Tumgik
#jaga lisan
andromedanisa · 5 months
Text
tak sama..
"rumah tanggaku tahun ini sudah 10 tahun, Bu." aku mengatakan itu dalam telpon beberapa waktu lalu kepada Ibu.
"mangkanya kamu itu seharusnya mikirin buat punya anak. kalau kamu nggak punya anak siapa yang akan doain kamu, siapa yang akan ngurus kamu nanti waktu tua, siapa yang akan nerusin aset-aset berharga kamu. anak itu yang bikin rumah tangga reket antar suami dan istri. kalau kamu nggak punya anak gini, kamu gampang dilepasin suamimu kan." dan hal lainnya yang keluar dari lisan ibu ku yang tidak ingin ku dengar.
beberapa waktu lalu aku ada konflik dengan suamiku, dek. selama 10 tahun kami tak pernah ada konflik besar, baru pertama kalinya selama pernikahanku dengan suamiku kami bertengkar hebat. sampai di titik kalau aku gak mikir panjang dan tenang saat itu mungkin saat ini kami sedang menghadapi mediasi di ruang persidangan.
sesaat aku dan suami bertengkar hebat, aku menangis dan menelpon ibuku yang kebetulan saat itu sedang ada di desa. dalam telpon aku menangis seperti anak kecil yang butuh untuk ditenangkan. aku pikir dengan menelpon ibuku, aku dapat pembelaan. aku dibela sebagaimana aku ingin ada satu orang yang setidaknya berdiri untuk memihakku meski saat itu suamiku pun tak berada di pihakku.
alih-alih mendapat dukungan, ibuku justru mengatakan sesuatu yang membuatku semakin sedih, menangis dan kecewa. saat itu aku merasa tidak ada lagi tempat untukku pulang. tidak ada lagi tempat yang setidaknya mau mendengarkan kronologi yang sebenarnya mengapa aku melakukan demikian. tidak ada yang membelaku. jangankan membelaku, mendengar kebenarannya seperti apa saja tak ada yang mau.
aku nggak tahu saat itu harus seperti apa, karena aku tak pernah sekacau itu. 10 tahun lamanya aku merasa berjalan sendiri, aku bekerja hanya untuk menyenangkan orang lain. orang-orang selalu menanyakan kapan punya anak, kapan hamil, dan pertanyaan yang menurutku tak seharusnya ditanyakan. nggak ada yang mau dalam keadaan seperti ini. 10 tahun menunggu itu bukanlah waktu yang sebentar.
10 tahun aku tinggal bersama mertuaku, setiap ada ucapan atau tindakan yang tidak menyenangkan hatiku, aku mencoba untuk tetap berlapang dada tidak memasukkannya ke dalam hatiku agar aku tidak merasakan sakit. sebab aku pernah mengadu kepada suamiku namun malah aku yang disalahkan, sejak saat itu aku tak pernah lagi menjadikannya tempat pulang untuk bercerita.
diawal pernikahan kami sampai di tahun ke 5. aku dan suami mencoba program hamil, namun belum ada tanda-tanda berhasil. lalu aku memutuskan untuk berhenti program sebab aku merasakan lelah secara fisik dan mental. aku fokus bekerja, menabung, dan membeli beberapa properti seperti emas, sawah, dan tanah. agar nanti meski tidak punya anak setidaknya aku sudah mempersiapkan hari tuaku nanti dengan beberapa aset. opsiku adalah jaga-jaga kalau memang nantinya di panti jompo.
ketika aku fokus bekerja, mengumpulkan aset. orang-orang melihatku bahagia tidak punya beban sebab belum punya anak. dan mereka selalu berpikir bahwa aku tidak ingin punya anak hanya karena aku berhenti untuk program hamil. mereka selalu mengasihaniku dengan mengatakan percuma banyak harta tapi kalau nggak punya anak. kan kasihan. omongan seperti itu sudah menjadi vitamin yang selalu aku konsumsi setiap harinya.
aku mencoba menutup telinga dan melapangkan hatiku dengan selapang-lapangnya. sampai aku menyadari dan berdoa hingga mataku sembab kepada Allaah. "ya Allaah, aku pikir tidak ada seorangpun yang ingin hidup seperti ini. menanti itu tidak mudah ya Allaah. mengapa rasanya aku seperti berjalan sendiri di muka bumi ini."
aku menangis sambil makan es krim, semua mata pengunjung menatapku. aku sudah tidak peduli akan hal itu. makan es krim yang paling mahal membuatku sadar kemana saja aku selama ini, mengapa aku begitu abai dengan diriku sendiri sampai di menangis seperti ini.
aku bekerja, suamiku bekerja. aku bekerja dan gajiku sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan keluargaku sendiri. mencukupi semua kebutuhan ayah dan ibuku. yang bikin aku sedih rasanya jerih payahku selama ini tak pernah terlihat dimata ibuku. padahal kalau aku punya anak itu artinya aku tidak bisa memenuhi kebutuhan keluargaku dengan utuh. itu yang selalu aku pikirkan.
banyak orang mengatakan kalau aku terlalu lelah dalam bekerja. aku juga pengen resign, aku juga pengen jadi ibu rumah tangga. tapi itu nggak mungkin. bagaimana dengan keluargaku, bapak ibuku? ibuku selalu menuntut ini dan itu. selalu bilang untuk program hamil inseminasi dan lainnya. iya, aku paham, aku jangan ingin. tapi uang darimana? program hamil itu gak murah.
rasanya semua bertarung dalam kepalaku. dan itu membuatku lelah. rasanya aku ingin sekali ke psikiater atau psikolog. tapi aku tahu untuk menemui mereka saja itu juga butuh uang yang tidak sedikit. lalu bagaimana jika aku melakukannya dan meminum obat yang diresepkan? karena katanya obat anti depresan membuat sebagian kenangan kita juga ikut memudar. aku takut itu terjadi. bagaimana jika aku mudah lupa dan hal itu menyangkut dengan pekerjaanku? apakah aku masih bisa bekerja? dan banyak hal ketakutan serta pertanyaan dalam diriku.
aku menonton film, dan terlihat mager tidak melakukan apapun kala sedang libur. selalu dikira aku sedang bermalas-malasan. padahal aku melakukan demikian sebab aku sudah terlalu lelah dengan pekerjaan. kini aku merasa ya Allaah sampai kapan ini akan berakhir? rasanya lelah sekali..
dia mengatakan itu kepadaku dengan menangis dan tatapan yang kosong. kepedihan dalam hatinya rasanya sampai ke hatiku. ya Allaah, tolonglah dia. tolonglah siapapun orang-orang yang sedang mengalami kelelahan dalam hidupnya.
73 notes · View notes
funifunfun · 5 months
Text
Sebuah Validasi
Terlalu keras pada diri sendiri menyebabkan orang lain juga akan keras kepada dirimu. Menganggap terlalu berlebihan dalam segala masalah. Setiap orang memiliki masalah dan dinamikanya masing-masing, namun tidak seberisik kita.
Bersyukur dan let it flow, ikuti arus nya, ikuti jalan takdir. Berdoa untuk selalu diberikan yang terbaik dalam segala hal. Lapangkanlah hati untuk menerima segala takdir baik maupun buruk. Berpikirlah hal hal yang baik dan positif, ucapkanlah hal hal yang baik. lakukanlah tindakan tindakan yang baik untuk dirimu sendiri dengan mengingat tidak mencelakai orang lain.
mungkin secara tidak sengaja memang benar, ucapan yang kita anggap biasa bisa menjadi pisau tajam bagi orang lain. karena perbedaan culture, pola pengasuhan, kebiasaan, pengalaman yang dimiliki membuat setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu, jagalah lisan, jaga sikap dan jaga tingkah laku kepada siapapun itu. bahkan dengan orang terdekat.
Luka dan bahagia lebih sering kita dapatkan dari orang yang paling dekat dengan kita. Saringlah apa apa yang masuk ke dalam tubuh kita. baik asupan makan, yang kita dengar, kita cium, kita lihat, kita rasakan. Pilihlah dan izinkanlah segala hal baik yang masuk ke dalam diri kita. Berikan energi energi positif pada diri kita. Jika kamu sudah berdamai, orang di sekitar pasti akan merasakan hal itu. carilah kebahagiaan dan ketenangan itu ada di dalam diri kita, dari diri kita yang paling dalam, selami hingga ke dasar dasarnya. Kamu akan menemukan dirimu yang asli, dirimu yang nyata. Sesungguhnya apa yang kamu inginkan, apa yang harapkan, apa yang terbaik buat dirimu. Itu ditanyakan kepada dirimu sendiri. Validasilah dirimu oleh dirimu sendiri. Mencari validasi ke berbagai orang akan membuat luka bagi dirimu sendiri karena membuka luka yang sudah mulai sembuh namun kamu buka kembali. dan bisa jadi juga akan menyakiti dan membunuh orang yang menjadi tempat kita mencari validasi.
Semangat untuk individu yang selalu membutuhkan validasi dari orang lain. kamu pasti bisa mencari validasi itu ke dalam diri kamu sendiri. Latihlah terus otot otot mental kita, sama hal nya seperti membentuk otot fisik, diperlukan berulang kali latihan untuk kita bisa memiliki otot yang kita harapakan, begitu juga otot otot mental kita. Sekali dua kali gagal tidaklah masalah, bahkan beribu kali gagal itu tidak masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika kita berhenti untuk mencoba lagi dan terus mencoba lagi untuk bangkit.
Tenang, cuma sampai kita mati saja kok, kalau sudah mati mungkin sudah tidak akan ada masalah hidup (ya karena udah mati wkwk). Coba lihat usiamu sekarang berapa tahun, kira kira punya ekspektasi hidup hingga berapa tahun. Apakah sisa sisa waktumu hanya untuk digunakan untuk berisik dengan segala hal di luar ekspektasi? atau bisa kamu gunakan untuk hal hal yang lebih bermanfaat lagi, untuk dirimu sendiri dan untuk orang lain.
Ingat perlu jaga niat, karena segala tindakan tergantung dari niatnya. Milikilah niat sebaik baiknya. dan tentu saja lakukan tindakan yang tidak menyimpang dari niat kita.
Semangattt readersss :))
107 notes · View notes
arsalrmdhann23 · 25 days
Text
Tumblr media
Menjaga, merawat itu jauh lebih sulit dibanding menanam atau memulai...
Bersabar pada prosesnya itu jauh lebih bijak dibanding fokus pada hasilnya...
Terkadang hasil hanya sebagai pameran atau branding yang penuh intrik dan keghaiban...
Menghafal atau menambah hafalan qur'an itu boleh jadi mudah, biidznillah..
Namun, yang sulit darinya itu adalah menjaga atau muroja'ahnya.
Hafalan tanpa di jaga atau diulang-ulang hanyalah kedustaan yang dibuat antara hati dengan lisan, dan lisan dengan perbuatan.
Allahummarhamnaa bil Qur'an 🤲🏼
17 notes · View notes
aksarahumaira · 5 months
Text
Al-Quran Bukanlah Beban!
Tumblr media
Gimana kabarnya setelah Ramadhan? Gimana kedekatan kita dengan Quran? Adakah shalat malam yang kita rutinkan di bulan Ramadhan justru tertinggal di bulan selainnya? Adakah semangat kita menyusut pasca Ramadhan?
______
Beberapa hari ini rasanya nggak tenang banget, tau sih penyebabnya... apalagi kalau bukan karena intensitas dengan Quran berkurang, dzikir yang sedikit, kurangnya muhasabah..
Kalau udah begini cuma bisa beristighfar terus-menerus, minta ampun sama Allah khawatir ada banyak dosa yang memang belum di ampuni olehNya, entah di masa lalu atau justru beberapa hari kebelakang. Sampai-sampai aku berpikir, "yaa Rabb, sekeras apa hati hamba sampai beberapa hari ini tilawah 1juz perhari aja engga selesai?". Dan puncak dari kesedihan itu ketika lihat hafalan teman yang jauh lebih banyak, dan aku ngerasa stuck gini-gini aja :)
Entah bagaimana caranya, dibulan ini Allah kasih kesempatan aku untuk menghafal sebagian dari surat Thaha. Ketika memahami arti dari ayat ke 2, "Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah." Allah engga menurunkan Al-Quran untuk membuat kita susah. Dan itu tercatat dalam kalamNya!
Rasanyaaa ketika mengulang-ngulang ayat ini, Allah tuh lagi ngehibur aku banget dengan ayatnya :")
Al-Quran ada, bukanlah beban bagi seorang hamba. Buat yang engga mau ambil pelajaran aja sudah Allah mudahkan, apalagi buat orang-orang yang berusaha selangkah lebih dekat dengan Al-Quran!
Ketika setoran, mentorku mendoakan, "semoga setiap tetes air mata ketika mentadabburkan tiap ayatnya bahkan tiap katanya, jadi wasilah pelembut hati ya Kak" --saking aku ga bisa menyusun kata-kata yang tepat selain tangisan karena satu ayat.
Semoga bagi yang membaca juga, Allah lembutkan hatinya untuk istiqomah dengan Al-Qur'an diluar Ramadhan ya. Semoga lisan kita Allah jaga hanya untuk mengeluarkan kata penuh kebaikan dan hikmah saja :")
Depok, 29 April 2024
25 notes · View notes
mutiarafirdaus · 6 months
Text
#CatatanRamadhan.11
Ya Rabb, lidah kami dalam kuasaMu. Engkau yang menggenggam lisan ini. Tolong fasihkan ia melafazhkan huruf-huruf Al Quran sebagaimana telah Engkau Fasihkan lisan Baginda Nabi kami tercinta, Ya Arhamar Raahimiin..
Ya Rabb, hukum-hukum tajwid yang begitu dalam ini adalah milikMu. Engkau penguasa semua materi didalamnya. Tolong fahamkan kami sebagaimana Engkau telah fahamkan ilmu ini pada para ulama sebelum kami, Ya 'Aliimun Khabiir..
Ya Rabb, keridhaan guru kami tergantung pada keridhaanMu. Tolong turunkan ridhaMu pada kami yang menyebabkan penduduk langit dan bumi juga ridha pada kami. Tolong pilih kami sebagai penjaga ilmu Al Quran yang telah Engkau turunkan. Ya Qawiyyu Ya 'Aziiz..
Ya Rabb, kami ingin melepaskan diri dari kesalahan membaca ayatMu. Kami ingin masuk kelompok orang orang yang "haqqu tilawatih". Kami ingin mendapatkan jariyah pahala yang berlimpah dari mengajar dan belajar Quran. Tolong jaga agar kami terhindar dari ke-tergelincir-an membaca ayat- ayatMu. Ya Hayyu Ya Qoyyum..
Ya Rabb, kami ingin hidup bertumbuh bersama Quran. Wafat dalam naungan Qur'an, menjalani alam barzakh ditemani cahaya Quran. Dibangkitkan bersama kafilah manusia-manusia terbaik yang belajar dan mengajar Quran. Dilesatkan secepat kilat melewati shirat dan diselamatkan dari hisab di akhirat karena syafaat dari Quran. Dimasukkan olehMu ke Surga yang tiada lelah dan letih bersama Quran. Dan yang besar betul diharapkan, bisa memandang Engkau dengan Quran setia disisi kanan.
Tolong kami Ya Rabb, dekatkan Quran bersama kami pada kehidupan dan kematian hingga kebangkitan nanti
14 notes · View notes
ruanguntukku · 2 years
Text
Hari ini aku belajar untuk memahami bahwa hakikat hati manusia itu guncang. Mudah berbolak-balik.
Dan seseorang yang satu suara dengan kita bisa kapan saja bersebrangan bahkan bertentangan.
Dan sebuah kisah pilu bisa berubah menjadi lapang tanpa kita ketahui, yang bisa jadi kita sebagai pendengar masih terjebak dalam rasa pilu itu. Seakan sampah emosi yang dikeluarkan orang yang bercerita masih kita simpan rapi, padahal baginya itu sudah jadi kisah usang yang tidak terjamah lagi.
Dari situlah aku belajar untuk melupakan luka orang lain. Belajar untuk tidak menaruh ruang di dalam hati dan pikiranku untuk menyimpan luka orang lain.
Dari situ aku belajar dampak buruk dari terlalu berlebihan di dalam berempati. Bukan artinya rasa peduli ini tidak baik, tapi segala sesuatu yang diberikan porsi berlebihan akan menjadi tidak baik pada akhirnya.
Dari situ aku belajar untuk lebih menata hatiku, tidak mudah percaya dan bercerita dengan orang lain.
Bisa jadi di hari ini kita menemukan seseorang yang punya luka serupa yang telah disebabkan oleh orang yang sama. Ya, kita mungkin merasa lega ketika menemukannya. Tapi, yang perlu dicamkan baik-baik, bahwa ada tipe manusia yang di suatu hari dia berkeluh-kesah tentang seseorang, bisa jadi di kemudian hari ia memuji orang tersebut setinggi langit.
Di saat itulah kita harus berkaca diri. Bagaimana dengan diri kita sendiri? Bagaimana kedudukan diri kita yang sejati? Jangan merasa aman dan nyaman dalam sebuah hubungan yang dibangun dari rasa sakit hati yang sama.
Ya, karena kehidupan itu dinamis, proses kehidupan kita dengan orang lain pun tidak sama. Bisa jadi kita masih merasa kecewa, tapi orang yang punya luka yang sama sudah pulih bahkan berhubungan baik kembali dengan pihak yang menorehkan luka.
Jadi, mulai sekarang jangan terlalu cinta dan jangan terlalu membenci orang lain. Kita tidak tahu akan berakhir seperti apa hubungan kita dengan orang yang kita cintai dan dengan orang yang kita benci.
Bersihkan hati dari segala rasa yang berlebihan. Baik berlebihan di dalam rasa sayang, cinta maupun sakit hati.
Mintalah selalu hati yang selamat. Jangan sampai kita mati membawa sampah-sampah perasaan dan prasangka yang akan menggelincirkan kita ke dalam siksa.
Jika kita temukan ada seseorang yang bercerita tentang keluhannya pada orang lain, yang orang itu juga pernah mengecewakan kita, maka tutup rapat ceritamu dan simpanlah sendiri.
Nasihati dia agar bisa membersihkan hati, kembali berdamai atau setidaknya bisa mengambil jeda agar bisa melangkah dalam kehidupan yang sehat lahir dan batin.
Jangan buka luka kita kepada orang lain hanya karena orang itu punya luka yang disebabkan oleh orang yang sama.
Jangan sampai kita tertipu dengan hawa nafsu dan rasa percaya kita pada orang yang salah.
Jaga lisan kita. Jika tidak mampu berkata baik, maka diamlah. Semakin dewasa kita, semakin dekat dengan kematian, maka kita harus belajar untuk lebih banyak diam daripada berbicara. Karena keselamatan lisan didapat dari bisa mengerem lisan kita.
Jangan sampai komedi kehidupan membuat kita menjadi pecundang di dalam setiap rasa yang membara. Berikan ruang yang lebih besar untuk sami'na wa atho'na. Tunduk pada kebenaran. Tunduk pada aturan Allah dan Rasul-Nya. Jangan sampai perasaan dan prasangka menjadi raja.
—SNA, Ruang Untukku #97
Ahad, 05-03-2023 | 19.38
Venetie Van Java,
Dengan kembali disadarkan.
121 notes · View notes
sabaryangindah · 9 months
Text
Wahai kawan,
Jangan pernah mengatakan
Orang yang patah hati itu karena dia mencintai dunia terlalu berlebihan
Tidak bersabar dengan ujian, atau tidak mensyukuri pemberian
Sementara kita tahu, fitrah setiap yang mencinta, akan bersedih ketika kehilangan
Hanya karena kamu belum atau tidak pernah merasakan,
Bukan berarti boleh meremehkan
Jaga lisan,
Jangan sampai suatu hari, Allaah mengujimu dengan apa yang mereka rasakan
14 notes · View notes
o-agassy · 8 months
Text
Mengusahakan PhD #18
Waktu di kantor, saya bertemu ibu-ibu senior. Beliau akan pensiun di dua tiga tahun ke depan. Ibunya sudah menyelesaikan S2 di usia cukup senior, mungkin baru lulus di periode 2015-2016.
“Jadi gimana? Kamu jadi lanjut S3?”
Me: “jadi bu. Ini saya sudah daftar di UX”
“Ish, kenapa kok di dalam negeri, apalagi di UX, dapat apa kamu?” (Sambil raut wajah kesal)
Me: “dapat ijazah bu” - dalam hati
“Kan udah Gue bilang, ambil aja di luar negeri, ntar Gue hubungi temen professor disana bla bla bla..”
Me: “hehe iya bu”
————
Apa pelajaran yang bisa saya petik?
Mari jaga lisan dengan baik. Kita tidak mengetahui lawan bicara kita itu sedang atau telah melalui apa di hidupnya.
Memang ibunya bagus memberi saran. Tapi sayangnya itu bukan yang pertama, itu lebih ke sekian kalinya. Dan sarannya tetap sama, yaitu kuliah ya di luar negeri. Saya menggambarkan emosinya sebagai sebuah kekecewaan ketika mendengar saya kuliah di dalam negeri.
Analogi yang saya bangun, itu seperti “seorang jomblo yang menasehati orang yang sudah menikah dan punya anak”, alias kurang proper.
Kenapa demikian?
Karena ibunya belum pernah kuliah di luar negeri. Tapi kalo training dan workshop sering. Sorry to say beban nya beda. Ngga pernah merasakan challenge dan sufferingnya hidup di tanah asing.
Saya pernah meninggalkan keluarga saya selama dua tahun long distance international-ship Korea Jakarta. Bahkan saya tidak bisa hadir di pemakaman Bapak, karena tidak bisa pulang. Tahun lalu Bapak meninggal dunia tiga minggu sebelum saya sidang master thesis. Entah bagaimana keadaan saya waktu itu. Alhamdulillah Allah menguatkan pundak dan melapangkan hati saya dan keluarga.
Oleh karena itu, mohon maaf sebesar-besarnya kepada para senior disana, maaf saya tidak bisa untuk ke luar negeri kembali.
Saya sudah mengambil komitmen dengan istri untuk menjadikan keluarga sebagai prioritas utama. Family come first.
Saya ingin kembali kepada jalan yang baik, dimana saya bisa menunaikan kewajiban sebagai seorang suami bagi istri, seorang ayah bagi anak, dan seorang anak bagi ibu saya.
Saya mempunyai prioritas, yaitu keluarga, bukan omongan mereka.
12 notes · View notes
itsjournalfi · 23 days
Text
Balasan Ummi, dari postingan sebelum ini.
Bismillah izinkan umi berkata pula .....
Tahukah kalian bahwa perjalanan kita hari ini berdasarkan titah Allah, dengan dasar pilihan dan terpilih untuk temen2 berada di jalan dakwah ini. Umi selalu menyebutnya dengan jalan dakwah, karena disinilah temen2 berjuang untuk agama, meninggikan kalimat Allah, menjadi wasilah penyampai pesan Allah lewat lisan dan aktivitas raga temen2 lewat Al-Quran.
Kita paham bahwa Al-Quran adalah kalimat terbaik, disampaikan melalui malaikat terbaik, dan diterima oleh manusia terbaik, yaitu Baginda Rasulullah, pesan Nabipun tentang Al-Quran bahwa sebaik2 pengajaran dan pembelajaran dalam aktivitas di dunia ini adalah al-Quran termasuk pengajarnya.
Masyallah .... bersyukurlah temen2 disibukkan dengan perkara ini, apalagi perkara berhubungan dengan al-Quran, pahalanya gak kebayang.
Guruku mengajarkan (Kyai Fuad) bahwa setiap 'coretan' atau garis itu pahalanya 10 "KEBAIKAN", dan ini bisa dinikmati saat di dunia dengan kesempatan dan peluang dan keberkahan lainnya, dan di akherat surga FIRDAUS menanti temen2🥹.
Maka MQA ini adalah asset temen2, asset akherat dan bekal sangu temen2 saat menghadap Allah kelak.
Dan kita akan menjadi penolong di suatu saat nanti, saat berjumpa denganNya, bisa jadi di antara kita tak ada di Surga, maka kita akan saling mencari, di mana Ummi ya? 🥹, di mana Ust Alfi ya?🥹, di mana Ust Tarmisah ya?🥹, dan seterusnya.
Moment ini pasti ya temen2, tinggal menunggu saja, bisa jadi kehidupan yang kita jalani ini hanya seperti mimpi.
Teman2 yg selalu disayang Allah tapi tak merasa disayang banget sama Allah ........
Satu persatu temen2 seperjuangan telah pergi, dan akan pergi.....🥹🥹🥹🥹, moment ini paling berat bagi Umi, tapi demi masa depan kalian Umi wajib ikhlas melepas, karena sukses sesungguhnya adalah saat kita mampu menciptkan kesuskesan buat orang lain, termasuk teman2 yg ada di jalan dakwah ini. Gak ridho tapi harus ridho, karena apapun alasannya teman2 khususnya Ust alfi adalah milik Allah dan Allah berhak untuk menggerakkan langkah Ust Alfi ke tempat yang sesuai dengan titah-Nya.
Satu hal yg Umi ingin sampaikan, terima kasih atas dedikasimu selama ini.
terima kasih atas segala kesabaran dalam proses menempa diri di sini, terima kasih selalu menerima hal gak enaknya saat berjuang bersama Umi, dan terima kasih atas pengajaran terbaik tentang pengaturan waktu yg baik.
Umi paham ada sisi yang menurut orang lain itu ADALAH SUMBER KERAPUHAN, tapi dikau mampu berdamai dengan TAQDIR ALLAH, BAHKAN BERDAMAI CANTIK.
Sungguh pribadi yang kokoh bagai karang di lautan, segala hempasan, semakin membuatmu semakin kokoh. Episode demi episode kau bisa lewati sampe akhirnya memiliki ketambahan ,S.Pd. di belakang namamu tentu menjadi cerita indah, karena proses ini, bersamaan dengan proses bersama dengan Rutaba MQA. Dan itu pasti tak mudah, tapi kau bisa melewatinya dengan baik. Terimkasih ya sayang🥰🥰🥰🥰, ..... hanya Allah yang akan membalas segala kebaikannmu di sini. TAK BANYAK SUARA TAPI LEBIH BANYAK AKSI.
Selamat berlayar di kehidupan baru ya Ust....... . Sukses untukmu.
Semoga selalu terjaga silaturrahimnya aaamiin, jaga diri baik2 di Cirebon, jangan nakal ya de....
Oh ya masih bisakah bertemu sekali lagi untuk acara makan bersama dengan teman2?
2 notes · View notes
arumpuspa29 · 2 months
Text
Berlindung (dari) Diri.
Kadangkala, kita sebagai orang dewasa merasa bahwa apa-apa yang kita yakini dan lakukan adalah hal-hal yang selalu benar.
Padahal, menjadi dewasa bukan berarti lantas terbebas dari bias pada cara kita berfikir, cara kita memandang sesuatu, bahkan cara kita melakukan sesuatu.
Dan bias-bias itulah yang seringkali membuat kita menjadi tidak menyadari ketika memang langkah kita tergelincir sehingga melakukan kesalahan.
Boleh jadi, kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari itu ternyata melukai hati orang lain, atau bahkan sampai merugikan baik secara material maupun non-material. Betapa mengerikan kalau kita selama ini merasa aman-aman saja, padahal diam-diam dzolim kepada orang lain? Na'udzubillahimindzalik, ya Allah..
Kadang takut sekali kalau membayangkan diri bisa tidur nyenyak dan lahap makan sedangkan di waktu yang sama sedang dzolim. Yang berusaha kita jaga saja seringkali tak sengaja menggores hati orang lain, apalagi kalau serampangan dalam berlisan dan bertingkah laku.
Semoga, diri kita Allah jaga dari ucapan, sikap, tulisan, dan apapun yang kita lakukan dari menyakiti orang lain.
Semoga, Allah tunjukkan pada kita kejelasan antara yang benar dan salah supaya langkah kita tak terjerumus pada jalan-jalan yang dibenci-Nya.
Semoga, Allah lembutkan hati-hati kita untuk terus menjaga apa-apa yang dititipkan-Nya pada kita, termasuk hati, lisan, akal pikiran, dan seluruh anggota tubuh kita, agar tak bermudah-mudah mencemarinya dengan dosa.
Dan semoga, Allah lindungi kita dari diri kita atas segala ketidaktahuan dan kecerobohan yang seringnya tidak kita sadari. Kalaupun kita sebagai manusia khilaf melakukan kesalahan, semoga Allah bukakan hati kita untuk segera menyadarinya, Allah lapangkan hati kita untuk segera meminta maaf, dan Allah bantu kuatkan diri kita untuk senantiasa memperbaikinya dan mengambil pelajaran.
Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa'ahu, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj tinaabahu. Wa laa taj'alhu multabisan 'alayna fanadlilla, waj'al a lilmuttaqiina imaama. Artinya: “Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yang benar itu benar dan bantulah kami untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yang batil itu batil dan bantulah kami untuk menjauhinya. Janganlah Engkau menjadikannya samar di hadapan kami sehingga kami tersesat. Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
(Semarang, 6 Agustus 2024, 16:25. Ditulis sebagai catatan untuk diri sendiri. Posisi masih di kantor, sambil merenung akibat kecerobohan diri sendiri yang kusesali. Lain kali semoga nggak ceplas-ceplos dan grusa-grusu soal apapun ya, Rum! Plis jangan merasa selalu benar juga karena kan kita ga tahu semua hal yang ada di bumi ini :" biasain tabayyun atau konfirmasi yuk!)
4 notes · View notes
yonarida · 2 months
Text
Pengingat:
Jaga lisan
Jaga sikap
Jaga penampilan
2 notes · View notes
irmaratnasjourney · 8 months
Text
Me and My Half Dien oleh Ust Oemar Mita
Episode 9
APA YANG HARUS DIPAHAMI PEREMPUAN
Jihad terbesarmu adalah senyum indahmu. Pahala terbesar wanita adalah saat ia mendapatkan ridho dari suami sehingga ia memasuki surga dari pintu manapun. " Wanita yang paling baik adalah yang paling menyenangkan ketika dilihat suaminya ". Dua titik lemah wanita yaitu :
• Lisan
• Harta
" Wahai kalangan wanita banyaklah kalian bersedekah dan beristigfar"
Empat Pintu Harta Wanita adalah :
1. Mahar
2. Hadiah
3. Kerja
4. Warisan
Kekuatanmu pada kelembutanmu
Kekuatan wanita ada pada kalimat yang ia sampaikan dengan nada rendah dan intonasi lembut, seperti ibunda Asiyah saat meminta merawat Musa pada Fir'aun. Suami adalah bayi besarmu, Suami yang berubah menjadi bayi besar di rumah adalah tanda ia nyaman di dalamnya.
• Berikan pelayanan terbaik
• Dengarkan perintahnya selama tidak bertentangan dengan syariat.
• Jaga penciuman dan pengelihatannya
• perhatikan waktu tidur dan makanannya
• Jaga harta dan keluarganya
• Jangan melalaikan perhatikan perintahnya
• Jangan mengumbar rahasianya
Jangan samakan cinta suamimu dan cinta kepada ibunya
• cinta pada istri : mawaddah (sayang)
• cinta pada ibu : takzim ( hormat)
Tidak perlu membandingkan 2 rasa cinta yang berbeda. Doronglah suami untuk terus menyayangi ibunya.
Peliharalah sifat malumu, perhiasan paling mahal dari kehidupan seorang wanita adalah rasa malu, bahkan menjadi indikator keshalihan wanita.
Jangan suka mengadu . Termasuk salah satu kebaikan itu saat kamu pandai menyembunyikan musibah dan ujian termasuk dalam rumah tangga agar tidak diketahui orang lain.
Jangan mempersoalkan hal kecil. Pilihlah bersabar untuk hal kecil, prioritaskan membahas hal besar dan penting. Hal kecil boleh dijadikan bahan diskusi tapi jangan sampai menjadi bahan pertengkaran.
Memanage hati. Wanita harus selesai dengan masa lalunya, terutama saat ia memiliki anak. Karena jika masih ada dendam dalam hatinya, dendam itu akan diwariskan kepada anaknya.
Memahami karakter dasar suami. Berikan ia perlakuan sesuai dengan karakter nya dan apa yang dia butuhkan
• kecondongan psikologis
• love language
Wanita yang bisa memasak memiliki poin lebih. Karena ia memasak dengan tulus, masakannya terasa lebih nikmat daripada masakan chef
Bangga dengan profesi tertinggi. Rasa bangga dan syukur harus dipupuk saat menjadi istri dan ibu, jadi ibu rumah tangga itu mahal karena bonding dengan anak tidak tergantikan.
Metode terbaik dalam menasehati
• perhatikan waktu dan kondisi suami
• pilih diksi dan intonasi suara
Ada waktu menenangkan diri. Saat gundah Mintalah waktu untuk memvalidasi rasa. Seperti Maryam yang Allah berikan waktu 3 hari puasa bicara agar ia lebih tenang.
5 notes · View notes
ramengir · 6 months
Text
15&16 Ramadhan
Sempat 5 hari tanpa kuota, anak2 pun ga rewel nonton yutub. Baru nyadar berasa tenang sedikit saat tergantung kuota sama orang lain.
Hari ini lisanku berkata kejam pada seseorang yang makan di depanku di saat orang lain berpuasa. Aku geram dengan kemungkaran tapi aku tidak hanif dalam mengingatkan.
Puasaku pasti tak berpahala, oh Tuhan ujianku disini rupanya.
Kekurangan ku adalah bertindak tanPa berfikir jadi setelah berkata kurang baik aku menyesal.
Puasa sebenarnya juga untuk menahan lisan buruk kan ya ? Dan aku telah gagal. Sayang sekali
Orang itu pun si tetangga satu atap yang sudah aki2 itu ga puasa tetap saja yang di hisab adalah perlakuanku padanya. Hemmm ya Allahurabbi
Sungguh, aku ingin pindah dari sini dengan catatan rumah ini terjual jadi bisa beli rumah yang lebih nyaman, lebih aman dan lingkungan baik.
Aku khawatir terus berbuat dosa dan mendzolimi penumpang di rumah ini.
Kiranya Engkau Tuhan lebih tahu, jika belum pindah artinya belum rezeki ku dan engkau menyelamatkanku.
Semoga ya Allah engkau jaga kami dari kemarahan orang yang kubenci tadi.
3 notes · View notes
ruangnaa · 1 year
Text
Bukankah dari awal niat karena Allah? Jadi,sudah harus tahu nanti dalam perjalanan akan diuji. Masih luruskah niatnya? Bukankah dari awal niat karena Allah? Jadi, sudah harus tahu nanti hasil akhir Allah yang Menentukan. Ridhokah dengan hatinya?
Sebenarnya diri mengerti, tapi masih saja menangis tersedu. Sebenarnya pun diri paham, tapi masih saja menyalahkan keadaan.
Dalam setiap hal, Allah memberikan hikmah, pelajaran, rasa, hingga bahan muhasabah. Supaya sadar dan ingat untuk tidak menyandarkan segala hal pada selain Allah.
Semoga bisa menjadi salah satu pembelajaran besar dalam hidup diri ini. Banyak bahwa sampai tidak sanggup menuliskan. Intinya, harus ingat hari-hari ini yaa. Untuk kelak yang lebih baik, aamiin.
Berdoa pun jangan berhenti. Berdoa kepada Allah 'azza wa jalla tidak akan kembali sia-sia. Dan harus diyakini, bahwa dalam berdoa tidak ada namanya kecewa.
Yaa Allah, Yaa Rabb . . Untuk apa-apa yang akan terjadi besok, hamba mohon berikan pertolongan, berikan kekuatan, berikan kemudahan. Jaga lisan hamba agar senantiasa berdoa, bersyukur dan beristighfar. Aamiin
@ruangnaa 22:05 1445 H
7 notes · View notes
naailahana · 6 months
Text
22: Mensyukuri Sehat
Di antara salah satu karunia besar dari Allah swt. yang mudah sekali kita lupakan adalah nikmat sehat. Raga yang sehat dan badan yang kuat, yang dengannya kita dapat beraktivitas dengan leluasa.
Apabila sedang diuji, maka bersabarlah; karena sesungguhnya sakit adalah sebuah ujian yang dengannya menjadi penggugur dosa. Apabila sedang diberi sehat, maka ini sesungguhnya juga sebuah ujian; apakah dengannya kita bersyukur?
Betapa indah Islam yang telah memberi kita tuntunan, bahwa syukur belum bisa dikatakan syukur apabila belum terkumpul di dalamnya tiga hal:
Bersyukur dengan hati; yakni mengakui nikmat Allah swt. di dalam batin, untuk semakin mengenal dan mencintai Allah swt. Sang Pemberi Nikmat,
Bersyukur dengan lisan; yakni membicarakannya secara lisan, untuk memuja dan menyebut nama Allah swt., dan
Bersyukur dengan anggota badan; yakni menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah swt., dan menahan diri dari maksiat pada-Nya.
Maka perlu kita tengok kembali; sudahkah kita mensyukuri nikmat sehat dengan benar-benar menjadikannya sarana untuk taat kepada Allah?
Syukurnya mata adalah dengan melihat yang baik, dan mencegahnya dari melihat yang buruk. Syukurnya telinga adalah dengan memeliharanya untuk mendengar yang baik-baik, dan mencegahnya dari mendengar yang buruk. Syukurnya tangan adalah tidak mengambil yang bukan miliknya, dan tidak menyentuh apa-apa yang sudah Allah larang. Syukurnya kaki adalah dengan melangkahkan kaki untuk taat dan beramal shalih.
"Perumpamaan orang yang hanya bersyukur dengan lisan tanpa diikuti perbuatan/sikap, adalah ibarat orang yang punya pakaian tetapi pakaian itu tidak dipakai, hanya dipegang ujungnya saja. Sungguh betapa sia-sia pakaiannya itu..." - Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A., dalam Kuliah Akhlaq.
Betapa spesial nikmat sehat satu ini, yang apabila ia dicabut, maka terhalanglah kita dari banyak melakukan amalan-amalan yang sebelumnya dapat kita lakukan dengan leluasa saat masih sehat dan prima.
Maka perlu kita telisik kembali; sudahkah kita mensyukurinya dengan benar-benar menjaganya?
Memastikan tubuh untuk mendapat input energi dan ilmu dari yang hal-hal yang sudah pasti kehalalan dan ke-thayyib-annya, sebagai ikhtiar dalam menghargai dan mensyukuri nikmat sehat. Menjaga diri dari memasukkan sesuatu apapun yang sudah diharamkan serta menjauhkan diri dari yang makruh dan meragukan, agar terhindar dari potensi kelalaian dan ketidakberkahan.
Pernah kutemui seorang ibu dari keluarga sederhana yang senantiasa betul-betul menjaga dengan hati-hati apa-apa yang menjadi sumber makanan bagi keluarganya, sampai-sampai selalu ia sertai kegiatan masak-memasaknya dengan kalimat Allah dan dzikir-dzikir. Makanan dengan bumbu dzikir, masya Allah, pantas saja selalu Allah jaga.
Menjadi pengingat terutama untuk diriku pribadi, agar melaksanakan apa yang hampir setiap hari aku ulang-ulang kepada banyak pasien; 'Makan makanan yang baik-baik saja ya Pak/Bu, yang sehat-sehat saja. Pelan-pelan dirutinkan olahraga. Tidak usah merokok, karena tidak ada manfaatnya. Tubuh ini dikasih Allah untuk kita jaga dengan baik, bukan untuk dirusak. Semoga sakitnya menjadi penggugur dosa, dan nanti Allah angkat penyakitnya...'
Semoga Allah swt. mampukan kita untuk mensyukuri nikmat sehat secara benar dan baik. Semoga Allah swt. lembutkan hati kita semua untuk senantiasa bersyukur dengan segala nikmat-Nya, aamiin.
"Dan ingatlah, tatkala Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. 14:7)
---
Pelabuhanratu, 06.26
2 notes · View notes
sabaryangindah · 2 years
Text
NASEHAT UNTUKMU YANG SEDANG SAKIT
APA ITU SAKIT...?
SAKIT itu "Zikrullah".
Mereka yang menderita akan lebih sering menyebut Asma Allaah dibandingkan ketika dalam sehatnya.
SAKIT itu "Istighfar".
Dosa - dosa akan mudah teringat ketika datang sakit.
Sehingga lisan terbimbing untuk memohon ampunan.
SAKIT itu "Tauhid".
Karena saat sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibah yang akan terus diucapkan...
SAKIT itu "Muhasabah".
Kita yang sedang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri dalam sepi, menghitung-hitung bekal kembali.
SAKIT itu "Jihad".
Kita ketika sakit tak boleh menyerah kalah, diwajibkan terus berikhtiar, berjuang demi kesembuhan.
Bahkan SAKIT itu "Ilmu".
Karena ketika sakit, kita akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya bisa merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit lagi..
SAKIT itu "Nasihat".
Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri. Yang sehat menghibur yang sakit agar mau bersabar.
Allaah cinta dan sayang keduanya.
SAKIT itu "Silaturahim".
Saat jenguk, bukankah keluarga yang jarang bertemu akhirnya datang menengok, penuh senyum dan rindu mesra?
Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.
SAKIT itu "Mustajab Do'a".
Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu ia minta dido'akan oleh yang sakit.
SAKIT itu salah satu keadaan yang "Menyulitkan Syaitan".
Diajak maksiat tak mampu - tak mau.
Dosa... lalu malah disesali... kemudian diampuni.
SAKIT itu membuat "Sedikit tertawa dan banyak menangis".
Satu sikap ke-Insyaf-an yang disukai Nabi dan para makhluk langit.
SAKIT itu meningkatkan kualitas "Ibadah".
Rukuk, Sujud lebih khusyuk, Bertasbih - Istighfar lebih sering, Bermunajat, Do'a jadi lebih lama.
SAKIT itu memperbaiki "Akhlak".
Kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan Tawadhu'.
Dan pada akhirnya... "SAKIT" itu membawa kita untuk selalu ingat akan "KEMATIAN"...
Semoga yang sedang sakit segera Allaah sembuhkan...Aamiin...Yaa Robbal'Aalamin
18 notes · View notes