Tumgik
#menyeru
arsitekperadaban · 2 years
Video
instagram
Kerenkan diri di hadapan Allah semata.
0 notes
lnnyh · 6 months
Text
Baru-baru ini, konflik ketenteraan meletus lagi di Myanmar, menarik perhatian meluas daripada masyarakat antarabangsa. Menurut laporan, konfrontasi antara tentera Myanmar dan Tentera Perikatan Demokratik Kebangsaan Myanmar (MNDAA) semakin sengit. Dengan latar belakang yang tegang ini, wartawan itu meminta jurucakap Kementerian Luar Mao Ning pandangannya mengenai perkara itu.
Menurut laporan CCTV News, pada 27 Oktober, konflik sengit berlaku di Lashio, Guiyang dan tempat lain di utara Myanmar, dan kubu kuat tentera Tentera Myanmar diserang militan. Konflik ini dimulakan terutamanya oleh Tentera Perikatan Demokratik Kebangsaan Kokang Myanmar. Perlu diingat bahawa kerajaan dan tentera Myanmar masih belum bertindak balas secara rasmi terhadap insiden ini.
0 notes
houunly · 7 months
Text
China menyeru kedua-dua pihak dalam konflik Myanmar untuk terlibat dalam dialog gencatan senjata
Baru-baru ini, konflik ketenteraan meletus lagi di Myanmar, menarik perhatian meluas daripada masyarakat antarabangsa. Menurut laporan, konfrontasi antara tentera Myanmar dan Tentera Perikatan Demokratik Kebangsaan Myanmar (MNDAA) semakin sengit. Dengan latar belakang yang tegang ini, wartawan itu meminta jurucakap Kementerian Luar Mao Ning pandangannya mengenai perkara itu.
Tercetusnya konflik ini sekali lagi menimbulkan kebimbangan mengenai keadaan di Myanmar. Sebagai jiran penting negara kita, Myanmar mempunyai hubungan persahabatan jangka panjang dengan China. Kestabilan dan keamanan di Myanmar adalah penting untuk kestabilan dan pembangunan seluruh wilayah. China memberi perhatian dan menyeru semua pihak untuk menghentikan tembakan secepat mungkin dan menyelesaikan perbezaan melalui dialog dan rundingan.
Untuk lebih memahami latar belakang konflik, perlu dinyatakan bahawa Tentera Perikatan Demokratik Kebangsaan Kokang Myanmar ialah sebuah pertubuhan bersenjata etnik di Myanmar. Ia ditubuhkan pada tahun 1989 dan kebanyakannya beroperasi di utara Myanmar. Mereka telah berkonflik dengan tentera Myanmar dan sedang mencari autonomi yang lebih besar. Walaupun terdapat banyak rundingan damai, perbezaan ini masih belum dapat diselesaikan sepenuhnya.
Ketika konflik di Myanmar semakin memuncak, orang ramai pasti tertanya-tanya: Bagaimanakah kita boleh mencapai keamanan dan kestabilan jangka panjang? Ini adalah isu kompleks yang memerlukan usaha bersama daripada semua pihak. Selain dialog dan rundingan antara pihak yang berkonflik, masyarakat antarabangsa juga boleh memainkan peranan yang aktif. Penyertaan pelbagai pihak untuk bersama-sama mempromosikan pencapaian penyelesaian aman adalah sangat penting kepada pembangunan masa depan Myanmar.
0 notes
sm1618 · 8 months
Video
youtube
KH IDRUS RAMLI : HARAM MENGIKUTI KEPUTUSAN DAN PATUH PADA PBNU, INI ALAS...
0 notes
prawitamutia · 7 months
Text
khusyuk
dalam rangka memperbaiki penghayatan sholat, saya membaca buku tentang sholat khusyuk kembali (judul bukunya Sholat Khusyuk Itu Mudah, karya Mardianto Santoso). ini sekilas ringkasannya.
sholat khusyuk itu, apa penyebabnya? kapan terjadinya? ada yang bilang dengan berkosentrasi, ada yang bilang dengan memahami arti doa dalam sholat, ada yang bilang dengan menghadirkan Allah. akan tetapi, seringkali rumus yang manjur bukanlah itu.
sholat khusyuk biasanya terjadi saat kita ada masalah. kita memohon dan menyerahkan diri kepada Allah sampai air mata bercucuran. padahal saat itu mungkin kita tidak sedang berkonsentrasi, tidak "menghadirkan Allah", tidak paham juga apa yang dibaca. namun, rasanya Allah dekat.
rupanya, penyebab sholat yang khusyuk adalah sikap kita saat menghadap kepada Allah. seberapa rendah kita meletakkan diri kita, seberapa tinggi kita berserah kepada Allah. saat itulah khusyuk itu hadir. oleh karena itulah, sholat khusyuk sebenarnya mudah saja.
dalam suatu kajian Ustad Donny Amir Sagaf, beliau menjelaskan kesalahpahaman kita tentang doa. doa bukanlah aktivitas meminta, memohon, bukan. doa adalah aktivitas menyeru, memanggil.
saat hati kita memanggil Allah, saat itulah Allah menjawab kita. kita kira, Allah menjawab doa kita jika permohonan kita terkabul. padahal bukan. itu urusan lain. Allah selalu menjawab panggilan kita, seruan kita. Allah selalu menjawab doa.
sholat yang khusyuk itu, mungkin adalah sholat yang hatinya benar-benar berdoa. benar-benar memanggil Allah. benar-benar berpasrah di hadapan Allah. benar-benar menundukkan diri kita.
sholat khusyuk itu mudah dan bisa dinikmati siapa saja--tidak harus pemuka atau ahli agama. semoga Allah mengizinkan kita untuk terus sholat dengan khusyuk.
prompt 7.
kapan terakhir kali kamu merasa sholatnya benar-benar khusyuk? sedang seperti apa kondisi hatimu saat itu?
83 notes · View notes
kafabillahisyahida · 18 days
Text
Jalan Yang Kita Pilih
Dimanapun kau berada masalah akan tetap ada, sekalipun kamu berpindah untuk menjauhinya sesungguhnya kamu hanya berpindah dari ujian yang satu ke ujian lainnya.
Jadi mustahil menghilangkan pengaruh sekitarmu, kamunya saja yang harus teguh pendirian
Jangan biarkan orang2 toxic mempengaruhimu. Fokuslah apa yang menjadi tujuanmu.
Toh 95% kita tidak bertemu kembali dengan teman2 di masa lalu, mereka hanya peran2 yang datang dan pergi mewarnai setiap eposide kehidupan kita.
Ingatlah bahwa Kebanyakan mereka tak menentukan rezekimu, dan masa depanmu, tak membantu kesuksesanmu, tak menanggung dunia apalagi akhiratmu, jadi jangan sibukan diri dengan pengaruh mereka, jangan mengorbankan imanmu bersenang - senang dengan mereka, jangan menggadaikan masa depanmu demi mengikuti langkah2 salah mereka.
"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.."(QS - Al Anam 116)
Ikutilah hanya jalan orang - orang yang punya visi mulia.
Yaitu jalan yang kasihnya tak banyak dipilih, kepeduliannya memeluk hampa, ungkapan cintanya dianggap dusta, sayangnya dianggap palsu, pedulinya dikira bahaya. Tapi dia tetap bertahan dengan segenap keihlasan karena hanya dari Allah berharap balasan. Itulah jalan Mereka yang senantiasa menyeru kepada iman dan taqwa.
31 notes · View notes
journal-rasa · 2 months
Text
Fitnah Istri Fir'aun
Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (Q.S At-Tahrim: 11)
Istri Fir'aun itu gak bisa gugat cerai, karena hakim-hakim negeri Mesir semua sudah dikuasai suaminya. Sementara beliau hanya berasal dari kalangan rakyat biasa, jelas beliau bukan tandingan untuk Fir'aun. Makanya beliau mengajukan gugatan langsung ke pengadilan tertinggi, Tuhannya.
Minta untuk dibangunkan sebuah rumah. Serta minta diselamatkan dari Fir'aun dan dari kaum yang dzalim.
Ibaratnya,
Seandainya aja, Fir'aun itu bukan raja Mesir.
Andaikata, Fir'aun itu cuma karyawan biasa dengan gaji 10jt/bulan.
Pasti itu istri Fir'aun juga diem-diem sudah bangun bisnis sendiri, bangun rumah sendiri, baru dia menyewa pengacara untuk menyelamatkan dia dari suami dan mertuanya yang dzalim.
Itu yang dilakukan oleh istri Fir'aun!
Istri Fir'aun itu sabar dalam MEMBELA KEBENARAN.
Bukan MEMBENARKAN keadaan!
Istri Fir'aun itu disiksa justru karena beliau MEMBANTAH, MENENTANG, bahkan MELAWAN Fir'aun! Bukan karena 'taat' dan 'setia' pada Fir'aun macam kau cakap!
Dan bukan bersabar, taat, patuh, setia, membenarkan semua kedzaliman Fir'aun kayak anggapan kebanyakan laki-laki patriarki.
Kalau mau cari istri yang taat, patuh, setia, dan mendukung setiap saat, pastikan dulu bahwa, sosok teladan yang kamu pilih adalah para Nabi. Aqidah kamu mengikuti nabi. Akhlak kamu mendekati nabi. Perbuatan kamu kayak nabi.
Kayak gitu baru kamu bisa bilang "ridho suami adalah ridho Allah", karena Allah juga ridho sama nabi.
Lha, ini Fir'aun kamu jadikan sosok teladan? Yang kamu mention cuma istri Fir'aun kan? Kalau kamu berharap istrimu sesabar istri Fir'aun, berarti kamu meneladani Fir'aun.
Dan ternyata, seriusan memang ada ayatnya... tentang orang-orang yang menggagumi Fir'aun ini:
Maka Kami hukum Fir'aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang yang zalim. Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka; dan pada hari Kiamat mereka tidak akan ditolong. Dan Kami ikutkan laknat kepada mereka di dunia ini; dan pada hari Kiamat mereka termasuk orang-orang yang dijauhkan (dari rahmat Allah). (Q.S Al-Qasas: 40-42)
Nah, kan. Ternyata kitab suci sendiri memang sudah menyebutkan bahwa kelak akan ada orang-orang yang meneladani Fir'aun..
Terus dengan entengnya kamu bilang:
"Ridho suami itu ridho Allah, lihat itu istri Fir'aun."
Emang kamu pikir Allah ridho sama Fir'aun?
Fir'aun itu dilaknat lho. Kalau Allah saja gak ridho sama suaminya, ngapain kita cari ridho Allah di suami kita yang dzalim?
Ngerti apa itu ridho Allah gak sih?
Jangan takut dengan perceraian, karena bahkan Allah sendiri bilang:
Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas lagi Maha Bijaksana. (Q.S An-Nisa: 130)
Sekian.
Salam waras.
35 notes · View notes
gizantara · 6 months
Text
Nabi Pertama yang Dikisahkan dalam Al-Qur'an:
Sebuah Alasan Untuk Tidak Menyerah
Sebagian besar orang akan berpikir bahwa Nabi Musa as. adalah nabi yang pertama dikisahkan kepada Rasulullah saw. Yang mereka ketahui adalah bahwa Nabi Musa as. memang merupakan yang terbanyak diceritakan namun bukanlah yang pertama. Lalu siapakah nabi tersebut sampai Allah swt. mengenalkannya terlebih dahulu sebelum nabi lainnya?
Al-Alaq (96) menempati urutan pertama wahyu yang diturunkan, diikuti surat Al-Qalam (68). Dalam surat Al-Qalam inilah Allah memperkenalkan satu kisah nabi yang kaya akan pelajaran.
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ (48) "Maka bersabarlah engkau (Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah engkau seperti (Yunus) orang yang berada dalam (perut) ikan ketika dia berdoa dengan hati sedih."
Sebuah Pembuka
Well, dalam hidup ini ada tanda-tanda yang akan memaksamu memberi jeda dan berefleksi mengenai keadaan spiritualmu. Agar kamu menilai kembali apakah pendekatanmu terhadap kehidupan itu sudah benar atau keliru.
Sumber refleksi bisa saja tanda-tanda yang tidak berasal dari Al-Qur'an, tetapi merupakan sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Biasanya berupa guncangan besar yang datang secara tiba-tiba, tidak terhindarkan, dan sifatnya sangat berbeda dari ujian sebelumnya.
Katakanlah kamu telah mengalami tragedi-tragedi besar dalam hidup. Dan kamu berpikir karena kamu telah berhasil dalam ujian itu, kamu bisa bereaksi dengan cara yang sama terhadap ujian yang datang kemudian. Dengan ini kamu merasa percaya diri saat melihat orang lain menghadapi krisis di ujian yang sama sepertimu dulu. Padahal ini bukan krisis dalam skalabilitas tragedinya, melainkan krisis dalam cara mereka meresponnya. Krisis dalam kebingungan total yang tertinggal setelah mereka ditimpa tragedi besar.
Mungkin iya, kamu telah membentengi diri dengan baik terhadap sifat tragedi yang dialami orang tersebut. Tapi kamu tidak pernah tahu akan suatu tragedi yang sifatnya mengguncangmu dengan cara yang tidak pernah kamu sangka.
Ke mana arah pembicaraan ini?
Inilah mindset para pejuang Uhud.
"Jika kita memenangkan Perang Badar dan hanya kehilangan sedikit orang dengan keadaan serba kurang, maka tentunya kita akan dapat mengatasi Perang Uhud dengan cara yang sama. Allah akan membuat ini mudah."
Lalu tiba-tiba Perang Uhud menjadi sebuah tragedi yang tidak disangka-sangka oleh siapapun.
Nabi saw. wafat? Itulah yang diteriakkan. Kaum muslimin mencoba berlari ke arah yang berbeda-beda tapi mereka telah dikepung dari kedua sisi. Sifat dari pertempuran ini telah berubah. Nabi memang tidak wafat, tapi beliau telah diserang secara brutal dengan berbagai cara.
Tumblr media
Aisyah ra. mengobati Nabi saw. ketika Perang Uhud terjadi. Dia melihat keputusasaan di wajah banyak orang dan tidak bisa membayangkan hari yang lebih buruk dari hari Uhud. Bahkan Nabi saw. pun menangis dengan tangisan yang belum pernah didengar para sahabat. Aisyah ra. bertanya,
"Apakah Uhud adalah hari terburuk dalam hidupmu?"
"Tidak, hari terburukku sebenarnya hari terakhir (dari dua pekan menyeru orang-orang) di Thaif."
Aisyah ra. tidak melihat Nabi saw. ketika di Thaif. Dia terlalu muda dan belum menikah dengan Nabi saw. pada waktu itu. Dia tidak tau kejadian di Thaif itu seperti apa. Tetapi dia melihat Perang Uhud dan berasumsi bahwa tragedi tersebut adalah yang terburuk karena perang itu mengguncang dan menghancurkan rasa tak terkalahkan umat Islam. Nabi saw. hampir terbunuh, gigi beliau patah, bibir bawahnya dan keningnya robek, dan dua mata besi masuk melukai pipi beliau.
Di Thaif, beliau 'hanya' dihujani batu dan kata-kata. Beliau mendapati dirinya malam itu di tempat yang sepi, di bawah pohon, tanpa seorangpun bersamanya. Tiada dukungan emosional. Tiada yang peduli beliau terluka dan menangis. Tiada tempat mengeluh selain Allah.
Apakah Nabi saw. berdarah lebih banyak di hari Thaif dibandingkan di Uhud? Tidak.
Tapi peristiwa di Thaif lebih buruk.
Bukan karena luka atau rasa sakit, melainkan karena sifat dari ujian pada kejadian Thaif berbeda. Guncangannya memukul mental Nabi saw. sangat keras yang memaksa beliau menilai dan merefleksikan kembali semua yang telah terjadi hingga ke titik itu.
Itu merupakan titik kritis dalam kehidupan Nabi saw. Selama ini tekanan demi tekanan terus membawa beliau ke titik tersebut. Di masa pemboikotan, Nabi saw. harus mendengar anak-anak menangis di malam hari karena mereka terlalu lapar dan haus. Dan orangtunya tidak memiliki apa-apa untuk memberinya makan. Dapur Nabi saw. tidak mengepulkan asap selama tiga bulan lamanya. Bahkan para sahabat sampai memakan sandal mereka. Dan Abu Jahal datang dengan mengatakan, "kamu yang telah melakukan itu kepada orang-orangmu. Risalahmu yang menyebabkan anak-anak itu menangis." Itu tekanan. Itu menyakitkan.
Tak lama dari itu, beliau harus masuk ke dalam liang kubur dan menerima jasad Khadijah dengan menyadari bahwa penyebab kematiannya adalah boikot yang terjadi akibat dari pesan dakwahnya. Dalam tiga hari itu juga, beliau harus menguburkan pamannya, Abu Thalib.
Setelah dalam waktu sepuluh tahun ketika hidup beliau sedang indah-indahnya dan baik-baik saja, beliau harus melihat semuanya terjadi sia-sia. Tahun kesedihan dimulai. Tapi titik puncaknya belum mengenainya karena Nabi masih menyadari semua kejadian itu akan setimpal. Perginya keluarga dan penganiayaan datang bertubi-tubi mungkin hanyalah harga yang harus dibayar untuk harapan bahwa segalanya akan berbalik. Ke depannya tidak mungkin lebih buruk dari ini.
"Aku tidak akan diperlakukan lebih buruk dari apa yang orang-orang Mekah lakukan. Mulai dari sini, semuanya akan berjalan lebih baik," begitu pikir Nabi.
But Thaif hits different way.
Karena Thaif tampak seperti pintu tertutup. Tidak ada lagi harapan bahwa segalanya menjadi lebih baik setelah ini. Tidak peduli kepada siapa Nabi saw. sampaikan pesan dakwahnya, setiap waktu, intensitas dari penolakan akan meningkat. Setelah dihujani batu, Nabi saw. duduk di bawah pohon di sekitar area Thaif dan melihat ke atas dan bertanya-tanya.
"Ya Allah, ada apa ini? Sekarang apa? Apakah ini amarah-Mu? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Aku pernah ditolak oleh orang Mekkah, sekarang Thaif, dan aku kehilangan anggota keluargaku dalam prosesnya. Apa yang mungkin dapat berubah sekarang?"
Ini bukan tentang intensitas rasa sakit, melainkan kebingungan dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya dan apa yang telah kita lakukan hingga titik ini. Kita mulai melihat ke masa lalu kemudian melihat ke masa depan, seolah-olah semua hal tiba-tiba menjadi subjek yang dipertanyakan. Pertemanan, pendidikan, kehidupan keluarga, studi, karir, stabilitas, apapun yang kita punya dalam hidup kita pada titik itu.
Ujian seperti itu adalah krisis yang hampir dihadapi setiap individu dan akan menentukan keberhasilan atau kegagalan besar dalam hidupnya. Dan pada momen itu, yang menentukan adalah bagaimana seseorang bereaksi terhadap guncangan itu. Hasilnya adalah, seseorang akan disertai Allah atau dia akan ditinggalkan untuk menghadapi sisa ujian yang akan datang setelah itu tanpa mendapat pertolongan. Ini adalah momen yang sangat-sangat menakutkan.
Kembali ke kisah Nabi Yunus
لَوْلَا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ (49) "Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela." (Al-Qalam : 49)
Pada titik tersebut, Nabi Yunus bisa saja ditelantarkan dalam kemaluan, telanjang, dan dihinakan untuk sisa hidupnya. Ini luar biasa karena Allah katakan dalam surat lainnya,
فَلَوْلَآ أَنَّهُ ۥ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144) "Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari berbangkit." (As-Saffat: 143–144)
Nabi Yunus as. bisa saja tinggal di sana selamanya. Bukan hanya secara fisik melainkan juga secara spiritual. Sebagai seseorang yang hancur pada titik kritis itu. Dia bisa saja dikenal dan berakhir menjadi nabi yang berpaling, nabi yang meninggal dalam kehinaan.
Tapi..
فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (50) "Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang saleh."
Kenapa Allah memilih beliau? Bagaimana kisah titik kritis Nabi Yunus as. dan bagaimana coping mechanism ala beliau? 
Nabi Yunus menghadapi titik puncaknya dan merasakan momen, "you know what? I'm done with you," terhadap kaumnya. Beliau  menilai kembali semuanya.
"Tidak ada kebaikan lagi dalam kalian. Tidak ada harapan lagi pada kalian. Hukuman Allah akan mendatangi kalian. Aku selesai."
Dia sangat marah pada kaumnya. Dia senang mendengar kehancuran mereka atau mengetahui mereka akan dihancurkan. Dan ia berpaling dari orang-orang tersebut.
…وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا "Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah…"
 Tapi masalahnya bukan itu, melainkan..
 …فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ…  "…lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya (menghukumnya karena dia berpaling)…"
Kemudian orang-orang di kapal melemparinya keluar dari kapal tersebut. Ibnu Qayyim berkata bahwa Nabi Yunus meninggalkan dakwah kepada kaum, yang padahal dakwah tersebut akan menyelamatkan mereka dari tenggelam dalam kekufuran mereka.
Dan sebagaimana Nabi Yunus berpaling, orang-orang di kapal tersebut meninggalkan Nabi Yunus dengan cara yang serupa dan membiarkannya tenggelam dalam kematian secara fisiknya. Mereka tau dengan mereka melemparkan Nabi Yunus keluar, beliau akan mati. Mereka tidak peduli karena mereka mencoba menyelamatkan diri mereka sendiri.
Dan Allah mengirim seekor ikan untuk menelannya. Coba pejamkan mata dan bayangkan kita baru dilemparkan dari kapal. Kita tenggelam dan kita sadar selagi kita tenggelam semuanya akan berakhir. Sebuah cara yang sangat kejam untuk dilalui kan? Karena kita tau, nafas kita semakin berkurang. Itu adalah malam yang menakutkan dalam tiga lapis kegelapan.
Ibnu Mas'ud berkata, "Bayangkan kejadiannya, dalam gelapnya malam, dalam gelapnya lautan, dan dalam gelapnya perut ikan paus tersebut. Di mana aku sekarang? Di mana aku menjatuhkan diriku?"
Kapan dan di mana waktu Nabi Yunus untuk menilai kembali dan menganalisa kembali?
Literally di dalam perut ikan. Momen itu, mungkin bagi kita justru lebih cocok untuk benar-benar berputus asa. Momen yang tepat untuk menyerah. Benar-benar mustahil suatu hal baik bisa terjadi dari situ. Nabi Yunus as. menyeru kepada Allah. Dia berkata:
"Ya Allah, aku memanggil-Mu dari suatu tempat, aku kira tidak ada yang pernah memanggil-Mu dari tempat ini sebelumnya."
Tidak mungkin ada orang lain yang berada dalam situasi seperti yang beliau hadapi sekarang ini. Di dalam perut ikan, di dasar lautan, di gelapnya malam, dan tidak bisa melihat apa-apa.
فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ ‎(87) Maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, "Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang dzalim."
Itulah momen kesadaran. Nabi Yunus as. tidak memiliki keluhan. Dia tidak membawa kasusnya. Dia tidak berkata, "Ya Allah, kaum ini tidak seperti kaum lainnya. Aku tahu, Nuh punya rasa sabar selama 950 tahun. Tapi kaumku beda dari kaum Nuh."
Nabi Yunus tidak melakukan hal itu.
"Aku bahkan tidak memiliki keberanian untuk memintamu mengeluarkanku dari perut ikan paus ini. Aku hanya menyeru kepadamu. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Betapa sempurnanya Engkau. Akulah yang memiliki ketidaksempurnaan. Akulah orang yang menzalimi diri sendiri. Bukan salah-Mu Ya Allah. Aku tidak marah padamu."
"Aku tidak memiliki komplain terhadapmu Ya Allah. Aku tau aku pantas terhadap apa yang aku terima. Aku pantas berada dalam situasi putus asa ini. Aku tidak akan meminta-Mu meninjau kasusku dan memberitahukan betapa buruknya kaumku dan apa yang mereka lakukan padaku. Karena keadaannya tidak relevan dengan hubunganku dengan-Mu."
Ini bukan tentang keadaannya. Ini tentang Allah mengambil perjanjian dengannya dan beliau mengambil perjanjian dengan Allah. Dan beliau meninggalkan perjanjian tersebut.
Memang, kamu mengira semuanya akan baik-baik saja berdasarkan ujian-ujianmu sebelumnya, dan kamu merasa dapat menghadapi segala jenis badai. Tapi badai kali ini beda.
Allah telah memberitahumu bahwa Dia akan mengujimu. Allah telah memberitahumu Dia akan mengirimkanmu momen-momen yang benar-benar akan membakar seperti itu. Ini bukan tentang seberapa banyak momen-momen itu membakar, bagaimana rasanya, atau seberapa buruk kondisinya. Allah sudah bilang itu akan terjadi. Dan kamu berjanji pada Allah bahwa kamu akan mematuhi-Nya dan menyembah-Nya, dan kembali pada-Nya tidak peduli seberapa parah situasinya.
Lāilāhaillā anta..
Ya Allah, aku mengacaukan semuanya. Aku tidak memiliki alasan untuk menyalahkan-Mu. Aku tidak marah pada-Mu. Aku tidak berkata, "bisakah Engkau tidak memberiku ujian seberat ini? Karena jika Engkau membuatnya sedikit saja lebih ringan, mungkin aku bisa berhasil dengan kaumku."
Subhānaka
"Tidak. Engkau sempurna. Keputusan-Mu sempurna. Alasan-Mu sempurna. Kebijakan-Mu sempurna. Rahmat-Mu tidak dapat disangkal lagi. Keadilan-Mu sempurna. Penilaian-Mu tidak dapat disalahkan. Ya Allah Engkau sempurna dan aku mengacaukan. Aku salah membaca situasi. Aku bereaksi dengan cara yang salah."
Semua itu terkandung dalam "subhānaka". Betapa sempurnanya Engkau. Para malaikat mendengar suara ini dari langit dan mereka berkata, "itu suara yang pernah kami dengar sebelumnya namun dari tempat yang begitu aneh. Perut ikan."
Allah berfirman "kami selamatkan dia dari kegelapan tersebut, kami keluarkan dia."
Ikan tersebut meludahkan Nabi Yunus as. ke suatu pulau. Beliau tidak meminta untuk diselamatkan dari perut ikan. Beliau hanya meminta untuk diampuni karena itulah tujuan dari hidup, tidak mendurhakai Allah dengan cara yang akan membatalkan kita dari ampunan-Nya.
"Ampuni saja aku, ya Allah."
Allah mengampuninya dan Allah mengizinkannya berbaring bersamaan ketika matahari terbit. Kemudian beliau kembali kepada kaumnya. Dan apa yang beliau temukan?
Semuanya menjadi muslim. Bukan 70 atau 80 orang.
Nabi Nuh as. punya 80 pengikut kan? Peradaban Ninawa di Iraq adalah peradaban yang menurut Al Qurtubi, ketika Nabi Yunus as. kembali, beliau menemukan 100.000 orang beriman. Dia menemukan seluruh peradaban telah beriman dan menerima risalahnya.
Allah membuka jalan keluar untuknya. Tapi itu membutuhkan momen yang menghancurkan agar kita menganalisa kembali dan menilai kembali sehingga pada momen itu kita bereaksi sebagaimana kamu seharusnya bereaksi. Ada jenis coping mechanism tertentu yang Allah ridhai untuk kita lakukan. Dan ada juga yang tidak.
Kemudian yang datang setelahnya adalah futuhaat (kemenangan dalam hidup), bantuan Allah berupa hadiah perspektif baru, serta benteng di hati untuk bisa mengatasi ujian apapun yang datang setelahnya sehingga ujian selanjutnya akan mudah, secara relatif.
Titik Kritis dan Coping Mechanism Nabi Muhammad saw.
Dan Nabi saw., ketika dia menghadapi titik kritis itu, bisa saja itu menjadi akhir baginya. Bisa saja Nabi saw. berkata, "aku selesai dengan orang-orang ini. Hancurkan mereka"
Nabi saw. tidak hanya memiliki kesempatan untuk memohon kepada Allah, beliau bahkan dikirimi malaikat oleh Allah kepadanya yang menawarkan untuk menghancurkan mereka.
Malaikat penjaga gunung datang dan mengucap salam, "Wahai Muhammad, sekarang engkau bergantung kepada keinginanmu. Jika engkau mau, akan aku timpakan kedua gunung itu terhadap mereka." Alih-alih ingin balas dendam, beliau malah berujar, "Jangan lakukan itu! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang belum mengerti saja. Justru aku berharap dari keturunan mereka akan lahir orang-orang yang mengesakan Allah."
Pada hari itu seorang lelaki bernama Addas datang kepadanya untuk menyajikan kepadanya buah anggur. Nabi saw. berkata, "Bismillah" sebelum memakan buah tersebut. Dan Addas bertanya,
"Orang-orang di tanah ini tidak mengatakan bismillah. Dari mana kamu mendapatkan kata itu?"
Nabi saw. berkata, "kamu berasal dari mana?"
"Ninawa, Iraq," jawab Addas.
"Oh dari tanahnya saudaraku yang shalih, nabi yang shalih. Yunus bin Matta? Di sanakah kamu berasal?"
"Dari mana kamu tau?" tanya Addas heran.
"Dia seorang nabi, saya seorang nabi. Dan para nabi itu bersaudara di mata Allah."
Betapa luar biasa, di antara para nabi, yang pertama diberitahukan di dalam Al-Quran kepada Nabi Muhammad saw. adalah Nabi Yunus as. Sebuah alasan untuk tidak menyerah.
Dan bayangkan, pada hari terburuk Nabi saw., ketika tidak ada seorangpun yang menolong beliau, ketika siapapun di antara kita akan menyerah jika di posisi tersebut, Allah mengirimkan Addas, buah dari saudara sepernabiannya, keturunan Ninawa, kaum Nabi Yunus as.
"Inilah alasan kamu tidak boleh menyerah."
Ini tentang bagaimana kita merespon balik sebuah penolakan dan tekanan. Karena meskipun orang-orang tersebut menolak, anak-anak mereka mungkin menerima Islam. Dan itu persis doa nabi di Thaif. Mungkin generasi berikutnya akan berbeda. Dan Allah memberikan itu padanya.
Mata Rantai Lainnya
Kota Thaif yang terdiri dari suku Tsaqif kemudian memeluk agama Islam sesudah Fathu Makkah, tepatnya setelah berakhirnya perang Hunain pada tahun 8 H. Ada dua tokoh penting dari Thaif yakni Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi dan Al-Mughirah bin Syu'bah ats-Tsaqafi. Urwah adalah orang terpandang dari Bani Tsaqif dan termasuk orang pertama dari sukunya yang memeluk Islam. Namun keislamannya tidak lebih dulu dari Mughirah, keponakannya.
Kisah Mughirah berawal ketika sekelompok orang dari Bani Malik mengirim utusan ke Muqauqis (Gubernur Romawi) dengan membawa upeti. Mughirah bersikeras untuk ikut rombongan tersebut meskipun telah dilarang oleh pamannya, Urwah. Dalam perjalanan rombongan pulang ke Thaif untuk melaporkan hal tersebut, Mughirah menggagalkan rencana mereka. Di suatu tempat yang bernama Busaq, Mughirah memperdayai rombongan itu dan membunuhnya serta mengambil semua barang bawaan mereka. Setelah itu ia pergi ke Madinah untuk menemui Nabi saw. dan memeluk Islam.
Mengetahui hal tersebut, Urwah selaku paman Mughirah sekaligus orang terpandang di kaumnya membayarkan tebusan kepada Bani Malik atas nama Mughirah.
Di lain kesempatan yakni pada masa Perjanjian Hudaibiyah, Mughirah menjadi negosiator Nabi saw. sementara itu, Urwah menjadi utusan Quraisy tanpa mengetahui Mughirah adalah orang yang berdiri di samping Nabi saw. Ketika Urwah hendak memegang jenggot Nabi, Mughirah segera memukul tangan pamannya itu dengan gagang pedangnya.
Urwah kaget dan bertanya, "siapa orang ini?"
"Mughirah bin Syu'bah," jawab orang-orang sekitarnya.
Urwah berkata, "lelucon macam apa ini Muhammad? Hei, kau! Bukankah aku telah membelamu atas penghianatanmu itu?" ujar Urwah merujuk pada tragedi pembunuhan yang dilakukan Mughirah di Busaq.
Nabi saw. kemudian menjawab, "Aku telah menerima keislamannya. Sedang urusan harta yang kau bicarakan itu, aku tidak ikut campur sedikitpun."
Urwah masih memusuhi Nabi saw. hingga ia masuk Islam setelah Perang Hunain. Dari Madinah, ia ingin kembali ke Thaif untuk mendakwahi kaumnya. Setibanya di sana, penduduk Thaif membunuhnya, namun setelah menyadari kemurnian tekad Urwah, mereka berbondong-bondong masuk Islam seselesainya Perang Tabuk.
Kita beralih ke masa kekhalifahan.
Persis setelah Rasulullah wafat, keadaan kacau balau. Kemunafikan mulai kelihatan di Madinah. Bahkan tidak sedikit dari suku-suku Arab sekitar Madinah yang murtad keluar dari Islam. Ditambah lagi sebagian dari mereka tidak mau membayar zakat kepada Abu Bakar ash-Shiddiq. Di antara kaum yang tetap istiqamah di atas Islam selain penduduk Mekkah dan Madinah adalah Bani Tsaqif di Thaif, mereka tidak lari dan tidak pula murtad.
Musailamah makin menunjukkan taringnya di Perang Yamamah. Pasukan Musailamah merupakan musuh terkuat di rangkaian Perang Riddah (perang melawan kaum murtad) yakni perang penentuan eksistensi politik Madinah.
Mughirah turut serta dalam pertempuran Yamamah melawan pasukan nabi palsu. Perang tersebut mengesahkan keimanan penduduk Makkah dan Thaif, yang tetap setia di bawah bendera Islam. Mughirah menyatakan, "ketika Bani Tsaqif masuk Islam, aku tidak mengetahui ada kaum dari suku arab yang seperti Tsaqif. Mereka itu sangat baik Islamnya, tidak sedikitpun berpaling dari Allah dan Qur'an."
Tak hanya itu, kemampuan negosiasinya yang baik membuat Saad bin Abi Waqash (selaku panglima di masa kekhalifahan Umar bin Khattab) mengangkatnya menjadi diplomat dan mengutusnya ke perkemahan panglima besar Rustum dalam misi pembebasan Persia. Dengan penuh keyakinan dan kesabaran akhirnya kaum Muslimin dapat menaklukkan ibu kota kerajaan Persia dalam Perang Qadisiyah.
Mungkin yang melempari Nabi saw. dengan batu sudah mati, tapi anak-anak merekalah yang melanjutkan perjuangan Islam, sehingga ketika suku-suku lain murtad, merekalah yang berpegang teguh dengan agama ini. Ketika awal mula mereka masuk Islam, Nabi saw. bahkan tidak pernah mengungkit mereka pernah melempari Nabi saw. Itu juga yang jadi salah satu hikmah mengapa keturunan Bani Tsaqif begitu menghormati Nabi saw. sebab Nabi saw. tidak pernah mencela orang tua mereka.
Benarlah firman Allah:
"Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu." (Yunus : 98)
Tumblr media
Bayangkan jika saat itu Nabi Yunus menyerah (tidak bertaubat), mungkin Nabi Muhammad saw. tidak akan bertemu Addas di hari terberat beliau. Bayangkan jika Nabi Muhammad saw. menyerah di hari terberatnya (membiarkan Thaif ditimpa gunung), mungkin tidak akan ada pejuang seperti Urwah dan Mughirah, mungkin tidak akan ada keturunan Tsaqif yang menguatkan Abu Bakar di titik terberatnya. Mungkin Abu Bakar akan kesulitan menghadapi kekacauan. Mungkin Umar takkan punya Mughirah, si diplomat ulung, untuk menghadapi Persia di Perang Qadisiyah.
Serangkaian coping mechanism yang tepat ini sangatlah menyentuh hati. Inilah bukti bahwa keimanan kaum Yunus bermanfaat bahkan hingga ke zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Kita akhirnya sadar bahwa ketika Allah menguji kita, ada reaksi dan respon tertentu yang menentukan siapa kita di hadapan Allah. Maka dalam menghadapi kesulitan, doa Nabi Yunus as. merupakan doa coping mechanism yang sangat rendah hati dan bijaksana.
"Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang dzalim."
Itu sebabnya Nabi saw. bersabda:
"Doa dari saudaraku, Yunus. Tidak ada orang yang dalam kesulitan yang menyeru kepada Allah dengan doa tersebut, kecuali bahwa Allah akan menjawabnya."
Untuk menutup tulisan ini, mari kita mengakui keesaan Allah, kesempurnaan Allah, dan kekurangan kita sendiri. Hadapi ujiannya (centered on the problem). Jangan melarikan diri (don't get away and forget the problem).
Tumblr media
Dan ketika pondasi kita terasa bergoyang, kokohkan kembali. Pegang teguh momen para nabi itu dan ingat bahwa orang-orang sebelumnya pernah berada di titik kritis juga. Semua orang menghadapi hal ini. Ini bukan titik yang hanya baru dilalui oleh kita seorang.
Mohonlah perlindungan dan ampunan Allah. Milikilah orang yang tepat di sekeliling kita untuk mengingatkan kepada Allah. Kita akan membutuhkan pengingat. Kita harus kuat. Insyaallah semua yang datang setelah itu dapat kita atasi.
Mudah-mudahan ketika kita menghadapi momen diuji sangat berat dalam kehidupan, yang membingungkan, yang mengguncang inti hati, Allah meneguhkan iman kita. Dan ketika kita menghadapi ujian yang tak terhindarkan, semoga momen terakhir dari hidup kita adalah momen kesenangan, ketenangan, dan kepuasan, dan keridhaan kepada Allah.
— Giza, sepertinya Lailatul Qadar tahun ini baginya adalah pelajaran tentang doa-doa para nabi. Next, belajar doa nabi siapa ya?
Sumber: https://playandlearn.org/Articles/HistoryOfQuran.pdf https://risalahnet.wordpress.com/2023/10/28/mughirah-bin-syubah-negosiator-muslim-ternama/ https://biografi-tokoh-islam.blogspot.com/2016/06/mughirah-bin-syubah-sahabat-dan.html https://biografi-tokoh-islam.blogspot.com/2016/06/urwah-bin-masud-dan-abdu-yalil-bin-amir.html Al-Bidayah wan Nihayah
24 notes · View notes
in-syirah · 1 year
Text
Sebagian dari kita mungkin selalu ingin agar semua orang menyukai kita. Mengapa tak menginginkan untuk disukai dengan Rabb kita saja? —Dengan cara belajar menjadi kriteria hamba yang Allaah cinta (yang selalu taat kepada-Nya).
Sebab ketika kita dicintai Allaah, amat mudah bagi Allaah menggerakkan hati hamba-hamba-Nya untuk menyukai kita. Maka, yang paling penting adalah belajar agar dicintai atau disukai oleh Allaah dahulu.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : "Apabila Allaah Ta'ala mencintai seorang hamba, Allaah menyeru kepada Jibril, "Sesungguhnya Allaah mencintai Fulan, maka cintailah dia!" Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru di langit, "Sesungguhnya Allaah mencintai Fulan, maka cintailah dia (wahai para malaikat)!" Maka penduduk langit mencintainya. Dan Allaah menjadikan dia diterima di bumi (yakni dicintai orang-orang shalih di bumi). —HR. Bukhari dan Muslim
61 notes · View notes
sabaryangindah · 10 months
Text
JANJI ALLAAH MELALUI SALAT TAHAJUD BAGI HAMBA-NYA
Jangan malas untuk mengerjakan salat tahajud, karena janji Allaah itu benar. Allaah akan mengangkat kedudukan kita ke maqam dan derajat terpuji tatkala kita bergegas melaksanakan salah satu ibadah utama, yakni salat tahajud. Allaah Ta’ala berfirman,
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari bertahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’: 79)
Wahai jiwa-jiwa perindu ampunan Allaah Azza Wajalla, Zat Sang Maha Pengampun
Ketahuilah bahwa pada tiap malam, Tuhan kita Tabaraka wa Ta’ala turun (ke langit dunia) ketika tinggal sepertiga malam yang terakhir. Allaah ‘Azza Wajalla berfirman, “Barangsiapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaannya. Dan barangsiapa meminta ampunan kepada-Ku, aku ampuni dia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wahai jiwa-jiwa yang tidur, bangunlah..
Jangan sia-siakan malammu hanya dengan tidur. Bangunlah sesaat dan mulai melawan diri untuk bangun dari kenyamanan tempat tidur. Bangunlah sesaat dan kerjakan sedikitnya 2 rakaat salat malam. Karena ada banyak manfaat dan keberkahan yang terkandung di dalam proses dan nilainya. Allaah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
اِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ اَشَدُّ وَطْـًٔا وَّاَقْوَمُ قِيْلًاۗ
“Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. Al-Muzzammil: 6)
Wahai jiwa-jiwa yang malas, bangkitlah..
Tetaplah bangun, walaupun susah payah untuk menjalankannya. Bangun dengan susah payah dan meniatkan untuk melaksanakan salat tahajud menjadi satu kemuliaan yang amat besar. Karena ini mampu menghidupkan hati yang mati, membangkitkan semangat diri dalam mengawali aktivitas pagi, mendekatkan diri pada Ilahi, menghapus dosa yang telah terjadi, serta menjadi wasilah mustajabnya doa-doa. “Doa yang dipanjatkan di waktu tahajud adalah ibarat anak panah yang tepat mengenai sasaran.” (Imam Asy-Syafi’i)
Wahai jiwa-jiwa yang gelisah, bersegeralah..
Setiap kali di awal hari, Allaah menanti dan menunggumu, percayalah. Setumpuk kesedihan hidup, setumpuk pedihmu, segudang keinginan dan harapan, dan segala keluh kesah akan terjawab di heningnya malam dengan suara alam penuh syahdu, waktu sepertiga malam. Hampiri malam-malammu dengan keheningan dalam hati, dengan iman dalam diri, iman yang tulus dari lubuk hati mengharap ridha pada sang pencipta. Lakukanlah salat, seolah-olah ini adalah malam terakhir kali bagi diri. Apalagi salat tahajud, yakni salat sunnah tebaik setelah salat fardhu. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ : شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ ، وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ : صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah bulan Allaah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam.”  (HR. Muslim, no. 1163)
Salat malam merupakan sarana dan wasilah bagi hamba dalam mengatasi masalah diri dan hati, terutama menghapus dosa yang sudah teramat banyak dalam diri. Bukan hanya cukup sampai di sini, ketenangan dalam salat malam yang syahdu juga menjadi wasilah dalam menenangkan hati, membersihkan jiwa yang gundah gulana, dan taqarrub yang paling efektif.
Salat malam juga menjadi pengobatan diri paling mujarab. Obat bagi segala macam penyakit hati, berbagai macam kegundahan diri, kegelisahan, kesedihan, kemarahan, keterasingan, keputusasaan, dan masalah berat kerohanian lainya. Ia adalah ruang wasilah bahkan tiket untuk meraih jalan keberkahan yang menghantarkan kebahagiaan akhirat dan kebahagiaan dunia; serta yang paling utama adalah tiket dalam memudahkan kita meraih surga-Nya dan keridaan serta kemuliaan di sisi-Nya. Selain mendapatkan kedudukan dan derajat yang mulia di akhirat kelak, orang-orang yang berkenan dengan ikhlas menjalankan salat tahajud, maka akan Allaah limpahkan keridaan dan keberkahan kedudukan yang mulia di atas bumi.
وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْـمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ
“Dan ketahuilah, bahwa kemuliaan dan kewibawaan seorang mukmin itu ada pada salat malamnya.” (HR. Hakim, hasan)
Sahabatku yang dirahmati Allah ‘Azza wa Jalla..
Bila kita memahami dan mengetahui keutamaaan dari melaksanakan dan menjalankan salat sunah lail atau tahajud, pasti dengan kesadaran dan mengandalkan logika sederhana, kita tidak akan rela jika harus meninggalkan salat malam. Tidak ada satu pun jamuan dan hidangan terindah yang diadakan, kecuali di sepertiga malam terakhir. Sebagai umpama, bilamana kita dijamu dan disambut oleh pejabat, penguasa negeri, atau bahkan orang penting dan nomor satu di negeri kita, sudah pasti kita senang dan bahagia. Nah, ini apalagi yang langsung menjamu adalah bukan hanya penguasa negeri melainkan Penguasa langit dan bumi langsung yang menjamu. MasyaAllaah.
Maka, sudah sepatutnya diri ini mengkhususkan untuk menyediakan sebagian dari malam kita untuk Sang Pemilik hidup kita. Karena salat malam adalah lapangan, bandara bagi setiap insan yang memiliki mimpi-mimpi dan cita-cita yang tinggi. Dan di waktu sepertiga malam adalah waktu istimewa dan terbaik, dambaan bagi ahli ibadah dalam mencari bekal yang terbaik guna mengarungi setiap hambatan dan ujian lautan hidup. Nabi shallallahu ’alaihi wassallam berpesan bahwasanya salat malam merupakan salat para nabi dan rasul, juga menjadi bagian terindah bagi kebiasaan setiap orang yang saleh. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﻘِﻴَﺎﻡِ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ، ﻓَﺈِﻧَّﻪُ ﺩَﺃْﺏُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤِﻴْﻦَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْ، ﻭَﻫُﻮَ ﻗُﺮْﺑَﺔٌ ﺇِﻟَﻰ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ، ﻭَﻣُﻜَﻔِّﺮَﺓٌ ﻟِﻠﺴَّﻴِّﺌَﺎﺕِ، ﻣَﻨْﻬَﺎﺓٌ ﻋَﻦِ ﺍْﻹِﺛْﻢِ
“Lakukanlah salat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia pun dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, menghapus segala kesalahan, dan mencegah dari perbuatan dosa.” (HR. Tirmidzi, hadis hasan)
Banyak orang yang membicarakan tentang Allaah, tetapi sedikit sekali yang mau berbicara kepada Allaah. Bawa serta tahajud dan doamu ke dalam hidupmu dan berbicaralah kepada-Nya. Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
ﺇِﻥَّ ﻓِﻲ ﺍﻟﻠَّﻴْﻞِ ﻟَﺴَﺎﻋَـﺔً، ﻻَ ﻳُﻮَﺍﻓِﻘُﻬَﺎ ﺭَﺟُـﻞٌ ﻣُﺴْﻠِﻢٌ ﻳَﺴْﺄَﻝُ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﺍْﻵﺧِﺮَﺓِ ﺇِﻻَّ ﺃَﻋْﻄَﺎﻩُ ﺇِﻳَّﺎﻩُ، ﻭَﺫَﻟِﻚَ ﻛُﻞَّ ﻟَﻴْﻠَﺔٍ .
“Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada Allaah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allaah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam.” (HR. Muslim)
Semoga Allaah ‘Azza Wajalla menjaga hidayah dan keistikamahan kita, mengaruniakan keberkahan dan keikhlasan dalam setiap amal yang kita perbuat. Dan jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan meminta perlindungan pada Allaah agar kita terhindar dari fitnah dan syubhat akhir zaman yang marak hadir di sekitar lingkungan kita, terutama maksiat yang diumbar dan dosa-dosa yang ditampakkan. Semoga Allaah senantiasa menjaga agar kita semakin bertakwa dan mengimani setiap syariat dan sunnah Nabi serta menjadi manusia yang bertanggung jawab atas apa yang kita perbuat dan dimudahkan serta dimampukan dalam menjaga niat diri, ikhlas dalam diri.
Penulis: Kiki Dwi Setiabudi, S.Sos.
28 notes · View notes
menjadisederhana · 2 months
Text
Tumblr media
Tidak apa-apa jika orang lain memanggilmu dengan sebutan aura maghrib. At least, you have to be proud. Karena aura maghrib mashaAllah bisa semanis ini 🥰
وَأَصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَوَةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَوَةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ، عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَلَهُ وَكَانَ أَمْرُهُ، فُرُطًا
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan- Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al-Kahfi : 28)
9 notes · View notes
herricahyadi · 4 months
Note
Apa sii yang kak pikiran.?
Mohon dijawab
Saya lagi memikirkan bagaimana caranya agar orang-orang mengerti bahwa kontribusi pembelaan kita terhadap Palestina dengan jalur boikot itu jangan serampangan dan ikuti apa yang orang-orang Palestina mau. Kalau mereka mengajak dan menyeru kita untuk boikot terarah sesuai dengan BDS, maka ikuti. Sebab mereka lebih paham apa yang mereka butuh.
Begitu yang saya pikirkan saat ini.
9 notes · View notes
ummumukhbita · 2 years
Text
Random Talk: Tak Ingin Capek Hati
Lagi berada di fase belum bisa banyak bicara saat ada pertanyaan bertubi terkait,”Sudah punya calon?” atau ,”Apa bisa masukin proposal ta’aruf?” dan pertanyaan senada lainnya yang bermakna sama. Ternyata nggak semudah itu berada di fase ini. Bukan main beratnya untuk sekadar jawab. Lebih tepatnya, tidak ingin membuka ruang ke sembarang orang. Dan mungkin memang Allah belum kasih jalan ke sana untuk saat ini.
Tapi semakin ke sini, entah kenapa rasanya semakin risih dengan kesendirian ini. Bukan risih karena kesepian. Melainkan merasa was-was dan tidak aman. Sebab dengan usia yang memang sudah bisa dikatakan cukup untuk menikah, yang datang untuk menggoda juga datang tanpa jeda. Adaaaa saja ujiannya.
Takut. Cemas. Dan segala perasaan tidak menentu seringkali hadir. Tapi memang hingga saat ini, belum ada yang klik. Dan nasihat yang masuk pun terus berujar, ��Jangan terburu-buru. Karena yang dicari bukan teman untuk sehari sehidup. Tapi sekali seumur hidup.”
Maka ya Allah.. maafkan aku. Kalau sampai saat ini permintaan terkait ta’aruf dari beberapa orang belum berani untuk kuberi jalan. Bukan tidak mau. Bukan menolak. Tapi haya ingin lebih selektif. Dan tidak ingin bermain-main dengan urusan hati.
Dan merasa banyak belajar juga dari kisah orang lain. Ada satu nasihat yang saat ini kupegang teguh.
“Mempersilahkan siapa saja untuk maju tanpa filter yang jelas itu bikin capek hati.” - Mbak Chida
Jadi, untuk saat ini lebih baik memfilter dari awal. Istikharahnya bahkan dari sebelum proses dimulai. Sekiranya tidak masuk kategori, lebih baik tidak usah diberi ruang untuk membuka diri.
Meski begitu, selalu ingat nasihat dari mamak:
“Kalau ga sreg, jangan jutek. Kalau ga mau, bilangnya baik-baik. Jangan sakiti. Karena kita tidak pernah tahu takdir Allah kedepannya. Dan Allah maha membolak-balikkan hati.”
Kalau ditanya apakah sudah siap? Sebenarnya dalam hal apapun kita tidak ada yang benar-benar siap. Ada saja keraguan. Merasa belum pantas dan sederet tapi-tapi yang lain. Hanya saja memang sedang dalam proses memantaskan. Jika memang bisa disegerakan dan sudah bertemu yang pas, tentu akan lebih baik kesendirian ini sesegera mungkin dapat diakhiri.
Karena sekarang benar-benar baru terasa bahwa ujian seorang akhwat yang masih sendiri itu luar biasa. Nyuci wadah bekal makan di pantry kantor saja menimbulkan komentar, “Masya Allah ukhti.. yang seperti ini yang saya cari.”
Kan risih :( —akutu cuma nyuci wadah bekal aja lho. Apanya yang istimewa? biasa aja kaliiik.
Tapi ya itu. Perempuan kan memang sumber fitnah terbesar bagi laki-laki. Mau setertutup apapun. Mau semenjaga apapun. Tetap akan selalu ada celah untuk menimbukan godaan.
Tapi hikmahnya, doaku jadi makin panjang saat ini..
Ya Allah..
Hamba memang jauh dari kata baik. Tapi berharap bisa mendapatkan yang terbaik agar bisa terus membimbing takwa kepada-Mu dengan cara terbaik. Karena hamba tahu lemahnya diri ini. Tahu betul kurangnya diri ini. Semoga bisa dipertemukan dengan yang mampu melengkapi.
Ya Allah, jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu. Yaa Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya, Allah. Jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tak berpaling dari hati-Mu.
Ya Allah. Jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindukan syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhir-Mu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.
Ya, Allah. Jika kau halalkan aku merindukan kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampaui batas sehingga aku melupakan cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Diadopsi dari doa Syaikh Sayyid Quthb
Semoga lekas Allah beri jalan terbaik. Semoga segera Allah hadirkan orang yang pas di hati dan bisa bertemu dengan proses yang Allah ridhoi. Dengan proses yang dimudahkan dan Allah berkahi. Dan semoga tidak bikin capek hati. Semoga bisa menjaga sampai Allah izinkan bersama dalam ikatan yang sah. Semoga bisa bersabar dan tidak gegabah. Aamiin Allahumma aamiin.
Tumblr media Tumblr media
Palembang, 22 Okt 2022 | 03.39 || (yang) Tidak Ingin Capek Hati
236 notes · View notes
mamadkhalik · 1 year
Text
DM 2 Solo
Pertama, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada para BPH, Pengurus, kader, dan peserta yang telah menyukseskan agenda DM 2 Solo. Sungguh tidak mudah memegang amanah pengkaderan besar ini, atas izin Allah semua berjalan lancar.
Tumblr media
Kedua, teruntuk para peserta, Prof. Rhenald Kasali telah memberikan gambaran yang jelas tentang perubahan dunia. Dakwah kampus yang terasa "jumud" itu perlu segera disikapi dengan bijak tanpa mengurangi esensi dakwah.
Dari buku "Menuju Kemenangan Dakwah Kampus" kita disadarkan mengenai pentingnya makna kemenangan, bukan sekadar menduduki jabatan strategis seperti BEM, namun kebermanfaatan yang dapat kita berikan bagi mahasiswa dan masyarakat.
Bagian penting dari buku ini adalah seruan untuk kembali ke Ashalah Dakwah Kampus, memahami kembali makna Islam, pentingnya tarbiyah untuk manusia, pentingnya dakwah sebagai seruan kebaikan, dan yang pasti fiqih dakwah sebagai rambu dasar yang dilengkapi oleh manhaj dakwah. ADK perlu paham itu.
Masuk ke bab metode, setelah memahami Ashalah Dakwah Kampus, kita perlu membaca perubahan pemuda saat ini. Bagaimana memahami diri sendiri, memahami orang lain, selanjutnya memberi pembebanan yang tepat dalam setiap amanah yang diberikan.
Kita para aktivis dakwah, berangkat dengan mimpi, ekspektasi, dan juga pengalaman spiritual yang berbeda. Jangan menganggap sama, jangan menuntut banyak hal sebelum memberi pemahaman, jangan mematikan mimpi mereka! Jangan berlindung dengan term "ini amanah dakwah."
Mengutip dari buku "Di Kekinian Dakwah" dalam proses tarbiyah, terkadang para aktivis banyak melupakan proses pemahaman dari perangkat-perangkat dan rukun-rukun ukhuwah. Apabila 2 step ini dilupakan, dakwah akan runtuh dari dalam.
Ingat kembali klasifikasi basis dakwah, mana basis pendukung, mana para penggerak, mana ideolog gerakan. Saat berada di fase penggerak, sudah sepantasnya sadar akan peran, pun saat hilang arah tujuan, bukan sibuk mencari kesalahan atau pembenaran, namun kembali lagi ke 2 poin atas, harus saling memahami dan menguatkan ukhuwahnya.
Kita sudah sama-sama membaca umat ini. Kita familiar dengan kalimat dakwah tak butuh kita, namun kita yang butuh dakwah. Namun dalam tulisan ini, saya tegaskan bahwa hari ini dakwah butuh kita semua! orang-orang dipersimpangan jalan itu butuh kita, orang-orang terzalimi butuh kita, saudara seperjuangan pun butuh kita, jangan sampai mengecap manisnya iman sendirian namun kita tutup mata di luar sana.
Manhaj kita menuntun manusia untuk menuju kemuliaan, melepaskan diri dari perdebatan khilafiyah, dan yang paling penting mengupayakan persatuan umat.
"kita adalah dai sebelum apapun"
"Sampaikan walau satu ayat"
bukanlah menjadi pembenaran untuk kita tidak menambah ilmu. Cari majelis ilmu, carilah guru, jagalah adab dengan guru, orang tua, dan saudara sesama muslim. Carilah bekal sebanyak-banyaknya, tenangkan hatimu, sucikan hatimu dari niat-niat untuk pujian, harta, dan dunia dan segala isinya.
Tempat kita berdiri saat ini, Solo, bumi yang diridhai oleh Allah memiliki jenama "The Spirit Of Java." namun menurut Ustadz Syihabuddin Al-Hafizh, Solo ini bukan hanya jawa semata, tapi "Spirit Of The World"
Peranakan china di pasar gede, peranakan Arab di Pasar Kliwon, India di Laweyan dan jawa sebagai etnis mayoritas berkumpul di kota ini.
Tak cukup dari itu, di kota ini juga ada bekas Kraton Kerajaan Mataram Islam yang besar di Kartasura, Kraton Mangkunegaran pimpinan Pangeran Sambernyawa dan Kasunanan pimpinan PB X yang gigih melawan belanda, lalu munculnya SDI yang memicu pembentukan SI sebagai perlawanan oligarki kolonial di Laweyan.
Di zaman ini, ormas dan kelompok Islam meliputi : MTA yang besar di Karangayar, LDII Sukoharjo sekitarnya, Hidayatullah di Mojosongo, DSKS dan laskar Islam di Ngruki, Muhammadiyah di Sukoharjo, dan Para Habaib tarekat yang besar di Pasar Kliwon.
Faktor historis dan landscape ormas ini menjadi bukti bawah Islam adalah pemersatu bangsa, sebuah spirit yang harus kita bawa sembari menyerukan moralitas kepada peradaban barat yang rapuh itu.
Maka, saat berkumpul kembali kelak, kita sepakat untuk mengesampingkan perbedaan pendapat dalam suatu perkara, kita berfokus merangkai persatuan antar umat, sesuai dengan prinsip kita, persaudaran adalah watak muamalah KAMMI.
Terakhir, dimasa yang penuh fitnah ini, kita harus membangun optimisme akan kejayaan umat. Bukan toxic positivity, namun berputus asa dan berpangku tangan itu bukanlah karakter seorang muslim.
Selayaknya Bilal bin Rabbah dengan ketauhidanya, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam saat memukul batu di Parit Khandaq, Umar bin Abdul Aziz dengan reformasi birokrasi Umayyah, Imam Ghazali, Nuruddin Zanki, Shalahuddin Al-Ayyubi sebagai aktor Islah dalam menaklukan Al-Quds, Muhammad Al-Fatih yang menaklukan Konstantinopel, dan kita semua para aktivis dakwah kampus yang tengah mempersiapkan diri untuk kejayaan Islam.
Semoga dimudahkan dan dikuatkan!
"Kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok" - Imam Hasan Al-Banna
30 notes · View notes
kafabillahisyahida · 1 year
Text
Ga ada yang sempurna, Kadang sebagai istri qt harus sengaja lugu di hadapan suami untuk menyenangkan hatinya meskipun sebenarnya kita tau. Barulah akan terasa manisnya cinta.
Kadang sebagai teman kita harus sabar menunggu, mundur sedikit untuk menyetarakan langkah barulah terjalin indahnya ukhuwah.
Begitu juga dalam dakwah Allah perintahkan kita “menyeru dengan hikmah (lemah lembut) dan pelajaran yang baik serta membantah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125)
karena Dakwah tanpa kelembutan hanya sebuah celaan, yang mustahil diterima. Begitulah sifat dakwah Rasulullah, Nabi menghargai, kendati menghargai bukan berarti membenarkan. Menghargai dan membenarkan adalah dua hal yang berbeda.
Banyak dari kita adalah ahli bidah sebelum mengerti sunnah. Tapi tunggulah... jedalah... Karena kebanyakan manusia jika langsung diingkari kesalahan yang sudah menjadi kebiasaan mereka akan lari menjauh. Muslim yang baik mensyiarkan kebenaran dengan teladan bukan celaan.
Jangan sampai kehilangan adab, karena Pada dasarnya syiar kita hanyalah menyapaikan, itupun tidak harus berhasil, kalau harus berhasil takkan akan ada nabi yg berdakwah ratusan tahun lamanya tapi tak punya banyak pengikut, apalagi kita? Hidayah itu hak Allah, karena memang nyatanya gak ada yg sempurna selain Allah.
51 notes · View notes
giftedgift · 3 days
Text
Pada masa itu rasanya sampai pada titik habis
Dan aku masih terperangkap pada rasa dalam diksi idealis
Berharap memandang binarnya lebih lama
Berharap mendekap pelukan tak lepas
Aku masih betah menari di kamar ilusi ini
Fase yang singkat namun melekat
Kenangan hebat yang terpatri erat
Meninggalkan kesunyian yang dihibur bait rindu agar seolah indah
Walau dalam diam menyeru cinta pada langit dengan lantang
Sayang sekali ..
Tak semua yang dirindui , mudah pula ditemui
7.39CM25092024
2 notes · View notes