#sinema indonesia
Explore tagged Tumblr posts
Text
Komite Seleksi Oscar Indonesia yang Meloloskan Film Women from Rote Island
Adapun Komite Seleksi Oscar Indonesia ini diketuai oleh Deddy Mizwar, aktor senior nasional yang pernah memerankan karakter dalam film Naga Bonar. Sebuah karya layar lebar Indonesia pertama yang dikirim ke Academy Awards. Sedangkan anggota komite terdiri dari para profesional serta pengamat perfilman, yakni Garin Nugroho, Thoersi Argeswara, Cesa David Lukmansyah, Widyawati, Ilham Bintang, Edwin Nazir, Ratna Riantiarno, dan Slamet Rahardjo. Komite Seleksi Oscar Indonesia ini dibentuk oleh pengurus Persatuan Perusahaan Film Indonesia ( PPFI) dan telah diakreditasi oleh Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS).
Keputusan diambil setelah komite seleksi menonton beberapa film Indonesia Unggulan dan melanjutkan dengan diskusi yang mendalam. Pertunjukan khusus film dan diskusi dilaksanakan di bioskop MD Pictures, kawasan Kuningan Jakarta.
Dikutip dari Antara, 18 September 2024, sebelumnya terdapat sekitar 16 judul film Indonesia yang ikut dan telah diseleksi Komite sejak awal bulan. Mereka menonton film-film Indonesia unggulan tersebut di bioskop MD Pictures kawasan Kuningan Jakarta. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi mendalam untuk mencari karya yang paling tepat mewakili industri sinema layar lebar tanah air. Hingga, terpilihlah film Women from Rote Island yang disutradarai Jeremias Nyangoen.
#WomenFromRoteIsland#OscarKe97#FilmIndonesia#ProudlyIndonesian#SinematografiIndonesia#FilmBerkualitas#IndonesiaDiOscar#KaryaKreatifIndonesia#DukunganFilmIndonesia#FilmInternasional#Cinematography#Oscar2024#SeniDanBudayaIndonesia#WomenInFilm#RoteIslandFilm
0 notes
Text
Berita Update di Saku55: Film Terbaik di Sejarah Film Indonesia
Industri perfilman Indonesia telah melahirkan banyak karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga menginspirasi. Dari drama yang menyentuh hati hingga komedi yang mengocok perut, film-film Indonesia memiliki daya tarik tersendiri. Di Saku55, kami merangkum beberapa film terbaik dalam sejarah perfilman Indonesia yang wajib Anda tonton.
1. "Ada Apa dengan Cinta?" (2002)
Film ini adalah salah satu yang paling berpengaruh dalam sejarah perfilman Indonesia. Disutradarai oleh Rudi Soedjarwo, "Ada Apa dengan Cinta?" mengisahkan cinta remaja antara Rangga (Nicholas Saputra) dan Cinta (Dian Sastrowardoyo). Kualitas penulisan skenario dan akting yang luar biasa membuat film ini menjadi salah satu ikon di kalangan generasi muda.
2. "Laskar Pelangi" (2008)
Diadaptasi dari novel bestseller karya Andrea Hirata, "Laskar Pelangi" mengisahkan tentang sekelompok anak di Belitung yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan. Film ini tidak hanya menggugah emosi tetapi juga menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya pendidikan dan impian. Kualitas sinematografi dan akting para pemeran muda juga menjadi daya tarik tersendiri.
3. "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" (2017)
Film ini menjadi sorotan internasional setelah ditayangkan di berbagai festival film dunia. Disutradarai oleh Mouly Surya, "Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak" adalah film thriller yang mengisahkan pembalasan dendam seorang janda terhadap sekelompok perampok. Dengan penggambaran yang kuat dan visual yang indah, film ini berhasil mencuri perhatian banyak penonton.
4. "Pengabdi Setan" (2017)
Film horor ini disutradarai oleh Joko Anwar dan menjadi salah satu film horor terlaris di Indonesia. "Pengabdi Setan" mengisahkan tentang sebuah keluarga yang dihantui oleh roh jahat setelah kematian ibu mereka. Film ini berhasil menciptakan suasana mencekam dan menjadi salah satu film horor terbaik dalam sejarah perfilman Indonesia.
5. "Gundala" (2019)
Sebagai bagian dari Jagat Sinema Bumilangit, "Gundala" adalah film superhero yang mengangkat cerita dari komik legendaris Indonesia. Disutradarai oleh Joko Anwar, film ini tidak hanya menghadirkan aksi yang mendebarkan tetapi juga menyampaikan pesan sosial yang relevan. Penampilan Abimana Aryasatya sebagai Gundala berhasil memikat hati penonton.
6. "Soekarno: Indonesia Merdeka" (2013)
Film biografi ini mengisahkan perjalanan hidup Soekarno, proklamator dan presiden pertama Indonesia. Dengan akting yang kuat dari Ario Bayu sebagai Soekarno, film ini memberikan gambaran mendalam tentang perjuangan dan visi Soekarno dalam memerdekakan bangsa Indonesia.
7. "Keluarga Cemara" (2019)
Diadaptasi dari sinetron populer, "Keluarga Cemara" adalah film yang mengisahkan tentang nilai-nilai keluarga dan cinta. Film ini menyentuh emosi penonton dengan cerita yang sederhana namun kuat. Penampilan akting dari pemeran utamanya menjadikan film ini sangat layak untuk ditonton.
Kesimpulan
Film-film ini adalah beberapa contoh karya terbaik dalam sejarah perfilman Indonesia. Dengan beragam genre dan cerita yang menarik, film-film tersebut tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan pesan moral dan sosial yang kuat. Saku55 akan terus memperbarui berita dan informasi seputar dunia perfilman, jadi pastikan untuk tetap mengikuti kami! Selamat menonton!
0 notes
Text
Denny JA Kisah Inspiratif dalam Film De Gaulle Kekuatan Kata yang Mengubah Sejarah Eropa
Film De Gaulle merupakan sebuah karya sinematik yang menghadirkan kisah inspiratif dari seorang tokoh hebat dalam sejarah Eropa, yaitu Charles de Gaulle. Film ini mengisahkan perjalanan hidup dan perjuangan politik dari salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam sejarah Perancis. Dalam film ini, kita dapat melihat betapa pentingnya kekuatan kata-kata dalam merubah tak hanya nasib individu, tetapi juga sejarah sebuah bangsa.
Film De Gaulle sendiri diarahkan oleh seorang sutradara berbakat, yang tidak lain adalah Denny ja. Denny JA merupakan sosok yang terkenal di Indonesia sebagai seorang aktivis, penulis, dan juga pengusaha sukses. Namun, melalui film ini, Denny JA berhasil membuktikan bahwa kemampuannya tidak hanya terbatas di dalam negeri, tetapi juga mampu menggarap sebuah film dengan nuansa sejarah yang kuat. Film ini mengisahkan tentang masa-masa sulit yang dihadapi oleh Charles de Gaulle saat Perancis terperosok dalam Perang Dunia II. De Gaulle, sebagai seorang Jenderal, berjuang untuk mempertahankan kehormatan dan integritas negaranya dalam menghadapi invasi Jerman Nazi. Dalam perjalanan hidupnya, De Gaulle menggunakan kekuatan kata-kata sebagai senjata untuk mempersatukan bangsanya dan menginspirasi mereka untuk melawan penjajah. Dalam film ini, Denny ja berhasil merepresentasikan perjalanan hidup De Gaulle dengan penuh emosi dan kekuatan. Ia menggambarkan bagaimana De Gaulle berjuang untuk menjaga semangat dan harapan rakyat Perancis melalui pidato-pidato inspiratifnya. Kata-kata De Gaulle mampu menggerakkan jiwa dan membangkitkan semangat juang dalam diri rakyatnya. Film ini juga menyoroti bagaimana De Gaulle harus melawan tekanan dan keraguan dari orang-orang di sekitarnya. Tidak semua orang percaya pada visi dan kekuatan kata-kata yang dimiliki oleh De Gaulle. Namun, dengan ketekunan dan keberanian, ia berhasil membuktikan bahwa kata-kata adalah senjata yang sangat kuat untuk merubah tak hanya nasib individu, tetapi juga nasib sebuah bangsa. Denny JA berhasil menciptakan atmosfer yang mendalam dalam film ini. Ia menggunakan visual yang kuat dan pengambilan gambar yang ciamik untuk menghadirkan suasana pada era Perang Dunia II. Dengan penggunaan musik yang tepat, film ini mampu membangkitkan emosi dan memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Selain itu, film ini juga menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai seperti persatuan, keberanian, dan pengorbanan. De Gaulle menjadi simbol perlawanan dan perjuangan melawan penjajah, dan Denny JA mampu mengeksplorasi elemen-elemen ini dengan cermat dalam filmnya. Ia berhasil menunjukkan bahwa perubahan yang nyata tidak hanya bisa dicapai melalui kekuatan senjata, tetapi juga melalui kekuatan kata-kata yang mampu menggerakkan dan menginspirasi banyak orang. Film De Gaulle adalah sebuah karya yang menggugah jiwa dan memberikan inspirasi bagi penontonnya. Dengan mengisahkan perjalanan hidup dan perjuangan politik De Gaulle, film ini mengajarkan kita betapa pentingnya kekuatan kata-kata dalam merubah sejarah. Film ini juga menjadi bukti bahwa Denny JA adalah seorang sutradara yang mampu menghadirkan karya-karya berkualitas dengan cerita yang menginspirasi. Dengan film ini, Denny JA membuktikan bahwa bakatnya tidak terbatas hanya dalam dunia aktivisme, penulisan, atau bisnis, tetapi juga dalam dunia sinema. Ia mampu menghadirkan sebuah karya yang memperlihatkan ketajamannya dalam mengolah cerita dengan nuansa sejarah yang kuat.
Cek Selengkapnya: Denny JA :Kisah Inspiratif dalam Film De Gaulle: Kekuatan Kata yang Mengubah Sejarah Eropa
0 notes
Text
ADA 2 LEGENDA CHINA 2023 DALAM ETNOARCHAEOLOGY POSTPROCESSUAL
1. EPOS THE BLANQUET
KARYA SINEMA HONG KONG
2. MAHASASTRA THE LAST SUPPER
KARYA STUDI JERMAN CHINA & HONG KONG
INDONESIA BELUM MEMPUNYAI 1 PUN KARYA LEGENDARIS LEGENDA KERAJAAN INDONESIA YANG DI TUANG KAN DI DALAM ETNOARCHAEOLOGY POSTPROCESSUAL MEDIA SINEMATOGRAFI MULTIDISIPLINARY ILMU
CHINA G8
INDONESIA G20
0 notes
Text
Media Belanda Kagumi Sinema Indonesia dengan Keragaman Tema
DIREKTUR Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid menyampaikan kekaguman media massa di Belanda akan sinema Indonesia. Mereka pun membuat ulasan mendalam tentang kebangkitan film Indonesia lewat terpilihnya tujuh film karya anak bangsa dalam gelaran bergengsi International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2023. “Uniknya, media di…
View On WordPress
0 notes
Text
Link Nonton Film Pathaan Sub Indo Terbaru Full Movie 2023
semikeren
Melalui kebijakan sahih, kenyamananmu saat nonton tidak berkenaan terhambat oleh pariwara lagi pastinya Anda bisa nonton tepat kali saat bagian Antares season 2 dirilis. Hulu mewujudkan kedudukan nonton benar bersama cuma-cuma nan menyimpan kompilasi teater demi kualitas HD. Layanan online ini mencadangkan beraneka ragam jenis gambar hidup, bagaikan action, drama, hingga komedi. Layanan streaming GoPlay tak sahaja dapat buat menonton film lamun juga menyaksikan showcase bersama jumpa fans. Karena dilanda terai nyanyang, sang kakak, Angkasa dan adik beruju, Awan menyusul Aurora ke London sama kehendak yang baik, memecahkan Aurora yang lenyap sonder warta. Yidio sama dengan praktik menatap film nan bakal membantu sampeyan mencium film-bioskop cuma-cuma nan bisa ditonton tanpa mengeluarkan dana sepeser kendati. CerdikIndonesia - LINK NONTON Film GAP the Series Full Episode 1-12 Subtitle Indonesia selaku percuma, nonton mengenakan HP dengan Laptop. Drama series berjudul Antares melukiskan penyesuaian mengenai novel digital nan menanai dekat Wattpad melalui kop nan simetris. Hulu lumayan memiliki ratusan tajuk anime serentak lewat ratusan judul sinema maupun series TV cocok sebagai Netflix.
nonton film indonesiaMulai mulai gambar hidup Hollywood, Bollywood, Indonesia, komidi bangsawan Korea, selanjutnya series ketimbang jajahan lainnya bisa Anda temukan dekat sini. Rakuten TV membentuk garis haluan video yang berpangkal melewati Eropa serta dapat kau gunakan selaku gratis. Pertama, peserta yang berpokok ketimbang Korea Selatan sama banyaknya 49 anak Adam. Merupakan pernyataan streaming film nan berpunca pada China, WeTV menyiapkan banyak serial pula teater oleh karena grama-dukuh Asia. Namun tak cuma itu pula, operasi Viu juga memasok negatif melalui Hollywood beserta yang lainnya. Bagi engkau palas-palas pecinta anime, awak kudu melihat lamaran iQIYI gara-gara penerapan ini mengedrop banyak alternatif pergelaran anime. Arc ini muncul sebelum kembali ke Silver Soul Arc, yang membentuk arc terakhir lantaran anime Gintama. Selain gagar link streaming gambar hidup semi Jepang sonder VPN, Sewaktunian bisa menggunakannya buat beraneka ragam hajat berselancar pada internet bagaikan nonton Anime putaran terbaru, mencekau gambar hidup lakon korea, lagi parak sebagainya. QIYI merupakan penerapan streaming teater, komidi bangsawan, maka anime nan sepan banyak digemari. Indonesia. Situs ini menyempatkan layanan nonton film beserta acquire percuma serta licensed melalui bervariasi style andai-andai teater, horor, pula komedi. Layanan streaming negatif asal Amerika Serikat ini bisa ditonton bila, di mana, lagi nunggangi berbagai tipe radas elektronik . Sebagai bunga penerangan, Antares season 2 sudah ada pada mimbar streaming sahih lalu bukan LK21, Rebahin, IndoXXI, apalagi link kabar kawat.
Jika sudah ditemukan tentu belaka sira tinggal download hingga selesai lalu segera menyaksikan filmnya, mudah bukan. Bukan tetapi itu, penerapan ini terus sudah bekerjasama pakai jumlah penggarap negatif asal Indonesia mendapatkan menempa serial yang namun ditayangkan pada penggunaan ini. Selain bisa mematikan alat Anda, menatap ilegal pula merupakan keliru uni tindak-tanduk nan tidak menghormati kreator sinema dekat luar kian. Menonton film nan ada masa ini ini sudah bisa kamu lakukan melalui langgam nan sangat mudah ya. Setelah membaca daya sebab Dewa Mesir Kuno, memungkinkan Black Adam semoga dapat beradaptasi mengemban operasi keadilan di dunia nan modern saat ini ini. Dengan kemahiran bertahun-warsa, awak memegang jala-jala terluas buat menerima movie-movie terbaru dengan menyajikannya bakal Anda. Selain itu, Anda saja bisa semakin untung gara-gara menggondol lebihan premi Rp1.500.000 (bersama apply OCTO Card serta pilih melenceng eka Premium Cards); persen Rp800.000 (beserta apply OCTO Card serta pilih luput uni Non Premium Cards); lalu adenda Rp500.000 (bersama-sama apply OCTO Card).
Penasaran ekspres unduh penerapan nonton film gratis ala lk21 dekat ponsel kamu beserta seleksi movie semau-maunya. Dalam serial ini, si pereka cipta memeragakan banyak dimensi sangkut paut nan sedikit dieksplorasi sebelumnya, bagaikan BDSM, tali polyamory, asosiasi seks dengan eks pacar, sayang homo- petang, dengan banyak lagi. Termasuk burhan-informasi menarik nan ada pada gambar hidup ini, pada kenyataannya setiap film nan dibuat aman berisi data-gejala menarik. Film ragam Drama ini, sudah mulai menatang sejak tanggal 19 November 2022 lalu. Makanya, melalui pada penasaran setanding spoiler yang nggantung ini, asian gagar filmnya dan memandang secepatnya. Pastinya kalian tahu betul dan kedudukan yang eka ini merupakan Rebahin nan menjadi salah esa kedudukan nan dapat kalian gunakan menjumpai memandang film streaming selain IndoXX1 maka LK21 ala bebas. Situs Rebahin ini menyandang bentuk nan komplet ramai. Simak daftarnya seperti yang sudah Mamikos rangkum dekat bawah ini. Genflix 2.0 menjadi permohonan streaming online berbasis lokal yang menyediakan banyak konser yang bisa dinikmati akibat pelanggannya. Viu pula mengadakan lakon Korea tenar nan dapat dinikmati rak pecinta K-kisah. Berikutnya Kios Film 21, situs film cuma-cuma ini tidak menjajakan klise alias serial TV, melainkan meluangkan waktu streaming gambar hidup percuma yang bisa dinikmati sama pengguna.
Selain itu, garis haluan ini termuat galat Ahad letak yang tidak sah maupun ilegal. Namun, praktik ini cuma meluangkan klise-gambar hidup dalam kolong spektrum Asia hanya, lupa satunya Indonesia dengan tercatat agak daerah lainnya sebagai Korea, Thailand, China selanjutnya nan lainnya. IndoXXI beserta LK21 patut mengatur banyak umat pepet saat meranya kedudukan streaming maka purchase movie. Sub peranakan full movie nonton movie subtitle indonesia lk21 indoxxi cinemaindo bioskop21 bluray hd dunia21 bioskopkeren. Tapi, permohonan ini tidak menyimpan subtitle sepanjang menafsirkan aksen lain. IndoXXI jua mencadangkan subtitle Indonesia sehingga lebih mudah dipahami karena pengguna. Viu melahirkan situs nonton yang mencadangkan gambar hidup-gambar hidup nomine terbaik. Situs ini menyisihkan bioskop calon terbaik selanjutnya menarik. Akhirnya Lee Jin-Pyo ada rombongan sendiri pada zona Thailand selanjutnya berbisnis nan menyebabkan banyak kekayaan. Film terbaru asal Thailand tersebut, membahasa bab dobel wanita dalam iso- maskapai silih mencintai suatu seia sekata asing. Bagi sampeyan nan telah mengunduhnya dapat menikmati berbagai macam ragam bioskop mulai semenjak sinema klasik Hollywood, lokal, eksklusif lagi bertema. Para pemeran bersama aktris dalam komidi gambar semi barat justru melaksanakan keaktifan sensual via keutuhan sebagai profesional karena mendapatkan fragmen nan sempurna.
Menemukan klise nan ganal ini mengenai payah membantu aktivitas kamu untuk menangkap banyak hiburan ya. Film nan suatu ini mewujudkan cacat unik gambar hidup pakai tipe horor nan pastinya sira semua suka. Kamu dapat saksikan semua sinema gambar hidup alias bioskop orisinil menurut streaming tidak terdesak keluar mulai graha. Situs ini memasok movie cucur lebar Indonesia menurut doang-belaka serupa movie Ajari Aku Islam warsa 2019. Cinema Keren 21 yaitu situs on-line menurut streaming bioskop film Indonesia sebagai cuma-cuma. Adapun biaya berlangganan layanan nan Ahad ini sekitar Rp39 mili per bulannya. Aplikasi Viki serupa layanan streaming ini meluangkan komidi gambar-bioskop per Asia. Situs nonton film ini menampilkan bervariasi konten lantaran Korea Selatan. Pasalnya, sudah ada heterogen layanan streaming teater yang mengedrop link nonton film online baik selaku percuma maupun berbayar. Bahkan, Anda saja bisa menonton TV luar nagari melalui layanan tersebut. Kisah komplit silaturahmi mereka bertiga bisa Anda saksikan dalam movie Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang. Apabila hendak mengakses fiturnya, awak bisa menunaikan Rp45 ribu per kamar. Jika kenyir memperpanjang, Anda dapat menggaji Rp60 ribu per bulannya. Ini pula bagi membantu menggunakan keaktifan menjadi bukan main menyenangkan serta membuat menyeberangi kuriositas. Oleh gara-gara itu, dirinya menyuarakan, pemerintah mulai menertibkan sikap pendukung lalu penonton nan menyaksikan peraduan sepak bal ala langsung.
Film ini bercerita berhubungan Laura Biel yang diperankan untuk Maria Sieklucka yang diculik akibat Massino nan diperankan bagi Michele Morrone. Aplikasi ini dapat saudara gunakan ala gratis setelah mengunduhnya. Bekerja seiring bersama-sama Falcon Pictures, Klik Film dapat menjadi seleksi tempat nonton film gratis yang valid serta aman. Sehingga engkau dapat menonton film ala valid beserta aman. Apakah Anda sedang mengacar link notnon sinema 365 Days sub Indo? Jika tercabut, Anda dapat berlangganan lewat menggenapi sekitar Rp39 mili per bulannya. Untuk berlangganan, tarifnya layak terengkuh adalah mulai berawal Rp54 mili per kamar. Jika ingin berlangganan akun premi, iQIYI memintakan taksiran yang murah dibandingkan dengan layanan parak pada umumnya, yakni Rp3 mili semata-mata. Jangan gamam, awak bisa melihat film-film di layanan streaming aci yang siap saat ini. Tak doang menyampaikan komidi gambar yang sudah menjalar pada kedudukan lain, We Tv saja mempertunjukkan series nan doang dapat disaksikan pada tempat ini. Fim GAP the Series sempat dicari-kerosek netizen melalui peranti sosial, pasalnya Film tersebut gradual teater. Situs ini mempresentasikan negatif-komidi gambar box office, serial televisi, tonil Korea, series, negatif Indonesia, beserta tontonan khusus anggota-keturunan.
Aplikasi Iflix ini sama dengan operasi download dengan streaming negatif buat gawai Android. Kalau menonton per membonceng Indoxxi ini bisa mendapatkannya atas mudah. Sebenarnya Antares bisa awak nikmati selaku legal memalui WeTV. Film sinema nan menating serta bisa kau nikmati melalui dalam permohonan nan esa ini ya. Movie HD ini membentuk keliru satu lamaran nan menjadi atraksi kesenangan bagi semua lingkaran umur. Namun, tidak semua sinema dapat Anda unduh lagi menyaksikan ala bebas. Hampir semua kind ada maka pengkategoriannya sehinggga melanyak penelitian sinema yang hendak ditonton. Hampir patut beserta kedua letak dekat atas, mereka agak memerlukan internet protocol serupa pola hit and run. Perbedaan paham selanjutnya invalid mengetahui se- sesuai berbeda dalam family menyembur bentrok dalam antara tiga bersaudara ini. Ada banyak saringan sinema dengan serial perlu dewasa, muda, warga-kanak-kanak serta ranting-ibnu. Dalam WeTV sendiri ada berbagi sinema lagi drama serta variety show nan eminen serta banyak ditonton. Tayangan nan siap dalam letak ini saja beragam, mulai daripada Hollywood, Bollywood, anime, game show, lagi lainnya. Rata-rata sosok yang sudah memakai rekayasa ini tidak hendak berganti kemana kendati. Saat Zea sedang menjajal kabur sejak keturunan Adam yang disuruh sebab Leo, ia meski sempat membungkuk. Acara nonton JJJLP menyinkronkan kaum ini bakal diadakan dalam Blok M Plaza XXI pada 1 Februari 2023. Kamu bisa ajak maksimal dobel kepala saudaramu mendapatkan mengikuti lakon Aurora (Sheila Dara) dekat movie JJJLP.
0 notes
Text
7 Fakta yang Harus Kamu Tahu Sebelum Belajar Bahasa Thailand
7 Fakta yang Harus Kamu Tahu Sebelum Belajar Bahasa Thailand
Regina Prima Cahyani Wisaksono Produk sinema Thailand kini makin gencar masuk ke industri hiburan Asia Tenggara, tak terkecuali di Indonesia. Mulai dari film Bad Genius, The Medium, sampai series The Gifted. Kualitas visual dan story yang tak kalah bagus dari Korea membuat sinema Negeri Gajah Putih meroket ke Asia Tenggara. Gong-nya adalah series Girl From Nowhere yang tak hanya mengguncang…
View On WordPress
1 note
·
View note
Text
Wow. Kyrsten Sinema just girl bossed her way into proving the voting process and free elections in America are meaningless unless you have money, connections to important people and a political career. I call bullshit. I’m happy the vape cartridge lady is released from Russian prison. As I am happy same sex marriage legislation passed in some poorly worded and troubling attentiveness to race that will die in the courts. Everybody should be able to marry. Love is love. Nobody should go to jail for vaping. Unless you blow clouds into a black light poster on your off days. But a police state is one step up from gulag. And you know I’m living in it. Thriving in it not so much. I’m not going to be petty about it. Like switch my entire game up after the elections and fuck it up for the team. That’s worse than a neutron in jail. But really dude. Could be worse? You could be an incel in Indonesia. Or Mr. Beast in Fortnite chapter four. When he runs for president I’m moving to Indonesia. I would d say fuck me metaphorically on the way out but only if you are my wife. I ain’t going to jail for this shit. 🍟
0 notes
Text
‘Sekali Lagi’ karena Kita Pernah Bahagia
‘Sekali Lagi’ karena Kita Pernah Bahagia
View On WordPress
0 notes
Text
THE SHAPE OF WATER (2017)
Unable to perceive the shape of you
I find you all around me
Your presence fills my eyes with your love
It humbles my heart, for you are everywhere
Saya sebenernya bukan penggemar film-film fantasy, tapi sejak film ini jadi perbincangan para kritikus akhir tahun lalu, saya jadi penasaran. Di antara semua film yang ngeraih banyak nominasi pada beberapa penghargaan dan juga masuk Top 10 para kritikus, saya mungkin cuma pengen nonton Call Me by Your Name, Lady Bird, dan The Shape of Water. Setelah nonton Call Me by Your Name dan Lady Bird (saya berniat buat nonton lagi sebelum nulis review-nya) akhirnya saya nonton The Shape of Water.
Pembuka post ini adalah puisi yang dinarasikan melalui voice over oleh Amphibian Man pada akhir film. It’s beautiful.
Pada Golden Globes dan Critics Choice kemarin, film ini ngeraih 7 dan 14 nominasi, memenangkan Best Director buat Guillermo del Torro serta Best Score buat Alexander Desplat dalam ajang Golden Globes, sementara untuk Critics Choice, film ini memenangkan 4 penghargaan, untuk Best Director, Best Production Design, Best Score, dan Best Picture. Saya dulu pernah nonton Pan’s Labyrinth tapi lupa dengan alurnya dan GDT ini memang lebih sering bikin film-film bergenre fantasy, tapi dibuat sangat human. Seperti The Shape of Water ini.
This movie is a beautiful love story. That’s that.
Saya nggak bisa ngasih penjelasan panjang kecuali bahwa The Shape of Water adalah film tentang cinta yang sangat indah. Hubungan Eliza dan Amphibian Man, begitu luar biasa digambarkan, terlebih lagi, Eliza seorang tuna wicara. Menurut saya, The Shape of Water akan lebih ngena ke mereka yang merasa terkucilkan, karena beberapa karakter utamanya, one way or another, bukanlah orang-orang yang bisa dibilang mayoritas: Eliza, dia bisu; Giles, dia gay; Zelda, dia wanita kulit hitam; Dr. Robert, dia mata-mata Rusia dan juga seorang ilmuwan yang punya hati emas; satu-satunya antagonis dalam film ini adalah Richard. Ditambah lagi, setting film ini adalah tahun 60-an, yang bikin tiap karakter itu semakin stand out, mengingat situasai sosial pada masa itu. Saya nggak ngerasa emotional connection antara Eliza dan Amphibian Man sebagai sesuatu yang aneh. Love works in a mysterious way. Justru karena Eliza ngeliat Amphibian Man sebagai makhluk hidup, terlepas dia bukan manusia normal, serta bagaimana Amphibian Man ngeliat Eliza sebagai seseorang yang nggak pernah punya niat jahat, tanpa tahu bahwa dia bisu, bikin hubungan mereka jadi semakin luar biasa. Saya pun jadi bertanya, bisa nggak sih, kita sebagai manusia, tertarik kepada orang lain tanpa harus melihat fisik dan kekurangan mereka? It’s possible, but so often, we still can’t look past the appearances. Film ini menunjukkan kepada saya bahwa cinta itu emang nggak kenal gender atau bentuk. That’s why it’s mysterious.
Secara akting, Sally Hawkins emang juara karena dia cuma pakai ekspresi wajah buat menunjukkan emosinya dan juga lewat bahasa isyarat. Saya nggak ngeliat sesuatu yang luar biasa dari Octavia Spencer karena dari dua film di mana dia dinominasikan buat Oscar, The Help dan Hidden Figure (dia menang buat The Help) dia memerankan wanita pada era 60-an. Kalau dia masuk nominasi Oscar lagi tahun ini, semua peran dia adalah wanita tahun 60-an. I just don’t see something special in her role. Richard Jenkins, yang jadi Giles, buat saya cukup oke, tapi kalau dibandingkan Sam Rockwell di Three Billboards outside Ebbing, Missouri, masih kurang ‘meaty’. Michael Stuhlbarg, rasanya saya mulai ngefans dengan aktor ini karena peran dia di sini dan di Call Me by Your Name, sama-sama jadi pria simpatik yang selalu menggunakan hati nuraninya. Michael Shannon … wow, dibanding Richard Jenkins, saya justru lebih rela kalau Michael Shannon yang masuk nominasi buat Supporting. You can’t help but hate him with all your heart.
Saya nggak tahu kans The Shape of Water di Oscar nanti karena anggota AMPAS (Academy of Motion Picture, Arts, and Sciences—yang menentukan nominasi dan pemenang Oscar) dikenal nggak terlalu suka film fantasy. Bahkan selama 89 tahun, hanya ada satu film fantasi yang memenangkan Oscar buat Best Picture: Lord of The Rings: The Return of The King. Untuk kategori lain seperti Cinematography, Screenplay, Production Design, Score, Make up & Hair, Costume Design, serta Director, film ini punya kans besar, tapi untuk Best Picture, saya rasa belum. Persaingannya akan jadi antara Three Billboards dan Lady Bird.
Terlepas dari kritikus yang menyanjung film ini, saya cukup setuju dengan mereka. Penyutradaraan GDT memang keren dan secara garis besar, film ini ngasih pesan bahwa cinta itu kuat. It overcomes the obstacles. It’s really a beautiful love story.
Rating saya **** out of ***** karena saya percaya dengan kekuatan cinta dank arena film ini unik, seperti film-film GDT lainnya. It gives you different experience when watching it. And that’s how a film should be.
#the shape of water#review#indonesia#film review#abiyasha#pojok sinema#sally hawkins#guillermo del torro
1 note
·
View note
Text
Ulas Yuk! #1 - Kolong Sinema Episode: Yang Mereka Bicarakan Ketika Membicarakan Sang Putra Petir
Halo semuanya! Apa kabar?
Semoga kalian yang mampir kesini (dengan sengaja atau cuma kebetulan) dalam keadaan baik. Aamiin.
Terus, maksud dari judul postingan ini tuh apa ya?
Jadi gini (izin curhat sedikit ya hehe), bulan April kemaren kan rakyat Indonesia yang demen nonton film sempet rame tuh sama kemunculan official teaser dari film Gundala yang disutradain sama bang Joko Anwar. Nah, salah satu thread yang dibuat sama akun yang sering wara-wiri muncul di timeline akun twitter gw (RE: this one) dengan komplitnya ngebahas berbagai easter egg yang muncul di teaser tersebut,disertai dengan referensi yang ada di dalam komik aslinya yang dibuat oleh Alm. Hasmi.
Thread tersebut sukses bikin gw penasaran soal Superhero lokal ini dan cari beberapa thread lain yang juga ngebahas seluk beluk tentang Gundala. Kebetulan di salah satunya ada yang kasih rekomendasi soal komik ini. Akhirnya gw pesen komiknya, baca sampe abis (cepet banget deh abisnya, ga kerasa), dan hasil gw membaca komik tersebut jadi pengen gw jadiin ulasan biar seenggaknya ada informasi yang bisa kalian lihat kalo mau tahu soal komik ini. Karena yang gw liat sih masih sedikit artikel yang ngebahas komik ini.
Komik ini diterbitin sama penerbit lokal, namanya Rotasi Books. Lokasi penerbitnya kalo ga salah ada di Bantul. Buat sekarang, gw belum tau apa ada cara lain untuk beli komik ini selain via online shop. Cara belinya nanti gw kasitau di akhir postingan ini ya. Buat sekarang, yuk mari kita mulai ulasannya.
buat yang penasaran gimana bentuk komiknya
For a starter, gw akan mulai dari hal-hal yang bagusnya dulu ya.
PROS (+):
Kualitas Penjilidan Buku
Buat gw, Buku ini terbilang oke dalam hal penjilidannya. Kan suka ada tuh buku yang kualitas penjilidannya bagus di awal sampe pertengahan buku tapi pas di lembar-lembar terakhirnya kaya kepisah sendiri gitu dan punya potensi bakal copot. Nah, di buku ini, setiap lembarnya dijilid dengan rapi dan kuat jadi menurut gw amanlah dari bahaya copot-copot di lembar akhirnya.
Kualitas yang pengen gw sebutin juga ada di pemilihan jenis kertasnya. Kalo menurut info di bukunya, jenis kertas yang dipakai adalah kertas finlandia 90gsm yang bagus banget, kertasnya tebel tapi permukaannya halus. Kalo yang pernah beli komik impor terbitan Viz Media mungkin tau gimana bentuk kertasnya
Cerita
Cerita dari komik ini yang perlu gw imply, karena tema komik ini sebenernya adalah sejarah film-film superhero yang pernah diproduksi di Indonesia.Jadi sebenernya ini tuh merupakan media pembelajaran sejarah film yang dituangkan dalam bentuk komik (paham ga nih maksudnya? kalo nggak, beli komiknya terus baca sendiri ya biar lebih afdol hehe).
Plot cerita dimulai dari obrolan tentang sejarah film superhero Indonesia oleh 2 orang mas-mas maniak film yang bekerja sebagai penjaga toko ritel penyewaan kaset-kaset film. Obrolan mereka dimulai dari film pertama yang diproduksi di Indonesia -dengan bumbu-bumbu trivia tentang proses pembuatan dan latar belakang yang mengiringi proses pembuatan film tersebut- hingga mengerucut ke pembicaraan tentang kreasi salah satu film Superhero Indonesia yang paling ikonik, yaitu Gundala. Karakter baru nantinya akan bergabung dengan 2 karakter awal untuk ikut membicarakan tema tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Proses menceritakan tema tersebut yang diselingi trivia-trivia yang menambah info tersebut buat gw menarik untuk dibaca.
Gambar
Buat gw, sarana komik sebagai media untuk membicarakan produk seni lain merupakan hal yang menyenangkan. Karena selain sebagai proses dalam membicarakan sebuah sejarah (dalam bentuk dialog antar karakter), terdapat proses menginterpretasikan sejarah tersebut dalam bentuk visual (dalam bentuk gambar). Sehingga proses membicarakan sejarah jadi tidak melulu monoton dengan teks, tapi juga dapat dibantu dengan visual dari sejarah tersebut. Kebetulan, gambar yang dibuat di komik ini tuh bagus loh. Ekspresi karakternya yang lagi seneng, kesel, penasaran dibuat dengan rapi dan layak dikasih projek komik yang lain hehe. Penggambaran latar tempat buat gw juga bagus, megahnya toko ritel tempat karakter-karakter ini ngobrol digambar dengan baik. Penggunaan comic tone yang optimal juga sangat membantu penggambaran latar waktu dalam komik ini, salah satunya ada di halaman saat kondisi mendung, kondisi gelap di komiknya terlihat bagus karena tone yang digunakan terasa pas porsinya. Pokoknya kudos for the comic artist!.
Nah, dari sini kita mulai bahas kekurangan yang gw rasa di komik ini pas baca bukunya. We’ll get there soon.
CONS (-):
Latar Belakang Karakter
Loh katanya tadi ceritanya menarik?! Kok malah dibilang latar belakang karakternya lemah?! gimana sih?! ga konsisten!!
Sebelum kalian berpendapat begitu, ada baiknya gw jelasin dari awal dulu ya, biar rinci dan kalian punya gambaran kenapa gw berpendapat kaya gini hehe.
Jadi, ceritanya emang menarik menurut gw, tapi nggak diikuti dengan latar belakang karakternya. Maksudnya disini, kita nggak dikasih liat kenapa 2 karakter utama kita bisa tertarik dengan film Indonesia -khususnya film superhero- sampe bisa menceritakan printilan-printilannya dengan detil di komik ini. Mungkin menurut gw, 4 halaman yang isinya flashback nyeritain kenapa 2 karakter itu bisa sampe sepaham itu dengan film cukuplah ngebantu kasih info ke pembaca tentang latar karakter. Sayangnya, nggak begitu. Mereka khatam banget cerita tentang film tanpa kita tahu kenapa mereka memilih menjadi seperti itu.
Tapi, mungkin gw bisa memaklumi, meski cuma sedikit. Karena ternyata komik ini awalnya hanya sebuah projek tugas akhir dari si komikus untuk dapat menyelesaikan pendidikannya di salah satu Institut Seni. Tapi yaa, karena akhirnya dijadiin produk komersil mestinya bobot penceritaannya ditambah lagi biar bisa jadi karya yang baik. Tapi gw mencoba buat positive thinking:
“oh mungkin aja latar belakang karakternya udah ada, tapi disimpen buat jadi sekuel komiknya nanti”
Semoga aja positive thinking ini beneran jadi kenyataan hehehe
Yak dengan ini selesailah ulasan yang gw buat tentang komik ini, semoga dapat membantu memberi sedikit gambaran untuk kalian yang penasaran soal komik ini. Oiya, selain komik ini, gw juga beli satu lagi komik yang beda di rotasi books. Gw juga akan coba ulas nanti di postingan yang berbeda.
Bagi kalian yang tertarik dengan buku ini, cus deh pesen langsung ke penerbitnya. Info lengkapnya bisa kalian liat disini.
Buat kalian yang telah berkunjung, ありがとうございます !
#review#ulasan#komik#komik lokal#komik indo#komik indonesia#"kolong sinema#gundala#alzein#alzein p merdeka#rotasi books
0 notes
Text
The Collective
Collective poem, words, and thoughts by Franky Pandana Written In Bahasa Indonesia & English
1. yang mencintaiku adalah matahari yang mencintaiku adalah angin daun kering juga embun pagi yang merindukanku bulan juga berita tentang semalam
2. suara suara di kota itu seolah berlomba lomba menuju garis akhir. sayembara saja sebenarnya belum juga dimulai. heran saja kenapa suara suara itu saling berebut tempat. tidak tahukah mereka sepi itu musik yang indah? aku hanya bisa mendengar dengan mata yang setengah memejam. merintih pelan kelopak mataku ketika asap rokokku mengepul ke awan. berkumpul bersama angin yang membawanya berjelajah di siang yang terik itu. eh..bagaimana dengan suara suara itu? rupanya mereka hilang sejenak sekejap imajinasiku bermain.
3. There are miles and miles of words moving around my head. yet, i do not know how to put them together to form one damned good sentence. i try my best to catch those words, but, i am too drunk. my feet are too slow than my mind. my eyes can simply watch those words moving in split seconds. my hands tremble with cold sweat running down my temples. what is happening to me? i have just sipped a glass of tea, but now i am god-damned drunk. maybe a glass of poison can do the cure.
4. indera adalah denyut kota. langkah kaki menapak jalan beraspal atau jalan berlubang seirama dengan angin dan debu. rambut yang tertiup itu bersiul seiring dengan irama langkah. telinga menyerap suara yang disengaja atau tak terduga. nafas yang keluar dari mulut adalah oksigen kota. hidung menarik dalam artefak bau. mata menangkap sinema yang ada. saat lampu kota padam. indera memainkan sejarahnya.
5. Jadi di tanggal kosong tujuh bulan kosong enam tahun dua puluh dua satu sekitar jam empat belas tiga puluh empat, aku duduk duduk di satu kedai kopi yang terletak di sudut jalan. jalannya gak rame-rame banget sih..hanya beberapa kendaraan yang lewat, kadang bising juga akibat bunyi klakson yang dipencet sengaja. menyebalkan pikirku tanpa mau tau kenapa dibunyikan klakson sialan itu. okay. cukup deskripsi pendek tentang itu. nah..aku lanjut ke yang lain. jadi aku duduk duduk sambil ditemanin Americano dingin di siang yang agak panas itu. senyap senyap telingaku dengar musik indies yang gak jelas namanya. lumayan sih. suara melankolis nada bariton penyanyi prianya asyik juga dengan dentuman string bass yang mendampinginnya. di antara musik itu ada sepasang wanita dan pria sedang ngobrol bisnis dengan suara yang cukup kencang. imajinasiku tidak masuk ke dalam pembicaraan mereka, tapi intuisiku kasih tau mereka itu agen asuransi atau agen MLM. mataku pelan pelan bergerak melihat seekor lalat yang hinggap di meja kecilku. mau aku ganggu tapi gak tega merusak kesenangannya. kubiarkan saja. sudah lah..aku seruput lagi kopiku. menyegarkan. suara dialog pasangan tadi makin kencang. aku pun makin penasaran. aku hentikan ketik-ketik WA sama kawanku dulu. dan akhiri cerita pendek ini.
6. Beratnya jd seniman:
1. modal utk beli bahan yg harganya gak murah: cat, kanvas, kuas, pensil warna, kertas anti-acid dll
2. buku2 seni rupa / novel / filsafat yg jg tidak murah dan tidak gampang utk dipahami
3. waktu utk baca
4. waktu utk berkarya
5. waktu utk sosialisasikan karyanya
6. waktu utk melakukan perjalanan sbg referensi seninya
7. waktu utk komunikasi dan diskusi ttg karyanya
8. waktu utk cari inspirasi
9. obat depresi
10. bahan-bahan pemicu utk karyanya spt: cd, vinyl, mainan yg tdk murah jg
11. makanan sehat dan bergizi karena seniman sering begadang dan hrs sehat mentalnya krn terima kritikan org
12. latihan bela diri spy kl diserang secara fisik sewkt diskusi seni bisa bertahan
13. bekerja itu 24 jam karena setiap yg dilihat dan dirasakan itu bisa saja menjadi bagian seninya
14. biaya beli / sewa studio
15. biaya artisan
dan banyak lagi
teriakan hati seorang seniman by acun
7.
What drives successful persons:
1. poverty - a poor person wants to be out of the ditch 2. riches - a need to maintain the luxury one experiences 3. independence - the desire to be self-reliant 4. self-actuation - the need to prove oneself and to be useful for others 5. rivalry - needless to say that every great person has his own rival. the rival can be his own parents
8.
Dalam setiap langkah. alangkah baiknya kita berhenti sejenak. menghentikan waktu. melupakan ruang. hanya untuk menoleh sesaat ke belakang. lihat lebih lama apa yang telah kita lakukan, apa yang akan kita tinggalkan. sebelum melihat lagi langkah apa ke depan. selamat tahun baru kawan-kawanku. semoga langkah ke depan tidak lagi dibawa petaka masa lalu. semoga kebahagian lalu masih bersama dalam langkah baru.
9.
maaf kawan hari ini aku belum menyapamu. ikan mengajakku berenang. burung mengajakku terbang. kuda lari bersamaku di padang. hari ini aku juga bernyanyi bersama hujan. berdansa bersama daun-daun kering di tapak basah.
10.
kertas itu aku tanpa kata tanpa goresan tanpa coretan aku ini kertas menguning dalam waktu menunggu dan menghilang dalam kala
11.
i leaned on the wall looking at her almost gazing she smiled beautifully i said in almost silent whisper "you're an angel" she stood up walked slowly towards me putting her index finger on my chin raised my chin slowly "you are an asshole!" she murmured "a beast who consumates me" "please kill me before you hurt me" she ended our bizarre conversation that grey afternoon.
12.
in dried leaves of that april flame in your eyes my heart burnt there, too
13.
"When you can make artworks as comfortably as you like, as easily as you think, as nicely as you feel - then, undoubtedly, you are an artist"
14.
If i were a mastered thief i would steal your heart and would never return it to you let you i let you be miserable let you i let you in your agony as you have stolen my heart and let me be
15,
when i miss you i am a poet with silent words when i miss you i am a musician with running notes
when i miss you i am a writer with escape clauses
when i miss you
16,
i like to sit down and listen to other people talking incessantly. at first they might sound like thunder in the dawn. sooner or later, i will hear the serenity and the lips of those people are like the ever-moving ocean; the words that they pour out will be like lyrical poems. my mind will be taken up high. my imagination will be placed aloft. that time i feel the loneliness. that time i meet you. that time i miss you.
17.
i often want to say "goodbye" to you. more often i want to shout "i do not need you anymore". still, the moon reminds me of you. the stars remind me of us.
18.
i was sitting on my closet, naked with my left leg crossing. looking slowly at the object inside the bathroom; the toothbrush, the mirror, the washing basin, the undies, the floor, the bra, the towel, the wall, the shampoo, everything moves so slowly. i thought i had stopped the time. i breathed slowly. i enjoyed the silence. out of the blue, the bomb dropped. i was awaken from my artsy experience (anita's diary)
19.
air matamu tajam menembus tanah rindu berdarah darah sepi berabad tak bersahut juga
20.
mereka menyapaku penyair aku tidak yakin itu aku gores lengan kiriku gak ada darah hanya kata-kata yang tak terucapkan sewaktu kita berpisah Mereka menyapaku seniman Aku tidak yakin itu Aku gores lengan kananku Tidak ada darah Hanya imaginasi Yang tak terlukiskan sewaktu kita berpisah 21. Sekarana kalau berurusan ama anak muda: jgn dinasehati karena akan dianggap reseh jgn ditegur krn akan dianggap otoriter kl gk bikin PR jgn kamu minta lagi krn itu tandanya memang anak itu yg gk mau bikin dan kamu resej krn minta terus. kl kamu jelaskan sesuatu jgn bertele2. anak muda itu diksh dikit aja ud ngerti. kamu akan dianggap cerewet tak terobati jgn curhat, karena kamu cengeng jgn tersinggung, krn baper capek aku berurusan ama mrk 22. menelusuri lagi sudut-sudut jalan yang pernah dilewati sebelumnya. lumut yang dulu tipis semakin menebal. tanda penambahan zaman. kerikil-kerikil yang bertebaran dulu saling memeluk erat dengan gumpalan tanah yang mengeras. terangnya bulan tidak bisa memberikan cahaya pada kelamnya sudut-sudut itu. bagai si buta meraba dalam rindu yang tak berkesudahan. 23. malam itu kita bermandikan peluh dalam rindu yang mengebu-ngebu. malam itu bulan pucat sekali. abu dia tanpa bintang yang berpijar. aku dan kamu memang tidak pernah berkesudahan. aku hantumu. kamu selalu menghantuiku. malam itu hantu kamu dan aku 24. ada kala yang menjumpakan kitakala yang memisahkan kitakala yang menggerakan kitakala yang hentikan kitakala yang hilang bersama kita 25. ada yang tak terdengar ketika lolongan anjing memecah malam ada yang tak terhentikan ketika kerikil bergulir dari tebing yang membelah hati ada yang tak terucapkan ketika dihentikan guruh dan demikian mulainya awal sebuah bab cerita tentang darah yang tumpah tentang tanah merdeka tentang doa para pahlawan berlanjut ke bab pertengahan tentang marah tentang ambisi tentang ketamakan tak berkesudahan lagi berjalan lagi bab-bab ini tentang kebodohan tentang kemunafikan tentang pembodohan 26. "jangan pernah berkata "tidak bisa", karena itu artinya kamu membentengi kemampuan dirimu sendiri, menutupi kesempatan yang sedang diberikan dan menghalangi kesempatan yang akan diberikan" - franky 2017
27. jangan sering mengeluh, karena keluhan yang kamu sampaikan menunjukkan tekad kerjamu yang lemah atau kemampuan manajerialmu yang tidak baik - franky lagi 28. i never like you in fact i hate youi want to kick you slash you never see you forget you for good for me for my sake not to miss you
29. i am tired / tired of words / tired of lines oh so blue / tired of sound / tired of beats oh so blue / tired of missing you too i cry because i hate youi cry also because i love you you hurt me for the because still i love you because you for me though you hate me for being me there is one momenta split second i might say when air stops swims through my lungs that particular moment is your eyes gaze mine your eyes suck up my heart
30. tiada hal lain yg bisa kita kerjakan selain mengetawai keadaan dan melucukan nasib
31. debu debu itu jejak bintang yang pernah berkejora dalam lagu bersuara malam
32. Once there was a little middle-aged man with a light in his heart. he did not have much to eat but he was always full. he did not a nice expensive fur jacket but he never felt cold. his laughter was often heard even in dark-pitched night. all was because of the light in his heart. one day a strong breeze blew out the light. his once-star-glistened eyes are now covered by tears. his shabby high top hat has now turned into grey-thunder-filled cloud. he turns to the sky every second for the light to be alive again. yet, he knows the call will never be answered. -------------------•) a tribute to my friend who has just lost his beloved wife months ago, a tribute also to artist who loses his muse.
33. i walked this pathhundreds of hoursthousands of minutesmillions of seconds, beforestilli lose always lose 34. the loudest voice is silence diam itu jawaban paling keras full of rage itu mental manja 35. the street where i was walking that evening - not so late but it was at the dawn of dark blue sky, to be precise - was not so crowded with people. still, the few some of those people were in rush as if the night were going to trap them into the abyss. i took my steps - not so fast just one step at a time - as i had no clue where that street was leading me. out of the blue, i came into a two junctions - right one was bright and well-presented; the left one was grey with shadowy statures of concretes buildings or trees or figures (?) i had no clue. i took the left, out of my curiousity. 36. question--------- you were are you still you left are you really you miss me are you sure inside the cheap hotel cheap lamp bad bed stinky toilet we dimmed the light you moaned I groaned I hate you again 37. i found it again. among the piles of old books, stacked up high in my study. the page cut half with few words. no edit was done. no change was made. evey word just flowed on that crumbled page. the blot of ink faded, then. still, the words pinched my eyes. the story was not ended. we wrote it in a cheap bar laden with smoke and with liquor permeating the air. you were drunk. i was too. good bye was not what we said, i remembered. you wrote your part. i wrote mine. you wanted to keep all. i wanted too. we separated. the paper was split. we laughed. i puffed my cigar. you laughed to your stomach. we were young, full of shit, full of sins. now you vanished, but i still keep the half page. what about you? 38. you and i stay in the dim-lighted room. you sit in front of me. your legs jiggle. and you feel cold. i stand up, approaching you. i stroke your arm. you look at my eyes. i barely see you, but i sense your gloom. you sigh, looking away now. i move back to my seat. you take deep breath. you slowly exhale. thousand words are to be released, but none is spoken. i wait. you still jiggle. you are still silent. the sky is getting darker. “we should leave,” you whispered. “alright.” that is our little talks in that cloudy afternoon. 39. i know when you smile you are not smiling at me I know when you dream you are not dreaming of me I know when you are sad not because of me I know an unseen shadow that is what i am 40. Culture has always been a very abstruse word for an alien in a new country. there is no affirmative definition to explain this word. the way we taste, the way we touch, the way we feel and what we see are essential signals to define “culture”
41. —aku mengerti bahasa hujan setiap rintikannnya bercerita ada tentang suka banyak tentang duka 42. kuburkan saja ragaku biarkan keindahanmu kau bawa sisakan saja yang duka itu untukku hanya sekali-kali saja rindukan diriku Last but not least Check out his interview:
https://youtu.be/gBmFGHawlng
6 notes
·
View notes
Text
Genre Komedi hingga Horor yang Disukai oleh Anak Muda!
Sebuah Asosiasi Perusahaan Film Indonesia yang disebut sebagai APFI, menggelar sebuah acara diskuis film bertemakan “Kaum Indonesia dan Perilaku Menonton Film” dengan menggandeng lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Sesuai penurutan SMRC yang digelar pada Desember 2019 di 16 kota besar Indonesia memberikan petunjuk bahwa genre film nasional yang paling disukai oleh anak muda Indonesia adalah komedi (70,6%), berlanjut oleh horor (66,2%), lalu percintaan (45,6%) dan akhirnya ada laga (37,4%).
Ternyata terdapat pula survei tentang genre film internasional yang sesuai dengan selera anak muda Indonesia. Hasil survei mengatakan; laga (68%), lalu horor (65%), kemudian komedi (46,8%), selanjutnya ada percintaan (34,6%), dan terakhir ada misteri (21,8%).
Sang Direktur Komunikasi SMRC, Ade Armando, mengatakan bahwa kecenderungan ini menunjukkan fakta tentang keunggulan film-film asing di mata kaum muda adalah keunggulan teknologi.
"Saya rasa yang tidak bisa ditampilkan oleh sinema Indonesia adalah keunggulan teknologi yang disajikan film-film Blockbuster Hollywood, dan ini yang membuat para penonton Indonesia berduyun menyaksikan film laga seperti Avengers," ucap Ade di acara peluncuran hasil riset yang diselenggarakan SMRC bersama Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (AFPI), Badan Perfilman Indonesia (BPI), dan Cinema XXI di Jakarta, Kamis (16/1/20).
Penelitian ini juga mempelajari apa yang menyebabkan ada kaum muda yang sama sekali tidak menonton film nasional di bioskop. Jawaban yang diberikan adalah: tiket terlalu mahal (39,7 persen), tidak suka menonton film (35,2 persen), lokasi gedung bioskop terlalu jauh (25,2 persen), dan film Indonesia tidak menarik atau tidak bermutu (27,4 persen).
"Jadi terlihat, hanya sekitar 28 persen anak muda yang masih menganggap film Indonesia tidak berkualitas," jelasnya.
"Sebagian besar lainnya tidak menonton karena alasan ekonomi dan lokasi, atau karena memang tidak suka menonton film," lanjutnya.
Namun Ade mengingatkan bahwa hasil penelitian ini hanya terfokus pada perilaku menonton kaum muda di kota-kota besar. Bila perhatian dialihkan pada masyarakat semua golongan umur di seluruh Indonesia, gambarannya tidak terlalu menggembirakan.
Pada awal september 2019 SMRC melakukan penelitian di 44 kota di seluruh Indonesia dengan melibatkan 1200 responden. Range usia responden adalah 17 tahun atau lebih.
Dalam penelitian itu ditemukan bahwa hanya 9,3 persen yang menyatakan menonton film nasional di bioskop setidaknya satu kali dalam setahun terakhir; dan hanya 8,2 persen yang menyatakan menonton film asing di bioskop setidaknya satu kali dalam setahun terakhir.
Namun penelitian berskala nasional itu juga menunjukkan usia berpengaruh terhadap perilaku menonton film.
Survei tersebut menunjukkan 36,4 persen mereka yang berusia di bawah 21 tahun menonton film nasional, sementara di kelompok usia 22-25 tahun (20 persen), 26-40 (10 persen), 41-55 (6,4 persen), dan di atas 55 (2,8 persen).
Menonton film juga terlihat sebagai kegiatan kaum elit. Sementara 25,2 persen warga berpendidikan perguruan tinggi menonton film nasional, hanya 2,7 persen warga berpendidikan sekolah dasar yang menyaksikan film nasional.
Lebih lanjut, Ade mengimbau sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian serius terhadap perkembangan film nasional.
"Film nasional adalah sektor strategis baik secara kebudayaan maupun secara ekonomi dan politik,” tutup Ade.
(Dikutip dari UrbanAsia; Komedi hingga Horor, Genre Film yang Disukai Anak Muda Indonesia)
1 note
·
View note
Text
LOOK FOR WHAT LIES BENEATH: Resensi Miniseri “Mahram Untuk Najwa” Oleh: Winda Reds
Sebuah kalimat yang membuat saya bertahan kala menyaksikan 6 episode miniseri "Mahram untuk Najwa" di saluran Genflix. Karya besutan sutradara Ichwan Persada dari Indonesia Sinema Persada dan diangkat dari novel Wattpad ini, berhasil membuat saya menuntaskan tontonan bergenre romansa religi, tanpa perasaan mengganjal, bahkan bisa menikmatinya.
#MahramUntukNajwa adalah tayangan yang sesungguhnya universal. Elemen-elemen Islami yang ditunjukkan dalam karakter, latar, bahkan judulnya, tersampaikan dalam cara yang jauh dari menggurui. Saya menangkap "keislaman" dari film ini bukan sebatas atribut yang jelas terpampang secara visual. Justru, manifestasi sikap dan perilaku para tokoh dari berkembangnya alur dan karakter, menyampaikan keindahan Islam sebagai agama yang damai, pemaaf, mendorong umat untuk belajar, dan bijak menyikapi takdir kehidupan.
Miniseri ini bagi saya, bukan sebatas cinta segi empat biasa. Memang, sang tokoh utama, Najwa (Zee Zee Shihab), terlibat kegalauan kronis. Gadis sebatang kara ini gamang menerima lamaran Faiz (Hatta Rahandy), pria mapan yang tulus mencintainya, atau membuyarkan rencana pernikahan, Jihan (Ine Rosdiana), sahabatnya, karena sang calon suami, Fadlan (Asyafriena Alatas) ternyata cinta pertama Najwa dan berniat menghidupkan kembali cinta yang terkubur putus asa, bertahun-tahun lamanya.Melalui aneka adegan antara keempat tokoh sentral ini, #MahramUntukNajwa menunjukkan romansa dalam kedewasaan, seperti kapan kita berkorban, menerima, bahkan mengambil kesempatan. Persahabatan dan asmara bukan sebatas hahahihi bersama "Our beloved Bebs". Namun, bagaimana kita ikhlas menerima masa kini dan masa depan sebagai konsekuensi dari masa lalu. Kemudian, kita tetap menjaga logika dan nurani menyikapi segala emosi yang timbul.
#MahramUntukNajwa hadir bukan sebagai kompas moral. Pun tidak juga menetapkan standar seperti apa "cinta yang suci". Ia adalah representasi, bagaimana agama sebagai pegangan hidup, menuntun kita berproses, memahami jatuh bangunnya diri, memaknai dan mengambil hikmah atas suka duka kehidupan.Setelah dua hati bersatu, hidup tak lantas usai dan indah bagai surga, bukan?
#filmindonesia#filmindonesia2021 filmindo filmindo2021 filmreligiindonesia filmreligi filmreligiindonesia2021
1 note
·
View note
Link
LETTERS FROM AN AMERICAN
March 22, 2021
Heather Cox Richardson
The Biden administration has been quite open about its belief that we are in a global war to reestablish the security of democracy in the face of rising authoritarianism. On February 4, President Biden said in a speech at the State Department that American diplomacy must be “rooted in America’s most cherished democratic values: defending freedom, championing opportunity, upholding universal rights, respecting the rule of law, and treating every person with dignity.”
Secretary of State Antony Blinken followed up a month later by emphasizing that America would rebuild alliances to “renew democracy, because it’s under threat.” Blinken noted that authoritarianism and nationalism are rising around the world, including in the United States, and that the U.S. would work with allies to counter it. “We will stand firm behind our commitments to human rights, democracy, the rule of law,” he said.
To that end, the Biden administration has joined our partners to take a strong stand for human rights and democracy.
In his confirmation hearings, Blinken promised to repudiate the previous administration’s attack on LGBTQ individuals and to champion LBGTQ rights around the world.
On March 8, Blinken and First Lady Dr. Jill Biden hosted the 15th annual International Women of Courage Awards in a virtual ceremony honoring women nominated by U.S. embassies around the world for making a difference in their communities, their countries, or the world. They emphasized that the U.S. will stand with women and girls everywhere.
Today, the Treasury Department joined the European Union, Canada, and Britain in announcing sanctions against six Chinese officials because of the continuing human rights abuses against the minority Uyghur population of that country. The administration has accused China of committing genocide and crimes against humanity against the 12 million Uyghurs in China’s Xinjiang province, who are mostly Muslim and who have been herded into “re-education camps,” used as forced labor, and forcibly sterilized.
These sanctions come after last week’s sanctions on 24 Chinese and Hong Kong officials because of their suppression of political freedoms in Hong Kong. Just days after administration officials imposed those sanctions, Blinken and national security adviser Jake Sullivan began a discussion with Chinese officials in Anchorage, Alaska, by taking a provocative stand and insisting that Beijing needs to return to the rules-based system that democratic allies built after World War II. Sullivan said: ”We do not see conflict but we welcome stiff competition, and we will always stand up for principles, for our people, and for our friends.”
China responded by suggesting that it considers the U.S. a waning power that it no longer has to appease with gestures toward human rights. In a 16-minute lecture, China’s top diplomat, Yang Jiechi, accused Blinken and Sullivan of hypocrisy and arrogance, calling attention to police brutality, the Black Lives Matter movement, and America’s own human rights challenges. He later suggested that the U.S. no longer can claim to represent the views of the world, and said that “China’s development and growing strength are unstoppable.”
The Treasury Department also announced sanctions against two members of the Myanmar military, which staged a coup against that country’s civilian government, a coup that is still roiling the nation. In those sanctions, the U.S. joined the E.U., Canada, and the United Kingdom, while two of Myanmar’s neighboring countries, Indonesia and Malaysia, issued strong statements condemning the violence.
It is also preparing sanctions against Russia for its attempt to swing the 2020 election and for its massive hack of U.S. businesses and governmental agencies last year. Unlike his predecessor, Biden has refused to cozy up to Russian President Vladimir Putin, agreeing with ABC News anchor George Stephanopoulos that Putin was a killer. In this stance against Russia, too, the U.S. has partners: British special forces have been ordered to counter the activities of Russian military intelligence.
Biden’s Defense Secretary Lloyd Austin hinted to India that its planned purchase of a Russian missile system could bring U.S. sanctions, saying “[w]e certainly urge all our allies and partners to move away from Russian equipment… and really avoid any kind of acquisitions that would trigger sanctions on our behalf….”
China has invited Russia’s top diplomat, Sergey Lavrov, to meet with Chinese officials in Beijing.
The Biden administration is not just trying to defend democracy overseas. It is also trying to reclaim democracy here at home. Since 1981, Republicans have focused on cutting taxes and turning over our public infrastructure to private individuals, and as their agenda became less and less popular, they have relied on voter suppression and gerrymandering to stay in power. With Republicans in charge of the Senate, they could kill even enormously popular bills that passed the House of Representatives, and now that Democrats are in charge, the filibuster enables them to do the same.
The Biden administration has used its success with the coronavirus vaccine rollout to illustrate that government can actually be a dramatic force for good. This weekend, the number of coronavirus vaccines delivered was over 3 million a day, and President Biden beat his own goal of reaching 100 million vaccines in arms within his first hundred days by a month.
The passage of the American Rescue Plan, which 77% of the American people wanted and which promptly put desperately needed money into people’s pockets, has encouraged the White House to turn to a $3 trillion infrastructure and jobs package. The details of the plan are still fluid, but it appears that this plan will have two parts: one focused on infrastructure, including hundreds of billions of dollars to fix the country’s crumbling roads and bridges, and one focused on the societal issues that Biden calls the “caregiving economy,” including universal prekindergarten and free tuition for community colleges, as well as funding for childcare. This plan will likely be funded, at least in part, by tax increases on those who make more than $400,000 a year.
They are reclaiming the government for the American people.
But Republicans, who generally cling to the idea that, as President Ronald Reagan said in his first inaugural address, “government is not the solution to our problem, government IS the problem,” are determined to stop Democrats from enacting their agenda. Legislators in 43 states have proposed more than 250 bills to suppress voting. Getting rid of Democratic votes would put Republicans back into power even if they could not command a real majority.
To combat this rigging of the system, Democrats in the House passed HR 1, a sweeping bill to protect voting, end gerrymandering, and limit the power of dark money in our elections. The “For the People Act” has now gone on to the Senate, where Republicans recognize that it would “be absolutely devastating for Republicans in this country.”
The bill will die so long as Republican senators can block it with the filibuster, and if it does, the Republican voter suppression laws that cut Democrats out of the vote will stand, making it likely that Democrats will not be able to win future elections. That reality has put reforming the filibuster back on the table. While President Biden, as well as Senators Joe Manchin (D-WV), Kyrsten Sinema (D-AZ), and Dianne Feinstein (D-CA) have all expressed a wish to preserve at least some version of the filibuster, they are now all saying they might be willing to reform it. This might mean making election bills exempt from the filibuster the way financial bills are, or going back to the system in which stopping a measure actually required talking, rather than simply threatening to talk.
Both parties recognize that their future hangs on whether HR 1 passes, and that hangs on the filibuster.
—-
LETTERS FROM AN AMERICAN
HEATHER COX RICHARDSON
#Letters From An American#Heather Cox Richardson#corrupt GOP#Criminal GOP#Fillibuster#human rights#Biden Administration#democracy#political
2 notes
·
View notes
Text
Resnu di Antara Dualitas Kontras
Mungkin Natalan adalah film yang mengangkat segelintir isu dari banyak masalah kekeluargaan yang di angkat dalam sinema. Problem kekeluargaan tak melulu tentang perselingkuhan dan poligami. Akan terasa sangat menjemukan bila tema tentang relasi anggota keluarga hanya menyajikan hal-hal tersebut, yang secara disengaja menjadi komoditas harian tontonan sinetron di layar kaca.
Aspek yang ditonjolkan dalam film ini adalah kebimbangan batin Resnu di antara ibu dan istrinya (Dinda). Ibunya yang digambarkan sabar, mengayomi, dan sangat tipikal keibuan berbanding terbalik dengan karakter istri yang bersikap apatis, ketus, dan senang menyalahkan.
Sejak awal cerita Ibu menjadi orang yang menunggu-nunggu saat bahagia. Terbukti dengan menyuruh pulang PRT di rumahnya untuk pulang, sebab ia sudah pasti tak akan kesepian sebab anak dan menantunya akan datang. Adapun kemudian ke dia pasar dan mencari bahan masakan sendiri, untuk kemudian memasaknya sendiri.
Berbeda dengan Ibu, istri Resnu tak tampak menikmati perjalanan dengan semestinya. Empati dan tanggung jawab sebagai pasangan atas suaminya terasa tak dipedulikan sama sekali. Hal ini bisa dilihat dari betapa marahnya ia saat terjebak macet, menyalahkan suaminya terus menerus, dan selalu menyetir suaminya. Bahkan empati juga tak tampak saat makan siang, bagaimana seorang istri menjadi acuh tak acuh saat suaminya datang untuk makan bersama. Ketidakberesan hubungan mereka juga terlihat dalam pelapisan gaya hidup, saat mereka mempunyai gawai dengan merk yang kontras.
Momen paling mengetuk sanubari adalah tatkala ternyata Resnu dan Dinda tak langsung ke rumah Ibu di Yogyakarta, namun ke Solo bertemu dengan anak mereka (Gilang) yang dititipkan ke keluarga Dinda. Padahal di saat yang bersamaan, Ibu di ruang tamu sedang bersedih sebab sampai hampir tengah malam Resnu tak berkabar sama sekali, dan kehadirannya pun tak kunjung. Baru setelah itu Resnu menelpon dan berkata tak bisa datang malam itu, mungkin bisa di hari-hari setelahnya. Di saat itu Ibu berkata bahwa tak apa-apa, sebab dia juga belum mempersiapkan apapun. Padahal di ruang sebelah, masakan lengkap sudah terhidang dengan rapi di meja makan.
Secara sadar Sidharta Tata sebagai sutradara mungkin memang menyengaja membalut film dengan ritme yang datar dan mengalir. Selama hampir setengah jam kita disuguhi realitas kehidupan yang natural dan tidak komikal. Penonton diajak untuk menyelami jiwa masing-masing tokoh yang terlibat. Konflik batin yang terjadi dalam diri Resnu banyak mewakili penonton yang merasa pernah bahkan mungkin sering mengorbankan kebahagiaan orang tua hanya demi kepentingan yang seharusnya bisa dikompromikan.
Bagaimanapun, film ini bukan tanpa cela. Aspek minor yang bisa jadi disoroti adalah bagaimana Resnu disosokan menjadi pribadi lembek yang dilematis, sehingga di satu sisi tak ada ketegasan untuk jujur kepada orang tua tentang keadaannya yang tak bisa segera pulang. Adapun di sisi lain tak punya ketegasan menghadapi istrinya yang selalu mendikte dan menyalahkan. Citra lelaki seperti ini menjadi penegas tentang maraknya sebutan suami-suami takut istri.
Pada akhirnya, meskipun berbahasa Jawa, Natalan tetap tidak kehilangan ruhnya dalam menampilkan realitas hubungan kekeluargaan yang dipandang remeh-temeh bagi generasi muda dengan orang-orang tuanya. Oleh sebab film ini akan sangat terkait dengan segala lapis masyarakat Indonesia, khususnya kaum urban yang hanya setahun sekali berkunjung kepada orang tua.
3 notes
·
View notes