#kaki ayam jago
Explore tagged Tumblr posts
arumoktaviani011 · 2 years ago
Text
The Story of Cico
Part 1
“Mulai sekarang aku akan memanggilmu Nilo,” ucap Pak Mamat seraya mengelus kepala si kucing kecil yang ada di gendongannya. Kucing berwarna coklat dan putih dengan corak seperti harimau. Ekornya lurus panjang dengan bulu yang lebat.
Kemarin sore istri Pak Mamat menemukan seekor kucing di dekat pagar rumah mereka dengan kondisi basah kuyup, kedinginan dan terluka di beberapa bagian tubuhnya Buru-buru beliau bawa masuk ke dalam rumah. Dilap hingga kering, dihangatkan dengan handuk baru, dan diobati luka-lukanya.
Awalnya Pak Mamat tidak terlalu suka dengan kucing, akan tetapi ia mulai jatuh hati ketika melihat kelincahan si kucing yang kini diberi nama Nilo itu. Terkadang Nilo melompat-lompat bak anak kecil yang kegirangan. Nilo juga segera berlari menghampiri Pak Mamat saat ia baru pulang dari sawah. Mengusap-usapkan kepalanya pada kaki Pak Mamat. Manja sekali.
Seekor ayam jago memperhatikan dari pintu belakang dapur Pak Mamat. Pintu yang terbuat dari kayu dan terbagi menjadi 2 bagian. Bagian bawah yang hanya menutup sampai perut orang dewasa, dan bagian atas yang menutup sisanya. Pagi ini hanya bagian bawah yang tertutup. Cico bertengger di atasnya.
Ayam jago itu bernama Cico. Bulunya didominasi warna hitam dengan warna merah di bagian kepala dan punggungnya. Ia dipelihara Pak Mamat dari sejak hari pertamanya menetas. Bahkan dari ia masih didalam cangkang telur. Induknya sudah meninggal menjadi korban tabrak lari. Saudara-saudara Cico pun satu per satu gugur menyusul sang induk. Hanya tinggal Cico seorang diri. Ayam jago kesayangan Pak Mamat.
Cico sangat antusias untuk bertemu teman barunya. Ia menunggu waktu untuk bisa menyapa Nilo. Pagi itu, segera setelah Pak Mamat berangkat menuju ke sawah, Cico terbang turun mendekati Nilo.
“Hei, Nilo, perkenalkan aku Cico,” Cico menyapa Nilo yang sedang duduk di dekat tungku.
Nilo menengok kearah datangnya suara,“hmm-- tahu darimana namaku Nilo?” Nilo bertanya. Bingung.
 “Aku memperhatikan dari tadi, disana,” jawab Cico sambil menunjuk kearah pintu.
Nilo hanya mengangguk. Memperhatikan Cico yang tersenyum ramah padanya. Kemudian membalas dengan senyuman canggung.
“Ayo, aku ajak berkeliling. Ini rumah barumu juga sekarang,” ajak Cico.
Mereka berkeliling rumah Pak Mamat. Di bagian depan rumah terdapat taman bunga yang dibatasi dengan pagar kayu yang sudah lapuk. Bunga berwarna-warni menghiasi setiap bagiannya. Hasil jerih payah istri Pak Mamat yang rajin merawat mereka. Di sampingnya terdapat halaman luas yang didominasi dengan rumput jepang. Beberapa bagiannya gundul, yang terlihat hanya tanah.
Cico menjelaskan setiap bagian dengan detail. Sesekali melempar gurauan kepada Nilo. Nilo dibuat tertawa dengan selera humor Cico. Baru beberapa waktu berlalu mereka sudah akrab.
Mereka terus berjalan menuju samping rumah Pak Mamat. Cico menunjuk kotak berukuran 2mx2mx1m. Terbuat dari bambu yang dipasang berjajar. Terdapat pintu dibagian sampingnya.
“Ini rumahku, kamu bisa kemari jika mencariku.” Jelas Cico.
“Wah! Kamu punya rumah sendiri, Cico?” tanya Nilo yang terlihat takjub.
“Tentu saja, Pak Mamat sendiri yang membuatnya untukku,” ucap Cico bangga.
Nilo memperhatikan dengan seksama rumah Cico. Sesekali mengibaskan ekornya.
“Ayo, kita lanjutkan ke bagian belakang,” ajak Cico.
Mereka kemudian melanjutkan perjalanan ke bagian belakang rumah Pak Mamat. Di sana terdapat sumur lengkap dengan timbanya. Terjejer pula ember-ember tempat Pak Mamat menampung air. Di bagian dekat tembok disediakan wadah tempat Cico minum.
“Mulai sekarang, kamu boleh minum di sana juga,” jelas Cico.
“Oke!” jawab Nilo semangat. Nilo merasa beruntung bertemu dengan Cico.
***
Matahari sebentar lagi tenggelam. Suara motor Pak Mamat terdengar memasuki halaman. Nilo dan Cico sedang asik bermain di depan bangunan yang masih setengah kayu itu.
Istri Pak Mamat turun terlebih dulu dari motor, disusul dengan Pak Mamat. Nilo yang melihat pemiliknya pulang segera menghampiri mereka. Mengibaskan ekornya tanda kegirangan. Mengusapkan kepalanya manja pada kaki Pak Mamat.
“Lucunya Nilo,” Pak Mamat berjongkok untuk mengusap Nilo. Nilo menutup mata. Merasa nyaman dengan perlakuan Pak Mamat.
Cico juga bergegas menyusul Nilo walaupun kalah cepat. Pak Mamat yang melihat Cico menghampirinya, meninggalkan Nilo dan segera menggendong Cico. Cico tidak heran. Bukahkah aku ayam jago kesayangannya? Pikirnya.
“Sudah hampir gelap, ayo masuk kandang,” ucap Pak Mamat.
Selama perjalan menuju kandang, pandangannya tertuju pada Nilo. Nilo yang juga sedang digendong oleh istri Pak Mamat. Nilo yang kepalanya diusap lembut oleh istri Pak Mamat. Nilo yang dibawa masuk ke dalam rumah. Iya, rumah Pak Mamat.
Pak Mamat memasukkan Cico ke kandang dan menguncinya dari luar. Pak Mamat berjalan meninggalkan kandang dan memasuki rumah.
Kejadian tadi masih terekam di memori Cico. Bagaimana istri Pak Mamat memperlakukan Nilo. Seingatnya, ia tak pernah diperlakukan semacam itu oleh beliau.
Apakah Nilo juga akan tidur di dalam rumah? Dengan Pak Mamat dan istrinya? Sedangkan aku tidur sendirian disini?
Cico segera menepis pikiran-pikiran itu. Bagaimanapun ia punya rumah sendiri. Bahkan Pak Mamat khusus membuatkan untuknya. Itu merupakan hal yang patut disyukuri dan dibanggakan bukan?
***
“Kukuruyuukkk,” alunan merdu Cico menandakan waktu fajar. Alunan ini pula yang membangunkan Pak Mamat setiap pagi. Dan benar saja, seperti biasa, tidak lama setelah Cico berkokok, Pak Mamat keluar dari rumah lewat belakang dan membukakan pintu kandang Cico. Cico segera terbang keluar. Menikmati sejuknya udara dini hari.
Ia menuju tempat favoritnya. Pintu kayu dapur Pak Mamat yang hanya setengah bagian. Disana ia bisa melihat ke dua sisi sekaligus. Sisi dapur yang hangat dan juga sisi luar yang sejuk. Pagi ini ia memutuskan untuk memandangi dapur Pak Mamat.
Lantai dapur Pak Mamat masih berupa tanah. Tembok bata yang hanya setinggi satu meter. Kemudian disusun anyaman bambu diatasnya. Membentuk tembok hingga menjulang ke atas. Gorden biru dijadikan pembatas antara dapur dengan ruang utama keluarga mereka. Rak besi lusuh berdiri di sudut ruangan dengan beberapa piring dan gelas tertata rapi.
Asap mengepul dari tungku di sebelah kanan. Periuk besar diatasnya. Pantatnya menghitam. Setiap hari ditempa panasnya api dari tungku.
Istri Pak Mamat menambahkan kayu yang mulai habis. Rutinitas yang setiap pagi Cico lihat. Namun tetap saja menyenangkan baginya. Membuat senyuman terukir diwajah Cico.
Tetapi hari ini ada yang berbeda. Nilo muncul dari balik gorden. Meregangkan badannya sepanjang yang ia bisa. Mengibaskan ekor panjangnya. Kemudian berjalan pelan mendekati istri Pak Mamat yang berada di depan tungku. Duduk disana. Menghangatkan badan.
“Eh, Nilo sudah bangun,” ucap istri Pak Mamat. Mengusap kepala Nilo. Nilo hanya mengeong.
Pak Mamat tiba-tiba muncul dari balik gorden tempat Nilo muncul tadi. Kantong plastik hitam di tangan kanannya.
“Aku belikan ikan untuk Nilo, Bu,” Pak Mamat memberikan bungkusan itu pada istrinya.
Nilo mencium aroma sedap dari bungkusan yang diterima istri Pak Mamat. Suara ngeongnya semakin lantang. Nilo melompat-lompat berusaha meraih kantong plastik itu. Pak Mamat dan istrinya tertawa melihat kelakuan Nilo. Hal yang lucu dan baru bagi mereka.
Senyuman Cico memudar perlahan.
2 notes · View notes
juliarpratiwi · 3 days ago
Text
Rahasia Kaki Itik
"Teteh, udah liat hasil tes masuknya adek belum?" Tanyak kakak
"Udah, kemaren kak. Mama kasih tahu hasilnya."
"Gak bagus ya? Da dia mah males-malesan belajar tuh." Sambung kakak
Lalu aku melihat adek, tersirat wajah merasa bersalah karena hasil tes nya kurang baik.
"Eh, hayoo. Kan kita barusan selesai baca cerita fabel tentang rahasia kaki itik. Ayoo, tadi apa pesan dari cerita itu?"
"Jangan suka mengejek." Jawab kakak
"Nah betul. Apalagi?"
"Setiap orang itu Allah kasih kelebihan." tambah kakak
"Yaps good job kakak. Itik itu kan tadi diejek kakinya pendek, kasar, dan berselaput. Tapi ternyata kakinya yang berselaput justru membuat itik jago berenang dan bisa menyelamatkan si ayam, ya? Kita juga seperti itu, Allah pasti menitipkan kelebihan kepada kita ya? Sekarang hasil tes ade kurang baik. Tapi bukan berarti adek gak bisa, ya? Adek kan jago dihitungan, adek juga anak yang ramah dan mudah berteman. Terus, adek jago apalagi coba?"
"Menghafal surat al-Fajr." Adek menambahkan
"Iya ketang, si adek kan mau nyusul aku." Ucap kakak
"Nah kan masyaAllah adek udah bisa banyak hal. Tinggal buat yang masih kurangnya kita lebih semangat lagi latihannya. Adek semangat, kan?" Aku menyemangati lalu adek tersenyum
"Iyaa, semangaaaaat!" Adek mengekespresikan, lebih ke berteriak sih hehe
"Tuh da dia mah berlebihan. Berisik tahu." Sebal kakak
"Oke, kita belajar lagi ya? Janji, semangat dan mau latihan terus yaa." aku mencoba mengembalikan fokus mereka.
Kakak dan adek, terima kasih yaa lagi dan lagi kalian jadi bikin teteh belajar. Kakak dan adek, terima kasih sudah selalu saling sayang meskipun sering suka saling kesel. Adek, terima kasih sudah mau berusaha. Semangat ya dek, seekor kupu-kupu untuk terlihat kecantikannya saja perlu waktu. Nanti juga ada waktunya mereka akan melihat sisi 'cantiknya' adek. 🌻🌻
Bismillah yaa..
0 notes
jogjakarta · 2 months ago
Text
Tumblr media
Yogyakarta Dahulu
Tukung Bukung Guna Thole
DI KALANGAN generasi yang tumbuh dan berkembang masa kanak-kanak hingga remaja di era 1960-1970 an di Yogyakarta, mengenal apa yang disebut cangkriman atau bedhekan. Selain bedhekan yang memerlukan pemahaman terhadap benda yang dimaksud ada pula yang sekadar diambil dari akronim. Yang berasal dari hal yang harus dipahami benda yang dimaksud antara lain sego sekepel dirubung tinggi. (nasi segenggam dikerubuti kutu busuk) yang kemudian batanganne atau jawaban atas cangkriman tersebut adalah buah salak, pitik walik saba kebon (ayam berbulu terbalik berkeliaran di kebun) yang diartikan buah nanas. Liwat plengkung ra metu-metu (melewati plengkung tetap jalan tidak keluar-keluar) ini dimaksudkan orang yang membawa gedhek atau anyaman bambu untuk dinding yang biasanya dibuat melengkung dan pembawanya masuk dalam kemudian mengangkat dan jalan. Atau klabang loro ndhase siji (dua kelabang berkepala satu) yang ternyata maksudnya adalah perempuan dengan rambut dua ikatan kelabang. Ana kakange ana adhine ning ora ono bapake ora ono ibune (ada kakaknya ada adiknya tapi tidak punya ayah tidak punya ibu), artinya batu, mengikuti seorang tukang batu yang sesekali meminta batu yang ukurannya lebih besar atau sak kakangne iki --- lebih besar dari ini atau sak adhine iki -- atau yang lebih kecil dari ini dan sebagainya. Sedangkan yang banyak adalah yang berupa akronim Misalnya, ruk ndul wati yang diartikan jeruk gemandhul disawati (jeruk yang masih tergantung di pohon dilempari), gobang pesok (jago abang tempe bosok), burnas kopen yang jawabannya adalah bubur panas kokopen (makanlah bubur panas), littel bondhi, pak bomba pak lawa pak piyut yang jawabannya adalah tipak kebo ombo, tipak ula dawa, tipak sapi ciyut atau (bekas kaki kerbau lebar, ular panjang dan bekas telapak kaki sapi tidak lebar atau ciyut). Nah yang sesuai dengan judul di atas adalah Tukung Bukung Guna Thole. Artinya adalah metu plengkung mlebu plengkung tugu ana penthole. Tugu mana yang ada penthol-nya atau bulatan seperti bola? Itu adalah tugu Yogya pada masa lalu. Sebelum menjadi tugu yang sekarang (de witte paal atau tugu pal putih), tugu tersebut berbentung silinder panjang dan di atasnya terdapat bulatan atau penthol dan kemudian disebut ugu Golong (bulatan) Gilig (silinder). Tugu Golong Gilig ini dibangun pada 1756 atau setahun setelah Kesultanan Yogyakarta berdiri. Namun tugu ini roboh ketika terjadi gempa tahun 1867 dan kemudian dibangun tugu seperti yang sekarang yang peresmiannya pada tahun 1889. Di banyak tulisan, golong diartikan silinder sedangkan gilig berarti bulatan. Artinya pendapat saya berkebalikan dengan yang banyak dituliskan selama ini. Saya menegaskan golong berarti bulatan seperti bola, mengacu pada salah satu bentuk sajen dalam masyarakat Jawa. Sego Golong yang berarti nasi yang dikepal bulat seperti bola. Sego Golong biasanya seukuran bola tenis lapangan. Itulah mengapa saya menyebut golong sebagai bulatan. Metu Plengkung Mlebu Plengkung Tugu Ana Penthole. (***)
0 notes
adamuscle · 7 months ago
Text
Entah kenapa, aku tengah tengok video orang tanam pokok kat laman rumah. Tanam pokok limau, serai, kunyit.. tiba-tiba teringat wan. Kalau lah kaki wan sekuat dulu aku yakin rumah tu masih penuh dengan tanaman.
Lepas atuk meninggal hampir sebulan wan demam. Semua orang ingat wan akan ikut atuk sekali. Tapi tak, wan beransur baik dan semakin sihat. Masa wan demam pakngah buat keputusan jual semua ayam wan memandangkan dah sebulan tak berjaga dan mungkin dorang taknak wan bela ayam sorang2 sebab selalu ada atuk.
Bila wan dah sihat dia sunyi. Masatu budak2 ni yg duduk dengan dia sekolah lagi. Ada lah wan teman. Takde apa yang dia boleh buat selain kemas keliling rumah. Ada lah pokok2 yg dia tanam.
2016 atuk meninggal 2022 wan jatuh patah tulang pinggul. Sejak jatuh tu wan dah tak boleh jalan. Pergi fisio, pergi urut, minum susu supaya tulang wan cepat baik. Wan tak boleh operate sebab dah tua. Tulang wan dah ok tapi kaki wan tempang. Boleh jalan tapi perlahan. Nak luruskan kaki dah tak boleh. Wan banyak duduk atas katil, tengok tv.
Aku tahu dia bosan. Bila aku balik dia mintak urut. “Kaki wan lali(kebas) lah dik, tolong urut wan” aku memang dah tahu tugas aku kalau balik kampung. Sambil urut kadang dia nangis. “Kalau mak kau balik jaga wan mesti rumah ni ponoh, kalau orang lain jago sunyi yo. Tu yang kadang2 wan mikir yang bukan2”
Entahlah kenapa malam ni teringatkan dia. Mungkin sebab semalam mak cakap minggu lepas dia demam. Pakngah yg jaga dia boleh tak tahu dia demam sampai dia merangkak pergi bilik abang mintak panadol. Sedihlah..
0 notes
berfilantropi · 1 year ago
Text
you, throughout my years
Tahun 2010. Aku masih mengingat kamu dengan jelas. Umurmu 9 tahun, menggunakan kerudung putih yang telah dijahit dengan emblem stroberi. Waktu itu aku baru aja ditinggal teman yang pindah keluar kota. Kamu menawarkan duduk di sebelah kursiku yang kosong. Sejak saat itu, aku nggak pernah kesepian lagi, dan kamu jadi temanku, ke manapun aku pergi.
Tahun 2011. Umurmu 10 tahun, rambutmu yang sepanjang pinggang selalu digerai. Kita berbagi kesukaan yang sama. Warnet, Facebook, SNSD, Pet Society. Ibuku mengenal kamu sebagai teman terbaikku yang selalu dia percaya.
Tahun 2012. Umurmu 11 tahun, dan sudah lebih tinggi daripada aku. Rumah kamu jadi markas yang rasanya lebih nyaman daripada rumahku sendiri. Aku tahu nama-nama sepupu kamu. Setiap hari, kita selalu tukeran file lagu dan video klip boyband-girlband Korea lewat Bluetooth. Mabar Fire Boy and Watergirl udah jadi rutinitas. Kalau capek mabar, tinggal jalan kaki aja, terus beli ayam Sabana, atau masak mi goreng. Aku yang masakin karena waktu itu kamu belum jago megang kompor. Hehe.
Tahun 2013. Umurmu 12 tahun. Kamu ikut marching band, keliling Eropa, dan nggak bisa ikut perpisahan SD. Setelah itu, kita berpisah jalan karena masuk ke sekolah berbeda.
Tahun 2014. Umurmu 13 tahun. Kita berdua nonton Amazing Spiderman 2 di Plaza. Si Gwen mati. Sedih, ya?
Tahun 2015. Umurmu 14 tahun. Waktu itu film kesukaanku, Mockingjay Part 2, sudah rilis. Aku ajak kamu nonton berdua di Margo City, tanggal 15 November. Aku masih nyimpen tiket bioskopnya sampai sekarang dan tulisannya belum pudar. Film itu seru banget, dan makin seru karena aku bisa nonton filmnya bareng kamu. Setelah itu, kita makan siang bareng di Es Teler 77. Itu restoran masih ada nggak, ya?
Tahun 2016. Umurmu 15 tahun. Aku sempat ngarep kita bisa masuk di SMA yang sama, tapi lagi-lagi nggak kesampaian.
Tahun 2017. Umurmu 16 tahun. Rumah kamu masih ada di alamat yang sama. Kadang-kadang, waktu aku jalan kaki ke sekolah, aku liat kamu lagi dibonceng ojek. Rambut panjangmu masih dikucir sepanjang pinggang, seperti yang selalu kuingat.
Tahun 2018. Umurmu 17 tahun. Aku pernah ngajak kamu ikut reuni SD. Kamu nggak mau. Aku nggak ketemu kamu lagi setelahnya.
Tahun 2019. Umurmu 18 tahun. Kita bukber ber-4 bareng yang lain. Inget, nggak? Makan di Fish Streat, terus lanjut main ke Pesona Square. Aku sempet jemput kamu ke rumah, yang sekarang udah direnovasi dan jadi jauh lebih rapi. Waktu itu kita ngomongin kehidupan pasca SMA dan kamu bilang bakal masuk kampus swasta. Di situ aku sadar, kita udah jadi dua orang berbeda dengan jalan hidup yang jauh berbeda, tapi kamu tetap teman paling nyaman untuk menghabiskan waktu bersama.
Tahun 2020 dan 2021 berlalu dan aku nggak melewatkan dua tahun itu dengan kamu. Usia 19 dan 20 tahunmu berlalu begitu aja. Aku bahkan selalu lupa mengucapkan ulang tahun buat kamu. Pikirku, aku bisa ngucapin lagi di tahun-tahun berikutnya.
Tahun 2022. 12 Januari 2022. Umurmu 20 tahun, 5 bulan. Sore itu, aku dengar kamu pergi, kembali ke Dia yang Maha Pencipta, Maha Mematikan. Hujan badai turun di langit kota Bogor yang kini kutempati, puluhan kilometer jauhnya dari kamu. Duniaku berhenti berputar secara mendadak. Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan. Bagaimana pernah aku menyiapkan diri dengan berita kehilangan kamu?
Tahun 2022. 14 Januari 2022. Umurmu 20 tahun, 5 bulan. Akhirnya, aku bertemu lagi dengan kamu. Kamu merebahkan segala rasa sakitmu di tanah, dilindungi bunga-bunga yang akan selalu membuat namamu harum. Aku hanya bisa datang membawa semua penyesalan yang nggak akan bisa tersampaikan.
Aku yang selama ini belum bisa jadi sahabat yang baik. Sering jahat, semena-mena, dan membuat kamu sedih tanpa sadar. Aku yang belum pernah bisa membalas kebaikanmu sedikit pun. Dan aku baru menyadari semua itu setelah kamu pergi.
Di depan kamu, waktu itu, aku berjanji akan melanjutkan hidupku dengan sebaik mungkin. Aku berharap semua kebaikan yang aku buat di dunia ini bisa jadi pahala kebaikan buatmu. Itu janji yang masih ingin aku pegang, sampai sekarang.
Malamnya, di tanggal itu, aku ketemu ibu kamu, setelah sekian lama. Dan yang bisa kuucapkan ke beliau cuma permintaan maaf.
Hari ini. Tahun 2023. 12 Januari 2023. Waktu berlalu begitu cepat--tapi kamu masih 20 tahun. Hari ini menandakan satu tahun aku kehilangan kepingan penting dalam hidupku.
Satu tahun aku belajar cara menghadapi duka. Satu tahun berlalu, kupikir duka yang dulu kubawa karena kehilangan kamu udah gak lagi terasa seberat dulu. Tapi, aku salah. Duka itu masih ada, masih sama gelap dan muramnya. Aku masih selalu membawanya di dalam pundakku dan di antara kedua langkah kakiku. Yang terjadi hanyalah aku tumbuh besar seiring waktu, sehingga duka itu tidak lagi terlalu menyesaki tubuhku seperti dahulu.
Tahun 2024, 2025, dan seterusnya akan berlalu. Di dunia ini, aku akan semakin menua, tapi kamu akan selamanya berusia 20. Selamanya cantik, kuat, dan bersinar. Dan selama itu, aku berharap akan selalu mengenang kamu.
0 notes
obatherbalkoleraayam · 2 years ago
Text
0821-2345-5940 (WA), Obat Herbal Kepala Ayam Bengkak Mamuju
Tumblr media
Langsung ORDER KLIK WA http://wa.me/6282123455940 , Obat Herbal Kepala Ayam Bengkak Mamuju, Obat Herbal Kepala Ayam Bengkak Mamuju, Obat Tradisional Ayam Flu Burung Serang, Obat Tradisional Ayam Gemetar Tangerang, Obat Tradisional Ayam Goham Cilegon, Obat Tradisional Ayam Jago Ngorok Serang, Obat Tradisional Ayam Jalan Sempoyongan Tangerang, Obat Tradisional Ayam Jatuh Mental Tangerang Selatan, Obat Tradisional Ayam Kaki Lemas Bengkulu Selatan CETA HERBATOP UNGGAS Jamu Ternak Untuk Unggas (Ayam, Bebek, Puyuh). MANFAAT: Meningkatkan nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan, Meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah stress, Mengurangi bau kotoran, Meningkatkan produksi telur, Mencegah dan mengobati flu burung, CRD, Snot, dll, Mengurangi residu antibiotik dalam daging dan telur. Untuk info lebih lanjut hubungi Indoternak: 0821-2345-5940. Atau Klik: https://indoternak.id
0 notes
Text
0821-2345-5940 (WA), Obat Alami Ayam Habis Tarung Jakarta Selatan
Tumblr media
Langsung ORDER KLIK WA http://wa.me/6282123455940 , Obat Alami Ayam Habis Tarung Jakarta Selatan, Obat Alami Ayam Habis Tarung Jakarta Selatan, Obat Tradisional Ayam Goham Morowali Utara, Obat Tradisional Ayam Jago Ngorok Parigi Moutong, Obat Tradisional Ayam Jalan Sempoyongan Poso, Obat Tradisional Ayam Jatuh Mental Sigi, Obat Tradisional Ayam Kaki Lemas Tojo Una-Una, Obat Tradisional Ayam Kurus Toli-Toli, Obat Tradisional Ayam Lesu Ngantuk Palu
CETA HERBATOP UNGGAS Jamu Ternak Untuk Unggas (Ayam, Bebek, Puyuh).
MANFAAT: Meningkatkan nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan, Meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah stress, Mengurangi bau kotoran, Meningkatkan produksi telur, Mencegah dan mengobati flu burung, CRD, Snot, dll, Mengurangi residu antibiotik dalam daging dan telur.
Untuk info lebih lanjut hubungi Indoternak: 0821-2345-5940. Atau Klik: https://indoternak.id
0 notes
obatherbaluntukayam · 2 years ago
Text
0821-2345-5940 (WA), Obat Herbal Kepala Ayam Bengkak Magetan
Tumblr media
0821-2345-5940 (WA), Obat Herbal Kepala Ayam Bengkak MagetanLangsung ORDER KLIK WA http://wa.me/6282123455940 , Obat Herbal Kepala Ayam Bengkak Magetan, Obat Herbal Kepala Ayam Bengkak Magetan, Obat Tradisional Ayam Flu Burung Cilegon, Obat Tradisional Ayam Gemetar Serang, Obat Tradisional Ayam Goham Tangerang, Obat Tradisional Ayam Jago Ngorok Tangerang Selatan, Obat Tradisional Ayam Jalan Sempoyongan Bengkulu Selatan, Obat Tradisional Ayam Jatuh Mental Bengkulu Tengah, Obat Tradisional Ayam Kaki Lemas Bengkulu UtaraCETA HERBATOP UNGGASJamu Ternak Untuk Unggas (Ayam, Bebek, Puyuh).MANFAAT: Meningkatkan nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan, Meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah stress, Mengurangi bau kotoran, Meningkatkan produksi telur, Mencegah dan mengobati flu burung, CRD, Snot, dll, Mengurangi residu antibiotik dalam daging dan telur.Untuk info lebih lanjut hubungi Indoternak: 0821-2345-5940.Atau Klik: https://indoternak.id#
0 notes
poskotakita · 2 years ago
Text
Baca Buku : Na Willa (1)
Tumblr media
Na Willa karya Ibu Reda Gaudiamo awalnya tayang di Facebook. Baru di tahun 2012 diterbitkan dengan crowdfunding system. Lima tahun setelahnya, diterbitkan kembali oleh POST Press.
Kisah Na Willa sebetulnya ditulis oleh Ibu Reda untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, dengan kata lain untuk teman-teman beliau. Memang sengaja menggunakan tokoh anak-anak supaya bapak ibu yang baca ingat saat dulu kecil seperti apa. Karena tokohnya anak kecil, jadi banyak orang menyebutnya ini buku anak-anak. Sejak itulah buku ini menjadi buku anak-anak.
Informasi di atas aku dapat saat menyaksikan live streaming gelaran Nyanyian Na Willa di Hari-hari Ramai yang diselenggarakan oleh Museum MACAN berkolaborasi dengan POST Press.
Oiya, dari acara tersebut aku juga baru tahu lho, kalau ternyata nama Na Willa itu dari wilayah Indonesia timur, Pulau Sabu, NTT. Di sana ada kebiasaan memberikan nama anak sama dengan orang tua. Nah, nama Na Willa itu adalah nama manis ibunya Ibu Reda. Karena namanya sama Ibu Reda pikir Na Willa itu juga nama manisnya. Eh, ternyata bukan.
Unik ternyata kisah di balik Na Willa ini.
Aku jatuh suka dengan Na Willa sejak pertama kali membacanya. Aku lupa hal apa persisnya yang membawaku membeli serial Na Willa ini. Begitu membacanya aku tidak menyesal sama sekali memiliki buku ini. Bahkan aku hadiahkan untuk sahabat kecilku.
Na Willa kecil yang polos dan banyak bertanya ini membawa kembali memori ke masa kanak-kanak. Satu fase kehidupan yang rasanya ingin kembali lagi ke sana.
Kisah di buku Na Willa jilid pertama ini berupa cerita-cerita pendek. Satu judul cerita bisa hanya satu halaman saja. Betul-betul singkat. Ada tawa, air mata, dan amarah juga.
Kita akan berkenalan dengan Farida, tetangga seberang rumah; Dul, si jago main layangan dan kelereng; Bud, ingusan setiap saat; Ayam Kuning Kecil Sekali, hadiah dari Mak; dan banyak lagi.
Salah satu peristiwa nahas yang harus diketahui Na Willa kecil adalah saat Dul, kawan bermainnya, kehilangan salah satu kakinya. Momen itu sungguh membuat ngilu. Mak dan Na Willa tak bicara apapun juga tidak makan selepas peristiwa itu.
Mak juga termasuk ibu yang keras. Terlihat dari rasa takut Na Willa jikalau alis Mak sudah menyambung. Cubitan di pangkal paha, ahh, itu membacanya saja terasa perihnya. Mungkin di antara kita pun mengalami hal itu, dicubit atau disentil telinganya ketika nakal atau susah diatur.
Ada satu peristiwa mendebarkan yang menunjukkan Mak tegas dan keras, ketika Na Willa diejek oleh Warno, anak yang memiliki cacat kaki, dia balas memukul. Setelahnya Na Willa berdebar-debar, apalagi ketika ibu Warno datang ke rumah. Melabrak. Habislah sudah. Mak marah besar. Na Willa siap-siap menerima ayunan sapu atau cubitan di paha. Mak tidak suka Na Willa memukul orang yang tidak bisa apa-apa atau cacat fisik, meskipun orang itu salah. Kalau membalas justru Na Willa juga salah.
Dari peristiwa itu Mak menekankan agar Na Willa bisa mengendalikan emosi, tidak meluap-luap amarahnya. Diam bukan berarti salah atau kalah. Dan hal ini Mak lakukan supaya tidak lagi terulang di kemudian hari.
Terlepas dari itu, Mak betul-betul mendidik Na Willa menjadi anak yang kritis, banyak bertanya dan menggali rasa penasarannya dengan tepat. Na Willa selain bermain-main dengan boneka, ia juga bermain dengan buku bacaan. Tidak heran jika dia sudah lancar membaca padahal belum sekolah. Ini pun karena Mak dan Pak sejak dini mengenalkan Na Willa dengan buku.
Salah satu momen lucu adalah ketika Na Willa penasaran dengan radio. Apakah di dalam radio ada orang yang bicara-bicara? Bagaimana ya cara masuknya? Radio kan kecil? Saat kita masih anak-anak tentu pertanyaan itu pernah singgah dan bukan sembarang pertanyaan. Sebab orang dewasa akan memutar otak untuk menjelaskan kepada anak kecil yang penasaran ini, tentunya dengan kalimat yang mudah dipahami. Dan sangat wajar sekali muncul pertanyaan seperti itu.
Na Willa kan selalu penasaran. Kalau sudah penasaran, ia akan coba lakukan, sampai terpuaskan rasa penasarannya. Radio Erres menjadi korban pembongkaran oleh Na Willa. Demi menemukan orang yang bicara-bicara. Yang ada dia mendapat tatapan tajam dari Mak. Kan sudah dibilang radio bukan mainan, Na Willa. Selesai menginterogasi Na Willa, Mak mulai memberikan penjelasan sejelas-jelas. Haha. Na Willa... Na Willa....
Gara-gara membongkar radio, Na Willa harus bertanggung jawab mengembalikan seperti semula. Memasang bagian penutup yang ia lepas. Meski kesusahan, Na Willa tidak mau dibantu Mak. Aku yang buka, aku yang harus pasang. Kecil-kecil sudah muncul tanggung jawabnya, hmm ataukah gengsi (?)
Saat Na Willa mulai bersekolah itu merupakan cerita yang menarik. Ia tidak langsung cocok dengan satu sekolah. Di sekolah pertama ia tidak cocok dengan ibu gurunya dan teman-temannya. Dari awal perkenalan saja mereka sudah menertawakan namanya. Memangnya ada yang lucu?
(Aku juga punya nama yang terbilang unik. Sepanjang ingatanku, tidak ada yang tertawa mendengar namaku, yang ada orang-orang kesulitan mengucapkan dengan benar. Hihi.)
Barulah di sekolah kedua, TK Juwita, Na Willa langsung cocok dengan Bu Guru Juwita dan teman-temannya. Tidak satu pun menertawakan namanya. Ah, syukurlah. Bu Guru juga punya koleksi buku satu lemari kaca. Tentunya membuat Na Willa semakin betah di sekolah baru.
Ahh, perjalanan Na Willa menghibur hati. Sudah lama sekali beranjak jauh dari masa-masa itu. Lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun. Sudah lama sekali, ya. Sekarang rasanya hari-hari ramai menjadi oranh dewasa.
Dulu, saat kecil ingin segera jadi anak gede. Begitu sudah gede, mau kembali jadi anak kecil saja. Hahaha...hidup oh hidup.
Duh, hampir kelupaan. Na Willa meski masih anak kecil, lagu-lagu yang ia dengarkan justru lagu orang gede lho. Soalnya ia dengar lagu yang didengarkan oleh Mak dari radio. Contohnya, Hesti...oh hesti yang dinyanyikan Lilis Suryani. Cobalah dengarkan lagu-lagu lawas itu. Merdu. Syahdu.
Sekian dulu baca buku edisi Na Willa jilid pertama. Nanti aku ceritakan lagi baca buku jilid duanya.
1 note · View note
detiklife · 3 years ago
Text
Arti Mimpi Dipatok Ayam, Benarkah Menjadi Tanda Keberuntungan?
Arti Mimpi Dipatok Ayam, Benarkah Menjadi Tanda Keberuntungan?
Arti Mimpi Dipatok Ayam — detiklife.com. Mimpi kali ini datang dari kejadian yang biasanya sering terjadi di kehidupan nyata. Apakah itu, jawabannya ialah mimpi dipatok ayam. Mungkin banyak diantara anda yang pastinya pernah mengalami kejadian dipatok ayam di kehidupan sehari-hari dan menganggap hal tersebut sebagai hal biasa saja tanpa punya maksud tertentu. Namun jika dipatok ayam dalam…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
tulisanmimi · 2 years ago
Text
Elegi
Rumah ini selalu gegap gempita di pagi hari. Bunyi spatula beradu dengan penggorengan untuk menghasilkan nasi goreng istimewa dilakukan oleh ibu. Disusul dengan riuh tawa hewan peliharaan bapak yang meminta makanan satu persatu, mulai dari kucing, burung dan ayam jago kesayangan Ucok. Tak lupa rebutan kamar mandi ala Bang Adam dan Aku sendiri.
Rasanya kami tidak akan berhenti adu mulut jika ibu tidak mengeluarkan nyanyian menggelegar "Bang Adam duluan yang mandi Din, bang Adam cuma mandi bebek, begancanglah mangko dak telat." Begitulah kami mengisi pagi hari, dengan segala rutinitas dan cerita-ceritanya.
Siapa sangka pagi ini adalah pagi terakhir gegap gempita di rumah itu. Pasalnya, siang ini, tepatnya saat bel jam istirahat berakhir, ibu menelpon. Tidak seperti biasanya, ibu menelpin saat aku masih di sekolah. Hatiku mulai was-was, apa yang terjadi. Ku angkat telpon itu, diseberang sana ibu mengawali dengan tangisan disusul dengan hembusan nafas yang berat.
"Din, bapak kecelakan. Nanti bang Adam yang jemput kamu di sekolah. Kamu sekarang siap-siap dan minta izin ke guru piket untuk pulang lebih awal ya. Nanti bang Adam juga yang bantu ngomong sama wali kelas kamu. Ibu tutup dulu ya." Deg. Aku terdiam beberapa saat. Aku bahkan tidak menjawab salam penutup dari ibu. Kaki ku terasa lemas. Setelah sepersekian menit aku mulai sadar, segera ku kemas buku-buku ku ke dalam tas. Kebetulan bang Adam juga sudah sampai ke kelas untuk meminta izin kepada guruku. Aku bergegas memeluk bang Adam dan ke rumah sakit. Di perjalanan kami saling diam. Sesuatu yang sangat jarang terjadi dalam hidup kami. Kami membiarkan satu sama lain untuk berdialog dan menenangkan diri sendiri.
Sesampainya di rumah sakit, ibu segera memeluk kami. "Ucok, Dina, Abang, bapak sudah berpulang. Bapak mengalami gagal pernapasan karena kecelakaan itu." Ku lihat ibu langsung luruh ke lantai. Ucok kebingungan karena dia masih berumur empat tahun, bang Adam berlari ke ruangan bapak. Lalu bagaimana dengan aku? Aku diam mematung, lima menit kemudian ku peluk ibu dan ku gendong ucok untuk menemui bapak. Kami berempat saling memeluk bapak sebelum jenazah beliau dibawa pulang ke rumah.
Selama ini, aku tidak pernah melihat ibu dan bang Adam menangis sedemikian adanya. Karena itu pula ku putuskan untuk mengambil tas ibu dan mengurus administrasi bapak. Ucok masih kebingungan, aku juga bingung bagaimana menjelaskannya. Ku putuskan untuk mampir ke kantin, membeli susu coklat dan jajanan kesukaan Ucok.
"Nanti, kak Dina akan jelasin ke Ucok tentang bapak. Sekarang Ucok nurut ya sama Kak Dina, Kakak sayang Ucok." Ku peluk erat ucok sambil menahan tangis.
Aku harus menjadi perempuan kuat untuk saat ini dan seterusnya. "Aku harus bisa bantu ibu dan bang Adam. Aku harus kuat." Demikianlah yang ku katakan pada diriku sendiri. Kehilangan bapak sekaligus cinta pertamaku, sesak sekali rasanya hati ini.
Izin tag mas @kurniawangunadi, tim @careerclass dan tim @bentangpustaka-blog
12 notes · View notes
arumoktaviani011 · 2 years ago
Text
The Story of Cico #2
PART 2
Nilo terlihat sangat menikmati sarapan paginya. Ikan segar yang Pak Mamat beli langsung dari pasar. Begitu katanya.
Cico menatapnya dengan perut kosong. Ia juga lapar. Apa Pak Mamat lupa memberinya makan? Apa sekarang Nilo menjadi prioritas utama? Urutan pertama jika menyangkut makanan?
Cico berkokok sekali lagi. Mengingatkan Pak Mamat bahwa ia juga perlu diberi makan. Pak Mamat menoleh ke arah Cico. Seolah bisa mengerti ayam jago kesayangannya belum mendapatkan jatah makannya. Segera beliau mengambil segenggam beras dan menaruhnya di piring plastik berwarna merah. Letaknya di dekat rak reyot yang seharusnya sudah dimuseumkan. Tempat Cico biasa makan.
Biji demi biji ia ambil dengan paruhnya. Menikmati biji padi yang berkualitas dari sawah Pak Mamat.
“Selamat pagi, wahai Cico, si ayam jago,” goda Nilo yang tiba-tiba sudah berada di sampingnya.
Cico yang tengah asyik menghabiskan sarapannya hampir tersedak.
“Astaga! Nilo. Sejak kapan kamu disitu? Bukankah kamu sedang menikmati ikan segar sarapanmu tadi?” tanya Cico setelah menyadari kehadiran Nilo.
“Sudah aku habiskan. Lezat sekali. Semoga besok Pak Mamat membelikan ikan lagi untukku,” Nilo berkata sambil menjilati kaki depannya.
Cico tidak menjawab. Gara-gara ikan itu, Pak Mamat terlambat memberinya makan.
“Cepat habiskan makananmu, setelah itu kita bisa bermain,” ajak Nilo.
Mendengar kata bermain membuatkan Cico lebih bersemangat dan sedikit melupakan kekesalannya.
Embun menetes dari dedaunan tanaman bunga. Menetes di atas rumput jepang yang juga dihiasi titik-titik air. Kabut mulai menipis. Sinar matahari mulai menampakkan silaunya. Udara dingin semalam perlahan menghangat.
Nilo berlarian terlebih di halaman. Sesekali berguling di atas rumput. Memperhatikan ekornya yang berkibas. Kemudian mengejar ekornya sendiri seolah benda itu adalah mangsa yang siap diterkam.
Cico muncul dari belakang rumah Pak Mamat. Dari jauh sudah terlihat Nilo yang asyik berguling-guling di halaman depan. Tak sabar ia untuk bermain bersama. Dipercepat langkah kakinya agar segera sampai pada tempat Nilo berada.
“Nilo, tunggu aku!” Cico berteriak.
“Oke! Cepat kemari!” sahut Nilo.
Pak Mamat mengeluarkan motor bututnya dari rumah. Honda Astrea Grand keluaran tahun 1994 berwarna merah. Ia beli bekas dari tetangganya. Mesin beliau hidupkan. Sambil menunggu sedikit panas, diperhatikan kedua peliharaannya itu. Terkadang si kucing bersiap-siap kemudian lari menubruk si ayam. Terkadang pula si ayam  berkokok dan si kucing seperti takut dan lari berbalik arah. Namun memang begitulah cara mereka bermain.
Pak mamat menaiki motornya dan berangkat menuju sawah.
**
“Nilo!” panggil istri Pak Mamat dari pintu depan rumahnya.
0 notes
mildblack12 · 6 years ago
Photo
Tumblr media
INTERBOLA – Sabung ayam, Barbel Ayam Aduan Berguna Untuk Kelincahan Sabung ayam online - Mengetahui Pembuatan Barbel Ayam Aduan dapat menjadi salah satu bahan dalam pelatihan ayam bangkok aduan jawara dalam menjalani arena laga. Source: INTERBOLA - Sabung ayam, Barbel Ayam Aduan Berguna Untuk Kelincahan
0 notes
o-agassy · 5 years ago
Text
Jati diri
Dulu waktu masih di tingkat mahasiswa, saya begitu idealis menjadi seseorang yang memegang prinsip. Pemikiran ini belum terbuka juga hingga lepas status mahasiswa di tahun ke lima perkuliahan. Dunia pasca kampus memang menawarkan berbagai keadaan yang tak ideal dan itu semua akan merubah seseorang menjadi apa nantinya.
Ada kosa kata yang dulu sering dipakai di kampus, yaitu kata “integralistik”. Integralistik disini adalah kata yang mewakilkan harapan agar semua jurusan dapat menjadi satu visi maupun misi untuk membawa nama baik dari Keluarga Mahasiswa Institut. 
Pada suatu waktu, ada acara yang mengharuskan seluruh jurusan ikut berpartisipasi. Tentulah momen itu akan diterapkan mengenai  konsep integralistik yang sepertinya harus dimaknai seperti ungkapan “NKRI HARGA MATI”. 
Penerapannya pada hal-hal yang bersifat dhohiriyah,yaitu harus memakai baju putih hitam, dan tanpa atribut jurusan yang memiliki khas sendiri-sendiri. Hampir semua jurusan mematuhi peraturan tersebut, namun ada satu jurusan yang bandel. Satu kompi maba jurusan mereka memakai atribut dasi warna merah, yang pada peraturannya diharuskan memakai warna hitam. 
Mereka cerdik pula, menyanggah dengan dipakainya isolasi warna hitam dengan lebar sejari yang ditempel di dasi mereka. Mereka berkilah tidak ada ketentuan yang spesifik. Ini Dasi mereka warna merah dan hitam, sudah ada warna hitam walaupun itu hanya isolasi selebar jari kelingking.
Dikatakan pada waktu itu, jurusan A itu tidak memiliki nilai-nilai integralistik yang tinggi, mereka arogan dan ego sektoral. 
Secara tidak langsung, saya mengamini hal tersebut serta turut serta memandang jurusan tersebut adalah jurusan yang arogan. 
Tapi, ketika sudah dewasa ini, saya ingin meminta maaf dan menganulir pemikiran tersebut. 
Premis 1: saya mengatakan bahwa jurusan A adalah jurusan yang arogan karena tidak mematuhi peraturan dan tidak membawa nilai integralistik
Premis 2: Jika dipikir-pikir kembali, justru jurusan A adalah jurusan yang memiliki integralistik tinggi. Karena ia tetap pada jati dirinya, dan tetap hadir di acara yang besar tadi. Ia tidak meninggalkan jati dirinya, dan ia mencoba untuk menyatu diantara ketidaksamaan warna jurusan tersebut. 
Bagi saya jati diri itu ada dan memang harus diperjuangkan. Jati diri tidak hadir serta merta dan gratisan. Seperti ungkapan di iklan rokok komersil, bakat adalah omong kosong, karena bakat juga perlu diasah, dan diasuh. Tak ada proses perjuangan untuk mencoba menemukan dan mengasah ya akan sama saja membuat pisau menjadi tumpul, tidak semakin tajam.
Hemat saya, mencari jati diri itu bagaikan proses dari seekor anak katak (kecebong) menjadi seekor katak dewasa. Kita tak bisa berpuas diri dengan satu pencapaian dan hasil yang bagus pada suatu fase hidup, karena kehidupan akan terus menawarkan ujian di fase-fase berikutnya
Anak katak itu pada awalnya belum mempunyai kaki untuk melompat, ia hanya memiliki ekor untuk berenang di dalam air. Kemudian ia berubah menjadi kecebong yang memiliki kaki, ia dapat belajar bergerak dan berjalan di tanah lembab pinggir kolam. 
Lanjut tahap berikutnya, ia menjadi katak muda yang masih memiliki ekor dari proses kecebong sebelumnya. Lalu fase terakhir adalah menjadi katak dewasa yang sempurna, bisa hidup di air dan di daratan.
Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan, semisal anak katak itu telah memiliki kaki dan menjadi katak muda, tapi ia masih berpuas dengan keadaannya yaitu mahir berenang. Apakah hal seperti itu bijak? Padahal ia harusnya sudah bisa move on dan bergerak lebih leluasa. Jangkauannya sudah lebih lebar lagi dari pada hanya sepetak kolam.
Bagi saya, filosofi ini bisa diterapkan untuk kesehatan mental kita. Jadi kita tidak terlalu terfokus akan keadaan diri dari masa lalu. 
“Lah kan aku cocoknya kerja di air, kenapa kok aku harus kerja di darat seperti ini?”
Tunggu dulu, jangan menjadi sumbu pendek seperti itu. Keadaan hidup kita akan terus berubah. Seringnya hidup ini berisi hal-hal yang tidak kita sukai dari pada hal yang kita sukai. 
Banyak hal yang membuat kita kecewa dari pada bahagia, walaupun kebahagiaan itu adalah hal suatu hasil dari usaha kita. Kita berharap untuk mendapatkan A, namun yang kita dapatkan adalah B. Lalu menjadi kecewa karenanya. Sungguh yang salah disini bukan pencapaian kita, tapi yang salah adalah harapan kita. 
Begitu pula dengan kecocokan kita pada suatu hal. Apabila memang kita belum berdamai dengan diri sendiri, maka yang ada hanyalah perang batin. Antara harapan dan kenyataan. Tiada lain kekecewaan adalah jawaban satu-satunya. 
Mencari jati diri memang susah, tapi bukan berarti tidak bisa untuk diusahakan secara maksimal.
Lagi-lagi coba saya gambarkan dengan apa yang mudah di sekitar kita.
Semisal kita menjadi seekor ayam, sebaiknya kita juga harus amanah menjadi ayam. Sempurnanya ayam itu bagaimana? Ayam nya jenis apa dulu? JIka memang ayam petelur, ya sempurnanya ayam petelur itu menghasilkan telur dengan kualitas bagus dalam jumlah yang banyak, sedangkan jika menjadi ayam jago pejantan, ya sempurnanya ayam jago adalah berkokok di pagi hari untuk membangunkan dunia beserta seisinya.
Jadilah sesempurnya peran kita seperti apa. Jangan malah menjadi ayam yang iri dengan kemampuan ikan yang bisa berenang, lantas ia kemudian mengadu kepada Allah Yang Maha Esa untuk bisa berenang seperti ikan di sungai itu. Kan namanya itu tidak amanah dengan peran.
Kita manusia sering kali berfikir demikian adanya. Iri dan dengki melekat dengan kita. Normal-normal saja sebenarnya jika kita bisa mengelola perasaan iri dan dengki itu menjadi sebuah energi positif untuk semakin amanah dalam menjalani peran.
Kita adalah keturunan Nabi Adam versi jalur nasabnya Qobil, bukan habil, jadi wajar aja kita memiliki rasa iri dan dengki (bercanda kuy).
Sudah, cukup panjang penjelasannya. Saya sendiri juga masih belum berdamai atas diri saya sendiri. Masih mencoba untuk mejadi manusia ruang yang dapat menampung segala pengetahuan dan menyimpannya di dalam rak-rak pikiran, Jika sewaktu-waktu saya membutuhkan, saya sudah punya bekal untuk mengatasi sebuah permasalahan.
Mencari jati diri memang unik, se-unik itu hingga kita tak dapat memberikan saran kepada kawan ktia yang sedang bersusah payah mencari jati dirinya, hingga kadang mereka mulai menyalahkan Tuhan karena sebuah alasan, mengapa aku harus dilahirkan di dunia yang tak adil ini?
Bintaro, 14 April 2020 | A. FIrmansyah
6 notes · View notes
indosabung · 4 years ago
Text
Sv388 Daftar Akun Judi Sabung Ayam
Tumblr media
Sv388 adalah situs judi sabung ayam online terbesar dan terpercaya di Asia. Menyajikan permainan big match serta menampilkan pertandingan fair play menjadikan sv388 di percayai sebagai website resmi dari pertaruhan online di Asia.
Nah, untuk sobat yang ing tahu seperti apa persamainan sabung ayam pada situs agen sv388, bisa langsung daftar disini.
Setelah anda mengisi form diatas, kemudian submit maka pihak bandar sv388 langsung menghubungi anda tidak lebih dari 5 menit.
Bagai mana menurut kalian, tekat untuk mencoba bermain sabung ayam secara online di agen sv388 ?. Jika benar, yuk langsung saja lakukan transaksi deposit bersama kita dengan minimal deposit Rp 25.000 ( 25rb ).
AGEN SV388 TERPERCAYA
Agen Sv388 Indosabung yang memiliki situs resminya Indobet303 adalah agen terpercaya yang memberikan seribu kemudahan bagi seluruh pemain, serta keuntungan yang berlimpah dari promo bonus win beruntun sv388 sabung ayam dengan 7 x.
Ada banyak game yang dapat kalian mainkan didalam web site sv388,. Seperti yang telah aku sebutkan terhadap baid ke 2 artikel ini. Dimana game selanjutnya berupa sabung ayam dan live casino. Untuk memperjelas daftar permainanya, selanjutnya ini admin bakal paparkan secara detail.
Sabung ayam merupakan style permainan mengadu ke 2 style ayam jago. Dalam permainan ini satu sama berasal dari unggas selanjutnya mesti dapat merobohkan lawanya. Bekal berasal dari pertarungan ini ialah pisau yang dilekatkan terhadap anggota belakang kaki. Sehingga tidak heran jika kita lihat didalam satu pertandingan terdapat ayam yang mati ditempat bersama dengan luka yang terlalu serius
Live casino adalah style permainan dadu, atau kartu yang tersedia didalam sv388. Adapun daftar permainanya berupa baccarat, sicbo, roulette dan dragon tiger. Didalam permaina, selanjutnya seorang custumer bakal memandu berjalanya permainan lve selanjutnya yang juga dapat kalian tonton secara langsung.
Itulah dia daftar memproduksi game online terhadap provider sv388. Demi memudahkan anda didalam melakukan deposit maupun withdraw, disini kita juga menyediakan sebagian akses bank lokal yang dapat kalian gunakan. Mulai berasal dari bank bca, bni, danamon, bri dan independent dapat kalian jadikan target deposit.
Untuk menaikkan mempermudah kalian didalam melakukan deposit, disini kita juga mengijinkan penggunaan dompet digital. Apa apa saja style nya ?. Oov, danan, sakuku, jenius, link aja gopay dan tetap banyak lagi dapat kalian jadikan sebagai alat melakukan transaksi deposit.
1 note · View note
depos128 · 5 years ago
Text
Info Lengkap Si Mistis Ayam Aduan Sisik Hijau Kering
Info Lengkap Si Mistis Ayam Aduan Sisik Hijau Kering – Dalam dunia sabung ayam aduan pasti semua botoh ingin memiliki ayam aduan yang berkualitas serta kuat. Dengan memiliki ayam aduan seperti ini kesempatan untuk  meraih kemenangan pertandingan menjadi lebih besar.
Ayam yang berkualitas biasanya dilihat dari sisik kakinya. Sisik kaki seperti kelihatan kaki buaya yang dipadukan dengan hijau…
View On WordPress
0 notes