#jurnalharian
Explore tagged Tumblr posts
Text
Memulai Kembali Menulis Jurnal Harian
Terakhir nulis di sini (buku buat nulis jurnal harian) ternyata 2 tahun lalu, tepat sehari setelah saya berulang tahun.
Bulan depan nominal usia saya bakal kembali bertambah. Meski sedihnya pertambahan usia tidak berarti secara otomatis banyak hal yang diangankan tercapai juga. Perasaan saya cukup sering diliputi ketakmenentuan karena banyak yang belum bisa diwujudkan.
Tapi, saya ingin berusaha tetap tenang. Kepanikan, kekhawatiran, ketakutan, seringnya tak membawa saya ke mana-mana.
Benar memang apa yang sering disampaikan Gus Baha bahwa meminimalisir melihat kenikmatan hidup orang lain adalah kunci kebahagiaan. Dan tak bisa dibantah lagi kalau pengaruh dari media sosial terhadap tingginya paparan informasi mengenai kenikmatan orang lain itu sangat tinggi.
"Kamu jangan sering melihat orang lain yang mungkin secara lahir dapat nikmat yang lebih tinggi ketimbang Anda. Kalau kamu enggak bisa ngelola hati Anda, Anda bisa hasud, bisa dengki. Paling tidak, Anda bisa enggak syukur."
- Gus Baha (dalam @bukusuhuf)
Kita (saya) harus pandai mendeteksi kerapuhan diri sendiri terhadap apa yang tersaji di media sosial yang memang pada prinsipnya serba terseleksi isinya. Kalau mental dirasa kuat, ya silakan berada di sana untuk menyerap banyak perkara yang positif--tapi tetap harus tahu waktu, jangan kebablasan.
Namun, bila diri tak cukup siap menahan gempuran perasaan membanding-bandingkan, lebih baik menarik diri dari sana dan lebih banyak melakukan aktivitas non daring.
Kalau pun harus berada di mode daring juga lebih banyak membaca apa yang tersaji di internet tapi bukan media sosial. Membaca lebih banyak opini di website koran, artikel ilmiah, tugas akhir, karya-karya sastra, dan informasi-informasi yang dapat menambah pembendaharaan wawasan serta mengajak otak untuk berpikir lebih banyak.
Pilihan lainnya podcast, agaknya ini masih relatif aman.
Cikondang, 26 Oktober 2023, 05.03 WIB
4 notes
·
View notes
Text
#51 Dua puluh tiga mac dua ribu dua puluh dua
Pagi lagi, aku dah kena bangun dan bersiap sebelum subuh. Ini kerana, teman wanita aku berserta dua orang rakan kami mengajak aku untuk berjalan di melaka. Disebabkan hari ini ada cuti ulang tahun kelahiran sultan johor, pejabat kerajaan tutup dari sebarang urusan kerja. Aku, selaku praktikal di jabatan kerajaan, dapat juga cuti.
Untuk perjalanan ini, kami nak singgah sarapan di melaka. Sampai melaka sekitar lapan setengah pagi, memang cun la nak sarap. Pada mulanya nak makan di warung roti canai kayu arang tapi tutup. Mungkin meraikan ulang tahun sultan johor jugak la kot. Jadi kami makan di warung pokok manggis. Makan takda la kenyang mana, pembahagian makanan pun sikit pada pendapat aku. Tapi ok la sebab lepasni nak menjelajah muzium. Perut kenyang sangat nanti termengah pulak.
Jadi muzium pertama yang kami lawati ialah muzium penjara. Kecik je sel banduan tu rupanya, cukup sedepa lebar, dan lebih kurang lima meter ke belakang. Ada la beberapa ayat penyesalan yang ditulis di dinding sel, serba satunya ada kisah tersendiri. Ada juga tayangan bontot kena sebat, memang terkemut la nak berak lepas tu.
Kemudian kami ke muzium kastam melihat barangan yang dirampas. Ada barangan khurafat, majalah lucah, barangan untuk menyeludup candu, dan helmet yang takda cop sirim. Patung seks pun ada ditayangkan yang mana patung tu mengikut konteks asal adalah terbogel, tetapi staf muzium buatkan coli untuknya.
Seterusnya ke muzium samudera. Ada tiga tempat yang dilawati di bawah tiket yang sama, iaitu muzium samudera, kapal samudera, dengan muzium tldm. Ada la kapal besar, sejarah pelayaran, dan bilik peta. Aku nak masuk dalam bilik peta sebab karier aku ada kaitan dengan peta. Tetapi biliknya terkunci, jadi tengok apa yang ada sahaja la.
Kemudian kami nak makan di the daily fix tetapi beratur sampai ke luar. Jadi kami minum tealive untuk tambah gula dalam badan sebelum beransur ke muzium terakhir, yang mana ia merupakan muzium utama di melaka.
Stadthuys.
Di stadthuys ada beberap lagi muzium yang menggunakan tiket yang sama. Di sana adalah letaknya sejarah zaman dijajah portugis, belanda, inggeris, dan jepun. Juga model perkahwinan masyarakat terdahulu seperti orang melayu, baba nyonya, portugis, dan india. Ada juga pameran contoh istana sultan melaka yang telah dirobohkan oleh penjajah. Serba lengkap la sejarah penubuhan kota melaka kalau lawat muzium di bangunan stadthuys.
Balik tu, kami singgah mandi di kampung teman wanita aku. Badan dah berkicap sebab berjalan di jonker walk di bawah terik mentari, jadi nak segarkan balik la sebelum kami makan ikan bakar di pesisir pantai siring. Lepas makan, kami beli air kopi untuk segarkan mata, dan pulang ke rumah.
3 notes
·
View notes
Text
Tinggi Banget Kamu!
Hai! Hari kedua Ramadhan. Alhamdulillah masih bisa bangun sahur tepat waktu. Aku mau cerita hari pertama puasa di tahun kedua pandemi menghampiri bumi. Aku senang puasa kemarin berjalan cukup lancar meskipun kemana-mana masih harus mematuhi prokes untuk kesehatan dan keselamatan diri serta sekelilingku. Suasana di sekitar juga masih sepi, tak seramai dan seriuh Ramadhan kala bumi baik-baik saja tanpa adanya wabah dan lain sebagainya.
Pekerjaanku juga alhamdulillah baik. Ternyata badanku kuat dan baik-baik saja setelah mengajar intensif tiga sesi di dua lokasi yang berbeda. Sebelumnya juga sempat ke tempat reparasi ponsel untuk mengganti baterai karena yang lama udah usang. Udah minta di lem biru. Moso baru ditambah daya penuh, eh ndak ada lima belas menit udah mati lagi. Kan nggak lucu! Susah aku nanti ngecek kerjaan juga stalking gebetan. Eh, emang punya? Ahaha. Nggak dhing. Nggak boleh juga kan? Jaga hati ini, lagi berjuang menjaga hati biar nggak oleng. Kagum boleh, mengharap lebih ntar dulu. Ahaha. 😅 Kasih warning sama diri sendiri biar puasa bisa membantu membersihkan hati.. Ihii..
Nggak puasa namanya kalau nggak ada ujian. Sepulang mengajar ternyata hujan datang kembali ketika aku sudah naik ojol. Aku yang ndak bawa jas hujan pun harus rela basah sepanjang perjalanan naik ojek menuju kosan. Was was dong. Ingat kan udah dua kali jatuh dari motor pas naik ojol? Salah satunya ya terjadi ketika hujan. Khawatir, takut, tapi ndak punya pilihan. Sepanjang jalan jadi makin kuat merapala doa dan sholawat. Ah. Mungkin ini cara Sang Pencipta membantuku supaya terus berdzikir bukan melamunkan dia yang belum tentu memikirkan diriku ini. Apa sih!
Eh tapi ada satu yang menambah pasokan kebahagiaan di hari pertama puasa kali ini lho. Aku ketemu Tyo! Remaja kelas 10 SMA yang dulu pernah belajar bersamaku sejak kelas 5 SD hingga 9 SMP. Bayangkan, aku melihatnya dari sejak dia krucil sampai hari-hari sebelum pandemi. Hanya setahun berselang dan kemarin tiba-tiba ketemu dia sudah menjulang dan berkumis. Astaga Tyo! Tinggi banget kamu! Tinggiku bahkan hanya sebahunya sekarang. Terharu ya Allah. Dia masih setia belajar di lembaga tempat ku menyambut rezeki Tuhan YME. Sudah 5 tahun lebih lho. Dia juga masih santun dengan menyapaku terlebih dulu. Padahal aku pakai masker lho, dan dia masih mengenaliku. Tapi sayang kami lupa berfoto. Tak apa, masih ada potret ketika anak ini kelas 5 dan 6. Ternyata begini ya jadi orang yang Tuhan izinkan buat menemani anak-anak belajar. Sebahagia dan seharu ini rasanya ketika melihat mereka tumbuh menjadi manusia yang baik, santun dan berhasil sesuai versi mereka. Allah memang Maha Baik. Selalu punya kejutan manis buat bikin diri ini bersyukur lagi dan lagi. Terima kasih ya Allah. Terima kasih juga Tyo dan para anak murid di luar sana. Dari kalian kami belajar, belajar untuk terus menjadi lebih baik, belajar untuk terus bersyukur dan belajar untuk selalu sabar kalau kalian lain pengen diperhatikan dan berulah. 😄😅
2 notes
·
View notes
Text
Rezeki
Keyboard laptop saya rusak beberapa hari yang lalu. Ketika dibawa ke tukang servis, tukang servis bilang laptop saya tipe yang agak sulit dibetulkan. Mencoba memperbaiki keyboardnya akan memakan waktu lama dan nggak worth it, gitu. Dia lalu menyarankan saya untuk membeli keyboard eksternal.
Pikiran saya langsung tertuju kepada keyboard eksternal berbahan silikon yang bisa dilipat dan digulung. Seorang teman yang pernah memakai keyboard semacam itu tidak merekomendasikan, karena terlalu lentur dan tidak nyaman. Saya pun browsing sebentar, melihat sekilas harga keyboard eksternal berkisar antara Rp25.000-Rp200.000. Niat membeli online saya urungkan karena butuh mengerjakan sesuatu.
Saya pun mengunjungi satu toko peralatan komputer. Keyboard eksternal untuk laptop sedang kosong. Adanya untuk komputer, yang panjang dan ada beberapa tombol berwarna merah itu. Harganya Rp40.000.
Kayak di warnet.
Saya beralih ke toko lainnya dan menanyakan keyboard eksternal untuk laptop. Pelayan (atau pemilik) toko mengeluarkan sebuah keyboard berwarna dasar putih dengan tuts berwarna minty blue. Cantik sekali. Dilengkapi dengan mouse. Harganya di atas Rp200.000. Saya menolaknya dengan alasan sudah punya mouse.
Kemudian pelayan mengambilkan keyboard kecil warna hitam. Cocok dengan laptop saya. Panjangnya juga pas. Harganya Rp80.000. Aduh, jujur setelah melihat harganya di marketplace, budget untuk membeli keyboard eksternal ini saya perkirakan maksimal Rp50.000. Saya pun bertanya apakah ada yang lebih murah.
Ada, tapi yang panjang dan besar untuk komputer. Persis yang saya lihat di toko pertama tadi. Harganya Rp60.000. Karena hari sudah sore dan malas balik lagi untuk beli yang lebih murah, saya akhirnya membeli di toko ini. Keyboard eksternal Rp60.000.
Begitulah rezeki bekerja. Barang yang kamu jual bisa jadi lebih mahal dari yang lain dan ditawarkan dengan cara yang sama. Pembeli bahkan sudah melihat yang lebih murah, tapi akhirnya membeli punyamu yang lebih mahal entah karena sebab apa. Jadi ketika sedang berjuang untuk sesuatu dan merasa usahamu sudah maksimal, tapi kok nggak dapat-dapat, tenang aja. Belum rezekinya.
3 notes
·
View notes
Text
berdebar
biarkan aku menceritakan kemudian mencernanya terlebih dahulu.
perasaanku gak enak, perasaan gak nyaman, berdebar, takut, dna kecewa.
takut ngerjain skripsi, pdhl tinggal ngetik.
takut semester ini bayar lagi, pdhl aku udh janji sama PA kalau semester ini akan selesai dan lulus.
semester ini udh selesai penelitian, tinggal ngolah data.
tapi dataku banyak, tiap ngetik mikir 'knp banyak bgt datanya, knp harus belajar hal baru, knp harus nyari jurnal lagi buat pembahasan.
rasa rendah diri, minder.
aku di depan orang lain 'santai aja, gpp pelan2, yg penting masih berjalan tidak berhenti di tempat'
setelah sendirian jadi mikir dan ngomong sama diri sendiri 'kamu udh sampai mana? rencana selesai kapan? yg lain udh berjalan, knp masih saja mengeluh tanpa mengerjakan?
udh bilang ke bapak 'pak, aku tinggal nyusun naskah, insyaallah semester ini selesai"
kecewa, yudisium tanggal 22 Juli 2022 dan ini tanggal 12 juli 2020, 10 hari lagi?
apakh bisa mengejar?
apakah diriku tidak sadar bahwa dirinya tertinggal jauh?
sadarlah dirikuu..
kurangi berbuat dosa membuang2 waktu.
udh saatnya membuat target dan to do list,
waktunya untuk bergerak.
semangat dirikuu..
gak perlu orang lain agar bisa mengerti keadaan kita, yg diperlukan cuma diri sendiri yg harus sadar diri.
aku selalu mendukungmu,
rule-12/7/22-20:21
1 note
·
View note
Text
"Masih banyak yang belum sempat kusampaikan kepadamu."
"Sebetulnya pengen banget ngungkapin semua hal. Apa yang aku rasain, apa yang ada dipikiran aku, apa yang ngebuat ini menjadi berat. Biar lega aja gitu. Tapi aku gak ada keberanian buat ngungkapin semuanya. And well akhirnya cuma bisa diem, anteng, dan seolah-olah tidak sedang terjadi apa-apa."
Aku tau, ini gak sehat, ini gak baik. Tapi mau gimana lagi?
-nurlinaism || 13 Jan 2020
#self reminder#self healing#self care#self love#self improvement#selfreminder#tulisanku#tulisan#catatan#catatan harian#catatan nurlinaism#nurlinaism#nurlinaismawati#cerita hari ini#jurnal#jurnalharian#jurnal harian
0 notes
Photo
Good morning world! I'm ready for today! 🙌
4 notes
·
View notes
Text
Bertujuan Demi Masa Depan
[Jurnal Harian #15]
Dalam bahasa Indonesia, awalan ber memikiki banyak makna. Ber yang berarti melakukan (e.g. ber-ubah), memakai (e.g. ber-baju), keadaan (e.g. ber-gembira), atau ber yang berarti memiliki. Dalam tulisan kali ini saya ambil ber yang berarti memiliki.
Ada yang bilang bahwa orang hidup punya tujuan akan teguh pendirian, tidak tergoyahkan, tidak labil, dan ungkapan-ungkapan lain yang menunjukkan keadaan mantap dalam menjalani hidup. Mereka bisa fokus memaksimalkan potensi yang ada pada diri mereka untuk meraih tujuan yang telah mereka tetapkan sebelumnya.
Islam mengenal dua sosok pemimpin istimewa yang hidup setelah zaman nabi Muhammad yang patut untuk kita jadikan teladan. Adalah Salahuddin al-Ayyubi dan Muhammad Al-Fatih.
Salahuddin al-Ayyubi dikenal sebagai sosok yang membebaskan Baitul Maqdis dari cengkeraman Salib, dan Muhammad al-Fatih yang berhasil menaklukkan konstantinopel–sebuah benteng terkuat di zamannya.
Sejak kecil Shalahuddin telah ditempa untuk menjalani hidup yang keras. Ia dididik untuk menjadi seorang pemimpin yang kelak akan mengambil alih tampuk kekuasaan Islam.
Begitu pula yang terjadi pada Muhammad al-Fatih. Beliau dididik oleh guru spiritualnya untuk menjadi pemimpin yang bakal menaklukkan konstantinopel. Sejak kecil Muhammad al-Fatih telah diperlihatkan benteng konstantinopel dari kejauhan. Ia dididik untuk menjadi seorang pemimpin yang bakal menaklukkan konstantinopel, dimana pemimpin yang bisa menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin, dan pasukan yang dipimpinnya adalah sebaik-baik pasukan.
Walau keduanya hidup di era berbeda, mereka memiliki kesamaan yakni dalam mewujudkan sesuatu yang dianggap mustahil dilakukan pada era tersebut. Apa yang orang anggap mustahil dilakukan bagi mereka adalah suatu keniscayaan.
Kemampuan mereka mengorganisasi pasukan, mengelola negara, sangat luar biasa.
Sedikit banyak dilandasi oleh adanya tujuan hidup yang jelas. Baik Shalahuddin maupun Muhammad al-Fatih memiliki sebuah tanggungan ataupun misi yang harus mereka selesaikan.
Saya rasa dengan adanya misi yang jelas, mereka lebih efektif dalam merancang langkah-langkah untuk mencapai goals-goals. Mereka tidah mudah goyah, istiqomah, ataupun mengalami demotivasi akibat lingkungan ataupun dari diri sendiri.
Hal tersebut diperkuat dengan pendidikan agama yang mereka dapat. Mereka mendapat bimbingan dan gemblengan dari mentor-mentor yang berilmu luas dan berpengalaman. Dengan mentor yang tepat mereka bisa menemukan tujuan, dan meraih kematangan pribadi dengan lebih efektif dan efisien.
Bogor, 25 Des. 2017
0 notes
Text
Harta, Makanan, dan Ilmu
Jurnal Hari ke-2
Habis isya, saya diajak untuk ngaji sambil memperbaiki pengucapan dalam membaca Al-Quran. Alhamdulillah, banyak yang salah juga, terutama tajwid. Kemudian, guru ngaji saya bercerita tentang salah satu yang hafidz quran berdasarkan actual experience. Seorang kakak yang iri dengan ilmu adiknya. Adiknya ini populer dan sering mengisi kajian keilmuan kitab-kitab kuning. Akhirnya, kakaknya ini berdoa kepada Allah supaya bisa populer seperti adiknya dan dibutakan matanya agar bisa jadi hafidz quran. Doanya langsung terkabul dan buta.
Setiap hari dia menghafal al-quran melalui pendengarannya dan akhirnya menjadi hafid quran. Setelah menjadi hafidz, mulai dia menjadi populer dan sama seperti adiknya. Saya mulai belajar dari sini, selagi kita punya Allah. Masalah dan keinginan yang kita inginkan insha allah diselesaikan atau dikabulkan keinginan yang kita pengen. Hanya perlu diperhatikan dalam adab berdoa, terutama makanan yang kita makan. Nabi Adam turun ke bumi karena masalah makanan. Artinyya makanan yang kita makanan kalau bersumber dari kurang baik. Bisa jadi doa kita tidak terkabul. Contohnya saja Nabi Adam karena Allah tidak boleh makan buah yang saat itu dilarang memakannya. Nabi Adam makan dan disuruh turun ke muka bumi
Selain itu juga, harta yang kita dapatkan perlu diperhatikan. Soalnya berpengaruh terhadap keberkahan. Walaupun banyak harta yang kita dapatkan. Namun, didapat secara tidak halal. Efeknya akan terasa di kehidupan sehari-hari.
Saya juga kagum dan malu kepada beliau. Walaupun sudah umur 50 tahun. Semangat belajarnya sangat tinggi. Beliau emang spesialisasi di kitab gundul dan tahsin. Beliau pun mengisi beberapa kajian di pondok tahfidz. Ini jadi pecutan untuk diri pribadi jangan hanya puas diri. Lakukan percepatan semaksimal yang bisa dilakukan atau tembus rasa maeroh diri ini. Saya tutup dengan kutipan dari Steve Jobs “ Stay Foolish, Stay Hungry.”
Bandung, 6 September 2017
Fathie Timasdika
0 notes
Text
Bersapa
Satu tahun lamanya saya berhenti menulis tentang apapun. Bahkan menulis jurnal pun saya tinggalkan. tadinya saya pikir memilih berhenti untuk menulis sejenak tidak akan berdampak apa-apa dalam hidup saya. Tetapi iya saya salah, saya kehilangan fokus pada tujuan awal yang sudah saya susun, serta pemikiran yang bergejolak dalam otak saya menjadi sesuatu yang lalu saja. Semua itu karna buku jurnal saya tertiggal di Kampung Halaman selama saya merantau.
lalu kenapa tidak menulis di blog seperti yang saat ini saya lakukan?
pada waktu itu saya manja, tidak mau menulis jika bukan di buku jurnal. entah mungkin hanya kelemahan saya saja, tetapi rasanya mengetik di atas keyboard dengan menulis dengan pena berpengaruh dengan susah mudanya saya dalam merangkai kalimat.
Untuk saat ini saya sudah memutuskan untuk bersungguh-sungguh dengan setiap tulisan. Meskipun yakin untuk diterima dalam dunia menulis ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar. semoga saya bertahan dan mendapatkan barang sedikit-demi sedikit perhatian kalian. hehe
0 notes
Text
Selain dendam, penderitaan seringkali menjadi sumber motivasi terbaik untuk memacu kita terus bergerak. Iya, emosional kadangkala lebih mengambil peran lebih banyak dalam diri kita.
#JurnalHarian #3/365
0 notes
Text
Perayaan Sederhana Penuh Makna
youtube
Kemarin adik saya berulang tahun yang ke-23. Dari beberapa hari sebelumnya saya tempat terpikir untuk memberinya kejutan. Terpantik ide buat membelikannya jaket, hoodie, atau apa pun yang semisal.
Hanya saja uang saya enggak cukup. Honor bulanan ngajar (3 kelas dalam seminggu) hanya cukup buat saya jajan (nominalnya sengaja tidak saya cantumkan di sini). Jangan bayangkan jajan yang mahal-mahal, paling jajan kelapa muda murni, bakso, snack, dan sejenisnya.
Mamah menjelang Magrib meminta saya untuk membelikan ulang tahun buat adik. Tapi, bakda Magrib Mamah berubah pikiran. Beli sate saja katanya, soalnya enggak ada lauk buat makan malam. Besok saja beli kuenya, begitu kurang lebih. Mamah memberi saya uang Rp. 30.000,-, Rp. 20.000,- untuk membeli sate, dan sisanya untuk jajan yang asin-asin.
Saya pergi ditemani A Heri, tetangga depan rumah untuk membeli kue ulang tahun ke Manonjaya. Jaraknya mungkin sekitar 15 KM dari rumah. Meskipun mamah menyuruh buat beli besok, kararagok, sekalian saja beli kue ulang tahunnya sambil beli sate.
Untuk kue yang tidak mahal-mahal banget, saya ada uang. Enggak banyak, cuma Rp. 100.000,- dengan target kue yang dibeli Rp. 60.000,-. Tapi, ternyata tidak ada. Adanya yang terjangkau, Rp. 50.000, dan harga di bawahnya, serta Rp. 100.000,- dan Rp. 150.000,-. Saya pilih yang Rp. 50.000,- saja. Pertengahan.
Lalu, saya membeli hit refill pesanan teteh sekalian makroni dan kripik asin lainnya. Untuk sate, saya membelinya di tukang sate langganan a Heri, tidak jauh dari tempat beli kue. Sayangnya, hanya tersisa 12 tusuk saja dan a Heri mempersilakan buat saja saja katanya. Tadinya memang a Heri mau beli juga.
Mumpung di Manonjaya, saya mengajak a Heri buat ngopi dulu di salah satu Caffe di dekat tempat beli sate. Seingat saya, ini kali kedua saya minum kopi di Caffe, saking jarangnya. Alhasil, karena kelamaan di sana, orang rumah makan dengan lauk seadanya. Sampai di rumah pukul 20.30-an. Hampura Mah, Pa!
Setibanya di rumah keponakan saya sudah lelap tidur. Pada selalu antusias saat ada perayaan ulang tahun. Kami merayakannya ber-5, saya, adik, teteh, bapak, dan mamah. Kakak ipar saya di lantai atas sedang merawat tanaman peliharaannya.
Bapak memimpin doa dan kami mengamininya. Doa yang saya ingat adalah agar adik saya sehat dan tercapai segala cita-citanya. Begitu pun dengan kami, saya dan teteh dan intinya semuanya agar sehat dan berkempatan pergi ke Baitullah. Saya mengambil beberapa gambar dan video untuk kemudian mengeditnya di Capcut—sebagai dokumentasi.
Perayaan sederhana ini sejak beberapa tahun belakangan kami rutinkan di rumah. Simpel tapi bermakna. Senantiasa ada percik bahagia pasca merayakannya. Ini salah satu cara kami untuk merekatkan keharmonisan dalam keluarga. Semoga bisa terus istiqomah diadakan di tahun-tahun mendatang.
Bulan depan saya juga akan menginjak usia baru. Apakah akan dirayakan juga? Entahlah. Tapi, berharapnya sih iya. He.
Cikondang, 27 Oktober 2023, 05.16 WIB
1 note
·
View note
Text
#65 Tujuh april dua ribu dua puluh dua
Kelas harini agak hambar melainkan kelas melukis peta. Itu sahajalah kelas yang ada maklumbalas antara pelajar dan pensyarah, yang lain tu bukan salah pensyarah, tetapi pelajar dah penat kerana kelas pada pukul dua petang. Walaupun tak meriah, tetapi kami layankan sahajalah apa yang disampaikan dan tetap memberi respon tatkala beliau memanggil pelajar secara rawak.
Harini aku berbuka beli makanan di grabfood kerana penat nak keluar. Aku beli nasi lemak marrybrown yang berharga lima belas ringgit, namun aku tebus mata ganjaran, jadi dua belas ringgit. Nilai ini adalah satu penjimatan besar kerana kalau aku pergi ke bazar ramadan, aku boleh habis sekitar dua puluh ringgit. Satu bungkus makanan dalam enam hingga lapan ringgit, air dalam empat ke lima ringgit, dan sedikit kuih dalam lima ringgit. Kalau ikutkan, tanpa kuih, boleh sahaja kenyang. Tetapi menurut nafsu, itulah jadinya.
Malamnya, kami ke cumart atas alasan moreh (sekali lagi). Aku beli aiskrim kon, empat ringgit harganya. Aku kira okay la aiskrim, semasa pertama kali menerjah lidah, gusi aku agak sensitif dengan manis dan sejuk aiskrim tu. Tapi dah lama sikit, dah okay dah. Aiskrim pun tak terlampau manis, lembut saja di mulut.
Esok hari jumaat, aku dah tiada kelas. Tugasan pula aku dah siapkan pada malam ini. Jadi aku boleh rehat dan tenangkan fikiran. Semoga kegusaran hati ini hilang secepat yang mungkin.
0 notes
Text
Tetap Tenang!
Hari ini capek pake banget sumpah. Naik kereta udah mau turun, pas mau ambil tas, tasnya putus dong talinya. Gara-gara keburu sih :( aku bingung sumpah. "Tapi tetep stay cool. Gaboleh keliatan panik." dalam hati terus aja bilang gitu. Mau aku coba pasang lagi gabisa :(( untung ga berat, jadi masih bisa aku peluk. :') Ya Allah..
Malu gak malu sih, coba tadi gak aku tarik pasti talinya gak akan putus. Andai waktu bisa diputer ke beberapa menit yg lalu. Aku sadar dong trus langsung mikir lagi. "Sttsss kalo berandai-andai gaakan selesai masalahnya." Jadi yaudah tenangin diri, gausah dipeduliin toh gaada talinya masih bisa kamu peluk. :') buat pelajaran aja. Jadi orang gaboleh grusak-grusuk.
-nurlinaism// Sby, 15 Desember 2019
0 notes
Text
Siram dan Tenteram
[Jurnal Harian #14]
Ibarat pohon yang akan melemah dan kering saat kekurangan air, maka begitulah adanya dengan keimanan yang bersemayam dalam hati. Adakalanya kering karena terlalu lama tidak diberi siraman rohani. Al-Qur’an juga telah menunjukkan adanya hal ini,
“Supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).”(QS. Al-Fath: 4).
Kemarin hal ini begitu saya rasakan ketika terlalu lama terpapar ilmu-ilmu duniawi saja. Saya merasakan adanya hidup hanya terburu-buru saja. Mungkin begitulah akibatnya jika kita lupa dengan Sang Pencipta.
Saat menghadiri kajian bisa saja materi yang disampaikan pernah kita dengar. Tapi kita harus ingat, dengan mengikuti kajian kita berusaha untuk mengingat Allah, dan dengan begitu Allah akan mengingat kita.
“ Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat (pula) kepadamu…” (QS Al-Baqarah: 152)
Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thabari berkata menafsirkan ayat di atas, “Yang dimaksud Allah dengan firman-Nya ini adalah ingatlah Aku, wahai kaum mukminin, dengan kalian menaati-Ku dalam perkara yang Aku perintahkan kepada kalian dan dalam perkara yang Aku larang. Niscaya Aku akan mengingat kalian dengan rahmat-Ku dan pengampunan-Ku terhadap kalian.”
Jadi, selain mendapatkan ilmu baru dengan mengikuti kajian kita juga akan mendapatkan rahmat dan ampunan dari Allah. Hal ini lah yang seringkali dilupakan. Mungkin saya terlampau sombong dan lupa bahwa saya mendalami ilmu-ilmu duniawi, tetapi mendangkalkan ingatan saya akan sumber dari ilmu tadi, yaitu Allah. Maka tenteramlah hati dengan Allah yang telah memberi rahmat.
Bogor, 22 Desember 2017
Sumber : https://rumaysho.com/13108-dalil-iman-itu-bertambah-dan-berkurang.html
0 notes
Text
Jurnal Harian: Males Tapi Engen Kuliah
Hari ini saya baca komik2 fisika lawas sama nonton dokumenter Abdus Salam. Apresiasi buat semua dokumenter terkait dunia fisika, walaupun buat yg ini muatan politiknya kuat banget. Jadi inget kata2 Pa Erwin: Sejarah dipilih dan harus memilih mana yang benar.
Muncul keinginan buat balik lagi belajar fisika. Apalagi pas liat Paul Dirac. Dari elektro ke matematika terapan ke mekanika kuantum. Bikin banyak persamaan. Semoga bisa juga saya, yg pertanian, ikutin jejak karirnya. Toh kalau lulus gelarnya masih S.T.
Cuman kalau lulus S1 umur 25 apa masih kekejar wkwk. Penelitian yg sekarang, walaupun terhitung maju buat jurusan, paling banter bikin faktor koreksi persamaan. Hal yg mudah banget kalau datanya ada. Yg ribet cuman bikin “alat” penelitiannya, karena kampus tutup dan pengukuran harus presisi. Tapi soal ini juga tinggal nunggu data purna. Kuliah aja yg berantakan gara-gara banyak bolos (lagi). Kalau udh di poin ini passion kayaknya engga bisa dijadiin kambing hitam (lagi).
Lanjut dari sini ambil matematika terapan kayaknya asik juga. Biar kayak Dirac, siapa tau bisa nyasar (lagi) ke fisika, jurusan lama tercinta (pada waktunya).
Atau ganti nama atau ngasih nama anak Dirac. Jadi kalau dicari ibunya/orang dirac dimana, tinggal bilang, dirac!, hehe
0 notes