Tumgik
#rutinitas sehari hari
menyapamakna1 · 15 days
Text
Tumblr media
Ternyata kita masih kalah oleh dunia. Masih kalah dengan rasa takutnya, keresahannya, rasa khawatirnya. Berapa banyak hal yang membuat kita tidak tenang ketika melangkah keluar? Berapa banyak riuh yang sedang melingkar di dalam diri kita, padahal kita sedang melakukan rutinitas sehari-hari kita diluar; bekerja. Takut dengan atasan, takut dengan kewajiban dipekerjaan. Masalah-masalah dunia membelenggu kita, dan kita tidak berdaya. Karena mungkin kurangnya kita dalam bertawakkal sebagai hamba.
@menyapamakna1
97 notes · View notes
kurniawangunadi · 1 year
Text
Cerpen : Are You Near Me?
Aku meraih helmku yang kugantung di spion motor. Agak basah sedikit karena tadi gerimis dan aku salah menggantungnya. Tak apa, mungkin nanti kerudungku basah sedikit. Tak masalah.
Aku melajukan motorku menuju kesepian. Aku selalu benci pulang dari tempat kerja ini, karena aku akan bertemu dengan diriku sendiri di atas motor yang kukendarai, pikiranku yang berlari ke sana kemari, kos yang dihimpit oleh gang sempit dan dinding yang lembab. Sepinya seperti itu.
Aku pernah tidak seperti ini. Aku pernah tak terhitung bepergian ke sana kemari, menaiki kereta apapun jenisnya, menyeberangi pulau, menginap di masjid, di McD, di terminal, pom bensin, dan segala hal yang dulu kupikir akan mempertemukanku dengan banyak jawaban dari pertanyaan.
Tumbuh dewasa, menamparku dengan realita yang berbeda. Aku butuh uang, aku bekerja, kemudian semua abisi itu menguap tak bersisa. Aku merasa kehilangan gairah hidup, terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang membuatku lelah. Aku dulu berpikir akan mengarungi dunia, hidup dengan diriku yang bahagia. Kini untuk bahagia, aku lupa bagaimana caranya, aku lupa merasakannya. Aku belajar, hidup ini tidak selalu semenyenangkan itu. Aku berusaha sebaik mungkin meski aku tahu, itu takkan membawaku lebih jauh lagi.
Aku pernah bersimpuh menangis, mengadu kepada Tuhan kenapa hidupku begitu kosong, tak lagi seisi dulu, tak lagi sebahagia dulu. Apakah aku akan begini seumur hidupku? Aku tidak mau. Bolehkah aku minta kepadaNya untuk mengubah takdirku, tak apa jika caraNya mungkin akan membuatku harus tertatih-tatih.
Dan benar saja. Di penghujung umur 29 ini, aku masih tak tahu akan ke mana, dengan siapa aku akan menikah, tak tahu. Gelap. Setertatih itu aku dengan takdirku sendiri.
Aku ingin sekali menemukan sesuatu yang kubutuhkan, meski aku tidak benar-benar tahu apa yang aku butuhkan. Dia Maha Tahu. Jika memang dia ada didekatku, buatlah dia menyapaku terlebih dahulu. Aku takut salah memilih. Aku mohon dengan sangat, pilihkanlah. (c)kurniawangunadi
346 notes · View notes
hellopersimmonpie · 11 months
Text
A Cozy Mundane Life
Lama banget nggak buka tumblr karena gue sekarang udah mulai belajar jadi narrative designer di game. Sekalinya buka nemu topik tentang kenapa belum menikah di usia segini?
Di usia 33, gue berada di tengah temen-temen yang anaknya baru masuk SD dan dari kolega gue di kampus, banyak juga yang anaknya udah lulus kuliah dan menikah. Perasaan tertinggal tuh sebenernya udah selesai dari dulu. Makin kesini yang pengen dilakuin ya justeru pengen punya kehidupan sehari-hari yang bisa dinikmati. Bukan yang mentereng banget. Pengen yang hangat aja.
Gue tuh sering banget dapet stigma bahwa perempuan yang belum nikah di atas usia 30 an tuh kalo nggak feminazi, problematik dan galak banget. Meanwhile gue hari ini malah bikin game sama gen Z yang rentang usianya belasan tahun lebih muda dari gue plus gue juga bukan leadnya. Beneran memulai belajar dari nol.
Soal menikah, ketimbang merenungi kenapa di usia segini belum menikah, gue malah berharap bisa pelan-pelan memperbaiki habit aja sih. Khususnya dari sisi mengelola ego dan keuangan.
Sebagai penderita ADHD, mood gue rentan terganggu oleh rutinitas yang berubah-ubah. Dan kalau mood sudah terganggu, belanja juga jadi kurang terkendali karena nggak sempet menyiasati gimana spend money dengan wise selama seminggu.
Instead of punya cita-cita yang tinggi, gue cuma berharap kelak punya lingkungan kerja dan keluarga yang ramah ADHD. Apakah lingkungan kerja gue yang sekarang udah ramah? Jelas belum.
Orang kayak gue cocok kerja di bidang yang gue suka dan banyak deep thinking di situ. Gue menikmati banget menghabiskan malam-malam gue untuk riset tentang konsep game ataupun ngoding. Ngerasa lebih hidup aja.
Sementara jadi dosen di Indonesia tuh ritme kerjanya sering terganggu karena interupsinya banyak sekali. Dulu sering stress banget kalau banyak kerjaan yang nggak selesai. Sekarang beneran mengusahakan yang terbaik. Tapi kalau nggak selesai, udah pasrah aja sambil berharap Allah mengampuni segala keterbatasan gue sebagai manusia.
Di luar belajar jadi narrative designer dan dosen, gue juga kadang masih menikmati drama korea. Pulang ke rumah kalo weekend dan ngasuh ponakan. Atau kadang-kadang random nonton youtube mukbang. Kayak hari-harinya manusia biasa aja.
Makanya kadang-kadang ketika ada judgemen yang gimana banget tentang perempuan yang belum menikah di usia segini, gue merasa perlu bertanya:
"Kenapa tidak memulai segala judgement tersebut dengan praduga yang baik?"
Tentu tidak semua di dunia ini adalah tentang gue and I don't take it personally. Tapi memulai segala penilaian dengan praduga yang kurang baik tuh seringnya menghasilkan stigma yang tidak baik juga. Sebagai orang yang sering banget kena stigma entah karena belum menikah, entah karena fisik yang beda, entah karena gue perempuan...................untuk mengenal manusia lain tuh kita jadinya harus nembus barrier. Kalau kamu bukan di pihak yang kena stigma, kamu nggak akan relate.
Nggak akan relate gimana rasanya ketika kamu cuma menjalani kehidupan sehari-harimu yang biasa banget lalu tiba-tiba orang menilai kamu sebagai orang yang sombong dan seleranya tinggi soal pria. Atau kamu yang lagi berusaha menyelesaikan masalah finansial keluarga lalu tiba-tiba dijudge sebagai orang yang takut menikah karena takut bertanggung jawab.
Gue rasa, ada banyak manusia medioker kayak gue yang sebenernya hanya ingin menjalani mundane life yang nyaman. Kebetulan aja takdir hidupnya nggak kayak orang kebanyakan. Jadinya harus dealing dengan opini orang lain yang embuh banget wkwkwk.
Saling mendoakan saja semoga hidup kita semakin baik dan hati kita semakin tenang.
176 notes · View notes
kaktus-tajam · 1 year
Text
Edukasi yang Sampai ke Hati
“Oh gitu ya Dok? Wah saya baru tau. Terima kasih banyak ya, Dok!”
Satu hal yang signifikan terasa setelah menjalani 2 dari 6 bulan ku di puskesmas adalah: melakukan edukasi yang sampai ke hati. Ya, hati pasien.
Aku sampai berpikir: sebervariasi itu ya manusia, spektrumnya dimulai dari apatis sampai dengan neurotis. Haha. Dari “saya tidak sakit” walau tekanan darah 220/110, sampai dengan “saya minta dirujuk” walau tak ada indikasi. Tentunya ini disebabkan aspek multifaktorial seperti level pendidikan, akses terhadap informasi, status ekonomi, dan kepercayaan.
MasyaAllaah setiap hari jadi tantangan dari Allaah untuk bisa mengakomodasi keluhan dan permintaan pasien dan keluarganya. Jadi merenung: Betapa indahnya pekerjaan ini, membuatku semakin yakin bahwa tidak mungkin hari-hari dilalui tanpa kekuatan dari Allah. Laa haula wa laa quwwata illa billaah.
Pekan ini contohnya, tugas di poliklinik umum, dengan cakupan 60-100 pasien sehari, diampu 2-3 dokter.
Setelah berjalan 2 jam pertama, ada momen ketika terbesit dalam hati: aduh ini pasien kenapa gak mau dikasih tau sih? Sudah berbusa menyarankan untuk dirujuk, tetap saja ia menolak.
Pasien lainnya, gula darah dan tensi di luar batas normal, takut minum obat karena kata orang, efek sampingnya ke ginjal.
Malam hari itu, aku ngobrol dengan beberapa temanku. Kadang frustrasi ya Hab, karena banyak hal yang di luar kendali kita. Kendatipun kita sudah berusaha maksimal. Deg. Astaghfirullah.
Ternyata hari itu lupa: berdoa meminta lisan agar dimudahkan, hati pasien dilembutkan, hati dokter dilapangkan.
Edukasi yang sampai ke hati, tentunya butuh akses dari Yang memegang hati manusia yaa?
Ternyata masih segini levelku, belum selevel Rasulullah saw. yang dalam kondisi berdarah dilempar batu di Thaif, tetap lembut lisannya, tetap berdakwah walau ke satu pemuda, tetap mendoakan kebaikan untuk mereka yang mendzaliminya.
Belum selevel ulama yang menghafal nama beserta detail kehidupan seseorang, nama anak, orang tua, asal daerah.. agar dapat menyentuh hati mereka ketika memberi nasehat.
Belum selevel dosen-dosen subspesialis kami yang super lelah, sibuk, kerja sampai larut malam, namun selagi visite mampu mengajak semua berdoa bersama untuk pasien.
Ternyata masih banyak PR ku mengelola hati.
Semoga rutinitas monoton tidak membuat stagnan, tidak berkembang, dan lalai dari meluruskan niat dan melangitkan amal.
Semoga menjadi pribadi yang bisa terus peka terhadap hikmah, dari cerita pasien tentang kebunnya, anaknya, suaminya, istrinya, orang tuanya, pekerjaannya, hewan peliharaannya, teman kerjanya, haha.
-ha.
Semoga tulisan ini pun, sampai ke hati.
123 notes · View notes
diksifaa · 5 months
Text
Menjaga yang wajib
Salah satu bentuk syukur kita sebagai hamba Allah dengan segaka kesempurnaan bentuk penciptaanNya yakni dengan menjaga dan merawat diri. Kita sepakat untuk itu. Tapi hal ini juga merupakan tantangan, apalagi tentang budaya hidup sehat.
"Sehat", sebenarnya tergantung pada masing-masing individu. Mungkin diluar sana ada yang harus melakukan medical check up rutin per bulan, mengonsumi vitamin, mengharuskan treatmen dan mengatur jumlah gizi dalam makanan, menjaga porsi, dan mengatur waktu bangun tidur dan lainnya. Semua ini tergantung bagaimana pandangan, habbits, san kebutuhan setiap individu.
Begitupun aku. Bagiku sulit sekali melakukan satu hal baru untuk merawat kesehatan, seperti minum vitamin setiap hari, jarang adanya. Karena bagiku bisa menjaga makan 3 kali sehari, dan menjaga diri untuk tidak membeli makanan junk food sering-sering, serta tidur dibawah pukul 00.00 saja sudah sangat mengapresiasi diriku. Hehe
Itulah hidup sehat. Tidak harus dengan menambah rutinitas lain, tapi bisa dengan menjaga yang wajib saja bisa menjadi ikhtiar kita agar tetap hidup sehat.
Sehat sehat kita yaaa
~Faa
8 notes · View notes
Text
Jasa Konsultan ISO 9001: Membimbing Menuju Standar Internasional Kualitas
Pengimplementasian Sistem Manajemen ISO 9001 merupakan langkah besar dalam memastikan bahwa organisasi Anda beroperasi dengan standar kualitas internasional yang tinggi. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara mendalam mengenai jasa konsultan ISO 9001 dan bagaimana mereka dapat membantu Anda mencapai sertifikasi ini.
Mengapa Memilih Jasa Konsultan ISO 9001?
1. Expertise Mendalam dalam Standar ISO 9001
Jasa konsultan ISO 9001 memiliki pengetahuan mendalam tentang semua aspek yang terkait dengan standar ISO 9001. Mereka akan membimbing Anda melalui setiap tahap dari proses implementasi, memastikan bahwa organisasi Anda memenuhi persyaratan standar tersebut.
2. Personalisasi Solusi
Setiap organisasi memiliki kebutuhan yang unik. Konsultan ISO 9001 akan bekerja sama dengan Anda untuk mengembangkan solusi yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan organisasi Anda.
Proses Implementasi ISO 9001
1. Analisis Awal
Langkah pertama dalam proses implementasi ISO 9001 adalah analisis awal. Konsultan akan melakukan audit menyeluruh terhadap proses dan sistem yang ada di organisasi Anda.
2. Perencanaan Implementasi
Setelah analisis awal, konsultan akan membantu Anda merancang rencana implementasi yang jelas dan terstruktur.
3. Pelatihan dan Pendidikan
Jasa konsultan akan memberikan pelatihan kepada tim Anda untuk memastikan bahwa setiap anggota memahami persyaratan ISO 9001 dan cara mengimplementasikannya dalam rutinitas sehari-hari.
FAQ Mengenai Jasa Konsultan ISO 9001
1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001?
Proses implementasi ISO 9001 dapat berbeda untuk setiap organisasi, tergantung pada ukuran dan kompleksitasnya. Rata-rata, proses ini memakan waktu antara 6 hingga 12 bulan.
2. Apakah sertifikasi ISO 9001 bersifat permanen?
Sertifikasi ISO 9001 perlu diperbarui secara berkala melalui audit surveilans yang dilakukan oleh badan sertifikasi.
3. Apakah semua jenis organisasi membutuhkan sertifikasi ISO 9001?
Meskipun ISO 9001 adalah standar internasional yang dikenal secara luas, tidak semua organisasi membutuhkannya. Keputusan untuk mendapatkan sertifikasi ini sebaiknya didasarkan pada kebutuhan dan tujuan spesifik dari masing-masing organisasi.
4. Apakah konsultan ISO 9001 juga menyediakan layanan untuk pemeliharaan sertifikasi?
Ya, banyak konsultan ISO 9001 juga menyediakan layanan pemeliharaan sertifikasi untuk memastikan bahwa organisasi tetap memenuhi persyaratan standar ISO 9001.
5. Berapa biaya yang terlibat dalam mempekerjakan jasa konsultan ISO 9001?
Biaya untuk mempekerjakan jasa konsultan ISO 9001 dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti ukuran organisasi, kompleksitas implementasi, dan tingkat dukungan yang dibutuhkan.
Kesimpulan
Menggunakan jasa konsultan ISO 9001 adalah langkah cerdas untuk memastikan bahwa organisasi Anda beroperasi dengan tingkat kualitas yang sesuai dengan standar internasional. Dengan bantuan konsultan yang berpengalaman, Anda dapat mempercepat proses implementasi dan memastikan bahwa setiap langkah diambil dengan tepat. Dapatkan manfaat dari keahlian mereka dan dorong organisasi Anda menuju keunggulan kualitas dengan sertifikasi ISO 9001.
Siap Meningkatkan Kualitas Bisnis Anda?
Hubungi PT. Bintang Solusi Utama Sekarang!
Konsultasikan ISO 9001 bersama kami untuk memastikan mutu terbaik bagi organisasi Anda. Hubungi kami sekarang di:
📞 0812-1000-3431
Jadikan langkah ini sebagai tonggak menuju kesuksesan dan keunggulan kompetitif. Tunggu apa lagi? Hubungi kami sekarang juga!
24 notes · View notes
ronakana · 1 month
Text
Lah ternyata aku hebat ya
Ini bukan pertanyaan. Ini pernyataan. Di dapet dari diri sendiri yang berusaha untuk ga pernah ngebandingin dengan kehidupan orang lain tapi setelah tau perjalanan orang lain langsung kagum. Lah anjir ternyata aing emang hebat pisan yaahh
Selama ini dalam ngurus nala aku jarang masak. Hampir ga pernah setelah nala makan makanan dewasa. Yang masak untuk nala adalah mama. Dan saya di ibu egois yang masak untuk diri sendiri karena anak gym kebutuhan proteinnya harus tinggi dengan lemak yang sedikit. Sering beli diluar. Beli kerang, siomay, sate, soto apapun. Aku kira aku ibu yang bangsat. Tapi ternyata aku ibu yang hebat karena anak aku tetep makan real food. Tidak makan sampah junkfood. Ini aku nilai setelah liat anak temen temen yang kalo GTM kepinginnya makan Pizza atau fried chicken. Hebatnya aku sebagai ibu naa kalo GTM maunya sayur waluh. Entah itu dibikin lodeh atau sayur asem (yang dimasak mama). Nala juga ga ngerti sereal dan ciki dewasa.
Selama ini aku menjalankan aktivitas kaya biasa. Ya kaya perempuan semi single parent karena suami tinggal di luar kota. Pagi kerja di puskesmas. Di sela kerja pas jam istirahat aku ngegym. Ngegym dengan atau tanpa PT dengan jalan kaki 2km PP. Ya biasa aja manusia yang kepingin sehat dan nabung otot biar ntar dah tua ga nyusahin nala. Pas cerita sama orang lain rutinitas saya, respon mereka : "Hebat banget kok bisa se strong itu? Aku boro boro deh udah capek banget ketemu banyak pasien" Dan aku nimpaling dalam hati : eh anjir aku strong ya? mana aku di puskesmas satu satunya dokter yang sehari hari layanin 75 pasien sendiri. Ternyata aing hebat ya anjir.
Kemudian aku si pegawai honorer yang masih berusaha meraih cita cita ya selalu ngusahain buat belajar. Kapanpun. Kalo males ngegym, kalo kebangun tengah malem, atau kalo me time ga pegang nala. Belajar apa aja tentang psikiatri karena emang kepinginnya jadi dokter jiwa biar bisa ngobatin diri sendiri (?). Waktu cerita ke temen yang ga sengaja liat catetan aku yang warna warni kaya anak PAUD padahal sudah lulus dan sudah bekerja. Mereka (karena lebih dari 1 orang) kagum : Rajin bangeett. Padahal ya itu rutinitas aja dari orang yanng merasa belum jadi apa apa dan masih oon. Dih anjir anjir anjir ternyata aku hebat ya.
Cape banget selama ini selalu sakit karena liat kehidupan orang lain yang seumuran aku udah jadi orang (sekarang aku masi jadi curut). Padahal coba liat ke kanan kiri banyak kok yang idupnya lebih blangsak dari akuuuu wkwk.
Selama ini aku ngerasa jadi anak yatim tidak berprivilege yang idup serba pas pasan. Kadang ngerasa idup susah banget ga kaya orang lain. Tapi ternyata setelah orang lain curhat sama aku yang ga punya tabungan, duit gaji selalu habis ga bersisa sedangkan aku terdiam sambil memantau tabungan di saham yang capital gainnya udah bisa beli motor nmax ya bersyukur aja. Ternyata lebih menyenangkan hidup pas pasan karena pilihan sendiri daripada gapunya tabungan sama sekali. Ternyata emang aing hebat banget bisa punya tabungan berdigit digit. mantappp
Note to myself. Kamu teh hebat ya anaaaa. Gausah insekur insekur lah anjir orang lain tuh pada insekur sama manehhhhh. Dan itu berlaku juga ya buat kamoh kamoh yang suka insekur. Kamu gatau aja orang lain insekur sama kamu. Kalo tau bisi kamu tinggi hati wkwk.
Yasuda. Kita lanjut belajar aja lagi ya biar besok besok jadi manusia.
---
Fore, 26/08/24
5 notes · View notes
hanamaulida · 1 year
Text
For the first time, sengaja ambil cuti 3 hari nyambung ke weekend karena ngerasa udah ada sinyal kenceng banget untuk ambil jeda dari semua rutinitas.
Yup, cuti ini bener-bener dialokasikan untuk berdialog dengan diri sendiri tentang; apa sih sebenernya yang lagi "dikejar"? Apa tujuan akhirnya udah bener? Lalu sejauh ini, jalurnya udah tepat apa belum? Energinya tersalurkan pada hal yang esensial atau sebaliknya? Upaya dan keseriusannya udah sebesar apa?
Alhamdulillah, ternyata semua pertanyaan bisa kujawab. Meskipun jawabannya hampir bikin kaget semua. Menyadari BETAPA banyak sekali waktu dihabiskan bukan untuk hal yang benar-benar penting. Dan sekarang, imbasnya ya bener-bener bisa dirasain (bahkan secara fisik).
Ketidaktenangan bikin badan lemes nggak bergairah. Males-malesan nggak ada motivasi. Dari sisi emosi, juga nggak terkontrol. Bahaya banget ini kalau dibiarkan berlarut.
Muaranya sebenernya pada satu ketakutan. Saya takut kelak, mati dalam keadaan tidak sadar dengan apa yang dikerjakan disini (dunia). Takut kalau ternyata kebiasaan yang saya jalani sehari-hari, bukan kebiasaan yang cukup baik. Padahal kita akan dimatikan sesuai kebiasaan kita... naudzubillahimindzalik.
Ya Allah, meski begitu banyak penyesalan atas waktu yang berlalu sia-sia, tapi hamba meyakini bahwa dorongan untuk memperbaiki diri yang saat ini aku rasakan adalah hidayah dari Mu. Maka yaa Allah, bimbinglah aku.. jaga aku.. hindarkan aku dari hal-hal yang tidak bermanfaat.. bantu aku meniti langkah baru, untuk menjadi manusia yang sesuai dengan misi penciptaan Mu..
Rabbana dzalamna anfusana.. Wa illamtagfirlana.. Wa tarhamna.. Lanakuunanna minal khaasyirin..
28 notes · View notes
divergeinstinx · 13 hours
Text
FACTION BACKGROUND
Abnegation
Abnegation berada di Kota Tua Bern yang tenang dan bersejarah, di mana prinsip-prinsip yang memandu mereka adalah tidak mementingkan diri sendiri dan kesederhanaan. Di situs Warisan Dunia UNESCO ini, jalan-jalan sempit dan bangunan-bangunan kuno menciptakan suasana yang tenang dan bermartabat, cocok untuk faksi yang berdedikasi pada layanan publik dan pemerintahan.
Anggota Abnegation menjalani hidup yang sederhana dan rendah hati, dengan fokus pada pelayanan kepada orang lain dan kebaikan yang lebih besar. Mereka menjauhi materialisme dan kemewahan, tinggal di rumah-rumah yang sederhana dan mengenakan pakaian sederhana. Rutinitas harian mereka berkisar pada membantu masyarakat, baik melalui kerja sukarela, layanan publik, atau tindakan kebaikan.
Abnegation menjunjung tinggi sifat tidak mementingkan diri sendiri dan kerendahan hati. Tujuan utama mereka adalah melayani orang lain, dan pekerjaan mereka melibatkan pemerintahan, layanan publik, dan dukungan masyarakat. Anggota Abnegation bekerja dalam peran seperti pejabat pemerintah, pekerja sosial, dan pengasuh, dengan fokus pada kebutuhan masyarakat dan memastikan bahwa sumber daya masyarakat digunakan untuk kebaikan yang lebih besar.
Amity
Amity membangun faksinya di pinggiran kota Bern yang damai, khususnya di Wabern dan Köniz, tempat dimana alam memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh ladang hijau, hutan, dan padang rumput, anggota Amity hidup dalam harmoni dengan alam, berfokus pada pertanian, komunitas, dan hidup berdampingan secara damai.
Kehidupan di Amity berpusat pada pertanian dan dan hidup berkesinambungan. Komunitas ini berkembang pesat melalui kerja sama, bersama-sama mereka mengolah tanah dan berbagi hasil kerja keras mereka. Lingkungannya tenang, dengan rumah-rumah yang dibangun agar menyatu dengan lanskap dan meningkatkan rasa kesejahteraan. Musik, seni, dan kegiatan komunal merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan, yang mencerminkan nilai-nilai Amity tentang kedamaian, kegembiraan, dan harmoni.
Amity menghargai kedamaian dan harmoni. Prinsip utama mereka adalah kebaikan, dan pekerjaan mereka melibatkan pembinaan kesejahteraan masyarakat dan kehidupan yang berkelanjutan. Anggota Amity bekerja di bidang pertanian, pengorganisasian masyarakat, dan konservasi lingkungan. Mereka berdedikasi untuk menciptakan lingkungan yang harmonis, meningkatkan ikatan masyarakat, dan memastikan bahwa semua anggota masyarakat hidup dalam kenyamanan dan kedamaian.
Candor
Candor didirikan di jantung kota Zurich, di distrik Altstadt yang bersejarah, tempat nilai-nilai kebenaran dan keadilan tertanam kuat. Dikelilingi oleh arsitektur abad pertengahan dan jalan-jalan yang ramai, anggota Candor tinggal dan bekerja di lingkungan yang menuntut kejujuran dan transparansi. Pusat kota, dengan lembaga hukum dan pusat keuangannya, berfungsi sebagai tempat yang sempurna bagi sebuah faksi yang berdedikasi untuk menegakkan kebenaran.
Di Candor, hidup adalah dialog yang konstan. Para anggota dilatih untuk bersikap jujur dan adil, dituntut untuk terlibat dalam perdebatan dan proses hukum yang membentuk tatanan moral masyarakat. Alun-alun publik sering kali menjadi tuan rumah forum terbuka tempat warga berdiskusi dan menyelesaikan masalah secara terbuka. Komitmen Candor terhadap kejujuran memastikan bahwa masyarakat mereka tetap adil dan etis, tanpa ruang untuk penipuan atau korupsi.
Candor menghargai kejujuran dan integritas. Prinsip utama mereka adalah kejujuran, dan tugas mereka meliputi pengawasan masalah hukum, memastikan transparansi, dan menegakkan keadilan. Para anggota Candor bekerja sebagai hakim, pengacara, dan pejabat publik, yang berdedikasi untuk menjaga masyarakat yang etis dan transparan. Mereka bertanggung jawab untuk menangani perselisihan, menegakkan hukum, dan memastikan bahwa semua tindakan dan kebijakan dilakukan dengan jujur.
Dauntless
Faksi Dauntless bermukim di Zurich Barat, distrik industri yang dulunya terkenal dengan lingkungan perkotaannya yang keras dan lingkungan budaya yang semarak. Anggota faksi ini berkembang pesat di gedung-gedung industri yang kokoh dan telah ditransformasikan, tempat dimana kekuatan, keberanian, dan ketahanan menjadi kunci untuk bertahan hidup. Daerah ini, yang dulunya merupakan pusat industri, kini menjadi tempat pelatihan yang sempurna bagi mereka yang melindungi dan mempertahankan masyarakat mereka.
Kehidupan di Dauntless sangat intens dan penuh aksi. Para anggota menjalani pelatihan fisik yang ketat, mendorong diri mereka hingga batas maksimal dalam rintangan dan latihan taktis. Faksi ini menghargai keberanian dan keberanian, mempersiapkan para anggotanya untuk menghadapi tantangan secara langsung. Ikatan sosial ditempa melalui pengalaman bersama, dan suasana distrik yang menegangkan mencerminkan semangat berani dan tangguh dari faksi ini.
Dauntless menghargai keberanian dan tindakan. Prinsip utama mereka adalah keberanian, dan pekerjaan mereka melibatkan perlindungan dan pertahanan. Para anggota Dauntless bertanggung jawab untuk menjaga keamanan, menangani keadaan darurat, dan mengambil tugas-tugas berbahaya. Mereka bekerja sebagai petugas penegak hukum, pemadam kebakaran, dan responden darurat, selalu siap menghadapi risiko secara langsung dan memastikan keselamatan masyarakat.
Erudite
Faksi Erudite bermukim di daerah Zürichberg di Zurich yang sebelumnya menjadi rumah bagi universitas-universitas di Swiss. Terletak di antara perbukitan dan pepohonan hijau yang rimbun, para anggota Erudite tinggal di bangunan-bangunan modern yang menyatu dengan alam. Distrik ini cocok untuk lingkungan belajar dimana Erudite mendedikasikan hidup mereka untuk menghidupkan kembali keberadaan universitas-universitas dan lembaga-lembaga pengetahuan.
Jalanan di Erudite dipenuhi dengan perpustakaan, laboratorium, dan ruang belajar tempat ide-ide mengalir bebas. Erudite percaya bahwa kunci untuk membangun kembali umat manusia terletak pada pemahaman dunia di sekitar mereka dan mendorong batas-batas sains dan teknologi. Mereka adalah para pemikir, cendekiawan, dan visioner, yang selalu berusaha untuk mengungkap kebenaran-kebenaran baru dan memajukan masyarakat.
Erudite menghargai kecerdasan dan pengetahuan di atas segalanya. Tujuan utama mereka adalah mengejar kebenaran dan pemahaman. Mereka bertanggung jawab atas pendidikan, penelitian, dan kemajuan teknologi. Para anggota Erudite terlibat dalam berbagai kegiatan seperti penelitian ilmiah, pengajaran, dan pengembangan teknologi inovatif. Tugas mereka adalah memimpin kemajuan masyarakat melalui pengembangan intelektual dan memastikan bahwa semua keputusan didasarkan pada data dan akal sehat
3 notes · View notes
kantongplastik · 4 days
Text
Hari ini, biar bunda yang menyimpan momennya. Saat ini umurmu 2 tahun 9 bulan.
Hari ini, alhamdulillah telah tuntas kamu mengenal huruf hijaiyah.
Hari ini, kamu sudah menyelesaikan ujian iqro 1 bersama ayah bunda.
Terima kasih sudah menjadi anak yang selalu bersemangat belajar. Mengingatkan bunda bila dalam sehari belum menjalani rutinitas bunda school.
Terima kasih ya, akhirnya bunda tersadar untuk menyiapkan sendiri metode dan alat belajar untukmu kedepannya.
Doa terbaik bunda untukmu.
24/9/24.
3 notes · View notes
mysticalnightruins · 1 month
Text
"Keindahan dan Makna Pagi Hari: Awal yang Penuh Harapan"
Pagi hari adalah momen yang penuh dengan ketenangan dan kesegaran. Saat matahari baru saja terbit di ufuk timur, cahayanya yang lembut perlahan mengusir kegelapan malam. Suasana pagi yang damai sering kali diiringi dengan suara kicauan burung dan hembusan angin sepoi-sepoi, menciptakan nuansa yang menenangkan hati.
Bagi banyak orang, pagi adalah waktu yang ideal untuk memulai hari dengan penuh semangat. Udara pagi yang masih segar memberikan energi baru setelah istirahat malam. Inilah saat yang tepat untuk menghirup udara segar, berolahraga, atau sekadar menikmati secangkir kopi hangat sambil merenung tentang rencana-rencana yang akan dijalani sepanjang hari.
Pagi juga menjadi simbol harapan baru. Setiap hari yang dimulai dengan pagi memberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dari hari sebelumnya dan melangkah maju dengan optimisme. Cahaya pagi yang perlahan-lahan menyinari dunia seolah mengingatkan kita bahwa selalu ada harapan di setiap awal baru.
Namun, di balik keindahan pagi, ada pula makna spiritual yang mendalam. Dalam berbagai tradisi dan budaya, pagi sering dianggap sebagai waktu yang suci untuk berdoa atau bermeditasi. Ketenangan pagi membuatnya menjadi waktu yang tepat untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta, merenungkan kehidupan, dan mensyukuri nikmat yang telah diberikan.
Bagi mereka yang sibuk dengan rutinitas harian, pagi bisa menjadi momen yang berharga untuk menikmati waktu sendirian sebelum dunia menjadi ramai. Dengan suasana yang tenang, pagi menawarkan kesempatan untuk menata pikiran, menyusun rencana, dan mempersiapkan diri menghadapi tantangan hari itu.
Dalam kesimpulannya, pagi hari adalah momen yang istimewa dengan berbagai makna. Mulai dari ketenangan alam, energi baru, harapan, hingga makna spiritual, pagi memberi kita kesempatan untuk memulai hari dengan penuh semangat dan optimisme. Tidak ada salahnya untuk sejenak meluangkan waktu menikmati keindahan pagi dan merenungkan maknanya dalam kehidupan kita sehari-hari.
4 notes · View notes
menyapamakna1 · 1 year
Text
Hidup dilingkungan toxic.
Hidup dilingkungan toxic memang penuh tantangan, tekanan. Kita seperti bertarung dimedan perang, tak ada habisnya segala hal negatif menurut kita menyerang disegala arah. Segala sesuatu yang kita kerjakan dan lakukan rasanya selalu kurang, membuat kita kadang lelah, ingin keluar, tapi tidak bisa. Orang-orang sekitar kita memaki, mengutarakan asumsi mereka, harusnya kamu begini, kamu begitu. Tanpa tahu dipekerjaan, kita banting tulang setengah mati.
Rumah yang bagi orang lain adalah tempat untuk pulang, tapi bagi kita sendiri adalah ruang gelap, dan membuat sesak nafas. Orang-orang sekitar kita, hanya tahu, bahwa kita menghasilkan banyak uang untuk membeli keperluan ini dan itu.
Rasa-rasanya ingin kita pergi saja tapi sadar bahwa rumah kita adalah disana, rumah yang kita tinggali. Meski orang-orang mencibir, memaki, tapi kita tak perduli.
Kita hanya melakukan rutinitas sehari-hari dan memenuhi kebutuhan hidup. Tahu bahwa ini bagian dari perjalanan yang harus diselesaikan. :)
@menyapamakna1
71 notes · View notes
penanggalluka · 2 months
Text
Ada kutipan dari Peter Handke yg saya suka dan sgt relate akhir akhir ini :
Merasakan lebih banyak emosi berarti semakin terluka, dan kecemasan juga akan terpendam dalam pikiran, tapi apa yang bisa lebih menghibur daripada diam-diam menjalankan rutinitas sehari-hari dan menemukan kebahagiaan dalam detail-detail kecil kehidupan.
2 notes · View notes
kaseeh-do-it · 3 months
Text
Refleksi dan Harapan
Setelah sekian lama, aku mencoba membaca kembali tulisanku yang dulu. Benar saja, aku tidak bisa menahan diri untuk tidak merasa terkagum-kagum. Tulisan-tulisan itu adalah cerminan dari pemikiran dan perasaan yang pernah ada dalam diriku, mengingatkan kembali pada berbagai momen dalam hidupku. Momen di mana aku begitu bersemangat menuangkan ide-ide dan perasaanku ke dalam kata-kata. Melalui tulisan-tulisan itu, aku dapat melihat perjalanan emosional dan intelektual yang telah kulalui. Ini adalah refleksi yang dalam, mengingatkan bahwa setiap kata yang tertulis adalah bagian dari sejarah pribadi yang berharga.
Seperti yang pernah disampaikan oleh Ustadz Salim A. Fillah, jika saat membaca tulisan-tulisan lama kita tidak menertawakannya, itu berarti kemampuan menulis kita tidak berkembang. Dan, hal itu benar adanya.
Sudah lama rasanya aku tidak menulis lagi, dan ini adalah sebuah kesalahan. Padahal, aku sangat menikmati menulis. Menulis adalah cara bagiku untuk merefleksikan diri, mengeksplorasi pemikiran, dan menyampaikan perasaan yang terkadang sulit diungkapkan secara lisan. Kesenangan dan kepuasan yang didapat dari menulis adalah sesuatu yang tak tergantikan. Namun, kesibukan dan rutinitas sehari-hari sering kali membuatku melupakan betapa berharganya waktu yang dihabiskan untuk menulis. Aku merindukan momen-momen di mana aku bisa duduk dengan tenang, membiarkan pikiran mengalir bebas ke atas kertas, menciptakan sesuatu yang baru dan bermakna.
Ya Allah, kembalikan diriku yang dulu, dengan ilmu yang telah diupgrade. Aku tahu menulis adalah perintah-Mu, maka mudahkanlah aku untuk bisa mengamalkannya kembali.
Dengan bimbingan-Mu, semoga aku bisa terus memperbaiki dan mengembangkan kemampuan menulisku, sehingga dapat memberikan manfaat lebih banyak lagi bagi diriku dan orang lain. Amin.
Baso, 29 Juni 2024
4 notes · View notes
ayuerahmi · 1 year
Text
Tumblr media
Ada yang berubah selama 4 bulan ini sejak adiknya divonis sakit begitupun kakaknya (dengan sakit yang berbeda). Ada penyesuaian baru atas kebiasaan dan rutinitas yang selama ini sudah terbentuk. Beruntungnya, jadwal kontrol rutin si kakak cukup sebulan sekali, meski adiknya kadang bisa setiap minggu diluar masa rawat inap.
Enam tahun tidak pernah jauh dari anak pertama tentu butuh effort yang tidak mudah saat kami harus berjarak 85 KM ketika mendampingi pengobatan adiknya. Disamping karena sudah masuk sekolah, kebijakan rumah sakit juga melarang anak dibawah usia 12 tahun masuk kamar rawat, jam jenguk pun tidak ada. Awal-awal kami sempat mengajak si kakak ikut rawat jalan berhari-hari, yang ada dia capek, bosan, dan bingung, jadinya kasihan. Akhirnya kami belajar untuk berani menitipkan si kakak di rumah bersama anggota keluarga yang saat itu bisa bantu menjaga; kakek, nenek, ami, bibi, atau uwa nya. Banyak drama sampai akhirnya terbiasa.
Sehari, dua hari, atau beberapa hari saat tidak ada jadwal ke rumah sakit, kami berusaha memaksimalkan waktu bersama di rumah. Si kakak jadi lebih banyak bermain dengan adiknya. Terasa seperti melepas kerinduan. Begitupun sang adik yang saat di rumah sakit selalu bilang ingin pulang karena mau main dengan kakaknya. Hiks... Saat saya minta untuk main keluar bersama teman-temannya pun mereka tidak mau, terlalu nyaman untuk menghabiskan waktu berdua saja. Mereka masih terlihat bahagia dengan kondisi yang tidak baik-baik saja.
Pernah ada satu kejadian, waktu itu anak-anak sedang bermain berdua di halaman, lalu sekelompok teman laki-lakinya yang sedang bersepeda lewat, mereka melihat kepala Nawa yang nyaris habis rambutnya. Spontan mereka bilang "ih nawa botak..., botak...". Kebetulan saya yang mendengar mencoba memberi nasihat yang baik. Si kakak yang mendengar itu, lantas mengajak adiknya masuk ke dalam rumah, "adik, kita main di dalam aja yuk, main a b c..." . Inilah barangkali yang membuat mereka secara tidak langsung sedikit menarik diri dari teman-teman sekitar yang dulu diakrabi. Ah... Saat itu perasaan saya campur aduk antara haru, sedih, entahlah. Kadang saya berpikir, kenapa mereka bisa sedewasa ini.
Saya terus meyakinkan diri atas keadaan ini, "Allah... Saya kuat, kan?". Saya yakin tidak ada orang tua yang sanggup terus menerus berpura-pura kuat saat anaknya meminta, "ibun nanti di rumah sakitnya jangan lama-lama ya, cepet pulang..." Atau "ibun, adik ngga mau disuntik lagi, adik bosen ke rumah sakit terus...". Hufh... tarik nafas yang dalam lalu berdoa atas diri yang sangat lemah ini, memohon penjagaanNya dalam setiap waktu di berbagai kondisi kepada kami.
Episode ini pasti akan berlalu entah kapan. Semoga kami bisa menjadikannya ruang belajar dan beribadah. Menjalaninya bersama-sama dengan terus berprasangka baik kepada Allah.
-Kiara, 17 Oktober 23 (dalam kondisi satu anak terbaring menahan nyeri, satu lagi tertidur dalam sepi)
7 notes · View notes
babblingpipit · 2 years
Text
Micromanage
Tahun ini umur w 30, pernikahan pun akan mencapai lima tahun Desember nanti. Gile bener. Kalo diitung dari pertama kali sama-sama Adit tuh udah enam tahun lebih ya :’) Aku beneran nulis di tumblr ini dari awal bucin-bucinnya sampe sekarang (masih) bucin juga. 
I grew up. A lot. In this last five years. 
Udah melalui tahap hubungan yang awalnya semua manis, melihat dia kayak ga ada kurangnya, sampe kemudian keliatan aslinya yang ternyata berbeda 180 derajat di banyak banget hal. Terus sekarang udah ikhlas dan menerima semua baik buruknya (aamin). Selain itu aku juga suka berkaca kelebihan dan kekurangan diri, bagian mana yang kompatibel dan bagian mana yang Adit mungkin harus banyak-banyak sabar. 
Yang aku sadari, sejak lama sebenarnya, tapi kepikiran lagi karena abis baca artikel ini: https://www.economist.com/1843/2021/08/10/the-perfectionism-trap, bahwa emang aku ada tendensi perfeksionis. Dan seringnya ga cuma ke diri sendiri, tapi menuntut orang-orang sekitar untuk bertindak sesuai idealnya aku. Hal ini bikin aku kadang suka micromanage rumah tangga kami :”) 
Misalnya nih, dulu Ramadan aku tuh harus rawatib, harus tamat 30 juz. Terus aku juga inginnya Adit ikut standar aku. Padahal ibadahnya jujur jadi banyak yang ga mindful karena “kejar target”. Astagfirullahaladzim. 
Di banyak hal di hidup aku, aku inginnya selalu ideal. Kerjaan jangan ditanya. Bahkan di hal-hal simpel kayak rutinitas sehari-hari pun banyak yang aku micromanage, ingin hasil sesempurna mungkin dengan effort seminimal mungkin. Segala hal kayaknya ada nilainya. Nyebelin banget ya.
Berevolusi dengan Adit yang chill membuat aku mencoba pelan-pelan untuk melepaskan semua standar sempurna itu. Kalo emang lagi sama-sama sibuk, gapapa kok cucian piring numpuk, nanti aja dikerjainnya weekend bareng-bareng. Semisal energi seharian udah abis dan ngantuk banget, gapapa kok skip tarawih semalem. Kebetulan disini bukanya udah diatas jam 7 malem. Kadang abis makan malem tuh suka ngantuk banget ga kuat. Sekarang udah belajar memaklumi diri sendiri kalo gapapa semuanya ga ideal, asalkan itu adalah pengecualian, bukan excuse yang bisa tiap hari dilontarkan.
Selamat menjalankan ibadah di bulan Ramadan ini ya teman-teman, semoga kita semua mendapat berkah dan hikmah yang berlimpah <3 
34 notes · View notes