#pisaukue
Explore tagged Tumblr posts
ragabaru · 2 months ago
Text
jikalau nanti kau baca pesan ini, dan aku sudah tidak lagi duduk bersama kau di sana. aku harap kau mengerti bahwa tajamnya pisauku ternyata tidak cukup tajam untuk menusuk apa yang berhasil melukaiku.
aku bersyukur dikelilingi orang yang mencintaiku, orang yang berhasil membuatku menyadari bahwa hidup memang tidak selalu mudah, tapi akan selalu ada jalan jika kita mau berusaha. aku juga bersyukur bisa ada di titik ini, bersama dengan orang-orang yang menyanyangiku. tapi maaf, bila aku mengecewakan kalian sebab aku tidak mampu berjuang selayaknya yang diharapkan.
maaf, bila aku tidak bisa menjadi apa yang dibayangkan.
maaf, bila salahku kerap tidak bisa dimaafkan.
maaf, bila diriku banyak mengecewakan.
maaf, aku meninggalkan semua di saat berantakan.
maaf, jika menjadi berantakan ternyata merepotkan kalian.
maaf, jika sedihku menyusahkan.
maaf, jika lelahku kerap menjadi lelah kalian juga.
aku mengira bisa kuat bertahan, tapi nyatanya ada beban yang jauh di luar kemampuanku. ada sesuatu yang kendalinya bukan ada padaku. ada hal yang tak bisa aku ukur tolak keberhasilannya.
kelak, jika kau temukan pesan ini. sampaikan pada orang itu, bahwa
tak baik jika kita tidak bisa menghargai waktu orang lain.
tak baik jika kita menjadikan diri sendiri korban dan menempatkan orang lain sebagai pelaku.
tak baik jika selalu merasa tersakiti.
tak baik jika punya kepala terlalu keras.
tak baik jika merasa menang sendiri.
tak baik jika egois.
tak baik jika menempatkan effort orang lain di urutan paling bawah.
tak baik jika menganggap ilmu adalah apa yang sebatas ada di kepala.
tak baik jika berpendidikan namun tidak bermoral.
tak baik membunuh mental orang lain.
tak baik,
tak baik,
tak baik,
tak baik membuat orang lain menangis kepada Tuhan-nya.
tak baik membuat orang lain mengadu kepada Tuhan-nya.
dan, tak baik membuat orang lain menangis dalam sujud-nya.
27/09/2024 02:17
0 notes
aridblacksmith · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Materi Baja SUP9A - Panjang Bilah : 25cm - Panjang gagang : 14cm - Tertebal : 5mm - Terlebar : 4cm - Gagang tanduk Rusa Asli dengan Hiasan Kuningan Asli Ukiran Batik manual, sarung Kulit asli Pisau ini Cocok D gunakan / di bawa untuk berburu, tapi bisa juga di pakai Untuk sembelih Hewan dll, karena bilah sudah dalam keadaan Tajam sekali WA 👉 0896 5791 2594 WA Direct klik 👉 https://bit.ly/2zDHyGH #Pisau #pisauikan #pisaulucu #pisaujagung #pisauchef #pisaulipat #pisaucukurelektrikmurah #pisaukoki #pisaukue #pisausisikikan #pisaucukurelektril #pisaushabbychic #pisauset #pisaudagingmurah #pisausayur #pisaugunung #pisaucukur #pisauminniemouse #pisauserbaguna #pisauindonesia #pisaukarakter #pisaudapurhellokitty #pisaumultifungsi #pisaucukuralis #pisauminnie #pisauoutdoor #pisaupink #pisauoxone #pisaukomando #pisaupoles (di Agen Perkakas I Kang ARID) https://www.instagram.com/p/Bu833R3n1zZ/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=ohn22f2zu90e
0 notes
tulisanorganik · 3 years ago
Text
Definisi terbaik dalam sebuah hari adalah kita , kita memandang segalanya dalam sehari dengan indera kita.
Aku menganggap hari ini adalah hari yang buruk karena aku salah membeli ayam , ya , seharusnya aku membeli ayam fillet tanpa tulang tapi kenapa yang datang adalah ayam bertulang.
Menyalahkan diri adalah tindakan terbaik , aku memotongnya dengan sedikit belokan pada pisauku aku mengiris2 daging yang menempel.
Ah kecil sekali fillet yang kudapat , lantas apa yang harus aku lakukan dengan sisa ayam ini?
Tulang (holiholi) : seharusnya bisa dibuat semacam kaldu tapi sepertinya tidak bisa
Kulit (HulingHuling) : bisa kujadikan kulit crispy
Sisa Daging (tagir2 ni juhut) : entah, bisa kucampur untuk daging crispy
Akhirnya aku mengambil telur untuk kupecahkan , hanya saja , aku salah mengambil telur rebus , SIALAN !
akhirnya telur sudah kupecahkan , aku membumbui tepung dan membalur daging dan kulit , dan semut telah merayap di sekeliling meja dapur. Aku harus membersihkannya sebelum aku dimarahi.
Dan tepat! , Ibuku datang dan aku takut jika dapurku yang kacau tersingkap. Aku membuang ayamku yang berbalur tepung itu.
Dalam kesialanku , aku memutuskan untuk tidak kemana2 hingga suatu saat , seseorang menghubungiku , ya seseorang , ia mengajakku untuk pergi setelah ia beribadah.
Aku memesan ronde , dan ia makan pangsit , kami hanya berbincang sebentar di sebuah lapo ,
"Amang tahe , diboto do hamu ? ,Husalah manuhor manuk do sadarion"
Kutumpahkan keluh kesahku yang mencair dari otakku yang membeku karena kemarahan. Hanya senyuman yang terlihat , dan sebuah makanan hangat , dan suasana yang ramai karena acuhnya masyarakat akan wabah yang mendera dunia
1 note · View note
heyitsastry-blog · 5 years ago
Text
Tidak Sengaja
Aku tidak sengaja menabraknya, setika bajunya merah. Aku lihat di tanganku, syukurlah jus tomat ku tidak tumpah dan kupikir aku tidak terlalu bersih membersihkan pisauku.
1 note · View note
absurdmarjinal · 5 years ago
Text
Kaku
Tampaknya suatu kesalahan telah aku lakukan. Di kemudian hari aku akan dihukum. Aku berencana untuk lari. Kesalahan yang kuperbuat tidaklah rumit. aku hanya melempar pisau kepada seseorang.
"Kau telah melempar Pisau itu ! Sidik jarimu sudah ketahuan"
Bentak polisi itu kepadaku. aku tidak bisa berkutik. Benar , aku lah yang melempar pisau itu. Apakah aku salah melempar pisau ?. Aku digiring oleh Polisi tersebut untuk dimasukan ke penjara. di saat aku berjalan, pisauku yang lainya jatuh. Aku menoleh ke arah pisau itu. Ia kaku dan tak bergerak, Siapakah yang salah ? , Apakah si pelempar ? atau si Pisau. Mungkin si Pelempar yang bersalah. Pisau itu diam dan tak berbuat apapun.
Mungkin aku harus menjadi pisau. Tiba2 aku ingin mengkakukan tubuhku. Tubuhku terasa kaku , dan kakulah diriku , Polisi itu bingung
"HEIIII !!!!! , Jangan berpura2 kau, besok kau akan menjalani rekontruksi pembunuhan"
Teriak polisi itu
Aku tetap kaku. Tubuhku seakan berat. Akupun diangkat oleh beberapa polisi. Mereka menendang, menyiramku, aku tetap pada pendirianku , yaitu Kaku. Hingga benda tumpul itu mengenai kepalaku.
"Aku....... Siapakah aku??" kegelapan , hanya itu yang kulihat. Sang Polisi heran dengan diriku yang tak bergerak.
Polisi pun berkata "Anak ini tidak bisa bergerak tapi dia lupa siapa dirinya, Apa mungkin ia hilang ingatan",
Aku tertidur, Bangun2 , aku sudah ada di tempat kejadian perkara. Tiba2 aku bisa bergerak tetapi tanganku sangat lemas. Matahari yang bisu itu memancarkan sinar terik. Polisi itu berkata
"PEGANG PISAU ITU !", bentak polisi itu. Tanganku masih bergetar dan tak kuat memegang pisau itu. Polisi itu segera merampas pisau itu. "Lihat aku melempar", Polisi itu melempar pisau tersebut , dan menancap pada sebuah batang pohon. Aku seperti mendengar Pohon itu menangis.
"Kau melempar seperti itu kan ? Seperti lemparanku kan ?" , Tanya Polisi itu kepadaku. Tiba2 sang Komandan polisi itu berteriak "TANGKAP DIA !", polisi yang melempar pisau itu ditangkap , Ditengah kekacauan itu aku berjalan ke arah pohon tersebut , kucabut pisau itu dengan tangan lemas, aku menangis dan memeluk pohon itu, "Maafkan diriku"
3 notes · View notes
ochiweagle · 3 years ago
Text
memori terus bergerak
maju ataupun mundur
sayangnya seringkali tersandung setiap ingin bergerak maju
sulit menolak amarah setiap kali tak sengaja menoleh ke memori lama
sakit sekali
andai pisauku kini tak kubiarkan patah berkarat,
mungkin akan berakhir saling melukai
rasanya susah sekali merasa tenang
berisik.
0 notes
aashrfi · 5 years ago
Text
00 . 00
Sayang aku datang pukul 00.00 WIB.
jangan tidur apalagi sampai mengunci pintu.
ada sebuah permainan yang akan kita operasikan.
ialah permainan tutup mata.
tapi agak kontradiktir.
kau tak mesti meraba dimana posisi badanku.
cukup bertumpu disitu.
aku yang akan mendekatimu.
tapi maaf sayang, pisauku lebih dulu bersarang di ulu hatimu.
tanganku merekah digenangi darahmu.
kau dijerat teriakan tak bersuara.
aku tak tahan lagi dihantui rindu berekor-ekor.
akan mutasi rindu dan rohmu ke alam abadi.
maaf sayang, aku tak bisa hadir dihari pemakamanmu.
sebab, sedetik selepas itu
aku juga mati diserapah tuhan.
semoga kita abadi, sayang.
0 notes
liputanbecek · 5 years ago
Text
Istriku Diperkosa Maling Brutal
Tumblr media
Istriku Diperkosa Maling Brutal - Liputan Becek.
Tumblr media
Istriku Diperkosa Maling Brutal Tiba-tiba sebuah suara keras membangunkan kami di tengah malam. Fatimah istriku memeluk lenganku saking ketakutannya. Suara itu datang dari arah dapur. Sepertinya kaca yang jatuh berantakan. Naluriku mengatakan ada hal yang tak beres ada di dalam rumah ini. Aku bangun dan menyalakan lampu. Istriku berusaha menahan aku. Dengan hati-hati aku bangun dan membuka pintu dan melangkah ke dapur. Aku kaget dengan ketakutan yang amat saat muncul sosok asing di bawah jendela dapurku. Nampak di lantai kaca jendela pecah berserakan. Pasti dia ini maling yang hendak mencuri di rumah kami. Sama-sama kaget dengan gesitnya pencuri ini berdiri dan melangkah pendek menyambar pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih gede dari aku. Dengan rambut dan jambangnya yang nggak bercukur nampak begitu sangar. Dengan pakaiannya yang T-Shirt gelap dan celana jeans bolong-bolong, dia menyeringai mengancam aku dengan pisau dapur itu. Aku memang lelaki yang nggak pernah tahu bagaimana berkelahi. Melihat ulah maling ini langsung nyaliku putus. Dengan gemetar yang sangat aku berlari kembali ke kamar tidurku dan menutup pintunya. Namun kalah cepat dengan maling itu. Aku berusaha keras menekan untuk mengunci sebaliknya maling itu terus mendorong dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, “ada apa Maass.. Toloonngg.. Tolongg..” Istriku Diperkosa Maling Brutal - Liputan Becek. Namun teriakan itu pasti sia-sia. Rumah kami adalah rumah baru di perumahan yang belum banyak penghuninya. Tetangga terdekat kami adalah Pak RT yang jaraknya sekitar 30 rumah kosong, yang belum berpenghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang berbeda adalah bentangan kali dan sawah yang luas berpetak-petak. Sejak pernikahan kami 2 tahun yang lalu, inilah rumah kredit kami yang baru kami tinggali selama 2 bulan ini. Upaya tarik dan dorong pintu itu dengan pasti dimenangkan oleh si maling. Aku terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan leluasa memasuki kamar tidur kami. Dia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku agar tidak berteriak-teriak sambil mengancam hendak memotong leherku. Istriku seketika ‘klakep’ sepi. Sambil menodongkan pisau ke leherku dengan kasar, aku diraihnya dengan menarik bajuku keluar dari kamar. Matanya nampak menyapu ruangan keluarga dan menarikku mendekat ke lemari perabot. Pasti dia nyari-nyari benda berharga yang kami simpan. Dia menemukan lakban di tumpukkan macam-macam peralatan. Dengan setengah membanting, dia mendorong aku agar duduk di lantai. Dia me-lakban tangan dan kakiku kemudian mulutku hingga aku benar-benar bungkam. Dalam keadaan tak berkutik, aku ditariknya kembali ke kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sambil menangis histeris. Namun itu hanya sesaat. Maling ini sungguh berpengalaman dan berdarah dingin. Dia hanya bilang, “Diam nyonya cantiikk.. Jangan membuat aku kalap lhoo..” kembali istriku ‘klakep’ dan sepi. Istriku Diperkosa Maling Brutal - Liputan Becek. Nampak maling itu menyapukan pandangannya ke kamar tidurku. Dia melihati jendela, lemari, tempat tidur, rak kaset dan pesawat radio di kamarku. Dia sepertinya berpikir. Semuanya kusaksikan dalam kelumpuhan dan kebisuanku karena lakban yang mengikat kaki tanganku dan membungkam rapat mulutku. Tiba-tiba maling itu mendekati Fatimah, istriku yang gemetar menggulung tubuhnya di pojok ranjang karena shock dan histeris dengan peristiwa yang sedang terjadi. Dengan lakbannya dia langsung bekap mulutnya dan direbahkannya tubuhnya di ranjang. Aku tak kuasa apa-apa hanya mampu tergolek dan berkedip-kedip di lantai. Aku melihat bagaimana sorot mata ketakutan pada wajah Fatimah istriku itu. Ternyata maling itu merentangkan tangan istriku dan mengikatnya terpisah di kanan kiri kisi-kisi ranjang kayu kami. Demikian pula pada kakinya. Dia rentangkan dan ikat pada kaki-kaki ranjang. Dan akhirnya yang terjadi adalah aku yang tergolek lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku telentang dan terikat di ranjang pengantin kami. Istriku Diperkosa Maling Brutal - Liputan Becek. Perasaanku sungguh tidak enak. Aku khawatir maling ini berbuat di luar batas. Melihat sosoknya, nampaknya dia ini orang kasar. Tubuhnya nampak tegar dengan otot-ototnya yang membayang dari T-Shirt dekilnya. Aku taksir tingginya ada sekitar 180 cm. Aku melihat matanya yang melotot sambil menghardik, “diam nyonya cantiikk..” saat melihat istriku yang memang nampak sangat seksi dengan pakaian tidurnya yang serba mini karena udara panas di kamar kami yang sempit ini. “Aku mau makan dulu ya sayaang.. Jangan macam-macam.” Dia nyelonong keluar menuju dapur. Dasar maling nggak bermodal. Dia ngancam pakai pisauku, ngikat pakai lakbanku, sekarang makan makananku. Nampak istriku berontak melepaskan diri dengan sia-sia. Sesekali nampak matanya cemas dan ketakutan memandang aku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dengan maksud melarangnya bergerak banyak. Hemat tenaga. Sesudah makan, maling itu gelatakan membukai berbagai lemari dan laci-laci di rumah. Dia nggak akan dapatkan apa-apa karena memang kami nggak punya apa- apa. Aku bayangkan betapa wajahnya akan kecewa karena kecele. Kudengar suara gerutu. Nampaknya dia marah. Istriku Diperkosa Maling Brutal - Liputan Becek. Dengan menendang pintu dia kembali masuk ke kamar tidur kami. Membuka lemari pakaian dan mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi lemari hingga lantai penuh berserakan. Dia buka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan imitasi istriku. Karena tak mendapatkan apa yang dicari, maling itu mengalihkan sasaran kekecewaan. Dia pandangi istriku yang telentang dalam ikatan di ranjang. Dia mendekat sambil menghardik, “mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin dimana..?” Tangannya yang mengkilat berotot bergerak meraih baju tidur istriku kemudian menariknya dengan keras hingga robek dan putus kancing-kancingnya. Dan yang kemudian nampak terpampang adalah bukit kembar yang begitu indah. Payudara Fatimah yang sangat ranum dan padat yang memang selalu tanpa BH setiap waktu tidur. Nampak sekali wajah maling itu terkesima. Kini aku benar-benar sangat takut. Segala Kemungkinan bisa terjadi. Aku saksikan adanya perubahan raut mukanya. Sesudah tidak mendapatkan uang atau benda berharga, dia jadi penasaran. Dia merasa berhak mendapat pengganti yang setimpal. Maling itu lebih mendekat lagi ke Fatimah dan dengan terus memandangi buah dadanya yang sangat sensual itu. Pelan-pelan dia duduk di tepian ranjang. Istriku Diperkosa Maling Brutal - Liputan Becek. “Dimana kamu simpan uangmu nyonya cantiikk..?” sambil tangan turun menyentuh tubuh Fatimah yang sama sekali tak bisa menolak karena kaki dan tangannya terikat lakban itu. Dan tangan itu mulai mengelusi dekat payudaranya. Ampuunn.. Kulihat bagaimana mata Fatimah demikian paniknya. Dia merem memejamkan matanya sambil memperdengarkan suara dari hidungnya, “hheehh.. Hheehh.. Heehh..”. Istriku mengeluarkan air mata dan menangis, menggeleng-geleng kepalanya sambil mengeluarkan dengus dari hidungnya. Dan sentuhan maling itu tidak berhenti di tempat. Air mata istriku merangsang dia semakin brutal. Tangan-tangannya dengan tanpa ragu mengelus-elus dan kemudian meremas-remas buah dada Fatimah serta bagian tubuh sensitif lainnya. Hal ini benar-benar membuat darahku menggelegak marah. Aku harus berbuat sesuatu yang bisa menghentikan semua ini apapun risikonya. Yang kemudian bisa kulakukan adalah menggerakkan kakiku yang terikat, menekuk dan kemudian menendangkan ke tepian ranjangku. Maling itu terkaget namun sama sekali tidak bergeming. Istriku Diperkosa Maling Brutal - Liputan Becek. “Hey, brengsek. Mau ngapain kamu. Jangan macam-macam. Jangan ganggu istrimu yang sedang menikmati pijitanku,” dia menghardik aku. Dan aku memang langsung putus asa. Aku tak mungkin berbuat apa-apa lagi. Kini hanya batinku yang meratapi kejadian ini. Dan yang terjadi berikutnya adalah sesuatu yang benar-benar mengerikan. Maling itu menarik robek seluruh busana tidur istriku. Dia benar-benar membuat Fatimah telanjang kecuali celana dalamnya. Lantas dia rebah merapatkan tubuhnya di sampingnya. Istriku nampak bak rusa rubuh dalam terkaman serigala. Dan kini pemangsanya mendekat untuk mencabik-cabik untuk menikmati tubuhnya. Dari matanya mengalir air mata dukanya. Dia tak mampu berbuat apa-apa lagi. Dalam setengah telanjangnya aku kian menyadari betapa cantiknya Fatimah istriku ini. Dia tunjukkan betapa bagian-bagian tubuhnya menampilkan sensualitas yang pasti menyilaukan setiap lelaki yang memandangnya. Rambutnya yang mawut terurai, pertemuan lengan dan bahu melahirkan lembah ketiak yang bisa menggoyahkan iman para lelaki. Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jari kelingking sangat menantang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Begitu dahsyat mempesona syahwat. Aku sendiri terheran bagaimana aku bisa menyunting dewi secantik ini. Dan kini maling brutal itu menenggelamkan mukanya ke dadanya. Dia menciumi dan menyusu payudaranya seperti bayi. Dia mengenyoti pentil istriku yang nampaknya berusaha berontak dengan menggeliat-geliatkan tubuhnya yang dipastikan sia-sia. Dengan semakin beringas nafsu nyolongnya kini berubah menjadi nafsu binatang yang dipenuhi birahi. Dengan gampang dia menjelajahkan moncongnya ke sekujur tubuh Fatimah. Dia merangsek menjilat-jilat dan menciumi ketiak istriku yang sangat sensual itu. Inilah pesta besarnya. Dia mungkin tak pernah membayangkan akan mencicipi nikmat tidur dengan perempuan secantik Fatimah istriku ini. Menjarah dengan kenyotan, jilatan dan ciumannya maling ini merangsek ke tepian pinggul Fatimah dan kemudian naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan nafasnya yang memburu dia menjilati puser Fatimah sambil tangannya gerayangan ke segala arah meremas dan nampak terkadang sedikit mencakar menyalurkan gelegak nafsu birahinya. Perlawanan istriku sudah sangat melemah. Yang terdengar hanyalah gumam dengus mulut tersumpal sambil menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai ungkapan penolakannya. Mungkin ketakutan serta kelelahannya membuat stamina-nya ‘down’ dan lumpuh. Sementara sang maling terus melumati perut dan menjilat-jilat bagian-bagian sensual tubuhnya. Kebringasan serta kebrutalan hasrat syahwat maling ini semakin meroket ke puncak. Jelas akan memperkosa istriku di depan aku suaminya. Dia bangun dari ranjang dan dengan cepat melepasi T-Shirt serta celana dekilnya. Dia menelanjangi dirinya. Aku terkesima. Maling itu memiliki postur tubuh yang sangat atletis dan menawan menurut ukuran tampilan tubuh lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat karena keringatnya, nampak dadanya, otot lengannya, perutnya begitu kencang seperti pelaku binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya sungguh serasi banget. Yang membuat aku terperangah adalah kemaluannya. Kontol maling itu begitu mempesona. Muncul dari rimbun jembutnya kontol itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang juga berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang mendesakinya. Besar dan panjangnya di atas rata-rata kemaluan orang Asia dan nampak sangat serasi dalam warna hitaman pada awalnya kemudian sedikit belang kecoklatan pada leher dan ujungnya. Lubang kencingnya muncul dari belahan bonggol yang mekar menantang. Kesan kekumuhan awal yang kutemui dari rambut dan jambang yang tak bercukur serta pakaiannya yang dekil langsung musnah begitu lelaki maling ini bertelanjang. Dia nampak sangat jantan macam jagoan. Dalam ketakutan dan panik, istriku Fatimah melihat saat maling itu bangun dan dengan cepat melepasi pakaiannya. Begitu lelaki maling itu benar-benar telanjang, aku melihat perubahan pada wajah dan mata istriku. Wajah dan pandangannya nampak terpana. Yang belumnya layu dan kuyu kini beringas dengan mata yang membelalak. Mungkin karena ketakutannya yang semakin jadi atau karena adanya ’surprise’ yang tampil dari sosok lelaki telanjang yang kini ada bersamanya di ranjangnya. Anehnya pandangannya itu tak dilepaskannya hingga ekor matanya mengikuti kemanapun lelaki maling itu bergerak. Walaupun aku tak berani menyimpulkan secara pasti, menurut pendapatku wajah macam itu adalah wajah yang diterpa hasrat birahi. Adakah birahi Fatimah bangkit dan berhasrat pada lelaki maling yang dengan brutal telah mengikat dan menelanjangi tubuhnya di depan suaminya itu. Ataukah ’surprise’ yang disuguhkan lelaki itu telah membalik 180 derajat dari takut, marah dan benci menjadi dorongan syahwat yang dahsyat yang melanda seluruh sanubarinya? Ahh.. Aku dirasuki cemburu buta. Aku sering mendengar perempuan yang jatuh cinta dengan penculiknya. Lelaki maling itu turun dari ranjang dan merangkak di depan arah kaki Fatimah yang terikat. Dia meraih kaki Fatimah yang terikat dan mulai dengan menjilatinya. Lidahnya menyapu ujung-ujung jari kaki istriku kemudian mengulumnya. Aku menyaksikan kaki Fatimah yang seakan disengat listrik ribuan watt. Kaget meronta dan meregang-regang. Aku tidak pasti. Apakah itu gerak kaki untuk berontak atau menahan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu terus menyerang dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Demikian dia melakukan pada kedua tungkai kaki istriku untuk mengawali lumatan dan jilatan selanjutnya menuju puncak nikmat syahwatnya. Dengan caranya maling itu memang sengaja menjatuhkan martabatku sebagai suami Fatimah. “Mas, istrimu enak banget loh. Boleh aku entot ya? Boleh.. Ha ha ha ... Aku entot istrimu yaa..” Dan aku di sini yang tergolek macam batang pisang tak berdaya hanya mampu menerawang dan menelan ludah. Namun ada yang mulai merambati dan merasuk ke dalam sanubariku. Aku ingin tahu, macam apa wajah Fatimah saat kontol maling itu nanti menembusi kemaluannya. Dan keingintahuanku itu ternyata mulai merangsang syahwat birahiku. Dalam tergolek sambil mata tak lepas memandangi ulah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas tubuh pasrah istriku yang jelita, kontolku jadi menegang. Aku ngaceng. Kusaksikan betapa maling itu merangsek ke selangkangan istriku. Dia menciumi dan menyedoti paha Fatimah serta meninggalkan merah cupang di setiap rambahannya. Namun yang membuat jantungku berdegup kencang adalah geliat-geliat tubuh istriku yang terikat serta desah dari mulutnya yang terbungkam. Aku sama sekali tidak melihatnya sebagai perlawanan seorang yang sedang disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku nampak begitu hanyut menikmati ulah maling itu. Aku memastikan bahwa Fatimah telah tenggelam dalam hasrat seksualnya. Dia menggeliat-geliat dan menggoyang-goyangkan tubuhnya teristimewa pinggul serta pantatnya. Fatimah dilanda kegatalan birahi yang sangat dahsyat dan kini nuraninya terus menjemput dan merindui kenyotan bibir si maling itu. Pada saat itu, aku berusaha tetap berpikir positif. Bahwa sangat berat menolak godaan syahwat sebagaimana yang sedang dialaminya. Secara pelan dan pasti kontolku sendiri semakin keras dan tegak menyaksikan yang harus aku saksikan itu. Dan klimaks dari pergulatan ‘perkosaan’ itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke bibir vagina Fatimah. Dia menyedot dan mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tak terelakkan.. Dalam kucuran keringat yang terperas dari tubuhnya, Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Pantatnya semakin diangkatnya tinggi-tinggi. Dia nampak hendak meraih orgasmenya. Bukan main. Biasanya sangat sulit bagi Fatimah menemukan orgasme. Kali ini belum juga maling itu melakukan penetrasi, dia telah dekat pada puncak kepuasan syahwatnya. Ah.. Lihat ituu.. Benar.. Fatimah meraih orgasmenya.. Dia mengangkat tinggi pantatnya dan tetap diangkatnya hingga beberapa saat sambil terkejat-kejat. Nampak walaupun tangannya terikat jari-jarinya mengepal seakan hendak meremas sesuatu. Dan kaki-kakinya yang meregang mengungkapkan betapa nikmat syahwat yang sedang melandanya. Itulah yang bisa ditampilkan olehnya dikarenakan tangan serta kakinya masih terikat ke ranjang. Dan sang maling tanggap. Sebelum keburu Fatimah kelelahan, dia naik menindih tubuh istriku dan menuntun kontolnya ke lubang vaginanya. Beberapa kali dia mengocok kecil sebelum akhirnya kemaluan yang lumayan gede dan panjangnya itu tembus dan amblas ditelan memek istriku. Maling itu langsung mengayun-ayunkan kontolnya ke lubang nikmat yang sepertinya disemangati oleh istriku dengan menggoyang dan mengangkat-angkat pantat dan pinggulnya agar kontol itu bisa menyentuhi gerbang rahimnya. Aku sendiri demikian terbakar birahi menyaksikan peristiwa itu. Khususnya bagaimana wajah istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatuh ke dahi dan alisnya. Kontolku sangat tertahan oleh celana sempitku. Aku tak mampu melakukan apa-apa untuk melepaskan dorongan syahwatku. Genjotan maling itu semakin cepat dan sering. Aku pastikan bahwa maling itu sedang dirambati nikmat birahinya. Kontolnya yang semakin tegar kaku nampak licin berkilat karena cairan birahi yang melumurinya nampak seperti piston diesel keluar masuk menembusi memek istriku. Aku bayangkan betapa rasa nikmat melanda istriku. Dengan kondisinya yang tetap terikat di ranjang, pantatnya nampak naik turun atau mengegos menimpali pompaan kontol lelaki maling itu. Sebentar lagi spermanya akan muncrat mengisi rongga kemaluan istriku. Dan nampaknya istrikupun akan mendapatkan orgasmenya kembali. Orgasme beruntun. Bukan main. Selama menikah, aku bisa hitung berapa kali dia berkejat-kejat menjemput orgasmenya. Namun bersama maling ini tidak sampai 1 jam dia hendak menjemput orgasmenya yang ke dua. Saat-saat puncak orgasme serta ejakulasinya semakin dekat, lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Fatimah dan tangannya meraih kemudian melepas lakban di mulut istriku. Namun dia tak memberinya kesempatan untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Aku saksikan mereka saling berpagut. Dan itu bukan pagutan paksa. Istriku nampak menimpali lumatan bibir maling itu. Mereka tenggelam dalam nikmatnya pagutan. Dan ahh.. ahh.. aahh.. Maling itu melepas cepat pagutannya dan sedikit bangkit. Dia menyambar pisau dapur yang masih ada di dekatnya. Dengan masing-masing sekali sabetan kedua ikatan tangan Fatimah terbebas. Dan pisau itu langsung dilemparkannya ke lantai. Tangan maling itu cepat memeluki tubuh istriku serta bibirnya memagutinya. Dan tanpa ayal dan ragu begitu terbebas, tangan istriku langsung memeluki tubuh lelaki maling ini. Kini aku menyaksikan persetubuhan yang nyaris sempurna. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung tenggelam mendekati puncak syahwatnya. Hingga... “Aarrcchh.. Cantikk.. Aku keluaarr.. Hhoohh.. Ampun enaknyaa..” Istriku juga mendesis hebat, tak ada omongan namun jelas, dia kembali meraih orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas dia bisa melampiaskan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu dan menancapkan kukunya. Nampak bilur sejajar memanjang di kanan kiri punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat terluka dan berdarah. Masih beberapa saat mereka dalam satu pelukan sebelum pada akhirnya lelaki maling itu bangkit dan menarik kontolnya dari kemaluan istriku. Aku langsung menyaksikan spermanya yang kental melimpah tumpah dan meleleh dari lubang vagina Fatimah. Sesaat mata maling itu melihati tubuh istriku yang nampak lunglai. Dia lantas bergerak efektif. Maling itu turun dari ranjang, memakai celana dan T-Shirt nya. Dia mencopot selembar sarung bantal. Dia mengeluarkan dari kantongnya HP-ku dan HP istriku, jam tangan, perhiasan dan segepok uang simpananku, mungkin hanya sekitar 500-an ribu rupiah. Dia masukkan hasil curiannya ke sarung bantal itu. Tak sampai 2 menit sejak turun ranjang, dia langsung keluar dan kabur meninggalkan aku yang masih terikat tak berdaya di lantai dan Fatimah yang telanjang sesudah diperkosanya. Dia telah mencuri barang-barangku dan menikmati tubuh dan kemaluan istriku. Fatimah nampak bengong sambil melihati aku, “Maaf, maass.. Aku harus memuaskan nafsu syahwatnya agar dia tidak menyakiti Mas..” Agen Poker Online - Agen Domino99 Online - Agen Capsa Susun Online - Agen Ceme Online - Agen Bandar Ceme Online - Agen Bandar Capsa Online - Agen Super10 Online - Agen Omaha Online - Agen Bola SBOBET - Agen Bola IBCBET - Agen Casino 338a - Agen Joker - Agen Slot Games Fatimah sudah siap dengan alibinya. Aku hanya diam. Nikmat seksual memang bisa mengubah banyak hal. Judi Poker - Judi Domino99 - Judi Capsa Susun - Judi Ceme - Judi Bandar Ceme - Judi Bandar Capsa - Judi Super10 - Judi Omaha - Judi Bola SBOBET - Judi Bola IBCBET - Judi Casino 338a - Judi Joker - Judi Slot Games Hingga kini, sesudah 8 tahun menikah hingga mempunyai 2 anak, aib itu tak pernah diketahui orang. Kami sepakat menyimpannya dalam-dalam. onoPoker Agen Ceme Bola Casino Joker Deposit Pulsa OVO GoPay Sesekali kulihat istriku bengong. Aku memakluminya. Setidaknya memang postur tubuhku serta kaliber kemaluanku tak mungkin mengimbangi milik lelaki maling itu.
Tumblr media
Read the full article
0 notes
gempitahujan · 7 years ago
Quote
Aku kira pisau yang ku punya sudah yang paling tajam, nyatanya salah. Pisauku tak mampu membelah dirimu yang ada dalam diriku.
1 note · View note
angrinianggi-blog · 8 years ago
Quote
semakin kau dekap, semakin dalam pisauku kan menancap
AnggiAngrini
2 notes · View notes
balikita · 4 years ago
Photo
Tumblr media
Keberanian
RENUNGAN PAGI :
Suatu ketika seorang Indian muda, mendatangi tenda ayahnya. Di dalam sana, duduk seorang tua, dengan pipa panjang yang mengepulkan asap. Matanya terpejam, tampak sedang bersemedi. Hening,
“Ayah, bolehkah aku ikut berburu besok pagi?” tanya Indian muda itu memecahkan kesunyian disana.
Mata sang ayah membuka perlahan, sorot matanya tajam, memandang ke arah anak paling disayanginya itu. Kepala suku itu hanya diam.
“Ya ayah, bolehkah aku ikut berburu besok? Lihat, aku sudah mengasah pisauku. Kini semuanya tajam dan berkilat.” Tangan si kecil merogoh sesuatu dari balik kantung kulitnya.
Sang ayah masih diam mendengarkan.
“Aku juga sudah membuat panah-panah untuk bekalku berburu. Ini, lihatlah ayah, semuanya pasti tajam. Busurku pun telah kurentangkan agar lentur. Pasti aku akan menjadi Indian pemberani yang hebat seperti ayah. Ijinkan aku ikut ayah.” Terdengar permintaan merengek dari si kecil.
Suasana masih tetap senyap. Keduanya saling pandang. Terdengar suara berat sang ayah, “Apakah kamu sudah berani untuk berburu?.”
“Ya” segera terdengar jawaban singkat dari si kecil.
“Dengan pisau dan panahku, aku akan menjadi yang paling hebat.”
Sang ayah tersenyum, “Baiklah! Kamu boleh ikut besok, tapi ingat kamu harus berjalan di depan pasukan kita. Mengerti?” Sang Indian muda mengangguk.
Keesokan hari, pasukan Indian telah siap di pinggir hutan. Kepala suku, dan Indian muda, berdiri paling depan, “Hari ini anakku yang akan memimpin perburuan kita. Biarkan dia berjalan di depan.”
Indian muda itu tampak gagah. Ada beberapa pisau yang terselip di pinggang. Panah dan busur, tampak melintang penuh di punggungnya. Ini adalah perburuan pertamanya.
Si kecil berteriak nyaring, “Ayo kita berangkat.”
Mereka mulai memasuki hutan. Pohon-pohon semakin rapat, dan semak semakin meninggi. Sinar matahari pun tak leluasa menyinari lebatnya hutan.
Mulai terdengar suara-suara dari binatang yang ada disana. Indian kecil yang tadi melangkah dengan gagah, mulai berjalan hati-hati. Parasnya lemas dan takut. Wajahnya sesekali menengok kebelakang, kearah sang ayah. Linglung, dan ngeri.
Tiba-tiba terdengar beberapa suara harimau mengaum. “Ayah…!!!” teriak si kecil.
Tangannya menutup wajah, dan ia berusaha lari ke belakang. Sang ayah tersenyum melihat kelakuan anaknya, begitupun Indian lainnya.
“Kenapa? Kamu takut? Apakah pisau dan panahmu telah tumpul? Mana keberanian yang kamu perlihatkan kemarin?” Indian muda itu terdiam.
“Bukankah kamu bilang, pisau dan panahmu dapat membuatmu berani? Kenapa kamu takut sekarang? Lihat Nak, keberanian itu bukan berasal dari apa yang kau miliki. Tapi, keberanian itu datang dari sini, dari jiwamu, dari dalam dadamu.” Tangan kepala suku menunjuk ke arah dada si kecil.
“Kalau kamu masih mau jadi Indian pemberani, teruskan langkahmu. Tapi jika, didalam hatimu masih ada jiwa penakut ikuti langkah kakiku.”
Indian muda itu masih terdiam.” Setajam apapun pisau dan panah yang kau punya, tak akan membuatmu berani kalau jiwamu masih penakut. Sekuat apapun busur telah kau rentangkan, tak akan membuatmu gagah jika jiwa pengecut lebih banyak berada didalam dirimu.”
“Aauummmm…” Tiba-tiba terdengar suara harimau yang mengaum kembali. Indian muda kembali pucat. Ia memilih untuk berjalan di belakang sang ayah.
Keberanian bukanlah rasa yang dimiliki oleh orang yang menganggap dirinya memiliki segalanya. Keberanian adalah berasal dari hati dan bukan dari materi yang kita miliki. Keberanian adalah sesuatu yang tersembunyi yang membuat orang tak pernah gentar walau apapun yang dia hadapi.
Keberanian datang dari dalam diri kita sendiri. Keberanian adalah sesuatu yang melingkupi perasaan kita, dan menjadi bekal dalam setiap langkah yang kita ayunkan. Jangan gentar dan jangan surut untuk melangkah
https://www.taobali.org/keberanian/
0 notes
senandunglara · 6 years ago
Text
Pujaan
Imajinasiku kali ini mungkin sedikit dewasa, tapi ya inilah yang ada di benakku. Selamat menikmati, apapun yang kau nikmati!
Saat yang ku tunggu-tunggu pun tiba, berkenalan dengan sosok lelaki yang sebelumnya hanya bisa ku kagumi dari kejauhan. Jaka, seorang lelaki yang sungguh memesona dan memikat hati.
Terhitung tiga bulan aku mengaguminya, dan baru setelah waktu itulah aku menemukannya di sebuah sosial media. Hari demi hari ku pantau kesehariannya, tanpa berani mengirim sedikit pun pesan kepadanya.
Setelah satu minggu, aku pun tak kuasa untuk tidak mengirimkan nya sebuah pesan. Dimulailah petualanganku.
Banyak hal yang kita perbincangkan lewat pesan-pesan singkat itu. Hingga pada suatu hari, Jaka mengajakku untuk berkencan, "Saras, jalan yuk?" Tanpa pikir panjang, akupun langsung mengiyakan ajakan nya!
---
Hari ini adalah hari yang sangat ku tunggu, kali pertama aku berkencan dengan lelaki yang sudah cukup lama ku kagumi.
Kami berencana tuk menonton film di rumah persinggahan nya di bawah kaki sebuah gunung. Namun sebelum itu, kami menuju tempat kost rekan nya dengan tujuan menambah energi laptopku, karena di rumah persinggahan nya itu tidak ada listrik.
Sampailah kami di tempat kost. Kata demi kata terlontar, dilanjutkan dengan cerita hidup yang saling kita berikan, ditemani sebotol minuman yang membuat semakin hangatnya malam itu.
---
Rumah persinggahan itu cukup nyaman. Hanya saja butuh lebih banyak peneranangan untuk membuat rumah itu semakin nyaman.
Diputarlah sebuah film, masih dengan ditemani sebotol penghangat. Hingga kesadaranku pun perlahan menghilang... "Udah, gak kuat" aku berkata.
Setengah sadar aku pun bercumbu dengannya, hanyut dalam kenikmatan. Namun kemudian.. "Ahhhh, apa yang dia lakukan?" Hatiku berkata. Setengah dari alam sadarku merasa ada sesuatu yang menusuk ke dalam kewanitaanku, "Ohhhh, tidak! Tolong jangan renggut keperawananku!" Entah terucap atau tidak kalimat itu.
---
Cahaya matahari pagi itu bersinar tepat ke arah wajah kami. Ya, kami yang sedang bercumbu di pagi hari. Kelopak mataku terangkat dan seketika aku menyaksikan senyuman indah yang tersinggung di bibir nya.
Namun... "Kenapa kewanitaanku terasa sakit sekali?" Seketika itu sebuah bayangan menghantui pikiranku! "Mimpi kah aku semalam melakukan kebusukan itu? Atau....." aku langsung bergegas merapikan pakaianku dan beranjak, "Mau ke mana kamu?" Ia pun terkejut dan bertanya. "Hmm, aku mau ke toilet."
Saat ku buka pakaian dalamku, betapa terkejutnya aku melihat pemandangan berdarah di sana! "Oh Tuhan, apa yang dia lakukan?" Aku begitu panik dan marah.
Dengan kemunafikan, aku bertanya padanya "Semalem kita ngapain?" Dan dengan terkejut ia pun menjawab "Hah? Gak ngapain2 koo, kita tidur." Sambil merubah raut wajah menjadi memohon, aku pun menjawab "Hmm aku ngerasain ko, gak usah takut, aku menikmatinya hihi". Wajahnya pun kembali sumringah "Heheheh iyaa, maaf ya.", aku hanya tersenyum dan berkata "Lagi yuk, aku ingin merasakannya dengan penuh kesadaran hehe"
---
Kami pun kembali bercumbu, sambil tangan nya tak henti-henti meraba sekujur tubuhku. Desahan demi desahan terlontar dari masing-masing kami. Ahhhh, dia mulai menggerayami kewanitaanku. Tak ingin kalah, tanganku pun mulai ku selipkan pada celana pendek yang ia kenakan.
Bibirnya dan bibirku terus berpagut, sambil tangan kami tak berhenti memberikan kenikmatan satu sama lain pada area intim. Tiba saatnya ia meminta kesempurnaan kenikmatan. Aku pun berkata "Aku di atas yaa". "Saatnya telah tiba!" Batinku berkata.
"Ahhhhh" kata itu terus terlontar dari mulut nya hingga matanya tertutup rapat, terbuai dalam kenikmatan. "Dia telah tenggelam dalam kenikmatan, ini saatnya!" Batinku berkata.
Perlahan ku tarik pisau lipatku dari saku belakang celanaku, aku ayunkan dan mendarat tepat pada leher sebelah kirinya dengan pendaratan yang panjang! "A..a..." desahannya berubah menjadi sebuah penderitaan, tangan nya refleks menahan alur keluar darah.
Aku cabut pisauku dari lehernya, lalu aku buat pisauku menari di dada nya, "Hahahaha nikmat bukan mengambil keperawanan seorang perempuan suci?" Aku goreskan tinta merah di dadanya dengan bentuk abstrak. Tak puas dengan hal itu, aku tarik pisau itu ke bagian perutnya. Aku tusukan sedalam yang ku mampu, lalu aku membuat bentuk lingkaran di perut nya.
Ahhhh indah bukan? Aku tarik daging perut nya, dan terlihatlah isi dari perutnya dengan genangan darah yang menggoda. Usus. Hal pertama yang ku incar. Aku tarik ususnya keluar, aku potong-potong layaknya sosis. Ahhhh nikmat sekali perlakuan ini.
Setelah puas dengan perut nya, aku pun beralih ke kepala nya. Sambil aku elus rambutnya, sambil aku berkata "Tampannya kamu, andai saja kau tidak bermain api denganku." Aku mulai menguliti wajahnya dengan pisauku yang sudah berlumuran darah. Memotong batang hidungnya, dan mencongkel bola matanya. "Matamu bagus, aku jadikan kenang-kenangan ya"
---
Mengingat waktu yang semakin siang, aku pun bergegas membersihkan diri dan pergi dari tempat itu. Untungnya aku tau jalan lain selain jalan utama menuju persinggahan itu.
Ahhh akhirnya, sampai juga aku dipemukiman. Aku istirahat sejenak di sebuah warung sambil beralasan bahwa aku akan menuju puncak dari gunung ini. Namun tiba-tiba, seseorang berkata "Jangan sekarang neng, mending neng pulang lagi aja, itu di atas ada yang dibunuh sadis. Takutnya neng malah pingsan lagi pas ngeliat." Lalu dengan santai aku pun menjawab sambil mengalihkan pembicaraan "Oh gitu yaa bu, yaudah deh. Ngomong2, toilet di sebelah mana ya bu? Saya mau bersihin bercak merah di tangan saya nih"
0 notes
flyuptotheskyy · 7 years ago
Text
Membenci mu
Aku ingin membunuhmu
dengan segala kepedihan
yang menjadi mata pisauku.
Akan kukukiti harapmu
dengan sebatas ucap
mencuap menguap lalu lenyap.
Kupenggal kepala dengan wajah tampanmu
dari jaring-jaring ingatan yang terbang bersama angin malam.
Kuteguk seluruh darah
yang membuatku hilang arah.
Parah, aku membencimu semakin gerah.
0 notes
pubmarine · 7 years ago
Text
Jangan Tengok Ke Belakang
Biar nanti akan kutuliskan semua tentangmu agar melengkapi catatan ilusiku semata. Lalu aku akan berteriak “persetan kalian semua”. Kau akan berlari menjauh selagi aku mengambil pisau. Kau akan terus berlari meninggalkan bayangku dengan pisau di tangan. Kau takut melangkah terlalu jauh karena kau masih melihat ke belakang. Lalu aku mengejarmu tapi tenagaku hanya separuh darimu. Kau tak sadar aku sudah berhenti mengejarmu. Pisauku sudah terasah tinggal kutusukkan pada perutku. Biarkan aku saja yang mati. Aku berdiam dengan genangan darah menyelimutiku. Dan ketika aku hampir mati tiba-tiba kau kembali. Pandanganmu menyaratkan rasa muak tapi kau mungkin kasihan padaku karena kau membantuku merawat luka tusukanku. Aku mencoba pulih tapi sial sudah tak ada lagi dewi fortuna di hidupku. Aku merasa seperti bunga berduri yang setelah dipetik kau buang karena duriku menusuk jarimu. Lupakan kejadian tempo hari. Kau boleh pergi. Aku akan berhenti mengejar dan akan kulepaskan anganku dengan sayap patahku yang kian membusuk dari hari ke hari. Satu saranku, jangan pernah tengok ke belakang.
0 notes
anescapist · 7 years ago
Text
Pekerjaanku sehari-sehari hanyalah pencari identitasmu.
Bukan karena obsesi.
Tapi karena aku berusaha masuk ke kehidupanmu, diam-diam.
Berada dekat dengan tempatmu berpijak.
Lalu dengan senang hati menancapkan pisauku di punggung manismu.
Melihat kau meringis dan berlutut.
Dendamku usai semudah itu.
Teruntuk: 94
0 notes
sukaonline · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Di Pagi Hari Yensi Harahap Di pagi hari Aku ingin menanyakanmu sesuatu Saat hujan berbicara Menyembunyikan sedikit suara Langkah-langkahmu Apakah kamu melihat pisauku? Aku ingin menusukkan pisau Yang mana terukir namamu Lalu kau melakukan hal yang sama Seperti kebodohan Romeo dan Juliet Oh ... jangan tersenyum dulu Itu hanya sebuah teks subjudul Yang aku curi Di pagi hari #stupidity #poems #poemsofinstagram #puisipendek #puisiku #puisi #english #englishpoetry #englishpoems #menulispuisi #menulis #poetrygram #poetry #authour #authorlife #writersofinstagram #writer #writingpoems #writingpoem #
0 notes