#kuliah ke singapura
Explore tagged Tumblr posts
beningtirta · 1 year ago
Text
Naik Kelas, Melihat Dunia
Saya lahir dari keluarga tidak berpendidikan. Ibu saya tidak tamat SD. Ayah saya meninggalkan madrasah tsanawiyah (setara SMP) karena yatim piatu dan tidak ingin merepotkan kakak tiri dan suami kakak tirinya yang memberi atap, makan, dan menyekolahkan. Saya sejak kecil tidak merasakan "kemewahan" seperti handphone pribadi, komik, diantar jemput pakai mobil, sega, nintendo, playstation atau liburan ke luar kota. Kami sekolah, mengerjakan PR, mengaji di mesjid, and repeat. Kami tidak tahu apa itu politik dalam negeri, apalagi politik luar negeri seperti penjajahan Isra3L pada Palestin4.
Baru setelah merantau ke Singapura, saya mulai belajar apa itu pergerakan, tipis-tipis. Sebelum lulus kuliah ikut Forum Indonesia Muda yang membuat saya terekspos dengan dunia aktivisme. Tapi masih fokusnya pada isu-isu nasional.
Saat master dan PhD di Inggris saya terekspos lebih jauh dengan aktivisme yang lebih formal, seperti menulis antologi, menulis opini di media massa, dan lalu policy brief (semacam rekomendasi kebijakan berdasarkan bukti dan studi ilmiah).
Menjelang lulus PhD, Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaan Inggris ketar-ketir dengan invasi Rusia ke Ukraina. Tiga entitas politik ini mengutuk aksi Putin dan mengirim bantuan pada warga Ukraina. Media satu suara mengecam Putin. Beberapa negara juga buka pagar untuk pengungsi Ukraina sebagai bentuk simpati.
Sekarang saya bekerja di Inggris, invasi dan pembunuhan secara terang-terangan oleh IsraëL kepada warga Palestin4 dengan jumlah korban 8000an dalam waktu tiga minggu. Korban masih berjatuhan, aksi militer terus digencarkan dan parahnya didukung oleh Uni Eropa, Amerika Serikat dan Kerajaaan Inggris.
Dunia Barat dan negara superpower punya dua muka. Tahun lalu mereka mengecam invasi Rusia ke Ukraina, tapi tidak invasi Isra3L ke tanah Palestina.
Ini bukan perang karena seperti Ukraina-Rusia, kekuatan militer tidak sebanding. Ini invasi, penjajahan.
Ada hal-hal yang ternyata sulit diubah, tapi bisa jika kita semua satu suara melawan dan menolak diam.
Media massa sudah dua dekade berpihak pada Isra3L. Media massa punya pemilik. Pemiliknya punya keberpihakan. Pemilik media yang besar-besae berpihak pada siapa yang punya. Sulitnya, media seperti CNN dan BBC dipegang kendalinya oleh pendukung misi IsraëL. Kecaman pada grup militan di negara Timur Tengah dan Afrika itu bisa jadi teramplifikasi oleh media massa. Ketika kita lihat mendalam, ternyata ini jadi justifikasi Amerika Serikat membunuh ribu bahkan jutaan manusia di negara "konflik". Well, konflik ini mereka yang mulai dan amplikasi. Dibaliknya ada motivasi lain--sumber migas misalnya.
Ideologi Isra3L itu jelas, zionisme--merampas Tanah Palestina, menghapuskan negara dan bangsa Palestina demi berdirinya negara-bangsa Yahudi. Dari ideologi saja, sudah seharusnya kita tidak berpihak karena untuk mencapai misinya, Isra3L akan membunuh dan mengusir jutaan manusia warga lokal Palestina.
Isra3L sudah tumbuh menjadi negara maju yang punya jaringan bisnis. Ini membuat Uni Eropa tidak mengecam partner bisnis mereka koloni penjajah Isra3L.
Politisi punya hubungan dengan pebisnis Isra3L/orang-orang pendukung ide Zionisme. Misalnya, Perdana Menteri Inggris yang punya investor mantan militer Isra3L dan pejabat pentolan UNICEF ada istri dari investor bagong pendukung zionisme.
Dari 4 hal ini, sulit melawan jika banyak dari kita hanya diam. Media massa dan politisi negara maju tidak berpihak pada Palestin4. Bahkan 1-2 negara Arab malah "membantu" operasi pembantaian warga Palestin4 yang sedang berlangsung.
Jadi, harapan warga Palestin4 tinggal suara mayoritas (orang biasa, kita semua).
Setiap dari kita bisa melawan 4 kesulitan di atas. Lawan media massa yang misleading dengan media alternatif yang berpihak pada kemanusiaan. Tolak eksistensi Isr4el karena ideologinya pengusiran, perampasan, pembantaian, dan rasis. Anggurin semua komen pro-Isra3L biar komen mereka tenggelam. Like & reply komen yang cocok di hati. Jangan pakai istilah negara israhell, karena kita harus menolak mereka sebagai negara karena sejatinya mereka adalah koloni penjajah (settlers colonial state) yang sudah dibiarkan dunia (dengan kawalan negara adidaya) untuk mengambil rumah dan tanah warga Palestin4. Penjajah nomor satu, pembunuh nomor satu abad ini.
Lalu, lawan dominasi ekonomi dengan boikot brand dan block influencer yang mendukung Isra3L secara ekonomi maupun moril. Suarakan kebenaran terus menerus sampai dukungan hak warga Palestin4 dan kecaman pada pemerintah kolonial Isra3L menjadi mainstream. Kita mau semua manusia di dunia diakui sama dan punya hak yang sama, juga warga Palestin4 diakui setara (tidak seperti hari ini dimana pemerintah penjajah Israle menanggap warga Palestin4 hewan. Terlaknat mereka!)
Jika ada kesempatan, berkumpul dan ikutlah turun ke jalan. Buat perjuangan Palestina dan kejahatan perang Isra3L ini obrolan keluarga dan lingkar pertemanan kita. Jika busukny mereka sudah diakui jutaan orang, Isra3L dan teman-teman gentar dan mungkin akan meninggalkan perdana menteri IsraëL terpojok. Buat semua kanal media/tokoh yang mendukung Isra3L malu karena argumen invasi dan pengeboman mereka tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan HAM.
Akhirnya, Isra3L akan capek dan habis tenaga jika kita potong aliran dana dan sokongan pada mereka, seperti Rusia akhirnya tarik mundur karena melanjutkan invasi terlalu mahal.
Your boycott is important. Your voice to push politicians to cut ties with IsraëL is important.
We will win this together.
*
Ditulis oleh Bening, seorang anak pedagang kain di kios berdebu di pasar penampungan di Pekanbaru, dia baru saja mengedukasi dirinya lewat media alternatif dan akun Instagram wartawan lapangan di Gaza.
92 notes · View notes
adrymenulis23 · 9 months ago
Text
25 TAHUN KISAH SUKSES MERRY RIANA, WUJUD NYATA SEMANGAT JUANG SOSOK KARTINI
Tumblr media
“Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apalah jadinya hidup!”. Sebuah kalimat dari Raden Ajeng Kartini, tokoh pahlawan perempuan Indonesia yang telah mengubah hidup banyak orang, khususnya perempuan di Indonesia. Sebuah kalimat yang tidak hanya hidup di masa hidupnya beliau sekitar 100 tahun lalu, namun masih tetap menghidupkan semangat para Kartini Indonesia untuk terus bermimpi hingga hari ini.
Bicara tentang mimpi, lekat dengan Mimpi Sejuta Dolar yang telah mengubah hidup seorang Merry Riana. Kerusuhan Mei 1998 di Jakarta membawa dirinya terpaksa merantau ke Singapura untuk kuliah S1 di sana. Segala keterbatasan, ditambah beban hutang pendidikan ratusan juta, menjadi tantangan yang dihadapi. Saat ulang tahun ke-20, Merry Riana bertekad membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi orang sukses sebelum usianya ke-30 tahun. Seperti yang RA Kartini juga pernah katakan, “Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.”. Berkat doa & kerja keras, kurang dari 4 tahun sejak lulus kuliah, Merry Riana berhasil melunasi biaya hutang pendidikannya dan mencapai pendapatan 1 Juta Dolar pertamanya di usia 26 tahun. Sukses membangun bisnis no.1 di Singapura serta menerima banyak penghargaan.
Segala pencapaian dan hidup nyaman yang ia sudah raih di sana, justru membuat Merry Riana tidak berhenti untuk meraih mimpi yang lebih besar. Saat ulang tahun yang ke-30 Merry Riana memiliki mimpi yang baru yaitu ingin Menciptakan Dampak Positif Dalam Kehidupan Jutaan Orang di Indonesia. Mimpi itu jugalah yang akhirnya membawa Merry Riana, setelah 16 tahun tinggal dan membangun Bisnis di Singapura, untuk kembali ke Indonesia membangun Merry Riana Group.
Saat ini, sebagai Entrepreneur, Investor dan Content Creator Merry Riana telah memberikan dampak positif di kehidupan banyak orang: lewat berbagai Puluhan Cabang Merry Riana Learning Centre di Indonesia, Camp, Ribuan Konten, Seminar, TV, Radio, Buku, Film, Lagu, Jutaan Followers Media Sosial serta membantu UMKM naik kelas melalui pendanaan dan juga pembinaan. Saat di ulang tahunnya yang ke-40 dan sampai hari ini, Merry Riana memiliki mimpi yang lebih besar lagi yaitu untuk bisa Menciptakan Dampak Positif Dari Indonesia Untuk Dunia.
Semua hal ini diceritakan oleh Merry Riana melalui sebuah tayangan singkat di Kanal YouTube Merry Riana berjudul ‘MERRY RIANA JOURNEY : IMPOSSIBLE DREAM, UNWAVERING FAITH & MIRACULOUS LIFE | 25 Tahun Dalam 11 Menit’. Dalam rangka Hari Kartini, melalui tayangan ini Merry Riana mengingatkan untuk siapapun yang membaca ini khususnya para perempuan Indonesia, “Jangan pernah menyerah dan berhenti mencoba, Fight Till The End And Never Give Up, karena kemenangan tinggal selangkah lagi”.
Penasaran seperti apa video selengkapnya? Simak selengkapnya di sini
youtube
2 notes · View notes
annisasarah · 2 years ago
Text
Kata "perjuangan" itu ada dimana-mana
Kamis, 4 Mei 2023 Pisa, Italia - Menunggu coding-an paper ke-3 ku di PhD
Saat manusia sudah selesai dengan kehidupannya, disitulah kita sampai ke peristirahatan terakhir. Sekarang, aku paham apa maksud dari "istirahat" itu.
Kita sering dengar, baca, dan lihat "si kaya" dan "si miskin". Atau, "si pintar" dan "si bodoh".
Dari kecil, aku terbiasa melihat betapa timpangnya ekonomi dan kehidupan keluarga ku dengan sekitar. Dengan sepupu, dengan teman sekolah. Mereka bisa liburan ke singapura, australia, atau bali. Foto jalan-jalan ke eropa, atau jepang, terpampang di ruang tamu. Aku merasa paling miskin.
Aku melihat teman-temanku yang ujian matematikanya selalu dapat 9, sedangkan aku hanya 4. Sampai aku kuliah, aku merasa tidak pintar, karena gagal masuk PTN. Sampai aku S2, aku selalu dapat nilai E dan D, bahkan F. Sedangkan temanku, dapat B saja sedih. Aku merasa paling bodoh.
Aku selalu iri dengan si kaya dan si pintar.
Nyatanya... bisa jadi, untuk orang lain, aku lah si kaya dan aku lah si pintar!
Aku suka lupa untuk bersyukur, bahwa hidupku lebih dari berkecukupan. Aku bisa beli apa saja yang aku mau. Aku bisa makan enak kapan saja. Hidupku sangat-sangat nyaman. Aku suka lupa untuk bersyukur, bahwa aku diberikan kecerdasan yang cukup oleh Tuhan. Aku bisa lulus S1, lulus S2, dan sekarang berjuang untuk S3 ku.
Aku tidak tahu, bahwa semua orang itu punya perjuangan masing-masing. Si kaya yang membuat aku iri itu, punya banyak perjuangan dan kesedihan yang kerap kali tidak nampak ke khalayak ramai. Si pintar yang membuat aku iri itu, berjuang mati-matian untuk belajar pagi sampai malam dan bekerja keras untuk mendapatkan semua yang dia harapkan.
Termasuk aku. Aku harus ingat, bahwa hidup adalah perjuangan. tanpa henti. Di setiap fase kehidupan kita, kita merasa fase itu lah yang paling berat. Saat aku S2, aku merasa S2 susah sekali. Saat aku bekerja menjadi dosen, punya anak, rasanya berat sekali. Sekarang, saat S3, rasanya seperti mission impossible. Capek? banget. Mau nyerah? sering. Tapi, aku selalu merasa, semua orang percaya denganku. Semua orang (supervisorku, kolegaku, suamiku, keluargaku) percaya bahwa aku bisa menyelesaikan S3 ini dengan baik.
Satu. tahun. lagi.
You've did a good job for the past two years!
don't push yourself too hard. Remember, hidup adalah perjuangan. so, nikmatin aja dan jangan nyerah!
PS: nyatanya, tidak ada si kaya dan si miskin. si pintar dan si bodoh. itu hanya pikiranmu dan akal pendek mu.
Tumblr media
photo by me, Pisa, Italy - April 2023 during PhD research-stay in University of Pisa
7 notes · View notes
bungajurang · 1 year ago
Text
#5 - Sekolah Musim Panas: Sekolah Lagi, Sekolah Terus (1/2)
Saya percaya belajar sejarah itu penting. Dalam konteks kerja akademik dan riset, misalnya, sejarah memiliki peran krusial untuk memahami proses pembentukan kondisi masa kini berdasarkan peristiwa di masa lalu. Waktu SMA, sejarah bukan mata pelajaran favorit saya karena penyampaian materi dari guru-guru sejarah saya membosankan. Memori paling membekas soal pelajaran sejarah adalah saat guru kami memberi tugas untuk menyalin narasi yang tertulis di lembar kerja siswa (LKS). Beliau kira, dengan menyalin narasi tersebut ke buku tulis, kami akan hafal dan mengerti sejarah. Format ujian sejarah kami kira-kira begini, membaca narasi sejarah di LKS dan buku paket, menghafalkannya, lalu menyalin hafalan ke dalam kolom jawaban. Saya sering dapat nilai pas-pasan karena jawaban saya tidak sama persis dengan buku. Yah, kalau urusan ingatan konten buku yang harus sama persis, saya bukan yang terbaik. Tapi kalau soal orang dan tempat, kemungkinan saya bisa mengingatnya dengan baik.
Pertengahan bulan Juli saya tidak sengaja mengklik story kawan saya, alumnus jurusan Ilmu Sejarah, yang membagikan informasi sekolah musim panas. Topik sekolah musim panas ini adalah sejarah lingkungan di Indonesia. Saya tertarik untuk mendaftar, namun saya ragu karena melihat keterangan kriteria peserta yang dicari, yaitu aktivis lingkungan, peneliti, sejarawan, dan pokoknya pegiat lingkungan. Latar belakang studi saya tidak ada sangkut pautnya secara langsung dengan sejarah lingkungan, bahkan saat kuliah dulu tidak ada materi sejarah. Akhirnya saya membulatkan niat. Toh, belum tentu diterima. Saya ngebut menulis motivation letter dalam sehari, dan merapikan CV di menit-menit terakhir. Sent. Pada tanggal pengumuman yang ditentukan, saya tidak mendapat surel. Rupanya surel itu datang terlambat. Saya diterima dan menjalani sekolah selama 31 Juli–7 Agustus, dengan 12 kelas, dua hari amatan dan kuliah lapangan, serta konferensi di hari terakhir yang dihadiri oleh lebih banyak akademisi (dosen dan peneliti dari berbagai institusi pendidikan).
Saya datang terlambat di hari pertama sekolah. Sebagian besar kursi sudah terisi, yang tersisa adalah kursi bagian depan. Pemateri sudah duduk di panggung. Masih terengah-engah setelah jalan cepat dari parkiran Lembah ke FIB, saya memutuskan duduk dulu di jejeran kursi paling belakang yang tidak ada mejanya. Seorang lelaki duduk di depan saya. Ia mengenakan topi rimba, kaos putih dibalut kemeja kotak-kotak yang tidak dikancingkan, celana jeans dan sepatu merk Just Do It. Ia menengok ke belakang. “Halo” katanya sambil mengulurkan tangan, “Jaka, dari Mongabay Indonesia.” Saya menyambut uluran tangannya dan ganti mengenalkan diri, “Wida” Dia menunggu lanjutan dari saya, “Dari UGM.” Ia bertanya lagi, “Dosenkah?” Saya menggelengkan kepala, “Bukan. Asisten peneliti di pusat studi di UGM.” Ia mengangguk. Entah dia dengar atau tidak. Kawan baik saya, Beby, datang dan mengajak saya duduk di baris depan. Saya duduk di baris kedua, sementara Beby dan temannya, Diery, duduk di baris pertama. Mereka bekerja di lembaga non-pemerintah dengan fokus bidang pelestarian pesisir, perikanan, dan pengembangan wilayah pesisir.
Sekolah ini mempertemukan saya dengan teman-teman baru dari berbagai bidang. Pada hari pertama saya duduk di sebelah Vivi, arsitek, pendiri yayasan museum, dan penulis buku. Saya berkenalan dengan Ayu dari Bali, seorang pegiat lingkungan yang bekerja di lembaga non-pemerintah di bidang polusi dan plastik. Saya bertemu Gilang, kakak kelas SMA saya yang bulan Januari lalu lulus dari S2 Antropologi, dan kini mengerjakan proyek penelitian bersama dosennya. Ada Kamila dari China (saya tidak sempat nanya asal daerahnya), pegiat isu perburuhan dan serikat buruh yang bekerja di Amerika Serikat. Saya menjadi teman baik dengan Hasha, mahasiswa Sastra Inggris dari Singapura. Ada juga Ronal dan Ayla, lulusan S2 Sejarah. Umar dari Madura, seorang sejarawan muda yang aktif mengelola cagar budaya. Umar (lagi) alumnus S3 Geografi dari London. Ryan dari Jember, satu-satunya peserta yang nanya rekomendasi tempat beli minuman beralkohol ke saya. Topan anak seni (ha ha) dari Surabaya, yang kini bekerja di salah satu pusat studi kampus. Ada pula peserta yang merupakan dosen, guru, aktivis, buruh akademik di institusi riset milik pemerintah, dan peserta yang tidak berafiliasi dengan lembaga apapun.
Saya melewati hari pertama dan kedua di kelas, mendengarkan pemaparan materi dari dosen-dosen. Pada hari kedua saya duduk di sebelah Hasha, dan kami bisa ngobrol lebih banyak. Saya mendengar keluhannya sebagai warga Singapura, soal hunian mahal yang membuatnya tidak bisa ngekos dan harus menempuh waktu empat jam bolak-balik dari apartemen ke kampusnya. Batin saya, “Kayanya negara kecil tapi mobilitas dari rumah ke kampus bisa selama itu, ya.” Di sana, hampir tiap rumah tangga mempekerjakan PRT untuk merawat anak-anak dan urusan domestik.
Hari ketiga dan keempat diisi dengan kuliah lapangan. Peserta sekolah dibawa ke Pantai Watu Kodok dan Pantai Siung di Gunungkidul, lalu Pesantren Al-Imdad dan Kebun Kali Code di hari selanjutnya. 
Dua pantai yang kami kunjungi mewakili satu topik sejarah, yaitu resistensi warga terhadap privatisasi pantai dan penggunaan pranata mangsa dalam kehidupan sehari-hari. Pantai Watu Kodok mewakili narasi perjuangan warga menolak investasi swasta dan penguasaan pantai oleh pemerintah daerah. Narasumber bercerita mengenai upaya yang dilakukan, mulai dari konsolidasi, diskusi, jalur hukum, hingga penutupan jalan menuju pantai. Mereka juga mengadakan satu festival sebagai perayaan sekaligus simbol perlawanan terhadap pihak-pihak yang berusaha menguasai pantai tempat mereka mencari penghidupan. Saya tidak dapat melepaskan bias pribadi dalam melihat permasalahan di pantai ini. Meski tidak jadi dikuasai oleh pihak swasta, pantai ini tetap saja dikuasai oleh sebagian pihak. Hal itu, jika dilihat dari perspektif sejarah yang dibawa sekolah musim panas, adalah hal baik karena artinya warga punya kuasa atas hidupnya sendiri. Saya akan mencoba membahasnya sedikit lebih dalam di unggahan selanjutnya.
Jadwal selama sekolah musim panas kurang lebih seperti ini. Materi, coffee break, saya ambil snack dan merokok bersama peserta lain, materi, istirahat dan makan siang, materi, lalu pulang. Pada akhir kelas hari keempat saya pergi bersama Gilang ke toko es krim. Di sana kami ngobrol soal kabar personal dan kabar akademik. Kalau tidak salah hitung, saya dan Gilang tidak bertemu selama 7 tahun. Pasca lulus SMA, ia mengambil jurusan Antropologi di sebuah kampus swasta di Malang. Kemudian saat pandemi ia mengambil S2 Antropologi di Yogyakarta. Minat studinya adalah ekologi, lingkungan dan studi pembangunan, serta masyarakat adat. Tidak ada diantara kami yang menyangka akan dipertemukan lewat sekolah ini. Bahkan, kalau bukan saya yang menyapanya duluan di hari pertama, Gilang tidak akan ingat saya adalah adik kelasnya. Pada akhir hari keenam saya pergi ke kafe di Jalan Monjali bersama Beby, Diery, Rasya, dan mas Jaka.
Jadwal pada hari ketujuh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Peserta telah dibagi ke dalam lima kelompok. Tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil pembacaan dan refleksi mengenai topik yang dipilih, serta mengkontekstualisasikan topik itu dengan sejarah lingkungan di Indonesia. Kelompok saya membawa materi soal Ekososialisme. Saya pikir, kelompok saya tidak berhasil mengerjakan tugas ini. Kami gagal dalam hal komunikasi kelompok. Saya pribadi menyimpan dendam ha ha (saya bercanda, tapi setengah serius) soalnya merasa diskusi tidak bisa maksimal. Sejarawan muda dalam kelompok saya merasa asing dengan topik tersebut, namun tidak mengatakan itu di awal pembentukan kelompok. Sangat disayangkan, diskusinya kurang maksimal. Hal itu tidak mengurangi rasa syukur saya bisa bertemu dengan teman-teman baru yang keren.
Keikutsertaan saya dalam sekolah ini mengobati kerinduan saya pada suasana kuliah.
3 notes · View notes
ssyscript · 2 years ago
Text
Ngobrol sama Engineer
Hi guys, udah lama banget yaa aku ga nge-blog? hehe so ya, here we go!
aku udah lama mau bahas topik ini. kisahnya, berawal dari kak Reza yang memang menjadi mentorku sejak zaman aku magang di revou. keterusan ngebimbing aku dengan memberi insight saat aku apply dan ada tugas teknikal. duluu banget ka reza pernah bilang ke aku, coba tanya insight dari programmer yakni: "Sejauh ini kamu kerja beririsan sama pm ekspektasimu ttg pm harus gimana? (Product management)" akhirnya aku tanya ke temanku zaman kuliah namanya Maslul, kawanku zaman kuliah yang sekarang kerja sebagai backend di suatu startup ternama.
inilah insight yang kuperoleh:
Kudu udah tau jobnya (product manager) ngapain aja ssy. Aku sendiri males kalo sama pm yang belum paham jobnya
Menghasilkan produk yang match dengan market
Kalo bisa gaji gede malah lebih bagus ssy hahaha, terserah itu mah mau mentingin mana dulu (gaji atau ilmu), kalau ilmu berarti kalo dapet company yang ngesupport banget, bisa cepet belajar banyak, dan lebih banyak tau dibanding orang lain
Harus dong berusaha yang lebih giat lagi biar dapet gaji yang lebih besar, mumpung udah masuk ke industrinya kudu dikejar
PM kan yang rancang produk ssy. Gaada pm berati gaada produk. Mau maksa kaya gimana pun produk yang dihasilin ga sebagus kualitas PM.
Maslul pernah kerja di perusahaan tech yang belum ada PM nya. alhasil produknya jelek. "Makanya gaada pm aku sebut gaada produk, karna percuma produk yang dihasilkan ga tepat guna"
Maslul: Maksud jeleknya adalah, Sama kaya engineer ssy, ada yang bisa backend, ada yang bisa frontend, ada yang bisa keduanya (fullstack). Pertanyaannya, apakah kode fullstack lebih bagus? Kebanyakan engga. Dengan lama pengalaman yang sama, fullstack gabisa sebagus backend untuk kode bsckend. Dan gabisa sebagus frontend untuk kode frontend. Kenapa? Karna concern-nya beda. Dengan waktu yang sama, fullstack harus kuasain keduanya. Akibatnya pengetahuan dia kurang dalam di masing2 bidang. Sekarang kita liat PM, apakah backend dan frontend bisa bikin produk? Bisa dan gampang. Tapi apakah produk yang dibikin tepat guna? Belum tentu. Kenapa? Karna butuh orang yang concern disitu, dialah PM. Sekarang apakah PM, backend dan frontend bisa bikin produk? Bisa. Apakah produknya bisa laku? Bisa. Apakah customer suka? Belum tentu, customer suka dan nyaman kalo didukung sama ui/ux yang bagus. Ssy: "Krn pm ga sekedar bikin produk, tapi emang harus produk yg punya value, tapi masuk budget, dan bisa relate sama urgensi + nakar efffort team lain disesuaikan dg target bangun produknya, gt kan? Dan bidang lain ga punya cukup waktu untuk mikirin itu karena fokus ngerjain bidangnya" Maslul: "Nah, ini point-nya. Dan ketika bikin produk kan harus yang dibutuhin pasar. Gimana cara tau produk itu dibutuhin? Biasanya pm akan research, dalam bentuk survey maupun compare dengan perusahaan lain. Apakah engineer bisa? Bisa aja, tapi apakah itu job engineer? Engga." Ssy: "Iyaaa itu makna dari value, untuk dapet value bearti mikirin apa customer butuh, apa masuk ke trend sekarang, apa bisa minimalisasi risiko dan bisa profit dll" Maslul: "Ini di negara lain, ada PM nya ngga? Kadang kaya shopee itu corenya di singapura. Di indo cuma buat role operasional dan role tech yang support doang, bukan orang inti."
PM itu emang bidang spesifik dan punya konsen disitu, makanya dia bisa bikin produk yang sesuai pasar. Kalopun anggepanmya jarang orang yang paham bidang itu, ya tetep harus dicari. Kan tujuannya bikin produk yang bagus.
Ssy: Product owner & project manager banyak yg pindah ke product management. Tapi gaada yg sebaliknya. Krn product management itu ibaratnya lingkaran yg lebih luas dari kerjaan product owner+project manager, dan aku yakin org product management yg background nya udah pernah di product owner/project management bisa lebih matang skill nya daripada product management yg belum punya background tsb Maslul: Bahkan banyak yang dari engineer/ui ux pindah ke PM ssy, alessnnya udah males ngoding. Biasanya pm yang kaya gini yang disukai engineer, karna pernah jadi engineer jadi dia tau mana solusi yang possible/engga. Dan prediksu waktu developmennya lebih mateng, tau cara nego ke usernya.
Menurutku, teknikal knowledge yang perlu dimiliki pm itu: -Pengetahuan umum soal html -Pengetahuan umum soal css -Pengetahuan umum soal repository -Pengetahuan umum soal mysql, tabel, kolom Kalo advance, coba belajar query sql yang basic aja, udah cukup. -Pengetahuan umum soal authentication, flownya kaya apa. -Pengetahuan umum API Pengetahuan umum API dokumentasi
Ssy: Ssy: ada ilmu2 programmer yg kamu bilang secara fundamental hrs aku bisa. dan aku belum ahli disitu, makanya aku coba discuss sama org lain, silabus seperti apa untuk bisa paham lintas divisi saat bangun produk. Maslul: Ini nice to have loh ssy, ga wajib. Yg wajib ya produk knowledge. Menurutku kamu gaperlu terlalu dalem di teknikal, value dari PM itu bisa manage produk. Itu udah cukup banget. Developer gaperlu butuh PM yang paham banget teknikal, walopun itu nilai plus. Tapi value utama PM ya dia paham produknya sendiri. Akan sayang kalo PM lebih condong ke teknikal. Dia harusnya condong ke produk, tau sedikit teknikal itu bagus, tau sedikit bisnis itu bagus, tapi kudu tau banyak ke produknya dulu. Sebenernya, buat level awal itu semua gaperlu ssy (silabus bootcamp terkait laravel, nodejs dan react js untuk seorang product manager). Cukup kuasain product knowledge aja, yang disitu must have. Tapi harapannya setahun kedepan, kamu udh paham sedikit soal teknikal knowledge. Dan semua yg kamu kasih diatas terlalu menjerumus ke framework tertentu. Pm kudu tau fitur apa yang bagus, yang tepat, solusi yang pas. Ini betul Dadi ui ux oke ini ranah ui ux, kita cuma atur flow aja, dan review dikit, ga harus tau dalemannya karna ya profesional, ui ux lebih paham lah daripada pm soal gituan. Dari qa nya dapet, betul tapi ga perlu detail, cuma tau flow testingnya, issue apa aja yg ditemukan. Programmernya dapet, betul tapi gabisa dengan pm yang baru terjun, perlu pm senior buat paham teknikal. Dan itupun hanya dasarnya aja, ngapain hire programmer kalo pm kudu tau semua? Padahal yang dimaksud teknikal knowledge menurutku itu basic teknikal/general teknikalnya. Ga menjerumus ke framework tertentu. karena ilmu yang bagus itu ilmu yg ga deped sama teknologi tertentu. Jadi ketika teknologi berubah, basicnya masih dipegang Sebenernya tugas PM udah banyak ssy, harus manage project, issue, nentuin prioritas, planning timeline, nentuin kebutuhan integrasi dan biayanya untuk beberapa bulan/tahun kedepan, nentuin produk mau dibikin seperti apa yang fit dengan market, daily standup, mastiin semua developer jalan dengan benar, manage developer biar ga terlalu gabut dan ga terlalu burnout, nentuin flow, bikin PRD, manage desain bareng ui ux, nentuin keperluan tim biar project bisa berjalan dengan smooth: termasuk diantaranya jadwalin meeting kalo developer perlu tanya2 ke divisi tertentu/company tertentu, mulutnya developer ketika ngomong dengan orang bisnis, bikin dokumentasi produknya, bikin flow, jadwalin meeting dengan user ketika UAT, orang nomor 1 yang akan ditanya kalo ada issue sama produk tersebut, dll. Menurutku itu yang lebih utama ditimbang PM bisa html, css, dan teknologi lain. Temenku ada yg basicnya programmer. Sekarang perusahaannya bangkrut, ya karna itu ga mau dengerin nasehat orang lain, yg mana pdhal dia hire orang bagus, sepak terjang udah terbukti di luar. Gw sebagai orang tech garis keras pun paham job masing2 dan kita saling respect. Emang ada kalanya PM kudu ditampar karna terlalu lembek ke orang bisnis jadi tim tech yang sengsara.
Ssy: aku pernah 1on1 sama ka deassy (pm apiary glints julo) , aku dapet insight kadang di kondisi kebakaran/ urgent kita (pm) ga harus langsung tahu harus ngapain, yg paling penting kumpulin stakeholder yg terlibat, dan cari tahu "penyebab kebakaran" dari mereka (engineer, designer, dll) terus juga aku kadang tuh (kayaknya udah 5x lebih) ikutan zoom nya kak fadel PM Flip, dia pernah cerita ada kondisi dimana dia tuh gabener2 tahu detail tapi dia tahu pokok persoalan dan solusi intinya hrs gimana, tapi dia bilang ke team engineer intinya "gimana caranya gue pengin fiturnya jadi kayak gini2", dan itu diimplementasikan sm engineer dll Maslul: Ini setuju, cuma biasanya karna PM yang bikin produknya, day to day dia urusin standup dll, jadi paham mana potensi issue. Kalo masih gapaham, dia kan punya tim, developer dll, tinggal tanya mereka aja. Thanks Maslul insight nya! ^^
3 notes · View notes
chocohazel · 2 years ago
Text
Cerita Sendu (4)
"Ndu, aku boleh kasih kontakmu ke Laut?"
Deg!
Kupikir sepuluh tahun adalah waktu yang cukup bagiku untuk memproses patah hatiku. Kupikir setelah sepuluh tahun, tidak akan ada perasaan dan desir aneh yang kurasakan ketika membaca atau mendengar tentang Laut. Iya, aku tahu selama sepuluh tahun ini aku tidak benar-benar menemukan pengganti Laut. Aku bahkan cenderung menutup diri. Kupikir untuk apa membangun perasaan namun tidak berakhir bersama. Toh tidak ada yang benar-benar pasti, bukan? Kalau sekadar untuk bersama sementara lalu berpisah dan menambah kerumitan hidupku, aku tidak berminat. Lebih baik aku mengurai kerumitan hidupku dibanding menambahkannya.
Kupikir sepuluh tahun yang kujalani sendiri memang sebab aku ingin fokus pada masalahku sendiri. Tapi ternyata, siang ini, sebab sebuah pesan tanpa aba-aba dari Anja, aku tersadar bahwa bagiku masalah Laut belum benar-benar selesai.
Tapi tunggu, apa keperluan Laut menghubungiku setelah sepuluh tahun? Apakah Laut ingin menawarkan produk asuransi atau penjualan berjangka? Apakah Laut saat ini sedang membutuhkan uang dan butuh berutang? Sebanyak apa yang bisa kupinjamkan? Sial, aku tidak punya banyak tabungan! Apakah dia masih bersama Nala? Atau apakah Laut akhirnya sadar bahwa aku adalah orang yang paling tepat untuknya?
"Kasih aja An, pake izin segala", aku mencoba sesantai mungkin menjawab pesan Anja. Aku tidak pernah benar-benar cerita tentang apa yang kurasakan kepada siapapun, termasuk Anja. Maka berpura-pura tidak ada masalah adalah hal yang saat ini kupilih.
"Bukannya selama ini kamu inginnya menghilang dan menghindar ya?"
Sip, ternyata Anja benar-benar teman yang memahamiku.
Tidak lama kemudian aku dan Laut mulai bertukar pesan, kami akhirnya membuat janji pertemuan. Sabtu sore, pukul tiga di mie ayam langganan. Tempat mie ayam itu masih ada. Kini tempatnya sudah jauh lebih besar, lebih banyak meja dan kursi, serta lebih terang. Mungkin dibanding sepuluh tahun lalu omzet harian mereka sudah meningkat berkali-kali lipat. Bu Eni pemiliknya pun masih melayani penjualan. Bedanya kini Bu Eni punya beberapa karyawan yang membantu.
Aku datang lebih dulu, sengaja lebih cepat dari janji temu berharap cara ini berhasil mereduksi rasa canggungku. Semalaman aku tidak bisa tidur, aku berlatih bicara. Aku mencoba menerka beberapa pertanyaan yang mungkin akan Laut tanyakan, aku juga menyiapkan jawabannya. Kuharap usahaku berlatih semalaman tidak mengkhianati hasil.
Bersamaan dengan degup jantungku yang makin tidak karuan, Laut datang dan duduk tepat dihadapanku. Aku mencoba untuk biasa saja. Sebisa mungkin. Namun sepertinya kecanggunganku tetap kentara. Dalam pembicaraan perdana setelah sepuluh tahun ini, Laut mengambil peran lebih banyak. Dia banyak bercerita tentang kuliah Biologinya, hubungannya dengan Nala yang hanya sanggup bertahan dua bulan selepas mereka pisah kota, Nala yang ternyata menikahi WNA dan kini tinggal di Singapura, dan lain hal. Laut juga bertanya selama ini aku kemana, kenapa aku sangat sulit dicari. Oh! Dan ternyata Anja sering melaporkan keadaanku kepada Laut. Dasar pengkhianat! Kami bicara cukup lama, bertukar kabar dan menceritakan apa saja. Lalu makananku habis, sementara Laut bahkan tampak tidak berminat makan.
"Kamu nunggu lama ya?", ujar Laut sembari mengaduk mie di hadapannya.
"Engga, santai. Aku memang sengaja datang duluan kok", jawabku.
"Kamu... nunggu lama ya?" , Laut menunduk.
Aku mulai sadar bahwa Laut sedang membicarakan hal lain. Entah apa yang kupikirkan, sebisa mungkin aku berusaha tidak reaktif ketika Laut mengulang pertanyaannya. Hal terbaik yang kulakukan adalah menyusun ulang tisu yang sudah tersusun rapi di dalam wadahnya.
Gawat! Aku tidak mempersiapkan pertanyaan ini semalaman.
3 notes · View notes
hikhinisia · 6 months ago
Text
Counting blessed
punya orang tua yg lengkap masih ngasih duid bulanan
di usia ke 22 uda pernah ke Thailand. Malaysia, dan Singapura
salah satu dari 5 orang di unsri yg exchanges student ke thailand (iya nih exchanges ke thailand akan aku bangga banggakan terus)
Jadi anggota keluarga pertama yang kuliah keluar negeri.
menjadi inspirasi anggota adek adek sepupu lainnya.
bebas memilih cita-cita meskipun dikasi tenggat waktu
toefl 500 first try
privilage tidak mudah menyerah walaupun jatuh bangun ku menangis.
punya keluarga besar yang harmoniezz
apa lagi ya
punya motor sendiri
punya tabungan lumayan banyak
punya adek wicaksono yg baik, pinter, ganteng gak malu maluin
punya ayuk aliyah as a sister
punya temen buat cerita dan temen main (fita)
punya temen ambis bareng (dinda)
punya temen buat tanya tanya beasiswa lpdp (rafli) walapun sangat slow respon
punya temen ngaji yang selalu mengingatkan kepada Allah swt tentang mimpi ini harus dibawa dan berakhir
punya paman-paman yang perhatian sukak nanya rencana hidup dan nasehatin walaupun gak ngasi solusi....
punya keluarga yg gak julid krna masih kerja serabutan
punya lingkungan yg positive walaupun agak cerewet
punya temen-temen yg baik gak toxic
aku cantik, pinter, baik
aku ini attractive mampu mengikat orang lain buat suka (eh memuji diri sendiri)
mampu kemana mana sendiri
punya mimpi yang jelas
punya kamar sendiri walaupun panas klo kemarau
bisa masak
punya temen yg bisa diandalkan
1 note · View note
csrumbs · 6 months ago
Text
Teman Baru: Claire
Jadi, apa yang aku lakukan di Singapura adalah ikut conference as attendee aja, dan tema conference nya adalah soal Material Science. Jadi banyak ngantuk dan tidak ngertinya, karena memang pake term-term khusus Material Science tersebut. Conference-nya ada 3 hari, tapi kami (aku dan Bu Lisa) cuma ikut 2 hari aja karena hari ke-3 akan ke NUS untuk ketemu mitra penelitian.
Di hari ke-2, pas berangkat dari hotel ke NTU, aku ngeliat mba-mba di bangku seberang pake nametag yang sama,
"Bu temen kita itu Bu.."
Terus disapa sama Bu Lisa, dan kita kenalan jadinya. Karena lumayan yah kak dari hotel ke NTU 40 menit-an. Namanya Claire, kuliahnya di Switzerland tapi asalnya mixed antara Australia, French, atau Spanyol. Dan punya banyak paspor 😬. Oiya, di nametag kita itu ada pilihan apakah Dr. atau Ms. panggilan depannya, aku yang tentu saja Ms. ini, tiap ketemu orang pasti ditanya nya,
"are you a PhD student?"
trus jawabannya,
"not yet.." 😂😂
Kayaknya aku doang yang bukan PhD student dan bukan Dr.
Dari hotel ke NTU kita naik 2 moda transportasi yaitu MRT dan bis. Karena aku dan Bu Lisa di day 1 udah pakai transum, jadi udah lebih hafal daripada Claire. Claire day 1 pake taxi tapi mahal banget katanya. Trus pas sesi pagi, Bu Lisa izin di tengah karena ada rapat, jadi menuju lunch break aku ngobrol banyak sama Claire. Aku cukup percaya diri sama kemampuan memahami bahasa inggris karena kan anak CS yah, dimana buku, video tutorial, dll nya bahasa inggris. Nonton video juga yang bahasa inggris, walaupun ya videonya Marquees atau JerryRig. Tapi aku juga sadar diri kalau speaking aku pasti jelek banget, karena tidak pernah dipake latihan. Trus kan ngobrol sama Claire ya, awalnya Claire ngobrolnya sama Bu Lisa kan, tapi pas Bu Lisa pergi kita ngobrol berdua, dan aku seneng banget Claire juga menunggu jawaban aku gitu walopun bahasa inggrisku jelek, tapi dia mau ngajak ngobrol aku🥲👍.
Tumblr media
with Claire in front of her Poster.
Seneng banget juga ketemu temen yang ternyata dimana-mana bidang akademik itu struggle-nya mirip-mirip yah. Gajinya cukup rendah, tapi hal yang disenanginya karena bisa berdampak bagi orang lain😄
Pas day1 kemaren ketemunya sama anak Singapur yang kuliah di US, lupa kan namanya siapa. Ngobrol banyak juga lumayan sama dia, dan dia PhD student juga. Sama Claire padahal baru ketemu pas day2 tapi udah ngegibah bareng aja wkwkwk, karena day2 di akhir ada sesi foto2 tapi yg diundang foto cuma presenternya aja, bahkan Claire yang peserta poster jg ngga diundang. Padahal kan bisa dibikin beberapa sesi yah, terus abis itu kita bikin sesi foto aja sendiri wkwk.
Tumblr media
Sesi foto sendiri difotoin sama mas-mas mahasiswa kayaknya.
Trus ternyata kita satu hotel juga, jadi pas malem kita ngajak Claire makan rendang. Padahal dia vegetarian tapi makanan yg aku dan Bu Lisa bawa daging-daging-an: rendang, ikan. Trus Claire mau masak rendang sendiri yang versi vegetarian karena enak banget kayaknya yah.
Karena merasa dah deket nih ama Claire, aku nanyain instagram tapi ternyata doi tidak punya, jadi tukeran nomor WA aja deh buat kirim resep rendang dan kirim-kirim foto. See you wheen I see you, Claire!
0 notes
adrymenulis · 10 months ago
Text
DUNIA ASURANSI DIHEBOHKAN OLEH MERRY RIANA LEWAT TANTANGAN MENCAPAI INCOME 1 JUTA DOLAR
3 minggu belakangan ini dunia asuransi dihebohkan dengan unggahan di media sosial Merry Riana. Lewat akun instagramnya, Merry Riana baru saja meluncurkan program bernama Mission I��mPossible. Sebuah program yang diciptakan secara khusus untuk membantu mereka yang juga ingin sukses melalui bisnis Asuransi.
Tumblr media
Merry Riana sendiri juga mengawali kesuksesannya dengan membangun bisnis Asuransi dari nol hingga menjadi no.1 di Singapura. Dalam kisah hidupnya yang juga difilmkan di layar lebar, Merry Riana terpaksa merantau ke Singapura karena kerusuhan di Jakarta Mei 1998. Dalam waktu singkat Merry Riana berhasil mencapai pendapatan 1 juta dolar pertamanya di usia 26 tahun di bisnis Asuransi. Oleh karena itu, di tahun 2024 ini Merry Riana kembali meluncurkan program terbaru yaitu Mission I’mPossible.
Selain Merry Riana, akan ada Deny Oetama (Pengusaha Asuransi no.1 di Indonesia) yang juga siap untuk mendukung, melatih dan membimbing mereka yang ingin sukses di bisnis Asuransi dengan bergabung di Misson I’mPossible. Hanya ada 2 syarat, peserta berdomisili di Jabodetabek karena semua program akan dilakukan secara on-site di Jakarta. Kedua, saat ini peserta tidak sedang terdaftar sebagai agen perusahaan asuransi manapun.
Program ini tidak hanya terbuka bagi para Sales MLM, properti, kartu kredit, mobil, dll yang berpengalaman, tapi juga bisa untuk ibu rumah tangga yang ingin punya income namun tetap fleksibel dalam mengurus keluarga. Bahkan untuk mahasiswa yang sedang kuliah atau baru lulus dan belum punya pengalaman kerja sekalipun, kesempatan yang sama terbuka untuk mengikuti program ini. 
Melalui program ini akan diajarkan banyak hal tentang strategi jitu memiliki mindset positif, mencari prospek, jualan, menghadapi penolakan, NLP (Neuro Linguistic Programming), dll, hingga bagaimana membangun personal branding. Selain itu Merry Riana juga menggandeng Denny Santoso (Digital Marketer no.1 di Indonesia) yang secara penuh mendukung program ini dan akan memberikan bimbingan strategi digital marketing & sukses jualan di  media sosial.
Peserta akan diseleksi secara ketat dan hanya yang benar-benar serius berkomitmen untuk sukses yang akan terpilih nantinya. Bisnis Asuransi memang bukanlah hal yang mudah. “Sebagai seorang perantau, keterbatasan bahasa, minimnya pengalaman dan tidak punya kenalan menjadi kendala”, ungkap Merry Riana dalam postingannya di Instagram. Namun baginya, “80% for success is just showing up”, sukses dimulai dengan mengambil tindakan untuk selalu hadir dan mencoba lebih dulu saja di setiap kesempatan dan peluang yang ada.
Pendaftaran gratis dan akan ditutup pada tanggal 31 Maret 2024 (Minggu). Untuk pendaftaran Mission I’mPossible silakan kunjungi website berikut :
www.Mission1.id
Sampai sekarang sudah hampir 10.000 yang daftar. Bagi yang terpilih akan diundang untuk bertemu langsung secara tatap muka dengan Merry Riana, Deny Oetama, & Denny Santoso.
Touching Hearts Changing Lives,
Abang Adry
PR & Media Executive Supervisor
Merry Riana Group
WA : 0838 7338 6524 | Telp : 021 5010 0576
www.MerryRiana.com
1 note · View note
manifestashi · 10 months ago
Text
almost is never enough
Itu dia.
Arah jam 12 dari tempat Rona, seseorang telah meninggalkan bangkunya.
Bukannya Rona pura-pura tidak tahu orang itu ada di sana. Rona lebih dari sekadar hafal. Pakaian yang mencolok, aroma parfum yang familier, jejak langkah kaki dari sepatu yang itu-itu saja; Rona sudah akan bisa mendeteksi kehadirannya bahkan dari radius lebih dari satu meter.
Ia nyaris beradu pandang lantaran posisi meja mereka terlalu berseberangan, tapi ia buru-buru buang muka sebelum ketahuan. Dari tadi, ia juga masih bertanya-tanya dalam hati.
Bisa-bisanya sudah mau wisuda, sudah mati-matian berlari sejauh mungkin dari peredaran, bisa-bisanya ... masih tetap saja, berbenturan.
Filsafat-Teknik.
Polarisasi dua bidang keilmuan tersebut sudah dilanggengkan sejak di bangku sekolah. Orang-orang mengotak-kotakkan ilmu eksak dan humaniora seolah salah satunya lebih remeh daripada yang lain. Yang diasumsikan lebih mudah dinilai lebih rendah—bukannya hakikat ilmu pengetahuan itu sama? Ah, bahasan hakikat keilmuan justru berpangkal ke buku-buku filsafat pula.
Rona sudah khatam mencicipi seluruh asam garam sebagai mahasiswi dari jurusan kurang populer itu, jurusan yang acapkali menempati daftar terendah "prodi idaman" maupun berdasarkan keketatan pendaftarannya. Rona dituntut menjadi tangguh, kritis, berdaya juang, sekaligus berhati besar.
Seperti saat ini, saat ia akhirnya menerima kesimpulan:
Baiklah, mungkin memang ada yang belum selesai. Ada yang harus segera dibereskan.
Ini waktunya. Untuk terakhir kali, semoga saja.
“So, how’s life, Na? It must be pretty packed lately, huh?”
Oh, andai orang itu tahu betapa Rona benci disinggung-singgung tentang jadwalnya—jadwal kerja, jadwal kuliah, jadwal bersosialisasi—tanpa kalimat pembuka yang jelas.
“It’s fine,” balasnya singkat. Ia cuma mau meladeni sekenanya sesuai rencana.
Lawan bicaranya kebalikannya; terus melancarkan jurus-jurus tembakan pertanyaan agar percakapan dapat terus berjalan. Dari topik cuaca hingga progres skripsi, rencana masa depan, sampai juga ke ajakan makan malam, keluar bersama …
“I can’t. Sorry,” jawaban Rona masih ringkas, hemat kata.
“Why?”
Oh. Rona juga benci ini. Tatapan mata anak anjing dengan binar-binarnya.
“We're better off before it goes too far.”
“I don’t understand.”
Bohong.
Rona tahu kemampuan IQ orang itu jauh di atas rata-rata. Orang itu mestinya mampu mencerna ucapan yang dia lontarkan dalam sekali dengar. Namun sejatinya, Rona merupakan wanita penyabar.
“Kita nggak bisa kayak dulu lagi. Gue nggak bisa. Let’s continue our life, respectively.”
Sekali lagi, seseorang yang ada di hadapannya ini menghabiskan masa SMA di Singapura. Terakhir kali Rona merapikan bank data anggota BEM, skor IELTS-nya pun mencapai Level C1. Orang itu sama sekali tak butuh penjelasan tambahan.
“Pamit ya, Ji. Gue duluan.”
[]
Tumblr media
0 notes
maulmahfud · 1 year ago
Text
Mau jadi apa saya nanti (besok) ? 2
Saya perlu ke luar negeri. Saya sadar hal besar yang membangun diri saya secara mental adalah pergi ke luar: bagaimana ketika SMP keluar rumah, SMA ke padang, atau kuliah ketika di bandung. Saya tidak pernah siap untuk bertemu orang-orang yang berbeda, tapi ketika saya kembali, saya sadar bahwa hal-hal tersebut membantuk saya untuk lebih berani tentang hal-hal dunia (artinya: menjadi besar). Mungkin dari negara-negara terdekat: singapura-malaysia-thailand, kemudian bergerak ke china-jepang-korea, ke barat seperti US-aussie-UK, dan ke pelosok dunia seperti netherland-france-germany-russia-spain-turkey-canada-dubai. Setelah saya pikir, sepertinya saya perlu merasakan kuliah di tempat-tempat tersebut, mungkin tidak sedini ini (atau bahkan sebaiknya sedini ini), namun ada keinginan untuk berada di sana.
Oleh karena itu, saya perlu sertifikasi ielts/toefl, berlatih setiap hari untuk mendapatkan nilai yang pantas. Di penghujung semester, saya bisa melakukan kursus untuk memantapkan diri saya. Saya juga tertarik pada sertifikasi PMP (project management) dan PHR (human resources) yang dapat meningkatkan kapasitas diri saya untuk berada di perusahaan dan dunia luar yang saya hadapi.
Sembari menunggu hari itu datang, ada target-target pendek yang harus dicapai, saya perlu menuntaskan tugas akhir ini, saya juga perlu me-review kembali materi perkuliahan saya selama ini untuk sidang, dan terus berusaha mencari perusahaan yang tepat untuk saya tempati kelak.
0 notes
adrymenulis23 · 10 months ago
Text
DUNIA ASURANSI DIHEBOHKAN OLEH MERRY RIANA LEWAT TANTANGAN MENCAPAI INCOME 1 JUTA DOLAR
3 minggu belakangan ini dunia asuransi dihebohkan dengan unggahan di media sosial Merry Riana. Lewat akun instagramnya, Merry Riana baru saja meluncurkan program bernama Mission I’mPossible. Sebuah program yang diciptakan secara khusus untuk membantu mereka yang juga ingin sukses melalui bisnis Asuransi.
Tumblr media
Merry Riana sendiri juga mengawali kesuksesannya dengan membangun bisnis Asuransi dari nol hingga menjadi no.1 di Singapura. Dalam kisah hidupnya yang juga difilmkan di layar lebar, Merry Riana terpaksa merantau ke Singapura karena kerusuhan di Jakarta Mei 1998. Dalam waktu singkat Merry Riana berhasil mencapai pendapatan 1 juta dolar pertamanya di usia 26 tahun di bisnis Asuransi. Oleh karena itu, di tahun 2024 ini Merry Riana kembali meluncurkan program terbaru yaitu Mission I’mPossible.
Selain Merry Riana, akan ada Deny Oetama (Pengusaha Asuransi no.1 di Indonesia) yang juga siap untuk mendukung, melatih dan membimbing mereka yang ingin sukses di bisnis Asuransi dengan bergabung di Misson I’mPossible. Hanya ada 2 syarat, peserta berdomisili di Jabodetabek karena semua program akan dilakukan secara on-site di Jakarta. Kedua, saat ini peserta tidak sedang terdaftar sebagai agen perusahaan asuransi manapun.
Program ini tidak hanya terbuka bagi para Sales MLM, properti, kartu kredit, mobil, dll yang berpengalaman, tapi juga bisa untuk ibu rumah tangga yang ingin punya income namun tetap fleksibel dalam mengurus keluarga. Bahkan untuk mahasiswa yang sedang kuliah atau baru lulus dan belum punya pengalaman kerja sekalipun, kesempatan yang sama terbuka untuk mengikuti program ini. 
Melalui program ini akan diajarkan banyak hal tentang strategi jitu memiliki mindset positif, mencari prospek, jualan, menghadapi penolakan, NLP (Neuro Linguistic Programming), dll, hingga bagaimana membangun personal branding. Selain itu Merry Riana juga menggandeng Denny Santoso (Digital Marketer no.1 di Indonesia) yang secara penuh mendukung program ini dan akan memberikan bimbingan strategi digital marketing & sukses jualan di  media sosial.
Peserta akan diseleksi secara ketat dan hanya yang benar-benar serius berkomitmen untuk sukses yang akan terpilih nantinya. Bisnis Asuransi memang bukanlah hal yang mudah. “Sebagai seorang perantau, keterbatasan bahasa, minimnya pengalaman dan tidak punya kenalan menjadi kendala”, ungkap Merry Riana dalam postingannya di Instagram. Namun baginya, “80% for success is just showing up”, sukses dimulai dengan mengambil tindakan untuk selalu hadir dan mencoba lebih dulu saja di setiap kesempatan dan peluang yang ada.
Pendaftaran gratis dan akan ditutup pada tanggal 31 Maret 2024 (Minggu). Untuk pendaftaran Mission I’mPossible silakan kunjungi website berikut :
www.Mission1.id
Sampai sekarang sudah hampir 10.000 yang daftar. Bagi yang terpilih akan diundang untuk bertemu langsung secara tatap muka dengan Merry Riana, Deny Oetama, & Denny Santoso.
Touching Hearts Changing Lives,
Abang Adry
PR & Media Executive Supervisor
Merry Riana Group
WA : 0838 7338 6524 | Telp : 021 5010 0576
www.MerryRiana.com
0 notes
turisiancom · 1 year ago
Text
TURISIAN.com - Selamat datang di petualangan akhir pekan yang seru di Taman Air Percut, sebuah surga wisata tersembunyi di jantung Sumatera Utara! Terletak di jalan Kawasan Industri, Paluh Gelombang, Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, lokasi ini bisa memanjakan pengunjung. Yakni, dengan pengalaman berlibur yang tak terlupakan, hanya berjarak 15 km dari gemerlap Kota Medan. Taman air ini bukan sekadar destinasi wisata biasa, melainkan kombinasi yang sempurna antara kegembiraan permainan air dan keindahan taman. BACA JUGA: ASITA Sumatera Utara Ingatkan Pemda Untuk ‘Merawat’ Wisman Malaysia dan Singapura Biaya masuk yang terjangkau, hanya 10 ribu rupiah per orang, dan 5 ribu rupiah untuk parkir kendaraan. Membuat setiap orang dapat menikmati pesona keindahan alam dan keseruan wahana yang ditawarkan. Sesampainya di pintu masuk, pengunjung disambut oleh rimbunnya pepohonan dan sebuah baliho mengundang yang bertuliskan "Yuk, Wisata ke Taman Air Percut." Suasana sejuk semakin terasa begitu memasuki area taman, dihiasi dengan pohon kelapa yang memberikan sentuhan tropis yang tak tertandingi. BACA JUGA: Usai Pandemi Kunjungan, Wisatawan ke Sumatera Utara Naik Hingga 98 Ribu Fasilitas Lengkap Tidak hanya menawarkan pengalaman bermain yang menyenangkan, Taman Air Percut juga menyediakan fasilitas lengkap untuk memastikan kenyamanan pengunjung. Dari area parkir yang luas, musala, restoran lezat, hingga toilet yang bersih dan toko souvenir untuk membawa pulang kenang-kenangan istimewa. Sementara itu, Asni (30), salah satu pengunjung setia, mengungkapkan kekagumannya terhadap keindahan tempat ini. "Suasananya enak dan nyaman untuk duduk-duduk bersama keluarga. Banyak angin, dan sore hari di sini sungguh sempurna," ujarnya. BACA JUGA: 5 Varian Kopi Asal Sumatera Utara dengan Aroma dan Cita Rasa Khas Tidak hanya menjadi tempat bersantai, Taman Air Percut juga menjadi tempat inspiratif bagi Ratna (25), yang bahkan menggunakan tempat ini sebagai tempat penulisan tugas akhirnya. "Kami sering datang saat libur kuliah, dan tempat ini begitu nyaman sehingga kami sering menulis tugas akhir di sini," tambahnya. Jadi, jika Anda mencari perpaduan antara kegembiraan, keindahan alam, dan kenyamanan.  Taman Air Percut adalah destinasi yang tak boleh terlewatkan. Segera rencanakan liburan Anda dan nikmati pengalaman tak terlupakan di sini! ***
0 notes
baliportalnews · 1 year ago
Text
Film Gampang Cuan Jadi Film Drama Komedi Terlaris Tahun 2023
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA - Film Gampang Cuan berhasil menjadi film drama komedi Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak di tahun 2023. Memasuki pekan kedua, film besutan penulis dan sutradara Rahabi Mandra tersebut berhasil meraih 645.752 penonton. Sejak tayang perdana pada 16 November lalu, Film Gampang Cuan langsung disambut antusias oleh masyarakat berkat suguhan humor yang menyegarkan dan drama keluarga yang menyentuh hati. Penulis sekaligus Sutradara, Rahabi Mandra, menanggapi pencapaian ini. “Sangat melegakan mengetahui film ini bisa diterima masyarakat dan menjadi karya yang dekat dengan mereka. Artinya, kami berhasil melalui berbagai tantangan, termasuk memahami selera humor masyarakat yang cukup beragam dan mencari titik temu yang membuat mereka tertawa dan terhibur. Kami berharap Gampang Cuan masih terus bertahan di bioskop sampai akhir tahun,” ungkap Rahabi. Vino G Bastian, pemeran karakter Sultan, mengungkapkan rasa bangganya bisa terlibat dalam film Gampang Cuan. “Sejak awal saya sudah melihat potensi dari ide ceritanya, dan semakin yakin ketika saya sendiri merasa bisa banyak belajar mengenai literasi keuangan dari proyek ini. Untuk sebuah film komedi dengan original story dan bukan berasal dari IP (intellectual property) besar, happy banget akhirnya film ini sudah mampu menembus setengah juta penonton lebih. Terima kasih apresiasinya,” ujar Vino. Sosok Sultan (Vino G. Bastian) diceritakan sebagai anak sulung sekaligus tulang punggung keluarga yang merantau ke Jakarta dari Sukabumi dengan pekerjaan yang serabutan. Awalnya, Sultan berbohong kepada ibu dan kedua adiknya, mengenai kehidupannya di Jakarta. Hingga suatu hari, Sultan dikagetkan dengan kedatangan adik perempuannya, Bilqis (Anya Geraldine) yang juga membawa kabar bahwa mendiang ayahnya meninggalkan hutang sebesar Rp300 juta yang harus segera dilunasi. Di sisi lain, Sultan dituntut untuk membiayai kuliah si adik bungsu, Aji (Alzi Markers). Sultan dan Bilqis kemudian jungkir balik mencari cuan dalam waktu cepat untuk membayar hutang tersebut tanpa sepengetahuan sang Ibu, Mamah Diah (Meriam Bellina). Film produksi Temata Studios, Adhya Pictures, dan Legacy Pictures ini akan tayang perdana di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam pada 7 Desember 2023 mendatang. Hingga kiini, Film Gampang Cuan masih tayang di bioskop-bioskop tanah air.(bpn) Read the full article
0 notes
ritsahsilmi · 1 year ago
Text
Aku, beberapa tahun terakhir
Tahun 2019, suatu hari seorang teman tiba-tiba mengirim chat dan bertanya, "Kamu kuliah profesi?" dan aku jawab dengan mantap, "Aku mau cari kerja, ga tertarik ambil profesi."
Eh, sekitar seminggu kemudian malah daftar profesi dan setelah melalui proses seleksi akhirnya diterima.
Kembali kuliah ternyata membawaku pada kesempatan pergi ke Malaysia dan Singapura. Dua negara yang saat itu sedang sangat aku ingin untuk datangi. Dari sebelum kuliah, suka banget nonton konten tentang dua negara tersebut. Alhamdulillah. Aku kesana bukan dalam rangka liburan, tapi acara kampus dimana kita mengunjungi salah satu Universitas di Malaysia, yang dengan cerdik nya aku pilih penerbangan transit ke Singapura. Hehe
Ya, meskipun proses kuliahnya di kemudian hari penuh dengan liku. Bahkan rasanya tidak cukup percaya diri untuk bisa menyelesaikan semuanya.
Tahun 2020, pandemi mulai menyerang dan perkuliahan pun berubah menjadi online. Setelah serangkaian adaptasi perkuliahan, akhirnya lulus juga.
Tahun itu aku menginjak usia 25. Batas waktu untuk menikah sebelum disebut perawan tua -begitu kata sebagian orang. Akupun diarahkan untuk menikah dengan seseorang yang tidak aku kehendaki. Masa itu sangat intens dan penuh air mata. Keras kepalanya aku membuat akhirnya rencana pernikahan itu tidak terjadi.
Menjadi dietisien baru, membuka peluang bagiku untuk menjadi relawan gizi di rumah sakit darurat Covid-19 terbesar di Asia tenggara. Aku pun hijrah ke Jakarta.
Rencanaku hanya 2 atau 3 bulan saja. Tetapi berakhir hingga 2 tahun 3 bulan, bahkan hingga rumah sakit tutup permanen.
Sebenarnya, di tahun 2022 aku sempat dipurnakan yang membuat aku segera mencari pekerjaan baru. Aku pun diterima kerja di sebuah perusahaan swasta sebagai dietisien online untuk proyek yang mereka punya. Tetapi belum sebulan, aku kembali kerja di rumah sakit yang sama. Aku pun menjalani dua pekerjaan selama beberapa bulan kemudian.
Tahun 2023, ketika akhirnya aku pulang ke rumah. Aku sempat ingin kembali berkarir di Jakarta tetapi sepertinya belum jalannya.
Aku pun hanya bekerja dari rumah.
Tahun ini, sebenarnya aku juga punya resolusi menikah dan ingin menjadi ibu rumah tangga. Lalu Allah kirimkan seorang laki-laki yang memiliki niat yang sama. Kami pun melalui proses ta'aruf selama beberapa lama.
Tetapi mungkin belum waktunya. Proses ta'aruf tidak berlanjut dan orang tuaku menyuruhku mencari kerja di luar. Menurut mereka, jika aku memiliki kesibukan baru, aku tidak akan berlama-lama sedih.
Dan disinilah aku sekarang. Tidak lama setelah kegagalan kemarin, aku menerima info lowongan pekerjaan di sebuah kampus. Aku mendaftar dan setelah proses seleksi, Alhamdulillah aku diterima. Aku akhirnya punya pekerjaan penuh waktu lagi. Besok hari pertama bekerja sebagai laboran gizi. Sampai kapan? Aku tidak tahu.
Dan apakah aku akan tetap dapat menikah tahun ini? Semoga. Dengan siapa? Dengan yang Allah pilihkan terbaik untukku. Aku berdoa untuk itu -selalu.
0 notes
redagaudiamowrites · 1 year ago
Text
72 Jam @ Wakayama - # 1
Lima tahun tak menengok Soca, Wakayama –tempat dia tinggal dan bekerja sejak 2016—banyak berubah. 
Tahun 2014, pertama kali ke Wakayama, menjenguknya saat ia mengambil kuliah dua semester di sini, saya dan bapaknya menginap di hotel Daiichi dekat stasiun JR. Bisa ditempuh dengan jalan kaki dalam jarak super pendek. Tak jauh dari hotel tempat menginap, di sudut jalan, ada toko yang menjual segala macam mesin jahit. Dari yang modern sampai antik. Penjaganya seorang bapak, duduk di sudut toko. Ia selalu menunduk, mengerjakan sesuatu. 
Lalu di dekatnya ada toko yang penuh sesak dengan deretan bahan dan kimono yang sudan jadi. Bergantung di sana sini, tumpuk menumpuk. Tetapi yang paling menarik buat saya dari toko ini adalah dua bak besar berisi kimono dengan harga obral gembira. Di situ saya menemukan satu kimono warna merah terang untuk dibawa pulang. 
Di seberang jalan, ada sebuah kedai kopi yang juga menjual perabot dari kayu. Kedai ini bergaya modern, ruangnya diisi tanaman, dan bagian belakangnya menghadap sungai. Lampunya ditata di tempat-tempat strategis. Buat foto-foto di Instagram, bagus sekali. 
Oh, waktu itu, di stasiun kereta Nankai ada department store Takashimaya. Jangan samakan dengan Takashimaya di Tokyo atau Singapura. Yang ini kecil saja. Isinya barang keperluan sehari-hari, bahan makanan dan masak-memasak, sebaris perangkat tata rias, selorong baju. Sudah. Soca bilang, harga bahan makanan di situ tidak terlalu mahal, tak murah juga. Ada yang lebih murah di tempat lain, tetapi letaknya lumayan. Jadi kalau ditambah ongkos, sudahlah, belanja di mini Takashimaya ini saja. 
Di kunjungan kali ini, toko mesin jahit sudah tutup. Bapak pemilik toko masih tinggal di sana, tapi sudah tak jualan lagi. Kata Soca, itu hal yang sangat biasa terjadi di Wakayama. Pemilik sudah lanjut usia, lelah, sementara anak atau cucu tak ingin melanjutkan usaha keluarga. Lalu toko kimono, sudah benar-benar lenyap. Berubah jadi lahan parkir. Sedangkan kedai kopi yang menghadap sungai, yang waktu kami datangi dulu tak tahu bahwa kopi mandaeling berasal Sumatra, Indonesia itu, sekarang lantai atasnya jadi bar , sementara lantai bawah jadi tempat display jualan perabot (yang kata Soca harganya agak mahal). 
Covid 19 membuat banyak perubahan di Wakayama. Banyak toko, kedai, restoran, tutup. Tetapi banyak juga yang bertahan, Berjaya. Dan yang  baru pun bermunculan. 
Seperti Papermoon, toko baju milik Ibu Michiko yang saya temukan sejak tahun 2016. Sampai sekarang masih ada! Koleksi bajunya masih seperti dulu: serba katun dengan cutting yang sederhana, tapi enak banget di badan. Saya mampir ke sana, dan langsung jatuh cinta pada outer dengan hoodie warna hitam. Ya, langsung saya bawa pulang, dong. Dan seperti yang pada pertemuan kami sebelumnya, Ibu Michiko pastiiiiiii menjamu. Ia menyiapkan ice coffee dengan susu dan gula yang terpisah. Tak lupa menyelipkan hadiah. Kali ini 3 helai handuk wajah aneka warna. Ah, Michiko San....
Ada kedai udon di ujung Lorong Kitabura, tempat Soca tinggal. Sejak dulu, sampai sekarang, tetap ramai. Tadi siang, sebelum balik ke Jakarta, saya berniat makan siang di sana. Wah, penuh. Saya putuskan untuk jalan-jalan sedikit, lalu kembali lagi. Eh, salah besar: yang antri tak berkurang, malah nambah jadi 20 orang. Laris manis, Kak. 
Favorite Coffee, yang buka beberapa bulan sebelum Covid, ternyata tetap bertahan. Kedai kopi kesayangan Soca ini terkenal dengan apple pie yang dibuat langsung di dapurnya, dengan potongan apel besar-besar. Ampun enaknya! Oh, dia juga terkenal akan lemonade dan ginger ale buatan sendiri. Saya beruntung bisa menikmati apple pie dan ginger ale-nya. Memang juara. 
Tetapi yang paling juara dari semua itu adalah bagaimana pemerintah daerah Wakayama mengubah beberapa sudut kotanya. Takashimaya mini itu, sudah tak ada lagi, berganti dengan PERPUSTAKAAN 3 lantai: Wakayama Civic Library. 
Lantai dasar diisi oleh TOKO BUKU dan kedai kopi asal Amerika. Selain buku yang boanyak (90% berbahasa Jepang), ada juga alat tulis dan suvenir yang bikin hati tergoda habis-habisa. Belum lagi majalahnya yang cakep-cakep dengan bonus hadiah lucu-lucu. Bahaya!  
Lantai 2, yang didahului oleh mezzanine dengan deretan rak buku yang dipilih khusus sehingga menghasilkan “motif” di dinding, ada perpustakaan yang dilengkapi dengan ruang baca dan ruang kerja. Saya mampir ke sana pukul 7 malam, sebagian besar ruangan terisi oleh murid SD sampai SMA. Usai jam sekolah, mereka ke perpustakaan untuk bikin PR. Setelah selesai baru pulang ke rumah. 
Di lantai 3, Kembali rak-rak buku memenuhi ruang. Ada bangku-bangku besar, lebar dan empuk. Yang mau baca sambil goler-goler di situ, boleh. Tetapi yang perlu ruang kerja tenang, tak berisik, bisa juga. Di lantai ini, saya bertemu banyak mahasiswa yang duduk menghadap buku-buku tebal terbuka. Mungkin sedang bikin skripsi. 
Juara gedung perpustakaan ini ada di lantai 4: perpustakaan khusus untuk anak. Jangan ditanya koleksinya! Bikin panik! Selain itu ada ruang khusus untuk bercerita, bikin acara, ruang bermain, day care. Buat pengunjung yang tak mau meninggalkan perpustakaan karena PR belum selesai, sementara perut lapar, bisa mampir ke ruang makan di lantai 4 ini.
Selain perpustakaan, Wakayama sekarang punya gedung pertemuan yang bisa digunakan sebagai tempat konser, dan berbagai kegiatan kreatif lainnya. Terserah deh maunya apa. Namanya Wakaura Art Cube. Tak jauh dari kastil Wakayama. 
Dan kastil! Ah, ini juga seru. Malah sekarang ada perkembangan menarik di sana. Tapi itu saya ceritakan di bagian berikut, ya. 
Wakayama, tak jauh dari Osaka, tetapi mungkin teman-teman kurang mengenalnya. Begitu pun saya. Kalau bukan karena Soca yang memilih menetap dan bekerja di sini, saya tak akan tahu apa-apa tentang Wakayama. Tetapi setelah datang beberapa kali, buat saya, kota ini cantik, asri, dan tenang. Bebas hiruk-pikuk. Penduduknya ramah sekali.
Untuk semua yang ia miliki: saya suka. Dan mungkin itu yang membuat Soca betah di sini. 
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note