#jangan takut dibenci manusia
Explore tagged Tumblr posts
quoteoflife39 · 3 months ago
Text
Tumblr media
Jangan Takut Melepaskan
1 note · View note
arumpuspa29 · 5 months ago
Text
Berlindung (dari) Diri.
Kadangkala, kita sebagai orang dewasa merasa bahwa apa-apa yang kita yakini dan lakukan adalah hal-hal yang selalu benar.
Padahal, menjadi dewasa bukan berarti lantas terbebas dari bias pada cara kita berfikir, cara kita memandang sesuatu, bahkan cara kita melakukan sesuatu.
Dan bias-bias itulah yang seringkali membuat kita menjadi tidak menyadari ketika memang langkah kita tergelincir sehingga melakukan kesalahan.
Boleh jadi, kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari itu ternyata melukai hati orang lain, atau bahkan sampai merugikan baik secara material maupun non-material. Betapa mengerikan kalau kita selama ini merasa aman-aman saja, padahal diam-diam dzolim kepada orang lain? Na'udzubillahimindzalik, ya Allah..
Kadang takut sekali kalau membayangkan diri bisa tidur nyenyak dan lahap makan sedangkan di waktu yang sama sedang dzolim. Yang berusaha kita jaga saja seringkali tak sengaja menggores hati orang lain, apalagi kalau serampangan dalam berlisan dan bertingkah laku.
Semoga, diri kita Allah jaga dari ucapan, sikap, tulisan, dan apapun yang kita lakukan dari menyakiti orang lain.
Semoga, Allah tunjukkan pada kita kejelasan antara yang benar dan salah supaya langkah kita tak terjerumus pada jalan-jalan yang dibenci-Nya.
Semoga, Allah lembutkan hati-hati kita untuk terus menjaga apa-apa yang dititipkan-Nya pada kita, termasuk hati, lisan, akal pikiran, dan seluruh anggota tubuh kita, agar tak bermudah-mudah mencemarinya dengan dosa.
Dan semoga, Allah lindungi kita dari diri kita atas segala ketidaktahuan dan kecerobohan yang seringnya tidak kita sadari. Kalaupun kita sebagai manusia khilaf melakukan kesalahan, semoga Allah bukakan hati kita untuk segera menyadarinya, Allah lapangkan hati kita untuk segera meminta maaf, dan Allah bantu kuatkan diri kita untuk senantiasa memperbaikinya dan mengambil pelajaran.
Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa'ahu, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj tinaabahu. Wa laa taj'alhu multabisan 'alayna fanadlilla, waj'al a lilmuttaqiina imaama. Artinya: “Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
(Semarang, 6 Agustus 2024, 16:25. Ditulis sebagai catatan untuk diri sendiri. Posisi masih di kantor, sambil merenung akibat kecerobohan diri sendiri yang kusesali. Lain kali semoga nggak ceplas-ceplos dan grusa-grusu soal apapun ya, Rum! Plis jangan merasa selalu benar juga karena kan kita ga tahu semua hal yang ada di bumi ini :" biasain tabayyun atau konfirmasi yuk!)
6 notes · View notes
ceritaenam-blog · 3 months ago
Text
Jangan pernah takut dibenci atas pilihan dan keputusan yang diambil, karena hanya diri sendiri yang tau tentang kemampuan dan keadaan.
Pernah dibebani dengan banyak harapan, seakan aku harus menjadi seperti yg mereka mau. Tanpa pernah mengerti apakah takdir akan membawaku seperti itu. Tanpa pernah bertanya apakah aku mampu.
Aku dibenci atas banyak keinginan yg tak aku turuti. Atas keputusan yg tak direstui. Tanpa pernah bertanya apa yg aku mau. Tanpa memahami bahwa aku juga manusia yg punya rasa dan damba, punya alasan dan pemikiran.
Terlalu banyak orang yang merasa berhak menentukan apa yang harus kita lakukan. Mereka tidak berani mengakui siapa kita sebenarnya.
0 notes
garamterang · 7 months ago
Text
JANGAN ABAI TERHADAP MEREKA YANG HIDUP DALAM KEJAHATAN
Renungan Sabtu, 1 Juni 2024 Nas: Yehezkiel 3:16-21
"Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel. Bilamana engkau mendengarkan sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah mereka atas nama-Ku. Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! — dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. - Yehezkiel 3:17-19
"Tugas apa yang menjadi panggilan sang nabi: Hai anak manusia, Aku telah menetapkan engkau menjadi penjaga kaum Israel (ayat 17). Penglihatan yang dilihatnya membuatnya tertegun. Ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya dengan penglihatan itu. Oleh karena itu, Allah memakai kiasan yang sederhana ini, yang dapat menuntunnya dengan lebih baik dalam memahami tugasnya dan dengan demikian membuatnya merasa damai dalam menerima tugas itu. Ia duduk di antara orang-orang buangan, dan tidak bicara banyak, tetapi Allah datang kepadanya, dan memberitahunya bahwa tidak ada guna berbuat seperti itu. Ia adalah seorang penjaga, ia harus berbicara kepada mereka. Ia ditunjuk menjadi penjaga di dalam kota, menjaga terhadap kebakaran, pencurian, dan pengganggu keamanan. Ia ditunjuk sebagai penjaga kawanan, menjaga terhadap pencuri dan binatang buas pemangsa." (MHC: Yehezkiel 3:16-21, Tafsiran SABDA).
Refleksi: Menurut Yehezkiel 3:16-21, Yehezkiel diutus untuk menjadi penjaga bagi umat Israel, dan ia diberi tanggung jawab untuk memperingatkan mereka agar tidak hidup dalam kejahatan. Yehezkiel harus memberi tahu umat bahwa jika ia gagal memberi peringatan, dosa mereka akan menimpa mereka sendiri, tetapi jika ia memberi peringatan dan mereka tidak mendengarkan, dosa mereka akan menimpa mereka sendiri, tetapi tanggung jawab Yehezkiel terhadap mereka telah dipenuhi. Oleh karena itu, Yehezkiel harus memperingatkan umat dengan tegas dan jujur, tetapi akhirnya, keputusan untuk hidup dalam kebaikan atau kejahatan tetap ada pada umat itu sendiri.
Jika dalam keluarga atau komunitas kita ada anggota yang hidup dalam kejahatan, kita wajib mengingatkan, jangan abai atau acuh tak acuh. Jangan takut ditolak dan dibenci. Tetapi tegurlah dengan tegas dan lembut. Tujuannya agar mereka berbalik dan bertobat. Imanuel. (TWP)
1 note · View note
cybertrophicr · 8 months ago
Text
Perkahwinan itu Satu Perjanjian
Sekarang tersangat-sangatlah mencanak ye isu perkahwinan dan perceraian akibat yang pasti masyarakat taktahu kesahihahannye cuma tahu fakta yang mereka sudah tidak ikatan lagi je. Aku seram bab2 cerai ni. Yes, Tiada perkahwinan yang indah dan sempurna, ada masa jahat, ada masa baik, ada masa gaduh, ada masa baik-baik. Hatta hal kecik pun boleh terus melarat-larat sampai jadi besar bila yang kecik tibe-tiba dikaitkan dengan hal lain yang menyakitkan. Masing-masing tak nak mengalah. Ya looo.. Perkahwinan pun tidaklah selalu bahagia, ada tahap sampai nak cerai pun ada dah banyak kali tapi nasib baik tak sampai jadi disebabkan ada nya perbincangan walaupun dalam keadaan hati tengah sakit. Sejujurnya, sejahat-jahat aku, seburuk-buruk aku, aku still sayang suami aku looo... AKu just emosi tak tentu pasal. Kalau suami aku pandai pujuk, takde lah melarat-larat sampai nak jadi macam kes sekarang ni. Aku takut cerai tapi bila buat hal tak takut pula. Dia macam, hubungan suami dengan isteri aku anggap takkan terpisah, ikatan yang kuat sebagaimana ikatan anak dengan mak ayah. Seteruk mana pun derhaka kat mak ayah, still kita sayang mak ayah, still tak nak kehilangan mak ayah walaupun berbanyak kali kita buat perangai. Macam tu laa perasaanya bila dengan suami. Perangai kita macam budak2, banyak kerenah, mengada-ngada, emosi sampai tahap menyakitkan hati, kalau dapat suami penyabar layan perangai kanak2 ni takpelah. Kalau dapat suami baran, memang auto naik tangan. ITu kalau dah sampai tahap mendera tu memang cerai lah citernya. Yes, kadang memang salah isteri suka provok tapi tahu tak, sejahat-jahat seburuk-buruk isteri, isteri selalu mendoakan perubahan yang baik untuk suami dan isteri. Isteri kadang dalam hati mengaku je salah sendiri, tu sebab doa dan mengadu pada Allah, tak nak tunjuk mengalah dengan suami. Kadang isteri pun tak nak turunkan ego lagi nak melawan adalah tapi bila solat, jauh di sudut hati, Allah lembutkan hati untuk doakan keselamatan keluarga, suami, dan isteri dan anak. Dalam hati, time solatlah tibe2 lembut hati minta pada Allah supaya suaminya berada dalam perlindungan-Nya. Berbalik pada kes cerai/pergaduhan suami isteri hari ini yang disebarkan secara privasi oleh pemilik sendiri, yes, kita belajar, sekaya-kaya sebahagia mana pun diorang tunjuk pada masyarakat melalui social media, tidak kita ketahui apa yang terjadi di sebalik tadbir. Kadang sedih juga, perkahwinan yang dibina bertahun-tahun dan dah beranak pinak pun akhirnya terlerai jugak ikatan yang sah itu dengan satu lafaz yang dibenci Allah. Nak buat macam mana, alasan kita sebagai manusia yang lemah, tiada seperfahaman, tidak mahu melakukan dosa lagi. Sebab isteri sebenarnya senang dapat dosa tau bila dengan suami. Suami tolong lah sikit isteri, jangan bagi isteri naik angin naikkan suara, jangan jadi suami dungu. Kau rasa hebat ke buat isteri berperangai macam tu? Tak kasihan kat isteri, isteri tertinggi suara sikit dah jatuh derhaka, isteri buat muka toya sikit pun dah dosa, apa2 lah yang menyakiti suami senang2 je dapat dosa, isteri merungut pasal apa dia dah buat selama ni pun terus lebur segala pahala dia begitu saja sebab mengungkit depan suami. EHHH, isteri bukan saja2 tau mengungkit, kita nak bagi suami ingat, tolonglah hargai kepenatan isteri. Tombol pintu pun boleh buat gaduh, kain jatuh pun boleh buat gaduh tau. Sebab apa isteri marah? Dia bukan marah pintu, bukan marah kain tu tapi dia melepaskan emosi nya ke situ padahal dia sedang penat. Tadi mengemas kat dapur, dah tu nak masak pulak. Masak bukannye tak penat, nak hiris bawang satu2, sayur nak kene basuh satu2, pagi2 dah kene fikir ayam ikan beku nak kene keluarkan awal2 tengah hari kang nak masak, pagi2 dah fikir eh anak lapar nanti nak sarapan apa untuk baby. Dapat pulak suami yang jenis kerja keluar pagi balik malam. Suami dia dapat je membantu tapi lelah sikitlah. Kadang ada suami bukan jenis keje ofis keje duduk2, dapat suami kene pergi sana sini bawak barang, balik mesti dah lelah. Kita isteri mestilah kesian tapi kita tolonglah.
0 notes
saatrenungan · 1 year ago
Text
youtube
Renungan 26Okt2023
Bacaan Injil Luk 12,49-53
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Aku datang melemparkan api ke bumi, dan betapa Kudambakan agar api itu selalu menyala! Aku harus menerima baptisan dan betapa susah hati-Ku sebelum hal itu berlangsung! Kalian sangka Aku datang membawa damai ke bumi? Bukan! Bukan damai, melainkan pertentangan! Karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga. Mereka akan saling bertentangan, bapa melawan puteranya, dan putera melawan bapanya, ibu melawan puterinya, dan puteri melawan ibunya, ibu mertua melawan menantu, dan menantu melawan ibu mertuanya."
Demikanlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Setelah pada bacaan sebelumnya Yesus mengajarkan tentang ‘kesiapan dalam menghadapi akhir zaman’, malam ini Yesus mengajarkan tentang misi-Nya datang ke dunia untuk membawa pemisahan dan pertentangan seperti dikatakan dalam bacaan Injil ‘kamu menyangka bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi?. Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai melainkan pertentangan” seperti dikatakan Simeon dalam Luk 2:34 bahwa "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan”.  
Bacaan Injil hari ini mengingatkan kembali akan film Fatima yang diangkat dari kisah nyata tiga orang anak yaitu Lucia dan kedua sepupunya, Jacinta dan Francisco tentang perjumpaan dengan Bunda Maria di Fatima Portugis pada periode Mei-Okt 1917 dan menerima pesan perdamaian yang mampu mengubah dunia. Ketika mereka menceritakan pengalaman mereka ke orangtua dan ibunya memberikan pertanyaan “mengapa Bunda Tuhan memilhmu dari semua orang?” dan meminta untuk berhenti berbohong seperti halnya yang dikatakan dalam bacaan Injil ‘karena mulai sekarang akan ada pertentangan antara lima orang dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga’ ..... dan inilah cara Allah memilih hamba-Nya untuk menjadi pemenang seperti tertulis dalam 1 Kor 1;28-29 “dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah��. Dalam salah satu adegan dikisahkan ironis justru pendeta, walikota dan ibunya sendiri justru tidak mempercayai kesaksian Lucia dan kedua sepupunya yang mengalami perjumpaan dengan Bunda Maria, hal ini berbanding terbalik dengan penduduk desa. Mereka mulai percaya dan mengikuti pesan damai yang dituturkan oleh Lucia. Ironisnya pastor gereja pun meminta hal ini dirahasiakan karena pada waktu itu hal yang berhubungan dengan agama akan diterima buruk oleh banyak orang akan membahayakan keluarga dan penduduk desa seperti tertulis dalam firman Mat10;22 “ Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku" Tetapi Tuhan Yesus menjanjikan keselamatan. “….barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat”. Kisah hidup Lucia mengajarkan bahwa, seberat apapun kesulitan dan tantangan untuk menjadi utusan Tuhan, tetaplah setia kepada kebenaran dan tidak perlu menjadi pesimis dan takut atas tantangan dan kesulitan yang dihadapi.
Bunda Maria memberikan penampakan terakhirnya pada 13okt1917 dimana hampir 70ribu orang hadir baik “believer” dan “non believer”. Bunda Maria tersenyum dan dengan suaranya yang lembut mengatakan bahwa perang akan segera berakhir, yang terkena wabah akan sembuh jika dia mulai percaya namun ia juga mengatakan beberapa orang tidak akan pernah percaya bahkan saat berdiri didepan wajah Tuhan. Ia juga menyarankan orang harus lebih banyak berdoa dan memanjatkan doa rosario kepadanya. Mereka menyaksikan Lucia berkomunikasi dengan Bunda Maria dan keajaiban pun seketika terjadi. Ia menunjukkan jarinya ke arah matahari dan berkata bahwa Tuhan sedang memerhatikan penduduk desa, lalu, matahari tersebut memancarkan sinar yang sangat terang dan membuat penduduk desa lari ketakutan dan dikenal sebagai “miracle of the sun” Akhirnya, seluruh penduduk desa percaya atas apa yang dikatakan Lucia atas kesaksiannya.
Film ini mengajarkan kita sisi ironis dari mereka yang religius dan selalu taat beribadah namun disaat harus menghadapi sesuatu yang diluar nalar seperti keajaiban tentang kepercayaan tersebut mereka justru meragukannya. Mereka cenderung berpikir secara logis dan mengkritisi kejadian itu daripada mencoba untuk merenungkan dan menggali makna dari “keajaiban” tersebut. Hal tersebut diatas bisa dialami oleh siapa saja, baik itu sebagai jemaat gereja, bahkan pimpinan gereja sekalipun yang selalu bicara tentang agama dan surga selalu berada di posisi sebagai orang yang lebih menguasai tentang agama harus goyah saat ia dibuat tidak tahu apa-apa di hadapan anak kecil umur 10 tahun seperti dituliskan dalam Wahyu 3;20 “sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kecuali engkau dipertobatkan, dan menjadi sama seperti anak kecil, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga”
Film ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk percaya akan kuasa Tuhan tidak perlu untuk melihat “keajaiban” barulah kita menjadi percaya seperti terulis dalam Yoh 20;29 “..diberkatilah mereka yang tidak melihat, tetapi percaya.” kita cukup membuka hati dan menerima Yesus dalam hidup kita, maka Ia akan menuntun langkah kita seturut kebenaran-Nya dan seperti kita yang telah menerima anugerah menjadi manusia baru maka kitapun diminta mewartakan kabar keselamatan kepada sesama. Sebagaimana Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk menjalankan tugas Pewartaan Agung yang di amanatkan Yesus.  
Berkah Dalem
0 notes
itsmenatasya · 2 years ago
Text
Jurnal 5
Ternyata, berat ya kalau kita ini jauh dan tidak mengenal Allah, tidak mengenal islam dengan baik. Allahumma faqqihni fiddiin
Fitrahnya, hati manusia ini mengenal Allah dan mengenal penciptanya. Kecintaan pada Allah akan bertambah saat kita mengetahui Allah dengan baik, mengetahui sifat-sifat Allah, asma' nya Allah. Maka, kalau belum kenal Allah, kecintaan juga bisa jadi biasa saja. Ketaatan bertambah seiring dengan bertambahnya kecintaan pada Allah.
Hari ini, aku menyadari Allah itu Baik banget. Allah itu Maha Pengampun. Allah itu Maha Lembut. Gabisa lagi aku berkata-kata. Aku bersyukur atas semua dari Allah. Karena ketika aku bersyukur, Allah akan tambah nikmat. Aku mau itu. Tapi kalau aku kufur, maka adzab Allah lebih pedih. Aku gamau mengingkari nikmat-nikmat nya Allah. Aku gamau mendikte Allah, aku mau taubat dan mengikuti Allah. Iya, mengikuti. Aku sadari aku manusia lemah, biasa, gapunya kuasa dan kekuatan apapun. Makanya aku minta ke Allah, Rabb ku yang punya semuanya. Yang Maha Kuat.
Aku belum mengenal Allah 100%. Aku sangat sangat ingin mengenal Allah sehingga aku bisa merasakan nikmatnya ibadah karena aku mengenal Allah. Aku ingin pertolongan Allah karena aku berusaha menegakkan syariatnya dan menolong agama Allah itu sendiri. Aku, dengan sudah mengalami seperti ini, di satu sisi sangaaat sedih ketika ada saudaraku yang juga diuji Allah belum mengenal Allah ataupun jauh dari Allah. Tapi, itu artinya aku punya beban bertambah untuk menyampaikan/dakwah ke dia, berusaha mengenalkan dia ke Allah.
Orang yang tidak mengenal Allah, akan terus terjatuh dalam dosa. Tapi orang yang mengenal Allah, karena tahu rabb nya pengampun dan keras siksanya, segera bertaubat segera memperbaiki diri. Seseorang yang mengenal Allah akan menjadi hamba yang banyak istighfar, karena dia tahu rabb nya Maha Pengampun. Ketika mengenal Allah, dia akan menjadi hamba yang sangat takut meski saat kesendirian. Dia akan menjadi orang amanah. Karena sifat khianat dibenci Allah.
Bisa jadi pertolongan Allah belum datang karena maksiat yang kita lakukan. Maksiat tidak berarti pada melihat yang haram, atau aktivitas haram. Maksiat ada 3 jenisnya:
Maksiat kepada Allah
Maka solusinya bertaubat kepada Allah. Gimana caranya ketika hati kita jauh dari Allah dan akan taubat? Bertaqarrub kepada Allah. Dengan mengerjakan amalan fardhu dan sunnah. Tapi, sebanyak apapun amalan sunnah tidak bisa menggantikan 1 amalan fardhu. Fardhu nya jalan, dikuatkan dengan sunnah nya. Jangan dibalik.
Fardhu: Dakwah
Sunnah: Senyum ke saudara, memberi hadiah, menghafalkan qur'an.
2. Maksiat kepada Manusia
Allah tidak bisa campur tangan. Ada cerita orang ketika mau disurga dengan pahala sholatnya, ada yang protes, ada yang intervensi. "Ya Allah, aku tidak ridha karena si fulan ada hutang" Lalu diberikan pahala sholat si Fulan kepada orang itu. Lalu ada lagi "Ya Allah, aku tidak ridha karena dia belum minta maaf ke aku", astaghfirullah.. Lalu diberikan pahala sholatnya. Lalu ada lagi, tidak ridha karena pernah mukul, dan seterusnya sampai pahalanya habis dan dosa orang bersangkutan dibebankan ke dia. Bahkan hadist menyebutkan bahwa orang mati syahid, tidak auto masuk surga. Akan dicrosscheck muamalahnya.
Jadi, muamalah jadi aspek penting. Minta maaf meskipun tidak salah dan minta maaf saat salah. Dia tidak memaafkan, tidak masalah, urusan kita sudah selesai. Meminta maaf duluan itu tidak menjadikan kita hina, kok.
Kalau masih ada salah ke orang dan bisa diselesaikan, hubungi dia dan list kesalahan kita apa saja, lantas minta maaf.
3. Maksiat disebabkan kita membiarkan kemaksiatan dari orang lain
Contoh: bagi pelaku zina harus dikenakan hukum rajam (bagi yang sudah menikah) dan atau cambuk. Tapi, kita tidak menjalankan. Makanya diatasi dengan amar ma'ruf nahi mungkar. Dakwah sebutnya, begitu istimewa karena hanya diwariskan untuk ummat Nabi Muhammad. Bahkan Rasulullah SAW berkata, bila kita tidak melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar, maka akan dipimpin oleh pemimpin yang dzalim, bahkan doa orang baik pun tertolak.
Balik lagi tentang mengenal Allah.. adalah melalui ayat2 Allah yang dikuatkan oleh makhluk-makhluk Allah.
1 note · View note
hazumio · 4 years ago
Text
Menjadi Manusia yang berani dibenci orang lain.
Perasaan gak tenang karena dibenci orang itu manusiawi, kalau dalam bahasa syaksiyah Islamiyyah, udah part of naluri mempertahankan diri, manusia hidup ada eksistensi yang mereka kejar namanya mengejar eksistensi tentu ada pengakuan didalamnya, kita butuh diakui toh? dibenci orang? ya bisa mengganggu eksistensi dong.
Dulu saat saya masih aktif askfm, banyak banget kalimat-kalimat kebencian yang masuk ke question box saya, kadang saya baca kadang saya hapus tanpa menjawabnya, enak gak enak sih baca komentar orang itu mulai dari yang lemah lembut sampe ke yang kasar.
Dari sanalah saya belajar bodo amat dengan komentar orang tentang apapun yang saya posting, selama gak ngelanggar syariat, gas aja.
Beberapa selebgram idola para remaja yang juga perusak moral anak bangsa gak ada malu-malunya menunjukkan kehidupan yang sesat dan kekufuran pada Allah, kenapa kita yang mau taat malah ketakutan dengan komentar orang?
Whatever we do kalau ada orang yang ngebenci diri kita, ya kita tetap bakal dibenci terlepas apapun yang kita lakuin.
Beda ketika yang dibenci adalah perilaku kita, maka kalau kita berubah sesuai dengan seleranya, orang itu tidak akan membenci tapi malah suka.
Ini sudah paling wajar dan manusiawi, kalo ada selebgram yang suka seksi-seksi pake bikini hijrah taubat semua foto seksinya dihapus, pasti bakal disuka sama yang dulu membencinya karena kemaksiatannya.
Jadi? dibenci/enggak itu tergantung Value hidup yang kita tampilkan ke orang lain, orang yang se Value sama kita gak akan membenci kita, kalau yang beda value? udah bisa dipastikan bakal ngebenci/gak suka.
Bicara soal kebencian, apakah itu perbuatan yang gak boleh ada didalam kehidupan ini? apa jadinya sih hidup ini kalo gak ada kebencian? kayaknya gak bakal seru deh, kurang menarik ;-p.
Karena kebencian & cinta itu masuk dalam ujian kehidupan kita, bener gak? orang kalau udah cinta apapun bisa dia lakuin, begitupun dengan benci.
Makanya dalam Islam cinta & benci ada pembahasannya, dibahas detail, rinci bersama kasus-kasusnya, kenapa? agar kita tetap bisa bersikap ADIL dan tidak saling mendzalimi.
bahkan nih kalo temen-temen rajin baca Sirah Nabawiyyah, analisis dengan baik deh bagaimana Perilaku Rasul saat berhadapaan dengan orang yang membenci beliau serta orang yang beliau cintai & benci.
Lho rasulullah membenci orang? iya ada kan penjelasannya, bahkan itu jadi syariat untuk kita, yaitu membenci perilaku orang-orang yang membenci rasulullah & Allah, serta membenci apa yang Allah & Rasul-Nya benci.
Ada kisah yang selalu saya ingat, soal bagaimana perilaku rasulullah dihadapan orang yang membenci rasul, rasul dilempari maaf tai sama Abu Lahab, terus rasul ngapain? gak ngapa-ngapain diem aja, lalu pergi ngebersihin baju beliau dirumah anak beliau Fatimah Az-Zahra Radhiyallahu anha. 
Itu perilaku rasulullah dihadapan orang yang membenci beliau. Bayangin dengan kita? dilemparin maaf tai pas lagi asik asik jalan, emosi banget pasti kan? saya aja kalo diomelin pagi-pagi cuma karena lupa matiin air itu emosi banget, apalagi dilempari maaf 'tai'. Bedain dengan sikap rasulullah pada orang-orang yahudi yang melanggar perjanjian. Sanksi Tegas.
Memang sih gak bakal ada yang kayak rasulullah, karena akhlak rasulullah itu Al-Qur'an, tapi Allah tetep merintahin kita untuk mencontoh rasulullah, Allah pasti udah tau kita gak bakal pernah bisa sama dengan rasulullah.
Tapi setidaknya kalau diibaratin lomba lari, rasulullah diurutan pertama nah kita-kita ini apakah bisa punya perbedaan jarak 10 cm, 1 m, 20m, 30 m, tentunya paling bagus jangan sampai terlalu jauh dari urutan pertama toh? nah begitulah kita berusah mengejar kesempurnaan Akhlak rasul.
Lah rasulullah tidak takut kok jadi orang yang dibenci orang lain? kenapa? karena Misi yang rasul emban, yaitu Islam. Seandainya dulu rasulullah takut dibenci karena membawa Islam, kira-kira apakah Islam akan berkembang sampai ke diri kita? enggak.
Nah sekarang pertanyaanya adalah kita, apa yang kita emban? karena setiap manusia pasti punya haters, misal kamu gak suka manusia-manusia yang suka mengkampanyekan pemikiran kufur nan sesat sejenis feminisme, liberalisme, pluralisme, komunisme, apalagi yang suka ngutak ngatik syariat Islam sesuai jidadnya, asli saya juga benci banget manusia demikian  dan ooh tentu saja kamu akan dibenci orang-orang yang mengemban pemikiran itu.
Kalau kita lihat seorang selebgram yang selalu kampanye 'love yourself don't give a f''' to others people, let them hate you blabla' disitu kita bisa mikir nih tukang endorse kemaksiatan aja gak takut dibenci, kenapa kalian yang mengendorse ketaatan takut dibenci orang?
Ayolah come on, dikatain sok suci dkk? bodo amat, yang maksiat aja bodo amat. dikatain riya gegara posting di kajian? bodo amat, yang suka dugem aja rajin posting, dikatain ini itu gegara dakwahin jangan dekati zina? bodo amat, yang dadanya dicubit dan minta dikencengin cubitannya aja masih eksis :-p, kenapa situ yang mau taat malah ketakutan dengan hujatan orang?
Be brave, selow, santuy, dan keep calm macem ustad Zainullah Musllim pas di geruduk ban serep.
190 notes · View notes
maharbaikkaz · 4 years ago
Text
Thanks to my insting daddy.. He kept me in the track. Well well.. Kadang kalo hidup dibiarin ngalir gitu aja, ga ada ketidakmungkinan bahwa kita ga akan lost on the track. Mungkin kalau pribadi kita dibiarkan sendiri gak akan lost2 amat karena punya prinsip. Tapi kan, gak mungkin kita sendirian, selalu ada pengaruh bahkan dari sesuatu yang gak bisa kita sentuh langsung. Ada orang2 yg kita liat, kita ajak ngobrol, kita kerja bareng dsb.
Dari mereka ga mungkin kita ga terpengaruh. Punya opsi untuk tinggal bermain kuat2an prinsip, alah.. pasti kaku dan ngecrack di banyak hal. Beda kalau misalnya kita main agak fleksibel. Memang ga bisa kita memuaskan semua pihak, membahagiakan mereka denga segala tindak tanduknya. Gak, gak ada orang yang bener-bener bisa lepas dari pengaruh, bahkan disaat sendirian.
Lalu gimana kalau udah lost? Lucky to have someone that can keep you on the right path. And I got that idea from my daddy not so long ago.
He teach me how to take my side. Sebagai profesional dilingkungan kerja. Gak memungkiri kalau ada banyak kubu dengan masing-masing idealismenya di lingkup kerjaan. Dulu mantan bos pernah bilang soal jangan terlalu suudzhon atau husnuzon, I got it, tapi namanya orang kadang bisa lupa sama hal-hal kek ini ketika lama tenggelam dalam rutinitas dan interaksi,.
Dilingkungan yang sudah kita kenal betul, ga memungkiri kita jadi orang yang lebih paham tentang kondisi, tapi please remember ur position, who you are, what is your true intention, how you make it this far.. Mungkin agak kolot, tapi somehow kekolotan itu bisa menyelamatkan : seperti bermain netral diantara orang yang berkonflik, meski satu sisi temen sendiri. Kecuali jaman SMP dulu yang bagai rimba haha.. Gak suka labrak! Tapi profesional ga bisa kek gitu. Alih-alih melindungi dan menunjukan solidaritas, dengan cara yang salah justru bisa memecah belah.
Ah! Ku jadi inget nasehat ust. Hanan perkara namimah, ada 2 tipe orang dan fitnahnya :
1. Orang jahat.
Orang yang hatinya memang jahat, menyebarkan fitnah dan adu domba dengan sengaja agar tercipta perpecahan dan dia tertawa diatasnya.
2. Orang baik
Orang baik atau shaleh pun bisa terkena perangkap fitnah ini, misal Song Jong Ki menaruh benci kepada Song Hye Kyo, tapi Jon Ki cerita ke teman mereka berdua Song Hye He. Jongki bercerita tentang keburukan Hyekyo ke Hyehehe.. Sebagai teman yang baik, hyehe ga suka jongki dan hyekyo musuhan, jadilah dengan semangat memperbaiki keadaan hyehe dengan retorikanya menyampaikan hal2 yg tidak mengenakan dari jongki ke hyekyo. "eh, unnie maaf nih, klo misal blablabla unie ga kayak gitu kan?" "ha? Siapa yg bilang?"
rahasia keluarga songsong pun terbocorkan dengan niatan baik ingin memperbaiki tapi HATI ORANG mana bisa dikira seberapa dalamnya, hal buruk yang menyakitkan hati yang mestinya gak akan menyakitkan hyekyo dari jongki malah sampe dengan cara yang tak terduga. Terpecahlah keduanya. Lalu hyehehehehe.. Menikah dengan jongki (loh jadi pelakor) *wkwk gajelas ya.. Yaa maap.
Intinya kalo bisa menghindar dr fitnah dan namimah, menghindar! Kalau ga bisa, jadilah seperti buku diari, menyimpan rapat tanpa mengumbar ulang catatan-catatan penulisnya, jadilah pendengar yang memberi nasehat kepad kebaikan, atau diam membungkam rahasia fakta dan fiksi yang berpotensi menyakiti orang lain.
Milikilah orang-orang yang hatinya takut kepada Allah, karena ketakutannya bisa membantu kita terjaga didalam jalan yang lurus, mungkin sikap ini tak akan menyenangkan semua orang, tapi bukankah kebenaran itu memang kadang menyakitkan bagi sebagian orang? Dan apalah artinya disukai manusia tapi dibenci Allah?
Demikian
29/3/2021
5 notes · View notes
qisahamba · 4 years ago
Text
Diberi Banyak Pelajaran Dari Pengantin Baru
Tumblr media
Jodoh sebrang meja, MasyaAllah Tabarakallaah.
Semoga banyak cahaya kebaikan yang lahir dari dua orang yang sudah memiliki cahaya kebaikan ini. Ilmu2 yang diberi secara cuma-cuma, singkat dan padat isi!
Core why yg ku dapat salah satunya ttg pertanyaan "Untuk apa kamu menikah?" Pernah dapet ilmu juga dr Ka Ju. Ttg niat menikah. Banyak banget mungkin niat orang kenapa menikah. Untuk menyempurnakan agama; biar ga sendiri, pengen ada yang masakin, pengen bangun tidur ada temen wkwk, pengen berdakwah bersama (masyaAllah), biar ga ditanyain mulu kapan nikah, biar bisa pisah dari ortu(?) pengen walimahan yang ala2an lah pokonya karna merupakan acara paling sakral dalam idup, dll. Sebenernya ttg why ini balik lagi ke masing2 orang. Namun ada yang perlu diluruskan.
Padahal seharusnya why nikah itu sama, ketika seorang wanita ditanya kenapa harus berhijab? Ketika seorang mukmin ditanya kenapa harus melaksanakan shalat? Kenapa harus berpuasa? Kenapa harus beribadah? lya, karena "Allah gak akan ciptain jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaNya" Dan menikah adalah penyempurnaan agama, ibadah sepanjang masa. Sudah semestinya core why of nikahnya harus benar.
Ttg kriteria pasangan. Tadi sempet nanya soal ini, gimana caranya bisa nerima atau menyederhanakan kriteria calon pasangan? Ka muti bilang ini kata Pak Firman Talents Mapping ada kriteria yang emang itu adalah prinsip hidup kita, ada kriteria yang bukan krn prinsip hidup kita. Kriteria yang menyangkut bgt dgn prinsip hidup kita ini kriteria yang emang gak boleh diobral. Karena prinsip hidup ini adalah hak kita, biasanya soal akidah.
Dan ada kriteria yang itu bukan dr prinsip misal ttg paras wajah, kemapanan, tempat tinggal, usia, fisik, karakter dll. Tapi untuk prinsip ini mungkin berbeda tiap orangnya. Ada yang ternyata kekayaan adalah prinsip hidupnya. Atau harus cantik dan ganteng. Harus kemayu, penyayang, cute, atau maskulin, pemberani, jago bela diri, jago hiking, kalo bg lelaki usia calon pasangan harus di bawahnya, kalo bg perempuan calon pasangannya harus setara pendidikannya atau lebih tinggi darinya itu lebih baik dll
Oke next, kalo jawaban ka romi ttg hal ini (penerimaan atau penyederhanaan kriteria) adalah karena yang namanya karakter orang itu pasti berubah-berubah, gada yang bisa jamin dia yang sekarang akan sama dengan dia yang akan datang. Jadi asalkan mau berubah ke arah yang lebih baik, maka mungkin ketika ditemukan ada satu hal yang gak sesuai dengan pasangan, kita harus bersedia untuk belajar dan mengubahnya menjadi lebih baik. Karna kalau mau usia pernikahan sehidup sesurga. Ya proses belajar menjadi hal yang wajib bagi tiap pasangan,
Mungkin kalo kata ust felix yang namanya rahmah dalam pernikahan tuh, mau sejelek apapun pasangan kita ketika bangun tidur atau lagi ngambek atau semenyebalkan apapun pasangan, ketika bercanda atau berdiskusi. Udah ya bisa diterima gitu aja, karena rahmah itu sendiri. Penerimaan dan kasih sayang.
Ohyaa ttg kriteria lagi. Kalau Bang Aad cuma punya 3 kriteria untuk calon pasangannya saat itu. 1. Wanita 2. Muslimah 3. Kriteria by Allah
Yang ketiga ini adalah pemberian dari Allah. Ketika ingin diberi yang terbaik, maka seseorang akan mengusahakan yang terbaik juga, apalagi kalo itu pemberian tuhannya dan harus mempersiapkan diri yang terbaik pula.
Inti dari semuanya balik lagi ke core why. Kalo why kita udh tepat, maka segak expect apapun kita sama pasangan kita. Itu yang terbaik dari Allah. Allah mudahkan prosesnya, Allah tenangkan hati ketika memutuskan hendak memulai ta'aruf sampai ijab dan kata sah terucap. Karena memang benar bahwa di dunia ini semuanya milik Allah. Jangan sampai untuk hal yang belum tentu pasti jodohnya, ketika memang tidak berjodoh justru malah gak ridho. Padahal sekali lagi, bahkan di dunia ini kita gak punya apa-apa. Kecuali semuanya adalah hak Allah.
Allah simpen hikmah kehidupan yang begitu dalam pada setiap yang terjadi dalam kehidupan, kehidupan berumah tangga, dan segala apa yang ada di langit, dan bumi ini. Semogaaa Allah lembutkan hati supaya peka sama hikmah2 yang Allah titipi.
Ttg perceraian. Allah sendiri bilang bahwa hal ini halal namun amat sangat dibenci-Nya. Jadi jangan sampe grgr ngeliat influencer yg nikah muda terus tbtb di tengah justru malah kandas malah buat diri takut nikah. semua kembali lagi ke hati masing-masing, niat masing-masing. Dan yang sudah terjadi bisa dijadikan pelajaran. Namun jangan sampe kita judge "ah jgnjgn dia nikah muda belum karena core why yang sebenarnya."
Ini hal di luar jangkauan diri, kita gak akan pernah tau kenapa seseorang memutuskan untuk berpisah, yang bisa dijangkau sama diri cukup jadikan hal itu pelajaran yang berharga. Masi banyak org2 yang bisa jadi contoh kehidupan pernikahannya. Jadi fokus sama hal baik yang seharusnya kita cari.
Sekian notul dr kajian dadakan bareng dua sejoli yg baru saja halal di syawal.
Guys free to share, diskusi, atau mungkin meluruskan hal yang keliru. Wkwk bukan notul sih karna td gabawa alat tulis dan hp sudah lowbat. Hanya mereview apa yang diingat, supaya gak keburu hilang dr otak. Dan ini hasil perpaduan dr beberapa kajian yang diikuti lewat guru-guru yang disebutkan.
3 notes · View notes
swit-purple · 4 years ago
Text
Sindiran Dalam Teguran, Adakah Ia Termasuk Menegur Secara Bijaksana
Penulis : F Lee
Agama itu adalah nasihat. Apa yang dimaksudkan dengan nasihat di sini? Ia adalah salah satu perbuatan untuk menarik kita semua ke arah kebaikan dan memberi petunjuk ke arah kebenaran.
Disebabkan itu, kita dinasihati untuk sentiasa memberi nasihat kepada orang sekeliling kita sama ada dengan cara secara langsung atau tidak.
Begitu juga jika anda ingin menegur seseorang, tegurlah dengan baik-baik dan nasihatilah ia dengan berhemah.
Walau bagaimanapun, boleh menegur seseorang sambil diselit sindiran? Adakah ia dikira sebagai sebuah amalan yang baik kerana tujuan asalnya adalah untuk menunjukkan perkara yang benar kepadanya.
Dalam hal ini, pertama kita perlu faham bahawa nasihat itu perlu dilakukan dengan kata-kata dan ucapan yang lembut. Jangan menasihati dengan memasukkan unsur sindiran atau kata-kata kasar yang dibenci Allah.
Imam Syafi’e menjelaskan mengenai adab menasihati;
Maksud: “Berilah nasihat kepadaku ketika aku sendiri. Jauhilah memberikan nasihat kepadaku ketika aku berada di tengah-tengah keramaian. Sesungguhnya nasihat di tengah-tengah manusia itu termasuk suatu kejian yang aku tidak suka mendengarnya. Jika engkau menyelisihi dan menolak sarananku, maka janganlah engkau marah.” (Kata-kata Imam Syafi’e dan disusun oleh Muhammad Ibrahim Salim)
Dan melalui kalam Allah juga disebutkan mengenai kelembutan dalam teguran, iaitu;
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
Mafhum: “Kemudian, hendaklah kamu berkata kepadanya dengan kata-kata yang lemah-lembut, semoga ia beringat atau takut.” (Surah Taha, 20:44)
Seterusnya, kita perlu memahami bahawa sindiran dan cacian itu merupakan salah satu sifat mazmumah (buruk) yang boleh menyebabkan orang lain merasa tidak selesa dengan perkara tersebut.
Dan tidak semua orang boleh memahami makna di sebalik sindiran tersebut. Ia bahkan tidak akan meninggalkan kesan buat sesiapa. Bukankah itu adalah perbuatan yang sia-sia?
Jadi, dapat disimpulkan di sini bahawa berilah teguran itu dengan cara terbaik yang anda boleh lakukan.
Dan menegur itu juga jangan sehingga memalukan seseorang sama ada dalam bentuk hinaan atau dilakukan seara terang-terangan.
Dan bagi penulis, sindiran itu jika disalah guna, ia bukan boleh meninggalkan kesan yang baik dalam diri seseorang tetapi sebaliknya.
Ia boleh meninggalkan ‘parut’ emosi kepada si penerima. Jika pukulan merupakan cara yang paling akhir untuk mengajar seseorang kerana ia boleh memberi kesan kepada fizikal, begitu juga dengan sindiran.
Bukankah Baginda SAW mengajar kita untuk menegur dengan hikmah, iaitu bijaksana? Jadi, anda perlu menggunakan pendekatan yang sesuai dalam menegur.
Mafhum: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah sesuatu puak (dari kaum lelaki) mencemuh dan merendah-rendahkan puak lelaki yang lain, (kerana) harus puak yang dicemuhkan itu lebih baik daripada mereka; dan janganlah pula sesuatu puak dari kaum perempuan mencemuh dan merendah-rendahkan puak perempuan yang lain, (kerana) harus puak yang dicemuhkan itu lebih baik daripada mereka; dan janganlah setengah kamu menyatakan keaiaban setengahnya yang lain.” (Surah Al-Hujurat, 49:11)
Wallahu a’alam.
Rujukan:
Adab Dalam Memberi Nasihat Dan Teguran
1 note · View note
farizhadi · 4 years ago
Text
Tulisan ramadhan : hari 15/ Ustadz tanda tanya
Memang dalam keseharian, aku di panggil seorang ustadz. Maklum saja, aku mengajarkan membaca Al quran bagi anak anak Sekolah Menengah Pertama. Secara etimologi ustadz itu berasal dari bahasa Arab, yang artinya guru. Tapi di indonesia sendiri kata ustadz, telah terjadi pengembangan makna. Dari yang awalnya guru, menjadi seorang bijak nan soleh, berpengetahuan luas tentang agama, seorang yang sangat di hormati, dan mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Tuhan.
Jika pemberian makna ustadz adalah yang kedua. Dan itu disematkan kepada diriku, maka panggilan ustadz kepada diriku, merupakan sebuah hoax yang besar, sebuah kemunafikan, dan sebuah kebohongan publik. Otomatis jika itu sebuah penipuan, maka murka Allah dengan mudah di undang kepada diriku.
Aku hanya anak yang baru saja, lulus dari sebuah pesantren kemarin sore. Keilmuan ku tidak mumpuni, dari segi ilmu apapun itu. Kebiasaan ku hanya mencomot comot sedikit ilmu. Sehingga arah ku terkadang di anggap kurang jelas. Menjadi ulama ya tidak cocok, pasalnya akhlak ku kurang baik. Menjadi seorang karyawan ya tidak cocok juga, menjadi seorang ilmuan apalagi. Akhirnya aku terombang ambing dalam kehidupan dunia. Hidupku hanya mencari dan mencari. Sampai pada suatu titik aku menemukan moment yang tepat dan situasi yang tepat.
Jika ada orangtua murid memanggil diriku ustadz, akal mulai kembali disibukkan oleh pertanyaan. Apa yang di maksud orangtua ini, dengan memanggil ku ustadz. Ia memanggil aku sebagai seorang guru, atau sebagai orang yang bijak ? Akhirnya aku menjadi tidak fokus ketika berbicara dengan seseorang, ketika aku dipanggil ustadz.
Sampai aku pernah berpikir, untuk berhenti mengajarkan Al quran, hanya karena aku dipanggil ustadz. Aku menemukan diriku pada titik kesadaran, bahwa aku memang jauh dari Allah, ilmu ilmu untuk menyampaikan ayat Allah masih tidak mumpuni. Ayat yang aku maksud di sini, bukan hanya ayat yang kontekstual, tapi termasuk dengan ayat ayat yang non kontekstual. Jika abu bakar berdakwah dengan kelemah lembutan nya dan umar dengan ketegasan nya. Maka aku, aku masih bingung berdakwah dengan apa ? logis matematika ku tergolong rendah, ucapanku kurang fasih, dan sikapku tidak mencermikan seorang yang mempunyai peringai yang baik.
Aku masih mempertanyakan, ustadz macam apa aku ini, jika memang benar orang orang memanggil aku ustadz. Terkadang aku mempunyai sebuah keinginan, untuk bisa percaya diri seperti ustadz ustadz kondang yang ada. Yang berbicara dengan lancar, yang dengan mudahnya memaparkan ayat ayat tuhan. Tidak perlu hafal Al quran, hafal hadist, memahami tafsir atau ahli dalam mustalahul hadist, para ustadz ustadz itu dengan gagah dan mudahnya, memberikan fatwa fatwa. Aku bertanya kepada diriku sendiri “Apakah aku harus seperti mereka ?” walau diriku juga menjawab “Untuk apa ?” ketika diriku menjawab pertanyaan awalku, dengan pertanyaan lagi, aku malah kebingungan.
Hal yang paling dasar dan paling aku takut kan, adalah kemarahan Allah atas diriku. Aku takut ketika Allah memberikan cap kaburamaktan ‘indallah antaquluu ma la taf’aluun ( sangatlah dibenci di sisi Allah, jika kamu mengatakan apa apa yang kamu tidak kerjakan) kepadaku. Dalam berbicara aku harus mulai menimbang nimbang, apakah itu sesuai dengan apa yang aku kerjakan atau tidak.
Di dalam dunia maya, aku perhatikan sudah mulai muncul ustadz ustadz baru. Ustadz di sini dalam artian pertama dan kedua. Guru juga iya, orang yang bijak juga iya, sepertinya. Karena dalam kehidupannya, dunia maya di jejali orang yang saling guru menggurui. Saling memberikan fatwa satu sama lain. Bahkan saling membaca raport diri satu sama lain. Lebih parahnya lagi, setelah membaca raport orang lain, raport itu dibacakan ke khalayak. Entah apa tujuannya, memberi tahu kesalahan orang lain, atau memang mencari pendukung pendukung dengan menjatuhkan orang lain. Yang aku rasakan, memang itu sedikit meresahkan. Maka memang ada benarnya kata Gus dur, bahwa beberapa tahun ke depan akan bermunculan ustadz ustadz dadakan. Dan itu perlahan lahan terbukti. Jangan kan ustadz, di dunia maya pun telah tercipta setan setan yang bergentayangan. Yang kerjanya membisik bisik manusia, mengajak, bahkan menyelewengkan manusia dari yang baik. Maka tidak heran komen netizen, bisa menyakitkan hati kita, tapi wujud makhluk yang memberi komen tadi tidak terlihat dan tidak ketahui.
Kembali kepada diriku. Lantas siapa diriku ini ? Apakah aku benar benar ustadz yang seperti orang lain anggap, atau ustadz ini hanya panggilan kultural saja, yang menandakan seorang guru ngaji. Jika memang panggilan ustadz ini, sebagai panggilan kultural saja. Setidaknya aku bisa bernafas lega, artinya pertanggung jawaban diriku terhadap Tuhan, hanya sebatas pengajaran saja. Karena aku sendiri tidak berani, untuk melangkah lebih jauh, menuju ustadz dengan artian orang ‘alim, bijak, dan mempunyai kedekatan dengan Tuhan. Itu semua tidak aku lakukan, maka jauhlah aku dari ustadz dengan makna itu. Biarkan orang lain saja, yang berani dan percaya diri menjadi ustadz dengan artian orang ‘Alim, bijak, dan mempunyai kedekatan dengan Tuhan. Dan aku relakan orang lain saja, yang berani dan percaya diri memberikan fatwa fatwa dan hukum hukum terhadap sesuatu. Dan aku biar menjadi ustadz tanda tanya saja. Yang selalu bertanya terhadap sesuatu.
1 note · View note
sederhannaindah · 5 years ago
Text
Here comes November.
1. Hardship is a must in life. Good things in life come hand-in-hand with pain. Love and life can only be perfected when you taste both happiness and sorrow.
2. Whatever things you hold most dear in your life, you must not get too attach to it. People who afraid of losing will never learn how to accept fate.
3. Jangan takut dengan perubahan. Tanpa perubahan macam mana kita nak tahu ada yang lebih baik dari apa yang telah pergi / berlalu.
4. Jangan jadi orang yang gembira dengan kepura-puraan tapi sedih bila berhadapan dengan realiti.
5. Nothing is wrong with sadness. The only wrong is you stop believing you could be happy again.
6. God will love and forgive you even if you failed to love Him, even if you failed to forgive yourself. So don’t give up on Him, don’t give up on yourself.
7. Ada kalanya pilihan kita tak sama dengan ketentuan Tuhan. Tak ada apa yang boleh kita lakukan selain berdoa bahawa pilihan yang kita buat tu adalah yang terbaik, dan jika pilihan tu tak sesuai dengan kehendak kita, mungkin Tuhan mahu mengajar sesuatu.
8. Ada perkara kita kena laluinya berulang kali. Ada luka yang memang takkan sembuh sepenuhnya, dan menjadi parut. Parut itulah yang akan mengingatkan, akan mengajar, akan menyedarkan, siapa kita, apa yang pernah kita lalui, apa yang pernah kita lakukan, agar kita mengambil pengajaran, dan tidak mengulanginya di masa hadapan.
9. Maybe it's time to forget about the past, wash away what happened last, hide behind an empty face and don't ask too much.
10. Kita harus sedar bahawa tidak perlu ada penyesalan dalam pilihan, walau pilihan itu nanti menyebabkan kita terluka. Yang ada cuma hikmah & pengajaran di atas pilihan yang telah dibuat, yang perlu kita cari apabila kecewa.
11. life is a war. every day we fight for a reason to live. some battles you lose. some battles you win. but never stop fighting for what you believe in. because in the end, you will win the war. you will find your happiness.
12. If you want to change the way people look and trat you, you are the one who first should change yourself. Kalau kita tak belajar untuk dengan ikhlasnya menerima diri sendiri, kita akan dapat diterima oleh orang lain.
13. yang semalam, dah berlalu. jangan diharap jangan dikenang. yang esok, belum tentu akan ada, belum tentu kita bernyawa. yang kita ada cuma sekarang. saat ini, ketika ini, hari ini. jadi manfaatkan apa yang kita miliki sekarang. hargai apa yang kita ada hari ini. bukan mengenang apa yang kita dah terlepas dari memilikinya semalam. bukan bermimpi untuk dapat sesuatu yang belum pasti esok. live the moment. this moment is our life. make good use of it.
14. Can you hope? Yes. Can you control the outcome, the result? No. Do the best with what you have, what are you capable of and leave the rest to Allah and Allah only. 15. Make plans for tomorrow. Leave memories for yesterday. Live here and now.
16. bila kita sedar bahawa bahagia itu adalah kurniaan Tuhan, maka kita akan menjaga hubungan dengan Dia. tapi kalau kita masih percaya bahawa bahagia itu datang dari hubungan sesama manusia, selagi itu kita akan lelah mengejar ketidakpastian, kerana manusia itu berbolak balik sifatnya.
17. walau setinggi langit mimpi kita, sentiasalah sedar bahawa kuasa Tuhan lebih tinggi daripada itu. akan sampai masa, takdir akan menidakkan segala janji, meleburkan semua harapan, memudarkan setiap rasa. tiba saat itu nanti, kita harus sabar, ikhlas dan redha.
18. we wake up and we try to grow up. we fight to forget and we willing to forgive. we erase what is bad and we strive to replace. we have to move on and we surely marching forward.
19. make a du'a. God always notice, even if people don’t.
20. Takdir Allah tu never too late, never too soon. In the moment we love, we cry, we laugh, we hurt, our right, our wrong, selalu ada pengajaran. Jalani hidup apa adanya.
21. Constantly move on, keep trying to break free from that dark, dark, dark sadness.
22. Sometimes things got so broken that it can't never be fixed. But it's okay, because we still have a chance to rebuild something ; our life, our heart, our love ; because somehow, we are going to build things better the second time.
23. losing something remind us that nothing lasts forever, and while we can always feel a sense of sadness and longing as we look back on everything we once knew, we can also look back on that period of time and all the memories we made with a fond smile.
24. We'll never have forever so the sooner you move on the better you will be.
25. Tetaplah melakukan kebaikan walau dilukakan, walau dikecewakan, walau dibenci. Kerana Tuhan telah berfirman, "Bukankah tidak ada balasan bagi amal yang baik, melainkan balasan yang baik juga?" (Ar-Rahman ayat 60).
26. Jangan terlalu menyesal dan sedih dengan perpisahan dan kehilangan kerana Tuhan telah berfirman : "Segala yang ada di muka bumi akan binasa. Dan akan kekallah zat Tuhanmu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan." (surah Ar-Rahman ayat 26 – 27).
27. In the wave of trial, we'll find our true direction. Sabar, redha, doa dan move on.
28. Ketika kau berasa tiada siapa mempedulikanmu ingatlah bahawa kau selalu dalam jagaan-Nya.
29. Don’t give up in goodness even if you hurt. Tetaplah tersenyum walau kisah kita penuh duka kerana siapa tahu, esok takdir kita bakal indah.
- sederhanaindah
162 notes · View notes
pipaoo · 4 years ago
Text
Day 7: Favorite Movie
Wonder.
Ini film yang bagusss bangeet. Definisi favorit tuh sebenarnya gimana sih? Saya suka film Wonder ini karena memberi nilai kehidupan yang "ngena" banget. Bukan favorit ya berarti? bodo deh saya tetep bakal ngomongin tentang Wonder di sini.
Kenapa ini film bagus banget? Karena soal keluarga, teman, perjuangan keluar dari zona nyaman di sini apik banget. Seorang anak laki-laki yang merasa dirinya sangat dibenci dan tidak diinginkan siapapun, padahal dia memiliki keluarga yang sangat mencintainya. Dia punya seorang ayah dan ibu yang sangat memikirkan kehidupannya dan masa depannya. Mementingkan anak mereka yang satu ini adalah kepentingan di atas segalanya. Hingga anak perempuan pertama mereka menjadi kurang terperhatikan. Namun tak apa bagi anak perempuan mereka ini, dia pun juga amat sayang pada adiknya walaupun beberapa kali sempat muak dan membenci orangtua serta adiknya.
Anak laki-laki ini memiliki wajah yg bila dilihat oleh orang lain, mereka akan takut. Dia merasa dirinya seperti monster. Dia selalu memakai semacam helm untuk menutupi wajahnya. Sampai suatu hari orangtua nya meminta dia untuk bersekolah di sekolah umum agar dia bisa punya teman dan hidup normal seperti anak-anak lainnya. Hingga akhirnya dia memiliki seorang teman yang baik. Dia sangat senang bergaul dengan anak itu, dia sudah menganggapnya sebagai sahabatnya. Sampai akhirnya dia mendengar pengakuan sahabatnya mengatakan kalau berteman dengannya hanyalah semata-mata karena kasihan.
Ia marah, kesal, dia benci apapun yang ditemuinya hari itu. Dia membuang semua kenangan mereka. Ibu dan ayah nya tak bisa membuatnya tenang. Kakaknya yang sangat menyayanginya datang untuk menghibur, tapi apa? Balasan darinya hanyalah kata" yang menyakitkan hati kakaknya. Meledak saat itu kesabaran dan segala rasa sakit yang dipendam oleh sang kakak. Semua hal berat dilimpahkan pada kakaknya setelah ada dirinya dan menjadi beban kakaknya. Tapi dia tidak pernah protes karena ia sangat menyayangi adiknya yang tidak sempurna itu. Sang kakak hingga mengakhiri perbincangan malam itu "Dunia tidak hanya berputar pada dirimu. tidak hanya kamu yang punya masalah, semua orang punya masalah. Bedanya ada yang menunjukkan dan tidak"
Dari sana saya belajar, jangan hanya memikirkan diri sendiri. Kita boleh punya masalah, tapi gak semata-mata kamu bisa sewenang-wenang pada orang lain atas masalahmu. Berharap mereka mengerti keadaan kita, boleh saja tapi kita semua manusia yang punya masalah masing-masing. Bukan tugas semua orang untuk dapat memaklumi keadaanmu. Maka jadilah baik, be kind. Jangan paksa semua orang untuk dapat memahamimu, jangan juga paksa dirimu untuk menyenangkan semua orang. Tugas masing-masing manusia adalah untuk mengertikan diri mereka masing-masing. Maka pahamilah bahwa bumi ini gak hanya berputar pada duniamu. Everyone is fighting a hard battle. All you have to do is look.
Sabtu, 7 November 2020
22.28
2 notes · View notes
saatrenungan · 2 years ago
Text
youtube
Renungan 2Mei2023
Bacaan Injil Mat 10;22-25
Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku;tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya.Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul,apalagi seisi rumahnya.
Demikanlah sabda Tuhan
Terpujilah Kristus
Yesus sadar bahwa perutusan yang akan diemban para muridNya tidak mudah bahkan Yesus dikhianati oleh sebuah ciuman Yudas demi tiga puluh uang perak, seperti dikatakan Yesus dalam bacaan Injil malam ini "kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku, tetapi barangsiapa bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan selamat' lebih lanjut Ia berkata “orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh; demikian pula seorang ayah terhadap anaknya. Anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka". Tugas perutusan ini juga disampaikan dalam bacaan pertama Kisah Para Rasul bahwa tangan Tuhan menyertai mereka dalam memberitakan Injil bahwa Yesus adalah Tuhan sehingga sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan serta keteguhan Lucia dalam mewartakan kebenaran hingga seluruh penduduk desa percaya atas apa yang dikatakan Lucia 
Bacaan Injil hari ini mengingatkan kembali akan film Fatima yang diangkat dari kisah nyata tiga orang anak yaitu Lucia dan kedua sepupunya, Jacinta dan Francisco tentang perjumpaan dengan Bunda Maria di Fatima Portugis pada periode Mei-Okt 1917 dan menerima pesan perdamaian yang mampu mengubah dunia. Ketika mereka menceritakan pengalaman mereka ke orangtua dan ibunya memberikan pertanyaan “mengapa Bunda Tuhan memilhmu dari semua orang?” dan meminta untuk berhenti berbohong dan inilah cara Allah memilih hamba-Nya untuk menjadi pemenang seperti tertulis dalam 1 Kor 1;28-29 “dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah”. Dalam salah satu adegan dikisahkan ironis justru pendeta, walikota dan ibunya sendiri justru tidak mempercayai kesaksian Lucia dan kedua sepupunya yang mengalami perjumpaan dengan Bunda Maria, hal ini berbanding terbalik dengan penduduk desa. Mereka mulai percaya dan mengikuti pesan damai yang dituturkan oleh Lucia. Ironisnya pastor gereja pun meminta hal ini dirahasiakan karena pada waktu itu hal yang berhubungan dengan agama akan diterima buruk oleh banyak orang akan membahayakan keluarga dan penduduk desa seperti tertulis dalam firman Mat10;22 “Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku" Tetapi Tuhan Yesus menjanjikan keselamatan. “….barangsiapa bertahan sampai kesudahannya, akan selamat”. Kisah hidup Lucia mengajarkan bahwa, seberat apapun kesulitan dan tantangan untuk menjadi utusan Tuhan, tetaplah setia kepada kebenaran dan tidak perlu menjadi pesimis dan takut atas tantangan dan kesulitan yang dihadapi.
Bunda Maria memberikan penampakan terakhirnya pada 13okt1917 dimana hampir 70ribu orang hadir baik “believer” dan “non believer”. Bunda Maria tersenyum dan dengan suaranya yang lembut mengatakan bahwa perang akan segera berakhir, yang terkena wabah akan sembuh jika dia mulai percaya namun ia juga mengatakan beberapa orang tidak akan pernah percaya bahkan saat berdiri didepan wajah Tuhan. Ia juga menyarankan orang harus lebih banyak berdoa dan memanjatkan doa rosario kepadanya. Mereka menyaksikan Lucia berkomunikasi dengan Bunda Maria dan keajaiban pun seketika terjadi. Ia menunjukkan jarinya ke arah matahari dan berkata bahwa Tuhan sedang memerhatikan penduduk desa, lalu, matahari tersebut memancarkan sinar yang sangat terang dan membuat penduduk desa lari ketakutan dan dikenal sebagai “miracle of the sun” Akhirnya, seluruh penduduk desa percaya atas apa yang dikatakan Lucia atas kesaksiannya.
Film ini mengajarkan kita sisi ironis dari mereka yang religius dan selalu taat beribadah namun disaat harus menghadapi sesuatu yang diluar nalar seperti keajaiban tentang kepercayaan tersebut mereka justru meragukannya. Mereka cenderung berpikir secara logis dan mengkritisi kejadian itu daripada mencoba untuk merenungkan dan menggali makna dari “keajaiban” tersebut. Hal tersebut diatas bisa dialami oleh siapa saja, baik itu sebagai jemaat gereja, bahkan pimpinan gereja sekalipun yang selalu bicara tentang agama dan surga selalu berada di posisi sebagai orang yang lebih menguasai tentang agama harus goyah saat ia dibuat tidak tahu apa-apa di hadapan anak kecil umur 10 tahun seperti dituliskan dalam Wahyu 3;20 “sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kecuali engkau dipertobatkan, dan menjadi sama seperti anak kecil, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga”
Film ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk percaya akan kuasa Tuhan tidak perlu untuk melihat “keajaiban” barulah kita menjadi percaya seperti terulis dalam Yoh 20;29 “..diberkatilah mereka yang tidak melihat, tetapi percaya.” kita cukup membuka hati dan menerima Yesus dalam hidup kita, maka Ia akan menuntun langkah kita seturut kebenaran-Nya dan seperti kita yang telah menerima anugerah menjadi manusia baru maka kitapun diminta mewartakan kabar keselamatan kepada sesama. Sebagaimana Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani, melainkan untuk menjalankan tugas Pewartaan Agung yang di amanatkan Yesus.  
Berkah Dalem
0 notes
amandahapsari · 4 years ago
Text
Fear&Insecurity #1
Kita semua lahir dari keluarga yang berbeda-beda. Dengan pola asuh yang dan masa kecil yang berbeda. Tapi pada dasarnya kita mengalami hal yang sama dalam pertumbuhannya. Saat-saat kita masih disusui, belajar makan, merangkak, belajar berjalan, dan seterusnya. Begitu juga beberapa pengalaman yang sedikit-banyak, kita alami bersama walau diwaktu berbeda.
Pengalaman awal adalah masa anak2 yang dimana-pada saat itu-orang tua adalah sentral dari dunia kita. Pengalaman diabaikan, ditinggalkan, ditidak-pedulikan, diacuhkan, hingga dikasari (entah sekedar penonton-atau jadi korban) (secara verbal-maupun fisik). Hingga pengalaman positif seperti dihargai, dipeluk, dicium, dsb. 
Yang kemudian, secara tidak sadar, membangun persepsi kita dalam membangun sebuah hubungan terhadap orang lain. Dalam beberapa kasus, beberapa orang yang memiliki pengalaman kurang baik, akan memilih kesendirian&kesepian-paham akan betapa dapat mengecewakannya orang lain. Orang tua yang menjadi sentral dunianya saja bisa memperlakukan, menyakiti diri sebegitu hebatnya, apa lagi orang lain, bukan? Dilanjutkan dengan keinginan untuk marah, memberontak.
Untuk sebagian orang lainnya, akan memilih untuk mengejar-bahkan mengemis-validasi orang lain. Melakukan apa saja, apa-saja, untuk menutupi rasa ketidakamanannya, untuk mendapatkan cinta. Karena merasa kurang-atau tidak mendapatkan hal tersebut di tempat yang dipanggilnya rumah. Beruntung bagi yang memiliki masa kecil yang manis, hubungan dengan orang lain-bahkan perspektifnya akan hidup cenderung sehat.
Dilanjutkan dengan masa-masa terjun langsung ke masyarakat. Entah di sekolah ataupun ruang bebas. Entah sebagai pelaku-korban-atau sekedar pengamat, kita belajar hal-hal apa saja yang diterima atau ditolak publik. Kita belajar apa-apa saja yang menjadi batasan-batasan, begitu juga hukum sebab-akibat, yang berlaku di ruang publik.
Yang kemudian, sedikit demi-sedikit, membangun sistem pertahanan, bahwa kita harus melakukan ini dan itu agar kita terus dicintai-diterima publik dan tidak diperlakukan dgn tidak-menyenangkan. Yang juga mendorong apa yang menjadi naluri alami manusia, seperti emosi, ke lapisan terdalam. Sehingga ada rasa; malu, bersalah, takut dihakimi, sebegitu hebatnya, ketika melakukan hal yang ditolak, diluar kenormalan, oleh persepsi publik tersebut. Perasaan yang mengerdilkan diri, seolah menurunkan derajat diri.
Pada akhirnya, apa-apa yang kita lakukan&hindari adalah berdasarkan apa yang telah kita pelajari. Dimasa anak2, maupun setelah terjun ke masyarakat. Karena kita paham bahwa manusia adalah mahluk sosial. Dan satu-satunya cara adalah dengan diterima publik. Dengan menjadi sama. Dengan mengikuti aturan-aturan yang berlaku.
Namun, apakah ada kebahagiaan dan kedamaian sejati apabila hidup berdasarkan ketakutan dan ketidakamanan terus menerus? 
Ketakutan akan kesendirian, ketakutan akan penolakan, ketakutan akan cibiran, ketakutan akan terbuang, ketakutan akan tersakiti, hingga ketakutan akan bahagia, ketakutan akan bermimpi, ketakutan akan dicintai. 
Bibit ketakutan yang kemudian bertransformasi menjadi Ego, yang membuat manusia melakukan apa-apa saja demi kelangsungan-kebaikannya-keamanannya di hari esok. 
Dan kemudian memaksa manusia untuk melakukan apapun agar esok mampu membanggakan-menyombongkan-menempatkan diri diatas manusia lainnya. Untuk agar dilihat, untuk agar dihargai, untuk agar dicintai, untuk agar aman, untuk agar-sekedar-tidak diinjak lagi.
Bibit ketakutan yang menjadi Ego. Yang dengan cerdiknya memanipulasi diri, berbisik Ego-mu adalah keputusan yang terbaik. Ego yang berusaha membohongi-membodohi batin. Yang kemudian menumbuhkan bibit-bibit lainnya. Bibit iri hati, bibit kepengecutan, bibit egois, bibit kebodohan, bibit kebebalan, bibit kesombongan. Bibit-bibit yang menolak untuk melihat lebih luas, mendengarkan lebih seksama, merasakan-mengolah lebih dalam. 
Kita lupa, bahwa keterbatasan Ego-Ego terbatas dari apa yang pernah kita alami. Bahwa sebenarnya dunia tidak sekadar apa yang telah kita pahami. Bahwa beban yang mengait kaki-menolak/membatasi kita untuk melangkah maju-hanyalah ilusi. Bahwa apa-apa saja yang telah dihadirkan dalam hidup kita adalah rancangan yang maha mengetahui, maha pengasih, lagi maha penyayang. 
Kita lupa, bahwa ilusi tetaplah menjadi ilusi. Begitu juga perspektif dan persepsi. Ketiganya bukan menjadi suatu kebenaran. Dan ilusi, mengira-ngira, adalah pilar yang rapuh. Ilusi, adalah kaca memburamkan kebenaran. Siapa tau apa yang terjadi esok hari? Siapa yang tau apa yang dipikirkan oleh orang-orang itu? Seberapa penting ocehan-celotehan orang-orang itu? Terutama, siapa yang peduli? 
Mengapa perspektif orang yang tidak merdeka-yang dipenuhi penyakit(hati)-dikendalikan Ego-HARUS menjadi suatu kebenaran yang mendefinisikan aku?
Apa mereka mengetahui alasan atas apa yang aku lakukan? Setelah mengetahui, apa mereka akan mencoba memahami? Kalau pun belum juga, bukankah mereka sebenarnya hanya sedang mencari-cari celah keburukan aku, demi “menaikkan”-”membuat” diri mereka “merasa” lebih “baik”? lebih “sukses”? lebih “suci”? Bukankah ada setitik celah, kesempatan untuk sombong, disaat berambisi memposisikan diri lebih tinggi daripada orang lain? Kesombongan untuk menutupi insecurity-ketidakamanan hati mereka yang terdalam?
Aku tidak tau bagaimana kalau yang lain, tapi aku sendiri tidak rela. Kalau kata-kata jahat orang lain-publik-bahkan Ego diri sendiri-yang menghakimi, menjatuhkan, menyulitkan langkah diri. Kepuasan-kemenangan bagi mereka jika kita mendengar dan terjatuh. Kekalahan bagi mereka jika kita menolak mendengar ocehan itu. Karena sebenarnya, siapa yang paling tahu&berhak memutuskan pilihan hidup kita sendiri?
Dewasanya, kita tahu. Bahwa kitalah yang telah mengalami lika-liku, pahit-manisnya hidup kita sendiri. Kitalah yang paling memahami hidup kita. Dan harusnya kita pula yang paling memahami diri. Dan bahwasanya, kita tahu. Kalau kita selalu dicintai. At least, walau dibenci dunia, kita pasti selalu dicintai oleh yang maha penyayang. 
Dewasanya, kita tahu. Ketidakmampuan, ketidakberdayaan kita saat kecil adalah nyata adanya. Namun kini kita bisa memilih. Untuk memahami Ego, memahami amarah diri. Mempertanyakan gejolak emosi yang ada, apakah memang pantas untuk marah-atau ternyata Ego yang meraung butuh perlindungan?
Dewasanya, kita tahu. Kita lah yang menjadi pengambil keputusan terbesar dalam hidup diri sendiri. Bukan ocehan, celotehan publik. Bukan juga keinginan-Ego orang tua. Menghormati bukan berarti memberi kekuatan untuk mengatur hidup diri. Intuisi seorang ibu nyata adanya saat melihat jauh masa depan buah hatinya. Berbeda, jika ternyata hanya berdasarkan Ego, mengekang, memaksa, menyakiti, merusak kebebasan, harga diri, bahkan jiwa si anak.
Dewasanya, kita tahu. Tanggung jawab hidup diri, ada di diri kita sendiri. Pilihan untuk menyerah pada Ego-atau menguasai Ego. Pilihan untuk mencoba memahami kebenaran-atau menutup mata darinya. Pilihan untuk menyerah-atau bangkit. Pilihan untuk menghormati diri-atau menginjak diri sendiri. Pilihan untuk memilih jalan yang benar-atau jalan yang mudah. Pilihan berdasarkan takut-atau cinta.... Dan jangan lupa, di akhir, kita yang akan dimintai pertanggung jawabannya.
Salam sayang,
Ayu.
3 notes · View notes