#pasarantik
Explore tagged Tumblr posts
Photo



PASAR TRIWINDU SOLO
Sudah menjadi agenda rutin untukku pribadi, ketika aku akan pulang kerumah pastilah aku mampir kesini, pasar antik aku menyebutnya. Menginjak tahun kedua belajar di kota budaya ini, aku mulai mengenalnya, tidak sengaja menemukannya ketika aku tersesat waktu itu. Rencana awal hanya ingin mengetahui lokasi gedung dakwah yang lumayan ramai setiap ahad pagi *tidak usah sebut merk. Namun seperti biasa aku terlambat, kesiangan membuatku tak bisa memasuki gedung itu, ketika yang lain berbondong-bondong hingga menyiapkan tikar di luar gedung demi menuntut ilmu, aku hanya ingin melihat kondisi gedung itu, cukup melihat,tidak lebih, tapi sayang aku belum bisa masuk kedalam karena dipenuhi dengan lautan orang. BTW lokasi pasar Triwindu ternyata tepat berada di samping gedung dakwah itu, aku yang gagal memasuki gedung itu akhirnya melangkahkan kaki ke seberang gedung. Dari sana aku mulai tertarik dengan adanya bangunan yang terbuat dari kayu, tidak terlalu terlihat jelas karena posisinya sedikit jauh dari pinggir jalan. Pasar Triwindu tidak seperti pasar pada umumnya, apa yang kalian bayangkan? Ramai? Sesak? Bau ikan dimana-mana? Sama sekali jauh dari kata Pasar.
Dalam pandangan dan pikirku waktu itu, tempat ini justru mirip museum, sepi, tak banyak pengunjung dan pembeli, bahkan banyak kios yang tidak ada penunggu/ pemiliknya. Kondisi di dalam memang terdapat kios-kios yang membedakan setiap barang yang dijual, beberapa tempat terlihat remang dan tidak terurus, bau oli dan debu juga kerap menyengat hidung kala aku memasuki lorong bagian kios besi dan furniture. Tidak semua tempat berbau seperti itu, kios yang menjual kain tenun, topeng, kaset tape lawas, batik, lukisan tua, pernak pernik kaca jaman dahulu, lampu gantung tua, dan masih banyak barang-barang antik yang mampu menghipnotisku untuk betah berada di dalamnya. Di pasar ini untuk mendapatkan barang bisa melalui jual beli atau bisa juga dengan barter, harganya pun sesuai dengan umur barang, semakin lama barang itu semakin mahal pula harganya.
Hal yang juga membuatku nyaman disana yaitu para penjual disana sangat ramah, bahkan ketika aku sering berkunjung kesana bukan untuk membeli melainkan hanya melihat dan mengambil beberapa foto, mereka sama sekali tidak berkeberatan, tidak jarang mereka menceritakan umur barang dan bagaimana barang itu bisa mereka dapatkan, semua itu mengalir begitu saja tanpa aku meminta untuk diceritakan. Ah memang benar aku rasa, orang solo ya seperti ini, ramah. Karena merasa malu terlalu sering kesana tapi tidak membeli apapun, akhirnya terakhir aku kesana aku memutuskan untuk membeli satu barang yang mampu menyita waktu ku untuk memandanginya. Sendok berbentuk hati rangkap 5 dengan ukuran bertingkat dari ukuran besar sampai terkecil, dan disetiap sendok itu terdapat tulisan belanda, aku tidak tau artinya, menurutku itu lucu, bisa jadi akan menghiasi kamar kos ku kelak atau bahkan bisa saja aku gantung di ransel ku, karena ukuran sendoknya tidak sebesar sendok pada umumnya, jadi pada akhirnya aku menjadikannya gantungan kunci. Oh iya satu yang tidak pernah absen dari tangan usil ku, mesin ketik tua yang selalu aku mainkan ketika berkunjung kesana, aku sampai merekam suara mesin ketik itu.
Entah kenapa sampai sekarang seperti tak ada bosan – bosannya aku kesana, padahal tidak ada yang berubah dan barangnya pun itu-itu saja. Mungkin karena suasana yang tidak terlalu ramai sehingga ketika aku menaiki tangga dan melewati lorong sampai terdengar langkah kaki ku menggema diruangan. Satu lagi hal yang menarik disana yaitu banyak spot bagus untuk di foto, spot dengan background barang-barang antik sangat mudah ditemukan disana, tentunya gratis. Yuk main kesana sama aku
7 notes
·
View notes
Video
youtube
Suasana Kuno di Tengah Kota Jakarta
(IK)
2 notes
·
View notes
Text
Jiwa Antik Jalan Surabaya

Hai, Ngulikers! Pernahkah Ngulikers berpikir untuk mengoleksi barang-barang antik? Pasar Antik yang berlokasi di Jl. Surabaya, Menteng ini menjual beragam barang antik dan kuno dari berpuluh-puluh tahun silam. Setiap toko menjual barang-barangnya masing-masing. Namun apabila Ngulikers menemui seorang kakek tua yang duduk di kursi di depan sebuah salah satu toko, dialah Bapak Aziz.
Bapak Aziz menarik perhatian pembelinya dengan cara membunyi-bunyikan koin-koin kuno sambil berkata sepatah kata. Dengan usia yang tidak lagi muda, 67 tahun, beliau masih bersemangat dalam menjual koin-koin tersebut. Walaupun kondisi badan beliau terlihat cukup sehat, namun ternyata Bapak Aziz menderita penyakit stroke. Dimulai dari pukul 10 pagi, Ngulikers sudah bisa menjumpai beliau hingga pukul 5 sore.
Coba Ngulikers bayangkan, Bapak Aziz telah berjualan koin-koin tersebut sejak tahun 1974! Pengalaman bekerja Bapak Aziz sebelum berjualan koin terbilang cukup hebat, beliau pernah membuka usaha sembako serta merantau ke pulau Irian. Namun, Bapak Aziz yang mempunyai 7 orang anak ini tetap kembali ke Jakarta agar lebih dekat dengan keluarga.
Koin-koin tersebut beliau dapatkan dari seseorang yang menjual koin pula. Jadi bisa dikatakan, Bapak Aziz adalah seseorang yang membeli koin untuk beliau jual kembali. Mata uang yang terdapat di koin tersebut pun beragam. Mulai dari Cina, Jepang, Amerika, Belanda, dan lain-lain. Namun, hal unik yang Ngulikers harus tahu, walaupun kondisi mata Bapak Aziz terbilang tidak cukup baik, namun beliau dapat menebak koin tersebut dengan hanya meraba-rabanya, lho! Karena setiap koin memiliki teksturnya masing-masing.
Koin-koin yang Bapak Aziz jual ternyata sangat diminati oleh para pengunjung yang berasal dari negara lain. Melalui tour guide-nya, setiap hari pengunjung tersebut diantar dan selalu mampir untuk sekedar melihat atau bahkan membeli koin-koin Bapak Aziz. Harga koin-koin tersebut relatif berbeda. Dimulai dari Rp25.000,00-Rp50.000,00 untuk pengunjung lokal, hingga Rp100.000,00-Rp250.000,00 untuk pengunjung dari negara lain. Namun, dalam sebulan Bapak Aziz hanya memperoleh sekitar Rp500.000,00, bahkan terkadang kurang dari itu. “Paling kotornya itu 500 ribu, kadang-kadang kekurangan,” ujar Bapak Aziz.
Apabila Ngulikers tertarik dengan koin-koin kuno Bapak Aziz, Ngulikers bisa mengunjungi Pasar Antik di Jl. Surabaya. Sepanjang toko-toko di Pasar Antik, Bapak Aziz berada di tengah-tengah, namun tidak mempunyai toko. Beliau hanya berandalkan meja dan kursi. Selamat mengulik barang antik! (KR)
1 note
·
View note
Photo

Pasar Antik yang terdapat di sepanjang Jl. Surabaya tidak hanya menjajakan barang-barang kuno atau antik seperti jam kuno belanda atau aksesoris yang berumur puluhan hingga ratusan tahun lalu.
Pasar ini juga menyediakan berbagai benda-benda tradisional Indonesia yang menjadi ikon Indonesia tersendiri nih, Ngulikers. Salah satunya adalah wayang Cirebon yang dibuat sendiri oleh pengrajin pasar antik. Harganya pun cukup terjangkau yaitu 170 ribu rupiah dan masih bisa nego lho Ngulikers. Tapi harga 170 ribu rupiah tersebut hanya berlaku untuk WNI yah, harga untuk turis atau orang asing tentu saja berbeda, lebih mahal tentunya.
Ngulikers pecinta wayang atau boneka khas Indonesia? Langsung ke sini aja! Yuk kita ulik wayangnya! (IHH)
2 notes
·
View notes
Photo

Hai, Ngulikers! Apakah Ngulikers senang dengan barang-barang antik? Senang dengan barang-barang yang sudah sangat langka dan hanya terlihat di beberapa puluh tahun yang lalu? Barang-barang ini terdapat di Pasar Antik, yang letaknya di Jl. Surabaya, Cikini, Jakarta Pusat.
Tidak hanya barang-barangnya saja yang unik dan antik, tetapi bentuk pasarnya pun unik. Pasar ini berjejer dan terletak di pinggir jalan sepanjang Jl. Surabaya. Orang-orang akan sangat menikmati sepanjang jalan dikarenakan tata pasarnya yang unik dan tersedia lahan untuk berjalan karena adanya trotoar. Jadi, Ngulikers tidak usah khawatir jalan berdesak-desakan, karena jalanannya tidak padat. Ngulikers tahu Pasar Malioboro, kan? Nah, Pasar Malioboro bisa mendeskripsikan bagaimana suasana di Pasar Antik ini. Hanya bedanya, Pasar Antik tidak sepadat Pasar Malioboro. Selain suasananya, Pasar Antik ini juga biasa didatangi oleh turis-turis asing loh! Biasanya mereka datang ke sini untuk membeli suatu barang, atau bahkan hanya untuk memotret barang yang menurut mereka unik.
Nah, gimana Ngulikers? Jika Ngulikers tertarik dan ingin sekedar jalan-jalan atau bahkan membeli barang antik, datang saja ke sini! (CYN)
1 note
·
View note