#menata dalam do'a
Explore tagged Tumblr posts
Text
Wahai perempuan...
Simpan rasa cinta mu, simpan rasa sayang mu, tangis dan tawa bahagia mu hanya boleh kamu rayakan pada yang paling berhak atas dirimu, pada dia yg sudah melabuhkan hatinya untuk bermuara dalam hidupmu, pada dia yg berhasil mendapatkan dirimu sungguh-sungguh melalui yg menciptakan mu, pada dia yg semoga do'a nya tak pernah reda untuk terus mendoakan kebaikan serta kebahagiaan untukmu.
Padanya kau menaruh hormat, padanya kau berbakti, padanya kau terus mengasihi dan menyayangi sepenuh hati dan jiwa. ia yg berhak atas kepemilikan dirimu dari sang pencipta, melalui hati dan jiwa nya kamu sukarela mengabdi, sebab ia mendapatkan mu melalui jalan yg benar, jalan yg pasti penuh ridho illahi.
Kalian bersama, perjuangan yang memiliki panjang perjalanan kalian hiasi dengan do'a dan usaha paling tulus dan murni.
Kalian menjadi cinta dan kasih yang setara.
Selasa, 12 Mar 2024
#bahasa cinta#catatan kecil#story#harian#nasihat#keterjagaan#cinta#berlabuh#semangat menjaga hati#menata dalam do'a#untaian kata#rindu
77 notes
·
View notes
Text
The Power of Dua
Mungkin sudah ada lebih dari satu bulan aku tidak benar-benar baik dalam meminta Do'a kepadaNya, mungkin juga aku terlalu jauh kepadaNya hingga Dia rindu kepadaku untuk bersujud lebih lama dan meminta Do'a kepadaNya.
Rasanya aku taakan pernah bisa melupakan momen hari ini, dimana satu bulan lebih ini aku merasa stuck, aku bingung harus mulai dari mana untuk menyelesaikan sesuatu yang sudah kumulai dan tinggal sedikit saja aku menyelesaikannya. Tapi rasanya, aku benar-benar bingung dan buntu. Bahkan aku mengabaikan beberap pesan yang harusnya ku respon dengan cepat. Aku mencari kesibukan lain, padahal aku tau itu merupakan bentuk sugesti diri aku sendiri untuk mengalihkan sesuatu ke sesuatu lain agar terlihat baik-baik saja. Padahal aku tau, aku sedang tidak baik-baik saja, ketika pikiranku mulai kemana-mana dan banyak asumsi-asumsi yang benar-benar menakutkan, lagi-lagi aku mencari kesibukan yang membuatku senang dan tidak memikirkan asumsi-asumsi yang aku sendiri takut jika itu benar-benar terjadi. Bukan takut kepada diri sendiri, tapi lebih takut kepada bagaimana jika aku mengecewakan banyak orang yang menyayangiku. Aku tidak sanggup menghadapi bagaimana mereka kecewa dengan harapannya terhadapku.
Hingga aku sampai merasa ini sudah cukup! Waktunya aku harus menata puzzle-puzzle hidupku yang berantakan ini. Hari ini aku memulai dari menyelesaikan amanah dari seseorang yang harusnya sudah kuselesaikan jauh-jauh hari. Tapi ternyata aku tidak bisa menyelesaikannya langsung dikarekan ada kendala. Aku berfikir bahwa kendala itu bentuk teguran dari Allah. Hingga akhirnya aku mandi dan mengambil wudhlu. Aku melaksanakan sholat duha 4 raka'at dan setelahnya aku sholat taubat selesai sholat taubat aku bersujud lumayan lama dan aku mengadukan semua kepadaNya, selepas bersujud dan berdo'a aku membaca Al Qur'an surah Al Fath. Dan Maha Dasyatnya baru selesai aku membaca Al Quran tiba-tiba aku mendapat notif WA dari beliau, beliau menyakan kabarku dan progressku sudah sampai mana. Rasanya beban yang selama ini pura-pura kuabaikan terangkat sudah dan aku bergumam "OK harus selesai semuanya hari ini, baik urusan diriku sendiri ataupun amanah-amanah yang telah dipercayakan kepadaku"!
Pada akhirnya ketika diri ini benar-benar buntu dan merasa tersesat di sebuah labirin yang tidak tau bagaimana cara keluarnya, hanya bisa berharap kapada Allah. Ketika diri ini merasa sudah tidak punya harapan sama sekali, tiba-tiba Allah selalu menunjukkan kuasaNya dan menjadikan diri ini yakin bahwa masih ada harapan selama punya Allah. Akan tetapi, jika memang tidak bisa berharap didunia ini seperti apa yang diri ini inginkan dan Allah tidak bisa mengizinkan, maka hanya bisa berharap bahwa tempat kembaliku kelak berada di Surga dan Allah mengizinkannya. Tempat dan Harapan yang paling Indah.
2 notes
·
View notes
Text
"Menyatu yang tidak jadi satu"
.....
Aku masih ingat betul bagaimana udara suatu malam yang tadinya hangat berubah menjadi sangat dingin hingga membuat tubuhku diam membeku. Malam itu nafasku begitu sesak setelah membaca sebuah pesan yang masuk berisikan surat undangan pernikahan. Jika pada umumnya itu adalah kabar yang menggembirakan tapi tidak untuk saat itu. Karena di surat tersebut tertulis dengan jelas namanya, bersanding dengan nama seorang pria yang jujur saja aku tidak pernah mau tahu siapa namanya.
Setelah kembali melihat dan memastikan jika itu memang sebuah kenyataan, handphone yang sedari tadi sudah ku cengkram dengan geram reflek aku banting dan terlempar jauh di halaman.
Sama seperti malam-malam lain biasanya, kala itu aku sedang berada di tongkrongan bersama teman-teman. Mendengar bunyi dentuman, mereka sontak melihat ke arahku dengan wajah keheranan saat aku tanpa sadar meluapkan emosi dengan membanting handphone kemudian langsung menyalakan motor untuk pulang.
Setelah sampai di rumah, aku langsung masuk ke dalam kamar. Isi kepalaku penuh sesak dengan banyak pertanyaan. Tidak ada air mata di sana, karena pantang bagiku menangisi kepergian perempuan. Hanya ada kemarahan, tentang apa maksud dari semua ini. Rasanya baru beberapa minggu yang lalu dia meminta untuk break sejenak dari hubungan yang sedang kita jalani dengan alasan agar bisa saling memperbaiki diri. Lantas tanpa ada kabar apa-apa, dia seenaknya sendiri menyebarkan undangan.
Untuk beberapa waktu selepas kejadian itu aku memilih untuk tidak main ke tongkrongan. Pertama karena aku tidak ingin menjadi perusak suasana, kedua karena aku masih sibuk menata dan merapihkan hati agar tidak terlalu berantakan. Baru beberapa hari menjelang tanggal pernikahanmu aku memberanikan diri kembali datang ke tongkrongan dan bercerita ke teman-teman, mereka dengan beragam cara mencoba menghiburku secara bergantian. Meskipun lumayan garing, sedikit-sedikit aku sudah bisa tertawa meski belum selepas biasanya.
Pada akhirnya hari bahagianya pun tiba. Dan aku sudah berjanji tidak akan datang terlepas siapapun yang coba membujuk lewat dalih apapun. Aku tidak ingin menjadi bodoh dengan datang kesana kemudian pulang membawa hati yang jauh lebih hancur dari sebelumnya. Aku tau diri untuk tidak menjadi sok jagoan soal perasaan.
Meskipun ragaku tidak hadir di sana, sebaris do'a tetap aku langitkan semoga dia dan laki-laki pilihannya bisa hidup dengan keberkahan dan keridhaan Tuhan disepanjang jalan.
.....
0 notes
Text
bunga yg gugur sebelum mekar
30 pertanyaan itu tidak ada artinya, mungkin ada sebagian. Tapi di bulan menuju ketiga, aku masih bisa menyisir ego-ego. ya, ego itu banyak dalam dada. saking banyaknya, sering sakit dan kambuh pada pagi hari, siang, sore, atau menjelang tidur.
kini bukan lagi menyalahkan siapa dan mengapa, tapi kata konten yang lewat, apakah pelajaran- kekuatan- yg kamu dapatkan?
beberapa rasa sakit yg lewat kadang menggerayangi saat scroll foto-foto bahagia dan se ideal itu. Tapi ingat, katanya setiap nabi yg dikisahkan dalam Alquran memang tidak seideal itu.
bunga-bunga yg aku susun perlahan, segala rencana abcde, rasanya sirna. Ia dimakan buih dalam satu hentakan ombak. Kini, aku hanya bisa berpegangan pada kayu yg menancap pada pasir.
berbagai solusi diusahakan, diupayakan, satu-satu. usaha tidak mengkhianati hasil? its just a common bullshit. usaha pasti ada yg mengkhianati hasil. ada.
saat usaha itu terkhianati, rasanya dunia seperti berjalan biasa. menelan pil-pil pahit yang benar-benar di luar nalar dan di luar bayangan seperti menjadi hambar. bisa kumakan bersamaan.
lalu, apa itu menjadi tanggungan, menjadi bersama, memupuk cita-cita bersama? lalu apa juga memiliki rumah bersama, menjadi sirna. kemudian aku perlahan menata rasa, menata harapan (yang benar-benar hilang), menata do'a.
Tak ada guna mempertanyakan apa hal-hal yg aku telah lakukan sejak dulu sehingga kejadian ini menimpaku?
aku sudah tidak sedih pun menangis. keringnya telah menjadi retak.
yang kulakukan hanya tetap berjalan menghabiskan waktu, menikmati setiap nikmat dan anugerah, menggantungkan kesulitan pada-Nya, menjalankan peran-peran baru yang tetap aku lakukan, menikmati hari ini, dan menghitung lapis keberkahan.
Do i deserve these?
What things should i deserve
Ku harus sadar tak semua bisa ku tenangkan Ku harus sadar tak semua bisa ku menangkan Kuatku ada batasnya Bertahun terus terluka Lelahku jelas terasa Semua ini untuk apa? Menangis lupa caranya Bersandar sama siapa? Ragaku tak punya nyawa Semua ini untuk apa?
youtube
0 notes
Text
Potong Tumpeng, Pemerintah Pekon Teba Peringati Hari Ulang Tahun Yang Ke 52
Pemerintah Pekon Teba, Kecamatan Kotaagung Timur, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Mengadakan Zikir dan Do,a bersama di Aula Balaipekon Teba, pada Jum'at (10/11/2023) Acara tersebut di hadiri oleh Camat Kotaagung Timur yang di wakili Sekcamnya, BHP, PPN Pekon Teba, Humas PT Tirta Investama AQUA Tanggamus Raditia Putra, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, LPM, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan seluruh Aparatur Pekon Teba, Kepala Pekon Teba, Junaidi Yazid S.Kom. mengawali acara tersebut dengan pemotongan tumpeng dan dalam sambutan nya, menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada para tokoh, baik tokoh sejarawan Pekon Teba, tokoh pemuda, tokoh adat dan tokoh agama, yang terdahulu dan saat ini yang sudah memperjuangkan demi terbentuk dan berdirinya Pekon Teba, Pekon yang kita cintai ini. "Dengan memperingati ULTAH Pekon Teba yang ke 52 ini, sebagai pemerintah Pekon, saya mengapresiasi dan bangga dengan kepala-kepala Pekon yang sudah pernah memimpin, menjabat dan menata Pekon Teba yang aman, kondusif dan humanis, kedepannya saya berharap bisa berkolaborasi antara pemerintah Pekon, BHP, Tokoh Adat, Tokoh Agama, Pemuda dan seluruh masyarakat Pekon Teba untuk menjaga kekondusifan dan kerjasama kedepannya untuk memajukan Pekon yang kita cintai ini, jangan sampai kita terpecah belah oleh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab," tutur Junaidi Yazid. Tokoh adat dan pelaku sejarah (Dalom MARHADDIN), yang bisa menceritakan bagai mana terbentuk nya Pekon/Desa Teba, dalam memisahkan diri secara administrasi pemerintahan dari Pekon Kotaagung pada waktu itu, berdikari secara pemerintahan, dalam membentuk pemerintahan baru yaitu Pekon/Desa pada tahun 1971 sampai saat ini kata Beliau. Sekcam kota agung timur Ependi SE. mewakili Camatnya, dalam kesempatan itu membacakan kilas sejarah terbentuknya Pekon teba, yang tidak terlepas dari perjuangan tokoh-tokoh adat, tokoh pemuda dan tokoh agama yaitu agama islam. "Pekon Teba salah satu Pekon yang ada di wilayah kecaman kota agung timur, kabupaten Tanggamus, provinsi Lampung. Pekon/Desa yang terletak di bawah kaki gunung Tanggamus, dan di apit oleh teluk Semaka, mempunyai keunggulan tersendiri di antara pekon- Pekon yang ada di Kecamatan Kotaagung Timur, dimana terdapat perusahaan AMDK PT Tirta Investama AQUA Tanggamus dan itu salah satu keunggulan dan kemajuan Pekon Teba," tandas sekcam Ependi. Di penutup acara, PPN Pekon Teba Hj.Sumarno, menggugah dan mengajak masyarakat yang hadir, untuk berzikir dan ber Do'a, mengenang para leluhur, pejuang terdahulu. (Hadi Haryanto) Read the full article
0 notes
Text
Pukul 2 pagi, mari merapikan yang sudah terlalu berantakan ini.
setelah pertikaian panjang akhirnya aku mengerti ternyata cinta memang seluas ini menerima hal-hal yang tidak dapat diubah lagi.
Bagaimana rasanya di hancurkan oleh manusia yang kau sangka sedang menata rapi ruang yang sedang kami huni? jawabannya tentu lebih menyakitkan dari yang kau bayangkan.
namun, setelah kufikir salahmu adalah yang paling membuat tatana hidupku berantakan ternyata tanpamu adalah hal yang akan lebih membuatku berantakan.
"ayo kita ulangi lagi" sebuah kata yang membuatku berfikir harus menerima yang lebih berantakan lagi dari ini.
namun setelah bertikai dengan diri sendiri, setelah berkali-kali menyalahkan diri sendiri. lalu membuatku sadar, ternyata memang cinta yang dalam juga harus bisa menerima luka lebih dalam darinya.
namun aku berusaha, untuk hidup dengan mengekalkan kenangan-kenangan baik dibanding kenagan menyedihkan.
aku pernah membaca tulisan "untuk cinta memang kita diberi waktu yang sangat singkat" maka aku ingin tetap mencintaimu diwaktu yang singkat ini.
barangkali alasannya memang bukan karna, masih banyak hal yang belum selesai, masih banyak rencana- rencana yang belum tercapai, atau masih banyak makanan yang belum kita cicipi dan masih banyak malam yang belum kita singgahi. karna itu bisa dilakukan meski aku sendiri, namun ternyata mau ku saja yang hanya denganmu.
atau mungkin sejak awal aku sudah terlalu siap menerima hal-hal buruk yang akan terjadi. namun jika itu tentang kepergianmu sama sekali belum pernah aku gambarkan, apalagi terima dengan luas hati.
dengan tanpa berkurang nya perasaan dalam hati mari kita tata kembali, yang sudah sangat berantakan ini. meski mungkin akan berantakan lagi semoga semesta tetap memberi ruang untuk kita mau berusaha memperbaikinya lagi, lagi, dan lagi.
katanya di dalam cinta, harus ada kekuatan do'a dan rasa tanggung jawab satu sama lainnya. cinta bagiku lebih dari sekedar rasa nyaman, sungguh. aku tidak ingin mencintai seseorang hanya karna bersamanya aku merasa nyaman, alasannya? 365 hari yang berulang, tidak mungkin dalam hubungan selalu di hadapkan pada keadaan nyaman dan baik-baik saja. itu sebabnya aku tetap ingin mencintaimu dalam setiap keaadaan, bahkan ketika kita sedang tidak saling nyaman.
dari banyak penyesalan yang terjadi di dalam hidupku, jatuh hati denganmu adalah hal yang tidak pernah mau aku sesali.
lalu jika harus berantakan lagi tak apa asal kau bersedia menyusun nya kembali. barangkali yang berantakan itu memang alasan untuk kau susun lagi.
walau tidak aku katakan beribu ribu kali, harus kau tau bahwa aku mencintaimu sedalam ini. aku adalah manusia yang juga paling berharap hal-hal baik terjadi dalam hidupmu.
harus kau tau, untukku pertemuan kita pertama kali akan selalu jadi kenangan paling manis dalam ceritaku ini.
kau akan selalu menjadi nyawa dari objek tulisan-tulisanku, walau mungkin suatu hari kau temui aku menulis kebencian tentangmu harus kau tau bahwa kau tetap yang paling aku cintai. namun besar harapanku kau tidak akan membuat hal itu terjadi.
dari mungkin banyak nya manusia yang pernah dan akan aku temui, kau akan menjadi yang paling banyak mempunyai ruang di hidupku. aku menyukai setiap menit yang kita habiskan bersama. aku menyukai caramu menatapku, aku menyukai bagaimana caramu membuatku tersenyum. aku menyukai banyak hal yang kau lakukan membuatku merasa dicintai.
aku ingin memberitaumu jutaan kali, aku benar-benar jatuh cinta pada setiap bagian darimu. aku tidak pernah tau pasti bentuk kebahagian, namun aku merasakannya di setiap waktu yang kita habiskan. hanya dengan mendengarmu bercerita, rasanya seperti menerangi hariku bahkan ketika hariku terasa sangat gelap.
ada banyak kebahagian yang terjadi disetiap hari, namun bersamamu adalah yang paling aku senangi.
meski barangkali aku sering meragukanmu, tapi aku tau kau juga menyayangiku. mari kita ulangi, kita susun dengan rapi. dengan benar kali ini?
semoga kita selalu diberikan rasa cukup atas kehadiran satu sama lain, lalu juga rasa bahagia karna menjadi bagian satu sama lain.
aku akan selalu menunggu hal-hal baik terjadi, tidak perlu terburu-buru barangkali hal-hal baik yang akan menghampiri.
berjalan denganmu akan ku lakukan, meski jauh bahkan tanpa tujuan. mari tetap lakukan, karna jika denganmu sudah pasti itu akan jadi hal yang menyenangkan.
terimakasih selalu aku ucapkan. untuk bahu yang rela kau beri untuk aku sandari, untuk telinga yang selalu mau mendengar bahkan di tenggah jam 3 pagi, terimakasih ya sudah menjadi bentuk nyata dari cinta.
kata maaf juga mungkin akan sering kau temui, dari aku yang banyak melakukan kesalahan ini. maaf jika seringkali aku menempatkan mu pada hal-hal yang sebenarnya tidak kau sukai.
untuk itu juga aku akan sangat berterimakasih.
1 note
·
View note
Text
"Sebuah Epilog Tanpa Prolog"
Bismillahirrahmanirrahim, izinkan saya menulis tentangmu untuk terakhir kalinya. Karena menurut saya, ada hal yang harus dipaksa agar pada akhirnya bisa terbiasa dengan sendirinya.
Semenjak kamu dan aku kembali menjadi asing, saya benar-benar kehilangan jati diri saya, saya mulai jauh dari sang Maha Pencipta, mulai berani-beraninya meninggalkan kewajiban saya sebagai seorang muslim bahkan saya nyaris beberapa kali melakukan hal maksiat.
Ya seburuk itu saya, kamu tak perlu risau, tentu ini semua sepenuhnya kesalahan yang saya lakukan.
Tak hanya itu, jadwal tidur saya sudah tidak teratur, hingga pada akhirnya tubuh saya dipaksa menyerah dengan yang namanya "gerd", sejahat itu jadwal tidur dan pikiran memberi dampak buruk terhadap saya.
Setiap malam saya selalu menerka dan berdebat dengan isi kepala, dimana letak salahnya, mengapa dengan mudah nya kamu beranjak pergi dan berpindah ke lain hati.
Lalu, ada satu hal lagi yang sangat saya benci, ya saya selalu mencari kamu di diri orang lain, konon katanya, satu yang pergi akan diganti dengan seribu yang hadir.
Lantas, jika orang itu bukan kamu, apa bisa saya menerima?
Sejahat itu saya menolak sekian banyak sosok yang datang dan hadir, karena yang saya mau cuma kamu, sampai kapan pun kamu tokoh utama dalam cerita ini.
Tak apa, saya tidak akan terlalu memaksa karena detik ini saya akan melepaskan dan merelakan segenap rasa dengan cara paling dewasa. Bukan menyerah, hanya saja Tuhan tidak lagi membiarkan ku untuk terus larut dengan perasaan yang tidak pernah dianggap oleh tuannya.
Hingga pada akhirnya, saya mulai tersadar, bahwa saya harus bergegas dan memaksa diri ini untuk segera berkemas lalu hijrah dan menemukan jati diri saya yang sebenarnya, life must go on bukan?
Kamu memang tokoh utamanya, namun saya yakin bahwa, walaupun kamu tokoh utamanya, saya punya peran yang lebih besar terhadap diri ini, ya saya lah produser sekaligus director dalam hidup saya sendiri.
And finally, saya mulai memaksa diri ini untuk tidak lagi berusaha mencari tahu tentang dirimu, setelah ini akan saya pastikan, tidak ada lagi tulisan tentangmu dalam setiap untaian kata yang saya rangkai, tidak ada lagi kekhawatiran tentang bagaimana keadaanmu, dan tentu nya dengan berat hati, maaf kan saya untuk berhenti melangitkan nama mu dalam setiap harap dan do'a paling egois yang pernah saya minta.
Terima kasih karena sempat membuat saya percaya bahwa kamulah orangnya, terima kasih telah diberikan kesempatan untuk mengenal dan bertukar cerita, terima kasih sudah menjadi alasan saya untuk semangat menjalani kehidupan ini, dan terima kasih sudah sempat hadir di hidup saya.
Kisah ini terpaksa saya tutup meski tanpa penutup. Selamat melegenda "Si Cantikku" yang enggan ku relakan. Abadi di sana, di dalam lembaran yang ku pastikan tidak akan pernah lagi saya buka.
Saya pastikan ketakutanmu soal jatuh cintaku tidak akan pernah saya wujudkan, sekali lagi ku pastikan detak rasa tak akan lagi kau dengar bahkan sampai manapun kau cari kau tak akan lagi menemukannya.
Saya akan berusaha untuk sembuh dan menata kepingan hati dan isi kepala yang sempat berantakan karena mencintaimu agar bisa kembali utuh.
Dari aku yang kau sebut "Orang Baik"
Rian.
1 note
·
View note
Text
Pemaafnya Rasulullah Shallahu alaihi wassalam
“Laqod kaana lakum fii rosuulillaahi uswatun hasanatun”
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu.”
(QS Al-Ahzab : 21).
Betapa kerasnya hati kita, ia menjadi redup dan tak lagi menawan karena tertutup dinding keras yang tercipta oleh sikap lalu menjadikkannya sebuah benteng yang kokoh. Begitu gemuruh dan badai yang di hentakkan dunia, ujian yang diberikan Allah melalui orang-orang yang terkadang tidak terduga menjadikan hati keras mengkristal dan dada menyesak tak beruas.
Hidup ini tidak diciptakan untuk kesenanganmu sahaja, melainkan seimbang ada kalanya hidupmu begitu rumit. Banyak persoalan yang akan terus singgah dan akan ada hati yang terus menerus perlu di tata, dan kelapangan dada yang terus menerus diperluas.
Tidakkah kita sedikit malu, menjadikan Rasulullah sebagai teladan hidup. Namun., terlupa adanya sifat 'afwun dalam diri beliau yang begitu amat patut kita jadikan pegangan dalam menghadapi dinamika kehidupan.
Tidak terhitung begitu banyak cobaan yang Rasulullah kita hadapi di dunia. Mulai dari berbagai macam sindiran, hinaan, kekerasan, fitnah-fitnah, pengkhianatan dan bahkan pembunuhan.
Begitu 'Afwun nya Beliau Shallahu alaihi wassalam dengan darah mengalir di pelipisnya saking 'afwun nya beliau tak sedikit membalas selain dengan do'a terbaik dari bersihnya hati dan mulianya beliau.
Menyampaikan nasihat, kebenaran, kepada orang disekitar yang mungkin dulu dekat dengan beliau, tentangga, teman kecil beliau dan orang yang mengenal baik beliau. Penolakan yang didapat teramat pelik, Kata-kata yang menyakiti menyayat hati. kalau kita pun pasti merasakan sedih. Beliau pun merasakan namun memilih untuk menerima, berlapang dada, dan tidak menjadi sosok yang mendendam.
Ketika beliau sedang berjalan syal yang berada di leher di tarik oleh orang Arab Badui sehingga beliau tercekik dengan tujuan meminta harta yang Allah berikan kepada Rasulullah, apakah Rasulullah akan membalas, tentu tidak. Orang Arab Badui itun sangat paham betul dengan karakter beliau bahwa Rasul tidak akan membalas keburukan dengan keburukan.
Racun yang dicampurkan kedalam makanan Beliau dan para sahabat pun tidak lantas menggeser sifat 'afwun dalam diri beliau sedikitpun, meski para sahabat begitu meradangnya dan meminta membunuh si pemberi racun. Rasul melarang dan memaafkan beliau.
Masih banyak kisah pemaaf dan lapangnya dada beliau dalam menghadapi kerasnya hidup. Padahal beliau bisa saja membalas dan meminta kepada Allah azab kepada mereka. Tapi hal itulah yang menjadikan beliau Mulia.
Wahai diri, syumulah dalam meneladani beliau. Jadikan kisah-kisah perjalanan hidup beliau sebagai bekal dalam menjalani kehidupan, ujian tak seberapa yang kita hadapi di dunia jangan sampai menjadikanmu berlarut dalam kerasnya hati dan sempitnya dada.
Begitu banyak kejutan yang dunia suguhkan, menciptkan badai dalam diri yang tidak kunjung berhenti. Keluarga, Sahabat, teman dekat dan orang sekitar pun bisa jadi Allah titipkan ujian melalui mereka untuk meneguhkan dan menata kembali hati, dan menjadikan dada menjadi luas.
Tidak mengapa, bukti perihnya hati menandakan masih hidupnya nurani, mengukur sudah seluas apa dada ini. Outputnya pun kita semakin mengerti bahwa ada letak kebenaran pada orang lain yang tak kita mengerti dan ada kesalahan pada diri yang tak mampu kita deteksi.
Maka, serahkan hatimu pada Allah. Mintalah pada-Nya agar hati ini dibeningkan sebening mata air agar jelas dalam memandang; agar dak samar-samar dan gagal paham maksud semua yang terjadi.
Kita bukanlah Rasulullah yang telah Allah berikan hati dan dada yang lapang (QS 94:1) namun kita bisa mencontoh beliau bahwa semua ketenangan hati dan lapang nya dada bersumber dari Allah. Maka dari itu berdoala dengan doa yang baik.
Semoga Allah berikan kita ketenangan dalam menghadapi kondisi dan situasi apapun dalam menjalani ujian hidup dan menjadikan kita manusia yang memiliki sifat 'afwun atau pemaaf seperti Rasulullah Shallahu alaihi wassalam.
-Abubua
5 notes
·
View notes
Text
Halo Kampung, Apa Kabar?
Postingan ini adalah curahan hati perantau yg udah kayak lagu Bang Toyib bonus 1x puasa 1x lebaran. Yasss, udah 4x puasa dan 4x lebaran ga mudik-mudik.
Dengan berbagai alasan dari...
Tahun pertama: Hamil muda, lagi lemes banget ga sanggup ke mana-mana.
Tahun kedua: Orang tua yang ke sini, lagi fase post-partum dan masih takut bawa newborn naik pesawat.
Tahun ketiga: Pandemi
Tahun keempat: (masih) Pandemi
Rasanya gimana ga mudik selama itu? Nangeeees lah hahaha (nulis dengan ketawa getir)
Udah 4 tahun ga mudik masih belum terbiasa sama suasana lebaran di sini. Rasanya lumayan hampa, euforianya ga sehebring kalo pulang ke rumah.
Kalo dirunut dari awal, kenapa kangen banget sama suasana di kampung halaman ya karena...
Biasanya beberapa hari sebelum lebaran, pastiii mama heboh banget beli kue lebaran, bolak-balik ke pasar, dan yang spesial sebenernya di sini, ketika rumah udah entah gimana bentuknya. Banyak perabotan di rumah yang udah minggat dari posisinya. Maklum, sebelum lebaran dijadikan ajang deep cleaning rumah. Perabotan sengaja digeser biar debu yang terperangkap, kolong, dan sarang laba-laba di langit-langit bisa dibersihin. Tugas Bapak2 geser sofa, bersihin aquarium, gelar karpet, ama bongkar kain gorden. Yang Ibu2 biasanya geser sofa, bersihin aquarium, gelar karpet, dan bongkar kain gorden. Eh kok kerjaannya sama? Ya namanya juga gotong royong, dikerjainnya bareng-bareng (padahal biar memperpanjang kosakata aja).
Kerjaan yang paling challenging adalah bersihin keramik bunga Mama yg banyak. Selain hobi, rumah udah jadi tempat pameran (kalo ada yg mau beli keramik hubungi gw ya gais! :D). Semua teknik bersih-bersih di bawah pengawasan Ibu negara, kalo masih ada yg gak bersih, siap2 dicoret dari KK Mama turun tangan dan inisiatif ngebersihin ulang. Jadi tadi yg dikerjain anakmu ini apa Mak, apakah aku bayangan semu?
Keliatannya banyak dan berat yaa kerjaannya Sis, padahal kenyataannya pake modus alergi debu kambuh mulu, biar ga ikutan bersihin segambreng kerjaan :D.
Udah selesai beres-beres, H-1 saatnya kue kering dimasukin ke toples. Penanggung jawabnya tentu saja Kapi, sang kakak yang paling rapi urusan kayak gini. Kapi menata kue, gue menatap kue. Tidak lupa cicip kuenya sebagai bentuk apresiasi kepada penjual kue yg udah susah payah bikin makanan senikmat ini. Biar kata nggak ngapa-ngapain tapi nempel terooos sama Kapi biar dikira ada kerjaan, jadi ga disuruh mama ngaduk gulai (ampuuun Maaaa🤣).
Jadi sebenernya apa kontribusi Sisca di sini? Pasti ada lah, cuma kalo dijabarin ntar dikira pencitraan, toh kalo kerjaannya nonton TV sambil ngelus2 kucing udah ada andil besar kan? Eh iya kan aja lah yaa biar cepat 😂
Yang bikin seneng lainnya adalah dengerin takbiran yang berkumandang di masjid. Berasa banget euforia menyambut hari lebarannya. Sambil dengerin takbiran biasanya temenin mama yang masih berkutat di dapur nungguin semua lauk mateng sampe tengah malem! Sekarang dah jadi Buibu yang sering terjun ke dunia dapur jadi paham, lelah banget yaa masak makanan penuh cinta yang menghabiskan waktu banyak. Disini gue belajar, untuk bisa menikmati makanan kayak yg Mama bikin, tapi ga mau makan waktu banyak, udahlah ngegofud atau beli nasi Padang deket rumah aja. Mentok-mentok minta paketin aja makanannya gapapa ya ma :'D
~~~
.
Tibalah hari lebaran dataaang~
Subuh bangun, siap-siap berangkat ke lapangan TVRI buat sholat Ied, trus pas pulangnya entah kenapa lomba lari sama Olva, adek gembul yang menggemaskan (dulunya). Lari-lari pulang ke rumah biar dapat antrian pertama makan gulai lontong, padahal kebagian juga tu semuanya -.-
Udah selesai makan lontong, siap-siap berubah jadi panitia penyambut tamu utama, alias keluarga besar yg memang datangnya selalu di hari pertama lebaran. Tradisinya ga sekedar ngemil cantik aja, tp beneran makan berat. Bolak-baliklah Sisca ni nganter lauk dari dapur ke ruang tengah kaaan.
Dari hari-H sampe beberapa hari selanjutnya, pagar dan pintu ruang tamu biasanya dibuka terus, jadi penanda kalo tuan rumah siap menyambut siapa pun yang datang ke rumah. Agak ramah ya Bapak yang punya rumah ni, untung aja mentok2 yg dateng anak kompleks sebelah yg dateng bergerombol minta THR.
Di hari kesekian, biasanya ada tetangga se-RT dateng dan ini udah jadi kegiatan rutin tahunan. Konsepnya salaman - ambil kue - ngobrol bentar - ke rumah tetangga berikutnya. Ada belasan sampe puluhan orang yang dateng trus kita sebagai tuan rumah berdiri aja mematung sambil disalamin semuanya. Bisa dijadikan ajang latihan sebelum ke pelaminan, salaman sama banyak orang sambil senyum meringis nungguin acaranya selesai.
Satu minggu ke depan, rumah silih berganti didatengin sodara, tetangga, temen-temen atau sebaliknya. Dulu paling seneng kalo lebaran ke rumah sodara (dengan niat terselubung menjalin silaturrahim melalui amplop THR). Trus semakin berumur, THR nya ga dalam bentuk uang lagi, tapi berbentuk wejangan, kayak, "Nikah lah lagi ngapain lama-lama kerja di Jakarta tu?", "Mana nih pacarnya kok belum dikenalin?", "Dah besar aja yaa bentar lagi Mama dah bisalah punya cucu." Aamiin kan ajalah do'a baiknya ya Om, Tantee~
Dan semua curhatan di atas dan cerita lainnya yang mager diketikin berlangsung konsisten setiap momen lebaran. Rasanya nano-nano tapi seru! Trus 4 tahun terakhir udah ga ngerasain lagi tiba-tiba aneh aja, ada yg kurang. Dan bertekad bikin tradisi yang hebring di sini biar seru setiap menyambut hari lebaran. Apalagi kalo anak kicik dah besar, merantau pulak kayak Emaknya. Seenggaknya ada momen yg bikin rindu pulang ke rumah Ayah-Bundanya pas momen lebaran (udah sedih aja woooy ngetiknya).
Walopun agak baper karena ga mudik lagi tahun ini, rumah Mertua alhamdulillah deket. Kalo mau lebaran bisa nginep disana, seneng akhirnya perannya ga sebagai Ibu aja, tapi sebagai anak juga yang dimasakin makanan yang enak2 :D.
Sekian dari curhatan panjang lebar ini, do'anya masih sama sih pengennya pendemi segera berakhir, tapi yang paling utama semoga semuanya sehat wal 'afiat. Aamiin ya Rabb
Selamat lebaran semuanyaaa
8 notes
·
View notes
Text
Jika aku dengan sengaja mengatur waktu agar kita dapat kembali bertemu. Rasanya itu masih menjadi kemungkinan yang mustahil. Sebab aku belum memiliki sebuah alasan, untuk kebaikan yang seperti apa sampai kita harus mengusahakan temu.
Meski kita berada dalam satuan yang masih bisa dijangkau dengan perjalanan. Tapi ini bukan soal seberapa jauh jarak, melainkan tentang diriku yang sepertinya masih belum sanggup mengatur debar, belum mampu menata hati saat menatap mata seseorang yang pernah dengan sangat aku cinta.
Sementara pada kenyataannya, aku dan kamu sudah saling membentangkan jarak hingga menjelma pulau-pulau dingin yang membentuk bongkahan es keras untuk disebrangi.
Namun Apapun, bagaimana pun, jika Tuhan menakdirkan kita untuk dapat bertemu lagi di suatu hari nanti. Aku berharap dapat melihatmu dengan kondisi yang jauh lebih bahagia, dengan senyuman yang jauh lebih lebar dari pada dulu saat masih bersamaku.
Karena setelah hari dimana kau memutuskan pergi, hanya dua hal itu yang seringkali aku minta dalam do'a-do'a panjang saat bercengkrama dengan Tuhan.
0 notes
Text
Tentang semua terkaan dan pikiran yang tak seharusnya ada, singkirkanlah sejenak, tenangkan dan tidurkan dia dalam keadaan senyum dan hening. Selaraskan denyut nadi dan darahnya menjadi hembusan yang begitu ringan, berikan mimpi-mimpi indah untuk teman tidurnya, ubah segala rasa sejuk yang menusuk menjadi hangat yang kian memeluk, berikan pagi yang lembut saat dia membuka kembali matanya yang begitu indah.
“Aku percaya, setiap kekasih punya caranya sendiri-sendiri dalam mendoakan pasangannya”.
Untuk hari ini, semoga rindu dan rasa syukur tak pernah berhenti terucap olehnya, untuk esok dan seterusnya, ringankan setiap jengkal langkahnya, berikan hal yang begitu nyata yang dapat selalu menjaga garis-garis senyum di bibir manisnya, jaga dia dari segala perasaan dan hambatan yang kerap memudarkan senja di tawanya.
“Jaga bahagia dan sehatnya, jaga hati dan perasaannya, perkuat dia di segala lumbung masalahnya. Tentang apa-apa yang kerap menghambat jalan suksesnya, tumbuhkan rasa ikhlas dan sabar dalam setiap langkahnya yang begitu berat, aku tau dia lelaki yang kuat, aku tau dia lelaki yang hebat”.
Aku mungkin tak pandai menata kata dalam setiap tengadah do'a, tapi yang jelas, aku benar-benar berharap, agar bahagia dan aku tak akan pernah sekalipun meninggalkannya.
aku selalu menyayangimu......
#RHM
2 notes
·
View notes
Text
Niat + Ikhtiar + Do'a = Hasil
Barangkali statement 'usaha (ikhtiar dan doa) tidak akan menghianati hasil' bisa dikorelasikan dengan 'amal yang kita kerjakan tergantung dari niatnya'. Jadi sebenarnya, hasil yang kita dapet itu bukan ending goals dari apa yang kita usahakan saja, tapi niat juga punya peran penting disana.
Terkadang, kita berupaya keras menekan diri untuk berada di koridor yang benar dalam mengerjakan amal kebaikan, namun seringkali lupa menata niat supaya ia selaras dan beriringan.
Pena Imaji
#self talk#reminder#islamic reminder#self care reminder#self reminder#nasihat#motivasi#inspirasi#kehidupan#memaknai perjalanan#memaknai hidup#penaimaji
108 notes
·
View notes
Text
Aku tau ini bukan salahmu, hujan.
Ku juga tak pernah menaruh benci padamu.
Hadirmu justru bahagia bagiku, tak peduli meski aku kuyup dari ujung kepala hingga kaki.
Kaos kaki cadanganku selalu hangat didalam tas.
La nina atau apapun sebutannya itu, aku bersyukur hujan turun dinegeriku.
Hanya,.. Sekarang aku sedikit kesulitan, bukan juga karenamu hujan, kau hadiah bagiku.
Kau anak tangga yang melangitkan do'a-do'aku, membawa berkah, mustajab atas harapanku. Tuhanku, melalui hujanMu aku berdo'a. Lewat tatap mata yang memperhati setiap titik yang jatuh, aku mengiba.. Hanya kepadaMu,.
Kali ini aku agak kesulitan dan gelisah tiap rintikmu terdengar menghantam atap rumahku. Aku gelisah apakah kau akan mengalir dengan baik dibalik tanah-tanah, menuju tempat penyimpanan yang menjaga kondisi air tanah disekitarku. Memberi mineral dan kesejukan keseluruh makhluk.
Hujan, dulu aku tak begini,
Dulu aku menari dibawah rinaimu, membuat lekuk-lekuk jalan bagimu, aku melagukan nyanyian dengan lirik yang kubuat sendiri, sebagai tanda aku menyambutmu bahagia, bersyukur.
Tapi sekarang aku agak hati-hati, tidurku tak lagi pulas setiap kali mendengarmu menderu bersama angin dan gemuruh petir. Oh, padahal kalian selalu jadi favoritku. Teman-teman yang membuatku merasa dekat denganNya.
Sekali lagi ini bukan salahmu, lalu salah siapa?
Bumi sudah berubah hujan, airmu menggerus tanah yang tandus, menumpuk mengendapkannya disawah-sawah, sungai, danau, rawa, atau galian sederhana penampung air hujan dan air mandi.
Pohon tak lagi banyak, semua orang ingin punya rumah, ingin punya toko, perusahaan, jalan jembatan. Tapi mereka tak memperhatikan lekuk aliranmu.
Mereka menghalangi jalanmu dengan sampah plastik atau semen.
Alih-alih menata dan menanam pohon, mereka mencabutinya hingga ke akar dan menggantinya dengan pohon dan semak palsu.
Hujan, aku tidak mau berubah dalam memandangmu, tak mau jadi seperti beberapa orang yang dengan kasar menghardikmu, mengucap serapah saat kau turun.
Kau tetaplah temanku, yang menjadi risalah Pencipta dalam melembutkan hatiku, menguatkan empatiku dan mengokohkan imanku.
Kau harus tau berapakali kau jadi jalan bagi terbolak baliknya hatiku, membantu taatku juga mengobati lukaku.
Aku ingin bilang, sekarang aku gelisah pada hadirmu, tapi kau tetap temanku dan akan terus jadi temanku.
4 notes
·
View notes
Text
DIALOG SENJA BERSAMA IBU YANG DE JAVU
Malam mulai akan bergulir ketika baru saja kurebahkan badan selepas menempuh panjangnya jalan pulang.
Tak berselang lama setelah aku coba menumpahkan lelahku, terdengar kumandang adzan maghrib mengalun lirih dari lisan tua pelantunnya, sedikit memaksaku untuk segera beranjak bangun dari lamunan kala itu, bergegas membawa tubuh kosong ini ke masjid untuk kembali mengisinya dengan hal baik.
Saat itu seperjalananku ke masjid yang aku rasakan suasana malam akan berlalu panjang, bernuansakan sepi yang memaksa menggiring ingatan tentang kebahagiaan yang menghilang.
Ibu yang sedari tadi menyadari raut mukaku yang tak sehangat biasanya, beliau menungguku sepulang dari masjid di kursi panjang tempat beliau biasa menghabiskan malam.
“Kenapa le, kok mukamu pucat begitu?” tanya ibu penuh curiga.
“Ndak apa apa bu, cuma kurang tidur” jawabku pelan.
“Kemarilah, duduk dekat ibu, ceritakan apa yang ibu perlu dengar” pinta ibu sedikit memaksa.
“Tapi janji, ibu jangan sedih,” harapku memelas.
“Aku ibumu, asam manisnya dunia sudah ibu rasakan” tatap ibu penuh yakin.
“Baiklah, tapi ini pait lho bu, nggak pake asam atau manis” jawabku datar sedikit bercanda.
Aku menarik nafas panjang sembari menata hati dan mulai menceritakan semua rasa yang tercampur aduk mengendap dalam pikiran dan hati, pelan dan penuh kegelisahan kusemai kata demi kata yang berat untuk keluar dari mulut yang masih getir ku ceritakan kepada ibu.
Tiba-tiba ibu memotong ceritaku seolah beliau sudah tahu semua apa yang anaknya ini rasakan.
“Sudah, yang sabar dan ikhlas. Maafkanlah dia” pinta ibu memotong ceritaku.
“Tapi, bu” usahaku ingin menyelesaikan cerita.
“Ibu sudah tau semua, ibu juga merasakan apa yang kamu rasakan. Jangan sedih hanya karena disakiti orang, bersedihlah ketika dirimu menyakiti seseorang dan ibu akan lebih sedih untuk itu, karena ibu melahirkanmu bukan untuk menyakiti dan membenci siapapun, maka syukurilah apa yang sedang berlaku untukmu saat ini, kamu masih dijaga Allah untuk tidak menyakiti siapapun dan berserahlah ikhlas kepada-Nya ketika kamu tersakiti” imbuh ibu dengan mata berkaca-kaca.
“Nggeh, bu” jawabku tertunduk.
“Kembalikan semua kepada yang maha pemilik hati, do'akan saja yang terbaik untuk dia, kamu ambil hikmah dibalik semua laku takdir Allah atas dirimu, dan perlu kamu yakini bahwa cinta bukan hanya tentang memiliki, tapi hakikat cinta adalah bagaimana bisa menerima entah itu suka maupun duka baik itu bahagia ataupun derita, karena cinta murni adalah tentang memberi rasa dengan ketulusan terdalam tanpa mengharapnya kembali” pesan ibu penuh haru.
Seketika tubuh ini serasa tak lagi disangga oleh tulang tulang, yang ada hanya nyawa dalam raga yang tergeletak tak bertenaga dan pada akhirnya terpaku tertunduk dipangkuan ibu. Ingin rasanya tubuh ini kembali menyatu dalam rahimnya untuk selalu mendapat asupan sabar dan keikhlasan seorang ibu yang selama 9 bulan menanti kelahiran anaknya, harapku terlahir kembali seperti bayi untuk menjadi insan suci belum tersentuh dosa setitikpun dan memulai dunia baru tanpa penyesalan.
Hingga pada akhirnya malam itu, ibu mengingkari janjinya, air mata yang sedari tadi menumpuk tertahan dipelupuk mata beliau, tak terbendung lagi menetes deras. Tangis tak bersuara dengan air mata itu terus menetes membasahi punggung kepalaku yang sedari tadi tak lepas dari belaian tangannya sedang tersungkur dipangkuannya. Ingin rasanya membunuh raga ini seketika melihat ibu menangis didepan mata kepala sendiri. Semoga dalam isak tangis itu terpanjatkan do'a-do'a baik yang membumbung tinggi memenuhi langit meneduhi seluruh alam dan menuntun langkahku esok hari dan selamanya.
Tak pernah aku biarkan air mata kesedihan ibu hanya berlalu begitu saja dengan penuh penyesalan-penyesalan.
Maafkan aku bu, kelak kusandingkan perempuan yang lebih bisa memberimu senyum tulus dengan banyak do'a baik didalamnya.
Dalam hati berdoa “ya Allah jagalah kami”
5 notes
·
View notes
Text
Doa, Rindu, Dan Biru
"Malam ini, sepertinya akan aku tutup oktober dengan banyak doa-doa resah yang begitu mengganggu tidurku".
Ya Allah,
Tentang semua terkaan dan pikiran yang tak seharusnya ada, singkirkanlah sejenak, tenangkan dan tidurkan Biru dalam keadaan senyum dan hening. Selaraskan denyut nadi dan darahnya menjadi hembusan yang begitu ringan, berikan mimpi-mimpi indah untuk teman tidurnya, ubah segala rasa sejuk yang menusuk menjadi hangat yang kian memeluk, berikan pagi yang lembut saat dia membuka kembali matanya yang begitu indah.
Untuk malam ini, aku memintaMu untuk menjaga Biru dalam tidurnya, berikan dia perlindungan terbaik yang Engkau miliki.
"Aku percaya, setiap kekasih punya caranya sendiri-sendiri dalam mendoakan pasangannya".
Untuk hari ini, semoga rindu dan rasa syukur tak pernah berhenti terucap olehnya, untuk esok dan seterusnya, ringankan setiap jengkal langkahnya, berikan hal yang begitu nyata yang dapat selalu menjaga garis-garis senyum di bibir manisnya, jaga dia dari segala perasaan dan hambatan yang kerap memudarkan senja di tawanya.
Aku, akan benar-benar marah pada malaikat-malaikatMu, jika mereka tak bisa menjaga lembut senyumnya secara utuh. Sementara, aku benar-benar telah menitipkan perempuanku, jauh dari pandang dan jangkauanku, maka dengan segala kerendahan hati, Aku mohon;
"Jaga bahagia dan sehatnya, jaga hati dan perasaannya, perkuat dia di segala lumbung masalahnya. Tentang apa-apa yang kerap menghambat jalan suksesnya, tumbuhkan rasa ikhlas dan sabar dalam setiap langkahnya yang begitu berat, aku tau dia perempuan yang kuat, aku tau dia gadis yang hebat".
Aku mungkin tak pandai menata kata dalam setiap tengadah do'a, tapi yang jelas, aku benar-benar berharap, agar bahagia, tak akan pernah sekalipun meninggalkannya.
Amin. Terima Kasih, Aku rindu.
@badutcerdas — 31 Oktober 2019
358 notes
·
View notes
Text
Mengikhlaskan, dan mencoba sepenuh hati menjalani.
Dulu sebelum lulus kuliah maunya (re: impiannya) kerja di tempat yang gajinya gede, kumpulin uang buat modal membangun impian lain, karena setelah menikah pengennya fokus mengabdikan diri menjadi Ibu rumah tangga tetapi memiliki 'mandiri finansial' . Setelah merasakan euforia mencari kerja, desakan lingkungan seakan aku tak menemukan diriku kembali, ia pontang-panting menata jalan menjadi wanita karir, ngantor di tempat orang, yang penting tiap bulan gajian, dan ia tau keputusan itu menutupi impian terbesarnya sementara, melawan kata hatinya.
Mungkin, Allah tau kalo bukan itu impiannya, yang dilakukannya tidak sejalan dengan kejujuran hati dan do'anya. Semua usahanya tak bermuara di tempat sesuai kriterianya. Semuanya Allah tutup rapat, memakan waktu yang tak sebentar untuk menunggu jawaban dari ikhtiar, qadarullah hanya satu yang Allah buka. Kali ini, dia memilih 'take it' dengan dalih mungkin memang ini jalan terbaik dari-Nya, iya kalo kedepan dibukakan pintu dalam waktu dekat kalo tidak, how- itu yang melayang di pikirannya. Kalo ngomongin masalah gaji bisa dibilang 1/3 dari impiannya, kalo ngomongin posisi tidak pernah masuk ke dalam list utamanya. Ia jalani, sesekali berat menghampiri hanya karena soal gaji- duhai manusia satu ini kenapa terlalu memandang duniawiii :'((((( .
Tapi, begitulah kuasa Allah. Perlahan, ia mulai menata diri, mencoba mengalihkan pandangan titik fokusnya. Yang selalu terpikirkan bisa jadi ini adalah do'anya yang Allah kabulkan, do'a yg tak hanya sekedar meminta nominal, lebih diatasnya ia meminta tempat yang menjadikannya semakin menghamba kepada-Nya, tempat yang kerjanya selalu mendukung untuk sholat tepat waktu, tempat yang dengan lingkungannya saling berfastabiqul khairat. Alhamdulillah di tempat yang saat ini ia duduki, masyaallah ia dipertemukan banyak sekali orang shaleh-ah. Dan mengenai do'a yang pernah ia lambungkan, 99% do'a tentang perkarirannya semetara sebelum menikah Allah kasih komplit, semuanya ia rasakan ada di tempat kerja, cuma 1 % saja yang masih Allah belum beri, masalah nominal dan posisi yang tidak sesuai ekpektasi. Kau tau 1% yang sangat kecil itu sesekali menjadi pintu was-was syaiton menjadikan lupa bersyukur, ingin mundur, mencari yang lain. Entah kenapa pas mengalami fase ini yang pertama terbesit hanya kisah-kisah ulama yang masuk penjara dulu baru dapat hidayah, ada juga yang di dalam penjara dulu, baru lahir karya-karya besar, yang pada akhirnya mereka lebih mencintai di penjara dari pada bebas, karena disana rasa cinta, dan ketaqwaan kepada Rabb itu hadir. Allah ambil satu kenyamanan, tapi Allah titipkan lebih dari satu kenyamaan. Semoga, diri yang lemah ini selalu dikuatkan iman kepada takdir Allah, sehingga hanya ada kelapangan dada yang selalu ikhlas menerima dan total menjalani.
Cuma mengutarakan, akhir-akhir ini konteks ini sangat mengganggu pikiran hingga muncul random choice 'apa menikah dulu saja', karena agak ngeri jadi biarkan mereda dengan tulisan.
-
1 note
·
View note