#kitab hadits arbain
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kitab Hadist 'Arbain Nawawi
Tentang kumpulan hadist shahih yang ditulis dalam satu kitab. Satu kitab yang berisi tuntunan niat, adab, zuhud, jihad dan lain sebagainya. Salah satu kitab yang berjenis al-far’iyah, atau kitab hadist sekunder. Yang dalam kitab ini juga dijelaskan, bahwasannya, sepertiga sampai dengan setengah ajaran agama Islam ada di dalamnya.
Tentang kumpulan hadist shahih yang ditulis dalam satu kitab, yang jumlah sebenarnya tidak tepat 40 buah hadist melainkan 42 hadist. Oleh Imam Nawawi, penulisan ini terinspirasi dari 26 hadist yang dipilih oleh Imam Ibnu Sholah, yang dilengkapi 16 lebihnya menjadi 42 butir.
Kitab ini populer dengan konsistensinya menjelaskan mengenai hadist-hadist shahih dari para barisan rawi al'ala dengan takhrij yang kuat. Sebagian besar daripadanya adalah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Ragam ilmu dari mulai niat hingga jihad menjadi pembahasan, berbeda dengan Kitab Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar al-‘Atsqallani. Kitab ini memuat sejumlah hadits-hadits hukum dan disusun sesuai bab-bab dalam ilmu fiqih. Dan di antara banyaknya ulama yang menuliskan mengenai kitab yag serupa, kitab hadist Imam Nawawi masih menjadi pedoman paling populer.
Salah satu pokok alasannya ialah karena ketulusan juga kezuhudan Imam Nawawi dalam menuliskan dan menghimpun tiap satu dari empat puluh dua hadist tersebut.
Poin penting yang dapat dibawa pulang adalah keteladanan kezuhudan Imam Nawawi. Meninggalkan perkara kenikmatan dunia demi akhirat. Berpaling dengan nikmat sesaat untuk tujuan surga. Dalam teguhnya proses mendaki ilmu, Imam Nawawi menjadi salah stau teladan terbaik di dalamnya.
Semoga tiap bagian dari kita dimudahkan untuk dapat mengikuti jalan para Ulama, tapak dan alur para Ulama, kecintaan para Ulama dengan ilmu dan buku. Semoga Allah ridhai.
Tentang hal yang dapat dibawa pulang, muqoddimah Kajian Kitab Hadist Arbain Nawawi - Ust, Abdul Aziz, Lc - Masjid Kampus Al Hikmah (16 Oktober - 7 November 2024)
3 notes
·
View notes
Text
Tidak hanya sebatas lisan, hadirkan hati juga pikiran.
Keren banget ya kalo kita baca Quran, nggak hanya baca sampe kerongkongan tapi dibaca artinya dan ditadaburi maknanya. Quran tuh nggak cuma tulisan bahasa arab secara sambung menyambung dan diatur dengan ilmu tajwid, tapi pedoman hidup - way of life- dalam semu aspek. Mo sosial, humanisme, ekonomi, sejarah, politik, apalagi sains. Quran tuh ngajak manusia buat kritis lho, nuatin strong why. Allah sendiri directly said “Afala Tatafakkarun” (apakah kamu tidak memikirkan), “Afala Ta’qilun”(apakah kamu tidak menggunakan akalmu).
Dari kutipan tersebut seharusnya menjadi seorang muslim adalah menjadi manusia yang mau berpikir, mau thalibul 'ilmi, minat dan daya literasinya tinggi. Kalo aku boleh kutip dengan adanya Quran we will being "Adil sejak dalam hati dan pikiran" tulisan seseorang. Padahal sejatinya dalam penciptaan langit dan bumi, siang dan malam itu ada kebesaran Allah bagi orang orang yang (mau) berpikir. Problemnya satu, mau berpikir ga?!
Kek misal nih pas baru sholat, dalam al fatihah itu kalo isinya dihayati ada titik penyerahan paling rendah sebagai hamba " hanya kepada Mu kami menyembah dan hanya kepada Mu kami meminta tolong" atau " tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang engkau beri nikmat atas mereka". Tanda bahwa manusia itu sejatinya lemah dan nggak ada apa apanya. Dari situ kita tau apa sih yang mau diharapin atau diandelin? Terlebih mau sombong tuh ga bakal bisa. Wong kita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Ada pemahaman juga bahwa menjadi seorang makhluk sosial, terlebih muslim adalah amanah panjang. Quran juga nyelasin dalam surat At tahrim di sebutkan " hai orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka". We have to protect ourself and our family on the long term. Have to protect each other :) Nggak boleh egois, kudu saling mengingatkan dan melindungi dalam kebaikan. Makanya ada tagline friend till jannah, ya karena temen itu salah satu amanah dan tanggung jawab.
Nggak cukup itu doang, sains juga banyak. W as anak eksakta yang tendensi terhadap hal logis, science, dan empiris juga lebih diajak mikir pas baca Quran. As we know, perkembangan janin dalam dunia medis itu kan ada tiga, trimester pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga dengan berbagai perkembangan dan diferensiasinya. Sel membelah secara meiosis lalu terbentuk zigot, morula, blastula, glastula, embrio, hingga janin (anak medika, correct me if am wrong).
Nah di Az Zumar juga jelasin perihal tersebut, gini bunyinya "Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan". Kegelapan itu apa? Nyambung di hadits 'arbain kempat ((suru ngafal blm hafal hafal, cung! im sounding it louder wk) "Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya diperut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara: menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya."
Mo ga amaze gimana lagi coba sama Al Quran. Bayangin 1440 tahun yang lalu ada kitab yang bisa menjawab ilmu modern (embriologi) kek gini. Sebenernya ini lebih menjadi bahan muhasabah diri ini sih, yang sih males baca quran, yang masih galau soal hidup, yang masih rendah literasinya, yang masih kurang dalam semua apek.
Jujur sampe sekarang masih suka lalai terkait hal tersebut, tetapi salah satu doa di ramadhan ini semoga Allah mengizinkan dan memampukan hambanya ini untuk care tentang Quran, terlebihn agamanya. Semoga ramadahn ini menjadi salah satu langkah konkretnya untuk lebih berinteraksi dengan Al Quran ((nggak cuma baca sampe kerongkongan kering)).
Barakallah
2 notes
·
View notes
Text
*INFO KAJIAN SABTU PAGI* ﷽Qodarullah pagi ini *Ustadz Dr. Andy Octavian Latief...
*INFO KAJIAN SABTU PAGI* ﷽Qodarullah pagi ini *Ustadz Dr. Andy Octavian Latief, M.Sc. حفظه الله* tidak bisa mengisi kajian dikarenakan sedang ada Udzur. InsyaaAllah kajian pagi ini di Badal oleh *Ustadz Noer Iman, S.T حفظه الله* yang akan membahas kitab Al-Arbain An-Nawawiyah Hadits #1 Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar…
0 notes
Text
Ikutilah Kehidupan Nabi Muhammad, Alloh Akan Mencintaimu & Memaafkanmu #Dakwah #Islam
Hadits Arbain #41 عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: «لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ» حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ رُوِّيْنَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ. Dari Abu Muhammad Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak beriman seorang dari kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.” (Hadits hasan sahih, kami meriwayatkannya dari kitab Al-Hujjah dengan sanad shahih). Ikutilah Kehidupan Nabi Muhammad, Alloh Akan Mencintaimu & Memaafkanmu Keterangan hadits – Laa yu’minu: tidak sempurna imannya. – Hawaahu: hawa nafsu condong padanya – Tab’an limaa ji’tu bihi: mengikuti syariat yang nabi bawa Penjelasan hadits Walau hadits di atas adalah hadits yang dha’if. Ibnu Rajah Al-Hambali rahimahullah sampai mengatakan, “Pensahihan hadits ini sebagai hadits yang valid jauh sekali dari beberapa peninjauan.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:394). Namun, makna hadits ini tetap benar. Makna hadits tersebut menurut Ibnu Rajab Al-Hambali, kita dikatakan memiliki iman yang sempurna yang sifatnya wajib ketika kita tunduk pada ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengikuti perintahnya dan menjauhi larangannya serta mencintai perintah dan membenci setiap larangan. Demikian dijelaskan oleh Ibnu Rajab dalam Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:395. Beberapa ayat menyebutkan makna yang sama sebagaimana hadits di atas. فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا۟ فِىٓ أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa’: 65) وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَٰلًا مُّبِينًا “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36) Ibnu Rajab rahimahullah juga berkata, “Al-Qur’an telah menjelaskan Allah telah mencela siapa saja yang membenci apa yang Allah cintai atau mencintai apa yang Allah benci.” (Jaami’ul ‘Ulum wa Al-Hikam, 2:395). Dalam ayat disebutkan apa yang dimaksudkan oleh Ibnu Rajab rahimahullah, ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ “Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 9) Juga disebutkan dalam surat yang sama, ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اتَّبَعُوا مَا أَسْخَطَ اللَّهَ وَكَرِهُوا رِضْوَانَهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.” (QS. Muhammad: 28) Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Cinta yang benar haruslah berdampak pada mutaba’ah dan muwafaqah (mengikuti dan menyesuaikan) dalam mencintai hal-hal yang dicintai dan membenci hal-hal yang dibenci.” (Jaami’ul ‘Ulum wa Al-Hikam, 2:396) قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ
مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ “Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah: 24) Dalam ayat lainnya disebutkan, قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ ”Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran: 31) Ibnu Rajab rahimahullah menukilkan perkataan Al-Hasan Al-Bashri bahwa para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Kami benar-benar mencintai Rabb kami.” Maka Allah jadikan kecintaan itu sebagai tanda sehingga turunlah surah Ali Imran ayat 31 di atas. (Jaami’ul ‘Ulum wa Al-Hikam, 2:396) Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ “Tiga perkara yang seseorang akan merasakan manisnya iman : [1] ia lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lainnya, [2] ia mencintai seseorang hanya karena Allah, [3] ia benci untuk kembali pada kekufuran sebagaimana ia benci bila dilemparkan dalam neraka.” (HR. Bukhari, no. 6941 dan Muslim, no. 43) Cara mencintai Rasul Wajib bagi setiap mukmin mencintai segala yang Allah cintai sehingga harus baginya melakukan perkara yang wajib. Jika kecintaannya bertambah, ia menambah lagi dengan melakukan amalan sunnah. Itulah tambahan untuknya. Begitu pula wajib bagi setiap muslim membenci segala yang Allah benci sehingga sudah selayaknya baginya menahan diri dari segala perkara yang haram. Rasa bencinya ditambah lagi dengan meninggalkan hal yang makruh (makruh tanzih). Ada hadits dalam shahihain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman sampai aku lebih ia cintai dari orang tua, anak dan manusia seluruhnya.” (HR. Bukhari, no. 15; Muslim, no. 44) Dalam riwayat Muslim disebutkan, لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ “Seorang hamba tidaklah beriman hingga aku lebih ia cintai dari keluarga, harta, dan manusia seluruhnya.” (HR. Muslim, no. 44) Bahkan Rasul harus lebih dicintai dari diri kita sendiri. Dari ‘Abdullah bin Hisyam, ia berkata, كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَهْوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لأَنْتَ أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ كُلِّ شَىْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِى . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « لاَ وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ » . فَقَالَ لَهُ عُمَرُ فَإِنَّهُ الآنَ وَاللَّهِ لأَنْتَ أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ نَفْسِى . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « الآنَ يَا عُمَرُ » “Kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau ketika itu memegang tangan Umar bin Al-Khattab. ‘Umar berkata pada beliau, “Wahai Rasulullah, engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak. Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, pokoknya aku tetap harus lebih engkau cintai dari dirimu sendiri.” Umar pun berkata, “Sekarang, demi Allah, engkau lebih aku cintai dari diriku sendiri.” Nabi shalla
llahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pokoknya mulai dari sekarang wahai Umar.” (HR. Bukhari, no. 6632). Timbulnya maksiat dan bid’ah Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Semua maksiat dan mengedepankan hawa nafsu itu terjadi dikarenakan mendahulukan hal duniawi dari kecintaan pada Allah dan Rasul-Nya.” (Jaami’ul ‘Ulum wa Al-Hikam, 2:397) Contoh yang disebutkan oleh Allah tentang orang musyrik, فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ “Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Qashshash: 50) Ibnu Rajab rahimahullah juga berkata, “Begitu pula bid’ah bisa muncul karena mendahulukan hawa nafsu daripada mengikuti syari’at Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Jaami’ul ‘Ulum wa Al-Hikam, 2:397) Mencintai makhluk yang dicintai Allah Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Kaitannya dengan mencintai makhluk, kita wajib mengikuti Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita wajib mencintai Allah dan mencintai pula setiap yang Allah cintai, ada di situ malaikat, para rasul, para nabi, orang-orang yang shiddiq (jujur), syuhada, dan orang-orang saleh secara umum. Karena merupakan tanda kelezatan iman, kita mencintai seseorang itu hanya karena Allah.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:398) Apakah hawa nafsu selalu tercela? Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Jika “al-hawa” digunakan secara mutlak, yang dimaksud adalah menyelisihi kebenaran sebagaimana firman Allah Ta’ala, وَلَا تَتَّبِعِ ٱلْهَوَىٰ ��َيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ “Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” (QS. Shad: 26) وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفْسَ عَنِ ٱلْهَوَىٰ , فَإِنَّ ٱلْجَنَّةَ هِىَ ٱلْمَأْوَىٰ “Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Nazi’at: 40-41) Namun, “al-hawa” bisa pula bermakna cinta dan kecondongan jika dimutlakkan. Maknanya bisa berarti condong pada kebenaran dan selainnya. Terkadang juga bisa digunakan dengan makna mencintai kebenaran secara khusus dan tunduk pada kebenaran tersebut.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:398-399) Faedah hadits Peringatan mendahulukan hawa nafsu dari syariat. Orang yang bagus imannya adalah yang menjadikan diri dan hawa nafsunya patuh pada syariat. Hawa nafsu ada dua macam: (a) mahmud (terpuji) dan (b) madzmum (tercela). Mahmud berarti sesuai syariat, madzmum berarti menuruti syahwat. Wajib berhukum dengan syariat Islam. Iman itu bias bertambah dan bisa berkurang sebagaimana akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kaedah dari hadits Siapa yang menundukkan hawa nafsunya pada syariat maka ia akan selamat, sebaliknya ia akan ghawa (sesat). Wajib mendahulukan dalil, lalu meyakini. Jangan kita meyakini, baru cari dalil, nantinya sesat. Orang yang mendahulukan hawa nafsu berarti menjadikan sesuatu disembah selain Allah. أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya?” (QS. Al-Jatsiyah: 23) Semoga manfaat. Referensi: Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam. Cetakan kesepuluh, Tahun 1432 H. Penerbit Muassasah Ar-Risalah. Khulashah Al-Fawaid wa Al-Qawa’id min Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah. Syaikh ‘Abdullah Al-Farih. Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah. Cetakan ketiga, Tahun 1425 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Dar Ats-Tsuraya. Sumber https://rumaysho.com/25076-hadits-arbain-41-mengikuti-sunnah-nabi-tundukkan-hawa-nafsu.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الر
َّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Ikutilah Kehidupan Nabi Muhammad, Alloh Akan Mencintaimu & Memaafkanmu
#06NabiMuhammad#cinta#ikut#kehidupan#maaf#NabiMuhamma#nabiMuhammad#rosululloh#sunnah#blogAlloh#ikuti
0 notes
Text
بِسْـــــم اللّٰــــــهِ الرَّحْمٰــــــــنِ الرَحِيْـــــــــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Faedah Hadits Hari ini:
AGAMA ADALAH NASIHAT
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِي رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Ruqoyyah Tamiim bin Aus Ad-Daariy -rodhiyalloohu ‘anhu-, Ia Berkata: 'Bahwa Nabi ﷺ Bersabda: “Agama Adalah Nasihat.” Kami Bertanya, 'Untuk Siapa?' Beliau ﷺ Menjawab, “Bagi Allooh, Bagi Kitab-Nya, Bagi Rosul-Nya, Bagi Pemimpin-pemimpin Kaum Muslimin, Serta Bagi Umat Islam Umumnya ".' [HR. Muslim, no. 55]
Hadits Arbain #07:
Agama adalah Nasihat. Begitulah Hadits Ketujuh dari Hadits Arbain An-Nawawiyyah.
PENJELASAN HADITS
Sebagaimana Kata Al-Khoththobi -rohimahullooh-,
"النَّصِيْحَةُ كَلِمَةٌ يُعَبَّرُ بِهَا عَنْ جُمْلَةٍ هِيَ إِرَادَةُ الخَيرِْ لِلْمَنْصُوْحِ لَهُ."
“Nasihat adalah Kalimat Ungkapan Yang Bermakna Mewujudkan Kebaikan Kepada Yang Ditujukan Nasihat.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:219)
FAEDAH HADITS:
Pertama: Ad-diin Dalam Hadits Maksudnya adalah Diin dengan artian Agama. Sedangkan ad-Diin Lainnya Bermakna al-Jazaa’ (Pembalasan) Seperti pada Ayat ‘maaliki yaumiddiin’ (Yang Menguasai Hari Pembalasan).
Kedua: Nasihat Itu Begitu Penting karena Nabi ﷺ Menjadikannya Bagian dari Agama.
Ketiga: Bagusnya Pengajaran Rosuululloohu ﷺ, Beliau Menyampaikan Sesuatu Secara Umum (Global) Terlebih Dahulu, Lalu Menyebutkan Rinciannya.
Keempat: Para Sahabat Haus Akan Ilmu, apa yang Butuh Dipahami dengan Baik, Mereka selalu Menanyakannya agar Jelas.
Kelima: Nabi ﷺ Memulai Penyebutan dengan Hal Terpenting Lalu Yang Penting Lainnya karena Beliau Menyebutkan Nasihat bagi Alloohu تعالى, Lalu Kitab-Nya, Lalu Rosul-Nya, Lalu kepada Imam Kaum Muslimin, Lalu kepada Kaum Muslimin secara Umum. Sedangkan Kitab Alloohu تعالى Didahulukan daripada Rosul, Karena Kitab Itu Langgeng, Sedangkan Rosul Telah Tiada. Namun Nasihat Kepada Keduanya Saling Terkait.
Keenam: Nasihat bagi Alloohu ﷻ Mencakup Dua Hal yaitu:
- Mengikhlaskan Ibadah Hanya Kepada Alloohu تعالى Semata.
- Bersaksi bahwa Alloohu تعالى Itu Tunggal Dalam Rububiyah, Uluhiyyah, juga Dalam Nama dan Sifat-Nya.
Ketujuh: Nasihat bagi Kitab Alloohu ﷻ Mencakup:
- Membela Al-Qur’an dari Yang Menyelewengkan dan Mengubah Maknanya.
- Membenarkan Setiap Yang Dikabarkannya Tanpa Ada Keraguan.
- Menjalankan Setiap Perintah Dalam Al-Qur’an.
- Menjauhi Setiap Larangan Dalam Al-Qur’an.
- Mengimani bahwa Hukum Yang Ada adalah Sebaik-baik Hukum, Tidak Ada Hukuman Yang Sebaik Al-Qur’an.
- Mengimani bahwa Al-Qur’an Itu Kalamullooh (Firman Alloohu تعالى) Secara Huruf dan Makna, Bukan Makhluk.
Kedelapan: Nasihat bagi Rosul-Nya ﷺ Mencakup:
- Ittiba’ Kepada Beliau ﷺ, Mengikuti Setiap Tuntunan-Nya.
- Mengimani bahwa Beliau ﷺ adalah Utusan Alloohu تعالى, Tidak Mendustakannya, Beliau ﷺ adalah Utusan Yang Jujur dan Dibenarkan.
- Menjalankan Setiap Perintah Beliau ﷺ.
- Menjauhi Setiap Larangan Beliau ﷺ.
- Membela Syari’atnya.
- Mengimani bahwa Segala Sesuatu Yang Datang Dari Beliau ﷺ Sama Seperti Yang Datang Dari Alloohu تعالى Dalam Hal Mengamalkannya.
- Membela Nabi ﷺ Ketika Hidupnya dan Ketika Beliau Telah Tiada, Termasuk pula Membela Ajaran Beliau ﷺ (Sunnahnya).
Kesembilan: Imam Kaum Muslimin Itu Ada Dua Macam. Yang Pertama adalah Ulama Robbaniyyun Yang Mewarisi Ilmu, Amal, Akhlak, dan Dakwah dari Nabi ﷺ. Yang Pertama Inilah Ulil Amri Hakiki (Imam Kaum Muslimin Yang Sesungguhnya). Yang Kedua adalah Penguasa Yang Melaksanakan Syari’at Alloohu تعالى, Mereka Terapkan Pada Diri Mereka Sendiri dan Pada Para Hamba Alloohu تعالى Yang Menjadi Rakyatnya.
Kesepuluh: Nasihat kepada Ulama Kaum Muslimin, Mencakup:
- Mencintai Mereka.
- Menolong Mereka Dalam Menjelaskan Kebenaran seperti Dengan Menyebarkan Tulisan dan Karya Para Ulama.
- Membela Kehormatan Mereka.
- Meluruskan Kesalahan Mereka Dengan Cara Yang Baik.
- Mengingatkan Mereka Dalam Kebaikan Dengan Mengalahkan Cara yang Pas Ketika menyampaikan Dakwah kepada yang lain.
Kesebelas: Nasihat kepada Penguasa Kaum Muslimin, Mencakup:
- Meyakini Mereka adalah Pemimpin.
- Menyebarkan Kebaikan-kebaikan Mereka kepada Rakyat Sehingga membuat Rakyat Mencintainya dan Ia Bisa Menjalankan Kepemimpinan dengan Baik. Hal Ini Jauh Berbeda Jika Yang Disebarkan adalah Aib-aib Penguasa.
- Menjalankan Perintah dan Menjauhi Setiap Hal Yang Dilarang dari Penguasa Selama Bukan Dalam Rangka Bermaksiat kepada Alloohu تعالى, karena Tidak Boleh Ada Keta'atan Kepada Makhluk Dalam Bermaksiat Kepada Alloohu تعالى. Sedangkan Kalau Maksiat Itu Dilakukan oleh Diri Penguasa Itu Sendiri (Mereka Zholim), Tetaplah Mereka Dita'ati dalam Perintahnya, Bukan dalam Mengikuti Maksiat Yang Mereka Lakukan.
- Menutup Aib Mereka Sebisa Mungkin, Bukan Bermudah-mudahan Menyebarkannya. Namun Tetap Ada Nasihat Langsung Kepada Mereka Atau Lewat Orang-Orang Yang Dekat Dengan Mereka, Tanpa mesti Diketahui Orang Banyak.
- Tidak Boleh Memberontak Kepada Mereka Kecuali Melihat Ada Kekufuran Yang Nyata Dengan Dalil Pasti dan Ada Kemashlahatan Yang Besar.
Keduabelas: Dalam Masyarakat Islam, Pemimpin atau Penguasa Mesti Ada, baik yang Memimpin Masyarakat Banyak maupun Masyarakat yang lebih Khusus.
Ketigabelas: Nasihat kepada Orang Awam (Umat Islam) Berbeda kepada Penguasa.
- Imam an-Nawawi -rohimahullooh- Berkata, “Menasihati Sesama Muslim (Selain Ulil Amri) Berarti adalah Menunjuki Berbagai Maslahat Untuk Mereka yaitu Dalam Urusan Dunia dan Akhirat Mereka, Tidak Menyakiti Mereka, Mengajarkan Perkara Yang Mereka Tidak Tahu, Menolong Mereka dengan Perkataan dan Perbuatan, Menutupi Aib Mereka, Menghilangkan Mereka dari Bahaya dan Memberikan Mereka Manfa'at serta Melakukan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar.” (Al-Minhaj Syarh Shohih Muslim, 2:35).
- Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin -rohimahullooh- Berkata Bagaimanakah Cara Menasihati Sesama Muslim, Maka Beliau Katakan, 'Hal Itu Sudah Dijelaskan Dalam Hadits Anas bin Maalik -rodhiyalloohu 'anhu-, “Tidaklah Sempurna Iman Seseorang Diantara Kalian Sampai Ia Mencintai Saudaranya Sebagaimana Ia Mencintai Dirinya Sendiri'.” Juga Kata Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, “Nasihat adalah Engkau Suka Jika Saudaramu Memiliki Apa Yang Engkau Miliki. Engkau Bahagia Sebagaimana Engkau Inginkan Yang Lainpun Bahagia. Engkau Juga Merasa Sakit Ketika Mereka Disakiti. Engkau Bermuamalah (Bersikap Baik) Dengan Mereka Sebagaimana Engkaupun Suka Diperlakukan Seperti Itu.” (Syarh Riyadh ash-Sholihin, 2:400)
- Al-Fudhoil bin ‘Iyadh -rohimahullooh- Mengatakan,
"المؤمن يَسْتُرُ ويَنْصَحُ ، والفاجرُ يهتك ويُعيِّرُ."
“Seorang Mukmin Itu Biasa Menutupi Aib Saudaranya dan Menasihatinya. Sedangkan Orang Fajir (Pelaku Dosa) Biasa Membuka Aib dan Menjelek-jelekkan Saudaranya.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1:225)
- Al-Hasan Al-Bashri -rohimahullooh- Berkata,
"إنَّ أحبَّ عبادِ الله إلى الله الذين يُحببون الله إلى عباده ويُحببون عباد الله إلى الله ، ويسعون في الأرض بالنصيحة."
“Sesungguhnya Hamba Yang Dicintai Di Sisi Alloohu ﷻ adalah Yang Mencintai Alloohu تعالى Lewat Hamba-hamba-Nya dan Mencintai Hamba-hamba Alloohu تعالى Karena Alloohu تعالى di Muka Bumi, Iapun Memberi Nasihat kepada Lainnya.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:224)
Semoga Alloohu ﷻ Memberikan Kita Sifat Saling Mencintai Sesama Muslim Dengan Saling Menasihati Dalam Kebaikan dan Takwa.
___________
Referensi:
- Al-Minhaj Syarh Shohih Muslim. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Abu Zakariya Yahya bin Syarf An Nawawi. Penerbit Dar Ibni Hazm.
- Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam. Cetakan kesepuluh, Tahun 1432 H. Ibnu Rojab Al-Hambali. Tahqiq: Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan Ibrohim Barjis. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
- Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah Al-Mukhtashor. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Syaikh Dr. Sa’ad bin Nashir Asy-Syatsri. Penerbit Dar Kunuz Isybiliya.
- Syarh Riyadh ash-Sholihin. Cetakan tahun 1425 H. Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin. Penerbit Madarul Wathon.
والله تعالى اعلم بالصواب
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.
Semoga Bermanfa'at.
Mohon Ta'awunnya untuk Menyebarkan Risalah Dakwah Tauhid dan Sunnah ini, Agar Orang-orang Yang Tidak Mengetahuinya Dapat Mengetahuinya dan Menjadi Timbangan Amalan Sholih Bagi Yang Menyebarkannya di Akhirat Kelak, Insyaa Alloohu تعالى.
0 notes
Text
Ngaji Onlie : Hadits Arbain Nawawi
Alhamdulillah, pada kesempatan kali ini kita bisa memulai ngaji Hadits Arbain Nawawi. Yang pada kesempatan kali ini membahas tentang mukaddimah. Semoga bermanfaat, simak terus kelanjutannya. Dan jangan lupa share juga kepada yang lain.
Ayo ngaji dan baca sholawat. Semoga bisa istiqomah!
#ngaji online#hadits arbain#ngaji hadits arbain#hadits arbain nawawi#hadits arbain lengkap#ayongaji#ngajibareng#sinaubareng#kitab hadits arbain
2 notes
·
View notes
Text
Parenting Islami Untuk Anak
Jadwal Pendidikan Anak
Umur 0-6 tahun:
1. Belajar Huruf Hijaiyyah dan Membaca Alquran.
2. Belajar menghafal surat pendek
2. Belajar mengucapkan kalimat tauhid
3. Belajar Tata cara berwudhu dan tayammum
4. Belajar Tata shalat
5. Belajar Adab dan doa serta dzikir keseharian penting
Umur 7-12 tahun
1. Memperlancar Bacaan Alquran
2. Menambah hafalan Alquran secukupnya
3. Menambah hafal doa dan dzikir pagi dan petang
4. Belajar Adab bergaul
5. Belajar Mandi Junub
6. Belajar menulis Arab
7. Belajar Akidah Al Ushul Ats Tsalatsah (Tiga Landasan Akidah Islam) dan Qawaidul Arba’ (empat Kaidah Memahami Tauhid Dan Syirik)
Umur 13-15
1. Mengkhatamkan hafalan Alquran jika mampu/ 15 juz Alquran
2. Belajar Bahasa Arab, berbicara membaca.
3. Menghafal hadits Arbain Nawawi
4. Memperajari/menghafal Kitab Tauhid
5. Mempelajari Matan Al Ghayah Wat Taqrib (fikih Syafii)
Umur 16-18
1. Melanjutkan hafalan Alquran dan atau memperlancarnya
2. Menghafal Hadits Umdatul Ahkam
3. Melanjutkan mempelajari Matan Al Ghayah Wat Taqrib. (Fikih Syafii)
4. Mempelajari Al Aqidah Al Wasithiyyah.
Semoga Allah memudahkan segala niat baik.
Ini hanya usulan dan tidak baku, sesuai dengan kemampuan anak.
Wallahu a’lam bish showab
147 notes
·
View notes
Text
Mauritania Suku Yang Disegani Masyaikh Saudi
Diketahui bahwa ulama-ulama ‘alim justru kebanyakan bukan dari Saudi, seperti para Imam Muhadits, Ahli Fiqh, Ahli Tafsir, dll, baca disini dan berikut ini adalah dialog seorang Ustadz yang menceritakan tentang kebiasaan Suku Mauritania dalam menuntut ilmu Agama.
Ibnu ‘Amr Ad Dimakiy dari ustadz ‘Abdullah Zaidi bercerita kepadaku…
“Anta tau tidak kalau ada satu suku yang sangat disegani oleh masyaikh saudi, namun berasal dari luar As Su’udiyyah?”
“Suku apa itu ustadz?”
“Pernah dengar Mauritaniyyah?”
“Belum ustadz, kenapa mereka disegani ustadz?”
“Karena kebiasaan mereka dalam menuntut ‘ilmu yang sangat luar biasa… Jika ada seorang anak kecil disana berumur 7 tahun belum hafal qur’an itu akan sangat memalukan kedua orangtuanya… Bahkan 7 dari 13 doktor di MEDIU berasal dari Mauritaniyyah.”
“Masya Allah, bagaimana sistem pengajaran mereka…???
“Pertanyaan anta jamil… memang kita bukan hanya harus takjub, tapi kita harus meniru sistem yang mereka gunakan. jadi begini akhi…
Mereka itu mendapatkan pendidikan Al Qur’an bukan hanya sejak kecil, tapi sejak BAYI…
Ketika ada seorang ibu hamil, dia tidak akan menghabiskan waktu HANYA tidur di kasur. ibu tersebut akan MENYIBUKKAN DIRI untuk MUROJA’AH HAFALANNYA hingga ibu itu TERASA LETIH karenanya…
Setelah bayi itu lahir, keluarga yang akan muroja’ah. Misalkan seorang anak akan muroja’ah kepada bapak atau ibunya, maka DIWAJIBKAN untuk dia muroja’ah di depan adiknya yang masih bayi pula. Jadi ketika ibunya sedang menggendong bayi tersebut, kakaknya muroja’ah kepada ibunya. Kalaupun suara tangis bayi mengganggu kakaknya ya itulah tantangan untuk anak tersebut…”
“Masya Allah, lalu sistem ketika menginjak remaja gimana ustadz?”
“Ahsanta, ketika mereka berusia 7 tahun ke atas, mereka akan pergi kepada masyaikh untuk belajar agama. mereka TIDAK BELAJAR DI DALAM KELAS. Jadi para masyaikh setempatMEMBUAT TENDA DI TENGAH GURUN, dan di dalam tenda itulah proses belajar mengajar dilakukan… Mungkin dalam fikiran kita menyakitkan karena panasnya. namun itu NIKMAT untuk mereka karena RASA INGIN TAU YANG TINGGI pada diri mereka menjadikan SEDIKIT ‘ILMU adalah NIKMAT DAN RIZQI YANG MELIMPAH UNTUK MEREKA, BUKAN HARTA…!!!”
“Masya Allah… Masya Allah Yaa Ustadz…”
“Na’am, ketika syaikh tersebut berkata, “ISTAMI’…!!!”, maka semuanya menatap syaikh tersebut dan menyimak dengan seksama. Tidak ada yang berani menulis bahkan BERMAIN PULPEN, karena akan dimarahi…
Setelah syaikhnya menerangkan panjang lebar barulah mereka menulis. Mereka menulispun juga BUKAN di selembar kertas. Mereka menulis di batu, daun, kulit pohon atau sejenisnya yang mereka bawa dari rumah, kenapa tidak pakai kertas? karena memang itu dilarang, dan mereka hanya membawa selembar saja…
Setelah mereka menulis maka tulisan mereka yang berasal dari ingatan mereka itu ditunjukkan ke syaikh, kalau ada kesalahan maka akan dikembalikan untuk dibetulkan hingga semua santrinya menuliskan semua yang diucapkan syaikh… Itu menunjukkan SYAIKH TERSEBUT HAFAL APA YANG DIUCAPKAN.
Masya Allah… Ketika semua santrinya telah menuliskan dengan benar maka syaikh memerintahkan untuk dihapus…”
“Dihapus ustadz…??? Lalu mereka tidak punya catatan pelajaran hari itu dong?”
“Laa yaa akhi, ketika semuanya sudah benar itu menunjukkan pelajaran yang disampaikan oleh syaikh sudah HAFAL DI LUAR KEPALA. Jadi catatan mereka ya ingatan mereka itu… Setelah semuanya benar dan telah dihapus, maka syaikh melanjutkan pelajarannya… Begitu seterusnya sampai pelajaran di hari itu habis. Setelah mereka pulang ke rumah, barulah apa yang mereka INGAT mereka tulis ulang dalam buku-buku mereka…
Di usia 17 tahun, mereka sudah bisa mengeluarkan fatwa, yang berarti mereka sudah menjadi MUFTI…”
“Masya Allah, merinding ana ustadz…”
“Jamil… Dulu ketika ana di LIPIA ada cerita menarik, dosen ana ketika ingin mencari atau mengingat-ingat sebuah hadits maka beliau bertanya kepada temannya yang masih berstatus mahasiswa S2, karena apa?
Karena ikhwan ini sudah hafal kutubus sittah, bulughul marom, shohihain, dan sekarang sedang menghafal musnad imam ahmad dan sudah hafal 2/3 nya… Anta tau kan kitab-kitab tersebut tebalnya seperti apa??? itu hanya masih tebalnya, belum isi dari kitab tersebut… BERAPA BANYAK HADITS YANG TERDAPAT DI KITAB ITU? Masya Allah.
Dan yang akan lebih mengherankan anta adalah, MEREKA BUKAN HANYA HAFAL MATAN HADITSNYA… NAMUN SAMPAI KE RIJALUL HADITS, PERAWI INI LAHIR TAHUN SEKIAN, MENINGGAL TAHUN SEKIAN, MENGAMBIL HADITS DARI SIAPA SAJA, DINYATAKAN TSIQAH ATAU TIDAK OLEH ‘ULAMA, HINGGA DIA BISA MENENTUKAN SENDIRI SANAD HADITS TERSEBUT SHAHIH ATAU TIDAK TANPA MENCATUT PERKATAAN SEORANG MUHADDITS SEPERTI SYAIKH ALBANI KALAU HADITS TERSEBUT SHAHIH…”
“Masya Allah, merasa tidak punya apa-apa ustadz ketika menyadari di belahan bumi lain ada yang mempelajari agama hingga seperti itu…”
“Na’am, ana pun demikian… kalau anta ingat, USTADZ ERWANDI TARMIDZI pernah bilang seperti ini : “Janganlah kalian bangga ketika sudah hafal al qur’an, karena memang itu belum ada apa-apanya di kalangan penuntut ‘ilmu, dan janganlah kalian bangga ketika sudah hafal hadits arbain, karena itu sudah sangat lazim di kalangan penuntut ‘ilmu, janganlah kalian menjadi sombong dengan sedikitnya ‘ilmu yang kalian miliki… karena bukannya ‘ilmu itu akan bertambah malah bisa jadi akan berkurang. hafal qur’an hanyalah pintu untuk antum memasuki dunia para ‘ulama, hadits arbain hanyalah dasar pijakan pertama antum memasuki dunia para ‘ulama, namun kalian belum pantas disebut ‘ulama…”
“Masya Allah, banyak faidah dari obrolan ini ustadz…”
“Jamil, makna dari zuhud itu apa? Al Faqir Wal Masakin kah? Atau seperti apa menurut anta?”
“Yang ditanya tidak lebih mengetahui daripada yang ditanya ustadz…”
“Ahsanta, Barakallahu fiik, zuhud adalah ketika kita mampu meninggalkan apa-apa saja yang tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat kita, al mislu: nonton YKS bermanfaat tidak untuk kehidupan akhirat kita?”
“Tidak ustadz.”
“Jamil, maka tinggalkanlah hal yang serupa dengan itu dalam urusan duniawi kita kalau tidak bermanfaat untuk kehidupan akhirat kita… Itulah zuhud.”
“Ahsanta, lalu kenapa ‘ulama dari mauritaniyyah tidak terkenal ustadz?”
“Karena kebiasaan mereka… Mereka lebih disibukkan untuk belajar dan mengajar. Tidak ada yang namanya safari dakwah atau khuruj ke suatu tempat dan yang semisalnya… Kalau kita butuh beliau, ya kita yang mengunjungi beliau… Sebenarnya banyak ‘ulama dari mauritaniyyah, coba saja cari ‘ulama yang berakhiran “ASY SYINQITHI”. Mereka adalah hasil didikan adat menuntut ‘ilmu ala mauritaniyyah…”
“Syukran atas tadzkirahnya ustadz.”
“‘Afwan, sebenarnya ana juga sedang muhasabah diri, kalau diri kita belum dididik dengan sistem seperti itu, berarti tugas kita untuk mendidik anak cucu kita dengan sistem yang mereka miliki…”
157 notes
·
View notes
Text
JADWAL PENDIDIKAN ANAK 🖤
Umur 0-6 tahun:
1. Belajar Huruf Hijaiyyah dan Membaca Alquran.
2. Belajar menghafal surat pendek
3. Belajar mengucapkan kalimat tauhid
4. Belajar Tata cara berwudhu dan tayammum
5. Belajar Tata shalat
6. Belajar Adab dan doa serta dzikir keseharian
.
Umur 7-12 tahun
1. Memperlancar Bacaan Alquran
2. Menambah hafalan Alquran secukupnya
3. Menambah hafal doa dan dzikir pagi dan petang
4. Belajar Adab bergaul
5. Belajar Mandi Junub
6. Belajar menulis Arab
7. Belajar Akidah Al Ushul Ats Tsalatsah (Tiga Landasan Akidah Islam)
.
Umur 13-15
1. Mengkhatamkan hafalan Alquran jika mampu/ 15 juz Alquran
2. Belajar Bahasa Arab, berbicara membaca.
3. Menghafal hadits Arbain Nawawi
4. Memperajari/menghafal Kitab Tauhid
5. Mempelajari Matan Al Ghayah Wat Taqrib (fikih Syafii)
.
Umur 16-18
1. Melanjutkan hafalan Alquran dan atau memperlancarnya
2. Menghafal Hadits Umdatul Ahkam
3. Melanjutkan mempelajari Matan Al Ghayah Wat Taqrib. (Fikih Syafii)
4. Mempelajari Al Aqidah Al Wasithiyyah
.
.
Ditulis oleh,
Ustadz Ahmad Zainuddin Al Banjary Lc, حفظه الله تعالى
.
ref : https://bbg-alilmu.com/archives/45013
[taken from: MalangMengaji]
568 notes
·
View notes
Text
•┈••⊰✿ৡৢ˚❁🕋﷽🕋❁˚ৡ✿⊱••┈•
*✨{ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهٖ وَصَحْبِهٖ اَجْمَعِيْنَ }✨*
*☆((✽السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ✽))☆*
*★«._____________________________.»★*
*✨ _“HADIST ARBAIN #07: AGAMA ADALAH NASEHAT.”_* 🍃🍃
.
.
_Agama adalah nasihat. Begitulah hadits ketujuh dari Hadits Arbain An-Nawawiyyah._
*عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِي رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ – رَوَاهُ مُسْلِمٌ*
```Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad-Daari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” [HR. Muslim, no. 55].```📚
.
.
*___________________________*
*_{Penjelasan Hadits}._*
.
Sebagaimana kata _Al-Khatthabi rahimahullah,_
*النَّصِيْحَةُ كَلِمَةٌ يُعَبَّرُ بِهَا عَنْ جُمْلَةٍ هِيَ إِرَادَةُ الخَيرِْ لِلْمَنْصُوْحِ لَهُ*
```“Nasihat adalah kalimat ungkapan yang bermakna mewujudkan kebaikan kepada yang ditujukan nasihat.” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1:219).```📚📚
.
.
*__________________________*
*_“FAEDAH HADIST.”_*
.
.
*1⃣. _Pertama ;_* _Ad-diin_ dalam hadits maksudnya adalah _diin_ dengan artian agama. Sedangkan _ad-diin_ lainnya bermakna _al-jazaa’_ *(pembalasan)* seperti pada ayat _‘maaliki yaumiddiin’_ *(Yang Menguasai Hari Pembalasan).*
.
.
*2⃣. _Kedua ;_* _Nasihat itu begitu penting karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikannya bagian dari agama._
.
.
*3⃣. _Ketiga ;_* _Bagusnya pengajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menyampaikan sesuatu secara umum (global) terlebih dahulu, lalu menyebutkan rinciannya._
.
.
*4⃣. _Keempat ;_* _Para sahabat haus akan ilmu, apa yang butuh dipahami dengan baik, mereka selalu menanyakannya agar jelas._
.
.
*5⃣. _Kelima ;_* _Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai penyebutan dengan hal terpenting lalu yang penting lainnya karena beliau menyebutkan nasihat bagi Allah, lalu kitab-Nya, lalu rasul-Nya, lalu kepada imam kaum muslimin, lalu kepada kaum muslimin secara umum. Sedangkan kitab Allah didahulukan daripada Rasul, karena kitab itu langgeng, sedangkan Rasul telah tiada. Namun nasihat kepada keduanya saling terkait._
.
.
*6⃣. _Keenam ;_* Nasihat bagi Allah mencakup dua hal yaitu:
.
_~Mengikhlaskan ibadah hanya kepada Allah._
.
_~Bersaksi bahwa Allah itu Esa dalam rububiyah, uluhiyyah, juga dalam nama dan sifat-Nya._
.
.
*___________________________________*
✍️....
```SEMOGA ARTIKEL SEDIKIT INI BERMANFAAT DAN MENDAPAT PENCERAHAN BAGI PENULIS DAN SAHABAT PEMBACA. Amin...```
*___________________________________*
.
.
*_WALLAHU A'LAM BIS SHAWAB._*
.
•┈•●●●◎❅❀❦❖❄️🕌🕋🕌❄️❖❦❀❅◎●●●•┈•
.
.
*{۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞}*
.
*📚📚✍️.....*
.
┏📚★★━━━━━━━━━━━━━━━━┓
*_{ ☆محمد الرشيد☆}📿_*
*_🕋☆¥UDHA✧AR-RAS¥1D☆🕋_*
┗━━━━━━━━━━━━━━━━★★📚┛
4 notes
·
View notes
Text
Lurus
By : najeebah
Awan kali ini berbeda. Mendung dan berarak seakan-akan ingin mengisyaratkan bahwa musim dingin segera tiba. Adzan subuh yang biasanya berkumandang pukul 3 pagi, kini bergeser 2 jam. Aku hirup udara begitu dalam, dan aku merasakan ketenangan.
Aku duduk dibalkon rumah, sembari mencoret sebuah tulisan dikertas berwarna coklat muda. Ingin rasanya berkaca. Masa lalu itu bagaikan spion dalam mobil. Tentu kita menengok kebelakang ketika dibutuhkan, tapi kita tetap fokus jalan lurus kedepan.
Entah, setiap orang pasti pernah merasakan titik terendah, down, jatuh, terpuruk, lelah ya sejenis itulah.
Aku jadi ingat pernah ada diposisi buta sekali dengan Bahasa Arab. Nilai sorof perdanaku 4. Aku kaget bukan main. Karena biasanya asyik dengan matematika, fisika, kimia, biologi kini harus membuka diri dengan susunan huruf hijaiyah yang gundul tanpa syakal.
Awalnya ngapalin tabel periodik kimia, kini harus mencoba memahami pola wazan yang ribetnya minta ampun. Dulu nongkrongnya dilaboratorium fisika, sekarang kudu betah jalan-jalan maktabah.
Sempat ngerasain diejek orang katanya
"udah deh kalau gak bisa ngomong Bahasa Arab, mending diem aja!"
Wew kok jleb yah? sakit banget. Tapi cepat cari obat. Dimasa terpuruk justeru aku berduaan sama kamus Bahasa Arab, baca sebisanya ngerti gak ngerti aku gak peduli.
Aku berusaha menghibur diri "duhai hati kumohon bersabar ya, suatu saat kamu pasti bisa cas cis cus ngomong Bahasa Arab kok. Percaya deh, asal kamu serius dan sungguh-sungguh belajar!."
Aku juga gak lupa ketika teman-teman sekelasku sudah hapal 25 hadits Arbain Nawawiyyah, sedangkan aku baru sentuh hadits pertama aja lelet beut.
Temen komen
"emang kamu bisa paham hadits? Kamu kan terlambat."
Dalam hatiku
"Bismillah, semoga Allah bimbing aku. Ya Rabb, mudahkan aku. Kelak aku akan sangat mencintai hadits!"
Sampai hari ini aku bahagia banget jumpa orang yang kerjaannya nyindir bin nyinyir kekurangan. Justeru kita kayak dikasih sinyal untuk meroket dan terbang menuju kesempurnaan.
Aku pun berusaha mencintai Bahasa Arab meski harus babak belur karenanya. Aku tahu dan sadar bahwa aku bodoh, makanya aku belajar.
Waktu berjalan sekitar 5 tahun, hingga akhirnya kaki ini tiba di Bumi Kinanah.
Aku jumpa dengan teman berbeda negara, salah satunya orang Suriah.
Aku iri dia kok bisa bicara bahasa Arab enak banget didengernya. Terus aku tanya apa rahasianya.
Dia jawab
"Kamu harus jadikan bahasa Arab sebagai bahasa ibu. Kamu kudu punya teman yang sering ajak cerita bahasa Arab. Bahasa Arab itu terjun dilapangan bukan sekedar teroritas belaka. Coba deh latihan ngoceh depan cermin, gemar membaca, menulis, mendengar dan latihan menerjemah."
Aku pun mengikuti arahannya. Sehingga aku punya target pokoknya satu tahun ini aku mau nerjemahin muqarrar pake kamus al-Munawwir saja, gak sentuh aplikasi hp sama sekali.
Aku juga punya temen orang Rusia yang bahasa Arabnya lancir cir cir. Kalau baca kitab langsung hapal, pas ngerjain soal pasti pertama selesai. Wah, aku jadi banyak belajar dari dia.
Tahun 2018 adalah tahun istimewaku. Setelah melewati masa masa kelam, akhirnya aku menemukan setitik cahaya.
Allah mempertemukanku dengan Syeikh Fauzy Konate di bulan Ramadhan, babat habis nahwu sorof balaghah di madiyafah Syeikh Ismail Shodiq al-Adawiy.
Beliau adalah jawaban dari perjalanan panjangku selama ini.
Hari selasa adalah hari cinta. Duduk menadah ilmu dimasjid Azhar tepatnya ruwaq magharibah. Bahagia rasanya mencicipi manisnya balaghah yang dipaparkan oleh Syeikh Balaghiyyin, fadhilatu Duktur al-Allamah Abu Musa.
Cinta pertama ku berlabuh di kitab Muatho, karya Imam Malik. Itu adalah majlis hadits yang pertama aku ikuti. 5 hari berturut-turut dari bada ashar hingga malam qiroah bersama Syeikh Usamah Mansy. Lalu Allah hadirkan Syeikh Abdullah Izzuddin untuk membaca kutubu sittah, main kerumah beliau setiap Senin untuk khatam kitab siroh. Allah gk tanggung-tangguh. Bibit cinta yang dulu kutanam, kusiram, kupupuk kini tumbuh.
Syeikh Aiman Haggar adalah anugerah terindah yang ada di Bumi Kinanah. Beliau ajarkan kami kitab Muqaddimah Ibn Solah.
Dikuatkan Syeikh Hisyam al-Mirshofy dan Syeikh Yusuf Saffaniy menjelaskan dirasat asanid serta takhrij.
Allah kirimkan Syeikh Araby yang selalu menfasilitasi semua kebutuhan haditsku. Beliau kenalkan aku dan ajak sowan kerumah Syeikh Ali Soleh didekat bab Zuwela dan kunjung rumah Dr. Rifat Fauzy.
Ditengah-tengah majlis Muqaddimah Ibn Solah, Syeikh Aiman Haggar pernah menasehati kami para tholibul ilmi
《المُلْتَفِتُ لَا يَصِل!》
"Orang yang lirik kanan kiri gak bakal sampai!"
Kita itu masih muda. Hidupnya harus ditata.
Punya progres yang dikejar, harapan seputar cita cinta yang diperjuangkan.
Aku bersyukur menjadi seorang Muslim.
Islam mendidikku menghargai waktu.
Islam mengajarkanku semangat menuntut ilmu.
Islam membuat hidup ini berharga bagaikan permata, yang setiap detiknya harus bernilai pahala.
Islam itu menyadarkan bahwa setelah fase dunia akan ada episode pertanggung jawaban.
Lirihlah dalam membaca surat al-Fatihah.
《اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيْمَ》
Ya Allah...
Tunjukkanlah kami kepada jalan yang lurus.
Ilmu itu ada dalam genggaman Allah, maka mintalah kepada-Nya.
Ilmu itu bagaikan cahaya, maka jangan kau redupkan dengan dosa.
Ilmu itu membimbing pengembannya untuk taat, maka jangan kau hancurkan dengan maksiyat.
《اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً》
Ya Allah..
Kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang terhampar luas, serta amalan yang diterima.
1 note
·
View note
Text
Hadist ke-1 Arbain Nawawi
Hadist ke 1 Arbain Nawawi menerangkan tentang pentingnya niat dan rasa ikhlas dalam menjalankan urusan agama islam.
Lafafz Hadist Ke-1 Al-arbain An-Nawawiah
الحــديث الأول
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ. رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة
Arti Hadits:
Hadist Pertama:
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda” : “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas)berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.”
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kita Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
sumber: Hadist ke-1 Arbain nawawi
1 note
·
View note
Text
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Alhamdulillah
Setelah Sebelumnya Free Ongkir Dilakukan Dengan Waktu Terbatas
Sekarang Kami Moeslim Book Central Memberikan Free Ongkir ,Tanpa Batas Waktu
Jadi Sahabatku Para Penuntut Ilmu Bisa Mendapatkan Free Ongkir DAN DISKON 30% TANPA BATAS WAKTU.
KATEGORI
- FREE ONGKIR SELURUH INDONESIA
1. TANPA SYARAT MINIMAL BELANJA
2. MINIMAL BELANJA 2 BUKU/PCS
3. MINIMAL BELANJA 3 BUKU/PCS
Adapun list dibawah ini ⤵
*TANPA SYARAT*
📚40 Karakter mereka yg dicintai Allah 94.500
📚karakteristik & kepribadian nabi 101.500
📚Ensiklopedi kesalahan dlm shalat 91.000
📚khutbah Jum'at pilihan setahun 1set 188.000
📚fikih ibu 80.500
📚Rutinitas amalan bid'ah dlm setahun 105.000
📚Halal haram dlm Islam 101.500
📚metode pengobatan nabi 78.000
📚seni interaksi Rasulullah 101.500
📚Sirah Nabawiyah darul Haq 84.000
📚Biografi istri & putri nabi 101.500
📚Umar bin Abdul Aziz 84.000
📚tablis iblis 98.000
📚perjalanan hidup 4 Khalifah 105.000
📚biografi 35 sahahabiyah 91.000
📚biografi 60 sahabat 94.500
📚ummahatul mukminin 77.000
📚ensiklopedi akhlak salaf 91.000
📚bekal pengantin 94.500
📚fikih Sunnah wanita 101.500
📚Al-adab al-mufrad 1set 2 jilid 188.000
📚biografi Khalifah umul aura 94.500
📚kumpulan adab Islam 84.000
📚hanya untukmu anakku 101.500
📚Syarah kitab tauhid 105.000
📚Syarah aqidah ahlus Sunnah 105.000
📚ensiklopedi asma'ul Husna 105.000
📚mulia dgn manhaj salaf 105.000
📚fikih Muyassar 98.000
📚fikih 4 madzhab praktis 1set 2jilid 259.000
📚pembatal keislaman 105.000
📚Lum'atul I'tiqod 77.000
📚ensiklopedi zakat 91.000
📚ensiklopedi shalat 1set 3jilid 315.000
📚tafsir Ibnu Katsir 1set 10jilid 1.295.000
📚Syarah riyadhus Shalihin 1set 3jilid 348.000
📚ensiklopedi larangan 1set 3jilid 315.000
📚kisah shahih para nabi 1set 3jilid 315.000
📚Miftah daris sa'dah 1set 3jilid 315.000
📚Shalafus shalih 1set 2jilid 182.000
📚silsilah hadits shahih 1set 3jilid 315.000
📚ensiklopedi sahabat 1set 3jilid 315.000
📚ensiklopedi shalat 1set 3jilid 315.000
*Minimal pembelian 2 pcs*
📖siarah Nabawiyah darul Haq 84.000
📖mu'awiyah bin abu syufyan 112.000
📖biografi 60 sahabat 94.500
📖peperangan Rasulullah 119.000
📖Umar bin Abdul Aziz 84.000
📖biografi 35 sahahabiyah 91.000
📖perjalanan hidup 4 Khalifah 105.000
📖biografi Khalifah umul aura 94.500
📖biografi 4 imam Mazhab 119.000
📖fikih Muyassar 98.000
📖Rutinitas amalan bid'ah dlm setahun 105.000
📖harta haram Muamalat kontemporer 119.000
📖fikih 4 madzhab praktis 1set 2jilid 259.000
📖Ensiklopedi kesalahan dlm shalat 91.000
📖ringkasan fikih Sunnah 133.000
📖halal haram dlm Islam 101.500
📖ensiklopedi zakat 91.000
📖ensiklopedi larangan 1set 3jilid 315.000
📖ensiklopedi akhlak salaf 91.000
📖kumpulan adab Islam 84.000
📖ad-daa' wa ad-dawaa' 105.000
📖Al-adab al-mufrad 1set 2jilid 189.000
📖seni interaksi Rasulullah 105.000
📖tablis iblis 98.000
📖fikih Sunnah wanita 101.500
📖bekal pengantin 94.500
📖fikih ibu 80.500
📖pendidik anak dlm Islam 115.500
📖hanya untukmu anakku 101.500
📖ensiklopedi fikih wanita 118.000
📖pembatal keislaman 105.000
📖ensiklopedi akhir zaman 154.000
📖Syarah aqidah ahlus Sunnah 105.000
📖Syarah kitab tauhid 105.000
📖muliahbdgn manhaj salaf 105.000
📖ensiklopedi asma'ul Husna 105.000
📖Fathul Majid 140.000
📖Syarah aqidah salaf 133.000
📖Syarah aqidah wasithiyah 128.000
📖bulughul karam 105.000
📖riyadhus Shalihin 112.000
📖minhajul muslim 112.000
📖tadwid lengkap asy-syafi'i 91.000
📖Al Lulu wali Marjan 136.500
📖kumpulan hadits shahih Bukhari Muslim 136.500
📖bulughul Maran & penjelasannya 136.000
📖mukhtashir shahih al-Bukhari 143.000
📖Syarah Arbain an-nawawi 119.000
📖riyadhus Shalihin & penjelasannya 147.000
📖shahih hadits qudsi & syarahnya 119.000
📖Sirah Nabawiyah umul qura 129.500
📖ummahatul mukminin 77.000
📖kisah para nabi 140.000
📖biografi istri & putri nabi 101.500
📖biografi 60 ulama ahlussunah 128.000
MANFAATKAN!!!
TUJUAN KAMI HANYA INGIN MEMBANTU DAN MEMUDAHKAN KALIAN UNTUK MENDAPATKAN BUKU
DENGAN HARGA MURAH DAN TANPA BIAYA PENGIRIMAN
SEMOGA BERMANFAAT
Tafadhdhol dipilih Buku-Buku
JANGAN LUPA BACA BUKU HARI INI !!
7 notes
·
View notes
Text
#RamadhanInspirasi “Start with Why?”
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh “Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, No. 1, dan Muslim, No. 1907]
Dahulu, saat pertama kali belajar kitab Arbain An-Nawawi, saya bertanya-tanya, kenapa hadits tentang niat ini diletakkan di bagian pertama. Kenapa perkara niat menjadi sesuatu yang amat penting, sehingga dijadikan pembuka atas kitab yang berisi 42 hadits pilihan tentang pokok agama?
Seiring berjalannya waktu, saya mulai menyadari arti penting perkara niat.
Beberapa tahun yang lalu, saat pertama kali menonton video Simon Sinek di TEDx, saya terhentak dengan kalimatnya. Kata Simon Sinek begini,
“Why do you get in the morning? Your why is the purpose, cause, and belief that inspires you to do what you do. When you think, act, and communicate starting with why, you can inspire others. Because great leaders always inspires starting with why.”
Memiliki jawaban yang jelas atas pertanyaan kenapa kita melakukan itu, adalah kunci dari berbagai capaian-capaian besar. Jawaban kenapa adalah tujuan, alasan, dan keyakinan kuat kita dalam melakukan sesuatu. Pemimpin-pemimpin besar, menginspirasi banyak orang, karena mereka punya jawaban yang jelas, kenapa mereka melakukan itu.
Itulah perkara niat, yang 14 abad lalu Baginda Nabi telah mengingatkan kita.
Segala sesuatu tergantung kepada niatnya. Tergantung kepada tujuannya, tergantung reason behind, atau alasan di baliknya. Kalau niatnya Lillahi ta’ala, kita akan sampai kepada-Nya. Kalau niat untuk dunia, ya itu yang akan kita dapatkan.
Maka, mulailah kita menata niat dalam setiap melakukan sesuatu. Kenapa kita melakukan itu? Untuk apa dan untuk siapa? Selalu libatkan Allah sebagai alasan kuat kita dalam melakukan sesuatu. Dan semoga Allah selalu membimbing langkah-langkah kita.
Start with why. Dan jadikan Allah yang pertama, Lillah, Billah, Ilallah.
Selamat berpuasa, Sahabat. Selamat menata niat, dan mulailah segala sesuatu dengan kenapa?! :)
#ramadhan#ramdhaninspirasi#startwithwhy#perkaraniat#niat#haditsarbain#simonsinek#reasonbehind#pencapaian#lillah#billah#ilallah
3 notes
·
View notes
Text
Langkah Berkah Menuju Pernikahan
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum [30]: 21)
Pernikahan merupakan sunnah rasul yang sangat dianjurkan untuk dilakukan. Pernikahan bertujuan untuk memberikan ketenangan jiwa , ketentraman dan untuk menjaga agar fitrah rasa kasih dan sayang dapat disalurkan dalam ikatan yang halal untuk menghindarkan diri dari hal – hal yang dilarang seperti perzinahan
Namun di masyarakat ini banyak terjadi penyimpangan dalam proses menuju pernikahan yang mengurangi keberkahan dari pernikahan. Penyimpangan terjadi dikarenakan ketidaktahuan akan ilmu dan ketidaksanggupan menahan diri dari syahwat.
Kehidupan dengan keberkahan adalah kehidupan yang dirasa cukup oleh kita dan kita merasakan ketentraman, kenyamanan dan ketenangan dalam menjalaninya. Maka dari itu sering didengar doa untuk orang yang menikah adalah “Barakallahu laka wa baraka alaika wa bainakuma fii khoir” agar ada keberkahan pada pernikahan tersebut.
Menurut Ustadzah Masitoh, ada empat langkah yg perlu kita siapkan agar pernikaham dipenuhi dengan keberkahan yaitu
1. Niatan yang Lurus (N)
Sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, sebaiknya kita meluruskan dulu niat kita menikah. Untuk apa kita menikah ? Apa yang ingin dicapai dari pernikahan?
Niatkanlah menikah untuk kebaikan. Niatkanlah menikah untuk ibadah.
Bukan hanya sebatas untuk mencari kekayaan, Banyak terjadi kasus dimana seseorang yang menikah dikarenakan kekayaan berujung pada rumah tangga yang tidak harmonis. Karena tidak ada syukur di dalamnya. Harta akan menarik seseorang seperti candu yang akan membuat kita tidak pernah merasa cukup. Dan jikalau alasan menikahnya adalah harta, maka jika harta itu sirna maka hancurlah sudah biduk rumah tangga yang dibangun.
Menikah bukan sebagai jalan untuk melarikan diri dari masalah yang ada saat ini. Banyak tersintas ucapan - ucapan keluhan diikuti dengan konklusi dengan menikah seperti, “Ah sumpek banget dah hidup gue, ah udah gue nikah aja!” atau, “Duh, gue capek banget, kerja lama gini - gini aja!”. Dengan menikah tidak serta merta masalah yang kita hindari itu akan sirna, mungkin sesaat akan teralihkan tapi justru menikah itu adalah gerbang awal dari kehidupan baru yang tidak mungkin tidak ada cobaannya. Jika bebas dari masalah, hadapi ! Selesaikan ! Bukan mencari hal - hal lain utk pelarian.
Bukan juga untuk mengubah status menjadi menikah karena tertekan . Rekan sejawat sudah berumah tangga sedangkan dirinya masih jomblo lalu buru - buru menikah. Sebaik - baik amalan bergantung pada niatnya.
Note: Ingatlah hadits Arbain no.1
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “ Sesungguhnya setiap perbuatantergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.” (Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
Note : Ingatlah Hadist tentang alasan menikah berikut
Barangsiapa menikahi wanita karena kedudukannya, maka Allah tidak akan menambah baginya selain kerendahan.Barangsiapa menikahi wanita karena harta bendanya, Allah tidak akan menambah baginya selain kemelaratan.Barangsiapa menikahi wanita karena kecantikannya, Allah tidak akan menambah baginya selain kehinaan. (HR. Thabrani)
Maka niatkan menikah untuk :
Menjalankan Sunnah Rasul Maka barangsiapa yang tidak suka dengan sunnahku maka bukanlah bagian dariku" (HR Bukhari)
Melanjutkan keturunan "Nikahilah wanita yang subur dan penyayang, Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya umatku (pada hari kiamat) (HR Abu Daud)
Melahirkan Ketentraman "Dia menciptakan kamu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. (QS. Ar-Rum [30]: 21)
Menjaga Syahwat “Wahai para pemuda barangsiaa yang memeliliki baa-ah, maka menikahlah. Larena itu lebih menundukkan pandangan dam menjaga kemaluan” (HR Bukhari Muslim)
Menyebar Risalah Islam “ Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al Furqon :74)
Jika niatnya sudah benar, menjalankan sunnah, menjaga syahwat maka seharusnya tidak akan ada lagi istilah pacaran. Karena seseorang yang benar - benar mencari keberkahan dan keridhoan Allah tidak akan mendekati apa yang Allah benci, tidak akan melakukan apa yang Allah larang.
Bukankah pacaran juga mendekati zina? Pada level terrendah zina, zina tangan, dan zina hati hingga yang terburuk zina yang sebenar-benarnya zina. Relakah kita kelak ketika menikah ternyata suami atau istri kita pernah melakukan hal - hal seperti itu dengan orang lain? Atau relakah suami atau istri kita ketika tahu kita pernah melakukan hal yang Allah larang itu?
Jangan sampai kita membuat Allah benci dengan sikap kita.
Kata Ustadz Salim Afillah, “Jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dari jalan halal dan berkah ataukah haram, dapatnya yang itu juga. Yang beda, rasa berkahnya “
Hampir 80% kajian pra-nikah akan membahas tentang niat, tentang mengokohkan dan menyempurnakan niat. Niatkan yang lurus untuk beribadah. Karena menikah adalah ibadah demi menyempurnakan separuh agama kita.
Barangkali, ada terbesit sedikit saja niatan yang salah sehingga Allah murka, bisa jadi itulah penyebab mengapa Allah belum juga mempertemukan kita dengan jodoh kita. Membuat kita melangkah ke jenjang pernikahan terasa sulit.
Beberapa ada yang niatnya sudah baik, namun masih ragu - ragu. Ada yang takut menikah karena takut miskin. Ada yang takut menikah karena tidak dapat memberikan nafkah yang layak.
Ingat Janji Allah di Surat An Nur ayat 32 “Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. “
Jangan Khawatir, setiap mereka yang bernyawa dan bergerak sudah ditanggung rizkinya oleh Allah, kita hanya diminta untuk berikhtiar menjemput rezeki.
Oleh karena itu, Luruskan Niat, Kuatkan Niat Jangan Ragu-ragu.
Selama masih ragu, selama kita masih dibayangi ketakutan - ketakutan,maka akan terasa sulit perjalanan menuju pernikahan. Yakinkan dan Rayulah Allah dalam doa, lalu buatlah diri kita siap dan mampu untuk menikah dengan ikhtiat menyari ilmu dan bekal - bekal pernikahan. Berdoa dan Ikhtiar. Iringkanlah antara Cita dan Cinta ini berjalan bersaman.
2. Menuntut ilmu dan Bekal Pernikahan (I)
Langkah yang kedua adalah memperbanyak bekal ilmu untuk pernikahan kita, terutama ilmu - ilmu syariah yang membuat kita paham betul bagaimana kita berumah tangga secara islami. Bekal dan Ilmu yang perlu kita siapkan adalah :
Bekal iman Ruhiyah Perbanyaklah sholat, perbanyak ibadah kepada Allah. Bantulah aku mewujudkan keinginan mu dengan banyak sujud (HR Muslim)
Bekal Ilmu - Mengetahui hak dan kewajiban suami istri - Memahami hukum hikim fiqih dasar seputae hubungan suami istri, anak dan keluarga
Bekal Mental - Siap mencintai (apa adanya, paket sabar dan syukurnya) - Siap bertanggung jawabSiap menerima kekurangan - Siap mendidik dan meluruskan
Bekal Fisik - Mampu melakukan kewajiban sebagai suami istri - Siap menjaga fisik dan kebugaran sebagai wujud kita amanah terhadap kewajiban kita di dalam pernikahan - Bekal Finansial - Memahami segenap konsekuensi kehidupan rumah tangga - Mempunyai kemandirian finansial dalam batas - batas tertentu.
3. Kriteria idaman (KA)
Paham dan mengerti kriteria yg ada harus sejalan dengan perintah Allah dan Rasulnya. Bukan berdasarkan perasaan kita, tapi kita sesuaikan perasaan kita sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya
Kriteria kita terhadap calon pasangan kita akan menentukan masa depan generasi selanjutnya. Peradaban terkecil di dunia ini dimulai dari Keluarga.
Namun demikian jika menginginkan Calon yang Baik, maka seyogyanya kita juga berikhtiar untuk menjadi orang yang baik, agar bisa sekufu dengan calon pasangan kita nanti
Ingat Surat An Nur ayat 26 :
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
Kriteria yang baik menurut Ustadzah Masitoh berdasarkan hadist Rasul yaitu
Baik agama dan akhlak Dahulukan agama dan akhlaknya. Jika datang kepada kaliam lelaki yang baik agamanya dan akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika kalian tidak melakukannya, niscaya akaj terjadi fitnah daj kerusakan besar di muka bumi (HR Tirmidzi)
Subur dan Penyayang "Nikahilah wanita yang subur dan penyayang, Sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya umatku (pada hari kiamat) (HR Abu Daud) Perbaikilah akhlakmu dan Rawatlah badanmu dengan baik.
Gadis Perawan Dalam hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah, Rasulullah menganjurkan untuk menikahi gadis perawan. Namun bukan berarti menikah dengan janda tidak baik atau lebih buruk dari perawan, karena istri Pertama Rasulullah juga Janda yaitu Khadijah ra. Haddatsanaa Hannaad ibnus Suriy ia berkata, haddatsanaa ‘Abdah bin Sulaimaan dari Abdul Malik dari ‘Athoo’ dari Jaabir bin Abdullah rodhiyallahu anhu ia berkata : “aku menikahi seorang wanita pada masa Rasulullah sholallahu alaihi wa salam, lalu aku bertemu dengan Rasulullah sholallahu alaihi wa salam, Beliau berkata kepadaku : “apakah engkau baru saja menikah, wahai Jaabir?”, aku menjawab : “iya”. Beliau bertanya lagi : “perawan atau janda?”. Jawabku : “janda”. Nabi sholallahu alaihi wa salam berkata : “kenapa engkau tidak menikahi perawan, sehingga engkau bisa bermain-main dengannya?”. Jawabku : “aku memiliki saudara wanita, aku khawatir terjadi perselisihan diantara mereka”. Lalu Nabi sholallahu alaihi wa salam menanggapi : “jika demikian, tidak mengapa”. Anjuran ini tidak bersifat mutlak karena melihat situasi yang dihadapi.
Ajuran bukan dengan kerabat dekat. Tidak ada dalil shahi terkait anjuran ini, namun lebih menitikberatkan pada faktor medis. Seseorang yang berkerabat dekat cenderung memiliki gen dan kromosom yang identik sehingga kemungkinan melahirkan keturunan yang cacat atau terbelakang lebih tinggi
Tidak ada manusia yang sempurna, namun senantiasa ada seseorang yang layak diterima. Pasangan dalam pernikahan adalah satu paket antar sabar dan syukur. Kita harus bisa menerima pasangan kita dalam satu paket penuh, ya sabar dengan segala kekurangan yang dia miliki dan syukur dengan segala kebaikan yang ada padanya.
4. Perencanaan keuangan (H/ harta)
Persiapkan finansial sebelum pernikahan. Kebanyakan orang akan terlalu berfokus pada anggaran saat prosesi pernikahan, bukan anggaran setelah rangkaian acara pernikahan selesai. Padahal setelah acara pernikahan kebutuhan untuk kehidupan yang sesungguhnya baru dimulai.
Faktor keuangan ini juga yang membuat kebanyakan orang takut untuk menikah. Karena khawatir tidak mampu mencukupi kehidupan setelah berkeluarga nanti.
Rezeki yang Allah anugerahkan akan cukup untuk hidup tapi itu tidak akan pernah cukup untuk memuaskan gaya hidup. Kita dituntut untuk selalu Qonaah, yaitu selalu merasa cukup (banyakin syukurnya)
Marilah Memahami Hakikat Kaya : “Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang senantiasa merasa cukup.” (HR. Bukhasi no 6446 dan Muslim no 1051)
Keberkahan sebuah rumah tangga juga dipengaruhi dari sumber nafkah. Apakah hal tersebut diperoleh dengan cara yang halal dan toyyib atau tidak.
Pekerjaan terbaik bagi pencari nafkah :
Ada yang pernah bertanya pada Rasulullah SAW, “ Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apa yang paling baik ?” Rasulullah bersabda, “Pekerjaan seorang laki - laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi)”. (HR Ahmad 4:141, hasan lighoirihi)
Lantas bagaimana dengan para pekerja?
Para pekerja juga baik karena menjual jasa nya untuk memperoleh rezeki yang barokah. Namun kembali lagi apakah jasa yang para pekerja ini lakukan telah sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya atau tidak, dijalan yang halal atau tidak.
Wallahu a’lam bisshowwab
4 notes
·
View notes