#mahabenar
Explore tagged Tumblr posts
Text
Ya Alloh Engkau “Maha Benar” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Beri Pembenaran #Dakwah #Islam
Di antara Al-Asma’ul Husna adalah Al-Haq (Yang Maha Benar). Nama yang mulia ini telah Allah l sebut dalam Al-Qur’an. Allah l berfirman: “Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Al-Hajj: 6) “Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, Rabb (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (Al-Mu’minun: 116) Ya Alloh Engkau “Maha Benar” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Beri Pembenaran Dari Ibnu Abbas c, dia berkata: كَانَ النَّبِيُّ n إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَت��هَجَّدُ قَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ n حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ، لَا إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ –أَوْ: لَا إِلَهَ غَيْرُكَ “Adalah Nabi n bila melakukan shalat malam bertahajjud beliau berdoa: Ya Allah, milik-Mulah segala pujian. Engkaulah Penegak langit dan bumi serta siapa saja yang ada padanya. Milik-Mulah segala pujian, milik-Mulah kerajaan langit-langit dan bumi dan siapa saja yang ada padanya. Milik-Mulah segala pujian, Engkaulah Cahaya langit-langit dan bumi dan siapa saja yang ada padanya. Milik-Mulah segala pujian, Engkaulah Raja langit-langit dan bumi. Milik-Mulah segala pujian, Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu benar, perjumpaan dengan-Mu benar ucapan-Mu benar, surga benar, neraka benar, para nabi benar, Muhammad n benar, hari kiamat benar. Ya Allah, kepada-Mulah aku berserah diri, dan kepada-Mulah aku beriman, kepada-Mulah aku bertawakkal, kepada-Mulah aku kembali, dengan pertolongan-Mulah ketika aku berdialog, kepada-Mulah aku berhukum. Maka ampunilah apa yang telah aku perbuat, dan apa yang aku lakukan di belakang hari, apa yang aku sembunyikan atau yang terang-terangan. Engkaulah yang memajukan atau yang mengundurkan. Tiada Ilah yang benar melainkan engkau.” (HR. Al-Bukhari, Abwabut Tahajjud Bab At-Tahajjud billaili) Nama Allah l yang agung ini memiliki makna yang luas. Di antaranya bahwa keberadaan Allah l sungguh-sungguh benar. Qiwamussunnah Al-Ashfahani t mengatakan: “Di antara nama Allah l adalah Al-Haq (Yang Maha Benar), yakni Dialah yang keberadaan-Nya sungguh benar…” (Al-Hujjah, 1/135) Ibnul Qayyim t berkata: “Karena sesungguhnya Allah l, Dialah Yang Maha Benar, ucapan-Nya benar, dan agama-Nya benar. Kebenaran merupakan sifat-Nya. Kebenaran adalah sifat-Nya dan milik-Nya.” (Madarijus Salikin, 2/333) Asy-Syaikh As-Sa’di t mengatakan: “Al-Haq, Yang Maha Benar, pada Dzat dan sifat-Nya. Maka ada-Nya adalah suatu kepastian. Maha sempurna seluruh sifat-Nya. Dzat-Nya mengharuskan keberadaan-Nya, dan tiada keberadaan sesuatu dari suatu apapun kecuali dengan kehendak-Nya. Dialah yang masih tetap dan terus memiliki sifat keagungan, keindahan, dan kesempurnaan. Ucapan-Nya benar, perbuatan-Nya benar, perjumpaan dengan-Nya juga benar, para rasul-Nya benar, kitab-kitab-Nya benar, agama-Nyalah yang benar, ibadah kepada-Nya satu-satu-Nya adalah benar, dan segala sesuatu yang disandarkan kepada-Nya adalah benar. “(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Ilah) Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (Al-Hajj: 62) “Dan katakanlah: ‘Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu;
maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.’ Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” (Al-Kahfi: 29) “Maka (Dzat yang demikian) itulah Allah Rabb kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?” (Yunus: 32) “Dan katakanlah: ‘Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.’ Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Al-Isra’: 81) [Taisir Al-Karimirrahman, dinukil dari Shifatullah k] Sumber : https://asysyariah.com/al-haq/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Ya Alloh Engkau “Maha Benar” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Beri Pembenaran
#03AllohSempurna#alhaq#alhaqq#asmaulhusna#benar#MahaSempurna#sempurna#Alloh#AllohBaik#Allohsempurna#asmaulkhusna#blogAlloh#mahabenar
0 notes
Note
Bagaimana cara untuk memastikan kalau wanita yg akan kita pilih sebagai istri tidak akan selingkuh ataupun suka berbohong dan manipulasi setelah terjadi pernikahan?
Itu hal yang sulit karena kita tidak bisa mengendalikan manusia, baik jiwa atau raganya. Apalagi hatinya. Sudah terlalu banyak contoh orang-orang yang awalnya sangat salih dan salihat, mereka menikah, lalu setelah berjalannya pernikahan tersebut timbullah perubahan-perubahan. Entah suaminya, entah istrinya, entah kedua-keduanya. Saya punya contoh di sirkel sendiri yang seperti itu.
Kalau buat saya, caranya adalah di diri kita sendiri melalui dua hal. Pertama, kita sudah tahu latar belakang orangnya dan karakternya. Kita mempelajari tentang dirinya. Ingat, kita yang belajar dan mencari tahu. Dari apa yang kita pelajari, baru kita bisa mengambil kesimpulan yang dapat kita jadikan pegangan: ekspektasi kita berdasarkan apa yang ada di dirinya. Jangan pernah membangun ekspektasi dari imajinasi sendiri. Seringkali kita menciptakan ekspektasi terhadap orang lain, padahal orang lain tersebut tidak seperti yang kita bayangkan. Ini sangat keliru.
Kedua, kita menjaga diri sendiri dari apa-apa yang bisa menjadi bumerang. Bahwa kita telah yakin kalau Allah ﷻ itu hanya akan memasangkan kita sesuai dengan kadar diri kita. Kalau kita baik, maka Dia ﷻ akan memberikan kita yang baik juga. Begitu sebaliknya. Jadi, menurut hemat saya, cara terbaik untuk merealisasikan janji Allah ﷻ tersebut adalah dengan menjaga diri kita sendiri menjadi baik. Jika, misalnya, pada perjalanannya kita ditunjukkan yang tidak baik, maka lagi-lagi Allah ﷻ Mahabenar karena telah menunjukkan ke kita langsung.
Menurut saya seperti itu.
27 notes
·
View notes
Text
Keburukan dan kebaikan itu sejatinya selalu punya efek domino, ya. Betapa Allah Mahabenar dengan dimintanya seorang hamba untuk berpikir, bahkan dalam setiap kondisinya mau berdiri, duduk, atau berbaring. Ya kalau kita ga mikir, kita gaakan pernah kepikiran efek domino yang dimaksud, bahkan dari tiap kecil perbuatan kita. Budaya mikir ini sepertinya memang perlu dilestarikan. Khususnya kita yang mengaku sebagai muslim.
2 notes
·
View notes
Text
Takdir Allah. Semua dipergilirkan.
Kemalangan dan keberuntungan.
Kemiskinan dan kekayaan.
Kemenangan dan kekalahan.
Kita tidak bisa menjudge takdir dari cuplikan hidup. Tapi sambung alurkan selama hidup.
Allah Mahatau,
Allah Mahabenar,
Allah Mahaadil,
Allah Mahabijaksana.
-Ust Salim A Fillah-
0 notes
Text
Mahasiswa, Antara Realita dan Idealita (Sebuah Catatan di Tengah Ironi Negeri)
Hingga hari ini Indonesia masih dirundung duka. Bencana demi bencana datang silih berganti. Mulai dari bencana alam hingga bencana kemanusiaan. Pengangguran, pergaulan bebas, aborsi, narkoba, begal, tawuran, dan krisis kemanusiaan lainnya. Bencana alam seperti gunung meletus, banjir, tsunami, hingga kebakaran hutan yang hampir merata ke seantero negeri berpenduduk mayoritas Muslim ini.
Beragam problematika ini terjadi bukan tanpa sebab. Setidaknya ada dua aspek yang menjadi akar masalah (selainnya hanya merupakan pemicu), yakni rezim dan sistem yang rusak. Penguasa merupakan boneka negara adidaya dan para kapitalis. Sehingga setiap langkah kebijakan yang diambil penguasa sesuai arahan para tuannya. Akhirnya rakyat menjadi korban dan negari ini perlahan menuju kehancuran.
Sementara rezim bergerak berdasarkan sistem. Sebab sistemlah yang menjadi blueprint dalam menjalankan roda kekuasaan. Penguasa di tiga elemen trias politika demokrasi (eksekutif, legislatif, dan yudikatif) hanya menjalankan perintah dari sistem. Tak ada ruang bagi seruan yang berseberangan dengan sistem tersebut. Akibatnya negara menujukkan sikap antipati pada Islam di saat yang bersamaan tunduk pada kafir Barat.
Lalu jika sedemikian rusaknya, apa yang harus dilakukan? Kepada siapa kita berharap? Siapa yang bisa diandalkan? Jawabannya ialah mahasiswa. Ya, mahasiswa. Merekalah elemen penting dalam konstruksi perubahan. Mahasiswa merupakan bagian dari SDM potensial yang utama. Mahasiswa memiliki tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) yang sangat besar. Tupoksi itu lebih berat daripada sebatas menjalani rutinitas belajar di bangku perkuliahan.
Tak bisa dipungkiri selain sebagai pelaku perubahan, setiap person dari elemen mahasiswa adalah seorang agen pengemban misi. Mahasiswalah yang akan menjadi pengukir sejarah sekaligus penentu masa depan. Namun sangat disayangkan bila masih ada mahasiswa yang memilih jalan sebagai pecundang dan bukan pejuang. Hanya fokus pada kepentingannya sendiri hingga terjebak pada pragmatisme dan individualisme. Seringkali hal itu dalam balutan study oriented. Seperti robot yang bergerak statis dan stagnan karena telah dikendalikan/terprogram.
Dari sini lahirlah istilah kupu-kupu atau kuliah pulang kuliah pulang sebagai habits. K4 atau kampus kelas kantin kosan seakan sudah menjadi tagline mahasiswa. Habitatnya dalam ranah perjuangan menjadi sempit untuk masalah dan ambisi pribadi semata. Hari ini kita melihat banyak mahasiswa justru senang tampil di acara-acara hiburan. Acara dangkal yang membodohi generasi. Mereka berhura-hura dan tertawa puas di tengah kondisi umat yang sedang menangis pilu bahkan menjerit histeris.
Ada yang memilih bergabung dalam gerakan, namun bingung dalam diam tanpa tahu bagaimana harusnya menyetir kendaraan perjuangan. Akhirnya hanya menjadi penyakit yang lama-lama meningkat menjadi penyakit ganas. Penyakit ini kemudian menular ke sesama aktivis, mencabut ruh pergerakan, dan membunuh tubuh pergerakan sedikit demi sedikit. Salah satu dampaknya, gerakan mahasiswa berubah haluan menjadi pragmatis dan terkesen elitis. Geraknya kini menjadi alat kepentingan. Bahkan untuk urusannya (kasus kongres di Riau misalnya), harus menelan dana milyaran rupiah bahkan berkali lipat dibanding alokasi untuk penanganan bencana yang telah merenggut banyak nyawa di daerah yang sama.
Sudah saatnya mahasiswa sadar, bangkit, dan bergerak mengganti sistem dan rezim rusak. Kita butuh penguasa amanah dan sistem terbaik. Sudah saatnya mahasiswa keluar dari zona nyaman. Kembali bertransformasi menjadi garda terdepan perubahan sesuai yang diharapkan umat.
Sudah saatnya mahasiswa berpikir benar dan serius tentang problematika yang melanda dan formula jitu yang menjadi tawaran solusi ampuh. Itulah Islam. Karena Islam berasal dari yang Maha Pencipta, Mahatahu, Mahabenar, Maha Sempurna, Allah SWT. Maka pasti mampu mengentaskan seluruh masalah yang ada hingga ke akarnya. Jadilah mahasiswa idealis pengemban dakwah ideologis harapan umat!
0 notes
Text
#QuoteOfTheDay (20230731):
“Jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad: 7)
Syeikh As-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan, “Ini merupakan janji dari Allah Yang Mahamulia dan Mahabenar janjinya, siapa pun yang menolong (membela)-Nya dengan perkataan dan perbuatan, maka akan diberi pertolongan oleh Allah serta diberi kemudahan untuk mendapatkan faktor-faktor kemenangan seperti keteguhan hati dan lainnya.”
Salah satu nasihat terbaik bagi seorang putra yang beranjak dewasa adalah nasihat keteguhan berada di atas jalan Allah. Karena akan ada sangat banyak godaan dan hambatan yang bisa melunturkan keimanan di bangku kuliah dan kehidupan nyata. Ingatkan selalu, “Sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (Al-Fajr: 14). Semoga Allah melimpahkan keimanan, perlindungan, kekuatan dan keberkahan kepada anak-anak kita. Aamiin.
#If #you #support #Allah #He #will #return #plant #firmly #your #feet #muraqabah #SyaamilMilad #OneDayOneJuz
Telegram channel: https://t.me/x_QoTD
0 notes
Text
L dan Kisah Cintanya
Sampailah kita kepada pembahasan yang sangat berat. Seberat perjuangan pahlawan merebut kemerdekaan Indonesia. Saatnya mengheningkan cipta. Hey, jangan lebay!
Maylay tuh pada kazetel sama Laylay. Ya, gak semua sih, tapi majority. Terkhusus fansnya yang murni ngefans ya. Bukan karena dia pacaran sama si A atau B.
Setelah broke up dari cowok berinisial G, dia akhirnya jombs. Bukan sesuatu yang penting sih. Tapi ada Maylay yang berargumen kalau si G ini toxic gitu. I don’t know for sure. Sebab gue gak terlalu ngikutin percintaan di jaman itu. Gue cuma sibuk ngelike fotonya L kalau lewat timeline. Just that!
Gak tahu sejak kapan, dia mulailah hubungan dengan cowok berinisial R. Iyuh, inisial R kan berbahaya. Hati-hati sama inisial R. Kata netizen mahabenar. R itu inisial paling red flag. Dan udah ada buktinya.
Singkat cerita, banyak banget Maylay yang tidak suka dengan R. Sebab sesungguhnya dia mencurigaykan. Dan byk kesan kayak dia punya maksud lain gituloh. Bermaksud suuzon, tapi banyak yang merasakan keanehan pada diri pria itu. What? Pria? Benarkah?
Selidiki sendiri deh sono! Xixixi
Beberapa orang nyimpulin kalau L rada-rada tidak tepat memilih pacar. Dan ngarep next time bisa dapat yang lebih baik. Emang lo siapa ngurusin pacar orang? Ya, namanya juga pendapat. Suka atau tidak, suka-suka yang punya pendapat dong. Ueeek!!
0 notes
Photo
#belajar #selangkahlebihbaik #dariyanghanyamenilai #tapitidakmaubelajar Jadi belajar itu selangkah lebih baik dari yang sok pintar tapi tidak mau belajar #mahabenar Jadi abaikan hempaskan statemen negative ... Terus melangkah untuk dapat statement positive dari allah swt .... saja Karena yang belajar itu wajar kalo terkadang masih lupa tapi dia pasti akan memperbaiki kekurangannya https://www.instagram.com/p/CE6s1HqnjAr/?igshid=ftw95eidzdf7
0 notes
Text
L6BT Itu Penyakit, Kok Diorbit?
Di bioskop digempur kampanye L6BT pake superhero yang ternyata orientasi seksualnya menyimpang (si America Chavez). Buka YouTube, lagi diramaikan dengan kampanye L6BT yang terang-terangan tampil di podcast seorang influencer. Dengan bangga pula.
Ngeri ya Gais...
Di saat-saat begini, jadi ingat apa yang sejak dulu dinasihati oleh Syaikh Ali Ath Thanthawi,
"yang halal tetap halal meskipun semua orang menjauhi. Sedang haram tetaplah haram meski semua orang membenarkannya."
Apakah akan datang zamannya perusak fitrah dianggap normal?
Bagi kita yang beragama, sudah sejak masa kecil dulu guru-guru kita mengisahkan akhir Kaum Nabi Luth. Tragis, hancur lebur. Dan kita pun dengan pikiran jernih tahu bahwa kelakuan kaum Luth ini menjijikkan.
"Kepada Luth, Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang melakukan perbuatan keji. Sungguh, mereka orang-orang yang jahat lagi fasik..." (QS 21:74)
Lihatlah. Perbuatannya disebut keji, pelakunya disebut jahat & fasik.
Kalau kamu sudah mulai melihat orang kok nyinyir dan berkomentar, "Halah, itu kan cuma dongeng masa lalu...", Mahabenar Allah dalam firman-Nya, "Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Dongeng-dongeng orang dahulu,” (16:24)
Baru saja kemarin baca tulisan Yasmin Mogaheed, "You know what's even worse than sin? The normalization of sin. Be careful. That's the actual agenda."
Dosa itu buruk. Tapi ternyata ada yang lebih buruk dari dosa, yaitu menormalkan pelaku dan kelakuan dosa. Wal iyadhu Billah...
Mungkin habis ini aku dan kamu pun akan dibilang tak open minded. Akan disebut sebagai kaum yang kebanyakan aturannya, ga terbuka dengan normalisasi L6BT...
Pada akhirnya dunia akan tahu, mana pilihan sikap yang menyelamatkannya dari kehancuran.
#renungan#catatan#kontemplasi#islamic#inspirasi#islamicquotes#daily reminder#quotation#tadabbur#edgarhamas
423 notes
·
View notes
Text
Sibuk menyalahkan lingkungan n bla, bla, bla.
Ternyata diri sendiri yang merasa sok benar padahal bukan Mahabenar.
#malam#malamminggu#indonesia#tumblrindonesia#tumblr#artists on tumblr#like4like#life quotes#tumbrl#inspiring quotes#quotes#ravzd
13 notes
·
View notes
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Abadi Penyelamat Ajak Umat Untuk Dzikir Tiap Pagi Dan Sore #Dakwah #Islam
THAHA : 111- وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا TERJEMAH : Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya).Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman. Alhamdulillah Alloh Maha Abadi Penyelamat Ajak Umat Untuk Dzikir Tiap Pagi Dan Sore TAFSIR : Wajah-wajah makhluk tunduk dan menghinakan diri kepada Penciptanya yang memiliki semua makna-makna kehidupan yang sempurna, sebagaimana yang patut bagi keagungan-Nya, yang tidak akan pernah mati, yang senantiasa mengatur urusan segala sesuatu, yang tidak membutuhkan kepada selain-Nya. Sungguh merugilah orang yang telah mempersekutukan salah satu makhluk Allah dengan-Nya pada Hari Kiamat. THAHA : 112- وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا يَخَافُ ظُلْمًا وَلَا هَضْمًا TERJEMAH : Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya. TAFSIR : Barangsiapa mengerjakan amal-amal shalih dalam keadaan beriman kepada Rabbnya, maka ia tidak khawatir dizhalimi dengan ditambah keburukannya, dan tidak pula mendapat pengurangan dengan dikurangi kebajikan-kebajikannya. THAHA : 113- وَكَذَلِكَ أَنزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا وَصَرَّفْنَا فِيهِ مِنَ الْوَعِيدِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ أَوْ يُحْدِثُ لَهُمْ ذِكْرًا TERJEMAH : Dan demikianlah Kami menurunkan Al Qur’an dalam bahasa Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Qur’an itu menimbulkan pengajaran bagi mereka. TAFSIR : Sebagaimana Kami jadikan orang-orang Mukmin senang dengan amal-amal shalih, dan Kami peringatkan orang-orang kafir dari tetap dalam kemaksiatan mereka dan kekafiran mereka kepada ayat-ayat Kami. Kami turunkan al-Qur’an ini dalam bahasa Arab; agar mereka memahaminya, dan Kami uraikan didalamnya berbagai macam ancaman; dengan harapan agar mereka bertakwa kepada Rabb mereka, atau al-Qur’an ini akan menjadi peringatan bagi mereka, lalu mereka mengambil pelajaran darinya. THAHA : 114- فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِن قَبْلِ أَن يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا TERJEMAH : Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu [947], dan katakanlah: “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” [947] Maksudnya: Nabi Muhammad r dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril u kalimat demi kalimat,sebelum Jibril u selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad r menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu. TAFSIR : Maka Mahasuci Allah dan Mahatinggi, serta Mahasuci dari segala kekurangan, Raja yang menguasai kekuasaan-Nya dengan segala wewenang, yang bertindak terhadap segala sesuatu, Yang Mahabenar, jani-Nya benar, ancaman-Nya benar, dan segala sesuatu dari-Nya adalah benar. Janganlah tergesa-gesa, wahai Rasul, dengan mendahului Jibril dalam membaca al-Qur’an sebelum ia selesai darinya, dan katakanlah : Wahai Rabbku, tambahkanlah ilmu kepadaku di samping ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku. Asbabun Nuzul : Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dari as-Suddi berkata : Jika Jibril turun dengan al-Qur’an, Nabi صلی الله عليه وسلم mendapat kesulitan dalam menghafalnya, sehingga hal itu memberatkan beliau, beliau khawatir Jibril telah naik ke langit sementara beliau masih belum menghafalnya, maka Allah menurunkan ayat 114 ini THAHA : 115- وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِن قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا TERJEMAH : Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan [948] kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat. [948] Perintah Allah ini ters
ebut dalam ayat 35 surat (2) Al Baqarah. TAFSIR : Sesungguhnya Kami telah wasuatkan kepada Adam, sebelum ia makan dari pohon larangan, agar ia tidak makan darinya. Dan Kami katakan kepadanya : Sesungguhnya Iblis adalah musuh bagimu dan bagi istrimu. Jangan sampai ia mengeluarkan kalian dari surga, lalu kamu dan istrimu akan sengsara di dunia. Namun Iblis menggodanya, lalu Adam menaatinya dan lupa akan wasiat itu. Kami mendapatinya tidak memiliki kemauan yang kuat untuk menjaga apa yang diperintahkan kepadanya. Sumber : https://ibnuumar.sch.id/tafsir-al-muyasar-surat-thaha-111-115/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Abadi Penyelamat Ajak Umat Untuk Dzikir Tiap Pagi Dan Sore
#15DzikirPagiSore#alquran#aman#surat#tenang#thoha#toha#alalim#alwarits#alhamdulillah#Alloh#arrohim#arrohman#blogAlloh#MahaSempurna#umatRosululloh
0 notes
Text
Langit di Atas Langit
Sering ya orang melihat kita dengan berbagai penilaian. Yang tak suka tak menyatakan dengan narasinya. Dan yang suka seolah melebihkan dari yang lainnya. Padahal pasti tetap ada cela bagi diri ini. Hanya saja Allah telah menutup segala cela itu hingga tak terlihat, kecuali memang diumbar sana-sini. Astaghfirullah.
Mahabenar Allah dengan firman-Nya. Juga Rasulullah dengan apa yang telah beliau kabarkan.
Seseorang yang menyampaikan kalimatullah tidak ada jaminan pasti lebih baik dari yang lain. Bukan menjadi orang sok suci, sok agamis, dan sok-sok yang lain. Hanya saja dia berupaya untuk menjalankan apa yang telah menjadi kewajiban Allah untuk menyeru (baca: dakwah). Sejatinya dakwah itu untuk dirinya sendiri. Sembari mengajak yang lainnya, dia mengajak dirinya untuk melaksanakan apa yang jadi perintah-Nya. Sebab, Allah dengan tegas berfirman dalam surat ash-Shaff ayat 2-3 yang artinya, ”Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
Duhai, betapa penjagaan-Nya adalah yang terbaik bagi kita?
Terkadang dengan pernyataan atau penilaian yang lain bahwa tak pantas seorang yang tak banyak ilmu agama lalu berdakwah. Bahkan lebih kasar daripada pernyataan tersebut. Dan akhirnya justru membenarkan dalam diri "iya ya aku ini siapa, gak punya ilmu, tak pantas lah berdakwah" juga berbagai narasi lainnya. Hingga akhirnya memilih untuk berdiam. Padahal itu harusnya dibuktikan dengan ketekunan untuk mencari ilmu tanpa menyerah dan berdiam. Sebab jika harus menunggu berilmu terlebih dahulu maka tak akan ada dakwah yang ditegakkan. Bagaimana mungkin bisa terjadi seperti itu jika Allah telah tegas memerintahkan?
Benar saja, jika alasan di cari-cari pastilah akan mendapatinya. Semua bergantung pada kita, semua kembali lagi pada kita. Sekuat apa upaya kita untuk menempa diri kita. Menjadi hamba yang bersegera untuk melaksanakan perintah dari-Nya. Juga tak berpuas diri dengan apa yang dipunya, apa yang dicapai. Semua itu adalah kuasa-Nya dan kita hanyalah perantara. Cukuplah minta balasan pada-Nya tanpa ada penyakit hati menyertainya.
Terlebih, di atas langit masih ada langit. Tak pantas lah apabila jumawa, besar kepala, juga bersombong ria. Naudzubillah.
Semoga senantiasa tetap berupaya melayakkan diri meraih ridho juga surga-Nya yang seluas langit dan bumi.
32 notes
·
View notes
Text
Kapan terakhir kali kamu mengunjungi kenangan? Bagaimana kabarnya sekarang?
Adalah ia, lembar-lembar kisah dari luka yang tertatih kamu sembuhkan. Semua orang tahu, betapa peristiwa yang kamu lalui tidaklah mudah.
Aku mengagumimu yang berusaha membesarkan hati menerima kenyataan. Kamu malah menyebut itu melepaskan, bukan kehilangan. Tetapi kepergian seseorang tetap meninggalkan luka.
Tidak peduli sudah berapa lama kamu bersiap menghadapinya. Tidak peduli seberapa banyak kamu tahu cara menyembuhkannya. Luka tetap menyebabkan rasa sakit.
Allah itu Mahatahu. Dia lebih mengetahui apa yang terbaik untukmu. Allah itu Mahabenar. Tak pernah ada setitik kesalahan tatkala Dia merajut takdir. Allah Mahaadil, tidak menzhalimi meski kamu merasakan sedikit luka. Allah itu Mahabijaksana. Ada hikmah dari segala yang ditakdirkan-Nya.
Wahai, betapa baik Dia mengizinkanmu belajar tentang. Sebelum memberi ujian untuk memperlihatkan bagaimana akhirnya kamu menerapkan pemahaman, perihal empat sisi bingkai dalam memandang takdir.
Keyakinan itu membuatmu kuat. Ketika akhirnya kamu harus mengemas kenangan. Melepasnya baik-baik. Dan berjanji untuk mengunjunginya sesekali, saat kamu ingin belajar lagi.
1 note
·
View note
Text
13/29
Rumah memang menenangkan. Benar-benar tempat pulang. Riuh menggema redam seketika sesampainya. Nyaman. Sakinah. Hiyah. Definisinya ada di Ar Ruum ayat yang ke 23. Yah, ujung-ujungnya kesana. Tak peduli bagaimanapun bentuknya, tak peduli seberapa gelap jalan menujunya. Pasti akan dilalui juga. Siapa yang tidak mau mendapat kenyamanan, kehangatan, dan ketenangan sekaligus? Terkadang hal-hal semacam itu perlu effort untuk mendapatkannya. Disebutlah ia pengorbanan, dalam bentuk apapun yang semoga senantiasa bermuara padaNya serta tak lepas dari syariatnya. Jika dirasa sudah melewati jalan yang tidak semestinya, mungkin perlu diluruskan lagi. Ah, harus. Harus lurus lagi. Apapun yang terjadi, prinsip mengenai hubungan vertical tidak ada tawaran dalam bentuk apapun. Kadang menjadi asing menjadi pilihan ketika memang keadaan tidak mendukung atau terlalu bertolak belakang. Menghadapi dunia memang perlu taktik khusus agar tidak semakin terbelenggu kemudian tenggelam oleh karenanya. Bagaimana tidak? Dunia adalah perhiasan yang menyilaukan. Alih-alih bahagia, banyak yang lalai karenanya. Naudzubillah. Harus dipaksa lagi untuk tetap dalam ihdinashshirathal mustaqiim. Jalan yang sudah digariskanNya, jalan yang sudah diteladankan RasulNya. Yang bagaimana saja? Belajar lagi terus menerus. Jika suatu waktu ada lubang besar, bertahanlah. Lalui dengan tenang. Lompati sekuat tenaga. Maka, persiapan mu harus maksimal. Amunisimu harus diperbanyak. Agar tak kehabisan energi di jalan. Meski jatuh kemudian berdarah, bangkitlah lagi. Obati lukanya, lupakan sakitnya, ambil pelajarannya. Nanti, ketika ada lubang yang lebih kecil, sudah lihai menghadapinya. Kuncinya adalah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Maafkan semua yang menyakitkan lalu doakan kebaikan untuk mereka. Sembari tetap berbuat baik, hilangkan iri, dengki, dan juga benci. Yakinlah, semua akan baik-baik saja sebab janji Allaah adalah Mahabenar. Tak ada yang perlu dirisaukan. Jika sudah tidak bisa ditolerir, ambil keputusan; dimana yang meminimalisir mudharat dan mendatangkan banyak manfaat. Bismillah. Sertakan Allaah dalam setiap pengambilan keputusan. Karena memang segala sesuatu tergantung pada niatnya. Orang beriman tak akan ada yang berlepas dari ujian. Tenanglah, Allaah tidak akan memberikan ujian melampaui kapasitas hambaNya. Pikirkan bagaimana tetap menjaga kualitas hubungan dengan Allaah ketika segala badai menerpa. Tak usah terlalu risau dengan solusinya. Karena bahkan bersama kesulitan, Allaah telah menurunkan kemudahan. Bukan kapasitasmu untuk membuatnya. Selesaikan urusanmu dengan Tuhanmu maka segala sesuatunya akan beres. Temukan seribu satu hikmah luar biasa yang didapati, di balik awan hitam sekalipun. Hey, tetap semangat!!! Semoga antara tempat sujud dengan kening semakin tak berjarak. Kau ditunggu rumah yang sebenarnya. Jangan berleha-leha terlalu lama di dunia yang hanya fana. Berjalanlah dengan hati-hati, sesuai dengan tuntunan sang Nabi. Ingin bertemu kan? :)))
1 note
·
View note
Text
Judul, jika kamu mau.
Salah satu teman memposting, mengatakan bahwa ujian nasional tinggal 19 hari lagi. Sungguh waktu berlalu cepat. Mahabenar Allah atas segala firman-Nya, "Demi masa, sesungguhnya manusia kerugian."
Muncul celetukan dalam hati, "Sampai kapan Aku mau terus begini? Kapan Aku mau berubah?". Katanya minta nilai yang bagus, katanya minta nilai sempurna, apakah itu hanya angan-angan belaka?
Lihat di sana,
Irin sudah mulai dengan puasanya, Hanif sudah mulai dengan belajar tingkat tingginya, Kaylyn sudah mulai dengan fokusnya, Diaz sudah berhenti dengan hpnya sejak lama, Dhia, Ella, Khalila, serta teman-teman yang lain juga sudah mulai meninggalkan hpnya demi menjunjung tinggi semangat "puputan" sampai titik darah penghabisan.
Juga ada teman-teman ahli ibadah dengan puasa daudnya.
Muncul celetukan lagi dalam hati, "Kamu kapan, Fat?" Kalimat ini bagai pedang terhunus yang menusuk dada langsung dari depan.
Mampukah dirimu menepati janjimu, ataukah itu hanya kata-kata manis yang muncul seiring waktu berjalan?
2 notes
·
View notes
Photo
(3) @dinarkha Mengapa langit pagi tak selalu sama dengan langit sore? Mengapa manusia tak pernah mampu menebak keadaan langit? Langit selalu berubah-ubah dan padanya ketidaktahuan manusia mencapai ujung. Bahkan manusia tidak tahu seberapa tinggi langit, dan seberapa luas ia menaungi bumi manusia. Sedang langit sejak dulu tak pernah banyak bicara. Ia tak pernah menjelaskan dirinya, bahkan langit tak pernah bilang ia tinggi. Namun semua orang tahu bahwa ia tinggi menjulang mencapai ketidakterbatasan. Kau boleh menjadi langit, yang padanya kau bisa melihat banyak hal. Kau boleh menjadi langit, yang tinggi dan sukar dimengerti namun semua mata tertuju padanya menatap kagum batas matahari terbenam. Kau juga boleh menjadi langit, yang tak pernah bercerita sedang padanya berhimpun segala pengetahuan. Namun kau tahu, Langit sendiri di ketinggian. Tak ada yang tahu bagaimana sepinya langit. Atau kau boleh menjadi manusia dan menatapnya dengan setia dari bumi yang menghampar. Melihat keatas dipenuhi kekaguman. Hanya bisa berandai dengan apa yang dipikiran dan begitu seterusnya sembari berjalan. Berhati-hatilah akan ketidaktahuan, langit yang kau tatap juga kerikil yang menghantui telapak kaki. Memang kecil, batu itu, tapi betapa banyak manusia jatuh sebab oleh batu-batu kecil? Tergelincir dengan bebasnya. Bahkan saat Mata yakin sudah melihatnya, masih saja tetap terinjak. Itu juga karena ketidaktahuan. Memang manusia tidak banyak tahu tentang kehidupan. Apalagi rekan atau dalam kata lain, jodoh? Sukar menuliskan apa yang belum pernah kita pegang, sulit menjelaskan apa yang belum pernah kita lakukan. Lalu bagaimana dengan jodoh yang bahkan saat ini masih hanya sebatas angan? Mahabenar Tuhan dengan segala kuasa, semoga Ia mengerti isi setiap hati hambanya. Salatiga, 31 Desember 2018. Muhammad Rafi, untuk Khairundinar. https://www.instagram.com/p/BsDs4lGnXol/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=14l9y41zjycq6
4 notes
·
View notes