#januari2024
Explore tagged Tumblr posts
amelianurhabibah · 11 months ago
Text
Tumblr media
Mari sama-sama bersyukur untuk hari-hari sebelumnya, untuk sedih, bahagia, suka, duka, senang, susah di tahun 2023.
الحمدالله رب العالمين...
Amel, disetiap perjalanan kita disini, akan selalu ada hal baik didalamnya, yakin yaaa... 🩶
20 notes · View notes
jurnalweli · 10 months ago
Text
Recap Januari, si Bulan Sulung
Kali ini aku ingin mengingat kembali hal-hal atau kejadian yang telah terjadi di Januari yang harapannya bisa diambil hikmah dan menjadi bekal perjalanan ke depannya.
1. Mengikuti KLIP 2024
Di akhir tahun 2023 aku memutuskan untuk mendaftar KLIP 2024 dan mulai menulis tepat di tanggal 1 Januari 2024.
Lagi lagi, strong why dan ridho suami adalah kunci.
Maka tanpa berpikir panjang dengan tanpa ekspektasi berlebih dan modal bismillah mari kita mulai.
2. Ternyata, ibu rumah tangga itu ...
Ketika single, aku pernah memiliki keinginan setelah menikah nanti ingin menjadi ibu rumah tangga tanpa membayangkan rutinitas yang melelahkan dan monoton. Tanpa juga berpikir bahwa justru tidak ada liburnya, kapan saja dibutuhkan oleh customer keluarga terutama anak apalagi anakku masih bayi. Tentang diri sendiri sudah tak lagi menjadi prioritas.
Meski begitu, fitrahnya wanita adalah mengelola rumah tangga dan mendidik generasi. Maka, kuupayakan segalanya untuk meraih ridhoNya meski dengan di rumah saja.
Semoga Allah kuatkan dan berkahi segala pilihan kita yang telah Allah tetapkan. Tak adanya keluarga di sekitarku juga menguatkanku untuk di rumah saja agar bisa membersamai tumbuh kembang anakku.
3. Jatuh dari ranjang
Ternyata, aku mengalami juga. Merasakan panik dan rasa bersalah sebagai ibu karena tidak bisa menjaga anak dengan baik. Iya, meskipun aku merasa tidak benar-benar lalai. Sebab, yang pertama adalah aku sedang ke kamar mandi dan anakku masih tertidur. Kedua, aku tidur lalu terbangun dan masih sangat mengantuk sampai tak sanggup mengawasi dan tiba-tiba terjatuh. Jatuh yang pertama alhamdulillah tidak ada bekas sakit. Namun, jatuh yang kedua bibirnya sampai mengeluarkan darah. Alhamdulillah dia tidak menangis lama.
Dengan kejadian yang tidak sengaja ini, aku yakin meskipun jatuh Allah menjaga anakku
karena keadaannya setelah jatuh masih terbilang aman. Alhamdulillahnya suamiku justru menenangkanku dan tidak menyalahkanku.
4. Semangkuk seblak
Beberapa postingan kutuliskan tentang kebaikan dan keromantisan suami versiku.
Meski sederhana aku sangat bahagia. Aku menuliskannya agar menjadi ingatan di kemudian hari dan terus kusyukuri.
Sebab, begitu mudah perempuan melupakan kebaikan suami di saat ia begitu emosional dan yang teringat adalah kekurangannya.
5. Aku mengantuk
Sejauh ini, malam adalah waktu yang pas untukku menulis dan menyetorkan tulisan di KLIP. Sehingga tak jarang aku merasa mengantuk tak tertahankan bahkan aku pernah melewatkan satu kali tak menyetorkan karena tertidur. Tak ingin menyerah begitu saja, aku tetap ingin bisa menyetorkan tulisan setiap harinya.
Kejadian yang lalu kujadikan pelajaran bahwa aku perlu mengondisikan tempat dan keadaan akan tidak membuatku ketiduran, hehe.
Dan di akhir adalah bonus. Aku tidak memasukkannya pada poin. Tepat di akhir Januari ini rumahku kebanjiran karena hujan turun sangat deras. Bedanya biasanya banjir itu dari luar masuk ke dalam tapi unik dengan kejadian di rumahku. Banjir dari dalam lalu keluar, hehe. Aku tak tau bagaimana tapi meski repot karena hanya berdua dengan anak aku bisa mengondisikan rumah.
Karena anak sudah sangat bereksplorasi maka yang dipesankan suami adalah selamatkan buku-buku yang ada di lantai karena bayiku akhir-akhir ini menurunkannya dan cabut terminal listrik yang tergeletak di lantai.
Sekian penutup di Januari 2024. Semoga ada kebaikan yang bisa diambil, jika ada yang kurang berkenan untuk dibuang jauh-jauh.
Sampai jumpa di Februari, akankah ada yang berbeda?
1 note · View note
rainbowjxrnal · 11 months ago
Text
Jan, 4th 2024
Holaaaaaaaaaaaaa mami, como estas?
Ketemu lagi di hari ke-3 jurnal Iza. Masih belum dapet 1 milyar ya, kita tunggu saja ⸜(。˃ ᵕ ˂ )⸝♡
Anyways, update tidur hahaha aku tidur jam 9 karena mengejar target tidur 8 jam yuhuu~ tapi tetep sih tidurnya ga deep-sleep gitu, entah kenapa aku tuh kalau tidur suka kebangun gitu 3 jam kebangun 3 jam kebangun atau 2 jam kebangun 2 jam kebangun gitu, apakah kurang olahraga? iya sih kayaknya... wkwkwk
Astagfirullah, dari kemarin teh pengen olahraga gitu tapi kenapa sih.......................................... jangan gitu ah, Za. Ini kan untuk diri kamu juga.
PENGEN NGE GYM. Pengen banget nge gym. Atau setidaknya ikut kelas olahraga apa gitu. Padahal kemarin udah ngomongin sama Fanny tapi belum dijalanin aja. Nanti deh aku coba ajakkin dia ke FitHub nya. Semoga aja ya dia beneran mau:( aamiin.
kemarin sore pas aku pulang kantor sebelum solat maghrib aku mandi kan, seger gitu kerasanya. Apalagi kalo mandi sambil nyium aroma terapi ya keknya oke banget tuh? Ngaruh ga sih kalo mandinya pake shower?:( Pengen sesuatu yang relaxing gitu...
Beli ah aroma terapi, biar otot-otot relax chill chill hehehe.
༼ つ ◕_◕ ༽つ🍰🍔🍕
I'm so excited karena note book ku akhirnya sampeee ihiiiyyy... mau mulai jurnaling di buku nih aq.. beharap bisa memperbaiki habit dan katanya sesuatu yang kita tulis dan manifest tuh bisa jadi kenyataan Amiin InsyaAllah.
Kemarin aku belinya binder sih, salah ga ya? wkwkwk sebenernya biar bisa gnti kertas atau tambah kertas tanpa harus robek gitu soalnya kadang suka ga sreg sama tulisan atau rencananya, kan harus tertulis dengan baik ya.
Kayaknya cukup sekian tulisan aku di hari ini deh wkwkwkw makin sini makin sedikit ya yang di tulisnya („• ֊ •„) gapapa ya, yang penting konsistensinya aja. Semoga bisa aamiin.
0 notes
nasykuching · 11 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Hi!! My sh🌸p is open now!!
You can find my ORV and Tondemo Skill merch
🌟IMPORTANT INFO🌟
- Pre-Order: 12-29 Januari2024
- Shipping: start from 12 February 2024 (local) and 26 February 2024 (international)
🌎 nadmerch.bigcartel.com 🌎
🍏 tokopedia.com/nadmerch 🍏
🍊 shopee.co.id/nadiasyahda 🍊
205 notes · View notes
rumahzakat-cilegon · 10 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Rumah Zakat dan PPDI Banten Berikan 50 Paket Sembako untuk Warga Kurang Mampu di Ciwandan
Cilegon - Rumah Zakat, bekerja sama dengan PPDI Banten, menyalurkan 50 paket sembako kepada warga kurang mampu di wilayah ring 1 Pelindo Regional II Banten, khususnya di lingkungan Ciwandan, RT/RW: 02/01, Kel. Kepuh, Kec. Ciwandan, dan Lingkungan Rombongan, RT/RW: 01/01, Kel. Kepuh, Kec. Ciwandan. Penyaluran dilaksanakan pada hari Rabu, 31 Januari 2024, siang.
Saefulloh, Ketua RT Ciwandan, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Rumah Zakat dan donatur. "Terima kasih Rumah Zakat dan Donatur yang sudah peduli kepada warga kami. Rata-rata yang mendapatkan paket sembako ini adalah para janda dan jompo di lingkungan kami," katanya dengan penuh apresiasi.
Ibu Sarkamah (60th), salah satu penerima manfaat, juga mengucapkan terima kasih kepada Rumah Zakat. "Alhamdulillah, terima kasih Rumah Zakat dan Donatur, semoga sukses selalu," ucapnya dengan penuh haru.
Humaedi, Program Leader Rumah Zakat Cilegon, menjelaskan bahwa pemberian sembako ini merupakan wujud kepedulian dari donatur PPDI Pelindo kepada warga sekitar, yang dititipkan melalui Rumah Zakat. "Kami berharap bantuan ini dapat meringankan beban warga yang membutuhkan dan membawa keceriaan di tengah-tengah mereka," tambahnya.
Kerjasama antara Rumah Zakat dan PPDI Banten ini mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama. Mereka berharap bahwa bantuan ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat yang membutuhkan.
RumahZakat
RumahZakatCilegon
Januari2024
PPDI
BantuanSembako
0 notes
jurnalweli · 10 months ago
Text
Pantang Menyerah
Hari ini adalah hari ke-30 aku mengikuti KLIP dan telah rutin setoran selama 29 kali. Aku pernah melewatkannya sekali karena mengantuk yang tak tertahan. Meski sedikit menyayangkan tapi tak apa karena tak semua harus sempurna. Awal mengikuti KLIP aku tak memiliki target apa-apa, hanya mulai aja dulu. Selebihnya aku dikuatkan dengan strong why yang pernah kutulis di hari pertama. Namun seiring berjalannya waktu aku mulai memiliki ambisi dan keinginanku bulan Januari ini adalah dengan rutin menyetorkan setiap hari tanpa absen karena jika absen sekali saja tanpa alasan besar kemungkinan akan malas dan mudah menyerah untuk melanjutkan. Maka, sekali absen kala itu membuatku sedikit menyesal tapi aku tak mau berlarut-larut toh aku sudah melebihi batas minimal setoran. Dan selanjutnya adalah aku harus tetap mengupayakan setoran setiap hari.
Dilanda mengantuk yang tak tertahankan sebenarnya tidak terjadi pada hari aku tidak setoran tapi pada hari yang lain juga. Sebagai contoh adalah kemarin, Senin, 29 Januari 2024. Hari itu aku memiliki tugas lain yang harus aku selesaikan dan batas pengumpulannya adalah pukul 24.00 wib. Tugas tersebutlah yang menjadi prioritas untuk kuselesaikan terlebih dahulu yang kurang lebih membutuhkan waktu 2 jam yang dimulai dari pukul 20.00 wib. Setelah mengumpulkan tugas barulah aku menulis untuk disetorkan di KLIP. Kalimat pertama, mengantuk. Kalimat kedua, mengantuk. Hapus. Dibaca ulang, aneh. Hapus. Membuat kalimat baru, mengantuk. Begitu seterusnya. Lalu aku beranjak dari kursi untuk minum dan mencari cemilan dengan harapan menghilangkan kantuk. Mulai hilang sedikit dan melanjutkan menulis. Tak lama, mengantuk lagi. Begitu seterusnya. Aku tetap berusaha melanjutkan menulis bagaimanapun yang kutulis. Apakah banyak kata yang salah ataukah setiap kalimatnya tidak berkesinambungan, aku tetap melanjutkan dan akhirnya aku fokus pada Jumlah kata. Ketika mengantuk, berpikirpun sudah tak sanggup. Ketika sampai di titik terakhir dan dicek ulang ternyata Jumlah katanya masih kurang beberapa. Akhirnya memaksa sebisanya. Baca saja, mungkin akan aneh hehe.
Lalu bagaimana bisa bertahan hingga selesai?
Salah satu kunci lainnya mengapa kali kemarin aku bisa bertahan sampai menyetorkan tugas adalah karena aku mengerjakannya di meja kerja sehingga jika mengantuk aku masih bisa sadar dan mengupayakan untuk selesai. Sedangkan sebelumnya aku mengerjakannya di kamar di atas kasur sambil rebahan dengan lampu tidur. Sempurna, mana bisa aku menahan diri. Namun jika aku di kasur, sekali mengantuk bisa tidak sadarkan diri.
Sehingga tempat dan kondisi yang mendukung itu perlu, ya.
Harapannya semangat ini bisa bertahan hingga akhir dengan skripsi yang membahagiakan.
Besok, akankah kita menerima raport bulanan?
Jangan lupa, besok menyetorkan lebih awal ya!
0 notes
jurnalweli · 10 months ago
Text
Drama Pagi Hari
Hari ini adalah hari Senin. Sejak dini hari aku sudah bergelut dengan dapur. Sebelumnya aku telah tidur terlebih dahulu dan bangun lebih awal untuk menyiapkan makan sahur. Setelah makan sahur siap, kulanjutkan dengan membuat snack yaitu pisang barongko untuk Hamka. Urusan dapur telah selesai, maka kutinggalkan dalam keadaan pisang barongko masih dikukus. Sembari menunggu matang, aku beralih dengan menyetrika. Sejak saat itu aku seketika lupa bahwa sedang mengukus makanan. Ternyata di tengah-tengah aku menyetrika tiba-tiba Hamka menangis terbangun. Kala itu masih pukul 03.00 wib. Akhirnya kususuin dan aku semakin lupa bahwa kompor masih menyala.
Ketika aku akan menyusui suami bertanya dalam keadaan mengantuk, “kompornya udah dimatiin?”
“Udah, aku udah selesai masak dari tadi,” jawabku.
Sampai akhirnya aku mencium bau tidak sedap ketika sedang menyusui. Apakah aku seketika teringat? Tidak. Aku masih saja lanjut menyusui sembari beberapa kali mengendus mencium dan bertanya-tanya dari manakah bunyi tidak sedap ini berasal?
Selesai menyusui aku langsung beranjak menuju ke dapur dan ternyata benar saja, aku langsung teringat dengan pisang barongko tadi. Kumatikan kompor, kubuka penutup panci dan ternyata sudah menghitam pekat. Pisang barongko berjumlah 4 wadah dan semuanya sudah menghitam. Air dalam panci juga sudah benar-benar habis. Alhamdulillahnya, panci tidak sampai menghitam namun food container semua menghitam. Alhamdulillah (yang kedua setelah bangun tidur adalah ) aku tidak marah setelah mendapati kejadian seperti itu. Baik, Alhamdulillah.
Dilanjutkan dengan kejadian kedua. Hamka jatuh dari ranjang untuk yang kedua kalinya. Dimana kami? Sedang apa kami? Bagaimana bisa? Apakah ada luka?
Hamka dan aku berada di kasur. Aku sedang tidur karena masih ngantuk berat dan sengaja untuk istirahat sejenak. Dan Yanda sedang berada di kamar mandi membilas clodi. Tiba-tiba terdengar tangisan dan kucari Hamka ternyata sudah tidak ada di kasur. Benar, Hamka sudah berada di lantai dalam keadaan tengkurap. Tangisannya kencang namun tidak lama. Yang membuat aku sangat panik dan sedikit merasa bersalah adalah keluarnya darah dari mulutnya. Aku tidak mengetahui persis bagaimana lukanya, apakah bagian bibir, ataukah gusi ataukah gigi. Tak lama setelah digendong Hamka pun terdiam biasa saja.
0 notes
jurnalweli · 10 months ago
Text
1 Tahun di Ibu Profesional
Aku bergabung sebagai member Ibu Profesional pada awal tahun lalu, 2023. Salah satu alasan kuatnya adalah aku ingin belajar karena saat itu Allah titipkan janin dalam rahimku yang masih berusia sangat muda. Di sisi yang lain, kondisi tubuhku yang lemah saat mengandung membuatku memutuskan resign dari pekerjaan yang baru 1 bulan berjalan dan masih berstatus magang. “Aku harus memiliki kegiatan produktif di rumah selain urusan domestik. Aku harus belajar lebih giat”, kataku.
Aku tahu Ibu Profesional dari seorang teman yang sudah lebih dulu tergabung di dalamnya. Ia beberapa kali kutemukan membagikan hasil belajar di institut dan kegiatan lainnya. Karena penasaran, aku bertanya dan meminta dijelaskan apa itu Ibu Profesional. Tak lama dari aku bertanya ternyata Ibu Profesional akan membuka pendaftaran member baru. Kesempatan ini sayang jika dilewatkan. Kukuatkan tekad, kucari strong why sebanyak-banyaknya, meminta pertimbangan dan ijin kepada suami, menjelajahi semua media sosialnya dan akhirnya kuputuskan untuk segera mengambil kesempatan ini.
Komponen yang sejak awal aku incar adalah institut Ibu Profesional karena aku ingin merasakan vibes kembali kuliah. Aku juga ingin menambah semangat belajar dan menantang diri untuk konsisten. Aku ingin fokus awalku banyak di institut sehingga aku tidak banyak melihat program lain hingga kelulusan matrikulasi. Setelah selebrasi aku mulai mencari program belajar lain di Ibu Profesional yang cocok untuk mengisi hari-hariku agar lebih produktif. Bergabunglah aku di Dakaru. Program kali ini harus diikuti oleh seluruh anggota keluarga sehingga diwajibkan untuk ijin dan mengomunikasikan kepada suami dan atau anggota keluarga lainnya.
Setelah beberapa kali pertemuan Dakaru, aku mulai menambah kegiatan lagi dengan mengikuti internship Ipedia di bagian video creator dan pejuang KLIP 2024. Ternyata tidak mudah, ya. Bagian sulitnya video creator adalah ditantang untuk kreatif memunculkan ide. Kuakui aku bukan orang yang terbiasa dengan pembuatan video oleh karenanya aku mengikuti internship. Waktu sepekan untuk menyelesaikan pembuatan video terasa pendek karena ide yang tak kunjung muncul sehingga aku baru mulai mengerjakan sekitar sehari sebelum batas pengumpulan. Selain itu, untuk KLIP aku ingin mengasah tulisanku. Meski begitu, aku tidak ingin menyerah begitu saja. Aku ingin mengupayakan meskipun hasil belum maksimal. Bismillah. Semoga Allah mudahkan.
0 notes
jurnalweli · 10 months ago
Text
Bapak Rumah Tangga
Sebagai istri yang memiliki sifat seperti kebanyakan istri lainnya yaitu salah satunya suka lupa dengan kebaikan suami maka ini salah satu caraku yaitu dengan menuliskannya yang lain kali bisa kubuka kembali sebagai rasa syukurku dan kebetulanbelum ada topik khusus untuk dituliskan hari ini. Mengapa aku bilang bahwa sifat ini seperti kebanyakan istri? Iya, karena aku mendengarnya dalam kajian Ustadz Oemar Mita dengan judul Suara Hati Istri dan merasa valid. Entah masih ada di youtube atau tidak sekarang.
Di sini ijinkan aku bercerita tentang suami yang dengan sukarela membantu pekerjaan rumah tangga setelah ia memenuhi tanggung jawabnya mencari nafkah.
Tak jarang aku berusaha empati dengan tanggung jawab suami sebab jika aku sering mengeluh atas kewajibanku sebagai istri dan ibu maka begitu juga berlaku pada suami bahkan aku merasa lebih, bukan begitu? Kalau kita lelah, suami juga bisa lelah bukan?
Hari ini aku sedang berpuasa qadha Ramadhan lalu dengan total 26 hari karena sedang HPL dan aku tak sanggup berpuasa. Namun, kali ini aku tak bangun sahur meski sudah diniati. Aku tetap ingin berpuasa. Alhamdulillah, kurang dari 10 hari lagi insyaaAllah tuntas sebelum Ramadhan esok. Doakan ya, teman. Hari Sabtu suami memang hanya bekerja setengah hari dan pukul 14.00 waktunya pulang. Aku tidak menyadari kapan suami tiba di rumah tapi katanya aku bangun dan salim. Aku baru benar-benar sadar ketika pukul 16.00 bahwa suami mengambil alih apa yang biasa aku lakukan pada Hamka di sore hari. Ia datang dari mushola setelah sholat Asar lalu bergegas memasak air panas untuk Hamka mandi, menyiapkan pakaian gantinya hingga selesai mandi. Tanpa aku mengkode apalagi meminta. Setelah bangun tidur aku merasa lemas sekali, hanya ingin merebahkan badan. Berdiri dan beraktivitas sejenak lalu istirahat tiduran. Hal ini mungkin juga efek dari tidak sahur dan aku masih menyusui Hamka sehingga tenagaku terkuras. Alhamdulillah bi ni’matihi tatimmush sholihat, suami siaga.
Istri mana yang tidak senang jika suami ikut terjun dalam urusan rumah tangga dan membersamai anak sekalipun ia lelah kerja?
Setelahnya, karena jam makan Hamka sudah tiba, ia meminta untuk menyuapi Hamka. Aku? Merebahkan badan. Namun, aku perlu sadar diri, kulakukan apa yang bisa kulakukan seperti membereskan mainan, menyiapkan pakaian ganti usai Hamka makan, dan menghangatkan makanan untuk berbuka.
Ah, maasyaaAllah betapa nikmatnya jika dalam keluarga bisa saling kerjasama tanpa diminta. Terimakasih ya, suami. Semoga kebaikan ini seterusnya, begitu juga aku. Kita saling, ya.
Dan ternyata hal ini juga yang Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam contohkan. Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,
 “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesibukan membantu istrinya, dan jika tiba waktu sholat maka beliaupun pergi shalat”.
(HR Bukhari)
Dalam hadits lainnya, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan hal-hal sederhana untuk membantu istri-istri beliau semisal mengangkat ember dan menjahit bajunya. Urwah berkata kepada Aisyah,
“Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?”, Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember”.
(HR Ibnu Hibban)
Ini adalah bentuk muamalah yang baik kepada istri dan diperintahkan dalam Al Quran. Allah berfirman,
 “Dan pergaulilah mereka (istri-istri kalian) dengan cara yang ma’ruf”.
(QS An Nisaa’ : 19)
Mudah-mudahan Allah berkahi keluarga kecil kita semua. Aamiin.
0 notes
jurnalweli · 10 months ago
Text
Ibu Kebanggaan Keluarga
Adalah sebuah kebersyukuran dan privilege bertempat tinggal jauh dari keluarga baik orangtua, kakak-kakak serta keluarga besar lainnya. Begitupun tetangga yang hanya tahu sekedarnya dan interaksi seperlunya terlebih kami tinggal di lingkungan perumahan yang masih terbilang baru dengan tidak sampai 10 rumah. Meski tak jarang merasa repot, kuwalahan, lelah, dan kesepian melanda. Mungkin karena sejak SMP aku selalu jauh dari orangtua, keadaan ini terasa biasa saja. Kami belum tahu pasti sampai kapan berada di sini, tapi bagi kami ini seperti rumah singgah. Entah daerah mana lagi yang akan kami kunjungi. Entah daerah mana lagi yang menjadi tempat nyaman di masa tua nanti. Satu dan lain hal, kami tidak berencana untuk menetap di sini.
Oleh karenanya, rasa syukur bertumbuh bersama suami dan anak yang mana jauh dari keluarga besar harus dimanfaatkan dengan baik. Aku merasa lebih bebas berekspresi, bebas melakukan hal-hal yang kusukai, bebas menerapkan parenting kepada anakku yang tentunya membuatku lebih merdeka dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang kami buat. Meski begitu, keluarga sesekali berkunjung ke rumah kami dan menginap dengan waktu yang cukup lama. Jika hal itu terjadi maka aku harus menyesuaikan pola pengasuhan yang lebih aman sebelum komentar sana sini melayang. Iya, aku cari aman, hehe.
Salah satu yang aku lakukan pada anakku adalah sleep training. Aku baru mulai menerapkan kepada Hamka di usia menuju 9 bulan dan diterapkan mulai awal tahun ini, 1 Januari 2024. Salah satu alasan ingin menerapkan sleep training adalah karena kami berada di rumah sendiri dan jauh dari keluarga besar sebab sleep training memungkinkan anak akan menangis kencang yang bisa mengganggu kenyamanan.
Beberapa hari yang lalu aku menemukan postingan yang mewakili suara hatiku. Begini isinya.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Benar! Anakku adalah amanah dari Allah kepada kami. Sepenuhnya kami-lah yang bertanggung jawab atas tumbuh kembangnya. Asal memiliki alasan yang kuat ingin melakukan ini dan itu kepada anak sudah lebih dari cukup.
Semoga kami bisa memaksimalkan pendidikan anak kami sepenuh hati dan cinta. Doa baik juga untuk teman-teman yang sedang berjuang mendidik anak di keadaan apapun.
Semoga kita bisa menjadi istri dan atau ibu kebanggaan keluarga dengan tujuan menggapai ridho Allah. Aamiin
1 note · View note
jurnalweli · 10 months ago
Text
Adab Sebelum Ilmu
Memasuki tahun 2024, saatnya Indonesia akan melakukan pemilu yang akan berlangsung pada 14 Februari 2024. Beberapa hari yang lalu telah dilaksanakan debat keempat oleh calon wakil presiden 2024 diantaranya Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming, dan Mahfud MD. Sejujurnya aku tidak begitu mengikuti semarak debat atau kampanye dari ketiga pasangan calon, hanya sedikit saja itupun yang lewat di media sosial. Aku tidak secara sengaja mengikuti kabarnya. Meski begitu, aku percaya pada suamiku untuk diajak diskusi dan bertanya banyak hal, hehe. Suamiku hampir mengikuti banyak hal tentang ketiga pasangan calon ini. Ia benar-benar ingin memilih yang lebih baik dari yang ada. Pada tulisan ini aku tidak akan membahas tentang ketiga calon, visi misi dan lainnya.
Desclaimer. Seperti yang kusampaikan sebelumnya aku bukan pengikut utuh informasi tentang pemilu dan atau ketiga pasangan calon sehingga kurang lebihnya ini pandangan sekilas menurut aku pribadi dan tidak memihak manapun juga tidak ingin menebar kebencian. Aku hanya ingin menyoroti perilaku Gibran kepada Mahfud MD di debat keempat yang harapannya bisa diambil pelajaran oleh kawula muda. Pada bagian ketika Gibran berkata, “Saya sedang mencari jawaban Pak Mahfud”. Begitulah kurang lebihnya, dengan mimik, postur tubuh dan perilaku yang dalam pandangan saya terbilang tidak sopan. Gibran adalah calon termuda sejauh pemilu presiden dan wakil presiden yang ada, sedangkan Pak Mahfud jauh lebih tua yaitu berkisar kurang lebih sama dengan usia orangtua Gibran. Ia seharusnya bisa menjadi teladan bagi kaum milenial yang lain. Setelah menyaksikan potongan video tersebut yang banyak beredar dan ternyata banyak yang sependapat denganku rasanya geram sekali.
Pertama, ia sedang berbicara dengan yang lebih tua, bahkan jauh lebih tua.
Kedua, ia sedang dilihat banyak mata karena tersiar langsung di layar kaca.
Ketiga, ia sedang berada di acara yang tentu saja terdapat aturan berlaku termasuk beretika. Rasa-rasanya apa yang ia tampilkan, begitulah ia di keseharian.
Kemanakah didikan orangtua dan atau sekolah?
Kemanakah ilmu yang kau kejar hingga luar negeri?
Kemanakah keteladanan dari lingkungan sekitarmu dan darimu untuk rakyat Indonesia sedangkan kamu adalah seorang calon pemimpin?
Begitukah nantinya sikap pemimpin?
Apakah kamu pernah mendengar perkataan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam tentang ini?
“Kaum mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR Tirmidzi)
“Sejujurnya hal yang lebih berat di timbangan amal baik seorang mukmin adalah akhlak yang baik. Dan Allah tidak menyukai orang yang berbicara keji dan kotor.”
(HR Tirmidzi no. 2002)
Dan pepatah arab yang berbunyi,
“Adab itu lebih tinggi daripada ilmu.”
Mari bijak memilih!
0 notes
jurnalweli · 10 months ago
Text
Kurangi Handphonemu, Bu!
Hari ke-24 Hamka latihan tidur atau biasa disebut sleep training. Kami masih menggunakan metode camping out yaitu tetap menemani proses Hamka tidur. Kalau sebelum sleep training selalu dengan menyusu namun sejak sleep training kami menerapkan untuk tidak menyusui sebelum tidur. Apa yang terjadi? Tentu menangis.
Hamka memang belum terlihat konsisten bisa tidur mandiri. Kami juga tidak memaksanya untuk benar-benar mandiri karena targetku di sini adalah mendapatkan kualitas tidur, mampu tidur tanpa harus selalu menyusu dan mampu self shooting. Terkadang ia masih menangis ±15 menit lalu mencari posisi kesana kemari sampai tertidur. Terkadang juga tanpa menangis, tanpa drama ia tertidur. Namun, hari ini ia menangis lama dengan nada yang konsisten dan tidak mereda. Karena bahasa komunikasi bayi adalah menangis tentu hal ini cukup sulit untuk aku mengidentifikasi apa faktornya. Maka setelah menunggu sekitar 10 menit aku gendong dan posisikan menyusui dengan duduk. Setelah dirasa cukup dan dia hampir tertidur maka aku letakkan kembali ke kasur. Nihil. Hamka nangis lagi dengan nada dan volume yang sama. Stabil bahkan teriak. Aku tunggu sejenak namun tetap saja tak kunjung berhenti. Aku gendong dan susui kembali sampai dirasa cukup lalu kuletakkan pelan-pelan ke kasur. Jauh lebih baik dari sebelumnya meski sempat sedikit menangis, tengkurap, mencari posisi nyaman sampai akhirnya tertidur kembali. Tidak perlu waktu lama. Ia tertidur dalam keadaan masih sesenggukan.
Aku berpikir, "ada apa gerangan?"
Sejak sore aku sudah merasa kehabisan tenaga, good mood dan semangat dalam membersamai anakku. Maka ketika mendengar ia menangis tanpa jeda, daya diriku pun seolah ikut terkuras karena mendengar tangisan tersebut. Aku semakin ingin rebahan dan tidur namun masih banyak urusan rumah tangga yang harus kuselesaikan.
"Jangan-jangan karena banyak screentime hari ini sehingga ia tantrum sebelum tidur", pikirku.
Screentime yang aku maksud di sini adalah ia ikut melihat layar handphoneku ketika aku sedang memainkannya. Aku juga masih meraba-raba apa faktornya tapi pikiranku tadi bisa jadi evaluasi bahwa aku harus memaksa diri untuk berjauhan dengan handphone ketika bersama anak. Sulit? Sangat!
"Ya Allah kuatkan kami. Berikan pada kami kesabaran yang luas dalam membersamai amanahmu yaitu buah hati kami. Mampukan kami mendidiknya sesuai fitrah."
0 notes
jurnalweli · 10 months ago
Text
Nikmati dan Bersabarlah
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Tak henti bersyukur atas kuasaNya. KarenaNya anakku yang sekarang berusia 9 bulan telah mampu merangkak seperti kebanyakan seusianya. Setelah memasuki proses makan atau disebut MPASI pada 6 bulan lalu aku merasa bahwa perkembangan bayi terasa pesat. Ia belajar duduk, duduk tegak, proses untuk duduk mandiri, cooing, babbling, merangkak, mulai berdiri dengan pegangan, dan masih banyak lagi. MaasyaaAllah, tanpa ijin dan campur tanganNya anakku mungkin tidak akan melewati itu semua tentunya dengan ikhtiar stimulasi dan tawakkal tak henti. Seringkali di saat aku tak berharap banyak hal, Allah kabulkan dengan begitu mudahnya hingga aku hanya berpikir, “maasyaaAllah, udah bisa merangkak meski dikit-dikit dan masih dibantu.”  Namun sebaliknya, jika aku berpikir terlalu keras yang ada hanyalah stres.
MaasyaaAllah, semoga kita selalu dimampukan untuk bersyukur dan sadar bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita adalah karena campur tanganNya, kita bukanlah apa-apa tanpaNya.
Cerita sebelum-sebelumnya yang ada belum pernah kusebutkan nama anakku. Kali ini ijinkan aku memperkenalkan namanya untuk memudahkan agar lebih ringkas. Bayiku yang saat ini berusia 9 bulan bernama Hamka. Nama adalah doa. Semoga kelak ia mampu meneladani segala hal baik pada Buya Hamka rahimahullah dan kami orangtuanya dimampukan mendidik sesuai fitrahnya. Aamiin.
Dalam pandanganku, proses perkembangan Hamka termasuk lebih lambat dari seusia atau kebanyakan bayi yang kutahu. Awalnya aku merasa terganggu dan ingin mengejar perkembangan tersebut untuk anakku. Namun perlahan aku kembali memahami lagi dan lagi bahwa perkembangan setiap anak akan berbeda. Jika belum menyentuh redflag semua masih bisa diusahakan.
Perlahan, aku nikmati setiap prosesnya. Tetap berusaha stimulasi tanpa memaksanya berlebihan. Biarkan Allah yang bekerja setelahnya.
Sampai suatu ketika, di usia 7 bulan di saat aku fokus pada kemampuan yang seharusnya di usia itu qadarullah Hamka bisa telentang setelah aku menantinya sejak usia 4 bulan. Pada kejadian itulah aku mulai bertawakkal lebih,
“terserah maunya Allah, aku ikut”.
Sebab, apa yang kulakukan pada Hamka dilakukan juga oleh ibu lain pada anaknya bahkan ada yang merasa bahwa tidak melakukan sesuatu yang berlebih pada anaknya. Aku juga berpikir bahwa Hamka perlu distimulasi secara sadar dan serius. Bukan hanya Hamka yang belajar.
Mungkin, Allah ingin aku sebagai ibunya ikhtiar sungguh-sungguh dan tawakkal penuh.
Singkat cerita, sebagai rekam jejak kami, ijinkan aku menulis tahapan perkembangan Hamka secara singkat.
6 bulan : Hamka mulai duduk tegak
7 bulan : Hamka belajar onggong-onggong dan setelahnya bisa sendiri merayap sehingga ia keliling rumah dengan merayap hehe
8 bulan : Kupikir ketika belajar onggong-onggong dia akan merangkak namun ternyata ia memilih duduk dan ia bisa duduk setengah mandiri karena ketika onggong-onggong ia masih dibantu
9 bulan : Hamka mulai babbling panjang. Hamka mulai sering mengangkat pantat ketika tengkurap dan perlahan duduk. Iya, Hamka bisa duduk mandiri. Setelahnya, Hamka mulai menujukkan kemauan dan kemampuan merangkak dengan dibantu, kaki terasa lebih rileks ketika dibantu untuk maju. insyaaAllah menuju merangkak sendiri. Sedikit cerita, aku pernah mendengar bahwa merangkak ini tidak masuk dalam tahapan perkembangan karena yang disebutkan di sana adalah mampu menjaga keseimbangan, tapi di sisi lain di usia 12 bulan anak sudah mampu merangkak. Perbedaan itu, mari kita ambil titik tengahnya saja.
Alhamdulillah, perlahan aku mulai menikmati segala tumbuh kembang anakku tanpa memaksanya untuk sama seperti seusianya. Karena dengan begitu aku merasa lebih tenang dan berserah.
Terimakasih, Allah. Terimakasih, Hamka untuk semangat belajarnya. Maaf ya, nak.
0 notes
jurnalweli · 10 months ago
Text
Menjadi Ibu Rumah Tangga (3)
[ternyata ibu rumah tangga harus siaga 24/7]
Sebut saja tulisan ini adalah aliran rasa sebagai ibu rumah tangga. Namanya aliran rasa maka cerita ini mengalir saja. Tak pernah berpikir akan menjadi beberapa bagian dan hari ini adalah bagian ketiga. Sengaja kulanjutkan karena aku mendapat hikmah yang berbeda setiap harinya. Jika bagian awal bercerita tentang ibu rumah tangga itu melelahkan, bagian kedua bercerita tentang bahwa ibu rumah tangga tidak ada hari liburnya, dan bagian ketiga ini adalah tentang harus siap siaga 24/7.
Sore tadi suamiku mengabarkan bahwa ia akan pulang terlambat karena harus menunggu tukang datang ke kantor. Kupikir tidak akan lama, mungkin sekitar 30 menit dari jam seharusnya pulang. Ternyata usai sholat Isya ia baru sampai rumah. Hari ini adalah hari Senin, alhamdulillah kami sedang berpuasa. Kondisi itu yang membuatku kehabisan tenaga saat membersamai bayiku yang sedang rewel. Kubiarkan ia menangis tapi tak kunjung berhenti. Akhirnya kuhibur ia dengan sisa-sisa tenaga yang kupunya. Setelah terdengar adzan Maghrib, kubatalkan puasaku dengan tegukan air putih. Aku tidak menyediakan makanan untuk berbuka karena harus menjaga bayiku yang mulai explore kesana kemari. Akhirnya suamiku menawarkan untuk membelikan makanan via gofood. Setelah makanan datang, seketika langsung kuhabiskan. Di samping itu, bayiku sedang melihat aku makan sambil berteriak berkali-kali seolah ingin meminta makananku. Alhamdulillah, aku kembali bertenaga hehe.
Jika biasanya sepulang suami dari tempat kerjanya ia bergantian menjaga anak kami dan aku mengerjakan hal lain namun kejadian hari ini menyadarkanku bahwa aku harus siap siaga 24/7. Aku hanya berdua saja di rumah bersama putraku. Tidak ada yang bisa kutitipkan meski hanya semenit. Lelah, tentu. Maka, di sisa tenaga banyak kuhabiskan sambil tiduran di playmate dan atau berpindah ke kamar.
Ternyata, menjadi ibu rumah tangga itu tidak ada habisnya. Aku memang tidak pernah mencita-citakan ini secara getol tapi ada keinginan untuk menjadi ibu rumah tangga tanpa berekspektasi tentang lelah, jenuh dan monotonnya rutinitas.
Semoga Allah kuatkan dan mampukan kita semua untuk menjadi sebaik-baik istri dan ibu sesuai yang Allah mau. Domestik ataupun publik, dimampukan untuk bisa maksimal dalam mengelola rumah tangga dan mendidik generasi bertaqwa, beradab juga berilmu. Aamiin.
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang yang bertaqwa.”
(QS Al Furqan : 74)
1 note · View note
jurnalweli · 10 months ago
Text
Menjadi Ibu Rumah Tangga (2)
[ternyata ibu rumah tangga tidak ada hari libur]
Hari ini adalah hari Ahad. Sejak dini hari daerah rumah kami telah diguyur hujan. Kupikir shubuh nanti sudah mereda atau bahkan berhenti. Sama seperti ketika aku masih bekerja di ranah publik, hari Ahad adalah yang kutunggu. Iya, karena itu adalah metimeku. Eh, tapi lain cerita ketika aku bekerjanya di pesantren yang harus tinggal di sana. Aku lebih mendapati weekday sebagai metimeku. Dan ketika sekarang aku sebagai ibu rumah tangga, hari Ahad kutunggu karena kupikir aku akan lebih bisa merebahkan badan dan santai dengan tenang sebab ada suami yang bisa saling bergantian menjaga anak lebih lama dan memberikan banyak waktunya dengan anak untuk menambah kelekatan. Nihil. Ahad ini hujan penuh, berhenti sejenak tiba-tiba deras kembali. Tak bisa diperkirakan.
Kami telah menjadwalkan beberapa agenda sejak pagi dan tentunya ada agenda untukku keluar rumah yang cukup jauh untuk menghirup udara segar dan melihat dunia luar. Salah satu agenda yang kujadwalkan setelah 6 hari sebelumnya hanya terbatas pada pintu depan hingga tembok belakang. Di weekday sesekali ke depan rumah untuk sekedar berjemur dan grounding tapi rasanya akan tetap berbeda. Beberapa hari terakhir juga absen karena matahari sedang bersembunyi di balik mendung.
Benar realitanya. Telah kurasakan bahwa ibu rumah tangga tidak ada liburnya, ya. Ia harus siap siaga apapun yang terjadi. Ia harus rela waktu untuk dirinya sendiri terbagi untuk keluarganya meski ia harus tetap butuh itu untuk mengisi daya diri agar lebih bersemangat lagi. Ia menomor sekiankan dirinya dan anaknya adalah prioritasnya. Tentang dirinya hampir perlahan memudar dan apresiasi kecil sangat ia butuhkan, bukan untuk pamrih tapi lagi-lagi itu adalah daya dirinya.
Bukankah ibu senang, keluarga juga senang? Bukankah ibu bahagia keluarga jadi ceria?
Bun, memang menjadi ibu itu seolah tidak ada liburnya. Ingin istirahat tapi tidak jadi karena bayi sedang menangis. Ingin menyelesaikan domestik tapi anak minta ditemani bermain. Ingin hangout bersama teman tanpa anak tapi anak tidak bisa ditinggal. Banyak hal yang dulu bisa dilakukan ternyata sekarang tidak. Namun jangan salah, Bun. Apa yang ditakdirkan sekarang adalah doa yang selalu kamu panjatkan. Apa yang sekarang terjadi padamu tidak mungkin terjadi pada kamu yang dulu, Bun.
Kamu tidak sedang berkorban apa-apa ya, Bun. Melahirkan anak lalu mendidiknya sudah menjadi pilihanmu sejak Allah titipkan janin pada rahimmu. Repotmu saat ini adalah dambaan bagi ibu-ibu yang belum Allah titipkan langsung amanah buah hati ini.
Bun, semoga lelahmu menjadi wasilah Allah karuniakan anak-anak sholih sholihah yang bertaqwa, beradab dan berilmu. Aamiin.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang saleh.”
(QS Ash Shaffat : 100)
1 note · View note
jurnalweli · 10 months ago
Text
Menjadi Ibu Rumah Tangga
[ternyata ibu rumah tangga itu melelahkan]
Sejak mengetahui bahwa Allah titipkan janin di rahimku dengan lemah yang kurasakan saat itu maka kuputuskan untuk berhenti dari pekerjaanku yang baru kujalani selama 1 bulan dan masih berstatus magang. Memang ada beberapa faktor saat itu tapi mengungkapkan kepada kepala sekolah bahwa aku ingin belajar karena akan menjadi ibu adalah yang paling kuat. Esoknya aku tidak merasakan ada yang aneh atau jetlag karena di rumah saja, hari-hari sebelumnya aku sudah banyak ijin ke sekolah karena harus bedrest. Atau mungkin juga karena aku lebih nyaman di rumah sehingga tidak perlu adaptasi berlebih.
Aku mulai menjalani hari-hari sebagai istri rumah tangga. Seringkali bingung ingin melakukan apa setelah pekerjaan domestik selesai. Akhirnya aku mulai menyusun rencana belajar untukku pribadi. Mulai dari financial planning, seputar kehamilan dan persalinan, kajian, dan mendaftar kelas yang temanya sedang kucari.
9 bulan mengandung pun berlalu. Status dan peranku bertambah, aku sekarang menjadi ibu. Telah lahir anak laki-laki yang melengkapi kebahagiaan kami. Rutinitas terasa berubah. Hari-hariku dipenuhi dengan mengasihi.
Aku pernah mengeluh, "cuma nyusuin tapi kok capek ya".
Tapi aku tak boleh berlarut-larut dalam kelelahan dan menganggap ini hanya duniawi.
Aku memang lelah tapi bukankah ini adalah ibadah?
Sejak mengandung aku diingatkan atas banyak hal. Berada di rumah bergelut dengan urusan rumah tangga yang terkesan monoton lalu bertambah hadirnya bayi mungil yang komunikasinya masih sebatas menangis seringkali membuatku lelah dan jenuh sampai lupa bahwa semua peran ini jika lillah bernilai ibadah. Aku juga mulai menyadari meski apa yang dilakukan istri dan atau ibu terlihat sederhana tapi bermakna dan mulia.
Selaras fitrah, kita memang pengelola keluarga dan madrasah utama anak-anak kita, bukan?
Kelelahan dan kejenuhan kita itu wajar. Ialah Fatimah putri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam untuk meminta pembantu. Namun Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam malah memintanya untuk mengucapkan tasbih 33x, tahmid 33x dan takbir 34x. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam justru meminta Fatimah untuk berdzikir sebelum tidur atas kelelahannya itu dan tidak memanjakannya.
Ali berkata, Fathimah mengeluhkan bekas alat penggiling yang dialaminya. Lalu pada saat itu ada seorang tawanan yang mendatangai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Fathimah bertolak, namun tidak bertemu dengan beliau. Dia mendapatkan Aisyah. Lalu dia mengabarkan kepadanya. Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba, Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau. Lalu beliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendak berangkat tidur. Lalu aku siap berdiri, namun beliau berkata. ‘Tetaplah di tempatmu’. Lalu beliau duduk di tengah kami, sehingga aku bisa merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau berkata. "Ketahuilah, akan kuajarkan kepadamu sesuatu yang lebih baik dari pada apa yang engkau minta kepadaku. Apabila engkau hendak tidur, maka bertakbirlah tiga puluh empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali, maka itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu“.
(Hadits Shahih, ditakhrij Al-Bukhari 4/102, Muslim 17/45, Abu Dawud hadits nomor 5062, At-Tirmidzi hadits nomor 3469, Ahmad 1/96, Al-Baihaqy 7/293)
https://almanhaj.or.id/232-wasiat-sebelum-tidur.html
Hikmah yang kudapatkan adalah
Lelah yang dirasa jadi lebih tenang, bukan berubah ingin marah sebab dzikir tadi
Bibir basah akan dzikir yang semoga Allah ganti dengan pahala dan surga
Jika lelah, berdzikirlah!
0 notes