#jagung bakar dan tahun baru
Explore tagged Tumblr posts
Text
Jagung Bakar, Camilan Ikonik Malam Tahun Baru
Jagung bakar adalah camilan yang populer di Indonesia, terutama di malam tahun baru. Jagung bakar biasanya disajikan dengan saus tomat, saus sambal, atau keju. Jagung bakar sering dianggap sebagai simbol kemakmuran dan rezeki di tahun yang baru. Jagung bakar menjadi camilan yang populer di malam tahun baru karena beberapa alasan. Pertama, jagung bakar adalah camilan yang terjangkau dan mudah…
View On WordPress
0 notes
Text
TRIGGER WARNING: DEATH, BLOOD, DESIRE TO KILL. 31 Desember 2006, 23.49. Orang-orang bersuka cita. Harum jagung dan sosis bakar melayang di udara, tawa manusia seolah tak kenal derita menggelegar, bunyi terompet berkat napas anak-anak kecil terdengar. Kondisi ideal semua orang, yang gagal diwujudkan oleh keluarga Kobashigawa. Pecah. Kantung ketuban Nobume pecah saat dirinya sedang menikmati keramaian di komplek.
Nobume dilarikan ke rumah sakit untuk segera melahirkan secara normal. Hitung mundur tahun baru bersamaan dengan teriakan sang calon ibu di ruang persalinan. Senyum penuh harap Osamu pudar oleh rasa khawatir seraya menunggu proses penghadiran anak pertamanya ke dunia ini. 1 Januari 2007, anak itu merupakan gerbang penuh anugerah, pembuka jalan menuju tahun berbunga. Namun, tak disangka-sangka, rasa khawatir Osamu menang.
⸻MERAH BERTANGAN BESI. Pendarahan menyebabkan anak laki-laki yang dilahirkan barusan juga menjadi anak terakhir dari Nobume. Tersayat-sayat hati Osamu oleh silet tembus pandang yang bahkan menjangkau kedung sukmanya terdalam. Tubuhnya gemetar bak diterpa angin laut musim panas. Satu tetes, dua tetes, sepuluh tetes—hingga kelopak mata Osamu terpompa sesuatu pilu. Merdu tangisannya, memenuhi koridor rumah sakit. Tangisan itu berubah menjadi monster yang lapar akan darah. Bunuh! Ingin membunuh orang! Balaskan dendam wanita tercintanya yang baru saja terbunuh takdir. "𝘏𝘢𝘳𝘶𝘴𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘶𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘪?" Kebencian terhadap anak itu menjalar di hati Osamu. Ia enggan mengakui anak kandungnya sendiri, sehingga, Koko; kakak perempuan Nobume, perlu turun tangan untuk membesarkan anak malang itu.
⸻
31 Desember 2011. Di antara debu salju yang perlahan turun, lampu-lampu lentera merah menyinari jalanan sempit Kyoto, sementara aroma harum dupa dan bunyi lonceng kuil menyatu dalam hiruk-pikuk doa dan harapan yang melintas di udara malam. Tawa tiga insan dan kukis yang dibuat Koko menghangatkan musim dingin di Kyoto. "Wle, cari aku dalam satu menit, ya!" Sahut Nao sembari mengeluarkan lidahnya. Merasa tertantang, Miko akhirnya memejamkan matanya selama durasi tersebut dan langsung bermandikan semangat demi mencari Nao. "Dor!" Akhirnya yang lebih tua menemukan yang lebih muda dengan mudahnya. Sampai kapan Nao akan terus bersembunyi di sebelah microwave setiap kali ia bermain petak umpet dengan Miko? "Aku ke kamar mandi dulu, ya. Kamu tunggu di sini!" Nao pun mengangguk paham.
Terdengar ketukan pintu dari depan rumah. Tertarik, pupil Nao membulat. Namun, ia memutuskan untuk membungkam keberadaannya setelah mendapati sosok pria membawa amarah, yang mungkin dikoleksi dari buruknya hari beliau. Ada gunanya juga ia bersembunyi di sini, sebab microwave itu cukup untuk menyengapkan tubuh kecil Nao; ia berniat mengintip. "Ngapain? Mau merayakan tahun baru?" Ketusnya Osamu ketika menemui kediaman Koko didekorasi dengan berbagai ornamen. "Mengapa kamu rayakan hari kematian istriku—adikmu sendiri?" Pria bersumbu pendek itu nyaris mencengkram kerah baju Koko sebelum wanita tangguh itu menepis tangannya. "Mengapa kau bicara seperti itu? Sadar, Osamu! Anakmu akan segera berulang tahun. Menurutmu itu tak patut dirayakan?"
Lilin yang mewadahi semangat dan cinta ditiup angin tanpa arah; hidupnya adalah sandiwara. Yang tersisa hanyalah rasa takut dan kebencian. Bola mata yang menatap kosong, hampir keluar di saat tubuhnya gemetaran hebat. Semuanya menjadi lebih buruk ketika Osamu membalas dengan, "𝘈𝘯𝘢𝘬𝘬𝘶? 𝘐𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘵𝘪𝘢𝘯 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘬𝘶!" Pada momen itu, anak malang yang bahkan belum menyentuh usia 5 tahun dipaksa menelan fakta bahwa Koko bukanlah ibu kandungnya, dan Miko bukanlah kakak kandungnya. Sedang pria bertemperamen panas di radius 5 meter adalah ayahnya. Lutut Nao tak lagi mampu menopang tubuh rapuhnya. Ia terjatuh bersamaan dengan air matanya. Semesta baru saja melesatkan serangkaian peluru takdir pada tubuh ringkih anak malang itu.
Sejak saat itu, Nao tak pernah lagi merayakan tahun baru, maupun ulang tahunnya sendiri.
⸻
Nao memulai pendidikan dasar di usia 7 tahun. Tepat pada hari pertama sepulang sekolah, ia menyaksikan Mirai Shitsuji melayangkan Dwi Chagi di TV; sebuah ultimatum yang melumpuhkan (tidak harfiah) lawannya dan meraih medali emas di turnamen internasional Taekwondo. Dari situ, muncul ketertarikan Nao pada dunia bela diri, khususnya Taekwondo. Setahun setelah bergabung klub Taekwondo, ia mendapat sabuk hijau dan menjadi juara 2 turnamen lokal tingkat anak-anak. Dari situ, potensinya mulai terlihat—maka dari itu, ia menerima dukungan penuh dari keluarga angkatnya. Nao memperoleh sabuk biru dan merah di usia 9 dan 11 tahun.
Berbagai turnamen rutin diikuti olehnya—lokal, kota, bahkan provinsi. Tak selalu menang, namun ia tetap membanggakan timnya. Kekuatan dan teknik yang dimiliki anak itu sempurna, mereka bilang, sampai berbagai senior pun ditaklukan. Hingga pada usia 13, Nao mendapatkan sabuk hitam poom (sabuk hitam junior) dan membawa pulang medali emas dari Japan Olympics yang diadakan di Tokyo, Jepang. Prestasi Nao yang luar biasa ini mengundang seseorang untuk kembali ke hidupnya—ya, Osamu, ayahanda dari lelaki itu tiba-tiba mengirim pesan. Basa-basi menanyakan kabar, bersikeras membiayai sekolahnya, bahkan dengan lantang memberi tahu Nao bahwa ia adalah ayah kandungnya. Perilaku Osamu membawa Nao kembali pada kejadian 8 tahun lalu—yang tak seluruhnya ia ingat. Namun satu hal pasti, fakta bahwa ia “penyebab kematian ibunya” selamanya akan tetap menghantuinya.
Lelaki bernama Nao itu sekali lagi membuat guncangan dengan meraih medali perunggu di Classic International Open Taekwondo Championship yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia—padahal, usianya masih 15 menuju 16 tahun waktu itu. Hal ini memicu sabuk Nao langsung dikonversi menjadi sabuk hitam DAN II. Pada saat yang bersamaan, hanya sedikit lagi sampai ia menyelesaikan tahun terakhirnya di sekolah menengah pertama. Nao mulai mencari tahu informasi mengenai beasiswa untuk menuntut ilmu di luar negeri. Menurutnya, ia perlu mengasah kemampuan akademiknya—dan tentu saja, ada alasan lain. Muak, sebab sang ayah tiada henti mengejarnya bak waktu yang terus mengejar kehidupan. Ia perlu segera lari dari tanah air. Akhirnya, Nao berhasil masuk Strauss-Kahn Academy dan Valais dengan memanfaatkan prestasi bela diri miliknya.
0 notes
Text
Persiapan Malam Tahun Baru mulai dari Jagung Bakar hingga Pesta Kembang Api
INGATLAH.COM – Malam tahun baru selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman. Sebelum merayakan pergantian tahun, berbagai persiapan biasanya dilakukan untuk menciptakan suasana yang meriah dan tak terlupakan. Berikut adalah beberapa hal yang sering disiapkan untuk menyambut malam tahun baru: 1. Jagung Bakar dan BBQ Acara bakar-bakaran menjadi tradisi…
0 notes
Text
RESEP : Jagung Bakar Bumbu Spesial untuk Tahun Baru
JAKARTA – Tak terasa sebentar lagi Sobat Holopis dan keluarga akan menyambut perayaan tahun baru 2025. Dalam rangka menutup tahun, biasanya momen-momen menyenangkan akan dilakukan untuk mengekspresikan semangat dalam menyambut resolusi baru. Salah satu kegiatan yang biasanya dilakukan adalah bakar jagung ramai-ramai. Jagung sudah menjadi bahan makanan favorit untuk dibakar, dan ditambah…
0 notes
Text
Aku bahkan gak bisa menjelaskan bagaimana perasaanku bangun tidur di hari Minggu pagi ini.
“Tanggal berapa sekarang?” tanya nyokap dengan lantang ke dua anaknya yang masih setengah sadar.
“11? Eh, 12 November? Hari Ayah! Mamah mau ngucapin ah.”
Aku terdiam. Lama sekali.
“Hari Ayah? Nyokap mau ngucapin Hari Ayah?” ku pastikan itu berkali-kali dalam hati.
Rasanya ini hal baru buatku.
1 jam kemudian, aku tiba di tempat kerja, nyokap kirim pesan di grup keluarga.
“Selamat hari ayah🙏🏼☺️” begitu pesan nyokap ke grup.
Aku mungkin gak terbiasa mengucapkan kata selamat, pujian, atau sekedar basa-basi ke orang tersayang secara langsung, tapi aku sungguh menyayangi mereka sampai mati.
Buka galeri foto lama aku dan Ayah. Ah sial, mataku berair.
Kalo diingat lagi, banyak sekali momen kami berdua yang gak akan aku lupakan selama hidup.
Ayah selalu menemaniku pergi kemanapun. Percayalah.
Dulu beliau bilang, “kak, ayo touring” padahal aku dibonceng menggunakan motor Tiger nya; lengkap dengan box dibelakang agar aku bisa senderan semisal perjalanan jauh.
Kami pernah ke Banten naik motor dalam rangka acara tahun baru keluarga.
Melipir ke Masjid Atta’Awun, Puncak, Bogor. Sekedar minum Ronde dan makan Jagung Bakar. Lalu pulang lagi.
Beliau juga yang menemani anaknya ini nonton Timnas Indonesia di GBK untuk pertama kali dan nobar match Manchester United.
Awal masuk dunia kerja, kami pulang pergi bareng selama 2 minggu karena searah. Rela nunggu di pinggir jalan ketika aku balik larut malam. Kita beriringan naik motor sampai rumah.
Bahkan, pernah sekali dompetku ketinggalan, beliau langsung ke tempat kerjaku anter dompet yang isinya gak penting-penting amat.
Kami juga punya kemiripan. Selera musik, hobi, candaan, pemikiran sampe penyakit.
Keluarga kami gak merayakan hari-hari seperti ini biasanya, tapi sesuatu telah berubah.
Sosok Ayah gak akan bisa tergantikan untuk anaknya, tapi aku butuh seseorang seperti beliau. Usahanya, kasih sayang dan kebaikannya sama, atau bahkan lebih.
Aku do’akan Ayah diberi kesehatan, dikelilingi orang baik, selalu dalam lindungan Allah SWT sehingga Ayah bisa melakukan hal yang Ayah sukai dan bahagia. Seluruh do’a baik ku panjatkan untuk Ayahku dan Ayah hebat lain diluar sana.
Kiranya itu aja yang ingin ku tulis.
Penginnya panjang lebar, tapi aku akan nangis. Gak mungkin customer liat aku dengan mata sembap, tapi siapa peduli?
0 notes
Text
[Dua ribu dua puluh tiga, umur dua puluh tiga]
Makin dewasa tiap pergantian tahun, yang terlintas dipikiran itu bukan lagi kembang api, bakar-bakaran bbqan, atau resolusi tahun baru melainkan umur.
Iyah umur. Eh tapi bukan karena tanggal kelahiran saya 31 Desember atau 1 Januari. Bukan. Saya sebagai 00Line atau anak kelahiran tahun 2000, setiap ganti tahun yang kepikiran itu pasti dua angka dibelakang tahun baru itu sendiri. Seperti "Oh iyah berarti umurku tahun ini sudah 23"
Macam-macam malam pergantian tahun pernah kulewati dengan bakar-bakar jagung, nyalain kembang api, bakar petasan tiup terompet (sewaktu kecil), makan makanan enak disekitar rumah tetangga, effort keluar rumah sama teman-teman liat kembang api di tengah lautan manusia, atau hanya sekedar di rumah saja, nonton Drakor seperti pergantian tahun ini
Tapi semenjak menginjak usia remaja hingga sekarang ini yang selalu terlintas di kepala setiap lihat atau dengar bunyi kembang api saat malam pergantian tahun itu cuma "oh Iyah berarti umurku tahun ini sudah 23"
Dan kembang api menjadi saksi. Tahun berganti tahun. Umur bertambah. Kita beranjak dewasa. Mati lebih cepat.
0 notes
Text
ISYARAT TAHUN BARU
Keriuhan tadi malam. Beserta kerlap kerlipnya. Jika saya baca secara psikologis, hanyalah kumpulan paradoks demi paradoks. Aktivitas tahunan yang membosankan. Sekaligus pelipur lara bagi jiwa-jiwa yang takut pada ketidakpastian. Merayakan, secara bersamaan, mengkhawatirkan masa depan.
Barangkali kita telah bosan dengan format acara yang begitu-begitu saja, tetapi toh faktanya, kita tetap turut merayakannya. Maka mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana terhadap berbagai aktivitas yang mengalami kekeringan makna ini, bagi saya, kini menjadi penting.
Maka, apa yang sebetulnya kita rayakan pada tahun baru? Jika yang kita rayakan adalah momen perpindahan waktunya, maka sesungguhnya tak ada yang benar-benar baru. Sebab tahun baru hanya akumulasi waktu dari detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari dan begitu seterusnya.
Jika yang kita rayakan adalah proses penghayatan atas perpindahan waktunya, maka sekali lagi kita hanya terjebak pada satuan waktu. Sebab memaknai perpindahan waktu tidak perlu menunggu akhir tahun.
Belum lagi jika kita melontarkan pertanyaan-pertanyaan anak kecil semisal, apa relasi objektifnya antara meniup terompet, bakar petasan, bakar jagung, minum miras, dengan malam pergantian tahun baru? Apa hubungannya tahun baru dengan mengadakan pesta seks dan minuman akohol?
Merayakan waktu. Namun, secara bersamaan, kita sering lupa menghadirkan kesadaran terhadap waktu. Bagi saya, tahun baru hanya pengingat kita untuk menghadirkan waktu sebagai kesadaran otentik. Setiap detik, menit, dan jam yang kita lalui adalah begitu berharga. Maka itulah waktu otentik, dimana kesadaran kita hadir untuk memaknai setiap waktu yang tersisa.
Mengapa ini menjadi penting? Sebab kemampuan untuk melibatkan kesadaran dalam setiap waktu ini yang kerap hilang dari diri kita. Ketika kita berkumpul dan bercengkerama dengan kolega misalnya, betapa banyak dari kita yang betul-betul menghadirkan kesadaran kita pada saat itu? Faktual hanya fisik kita yang hadir, sementara kesadaran kita berkeliaran dalam dunia maya.
Belum lagi betapa sering, waktu menjadi kambing hitam atas kegagalan-kegagalan diri kita? Atas penundaan-penundaan kita?
Maka, benarlah ketika Allah mengingatkan kita dengan: "Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran."
Sahabat... mari jadikan tahun baru ini sebagai refleksi. Pengingat. Dan penghadir kesadaran kita terhadap waktu. Agar hadir pada diri kita, jiwa-jiwa yang baru pula. Dengan harapan, dan ikhtiar perubahan.
Wallahu a'lam...
By. Ahmad Firdaus
01/01/2023
0 notes
Text
Bara dan Rintik.
Oleh Tuan Poetry
Arang Bara Nestapa dan Hujan Rintik Besari, nama yang bagus bukan? Nama yang kuberikan untuk mereka berdua dan hanya aku yang tahu mengapa aku menamai mereka begitu.
Kesendirian tidak akan menjadi sepi jika kekosongan tidak pernah membersamai Rintik. Rintik tidak pernah menyadari pun tidak akan bisa membedakan apa itu kesepian apa itu kesendirian. Hingga anak itu datang tiba-tiba seperti utusan Tuhan, entah untuk memberi Rintik suatu pelajaran yang baru ataukah untuk menyudahi kesendirian Rintik? Hanya Rintik dan Tuhan yang tahu.
Tiada yang lebih indah saat ini melainkan sebuah kehadiran. Mereka saling mengisi kekosongan satu sama lain. Mereka juga tahu bahwa ada hal pada diri mereka yang tidak bisa digambarkan dengan sekedar kata-kata. Setiap hari, hampir setiap waktu di dalamnya Bara selalu mendatangi Rintik.
“Bara, aku ingin ajak kamu pergi.” ujar Rintik memecah keheningan malam itu.
Angin malam begitu dingin dan bertiup dari pantai. Bara dan Rintik sedang menghangatkan tubuh mereka di dekatnya. Rintik yang sedang memainkan ranting bekas kayu bakar tanpa ia sadari pikirannya pun juga sedang kesana-kemari.
“Mau kemana? Memangnya kamu bisa pergi jauh?” tanya bara menjawab pertanyaan Rintik.
“Kemana saja Bara. Kita pergi jauh dari sini. Ketempat yang indah. Tempat dimana tidak seorangpun yang bisa menyakiti kita.”
“Sekalipun ibumu?”
“Ya, juga ayahmu.” jawab Rintik datar.
Bara terdiam mendengar ucapan Rintik. Tidak ada satu katapun yang bisa dia keluarkan dari mulutnya yang rewel itu.
“Bara...” masih ada yang belum selesai dari kepala Rintik yang mungil tapi seluas semesta itu.
“Ya? Apalagi? Jangan bilang kamu ingin naik karpet terbang.” Bara mulai mendekati Rintik dan duduk disampingnya.
“Bagaimana jika nanti Rintik hilang?”
“Kamu mau hilang kemana?”
Rintik hanya diam dan tidak mengacuhkan pertanyaan Bara. Matanya memandang lurus pantai yang sedang menari pelan dengan ombaknya yang gemulai.
“Bara..”
Rintik memanggil Bara sekali lagi tanpa geming. Bara hanya menoleh menatap mata Rintik yang kosong itu.
“Menyedihkan. Ternyata Rintik ini menyedihkan.”
Senyum yang tertengger pada bibir Bara kini berubah menjadi laut yang surut akan airnya. Ia jatuh dari pelataran jendela hati dari sudut mata lelaki yang semestanya tengah duduk disebelah bahunya.
“Jangan ngomong gitu Rintik. Rintik bodoh! Rintik tidak boleh ngomong gitu. Itu tidak benar.” sanggah Bara kesal.
“Aku tidak lagi berbohong. Kenyataannya memang begitu, Bara. Akui saja!”
“Rintik, kamu itu adalah nafas yang aku jaga.” jawab Bara lirih. Pipi Bara semakin basah. Ia memeluk Rintik, melabuhkan kepalanya pada bahu Rintik. Ia merangkul Rintik seakan tidak ingin kehilangan.
Rintik pun terteduh. Ia menangis dengan anggun. Masih menegakkan kepalanya seakan tidak ingin Bara melihat wajahnya. Namun Bara tau dari deru nafas di dadanya bahwa Rintik sedang tidak baik-baik saja.
Betapa Rintik sangat ingin pergi dari dunia ini. Membawa Bara jauh dari segala hal yang menyakiti. Namun rasanya mustahil sekali mengingat keadaan seperti ini.
Setelah malam itu, keheningan menjadi jarak diantara keduanya. Rintik masih ingin meminta waktu untuk dirinya sendiri. Tapi merpati sepertinya tidak mengizinkan hal itu berlangsung lama. Katanya nanti malam akan ada bulan purnama yang cantik. Bara ingin mengundang Rintik di bibir pantai tempat biasa mereka bertemu. Merpati kelihatan gelisah saat menyampaikan pesan dan Rintik bertanya ada apa yang terjadi sebenarnya kepada merpati. Merpati hanya mengatakan bahwa Bara tidak baik-baik saja, keadaannya semakin parah.
“Aku sudah mengatakan padanya untuk tidak kemana-mana dulu, Rintik. Tapi dia begitu keras kepala.” ujar merpati.
“Aku khawatir, bagaimana ini? Apa akan baik-baik saja jika dia kesini malam ini? Duh! Aku tidak bisa pergi menjenguknya!” sahut Rintik gusar dan sedikit kesal pada dirinya sendiri.
“Biarkan saja, jika dia begitu berarti dia mampu.” Merpati pun berlalu pergi terbang meninggalkan segudang kecemasan pada Rintik.
Matahari sudah berlalu kembali pada peraduannya. Bulan purnama sebentar lagi akan menampakkan diri. Bara sudah menunggu Rintik di tempat biasa. Rintik turun dari menara menghampiri Bara.
“Tadaaa! Bagaimana penampilanku? Tampan bukan?” Bara dengan sumringah memutar-mutar badannya bak penari balet hanya untuk memamerkan baju yang dipakainya.
“Cih! Bara norak deh. Weeeek” Rintik terlalu gengsi mengakui dan tidak ingin mengiyakan.
“Hahaha sirik aja. Gengsi amat muji.”
Yah, begitulah Bara jika sudah bertemu Rintik. Seperti anak kecil yang selalu ingin memamerkan ini dan itu ketika baru saja mempunyai sesuatu. Mereka dengan kekonyolannya masing-masing. Seperti biasanya, mereka meributkan hal-hal yang remeh sampai tertawa keras menertawai hal bodoh yang mereka lakukan. Hingga tawa itu membuat air mata terjatuh.
Bara batuk-batuk saking kerasnya tertawa namun lama-lama batuknya kian memburuk. Rintik panik, ia kebingungan melihat batuknya tidak kunjung mereda.
“Bara kamu kenapa? Kamu baik-baik aja?”
“Uhuk.. uhuk.. aku.. uhuuk.. gapapa kok.. uhuk.. uhuuuk..”
“Bara pulang aja yuk? Istirahat. Diluar sini dingin. Baraaa..”
Tubuh Bara kian lemas dan tiada tenaga. Pandangan Bara mulai kabur dan gelap. Bara terjatuh namun Rintik segera meraihnya.
Rintik memangkunya. Ia berusaha menyadarkan Bara. Ia menangis sejadi-jadinya. Namun Bara tidak bergerak sedikitpun. Rintik mencoba mendekatkan kepalanya kepada dada Bara. Tidak terdengar detak jantung Bara. Rintik panik, ia mencoba memastikan sekali lagi, Bara pun juga tidak bernapas.
Rintik seperti tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Ia mencoba melakukan pertolongan pertama. Setelah berkali-kali tapi Bara memang sudah tidak tertolong lagi. Rintik menjadi gila. Ia menangis dan meneriakkan nama Bara sekencang-kencangnya. Ia memeluk tubuh lelaki itu erat-erat. Ini sangat menyakitkan bagi Rintik. Malam menjadi panjang baginya.
Bara seperti lentera untuk Rintik yang baginya hidupnya begitu gelap. Memberi cahaya yang teduh namun tidak menyilaukan. Namun entah bagaimana cahaya ini semakin lama semakin terang dan terasa dekat. Perlahan Rintik membuka mata dan ia terbangun seketika sebab kaget, Bara sudah ada di kamarnya sedang membuka jedala kamarnya lebar-lebar. Pantas saja sangat menyilaukan.
“Baraa! Kamu sejak kapan disini? Untunglaaah kamu masih ada!” teriaknya sambil menghela napas panjang. Ia memeluk Bara erat.
“Eh, lho emang kenapa? Kamu kenapa sih?” tanya Bara heran.
“Aku mimpi buruk. Aku mimpi kehilangan kamu. Kamu meninggal di pangkuanku.” jawab Rintik yang masih memeluk Bara sembari memejamkan mata.
“Hahaha, bagus dong. Tandanya aku akan berumur panjang. Romantis banget sih pake di pangkuan segala. Cie.. cie” Bara berusaha menghibur Rintik dengan godaannya.
“Apaan sih! Nggak lucu tau.”
“Dih, gitu aja bete. Udaah nggak perlu dipikirin. Itu cuma mimpi. Buktinya aku masih ada nih sehat-sehat aja.” Bara dengan senyumnya yang lebar menenangkan Rintik.
Rintik seperti diteror ketakutannya sendiri. Dibungai mimpi buruk seperti itu lantas tak benar-benar membuat Rintik tidak bisa melupakannya begitu saja. Tapi hari-hari masih tetap berlalu seperti biasanya. Bara dan Rintik bersuka cita.
***
Rencananya pagi ini Bara ingin membangunkan Rintik seperti biasanya tapi berhubung ada hal perkerjaan rumah yang belum terselesaikan Bara menunda untuk menemui Rintik selepas pekerjaannya selesai.
Diwaktu yang bersamaan Rintik mengirimkan merpati kepada Bara bahwa untuk menemuinya segera mungkin. Katanya Rintik sangat ingin bertemu sekali dengan Bara sebab Rintik memiliki waktu yang tinggal sedikit. Bara bingung, namun tidak benar serius menganggap hal itu. Ia pikir Rintik sedang menggunakan kiasan seperti biasanya.
Berselang waktu kemudian pekerjaannya selesai. Bara bersiap membersihkan diri dan segera menemui Rintik. Kala itu tengah petang. Senja sedang cantik-cantiknya di seberang laut. Bara ingin mengajak Rintik menikmati pemandangan indah itu bersama.
Setibanya di menara, ada yang tampak aneh. Tidak ada seperti tanda-tanda Rintik sudah bangun. Sementara pagi tadi merpati datang. Jendela Rintik masih tertutup. Apa yang sedang terjadi? Apa mungkin Rintik sudah menutup jendelanya lebih cepat dari waktu biasanya?
Bara menaiki menara itu dan masuk dari jendela Rintik. Jendela yang pertama kali ia lompati saat bertemu dengan perempuan itu. Bara tercengang. Rintik telah membiru terbujur kaku dengan cantik.
Bara teriak histeris tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya. Ia berlari kearah Rintik lalu memeluknya erat-erat. Rintik sudah sangat dingin. Ia menangis sepenuh-penuhnya rindu yang membanjiri laut malam itu.
Samudera biru lepas pun bergelombang besar seakan tau gemuruh apa yang sedang terjadi disana. Langit menangis dengan menurunkan rintik-rintik pada pasir putih yang menajdi teman main Rintik selama ini.
“Rintik, kamu benar-benar ingin hilang, ya. Rintik jangan tinggalin aku sendirian. Maafin aku nggak langsung menemuimu saat kamu memintaku. Aku cuma punya Rintik. Tolong bawa aku ikut bersama Rintik.” Bara menangis seperti anak kecil. Sesenggukkan tiada kendali.
Tiada penyesalan yang lebih saat ini yang membubuhi dada, Bara. Jagung bakar yang telah disiapkan Bara pagi tadi untuk melewati pergantian tahun bersama Rintik kini menjadi tiada guna. Hanya menyisakan luka. Seperti kehilangan dunia, kini Bara harus kembali pada awal yang sunyi.
“Akhir tahun lalu yang gersang, aku menemukanmu. Lalu akhir tahun yang dingin ini, aku kehilanganmu, Rintik, Semestaku yang cantik. Tidak kusangka sungguh sesingkat ini rasanya.”
192 notes
·
View notes
Text
Pengalaman Liburanku di Masa Pandemi
Pada saat liburan awal tahun, dikarenakan pandemi belum juga selesai, keluarga saya memutuskan untuk menikmati tahun baru di rumah saja. Walaupun di rumah, keluarga saya mengadakan pesta kecil-kecilan berupa makan-makan, main kembang api, barbequean, dan juga membuat jagung bakar. Kami menikmati tahun baru di halaman rumah, duduk di kursi sambil memandangi langit yang sangat indah dan tenang. Kami menikmati hidangan yang ada sambil berbincang-bincang, sangat asik hehe! Pukul 00.00 tiba, tahun sudah berganti menjadi 2021. Saya kenyang sekali, mendiamkan diri sampai perut terasa lega lalu bergegas masuk dan segera tidur. Sampai disini saja pengalaman saya di Tahun baru ini. Saya berharap Covid-19 cepat berlalu agar aktifitas normal seperti hari biasa bisa saya rasakan lagi dan semoga sekolah tatap muka segera terlaksanakan agar saya bisa bertemu dengan teman-teman di sekolah.
Terima Kasih, Bu Asia
1 note
·
View note
Text
Romantis
Sejak memutuskan berhenti dari sebuah amanah sekaligus penghasil pemasukan terbesar akhir tahun lalu, jadi makin merasa diuji keimanan sama Allah. Sekitar pertengahan tahun lalu, memutuskan untuk tak lagi meminta uang ke Ibu untuk kebutuhan kuliah dan kebutuhan hidup di kota orang, kecuali pada keadaan sangat-sangat terdesak.
Karena ya, meskipun nafkah seorang perempuan sampai dia telah baligh masih menjadi kewajiban bagi orangtuanya, rasa-rasanya punya rasa bersalah ke Ibu karena masih belum lulus di semester kesekian. Jadilah, sejak tengah tahun lalu berupaya bertahan hidup dari 3 penghasilan utama: amanah di sebuah lembaga zakat, ngajar les, dan jemput anak.
Karena perasaan bersalah kurang bisa maksimal menjalankan amanah di lembaga tersebut, akhir tahun kemarin memutuskan berhenti dan merekomendasikan orang lain untuk menggantikan. Berat rasanya menjadikan amanah tersebut sebagai prioritas kesekian di antara amanah lainnya. Meskipun jika dibilang menghilang, tak bisa dikatakan begitu juga.
Hingga setelah keputusan besar itu, datanglah satu hal yang sempat terbayang sebelumnya.
“Amah, 2 bulan ke depan, Hasna saya yang jemput ya. Karena 2 bulan ini kampus libur, jadi saya bisa jemput sendiri.”
Yah, satu lagi sumber penghasilan berkurang. Sedangkan ngajar les sebenarnya hanya berhasil menjadi sumber penghasilan terkecil yang rasa-rasanya gak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap bulan tanpa minta Ibu atau Kakak.
Lalu seringkali bayangan tentang kebutuhan penelitian skripsi yang enggak murah, dan rasanya gak tega bilang ke Ibu kalau akhirnya minta uang lagi. Disitu, kerasa banget Allah lagi nguji seberapa yakin dengan janji dan pertolongan Allah.
Akhirnya berupaya mencari-cari tambahan adek les, dan qadarullah menemukan lowongan ngajar les lagi, meski harus menahan diri sedemikian rupa untuk mengendalikan diri dari kebutuhan yang tak mendesak. Dan terus berupaya sedekah sesulit dan seterhimpit apapun keadaan.
Lalu hari ini baru aja diingatkan betapa Allah begitu romantis. Baru meniatkan sedekah melalui seseorang yang telah menjadi azzam rutinan tiap bulan, Allah hadirkan skenario terbaik-Nya.
Habis joging dan olahraga sebentar tadi pagi, memutuskan sarapan di sebuah warung makan. Dalam hati dan pikiran pingin banget beli nasi kuning telur bakar, tapi gak sadar nulisnya telur dadar wkwk. Akhirnya pas menunya dateng, cuma bisa nerima sambil sedikit menyesal dalam hati karena bisa-bisanya salah nulis. Sampai di kontrakan, tiba tiba ada temen nawarin makanan
“Nit, lagi gak puasa kan?”
“Enggak, dosa kalo puasa wkwk”
“Aku semalem beli telur bakar, rencana mau dipake sahur, tapi ternyata tadi kesiangan bangunnya. Nanti dimakan aja ya”
“speechless”
Sederhana sih keliatannya. Bisa se-pas itu temen nawarin telur bakar disaat lagi pingin. Tapi sebenarnya itu salah satu bukti betapa skenario Allah selalu tepat. Betapa romantisnya Allah menggerakkan hati manusia-manusia di sekitar kita hingga kita merasa semua itu tepat. Tepat waktu, tepat sasaran, tepat dalam hal apapun.
Ternyata skenario-Nya masih berlanjut. menjelang sore berencana gak beli makan, demi bisa hemat dan inget masih punya jagung mentah yang bisa direbus. Tiba-tiba mba serumah dateng dengan cerianya.
“Nit, nanti makan bareng ya. Mba bawa makanan banyak.”
“speechless”
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnua Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Alllah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Ath-Thalaq: 2-3)
Ayat itu dibacakan oleh teman lingkaran ketika melingkar kemarin sore, lalu beredar di salah satu wa story teman yang lain kemarin malam. Dan hari ini Allah buktikan dengan segala rancangan-Nya yang sangat tepat.
Lagi-lagi, rasa syukur mestinya tak pernah dan tak boleh lepas dari hati dan lisan kita atas seluruh kesempurnaan skenario-Nya. Dan lagi-lagi, betapa romantisnya Allah menggerakkan hati manusia-manusia di sekitar kita hingga kita merasa semua itu tepat. Tepat waktu, tepat sasaran, tepat dalam hal apapun. Mudahkan kami dalam mensyukuri apapun bentuk takdir dan nikmat dari-Mu ya Rabb, yang atas seluruh rangkaian takdir-Mu, memudahkan kami untuk terus meningkatkan iman, mengupayakan sebaik-baik ketakwaan, menjemput berkah dan keridhoan-Mu :”)
73 notes
·
View notes
Text
January 2020
Hello Januari. Kita berjumpa lagi. Alhamdulillah, masih diberi kesempatan untuk berjumpa dan menikmati waktu-waktu di tahun yang baru. Harapannya, semoga semakin baik dalam menata kehidupan dan semakin banyak wishlist yang tercapai. Aamiin..
Ah iya, kali ini sedikit berbeda karna untuk pertama kalinya ikutan challenge #30haribercerita. Mudahmudahan bisa kasih cerita-cerita yang bermanfaat setiap harinya dan istiqomah nge-post full 30hari hehe.
Semalam, tepat dengan waktu pergantian tahun. Seperti kita tau pada umumnya, bahkan mungkin bisa dibilang sudah menjadi budaya tiap awal tahun untuk melakukan perayaan malam tahun baru. Begitu banyak orang yang menanti, menikmati, berkumpul dengan orang-orang tercinta, memenuhi tiap sudut jalan terutama alun-alun pusat kota termasuk juga di kota ku.
Semua orang ramai berkumpul di pusat kota memadati jalanan sekitar ampera dan benteng kuto besak untuk melihat dan menikmati perayaan malam tahun baru. Pesta kembang api, bakar-bakaran sate daging/jagung (jangan aja bakar rumah yak), makan pempek (khas palembang banget), ataupun hal lainnya yang lumrah dilakukan di malam tahun baru. Tapi tak jarang juga, beberapa masjid mulai diramaikan dengan kegiatan kajian islami, seminar motivasi maupun dzikir bersama. Suatu kemajuan yang baik sih, daripada membiasakan yang buruk ya kan.
But, berbeda denganku kali ini. Biasanya aku yang paling susah tidur, malah mendadak ba'da isya udah tertidur duluan keknya efek demam yang masih menyerang dan bandel karna masih aja main keluar disaat kondisi tubuh sedang tidak mendukung. Begitulah aku hehe. Disaat sedang nyenyak tertidur, malah mendadak terbangun karna suara bising petasan yang mulai menggelegar menjelang pukul 00.00, ah mengganggu tidurku saja dumelku. Yaa, di daerah komplek rumahku juga masih setia pesta kembang api dan bakar-bakaran..
Hanya saja beberapa tahun belakang ini, alhamdulillah sudah tidak diterapkan lagi di keluargaku. Lebih tepatnya aku yang cuek utk tak mau ikutan dan berdampak juga ke ibuku yang sudah mulai malas mempersiapkan bahan ini itu karna anaknya yang tak mau tau hehe. Bukan durhaka sih, hanya saja biar tak lagi membudaya dilingkungan terutama di keluargaku. Hura-hura hanya untuk ikut-ikutan perayaan, yang tentu saja bukan budaya yang dicontohkan para Uswatun Hasanah terdahulu, tak lain pasti banyak mudharatnya. "Barang siapa mengikuti suatu kaum, maka dia termasuk di dalamnya". Ngeri kan, tetiba karna membudayakan hal yg sudah tau tak ada faedahnya dan hanya untuk kesenangan belaka,malah kita terseret karna ikut-ikutan.
Intinya, apapun itu.. Rasanya perayaan tak begitu penting dibanding dengan perubahan apa saja yang bisa dilakukan terutama kebiasaan baik yang mesti ditingkatkan, muhasabah diri dan menata kembali resolusi yang ingin dicapai khususnya terkait ibadah vi! Emang ga malu segitu-gitu aja, ga ada peningkatan! Malu sama umur huh.
(Day-1/30)
1 Januari 2019
1 note
·
View note
Text
Perempuan Malam dan Perempuan Bebas
Sejak aku memutuskan merantau dari kota Sumedang ke kota Bandung, 7 tahun lalu, tepatnya 2013, aku tahu hampir semua kebiasaanku berubah. Aku tinggal sendiri di sebuah kamar kostan dan hanya tinggal dengan Ibu Kost dan jarang sekali bertemu orang tua atau pun sodara. Maka, selama aku disana aku pun melakukan semua termasuk bepergian sendiri. Aku menjadi mandiri, tidak malu-malu, dan tidak penakut (untuk urusan yang lebih baik).
Aku tahu, menjadi mahasiswa, pulang malam sebenarnya adalah hal yang biasa. Kenapa ? Bisa jadi karena sibuk kerja kelompok beresin tugas, bisa jadi magang buat nambah-nambah uang jajan, atau bisa jadi keluyuran di sebuah kota yang dunia malamnya pun cukup ramai. Semua punya sebab-sebab sendiri, gak perlu mendikte semua orang kenapa, melelahkan. Hanya saja yang aku tahu mereka tahu apa yang mereka lakukan dan tidak perlu sibuk memberi tahu juga.
Selama aku kuliah, aku pernah pulang larut malam untuk ketiga alasan tersebut. Kerja kelompok beresin tugas, kerja magang nambah uang jajan, dan sengaja main keluyuran sampai subuh.
Kerja kelompok, bisa aja kan keasyikan beresin rumus yang gak kelar-kelar eh malah keasyikan juga ngobrol akhirnya lupa udah malem, pernah tuh pulang malem alasannya gitu.
Terus kerja magang. Aku pernah magang di PDAM dan BPS dan itu mengharuskan pulang malem bahkan pagi. Ya gimana lagi, da itu mah kerja, nyari duit, tapi bukan paksaan da emang butuh. Tapi, Alhamdulillah baik-baik aja, da emang niatnya bukan buat yang gak bener.
Akan aku jelaskan, saat pulang sampai subuh karena maen. Pertama, saat tahun baru (lupa tahun baru keberapa) teman-teman kostan lain (cewek yaaaa) ngajak malam tahun baruan, kita pergi sekitar 6 sampai 8 orang, lupa persisnya pokoknya banyakan. Kita pergi tahun baruan ke daerah Dago jalan kaki, nonton konser langsung untuk pertama kali, di shooting tv nasional RCTI, dan berada di kerumunan orang-orang yang nonton juga dan itu sumpek sekali akhirnya duduk aja kulineran makan jagung bakar. Kita pulang sekitar jam setengah 3 pagi. Tapi, kita gak khawatir sama sekali. Pertama, karena kita gak melakukan hal-hal diluar batas kewajaran.
Kedua, saat ada acara apa ya lupa yang di jalan Asia Afrika. Aku bertiga totalnya bareng teman-teman dadakan pergi kesana jam 10 malam dan itu jalan kaki juga. Disana kita sibuk foto-foto dan ingin tahu aja acara disana kaya apa, karena waktu itu ramai sekali. Kita pulang sekitar jam 2 malam.
Nah dari situ, karena pernah tinggal di kota yang lumayan gede aku tahu pulang malem bagi perempuan (laki-laki juga bisa) itu tuh bukan hal yang mengarah ke arah negatif aja. Aku jadi terbuka pandangannya dan gak perlu nyinyirin orang juga dengan nuduh yang macem-macem karena pulang malem apalagi perempuan.
Terus nulis tulisan gini maksudnya apa ?
Jadi, setelah selesai kuliah, Alhamdulillah kan dapet kerja nih. Jauh dari rumah, akhirnya nge kost lagi. Di tempat kerjaku yang sekarang, aku diharuskan untuk pulang malem juga, karena kerjanya di shift. Shift siang itu sebenarnya dari jam 1 siang sampai jam 9 atau 10 malem. Tapi, kadang-kadang harus sampai larut malem bahkan subuh juga, kalau kita legowo tanggung jawab sama kerjaan ya nungguin sales sampai pulang karena butuh duitnya buat jadi bahan laporan.
Terus, selain itu, calon suami nih, satu kerjaan juga. Ya seringnya nungguin sampai malem nih kalau aku dapat shift siang. Terus mau gak mau juga sama calon suami ketemu tiap hari, ya walaupun beda ruangan, tapi kan kantornya sama. Yaaaaa gitu akhirnya, ketemu setiap hari, sholat bareng, makan bareng, pulang bareng, kadang kerjaan dibantuin juga. Yaaaa gimana, yaaaaa... Udah ngerasa gak kagok aja sama gak risih aja. Tahukan apalagi cewek, nyari teman yang nyaman itu susah ? Daripada gak nyaman sama seseorang mending jangan terlalu dekat. Akhirnya, aku mah gitu, karena sama teman sekantor yang lain kurang nyaman karena suka nyinyir yang gak jelas, akhirnya Deket bangetya sama calon suami. Jujur sih, hubungannya kaya ke temen aja. Tapi, ada waktu dimana kita memposisikan diri menjadi sepasang pasangan.
Lah terus kenapa ?
Jadi aku tuh suka muak, risih, dan sebaaaaaal sekali dengan orang-orang yang suka iseng dan akhirnya kesannya malah kaya nuduh alias menghakimi kita yang bukan-bukan. Menganggap kita dekat, ketemu tiap hari, kemana-mana bareng, dituduhnya kita berhubungan diluar batas kendali. Akhirnya malah ngerumpiin kita, malah sibuk sama hubungan kita. Nyinyir sekali (ini orang di tempat kerjaan) contohnya nih,
" Eh kamu di kostan cipokkan ya ?"
Yaelah ... Alhamdulillah yeeee kostan saya yang punyanya galak, kalau ke kostan pintu di buka , terus kitanya juga tahu batasan, belum, bibir belum ada satu pun yang nyium.
Terus
Nih kalau yang ini, tepat sekali beberapa menit sebelum nulis ini. Jadi tadi itu kita kan pergi buka bersama bareng temen-temen cowoknya si calon. Terus pulangnya, balik dulu ke kantor karena si calon ketinggalan makanan di kantor, soalnya tadi siangnya dia masuk lembur. Akhirnya masuk nih, biasa kan di depan suka banyak orang, security dan lain-lain. Terus pas kita mau pulang keluar dari kantor, tuh yang di depan nyinyirnya ya ampuuuun. Mereka yang gak tau apa-apa dikiranya kita ini pacaran mulu. Ngomongnya tuh, dia mah dulu gan gini-gini gitu (dengan intonasi yang menyudutkan seolah kita ini telah berbua kesalahan besar). Padahal kan yaaaaa kita ini habis acara. Bukan sengaja pacaran (mulu), ketemu wae tiap hari dan BLA BLA lainnya. Terus gimana dong ? Yg emang ketemunya di satu tempat kerja, ya mau gak kita bakalan ketemu tiap hari. Tapi why rempong sekali ngurusin kita dan ribet banget sama jalan hidup kita padahal sebenarnya gak tau apa-apa ?
Masa saya harus jelasin alasan ke kalian, lah emangnya siapa ? Setiap urusan saya kalian harus tahu.
Intinya gini, jangan suka nyinyirin sama hubungan kita. Kalian yang sebenarnya gak deket-deket banget sama kita gak tahu apa-apa. Kalian melihat sekilas, kalian tidak mengintai kami setiap waktu. Jadi gak berhak menghakimi apalagi nyinyir. Jahil, silahkan, tapi menyudutkan kita dengan nyinyiran kalian bukan kapasitas kalian melakukan itu.
Saya terutama, dilihatnya perempuan yang suka pulang malam dan perempuan bebas karena suka seenaknya pulang atau melakukan sesuatu seolah tidak ada yang mengamati atau menasehati karena gak langsung pulang ke rumah, jauh dari orang tua. Tapi, bukan berarti saya ini benar-benar bebas. Saya gak perlu pamer apa yang sudah saya pelajari, apa yang menjadi prinsip saya, apa yang saya dapatkan.
Kenapa menghabiskan waktu untuk nyinyirin orang lain ?
1 note
·
View note
Text
Main 108.000 Detik
Sekali lagi aku mau bercerita tentang 1 Februari 2019 yang memang mempunyai tempat di hati aku, selain karena mimpi aku bertemu alm Abi , seperti yang aku bilang sebelumnya aku dan teman-temanku pergi berlibur ke Ciwidey. Ketika kami akan berangkat secara tak sengaja aku bertemu Aa Gym kemudian beliau menegur kami dan menyampaikan pesan untuk hati-hati di jalan, selama 3,5 tahun aku hidup di Bandung baru kali ini papasan di gerlong dengan beliau dan jaraknya kurang dari 1 meter, aku senang. Aku pun melanjutkan perjalanan dengan senyum yang tak hilang dari wajahku. Ketika perjalanan menuju Ciwidey aku melewati tempat KKN-ku, rasanya rindu dengan momen itu, tapi aku menahan untuk tak mengingat terlalu banyak, cukup tersenyum dan ku lanjutkan lagi perjalanan. Setelah dua jam kami tempuh akhirnya kami sampai di rumah sahabat kami, yaitu Alfi. Kami melaksanakan sholat dzuhur setelah itu kami makan siang dan ngobrol-ngobrol melepas lelah, sambil menunggu waktu ashar kami bernyanyi bersama juga dengan diiringi piano yang dimainkan Alfi. Selepas sholat ashar kami pergi ke MAS ALIF AL ITTIFAQ, Alfi merupakan alumnus sekolah tersebut, selain itu sekolah tersebut adalah milik kakek ia sendiri. Ini adalah bagian belakang dari MAS ALIF AL ITTIFAQ, sangat asri dan nyaman. Aku suka disana.
Selesai kami bersantai di bagian belakang MAS ALIF AL ITTIFAQ, kami pun pergi ke salah satu warung dekat rumah Alfi yang menjual seblak, kemudian kami menikmati seblak yang super duper enak dengan pemandangan alam yang luar biasa dan udara yang sangat sejuk. Setelah itu kami pulang ke rumah untuk menunaikan sholat maghrib, selepas sholat maghrib kami diajak untuk melihat kegiatan agribisnis di pondok pesantren AL ITTIFAQ, segar sekali sayur-mayur yang ada disana, selanjutnya beberapa sayur-mayur yang sudah di packing akan dikirimkan ke supermarket- supermarket yang ada di Indonesia. Ini adalah foto kami berlima ketika mengunjungi tempat packing.
Kami pun pulang setelah diajak berkeliling, kemudian kami menghangatkan diri dekat perapian karena disana dingin. Esok harinya kami pergi ke kawah putih dan itu adalah pertama kalinya untukku, masyaAllah, pemandangannya sangat indah, ini salah satu foto kami berlima.
Kami melanjutkan perjalanan untuk makan jagung bakar, sambil menunggu jagung selesai dibakar kami berfoto di kebun teh, gapapa lah ya itu mukaku tertutup daun, yang penting kan momennya, wkwk
dan yaa, akhirnya kami makan jagung bakar......
Setelah itu kami kembali ke rumah Alfi untuk sholat dzuhur dan pulang ke kosan untuk menjalani aktifitas rutin lagi, sekedar info bahwa perjalanan pulang super duper macet yang membuat kami capek banget duduk di atas motor. Sekian.
3 notes
·
View notes
Text
Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet
Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet - Cerita Becek.
Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet
Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet - Cerita Becek.
Cerita Becek ini sebenarnya sudah lama terjadi yaitu satu tahun yang lalu. Kisah ini terjadi di daerah tempat ane dibesarkan yaitu pulau Kalimantan tepatnya di Kalsel. Sebenarnya ane sudah lama kenal dengan ibu S*******H oleh karena adik ane yang paling bungsu pada waktu itu TK di tempat ibu ini kerja. Jadi pada waktu ane pulang dari Medan karena liburan semester dan tugas mengantar diserahkan kepada ane selama liburan. Berhubung ini adik gua yang paling bungsu juga aggresive, padahal masih umur 6 tahun. Sudah pintar ngerayu ibu gurunya, ane cuma bisa nyengir-nyengir saja sambil dalam hati ketawa. Hingga pada hari Rabu tanggal 22 Desember 2017 ada pembagian raport, dan berhubung ortu ane tidak bisa antar adek gua ya jadilah ane ngantar ke sekolah. Di sana ane akhirnya memberanikan diri berbicara. Waktu itu ane belum ada pikiran buat ML sama guru ini, cuma karena parasnya yang masih cantik di usia yang 32 tahun dan sudah berkeluarga dan memiliki 2 anak cewek tapi kecantikannya masih tetap ada dalam dirinya. Ane pun minta nocan nya dan terjadilah kontak pembicaraan. Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet - Cerita Becek.
Awal Peristiwa
Karena sudah sering komunikasi ditambah sering datang ke rumah ane karena rumah ane ada toko minimarket jadi guru ini sering belanja. Akhirnya ane SSI terus ane tanya soal keluarganya. Rupanya suaminya tugas di luar kota tepatnya di K**AB**U. Jadi setiap sebulan sekali datang menjumpai istrinya. Hehehe paling buang hajat sama istrinya. Ane datang ke rumahnya karena jaraknya cuma ditempuh dalam waktu kurang dari 10 menit. Jadi kalau ane tidak kena jam jaga toko, ane sempatkan diri ke rumah bu guru itu. Ane jumpa sama kedua anaknya, yang besar kelas 3 SD sedangkan yang nomor dua belum sekolah (mungkin masih umur 3 tahun). Bu guru ini orangnya terbuka, gokil, walaupun potongan rambutnya cuma sebahu tapi kecatikannya di situ, apalagi ukuran dadanya kalau lagi tidak dinas ngajar, mungkin sekitar ukuran 36 B. (biasanya kalau ngajar bu guru ini harus memakai jilbab, jadi tidak terlalu nampak ukuran dadanya). Oh ya bu guru ini tinggal sama kakak kandungnya yang mirip cuma beda usia. Kakaknya namanya N**I umur sekitar 36/37 tahun, tapi juga masih cantik. Setelah ane terlusuri kedua cewek ini, ane dapat informasi kalo si N**I sudah ditinggal janda. Jadi banyak cowok-cowok yang datang ke rumahnya buat apelin dia. Ane mah cuek saja karena ane rencana mau ke adiknya. Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet - Cerita Becek. Hingga pas hari Rabu karena situasi di rumah boring, ane WA ke dia, mau tidak entar malam ane ke rumahnya sekalian silatuhrami mau tutup tahun. Doi ok-ok saja, soalnya juga katanya ada acara bakar-bakar jagung. Ok dech... Malamnya ane jumpa cuma ane hindari diri dari khalayak umum karena muka ane sudah familiar di daerah itu karena keluarga ane salah satu yang lama tinggal di situ sejak tahun 1991. Ane ngobrol-ngobrol di dalam rumahnya terus ane bisikin soal-soal yang berbau seks. Dia cuma bisa ketawa-ketawa. "Emang sudah bisa kencing lurus?" "Mana ada yang bisa kencingnya lurus," ane cuma bisa ketawa-ketawa saja. Sampai akhirnya ane nawarin buat ML sama dia. "Serius, yakin mau sama emak-emak yang sudah 2 anak, kan masih ada yang lebih muda." Ane pun melancarkan segala jenis rayuan maut yang pernah ane buat ke cewek lain dan akhirnya rayuan ane pun kena, dia setuju. Ane bilang, "kapan bisa?" "Ya udah setelah tahun baru." Ane pun bilang, "gimana tanggal 2 Januari." "ok dech." Hmmm senangnya... akhirnya ane bisa dapatin apa yang ane mau... Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet - Cerita Becek.
Tanggal 2 Januari
Dari pagi sampai sore keliling-keliling dari rumah ke rumah buat silatuhrami sambil makan-makan. Hhmmm lumayan perbaiki gizi, hingga akhirnya jam 7 WIB ane pulang ke rumah. Ane WA doi, "jadi ga maennya?" Doi bilang, "ok tapi datang di atas jam 12 malam." Ane bilang, "serius di atas jam 12???" Dia bilang, "iya serius, kalo ga bisa gapapa." Waduh... Ya sudah ane atur rencana B karena ane kira jam 9 gitu exe nya, rupanya jam 12 ke atas, mana orang rumah sudah tidur. Ya sudah ane keluarkan jurus ninja ane yang pernah ane gunakan waktu SMA di asrama di Jawa Timur dulu. Gergaji jendela kamar terus siapkan paku cadangan dan triplek buat mengantisipasi kalau kamar ane tidak dicurigai kosong oleh karena ane sudah keluar rumah. Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet - Cerita Becek. Pakai spatu kest lalu double celana. Celana panjang sama pendek lalu double baju sama siapkan handuk leher. Ane berangkat dari jam setengah 12 malam dengan JALAN KAKI. Ditemani dengan HP ane yang sudah ane siapkan dengan segala jenis lagu karena perjalanan ke rumah doi kalau jalan kaki bisa setengah jam lebih dengan keadaan medan jalan yang mengerikan. Bisa suhu bayangkan ane berjalan di dalam hutan kelapa sawit dengan hanya menggunakan senter dari HP biar tidak terlalu menarik perhatian. Ane juga agak sedikit takut karena ini edisi perdana ane jalan tengah malam melewati sawit karena rumah TO (baca: Target Operasi) itu ada di kompleks perumahan perusahaan sawit terkenal di daerah ane yaitu PT S**P. Sambil berjalan ane putar lagu dengan nada agak pelan sambil mengawasi keliling, siapa tau ada sesuatu hal yang ane tidak harapkan seperti ular, kotoran kerbau dan dua hal yang tidak banget ane jumpai yaitu penampakan menyeramkan atau begal. Hiiiiiiiiiiii.. tapi karena seks mengalahkan segala rasa yang ane rasakan pas di jalan, ane tetap ON gooooo. Hingga akhirnya ane bisa lihat sorot lampu dari perumahan, wuiiihhhh, ane lega.. melewati belakang rumah TO karena TO bilang kalau sudah sampai, kabarin supaya sudah siap di belakang rumah. Ane kontak sudah di depan pintu, TO bukain dan mempersilahkan ane masuk, karena cuma ada 2 kamar, yang satu buat kakaknya dan yang satu lagi buat dirinya. Ane harus jaga ketenangan karena bisa menarik perhatian rumah sebelah karena rumah TO langsung berdampingan dengan rumah tetangga. Hmmm susah juga ya. Ane masuk kamarnya dan sungguh pemandangan yang tak ane harapkan dimana ada dua anaknya yang tertidur lelap. Waduh gimana gua bisa exe dengan TO kalau medan perang ada 2 bom waktu yang bisa saja meledak ketika proses EXE dilaksanakan. Tapi TO bilang aman karena kamarnya lumayan agak besar. Ya sudah ane langsung bugil saja terus ane langsung ke sudut dari tempat tidur karena bom waktunya ada di samping kanan tempat tidur, dan tempat tidurnya tidak ada kaki alias langsung dengan lantai. Ane pun masuk dalam selimut sambil harap-harap cemas melihat bom waktu. Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet - Cerita Becek.
Proses EXE
Ronde Pertama Karena ane mesti hati-hati karena harus mempelajari medan perang yang ada bom waktunya. Ane mesti pelan-pelan, diawali terus TO juga sudah horny sambil remas kontol ane. Tidak sampai 10 menit, ane langsung naikin badannya. Pompa dengan RPM rendah dengan rintihan nikmat yang hampir tak kedengaran karena situasi bisa memancing bom waktu aktif jadi ane cuma bisa mendesah begitu juga TO. Ronde pertama ane goyang dan tidak sampai 15 menit ane pompa, doi sudah dapat yang pertama. Cuma ane bisa bertahan tidak sampai 1 jam, ane semprot di dalam karena ane tau doi pakai suntik KB. Istirahat sejenak, sempat ane hampir pingsan karena bom waktunya mau aktif. Rupanya bom waktunya yang nomor 2 cuma ngigau aja. Benar-benar extreme. Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet - Cerita Becek. Ronde Kedua Ane kebanyakan pasif, karena TO yang aggresive. Dimulai dari HJ terus BJ, wuuuiihhhh ajib benar, tidak kalah sama mekinya yang masih rapet, padahal sudah 2 anaknya. Akhirnya doi pun melalukan WOT. Hmmm ulekan yang dahsyat. Ane mencoba bertahan dari counter attacknya doi. Ane gigit bibir bawah ane supaya ane bisa bertahan, tapi doi tau kelemahan ane. Sambil dia ulek kontol ane dengan mekinya, doi jilatin tetek ane dan ane tidak bertahan. Karena pusatnya sudah digempur, ane nyerah dengan memberikan upeti 4 kali croot sperma. Doi pikir ane sudah KO, ane langsung tekan tuch meki karena dia di atas terus ane putar dan tidak sampai 5 menit ketika pertahanan ane rubuh, pertahanan doi juga rubuh. Doi eratkan tangan doi ke leher ane hingga ane hampir tidak bisa bernafas karena doi yang ane rasa menyejukkan kontol ane. Ane terhempas ke dada doi sambil bernafas terengah-engah. Doi pun tertidur di pelukan ane dimana posisi kontol ane masih di dalam meki doi. Selesai 2 ronde sampai jam 3 subuh, anepun ikut tidur. Exe Ibu Guru TK Yang Sangat Hot Tobrut Rapet - Cerita Becek. Ronde 3 Yang Tak Terpikirkan Ane bangun oleh karena kamar sebelah ada suara. Ane tanya sama doi, rupanya di sebelah, kakaknya lagi ML sama cowo yang dekat sama kakaknya. Doi bilang kalau kakaknya tau ane akan ke rumah mereka buat ngelonin si doi. Hmmm ane pun ngangguk-ngangguk saja. Agen Poker Online - Agen Domino99 Online - Agen Capsa Susun Online - Agen AduQ Online - Agen BandarQ Online - Agen Bandar Poker Online - Agen Sakong Online - Agen Bandar66 Online Pertempuran dimulai, ane karena sudah recovery tenaga, ane yang aggresif. Ane jilatin dari leher terus ke dada. Ane tanya doi, "boleh ga ane cupang." Doi mempersilahkan. Ya sudah ane buat 3 cupangan, satu di dada kanan, satu di kiri, satu dada kanan atas. Hmm lumayan, ane missionary terus ane keluarkan di luar tepatnya di dada dan wajah doi. Karena dari ronde pertama sampai ronde kedua di dalam meki doi. Hmmm segar, ditambah pembersihan upeti sperma. Judi Poker - Judi Domino99 - Judi Capsa Susun - Judi AduQ - Judi BandarQ - Judi Bandar Poker - Judi Sakong - Judi Bandar66 Ane lihat waktu sudah lewat jam 4 WITA, anepun beres-beres sambil bilang kalau mau nitip celana panjang sama baju ane yang pertama. Lalu ane siap-siap pergi sekalian jogging pagi. Hehehe alibi yang sudah dipersiapkan. Sampai ke rumah jam 5 WITA lewat, ane lihat rumah ane masih sepi, mungkin masih pada terlelap. Ya sudah ane masuk lewat jendela kamar, terus tutup pakai tripleks dan tidur pulas. Keris99 - Agen Bandar66 Online | Sakong Online | Capsa Susun | Bandar Poker | Judi Domino99 | BandarQ | AduQ | Poker Texas Indonesia Itulah pengalaman ane sama doi, rencana ane, liburan ini ane harap bisa exe doi lagi, walaupun nomor doi sudah tidak ada di hp ane karena hp ane yang ada nomor doi ilang di warnet di Siantar. Semoga dapat rejeki lagi. Sekian real story ane, jika ada kata-kata yang kurang pas, ane minta maaf.
Read the full article
#BiniOrang#CrotdiMemek#CrotdiMulut#CrotdiRambut#CrotdiWajah#Guru#HisapKontol#MamaMuda#MemekCrot#Modus#Selingkuh#ToketBrutal#WanitadiAtas#WanitaKarir
6 notes
·
View notes
Text
Ya Leil : Bulan Sepotong
/1/
Perlukah sepotong senja yang pernah dicuri oleh Sukab teruntuk Alina, pacarnya, juga aku kirimkan kepadamu ?
Biar sekalian sama kacau duniamu meskipun mau sampai ketika sepuluh tahun kemudian dan kau sudah menikah lalu beranak-pinak.
Di sini, senja tidak begitu populer, Zarrina sayang. Baik itu di desa maupun kota, karena ketika senjakala orang-orang sibuk menertawakan sia-sianya siang mereka. Orang-orang lebih menyukai malam yang menggantung di atasnya sebuah rembulan.
O tidak, aku tidak akan mencoba untuk memotong malam ini dan mengirimkannya kepadamu melalui pak pos yang brengsek itu. Sudah cukup dunia ini hancur oleh Sukab yang malang dan Alina yang tidak tau berterimakasih kepadanya.
Aku mau menikmati malam ini sendiri, Zarrina. Tanpa senyum manismu yang dulunya biasa menemaniku sampai fajar terbit keesokan harinya. Di sebuah pantai di selatan Jogjakarta yang pasang pada tengah malam bersama debur ombak memainkan simfoni nirleka. Sampai mereka dengan sendirinya surut malu-malu berpaling ketika fajar menyingsing.
/2/
Ya Leil Ya Leil Ya Leil
Malamku sekarang sebenarnya nggak seindah milik orang lain kalau kau tahu, Zarrina. Siapa yang nggak bisa merindukan malam yang pernah kita panjangkan waktunya sampai esok malam datang lagi.
Kan aku dulu selalu bilang padamu, Zarrina. "Dik, malam ini panjang, jangan kau singkat dengan tidurmu!"
Namun apa lacur Alina juga sama denganmu, akhirnya kau tidur juga. Malam kita berakhir dan kita harus rela membagi dua rembulan satu-satunya. Kau putuskan untuk membelahnya bahkan saat itu sedang purnama. Dengan pisau dapur yang ternyata sudah kau siapkan di tas yang pernah aku berikan padamu. Kau beri aku setengah, dan setengah lainnya kau masukkan lagi ke tas itu bersama pisau dapur yang masih membekas biru darah.
Namun orang-orang di sana ternyata bersikap apatis dengan rembulan yang tiba-tiba hilang. Langit malam membekas darah biru karena kau membelahnya dengan kasar, Zarrina. Ah, kau sama dengan mereka. Tidak bisa menikmati blue moon sambil minum wine yang aku tuang dari Mediterania.
Lalu apa, Zarrina ?
Aku di sini harus bersusah-payah tiap malam mengkopi setengah bulan yang aku punya menjadi dua agar tetap terlihat utuh. Aku tidak akan kuat apabila harus mendengar Qais ribut-ribut. Aku juga tidak akan kuat apabila Leyla menangis semalaman karena tiba-tiba rembulan hilang di malam yang biasanya mereka puja-kultuskan sampai kisah mereka mengalahkan romantisme kisah Dilan dan Milea.
Aku di sini tiap malam harus tenggelam dalam hingar-bingar. Orang-orang tertawa sambil minum bir dan anggur. Namun tahu kah kau apa yang aku lakukan, Zarrina ? Aku hanya termenung di ujung kedai karena terlalu letih kecapaian menggantungkan bulan pada langit-langit agar mereka tidak ribut. Aku hanya menonton mereka menari dan menyanyi. Ada juga yang sedang bermain billiar, dengan sesekali tongkatnya menampar pipiku yang sebelah kanan sampai sekarang membengkak biru.
/3/
Sekarang aku tidak percaya dengan tukang pos, tukang paket juga, sama saja. Aku tidak kuat untuk terus membawa potongan bulan ini terus bersamaku. Berat.
Aku mau memberikannya kembali padamu, karena aku pantang memberikannya kepada selainmu. Karena aku dulu sudah berjanji kepadamu bukan, Zarrina yang ku puja ? Tapi satu masalahnya, bagaimana caranya aku kembalikan potongan ini kepadamu ? Aku sudah bilang tadi kalau aku tidak percaya dengan jasa pengiriman apapun.
Jadi satu resikonya, aku harus kembalikan potongan bulan ini sendiri sendiri kepadamu. Meskipun kau tahu, Zarrina, kita berada dalam jarak jutaan cahaya jauhnya yang memisahkan kita. Sampai-sampai modernitas zaman sekarang masih juga tidak memungkinkan untuk berbicara satu sama lain. Tapi satu yang pasti, aku akan pulang dan ke sana menghampirimu dan mengembalikan potongan bulan ini kepadamu. Jangan repot-repot, Zarrina, jangan suguhi aku dengan tangis atau air mata. Kamu juga tidak perlu tertawa, Zarrina sayang.
Setelah aku kembalikan bulan ini kepadamu, aku mau buta. Aku mau donorkan kedua korneaku kepada yang membutuhkan selainku. Aku kasihan kepada mereka yang tidak bisa menikmati rembulan, saat purnama memancar sendu atau ketika masih baru, yang membentuk lengkungan manis seperti senyummu, Zarrina. Aku masih ingat dan mencoba merekamnya dengan desir ombak yang pernah menemani kita di malam yang panjang di sebuah pantai di selatan Jogjakarta jutaan tahun silam.
Tapi satu, aku tidak mau tuli, kemampuanku sebagai pendengar yang baik bagi keluh kesahmu terlalu berharga untuk aku donorkan juga. Aku takut mereka yang menerimanya tidak akan kuat lalu pecah gendang telinganya. Aku juga masih mau mendengar ketika kau bahagia nanti, menikmati bulan yang telah kembali utuh menaungimu. Aku tidak peduli siapapun yang bersamamu nantinya. Aku cuma ingin mendengar cerita dari angin malam bagaimana kau bisa tertawa manja, bernyanyi merdu sampai terlelap dalam senyum bahagia.
/4/
Akhirnya, Zarrina.
Sembari menunggu roket yang sudah aku pesan tiketnya, aku mau mencari kardus paket sebesar potongan bulan yang sekarang aku bawa. Agar ia tidak lecet atau rusak ketika saling tertimpa dengan bawaan penumpang lain yang pasti juga berat-berat.
Aku juga mau bawakan oleh-oleh keju dan coklat yang kau suka.
Aku mau pulang, aku juga rindu Indonesia, rindu Jogjakarta, rindu pantai berpasir putih kecoklatan dan jagung bakar.
Aku juga sudah bawa kompas sendiri, sehingga sudah tak perlu lagi kau tunjukkan jalan dan kau tuntun lagi. Aku sudah punya arahku sendiri.
Semoga aku bisa pulang, Zarrina.
Doakan di sini tidak perang.
Aku rindu pada Jogjakarta.
Salam, juga padamu.
Dari Ramazanski, rindu.
Beirut & Mont Liban
24-26 Februari 2018
Terinspirasi dari cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma.
3 notes
·
View notes
Text
Fokus pada lebihnya
Kalo kita menyukai sesuatu ataupun seseorang, maka kita akan terfokus pada kelebihan bukan pada kekurangannya, ini serius. Bahkan jika orang lain memberitahu berulangkali saja, kita tidak akan memedulikan kekurangannya. Misalnya saja seperti di gambar itu adalah jagung dan ayam bakar.
Kita tidak akan berfokus pada gosongnya akan tetapi bagaimana cara agar ayam dan jagung itu dapat kita nikmati tanpa memedulikan kekurangan (gosong) nya. Begitulah kira-kira jika kita menyukai sesuatu atau seseorang.
Jagung nya manis ketika kita tidak menikmatinya seorang diri. Nasi gorengnya habis karena dimakan secara bersama. Dan ayamnya lezat disambi ngobrol, tawa dan canda.
Selamat menjalankan amanah baru, di tahun 2023. Dan semoga kita semua dimudahkan dalam menjalaninya.
Minggu, 01 Januari 2023
0 notes