#Dakwah di Madura
Explore tagged Tumblr posts
madurapost · 13 days ago
Text
Humor Penuh Hikmah: Ceramah KH Musleh Adnan yang Menarik Jamaah di Madura
PAMEKASAN, MaduraPost – KH Musleh Adnan, seorang dai kondang dari Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, belakangan ini semakin dikenal luas di media sosial. Berbeda dari penceramah lainnya, Kiai Musleh, begitu ia akrab disapa, memiliki gaya berceramah yang santai dan penuh humor. Sentuhan jenaka dalam ceramahnya membuat pesan-pesan yang ia sampaikan mudah dipahami oleh berbagai kalangan, mulai…
0 notes
tebuirenginitiatives · 2 years ago
Text
Mengenal Lora Ismail, Giat Dakwah dengan Berbagai Media
Mengenal Lora Ismail, Giat Dakwah dengan Berbagai Media
tebuireng.co- Lora Ismail Amin Kholil atau yang lebih akrab disapa Lora Ismail Al-Kholili merupakan ulama muda asal Bangkalan, Madura yang kini populer di kalangan masyarakat. Putra Almarhum KH Amin Kholil Yasin ini terkenal dengan dakwahnya yang ramah baik di dunia maya ataupun di dunia nyata. Lahir di Bangkalan,17 November 1992 dan merupakan keturunan ke-lima dari Syaikhona Muhammad Kholil,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kreditmultiguna · 5 years ago
Quote
Hafal Ribuan HaditsDi Kota Bunga, Malang, Jawa Timur, ada seorang auliya’ yang terkenal karena ketinggian ilmunya. Ia juga hafal ribuan hadits bersama dengan sanad-sanadnya. Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih Al-Alawy Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy dilahirkan di kota Tarim, Hadramaut, pada hari Selasa 15 Safar tahun 1316 H/1896 M. Saat bersamaan menjelang kelahirannya, salah seorang ulama besar, Habib Syaikhan bin Hasyim Assegaf, bermimpi bertemu Sulthanul Auliya’ Syekh Abdul Qadir Jailani. Dalam mimpi itu Syekh Abdul Qadir Jailani menitipkan kitab suci Al-Quranul Karim kepada Habib Syaikhan bin Hasyim Assegaf agar diberikan kepada Habib Ahmad bin Muhammad Bilfagih.Pagi harinya Habib Syaikhan menceritakan mimpinya kepada Habib Ahmad. Habib Ahmad mendengarkan cerita dari Habib Syaikhan, kemudian berkata, ”Alhamdulillah, tadi malam aku dianugerahi Allah SWT seorang putra. Dan itulah isyarat takwil mimpimu bertemu Syekh Abdul Qadir Jailani yang menitipkan Al-Quranul Karim agar disampaikan kepadaku. Oleh karena itu, putraku ini kuberi nama Abdul Qadir, dengan harapan, Allah SWT memberikan nama maqam dan kewalian-Nya sebagaimana Syekh Abdul Qadir Jailani.”Demikianlah, kemudian Habib Ahmad memberi nama Abdul Qadir karena mengharap berkah (tafa’ul) agar ilmu dan maqam Abdul Qadir seperti Syekh Abdul Qadir Jaelani.Sejak kecil, ia sangat rajin dan tekun dalam mencari ilmu. Sebagai murid, ia dikenal sangat cerdas dan tangkas dalam menerima pelajaran. Pada masa mudanya, ia dikenal sebagai orang yang mempunyai perhatian besar terhadap ilmu dan menaruh penghormatan yang tinggi kepada guru-gurunya. Tidaklah dinamakan mengagungkan ilmu bila tidak memuliakan ahli ilmu, demikian filosofi yang terpatri dalam kalbu Habib Abdul Qadir.Pernah suatu ketika di saat menuntut ilmu pada seorang mahaguru, ia ditegur dan diperingatkan, padahal Habib Abdul Qadir waktu itu pada pihak yang benar. Setelah memahami dan mengerti bahwa sang murid berada di pihak yang benar, sang guru minta maaf. Namun, Habib Abdul Qadir berkata, ”Meskipun saya benar, andaikan Paduka memukul muka hamba dengan tangan Paduka, tak ada rasa tidak menerima sedikit pun dalam diri hamba ini.” Itulah salah satu contoh keteladanan yang tinggi bagaimana seorang murid harus bersopan-santun pada gurunya.Guru-guru Habib Abdul Qadir, antara lain, Habib Abdullah bin Umar Asy-Syatiry, Habib Alwy bin Abdurrahman Al-Masyhur, Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf, Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdor, Syekh Segaf bin Hasan Alaydrus, Syekh Imam Muhammad bin Abdul Qadir Al-Kattany, Syekh Umar bin Harridan Al-Magroby, Habib Ali bin Zain Al-Hadi, Habib Ahmad bin Hasan Alatas, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy, Syekh Abubakar bin Ahmad Al-Khatib, Syekh Abdurrahman Bahurmuz.Dalam usia yang masih anak-anak, ia telah hafal Al-Quran. Tahun 1331 H/1912 M, ia telah mendapat ijazah dan berhak memberikan fatwa agama, antara lain di bidang hukum, dakwah, pendidikan, dan sosial. Ini merupakan anugerah Allah SWT yang telah diberikan kepada hamba pilihan-Nya.Maka tidak berlebihan bila salah seorang gurunya, Habib Alwi bin Abdullah bin Syihab, menyatakan, ”Ilmu fiqih Marga Bilfagih setara dengan ilmu fiqih Imam Adzro’iy, sedangkan dalam bidang tasawuf serta kesusastraan bagai lautan tak bertepi.”Sebelum meninggalkan kota Tarim untuk berdakwah, di tanah kelahirannya ia sempat mendirikan organisasi pendidikan sosial Jami’yyatul Ukhuwwah wal Mu’awanah dan Jami’yyah An-Nasr Wal Fudho’il tahun 1919 M.Sebelum berhijrah ke Indonesia, Habib Abdul Qadir menyempatkan diri beribadah haji dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan dan singgah di beberapa kota dan negara, seperti Aden, Pakistan, India, Malaysia, dan Singapura. Di setiap kota yang disinggahi, ia selalu membina umat, baik secara umum maupun khusus, dalam lembaga pendidikan dan majelis taklim.Tiba di Indonesia tepatnya di kota Surabaya tahun 1919 M/1338 H dan langsung diangkat sebagai direktur Madrasah Al-Khairiyah. Selanjutnya, ia mendirikan Lembaga Pendidikan Madrasah Ar-Rabithah di kota Solo tahun 1351 H/1931 M.Selepas bermukim dan menunaikan ibadah haji di Makkah, sekembalinya ke Indonesia tanggal 12 Februari 1945 ia mendirikan Pondok Pesantren Darul Hadits Al-Faqihiyyah dan Perguruan Islam Tinggi di kota Malang. Ia pernah diangkat sebagai dosen mata kuliah tafsir pada IAIN Malang pada 1330 H/1960 M.Keistimewaan Habib Abdul Qadir adalah, ia ahli ilmu alat, nahwu, sharaf, manthiq, ilmu kalam, serta ma’any, bayan, dan badi (tiga yang terakhir merupakan bagian ilmu sastra). Dalam bidang hadits, penguasaannya adalah bidang riwayat maupun dirayah, dan hafal ribuan hadits. Di samping itu, ia banyak mendapat hadits Al-Musalsal, yakni riwayat hadits yang tersambung langsung kepada Rasulullah SAW. Ini diperolehnya melalui saling tukar isnad (saling menukar periwayatan hadits) dengan Sayid Alwy bin Abas Al-Maliky saat berkunjung ke Makkah.Sebagai seorang ulama yang menaruh perhatian besar dalam dunia pendidikan, ia juga giat mendirikan taklim di beberapa daerah, seperti Lembaga Pendidikan Guru Agama di Sawangan, Bogor, dan Madrasah Darussalam Tegal, Jawa Tengah.Banyak santrinya yang di kemudian hari juga meneruskan jejaknya sebagai muballigh dan ulama, seperti Habib Ahmad Al-Habsy (Ponpes Ar-Riyadh Palembang), Habib Muhammad Ba’abud (Ponpes Darul Nasyi’in Malang), Habib Syekh bin Ali Al Jufri (Ponpes Al-Khairat Jakarta Timur), K.H. Alawy Muhammad (Ponpes At-Taroqy Sampang, Madura). Perlu disebutkan, Prof. Dr. Quraisy Shihab dan Prof. Dr. Alwi Shihab pun alumnus pesantren ini.Habib Abdul Qadir wafat pada 21 Jumadil Akhir 1382 H/19 November 1962 dalam usia 62 tahun. Kala saat-saat terakhirnya, ia berkata kepada putra tunggalnya, Habib Abdullah, ”… Lihatlah, wahai anakku. Ini kakekmu, Muhammad SAW, datang. Dan ini ibumu, Sayyidatunal Fatimah, datang….” Ribuan umat berdatangan untuk meyampaikan penghormatan terakhir kepada sang permata ilmu yang mumpuni itu. Setelah disemayamkan di Masjid Jami’ Malang, ia dimakamkan di kompleks makam Kasin, Malang, Jawa Timur.diringkas dari manakib tulisan Habib Soleh bin Ahmad Alaydrus, pengajar Ponpes Darul Hadits Malang, Jawa Timur Di posting ulang dari halaman facebook : SEJARAH ULAMA DAN KARAMAHNYA Di dalam halaman tersebut tulisan ini di publikasikan oleh : Firman Syarief Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua, Amin..
http://www.masdull.com/2020/01/al-habib-abdul-qadir-bin-ahmad-bilfagih.html
4 notes · View notes
rambaimanis · 4 years ago
Text
KISAH 24 TAHUN PERTAMA KEHIDUPANKU:
FASE PERTAMA MASA DEWASA
.
(Bagian 8 dari 11)
.
Setelah saya mengikuti kajian sunnah untuk pertama kali bersama Ustadz Abu Haidar as-Sundawi dan kedua kali bersama Ustadz Beni Sarbeni (حفظهما الله) pada tanggal 25-26 Dzulhijjah 1438 (16 September 2017), Allah memberi saya taufiq untuk mulai meniti manhaj salaf ini, dan meninggalkan manhaj haraki (IM) dan khawarij (ISIS) yang saya anut sebelumnya. Hal itu terjadi setelah saya menyadari bahwa kajian sunnah pertama yang saya ikuti adalah kajian yang disiarkan oleh Radio Rodja Bandung (sekarang bernama Tarbiyah Sunnah). Nama Rodja tidaklah asing bagi saya saat itu, sebab sebenarnya sejak saya masih SMP, saya sudah mengenal sebagian media dakwah ahlussunnah, seperti Rodja, Yufid, dll.
.
Ketika itu, saya teringat bahwa dulu saya pernah mengetahui salah satu prinsip dasar ahlussunnah yang sering disampaikan oleh Rodja, yaitu ketaatan kepada pemimpin muslim selain dalam maksiat. Prinsip tersebutlah yang membuat saya tertarik untuk meniti kembali manhaj salaf, setelah sebelumnya Allah Ta'ala memberi saya kesempatan untuk menitinya saat saya masih SMP, namun tidak memberi saya taufiq untuk mempelajari prinsip-prinsip dasar ahlussunnah. Dan ketika itu, قدر الله, akun-akun pengikut ISIS tiba-tiba hilang semua dari akun Telegram saya. Maka saya pun bertekad untuk tidak lagi mengikutinya, juga IM dan cabangnya di ITB (Keluarga Mahasiswa Islam/Gamais).
.
Sejak saat itu, saya mengikuti kajian sunnah bersama Ustadz Abu Haidar secara rutin, setiap Sabtu di Masjid Cipaganti Bandung. Namun, hingga akhir fase pertama ini (pertengahan Jumadil Akhirah 1439/akhir Februari 2018), saya juga masih mendengarkan ceramah-ceramah dari para penceramah yang tidak bermanhaj salaf, sebab sampai Rabi'ul Akhir 1439/Desember 2017, saya masih menjadi bagian dari Salman Media, dan setiap penerima beasiswa Salman Media wajib mengikuti mabit di Masjid Salman ITB setiap bulan, dengan pengisi materi dari kalangan nonsunnah. Pada fase pertama ini pula, saya masih mengikuti salah satu program kaderisasi Salman ITB, yaitu program pengabdian masyarakat di Madura.
.
Rabu Wage
24 Ramadhan 1440
29 Mei 2019
1 note · View note
tambaraboyack · 3 years ago
Text
Wayang, Sebuah Titik Temu Peradaban Dunia.
Sejarah Wayang
Tumblr media
Wayang secara harfiah berarti bayang-bayang. Wayang ada karena sesuatu yang yang disinari. Wayang juga bisa dimaknai sebagai gambaran hidup manusia di dunia. Pertunjukan seni bayang-bayang ini mempunyai banyak nilai-nilai adi luhung. Sebagai tontonan yang sering mempertunjukkan tuntunan hinga tatanan.  Wayang adalah satu dari berbagai warisan kebudayaan masa lampau di Indonesia. Wayang merupakan salah satu karya seni budaya yang menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Pertunjukan wayang meliputi seni peran, suara, musik, tutur, sastra, lukis, pahat, dan juga seni perlambang.
Menyimak sejarah, budaya wayang terlihat terus berkembang dari zaman ke zaman. Kemudian berkembang hingga digunakan sebagai media komunikasi sosial yang dapat bermanfaat bagi perkembangan masyarakat pendukungnya. Dunia wayang memperlihatkan perubahan fungsinya, dari sebagai media ritus pemujaan atas leluhur, dakwah, penerangan, hingga pendidikan moral dan etik, juga pemahaman filsafat, serta hingga sebagai media hiburan belaka.
Menariknya, seni teater wayang tercatat sanggup bertahan melampaui kurun waktu berabad-abad. Sekalipun kini bisa dikata keberadaannya mulai telah terdesak oleh berbagai tawaran bentuk-bentuk hiburan modern lain, hingga kini wayang masih mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa dan Bali.
Fenomena ini setidaknya tecermin dari masih seringnya teater wayang ini digelar dalam acara-acara formal maupun informal, baik oleh masyarakat maupun pejabat pemerintah. Selain itu, juga tercermin dari masih berlangsungnya proses regenerasi terhadap profesi dalang, yaitu aktor utama dalam seni pertunjukan tersebut.
Benar, jikalau bicara sejarah asal usul wayang kulit, setidaknya ditemukan empat teori besar. Adanya perbedaan teori atau tafsiran ini, selain disebabkan sedikitnya data dari sumber artefak masa lalu, juga seringkali muncul karena perbedaan disiplin ilmu yang digunakan oleh para ahli untuk mendekati masalah tersebut.
Empat teori atau tafsiran itu, pertama, asal usul wayang adalah Jawa (Indonesia). Para peneliti yang meyakini hipotesa itu ialah JLA Brandes, GAJ Hazeu, J Kats, Anker Rentse, dan lain sebagainya. Kedua, wayang berasal dari India. Mereka yang berkesimpulan teater wayang berasal dari India yaitu R Pichel, Poensen, Goslings, dan Rassers.
Ketiga, asal usul wayang ialah perpanduan antara Jawa dan India. Sebutlah J Krom dan WH Rassers, misalnya, tiba pada kesimpulan hipotetif tersebut. Dan terakhir atau keempat, wayang berasal dari Cina. Peneliti yang tiba pada kesimpulan itu ialah G Schlegel.
Sejak 7 November 2003, UNESCO telah mengakui pertunjukan wayang kulit sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Dalam sinopsisnya tersebut, sekalipun tidak memberikan justifikasi teoritis dan historis didasarkan pada tokoh tertentu, UNESCO jelas mengakui seni mendongeng kuno ini berasal dari Indonesia.
Usia seni pertunjukan ini, merujuk UNESCO, disebut telah berkembang selama sepuluh abad di istana kerajaan Jawa dan Bali, dan kini telah menyebar ke pulau-pulau lain seperti Lombok, Madura, Sumatra, dan Kalimantan. Menyimak angka “sepuluh abad” sebagai pilihan UNESCO melihat sejarah perkembangan tradisi wayang, mudah diduga, asumsi tersebut didasarkan pada Prasasti Balitung dari abad ke-10 (903 M).
Dalam prasasti ini tertulis inskripsi “Si Galigi Mawayang Buat Hyang Macarita Bimma Ya Kumara”. Kalimat ini berarti “Galigi mengadakan pertunjukan Hyang dengan mengambil cerita Bhimma muda…”
Benar, bahwa acuan pada Prasasti Balitung ini mendapatkan justifikasi dari sumber tulisan kemudian. Indiria Maharsi (2018) dalam karyanya berjudul Wayang Beber merujuk pada Kitab Centini. Kitab ini ditulis di sepertiga awal abad ke-19. Menurut Maharsi, kitab ini mencatat wayang sebagai diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Kediri. Konon, Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran ruh dari leluhurnya dan dilukiskannya di daun lontar.
Artinya, menyimak klaim UNESCO--bahwa wayang sebagai tradisi mendongeng kuno ialah berasal dari Indonesia--bisa jadi justifikasi UNESCO bukanlah soal fakta dan kepastian historis, melainkan justru lebih didasarkan pada fakta keragaman manifestasi seni pertunjukan tradisional tersebut di Indonesia. Pasalnya keragaman wujud wayang itu sendiri, selain mencerminkan panjangnya proses evolusinya di Indonesia selama ini, juga sekaligus memperlihatkan adanya signifikansi makna yang mendalam dalam alam pikiran masyarakat khususnya Jawa.
Ya, panjangnya periode waktu keberadaan wayang di Indonesia ini tecermin kuat dari adanya keragaman jenis atau model wayang, aneka cerita atau lakon, dan cara pementasan dan bahasa. Adanya keragaman manifestasi seni wayang ini terang memperlihatkan dunia wayang sejatinya telah mandarah daging sebegitu rupa dalam kebudayaan masyarakat, dan barangkali saja itulah dasar dari kesimpulan UNESCO mencatat wayang sebagai asli Indonesia.
Ragam Wayang di Nusantara
Merujuk tulisan Pandam Guritno (1988) dalam karyanya Wayang, Kebudayaan Indonesia dan Pancasila disebutkan, di Indonesia khususnya di Jawa, Bali, Lombok, Kalimantan, dan Sumatra terdapat puluhan model atau jenis wayang.
Tumblr media
Guritno merujuk pada Prof Dr L Serrurier, Direktur Museum Etnografi di Leiden, yang pada akhir abad ke 19 melakukan survei tentang jenis-jenis wayang di Pulau Jawa. Hasil penelitiannya diterbitkan dengan judul De Wajang Poerwa pada 1896. Menurut Serrurier, jenis-jenis wayang yang dikenal di Pulau Jawa ketika itu, ialah: yaitu wayang beber, wayang gedog, wayang golek, wayang jemblung, wayang kalithik (klithik), wayang karucil (krucil), wayang langendria, wayang lilingong, wayang lumping, wayang madya, wayang pegon, wayang purwa, wayang puwara, wayang sasak, wayang topeng, dan wayang wong atau wayang orang.
Pada deretan nama-nama wayang di atas, Guritno menambahkan beberapa jenis atau model wayang lain, seperti wayang gambuh, wayang parwa, dan wayang ramayana di Bali; wayang sasak di Lombok; wayang banjar di Kalimantan; wayang palembang di Sumatra; juga wayang jemblung di Banyumas; tak terkecuali pun bisa disebutkan wayang kancil, wayang pancasila atau wayang suluh; wayang wahyu; dan lain sebagainya.
Sedangkan berdasarkan aktor utamanya, maka jenis atau tipe-tipe wayang bisa digolongkan menjadi lima kelompok, yaitu, pertama, wayang kulit, pemain di panggung ialah boneka dua dimensi, terbuat dari kulit atau tulang. Kedua, wayang golek, pemain di panggung ialah boneka-boneka tiga dimensi yang terbuat dari kayu. Ketiga, wayang wong atau orang, pemain di panggung ialah orang. Keempat, wayang beber, pemain hanya dilukiskan di atas kertas lebar yang digulung dan direntang (dibeber) saat pertunjukan. Kelima atau terakhir, wayang klithik, pemain di panggung ialah boneka-boneka terbuat dari kayu pipih.
Termasuk wayang kulit ialah wayang gedog dan wayang purwa di Jawa; wayang parwa di Bali; wayang sasak di Lombok; dan wayang banjar di Kalimantan; serta wayang palembang di Palembang. Termasuk wayang golek ialah wayang golek Sunda dengan cerita-cerita Ramayana dan Mahabarata; pun termasuk di sini ialah wayang golek Menak Jawa dengan cerita-cerita kepahlawanan Islam; tak kecuali wayang Cepak Cirebon dengan cerita- cerita tentang babad Cirebon dan penyebaran agama Islam di Jawa Barat.
Sedangkan wayang wong atau wayang orang lazimnya menampilkan lakon-lakon asal Ramayana dan Mahabarata. Namun wayang langendria yang juga menggunakan orang sebagai pemainnya lazimnya mementaskan lakon-lakon tentang sejarah Majapahit, seperti cerita sekitar Damarwulan dan lawannya Menakjingga.
Selain itu, kita juga dapat pula menggolongkannya berdasar cerita atau lakon yang dipentaskan dan bahasa yang dipakai. Di sini ada yang menarik untuk dicatat, yaitu sistem klasifikasi masyarakat perihal wayang. Meskipun katakanlah sama-sama termasuk wayang kulit, misalnya, tetapi jikalau lakon atau kisah yang dipentaskan ialah Panji, maka wayang itu bukanlah termasuk tipe wayang purwa, melainkan termasuk tipe wayang gedog. Tak kecuali, walaupun sama-sama menggunakan wayang golek, misalnya, lakon yang dipentaskan di Parahyangan bersumber dari epos Ramayana-Mahabarata; sedangkan di Jawa mengambil kisah kepahlawanan Amir Hamzah.
Prinsip detailing pengelompokan kategori wayang semacam ini jelas memperlihatkan bagaimana dunia wayang telah mencapai sebuah fase budaya yang sophisticated dalam ruang sejarah masyarakat. Kasus ini mengingatkan orang pada kasus penamaan model (dhapur) keris, di mana sekiranya terdapat unsur sekecil apapun yang berbeda maka niscaya akan memiliki nama dan jenis pengelompokan yang berbeda.
Demikianlah, daftar jenis wayang dapat dikenal berdasarkan tiga kriteria. Yakni, pelaku, sumber cerita, dan bahasanya. Lebih jauh, Guritno membuat klasifikasi wayang Indonesia sebagai berikut:
Melanjutkan riset Guritno, Agus Ahmadi, staf pengajar di Institut Seni Indonesia Surakarta, dalam artikelnya yang berjudul “Keberagaman Kreasi Kriya Wayang Kulit”, mencatat bahwa setidaknya sementara ini terdapat 55 wayang, di mana yang terbanyak ialah wayang dari bahan kulit perkamen. Di antara semua jenis wayang tersebut, lanjut Agus wayang, wayang yang paling terkenal dan berkembang luas di Indonesia ialah wayang kulit purwa. Jenis wayang ini dalam percakapan sehari-hari sering disebut wayang saja atau wayang kulit. Karena saking populernya, jika seseorang menyebutkan kata wayang, maka orang akan menganggap yang dimaksudkan bukan lain ialah Wayang Kulit Purwa.
Source:
https://indonesia.go.id/kategori/keanekaragaman-hayati/751/keragaman-wayang-indonesia
https://bobo.grid.id/read/081270482/ragam-wayang-di-nusantara-dari-wayang-sada-hingga-wayang-potehi?page=all
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/08/01/macam-macam-wayang-di-indonesia-bagian-i
1 note · View note
sifaaprili · 3 years ago
Text
Berkembangnya Islam di Indonesia
Tumblr media
Agama Islam pertama kali lahir di Mekkah, Arab Saudi. Para pemeluknya menyebarkan agama Islam lewat berbagai jalur. Salah satu teori menyebutkan bahwa agama Islam di Indonesia masuk lewat jalur perdagangan.
Selain perdagangan, ada saluran lain yang menyebabkan agama Islam dapat masuk dan berkembang di Indonesia. Saluran tersebut di antaranya adalah saluran perkawinan, pendidikan, hubungan sosial, dan seni budaya.
Perkembangan agama Islam di Indonesia semakin pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam. Perkembangan kerajaan Islam di Indonesia berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-18. Kerajaan tersebut dapat dibagi berdasarkan lokasi pusat pemerintahan mereka, yaitu di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.
Teori-teori Islam yang datang di Indonesia adalah sebagai berikut :
a) Teori Mekah
b) Teori Gujarat
c) Teori Persia
d) Teori Cina
Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam dahulu juga berperan sebagai mubaligh.
Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya.
Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Wali Songo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut:
1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), menyiarkan Islam di sekitar Gresik.
2. Sunan Ampel (Raden Rahmat), menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur.
3. Sunan Drajat (Syarifudin), menyiarkan agama di sekitar Surabaya
4. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim), menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang.
5. Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said), menyiarkan Islam di Jawa Tengah.
6. Sunan Giri (Raden Paku), menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku.
7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq), menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah.
8. Sunan Muria (Raden Umar Said), menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah.
9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
Ada juga kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
a) Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia. Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M).
b) Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh terletak di daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar yang berpusat di Kutaraja. Sultan pertama yang memerintah dan sekaligus sebagai pendiri Kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528).
c) Kerajaan Demak
Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama terbesar si pesisir Utara Jawa. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478 M.
d) Kerajaan Pajang (1568-1586)
Kerajaan ini adalah penerus dari kerajaan Demak. Raja pertama kesultanan ini adalah Jaka Tingkir yang bergelar Sultan Hadiwijaya.
e) Kerajaan Mataram Islam (abad 17-19)
Kerajaan ini berdiri pada tahun 1586 dan raja pertamanya adalah Sutawijaya yang bergelar "Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama" artinya panglima perang dan ulama pengatur kehidupan beragama. Pusatnya terletak di kota Yogyakarta, yakni di Kota Gede.
f) Kerajaan Banjar
Kerajaan ini adalah kerajaan Islam si Pulau Kalimantan, tepatnya si Provinsi Kalimantan Selatan. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1526 M dengan Sultan Suriansyah (Raden Samudra) sebagai sultan pertama.
g) Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan ini adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan.
h) Kerajaan Ternate
Kerajaan ini berdiri pada abad ke 13, ibu kotanya terletak di Sampali (Pulau Ternate). Menurut catatan orang Portugis raja di Maluku yang mula-mula memeluk agama Islam adalah raja Ternate yaitu Gapi Baguna atau Sultan Marhum yang masuk Islam karena menerima pengaruh dakwah dari Datuk Maulana Husain.
i) Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di wilayah Kota Tidore, Maluku Utara. Raja Tidore pertama adalah Syahadati alias Muhammad Naqal yang naik tahta sekitar tahun 1081 M.
Selesai, terimakasih.
Nama : Sifa Aprilizahro
Kelas : 9D
No absen : 32
0 notes
ayojalanterus · 4 years ago
Text
Sederet Prestasi Hafiz Mojokerto Terpilih Jadi Imam Masjid di Uni Emirat Arab
Tumblr media
 KONTENISLAM.COM - Mimpi Rahmat Alfian Hidayat (27) untuk belajar dan berdakwah di luar negeri akhirnya menjadi kenyataan. Penghafal Alquran (hafiz) asal Mojokerto ini terpilih menjadi imam masjid di Uni Emirat Arab (UEA). Berikut sederet prestasi yang selama ini dia raih. Alfian merupakan hafiz jebolan Ma'had Umar Bin Khattab Surabaya dan Pondok Pesantren Ibnu Ali Sidoarjo. Pendidikan dasar dan menengah dia tempuh di SDN 1 Sedati Kecamatan Ngoro dan di SMPN 1 Mojosari, Mojokerto. Kini dia menjadi mahasiswa semester akhir program studi Manajemen Dakwah di Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah Surabaya. Hafiz asal Jalan Pasar Sedati, Desa Sedati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto itu merupakan sulung dari 4 bersaudara pasangan Hidayat Ma'arif (56) dan Suparti (51). Tiga adik kandung Alfian juga mengikuti jejaknya menjadi hafiz. Dua adiknya ternyata sudah selesai menghafal 30 juz Al Qur'an. Sepanjang 2017-2020 Alfian telah menorehkan sederet prestasi di bidang hafalan Alquran. Yaitu juara 1 hafalan Alquran dan tafsir Bahasa Inggris Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-27 Jatim tahun 2017, juara 1 hafalan Al Qur'an dan tafsir Bahasa Inggris MTQ ke-28 Jatim tahun 2019, juara 3 hafalan Alquran 30 juz se-Jatim di Jombang tahun 2020. Ia juga menjadi juara 3 Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) Nasional 30 juz di Ponpes Banyuanyar Pamekasan, juara 1 tafsir Bahasa Inggris se-Jatim di Kota Malang tahun 2019, juara 2 MHQ 10 Juz ODOJ Jatim tahun 2017, juara MHQ 5 Juz tingkat SMA se-Jatim di UNISMA Malang tahun 2017. Kemudian menjadi juara harapan 1 MHQ 15 juz Nasional di Kedubes Arab Saudi tahun 2018, juara 3 MHQ 30 juz Nasional di Pamekasan Madura tahun 2018, serta menjadi peserta terbaik 1 Pengambilan Sanad Tajwid Matan Tuhfathul Athfal dan Matan Al Jazariyah di Provinsi Bengkulu tahun 2019. Prestasi Alfian tahun ini tidak kalah membanggakan. Dia terpilih menjadi imam masjid di UEA. Rencananya, Alfian akan diterbangkan ke negara kaya minyak itu bersama 26 hafiz asal Indonesia pada Juni nanti. "Informasi awal dari Kedubes RI di UEA, diberangkatkan bulan Juni, tapi tanggalnya belum tahu. Sampai 30 April kemarin, kami yang lolos diminta mengumpulkan berkas-berkas. Alhamdulillah teman-teman sudah selesai semua. Insyaallah habis lebaran mengurus visa," kata Alfian kepada detikcom, Minggu (2/5/2021). Alfian terpilih menjadi imam masjid di UEA setelah melalui 2 kali tes di Jakarta. Yaitu pada 2-4 Desember 2020 dan 3-5 Maret 2021. Ujian yang dia lalui seputar kefasihan membaca Alquran, kelancaran hafalan 30 juz, pendalaman ilmu Fiqih imam dan ibadah secara umum, serta kemampuan khotbah dalam Bahasa Arab. Di UEA nanti, Alfian ditugaskan menjadi imam untuk salat lima waktu sekaligus khatib Salat Jumat. "Di sana khotbah sudah ada bukunya yang wajib dibaca, tidak bisa ditambah-tambahi. Mungkin supaya tidak dimasuki politik dan sebagainya," terangnya. Hanya saja, ia belum mengetahui akan menjadi imam masjid di mana. Bisa saja dia ditempatkan di Abu Dhabi, Ajman, Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah, atau Umm al-Qaiwain. "Masjidnya belum ditentukan. Informasi dari senior-senior di sana, tiga bulan setelah berangkat baru ditempatkan secara tetap di sebuah masjid," tandas Alfian.(detik)
from Konten Islam https://ift.tt/3ees28t via IFTTT source https://www.ayojalanterus.com/2021/05/sederet-prestasi-hafiz-mojokerto.html
0 notes
madurapost · 2 years ago
Text
Putra Kades Kepincut Mahasiswi IAIN Madura Saat KPM
Putra Kades Kepincut Mahasiswi IAIN Madura Saat KPM
PAMEKASAN, MaduraPost – Kisah ini berawal di malam hari lebaran Idul Adha, tepatnya malam ahad, tanggal 09 Juli 2022. Dimalam hari Lebaran Idul Adha, dimana para Peserta KPM Posko 54 Desa Gugul, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, mengadakan program kerja takbir keliling sekaligus pawai obor sebagai bentuk Dakwah Islam di Desa Gugul. Bersama dengan Ibu Kepala Desa dan ibu-ibu PKK dan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hasibullahhazbell · 4 years ago
Photo
Tumblr media
Moment silaturrahim Ra. Hamid selaku ketua GMNU Madura .di kediaman Ny. Faiqoh Muzammil (salah satu penasehat Srikanndi GMNU Madura). 'Neng Faiq' sapaannya, beliau adalah putri dari KH. Ahmad Muzammil (Wakil Rois Syuriah PCNU Pamekasan) yang juga Rois Syuriyah MWCNU Pakong. Neng Faiq juga menjabat Wakil Ketua PAC. Muslimat Pakong. Dan aktif dalam beberapa kegiatannya. Suami beliau KH. Ali Mufti asal desa Bandungan Pakong, selain aktif mengajar dipondok pesantren beliau aktif juga sebagai juru dakwah di MWCNU Pakong dan JATMAN Pakong. ketua GMNU Madura didampingi juga oleh istri beliau Ny. Chika Hamid Alumni Pondok Salafiyah Bangil. Semoga Silaturahim ini bisa lebih inten dan akrab demi syiarnya dakwah media Aswaja An-Nahdliyah. #GenerasiMudaNUMadura https://www.instagram.com/p/CBXnwPfJ93b/?igshid=10gro2ozvvwrj
0 notes
rmolid · 4 years ago
Text
0 notes
bukukataloka · 5 years ago
Text
Biografi Dan Karya Penyair Jogja: Faisal Ismail
Tumblr media
Biografi Dan Karya Penyair Jogja: Faisal Ismail - Faisal Ismail lahir pada 15 Mei 1974 di Prembuan, Sumenep, Madura. Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Keluarganya merupakan keluarga pamong Kalurahan setempat – semacam carik atau sekretaris. Riwayat pendidikan Faisal Ismail pertama (SD), PGAN Pamekasan, PHIN Yogyakarta 1964-1966 dan lulus pendidikan sarjana di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di tahun 1973. Setelah lulus pendidikan sarjana, Faisal bekerja di Denpasar, Bali sekitar tahun 1974. Akan tetapi, di tahun 1975, Faisal kembali ke Yogyakarta dan mengajar di Fakultas Dakwah, fakultas almamaternya. Tak lama setelah itu, ia juga diangkat menjadi Wakil Dekan I di fakultas tersebut. Sebagai penulis, ia mulai menulis puisi dan esai di tahu 1966. Saat itu, ia ikut bergabung dengan Persada Klub yang diselenggarakan oleh Umbu Landu Paranggi di mingguan Pelopor Yogya. Sejak saat itu, ia mulai sering menuli artikel kebudayaan umum dan banyak menulis buku-buku keagamaan. Beberapa karya Faisal di antaranya: Obsesi (Kumpulan Puisi), dan Nyanyian Musim (antologi). Percakapan Faisal Ismail dengan tim penerbit Antologi Puisi 32 Penyair Yogyakarta: Tugu. - Sering kembali ke Madura? + Ah, jarang sekali. - Kapan Faisal terakhir balik kampung halaman? + Sekitar tahun 1981. - Berapa lama (di rumah)? + Sekitar semingguan - Sekirannya tak tinggal di kota dan menetap di kampung halaman, apa tahan? + Setelah lama di Yogyakarta terasa, di sana panas sekali hawanya. Mana lagi ambil air harus nimba. Meskipun pola hubungan tradisional mulai pudar, tapi rasanya tak bisa pas lagi. Eksistensi individu tak lagi terakomodasi oleh lingkungan. - Bapak Anda tahu kalau Anda menulis puisi? + O, almarhum tahu. Dan senang. Beliau juga ikut baca buku-buku novel dan kumpulan cerita pendek yang saya bawa pulang. - Kalau kumpulan puisi? + Belum sempat saya gemar puisi. Karena itu beliau juga belum sempat ikut gemar membaca puisi. Sudah keburu wafat. Perutnya bengkak. Kata orang karena santet, tapi saya kira karena kanker. Sajak-sajak dari Faisal Ismail Telah Berserah Wajah Ini, Adikku Gelora Laut Malam Hari Itu Nina Bobo Ifa, Sajak-sajakku, Selamat Malam Pada Suatu Batas Dalam Doa Almanak Senja Kemarau Di Muka Jendela Mimpi Seperti Pada Almanak Piatu Bayang-bayang Duka Bagi Si Mati Biografi Dan Karya Penyair Jogja: Faisal Ismail ini disarikan dari buku Antologi Puisi 32 Penyair Yogyakarta: Tugu yang diterbitkan oleh Dewan Kesenian Provinsi DI Yogyakarta bekerja sama dengan Bharata Offset Yogyakarta di tahun 1986. Read the full article
0 notes
portalmaduracom · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Cegah Virus Corona, Ini Hasil Cek Kondisi Kesehatan Delapan Warga Bangladesh di Sumenep
PortalMadura.Com, Sumenep – Delapan warga Bangladesh berkunjung ke Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Mereka menuju Pulau Kangean dalam rangka acara dakwah. Sebelum
Baca Selengkapnya di Source link
0 notes
itspranagita · 5 years ago
Text
Tetap menjaga
Terima kasih tetap menjaga. Dari kemarin tgl 27 Juli 2019 hingga hari ini, jari dan tangan ini tak henti-henti nya mengamati, memantau, menelusur, mencari, dan mendoakan tentangmu. Apa kah kau baik-baik saja ? Namun, dari postinganmu dan teman2mu sepertinya kau baik-baik saja dengan senyuman di pojok bibirmu. Dan kau 'tetap menjaga'. Tapi entah diluar postingan itu, apakah kau tetap bercengkrama bertukar cabdaan dengan yg lain, entahlah.
Dan yakinku ialah, pasti mereka bertepuk tangan, berimpian, berimajinasi tentangmu yang begitu luar biasa. Normal, dulu aku juga mengalami hal yg sama akan itu. Menjadi sosok stalking di akun instagram mu.
Tak apa bagiku, itu suatu kewajaran yg pasti terjadi jika bertatap denganmu.
Tetap sehat ya. Dua hari yg lalu padahal ku liat dirimu di ujung pulau Madura. Dan tiba-tiba hadir di lembaga dakwah tersebut. Apa ndak capek? Aku yg hanya melihat kabarmu lewat hp saja merasa lelah.
Istirahatlah, tenangkan pikiranmu. Besok senin, dan kamu harus berangkat pagi sekali untuk amanah profesi mu, di rumah sakit. Tetap sehat ya, istirahatlah jika lelah.
0 notes
jadwalmajelis · 7 years ago
Photo
Tumblr media
from @wartagiri - [GRESIK] Mari Bersama - sama hadir dalam HAUL AKBAR SUNAN GISIK . Sayyid Ali Murtadlo (Sunan Gisik) merupakan putra Syaikh Maulana Ibrahim Asmarakandi dan Dewi Candrawulan (Putri Raja Campa) Sunan Gisik yang akrab dengan sebutan "Raden Santri" merupakan keturunan Rasulullah SAW ke-22. Beliau merupakan pelopor penyebaran agama Islam di Madura dengan gelar Sunan Lembayung serta pelopor penyebaran agama Islam di Bima (NTB) dengan gelar Raja Pandhita Bima, serta Mufti Islam yang berkedudukan di Gresik menggantikan amanah Syekh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) sebagai Mufti Islam. Sunan Gisik memiliki adik bernama Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) dan Sayyidah Siti Zainab, serta memiliki 3 orang putra dan seorang putri. Putra beliau adalah Sayyid Usman Haji (Sunan Ngundung / ayah Sunan Kudus / Panglima Besar Kesultanan Demak Bintoro), Sayyid Haji Usman (ayah Sunan Manyuran / Leluhur Ulama Bima), Nyai Gede Tundo (ibu Sunan Kertoyoso) dan Sayyid Ali Musytar (Leluhur Ulama Madura). Sunan Gisik wafat pada 15 Muharram sekitar abad ke-15 Hijriyah dimakamkan di Kelurahan Bedilan, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. (100 meter utara Alun - alun Gresik) . Keterangan Sunan Gisik dinisbatkan kepada beliau dikarenakan dakwah beliau yang berada di pesisir (Gisik) yang nantinya menjadi cikal bakal Gresik dari dua pemukiman kuno yakni Pesisir (Gisik) dibawah bimbingan Sayyid Ali Murtadlo "Raden Santri" (Sunan Gisik) dan Bukit (Giri) dibawah bimbingan Syaikh Maulana Ainul Yaqin "Raden Paku" (Sunan Giri) . Beberapa nama lain beliau : 1. Raja Pandhita Bima (ketika Berdakwah di NTB) 2. Sunan Lembayung (ketika Berdakwah di Madura) 3. Raja Pandhita Wunut 4. Dian Santri Ali 5. Raden Samat 6. Raden Atmaja 7. Ngali Murtolo 8. Ali Hutomo 9. Ali Musada . “Barangsiapa yang menunjukan kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893) . #SunanGisik #SunanLembayung #RajaPandhitaBima #InfoMajelis #JadwalMajelis #IslamicEvents #EventIslami #Pengajian #MajelisTalim #Dzikir #Sholawat #Kajian #Seminar #Pameran #Dauroh #Burdah #Maulid #Haul Website: https://majelis.info/ Email: [email protected] https://www.instagram.com/p/BY7IHcUl32u/
1 note · View note
pakdengeblog · 7 years ago
Photo
Tumblr media
Siapa yang tidak kenal dengan Gontor?
Pesantren dengan Puluhan ribu santri dan cabang tersebar di beberapa kota di Jawa Timur. Telah melahirkan lulusan yang hari ini menjadi tokoh strategis di Indonesia dan setiap tahun ratusan anak berlomba untuk bisa masuk ke dalam pesantren Gontor. 
Jadi kalo kamu ndak kenal sama Gontor, berarti mainmu kurang jauh hehe....becanda kok.
Alhamdulillah akhirnya diberi kesempatan sama Allah untuk sholat di Masjid Gontor. Diberi kemudahan untuk menyelenggarakan Daurah Marhalah 3 KAMMI Jatim di Gontor. Sayang, hingga hari ahad tanggal 20 saya belum dipertemukan secara langsung dengan Kyai Sahal, pimpinan pondok penerus dari Trimurti yang merupakan pendiri Pesantren Gontor. Tidak sempat untuk mencium tangannya, berdialog dan mengambil ibroh dari setiap petuah - petuah bijaknya.
Pesantren Gontor ini bisa dibilang unik. Independen sekali. Memiliki berbagai amal usaha, memiliki puluhan ribu santri, bahkan sistem pendidikannya pun mandiri, tidak mengikuti DEPAG atau DIKNAS. Namun diakui dan bisa dipakai jika lulusannya ingin melanjutkan kuliah di kampus - kampus umum. Dengan berbagai hal tersebut, bisa dikatakan Pesantren Gontor adalah pesantren yang tidak terikat sama sekali dengan pemerintah. Ini yang membuat Pesantren Gontor bebas dan tidak tunduk sama pemerintah. Para kyainya bisa dengan lebih leluasa memberikan masukan, nasehat kepada pemerintah atau pihak manapun. Seperti ungkapan yang pernah disampaikan seorang teman ketika menceritakan sosok Kyai Sahal, beliau pernah berkata “ di atas Gontor hanya ada langit, dan di bawah Gontor hanya ada bumi”. Seakan ingin menegaskan bahwa tidak ada yang bisa membuat Gontor di atur - atur oleh pihak manapun.
Bagi saya, pesantren adalah salah satu tempat dimana keilmuan dan tradisi Islam tetap dijaga dan diajarkan. Betapa banyak pesantren di Indonesia ini yang telah mengajarkan tentang Islam dan mencetak banyak da’i untuk memastikan bahwa masyarakat tetap terpelihara dalam keislaman. Bayangkan saja, misalnya saja seorang Kyai Hasyim Asy`ari yang pernah mengeluarkan revolusi jihad. Dari mana kira - kira beliau menghimpun massa? ya dari pesantren. 
Maka ketika pesantren sudah tidak lagi dianggap sakral, para pengajar, pimpinan pondok, Kyai, ustadz tidak lagi dihormati, diambil petuahnya dan ditaati fatwanya, ketika pemerintah dengan sengaja mengawasi pesantren dengan alasan anti radikalisme, maka pada saat itulah kehancuran tradisi, keilmuan dan peradaban Islam di Indonesia. Lebih parah lagi ketika tindakan - tindakan itu diamini dan didiamkan bahkan oleh kaum muslimin sendiri, maka tinggal menunggu waktu saja Islam akan tersisih.
Maka kita perlu berterima kasih kepada semua pesantren di Indonesia yang masih menjaga tradisi keilmuan Islam tersebut, termasuk Pesantren Gontor ini. Karena dari merekalah kita berharap akan terus tumbuh para da`i - da`i yang dengan ikhlas dan teguh meneruskan perjuangan dakwah para nabi. 
Ada satu hal yang mencuri perhatian saya ketika saya masuk pesantren Gontor. Ketika kita masuk, kita akan langsung disuguhkan dengan tulisan “Wahai Santri, di Gontor apa yang engkau cari?”. Ini pertanyaan filosofis yang sangat dalam jika kita maknai dengan benar. Seakan Para pendiri Gontor ingin berkata langsung kepada kita untuk terus meluruskan niat dalam hal apapun termasuk ketika memutuskan belajar di Pesantren Gontor.
Jadi kangen masa 6 tahun saya di Pesantren Persis Bangil dan Camplong Madura.
Salam Ta`dzim kepada mereka semua.
1 note · View note
madurapost · 3 years ago
Text
Safari Dakwah, Syekh Mohammad Ali Al Deep Asal Mesir Datangi Ponpes Al-Mukarromah Pasean Pamekasan
Safari Dakwah, Syekh Mohammad Ali Al Deep Asal Mesir Datangi Ponpes Al-Mukarromah Pasean Pamekasan
PAMEKASAN, MaduraPost – Melalui safari da’wah, Pondok Pesantren Al-Mukarromah yang berada di Desa Batu Kerbuy, Kecakatan Pasean, Kabupaten Pamekasan, Madura kedatangan salah saeorang ulama asal Kairo Mesir (Syeh Mohammad Ali Al Deep) yang didampingi oleh (KH Septiar Daeng Safareng) Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Kalimantan Barat Dalam acara safari da’wah di Ponpes Al-Mukarromah juga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes