#prosesnya
Explore tagged Tumblr posts
irfan-bukhori · 7 months ago
Text
0 notes
mamadkhalik · 15 days ago
Text
Karena Menikah Tidak Sebercanda Itu!
Proses menikah itu adalah pendewasaan dan semua bermula saat kita sedang mempersiapkan.
Dulu, aku pernah takjub dengan novel-novel atau short movie di youtube tentang cinta dan hijrah yang mayoritas berakhir happy ending. Kalau di novel hampir selalu ada tokoh spek wali, pun kalau di short movie, pasti ada adegan yang kadang bikin kita senyum-senyum sendiri.
Apakah realitanya sama? bisa iya bisa tidak, apakah novel dan short movie itu salah? tentu tidak bisa dikatakan begitu.
Namun dari apa yang ku baca dan ku lihat, pernikahan adalah sebuah perjalanan yang jauh nan berliku. Di dalamnya terdapat kesenangan yang menyatu dengan kesedihan. Dan konten-konten itu hadir sebagai syiar sekaligus pembelajaran tentang proses pendewasaan dalam melihat pernikahan.
Setidaknya, aku merangkum beberapa hal terkait proses pendewasaan yang harus dilakukan sebelum menikah :
1. Interaksi dengan orang tua, Proses ini adalah akan menjadi cerminan interaksi dengan calon pasangan dan mertua. 2. Yang dilakukan selama 24 jam. Bermanfaatkah waktu kita? kalau sendiri saja belum mampu mengatur bagaimana bisa berbagi waktu dengan keluarga baru dan mengurus anak? 3. Interaksi dengan Al-Quran. Menikah itu soal ketenangan dan kepastian. Di Al-Quran sudah sangat jelas memberikan rambu-rambu dan bekal bagi sepasang suami istri. 4. Menentukan Calon Pendamping. Pernah ada ungkapan bahwa mengasuh anak bukan dimulai dari setelah anak itu lahir, tapi saat memilih pasangan, baik untuk calon ayah dan ibu. 5. Paham ilmu dan Mencari Guru Setiap amalan harus disertai ilmu dan setiap ilmu haruslah bersumber dari guru. Lebih lengkapnya ada di sini.
Proses-proses diatas hanya akan menjadi formalitas apabila tidak dibingkai dalam visi kehidupan.
Berkaitan dengan itu, Ust. Cahyadi memberikan sebuah pertanyaan di dalam bukunya, "Di Jalan apa engkau hendak menikah?"
tegas Beliau, "Di Jalan Dakwah, aku menikah!"
Mengapa di jalan dakwah? dari situ akan tergambar visi yang jelas bagi seorang manusia dan secara naluriah akan mengajak orang lain untuk mencapai visi itu. Dengan berada di jalan dakwah, kita akan senantiasa dekat dengan pengingat kehidupan, ilmu, orang-orang shalih, terhindar dari fitnah, dan menikmati manisnya ukhuwah.
Sekali lagi, proses pendewasaan dalam menikah adalah jalan yang panjang, dimulai dari bagiamana kita mempersiapkanya. Namun, ada satu lagi proses pendewasaan yang harus siap untuk kita hadapi, yaitu menerima takdir.
Boleh jadi hari ini ingin meminang seorang akhwat yang luar biasa atau berharap seorang ikhwan dengan spek sempurna seperti tokoh novel.
Namun yang ingin ku katakan, jodoh itu cerminan diri kita. Seseorang yang luar biasa haruslah mendapatkan orang yang luar biasa pula. Pertanyaanya, apakah pantas untuk mendampingnya?
Maka, mulai hari ini, pantaskanlah diri sembari bertaubat, memohon ampun, dan petunjuk dari Allah. Agar keberkahan senantiasa mengiringi langkah ini, agar kita dipermudah dalam prosesnya.
Pun saat pilihan kita itu tidak mendapat jawaban yang diinginkan. Percayalah, bayangan hidup yang indah bersamanya tidak kalah indah dengan bayangan hidup yang ditakdirkan oleh-Nya.
Surakarta, 20 Januari 2025
Sedang merangkum buku "Karena Menikah Tidak Sebecanda Itu" Tulisan Bang Amar Risalah, sekaligus pengingat untuk diri sendiri yang sedang belajar memahami realitas cinta.
58 notes · View notes
ffahraa · 1 month ago
Text
144
Ada yang diam-diam sedang berjuang; Ada yang diam-diam sedang merayakan,
Ada yang menangis dalam diam, sebab tak sanggup ditanya "kenapa?"; Juga ada yang berbahagia dalam diam, sebab selama ini tak pernah ditemani dalam prosesnya.
Akhir tahun nanti,
Tidur saja lebih awal sembari menikmati hujan. Tidak perlu kembang api...atau sibuk membuka sosial media yang membuatmu semakin tenggelam.
Rengkuh saja dirimu, karena kamu juara bertahannya. Berikan hadiahnya berupa tidur nyenyak tanpa pikiran yang berat.
Karena perayaan terbesarnya adalah kamu. Dan kamu, layak untuk dirayakan.
@ffahraa
85 notes · View notes
kkiakia · 10 months ago
Text
Tumblr media
Sebagai manusia, hati kita rawan sekali keliru dalam menafsirkan isyarat dari takdir atau kenyataan yang sedang di jalani.
Beberapa hal yang kita yakini itu "baik" kenyataannya belum tentu demikian.
Pun ketika sesuatu terasa menenangkan bukan berarti itu "bukan ujian."
Ketika hati sudah merasa yakin, jangan sampai kita lupa diri untuk tetap menghadirkan rasa "kepasrahan" pada Tuhan atas apa yang kita harapkan. Kenapa? Ya, karena hati kita rawan sekali keliru, berbelok dan keruh tanpa kita sadari.
Saat seseorang yang kamu kira akan menujmu ternyata Tuhan takdirkan untuk berbelok menuju orang lain, tentu harapan yang semula rimbun tadi berguguran. Pertanyaan "kenapa?"pun seketika berhamburan di kepala.
Bukankah hatimu sudah sepenuhnya yakin dan semesta pun seakan telah berpihak kepadamu selama ini?
Ingatlah bahwa jawaban pertanyaanmu tidak akan terjawab serta merta, pun hikmahnya tidak akan segera ada, jika kamu sendiri masih keras kepala menerima dan sukar untuk berdamai dengan ujian yang dihadapi.
Setelah perjalanan menanti cinta yang pernah ku alami, hal-hal yang amat kusayangkan dari diriku adalah; mengapa aku keras kepala meratapi apa yang memilih pergi, berandai-andai akan sesuatu yang jelas tidak untukku dan terlalu terpaku untuk "segera" dalam prosesnya "tanpa menikmati" setiap momen kesendirian yang amat berharga.
Pun pelajarannya; kalau Tuhan tidak menjodohkan kamu dengan dia, meski dirasa saat ini mengecewakan dan perlu waktu untuk kembali menata harapan. Dia pasti punya alasan kebaikan yang besar dibalik itu. Salah satunya diajarkan untuk tetap berpasrah dan berserah pada-Nya meski seyakin apapun kata hati. Jangan jemu untuk mengharap petunjuk dan teruslah kukuhkan keyakinan bahwa setelah kita berjuang, maka Dia yang menetapkan akan bagaimana akhirnya, dan bagaimanapun akhirnya ketetapan-Nya adalah yang terbaik.
Apapun yang Dia jauhkan dan pisahkan dari hidup kita, pasti akan diganti dengan seseorang atau sesuatu yang jauh lebih baik untukmu. Baik yang tidak hanya sebatas nampak dari permukaan pandangan tapi juga baik untuk bertumbuhnya jiwa dan ketenangan hati. Dan segala hal perihal takdir tidak selalu serta merta terwujud, kadang perlu waktu yang menguji kesabaran dan tidaklah kita diminta untuk terus bersabar dan berbaik sangka melainkan hal indah pasti akan menghampiri ketika Tuhan rasa kita telah berhasil melalui ujian yang Dia beri.
Sore, 17 April 2024 17.26 wita
186 notes · View notes
rumelihisari · 1 year ago
Text
Nasehat pernikahan untuk Rum
Rum, menikah itu sebuah perjalanan, bukan tujuan hidup. dalam perjalanan enggak semulus yang kamu kira, kadang lurus, kadang ada kerikil, kadang licin, kadang hujan badai, kadang reda. maka jadikan sabar dan syukur sebagai teman perjalananmu dengan pasangan. supaya kamu dengannya bisa sampai pada tujuan.
Rum, kalau matamu terlalu banyak memandang kehidupan rumah tangga orang lain, apalagi sosial media, pasanganmu akan selalu kelihatan kurang. memang tidak ada yang sempurna, tapi rasa cukup sudah memenuhi alasan kenapa kamu bertahan untuk bersama dalam perjalanan ini. selama ia tanggungjawab, menjadi pemimpin yang baik, dan selalu berusaha menjaga kalian dari segala maksiat yang dilakukan, itu sudah cukup, Rum. tak perlu membandingkan ia dengan lelaki manapun, jika terus seperti itu maka selamanya kamu hanya akan menemukan kekurangannya.
Rum, menikah itu bukan hanya tentang kamu dan pasangan. tapi juga keluargamu dan keluarganya. kalian akan saling terhubung dan menghubungkannya nggak selalu mudah. maka, pesanku untukmu, Rum, jangan sekalipun tinggalkan majelis ilmu, karena ilmu membantu melebur ego, walau prosesnya kadang lebih pelan. dan supaya selalu ada cahaya saat kamu menghubungkan diri pada keluarganya juga menghubungkan pasangan pada keluargamu.
Rum, tujuan dari perjalanan menikah adalah supaya dapat ridho Allah. maka tak apa jika dengannya kamu tak memiliki pencapaian dunia seperti orang-orang di sosial media. punya rumah, mobil, dll. hasil keringat berdua. yang perlu kamu resahkan adalah rumah di surga yang belum jelas kepastiannya. bahkan belum tentu dianggap penduduk di sana. maka dalam perjalanan ini pastikan kamu selalu sabar, syukur, dan hiasi terus dengan ilmu. supaya kamu dan pasangan layak jadi penghuni di surga Allah.
page 3/365
Lebak, 16.10
316 notes · View notes
avrindah · 9 months ago
Text
Sabar itu ilmu yang dipelajari seumur hidup.
Dulu ada teman yang bilang, "Kita akan diuji pada sesuatu yang paling lemah dalam diri kita,"
Ketika kita belum bisa bersabar dengan orang yang suka seenaknya, rasanya semua orang terlihat seenaknya sendiri. Kita akan merasa begitu terus sampai kita bisa sabar menghadapi orang tipe begitu.
Kita yang tahu diri masing-masing. Tidak perlu menghakimi, apalagi menilai orang tidak mampu. Seakan hanya diri ini yang paling layak hidup. Prosesnya, ini yang penting. Proses orang dalam menemukan titik kesabarannya berbeda-beda.
162 notes · View notes
diksibising · 4 months ago
Text
Kalau ingin bahagia dalam hubungan, dan beruntung dalam segala hal, menetaplah dengan satu orang. Lalu nikmati setiap prosesnya bersama-sama, bersyukur dan jangan pernah merasa kurang satu sama lain. Jangan menunggu yang sempurna, tapi sempurnakanlah yang ada. tidak ada hubungan yang sempurna, kita yang berusaha menyempurnakan itu. Sama-sama butuh, sama-sama berjuang. Effort butuh feedback, komitmen butuh kepercayaan.
92 notes · View notes
andromedanisa · 10 months ago
Text
tidak tergesa-gesa
لو تأملت في حالك لوجدت أن الله أعطاك الكثير دون أن تطلبه
فثق أن الله لم يمنع عنك حاجة رغبتها إلا و لك في المنع خيرا تجهله
"Sekiranya kau renungi perihal keadaanmu, pastilah kau dapati bahwa Allaah menganugerahkanmu banyak hal tanpa kau pinta. Karena itu, percayalah bahwa ketika Dia menghalangi tak memberi hal yang begitu engkau harapkan dan sukai tak lain karena pada hal demikian itu ada kebaikan yang engkau tak ketahui."
Kesabaran dalam berdoa adalah bahwa doa itu punya batas sesuai dengan kadar bobotnya.
Allaah pasti akan mengabulkan setiap doa yang telah dipanjatkan kepadaNya. Allaah pasti akan memberi jawaban doa seseorang selama ia bersabar dan tak tergesa-gesa.
Dari Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- secara marfū', (Nabi bersabda), "Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selama ia tidak tergesa-gesa, (yaitu) orang tersebut berkata, "Aku telah berdoa kepada Tuhanku, tetapi Dia tidak mengabulkannya untukku." Dalam riwayat Muslim (disebutkan), "Doa seorang hamba senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk dosa atau memutuskan hubungan keluarga, asalkan ia tidak tergesa-gesa." Ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa?" Beliau bersabda, "Seseorang berkata: Sungguh aku telah berdoa dan sungguh aku telah berdoa, namun aku belum melihat dikabulkannya doaku," maka ia pun merasa rugi (putus asa) ketika itu sehingga meninggalkan doa."  Hadis sahih - Muttafaq 'alaih
apa kunci dikabulkannya doa Nabi Zakariyyah alaihi salam? tentu kesabarannya. 70 tahun lamanya baru Allaah kabulkan doa Nabi Zakariyyah. selama 70 tahun Nabi Zakariyyah alaihissalam mengulang-ulang doanya setiap hari kepada Allaah tanpa tergesa-gesa.
berapa lama Nabi Yaqub alaihissalam berdoa agar Allaah pertemukan dengan Nabi Yusuf alaihissalam? Berpuluh-puluh tahun lamanya sampai ada yang mengatakan 40 tahun barulah Allaah mengabulkannya.
berapa lama Nabi Ayyub alaihissalam berdoa kepada Allaah agar mengembalikan semuanya? Tepat 20 tahun lamanya Nabi Ayyub alaihissalam berdoa yang mana Allaah abadikan dalam surah Al-Anbiya ayat 83
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
Tidak sulit bagi Allaah untuk mengabulkan doa-doa para Nabi. Allaah lebih tahu segalanya. yang tersirat dari keteladan mereka adalah kesabaran tanpa batas. iya, sabar. nikmati setiap prosesnya.
akan ada batas waktunya dimana doa itu akan terkabul. yang perlu kamu yakini adalah bahwa setiap jawaban doa adalah iya pasti dikabulkan.
ada seorang perempuan bercerita kepada temanku, beliau menikah diusia 25 tahun. Allaah kabulkan doanya dengan kehadiran buah hati diusia beliau yang tidak muda lagi 45 tahun. 20 tahun lamanya beliau berdoa, dan selama itu Allaah baru mengabulkan doanya. padahal banyak manusia disekitarnya meragukan bahwa beliau ini akan hamil dan memiliki buah hati.
tentang doa teringat dengan perkataan Ibnu Qoyyim rahimahullaah, "Doa itu ibarat panah yang dilesatkan ke langit. tapi untuk mencapai langit ia butuh waktu."
"Berdoalah kepada Allaah dalam keadaan yakin bahwa doa tersebut akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allaah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai (yang tidak yakin bahwa doanya akan dikabulkan)." (HR. Tirmidzi 3479)
...
dan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk melepaskan dan memulangkan semua kekhawatiran dengan doa-doa yang sungguh-sungguh mengharap Rahmat dan ampunan Allaah semata..
18 Ramadhan 1445 Hijriah
147 notes · View notes
fadillahh · 6 months ago
Text
Kalo dah dapat kuncinya, akan mudah kita membukanya.
Kalo dah dapat arahnya, akan mudah kita menempuhnya.
Kalo dah dapat polanya, akan mudah kita mengerjakannya.
Pahami rumusnya. Pahami cara mainnya. Pahami cara kerjanya, agar kemudahan selalu menyertai prosesnya.
73 notes · View notes
nonaabuabu · 8 months ago
Text
Pulang
Aku memutuskan pulang ke rumah, di pelosok yang akses apapun susah. Hidup layaknya orang desa yang bergantung kepada hasil tani.
Dulu saat aku pertama kali pulang dari rantau, tahun 2018, aku masih 23 tahun, baru lulus, emosi nggak stabil dan masih butuh validasi sosial bahwa aku sarjana yang bisa mengubah hidup keluarga.
Sekarang saat aku melakukannya ketiga kali, aku sudah belajar banyak soal pilihan hidup, soal jalan manapun yang kita tempuh adalah baik, selama prosesnya kita tidak mengkhianati hal-hal fundamental dalam hidup. Aku juga sudah tidak memiliki lingkungan yang ingin aku beri kesan, aku tahu apa yang kuinginkan.
Bila harus jujur apa rasanya lebih baik di rumah, tergantung kau mau dengar dari sisi mana. Jika dari akses senang-senang, aneka makanan yang menyenangkan dan tempat estetik, tentu tidak. Aku yang menerapkan lebih banyak mengonsumsi protein dan intermediate fasting setengah tahun belakangan, sekarang kembali ke porsi tiga kali sehari dan kadang hanya pakai sayur daun ubi rebus pakai sambal terasi.
Tapi jika kau bicara tentang kenyamanan lain, aku lupa kapan aku tidur senyenyak sekarang meski udara malam di desaku dinginnya tak bersahabat. Aku terbangun tidak lagi dengan perasaan kosong. Jam 10 malam aku sudah terlelap, pukul 5 aku sudah bangun dengan perasaan yang baik. Aku memasak, aku membereskan rumah, menyiapkan kebutuhan adikku sekolah, kebutuhan ayahku ke sawah, mencuci dan pekerjaan rumah lainnya. Dan aku merasa lebih baik.
Setiap hari aku menemukan satu hal baru untuk aku kerjakan. Selama ini keluargaku di rumah hanya bertiga, ayah, abang dan adek lelakiku. Jadi kalian bisa bayangkan seberapa banyak sudut rumah yang berdebu, perabotan yang sudah lama tidak dibersihkan.
Meski ini bukan pertama kali aku di rumah dan mengurus ketiga lelaki ini, rasanya ini masa di mana aku melakukannya dengan perasaan yang lebih ringan dan menyenangkan. Mungkin, mungkin saja aku sudah sesiap itu jadi ibu rumah tangga yang baik, hehehe.
Tetangga masih saja ada mengeluarkan kata yang tidak menyenangkan, tapi sekarang aku tahu cara membuat mereka paham tanpa harus bersusah payah bersikap menyebalkan untuk membungkam mereka. Toh pada akhirnya mereka juga mampu membuka diri, bahwa hidup ini tak selalu seperti orang lain dan hidup secara ideal sebagaimana perempuan berpendidikan dari desa dengan usia 29 tahun.
Di rumah aku tetap ke sawah, tetap ke kebun, tetap mengerjakan pekerjaan rumah dan tetap menulis. Dibandingkan dengan saat bekerja kepada orang lain, aku merasa masa ini aku mampu menggunakan waktuku sebaik mungkin. Perbedaannya, jika dulu aku bekerja demi memenuhi perut sekarang aku melakukannya dengan sukarela.
Mungkin terlalu dini mengatakan ini sebagai rasa betah dan nyaman, mengingat aku baru dua minggu di rumah. Entah nanti bagaimana, tapi di tempat yang jauh dari hiruk pikuk dunia ini, aku sudah menemukan jalan yang kuinginkan sebagai diri sendiri.
Pedalaman Negeri, 02 Juni 2024
83 notes · View notes
esbatubulet · 6 months ago
Text
Ini hanya tentang perjalanan. Jangan pikirkan bagaimana endingnya, nikmati saja prosesnya..
65 notes · View notes
mutiarafirdaus · 7 months ago
Text
Ikhtiar Perempuan Menemukan Pendamping Hidup (1)
Aku pernah menemani seseorang yang berkali-kali proses taaruf. Berkali-kali Allah belum kehendaki juga proses itu terjadi. Sampai suatu hari dia minta untuk bertemu di masjid. Berdua saja. Ia ingin ada ruang untuk menangis sesenggukan.
Di tempat dimana tak ada orang yang ia kenali harus melihatnya memakai topeng tangguh. Di tempat dimana ia merasa tenang, tapi tetap butuh seorang teman. Menangis bukan karena menggugat takdir Rabb Semesta Alam. Tapi menangis kelelahan menanggung harapan dari orang-orang sekitar. Lelah sekali ia. Kami berpelukan.
Ingatkan tentang, bahwa sejatinya jika belum Allah kehendaki bukan karena Allah tak mau beri, tapi Allah selamatkan kita dari rencana takdir yang kita pikir indah dijalani. Allah ingin kita maksimal dan meraih Surga lewat peluang yang saat ini Allah bentangkan.
Baik itu jalan studi, berbakti, berkhidmat untuk umat, merawat luka diri sendiri, ataupun peluang lainnya yang aroma Surga tercium disana.
Aku juga pernah menemani sepasang anak manusia yang berproses taaruf. Sudah sampai tahap pengenalan orangtua. Sudah sampai pembahasan mahar dan lainnya. Tetiba kandas prosesnya. Terguncanglah mereka berdua.
Butuh waktu untuk kembali menata. Butuh orang-orang baru untuk kembali menemani dan senantiasa memberikan penguatan, bahwa proses pernikahan tetap akan selalu layak untuk diperjuangkan. Dan mereka mau.
Memulai kembali dengan lebih hati-hati prosesnya. Dengan sikap yang lebih dewasa. Dengan harapan yang lebih ditata. Dengan niat yang lebih dikuatkan untuk selalu Lillahi Ta'ala. Dengan keyakinan bahwa Allah pasti siapkan jalan keluar bagi orang-orang yang mau berusaha.
Lantas sejauh mana sebetulnya perempuan boleh berikhtiar untuk menemukan pendamping hidupnya? Sampai batas mana kita mengangkat tangan kelelahan dan ingin memilih berhenti saja memikirkannya?
103 notes · View notes
mamadkhalik · 1 month ago
Text
Empati
Memang benar, keimanan seseorang itu ngaruh banget dengan cara kita berinteraksi dengan orang lain. Kalau bener kita mendalami Sirah Nabawiyah, di situ banyak banget keteladanan yang bisa kita ambil.
Tumblr media
Beberapa bulan kebelakang cukup nguras mental banget dalam mengelola dauroh. Namun, setelah mendalami keteladan sirah dari bukunya Kang Zein tentang konsep tawakal dan sakina, saya berkesimpulan kalau segala konflik yang muncul itu sumbernya emang dari diri kita sendiri. Dari perspektif, ketenangan, dan empati ketika melihat masalah.
Soal empati, sederhananya dimulai dari respon kita atas realisasi jobdesk anggota yang barangkali kurang maksimal. Kalau di dunia profesional, tetap perlu ada ketegasan. Tapi kalau berbicara 'dunia yang dibangun dengan keikhlasan bergerak' kita perlu lebih bijak menyikapinya.
Best practicenya, kalau ada minus realisasi lapangan, usahakan jangan emosi. Kalaupun pengen marah, usahakan cari ruang aman dari gawai agar tidak ceroboh dalam meluapkanya semisal di grup wa. Soalnya baru dapat cerita dari adik tingkat yang hemat saya kontraproduktif dan sepele sekali masalahnya.
Lebih lanjut, ambil jeda sebentar, lalu bangun komunikasi yang baik dan fokus pada solusi masalah bukan siapa yang salah. Terdengar normatif memang tapi ya harus gitu.
Terakhir, jadikan setiap masalah yang hadir sebagai energi untuk belajar dari prosesnya. Jika kita mampu merangkai hikmah, insyaAllah kita akan menjadi pribadi yang lebih bijaksana.
Surakarta, 27 Desember 2024
Menulis dengan tenang karena baru gajian
48 notes · View notes
ffahraa · 7 months ago
Text
117
Kalau kamu nemuin tulisan ini,
"Semangat ya...boleh menyesal karena tidak melakukan sesuatu yang baik itu sejak dulu, tapi menyesalnya jangan lama-lama. Kata temanku, nggak ada kata terlambat untuk memulai, kok.
Garis waktu setiap orang itu berbeda. Nggak usah bandingin diri kita sama yang lain. Kita lahir di tanggal yang berbeda. Kalaupun tanggalnya sama, tempatnya-nya berbeda. Saudara kembar pun lahir di waktu yang berbeda, kan? Kata Ayah, se-enggak beruntungnya kita, masih ada yang lebih enggak beruntung lagi.
Nikmati prosesnya, sakitnya, jatuhnya, dan hal-hal nggak enak di tengah dunia yang hanya menghargai hasil dan pencapaian. Kata Ibu, semua kesulitan itu pasti mengajarkan kita pada sesuatu. Apapun itu.
Nggak papa kalau nggak sempurna. Karena memang ngga ada yang sempurna di dunia ini, kan?"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Apa urusanku dengan dunia ini?! Tidaklah aku di dunia melainkan ibarat pejalan kaki yang berlindung di bawah naungan sebatang pohon, istirahat, lalu pergi meninggalkannya.’’(HR. Tirmidzi).
@ffahraa
100 notes · View notes
kkiakia · 11 months ago
Text
Tumblr media
Aku pernah menunggumu, yang rasanya memakan waktu amat panjang sebelum kita saling bertemu.
Diantara rentang waktu itu, awal mulanya aku sangat antusias. Aku menebak-nebak siapa dirimu, namamu? Kapan, dimana dan dengan cara bagaimana kita akan bertemu? Bagaimanakah perangaimu, apakah aku pantas mendapatkan yang terbaik? Namun, bertahun-tahun pertanyaan yang aku ajukan kepada-Nya, tidak memberikanku kunci jawaban apapun.
Bosan menunggu, aku pun memutuskan untuk mencarimu. Diantara pilihan dan kemungkinan yang berserakan.
Namun, ambisi tanpa persiapan diri yang serius dan niat hati yang mungkin kala itu belum sepenuhnya kokoh, hanya membuatku tersesat karena keliru memaknai ujian perasaan dalam berbagai bentuk pertemuan dengan orang-orang di persimpangan takdir, hingga hanya kekecewaan demi kekecewaan yang ku telan.
Di tengah reruntuhan harapan yang menimpa. Butuh waktu panjang bagiku, untuk sadar diri bahwa untuk "menemukan dan ditemukan" aku harus sungguh-sungguh meluruskan niat, berbenah diri dan belajar mensyukuri segala keadaan yang dijalani salah satunya dengan menikmati masa kesendirian. Mengisinya dengan melakukan hal-hal baik yang menyenangkan hati dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga.
Perlahan-lahan, aku berjuang menerima diriku apa adanya, seluruh bekas luka, penyesalan dan kecerobohan yang pernah ku lakukan. Aku tidak lagi membenci separuh diriku yang penuh coretan hitam. Sebab tanpa coretan-coretan kesalahan itu, mungkin aku tidak akan mengenal kata "dewasa dan bertumbuh."
Perlahan-lahan, aku membangun kembali kepercayaan diriku yang sempat hancur berkeping-keping. Kuberikan banyak terima kasih untuk diriku yang mau berupaya bangkit dari keterpurukan. Aku tidak lagi mengutuki diriku karena selalu gagal. Aku tidak lagi mengatakan bahwa kisah cintaku selalu sial. Aku banyak meminta maaf kepada Allah dan diriku sendiri karena selalu mengkerdilkan diriku dengan prasangka buruk.
Aku belajar untuk bersabar dan berbaik sangka. Aku tidak lagi mencarimu dalam banyak kemungkinan dan prasangka, aku memintamu dalam tengadah doa-doa dan kepasrahan.
Aku tidak lagi menunggumu sambil meratapi waktu yang berlalu, aku belajar menikmati indahnya masa kesendirian apa adanya.
Aku menunggumu, sembari belajar banyak hal tentang kehidupan dan menghargai diriku seutuhnya dengan cinta.
Hingga tibalah hari itu, ketika takdir bekerja diluar dugaan, mempertemukan kita dengan cara sederhana sebagai dua teman yang lama sekali tidak berjumpa. Allah kirimkan isyarat pada ketukkan yang sama di hati kita berupa keyakinan untuk saling menikah. Kemudahan demi kemudahan mengikuti prosesnya. Restu demi restu selalu tercurah dari keluarga dan sahabat-sahabat terdekat kita.
Ternyata kunci jawaban tentangmu selalu ada, hanya saja untuk menemukannya aku harus selesai dengan porak-poranda diriku terlebih dahulu, melalui berbagai ujian kehidupan yang sukar dan penuh makna, agar ketika telah menjalani pernikahan ini, tidak ada lagi penyesalan yang mengikuti. Allah Maha baik, telah mengatur segalanya pada waktu terbaik dan melalui dirimu kita saling mengisi segala ketidaksempurnaan agar menjadi rasa dan kata cukup.
Kini kita telah berjalan setahun bersama, ada banyak ragam cerita dan pelajaran yang mengiringi tiap langkah yang ditapaki. Ternyata waktu yang amat panjang sebelum kita satu, adalah sebuah kesempatan untuk mempersiapkan diri dan rentang waktu yang harus amat kita syukuri. Sebab, masa lajang sama berharganya dengan masa setelah pernikahan. Dan setiap masa tak akan terulang dua kali. Nanti, jika peran kita Allah ridhai untuk bertambah lagi semoga kita selalu pandai mensyukuri segala keadaansebagai hamba-Nya.
Dalam bentang jarak, 6 Maret 2024 22.50 wita
171 notes · View notes
birubaru · 7 months ago
Text
Jul~ kemarin, Juni terlalu menguras energi dan pikiran. Kulihat kau pun datang dengan buah tangan setumpuk perihal yang masih perlu kuselesaikan. Perjuangan belum kelar, kata juni. Lalu ia menitipkan harapan dan sekotak mimpi padamu untuk diselesaikan.
Jul, prosesnya masih tidak mudah. Sisa sisa keberanian kadang berjatuhan, berserakan di lantai. Aku masih kerap memungutnya, lagi dan lagi. Maksutku, mari berteman dihari-hari melelahkan sekalipun. Tapi jul, kadang katanya menyerah juga sebuah langkah yang harus diambil. Bagaimana menurutmu jul?
Jul, memang benar aku menunggu sebuah kabar yang kau hadirkan di tengah-tengah kedatanganmu. Meski begitu ingatkan aku untuk menyiapkan ruang untuk segala kemungkinan.
68 notes · View notes