Kalau pekerja lain punya, kenapa guru nggak? Bukan karena guru itu profesi istimewa ataupun mulia, tapi karena ini soal keadilan. Karena nggak ada alasan satu manusia harus hidup di bawah standar layak, apalagi saat dia berkontribusi besar buat generasi masa depan. Sekali lagi, bukan semata karena profesi ini mulia atau penting untuk negara, tapi karena guru juga manusia. Mereka butuh penghidupan yang layak, yang jauh lebih memanusiakan. Selamat Hari Guru Nasional untuk Cikgu:-)
29-11-2024
FNR
0 notes
Text
MULTIFUNGSI, 0813 1650 9191 Print lanyard hooks Kuala Lumpur
MULTIFUNGSI, 0813 1650 9191 Print lanyard hooks Kuala Lumpur
Dapatkan tali ID berkualiti tinggi dari vendor lanyard! Diperbuat daripada bahan Poliester dengan cetakan pencetakan yang terperinci. Sesuai untuk kegiatan atau keperluan harian.
Selamat datang ke Tempat Cetak Lanyard, tempat terbaik untuk mendapatkan Lanyard terbaik yang cocok dengan keperluan anda. Kami menggunakan bahan kain yang tahan lama, serta mengadaptasi teknologi moden dengan mesin cetak Epson Sure Colour F6270 yang memberikan ketepatan warna tinggi.
Salah satu keunggulan produk kami adalah tersedianya pilihan non-penutup atau non-penutup, serta kemampuan untuk mencetak reka bentuk anda di kedua sisi. Dengan pelbagai pilihan ini, anda dapat memiliki Lanyard yang cocok dengan keutamaan dan keperluan anda.
Mengapa anda harus memilih Lanyard dari kedai kami? Penggunaan Lanyard tidak hanya berguna, tetapi juga dapat memberikan kesan elegan dan moden. Dengan Lanyard kami, anda dapat dengan mudah menggantungkan kad pekerja, kunci, kad akses, atau bahkan telefon bimbit anda. Produk kami juga sesuai digunakan untuk pelbagai acara sama ada acara besar mahupun kegiatan sehari-hari.
Alamat kami di alamat kami sedia untuk memenuhi keperluan cetakan Lanyard anda. Kami mempunyai pasukan profesional yang sedia membantu anda dalam memilih reka bentuk yang sesuai, serta memberikan perkhidmatan prima untuk memastikan kepuasan anda.
Jadi tunggu apalagi? Dapatkan Lanyard berkualiti tinggi dari tempat kami sekarang juga! Hubungi kami untuk maklumat lanjut dan dapatkan produk yang memenuhi keperluan anda. Terima kasih atas kepercayaan anda kepada kami.
Print lanyard hooks Kuala Lumpur
#PrintlanyardhooksKuala Lumpur
0 notes
Text
Gratis Ongkir, 082210200700 Jasa Cetak Lanyard Custom Bekasi
Gratis Ongkir, 082210200700 Jasa Cetak Lanyard Custom Bekasi
Pusat Tali Lanyard, solusi praktis untuk menggantung kartu identitas dan benda-benda kecil lainnya. Dapatkan Lanyard custom berkualitas di sini.
Selamat datang di Pusat Tali Lanyard, tempat terbaik untuk mendapatkan Lanyard custom yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Lanyard bukan hanya sekedar tambahan, namun juga merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari para karyawan dan pekerja kantor. Dengan menggunakan Lanyard, Anda dapat dengan mudah menggantungkan ID card, kunci, kartu akses, atau perangkat elektronik kecil agar selalu dijangkau dan tidak mudah hilang.
Kami menyediakan beragam pilihan Lanyard dengan kualitas terbaik dan desain yang dapat disesuaikan dengan logo atau tema perusahaan Anda. Dengan menggunakan Lanyard custom dari Outlet Tali Lanyard, Anda dapat meningkatkan citra perusahaan serta memudahkan pengenalan identitas karyawan di lingkungan kerja.
Keunggulan produk kami tidak hanya terletak pada kualitasnya, namun juga pada kemudahan dalam pemesanan. Anda dapat dengan mudah menghubungi kami melalui situs web atau langsung datang ke alamat kami di Jl. Imogiri Barat KM 12 Telan Baru RT06 Trimulyo Jetis Bantul. Tim profesional kami siap membantu Anda dalam memilih desain dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Jadi, tunggu apalagi? Segera dapatkan Lanyard custom terbaik hanya di Pusat Tali Lanyard. Jadikan pengalaman kerja Anda lebih praktis dan efisien dengan menggunakan produk berkualitas dari kami. Terima kasih atas kepercayaan Anda, kami siap memberikan pelayanan terbaik untuk kepuasan Anda.
Jasa Cetak Lanyard Custom Bekasi
#JasaCetakLanyardCustomBekasi
0 notes
Text
Hallo guys..
Sudah lama tidak berkabar, dan tidak ada sepatah katapun tertulis disini. Dahal dulu semangat banget yaahhh nulisnya wkwk...
Syok banget baca tulisan terakhir aku haha. Saking sibuknya belom sempat klarifikasi. Jadi itu miskom yaa, aku aja yang kek bocil apa apa pengen di perhatiin biasalah cewek. Kalo gak gitu bukan cewek namanya.
Jadi pada saat itu Dendi emng bekerja dua kali lipat dari biasnya, bukan gak ingat aku justru karena dia ingin membahagiakan aku dia melakukan itu. Tidak mengenal capek, lelah dia bekerja begitu keras. Makasih yah sayang hehe...
Maafin aku karena aku sering marah marah gak jelas, bahkan dengan hal yang sepele. Aku ingin kamu untuk selamanya
Oh iyaaa..
Sekarang aku sudah bekerja di tempat yang sesuai dengan fashion aku, aku sekarang bekerja sebagai seorang therapist behavior di salah satu biro psikologi yang ada di Indonesia. Dendi selalu support apapun yang aku lakukan, Dendi selalu menguatkan aku ketika aku rapuh sampai akhirnya aku berada di titik ini..
Aku sangat menikmati pekerjaan aku, aku sangat bersyukur untuk apa yang sudah Alloh berikan untuk aku..
Aku juga bersyukur Dendi selalu ada buat aku. Aku ingin hidup lebih lama dengan dia di bumi ini. Dia sosok laki laki yang sangat baik, pengertian dan pekerja keras. Dia selalu ingin membahagiakan aku, dia orang yang sangat berjiwa besar dan bertanggung jawab.
Apalagi dengan perubahan dia sekarang, semakin hari-apa yang dia lakukan semakin membuat aku tenang dan nyaman. Aku tidak ingin kehilangan dia..
Dia bener² mengerti apa yang aku inginkan, apa yang aku harapkan. Dia sangat penyabar dan lembut..
Aku tidak pernah merasa dihakimi setiap bercerita apapun, dia sangat menyenangkan aku benar² rindu..
Dendi sekarang di Bekasi dan aku di Bandung, cuma nanti aku bakal pindah tugas di Tasikmalaya. Jadi kita LDR dulu
Hoiyaa, mendengar kabar suami Jennifer meninggal. Sepertinya aku gak sanggup berada di posisi itu. Aku gak sanggup ditinggal..
Aku sangat ingin Dendi, aku membutuhkan nya untuk setiap waktu, untuk setiap alur yang aku jalani, untuk setiap hidup yang ingin aku lakukan..
Dia tempat ternyaman untuk aku, dia tempat dimana aku bisa menjadi diri sendiri, dia orang yang aku mau, aku sangat beruntung memilikinya..
AKU MENCINTAI DENDI DAN AKU CUMA INGIN DENDI
Sayang jaga kesehatan, jaga diri, jangan banyak pikiran, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Ada aku yang selalu ingin melihat kamu sehat, melihat kamu baik baik aja, melihat kamu bahagia, melihat kamu selalu tersenyum, melihat notif dan menerima kabar.. merindukan kehadiran kamu, memeluk kamu, bersandar, menangis, dan bercerita banyak hal. Aku lemah jika sendiri aku tidak memiliki banyak kekuatan. Aku tidak ingin sendiri itu, aku butuh kamu, aku ingin kamu, aku berharap kita selalu sama sama..
Jadi sedih gini hehe..
Dahlaaa mau tidur dulu, ayang aku juga udah bobo udah malem juga hehe..
Love u more sayang, selamat bobo semoga mimpi indah
Bandung 22 Juli 2024
Mita Deviani Fuji
0 notes
Text
Besok Senin, wak. Sebagian siswa/i sekolah sudah kembali beraktivitas, kemungkinan lalu lintas pada jam sibuk pagi hari yakni jam 06.30 - 07.00 akan padat, untuk itu menghimbau kawan-kawan semua agar berhati-hati saat berkendara esok hari.
Biasanya, kepadatan lalu libtas juga terjadi di jembatan sungai mesjid di Bangsal Aceh pada Senin pagi karena lalu lintas pekerja yang cukup tinggi. Jangan lupa, harus ekstra hati-hati dan waspada terutama di Purnama karena berbagai jalan dengan kendaraan tonase besar.
Istirahat lebih awal agar besok pagi bisa berangkat beraktivitas lebih awal, selamat malam Dumai. #sepdumxyz
0 notes
Text
Ternyata 'Kerja adalah hiburanku' dan booster produktif
Hari ini hingga 5 tahun ke depan kalau Allah takdirkan bertemu dan membangun keluarga. Aku tipe istri dan ibu pekerja. Sudah bisa diprediksi maunya aktif terus, semangat, senyum terus kalau aku abis mencapai sesuatu. Kalau aku abis berproses apapaun, aku senang menjalankan prosesnya bukan fokus ke hasilnya.
Aku pikir aku gila kerja hahahaha 🤣 tapi bukan, kerja bagiku untuk hidup karena maklum dari nol. Sebagai ibu pekerja, ibu berbisnis, ibu rumah tangga ternyata butuh yang bisa kasih kebebasan lebih, kebebasan tetap bertanggung jawab sebagai istri dan ibu. Apalagi umur 0-7 tahun, anak harus lebih dekat dengan ibunya bukan?
MasyaAllah siapapun perempuan atau laki-laki yang membaca ini. Semoga paham atas pemikiran bahwa perempuan juga perlu berdaya, laki-laki mensupportnya, dan harus memahami serta legowo. Selamat merenung 😁
0 notes