Tumgik
#penceramah
satu-komando · 2 days
Text
H. Kiwil Meriahkan Hari Maulid Nabi SAW 1443 H / 2024 M di Kelurahan Keteguhan
SATUKOMANDO.COM – Peringatan Hari Maulid Nabi SAW 1443 H / 2024 M menghadirkan H. Kiwil (Artis Komedi) , Ust. Zikri Kurnia (Dai Milenial) , dan Fathul Mubarok (Qori Provinsi Lampung) serta para warga, mulai dari RT. 005, LK. 006 sampai 007 diselenggarakan pada malam Kamis, 18 September 2024, Pukul 19.30 WIB di Kelurahan Keteguhan, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung terlihat…
0 notes
abubuaa · 5 months
Text
Varietas Kader [1]
Tumblr media
Kita sudah tak asing dengan kalimat fenomenal bahwa kader adalah rahasia kehidupan umat dan motor penggerak kebangkitannya. Tapi apakah benar demikian dan jikapun benar bagaimana eksistensinya di dalam dinamika dakwah hari ini ?
Didalam buku di Kekinian dakwah, salah satu part yang menjadi pengajaran yakni terkait kerancuan pemahaman.
Dalam varietas kader membahas mengenai hambatan, pemicu, ataupun masalahnya. Tanpa menepikan perspektif aspek kualitatif dan kuantias kader. Varietas ini cukup penting dibahas dan perlu adanya sedikit aksentuasi.
Setidaknya ada tiga masalah dalam pembahasan tentang varietas kader yakni; kerancuan pemikiran, ekstremitas dan kelangkaan murabbi.
Kerancuan Pemahaman
Aspek kerancuan pemahaman bermula dari tumpuan umuat Islam dalam suatu aktivitas. Ada dua aktivitas yang menjadi tumpuan amal Islami. Hal pertama; aktivitas mengenali, mempelajari, dan memahami Islam. Tumpuan kedua; menerapkan Islam yang telah dikenali, dipelajari, dan di pahami dalam seluruh realita kehidupan. Kedua tumpuan itu berlakunya untuk semua aspek kehidupan tidak pada satu aspek tertentu dan hasil dari penerapan kedua pilar aktivitas kedua itu adalah lahirnya sifat tawazun.
Pada dua tumpuan itu terdapat kelemahan tersebab lemahnya kader dalam mendefinisikan sebagai konsep dakwahnya. Secara teoritis tentang konsep jamaah dan ummah. Ujungnya timbul kerancuan dalam aspek aktivitas dakwah dilapangan seperti tujuan berjamaah, metode dakwah, pendekatan-pendekatan dakwah, serta strategi dakwah.
Kerancuan pemahaman itu tidak sampai disitu saja, imbasnya yakni pada tarbiyahnya. Hal ini menghambat efektivitas dan kemajuan tarbiyahnya. Maka, tarbiyah juga harus dipahamkan secara komprehensif yang tidak hanya diemban oleh seorang guru, penceramah yang ulung dan tersohor, tidak juga yang memiliki gelar akademis tertinggi sekalipun. Tetapi tarbiyah dilakukan oleh tenaga khusus yang disiapkan oleh entitas dakwah Islam ataupun gerakan dakwah Islam.
Dan pemahaman yang benar itu menempatkan kita pada posisi penting dan genting yakni menyiapkan diri menjadi murabbi. Seorang murabbi dengan segenap karakter, pemahaman, dan tanggungjawab yang baik. Seorang murabbi yang mengenali, mempelajari, dan memahami ilmu Al Qur'an, hadist, Ushul fikih, akidah, Sirah, psikologi, sejarah, manajemen, ilmu sosial dan berbagai pengetahuan lainnya.
Hal tersebut tentu bukan bermaksud untuk menghentikan proses tarbiyah dan menunggu-nunggu murabbi yang spesial, profesional dan sempurna. Melainkan untuk menghentikan kerancuan pemahaman itu yang menjadi penyebab kelangkaan murabbi yang dapat membuat keseimbangan Islam dan tarbiyah yang akan sangat terganggu.
Dan kelangkaan murabbi bukan berarti tidak ada murabbi melainkan murabbi yang terjebak dalam kerancuan berpikir soal Islam dan Tarbiyah.
-Abubua | "Di Kekinian Dakwah"
7 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Momen dimana masih bisa mndengarkan bapak menjadi Imam dan menjadi penceramah adalah Salah satu momen yang selalu aku tunggu dan rindukan. Momen seperti ini selalu punya ruang tersendiri didalam hatiku. aku selalu merekam dan menyimpan momen dimana aku bisa mendengarkan bacaan Al-Qur'an Bapak yang begitu teduh.
Entah bagaimana caranya, aku selalu meminta untuk ikut hadir setiap Kali bapak melakukannya. Dan aku merasa aku harus terus melakukannya. Sebab aku tidak ingin momen seperti ini hilang dari hidupku. Selama bapak masih hidup, aku ingin Allaah izinkan diri ini untuk terus hadir didalamnya.
Tapi memang pak, bahagiaku memang sungguh sederhana. aku bisa hadir dan mendengar bapak mengaji saja sudah membuatku bahagia sekaligus terharu rasanya. Segala puji bagi Allaah yang selalu memudahkan salah satu keinginanku ini.
Untuk itulah, Allaah. aku meminta berilah umur yang berkah untuk hidup bapak. Sebab aku sungguh mencintai Bapak, sebagaimana bapak telah merawat dan mendidik diri ini hingga sekarang.
47 notes · View notes
niasafira · 10 months
Text
Tak Menikah?
Keinginan untuk menikah, merasakan cinta dan dicinta sudah tentu ada. Bukankah itu fitrah? Tapi entahlah akan seperti apa takdir yang katanya ibadah terlama itu datang menyapa. Hahaha
Terlalu pemilih. Rewel. Sok iye. Terselahlah orang bilang aku apa. Nyatanya memang tak sebanyak itu yang datang menyapa. Mereka tak punya nyali untuk sekedar berbicara saja. Atau aku yang memang cuek luar biasa.
Bukannya apa. Tapi ini sudah dari sononya. Menganggap segala interaksi dengan lawan jenis itu salah. Boro-boro percakapan 'hari ini makan apa?', bertanya sesuatu yang penting pun aku berusaha meminimalisirnya. Toh google dan para perempuan masih ada. Penceramah keren juga dimana-mana, tinggal klik saja. Lantas kenapa aku harus bertanya pada pria? Yang menurutku percakapan apapun dengan mereka bisa jadi salah artinya.
Terlalu menjaga? Ah, tidak juga. Kalian tak tahu saja aib yang Tuhan tutup untukku hingga orang kira aku sholeha. Jadi jangan salah kira.
Alasan lainnya...
Trust issue itu entah kudapat dari mana. Pria dipikiranku bukan seperti tak ada baikknya. Tapi entahlah. Pikirku, mereka yang baik sudah pasti bukan aku jodohnya. Karena aku luar biasa buruknya. Sedang mereka sisanya, kupikir jika aku pasangannya, maka itu akan jadi masalah. Sabar dan syukurku tak cukup besar kayaknya. Dan tentu saja aku tak mau jadi istri yang durhaka. Intinya, bagaimanapun prianya. Yang nggak beres disini itu 'akunya'.
Trigger untuk tidak menikah juga kutemui dimana-mana. Di setiap sapuan mata, aku merasa sering melihat sesuatu yang salah. Entah itu keluarga, tetangga, atau sekedar vt yang lewat di beranda. Bayanganku jika aku jadi mereka, aku pasti tak bisa melaluinya. Sekali lagi jelas karena sabar dan syukurku tak sebesar mereka.
Jadi ku simpulkan sendiri... Aku tak mau menambah masalah. Karena diriku sendiri adalah masalah. Bukankah mencegah lebih baik dari mengobati luka?* Kalau pun menikah itu ibadah, dan tenyata benar menikah tak pernah ada dalam takdirku dariNya, maka aku berdoa padaNya agar menjadikanku seperti Rabiah Adawiyah. KW 10 pun tak masalah. Yap, Rabiah Adawiyah. Perawan tua hingga akhir hidupnya. Bukannya hidup tanpa cinta. Tapi cintanya hanya habis untuk Rabbnya.
Begitulah, sudah di titik inilah Fira jika ditanya soal menikah.
*(Haha bahkan bisa kau lihat sendiri, aku lebih memilih quote yg itu, dan pura2 tak tahu quote yg lain, seperti 'gagal itu urusan nanti, yg penting berani mencoba')
4 notes · View notes
elangfatah · 1 year
Text
Jadi bagaimana? Spesialis atau generalis?
Sebab bergelut di dunia arsitektur selalu dipaksa untuk berpikir sebagai seorang ilmuwan, seniman, engineer, desainer, planolog, psikolog, pebisnis, akademisi, antropolog, environmentalist, budayawan, konseptor, eksekutor, bahkan da'i atau penceramah. Mungkin ada satu atau beberapa bidang yang belum disebutkan yang pasti juga ada kaitannya dengan arsitektur. Hal-hal semacam ini selalu mengingatkan bahwa semua hal di dunia pasti dan selelu berkaitan satu dengan yang lainnya.
4 notes · View notes
madmor6 · 1 year
Text
seni mendengarkan untuk memengaruhi
ketika sedang dalam mode pendengar (_curhat), memicu perasaan simpati terlebih dahulu lebih penting dari pada langsung mencoba membetulkan suatu pemikiran yang salah, hal ini memicu prasangka bahwa kita bukanlah si penceramah yang sering nya bersikap menyebalkan tetapi lebih seperti ibu yang mampu memberi kenyamanan.
bahkan Iblis sekalipun senang didengar.
5 notes · View notes
itsjournalfi · 1 year
Text
Semua Orang Bisa I'tikaf
Aa Deni
I'tikaf sudah menjadi tema rutin di kalangan penceramah saat memasuki bulan Ramadhan, terlebih menjelang sepuluh hari terakhir.
I'tikaf secara bahasa berarti diam ( _allubtsu_). Adapun i'tikaf yang dimaksud adalah berdiam di mesjid guna membangun relasi intens seorang hamba dengan Robb, dengan memalingkan diri dari keriuhan dunia.
اللبث في المسجد والانقطاع إلى الله فيه
Sesuai ta'rifnya, i'tikaf bisa dikerjakan kapanpun di luar momen Lailatul Qodar, meski di sepuluh hari terakhir Rasulullah menaruh perhatian lebih, seperti terekam dalam hadis.
Di sepuluh hari terakhir beliau mengencangkan ikat pinggang, membuat ruang pribadi di mesjid serta membangunkan keluarga.
Harapan besar seorang muslim tentunya ingin memanfaatkan kesempatan tahunan ini sebaik mungkin. Menepi sejenak dari rutinitas harian guna fokus membenahi jiwa, syahdu bermunajat.
Kenyataan di lapangan tidak semua muslim memiliki kesempatan yang sama. Masih ada di antara mereka yang memiliki agenda yang tak dapat ditinggalkan.
Ada yang masih harus berjuang memenuhi nafkah, melayani kesehatan, menyediakan pasokan makanan, mengatur lalu lintas, menjaga keamanan wilayah, dll.
Jika itu semua harus ditinggalkan, mulai siang sampai malam selama sepuluh hari berturut-turut, dapat kita bayangkan apa yang terjadi dengan jalannya kehidupan.
Lantas apakah kesempatan i'tikaf bagi mereka menjadi tertutup?
Sebelum itu, ada beberapa hal yang perlu ditayangkan terlebih dahulu, sebagai kerangka konseptual mendekati masalah ini.
I'tikaf adalah ibadah yang disepakati ulama akan kesunahannya, kedudukan hukumnya tidak sampai fardhu terkecuali dinadzarkan.
Dalam perspektif fiqih Syafi'i, i'tikaf boleh dikerjakan kapan saja dengan durasi yang adaptif dan variatif, serta diawali niat sebagaimana ibadah lainnya.
Seorang mu'takif (pelaku i'tikaf) boleh memulai i'tikaf di pagi, siang, sore, atau malam hari.
Begitu juga boleh beri'tikaf selama dua jam, empat jam, sepuluh jam, sampai sehari semalam selama sepuluh hari berturut-turut.
Dengan skema ini, kesempatan beri'tikaf menjadi terbuka lebar bagi siapa saja yang mempunyai keterbatasan waktu. Dengannya, semua orang bisa i'tikaf.
Mereka dapat memanfaatkan waktu senggang di sela-sela padatnya kegiatan untuk sejenak menepi beri'tikaf.
Waktu tersebut bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk fokus ber taqorrub, membenahi hati, menyegarkan jiwa, menyingkirkan endapan residu dunia.
Amat sayang melewatkan momen sepenting i'tikaf yang hanya datang setahun sekali.
Wallohu a'lam
3 notes · View notes
tenminutes · 2 years
Text
Apa Benar Dalil Cuma dari Al-Qur'an Saja?
Kata dalil adalah kata yang tak asing di telinga. Sering kali saya mendengar kata itu di pondok. Mulai dari penyampaian ustadz, para penceramah, kawan-kawan, sampai buku yang saya baca, kata dalil biasa terucap. Bahkan sampai Mesir.
Dan bagi saya rabu kemarin, (26/10/22), merupakan hari ied pribadi. Istilah ied adalah hari besar umat Islam yang dipenuhi dengan beragam kebahagiaan dan sukacita. Dikatakan hari itu ied karena saya merasakan suatu kebahagiaan yang tak bisa terlisankan dengan kata-kata, maupun tertuliskan dengan bermacam makna, yaitu ada gambaran baru tentang kata dalil yang saya dapatkan.
Dalil secara bahasa adalah bukti atau petunjuk. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata dalil adalah suatu keterangan yang dijadikan bukti atau alasan suatu kebenaran. Sebagai contoh: Allah itu Maha Esa. Dalilnya apa? Ayat QS. Al-Ikhlas yang artinya, "Allah Maha Esa."
Kemudian, dulu saya berpikir bahwa dalil itu hanya diambil dari ayat Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Ternyata itu benar, hanya saja anggapan tersebut kurang menyeluruh.
Kemarin syeikh Ahmad Abdul Murdhi' di Madyafah Ismail menjelaskan tentang dalil dan macamnya. Beliau mengatakan bahwa dalil itu ada yang umum dan khusus. Dalil umum itu seperti ayat Al-Qur'an, potongan hadits, atsar, dan pendapat para ulama. Sedangkan dalil khusus itu argumen logis, atau yang biasa kita kenal dalam ilmu mantik dalil mantiki.
"Jadi dalil itu ada dua," tutur beliau.
"Ada dalil yang biasa disebutkan dalam ushul fikih, yaitu ayat Al-Qur'an, potongan hadits, kata dalam suatu riwayat bahasa, atau lainnya. Ini bersifat umum. Adapun disebutkan kata dalil dalam Ilmu mantik dan ilmu debat adalah dalil khusus, yaitu dalil mantik, atau argumentasi logis."
Dan lebih jelasnya saya coba berikan dua contoh dalil mantik, atau argumentasi logis yang ada dalam ilmu mantik. Contoh ini diambil dari silogisme pertama.
Setiap sisipan uang yang kita berikan kepada orang yang membutuhkan merupakan sedekah. Setiap sedekah yang kita dermakan adalah suatu kebaikan. Dan setiap kebaikan akan ada ganjarannya. Sehingga itu semua memberikan kesimpulan bahwa setiap sisipan uang yang kita berikan kepada orang yang membutuhkan akan ada ganjarannya (di dunia dan di akhirat).
Setiap peristiwa yang terjadi pada kita, baik buruknya sudah ditetapkan Allah SWT. Dan setiap ketetapan Allah SWT pasti ada maksudNya. Dan setiap maksud atau hikmah Allah pasti baik. Jadi, setiap peristiwa yang terjadi pada kita, baik buruknya pasti baik (bagi hambanya).
Dari sini menunjukkan bahwasanya dalam memberikan landasan dalam suatu pendapat ataupun gagasan, kita tidak cukup hanya mempelajari dan mengetahui dalil-dalil umum. Kita perlu juga mengetahui dalil-dalil khusus, yang mana itu dibangun atas premis-premis yang sesuai dengan penalaran, sesuai dengan cara berpikir logis, sehingga tidak salah dalam berpikir, lebih-lebih dalam berargumen.
*Coretan dari pelataran rumah sang guru saat yang sedang menyiapkan diri untuk menghadiri kegiatan pekanan.
2 notes · View notes
jeghii · 1 day
Text
SIAPAKAH USTAZ WADI ANUAR
Berikut adalah biodata ringkas mengenai Ustaz Wadi Anuar, seorang pendakwah dan penceramah terkenal dari Malaysia:### Biodata Ustaz Wadi Anuar– **Nama Penuh:** Wadi Anuar bin Mohd Shahrin– **Tarikh Lahir:** 11 Ogos 1984– **Tempat Lahir:** Slim River, Perak, Malaysia– **Pendidikan:**  – Mendapat pendidikan awal di Sekolah Kebangsaan Slim River dan kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Agama.  –…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
penuntutilmudotnet · 3 days
Photo
Tumblr media
🤔Dr MAZA - Tak Salah Ambil Duit Mengajar Agama, Tapi Kalau Boleh Tak Ambil🤔#2021 #S_DR._MAZA "Ah, sekarang ini kita nak pergi pula dari sudut ahli agama yang terdedah kepada realiti masyarakat dalam bidang pekerjaan. Contohnya, macam Datuk sendiri menjadi mufti dan bertemu dengan ramai orang. Persoalannya, Datuk, bila kita terdedah dengan ramai orang dalam kerja dan sebagainya, maka kita juga ada risiko terdedah dengan fitnah. Adakah wajah seorang ahli agama, demi untuk mengelak daripada fitnah, baik duduk di tempat dia mengajar, tidak perlu turun ke dunia profesional, hanya mengajar kuliah, membaca kitab, atau menghafal Quran dan hadis? Selamatkah daripada fitnah jika begitu? Bagaimana tu, Datuk? Terima kasih, saudara Amin. Pertamanya, kita kena kembali kepada apa yang diajar oleh agama. Agama ini adalah satu perkara yang Allah bekalkan pada manusia sebagai jalan hidup mereka. Jalan hidup ini bukan sahaja duduk dalam bilik sahaja. Manusia mesti bersosial. Sebab itu, sembahyang di rumah pun sah, tetapi Allah suruh kita sembahyang berjemaah kerana Allah menyuruh kita bergaul. Agama menyuruh kita berjemaah kerana Allah menyuruh kita bergaul. Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam tidak hidup sebagai golongan dengan dua atau tiga orang duduk di satu tempat sahaja tanpa bergaul dengan orang. Kadang-kadang, minta maaf, kadang-kadang saya terlihat agak kurang munasabah bila orang agama cuba gambarkan Nabi hanya berjubah, berselendang, dan serban, seolah-olah Nabi itu tiada kerja, hanya menjadi host, penceramah, atau selebriti. Nabi bukan begitu. Nabi kadang-kadang pakai baju Yaman, kadang-kadang pakai jubah Rumia, kadang-kadang pakai baju perang, dan kadang-kadang naik ke medan perang. Ini adalah realiti kehidupan. Apabila kita cuba gambarkan Nabi hanya pada satu sudut, maka ramai orang akan menganggap Nabi macam seorang yang mungkin duduk di kampung dan tidak keluar ke mana-mana. Ini adalah perkara yang salah. Saya rasa kita kena betulkan pandangan ini. Orang agama mesti hidup dengan masyarakat. Kalau dia mengajar ajaran yang menyuruh masyarakat untuk beramal dengan cara yang betul, maka dia mesti melalui hal itu untuk tahu dan mempunyai pengalaman dalam hal tersebut. Sebab itu, ulama-ulama ramai yang memuji Abu Hanifah khususnya dalam pandangannya berhubung dengan jual beli. Walaupun bukan semua orang mengikuti pandangannya, kerana dia seorang tajir, seorang bekas trader, pandangan-pandangan dalam fiqh jual beli mempunyai fleksibiliti kerana dia melihat hal-hal tersebut dengan pengalaman yang mendalam. Ini tidak bermakna mazhab-mazhab lain seperti mazhab Malik tidak melalui hal itu. Mereka juga mempunyai pengalaman yang berkaitan. Hal yang kedua, saya suka juga kalau boleh orang agama ini mempunyai perniagaan atau pekerjaan sendiri supaya mereka tidak bergantung kepada duit kuliah masjid sahaja. Mereka tidak bergantung hanya kepada duit orang. Cakap agama ini adalah antara kita dengan Allah. Kalau boleh, kita tidak mengambil duit daripada ceramah agama kita supaya kita benar-benar bercakap yang benar dan tidak kisah tentang apa yang orang fikir tentang kita. Kita hanya fikir apa yang Allah mahu daripada kita. Sebab itu, jika orang agama itu mempunyai kerja atau perniagaan yang halal, kehidupan mereka lebih baik daripada kita. Saranan penting adalah agar ahli agama bergaul dengan masyarakat supaya dakwah kita membumi...." https://penuntutilmu.net/soal-jawab-pt/dr-maza-tak-salah-ambil-duit-mengajar-agama-tapi-kalau-boleh-tak-ambil/?feed_id=1252&_unique_id=66e9d8fcef187 Facebook Page: https://www.facebook.com/penuntutilmu.net/ Telegram Channel: https://t.me/PenuntutIlmuDotNet Thread: https://www.threads.net/@penuntutilmudotnet
0 notes
ingatlah · 8 days
Text
Ustadz Abdul Somad Ajak Perempuan di Pekanbaru Teladani Akhlak Nabi
INGATLAH.COM – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H, Pengurus Wilayah (PW) Muslimat Al Wasliyah Riau sukses menggelar Tablik Akbar di Halaman TK IT Raudhatul Jannah Al Washliyah, Jalan Kulim, Pekanbaru, pada Jumat pagi. Acara ini menghadirkan penceramah terkenal, Ustadz Abdul Somad (UAS), yang menyampaikan ceramah penuh hikmah dengan tema “Dengan Meneladani Nabi Muhammad…
0 notes
rupaska · 9 days
Text
Latih Berbicara, Rutan Pasangkayu Berikan Kesempetan Warga Binaan Jadi Penceramah
Tumblr media
Pasangkayu - Pelatihan khitobah menjadi ciri khas Rutan Kelas IIB Pasangkayu Kantor Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Barat yang bertujuan agar narapidana mempunyai keterampilan dalam berceramah. Pelatihan ini di ikuti semua narapidana yang bertempat di masjid Nurul At-Taubah Rutan Pasangkayu.
Pelatihan khitobah bertujuan agar narapidana mampu menyampaikan pesan ceramah dengan baik. selain itu, pelatihan khitobah juga untuk melihat kemampuan narapidana dalam menyampaikan ceramah dan mengeahui kualitas keagamaan narapidana.
Pelatihan menjadikan narapidana mengetahui bagaimana berceramah dengan baik, bagaimana cara memilih tema ceramah dan yang lainya. Selain itu, pelatihan khitobah juga membekali narapidana dalam bentuk materi keagamaan. Materi yang di sampaikan bermacam-macam mulai dari tauhid, fiqih, tafsir Al-Qur’an dan Al-Hadits. Materi keagamaan sengaja disampaikan, mengingat tidak semua narapidana mempunyai pengetahuan kegamaan yang baik.
Kepala Rutan Pasangkayu, Tisep Oven Harry berharap pelatihan yang diberikan ini mampu meningkatkan keterampilan berceramah narapidana dan memberikan contoh bagaimana cara membuka ceramah dengan baik, cara menerangkan dengan baik, maupun cara menutup ceramah dengan baik.
"Pelatihan memberikan motivasi untuk menumbuhkan kepercayaan narapidana dalam berceramah, warga binaan merasa tugas ceramah tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai pengalaman banyak dan pendidikan yang tinggi, akan tetapi ceramah merupakan tugas semua manusia termasuk warga binaan Rutan Pasangkayu," Ucap Tisep.
0 notes
banyumanik-05 · 13 days
Text
Babinsa Kel. Tegalsari (Peltu Wantono) Menghadiri undangan acara *TIBETH BERSHOLAWAT dalam rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H* dengan penceramah Ustad Muhammad Nurul Huda (Gus Huda) dj Wilayah Genuksari Atas RT 06 RW 09 Kel. Tegalsari Kec. Candisari Semarang.
https://www.instagram.com/p/C_nphHtPu1d5k1Kow32BFzSPonBd8JVMLo6HaY0/?igsh=MWI4Ym9kZmU5MWRhZw==
0 notes
dpntiimes · 21 days
Text
Tabliqh Akbar Peringatan Tahun Baru Islam dan Rangkaian HUT Ke 25 Kabupaten Nunukan
Tabliqh Akbar Peringatan Tahun Baru Islam dan Rangkaian HUT Ke 25 Kabupaten Nunukan
DPNTimes.com, Nunukan – Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan menggelar Tabliq Akbar dalam rangka Peringatan Tahun Baru Islam dan Rangkaian HUT Kabupaten Nunukan Ke 25. Tabliqh Akbar yang diselenggarakan di Masjid Hidayaturrahman Islamic Center Nunukan ini menghadirkan Penceramah Ustadz Anugerah Cahyadi yang biasa di sapa Ustadz Ucay. Jumat (9/8). Tabliqh Akbar ini juga dihadiri Wakil Bupati…
0 notes
edomedia · 22 days
Text
Habib Bahar bin Smith Dilaporkan ke Polisi, Gara-Gara Apa Ya?
Jakarta, EDITOR.ID,- Penceramah yang suka tampil di kanal Youtube, Habib Bahar bin Smith dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Ustaz yang suka berpenampilan rambutnya dicat mirip bule itu dipolisikan karena diduga melakukan persekusi, mencemarkan nama baik hingga mengancam kekerasan kepada seseorang bernama Addin Arifin. Adapun kejadian persekusi hingga ancaman kekerasan tersebut diduga dilakukan Habib…
0 notes
priangancom · 2 months
Text
Ketua MUI Sebut Makan Gratis adalah Bagian dari Program Allah S.W.T
JAKARTA | Priangan.com –  Ketua Majelis Ulama (MUI) Indonesia, KH. Anwar Iskandar, menyebut kalau program makan gratis untuk rakyat merupakan bagian dari perintah Allah S.W.T. Hal itu disampaikannya saat menjadi penceramah dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 79 Tahun Indonesia Merdeka, di Halaman Istana Merdeka,  pada Kamis, 1 Agustus 2024. Dalam kesempatan itu, mulanya Anwar menyinggung soal…
0 notes