#kisahkan
Explore tagged Tumblr posts
ulvafdillah · 10 months ago
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
10.13 p.m || 06 Maret 2024
906 notes · View notes
duniapetualangkata · 8 months ago
Text
Seseorang mengatakan hidupnya begitu rumit untuk diceritakan tetapi mereka butuh seseorang untuk mendengarkan.
Katanya tidak semua orang dapat mengerti tetapi dia butuh seseorang yang mengertinya.
Atau bisa saja dari setiap cerita yang dia kisahkan orang orang hanya menjawab serentak. Sabar.
31 notes · View notes
rumelihisari · 2 months ago
Text
REFERENSI
bagaimana kalo ternyata kita termasuk bagian dari kumpulan manusia yang enggak menyukai aturan Allah untuk diterapkan pada diri sendiri dan kehidupan hanya karena dalam hidup, kita sering meninggikan pengalaman daripada referensi. Entah dalam kasus percintaan, sosial, rumah tangga, jadi ibu, bahkan bernegara.
Ketika ngelihat pasangan yang proses pernikahannya melalui taaruf namun memutuskan untuk bercerai dan yang menikah melalui pacaran namun pernikahannya langgeng, kita jadi denial sama taaruf. padahal ini bukan tentang mana yang paling langgeng, melainkan apa yang menjadi referensi sebagai muslim yaitu standar halal haram
kita menyaksikan bagaimana nikah muda menjadi sebuah gunjingan sedangkan artis/influencer PDKT nya begitu dikagumi, zina dan mengumumkan kehamilan di luar nikah bahkan diapresiasi. Lagi lagi kita kalah dalam perang pemikiran bahwa ternyata ini soal halal dan haram
Atau saat menjadi ibu terutama new mom yang memang masa-masa itu berat sekali, barangkali kita adalah orang yang kebanyakan berkelit, “iya, sih, harus inget Allah, ketenangan itu datangnya dari Allah, tapi kalo suami, mertua, dan semua orang gak support, ya, gimana? Yang ada baby blues.”
Yang tanpa sadar kita telah menjadikan makhluk sebagai tumpuan padahal ia bersifat lemah dan membutuhkan orang lain seperti diri kita sendiri. Sedang Allah ia adalah khaliq yang maha perkasa yang pantas menjadi tempat bertumpu seutuhnya
Tanpa merendahkan empati, islam sudah ngasih referensi bagaimana nanti saat ngejalani kehidupan dari 1400 tahun lalu berupa alquran dan assunah. Ia menjadi standar dan referensi bagaimana cara pandang dan cara kita menyelesaikan masalah.
Teringat penggalan kata yang teh pepew kisahkan, kurang lebih bahwa sekuat apapun kita berkelit terhadap referensi yang sudah Allah kasih, itu tetap tidak menjadikan referensi ada dibawah pengalaman. Justru meninggikan pengalaman di atas referensi hanya menjadikan kita menderita.
Karena pada akhirnya dalam hidup ini yang Allah tanya dan mintai pertanggungjawaban adalah tentang respon kita, kan? Bukan tentang seberapa dalam luka? Seberapa tidak supportnya orang lain terhadap kondisi kita? Seberapa hancur pernikahan orang lain padahal melalui taaruf? Semuda apa orang memutuskan menikah.
Hadanallah waiyyakum
Rum
16 notes · View notes
kphpdraisme · 3 months ago
Text
Tumblr media
Aku ingin jadi yang serupa itu.
Ketika langkahnya terlebih dahulu berbicara, dibanding seluruh ucapnya. Ketika yang keluar dari mulutnya, sebelum semua orang di depan matanya, dirinya ialah tujuan pertama. Ketika ayat-ayat Nya itu mengalir deras pada tiap tingkah lakunya.
Ketika ilmu-ilmu itu, buah amalnya nyata. Ketika menjadi muslim, tak sekedar wacana. Menjadi muslim, itu nyata. Mencintai Allah dan rasulnya, itu nyata.
Hingga kerap bertanya-tanya aku pada beliau-beliau yang Allah muliakan ini, apa masih tersisa takut itu bila teringat ancaman mencintai ilmu tapi luput beramal?
Apakah rasanya menerima kabar kawan perjuangan sudah berpulang duluan sedangkan tubuhmu masih Allah titipkan amanah melanjutkan cita-cita?
--------
Sampai jumpa lagi, yaa syaikh...
Semoga suara berisik kami 6 hari belakangan tak mengganggu waktu tidurmu yang sudah sedikit itu, dan benarlah ucapmu, keberkahan bumi pusatnya pusat keberkahan itu, benar adanya!
Besok selepas shalat pembebasan Baitul Maqdis, ayo tunaikan janjimu membelikan kami simit al quds yang tak ada duanya itu, atau tunjukkanlah pada kami dinding al Aqsha tempatmu 3 tahun bersandar mengajarkan para thalib, atau bolehlah sekalian kita ziarahi bersama makam ibunda dan ayahandamu yang kemarin tak boleh kau datangi,
Kenangan yang kemarin lusa kau kisahkan sembari terpejam, tersenyum, tertawa--seakan bahagia saja rasanya ditangkap - dideportasi - pusing mencari strategi, ayo kenalkan pada kami di tempat kejadiannya langsung,
Sebentar lagi, inshaAllah, pasukan ilmu itu akan kami hadirkan serupa upaya penelitianmu 30 tahunan!
Sebentar lagi, kita tunaikan bersama وعد الآخرة yang engkau ucapkan dengan lantang, dan suara penuh yakin itu!
Jazaakumullahu khayyran katsiiran, atas setiap huruf yang terkeluar, atas setiap teladan yang dihadirkan, cukuplah Allah yang tahu seberapa lelahnya aku dihadapkan pada ilmu semembludak ini,
ولعل الله يرزقنا بصلاة التحرير في المسجد الاقصى وهو حر عزيز..
3 notes · View notes
by-u · 2 years ago
Text
Seringkali kutemukan kau pada buku usang sedikit berdebu di sudut meja belajarku. Bersampul senyum manismu, dengan judul yang terbaca merdu namamu.
Halaman pertama berisikan puisi-puisi yang gila mendeskripsikan indahmu, halaman kedua berisikan kalimat-kalimat mesra pertanda cinta kita yang membara, halaman ketiga berisikan rayuan gombal romansa kawula muda... Dan halaman seterusnya hingga akhir adalah berisi apa-apa yang pernah kita kisahkan bersama.
Sesederhana itu perihal engkau yang direntangkan oleh kata-kata.
Seindah itu perihal engkau yang terjabarkan oleh bait-bait asmara.
Sespesial itu engkau yang kucintai dengan seluruh dan seutuhnya dari sampul, isi, hingga penutup lembar terakhirnya.
23 notes · View notes
summerinbali · 10 months ago
Text
berkaca pada langit dan kemudian bayanganku muncul tepat di bumi
kelak kamu akhirnya sadar kalau aku hanya perempuan biasa. suka menangis, dalam bahagia atau sedih atau kelegaan. aku tidak puitis, hanya mampu mengartikulasikan sejuta hal yang muncul dalam benak ini. aku tidak romantis juga, aku hanya suka mencintai dan dicintai. aku juga bergerak dengan arus yang mengalir di sekitarku. alhasil, senandung yang kurapalkan sama seperti kebanyakan orang yang kamu temui di toko baju ternama, transportasi umum, atau bahkan di lorong rumah sakit. lalu, film yang aku kisahkan ke kamu pun mungkin kamu bisa temukan aku dalam perempuan lainnya. aku suka bersolek dengan berbagai riasan. caraku mewarnai wajah ini sama dengan ibuku, yang mungkin melihat ibunya. caraku menata rambut juga seperti nenekku, yang belajar dari kakaknya. aku tiada unik, tiada beda. aku hanya refleksi dari perempuan lainnya yang terpantul sebelum aku.
5 notes · View notes
nidzomizzuddien · 9 months ago
Text
Malam Pasti Siang
Seperti malam menjemput siang begitulah aku yang datang untukmu. Karena malam tak semenakutkan kehilangan.
Aku rindu, ucapku setiap malam kepadamu melalui pesan singkat pada layar handphonmu. Mungkin saja kau tak pernah percaya kebenarannya, atau bahkan acuh pada apa yang aku rasakan. sama seperti aku yang meragukan rindumu, meskipun berulang kali kau katakan, bahwa kau merindukanku, namun kata-kata itu tak sepenuhnya mampu ku percaya. Mungkin saja kita memang ragu, sebab, telah terbiasa dibohongi atau mungkin juga telah terbiasa berbohong. Kata kata memang selalu menjadi senjata, dengannya rasa mampu diperbudak.
Kini malam selalu saja sepi, kecuali suara dengungan dikepalaku. entahlah aku tak pernah tau suara itu darimana asalnya, yang pasti bahwa malam ini telah ku kirimkan rinduku melalui beberapa nyenyak tidurmu yang menghampiriku tiba tiba.
Tak apa, aku disini memang selalu merindukanmu, tanpa sepengetahuanmu, tanpa kau beri aba-aba sekalipun. Rindu ini bagai temanku, dengannya sepiku berubah menjadi tawa, senyum bahkan juga tangis. Karenamu aku berterimakasih bahwa telah mengajarkanku banyak hal tentang rasa, bagaimana cara mencintai, bagaimana rasanya takut akan kehilangan, dan bagaimana cara tersenyum.
Malam pasti siang, hujanpun pasti berhenti. semua hal punya batas, tak ada yang selalu dan selamanya, kecuali Tuhan. Seperti aku, tak akan selalu ada, tak akan selamanya seperti ini, akan ada saatnya aku beruban, keriput, ompong, hilang, hancur dan punah.
Tak seperti malam yang akan siang, ada sesuatu yang ku harapkan selalu sama sejak pertama kali ia muncul sampai jasadku hancur dan punah. ia adalah 'cinta'. Untukmu cinta tak ku izinkam berubah menjadi apapun, bahkan dengan alasan apapun, cinta tetaplah cinta.
Kini, malam ku biarkan menjemput siang, sebab siang adalah bagian dirinya yang lain. Tanpa siang, malam bukanlah malam. Didunia ini pertentangan adalah keharmonisan, segala sesuatu memiliki lawan, kecuali cinta kata Heraklitus.
Apapun yang ada didunia ini bisa dikenali karena perbandingannya, karena ada lawannya. Sebagaimana besar dikenal karena adanya kecil, gelap karena terang, cantik karena jelek dsb. namun cinta ia adalah tunggal tanpa lawan, karena ia adalah perwujudan Tuhan itu sendiri.
Padamu ku kisahkan malamku, kita tahu, bahwa kita tak pernah dan tak akan menjadi sama, kita akan terus berbeda dalam banyak hal. Namun karenanya kita dikenali oleh orang lain, bahkan karenanya pula kita bisa saling mengenal dan memahami.
Selamat Malam, semoga esok siangmu indah..
.
.
@nidzomizzuddien
6 notes · View notes
karyono24 · 10 months ago
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
Cirebon, 29 maret 2024
2 notes · View notes
mnwlife · 2 years ago
Text
كم أناس صادقين عاشوا و ماتوا و هم أصدق الناس، و ما علم بهم أحد : (و رسلا لم نقصصهم عليك)
الشهرة ليست المعيار الوحيد لفضلاء الأمم.
Berapa banyak orang-orang jujur lagi benar mereka hidup dan mati dalam keadaan seperti itu. Namun tidak ada seorang pun yang mengenal mereka "Dan Rasul-rasul yang tidak kami kisahkan kepadamu".
Popularitas bukanlah satu-satunya parameter keutamaan person-person yang mulia.
✍🏻 Syaikh Dr. Umar al-Muqbil حفظه الله
Sumber: (Ustadz Amir Al-Kadiry hafidzahullah) https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02yNCzPoSWQA9yfbURKTA96favRkajW9JwDukyFA8KNPq4B3fvNzoqukC9V6GecV9fl&id=1770372006&mibextid=Nif5oz
16 notes · View notes
l-edelweis · 2 years ago
Text
Cerita Tentang Kak Izzati, UI, dan yang lain-lainnya
Kali ini aku mau cerita soal salah satu inspirator aku, role model aku, seseorang yang bisa kubilang, cukup sedikit-banyak berpengaruh buat hidup aku. Namanya Kak Izzati.
Karena kemarin Kak Izzati alias Kak Izzi baru aja wisuda dari Columbia Univ. Yang ternyata barengan sama salah satu kakak alumni RK, (yang kutau belakangan dari sebuah grup alumni RK, hihi). Jadi aku mau ceritaa soal Kak Izzi kali ini.
(it gonna be a loooongggg story)
Pertama kali aku kenal Kak Izzi tuh waktu SD, melalui buku karangannya. Kalau kalian pernah baca serial KKPK, pasti enggak asing sama yang namanya Sri Izzati. Iya, karena dia adalah salah satu penulis pemula seri KKPK dan bahkan pernah dapat penghargaan MURI sebagai penulis termuda. Keren banget emanggg Kak Izzati inii.
Aku sangat mengidolakan Kak Izzati, karena waktu aku baca bukunya saat itu langsung berpikir, 'keren banget ini tulisan anak umur 8 tahun(?) udah sebagus ini'. Memang waktu nulis buku itu, Kak Izzati masih SD dan udah sebagus itu ceritanya! Judul bukunya adalah '2 of me', yang cerita soal anak kembar. Sebagai pembaca yang seusia Kak Izzati waktu menulis buku itu, aku cuma bisa takjub karena kalau aku diminta buat menulis cerita, belum bisa sebagus dan semenakjubkan itu.
Kalau di kelas, kerjaanku dan temen-temen gengku selain ngobrolin Idola Cilik, novel-novel KKPK juga jadi bahan gosip kami. Soal penulis-penulisnya, cerita-ceritanya, judul-judul lain yang jadi rekomendasi, pokoknya macam-macam. Termasuk salah satunya adalah selalu membanggakan Kak Izzati karena emang kami se-ngefans itu sama dia hahhaha.
Karena Kak Izzati belum nulis buku lagi, dan waktu aku SMP rasanya udah kurang pas aja kalau berulangkali baca buku-buku KKPK-nya, aku mencari apapun yang membuat aku bisa selalu berhubungan dengan Kak Izzi. Aku follow ask.fm nya (yaampun ini sosmed jadoel bgt nggasi wkwkw. Sejujurnya aku lupa, ini eksis waktu aku SMP atau SMA ya), dan termasuk salah satunya, aku ikutin tumblrnya.
Kalau lagi pelajaran komputer dan pakai lab komputer sekolah, alih-alih memperhatikan Abi Ari yang mengajar kami (huhuhu maafkan saya Abiii), aku justru melipir pergi ke tumblr Kak Izzi dan membaca dengan seksama tulisan-tulisan dia di sana. Aku suka banget gaya dia bercerita, cerita-cerita yang dia tulis, apa-apa yang dia kisahkan di sana. Terutama saat dia bercerita waktu exchange ke Amerika dengan program Rotary.
Aku juga suka banget baca ask.fm Kak Izzi (hayo siapa dulu suka main aks.fm wkwk) yang isinya tentu menjawab pertanyaan-pertanyaan netizen. Mayoritas adalah soal SIMAK UI, Psikologi, dan tips-trick menulis. Iya, karena Kak Izzati kuliah di Psikologi UI lewat jalur SIMAK, dan tentu banyak yang bertanya soal tips-tipsnya dsb. Oiya, sepertinya ada yang bertanya-tanya juga soal exchange study ke dia.
Yha, jadi bisa disimpulkan bahwa hobi saya menulis dan bercerita mungkin salah satunya adalah karena dipengaruhi oleh Kak Izzi. Bedanya, Kak Izzi udah nulis belasan buku, kalau aku udah nulis ratusan surat cinta buat kamu tapi ngga dikirim-kirim. Bismillah semoga suatu hari aku juga bisa menumpahkan khayalan-khayalan fiksi di kepala ini jadi tulisan yang ciamikkk.
Suatu hari, Kak Izzati menulis di tumblrnya kalau dia akan mengadakan kopdar di Jogja. DI JOGJA! Senaanngg sekali rasanya. Tentu saja aku langsung mendaftarkan diri, karena nggak sabar mau ngobrol dan ketemu langsung bareng salah satu idola aku sejak iyikk. Ini sekitar tahun 2014 kalau tidak salah(?) Berarti masa-masa aku waktu transisi dari SMP ke SMA. Kopdar waktu itu tuh menurut aku eksklusif banget. Kami cuma ber-9 orang kalau tidak salah. Ngobrolnya lebih intimate, lebih hangat, lebih seru tentunya! Waktu itu tuh pas bulan puasa, jadi kami sekalian buka puasa bareng gitu. Senenggg karena berkesempatan buat ketemu bapak-ibunya Kak Izzati juga, yang sering diceritakan di tulisan-tulisannya. Super ramah sekali! Bahkan waktu pamitan, ibunya Kak Izzati memeluk kami satu per satu. Masyaallah a really warm family!
Waktu kopdar itu sebetulnya dekat dengan terbitnya buku baru Kak Izzati yang judulnya 'Satu Keping'. Salah satu buku favorit aku karena ceritanya (pernah) sangat relate dengan kehidupan aku (ceilehhh). Waktu pertama kali baca sejujurnya aku nggak paham isi ceritanya apa. Maklum emang waktu itu bacaan aku masih kentang-kentang gitu. Jadi disuguhin bacaan yang pakai kata-kata bermakna tinggi belum begitu paham. Kemudian waktu aku baca lagi buku itu saat aku SMA, aku baru ngeh dan paham dan WOW ternyata gini maksudnya! Ini buku tentang patah-hati yang menurutku superrr banget dan aku langsung suka, dan nggak bosan aku baca berulang-ulang sampai sekarang. Apalagi kalau lagi patah hati.
Iya, kalau lagi patah hati pas banget baca itu wkwkw.
Tumblr media Tumblr media
Kalau dipikir-pikir, melihat perjalanan hidupku di masa lalu, apa-apa yang aku lalui, secara nggak langsung sedikit banyak dipengaruhi oleh Kak Izzati. Aku pernah ikut seleksi AFS/YES karena tau ada program itu dari Kak Izzati (dulu pernah daftar tapi nggak lolos, terus ikut Rotary), bahkan aku bikin tumblr ini juga karena Kak Izzati (sebelumnya aku main blogspot, tapi tema dashboardnya tuh lebih seru dan lucu di tumblr), aku suka nulis dan bercerita kayaknya juga karena Kak Izzati. Termasuk waktu itu aku kepikiran buat kuliah di UI karena Kak Izzi juga.
Selain itu, menurutku Kak Izzati adalah salah satu orang yang cukup berjasa dan berpengaruh bagi seorang Faiz dalam memilih jalan hidup (nggghhh). Waktu mau lulus SMA, aku lagi pengen banget tuh memperjuangkan UI, dan aku tanya-tanya infonya ke Kak Izzati. Waktu udah lulus sarjana juga, aku super galau soal dunia pasca kampus, dan aku cerita juga ke Kak Izzati.
Aku mau bahas keduanya, tapi dimulai dari UI dulu ya berarti kwkw.
Karena aku dulu sudah sangat getol ingin keluar dari Jogja, kuliah di luar Jogja, dan pilihanku tentu saja mendarat di UI. Sebagai 'calon' perantau nih, tentu saja aku harus mencari tau tentang kehidupan di Jakarta gimana (padahal mah, UI di Depok ya wkwk). Karena tidak ada yang terlintas di kepala, siapa orang-orang yang bisa kutanya selain Kak Izzati, akhirnya aku memutuskan buat mencari info tentang UI dan kehidupannya ke dia. Bertanyalah aku ke Kak Izzati soal tarif kos-kosan, asrama mahasiswa, harga makanan, biaya hidup, transportasi anak-anak UI, naninunaninu perihal kehidupan mahasiswa metropolitan Jakarta. Maklum, belum pernah merantau dan mindset aku soal Jakarta waktu itu adalah, 'kota yang keras dan misterius' (maksudnya, mengerikan, menakutkan, dan deskripsi-deskripsi lain soal Jakarta dari warga-warga daerah macem saye). Jadi aku mau memastikan dan mencari tau kondisi semuanya dulu, sebelum betulan mengalami nantinya.
Sedikit aku bertanya soal jurusan impianku, filsafat. Karena Kak Izzati kan anak psikologi yah, jadi kalau aku tanya-tanya soal filsafat tentu kurang paham. Maka waktu itu aku coba tanya ke Kak Izzati, adakah temannya yang anak FIB? Sekedar aku mau tau, filsafat UI ngapain aja, belajar apa aja, anak-anaknya gimana, mahasiswanya mengerikan enggak (eehh).
Ini cuplikan-cuplikan obrolan aku sama Kak Izzi. Baca ini lagi jadi ngerasa Omg Faiz, kamu sangat cupu ternyata dulu, bedanya Fakultas sama Jurusan aja nggak tauuu wkwkkw
Tumblr media Tumblr media
Baiikkk banget Kak Izzi mah. Padahal aku bukan siapa-siapanya. Akrab juga enggak. Ketemu cuma sekali waktu kopdar, dan lewat buku-buku, tentu saja. Yah, beginilah hikmah silaturahmi dan kemajuan teknologi ya. Terima kasih untuk buku, sosial media, tumblr, dan segalanya yang memfasilitasi aku tetap bisa catch up sama Kak Izzi jadi berasa dekat walau sebetulnya super jauh:"
Long short story, akhirnya takdir membawa aku untuk tetap di Jogja dan kuliah di UGM.
Waktu udah lulus kuliah nih, aku mengalami graduated-student-life-crisis alias krisis pasca kampus. Super galaauuu karena bingung mau memutuskan; kerja dulu, atau kuliah dulu? Kalau kuliah, jurusan apa? Tetep filsafat? Atau mau ke jurusan lain yang terkait sama hobi dan kesukaanku?
Iya, sempet kepikiran buat ambil master di creative writing seperti Kak Izzi. Soalnya seru, thesisnya nulis cerita, tiap hari kuliahnya baca-nulis-baca-nulis dan itu tentang FIKSI! Bukan baca-nulis-baca-nulis jurnal dan makalah >_< Aku memang pernah ada di masa-masa suka banget nulis fiksi. Tapi mungkin lebih pasnya, aku pernah ada di masa-masa berjuang banget buat nulis fiksi. Suka, tapi sulit. Nah loh gimana tuh.
Tumblr media
Tapi kalau aku, kayaknya lebih milih kuliah S2 yang thesisnya adalah nulis tumblr setiap hari sih. WKKKK
Atas kebingungan itulah, aku coba cerita (lagi) ke Kak Izzi. Lebih tepatnya, berkonsultasi, bertanya(?) Karena Kak Izzi juga sedang menjalani study S2 nya di Columbia, jadi aku pengen tau creative writing itu ngapain aja.
Baiikkk banget, karena aku nggak nyangka, Kak Izzi masih membalas pesan-pesanku. Lebih tepatnya, masih merespon curhatan-curhatanku. Setelah cerita terakhir soal UI, kali ini cerita soal pasca kampus juga direspon dengan sangat baik oleh Kak Izzi:" Terharu dehhh pokoknya.
Tumblr media Tumblr media
Baik banget sampe sempet VN dan ketikin jawaban super duper panjang:"
Aku tuh selalu kepikiran, siapa ya nanti yang jadi suami Kak Izzi? Pasti dia beruntung banget, karena dapat teman hidup yang baik, cerdas, seru, asik, ramah, keren deh pokoknya! Aku selalu menunggu masa-masa pernikahan Kak Izzi karena yahh, siapa yang tidak penasaran dengan kehidupan idola masa kecilnya.
Sampai akhirnya, akhir bulan Februari kemarin Insek nge-DM aku, "Iz, Kak Izzati nikah ya?" waaa aku langsung excited DEMI APA DEMI APA KAK IZZIIII NIKAAAHHH? Aku langsung lari ke instagram dan mengecek story kak Izzi (story Kak Izzi selalu ada di paling kiri) dan ternyata benerrr aaaaa KAK IZZII NIKAAHHH.
Aku langsung kepo banget sama suaminya. Ternyata masnya dari Jogja dan adalah merupakan mas-mas dari fakultas tetangga alias alumni FEB UGM wkkww. Meskipun aku nggak kenal, tapi ternyata kita beririsan. Karena waktu kutengok profil instagramnya, beberapa temen aku dan salah satunya adalah temen KKN aku ada yang follow dia juga.
Iya, ternyata masnya orang jogja hahahha.
Makanya waktu lebaran kemarin, Kak Izzi berlebaran di Jogja. Seru banget ngikutin ceritanya lewat story-story di instagram. Di sela-sela mudik, mereka berkunjung ke sekolah suami Kak Izzi yang itu adalah merupakan sekolah yang hampir setiap hari aku lewatin kalau pulang kerja.
Eaps. Dunia sesempit itu. Sesempit itu.
Terus kemarin waktu wisuda, Kak Izzi nih wisuda pake baju nikahannya. Wkwkwk lucu banget. Emang sih, baju nikahnya so simple dan bisa dipake buat acara-acara lagi. Yhaa siapa tau besok aku kembali mengikuti jejak Kak Izzi buat wisuda S2 ditemenin sama suamiikk dan wisuda pake baju nikahan.
Eh. Wkwk.
Senenggg bisa kenal KKPK dan kenal Kak Izzi dan baca-baca tulisannya dan nungguin banget niihhh, goresan-goresan tinta selanjutnya~~
8 notes · View notes
salingsapa · 2 years ago
Text
WAKTU
Kadang semuanya begitu membosankan. Dirimu yang begini-begini saja. Tanpa kabar gembira yang kau bisa kisahkan pada orang-orang yang kau sayangi.
Tapi inilah hidup. Kadang perjalanan ialah jalur panjang dengan pemandangan yang sama di kiri dan kanannya. Membawa ilusi bahwa kau tak kemana-mana. Tapi sebenarnya dirimu tengah dibawa oleh kereta waktu.
Waktu ialah kendaraan yang tak pernah lelah membawamu kemanapun kau mengarahkan stir. Maka arahkan ia selalu pada jalur yang berujung pada keselamatan. Di tempat dimana waktu beristirahat untuk selamanya.
7 notes · View notes
zcyaa · 1 year ago
Text
"Maaf Bu, kita kalah"
Mari ku kisahkan sebuah pengalaman berharga hari ini.
Tahun ini, amanah baru bagiku untuk jadi wali kelas.
Entahlah rasanya nano nano.
Merasa belum pantas, merasa belum mampu.
Tapi banyak orang yang menyemangatiku.
Ku hadapi dengan Bismillah dan amanah, walau ditengah-tengah sambat sana sini.
Hari ini ada event sekolah, sepakbola antar kelas lebih tepatnya. Event besar dan bergengsi sarat akan ambisi dan kadang emosi.
Timku main dipertandingan pembuka.
Awalnya berjalan lancar, masih nervous, operan sana sini belum terkontrol, komunikasi dilapangan juga minim.
Tapi mereka tetap berlari, menyusuri lapangan kering dan diiringi angin sore yang membuat mobat mabit.
Ku nikmati pertandingan itu dengan baik, sambil mengenang memori lama akan pengalaman serupa sepuluh tahun lalu.
Babak pertama, serangan mayoritas diambil alih oleh Taruna. Yaa, anakku yang hobi bal-balan dan minggu lalu nyeri pinggang. Sekarang masuk starting line up bahkan kapten tim. Bangga.
Disisi kanan dan kiri di Savrio dan Gabriel berduet untuk menciptakan serangan.
Di bagian pertahanan, ada Puspo yang rajin menghalau dan mengamankan bola.
Keren banget mereka, doaku kala itu. Semoga tidak ada yang cidera.
Akhir babak pertama, timku kebobolan. 1-0.
Disela istirahat, mereka merencanakan strategi. Entahlah aku tak mengerti.
Babak kedua dimulai, serangan masih didominasi tim lawan. Yaah, kadang Taruna lari mengejar bola sendiri. Lapisan kedua kurang membantu. Lambat laun, dia mundur. Tidak memposisikan jadi penyerang lagi.
Dan, 2-0.
Mulai terlihat kecewa, lelah, frustasi tapi masih harus berjuang hingga akhir.
Babak kedua selesai tanpa tambahan waktu.
Dipinggir lapangan, ku hampiri mereka dengan tatapan 'its okey, kalian sudah luarbiasa'.
Ku jabat tangan mereka, 'Makasih yaa sudah berjuang, syemangat pertandingan berikutnya' dan tepukan pundak.
Salah satu dari mereka berkata, 'maaf Bu, kita kalah'.
Duh, kok mellow.
Oh begini rasanya jadi wali kelas.
Sekian.
2 notes · View notes
aksaralf · 2 years ago
Text
Harga sebuah percaya.
Sebuah temu yang tidak mengenal kata pisah hanya ini yang aku rasakan. Apakah akan ada yang serupa dan bukan dengan dirimu, lihat saja sepertinya tidak ada yang bisa mengalahkan. Haha, entahlah kekuatan apa yang membuat Semesta begitu rindu mempertemukan jiwa yang dekat bahkan lama tak bersua. Ini hanyalah uraian yang berusaha mengucap syukur dari manusia biasa yang jauh dari kepantasan mendapat kejutan romantis dari helaian nafas berjuta asa yang mengudara. Namanya juga cinta, langit saja cemburu akan kepisahan kita berdua dan ke-egoan yang ternyata tak seburuk itu, bahkan tak pernah buruk. Lihat saja haru tangis dan senyummu kala berjumpa membuncah ruah karena setiap detik yang tertahan untuk di tukar kisahkan. Baru kali ini jarak menjadi tidak mengenal kata jauh bagiku, karena dirimu adalah bentuk jawaban dari bertemunya dua pinta yang semoga baik lagi berkah dan Semesta pun meridhoinya. Sampai jumpa yang tak pernah usai dari jiwa yang tak lelah merindu. Yup, ada-ada saja cara Semesta merawat bunga yang ternyata tak pernah layu itu nyata adanya.
- Bandung, 21 Mei 2023
4 notes · View notes
iyas1998 · 2 years ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Sudah pernah dengar atau baca kisahnya David vs Goliath? Kalau di versi Islam ini kisahnya Nabi Daud melawan Raja Jalut yang kejam dan penindas
Di kisahkan saat peperangan menentang kekuasaan Raja Jalut, tidak ada yang berani berduel karena Jalut punya badan yang sangat besar bagaikan raksasa, namun Nabi Daud yang masih muda saat itu berani menantang berduel
Kekuatan sejati bukan di fisiknya, tapi di keteguhan iman kepada kebesaran Allah, berbekal ketapel dan 3 batu kerikil kecil bisa membunuh Raja Jalut
Cerita ini bisa menjadi inspirasi bagi industri keuangan syariah yang saat ini masih struggling untuk dikenal pasar?
Coba simak cerita dari Bapak Galih Purnomo selaku Area Consumer Financing Manager BSI Semarang Raya apa yang menjadi tantangan Bank Syariah agar layanannya dipakai oleh masyarakat umum
#ekonomiislam #fiqihmuamalah #faktanyamuslim #literasikeuangan #keuangansyariah #edukasikeuangan #infomuslim #investorsyariah #investasisyariah #sukuk #sukukritel #sukuktabungan #sahamsyariah #belajarsaham #islampedia #ekonomisyariah #obligasi #obligasisyariah
2 notes · View notes
sayacalonibu · 2 years ago
Text
Sudah Tahu
Pillow talk:
"Umi, ayo cerita."
"Hmm boleh. Nabi ulul azmi ya (sebelumnya kami main ular tangga islami yg ada tebak-tebakan sebutkan nabi ulul azmi)"
"Aaah apa ituu. Aku ga hafaal"
"Nabi Nuh, Isa, Musa, Isa, Muhammad. Sekarang kisah nabi Nuh ya"
"Aah udah pernah"
"Kalau gitu Nabi Isa ya."
"Ya. Tiga ya umi (cerita 3 kisah yg berbeda)"
"(dalam hati: ngek. Ngantuk banget ini udahan)"
Lalu saya bercerita tentang Maryam yg shalih, yg selalu beribadah kepada Allah, yg mendapat buah-buahan langsung dari Allah, yg mendapat kabar dari malaikat bahwa ia akan mempunyai anak meskipun tidak bersuami, yg ia melahirkan anaknya sendirian karena tetangganya menuduh Maryam berbuat tidak baik, yg ia kesakitan saat melahirkan (saya kaitkan dengan momen saya akan melahirkan adik, di mana ahnaf melihat saya menahan sakit dari siang hingga malam), yg ia diperintah Allah menggoyang pohon kurma, lalu Allah turunkan kurma di dekat Maryam hinggan Maryam bisa memakan kurma itu. Saya juga kisahkan saat Maryam pulang sambil menggendong Nabi Isa yg masih bayi, tetangganya kembali menuduh. Lalu Allah jadikan Nabi Isa yg masih bayi bisa ngomong.
"Nabi Isa waktu itu masih bayi, lho. Kayak adik gitu, masih bayi, masih digendong. Tapi bisa ngomong! Maasyaa Allah ya!" Seru saya malam itu.
Saya lanjut kisahnya saat Nabi Isa saat berdakwah, sebagian kaumnya malah menganggapnya sebagai tuhan. Itulah kaum nasrani.
"Lho, nasrani, umi?"
"Iya"
"Yang di ashabul ukhdud itu??"
"eeee... (biasalah, saya berusaha mengingat itu kisah mana)"
"yang hanya satu orang yang selamat itu lhooo. Trus dia lari jauuuuh" lalu ahnaf berkisah tentang ashabul ukhdud.
Maasyaa Allah. kesekian kalinya saya takjub sama ahnaf. Karena kemampuannya menyerap informasi dan menceritakan kembali. Maha besar Allah yg menjadikannya demikian.
Sungguh momen seperti ini yg membuat saya berpikir,
"alhamdulillaah, saya tidak salah memilih jalan. Terima kasih ya Allah telah membuat saya memilih hidup di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah, mengasuh anak-anak, meninggalkan keriuhan bekerja di luar, meninggalkan semua bentuk apresiasi kinerja, memakai daster dan pakaian rumah, dan segala rupa kehidupan ibu rumah tangga"
Karena ternyata, Allah menjadikan ahnaf sungguh membuat saya banyak mengucap syukur. Selain tentu saja memohon ampun.
2 notes · View notes
masmess · 1 month ago
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
0 notes