#kitajateng

[rindangarum]

Sudah Merdeka, Katanya..

Katanya, negeri ini sudah merdeka. Tapi masih banyak rakyatnya yang acapkali terjebak nostalgia, terpuruk mempenjarakan dirinya dalam ruang masa lalu dan merasa kisahnya paling sedih. 72 tahun lalu, bung Karno dan bung Hatta menyuarakan hasil perjuangan bangsa. Tapi sampai sekarang, masih banyak rakyatnya yang enggan menyuarakan perjuangannya dalam mendapatkan pujaan hati. Sehingga munculah jargon "we fall in love with people we can't have." "Kita sudah bebas dari penjajah!" katanya. Namun realitanya, masih banyak rakyat di negeri ini yang bangga berlenggak-lenggok menggunakan barang branded luar negeri, tapi gengsi dengan hasil dari tanah airnya sendiri. "NKRI harga mati!" katanya.

Tapi, masih banyak rakyatnya yang tidak menghargai karya anak bangsa, senangnya hujat sana sini. Ngakunya NKRI, tapi hobinya bikin kerusuhan di sosial media. Jadi, kita ini sudah merdeka belum? Hm jangan kita... Karena kamu aja susah memahami 'kita'. Ganti deh. Jadi, kamu sendiri sudah merdeka atau belum?

---

Ditulis di kota kebanggaan, yang menjadi tanah kelahiran ibu negara kita terdahulu, Ibu Fatmawati, yang mana kota ini juga menjadi tempat pengasingan bung Karno.

---

Bengkulu, 16 Agustus 2017.

@kitajateng

[yanguntukmu]

Aku Berjanji

Selamat Ulang Tahun, Indonesia.

Bunyi lagu Nasional di mana-mana. Ah, asyiknya Dirimu, Hari Jadi-mu dirayakan jutaan orang yang berpijak di atasmu. Aku pun.

Hey, Indonesia. Jika lah engkau adalah Tokoh, maukah kau menyatukan kita yang selama ini bersitegang hanya karena pilihan-pilihan kita yang mana sering kali seolah merasa paling benar sendiri?

Indonesia, terkadang aku lelah melihat kanan-kiriku bertikai hanya karena sesuatu. Hanya karena merasa paling atas dan yang lainnya di bawah.

Indonesia, maukah kau? Aku berjanji, demi untuk kita bersatu, aku akan ikut berkontribusi, di belakangmu.

Selamat Ulang Tahun, Indonesia, Merdeka!.

@kitajateng

[afifahkhairunnisa]

"Aku ingin meneguk manisnya harapan, dari tumpukan kaleng bekas yang kupunguti satu persatu; nyaringnya membuatku tak merasa sepi. Aku ingin meneguk manisnya harapan, dari suara tabuhan gendang yang menggema di langit-langit perutku; ketika yang kulihat di depan mata ternyata fatamorgana. Katamu harapan itu omong kosong; menyakitkan. Tetapi aku ingin hidup dengan terus memperjuangkannya tanpa enggan berkata sudah." . .

Hidup ini memang pelik, bukan? Kadang kita harus mengorbankan banyak pilihan untuk menetap pada satu pilihan yang sebenarnya bukan kita tuju. Atau menumbangkan mimpi-mimpi yang pernah tumbuh dan merelakan langkah-langkah yang pernah ada, hilang seketika. Arogansi dari siapa-siapa telah menggariskan takdir yang begitu memaksa hingga, tak kunjung meredup. .

Merdeka bagiku, kita tetap hidup memperjuangkan mimpi-mimpi yang kita punya. Dan merdeka bagiku, kita tetap menjadi pemberani dengan melawan banyak penindasan yang tersembunyi. Pun pemberani melawan rasa takut akan kegagalan atau ketidakberdayaan dalam perjalanan mencapai apapun yang menjadi keinginan kita. . .

[pertigaankekiri]

yang katanya Merdeka

yang katanya merdeka itu nyatanya hanya sebatas pernyataan, yang katanya merdeka itu nyatanya hanya sebatas pengakuan, yang katanya merdeka itu nyatanya belum benar-benar merdeka, yang katanya merdeka itu nyatanya belum benar-benar diakui

Bahkan kepada penerus bangsa

Merdeka tak lain hanya pernyataan bukan perihal mendapatkan, Merdeka tak lain hanya pengucapan bukan perihal mengemukakan

yang katanya merdeka itu nyatanya masih terjajah yang katanya merdeka itu nyatanya masih terbelenggu

Merdeka, bukan sekedar kata, Merdeka, bukan sekedar pengucapan Merdeka lebih dari itu

Dirgahayu Negara Republik Kesatuan Indonesia

Merdeka itu bukan yang katanya merdeka …

17 Agustus 2017

Pertigaankekiri

Dalam rangka Writing Project

KITAJateng

[talkofnothing]

Aku rindu menjadi anak-anak yang hanya bermasalah dengan PR MATEMATIKA, bukan CINTA.

storyofjho

[mengukirkenangan]

“Jika aku bisa memeluk keinginanku, dan menjadikannya kekasih paling manis dan bukan sebaliknya maka aku merdeka”. . . Bukankah sebenar-benarnya kita ini merdeka sejak dilahirkan? Tapi keinginan bertumbuh seiring usia kita. Dulu, merdeka sesederhana jika keinginan untuk memanjat pohon mangga tetangga terpenuhi atau keinginan untuk menonton tv serial anak-anak tanpa disuruh beli gula, garam bahkan terasi ke warung seberang jalan. . . Keinginan terus menjadikanmu kekasihnya. Menuntutmu. Didengarkan suaranya. Dipenuhi haknya. Keinginan. Keinginan. Keinginan. Siapa si yang melahirkan keinginan? . . @kitajateng @kitajateng #kitajateng #DirgahayuRI #freedom

[ays-blogworld]

MERDEKA!!

Merdeka adalah hak. Disisi lain ada sebuah kewajiban, yaitu kewajiban menjaga kemerdekaan itu sendiri. Jadi marilah kita bersama-sama menjaga kemerdekaan ini hingga di titik penghabisan jiwa dan raga kita. Karena Indonesia adalah kita, kita semua yang ada didalamnya. Cc @kitajateng

[growie]

Jika kau pernah merasa tidak mampu padahal kau memiliki kemampuan 

Jika kau selalu beralasan ketika akan melakukan sesuatu 

Jika kau pernah merasa kalah sebelum memulai 

... 

Maka, merdekakanlah dirimu 

dari semua batasan yang membuatmu merasa tidak mampu

dari semua alasan yang selalu membatasimu

dari semua ketakutan akan kekalahan yang belum menentu

@kitajateng

[yuvenil]

YANG MERDEKA ADALAH YANG DILAHIRKAN

Titip segala keramahan yang ada. Bagiku menjadi manusia adalah kemerdekaan yang sesungguhnya. Tak perlu istimewa, begitu banyak orang mengatakannya. Bahkan untuk menganggap mereka istimewa kurasa terlalu kejam sudah aku melupakan keluargaku di sini.

Titip segala kenyamanan yang tercipta. Bagiku tepat tahun lalu di bulan yang sama merdeka tidak perlu bebas dari debu, bebas dari musuh, bebas dari keluh. Melihat seorang bayi selamat dilahirkan dan sempat mendapati waktu di saat sang bayi mempunyai dua gigi kelincinya adalah kemaslahatan duniaku.

Titip segala keriuhan yang ada. Bagiku bulan Agustus tidak harus menjadi bulan yang paling riuh di Indonesia. Mendengar para pekerja keras membiayai keluarganya setiap pagi dengan menjajakan jualannya dihiasi suara merdu mangkok “tingting”, atau teriakan “pentol, pentol” dan bunyi-bunyi lainnya adalah keriuhan yang paling merdeka yang aku rasakan.

Titip segala kebahagiaan yang ada. Bagiku tidak ada hari yang tak bahagia ketika kita mampu menikmatinya. Melihat para remaja nunduk sambil berkata “monggo” ketika berjalan di depan orang tua atau memenangkan lomba makan kerupuk di bulan ini dengan hadiah buku tulis dan seperangkat alat tulis adalah bentuk kebahagiaanku yang paling istimewa.

Titip segala yang telah tercipta di negara. Bagiku tahun lalu adalah cermin segala yang ada di negara ini. Tak perlu menjamah seluruh provinsi, kota, bahkan negara. Menengok kembali keceriaan bermain kelereng ketika aku belum mengerti sakitnya melihat dia dengannya atau menengok kembali masa remaja penuh dengan ke-cie-an yang ada adalah merdeka setiap insan yang bernapas.

Tentu, dengan hati yang lebih lapang menerima bahwa setiap hal adalah bentuk kebaikan, jika memang menuju kemerdekaan dan kedamaian, bukan perlombaan yang penuh kedendaman.

Foto: Rangkaian kemerdekaan yang mereka artikan dengan dunianya.

cc: @kitajateng

[nayundaw]

Belum Merdeka?

Beberapa hari menuju 17 Agustus, bendera merah putih mulai terlihat di mana-mana, perlombaan menyambut hari bersejarah diadakan di lingkungan sekitar rumah, juga ramainya postingan netizen di sosial media tentang keadaan bangsa mereka sendiri. Rasa nasionalis yang begitu kentara serta harapan-harapan yang dipanjatkan layaknya ibu mendoakan anaknya yang bertambah usia. Kebanyakan menyuarakan keprihatinan, kekecewaan akan banyak hal yang katanya jauh tertinggal dari bangsa lain. Katanya Indonesia belum benar-benar merdeka. Benarkah?

Pendidikan yang masih belum merata dan sulit dijangkau di daerah pelosok. Kekurangan buku dan gedung sekolah yang tidak layak adalah beberapa hal yang menyebabkan anak-anak enggan duduk di bangku kelas. Karenanya banyak yang tergerak hati untuk menjadi pengajar tanpa dibayar. Membagikan imu yang sudah mereka dapat. Merelakan waktu, merelakan kemudahan-kemudahan hidup meski harus tinggal di tempat yang kekurangan air bersih, listrik sering padam, sinyal handphone yang susah didapat demi anak-anak ini. Demi senyum bahagia anak-anak yang kini jadi murid mereka. Nyatanya masih banyak orang baik yang peduli dan bergerak. 

Anak-anak muda dengan gaya hidup western. Rasa bangga dengan penampilan, makanan, barang-barang bermerk yang sudah pasti produk dari luar negeri. Katanya ini salah satu bukti kalau Indonesia masih dijajah. Tapi di luar sana, mulai banyak juga anak muda yang menghidupkan ide-ide kreatifnya. Tidak hanya dibiarkan mengendap di kepala. Mereka berkompetisi dengan diri mereka sendiri hingga tanpa sadar membutuhkan bantuan orang lain untuk mewujudkan mimpi besar mereka. Mempekerjakan dari sedikit sampai ratusan bahkan ribuan. Mereka mengurangi angka pengangguran, mereka mengurangi beban negara. 

Dari sedikit contoh nyata itu, benarkah Indonesia belum merdeka?

@kitajateng 

[wedangbajigur-blog]

Ruang Dalam Ingatan

Bahkan kupu-kupu pun dapat terbang dengan bebasnya, menggunakan kedua sayapnya yang sangat indah. Lantas, kenapa aku tidak mampu untuk sekadar merasakan sebuah kebebasan dan ketenangan?

Ketika yang lainnya menikmati tiap waktu yang mereka miliki dengan bahagia, aku hanya bisa menatap dan mentertawakan berbagai hal yang tidak berjalan lancar. Akan tetapi, tidak benar juga jika aku mengatakan bahwa aku tidak menikmati waktu dan kebahagianku. Buktinya aku masih bisa menertawakan hal-hal remeh, yang bahkan tidak dianggap penting oleh kebanyakan orang.

Jadi, sudahkah kamu bahagia? Akan aku jawab “Ya, aku sudah bahagia”. Tidak perlu terlihat seperti orang pada umumnya untuk meraih kebahagiaan, karena bahagia itu perihal bagaimana kamu menikmati tiap momen dalam hidupmu. Baik itu momen saat kamu melakukan segala hal dengan usahamu sendiri atau momen kebersamaan dengan keluarga, teman dan juga sahabat. Hargailah dan juga simpan dalam ruang ingatanmu baik-baik, bahwa semua hal yang terjadi dalam hidup memiliki sebuah makna.

Selamat merdeka. Selamat berbahagia untukmu, dariku yang menjadi seorang pengagum.

cc: @kitajateng​

[rusamerah]

Bisakah kalian menahan diri untuk tidak mencibir orang yang lebih memilih tidur di pertunjukan musik yang menurut kalian keren, yang sayang untuk dilewatkan? Banyak orang suka berdalih dengan kata memerdekakan diri sendiri, "bebas dong kita mau komentar apa saja, kan kita sudah merdeka." Lalu lupa memerdekakan orang lain. Sibuk mencibir kemerdekaan orang lain. Ya ga masalah, terserah kalian juga sih. Kan katanya kalian sudah merdeka. Bebas mau melakukan apa saja :)) Cc: @kitajateng

[benangfibrin]

Hari Jadi Ibuku

“Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku.” - W.R. Supratman

Setelah kau terlepas dari penghambaan darma kami adalah memantaskanmu tapi jiwa ragamu kian ringkih

Di kala malam, aku amat iba memandangmu seperti pohon beringin yang tak lagi teduh dan gelap tanpa cahaya bintang, banteng pun takut dan lari memutus rantai antara batang pohon dan lehernya, menanduk manik padi dan kapas pada ranting

Selamat hari jadi bu, semoga selalu selamat

17 Agustus 2017 ~M

@kitajateng

[minicornettoo]

#doodle #IndonesiaMerdeka #OpMemKitaJateng

[tumbloggerkita]

Pernah gak sih kalian kepikiran kalau dunia ini tanpa musik? Pasti berasa hampa dan kita gak pernah menemukan "the soundtrack of our life".

So, guna memperingati Hari Musik Nasional, 9 Maret lalu. Kami tantang kalian yang punya jiwa kreatif buat gabung KITA Jateng.

Caranya gampang! Nih kami kasih tahu

1. Buat video singkat (maksimal 1 menit). Tentang ketertarikan, minat atau mungkin ulasan kalian tentang jenis musik atau lagu yang kalian suka.

2. Upload video kamu ke akun IG dan/atau akun tumblr kamu dengan hashtag #MusicForOurLife #OpmemKitaJateng

3. Berikan tambahan caption (berupa prosa, puisi, sajak, atau artikel singkat) yang berhubungan dengan video kamu. Lalu cc ke akun IG dan tumblr @kitajateng

4. Setelah selesai semuanya, lalu screencapture bukti video kalian dan kirim ke idline : azzure.keith untuk konfirmasi dan verifikasi.

5. Open Member dibuka dari tanggal 17 - 25 Maret 2017

Mudah kan?

Jadi, tunggu apa lagi. Buruan bikin video semenarik mungkin - upload - konfirmasi sesegera mungkin! Setelah itu, kami ucapkan selamat bergabung di keluarga @kitajateng !!

[talkofnothing]

Merdeka Itu ...

Bulan Agustus. Memperingati kemerdekaan Indonesia dari penjajahan kolonialisme. Bulan dimana orang-orang ramai meneriakan kata-kata “MERDEKA!” lebih sering dibandingkan bulan-bulan lain. Tak cukup menyerukan “MERDEKA!”, orang-orang mulai berfilosofi tentang apa itu Merdeka. 

Lalu sebenarnya apa itu Merdeka? Banyak orang bertanya-tanya dan membuat definisinya.

Bagi Anak Sekolah, Merdeka itu, kala biaya pendidikan murah

Bagi Mahasiswa, Merdeka itu kala sudah bebas dari kuliah

Bagi Kaum Pekerja, Merdeka itu kala gaji mereka bisa membuat keluarganya sejahtera

Bagi Orang Timur dan sekitarnya, Merdeka itu kala pembangunan merata

Setiap kalangan mempunyai masing-masing makna Merdekanya. Merdeka menurut versi mereka. Tapi masih ada juga yang merasa belum Merdeka. 

Ada sebuah statement menarik yang disampaikan oleh Abdur Arsyad melalui blognya :

Indonesia sudah Merdeka kapten, kita sudah proklamasi, kita punya konstitusi, kita punya bendera sendiri, kita bahkan memimpin konferensi, apa lagi yang membuat kita belum merdeka? Terima saja jika kita sudah merdeka. Jangan mempersulit diri dengan merdeka yang utuh atau tidak utuh. Bung Karno, 70 tahun yang lalu menyatakan Indonesia merdeka bukan untuk melihat generasinya bersusah diri, tapi untuk bangkit membangun negeri. Jika belum merdeka karena merasa dijajah bangsa sendiri, maka sebenarnya dalam hal itu pun kita sudah merdeka. Hanya kadang tak sadar jika kemerdekaan itu sudah dibeli. Teman-teman, saya hanya tidak mau menyerah untuk percaya. Karena dengan percaya, tipuan itu akan lelah sendiri. Dengan percaya, kita memberi kesempatan untuk pembuktian bakti, kita lebih punya waktu untuk mengurus diri, dan optimis mengawal janji.(statement by @abdurarsyad cek disini)

Kenapa masih ada saja orang-orang yang merasa belum termerdekakan? 

Jadilah Manusia Merdeka

Indonesia sudah Merdeka kapten. Maka dari itu jadilah manusia yang Merdeka. Memang banyak hal yang membuat kita pesimis dengan bangsa ini, seolah-olah terasa jauh dari kata sejahtera, tapi ya inilah kenyataannya. Jangan cuma bisa prihatin (tagline pak SBY), do something. Banyak mereka yang dibatasi geraknya, berusaha berontak dan membuat sesuatu yang berdampak membawa perubahan. Kita sudah bebas kapten. Kita bebas selfi di toilet, kita bebas nongkrong di cafe 5 jam cuma dengan pesan es teh, kita bebas nerobos lampu merah selama bisa bayar kawalan polisi, sudah nikmati saja kebebasan ini.

Kita sekarang bebas bersuara, tapi tiap kali ada kesempatan bersuara kita cuma diam tanpa kata (terus muter lagu D’Nasip). Yang ada cuma koar-koar di belakang kaya pecundang.

Jadilah manusia merdeka, mulai dari melakukan tindakan kecil saja. Jangan buang sampah sembarangan, berhenti dibelakang garis marka, dan hal-hal kecil lainnya. Karena sebenernya yang menodai kemerdekaan bangsa kita yah tingkah laku kita-kita sendiri. Kalo kalian merasa merdeka dan merasa bebas melakukan hal-hal tadi, berarti kalian goblok. Menjadi manusia Merdeka itu bukan berarti mengganggu kemerdekaan orang lain bos, kemerdekaan untuk hidup dilingkungan bersih, kemerdekaan untuk nyaman dijalanan, kemerdekaan untuk bebas nyari gebetan (yang terakhir abaikan). Jadilah manusia merdeka yang elegan, dengan menjaga tingkah laku sesuai aturan.

Berlakulah Layaknya Manusia Merdeka

Saya teringat potongan lirik lagu Menoleh dari @pandji

Wahay Pemuda Betapa gagah dan cantiknya Tapi dibalik keindahannya tersimpan keraguan untuk berkarya Takut gagal katanya Untuk apa merdeka? Untuk apa nyawa mreka? Pahlawan kita? Kalau anak cucunya terkekang oleh pikiran mereka Betapa malunya? Pejuang bermodal tinta menorehkan kata-kata Berjuang banyak caranya termasuk dengan duduk berdiam dan dengan menuangkan buah pikirnya

Kita sudah merdeka, tapi masih banyak yang berlaku seolah-olah masih dijajah Belanda. Kita bebas berkarya, kita juga bebas bersuara. Teriakan isi hati, pilihlah jalanmu sendiri, temukan jati diri, sok asik ajah, berlagak sok ngerti. Masih banyak yang takut mengambil sebuah tindakan baru atau keluar dari zona aman karena takut masa depannya bakal gak karuan. Hidup cuma sekali bro, jangan dengarkan kata orang melulu, dengarkan sekali-kali apa kata hatimu, tapi tetap harus berlaku sesuai dengan ajaran Tuhanmu (Kenapa Tuhan, karena kadang ada ajaran agama yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan, yang dibuat cuma untuk memenuhi egoisme pemikiran sang pemuka agama).

Kamu merdeka kawan, berlakulah layaknya orang Merdeka. Berkarya, buat sesuatu yang bisa bikin bangga. Dunia gak bakal asik kalo cuma disi sama Dokter, PNS, Insinyur, Polisi dan Tentara. Dunia butuh pekarya. Mereka yang berani membuat ide-ide terobosan. 

Berlakulah layaknya manusia merdeka, jadilah merdeka seutuhnya. 

Inilah arti Merdeka ku, inilah aku yang sudah Merdeka dari ketakutan untuk aku berkarya. Disinilah tempat aku bersuara. Merdeka itu kala aku bisa menjadi diriku, dan menjadikan diriku berguna, berdampak, dan bermanfaat. 

Ini aku dan ini merdekaku...

(Tulisan ini pertama kali saya tulis pada tahun 2015.)

Cc : @kitajateng