#pesilat dewasa
Explore tagged Tumblr posts
Text
Senarai Pesilat Berbakat yang Layak Dicalonkan dalam Anugerah Silat Kebangsaan 2023 (ASK2023)
Abdul Aziz Saleh – PSGFM Abdul Rahman Mohd Haris – PSGFM Abdullah Basir – ASM, Australia Abdullah Mohd Ali Imran – PSGFM Adam Danish Nufaiel bin Mohamad Fahmi – PSGFM Ahmad Al-Kurayyim Mohammad Nazrol Salleh – PSGFM Ahmad Irsyad bin Syahriman – Putrajaya Ahmad Syahmi Shah bin Ahmad Fahmi – PSGFM Ahmad Yaseen Mohamad – PSGFM Aisha Amiera binti Zakaria – PSGFM Akbari Adam Zayn bin…
#anugerah pesilat terbaik#anugerah silat#Anugerah Silat Kebangsaan 2023#anugerah silat kebangsaan Malaysia#ASK2023#ASK2023 nominees#ASM#bakat muda silat#bakat silat#calon ASK2023#calon pesilat#generasi muda silat#jurulatih silat#jurulatih silat terbaik#kategori ASK2023#kejohanan silat#kelab silat cemerlang#kelab silat terbaik#ksofb#pencapaian antarabangsa silat#pencapaian emas silat#pencapaian gemilang silat#pencapaian silat#pengiktirafan silat#perkembangan silat#pertandingan silat#pesilat berbakat#pesilat berbakat 2023#pesilat dewasa#pesilat kanak-kanak
0 notes
Text
Polres Lamongan Berhasil Ungkap 9 Kasus Yang Melibatkan Oknum Pesilat
LAMONGAN – Polres Lamongan berhasil mengungkap 9 kasus kekerasan yang melibatkan perguruan silat, dalam periode Januari hingga Mei. Wakapolres Lamongan Kompol Akay Fahli, mengungkapkan, dari 9 kasus tersebut, Satreskrim Polres Lamongan mengamankan sebanyak 19 orang tersangka. “Dari 19 tersangka ini, 15 diantaranya orang dewasa dan 4 lainnya masih dibawah umur atau anak-anak,” kata Kompol Akay…
View On WordPress
0 notes
Text
14 Medali Emas Didapat Pesilat Desa Les di Wapres Cup 2022
BALIPORTALNEWS.COM, BULELENG - Atlet silat Desa Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali berhasil memboyong 14 medali emas dalam kejuaraan nasional (Kejurnas) piala Wakil Presiden (Wapres) Cup 2022 yang digelar di GOR Padepokan TMII, Jakarta. Tidak hanya medali emas pesilat dari perkumpulan Bakti Negara Desa Les ini juga berhasil meraih 2 medali perak dan 2 perunggu di Kejuaraan yang digelar dari 24 sampai 25 Desember 2022 tersebut. Perbekel Desa Les Gede Adi Wistara saat dihubungi melalui telepon menyampaikan dalam Kejurnas yang diikuti sekitar 3.600 orang peserta itu, Ia memboyong sebajang 20 atlet dan 5 official. Para peserta yang ikut berlomba diantaranya terdiri dari siswa SD, SMP, SMA/SMK, dan Dewasa/Umum, mereka bertarung sekuat tenaga untuk bisa merebut medali di ajang Wapres Cup 2022. "Kita berangkat dengan jumlah atlet sedikit dibandingkan peserta lain, dan kami bangga sekali ternyata atlet-atlet mampu meraih 14 medali emas, 2 medali perak, dan 2 perunggu," terangnya Senin (26/12/2022). Adapun nama-nama atlet peraih medali diantaranya untuk medali emas ditingkat SD ada Gede Roby Febo dan Gede Satria Gesha Wicaksana. Emas ditingkat SMP ada Luh Sandra Maharani, Luh Putu Dyah Sekar Jagat, Made Budi Arta Yadnyana, Gede Suta Tanaya, I Made Krisna Dwiatmika, Ketut Gusti Juli Artawan, Gede Taru Gunawan, Komang Cahaya Tri Pararta, dan Made Rendra Gunawan. Emas ditingkat SMA/SMK ada Ni Luh Luh Putri Kusuma Dewi, Ni Luh Seri Peri Artini, dan Made Ariawan Dana. Untuk nama peraih medali perak ditingkat SD ada Kadek Weda Ariana serta Nyoman Yudiantara. Ditingkat SMP Putu Juni Antari dan Ketut Rebiani. Sedangkan untuk nama peraih medali perunggu dewasa/umum ada dua orang yakni Made Budiarta Putra serta Made Sumedang. Dalam Kejurnas itu, Adi Wistara mengakui jika atlet Bakti Negara Desa Les harus kalah di Semifinal tepatnya di kategori Dewasa/Umum saat melawan perwakilan Jawa Barat yang dinilainya cukup tangguh. Meski begitu melalui ajang Kejurnas ini pihaknya tetap berharap mental para atlet lebih meningkat dan kedepan bisa mempersembahkan yang lebih baik lagi. Prestasi Pencak Silat Desa Les ini, memang bukan yang pertama kali. Bangkit kembali sejak 2017 lalu dan resmi dikukuhkan tahun 2018 dengan total atlet sampai saat ini ada sekitar 50 orang mulai dari SD, SMP, SMA/SMK. Bakti Negara Desa Les sudah pernah mengharumkan Buleleng di tingkat Provinsi dalam ajang Kejurda Bali Open Competition 2022 yang berlangsung di GOR Lila Buana Denpasar dan berhasil keluar sebagai juara umum 2 kelas laga dengan raihan 18 emas, 3 perak, 2 perunggu. "Kita juga sudah pernah mengikuti beberapa kejuaraan yang berlangsung di Provinsi maupun di Kabupaten dan terbaru Kejurnas Wapres Cup 2022. Untuk di Porprov Bali kemarin atlet kita belum bisa berpartisipasi dikarenakan umur," imbuhnya. Kini melalui raihan prestasi yang didapat pihaknya berharap kedepan agar Pemerintah Kabupaten Buleleng lebih memperhatikan tidak hanya di Pencak Silat namun olahraga lainnya. Perhatian itu kata Wistara mungkin bisa dalam bentuk pengalokasian dana yang dilebihkan dari sebelumnya. "Kita tentu sampaikan terimakasih pula kepada sejumlah pihak yang mendukung para atlet agar bisa ikut berlaga di Kejurnas Wapres Cup 2022. Harapan kami ke depan bagaimana agar olahraga tidak hanya Pencak Silat bisa lebih diperhatikan lagi utamanya menyangkut pengalokasian dana," pungkas Adi Wistara.(dar/bpn) Read the full article
0 notes
Text
Pemuda Pamekasan Raih Prestasi Kejuaraan Banyuwangi Championship II Tahun 2022
Pemuda Pamekasan Raih Prestasi Kejuaraan Banyuwangi Championship II Tahun 2022
PAMEKASAN, MaduraPost – Lima pesilat muda tingkat dewasa hingga anak usia dini dari Perguruan Pencak Silat Gabungan Anti Jahat (PEPSI Gajah) Cabang Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa timur berhasil membawa pulang medali dari kejuaraan Opent Tournament Pencak silat Banyuwangi Championship II Tahun 2022. Kejuaraan Tournament Pencak Silat Banyuwangi Championship II Tahun 2022 tingkat nasional ini…
View On WordPress
0 notes
Photo
Ternyata susu yang sering diminum oleh anak-anak ini juga bermanfaat untuk orang dewasa loh, khususnya perempuan. Karena dengan campuran sedikit air jeruk nipis saja, susu dancow ini bisa membantu untuk perawatan wajah kamu. Menggunakan masker susu dancow dan jeruk nipis, ternyata dapat membantu perempuan untuk mendapatkan berbagai manfaat, yaitu : Mencerahkan kulit wajah, Menghilangkan flek hitam, mengecilkan pori-pori, melembabkan kulit, mengencangkan dan mengatasi kulit berminyak. Nah, jika kamu tertarik untuk mencoba, kamu bisa ikuti langkah-langkah berikut ini. Bahan: • 5sdm susu dancow bubuk putih • 1� cup air • 1 buah jeruk nipis • Handuk kecil Cara Pembuatan: • Potong jeruk nipis menjadi dua bagian dan peras. • Campur perasan jeruk nipis tersebut dengan 5 sendok makan susu dancow bubuk. • Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk rata. Tapi, jangan sampai terlalu encer, ya! Cara Pengaplikasian : • Rendam handuk kecil dengan air hangat • Bersihkan muka terlebih dahulu dengan handuk hangat kecil tersebut agar pori-pori wajah terbuka. • Oleskan masker susu dan jeruk nipis pada wajah secara merata. • Diamkan selama 10 menit. • Lalu bilas wajah dengan air hangat hingga bersih. • Gunakan 2-3 kali seminggu untuk hasil maksimal. . Gunakan sabun Black Pearl Contact Person / Info Produk : BLACK PEARL SEMARANG. 081914442221. Website : http://biospraykumurah.blogspot.com/2019/05/sabun-keluarga-indonesia.html?m=1 #wanita #omteloletom #dagelan #sexy #ppap #nutrisi #renang #savegempi #peninggibadan #pesilat #pilot #pramugari #supergrowup #caratinggi #obattinggi #tinggialami #solusipendek #polisi #tentara #indonesia #perwira #traveller #travelling #onlineshop #tiktok #viral #basket https://www.instagram.com/p/BzR2xVpHHwu/?igshid=1nn8c7tmctfh9
#wanita#omteloletom#dagelan#sexy#ppap#nutrisi#renang#savegempi#peninggibadan#pesilat#pilot#pramugari#supergrowup#caratinggi#obattinggi#tinggialami#solusipendek#polisi#tentara#indonesia#perwira#traveller#travelling#onlineshop#tiktok#viral#basket
0 notes
Photo
Bedah Buku Fmaily MIPA 2014 #TemanNgabuburitmu Day 11 "Ayah" Penulis : Irfan Hamka Penerbit : Republika Oleh : Diah Retno Yuniarni
Buku ini menceritakan sosok Buya Hamka dari perspektif anak nya bernama Irfan Hamka. Sekarang Irfan Hamka berusia 70 tahun dan menuliskan kisah perjalanan hidup sang Ayah dan Ummi dengan begitu indah. Irfan menceritakan Buya Hamka sebagai seorang ayah sekaligus ulama terpandang di Indonesia yang begitu mengutamakan nilai Aqidah.
Disini, disebutkan sejarah Hamka saat kecil yang begitu berat sehingga menjadi kuat lah Hamka saat dewasa dan menjadi Ayah.
Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi Wasallam yang berbunyi,
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan masing-masing mempunyai kebaikan,” (HR Imam Muslim, dari Abu Hurairah, Bulughul Maram).
Buya Hamka tidak hanya kuat dalam hal fisik, namun juga pendirian.
1. Kuat dalam hal fisik Dari segi fisik, Buya Hamka adalah sosok yang kuat fisiknya. Dalam buku tersebut diceritakan bahwa Buya Hamka pernah melakukan perjalanan ke berbagai pelosok daerah di Sumatra Barat hingga Riau hanya dengan berjalan kaki Dan yang memberi nilai plus akan tindakan beliau tersebut adalah niatannya untuk mengobarkan semangat jihad warga Minangkabau untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. “Hai Nabi! Kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang!” (QS Al-Anfal: 65).
Buya Hamka ternyata merupakan pesilat tangguh di tanah Minang yang pernah menangkap penjahat di suatu bus hanya dalam sekejap , serta pernah membuat gentar seorang jawara silat di tanah Minang yang lebih dahulu dikenal publik kala itu. Buya Hamka terbiasa menghabiskan waktu sebanyak 5 – 6 jam dalam sehari untuk membaca. Kecintaan Buya Hamka terhadap Quran berlangsung lama. Dan durasi tadarus Qurannya semakin lama ketika istri beliau, Hj. Siti Raham Rasul, meninggal dunia.
“Setelah Ummi wafat, Ayah menghatamkan Alquran sebanyak 6 – 7 kali dalam sebulan,” (Irfan Hamka, 2013: 213-214). Ini untuk semata-mata membuat cinta Buya Hamka kepada Ummi tidak melebihi cintanya kepada Allah.
2. Kuat dalam hal pendirian Selain kuat dalam hal fisik, Buya Hamka merupakan sosok yang berpendirian kuat. Dalam beberapa segmen buku ini, nampak jelas bagaimana teguhnya sosok ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama ini. Nah, terkait dengan MUI ini pula, ada kesaksian dalam buku ini yang menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang kuat pendiriannya. Hal ini terlihat ketika Buya Hamka memilih untuk mundur dari jabatan sebagai ketua MUI menyusul adanya intervensi dari pemerintah kala itu yang berang dengan fatwa MUI tentang larangan bagi umat Islam untuk mengikuti pergelaran Natal Bersama yang sedang digalakkan rezim Soeharto kala itu. Terkait insiden ini pulalah, sejarah mencatat satu pernyataan beliau yang terkenal:
“Kita sebagai ulama telah menjual diri kita kepada Allah semata. Ulama yang telah menjual diri kepada Allah, tidak bisa dijual lagi kepada pihak mana pun. Ulama ibarat kue Bika. Dari bawah dipanggang api, dari atas pun dibakar api. Begitu juga ulama, dari bawah oleh umat, dan dari atas oleh pemerintah,”
Selain itu saat Buya hamka diminta oleh Jenderal Nasution untuk menduduki kursi pejabat saat itu, Buya Hamka menolaknya atas petimbangan Ummi :
“Lebih baik Angku Haji tetap berperan di Masjid Agung Al-Azhar, lebih terhormat di hadapan Allah,”
“Saya sudah dianggap ulama oleh masyarakat dan hobi saya menulis, tentu akan hal-hal tersebut sedikit banyak menghambat tugas-tugas saya sebagai seorang Mayor Jenderal walaupun Tituler,” – Buya Hamka
Ada kutipan menarik, saat Irfan sang anak sekaligus penulis bertanya kepada Buya Hamka yang dipanggilnya Ayah, “ Ayah, apa yang mendorong semangat Ayah, sampai Ayah menjadi seperti sekarang ini ? “,
Hamka menceritakan lima cobaan masalah kecilnya dahulu, yaitu kedua orangtuanya bercerai saat ia masih kecil, menjadi ledekan karena terkena cacar, dilecehkan karena hanya sampai di sekolah desa dan agama, diejek karena kemampuan bahasa arab dan ilmu sharof yang tidak bagus, dan gagal menjadi guru karena tidak memiliki gelar diploma. Buya Hamka menjawab kepada Irfan, “ Oleh karena itu semua, Ayah bertekad untuk terus belajar dan mmembaca. Mungkin untuk seumur hidup Ayah..”
Dari Hamka, kita bisa banyak belajar bahwa belajar adalah kewajiban yang tak akan terhenti oleh umur. Siapapun dan dimanapun kita, belajar adalah suatu hal yang mutlak.
Wallahualam bishawab
4 notes
·
View notes
Text
GARUT, Wartanusa.id – Festival pencak silat yang di adakan di gor beladiri ciateul Garut pada 14-15 September oleh IPSI kabupaten Garut baru baru ini sangat terlihat mengeliat, semarak dan kompak.
Kurang lebih 250 pendekar dari mulai usia dini hingga dewasa utusan 15 perguruan silat dalam ajang penyeleksian untuk ke jorda mendatang di Bandung.
Para atlit pesilat Garut antusias mengikuti ajang…
View On WordPress
0 notes
Video
instagram
Lawang Sakepeng Lawang Sekepeng adalah atraksi silat darisuku Dayak Ngaju dari provinsi Kalimantan Tengah. Lawang artinya pintu atau gapura dan sakepeng berarti satu keping. Lawang sakepeng sering diperagakan pada upacara adat baik untuk menyambut tamu maupun acara perkawinan. Gapura Lawang sakepeng biasanya dibuat dari kayu dengan lebar kurang lebih 1,5 meter dengan tinggi 2,3 m, bagian atasnya di ukir dengan tanaman rambat dan hiasan burung enggang, bagian sisi sampingnya dihiasi dengan janur atau daun kelapa muda serta telawang (perisai suku Dayak). Atraksi Lawang sekepeng diiringi oleh alat musik pengiring yaitu berupa 2 (dua) buah gendang manca, 1 (satu) buah garantung atau biasa disebut gong suku Dayak. Para pesilat berusaha memutus rintangan yang di pasang di Lawang sakepeng yang berbentuk gapura dan diberi 3 utas rintangan benang, pada benang penghalang dibuat berbaris 3 dari atas ke bawah dan dipasang bunga agar kelihatan indah dan menarik. namun sekarang ada yang menggunakan empat orang lelaki dewasa yang saling berhadapan dengan formasi 1 lawan 1 atau 2 lawan 2 dari kedua belah pihak laki-laki dan perempuan. Agar pihak laki-laki dapat masuk dan menikahi calon istri maka harus mampu melewati Lawang (gapura) yang diberikan tali pemisah, nah tali ini yang harus diputuskan oleh para penari sakepeng. Dengan kemahiran bermain silat itu, para pemain harus paham cara dan trik kapan waktunya untuk menyerang serta memukul lawan tanpa mengakibatkan cedera dan mampu pula menangkis serangan lawan. Pemain Lawang sakepeng harus memutuskan tali pemisah tadi adalah pemain dari pihak mempelai laki-laki. Filosofi benang pertama adalah menggambarkan putusnya halangan marabahaya yang terdapat dalam hidup dan kehidupan berkeluarga, tali kedua menggambarkan putusnya hubungan yang tidak baik antara keduanya untuk melakukan aktivitas berumah tangga, sedangkan tali ketiga adalah memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan maut. @sanggar_lunukramba Reposted from @billi_loveri Follow : @mhspalangkaraya & @kaltengterkini #seputaranplk #seputaranpky #mhspalangkaraya #kaltengterkini #palangkaraya #kalimantan #kalteng https://www.instagram.com/p/B1xaXw9nhvE/?igshid=1sdi3exitouqt
0 notes
Text
Kalahkan Pesilat Gianyar, Dian Purnami Raih Emas Kelatnas Indonesia Perisai Diri Bali
Juwita Lala Kalahkan Pesilat Gianyar, Dian Purnami Raih Emas Kelatnas Indonesia Perisai Diri Bali Baru Nih Artikel Tentang Kalahkan Pesilat Gianyar, Dian Purnami Raih Emas Kelatnas Indonesia Perisai Diri Bali Pencarian Artikel Tentang Berita Kalahkan Pesilat Gianyar, Dian Purnami Raih Emas Kelatnas Indonesia Perisai Diri Bali Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Kalahkan Pesilat Gianyar, Dian Purnami Raih Emas Kelatnas Indonesia Perisai Diri Bali Dian memperoleh medali emas setelah mengalahkan pesilat PD dari Gianyar, Ni Made Suweciani di babak final katagori laga dewasa kelas E putri UNIKBACA.COM
0 notes
Text
Pelukan Jokowi-Prabowo, Seni Meredam Ketegangan ala Pencak Silat
FOKUS, dawainusa.com – Aksi pesilat Hanifan Yudani Kusumah yang merangkul Jokowi dan Prabowo bikin heboh sejagat. Usai menerima medali, Hanifan yang berhasil mengalahkan pesilat Vietnam Nguyen Thai Linh menghampiri kedua kandidat presiden itu.
Tanpa basa-basi, pesilat yang baru berusia 20 tahun itu menghampiri Presiden Jokowi, Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto yang ada di tribun penonton. Awalnya ia diberi selamat oleh Jokowi. Kemudian, ia menghampiri Prabowo yang ada di samping Jokowi.
Dalam sebuah tayangan langsung yang beredar viral di media sosial, Hanifan terekam sedang memeluk Prabowo dengan erat. Usai memluk erat Prabowo, ia mengajak Jokowi untuk berpelukan bersama Prabowo. Ketiganya pun berpelukan di tribun penonton.
Baca juga: Memahami ‘Suara Besar’ Ali Mochtar Ngabalin Soal Makar
Sebetulanya, pelukan Jokowi-Prabowo itu adalah simbol. Di balik itu, ada sesuatu yang hendak diungkapkan ke publik. Saat itu hanifan tak memeluk Jusuf Kalla atau Puan Maharani misalnya, tetapi hanya menyasar Jokowi dan Prabowo.
Lantas, apa yang hendak diucapkan pesilat yang tergabung di Perguruan Silat Tadjimalela di Bandung, Jawa Barat, itu?
Hanifan sendiri mengaku spontan mengajak Jokowi dan Prabowo untuk berpelukan. Saat itu, ia merasa sangat gembira lantaran meraih medali emas kelas C setelah menundukkan pesilat Nguyen Thai Linh asal Vietnam.
Komentar Hanifan perlu dicermati kembali. “Kapan lagi peluk Presiden, Pak Prabowo, ada kesempatan saling rangkul mereka,” ujar Hanifan dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Kamis (30/8).
Secara samar-samar, narasi ‘kapan lagi peluk Presiden dan Prabowo’ hendak menunjukkan betapa sulitnya mencari momen yang pas untuk ‘memeluk’ kedua tokoh ini.
Hanifan lalu menambah narasinya itu dengan ‘ada kesempatan saling rangkul mereka’. Boleh jadi, Hanifan ingin memproklamirkan bahwa betapa susahnya ‘merangkul’ Jokowi dan Prabowo, namun di sisi lain, bukan berarti itu tak mungkin dilakukan.
Dalam tayangan itu, setelah menyalami Prabowo dan Jokowi, Hanifan langsung menarik tangan Jokowi dan Prabowo bersalaman dan berpelukan bersama. Kita cermati lagi komentar Hanifan.
“Ini menunjukkan Presiden dan Pak Prabowo tidak ada apa-apa. Indonesia cinta damai,” kata Hanifan.
Di sana ada semacam harapan yang hendak diedarkan Hanifan bahwa Jokowi dan Prabowo adalah dua sosok cinta damai meski harus bertarung dalam gelanggang yang sama merebut kusrsi presiden.
Ketika keduanya dirangkul dalam satu pelukan, semua pendukung dan simpatisan dari masing-masing poros diharapkan untuk turut serta menciptakan suasana damai.
Pelukan Jokowi-Prabowo dan Fadli Zon yang Tak Marah-marah Lagi
Peristiwa pelukan Jokowi-Prabowo setidaknya bisa meredam ketegangan politik tanah air beberapa hari ini. Sejumlah elit oposisi yang selama ini getol ‘menghantam’ istana setidaknya bisa rehat sejenak.
Pun sebaliknya, sejumlah pembela poros petahana setidaknya bisa mengambil waktu menikmati efek pelukan Jokowi-Prabowo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sempat berkomentar soal peristiwa yang mengharukan itu. Fadli Zon mengatakan, momen tersebut menunjukkan Jokowi dan Prabowo bisa berkomunikasi dengan baik.
Baca juga: Sejumlah Deklarasi Oposisi Ditolak, Rezim Jokowi Paling Demokratis
“Bagus, itu menunjukkan bahwa Pak Prabowo dan Pak Jokowi bisa berkomunikasi, apalagi sama-sama untuk kepentingan Indonesia dan dalam hal ini dalam sebuah event yang sangat monumental di cabang olahraga pencak silat yang kebetulan Pak Prabowo sebagai ketumnya,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8).
Fadli sebetulnya ingin mengirim pesan ke publik bahwa Jokowi dan Prabowo tidak sesangar seperti yang dilihat publik. Keduanya bisa berkomunikasi dengan baik, bersahabat akrab dan bersama membangun Indonesia yang lebih baik.
Tak hanya itu, pelukan Jokowi-Prabowo bisa menumbuhkan iklim demokrasi Indonesia yang lebih sejuk. Selama ini memang iklim demokrasi Indonesia kurang begitu bersahabat. Pemberedalan diskusi terjadi dimana-mana, kebebsana untuk berkumpul dan berpendapat juga dibrangus.
“Itu bagus untuk melihat iklim demokrasi ke depan. Jadi memang seharusnya demokrasi kita ini damai, sejuk, walaupun kita berbeda dan debat bukan artinya kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik,” ungkapnya.
kali ini, sosok kontroversial yang hobi menghantam istana itu lebih adem dalam berkomentar. Kita menduga ada semacam kerinduan dari seorang Fadli akan situasi perpolitikan Indonesia yang dewasa, menerima perbedaan pendapat tanpa harus saling melukai satu sama lain.
Pelukan Jokowi-Prabowo dan Hasto yang Semakin Bijaksana
Fadli telah mewakili poros oposisi, coba melihat secara obyektif makna di balik pelukan Jokowi-Prabowo. ELit dari poros istana rupanya punya penilaian yang sama. Kita cek komentar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto soal momen tersebut.
Hasto mengaku sangat senang menyaksikan langsung momen tersebut. Dalam berpolitik, kata Hasto, seharusnya para elit-elit politik maupun masyarakat bisa belajar dari dunia olahraga.
“Mari kita mengambil nilai-nilai dari olahraga, mengedepankan sportivitas, kejujuran dan taat pada aturan main. Bukannya saling menyerang tanpa mengindahkan nilai keadaban,” kata Hasto di Posko Cemara, Rabu (29/8).
Baca juga: Rocky Gerung Ditolak, Haruskah Aparat Tunduk Pada Kegenitan Ormas?
Hasto yang tepat berada di belakang keduanya saat berpelukan mengatakan semuanya terjadi begitu saja. “Hal-hal seperti ini akan menyejukkan suasana politik kita, olahraga nyatanya bisa menyatukan,” kata Hasto.
Empat kata kunci yang bisa dipegang dari komentar Hasto adalah soportivitas, kejujuran, taat pada aturan main, bukan saling menyerang tanpa mengindahkan keadaban.
Sejumlah kata kunci di atas bisa juga menjadi bahan permenungan Hasto dan elit partai lain, baik dari kubu oposisi maupun petaha. Apakah selama ini ucapan Hasto telah sungguh-sungguh dihidupi, paling kurang oleh dirinya sendiri.
Tentu publik tanah air yang bosan dengan pertunjukkan politik saat ini merindukan sosok seperti yang diidelakan Hasto, jujur, tidak saling serang dan juga sportif. Jika itu terjadi, kita akan selalu berpelukan sampai kapan pun.
Pelukan Jokowi-Prabowo dan Filosofi Pencak Silat
Pada 2015 lalu, BBC pernah mewawancarai pesilat terkenal Yayan Ruhian. Aktor dalam beberapa film laga berskala internasional itu membagi ceritanya tentang filosofi di balik pencak silat.
Menurutnya, banyak nilai luhur yang terkandung dalam pencak silat. Mulai sikap pasang, cara menyerang. Semua ada filosofinya. Semuanya kata dia, tidak terlepas dari budaya Indonesia, dari watak ketimuran orang Indonesia.
Sikap pasang misalnya. Sikap pasang di dalam pencak silat itu jarang melakukan posisi tangan dikepal. Tapi selalu dengan tangan dibuka. yayan menjelaskan maksudnya bahwa pencak silat itu bukan sebuah bela diri untuk berantem (berkelahi), untuk memukul orang atau menyakiti orang. Sama sekali bukan. Tapi betul-betul bela diri.
Baca juga: Idrus Marham, Sosok Ksatria yang Bertanggung Jawab
“Bahkan, di dalam sikap pasang, kalau ada yang ngajak berantem, ‘ntar dulu bos. Kalau dia masih menyerang, hindarilah. Hindarkan saja dulu! Kalau mau masih juga menyerang, tangkislah dulu!,” kata Yayan.
“Setelah kita tangkis, dia masih bisa menyerang, kita tangkap, dan kita kuncilah. Untuk melumpuhkan, untuk mengalahkan orang itu, nggak harus menyakiti. Kalau bisa ditangkap dengan dikunci, dihentikan gerakannya, kenapa nggak. Begitu. Artinya, jangan pernah kita mencari musuh. Kalau (dia) datang, kalau bisa kita hindari,” terangnya.
Secara sepintas kita bisa melihat bahwa aksi spontan pesilat Hanif sebetulnya didorong oleh nilai-nilai yang terkandung di dalam perguruanya. Ia tak ingin para elit di negeri ini selalu berantem hanya untuk merebutkan kekuasaan.
Ia tak ingin dalam sebuah pertarungan politik yang ditonjolkan adalah ambisi dengan melukai dan menyakiti yang lain. Pertarungan yang fair dengan cirikhas ketimuran kita menjadi salah satu kunci yang dapat digunakan ketika hendak berlaga.
Hanifan hanya seorang pesilat yang barangkali kurang begitu akrab dengan konstelasi politik tanah air. Tetapi ia sangat merindukan situasi politik yang aman, tanpa harus saling menyakiti sesama anak bangsa.*
Selengkapnya: Pelukan Jokowi-Prabowo, Seni Meredam Ketegangan ala Pencak Silat
https://www.dawainusa.com/pelukan-jokowi-prabowo-seni-meredam-ketegangan-ala-pencak-silat/#utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=pelukan-jokowi-prabowo-seni-meredam-ketegangan-ala-pencak-silat
0 notes
Text
Pelukan Jokowi-Prabowo, Seni Meredam Ketegangan ala Pencak Silat
FOKUS, dawainusa.com – Aksi pesilat Hanifan Yudani Kusumah yang merangkul Jokowi dan Prabowo bikin heboh sejagat. Usai menerima medali, Hanifan yang berhasil mengalahkan pesilat Vietnam Nguyen Thai Linh itu menghampiri kedua kandidat presiden itu.
Tanpa basa-basi, pesilat yang baru berusia 20 tahun itu menghampiri Presiden Jokowi, Jusuf Kalla, dan Prabowo Subianto yang ada di tribun penonton. Awalnya ia diberi selamat oleh Jokowi. Kemudian, ia menghampiri Prabowo yang ada di samping Jokowi.
Dalam sebuah tayangan langsung yang beredar viral di media sosial, Hanifan terekam sedang memeluk Prabowo dengan erat. Usai memluk erat Prabowo, ia mengajak Jokowi untuk berpelukan bersama Prabowo. Ketiganya pun berpelukan di tribun penonton.
Baca juga: Memahami ‘Suara Besar’ Ali Mochtar Ngabalin Soal Makar
Sebetulanya, pelukan Jokowi-Prabowo itu adalah simbol. Di balik itu, ada sesuatu yang hendak diungkapkan ke publik. Saat itu hanifan tak memeluk Jusuf Kalla atau Puan Maharani misalnya, tetapi hanya menyasar Jokowi dan Prabowo.
Lantas, apa yang hendak diucapkan pesilat yang tergabung di Perguruan Silat Tadjimalela di Bandung, Jawa Barat, itu?
Hanifan sendiri mengaku spontan mengajak Jokowi dan Prabowo untuk berpelukan. Saat itu, ia merasa sangat gembira lantaran meraih medali emas kelas C setelah menundukkan pesilat Nguyen Thai Linh asal Vietnam.
Komentar Hanifan perlu dicermati kembali. “Kapan lagi peluk Presiden, Pak Prabowo, ada kesempatan saling rangkul mereka,” ujar Hanifan dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Kamis (30/8).
Secara samar-samar, narasi ‘kapan lagi peluk Presiden dan Prabowo’ hendak menunjukkan betapa sulitnya mencari momen yang pas untuk ‘memeluk’ kedua tokoh ini.
Hanifan lalu menambah narasinya itu dengan ‘ada kesempatan saling rangkul mereka’. Boleh jadi, Hanifan ingin memproklamirkan bahwa betapa susahnya ‘merangkul’ Jokowi dan Prabowo, namun di sisi lain, bukan berarti itu tak mungkin dilakukan.
Dalam tayangan itu, setelah menyalami Prabowo dan Jokowi, Hanifan langsung menarik tangan Jokowi dan Prabowo bersalaman dan berpelukan bersama. Kita cermati lagi komentar Hanifan.
“Ini menunjukkan Presiden dan Pak Prabowo tidak ada apa-apa. Indonesia cinta damai,” kata Hanifan.
Di sana ada semacam harapan yang hendak diedarkan Hanifan bahwa Jokowi dan Prabowo adalah dua sosok cinta damai meski harus bertarung dalam gelanggang yang sama merebut kusrsi presiden.
Ketika keduanya dirangkul dalam satu pelukan, semua pendukung dan simpatisan dari masing-masing poros diharapkan untuk turut serta menciptakan suasana damai.
Pelukan Jokowi-Prabowo dan Fadli Zon yang Tak Marah-marah Lagi
Peristiwa pelukan Jokowi-Prabowo setidaknya bisa meredam ketegangan politik tanah air beberapa hari ini. Sejumlah elit oposisi yang selama ini getol ‘menghantam’ istana setidaknya bisa rehat sejenak.
Pun sebaliknya, sejumlah pembela poros petahana setidaknya bisa mengambil waktu menikmati efek pelukan Jokowi-Prabowo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon sempat berkomentar soal peristiwa yang mengharukan itu. Fadli Zon mengatakan, momen tersebut menunjukkan Jokowi dan Prabowo bisa berkomunikasi dengan baik.
Baca juga: Sejumlah Deklarasi Oposisi Ditolak, Rezim Jokowi Paling Demokratis
“Bagus, itu menunjukkan bahwa Pak Prabowo dan Pak Jokowi bisa berkomunikasi, apalagi sama-sama untuk kepentingan Indonesia dan dalam hal ini dalam sebuah event yang sangat monumental di cabang olahraga pencak silat yang kebetulan Pak Prabowo sebagai ketumnya,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/8).
Fadli sebetulnya ingin mengirim pesan ke publik bahwa Jokowi dan Prabowo tidak sesangar seperti yang dilihat publik. Keduanya bisa berkomunikasi dengan baik, bersahabat akrab dan bersama membangun Indonesia yang lebih baik.
Tak hanya itu, pelukan Jokowi-Prabowo bisa menumbuhkan iklim demokrasi Indonesia yang lebih sejuk. Selama ini memang iklim demokrasi Indonesia kurang begitu bersahabat. Pemberedalan diskusi terjadi dimana-mana, kebebsana untuk berkumpul dan berpendapat juga dibrangus.
“Itu bagus untuk melihat iklim demokrasi ke depan. Jadi memang seharusnya demokrasi kita ini damai, sejuk, walaupun kita berbeda dan debat bukan artinya kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik,” ungkapnya.
kali ini, sosok kontroversial yang hobi menghantam istana itu lebih adem dalam berkomentar. Kita menduga ada semacam kerinduan dari seorang Fadli akan situasi perpolitikan Indonesia yang dewasa, menerima perbedaan pendapat tanpa harus saling melukai satu sama lain.
Pelukan Jokowi-Prabowo dan Hasto yang Semakin Bijaksana
Fadli telah mewakili poros oposisi, coba melihat secara obyektif makna di balik pelukan Jokowi-Prabowo. ELit dari poros istana rupanya punya penilaian yang sama. Kita cek komentar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto soal momen tersebut.
Hasto mengaku sangat senang menyaksikan langsung momen tersebut. Dalam berpolitik, kata Hasto, seharusnya para elit-elit politik maupun masyarakat bisa belajar dari dunia olahraga.
“Mari kita mengambil nilai-nilai dari olahraga, mengedepankan sportivitas, kejujuran dan taat pada aturan main. Bukannya saling menyerang tanpa mengindahkan nilai keadaban,” kata Hasto di Posko Cemara, Rabu (29/8).
Baca juga: Rocky Gerung Ditolak, Haruskah Aparat Tunduk Pada Kegenitan Ormas?
Hasto yang tepat berada di belakang keduanya saat berpelukan mengatakan semuanya terjadi begitu saja. “Hal-hal seperti ini akan menyejukkan suasana politik kita, olahraga nyatanya bisa menyatukan,” kata Hasto.
Empat kata kunci yang bisa dipegang dari komentar Hasto adalah soportivitas, kejujuran, taat pada aturan main, bukan saling menyerang tanpa mengindahkan keadaban.
Sejumlah kata kunci di atas bisa juga menjadi bahan permenungan Hasto dan elit partai lain, baik dari kubu oposisi maupun petaha. Apakah selama ini ucapan Hasto telah sungguh-sungguh dihidupi, paling kurang oleh dirinya sendiri.
Tentu publik tanah air yang bosan dengan pertunjukkan politik saat ini merindukan sosok seperti yang diidelakan Hasto, jujur, tidak saling serang dan juga sportif. Jika itu terjadi, kita akan selalu berpelukan sampai kapan pun.
Pelukan Jokowi-Prabowo dan Filosofi Pencak Silat
Pada 2015 lalu, BBC pernah mewawancarai pesilat terkenal Yayan Ruhian. Aktor dalam beberapa film laga berskala internasional itu membagi ceritanya tentang filosofi di balik pencak silat.
Menurutnya, banyak nilai luhur yang terkandung dalam pencak silat. Mulai sikap pasang, cara menyerang. Semua ada filosofinya. Semuanya kata dia, tidak terlepas dari budaya Indonesia, dari watak ketimuran orang Indonesia.
Sikap pasang misalnya. Sikap pasang di dalam pencak silat itu jarang melakukan posisi tangan dikepal. Tapi selalu dengan tangan dibuka. yayan menjelaskan maksudnya bahwa pencak silat itu bukan sebuah bela diri untuk berantem (berkelahi), untuk memukul orang atau menyakiti orang. Sama sekali bukan. Tapi betul-betul bela diri.
Baca juga: Idrus Marham, Sosok Ksatria yang Bertanggung Jawab
“Bahkan, di dalam sikap pasang, kalau ada yang ngajak berantem, ‘ntar dulu bos. Kalau dia masih menyerang, hindarilah. Hindarkan saja dulu! Kalau mau masih juga menyerang, tangkislah dulu!,” kata Yayan.
“Setelah kita tangkis, dia masih bisa menyerang, kita tangkap, dan kita kuncilah. Untuk melumpuhkan, untuk mengalahkan orang itu, nggak harus menyakiti. Kalau bisa ditangkap dengan dikunci, dihentikan gerakannya, kenapa nggak. Begitu. Artinya, jangan pernah kita mencari musuh. Kalau (dia) datang, kalau bisa kita hindari,” terangnya.
Secara sepintas kita bisa melihat bahwa aksi spontan pesilat Hanif sebetulnya didorong oleh nilai-nilai yang terkandung di dalam perguruanya. Ia tak ingin para elit di negeri ini selalu berantem hanya untuk merebutkan kekuasaan.
Ia tak ingin dalam sebuah pertarungan politik yang ditonjolkan adalah ambisi dengan melukai dan menyakiti yang lain. Pertarungan yang fair dengan cirikhas ketimuran kita menjadi salah satu kunci yang dapat digunakan ketika hendak berlaga.
Hanifan hanya seorang pesilat yang barangkali kurang begitu akrab dengan konstelasi politik tanah air. Tetapi ia sangat merindukan situasi politik yang aman, tanpa harus saling menyakiti sesama anak bangsa.*
Selengkapnya: Pelukan Jokowi-Prabowo, Seni Meredam Ketegangan ala Pencak Silat
#dawai
0 notes
Photo
Pernah Tertipu? 6 Seleb Ganteng Ini Dulu Ternyata Seorang Cewek
MALANGTODAY.NET - Dewasa ini fenomena transgender semakin marak terjadi di dunia. Terlepas polemik yang menyertainya, peristiwa operasi jenis kelamin ini semakin menyeruak ke permukaan. Contohnya seperti 5 seleb ganteng yang ternyata dulunya adalah seorang wanita ini. Beragam alasan dan pengakuan melandasi terjadinya fenomena transgender. Mulai dari kepercayaan bahwa mereka yang menlakukan transgender dilahirkan dengan alat kelamin yang salah dari kodrat mereka, hingga berbagai macam alasan-alasan lainnya. Di Indonesia sedang terkenal seorang transgender bernama Lucinta Luna. Lucinta yang terlahir sebagai seorang pria memilih untuk melakukan operasi kelamin menjadi seorang wanita. Baca Juga: Beda Jokowi dan Sandi Tinggalkan DKI, Jokowi Lebih Menyentuh! Di luar negeri, fenomena selebriti transgender lebih marak dan lebih mencengangkan lagi. Dikenal publik lewat ketampanan paras dan kegagahan tubuhnya, ternyata 5 seleb ganteng ini aslinya terlahir bukan seorang pria. Siapa sajakah mereka?
Buck Angel
[caption id="attachment_251343" align="alignnone" width="1068"] Buck Angel dulu dan sekarang @ Pinterest[/caption] Buck Angel mengawali karirnya di dunia modeling sebagai perempuan. Setelah menjadi seorang lelaki, Buck Angel menekuni bidang produser film, khususnya film dewasa. Buck Angel juga menjadi seorang ikon transeksual di komunitas LGBT. Baca Juga: Santai, Luis Milla Dipecat, Ini Ide Gila 3 Pelatih yang Siap Gantikan
Balian Buschbaum
[caption id="attachment_251344" align="alignnone" width="1068"] Balian Buschbaum dulu dan sekarang @ Viral Scoop[/caption] Sebelum menjadi seorang pria, Balian Buschbaum adalah seorang atlet lompat galah wanita andalan Jerman. Pada tahun 2008, Balian akhirnya mengoperasi kelaminnya menjadi laki-laki dan hingga saat ini aktif menjadi model tampan.
Ian Harvie
[caption id="attachment_251347" align="alignnone" width="1068"] Ian Harvie dulu dan sekarang @ Fitness Woman[/caption] Ian Harvis adalah tokoh yang cukup dikenal di komunitas LGBT dunia. Sebagai seorang komedian, ia kerap menggunakan kondisi transgender yang dilaluinya sebagai bahan lelucon.
Lucas Silveria
[caption id="attachment_251349" align="alignnone" width="1068"] Ganteng dan gagahnya Lucas Silveria @ Aconversa[/caption] Baca Juga: Kalah, Pesilat Malaysia Ngamuk-Ngamuk. Ini Bela Menteri Negeri Jiran Lucas Silveria adalah seorang musisi musik rock. Pada band-nya, Lucas Silveria berposisi sebagai vokalis dan gitaris. Lucas Silvera membuat sejarah dengan menjadi transman terbuka pertama yang menjadi bintang musik rock dan dikontrak oleh label rekaman arus-utama.
Katastrophe
[caption id="attachment_251350" align="alignnone" width="1068"] Katastrophe kini begitu maskulin dan macho @ Wikimedia[/caption] Katastrophe memiliki nama asli Rocco Kayiatos. Selain sebagai produser musik, Katastrophe juga dikenal sebagai penyanyi hip hop transgender pertama di dunia.
Penulis: Swara Mardika Editor: Swara Mardika
Source : https://malangtoday.net/featured/pernah-tertipu-5-seleb-ganteng-ini-dulu-ternyata-seorang-cewek/
MalangTODAY
0 notes
Photo
Regrann from @muhammadiyah.jawabarat - Sabtu, 7/4/2018 Launching Latihan Perdana Pusdiklat Tapak Suci Bandung Raya untuk Bina Prestasi di Padepokan Pengda IPSI Jabar Jalan Pajajaran Bandung. Kegiatan ini difokuskan untuk memunculkan potensi Atlit cabang olah raga Pencak Silat dari perguruan Tapak Suci Muhammadiyah. Selain itu juga untuk mewadahi potensi pesilat Tapak Suci yang sudah tidak bersekolah di Muhammadiyah, atau pindahan dari wilayah lain sehingga tetap bisa melanjutkan. Kegiatan ini terbuka untuk umum, dilaksanakan setiap hari sabtu. khusus kelas dewasa diselenggarakan di Auditorium KH. Ahmad Dahlan Masjid Raya Mujahidin Jalan Sancang No. 6 Bandung setiap hari Rabu Malam. Silakan bagi yang akan bergabung kami tunggu kehadirannya #tapaksuci_ #tapaksuciindonesia @tapaksuciindonesia @tapaksuci_ @tapaksuciuber @indonesiatapaksuci - #regrann (di Padepokan IPSI Jabar)
0 notes
Photo
Ternyata susu yang sering diminum oleh anak-anak ini juga bermanfaat untuk orang dewasa loh, khususnya perempuan. Karena dengan campuran sedikit air jeruk nipis saja, susu dancow ini bisa membantu untuk perawatan wajah kamu. Menggunakan masker susu dancow dan jeruk nipis, ternyata dapat membantu perempuan untuk mendapatkan berbagai manfaat, yaitu : Mencerahkan kulit wajah, Menghilangkan flek hitam, mengecilkan pori-pori, melembabkan kulit, mengencangkan dan mengatasi kulit berminyak. Nah, jika kamu tertarik untuk mencoba, kamu bisa ikuti langkah-langkah berikut ini. Bahan : • 5sdm susu dancow bubuk putih • 1� cup air • 1 buah jeruk nipis • Handuk kecil Cara Pembuatan : • Potong jeruk nipis menjadi dua bagian dan peras. • Campur perasan jeruk nipis tersebut dengan 5 sendok makan susu dancow bubuk. • Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk rata. Tapi, jangan sampai terlalu encer, ya! Cara Pengaplikasian : • Rendam handuk kecil dengan air hangat • Bersihkan muka terlebih dahulu dengan handuk hangat kecil tersebut agar pori-pori wajah terbuka. • Oleskan masker susu dan jeruk nipis pada wajah secara merata. • Diamkan selama 10 menit. • Lalu bilas wajah dengan air hangat hingga bersih. • Gunakan 2-3 kali seminggu untuk hasil maksimal. . Gunakan sabun Black Pearl. Contact Person / Info Produk : BLACK PEARL SEMARANG. 081914442221. Website : http://biospraykumurah.blogspot.com/2019/05/sabun-keluarga-indonesia.html?m=1 #wanita #omteloletom #dagelan #sexy #ppap #nutrisi #renang #savegempi #peninggibadan #pesilat #pilot #pramugari #supergrowup #caratinggi #obattinggi #tinggialami #solusipendek #polisi #tentara #indonesia #perwira #traveller #travelling #onlineshop #tiktok #viral #basket https://www.instagram.com/p/BzMqBYyHMn2/?igshid=gpyz8zeczt8e
#wanita#omteloletom#dagelan#sexy#ppap#nutrisi#renang#savegempi#peninggibadan#pesilat#pilot#pramugari#supergrowup#caratinggi#obattinggi#tinggialami#solusipendek#polisi#tentara#indonesia#perwira#traveller#travelling#onlineshop#tiktok#viral#basket
0 notes
Text
Hebat! Debut di Kelas Dewasa, Laila Langsung Sabet Medali Emas Porprov 2017
Aruma Manis Hebat! Debut di Kelas Dewasa, Laila Langsung Sabet Medali Emas Porprov 2017 Baru Nih Artikel Tentang Hebat! Debut di Kelas Dewasa, Laila Langsung Sabet Medali Emas Porprov 2017 Pencarian Artikel Tentang Berita Hebat! Debut di Kelas Dewasa, Laila Langsung Sabet Medali Emas Porprov 2017 Silahkan Cari Dalam Database Kami, Pada Kolom Pencarian Tersedia. Jika Tidak Menemukan Apa Yang Anda Cari, Kemungkinan Artikel Sudah Tidak Dalam Database Kami. Judul Informasi Artikel : Hebat! Debut di Kelas Dewasa, Laila Langsung Sabet Medali Emas Porprov 2017 Menghadapi wakil tuan rumah Tabalong, Intan Verlina, pesilat yang akrab disapa Laila ini, tampil apik dan berhasil menang dalam kedudukan telak 5-0. http://www.unikbaca.com
0 notes
Text
RASULULLAH
*AYAHBUNDA, APAKAH RASULULLAH TAK LAGI MENARIK ?* oleh : _Ustadz Adriano Rusfi, Psi._ Hebat di kala belia selalu bikin kagum, terpesona dan iri. Dan itu telah berlangsung sejak dulu. _Ada Imam Syafi’i yang telah jadi mufti saat 10 tahun... Ada Muhammad Al-Fatih yang berusia 16 tahun dan menaklukkan Konstantinopel... Kini ada Naufal Si Penemu Listrik Kedondong... Lalu Izzan yang 14 tahun diterima di ITB._ *Aku bergumam di sebuah sudut bumi : kapan anakku ?* Aku membatin dalam hati : “Itu wajar...”. Bukankah anak yang dipakaikan busana orang dewasa akan selalu lucu, menggemaskan dan memesona ? Ya, aku pernah memakaikan cucuku celana formal, baju lengan panjang, rompi dan dasi kupu-kupu. Lalu akupun tak berhenti menatap mengaguminya. Pasti kekaguman itu pula yang terjadi andai si kecil telah memiliki atribut orang dewasa. Hmmm... semacam detektif Conan : si cilik berkacamata tebal yang mampu pecahkan segala misteri. Tapi kagumku segera siuman saat membaca kisah tragis seorang Jet Lee. Pesilat fenomenal itu kini tergolek di atas kursi roda. Ia favoritku, sehingga setiap film-nya wajib kutonton. Wajahnya imut, dan ia telah begitu digdaya, terkenal, kaya dan perkasa saat masih sangat muda. Tiga puluh tahun... dan ia telah memiliki segalanya. Sayangnya pencapaian tiga puluh tahun itu tak mampu membeli tiga puluh tahun yang tersisa. Di atas kursi roda, Jet Lee hanya bisa menatap masa depan dengan airmata (tentang Jet Lee, ternyata sekarang sudah tak di kursi roda, walau mengidap komplikasi penyakt) Ah, kenapa aku lupakan sosok Rasulullah Muhammad SAW. Apakah karena ia belum menjadi siapa-siapa sebelum berusia 40 tahun ? Apakah karena ia baru tampak hebat saat berusia di atas 50 tahun ? Ya... ya... seorang Muhammad “hanya” mampu menjadi sosok kontroversial musuh masyarakat saat berusia 40 sd 53 tahun. Ia “hanya” orang yang begitu segar-bugar saat berusia 53 tahun, sehingga mampu memimpin perang Badar, Uhud, Khandaq, Tabuk, Khaibar, Futuh Makkah, atau Hunain. Ia “hanya” leIaki yang di usia 50-an menjadi da’i, hakim, pemimpin dan penglima sekaligus. “hanya” lelaki yang justru mampu menunjukkan keperkasaan seksualnya di usia 50-an. Aku merenung di sepuluh hari terakhir Ramadhan ini : *kenapa Muhammad SAW tak lagi menarik bagiku ? Ia bahkan di mataku telah kalah pamor dibandingkan dua pengikutnya yang lain : Muhammad Idris Asy-Syafi’i dan Muhammad Al-Fatih.* Ah, jangan-jangan aku telah jatuh matre dan kekinian : _bahwa mendidik anak untuk menjadi Muhammad pada usia 40 tahun adalah investasi yang balik modalnya terlalu lama._ *Ya, aku telah menjadi kapitalis yang ingin meraih capital gain dalam hitungan jam !!!* Terlalu lama... ya, terlalu lama !!! Itu isi teriakan otak kapitalisku. Meneladani Muhammad SAW berarti mengisi usia 0 sd 15 tahun “hanya” dengan character building. Meneladani Rasulullah SAW berarti memanfaatkann hari-hari 15 sd 40 tahun “hanya” dengan capacity building. Menjadi Muhammad berarti memilih untuk tidak ngoyo berburu kehebatan sebelum usia 40 tahun. Menjadi Muhammad berarti mengisi masa muda “hanya” dengan sejuta kebaikan sosial, agar ia dibayar dengan doa-doa tulus untuk kesehatan, kebugaran, keberkahan dan kehebatan masa tua. Astaghfirullah... Kini aku berusaha siuman sesadar-sadarnya. Kenapa aku tak berikhtiar mendidik generasi peradaban yang hebat saat berusia di atas 40 tahun ? Maka, saat seorang dokter muda dari Malang mengingatkanku akan Surah Al-Ahqaf ayat 15 tentang kematangan di usia 40, dan mengajakku untuk mempersiapkan manusia hebat di usia 50-an, aku segera menyambutnya. Aku menawarkan sebuah visi : *A Transcend Life for The Future Health. Dan sebuah motto : How about the future...* _“Dan sungguh akhir itu lebih baik daripada awal” (QS Adh-Dhuha : 4)_
0 notes