#mdpls
Explore tagged Tumblr posts
Text
Moreover, in terms of Miami specifically (since it was noted above), the MDPLS (Miami-Dade Public Library System)'s page is easily viewable here.
Searching for "American Girl" here brings up many results stating "on shelf at one or more locations", and as of lately they'll even note which locations in the results.
Through MDPLS you can Get a Library card here:
"eCards are free for residents and property owners in the Miami‑Dade Library taxing district, which includes most of Miami‑Dade County except for Bal Harbour Village, Hialeah, Homestead, Miami Shores, North Miami, North Miami Beach and the Town of Surfside.
Residents of Hialeah, Homestead, North Miami and North Miami Beach are still eligible to receive a free Miami‑Dade Public Library eCard (and vice‑versa) due to a borrowing agreement between Miami‑Dade County and these municipal libraries. Residents who live in Bal Harbour Village, Miami Shores, the Town of Surfside or outside of Miami‑Dade County may obtain a non‑resident library card for an annual fee of $65.00."
"eCards are available to residents of all ages; however, patrons that are 16 years old and younger need to confirm parental authorization prior to applying."
Via the Interlibrary Loan page: "With a valid library card patrons can request books, articles and audiovisual materials from a vast network of libraries at no cost to them. We always try to find other libraries that lend their items for free; however, this is not always possible and loan charges may apply. Patrons will be notified through their online account if any charges apply. We will not proceed with the request until the patron notifies us that they accept responsibility for any charges.
Patrons with reciprocal library cards and non‑verified addresses are ineligible for the service.
In order to comply with the American Library Association's National Interlibrary Loan Code, items published within the past 12 months, reference works owned by the Library System, and whole issues of magazines or newspapers cannot be requested."
They also have a "Libraries @ Your Door Home Delivery Service"!:
"Can’t make it to the library? Use our Libraries @ Your Door Home Delivery Service to have books and other library materials mailed directly to your home for free. Simply log in to your library account online or call your local branch to request items.
Once you're ready to return your items, simply drop them off at any library location, use the book drops or pay return postage to mail them back."
girlies all the historical ag books but felicity are banned in florida lmao
#news#current events#florida#florida issues#florida current events#miami#miami dade#mdpls#miami dade public library system#american girl#racism#human rights#education#(Sorry I don't normally add on commentary)#(but I saw this going around)#(Most of my mutuals are still surprised when I inform them of these things about MDPLS)#(Even my FL mutuals)#(We have an MDPLS library not even 15~ min from where I am when I'm in Miami specifically)#(I think in the past it didn't list locations books were available at but it looks like now it does)#(Hopefully all the links work)#(Yes the current news is worrying)#(But I want people to know we definitely do still have a functioning library system here)#(and anyone affected should be taking advantage of it and supporting their local FL libraries!)#(Hopefully all the links will work for people though one directs to a login page at the end so you'll need an active account)#(I requested many books this way when I was in school but this was before the FL Republicans re-takeover but I'm assuming it still works)#florida resources#antiracism
22K notes
·
View notes
Text
#reffin#reffinyunita#reffline#backtonature#hiking#sindoro#temanggung#kledung#jawatengah#travelling#indonesia#mountain#sindorosumbing#mdpl
0 notes
Text
Aku pernah membaca kurang lebih,"kita akan mengetahui karakter teman kita saat kita melakukan perjalanan pendakian dengan nya."
Benar adanya, cerita sedikit dari pengalaman kemarin saat ke ungaran lagi, dulu waktu berenam mendaki ke sana hanya sampai pos 5. Karena hari semakin gelap dan teman sudah mengalami muntah-muntah dan kondisi lemah, lalu kita putuskan untuk kembali ke basecamp, walau tidak sampai puncak bagi kami kita tidak apa-apa tidak masalah, asal teman-teman sudah cukup senang mendaki bersama.
Lain halnya kemarin, dengan salah satu teman, bagiku dia cukup dominan, berbicara ceplas ceplos, keras kepala, ambisius harus sampai puncak karena sudah sejauh ini (sedangkan diriku punya prinsip ga harus sampai puncak, lihat kondisi dan kemampuan kita, jangan memaksa) umur dia jauh dibawahku jadinya sedikit ngemong akunya ( sedikit nguras tenaga buatku). Ini adalah perjalanan karena hutang janji untuk mendaki bersama dan akhirnya tertuntaskan, Alhamdulillah. Seberat ini kalau sudah janji ya, jadi tolong para laki-laki jangan suka dan mudah berjanji karena janji adalah hutang (haha ).
Okay kita lanjutkan,
Kali ini perjalanan ku dengan dia membawa ku sampai di 2 puncak bukit ungaran, puncak tunggul angin 1.876 mdpl dan puncak batu 1908 mdpl, kaki ku bener-bener sudah tidak kuat untuk melanjutkan langkah, tapi dia masih saja ingin menaiki puncak, pada akhirnya aku putuskan," Kamu jika ingin naik lagi, tidak apa-apa aku cukup sampai di sini, tinggalkan saja aku di sini, jika memungkinkan aku akan menyusul, kaki ku sungguh sudah tidak sanggup lagi."
"Ya udah mba, aku mau sampai puncak, terserah dirimu mau nunggu di sini atau balik, soalnya sayang sudah sampai sejauh ini."
Aku lebih suka menikmati perjalanan, menikmati pemandangan dan angin yang berhembus di alam, tapi lain hal nya teman ku, dia ingin mencapai puncak bagaimana pun kondisi dan keadaan nya. Disini sudah ada perbedaan tujuan, walau arah jalan nya sama, baiklah aku akan duduk menikmati keindahan alam di ungaran sendirian, sambil menunggu dia kembali dari puncak.
Pandaki lain yang barengan di bawah," Mba teman nya mana? mba sendirian ya? Ehh papasan lagi."
Aku jawab," Aku suruh dia naik sampai puncak duluan, aku mau istirahat disini, di sini juga cukup bagus dan indah."
Waktu perjalan pulang saat mampir di masjid, satu-satu botol minum yang aku bawa dituang ke rem motornya, sumpah padahal sudah setengah kehausan diriku menahan untuk minum, cuman menghela nafas dan berpikir," Di sini, masjid ada banyak air dan bisa ambil sepuasnya pakai gayung, kenapa air minumku."
Menahan haus sampai di jam 20.00 wkwkkww sudahlah masih banyak ceritanya.
Terima kasih untuk temanku yang sudah memberikan banyak hikmah kemarin.
Dan terima kasih untuk diriku, sudah bertahan dan berusaha sejauh ini.
ohh iya untuk budget mendaki di ungaran sangat terjangkau dari sewa tenda, logistik, tiket. Apalagi kalau hanya tektok an lebih murah lagi jatuhnya.
Kalau mau mendaki lagi pastikan patner kita sama sama memiliki visi misi yang sama. Jadi patner dalam mendaki saja penting apalagi patner dalam rumah tangga? ciellah masih bahas saja. Gimana mas mau mendaki bersama nanti? hahaha
Ungaran 15 Sept 2024.
18 notes
·
View notes
Text
So in Fallout 3, I went into the MDPL-13 power station, specifically the little substation beside it.
Deathclaw inside. Terror moment for sure.
4 notes
·
View notes
Text
Dari puncak ketinggian 1894 mdpl, aku kirimkan salam kasih terdalam untuk jiwa-jiwa rapuh yang sedang bersemayam dalam tubuh yang utuh...
Dan diantara gugusan arah mata angin timur itu, disanalah arunika selalu berpendar...
Semarang, 05 November'24
Pendakian pertama dengan Jeep, menikmati tingginya keangkuhan sang ancala (Telomoyo via Dalangan)
3 notes
·
View notes
Text
Anak Gunung yang (Belum) Pernah Naik Gunung
Begitulah kurang lebih seloroh Pattara kepadaku, dulu. Sekarang pun masih sama. Kalimat "Mendaki Gunung Semeru" masih bersih tanpa coretan di kertas life planner ku. Belum pernah ku ganti ava twitter, profpict Instagram/WA/FB dengan diriku sedang memegang plakat bertuliskan "sekian mdpl". Nama-nama gunung belum menghiasi Highlight Instagramku. Belum ada footage-footage yang kemudian dirangkai menjadi sebuah video pendakian yang kemudian diposting di sosmed dengan caption "Indonesia itu indah, jangan di rumah aja" (padahal mah seharian di rumah juga enak xD).
Ya, aku masih belum naik gunung. Sampai Prau menjadi cukup overrated saat ini dan Mahameru bukan lagi menjadi impian utama, aku masih belum naik gunung. Belum juga menemukan partner sehidup sesurga yang mampu meluluhkan hati ibunda untuk mengizinkan anaknya naik gunung h e h e h e :D.
Tapi aku masih suka gunung. Melihat dari kejauhan pun tak mengapa. Aku masih suka gunung dan orang-orang yang dengan kreatifnya membuat video pendakian. Aku masih suka gunung dan orang-orang yang membagikan keindahannya lewat foto di Instagram. Dan akan tetap mengagumi gunung walau belum berkesempatan menikmati keindahannya dari puncak.
Selamat Hari Gunung Internasional!
5 notes
·
View notes
Text
0 MDPL
Hai derapan kaki yang tak terdengar, terkalahkan oleh desiran air laut, teredam masuk kedalam pasir pantai.
Langkah itu sudah besar, mampu membuat jejak kaki yang cukup dalam, pertanda bobot jejak itu semakin berat.
Sudah lama langkah ini tidak membersamaimu, dia rindu ketenangan di tengah gemuruh suara duniawi, tegapnya karang menahan terjangan ombak, air laut yang terus menghapus kenangan di atas pasir, dan selalu rindu akan merah sagamu, selalu berbeda, selalu menawan hati.
Tetap tenang ya, tahan amarahmu, disaat manusia di atas bumi tak bisa lagi menahan dosa, masih sangat banyak manusia yang saling mengingatkan, masih banyak manusia yang benci akan dosa, tahan luapan kecewamu kawan, kita akan berjuang agar bumi ini tetap dalam kebaikan.
16 notes
·
View notes
Text
ANGSOKA. (Pavetta Indica)
Angsoka (Pavetta Indica) atau jarum-jarum adalah tanaman hias yang juga dapat berfungsi sebagai obat. Tanaman ini dikenal pula dengan sebutan kisoka, atau kikopi leutik. Tanaman ini dikenal multifungsi, dapat berguna sebagai tanaman obat, tanaman hias dan pagar, juga berfungsi sebagai pupuk hijau.
Angsoka yang berpotensi sebagai tanaman hias ini hidup dari dataran rendah hingga ketinggian 1500 mdpl. Di TNGGP, tanaman ini bisa didapati dari ketinggian 1000-1825 mdpl. Menurut catatan J.J. Smith -seorang botanis Belanda yang pernah bekerja di Hindia Belanda (sekarang Indonesia)- tanaman ini punya penyebaran yang luas dari Hindia-Inggris (sekarang India), selatan China, melebar ke Semenanjung Malaya, hingga ke Australia. Tanaman ini punya berbagai 5 varietas, sebagaimana dipertelakan oleh J.D. Hooker.
Tumbuhan ini adalah perdu atau pohon kecil yang tingginya berkisar antara 1,5 meter hingga 5 meter. Batangnya tegak, bulat, berkayu, halus, percabangannya simpodial, dan berwarna hijau-putih. Daunnya ini kira-kira berukuran 15 cm × 5 cm, dengan bentuk pertulangan menyirip dan bertangkai silindris. Tepi daunnya rata. Perbungaannya berbentuk malai, menggumpal berwarna putih.
Tumbuhan ini selain indah, juga bermanfaat bagi kesehatan serta bisa menjadi kosmetik setelah mandi, buah dari tanaman ini juga terasa manis. Tumbuhan ini sangat banyak manfaatnya bagi kita, cocok untuk di jadikan tanaman di halaman rumah untuk hiasan ataupun keperluan kesehatan.
5 notes
·
View notes
Text
aku sudah mendaki satu puncak itu
masih di 1.500 an mdpl
namun, aku sangat bahagia.
Karena setidaknya aku bisa melihat taburan bintang-bintang cantik itu di jarak yang lebih dekat.
2 notes
·
View notes
Text
Solo Hiking
Perihal solo hikingku beberapa waktu lalu, masih saja aku dengar celetuk dari teman-teman "kok berani sih"
Disclaimer dulu, aku bukan anak pecinta alam atau mapala, ilmuku tentang alam masih sangat minim. Sependek pengetahuanku, solo hiking di gunung itu sangat bahaya dan tidak direkomendasikan. Berjalan sendiri di gunung bisa ku bilang sama dengan nyari mati. Kenapa aku bilang begitu? karena gunung adalah tempat yang sulit kita prediksi, fisik kita bisa saja tidak se-prima yang kita bayangkan, kondisi cuaca yang berubah-ubah, belum lagi gangguan hewan dan sebagainya, makanya penting dengan adanya teman.
Lantas kenapa aku kemarin solo hiking? Eitss inilah pentingnya melihat lebih jauh xixixixi, jadi solo hikingku kemarin itu ke sebuah bukit dengan ketinggian 2.194 mdpl, yang ketinggian bascampnya saja sudah diangka 1000an mdpl, dari bascamp menuju puncak pertama bisa ditempuh dengan jarak 1 jam, track sudah sangat jelas karena ini bukit yang memang biasa jadi objek wisata, aku solo hiking diwaktu pagi-sore hari, turun saat masih terang, tidak dapat gelap di jalan, dan aku sudah beberapa kali kesana.
Jadi apa? aku solo hiking juga memikirkan situasi dan kondisi, mempertimbangkan sisi keamanan juga.
Lagi-lagi ini bukan soal ego agar terlihat "wah", "keren", atau sebagainya..
3 notes
·
View notes
Text
#reffin#reffinyunita#reffline#backtonature#jawatengah#indonesia#blembem#wonosobo#mountain#gunungkembang#mdpl#wonderfullindonesia#a e s t h e t i c#sunrise#sunset#puncak#kenangan#kisah#story
1 note
·
View note
Text
Perjalanan Menaklukan Ego: Gn. Ciremai 3.078 MDPL (Bag. 1)
Bismillah.
Entah ada angin dari mana atau ini sebuah tanda dari Allah agar aku dapat menguatkan tekadku menulis, tiba-tiba saja saat berselancar di media sosial aku menemukan sebuah quote dari Bang Ivan Lanin yang kurang lebih isinya seperti ini “Tulisan yang tidak sempurna, tetapi selesai lebih baik dari tulisan yang (maunya) sempurna, tetapi tidak pernah selesai.” Jleb banget, kan? Beliau juga menambahkan caption “Ini juga berlaku pada tugas-tugas kuliah, draf buku, wara, takarir Instagram, dan artikel yang dikerjakan sambil menangis, tetapi tetap selesai.” Makin jleb dong?
Rasanya kita (baca: aku) selalu menuntut kesempurnaan dalam semua hal. Boleh saja sebenarnya, tetapi jika hal tersebut hanya menghambat jalan kita bahkan sampai menghentikan langkah kita, seharusnya kita harus segera mengevaluasi diri dan menerima bahwa tidak apa-apa untuk menjadi tidak sempurna. Tidak semua hal harus sempurna, kan?
Jadi, tulisan Bang Ivan secara tidak langsung menyadarkan aku yang katanya mau mendokumentasikan perjalanan melalui tulisan malah jadi tersendat-sendat karena merasa tulisanku amat jauh dari kata sempurna. astaghfirullah.
Karena sudah mendapat “teguran” secara tidak langsung, bismillah kita lanjutkan menulis cerita di laman ini. Semoga ada hal yang bermanfaat yang bisa diserap dari cerita kali ini.
Perjalanan Menaklukan Ego
Kenapa demikian? Karena perjalanan kali ini benar-benar ujian untuk Aku dan Ema. Alhamdulillah dengan izin Allah, aku dan Ema diizinkan menginjakan kaki di puncak tertinggi Jawa Barat yaitu Puncak Gunung Ciremai.
Di balik eskpresi yang sumringah ini, tentu saja ada deraian air mata yang mengucur tanpa mampu kami tahan sebelumnya.
Aku tidak akan pernah bosan menyampaikan bahwa setiap perjalanan memiliki cerita dan maknanya masing-masing. Setiap perjalanan selalu mengajarkan banyak hal yang berbeda. Bertemu teman baru, menyambangi tempat baru, mengenal karakter orang dengan berbagai keunikannya, bahkan mengenali dan mendalami karakter sahabat kita sendiri. Boleh jadi, ketika kita bertemu dalam aktivitas sehari-hari dan tidak dihadapkan dengan hal-hal yang tidak pernah direncanakan bahkan tidak pernah terbayangkan sekalipun Allah tidak menunjukan bagaimana sikap kita menghadapi keadaan tersebut. Tetapi melalui perjalanan yang luar biasa ini kita dapat menunjukan sisi lain dari diri kita. Sisi di mana terkadang kita sendiri bahkan tidak ingin menunjukannya kepada siapapun. Hmmm...., sombong sekali memang debu alam semesta ini (baca:aku). Astagfirullah.
Maka aku sangat bersyukur lagi lagi kamu yang menjadi teman perjalananku, Ma. In syaa Allah, nanti aku buatkan tulisan khusus yang hanya membahas kamu saja di sini agar aku selalu ingat kebaikan-kebaikan kamu, kehangatanmu, dan kepedulianmu terhadap banyak hal.
Let’s back to story.
Januari 2023.
Seperti biasa kami amat rajin mengecek kalender dan menyimak informasi mengenai jadwal libur dan cuti bersama yang ditetapkan oleh pemerintah. Di bulan tersebut ternyata ada tanggal merah untuk tahun baru Imlek tanggal 22 Januari dan ditetapkan sebagai cuti bersama pada tanggal 23 Januari. Jadi aku dan Ema memutuskan akan melakukan perjalanan bersama entah untuk JJC (Jalan Jalan Capek) ataupun untuk JJC (Jalan Jalan Cantik). hehe. Jadi kami memutuskan untuk mulai berolahraga tanpa tahu destinasi apa yang akan kami tuju.
Setelah mendekati tanggal tersebut, kami mulai mencari beberapa pilihan perjalanan. Akhirnya kami memutuskan akan pergi mendaki. Mendaki ke mana? masih belum jelas juga kami akan pergi mendaki gunung apa, tetapi tekad untuk pergi mendaki sudah bulat. Bismillah.
Cerita selanjutnya adalah kami mencari beberapa opsi pendakian, kami sepakat akan mengikuti open trip dan Fety salah satu temanku di komunitas Youthcare memberikan rekomendasi open trip yang diadakan oleh Muda Camp yaitu ke Gunung Ciremai. Tentu saja rekomendasi ini aku terima dengan mantap karena aku percaya Fety akan memberikan rekomendasi terbaiknya dan langsung aku sampaikan ke Ema bahwa kami akan mendaki Gunung Ciremai. Tentu saja jika waktunya pas, Ema tidak pernah menolak kemana pun tujuan yang aku ajukan selama tempat atau gunung tersebut belum pernah disambangi olehnya. (Alhamdulillah, emang orangnya si paling easy going). Apa yang Fety bilang setelah merekomendasikan open trip tersebut? ini dia “In syaa Allah, kali ini kamu gak akan cuulture shock, dek.”. Tentu bukan tanpa alasan Fety mengatakan hal tersebut dan bagian ini tidak akan aku tuliskan di sini, cukup jadi kenang-kenangan dalam memori saja. hehe.
Banyak sekali pertanyaan yang diajukan karena tentu saja aku dan Ema tidak bisa berangkat bersama karena Ema di Bandung dan kuota yang tersisa untuk keberangkatan dari Jakarta hanya tinggal 1 itupun masih harus masuk daftar waiting list. Alhamdulillah ternyata Allah takdirkan kami berdua ikut. Jumát pagi kami putuskan akan pergi ke Gunung Ciremai via Jalur Palutungan, Kuningan.
Sampai sejauh ini, inti cerita dari perjalanan ini bahkan belum dimulai, hehe. In syaa Allah akan aku lanjutkan di bagian kedua. Tetapi sebelum itu, aku mau unggah foto full team saat di gerbang pendakian. Ini adalah kali kedua aku mendaki dengan jumlah yang sangat banyak. Alhamdulillah momen ini bisa terdokumentasikan dengan baik. Walau sampai saat menulis cerita ini aku tidak ingat beberapa nama teman-teman di foto ini, aku sangat bersyukur dan berterima kasih karena orang-orang di sini adalah orang-orang yang sangat baik, ramah, sabar dan peduli dengan cara mereka masing-masing.
Semoga Allah menjaga teman-teman semua di manapun berada ya. aamiin.
Lanjut ke bagian kedua.
Jakarta, 11 Mei 2023 11.31 WIB
6 notes
·
View notes
Text
Berapa Lama Mendaki Gunung Rinjani? Ini Rute & Estimasi Waktunya
Berapa lama mendaki Gunung Rinjani? Pertanyaan ini sering muncul di benak para pendaki yang ingin merasakan keindahan gunung kedua tertinggi di Indonesia ini. Mendaki Gunung Rinjani bukan hanya tentang mencapai puncak, tetapi juga menikmati perjalanan yang penuh tantangan dan keindahan alam.
Gunung Rinjani terletak di Pulau Lombok dan menjadi salah satu destinasi favorit bagi para pecinta alam. Dengan ketinggian 3.726 mdpl, mendaki gunung ini tentunya memerlukan persiapan yang matang. Dalam artikel ini, kita akan membahas rute pendakian, estimasi waktu, dan tips untuk memastikan perjalananmu aman dan menyenangkan.
Berapa Lama Mendaki Gunung Rinjani?
Mendaki Gunung Rinjani biasanya memakan waktu antara 2 hingga 4 hari, tergantung pada rute yang dipilih dan kondisi fisik pendaki. Berikut adalah beberapa rute populer yang bisa kamu pilih:
Rute Pendakian
Rute Senaru
Hari Pertama: Perjalanan dari basecamp Senaru ke Pos 1 (1.500 mdpl) memakan waktu sekitar 3-4 jam.
Hari Kedua: Dari Pos 1 ke Pos 2 (1.800 mdpl) selama 2-3 jam, dilanjutkan ke Camp Plawangan Sembalun (2.600 mdpl) dalam waktu 4-5 jam.
Hari Ketiga: Mendaki ke puncak (3.726 mdpl) memakan waktu sekitar 3-4 jam, lalu kembali ke Camp Plawangan Sembalun dalam waktu 3-4 jam.
Hari Keempat: Kembali ke Senaru, sekitar 6-7 jam.
Rute Sembalun
Hari Pertama: Perjalanan dari basecamp Sembalun ke Pos 1 (1.300 mdpl) selama 2-3 jam, dilanjutkan ke Pos 2 (1.500 mdpl) selama 2 jam.
Hari Kedua: Dari Pos 2 ke Plawangan Sembalun (2.600 mdpl) selama 4-5 jam.
Hari Ketiga: Mendaki ke puncak Rinjani (3.726 mdpl) sekitar 3-4 jam, kemudian kembali ke Plawangan Sembalun dalam waktu 3-4 jam.
Hari Keempat: Kembali ke Sembalun, sekitar 6-7 jam.
Estimasi Waktu
Berikut adalah ringkasan estimasi waktu untuk masing-masing rute:
Lokasi dan Biaya Perjalanan
Lokasi: Gunung Rinjani terletak di Taman Nasional Gunung Rinjani, Lombok.
Biaya Perjalanan:
Tiket masuk taman nasional: sekitar Rp 150.000 per orang.
Biaya porter (jika diperlukan): sekitar Rp 800.000 - Rp 1.500.000 tergantung jarak dan jumlah barang.
Jam Operasional: Pendakian biasanya dibuka dari pukul 07.00 hingga 15.00.
Keunggulan Mendaki Gunung Rinjani
Mendaki Gunung Rinjani memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Pemandangan dari puncak sangat spektakuler, terutama saat sunrise.
Selain itu, kamu juga bisa menikmati keindahan Danau Segara Anak yang terletak di kawah Rinjani.
Tips Perjalanan yang Aman dan Menyenangkan
Persiapkan Fisik: Latihan fisik sebelum mendaki sangat penting untuk menjaga stamina.
Bawa Perlengkapan yang Tepat: Gunakan sepatu trekking yang nyaman dan bawa perlengkapan camping yang ringan.
Ikuti Petunjuk: Selalu ikuti rute yang telah ditentukan dan jangan ragu untuk bertanya kepada pemandu.
Jaga Kebersihan: Buang sampah pada tempatnya dan bawa kembali sampah yang dihasilkan selama pendakian.
Rinjani Trekking: Jika kamu ingin pengalaman yang lebih mendalam, pertimbangkan untuk bergabung dengan paket trekking yang ditawarkan oleh berbagai agen perjalanan.
Kesimpulan
Jadi, berapa lama mendaki Gunung Rinjani? Estimasi waktu pendakian bervariasi tergantung pada rute yang dipilih, tetapi umumnya berkisar antara 2 hingga 4 hari.
Dengan persiapan yang baik dan pemahaman tentang rute, kamu bisa menikmati keindahan alam dan tantangan yang ditawarkan oleh gunung ini.
Setelah mendaki, kamu juga bisa melanjutkan petualangan dengan melakukan Komodo trip from Lombok untuk menjelajahi keindahan Pulau Komodo yang menakjubkan. Jadi, siapkan rencanamu dan nikmati petualangan mendaki Gunung Rinjani!
0 notes
Text
About you and 3726 mdpl.
The rain doesn't know who it falls on, but the tears know who it falls on. Teach me to care for my longing like the universe is patient and steadfast in facing drought, even though it hopes for rain. A day without you is still a day, but it seems without morning. If you think I can forget you, it's all a lie, even now I'm still thinking about us. I can't forget you at all, I still keep all our memories neatly. memories of where we met, holding each other's hands through everything, spending time together with joy and warmth, I even play your voice every night to drown out my unstoppable longing. Losing you feels like I had my ribs removed, it hurts and stings. I lost my world. I'm willing to lose my ribs and my world if that's all I can give happiness for you. Happiness that I can't give you. Even though we part, I hope the way home is still mine and my most favorite part, and my favorite part of my life, it was u.
0 notes
Text
Open Trip Bromo Midnight berangkat setiap hari dari Kota Malang dan Batu serta setiap hari Sabtu dari Kota Surabaya tanpa minimal kuota, Kami ajak anda menjelajahi kawasan "Puncak para Dewa" dalam waktu satu hari atau kurang lebih selama 12 jam.
Dari ketinggian 2.392 mdpl (meter diatas permukaan laut) mengejar Golden Sunrise terbaik di Indonesia dan Explore Kawasan Kawah Bromo yang meliputi 6 point interest di 4 spot populer yang dikenal akrap oleh kebanyakan wisatawan lokal maupun manca negara.
1 note
·
View note