#komedi kritik
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jeg kan ikke mærke noget
Jeg bliver glad, når folk siger tillykke og fortæller, at det er stærkt gået eller at de er stolte af mig, men det føles som om, det ikke når helt ind. Jeg kan ikke rigtigt mærke noget. Jeg føler mig apatisk. Og jeg bliver nærmere nervøs ved tanken om, at jeg skal igang med at søge job og melde mig ledig. Det har jeg slet ikke lyst til? Det jeg har lyst til er… ingenting? Jeg har lyst til at sidde her og bare… eksistere på et minimum. Ikke tage stilling til noget.
Havde en kollega, der i dag spurgte mig, om jeg havde “snakket med dem om jeg kunne blive” og da jeg svarede nej, sagde han, at det skulle jeg da have gjort. Men jeg har ikke lyst til at blive; jeg kan knapt tage mig sammen til at møde op, hvis jeg skal være ærlig, og jeg aner ikke, hvordan jeg skal indhente den minusflex, der hober sig op. Jeg er så træt og jeg har nærmest minus motivation til det job; det siger mig virkelig ingenting, og jeg skammer mig over, hvor lidt jeg kan mønstre. Jeg har virkelig ikke lyst. Jeg har simpelthen ikke lyst til noget.
Og det mærkelige er, at jeg ikke føler mig kompetent i min faglighed. Jeg er… ikke rigtigt stolt af mig selv, og jeg ved ikke, hvorfor jeg fik 10, for jeg synes næsten kun, jeg fik kritik til forsvaret. Ikke at jeg blev ristet, men jeg havde svært ved at svare på deres spørgsmål, fordi jeg skrev speciale i forvaltning; og jeg er i virkeligheden hverken naturforvalter eller biolog, men landskabsarkitekt. Og jeg havde altså bare ikke tid til at læse frygteligt meget op på de ting, de spurgte ind til, da det endelig kom til stykket, og de grinede med mig, da jeg til forsvaret sagde, at jeg på en eller anden måde lidt syntes, det var tilforladeligts situationen taget i betragtning. Så de var enige, og det var rart. Men det, jeg fik mest ros for var opsætningen og censor (eller var det vejleder?) sagde “er det her noget I bliver undervist i”, og jeg var prøvede ikke at vise, at jeg var sådan 😐🤨 for hvor skulle de også vide det fra (de var jo biologer), men jeg… altså… jojo, det var okay (i mine øjne) sat op, og helst sikkert også pænere end de fleste andre uddannelsers specialer på science-fakultetet, men det er ikke, altså, det er ikke ekstraordinært på landskabsarkitektur. Censor spurgte, om jeg selv havde betalt for at få det trykt, som om det også har specielt, men det er det altså ikke; vi er de eneste, der skal aflevere trykte eksemplarer - fordi det er en essentiel del af uddannelsen at kunne præsentere et produkt på den måde. Og jojo, jeg kunne i princippet bare have printet det ud i A4 på uniprinterne, men det ville være, altså det ville lidt være absurd i mine øjne, altså det kan man ikke. Så forhåbentligt et det ikke det, der har trukket op. Det er jo indholdet, der skal være det vigtige. Ikke?
Men… ja… jeg føler, jeg har kastet mig ud i noget faktuelt, der egentlig ikke er mit kerneområde, og som jeg derfor ikke er ordentligt kompetent i, mens jeg flygter fra min egen faglighed. Jeg er ikke… jeg føler mig ikke dygtig som landskabsarkitekt. Jeg kan favne bredt men ikke dybt og jeg excellerer ikke indenfor mit egen faglighed. Jeg ved ikke rigtigt, om jeg kan stole på min egen faglighed. Jeg ved ikke rigtigt, hvad jeg kan… ikke nok, føles det som om. Og jeg forventer med gru og stor, stor nedtrykthed, at jeg ender i det kommunale som sagsbehandler og projektmanager i noget jeg slet slet ikke har lyst til at sidde med, fordi jeg ikke har nok designerfaring eller -selvtillid.
Det var ikke det, jeg ville. Jeg føler virkelig, jeg spiller komedie for alle. Alle dem, der tænker, jeg er dygtig, gør det fordi de ikke selv er landskabsarkitekter og derfor ikke ved, at jeg slet ikke er det.
Jeg er bange for, at jeg ikke… ikke ender et sted, jeg kan lide at være, og at jeg også her kan se frem til en fremtid, hvor jeg bare visner hen og bliver en skygge af mig selv, fordi jeg ikke får gjort noget ved det. Jeg skammer mig. Hvordan går man fra et specialeforsvar med et tital og skammer sig i frygt og ængstelighed? Jeg er bange for, jeg i virkeligheden ikke dur til noget.
3 notes
·
View notes
Text
Berita Update di Saku55: Film Terjelek dalam Sejarah Perfilman
Di dunia perfilman, tidak semua film dapat diterima dengan baik oleh penonton maupun kritikus. Beberapa film bahkan menjadi terkenal bukan karena kualitasnya, melainkan karena kekurangan yang sangat mencolok. Di Saku55, kami merangkum beberapa film terjelek dalam sejarah perfilman yang patut dicatat sebagai peringatan bagi pembuat film dan penonton. Berikut adalah daftar film yang dianggap sebagai karya terburuk dalam sejarah.
1. "Plan 9 from Outer Space" (1959)
Dikenal sebagai "film terburuk sepanjang masa," "Plan 9 from Outer Space" disutradarai oleh Ed Wood. Dengan plot yang konyol dan efek khusus yang sangat buruk, film ini telah menjadi cult classic karena kekonyolannya. Meski begitu, film ini menunjukkan semangat juang yang unik dari pembuatnya.
2. "The Room" (2003)
Diarahkan oleh Tommy Wiseau, "The Room" telah mendapatkan status legendaris sebagai film yang sangat buruk namun menghibur. Dialog yang aneh, akting yang buruk, dan plot yang tidak koheren menjadikan film ini sering ditonton secara bersamaan dengan teman-teman dalam acara nonton bareng.
3. "Birdemic: Shock and Terror" (2010)
Film ini mengisahkan tentang serangan burung yang menyerang manusia. Namun, kualitas produksi yang buruk, efek CGI yang sangat konyol, dan akting yang tidak meyakinkan membuat "Birdemic" masuk dalam daftar film terburuk. Meski demikian, film ini menemukan penontonnya yang setia, yang menghargai ketidakberesan dalam film ini.
4. "Troll 2" (1990)
Bukan sekadar sekuel, "Troll 2" sebenarnya tidak ada hubungannya dengan film "Troll" sebelumnya. Dengan plot yang tidak masuk akal dan akting yang sangat buruk, film ini dianggap sebagai salah satu film terburuk dalam sejarah. Namun, "Troll 2" telah mendapatkan pengakuan sebagai film kultus karena kekonyolannya yang berlebihan.
5. "The Love Guru" (2008)
Film ini dibintangi oleh Mike Myers, Jessica Alba, dan Justin Timberlake, namun tidak berhasil menarik perhatian penonton dengan baik. Kritikus mengecam film ini karena lelucon yang tidak lucu dan plot yang datar, menjadikannya salah satu kegagalan besar dalam karir para bintang.
6. "Movie 43" (2013)
Dikenal sebagai film komedi yang sangat buruk, "Movie 43" adalah kumpulan sketsa yang tidak saling berhubungan. Dengan bintang-bintang terkenal seperti Hugh Jackman dan Kate Winslet, film ini justru mendapat kritik tajam dan dianggap sebagai salah satu film terburuk yang pernah ada.
7. "Cats" (2019)
Adaptasi musikal Broadway ini mendapat banyak kritik karena efek visual yang aneh dan penggambaran karakter yang membingungkan. Meskipun memiliki basis penggemar yang setia, film ini dianggap gagal dalam hal penyampaian cerita dan kualitas produksi.
Kesimpulan
Film-film ini mungkin dianggap terjelek dalam sejarah perfilman, tetapi mereka juga menunjukkan bahwa tidak semua karya seni bisa berhasil. Beberapa di antaranya bahkan menjadi cult classic, menunjukkan bahwa ada keindahan dalam kekacauan. Saku55 akan terus memperbarui berita dan informasi seputar dunia film, jadi tetap ikuti kami untuk mendapatkan berita terbaru! Selamat menonton—apapun pilihan film Anda!
0 notes
Text
Film Game Paling Ikonik: Dari Game ke Layar Lebar
Film Game Paling Ikonik: Dari Game ke Layar Lebar
Adaptasi video game ke layar lebar telah menjadi tren yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun tidak semua film yang diangkat dari game berhasil menciptakan keajaiban yang sama seperti sumber aslinya, beberapa di antaranya telah menjadi ikon dalam dunia perfilman dan meraih kesuksesan besar di box office. Berikut adalah beberapa film game paling ikonik yang telah berhasil menarik perhatian penonton dan kritikus.
1. Super Mario Bros. (1993)
Sinopsis: Film ini mengisahkan petualangan Mario dan Luigi, dua tukang ledeng yang harus menyelamatkan Putri Daisy dari raja reptil, Koopa, di dunia alternatif yang aneh.
Mengapa Ikonik?: Meskipun film ini mendapatkan banyak kritik dan tidak sejalan dengan semangat game aslinya, "Super Mario Bros." dianggap sebagai salah satu film game pertama yang memasuki dunia perfilman, menciptakan dasar bagi adaptasi game di masa depan.
2. Lara Croft: Tomb Raider (2001)
Sinopsis: Mengikuti petualangan Lara Croft, seorang arkeolog dan petualang, yang mencari artefak kuno dengan kekuatan luar biasa.
Mengapa Ikonik?: Diperankan oleh Angelina Jolie, film ini berhasil membawa karakter game ikonik Lara Croft ke layar lebar dengan cara yang menarik. Meskipun ada kritikan, film ini mendapatkan banyak penggemar dan menjadi salah satu film game yang paling dikenal.
3. Resident Evil (2002)
Sinopsis: Mengisahkan tentang Alice, seorang anggota tim keamanan yang berjuang melawan zombie dan monster hasil eksperimen di bawah tanah.
Mengapa Ikonik?: "Resident Evil" menjadi salah satu film game yang paling sukses dan menghasilkan banyak sekuel. Dengan elemen horor dan aksi, film ini berhasil menarik perhatian penonton dan memperkenalkan dunia "Resident Evil" kepada khalayak yang lebih luas.
4. Angry Birds (2016)
Sinopsis: Mengikuti petualangan burung yang marah saat mereka berusaha melindungi pulau mereka dari serangan babi hijau yang mencuri telur.
Mengapa Ikonik?: Mengadaptasi game mobile yang sangat populer, "Angry Birds" berhasil menjadi film animasi yang lucu dan menghibur. Keberhasilan film ini membuktikan bahwa game sederhana dapat diadaptasi menjadi cerita yang menarik di layar lebar.
5. Assassin's Creed (2016)
Sinopsis: Mengisahkan Callum Lynch, seorang pria yang terlibat dalam konflik antara Assassin dan Templar, yang menggunakan teknologi untuk mengalami ingatan leluhurnya.
Mengapa Ikonik?: Meskipun film ini mendapat banyak kritik, "Assassin's Creed" membawa pengalaman game ke layar lebar dengan visual yang mengesankan. Diperankan oleh Michael Fassbender, film ini menarik perhatian penggemar franchise game yang sudah ada sebelumnya.
6. Detective Pikachu (2019)
Sinopsis: Mengisahkan Tim Goodman, seorang pemuda yang berusaha menemukan ayahnya yang hilang dengan bantuan Pikachu, detektif berbicara yang hanya bisa dimengerti olehnya.
Mengapa Ikonik?: "Detective Pikachu" berhasil menggabungkan elemen misteri dan komedi, menarik penggemar Pokémon dan penonton baru. Penggambaran Pikachu oleh Ryan Reynolds membuat film ini menjadi salah satu adaptasi game yang paling sukses dan disukai.
7. Mortal Kombat (1995)
Sinopsis: Sebuah turnamen seni bela diri diadakan untuk menentukan nasib dunia, dan para pejuang terpilih berjuang untuk melawan kekuatan jahat.
Mengapa Ikonik?: Meskipun ada banyak kritik terhadap kualitas film, "Mortal Kombat" menjadi film game yang ikonik karena berhasil menangkap esensi dari permainan pertarungan yang populer. Lagu tema film ini juga menjadi sangat terkenal dan sering dikenang oleh penggemar.
8. The Witcher (2019)
Sinopsis: Meskipun lebih dikenal sebagai serial TV, "The Witcher" diadaptasi dari seri game dan novel yang terkenal. Mengisahkan Geralt of Rivia, seorang pemburu monster yang berjuang melawan kejahatan di dunia fantasi.
Mengapa Ikonik?: Serial ini telah menjadi fenomena budaya pop, membawa karakter dan dunia "The Witcher" ke dalam sorotan, menggabungkan elemen permainan video dengan narasi yang mendalam dan karakter yang kompleks.
Kesimpulan
Adaptasi film dari video game sering kali menghadapi tantangan, terutama dalam menyampaikan cerita yang kaya dan kompleks dari game ke layar lebar. Meskipun tidak semua film berhasil, yang ikonik di atas telah memberikan dampak yang signifikan pada penggemar dan industri film. Dengan semakin banyak game yang mendapatkan adaptasi film, harapan untuk melihat lebih banyak karya yang berkualitas tinggi dan menggugah selera penonton semakin besar. Seiring perkembangan teknologi dan kreatifitas dalam pembuatan film, kita dapat berharap bahwa masa depan akan membawa lebih banyak adaptasi yang menarik dari dunia game ke layar lebar.
0 notes
Text
Mengapa "Parasite" Menjadi Fenomena Global
Film "Parasite" karya sutradara Bong Joon-ho telah menjadi fenomena global sejak dirilis pada tahun 2019. Film ini tidak hanya meraih banyak penghargaan, termasuk Palme d'Or di Festival Film Cannes dan empat penghargaan di Academy Awards, termasuk Best Picture, tetapi juga mendapat pujian luas dari kritikus dan penonton di seluruh dunia. Namun, apa yang membuat "Parasite" begitu istimewa dan mengapa film ini berhasil memikat penonton di berbagai belahan dunia? Berikut adalah analisis mendalam mengenai faktor-faktor yang berkontribusi pada kesuksesan global "Parasite."
1. Cerita yang Universal dan Relevan
"Parasite" mengeksplorasi tema-tema yang sangat relevan dengan kondisi sosial-ekonomi saat ini, seperti kesenjangan kelas, ketidakadilan sosial, dan perjuangan untuk bertahan hidup. Ceritanya tentang keluarga Kim yang miskin dan keluarga Park yang kaya, serta bagaimana interaksi antara kedua keluarga ini menciptakan ketegangan dan konflik, menggambarkan realitas yang dapat ditemukan di banyak negara. Tema kesenjangan sosial ini adalah masalah universal yang resonan dengan penonton di seluruh dunia, membuat film ini mudah dipahami dan diapresiasi.
2. Sutradara yang Brilian
Bong Joon-ho dikenal karena kemampuannya menggabungkan genre yang berbeda dalam satu film, dan "Parasite" adalah contoh sempurna dari keahliannya. Film ini adalah campuran antara drama, komedi, thriller, dan horor, yang disatukan dengan mulus untuk menciptakan pengalaman menonton yang unik dan tak terduga. Gaya penyutradaraan Bong yang inovatif dan kreatif menarik perhatian banyak penonton dan kritikus, dan membawa perspektif baru dalam dunia sinema.
3. Penggambaran Karakter yang Kuat
Setiap karakter dalam "Parasite" memiliki kepribadian yang kompleks dan mendalam. Penonton dapat merasakan empati terhadap semua karakter, baik itu keluarga Kim yang berjuang untuk bertahan hidup atau keluarga Park yang tampaknya hidup dalam kemewahan. Penampilan para aktor, seperti Song Kang-ho, Choi Woo-shik, dan Park So-dam, juga sangat memukau, membawa kehidupan dan emosi yang nyata ke dalam karakter mereka.
4. Visual dan Sinematografi yang Menawan
"Parasite" juga menonjol dalam hal visual dan sinematografi. Penggunaan ruang dan pencahayaan dalam film ini sangat signifikan, dengan kontras yang jelas antara rumah keluarga Kim yang sempit dan rumah keluarga Park yang luas dan mewah. Sinematografi yang indah ini tidak hanya memperkuat narasi tetapi juga memberikan pengalaman estetika yang memikat penonton.
5. Kritik Sosial yang Tajam
Bong Joon-ho menggunakan "Parasite" sebagai alat untuk mengkritik ketidakadilan sosial dan ekonomi yang ada di masyarakat. Film ini menunjukkan bagaimana sistem kapitalis menciptakan jurang antara yang kaya dan yang miskin, dan bagaimana kedua kelas ini saling memanfaatkan satu sama lain. Kritik sosial yang tajam ini membuat "Parasite" menjadi lebih dari sekedar hiburan; ini adalah komentar yang mendalam tentang kondisi manusia dan struktur sosial.
6. Penerimaan dan Penghargaan Internasional
Penerimaan "Parasite" oleh berbagai festival film dan penghargaan internasional juga berperan besar dalam meningkatkan profilnya secara global. Kemenangan di Cannes dan Oscar memberikan validasi yang kuat terhadap kualitas film ini dan menarik perhatian penonton internasional. Penghargaan ini juga membuka jalan bagi film-film non-Inggris lainnya untuk mendapat pengakuan di kancah internasional.
7. Strategi Distribusi yang Efektif
Distribusi yang efektif oleh Neon, perusahaan yang mendistribusikan "Parasite" di Amerika Serikat, juga membantu film ini meraih kesuksesan. Neon menggunakan strategi pemasaran yang cerdas, termasuk rilis bertahap di berbagai wilayah, untuk membangun momentum dan minat terhadap film ini. Hal ini memungkinkan "Parasite" untuk mencapai audiens yang lebih luas dan mendapatkan penayangan yang lebih lama di bioskop.
"Parasite" menjadi fenomena global karena kombinasi dari cerita yang relevan dan universal, sutradara yang brilian, penggambaran karakter yang kuat, visual yang menawan, kritik sosial yang tajam, serta penerimaan dan penghargaan internasional. Semua faktor ini, didukung oleh strategi distribusi yang efektif, telah menjadikan "Parasite" sebagai salah satu film paling berpengaruh dan dipuji dalam dekade terakhir. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memprovokasi pemikiran dan diskusi, menjadikannya karya seni yang benar-benar luar biasa.
1 note
·
View note
Text
E-Ticaret Ürün Fotoğraf Çekimi: Satışlarınızı Artırmak İçin 10 İpucu
#teknoloji #bilim #technology #sience #endüstri4.0 #endüstri #türkiye #turkey #sondakika #haber #makale #blog #trend #sharepost #post #like #hot #kültür #sanat #mizah #egelence #komedi #sağlık #yazar #bloger #bilgisayar #kodlama #yapayzeka #makine #web
E-Ticaret ürün fotoğraf çekimi ürünlerinizin çekici ve profesyonel görünen fotoğrafları, müşterileri çekmek ve satışlarınızı artırmak için kritik bir rol oynar. İyi bir ürün fotoğrafı, ürünün özelliklerini vurgular, güvenilirlik sağlar ve potansiyel müşterilere olumlu bir izlenim bırakır. İşte e-ticarette başarılı bir ürün fotoğraf çekimi için önemli ipuçları: E-Ticaret Ürün Fotoğraf Çekimi 1.…
View On WordPress
#alışveriş#E-ticaret ürün fotoğraf çekimi#e-ticaret ürün fotoğrafları nasıl olmalı#e-ticaret ürün görseli hazırlama#e-ticaret fotoğraf çekimi nasıl olur#e-ticaret yapay zekayla ürün fotoğrafı#e-ticarette ürün fotoğraflarının önemi#e-ticarette ürün fotoğrafı nasıl çekilir#iş hayatı
0 notes
Text
Di sebuah acara bincang-bincang tengah malam yang kebanyakan diisi oleh ngalor-ngidul antara pembawa acara dengan bintang tamu, pernah hadir salah seorang legenda musik dari tanah Inggris Raya. Dia seorang jenaka dan dicintai para penggemarnya, serta dihormati oleh pemberi kritik - baik yang menilai aksinya di layar lebar, maupun di dunia tarik suara.
Ketika itu, rambutnya yang berwarna emas tertata indah, tentu itu membuatnya terlihat tampan. Helai-helainya selalu bergerak mengisyaratkan bahwa mereka setuju dengannya. Mereka ikut mengangguk ketika ujarannya mengandung kebenaran, merasa bangga ketika tuturannya menceritakan pencapaian (entah itu pencaipaian terbaik atau terburuk, bahkan yang tersial pun), dan juga ikut tertawa ketika mendengar gurauannya.
Dia pernah bercerita tentang anaknya yang takjub lalu - secara bertahap - menangis tersedu ketika melihat bulan untuk yang pertama kalinya. Entah bagaimana, alur ceritanya berubah menjadi komedi ketika dia bersaksi bahwa (beberapa tahun sebelumya) orang-orang di sekitarnya, yang berada dalam pengaruh obat-obatan, mengeluarkan reaksi yang sama seperti anaknya itu. "Bulan! Bulaan! Bulaaan..."
Aku, tanpa pengaruh substansi apa pun, baru saja melihat buah semangka, separuh lingkaran, bertengger di atas kabel listrik yang membentang. Hanya saja benda yang kulihat itu tidak berwarna merah, melainkan emas.
Seketika aku sadar, tengah malam di Indonesia bagian tengah belum lama berlalu. Mungkin aku mengantuk. Tapi, sekali lagi kuingatkan, aku melihat buah semangka! Maaf, maksudku, aku hanya mengantuk.
Namun, tetap saja, bulan yang barusan kulihat itu begitu cantik rupanya.
0 notes
Text
Melihat Kecemerlangan Karya Terpilih Denny JA ke 41 Cahaya Terkuat
Pada tahun ini, kita memperingati kehebatan dan kecemerlangan seorang seniman yang tak pernah lelah berjuang untuk memajukan seni dan budaya di Indonesia. Denny JA, seorang tokoh yang telah menginspirasi banyak generasi dengan karyakaryanya yang luar biasa, merayakan ulang tahunnya yang ke41. Dalam momen yang istimewa ini, mari kita melihat lebih dekat kecemerlangan karya terpilih Denny JA yang telah menjadi cahaya terkuat dalam dunia seni. Salah satu karya yang tak dapat diabaikan adalah "Ketoprak Humor". Dengan kepiawaian Denny ja dalam menggabungkan unsur komedi dan kritik sosial, pertunjukan ini telah menghibur dan menyadarkan banyak penonton. Denny JA berhasil menciptakan suasana yang menyenangkan dan meriah, sambil tetap menghadirkan pesan yang dalam dan berarti. "Ketoprak Humor" merupakan bukti nyata bahwa seni dapat menjadi sarana untuk menginspirasi, menggugah, dan mengubah pandangan kita terhadap dunia. Tak hanya dalam pertunjukan, Denny ja juga terkenal dengan karyakaryanya di dunia sastra. Salah satu Puisi Esainya yang cukup terkenal adalah "Cinta Sejati". Dengan gaya penulisan yang anggun dan atmosfer yang memikat, Denny JA berhasil menggambarkan kisah cinta yang mendalam dan kompleks. Puisi Esai ini tak hanya menghibur pembaca, tetapi juga menggugah emosi dan pemikiran mereka. Denny JA mampu menangkap esensi cinta sejati dalam katakata yang indah dan menginspirasi. Tidak hanya sebagai seorang seniman, Denny JA juga memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Melalui yayasan yang didirikannya, Denny JA memberikan kesempatan bagi banyak anak muda Indonesia untuk mengembangkan bakat mereka di bidang seni dan sastra. Programprogram yang ditawarkan oleh yayasan tersebut telah membantu mewujudkan impian banyak individu yang berbakat, dan memberikan mereka kesempatan untuk mengeksplorasi potensi terbaik mereka. Selain itu, Denny JA juga terlibat dalam proyekproyek sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Misalnya, melalui program "Seni untuk Semua", Denny JA membawa seni dan budaya ke wilayahwilayah terpencil di Indonesia. Melalui pertunjukan dan lokakarya, masyarakat di daerah tersebut dapat menikmati keindahan seni dan meningkatkan keterampilan mereka. Upaya ini tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan akan budaya lokal. Dalam perjalanan kariernya yang panjang, Denny JA tidak hanya menciptakan karyakarya yang luar biasa, tetapi juga menjadi sosok inspiratif bagi banyak orang. Keberanian dan ketekunan yang ditunjukkan Denny JA dalam menghadapi tantangan telah mengilhami banyak individu untuk mengikuti jejaknya dan berani mengejar impian mereka. Ia adalah bukti hidup bahwa dengan dedikasi dan tekad yang kuat, kita semua dapat meraih kecemerlangan. Dalam ulang tahun ke41 ini, mari kita rayakan kecemerlangan karya terpilih Denny JA yang telah menjadi cahaya terkuat dalam dunia seni. Karyakarya Denny JA tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga membuka mata kita terhadap permasalahan sosial dan menginspirasi kita untuk berbuat lebih baik. Semoga kehadiran Denny JA terus memberikan sinar terang dalam dunia seni, dan semoga ia terus berjuang untuk mewujudkan impian masyarakat Indonesia. Dengan demikian, mari kita mengenang dan mengapresiasi kecemerlangan Denny JA, seorang seniman yang telah menginspirasi dan memperkaya dunia seni Indonesia. Melalui karyakaryanya yang luar biasa, Denny JA telah menjadi cahaya terkuat yang menerangi jalan bagi banyak individu.
Cek Selengkapnya: Melihat Kecemerlangan Karya Terpilih Denny JA ke 41: Cahaya Terkuat
0 notes
Text
kayanya emang kebiasaan jelek aku adalah mood tiba-tiba, alias bisa tiba-tiba sedih dan nangis atau bete ke marah. aku juga suka gabisa kontrol.
masalah kaya ginituh selalu ada di fase pertemanan aku, hampir orang-orang deket pernah ngalamin si mood aku yg tiba-tiba akhirnya bawa vibes negatif ke circle. tapi end up ga sampai jauhan apalagi musuhan. marah-marah kecil yg bisa diperbaiki lagi. tapi caranya emang harus ketemu (dulu)
aku sebenernya mau bilang makasih sama orang2 deket yg udh memahami bahkan disepanjang pertemanan mengabaikan moody aku itu, tiap dibahas ya jadi bahan komedi aja. aku juga janji sama diri sendiri utk ga ngelakuin itu lagi.
aku sendiri aja gamau kaya gitu, cuman emang out of controllll bangettt. sampe di otak itu aku bingung harus buat apa, lagi posisi moody itu akutuh sebenernya gak marah dan gak kesel atau sedih, cuman mixed feelings aja. ini aku gimana sih...
dan pas mau implementasii jadi ngawang aja. ini PR bangeeet di 2023. aku berusaha semaksimal mungkin untuk ga kaya gitu.🙏🙏🙏🙏
bukan aku ga peduliin perasaan orang lain atau ga sadar diri. sadaaar banget dan aku berusaha terus mengubah ituu. dan ALHAMDULILLAHnya temen-temen aku baik semua gak ada satupun yg mau pergi atau ninggalin aku karena aku gitu🥺
mereka kadang kasih kritik, saran dan masukkan atau bahkan selalu jadi pengingat mood aku mulai ga baik itu.
0 notes
Text
WONDER (MUCİZE)
Hikâyeyi bize anlatan Auggie’nin varlığını, uzaylı teması ile ele alıyor. İnsanların yüzüne verecekleri tepkiden korktuğu için bir kaskla dolaşan, uzaya gitme hayalleri kuran ve Star Wars hayranı olarak Padawan at kuyruğu bırakmış küçük bir çocuktur. Fiziksel kusuru nedeniyle herkes tarafından dışlandığını hissediyordur. Auggie diğer sıradan çocuklar gibi okula giderek, sıradan bir çocuk olduğunu kanıtlamaya çalışır. Çünkü esas güzellik içte saklıdır.
8 / 1s 53dk / Dram, Çocuk
MARY AND MAX
Bugün size bir animasyonla geldik. Stop motion animasyon (Durağan 3 boyutlu objeleri hareket edermiş gibi gösteren bir animasyon türü) filmi olan film iki mektup arkadaşının hikayesini anlatan bir komedi filmi olsa da yalnızlık, alkolizm gibi konuları da için de barındırıyor. Max 44 yaşında, yalnız ve obezite ile baş etmeye çalışan obez bir New Yorkludur. Mektup arkadaşı Mary ise 8 yaşında, hiç arkadaş edinemeyen, patateslerden kolye yapıp satmaya çalışan bir Avustralyalıdır. Tesadüfen adres bulan Mary'nin Max'e yolladığı bir mektupla arkadaşlıkları başlar. Yıllar geçtikçe ikisi de yalnızlıklarını yavaş yavaş bırakmaya başlarlar. Aynı zamanda birbirlerine aşırı derecede bağlanırlar.
8,1 / 1s 34dk / Animasyon, Drama
Yıllar sonra Mary evlenir ve özgüven kazanmaya başlar. Akademik başarı sağlar. Max'de monoton hayatından kurtulmaya başlar. Fakat Mary'nin yaptığı akademik araştırmada Max'in hastalığını incelemesi Max'i kızdırır ve araları açılır. Bu soğukluk Max'in mektubu ile düzelir. Fakat mektubu yolladığı zaman çok kritik bir ana denk gelmiştir.
Yüzümde tebessüm ve bir iki damla göz yaşı ile izlediğim en iyi animasyonlardan birisi. Şimdiden iyi seyirler :)
#film#filmkeyfi#filmkesitleri#film önerileri#film önerisi#film review#film yorumu#dizikeyfi#diziönerisi#dizi kesitleri#dizi önerileri#dizi#dizisahneleri#diziler#film repliği#film replikleri#dizi replikleri#dizi repliği#netflix#mary and max#mucize#wonder
1 note
·
View note
Text
30 Menit Menyimak Emak-Emak Julid
*Artikel ini pertama kali tayang di Medium LPM Techno (21/08) dengan judul REVIEW FILM PENDEK: TILIK - Menit Menyimak Emak-Emak Julid”
Judul: Tilik
Sutradara: Wahyu Agung Prasetyo
Penulis: Bagus Sumartono
Pemeran: Siti Fauziah, Brilliana Desy, Angeline Rizky, Dyah Mulyani, Lully Syahkisrani, dll.
Perusahaan Produksi: Ravacana Films
Tahun produksi: 2018
Tanggal rilis (YouTube): 17 Agustus 2020
Durasi: 32 menit
Negara: Indonesia
Bahasa: Jawa
Penghargaan: Piala Maya 2018 Kategori Film Cerita Pendek Terpilih (menang), menjadi official selection di dua festival film internasional, yaitu Jogja-Netpac Asian Film Festival 2018 dan World Cinema Amsterdam 2019
Selama dua hari terakhir ini, “Bu Tejo” menempati posisi trending di jagad raya Twitter. Banyak sekali cuitan perihal komentar, meme dan cuplikan video mengenai Bu Tejo yang seliweran. Bu Tejo sendiri merupakan salah satu tokoh pentolan di film Tilik yang sedang ramai diperbincangkan. Setelah diunggah di YouTube dalam rangka memeperingati 75 tahun Kemerdekaan Indonesia, Tilik sukses mendapatkan lebih dari satu setengah juta penonton dan sepertinya angka tersebut akan terus bertambah seiring dengan tingginya animo warganet. Meskipun menggunakan dialog dalam bahasa Jawa, film ini tetap mencuri perhatian berbagai kalangan sebab tokoh “Bu Tejo” yang viral memiliki karakter yang kuat dan khas seorang Alpha Female geng emak-emak terasa begitu melekat dan dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Bu Tejo adalah Kita. Kita semua pernah menjadi Bu Tejo.
Tilik merupakan film pendek yang menceritakan rombongan ibu-ibu asal Kabupaten Bantul yang hendak tilik atau membesuk Bu Lurah yang sedang dirawat di rumah sakit yang terletak di Kota Yogyakarta. Karena acaranya mendadak, diceritakan bahwa rombongan tersebut akhirnya menggunakan bak truk milik Gotrek sebagai alat transportasi. Mengangkut manusia di dalam bak truk merupakan tindakan yang melanggar hukum sebenarnya, namun kita sama-sama tahu bahwa faktanya potret tersebut masih sering kita jumpai, utamanya di jalanan pedesaan. Selama di bak truk tersebut, beberapa orang tak henti-hentinya julid, utamanya Bu Tejo, yang sedari awal perjalanan hingga sampai tujuan begitu luwes membahas kehidupan Dian, seorang kembang desa, yang dilabeli sebagai perempuan “nakal”. Dalam film ini, semua tokoh dibikin untuk tidak bisa dikotak-kotakkan dalam peran protagonis atau antagonis. Tokoh digambarkan sebagai manusia abu-abu, sebagai manusia tidak sempurna yang hitam juga putih.
Film ini mengajak penonton untuk menyaksikan emak-emak bergunjing selama kurang lebih 30 menit durasi film. Namun meski demikian, film tidak terasa membosankan sebab perjulidan tersebut disisipi adegan yang menggambarkan kebiasaan masyarakat desa yang jadi terasa lucu jika ditonton kembali juga stereotip-stereotip yang beredar di masyarakat, misalnya seperti kebiasaan masyarakat untuk melilitkan karet di jempol kaki guna menahan kencing juga stereotip jika emak-emak berkumpul maka tidak afdol jika tidak julid, emak-emak merupakan kaum paling bar-bar jika berada di jalan raya, dsb. Sayangnya, film memiliki ending yang membuat penonton untuk kembali mempertanyakan tentang pesan kebaikan yang telah dicerna dan menyusun ulang tentang apa sih yang sebenarnya berusaha disampaikan film ini?
Kekuatan film ini berada pada hubungan kuat yang terbentuk antara premis cerita dan realita dalam kehidupan masyarakat. Banyak penonton merasa nyambung atau relate dengan adegan-adegan yang ditampilkan dalam film. Setidak-tidaknya, kita pasti punya tetangga seperti Bu Tejo, kita pernah menjadi korban julid atau bahkan mungkin ternyata kita sendiri adalah termasuk golongan sirkel Bu Tejo. Tilik juga menampilkan fakta bahwa memang masih menjadi kebiasaan beberapa masyarakat untuk ikut masuk ke dalam kehidupan pribadi orang lain, masih menjadi kebiasaan untuk gampang menyimpulkan hal-hal yang sebetulnya tidak dipahami dan hanya ditilik dari permukaan saja. Film juga sedikit menyentil perihal “Musuh perempuan yang sebenarnya adalah perempuan lainnya”. Selain itu, film juga mengangkat fakta bahwa masih banyak orang-orang yang menganggap bahwa segalanya yang bersumber dari internet adalah fakta maha-benar karena dibuat orang-orang pintar sehingga tidak perlu diragukan lagi.
Dilansir dari vice.com (20/08), Wahyu, sutradara Tilik, menuturkan bahwa film ini merupakan bentuk kampanye perjuangan agar orang-orang melek terhadap informasi yang beredar di internet. Pesan yang ingin disampaikan kepada penonton adalah pertama ketika kita menerima informasi/pesan/apapun dari orang lain atau internet harus disaring juga divalidasi sebelum disebar luaskan dan kedua, perempuan yang menyandang status single memiliki hak atas hidupnya sendiri dan bebas menentukan apapun pilihannya.
Selain banjir pujian, film ini juga menerima beberapa kritik, seperti misalnya dari Hikmat Darmawan, seorang kritikus dan kurator dengan ranah pop kultur, melayangkan kritik melalui cuitan pada akun Twitter pribadinya (19/08). Hikmat menuliskan bahwa film Tilik memiliki teknis yang bagus, namun memiliki ide yang buruk, yakni stereotyping parah terhadap ibu-ibu dan memiliki ending yang bertentangan dengan “kampanye” atau pesan mengenai maraknya hoax serta diisinformasi yang dijunjung. Komentar serupa juga dituliskan pemilik akun Twitter @svastikarr (Git) melalui Medium dengan judul Tilik (2018): Komedi yang Rabun Stereotip. Dilansir dari medium.com/@svvasti (20/08), penulis mempertanyakan kontradiksi ending film, yakni “Jika di akhir cerita ternyata terbukti bahwa apa yang dibicarakan bu Tejo adalah kenyataan, tentunya hal ini mengundang pertanyaan besar. Apakah intensi Wahyu di sini adalah untuk mengukuhkan stereotip bahwa menjadi perempuan “mandiri” sama artinya menjadi perempuan “nakal”?”. (Yesica)
Film Tilik dapat diakses melalui kanal YouTube resmi Ravacana Films berikut ini.
https://youtu.be/GAyvgz8_zV8
Referensi:
Vice.com (2020, 19 Agustus) Ngobrol Bareng Sutradara Film 'Tilik' yang Membuat Netizen Murka Pada Sosok Bu Tejo. Diakses pada 20 Agustus 2020, dari https://www.vice.com/id_id/article/m7j4gv/film-pendek-tilik-peraih-piala-maya-2018-dan-karakter-bu-tejo-viral-karena-tayang-gratis-di-youtube?utm_source=viceidtw
zonajakarta.pikiran-rakyat.com (2020, 19 Agustus) Sinopsis Film Tilik, Bu Tejo Penuh Adegan Julid dan Pergosipan Ibu-ibu Masa Kini. Diakses pada 20 Agustus 2020, dari https://zonajakarta.pikiran-rakyat.com/infotainment/pr-18677422/sinopsis-film-tilik-bu-tejo-penuh-adegan-julid-dan-pergosipan-ibu-ibu-masa-kini?page=all
3 notes
·
View notes
Text
Bajaj Bajuri: Tawa Getir Rakyat Kecil
Pekan lalu saya dan kawan-kawan di GeekInOut Podcast mencoba tetap membuat konten meskipun kami terpisah jarak. Dan kedepannya sampai wabah ini berakhirpun demikian. hehe Nah, pekan lalu itu kami membahas apa-apa saja yang kami lakukan dalam rangka menghilangkan kejenuhan selama pengasingan di tempat masing-masing. Kebetulan saya giliran pertama dan dari awal-awal masa-masa pengasingan ini saya lagi banyak nonton film-film Indonesia dari layanan streaming lokal (kebetulan beberapa memang lagi menggratiskan juga jadi ya sekalian. Hehe)
Salah satu yang paling menarik buat saya adalah sitkom “Bajaj Bajuri” yg dulu tayang di Trans TV. Ketika sedang mencari tontonan di salah satu layanan streaming lokal, saya menemukan series ini dan tertarik untuk menontonnya. Tidak banyak yang saya ingat dari series ini selain beberapa karakter yang sangat ikonik seperti Bang Bajuri sendiri, Oneng (istrinya yang agak lemot), Emak (mertua bang juri yang mata duitan), dan Ucup (tetangga bang Bajuri yang selalu pakai kaos bola. Waktu saya kecil dulu, saya tidak begitu paham komedi-komedi yang tersaji dari sitkom ini. Tapi ketika kemarin saya tonton lagi, saya benar-benar terpingkal dan salut sama para pemain dan orang-orang yg membuat sitkom ini.
Ternyata memang banyak konten di sitkom ini yang ditujukan untuk orang dewasa. Selain soal hubungan suami istri dan rumah tangga, komedi-komedi soal politik dan sosialnya juga cukup berat karena mengandung kritik yang nyelekit. Haha Tersirat memang, tapi ketika direnungkan cukup membuat terhenyak.
Saya masih berkutat di episode belasan dari duapuluhan episode yang tersedia. Saya masih siap untuk dibuat tertawa dan terhenyak lagi oleh sitkom yang hadir di masa kecil saya ini. Terima kasih, Bang Juri!
------------- ------------- ------------- ------------- ------------- ------------- ------------- ---------
Episode #GeekFromHome Bajaj Bajuri bisa disaksikan di tautan berikut.
7 notes
·
View notes
Text
Not So Berry Legacy Challenge (Svenska)
Gillar du regnbågen? Gillar du tanken av att spela med bäriga simmar men hatar bäriga simmar? Vill du leka runt med aspekter ur spelet som du aldrig har gjort tidigare? Då är detta utmaningen för dig!
Välkommen till Not So Berry Legacy Challenge, en legacy med tio generationer som fokuserar på färg och nya upplevelser.
Grundläggande regler:
Varje arvinge måste representera sin generations färg (d.v.s. hår, smink, klädsel), men färgglad hud är inte ett måste.
Färgerna hos makarna spelar ingen roll då de inte är en del av utmaningen.
Pengafusk är tillåtet, men inte överdrivet. Förslag: använd freerealestate på ditt första hem, men inga fusk efter det.
Du får bo vart du vill, såvida om inget annat står under generationens regel.
Varje generation ska fullborda både sin karriär och sin ambition.
Håll livslängden på normal.
Generation ett: Mint
Du är en busig vetenskapsman som älskar färgen mint. Du är karriärdriven men tar dig ändå tid för bus och utflykter med dina vänner. Du älskar lyx och vill ha det allra bästa för dig själv och din familj.
Egenskaper:
Vegetarian, Svartsjuk, Materialistisk
Ambition: Rackartygschef
Karriär: Forskare
Regler:
Fullborda forskarkarriären och din ambition
Fullborda färdigheterna rackartyg och logik
Fullborda kollektionen med grundämnen
Generation två: Ros
Du hade allt som du önskade dig som barn men ville alltid ha mer. Som vuxen har du svårt att engagera dig i förhållanden efter som du är så karriärdriven. Du har inga moderliga instinkter men älskar ändå ditt barn av hela ditt hjärta.
Egenskaper: Hetlevrad, Snobb, Romantisk
Ambition: Serieromantiker
Karriär: Politiker
Regler:
Få endast ett barn
Fullborda politikerkarriären och din ambition
Lämna någon vid altaret
Gift dig som en åldring
Generation tre: Gul
Du hade aldrig en nära relation med din mamma när du växte upp och tillbringade större delen av din tid ensam på ditt rum och blev besatt av rymden. Du älskar verkligen rymden. Du gör allt som krävs för att komma till Sixam.
Egenskaper: Klumpig, Ambitiös, Ensamvarg
Ambition: Nördhjärna
Karriär: Astronaut
Regler:
Fullborda färdigheterna raketvetenskap och händighet
Fullborda astronautkarriären och din ambition
Du måste ha byggt tio träskulpturer som tonåring
Du måste bygga en raket och besöka Sixam
Ta dig till den hemliga tomten i Oasis Springs (kräver maxad händighet)
Ha aldrig några nära vänner eller andra relationer än din mormor förrän hon dör
Generation fyra: Grå
Du har alltid känt att du är annorlunda. Medan resten av din familj var upptagen med att vara i labbet ville du bara vara ute och spela basket. Du är väldigt bra på sport och drömmer om att bli en professionell idrottare. För att kompensera för den obefintliga relation till dina föräldrar vill du finnas där för dina egna barn så mycket som möjligt. Du älskar även att sjunga.
Egenskaper: Aktiv, Grisig, Musikälskare
Ambition: Bodybuilder
Karriär: Idrottare
Regler:
Fullborda färdigheterna sång, föräldraskap och träning
Fullborda idrottskarriären och din ambition
Ha tre misslyckade förhållanden innan du träffar din maka, gift dig med en snygg sim
Var god vän med alla dina barn
Ha filmkväll med din familj varje söndag
Generation fem: Plommon
Du har alltid varit bra på allt du provat på. Det är svårt att välja en karriär, så varför inte prova på flera? Du jobbar som doktor delen av ditt liv, men som vuxen inser du att din dröm är att bli en professionell dansare. Du slutar ditt jobb och börjar jobba som underhållare.
Egenskaper: Geni, Pliktotrogen, Dansmaskin
Ambition: Renässanssim
Karriär: Snabbmat, Doktor, Underhållare
Regler:
Fullborda dansfärdigheten och två andra färdigheter som du själv väljer, nå minst nivå åtta i sex färdigheter
Fullborda din ambition
Skilj dig och gift dig senare med samma person igen
Du måste bo i minst tre olika världar under din livstid
Generation sex: Orange
Du är din familjs svarta får (fast med orange hår) och du är uppvuxen i ett hektiskt hushåll. Du har alltid velat orsaka förödelse, men du är bara riktigt dålig på att vara ond. Du tycker om att bryta dig in i dina grannars hus och äta av deras mat. Du älskar verkligen att baka och spenderar större delen av din fritid med att äta sötsaker.
Egenskaper: Ond, Självsäker, Matvrak
Ambition: Samhällets fiende
Karriär: Kriminell
Regler:
Fullborda färdigheterna bakning och karisma
Fullborda din karriär och ambition
Du måste bo i en lägenhet som har egenskapen behöver lite omvårdnad under din ungdomsperiod
Få tvillingar och inga mer barn (du får fuska här)
Insistera på att vara ondskan själv, men ingen tror på dig, inte ens dina egna barn
Generation sju: Rosa
Du växte upp fattig och lever nu lönecheck efter lönecheck inom affärskarriären. Du längtar efter att skriva romantiska romaner men är för rädd att sluta med ditt stabila jobb för att följa dina drömmar. Du är väldigt praktisk och du vet att chansen att klara dig som författare är väldigt liten. Som vuxen bestämmer du dig äntligen för att följa dina drömmar. Du är en hopplös romantiker, men din oflörtiga natur gör det nästa omöjligt att hitta kärleken.
Egenskaper: Ordentlig, Oflörtig, Kreativ
Ambition: Storsäljande författare
Karriär: Affärer
Regler:
Fullborda kollektionen med vykort
Fullborda färdigheterna skrivning och sundhet
Fullborda din ambition
Ha en välskött trädgård
Sluta ditt jobb som vuxen för att följa dina drömmar
Generation åtta: Persika
Din mamma lärde dig att alltid följa dina drömmar. Du har alltid velat bli detektiv. Du har alltid velat bli komiker. Du kan göra båda! Detektiv på dagen, komiker på natten, du kan göra allt du bestämmer dig för att göra.
Egenskaper: Matfantast, Lat, Knasboll
Ambition: Skämtarstjärna
Karriär: Detektiv
Regler:
Gift dig med en medarbetare
Du måste spela ett instrument
Fullborda färdigheterna gourmetmatlagning och komedi
Fullborda detektivkarriären
Du måste bo i en annan värld som vuxen än den du växte upp i
Generation nio: Grön
Du blev påkommen med att hacka av ett stor techföretag som sedan erbjöd dig ett jobb. Du är hängiven ditt arbete, men det stoppar inte dig från att gå ut och ha kul. Du är den personen som festar till tre på natten och börjar jobba klockan sex på morgonen.
Egenskaper: Pjoskig, Nörd, Munter
Ambition: Datorgeni
Karriär: Tech Guru
Regler:
Fullborda färdigheterna mixologi, spel och programmering
Fullborda din karriär och ambition
Du måste acceptera varje inbjudan från dina vänner
Ha minst fem goda vänner och fem fiender
Generation tio: Blå
Du har det perfekta livet. Vitt staket, kärleksfull make, vackra barn. Men varför vill du trots det ha mer? Du har en hemlig affär en gång och ångrar det för resten av ditt liv. Efter det lägger du all din tid och energi i att uppfostra dina barn och fixa ditt äktenskap. Du erkänner aldrig att du haft en affär till någon och ägnar ditt liv till att vara den perfekta mamman.
Egenskaper: Dyster, Perfektionist, Familjeorienterad
Ambition: Superpäron
Karriär: Kritiker
Regler:
Adoptera minst ett barn
Fullborda färdigheterna fotografering, matlagning och föräldraskap
Fullborda kritikerkarriären och din ambition
Du måste gifta dig med din kärlek från gymnasiet och hålla ihop tills ni dör
Ha en affär en gång
Utmaningen är skapad av @lilsimsie och @alwaysimming men översatt till svenska av mig! Du kan hitta de ursprungliga reglerna här!
3 notes
·
View notes
Text
Komunikasi dan Psikologi Evolusi #5: Keangkuhan Manusia
Kini kita berusaha menghindari hal-hal transaksional sebagai insting dasar makhluk hidup dan terlalu mengagungkan sifat-sifat artifisial yang telah dinormalisasi seperti ketulusan dan penyangkalan diri. Memang tidak ada salahnya berusaha menjadi orang yang berguna dan mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi, tapi tunggu dulu. Bukankah itu juga sebuah perilaku altruis yang juga secara implisit transaksional di mata seleksi alam? Perilaku 'baik' sekawanan anjing yang membawa sebagian hasil buruan kepada anggota kawanan yang tidak ikut berburu adalah bentuk transaksi, bukan ketulusan: dengan harapan mereka yang tadinya tidak ikut dilain kesempatan jadi mau ikut berburu. Untuk mendukung kohesi sosial, banyak lemur betina yang tidak mempermasalahkan perannya sebagai caregiver dan bahkan menyusui anak-anak yang bukan keturunan langsungnya secara biologis. Harapannya sama: ketika seekor lemur betina yang telah menyusui anak lemur lain menjadi korban predasi, anaknya tidak akan ditelantarkan oleh lemur lain yang pernah merasa 'terbantu'. Sifat altruistik dalam hewan sebenarnya sangat sarat pamrih dan tetap saja bersifat transaksional. Bukankah kebanyakan relasi orang tua menjaga dan mendidik anaknya juga tidak lain dan tidak bukan adalah relasi altruis dan bukan semata-mata karena perintah untuk berbakti pada orang tua? Menyisihkan sebagian hasil usaha mereka kepada anak dengan harapan kelak anaknya bisa menjaga mereka ketika tua dan meneruskan gen-gen mereka pula kepada cucu-cucunya? Interaksi transaksional antar makhluk hidup adalah kesunyataan alamiah, sementara itu interaksi transaksional yang dikuantifikasi oleh norma dan nilai-nilai buatan manusia sebenarnya bebas namun bersifat koersif. Nilai-nilai moral yang disusun sebenarnya suatu bentuk regulasi peran yang disusun oleh manusia, berusaha membuat hidup manusia putus koneksi dengan alam padahal setiap gerakan dan impuls berasal dari hasil mekanisme alamiah. Dalam proses budaya dan peran sosial, seringkali manusia memilih untuk melupakan tendensi alami hasil evolusi selama seribu-ribu tahun. Menurut pendapat para filsuf psikologi dan ekonom seperti Abraham Maslow dan Adam Smith, manusia memang memiliki cara-cara dan tahapan-tahapan dalam memenuhi kebutuhannya, tetapi mereka belum berhasil melakukan karakterisasi historis kodrati manusia dan relasinya dengan alam secara runtut dan berhubungan seperti yang dilakukan oleh Karl Marx. Meskipun telah menggunakan alat-alat ukur akademis yang sama, perlu kita sadari pendekatan ilmu alam berbeda sekian coret dari ilmu sosial. Dalam ilmu sosial, manusia ditempatkan dalam sebuah kotak kaca dalam sebuah laboratorium besar untuk dianalisis dan diobservasi, menjadikannya pusat perhatian dalam penelitian. Akan tetapi, ilmu alam cenderung sibuk menggunakan otaknya untuk mendeskripsikan dan mendokumentasikan variabel laboratorium tempat dimana manusia tersebut diobservasi. Disini letak konflik tiada akhir bagi para naturalis dan sosiolog yang abai dengan hubungan timbal balik antara fenomena alami dan fenomena sosial kemasyarakatan. Muncul berbagai macam konstruksi sosial baru yang pastinya saling menyangkal, karena meskipun manusia beranggapan mereka telah mampu menguasai alam namun pada saat yang bersamaan melupakan bahwa mereka pun tetap memiliki dasar yang benar-benar alamiah. Manusia adalah bagian dari alam, dan diperlukan metode kritikal yang lebih baik dalam memahami hubungan proses alami dalam proses perkembangan psikis dan peradaban manusia secara utuh dan holistik. Jika perkembangan peradaban dihadapkan kepada prasyarat-prasyarat transendensi manusia seperti yang dikemukakan oleh Nietzsche tapi kita masih berusaha mengabaikan atau bahkan malah menyangkal sejarah dan kenyataan bahwa manusia pernah atau bahkan masih dipengaruhi oleh impuls-impuls alamiah, tentu saja diskursus tersebut tidak akan mengalami kemajuan baik secara teoritis maupun praktis. Menurut observasi Benjamin Libet, seorang dokter dan ilmuwan saraf yang mempopulerkan ilmu human consciousness, tampaknya segala keputusan manusia itu bukanlah hasil proses kehendak bebas, melainkan akibat reaksi-reaksi dan impuls elektrik dalam otak yang dipengaruhi pengalaman, latar belakang, dan lain-lain. Proses berpikir yang berlangsung ini bahkan sudah ada sebelum keputusan tersebut diteruskan dan dikerjakan. Terdapat jeda selama sekian milisekon antara pengambilan keputusan dengan potensial aksi dalam jalur kelistrikan otak, dan hasrat untuk melakukan sesuatu tersebut mengikuti impuls potensial aksi tersebut, bukan sebaliknya. Meskipun penelitian ini menjadi bahan perdebatan para filsuf dualisme, namun percobaan Libet paling tidak mampu membuktikan bahwa segala kesadaran manusia ini merupakan hasil reaksi organik. Dengan demikian saya berani berargumen bahwa segala usaha manusia untuk menjadi transenden, melemparkan ribuan formulasi norma-norma tertentu yang melampaui mekanisme alam selama ini adalah usaha yang absurd dan bercorak dasar kemegahan diri. Segala bentukan artifisial seperti peran semu tim dalam intrik-intrik korporasi gemuk, manifestasi stereotipikal keluarga bahagia yang generik, romantisasi hubungan percintaan yang terlalu sempurna, serta penggambaran konflik sosial dalam media massa yang dikuasai pemilik kepentingan merupakan hal-hal yang sia-sia. Konsekuensi kemampuan manusia untuk menyusun set-set norma tertentu yang melawan kodrat alamiah ini akhirnya menjadi masalah-masalah baru. Manusia menjadi berani saling menghakimi, seakan dirinya paling baik, paling sabar, paling cerdas, dan paling berhak untuk berbicara karena justifikasi standar moral buatan itu. Bisa juga kemudian beberapa orang malah semakin teralienasi, tidak relate, dan merasa dirinya paling menderita dan terbuang akibat ketidakmampuannya untuk hidup sejalan dengan standar moral yang sama. Padahal, seperti makhluk hidup lainnya, manusia memiliki berbagai macam corak yang memang demikian adanya akibat seleksi alam. Dalam serial artikel sebelumnya, saya telah babak belur mencerna kitab Dao De Jing karangan Laozi dalam bahasa aslinya untuk menjawab keresahan saya pasca keluar dari rumah sakit akibat demam berdarah. Dalam pemikiran Laozi yang sangat naturalis dan bertolak belakang dengan Confucianisme (arus lain filsafat pada masa itu) yang mempopulerkan legalisme, ia terus menerus menekankan usaha manusia yang sia-sia dalam mengubah alam. Laozi berpendapat bahwa satu-satunya cara agar hidup bermasyarakat menjadi tenteram adalah dengan berdamai dengan alam dan menjalankan Wu Wei, atau prinsip non-aksi. Manusia yang kini telah merasa sombong karena melihat bagaimana sejauh ini mereka telah mengubah dan memanipulasi alam, ternyata takluk dengan segepok materi genetik usil berjaketkan protein dan lemak. Segala struktur ekonomi dan kekuatan politik ambrol diterjang kemashyuran alam. Dalam keangkuhan manusia, pemerintah berusaha menjadi penyelamat ekonomi, sementara pada tenaga medis pontang-panting berkutat dengan nyawa orang. Sebelumnya, apakah dunia baik-baik saja? Tampaknya, memang dibutuhkan bencana sebesar ini dan seaneh ini bagi kita. Disrupsi dengan alasan pembatasan sosial melalui jarak membuat kita mampu merefleksikan kehidupan secara lebih jelas, tanpa diusik oleh hiruk pikuknya kegiatan repetitif yang monoton dan membosankan. Apakah kita benar-benar ‘penting’ dimata alam semesta? Ah, jangankan alam semesta. Tak usah jauh-jauh, planet kita saja. George Carlin dalam salah satu monolog komedi tunggalnya pernah berkata:
“The planet isn’t going anywhere, we are going away! Just another failed mutation, just another closed-end biological mistake, an evolutionary cul-de-sac. The planet will shake us off like a bad case of fleas, a surface nuisance.”
Menurut Carlin, manusia termakan kesombongannya sampai berusaha mengubah alam. Padahal, tanpa manusia pun, alam terus mampu berjalan dengan segala mekanisme yang telah ada. Alam adalah sistem cerdas yang dapat memperbaiki dirinya sendiri! Pada akhirnya, artikel ini saya tutup dengan sebuah pertanyaan yang telah menjadi keresahan saya selama pandemic COVID-19. Keresahan yang juga mungkin muncul pada benak jutaan orang yang berpendidikan di seluruh dunia. Absurditas kehidupan yang muncul ditengah wabah ini telah diprediksi dalam novel La Peste karangan seorang pengarang Algeria, Albert Camus. Dalam esainya yang terkenal, The Myth of Sisyphus, Camus melontarkan masalah bunuh diri sebagai cara keluar dari konflik internal seseorang. Sebagai respon dari tulisan Soren Kierkegaard satu abad sebelumnya yang berpendapat konflik antara identitas diri dengan kenyataan di alam yang tampaknya tidak beraturan, karya-karya fiksi Camus mengandung nilai-nilai yang mengakui bahwa definisi kehidupan absurd yang dilontarkan oleh filsuf eksistensialis Jean-Paul Sartre dan Martin Heidegger cukup mewakili keresahan orang. Masalah bunuh diri tersebut terjadi karena ketidakmampuan seseorang untuk menerima bahwa hidup ini tidak bermakna (nihilistik). Padahal proses menjalani kehidupan-lah yang sebenarnya dapat memberikan makna dan kepuasan bagi manusia. Pada akhirnya, pertanyaan saya adalah: apakah manusia benar-benar siap untuk melampaui insting naturalnya dan menjadi transenden? Ataukah kita masih harus mengakui dan menerima bahwa insting alamiah tersebut merupakan bagian integral yang tak dapat kita lepaskan dari diri? Semoga serial artikel kali ini dapat menjadi bahan perenungan bagi kita semua dalam komunikasi dan interaksi kepada sesama selama pandemi. Saling mendukunglah satu sama lain, itulah cara melawan absurditas pandemi ini.
3 notes
·
View notes
Text
Takže jsem si pustila “Nafrněná” od Barbory Polákové. Písnička okay,ale ty komentáře....ježiši....
Začínáme hezkým komplimentem
Tento mladý muž je výborný kritik. A ta profilovka je jen třešnička na dortu.
Jaký to náladový komentář...
Soudruzi, oslavujte! Revoluční incelové už osvítili i českou republiku!
Tento člověk by se měl stát právníkem, má zatraceně dobré argumenty.
Chápu, že někdo je mladý. Chápu, že někdo je cizinec. Chápu, že někdo dělá překlepy.
Ale....jak? Jak tohle mohlo vzniknout?
Klasika u nás žen, do kterých počítáme i Pavla.
Dámy a pánové, konečně jsme to našli. Přestaňte číst vtipy, přestaňte psát vtipy. Komici, vzdejte to. Protože toto, je absolutní vrchol komedie, a nic lepšího už nebude. Sotva zatlačuju slzičku.
Odkaz vede k verzi videoklipu, natočené s osmiletýma holčičkama.
A podle popisku je poznat, pro koho je určeno. Nezapomeňte, OZUBENÉ kolečko.
Vybrala jsem sice jen tyto příklady, ale věřte mi, je tam toho mnohem víc. Od malých dětí, po erotické narážky.
Český Youtube je divné místo.
57 notes
·
View notes
Text
Nonton Kritik Ala Si Tukang Kibul
Nonton Kritik Ala Si Tukang Kibul
Pada penayangan Sinema Pojok kali ini, Komunitas Gubuak Kopi mengajak warga untuk bernostalgia menonton salah satu karya filem Nawi Ismail yang berjudul Benyamin tukang Ngibul. Filem komedi ini dirilis pada masa orde baru, tahun 1975, masa-masa ketika kritik selalu dibungkam. Dalam penayangan kali ini kita menganggap Nawi Ismail juga merupakan salah satu nama yang menarik untuk dibaca dalam…
View On WordPress
0 notes
Text
#SelesaiBaca : The Girl Who Saved The King of Sweden
“bahwa seorang gadis buta huruf kelahiran Suweto 1970-an akan tumbuh dan kelak terkurung dalam sebuah truk pengangkut kentang bersama raja dan perdana Menteri Swedia adalah kejadian dengan probabilitas statistik 1 berbanding 45.766.212.810. Menurut perhitungan si gadis buta huruf itu sendiri”
Jujur pertama kali lihat buku ini yang aku pikirkan adalah cover-nya yang bagus, warna hijau dengan font dan gambar yang menarik dibuat seminimalis mungkin, cocok sekali untuk dijadikan koleksi dan menjadi pajangan di rak buku milikku di rumah. Setelah aku baca beberapa bab ternyata buku ini memilki cerita yang sama menarik dengan cover-nya.
Seperti buku Jonas Jonasson sebelumnya (sebenernya belum pernah baca cuma diceritain sama temen aja sih), buku ini memiliki keterkaitan dengan bom dan karakter utama yang memiliki kecerdasan yang luar biasa. Namun yang menarik adalah karakter utama di buku ini merupakan seorang gadis berkulit hitam asal Afrika, dimana latar belakang buku ini pada awal cerita adalah pada tahun 1970-an yang ketika masa tersebut diskriminasi atas perbedaan warna kulit masih sangat melekat khususnya di wilayah Afrika Selatan, sehingga gadis cerdas ini harus menghadapi berbagai masalah berkaitan dengan isu diskriminasi tersebut.
Buku ini bergenre komedi dan menurutku komedi yang disuguhkan pada cerita di buku ini bisa dibilang cukup dark dimana komedi di sini datang dari orang-orang di sekita Nombeko yang selalu diceritakan "bodoh", kematian-kematian yang cukup konyol akibat kebodohan orang-orang tersebut dan tentu saja sarkasme yang ditujukkan oleh si tokoh terpintar yaitu Nombeko terhadap orang-orang tersebut dan masalah yang dia hadapi. Selain itu pada buku ini juga kalian akan disuguhkan dengan kondisi politik dunia dari zaman perang dunia hingga tahun 2000an awal, bahkan akan muncul beberapa nama besar tokoh dunia seperti Nelson Mandela dan mantan Presiden Amerika Serikat J.W Bush. Menariknya semua dijelaskan dengan ringan dan sedikit sentuhan komedi melalui kritik dan komentar dari si tokoh utama Nombeko dengan sarkasnya.
Buku ini memiliki cerita dengan sudut pandang orang ke tiga yang tahu segalanya, hingga masa lalu setiap tokoh yang diceritakan. Pada bab-bab awal sebetulnya aku sedikit bingung dengan alur ceritanya, karena ternyata terdapat switching fokus karakter yang diceritakan pada setiap babnya, dan setelah aku membacanya lebih jauh barulah saya sadar ternyata di awal cerita alur yang disampaikan berada pada timeline dan tempat yang berbeda di mana Nombeko kecil berada di Afrika Selatan dan tokoh satu lagi berada di sisi dunia lainnya yaitu di Swedia, yang menceritakan mengenai seorang aktivis, tidak mungkin bukan aktivis namun lebih ke seorang fanatik politik setengah gila yang kemudian hari akan memiliki anak-anak yang berperan penting pada masa depan Nombeko dan sebuah bom atom dengan kekuatan tiga megatron yang berkeliaran dengan bebas.
Buat aku ini adalah pengalaman pertama membaca buku dengan genre yang seperti ini, jadi agak kurang familier dengan cerita yang dibawakan, namun secara mengejutkan aku masih tetap nyaman membaca buku ini karena kebanyakan komedinya bisa aku mengerti dan sukses membuatku tertawa. Jadi buat kalian yang suka dengan genre komedi yang sedikit dark, dan mempunyai ketertarikan mengenai perkembangan politik dunia makan aku bisa merekomendasikan buku ini untuk kalian.
Hal yang Aku Suka
Hal pertama yang saya suka tentu saja karakter utama gadis yang bernama Nombeko ini karena ketenangan dan kecerdasannya dalam mengadapi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh orang-orang bodoh di sekitarnya dan pastinya Nombeko selalu berhasil membodoh-bodohi orang dan hal ini lah yang membuat buku ini terlalu menarik untuk dilewatkan.
Selain itu hal lain yang aku suka adalah hampir semua karakter yang disebutkan di dalam buku ini memiliki latar belakang yang jelas dimana penulis akan menjelaskan sejarah dari karakter tersebut sehingga kita bisa memahami alasan si karakter tersebut ada dan memiliki kepribadian yang sedemikian rupa.
Hal yang Kurang Aku Suka
Terkadang latar belakang yang di ceritakan pada hampir setiap karakter membuat cerita yang dibaca menjadi sedikit membosankan dan biasanya di sini aku bakalan ngantuk dan berhenti membaca karena cape aja gitu baca sesuatu yang agak harus mikir.
Score
Judul Buku: The Girl Who Saved The King of Sweden
Penulis: Jonas Jonasson
Score: 7/10
Alasan Score: Aku sangat menikmati buku ini tentu saja bisa membuatku tertawa dan -3 nya adalah karena alasan personal bahwa aku tidak terbiasa membaca buku dengan genre seperti ini, kalo kalian yang baca mungkin kalian bisa memberi nilai lebih atau bahkan kurang dari yang aku berikan.
1 note
·
View note