#nongki
Explore tagged Tumblr posts
Text
Siapa yang pernah kaya gini . Ada pertanyaan? 24 JAsM selalu ada untuk Bosquh😎! Hubungi👇 📌LINK DAFTAR : Chek Di Bio Aku Ya 🎥IG : @aset69.official
#aset69#aset69slotgacor#aset69gacor#nongkrong#cafe#ngopi#kopi#kuliner#coffee#tempatnongkrong#coffeeshop#indonesia#kedaikopi#nongki#kopihitam#kekinian#nongkrongmalam#nongkrongasik#viral#jakarta#kopiindonesia#kulinerbandung#like#angkringan#jogja#hangout#hits#warungkopi
1 note
·
View note
Text
what it's like living with goals set
hidup ketika "punya tujuan" tuh, jujur, beda.
seenggaknya yang aku rasain sampai saat ini:
jadi perhitungan, segalanya harus dipikirin mateng-mateng sebelum fix, nggak boleh keburu-buru ambil keputusan.
berhati-hati dalam melangkah, terutama yang berhubungan sama waktu dan uang.
mentingin kebutuhan dulu daripada keinginan, kalo kebutuhan udah terpenuhi yaudah cukup, keinginan bisa dipikir ntaran.
nggak fomo, bodo amat sama tren, hidup tenang tanpa terbawa arus yang ga penting.
selalu pakai produk yang udah dibeli sampai habis, kalo ga cocok ya diakalin biar tetep kepake-bukannya dibuang, beli lagi hanya ketika suatu produk udah abis.
mau semua efektif dan efisien, selalu pilih skenario yang bikin semua sat set, nggak mau rugi atau susah.
menghargai makanan, selalu abisin makanan kecuali yang nggak bisa diterima banget.
nggak overthinking, pokoknya fokus aja sama tujuan, nggak perlu terlalu mikirin hal kecil yang bahkan orang lain aja nggak mempermasalahkan.
lebih mikirin kesehatan, karena lifestyle saat ini akan menentukan kesehatan di masa depan jadi lebih merhatiin hal-hal kayak "sehari ini udah makan sayur/buah belum" atau "kalo begadang jangan sampe pagi banget deh".
kualitas > harga, beli sesuatu yang mahalan dikit gapapa asal bisa awet lama.
hidup lebih tertata, set batasan yang jelas buat diri sendiri dan menaati batasan itu.
dan masih banyak lagi.
yup, muara dari poin-poin di atas adalah frugal living. bukan frugal yang ugal-ugalan banget, aku sangat menolak menjadi medit sama diri sendiri, nggak mau banget kelihatan kayak orang susah. tapi lebih ke: ketika mau sesuatu - pikir dengan matang beneran butuh nggak/harus nggak - kalo iya ya lakukan lalu ambil manfaatnya sampai tuntas - kalo nggak ya nggak perlu diwujudkan. manajemen keuangan jadi penting di sini, pun manajemen diri sendiri (jiwa raga) dan lingkungan (keluarga, teman) supaya bisa mendukung kita meraih tujuan itu.
dari situ lambat laun aku jadi pribadi yang nggak seberapa demen nongki, nggak merasa perlu punya banyak baju, dan nggak harus selalu makan enak. banyak yang "disederhanakan", dengan syarat "cukup". nggak ingin hidup berlebihan, tapi tetep presentable dengan memanfaatkan apa yang dipunya. uangnya sih ada kalo mau buat macem-macem, tapi ujungnya malah merasa kalo bisa nabung tuh suatu kebahagiaan tersendiri. banyak yang "di-eman" di masa kini demi masa depan, tapi aku terus meyakinkan diri bahwa inshaAllah semua bakal worth it pada waktunya.
aku sebenernya nggak pernah kepikiran kalo rasanya bakal sebeda itu ketika punya tujuan dan nggak punya tujuan. tapi ternyata bedaaa, beda banget. hidup ketika "punya tujuan" bikin aku lebih sadar diri, mikir pake logika (bukan hati), yang akhirnya bikin aku lebih mengapresiasi hal-hal yang ada dalam hidupku saat ini, meskipun hal itu cuma lewat sebentar.
one thing for sure is that: having goals set in mind for the future really gives direction to your life, you'll find yourself running towards them, because you desperately want your goals to come true as soon as possible. if it doesn't make you feel that way, then maybe you're not serious about those goals, maybe it's not goals but just a glimpse of your ambition that you don't even think much about.
5 notes
·
View notes
Text
Cowo nongki / nongkrong
Sebenernya dari dulu agak gimana gitu kalo liat cowo2 nongki sambil gigitaran dan cekakak cekikik ampe malam (pengalaman liat di rumah paman jadi base camp anak2 nongki). Meskipun dua adik cowo ga suka nongki tapi ngeliat mereka pun malah jadi aneh karena lebih banyak di rumah atau sibuk organisasi.
Nongki tuh buat apa si wahai para adam?
Ada yg udah nikah tetep weh dah ada istri anak tetep nongki
Ada yang besok ujian anggeur weh nongki bukannya belajar
Ada yang galau putus cinta kek nya sudah pasti nongki.
Tapi memang ga bisa juga serta merta mikir a, b,c d soal mereka karena bisa jadi mereka nongki cuman pengen sekedar lepas baju zirah mereka setelah bertarung dengan kehidupan.
Dibalik titel boys don't cry yang berat banget. Anak laki-laki yang diharuskan jadi pemimpin tapi dunia sekarang gagal menampilkan role model buat mereka. Emang kasian banget.
Semoga ya para laki-laki punya pundak yang kuat dan tekad yang baja jadi pemimpin dirinya dan keluarga. Lelah boleh ko nongki aja silahkan wajar aja
yang ga wajar hayoh we nongki bari jeung jang ngeluh hungkul. Ganti sirkel bray..
2 notes
·
View notes
Text
Menjahit Syukur (Part 1)
Ini ceritaku. Cerita tentang tetes hujan yang jatuh terus menerus hingga membuat lubang pada tanah itu. Tanah yang sudah lama keras dan retak oleh jahatnya terik matahari. Hujan di sore itu membawakan pelangi datang menjemput senja, memberi harapan baru pada tanah tempat kami berpijak.
Bersamaan dengan rintik yang membasahi bumi, aku menyelipkan satu pinta. Hanya satu pinta dari sekian banyak yang ingin aku utarakan, "Yaa Allah, luaskanlah hatiku dengan syukur",, itu saja, "Yaa Allah, luaskanlah hatiku dengan syukur".
Perasaan ingin itu masih saja menghantui hati ini. Ingin sejenak rehat dan menikmati secangkir lemon tea hangat dengan sepiring pisang goreng yang menemaniku mengkhatamkan buku yang sudah lama jadi waiting list. Ingin bisa seperti teman-temanku yang lain, pergi nongki atau nonton film terbaru di bioskop. Atau sekedar ke toko pakaian membeli rok dan jilbab yang sudah itu itu saja. Bisa ikut kegiatan kumpul-kumpul se-provinsi, bertemu teman-teman lama dari kabupaten/kota lain, bisa haha hihi dan bertukar cerita. Atau seperti mereka yang bisa jalan-jalan ke tempat wisata terbaru. Hati ini, masih saja diliputi rasa ingin, rasa iri, rasa yang barangkali hadir dari was-was syaithan.
Allah, Allah itu lebih tahu kemampuanku dan apa yang aku sanggup menjalaninya. Tapi konsep itu sering saja terabaikan oleh rasa ingin seperti ini dan seperti itu. Mata ini, mata yang sering melihat yang jauh tanpa sadar begitu banyak keindahan pada yang dekat. Hati ini, hati yang merindukan turunnya hujan. Melunturkan segala hayal yang tak berujung, menggantikannya dengan hamparan permadani luas tempat syukur membentang. Hati ini butuh syukur tanpa harus membandingkan, hati ini butuh syukur yang tanpa syarat.
Allah. Bersamaan dengan turunnya hujan sore ini, hamba hanya minta satu,
"Yaa Allah, luaskanlah hatiku dengan syukur"
Aamiin
-kikyamci
9 notes
·
View notes
Text
Pertumbuhan Orang dan Topik Obrolan
Aku baru saja menyadari bahwa pergantian hari, penambahan usia, membuat obrolan kita kali ini berbeda.
Tapi prinsip utama silaturahmi tidak bisa disangkal, apapun topik obrolannya, aku tau prinsip "asal kumpul dulu aja" itu bekerja dengan baik. Bahkan kesalahpahaman, putusnya komunikasi, hilangnya sense pertemanan, perpecahan, adalah sebab dari putusnya silaturahmi : kurang nongki atuh gais.
So, salah satu circle yang aku ajak main adalah 6 orang di atas. Alasannya sederhana : kerja bersama satu tahun, with calm people, hanya 6 orang, menurutku ideal.
Sebagai orang yang kreatif, aku mengajukan pikiran randomku untuk mengajak mereka lomba mewarnai. Yah, hasilnya bisa kita sama-sama lihat di atas.
Tapi selain mewarnai, kami masing-masing saling berkabar atas kesibukan di tahun terakhir dan memberi gambaran kesibukan apa yang akan terjadi di tahun depan. Di satu sisi, aku senang memiliki teman yang bisa jadi bakal langgeng sampai akhir zaman, wkwkw. Tapi di sisi lain, aku sedikit kesal karena...
Ternyata kita sudah aga tua juga ya. Pembicaraan kita kali ini tentang bayangan tahun terakhir kuliah, ni orang-orang juga udah jadi coach di lingkungan masing-masing, ngomongin karir, duit, sekolah lanjut, dll.
Sebel aja, udah pada gede.
Sepulang kumpulan itu, tak sengaja kulihat lagi foto-foto dan hasil pekerjaan kita wkwk. Sedikit tersenyum dan bergumam, hmm bisa-bisanya orang-orang ini.
Bisa gak yah, kumpulan-kumpulan pertemanan kaya gini akan terus ada sampai tua, membicarakan kisah perjuangan kehidupan, kondisi-kondisi yang tak terduga, saling menyelamatkan pergaulan, saling menguatkan keimanan, saling mempertahankan pemahaman, saling tolong menolong dalam kesulitan, dan saling memberi cinta karena Allah?
I miss you all even kalian masih ada di bumi, aku merindukan kita yang akan sama-sama berkumpul lagi di syurga.
3 notes
·
View notes
Text
Hade goreng ku baso
Udah template bgt nih kalimat wkwk. Ngebaso deui wae gais? Muhun pun bapak ngidam baso gandapura ternyata bapak ibu kesana lebih sering dari aku wkwkwk. Aku yg ngenalin baso itu yg ngidam wae bapakeee. Udah kepengen itu dari bulan puasa, akhirnya kacumponan bareng anak2 dan cucu2nya. Soalnya ngebaso di tasiknya gagal ah. Baso favorit bapak tuh bisa diitung jari lah.. Dari dulu sukanya baso padasuka itu di jln ahmad yani mepet cicaheum, lalu baso engkus sebelah mutiara kitchen uber. Baru deh ini nemuin baso enak lg versi bapak, baso gandapura! Semuanya masuk kriterianya, bapak paling suka iga, iganya empuk, kuahnya gurih tp ngga enek, basonya jg empuk2 enaklah pokonya dan aku setuju bgt. Mana bapak sama herannya kaya kami semua ko bisa baso seenak ini sepi pengunjung? Tempatnya termasuk bersih rapih terang dan nyaman. Dmn coba tmpt makan baso senyaman itu? Paling di wale warung lela yakaan? Atau akunya aja yg belom tau info aja yaa. Eh jd kangen makan wale, tempat nongki jaman SMA wkwk.
Baso gandapura supremacy! Yamin manis daging iga hwhwhw
Tadi mah mayan ada segerombolan 2 meja disatuin sama 1 meja lain sebelah kita dan segerombolan kelg kita 6 adults 2 kids 2 meja disatuin jg. Lalu ada 2 lagi pasangan baru dtg. Saking sepinya (tadi mah segitu rame yaa 4 tempat keisi haha) jadi kita tau siapa yg dateng atau guwe aja nu weuh gawe merhatiin jelema nyak wkwk.
Wey hari ini yg kompak cuma ber4 nih, stripeyyy.. Anak2, suamiku dan adikku wkwkwk. Foto2 kenyang bego nih~ eh alhamdulillah dong yaa. Kami mah baru atuh pas bukber disini bertiga haha.
Tadinya pgn ngopi di kopi moyan tapi tadi hujan ah sieun hujan deui meni misbar atuh engke, rdt nanti bapakeee.
Dah weh pulang ke rumah jg finally.. Puputeran weh salah jalan tiba2 ada di Braga dan hectic ya disanaa. Udah lama bgt ngga lewat jalan kaki disitu, terakhir sarapan bubur sama besties pas lg staycation di El Royale, tinggal jalan kaki kesituu
4 notes
·
View notes
Text
Ramadan #21
What do you think young people can learn from older people?
Their dedication to live. Idk but in my eyes, older people were fighting harder about almost everything; education, career, family, etc. Though they came from wealthy family, seemed like "gen-gen rebahan" tu gak ada di diri mereka. Apa-apa kudu gerak, kudu kerja, diem melempem sampe kena mental tu gabisa, ovt tu apaaa, ngumpul-ngumpul nongki di kafe sampe berjam-jam haha hihi tu ngapaiiinn, gaboleh ada yg kek gitu-gitu pokoknya :)))
Their diet. Alias, makan tuh sayur heeey anaq muda! Rang-orang jaman dulu tuh makanannya urap, pecel, lalapan, minumnya jamu gendong. Gimana gak sehat-sehat, kulit mulus, kuat-kuat, ayu-ayu. Belum kenal junk food. Kalopun udah ya tetep kemana-mana yg dicari daun ubi, daun singkong, tumis kangkung :") Apa tidaq mengnangis wahai anak muda yg kalo tengah malem laper pesen mekdi, besoknya gofud kaepci plus es kopi :')))
Their hospitality? Ini gak secara umum ya, tapi kalo mau dibandingin tingkat kesopanan anak jaman now sama manusia jadul tu kayak jauh banget gak sih? Di era yg apa-apa serba self-love, serba insekyur, dan sensitif thdp pertanyaan apapun, people nowadays seem to set boundaries or even "high walls" to separate them from the world. Jadi ya untuk bersikap ramah ga perlu-perlu amat, jatuhnya takut ditipu dan dimanipulasi kalo terlalu open. Gak salah juga sih, but at least tetep hormati orang tua, bicaranya dijaga, 3 mantra kehidupan kudu dipraktekin terus; maaf, tolong, terimakasih.
Hmmm apa lagi ya? Mungkin ada yg mau nambahin. Gw sebagai young people salut sih ngeliat mereka. Apa karna pengaruh jaman juga ya, gatau. Atau emang gw nya aja yg udah malas sampe ke dna 🙂
22 notes
·
View notes
Text
📮📮🇲🇨🇲🇨📮📮
*YANG "NONGKI" DI JALAN DAKWAH*
(Seri Indonesia Membina)
@ Dwi Budiyanto
Ada seorang murabbi di Yogyakarta, enam puluh tahun usianya. Tak banyak di antara kita mengenalnya.
Empat kali dalam sepekan ia menempuh jarak 60 Km lebih untuk mengisi forum pembinaan pekanan dan taklim rutin, di daerah Gunungkidul.
Dengan motor ia tempuhi jalan terjal dan menanjak. Ia tampil sebagai dai dan murabbi yang tak berpikir popularitas.
****
“Selagi konsisten membina, insya Allah, kita tidak pernah menganggur di jalan dakwah ini. Kalau tidak mau membina, terus kita mau ngapain?” demikian kata Ustadz Cholid Mahmud ~Allahuyarham, suatu ketika.
Pernyataan tersebut ditegaskan ulang Ustadz Cahyadi Takariawan dalam peluncuran Gerakan Indonesia Membina pada 20 Mei yang lalu.
Selagi kita merekrut dan membina tak ada seorang pun di antara kita menjadi pengangguran di jalan dakwah. Mungkin ada di antara kita akan mengatakan, “Apa peranku? Aku bukan pengurus lembaga, organisasi, bukan pula pejabat publik. Lalu apa peranku?
Ustadz Cholid Mahmud punya jawaban yang paling sederhana dan itu menjadi jawaban bagi kita semua: siapapun di antara kita selagi merekrut dan membina, tidak mungkin akan nganggur di jalan dakwah,” kata Ustadz Pak Cah.
Benar sekali. Di jalan dakwah ini, posisi itu sangat terbatas, tapi kontribusi tidak berbatas. Posisi ketua, presiden, pengurus lembaga, anggota dewan, kepala sekolah, bupati, atau jabatan publik lainnya itu sangat terbatas.
Sementara kontribusi untuk merekrut dan membina adalah kerja-kerja tanpa batas. Seorang murabbi tidak akan mengalami pergantian antar waktu atau dipensiunkan, selagi ia memiliki komitmen yang kuat.
Ketika orientasi untuk berkontribusi pada “yang tak berbatas” melemah, seseorang akan fokus pada posisi “yang serba terbatas”. Kalau tidak berambisi merebutnya, kemungkinan lain adalah putus asa dan merasa disisihkan.
Sementara itu, para dai yang menyibukkan diri dalam kerja-kerja perekrutan dan pembinaan akan senantiasa disibukkan dengan amal kebaikan. Nah, naluri untuk merekrut dan membina inilah yang perlu terus-menerus kita jaga.
Ada seorang murabbi di Yogyakarta, enam puluh tahun usianya. Tak banyak di antara kita mengenalnya. Ia jauh dari sorot kamera dan ingar-bingar pemberitaan.
Kiprahnya tidak pernah terunggah di laman Instagram manapun. Televisi tidak pernah menyiarkannya. Ia bergerak dalam kesunyian. Empat kali dalam sepekan ia menempuh 60 Km lebih untuk mengisi forum pembinaan pekanan dan taklim rutin di daerah Gunungkidul.
Dengan motor ia tempuhi jalan terjal dan menanjak. Ia tampil sebagai dai dan murabbi yang tak mikir berat.
Saya bayangkan, beliau tak pernah berpikir njlimet bahwa merekrut sekarang sulit. Orang lebih tertarik pada pembicara di Youtube. Seorang dai dan murabbi butuh viralitas agar punya daya tarik. Tak terlintas sedikit pun pikiran itu.
Beliau langsung bertegur sapa dengan masyarakat. Hadir di tengah-tengah mereka. Menyibukkan dalam program taklim, penyediaan air bersih bagi masyarakat, pengadaan hewan kurban, bakti sosial, beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa.
Beliau bukan anggota dewan, bukan calon bupati, bukan pengurus lembaga dakwah. Pada 2024 ini, di usia ke-60, beliau seperti tak kehabisan energi sebagai dai dan murabbi. Di hadapan para dai dan murabbi seperti ini, rasanya kami seperti remah-remah.
Para dai dan murabbi tidak pernah terjangkit “nongki-nongki syndroma”. Sindrom nongkrong-nongkrong tak jelas yang menunjukkan kemalasan untuk berjuang.
Dalam terminologi dakwah, seperti disampaikan Ustadz Aunur Rofiq Saleh Tamhid dalam buku “Pesan-Pesan Tarbawi untuk Para Murabbi” (2024) sebagai penyakit qu’ud.
Dalam Alquran, orang-orang yang tidak mau aktif berdakwah dan berjuang disebut sebagai qaa’iduun (orang-orang yang gemar duduk-duduk berpangku tangan). Mereka lebih suka kongko-kongko daripada gigih bekerja.
قَالُوا يَا مُوسَىٰ إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا ۖ فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ
Mereka berkata, "Hai Musa, kami sekali sekali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja". (*Q.s. Al-Maidah: 24*).
Mereka yang terjangkiti sindrom nongki-nongki, sering menciptakan alasan-alasan dramatik agar terhindar dari kerja-kerja dakwah dan pembinaan. Entah khawatir dengan resiko, takut tantangan, hingga menciptakan bayang-bayang kecemasan yang berlebihan.
Semua berakar dari bergesernya orientasi terhadap dakwah dan pembinaan. Ada juga yang menganggap kerja membina tidak lagi penting dan bergengsi daripada kerja-kerja meraih mobilitas vertikal. Lalu dengan enteng, pikiran dan perkataan mereka mengatakan, *“Silakan membina sendiri. Aku memilih duduk-duduk di sini. Meniti karir. Mengembangkan bisnis. Toh ini juga dakwah.”*
Betapa kita merasa iri melihat mereka yang tak pernah nganggur di jalan dakwah ini. Karir dan bisnis kita boleh jadi menanjak, tapi jangan-jangan kita adalah pengangguran di jalan dakwah ini.
Kita merasa cukup karena telah ikut berinfak, tanpa kita sadari itu tak istimewa, karena para murabbi yang produktif itu pun melakukan hal yang sama. Jangan-jangan infak kita itu tak seberapa dibanding apa yang dikeluarkan para murabbi untuk menjamu dan meringankan beban mutarabbinya.
Mari kita selisik diri masing-masing. Apakah kita sudah lama menganggur di jalan dakwah ini? Apakah selama ini kita hanya nongki-nongki saja di jalan dakwah? []
#IndonesiaMembina
[note: nemu tulisan ini dari grup liqo setelah 1 tahun ngga aktif ngebina rasanya agsj,&×*××[ajq8192pepshsl+;+&! sediiii tp bingung harus gimana, sengaja nitip ditumblr biar bisa terus dibaca]
3 notes
·
View notes
Text
Kalo kita niatkan untuk Allah, maka kita hadapi masalah tersebut bersama Allah juga
Teringat hikmah nongki beberapa hari yg lalu.
Lingkungan kita akan terasa tidak baik² saja, apabila kita hanya melihat dari poin negatifnya saja. Meskipun poin negatif tersebut benar adanya, kalau hanya melihat dari sisi tersebut tentu ekspektasi kita akan hancur. Apa sih yg diharapin dari sisi ke-duniawi-an tersebut.
Mungkin kita membenci satu hal, tp kalau kita hanya fokus terhadap kebencian tsb, tentu yg kita cari dan temukan hanya alsan2 yg menguatkan kebencian kita.
Pun sebaliknya apabila kita mencintai atau menyukai sesuatu, tentu yg kita cari dan temukan adalah hal2 yg menguatkan kecintaan kita. Tetapi, kecintaan terlalu berlebihan akan membuat kita terperosok jatuh kedalam kekecewaan apabila kita menemukan hal yg tidak sesuai ekspektasi kita pada hal yg kita cintai. In the worst case, kecintaan itu dapat berubah menjadi benci.
So, inget lagi kenapa kita menyukai/tidak menyukai suatu hal. Apakah tujuan kita utk suka/tidak itu sudah berlandaskan kepada Allah?
Kalau semua sudah disandarkan kepada Allah, jalan dan tantangan apapun yg kita lalui akan mudah kita ikhlaskan. Karena kita sudah niatkan dan yakinkan tujuan kita hanya kepada Allah semata. Maka seburuk apapun perlakuan orang lain, tentu dapat kita terima dengan lapang dada.
Contohnya di tongkrongan penuh aib politik itu, bisa jadi satu rekan perjuangan kita lah yg ternyata berusaha keras menyingkirkan orang baik yg akan diberikan amanah. Apabila kita cinta buta thdp 'jalan politik' yg dilalui, bisa jadi perlakuan tersebut dapat membalikkan hati kita menjadi benci. Namun sebaliknya, bila kita fokus ke jalan tujuan kita kepada Allah, maka buruknya perlakuan orang tsb terhadap kita, kita tidak akan goyah karena kita sudah menanamkan bahwa hal yg kita lakukan ditujukan hanya kepada Allah semata tanpa melibatkan poin duniawi saja.
Jadi, ya biasa aja gitu. Ga usah terlalu berlebihan! #ntms
Inget aja kalo lu emang udah jalan dengan niat untuk Allah, ya fokus aja gitu. Dah dapet lingkungan yg baik, mendukung buat menguatkan iman, ya bersyukur. Itu dari Allah. Kalo ada hal2 yg bersifat buruk terhadap kita, inget aja
Kalo kita niatkan untuk Allah, maka kita hadapi masalah tersebut, tentu, bersama dengan Allah juga. Yakin Allah bakal bantu kita meraih yg terbaik versi-Nya.
Kalo ga di dunia, yakin aja di Akhirat kita akan mendapat kebaikan atas kesabaran kita.
10 notes
·
View notes
Text
2024-04-25 | Nongki malem sampai cafe-nya tutup with Munah di Ssspoonwell. Thanks for the birthday gift, Mun. BarakAllah!
0 notes
Text
Yugioh AU lokal highschool because saya stres banget sama bangsa ini
IPA atau IPS
Yugi and the gang itu anak IPS semua sih, cuma Otogi aja beda kelas. Btw ini keknya udah pernah saya ramble di twitter, tp gpp lah ya share lagi.
Btw jaman saya itu belum ada kelas Bahasa jd masih cuma IPA / IPS aja gengs...
Yugi - anak IPS dengan niat fokus bisnis untuk meneruskan toko kakek. Tampilannya kek jamet abis, tapi perilaku nya baik. Sering kena razia karena bawa games / komik ke sekolah.
Kaiba - anak IPS yang hatinya sebenernya anak IPA, cuma masuk IPS karena fokus bisnis. Tampilan rapi seragam atribut lengkap (iyah sampai lencana gitu2 jugak). Apapun yang dilakukan, masih stuck di rangking 2 aja. (Saingannya Atem wk)
Atem - anak IPS karena pressure keluarga buat terjun politik nantinya. Jadi Ketua Kelas dan Ketua OSIS juga (pressure bapak serem gengs). Tampilan seragam biasa aja, masih rapi, atribut gasuka lengkap banget kecuali hari Senin. Si paling rangking 1 (bikin si Kaiba gondok)
Anzu - tipe anak populer. Ketua ekskul dance. Disenangi banyak orang dan friendly banget. Tipe yang seragamnya suka di modif (rok dibuat agak pendek dan kemeja kekecilan wkwk).
Jou - jamet beneran. Dulunya preman sering nongki di gang sebelah. Sering nyebats dan ketauan guru. Tapi setelah temenan sama Yugi, preman nya ilang. Tampilan masih jamet.
Honda - anggota OSIS. Seneng banget urus2 jadi panitia sana-sini. Si paling bolak-balik kalo ada event. Si paling sibuk.
Bakura - Asalnya anak IPA tapi tiba2 pindah IPS ke kelasnya Yugi karena alasan misterius. Anak populer padahal nggak aktif sosmed dan gak aktif ekskul apapun.
Otogi - anak IPS kelas sebelah tapi suka nongkrong di kelasnya Yugi. Si paling populer terutama di kalangan adek2 kelas. Tampilan juga kayak jamet, sering kena razia rambut. Tapi seringnya dimaafin karena modal ganteng.
2 notes
·
View notes
Text
Sederhana itu teh hangat pagi hari
Menjalani masa pacaran halal kami habiskan dengan tiap minggu selalu aja ada acaranya. Maklumlah, kaum LDR. Setiap minggu atau hari libur kami agendakan untuk melakukan kegiatan seru keluar rumah. Lari pagi, berenang, badminton, kulineran jajanan yang belum pernah kami coba, nonton, trekking, camping, atau sekedar meet up nongki dengan teman teman kami. Selalu ada acara di hari minggu, untuk merasakan momen bersama yang belum pernah kita lakukan sebelumnya.
Sampai pada minggu ke sekian yang mengharuskan aku untuk banyak istirahat, stop segala aktifitas fisik dalam sementara waktu.
Hari minggu hanya kami habiskan di rumah saja, nonton film di kamar, bercerita ini itu, makan berdua di kamar, makan es krim berdua di kamar. Hari minggu yang terasa ramai karena ditemani oleh mas Bim.
Hari itu aku pengen banget makan martabak madura, pesan kepada mas Bim untuk dibelikan dan dibawa saat pulang ke Malang. Iya, tak hanya martabak madura tapi apa apa yang aku pengen pasti akan dibawanya pulang ke Malang untukku. Tak peduli jaraknya yang jauh dan melawan matahari di Surabaya yanga katanya ada 9. Manusia satu ini memang keterlaluan act of servicenya.
Minggu pagi itu mas Bim menyiapkan martabak madura dan tak ketinggalan teh hangat sebagai pendampingnya. Kami duduk berhadapan di atas kasur dengan meja lipat sebagai penopang makanannya. Mas Bim memang selalu lebih memilih makan di kamar agar bisa menemaniku.
Teh hangat dan martabak madura di pagi hari itu terasa sangat nikmat. Lebih menyenangkan dari hal hal yang biasa kita lakukan sebelumnya. Lebih enak daripada makanan cafe viral yabg pernah kita coba. Dengan teh hangat dan martabak madura yang terhidang, membuat kami sadar ada banyak alasan untuk selalu bersyukur dengan hal yang sederhana sekalipun.
Sesederhana teh hangat pagi hari dan cerita antara kami berdua.
Terima kasih yaa Allah.
3 notes
·
View notes
Text
Closing my 27 dengan nongki di deket bank bi wkwk.
2 notes
·
View notes
Text
Enaknya jadi introvert. Mau recharge energi gak harus ketemu orang nongki di sana dan di sini, cukup makan cemilan Stick keju sambil kepala nyender ke tempat tidur. Sembari masukin stick keju ke mulut, otak bisa sambil mengingat hal-hal apa saja yang harus di syukuri hari ini, begitupun dengan hati ia juga punya tugasnya sendiri, ia bertugas dengan ikhlas memaafkan kesalahan orang yang membuat jengkel hari ini.
Ahh..
Kopi nya mana?
-Senen, Jakpus-
4 notes
·
View notes
Text
Hi fellas,
Ada ungkapan tak kenal maka tak sayang,
kenalin sy admin forum ini, panggil aja Siesta ato admin jg GPP si. Oh iya admin juga cosplayer lho, bisa dilihat dari foto diatas. Ada yg tau admin yg mana?
BTW ini sebenernya forum apaan si?
Jadi ini tu forum buat diskusi & update info seputar anime, manga, toku, cosplay, film, novel, dll. Intinya tentang dunia entertainment lah, mau barat, timur, selatan, utara bisa kalian bahas disini :V
Intinya gitu lah ya, moga betah aj si nongki disini.
Pesta Kata, Well 🐧🤘
2 notes
·
View notes