#sekufu
Explore tagged Tumblr posts
Text
~*
Katanya kepadaku,
Kita tidak selalu harus diterima. Ada kalanya kehadiran kita tidak benar-benar diterima dengan tulus. Kebaikan kita tak selalu berbalik baik kepada kita. Tidak selalu penerimaan akan hadir dalam hidup kita. Namun tak seharusnya membuat kita berubah seperti mereka yang memperlakukan kita tidak baik.
Berat memang untuk menerima demikian. Tetap membalas keburukan mereka kepadamu dengan kebaikan. Namun demikianlah yang harus kita lakukan.
Berhenti menyiksa diri dengan apa-apa yang tidak bisa kita dapatkan. Semua itu tidak akan menjadikan dunia ikut runtuh secara bersamaan. Yang terpenting adalah dirimu. Mendidik dengan baik untuk tetap berbuat baik meski tak selamanya perlakuan baik akan kamu dapatkan.
Kini aku paham mengapa harus sekufu, mengapa harus setara. Agar banyaknya pertanyaan dalam kepalamu tidak membuat dia merasa direpotkan, melainkan bagaimana untuk terus bertumbuh bersama. Kamu nyaman, dia tetap merasa tenang. Bukankah itu cukup? Bukankah itu sebuah kenikmatan yang sungguh mahal harganya? Berupa ketenangan ketika bersama..
#sekufu#setara#perjalanan#rumahtanggamuda#tulisan#menulis#catatan#nasihat#kebaikan#syukur#pernikahan
302 notes
·
View notes
Text
Kesesuaian
Aku sedang merenungi perjalananku selama 2-3 tahun ini. Bagaimana orang-orang terdekatku mempertanyakan keputusanku, "Padahal kalau jadi sama yang ini, hidupmu pasti enak. Tidak perlu bekerja di luar rumah seperti yang kamu impikan. Tinggal nurut suami." Suara lain bilang, "Jangan kebanyakan milih, inget umur." Belum lagi pertanyaan yang cukup menekan lainnya, "Emang kamu sebaik apa sih sampai punya standar tinggi begitu?"
Aku mengenal diriku sepenuhnya. Aku mengerti hal-hal berharga yang kumiliki, nilai-nilai yang kupegang, tujuanku di masa mendatang juga tanggung jawabku. Kesemuanya adalah ruang yang tak bisa sembarang orang memasukinya.
Aku sangat menyadari masih ada hal-hal yang perlu kuperbaiki, tapi aku tidak mau menyerah untuk belajar. Mengikis kekhawatiranku dengan ilmu, alih-alih tenggelam dalam ketidaktahuan. Aku juga belajar melemaskan ego, menumbuhkan kelonggaran pada perkara-perkara yang masih bisa didiskusikan. Aku tetap memiliki idealisme tanpa berhenti membaca realitas.
Jika di awal interaksi saja sudah merasa insecure, merasa tidak akan bisa menyesuaikan nantinya, ditanya persiapan ilmu dijawab sekedarnya, ditanya sumber penghasilan yang berpotensi riba dijawab tidak terbuka. Sulit bagiku menerima orang seperti ini. Ia tidak tepat untukku, tapi bisa jadi tepat dengan yang lain.
Aku memahami meski kesesuaian itu bukanlah syarat sah pernikahan. Tapi kesesuaian itu yang akan memudahkan kita menjalaninya. Seumur hidup terlalu berharga untuk dijalani dengan orang yang tidak tepat, bukan? :)
@tehratna
Subang, 27 Mei 2023 | 13.01
#perjalananrasa#pernikahan#refleksi#kesesuaian#catatan#penantian#memahami#interaksi#sekufu#ruangkedua
10 notes
·
View notes
Text
Sekufu: Bina Keserasian & Bentuk Persefahaman Dalam Rumah Tangga - Aiman Azlan & Dr Harlina Halizah Siraj
Ramai orang mengimpikan perkahwinan yang bahagia dan sempurna - setia sehingga hujung nyawa. Apabila sudah berkahwin, barulah tersedar bahawa perjalanan mencapai bahagia itu tidaklah seindah dan semudah yang dibayangkan. Hatta untuk mencapai kata sepakat bersama pasangan daripada sebesar-besar perkara sehingga sekecil-kecilnya pun sukar, sampai kita mula mempersoalkan keserasian hidup sebagai pasangan suami isteri.
Apakah sebenarnya yang terjadi? Adakah kami tidak sekufu lagi? Kita sangka memilih pasangan yang sekufu ialah kunci utama untuk bahagia dalam perkahwinan. Hakikatnya, sekufu dengan pasangan bukanlah bermaksud tiada langsung perbezaan. Apa yang perlu ditekankan ialah kebersamaan. Bersama-sama memberikan komitmen untuk saling memahami. Bersama-sama membina keserasian untuk menjayakan hubungan rumah tangga.
Melalui buku ini, Aiman Azlan & Dr Harlina menghuraikan punca permasalahan yang sering terjadi dalam rumah tangga berserta solusi praktikal yang boleh diaplikasikan oleh pasangan suami isteri dalam usaha membina keserasian dalam perhubungan.
Harga: RM30 Pembelian boleh buat kat sini.
3 notes
·
View notes
Text
Mengenal Konsep Sekufu untuk Memilih Pasangan dalam Islam
Liputanpers.com – menyajikan informasi terbaru tentang Mengenal Konsep Sekufu untuk Memilih Pasangan dalam Islam. Anda juga bisa mencari berita terkait dalam kategori Opini, yang selalu terupdate setiap hari. Liputanpers merupakan portal berita yang berasal dari berbagai sumber media online maupun sumber informasi swadaya masyarakat. Setiap informasi yang di publikasikan pada situs kami cantumkan…
View On WordPress
0 notes
Text
ALLAH TAU YANG TERBAIK UNTUK HAMBA-NYA
MAKA BERSABARLAH JIKA APA YANG KAU INGINKAN BELUM JUGA DATANG
BISA JADI HAL TERSEBUT AKAN DATANG DIWAKTU KAU BENAR-BENAR MEMBUTUHKAN
BUKAN SEKEDAR HADIR NAMUN DIA MELEBIHI DARI APA YANG KAU PINTA SELAMA INI
TETAPLAH SETIA DIRUANG TUNGGU
MESKIPUN LELAH. INGAT KEMBALI KALIMAT DIBARIS PERTAMA TULISAN INI
#hati#menunggu#sabarlahdiriku#jodohpastibertemu#cari jodoh#sekufu#indah#puisipuisi#lelah#senja#padam
0 notes
Text
Pilih pasangan yang benar-benar takut pada Tuhan yang bisa dilihat dari gesturnya, bukan sekadar tulisan atau persona yang dibangun di sosial media. Berdoalah untuk diberikan pasangan yang sama-sama mau ke surga. Dan, senantiasa perbaiki diri agar dipertemukan dengan orang yang sekufu dengan kita.
Aamiin ya Mujib, Semoga ya.
Mengutip dari tulisan Abang @herricahyadi
159 notes
·
View notes
Text
Masih gak sekufu dengan perkataan, "aku bahagia kalo aku nikah". Ya, gimana ya, menurutku, be with him (yang gak tau siapa) or not, I can be happy.
Bukan nyari pasangan buat bahagia sih, apalagi untuk menafkahi (yang ku juga bisa nyari duit mah, walau kadang capek juga kerja terus pengen ditransfer aja, tapi itu bukan sifat independent women #muntah). Tapi lebih ke, nyari temen ngobrol kapan aja (ya walaupun dia juga harus kerja), dan teman untuk misuhi program rezim yang patut untuk dipisuhi.
Padahal kriteria ku cuma 3: 1) gak ngerokok, 2) ngebolehin s3, dan 3) bisa ngobrol sama aku. Tapi eksekusinya susah ya yorobun wkwkwk..
Tadi juga abis chat sama temen, mengingatkan kalo, bisa jadi sebagai hamba, kita gak dikasih kesempatan buat ketemu the one di dunia. Kalo aku termasuk ke dalam golongan tersebut, aku udah pasrah sebenernya, nikah atau gak nikah, yang penting bisa hidup sehat, waras, dan bermanfaat bagi sesama.
Kalo dikasih kesempatan bermanfaat bareng kamu ya gapapa. #ehgimana
1 April 2024
Udah April aja ya, cepet amat..
68 notes
·
View notes
Text
Salah satu nikmat yang luar biasa besar yaitu punya sahabat yang tiap ketemu ngomongin tentang nikmat Allah, sering mengakui rendah dan selemah itu dia sehingga ingetin dan ngebuat kita merasa benar dan butuh pertolongan Allah.
Apa lagi kalau sekufu, dan mereka juga berkarakter. kalo cerita lucu ketawa, kalo kita butuh petunjuk dia bisa kasih pendapat yang bijaksana. (ada salah satu akhwat yang bilang ke aku, "yang sesama bertakwa aja belum tentu cocok" duh disitu ngena banget) begitu kita ada kesalahan, ga segan menegur, bukan kabur :) minta pertolongan Allah buat dipertemukan sama temen duduk yg kaya gini..
Bogor, 18 Oktober 2024
36 notes
·
View notes
Note
Kak gimana cara kita yakin seseorang itu tepat buat kita ? Smntra kita udh lama ngga kontek cuma jadi penonton story aja. btw dulu sempet deket dan udah ada rencana ke jenjang yg lebih serius tapi putus di tengah jalan karna aku nya yg blm siap.
Cara kita “yakin kalau seseorang itu tepat buat kita” ada dua poin.
Pertama, dia memenuhi standar sekufu yang kita punya. Sekufu ini penting agar tidak ada yang merasa superior satu terhadap lainnya. Sekufu artinya ada level di mana kita berada pada titik yang sama. Setelah sekufu, pastikan bahwa kecocokan karakter, ibadah, serta tujuan pernikahan sudah terpenuhi. Sebab, jika unsur ini tidak terpenuhi, sekalipun sekufu tetap tidak akan bisa. Di poin ini, kita mencari tahu mengenai seseorang itu.
Kedua, dia mau dan sama-sama mau. Karena sekufu sudah, sejiwa sudah, tapi kalau dia tidak mau ya tidak akan bisa. Tepat itu soal “presisi”, soal poin pertama di atas. Tapi, “buat kita” tidak hanya soal “tepat”, tetapi juga kemauan-kemauan yang akan menuntaskan takdir. Kamu mau, dia mau. Sama-sama mau. Sama-sama telah memahami poin pertama untuk memberikan jawaban pada poin kedua.
Dua poin itu yang membangun keyakinan “kalau seseorang itu tepat buat kita”.
Kalau soal jadi penonton story, tidak ada kabar, bahkan sempat rencana ke jenjang yang lebih serius tapi putus di tengah jalan, ini soal yang berbeda. Menurut saya, kalau waktu itu diakhiri dengan baik-baik, mungkin sudah penuh dengan kejelasan. Tidak perlu meragukan terhentinya proses karena memang kamu belum siap. Kalau itu kamu artikan tidak ada kaitan dengan pertanyaan, kamu masih bisa melakukan usaha menanyakan apakah dia masih mau memulai kembali rencana-rencana itu? Kamu tidak pernah tahu jika tidak pernah bertanya. Ketimbang menerka-nerka, ada baiknya langsung ditanya saja. Toh bertanya tidak membuat dosa. Apalagi dalam rangka niat yang baik. Dengan catatan kamu sekarang sudah siap agar tidak terulang yang kedua kalinya.
26 notes
·
View notes
Text
Paham Agama
Having parents who understand Islam is truly a blessing.
Mulai dari pola didik sampai cara pandang terhadap dunia, umi abi gue cukup ketat sama anak-anak nya. Tapi tulisan ini bukan tentang gimana umi abi ngedidik kami putri-putri nya. Ini tentang terima kasih dan rasa syukur.
Sejak kecil, gue selalu diajarin bahwa tujuan besar setiap manusia adalah masuk surga. Entah jalan maju mundur atau kanan kiri pertimbangan nya selalu "bisa membawa ke surga nggak?". Gue terbiasa untuk berpikir panjang dan diskusi sama orang tua setiap dihadapkan dengan persimpangan. Mana yang lebih sedikit mudhorot nya dan mana yang lebih Allah ridhoi.
Di umur segini, gue masih rely on orang tua. Termasuk di saat-saat gue kecewa sama dunia. Dalam kondisi biasa, nasehat abi lebih tegas dan menjurus, umi bagian nego dan diskusi. Tapi di kondisi gue lagi futur, umi bakal jadi yang tegas dan abi yang puk puk.
Minggu kemarin gue capek banget, iya capek sama dunia. Umi chat panjang, sebenernya gue udah diajarin berulang-ulang konsep nya, tapi tetep aja waktu jatuh susah banget praktek nya. Umi bilang, "Dunia sdh ditetapkan Allah, gak akan tertukar. Mau dikejar kek apa juga, kesannya sudah sangat deket banget dan hampir gak ada kemungkinan gagal, tapi kalau Allah belum menghendaki, gak akan terjadi itu". Gue bukan saingan nya siapa-siapa, kalau emang Allah menghendaki ya kun fayakun, terjadilah, maka terjadilah. Bisa jadi memang usaha gue kurang, bisa jadi juga memang belum waktu nya. Allahua'lam. Rencana Allah selalu yang terbaik.
While gue nangis liat chat panjang umi, dan tentu saja blm bisa bales. Ga lama setelah nata hati dan air mata dulu wkwk, abi nelpon. Abi bukan tipe yang mudah ekspresiin perasaan, jadi abi nelpon adalah sesuatu buat gue. "Udah gausah nangis, emang orang banyak macem nya. Selalu ada jalan kok. Kita liat nanti aja, tapi kamu harus paham konsekuensi nya". Alhamdulillah nya stock air mata udah abis tu berapa ronde sebelum ditelpon, jadi nggak banjir, ya mbrambang dikit aja wkwk.
Gue tau ngga semua orang punya orang tua yang bisa dijadikan figur. Umi abi gue juga bukan orang tua yang nggak pernah salah atau flawless. Tapi gue paham, jadi orang tua nggak pernah mudah. Moreover, jadi orang tua yang paham agama dan mampu menghidupkan Islam dari rumah, untuk kemudian dibawa anak-anak nya melanglang buana itu jelas jauh lebih susah.
Inilah kenapa alasan terbesar memilih jodoh paling utama karena agama nya. Karena itu hal dasar yang akan menentukan surga neraka keluarga. Plus ujian hidup di rumah tangga "katanya" akan lebih mudah dijalani kalau proses di depan nya didasarkan dengan agama. Ya ini jadi motivasi gue juga biar berusaha jadi lebih baik terus, kan jodoh sekufu ya, kalo mau dapet yang baik ya sadar diri aja.
At the end, gue selalu bersyukur punya orang tua yang paham agama. Jadi kalau ditanya figur parenting gue siapa, gue selalu tau jawaban nya, umi abi. Bukan Nikita Willy atau Bu Irina. Walaupun tetep, selalu ada ruang untuk explore jadi lebih baik lagi hehe. Semangat orang tua dan calon orang tua, the future rests on our shoulders.
youtube
~Ini bagus lagu nya, soal nya kaya lagi di puk puk aja sih wkwk
45 notes
·
View notes
Text
Dunia kita telah berbeda
Sendiri, bukan berarti menyukai sepi.
Dalam keheningan masih ada harap untuk ditemani.
Saat tangis tak lagi bersuara, bahkan tanpa air mata.
Meraba mencari dimana kehangatan yang pernah ada.
Tarian lembut dedaunan diterpa bayu.
Menguak memori cerita hidup kau dan aku.
Akankah kisah itu kembali seperti dulu...?
Atau ini hanya sebatas anganku.
Duniamu tak lagi sama.
Canda tawa kini sebatas formalitas saja.
Entah sampai kapan kita mampu bertahan.
Nyatanya hubungan ini sedang tidak baik-baik saja.
Berapa purnama telah kita lewati bersama dalam merajut asa.
Puluhan, atau bahkan lebih dera cobaan hidup telah kita tepis bersama.
Meski kita tak sekufu, namun kau dulu tetap mencintaiku.
Duniaku kini terasa sepi.
Hanya isi kepala yang gaduh penuh tanya
Apakah aku masih berharga untukmu dalam keterasingan dunia yang baru...?
15 notes
·
View notes
Text
Kayanya konsep sekufu versi ku juga adalah.. punya adat dan budaya yg sama..
Aku orang Jawa tulen meski bahasa Jawa ku ngga bagus-bagus amat. Tapi terhadap sesiapa yang lebih tua, aku hampir tidak pernah berucap 'kamu' padanya secara langsung, kecuali sudah sangat akrab. Juga aku memegang erat tiga kata ajaib: maaf, tolong, dan terimakasih.
Jadi.. kadang agak shik shak shock klo ketemu orang luar Jawa yang dia tau aku lebih tua, tapi langsung manggil 'kamu' tanpa embel embel kak atau mbak. Ini bukan karena gila hormat yh gess, tapi kebiasaan yg jadi persepsi: bahwa manggil orang yg lebih tua tanpa embel" Mbak, Mas atau Kak nih... tidak sopan :) pokoknya bab unggah ungguh dn muamalah ke orang nih gabisa sembarangan T.T beda daerah dikit udh ngga sefrekuensi etdah.
Nulis ini karena.. sedang menahan sebal karena abis chat sm orang tapi bahasanya seenak sendiri ginihh?? Tapi aku maklumi bcs dia bukan orang Jawa sih hmmmmm
10 notes
·
View notes
Text
SEKUFU (bagian 2)
Dua kisah itu menjadi perenungan bagi yang ingin menikah. Pembahasan sekufu memang penting. Bahkan harus menjadi pertimbangan besar.
Dari kisah Zainab binti Jahsy dengan Zaid bin Haritsah, keduanya ada ketidaksetaraan, salah satunya karena sang istri membanggakan kehormatan dirinya di atas suaminya. Hingga Zaid mengadukan hal ini kepada Nabi lalu bercerailah mereka.
Dari kisah Julaibib, jelas banyak ketidaksetaraan. Dikisahkan bahwa fisik Julaibib yang hitam, jelek, pendek bahkan tidak jelas nama ayahnya. Tapi, Julaibib beruntung, sebab ia menikah dan Nabi langsung turun tangan membantunya.
Ada ketidaksetaraan. Tapi, lihatlah dari 2 kisah itu cara kita menyikapinya.
Maksudku begini, sekufu memang harus, bahkan harus dipertimbangkan. Tapi, kisah kedua mengajarkan bahwa ketika ketidaksetaraan itu tidak lebih tinggi daripada takwa kepada Allah, maka pernikahan itu terjadi.
-continue
9 notes
·
View notes
Text
Terjun bebas (1)
Di umurnya yang hampir 24 tahun, hampir semua keputusan yang Isla ambil didasarkan pada metriks pengambilan keputusan yang rinci dan tegas. Tak terkecuali tentang cinta. Menurutnya, tidak ada sumber daya yang boleh terbuang percuma, termasuk waktu yang akan dihabiskan dalam membangun sebuah hubungan. Jika hubungan itu tidak bisa berlanjut ke jenjang yang lebih serius, maka tidak ada faedahnya untuk dimulai.
Isla punya serenceng syarat. The bare minimum, kalau kata orang. Terlalu ribet, nanti susah nyarinya - itu kata orang lainnya. Practising muslim, nomor satu. Bisa nyambung dan seru kalau diajak ngobrol, nomor dua. Nomor tiga dan seterusnya akan dijawab Isla sesuai mood. Cuma semuanya bisa dirangkum dengan satu kata: sekufu. Isla memutar bola matanya. Cari kandidat yang memenuhi syarat pertama saja susah setengah mati - ternyata kata muslim tidak selalu hadir berdampingan dengan kata 'practising'. Sudah susah-susah ia mencari beasiswa ke luar negeri, berangan bisa cinlok dengan sesama pelajar Indonesia sambil mengejar gelar tambahan - nyatanya ketika sampai di lokasi, demografi suplai dan permintaan saja tidak cocok.
Yasudahlah. Toh ternyata kuliah yang sistemnya kuartalan ini memang tidak memberinya banyak ruang untuk sibuk cari jodoh. Pilihannya cuma dua: lulus tahun pertama atau pulang karena visa tak diperpanjang.
Sampai akhirnya Isla bertemu dengan Johan. Waktu pertama kali berkenalan sambil lalu di perpustakaan, Isla sudah mencoretnya dari shortlist kandidat percintaan. Johan, paling nama panjangnya Johannes. Pasti bukan muslim. Isla menatap sepasang mata sipit Johan dan menghela nafas dalam hati. Bentengnya dobel-dobel.
Lalu tiba-tiba ada ajakan roadtrip ke Selatan Perancis menjelang liburan musim panas. Hanya ada satu slot yang ditawarkan oleh Dana, dan Isla yang tak punya rencana dengan semangat langsung mengajukan diri untuk bergabung. Dua hari sebelum keberangkatan, Isla baru sadar bahwa grup ini adalah grup yang aneh - Dana si cowo Batak, ibunya Dana, dirinya, dan Johan. Isla sendiri baru pernah ngobrol 1-2 kali dengan Dana karena mereka satu apartemen beda lantai, dan Johan yang baru berkenalan tak lebih dari seminggu. Lebih-lebih lagi ketika Isla tersadar bahwa agenda utama mereka roadtrip adalah untuk ziarah Katolik ke Lourdes.
Begitu sampai di lokasi, Isla baru tahu bahwa Johan - meskipun sama-sama Katolik seperti Dana - terlihat sangat antipati dengan ritual dan agama secara umum. Ajakan misa dari Dana dan ibunya ia tolak dengan wajah tidak enak. Isla yang awalnya penasaran ingin hadir ke misa sebagai pengamat, akhirnya menghabiskan waktu satu jam lebih berkeliling kompleks suci sambil mendengarkan Johan berbicara.
Menurutnya, agama itu tidak penting. Ritual itu tak ada artinya. Petinggi-petinggi agama banyak yang busuk dan hanya ingin memperkaya dirinya sendiri. Isla manggut-manggut, teringat film Spotlight yang dulu ia tonton di bioskop. Sambil bertanya-tanya dalam hati, apa saja sih yang dia alami sampai bisa memandang agama seperti itu?
Matahari siang itu berkilau keemasan, dan tiba-tiba Isla merasa bahwa Johan di hadapannya, yang tiba-tiba ikut berpendar terkena sinar matahari, adalah salah satu manusia paling menarik dan penuh tanda tanya yang pernah ia temui. Yang jelas, semua pemikiran Johan tentang agama, pilar nomor 1 penyokong kehidupan, bertolak 180 derajat dengan miliknya. Dan Isla ingin tahu pendapat Johan mengenai beragam topik lainnya. Antitesis dari pemikirannya.
Sepanjang jalan pulang di mobil kembali ke Belanda, Isla tak henti berpikir. Menimbang-nimbang. Dan memutuskan. Bahwa untuk kali ini, ia ingin mencoba dengan seseorang tanpa banyak tanya, tanpa banyak syarat, dan tanpa banyak pikir.
8 notes
·
View notes
Text
Menurutmu, apa makna sekufu? Apakah mereka yang berada di kondisi ekonomi yang sama? Atau mereka yang topik pembicaraannya bisa menyambung dan saling melengkapi?
Menurutmu siapakah yang pantas menikah? Apakah mereka yang berada di status ekonomi yang sama? Atau mereka yang mempunyai tingkat keilmuan yang sama?
---
Menurutmu pribadi, apakah aku termasuk orang yang tak tahu malu? Mengajak taaruf seorang putri istana yang cerdas, sopan, dan berpendidikan?
Berulang kali aku mempertanyakan itu kepada diriku sendiri. Prosesku mengajak hubungan yang lebih serius dengan Fathia banyak mendapatkan komentar yang beragam dari beberapa teman-temanku. Beberapa ada yang mendukung, namun beberapa justru mempertanyakan apakah aku sudah memikirkannya dengan matang.
Dua kontras jawaban yang berbeda dari teman lingkaranku membuat aku menjadi setengah-setengah. Ingin lanjut namun ragu, tapi juga ingin berhenti tapi sayang jika prosesnya harus berhenti di tahap ini.
Mungkin ini sebabnya beberapa seniorku selalu menasihati orang yang sedang bertaaruf. Bahwa, kita harus menyembunyikan prosesnya. Segala prosesnya. Dengan siapa, sudah sampai tahap mana, dan lain sebagainya. Jika semua sudah fiks, barulah teman-teman kita diberitahu kabar bahagianya melalui surat undangan pernikahan.
Memang sesuatu yang diam-diam akan selalu memudahkan seseorang dalam bekerja. Namun nasi telah menjadi bubur. Beberapa temanku sudah tahu bahwa aku sedang menjalani proses taaruf dengan Fathia, entah dari mana kabar itu. Tiba-tiba saja mereka mengetahui kabar itu dan menanyakan kebenarannya kepadaku.
**
“Lo serius ngajakin Fathia taaruf? Gila ya emang nyali lo.” Kata temanku lantang karena kaget mengetahui bahwa aku sedang berproses taaruf dengan Fathia.
Kami sedang berada di cafe siang ini. Hanya berdua, aku dan sahabatku. Tempat nongkrong bergaya insustrial ini cukup terkenal buat orang-orang yang bekerja di daerah kami. Tempat yang cukup sepi, bersih, dan dilengkapi dengan gaya yang estetik menjadikan cafe ini pilihan bagi orang-orang melepas lelahnya setelah bekerja seharian di kantornya. Itulah alasanku disini sekarang bersama temanku.
“Ya serius lah. Emang aku pernah bercandaan ya soal perempuan? Dari dulu aku kan juga ga pernah tuh ngejalin hubungan asmara dengan siapapun. Ya itu karena aku emang nggak pernah bercanda soal perempuan.” Jawabku santai.
“Tapi maksudku tuh gini, kamu kan tau Fathia ini orang yang kaya raya. Dunia dia tuh udah yang kayak dunia berbeda gitu loh buat kita. Ya emang sih dia tuh orangnya emang humble banget. Tapi apa dia mau buat suatu hari nanti pergi naik motor bareng elu? Kan dia biasanya naik mobil. Terus, apa dia mau buat nyoba masakin di rice cooker terus makan tahu tempe yang kayak dulu pernah kita lakuin di pondok? Lu kira Fathia tuh kayak mbak-mbak santri yang serba bisa gitu?” Temanku menjawab lagi pertanyaanku dengan bertubi-tubi seperti seorang ibu yang ingin menyadarkan anaknya yang telah berbuat salah.
Iya, aku tahu bahwa Fathia memang orang yang berbeda status dengan kami berdua, tapi jika memang itu adalah orang yang cocok menurutku, mau bagaimana?
Aku juga pernah membaca tulisan Habiburrahman di Ayat-Ayat Cinta, beliau mengatakan bahwa seharusnya para lelaki tak cepat minder dengan apa yang dimiliki oleh seorang perempuan, karena kita para lelaki mempunyai teladan yang sempurna yaitu Rasulullah yang juga menikah dengan seseorang yang cantik, baik perangainya, dan juga kaya. Ketika itu, Rasulullah hanyalah manusia biasa yang tak kaya ataupun mempunyai jabatan. Meskipun begitu, kejujuran beliau telah dikenal kemana-mana hingga beliau dijuluki al-amin, yang artinya seseorang yang jujur. Sehingga singkat cerita, melihat kejujuran Nabi Muhammad ketika itu, Khadijah bertekad untuk mengajukan diri untuk menjadi istri beliau.
“Akupun seperti itu Bro, aku yakin Fathia akan menghormatiku meskipun kami mempunyai latar belakang yang berbeda. Aku yakin Dia bisa memposisikan dirinya jika memang kami berjodoh. Toh aku juga ngga mau mikir jauh-jauh apakah berjodoh atau tidak. Aku hanya fokus ke satu per satu prosesnya, memastikan bahwa tidak ada satu step taaruf yang tercampur dengan ikhtilat.” Jawabku panjang lebar menjelaskan mengapa aku memilih Fathia dan satu bab sirah nabawiyah kepada temanku.
“Ya semoga ya. Turut seneng kalau nanti elu jadi sama si Fathia. Dia adalah salah satu orang baik yang pernah aku temui juga di BEM ketika itu.”
“Ting…” Suara notifikasi HP ku berdering, kulihat nama Fathia di notifikasi whatsapp ku. Ternyata dia baru saja mengirim pesan. Buru-buru aku langsung membuka isi pesan itu, barangkali ada hal urgen yang dia butuhkan.
“Mas, aku udah ngomong Abi, katanya dipersilahkan silaturahmi ke rumah hari Selasa sore, apa bisa?”
Senang dan deg-degan rasanya mendapatkan balasan pesan itu dari Fathia. Akhirnya setelah sekian lama memendam rasa kepadanya, aku bisa menyampaikan maksudku dengan cara yang baik, yaitu kepada orangtuanya langsung. Walaupun ya disatu sisi aku agak khawatir, apakah niatan baikku ini bisa diterima keluarganya atau tidak.
Ahh mengapa aku melamun, aku harus segera menjawab pesan dia.
“Okey, Insyaallah semoga Allah memudahkan.” Jawabku singkat
Buru-buru aku menyeruput secangkir kopi yang masih tersisa siang itu, kemudian memasukkan beberapa barang-barang kedalam tasku. Degup jantungku semakin kencang, sekarang hidupku seperti berjalan diatas harapan dan ketakutan.
“Aku pamit dulu ya Bro, mau kerjain yang belum beres dikosan.”
Bersambung (2/6)
Menjadi yang Kaucintai - Bagian 2
@careerclass @bentangpustaka-blog @langitlangit.yk
76 notes
·
View notes
Text
Allah tidak pernah salah memilihkan rencana!
Bulan Mei 2020, tanggal pastinya gue lupa. Pernah dapat tugas ngerjain 150 niatan menikah dari Training Sekolah Nikah. Kejadian ini berarti udah 4 tahun lalu.
Saat ini gue lagi belajar nulis buku, dan masuk di bahasan niatan menikah. Tepat di niatan menikah yang ke 25 dan 26, gue berhenti nulis. Gue nangis! 😭
Kenapa?
karena ilmu Qur'an dan Hadits yang gue pengen perdalam, baru gue perdalam di tahun ini. Empat tahun gue nunggu, dari hitungan masa nulis Dream Books. Dan Allah kabulkan, Allah Ya Rabb. 😭😭😭
Flash Back ke tahun 2023, Allah hadirkan seseorang dan gue sempet sama dia taaruf, tapi gagal. Dan sosoknya yang kemarin itu, dia perdalam beberapa keilmuan islam sekaligus, dan beberapa diantaranya adalah Qur'an dan hadits.
Kegagalan itu akhirnya jadi muhasabah buat gue, lebih perdalam lagi ilmu agama. Bisa jadi kegagalan itu cara Allah ngingetin gue, menaikkan level diri dan skill untuk bisa sekufu dengan calon pasangan gue kelak.
Sekali lagi, Allah itu tidak pernah lupa dengan apa yang kita niatkan. Tidak pernah untuk tidak mendengar semua harapan kita. Tinggal kita, mau yakin atau gak sama Allah dan selalu husnudzon dengan apa-apa yang terjadi.
Kadang kala kejadian pahit yang menimpa kita itu, adalah cara Allah menuntun kita pada harapan kita yang lain, yang jauh lebih baik dan Allah ridha dengan hal itu.
Seperti halnya saat ini. Gue nulis buku pranikah setelah berjalan tahun ke dua tinggal di Jogja. Sempat denail dengan keputusan sendiri. Memaksa keras mau ikutin ambisi. Syukurnya, Allah perjalankan dari satu kajian ke kajian lain. Sampai akhirnya temukan jawaban indah, dan belajar terima keadaan saat ini. Dan gue mulai berkarya lagi.
Proses panjang penerimaan takdir. Gue yang bandel ini, yang masih terlalu cinta cuan perlu di ajarkan lebih keras untuk mengerti. Tapi, Allah memang sebaik-baiknya Guru Kehidupan. Paling sabar dan paling tahu bagaimana mendidik hambanya yang imut ini ❤️
We never know! But, Allah always knows everything thats happen to us. Aaaaa makin cinta sama Allah rasanya 😭
#cinta #cintasejati #pranikah #bukupranikah #dreambook
2 notes
·
View notes