#itenas
Explore tagged Tumblr posts
kmandala · 3 months ago
Text
0 notes
fluxydrawings · 5 months ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Artfight's over (sadly 😔) so thought i'd post somea my fav art i did this round!! please click em/open in a new tab for more details :D!
Characters: 1.) Ali Alighieri by @lucabyte
2.) Alan by @fearthefuzzybear
3.) Golosina and Janessa by charmyschaotix
4.) Me and @parasiteking's fursonas :3
5.) Me and @kishdoodles grocery shopping <3
6.) Itena Stone (mine) and Todd by Echnobi
13 notes · View notes
ars-polonia · 4 months ago
Text
Tumblr media
Tadeusz Pruszkowski, Portret Ireny Lorentowicz (Portrait of Itena Lorentowicz)
1927, oil on canvas
12 notes · View notes
apothecaryscript · 2 months ago
Text
Maomao no Hitorigoto Episode 20 : Potato / 猫猫のひとりごと 第20話 『芋(いも/Imo)』
Please note that the English lines are just my translations.
壬氏「高順!高順はおらんのか!」(どこに行ったんだ?まったく…)
Jinshi “Gaoshun! Gaoshunwa oran-noka!” (Dokoni ittanda? Mattaku…)
Jinshi “Gaoshun! Aren’t you here, Gaoshun?” (Where on earth did he go?)
猫猫「あの翠苓という女官は何者なんだ…一連の事件を手引きした上に、蘇りの薬を使って脱走するとは」
Maomao “Ano Suirei-to-iu nyokanwa nani-mono nanda… Ichirenno jiken’o tebiki-shita-ueni, yomigaerino kusuri’o tsukatte dasso-suru-towa.”
Maomao “Who is that court lady Suirei? Not only did she lead in this series of incidents, but she also escaped using the resurrection medicine!”
壬氏「薬屋、高順を見なかったか?」
Jinshi “Kusuriya, Gaoshun’o minakattaka?”
Jinshi “Apothecary, haven’t you seen Gaoshun?”
猫猫「いえ、本日はまだ。どうかなさいましたか?」
Maomao “Ie, honjitsuwa mada. Doka nasai-mashitaka?”
Maomao “No, not yet today. Is there something wrong?”
壬氏「いや、薬を探していてな」
Jinshi “Iya, kusuri’o sagashite-itena.”
Jinshi “No, I was looking for medicine.”
猫猫「あ、それでしたら先日、水蓮様にお渡ししました」
Maomao “A, sore-deshitara senjitsu, Suiren-samani owatashi shima-shita.”
Maomao “Oh, if that’s the case, I gave it to Lady Suiren the other day.”
壬氏「…お、お前が取りに行ってくれたのか?」
Jinshi “…O, Omaega torini itte-kureta-noka?”
Jinshi “Y-You? Did you go and get it?”
猫猫「はい」
Maomao “Hai.”
Maomao “Yes.”
壬氏(おおお……!水蓮め……!どうしてよりによって薬屋にあれを取りに行かせたんだ…!)
Jinshi (Ooo……! Suiren-me……! Doshite yorini-yotte Kusuriyani are’o torini ikasetanda…!)
Jinshi (Oh no! Suiren!!! Why did you make apothecary, of all people, to go get that!?)
猫猫(ん?何か知られたくない薬だったのか?確か芋の粉だったような…)
Maomao (N? Nanika shirare-taku-nai kusuri datta-noka? Tashika imono kona datta-yona…)
Maomao (Hmm? Was it some kind of medicine that he didn’t want anyone to know about? I think it was potato flour…)
猫猫「ここで、猫猫の豆知識。芋の中には、腸内環境を整え肌荒れを防ぐ美肌効果のあるものや、シミやシワ対策など老化防止に役立つ品種も存在する」
Maomao “Kokode, Maomaono mame-chishiki. Imono naka-niwa, chonai-kankyo’o totonoe hada-are’o fusegu bihada-kokano aru-monoya, shimiya shiwa taisaku-nado roka-boshini yaku-datsu hinshumo sonzai-suru.”
Maomao “Here’s Maomao’s bits of knowledge. Some potatoes have skin-beautifying effects that improve the intestinal environment and prevent rough skin, and some varieties are useful for preventing aging, such as preventing blemishes and wrinkles.”
猫猫(壬氏様も美を保つために、人知れず努力をしているんだなぁ。うんうん)
Maomao (Jinshi-samamo bi’o tamotsu-tameni, hito-shirezu doryoku’o shite-irundanaa. Un-un.)
Maomao (I guess Master Jinshi is also secretly working hard to maintain his beauty. Uh-huh.)
壬氏(どうして笑っているんだ…��まさか、薬の作用を…)
Jinshi (Doshite waratte-irunda…? Masaka, kusurino sayo’o…)
Jinshi (Why are you smiling? No way… Don’t tell me you know the effects of the medicine…)
壬氏「あっ、あれは、だな…」
Jinshi “A, Arewa, dana…”
Jinshi “Ah, that’s…”
猫猫「では、私はこれで。そういえば、異国に…男性の性欲を抑える芋があるとか…」
Maomao “Dewa, watashiwa korede. So-ieba, ikokuni…danseino seiyoku’o osaeru imoga aru-toka…”
Maomao “Well then, I’m leaving now. Come to think of it, apparently in foreign countries there is a potato that suppresses men’s sexual desire…”
壬氏「!!!じ、次回、『身請け作戦』。薬屋とあの武官がまた二人でコソコソと…嫌な予感しかしない」
Jinshi “!!! Ji, Jikai, ‘Miuke-Sakusen.’ Kusuriyato ano bukanga mata futaride koso-koso-to… Iyana yokan-shika shinai.”
Jinshi “!!! N-Next episode, ‘How to Buy Out a Contract.’ Again, apothecary and the military officer are sneaking around… I have such a bad feeling about this…”
―――――――――――――――――――――――――――――――
「まったく…」 in (どこに行ったんだ?まったく…) gives stronger meaning to the sentence. So I translated into “on earth.” If I translate only まったく separately, maybe it’s something like “really” or “honestly.”
「水蓮め…!」: “〇〇め!” expresses anger towards 〇〇.
「よりによって(Yori-ni yotte)」: of all (people or whatever) You can use this word not only for people but for whatever else.
This is the final episode of Maomao no Hitorigoto, and it’s my favorite.
In my opinion, Suiren asked Maomao to go get the medicine on purpose. I guess that Suiren even wanted Maomao to know what the medicine was…
Thanks a lot for reading my blog!
9 notes · View notes
lamyaasfaraini · 1 year ago
Text
Rush Hour..
Siap-siap menghadang kemacetan Batim alias bdg timur. Let'go home.. Udah prepare dari jam 4.30, packing dikit.. Ibu bekelin sarapan dan bekel nemo juga buah2an. Gassss jam 5.34
Melewati pasar ujungberung.. Titik macet pertama
Tumblr media
Nona manis duduk manis, dibangunin tadi agak sedikit lama tp no drama mrenyeng. Skrg lulungu, tp gabisa bobo jd ngelamun gitu wkwk.
Titik macet kedua agak mandet di cijambe, lancar lg.. Pasir impun-arcamanik dikit padet. Titik macet ketiga biasalah menuju cicaheum lalu ada tulisan menarique di elf (elep apa elf gais?). Maaf oyag atuda sabari jalan mobilnya.
"hidup itu kita yang jalani, Tuhan yang tentukan, orang lain yang ngomentari"
Memang begitu adanya yhaaa~ sad but true but mari kita tertawakan sajhaaa
Tumblr media
Titik macet selanjutnya lampu merah suci pokonya termasuk itenas, lalu macet lagi pas pasar cihaurgeulis. Kesananya ramai lancar (udin kek report mudik yekan).
Alhamdulillah nyampe rumah 6.40 an. Langsung buru2 sarapan yg satset aja, pindahin bekel nemo ke lunch box nya, nyetrika baju batik bebas katanya bukan seragam, untung punya yg menyerupai batik hhhhhhh.. biarlah yg penting corak2 gitu. Iya kebetulan hari ini hari batik nasional. Disuruh pake baju batik pengumumannya kemarin sore. Cemana mau beli males duh ada2 aja ini drama sekolah.. Jam 7.20 baru pergi sekolah. Upacara hari ini.
Bento satset dibikinin nenek. Donat (inimah beli) + kentang arab pake mayo (req nemo pgn dibekelin ini ke neneknya haha). Plus tusukan2 makanan yg gemoy dibeliin nenek. Makasih neneeek luvv
Tumblr media
Bapake @sagarmatha13 juga pake batik skrg, ngejait dulu kudu seragaman sama guru2 juga.
Semangat senin! Selamat awal oktober! Selamat hari batik nasional!
3 notes · View notes
mediequipusa · 2 months ago
Text
ITENA TotalCem 8 gm Universal Dual Cure Resin Luting Cement Dental
ITENA  TOTALCEM 8 GM UNIVERSAL DUAL CURE RESIN LUTING CEMENT DENTAL
Total Cem 8gm – Dual Cure Resin Luting Cement
For cementation of:
crowns bridges posts
inlays & Onlays
Self-adhesive on:
enamel, dentine, metal
ceramic, porcelain, zirconium composites
“Finally, a self-etching/self-bonding cement where you can almost feel the low film thickness and that your restorations are seating completely! For my own practice, it is a time and money saver with equal or better results to any cement in its class.”- Dr. Louis Malcmacher, President, American Academy of Facial Esthetics
Advantages:
All in one! Etching + Primer + Bonding + Cement
Exceptional bonding strength: on enamel: 20MPa on dentine: 15MPa
Dual curing (Light- or self-curing)
Guaranteed curing in areas with limited light penetration
Optimized gel state for an easy removal of excess: simply cure for 3-4s
3 types of intra-oral tips: (fine, extra-fine and ultra-fine Colibri)
No post-operative sensitivity
Extremely thin film (10 μm)
Not soluble in the oral fluids
Perfect seal
Radiopaque 250% of Al
Fluoride release
Can be used on vital teeth
2 shades available: Universal A2 & Translucent
Long term shade stability
Can be kept at room temperature: no need to refridgerate!
Tumblr media
0 notes
sambasnews · 2 months ago
Text
SMAN 1 Baleendah Gelar Pra Edu Fair Guna Memberikan Wawasan Kesiapan Karir
SAMBAS NEWS – SMAN 1 Baleendah laksanakan kegiatan Pra Edu Fair guna memberikan informasi dan sosialisasi mengenai perguruan tinggi swasta yang berada di Bandung Raya di kampus SMAN 1 Baleendah, Kamis (21/11/2024). Kegiatan Pra Edu Fair SMAN 1 Baleendah diikuti oleh perguruan tinggi swasta diantaranya Unisba, USTB, Telkom University, Unjani, Politeknik Al-Islam, FEB Unpas, Itenas, Unisa dan…
0 notes
mediamoklet · 3 months ago
Text
Pakaian adat
SENJATA TRADISIONAL
Bujak adalah senjata tradisional Kalimantan yang mirip dengan tombak. Namun bedanya yaitu ada pada tangkai dari senjata Bujak yang mana terbuat dari kayu lilin dengan mata besi yang terbuat dari besi. Sementara untuk ukuran dari panjang bujak ini yaitu sekitar 3 meter. Umumnya masyarakat Dayak akan memberikan racun yang berupa getah dari pohon ipuh dengan tujuan supaya senjata bisa lebih mematikan. Penggunaan senjata ini umumnya akan digunakan untuk berburu hewan di hutan.
Bujak juga memiliki sebuah kait yang ada di ujungnya. Hal itu biasanya disebut dengan serepang yang umumnya digunakan oleh masyarakat untuk menangkap ikan.
Keris merupakan senjata tajam golongan belati dari suku Jawa yang memiliki ragam fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, sering kali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah.
Keris bagi orang Jawa adalah senjata pamungkas/terakhir setelah pedang, tombak, dan panah. Sejatinya keris bukanlah senjata utama dalam peperangan tetapi juga senjata yang disukai untuk dibawa pergi kemanapun. Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel atau peperangan, sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini dan penggunaan perkembangan keris dari waktu ke waktu orang Jawa mengubahnya menjadi benda yang memiliki filosofi pengajaran hidup bagi pemiliknya, sebagai identitas diri, pesan moral, simbol cerminan diri, ketentraman, kesabaran, harapan/impian keinginan, serta pengingat diri atau pagar nasihat bagi pemiliknya agar selalu damai tenang hatinya tidak mudah emosi, harus selalu berjiwa bersih dan bersahaja, semua itu di tuangkan ke dalam simbol simbol yang terdapat di setiap bentuk keris dan rupa rupa pamor keris. Keris juga merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.
Pedang Jenawi (Riau), Dikutip dari situs resmi Kemdikbud, Pedang adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah panjang. Pedang dapat memiliki dua sisi tajam atau hanya satu sisi tajam saja. Dalam beberapa kebudayaan, jika dibandingkan senjata lainnya, pedang biasanya memiliki ukuran yang lebih atau paling tinggi.Bilah pedang biasanya terbuat dari logam keras seperti besi atau baja. Meskipun begitu terdapat pedang daripada emas yang digunakan sebagai hiasan sahaja. Pedang Jenawi adalah senjata yang sering digunakan oleh para panglima perang kerajaan melayu saat menghadapi musuh-musuhnya pada dahulu kala. Pengguna Pedang Jenawi ialah orang yang mempunyai kekuasaan, orang yang dihormati, mempunyai kecerdasan, dan sebagainya.Pedang Jenawi memiliki ketajaman di tiga segi, yaitu sisi kanan, kiri, serta depan. Umumnya, pedang ini dipakai oleh panglima perang. Panjang pedang ini dapat meraih 1 meter, serta di ujung pegangannya ada benjolan kecil.
Kujang adalah salah satu senjata tradisional asal Jawa Barat yang paling tersohor. Senjata ini bahkan dijadikan ikon Kota Bogor dengan dibuat Tugu Kujang berlokasi persis di samping Kebun Raya Bogor.Kujang memiliki asal usul sejarah yang cukup panjang. Senjata ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Tarumanagara. Meski tidak pernah ditulis dalam prasasti, berbagai situs sejarah seolah menjadi saksi keberadaan Kujang, seperti situs megalitik Batu Kujang di Sukabumi, temuan 'kudi' di kompleks candi Batujaya Karawang, relief candi Sukuh di Surakarta, dan lainnya. Mengutip dari Jurnal Itenas Rekarupa, Kujang di wilayah Pasundan merupakan sebuah senjata yang memiliki nilai sakral dan mistis. Senjata yang berkembang dan berevolusi di tanah Pasundan ini berfungsi sebagai medium mistik, simbol status, jimat, atau piandel.
Pisau belati merupakan salah satu senjata tradisional khas Papua. Senjata ini digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh atau lainnya. Di balik hal itu, pisau belati khas Papua cukup populer dan dikenal, karena memiliki keunikan. Dalam Ensiklopedia Pelajar dan Umum (2010) karya Gamal Komandoko, pisau belati termasuk senjata tradisional yang memiliki keunikan. Karena bahan utama pembuatannya berbeda dengan senjata tradisional pada umumnya, yakni dari tulang burung kasuari. Baca juga: Tombak dan Peda, Senjata Tradisional Sulawesi Utara Walau terbuat dari tulang burung kasuari, senjata ini cukup tajam dan bisa mematikan musuh atau targetnya. Selain menggunakan tulang, bulu burung ini juga dimanfaatkan dan dipasang pada gagang pisau belatinya. Pangan Lokal dan Religiositas Artikel Kompas.id Posisinya bisa berada di bagian ujung gagang, tetapi ada pula yang dipasang di bagian samping. Untuk membuatnya semakin unik, pada gagangnya diberi anyaman kulit kayu yang sebelumnya telah dicat warna putih. Keunikan lain dari pisau belati ini ialah adanya kerang sebagai hiasan senjata. Kerang tersebut terletak di bagian gagang senjatanya yang dipasang bersamaan bulu burung kasuari. Senjata tradisional ini diperkenalkan pertama kali oleh warga suku Asmat. Dipercaya jika dulunya senjata tersebut hanya digunakan untuk ritual pembunuhan saja. Namun, untuk saat ini pisau belati sering dikenakan sebagai pelengkap pakaian adat pria khas Papua. Cara memakainya adalah dengan dililitkan di sisi pinggang prianya. Baca juga: Keunikan Senjata Tradisional Sulawesi Selatan Menurut Rahmat M dalam Mengenal Senjata Tradisional (2010), pisau belati selain digunakan sebagai pelengkap pakaian adat, senjata tradisional ini juga dimanfaatkan untuk berburu hewan serta berperang.
Kerambit adalah pisau genggam kecil berbentuk melengkung yang digunakan pendekar di Minangkabau Indonesia, Negara Barat menyebut pisau ini kerambit, sedangkan di Minangkabau disebut kurambik, karambik, kurambiak/karambiak. Senjata ini termasuk senjata berbahaya karena dapat digunakan menyayat maupun merobek anggota tubuh lawan secara cepat dan tidak terdeteksi.Berdasarkan sejarah tertulis, kerambit berasal dari Minangkabau. Kemudian, benda ini dibawa oleh para perantau Minangkabau berabad yang lalu dan menyebar ke berbagai wilayah, seperti Jawa, Semenanjung Melayu, dan lain-lain. Menurut cerita rakyat, bentuk kerambit terinspirasi oleh cakar harimau yang memang banyak berkeliaran di hutan Sumatra pada masa itu.
kerambit, ia sengaja dirancang lebih melengkung seperti kuku harimau, setelah melihat harimau bertarung dengan menggunakan cakarnya, hal ini sejalan dengan falsafah Minangkabau yang berbunyi, Alam takambang jadi guru. Kerambit akhirnya tersebar melalui jaringan perdagangan Asia Tenggara hingga ke negara-negara, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, dan Thailand.
Cara menggunakannya adalah:
Senjata dipegang dengan memasukkan jari pertama atau telunjuk ke dalam lubang di bagian atas pegangan sehingga lengkungan pisau mengarah ke depan dari bagian bawah kepalan tangan. Hal ini terutama digunakan dalam pemotongan dengan cara memutar tangan ketika kerambit telah masuk atau mengenai sasaran sehingga bagian dalam dari sasaran, seperti urat, usus, dan lainnya menjadi putus. Luka akibat kerambit terlihat kecil dari luar, tetapi di dalamnya, urat atau usus telah putus. Dengan masuknya jari telunjuk ke dalam lubang gagang kerambit, membuat lawan sulit untuk melucuti senjata tersebut dan memungkinkan kerambit untuk bermanuver di jari-jari tanpa kehilangan pegangan.
Meskipun kerambit adalah senjata wajib personel US Marshal, tetapi di Indonesia sendiri kurang begitu populer. Hal ini disebabkan senjata ini bersifat senjata rahasia yang mematikan serta tidak ada upaya pemerintah maupun militer Indonesia dalam hal ini TNI untuk menggunakan ataupun melestarikannya.
Celurit menjadi senjata khas suku Madura yang biasa digunakan sebagai senjata carok. Senjata ini sudah melegenda sebagai senjata yang biasa digunakan oleh tokoh bernama Sakera. Masyarakat Madura biasanya memasukkan khodam, sejenis makhluk gaib yang menempati suatu benda, ke dalam celurit dengan cara merapalkan doa-doa sebelum carok.
Sabit juga digunakan sebagai bagian dari simbol komunisme atau sosialisme revolusioner, yaitu palu arit. Dalam simbol tersebut, sabit melambangkan kelas buruh yang bekerja di sektor pertanian.
Golok adalah senjata tradisional yang berasal dari Indonesia dan memiliki peran penting dalam berbagai aspek sosial dan budaya masyarakat, terutama di wilayah Jawa Barat, Betawi.      Golok tidak hanya dianggap sebagai senjata, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya, khususnya bagi masyarakat Sunda, Betawi, dan Banten. Di daerah ini, golok menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan memiliki nilai sejarah serta makna filosofis yang mendalam.
Di Banten, golok dianggap sebagai bagian dari warisan budaya leluhur dan memiliki makna sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah. Misalnya, para jawara (pendekar) Banten pada masa lalu sering menggunakan golok sebagai alat bela diri.
Golok sering kali digunakan oleh para jawara atau pendekar, yang dianggap sebagai penjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Para jawara dihormati dan dianggap memiliki kekuatan serta keberanian, sehingga golok menjadi simbol keperkasaan dan keberanian.
Dalam konteks Betawi, membawa golok bisa menunjukkan status sosial tertentu. Beberapa jenis golok, seperti "golok Betawi," memiliki desain yang khas dan sering kali dihiasi dengan ukiran atau ornamen khusus yang menunjukkan status pemiliknya.
Golok sering digunakan dalam upacara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan acara ritual lainnya. Dalam beberapa kebudayaan, ada tradisi untuk memberikan golok sebagai hadiah pada saat pernikahan atau sebagai tanda persahabatan.
Di Banten dan Betawi, golok bisa menjadi bagian dari pertunjukan seni bela diri tradisional seperti pencak silat, yang juga memiliki aspek ritual dan budaya yang kental.
Tombak Lembing adalah salah satu jenis senjata tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara, khususnya digunakan oleh suku-suku di wilayah tersebut. Senjata ini berbentuk tombak, namun memiliki ciri khas yang berbeda dengan tombak pada umumnya. Secara tradisional, Tombak Lembing dibuat dengan bilah yang panjang dan runcing pada ujungnya, terbuat dari logam seperti besi atau baja. Bilah ini kemudian dihubungkan dengan gagang panjang yang terbuat dari kayu atau bambu, memberikan jangkauan yang lebih jauh ketika digunakan dalam pertempuran atau berburu.
Senjata ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan dan berburu, tetapi juga memiliki nilai simbolis dan budaya. Dalam konteks adat dan upacara, Tombak Lembing sering digunakan sebagai bagian dari tarian perang atau pertunjukan budaya yang menggambarkan keberanian dan kekuatan. Bentuk dan hiasan pada tombak ini bisa bervariasi, tergantung dari daerah asal atau suku pembuatnya, dengan beberapa memiliki ukiran-ukiran khusus pada gagangnya yang melambangkan identitas atau kepercayaan tertentu.
Penggunaan Tombak Lembing dalam budaya Nusa Tenggara mencerminkan keterampilan masyarakat dalam mengolah senjata tradisional dan peran pentingnya dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai alat untuk berburu maupun sebagai simbol dalam berbagai upacara adat.
Badik adalah senjata tradisional yang berasal dari Sulawesi, Indonesia, dan sangat terkenal di kalangan suku Bugis dan Makassar. Senjata ini memiliki ciri khas berupa bilah yang ramping dan tajam di kedua sisinya, membuatnya efektif untuk menusuk maupun memotong. Panjang badik umumnya berkisar antara 20 hingga 40 cm, meskipun variasi panjang bisa ditemukan tergantung pada fungsi dan asal daerahnya.
Badik bukan hanya sekadar senjata, tetapi juga memiliki nilai budaya dan simbolis. Bagi suku Bugis dan Makassar, badik melambangkan kehormatan, keberanian, dan status sosial. Badik sering diwariskan turun-temurun sebagai pusaka keluarga, dengan setiap bilahnya memiliki cerita dan sejarah tersendiri. Pada beberapa komunitas, badik juga digunakan dalam ritual adat atau sebagai bagian dari pakaian tradisional untuk acara-acara tertentu.
Selain sebagai senjata, badik juga memiliki makna filosofis yang mendalam. Bentuk bilah badik seringkali dihiasi dengan ukiran atau simbol tertentu yang memiliki arti tersendiri, seperti kekuatan, perlindungan, dan ketangguhan.
Sumpit adalah senjata tradisional khas suku Dayak yang berasal dari Kalimantan. Bentuknya berupa tabung panjang yang terbuat dari kayu atau bambu, dengan lubang di tengahnya untuk meniupkan anak panah kecil (disebut damek atau temilak). Panah ini sering kali diberi racun alami yang diambil dari getah tanaman atau racun hewan, seperti kodok beracun, untuk melumpuhkan atau membunuh target.
Cara penggunaannya cukup unik, yaitu dengan meniupkan sumpit melalui mulut. Kekuatan tiupan akan menentukan seberapa jauh dan seberapa cepat anak panah melesat. Senjata ini sering digunakan dalam berburu, terutama di hutan lebat, karena kelebihannya yang senyap dan efektif untuk jarak pendek hingga menengah.
Selain fungsi praktis, sumpit juga memiliki makna budaya dan spiritual bagi masyarakat Dayak. Penggunaannya sering kali disertai dengan ritual tertentu, dan sumpit dianggap sebagai simbol keberanian serta keterampilan seorang pemburu. Meskipun saat ini sudah jarang digunakan untuk berburu, sumpit masih memiliki nilai penting sebagai bagian dari warisan budaya dan sering ditampilkan dalam pertunjukan seni atau upacara adat.
Siwar adalah senjata tradisional yang berasal dari Sumatra, khususnya dari suku Minangkabau. Senjata ini memiliki bentuk yang unik, mirip dengan pisau, tetapi dengan bilah yang melengkung.       Siwar biasanya memiliki bilah yang melengkung dan tajam, dirancang untuk memudahkan pengguna dalam melakukan gerakan menikam atau menggores. Bentuk melengkung ini juga membuatnya efektif dalam pertarungan jarak dekat.      Selain sebagai senjata, siwar juga digunakan dalam berbagai upacara tradisional dan ritual. Dalam budaya Minangkabau, senjata ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, tetapi juga simbol status dan kehormatan.           Siwar biasanya terbuat dari besi atau baja, dengan gagang yang sering kali dihiasi dengan ukiran atau ornamen khas budaya Minangkabau. Gagangnya dapat terbuat dari kayu, tanduk, atau bahan lainnya yang memberikan kesan artistik dan estetika.          alam konteks budaya Minangkabau, siwar melambangkan keberanian dan ketangguhan. Senjata ini juga sering dijadikan sebagai hiasan atau simbol dalam upacara adat, menunjukkan pentingnya nilai-nilai sejarah dan tradisi.       Meskipun berasal dari Minangkabau, siwar juga dapat ditemukan di daerah lain di Sumatra, serta di kalangan komunitas yang memiliki pengaruh budaya Minangkabau.
Siwar adalah contoh yang menarik dari kekayaan budaya Indonesia, menggambarkan perpaduan antara seni, fungsi, dan nilai-nilai tradisional yang mendalam.
Pedang Bara Sangihe adalah sebuah senjata tradisional yang berasal dari daerah Sangihe, Sulawesi Utara, Indonesia.    Pedang ini memiliki akar budaya yang dalam di kalangan masyarakat Sangihe, yang dikenal dengan tradisi maritim dan kesenian yang kaya. Senjata ini sering kali dipakai oleh para pejuang dan dianggap sebagai simbol keberanian dan kehormatan.           Pedang Bara Sangihe biasanya memiliki bilah yang panjang dan ramping, dengan ujung yang tajam. Desainnya sering kali dihiasi dengan ukiran atau ornamen khas yang mencerminkan budaya Sangihe.
Selain digunakan sebagai alat pertahanan diri, pedang ini juga memiliki nilai simbolis dalam berbagai upacara adat dan ritual. Di kalangan masyarakat Sangihe, senjata ini sering kali dipandang sebagai benda pusaka yang diwariskan dari generasi ke generasi.     Pedang Bara Sangihe sering kali muncul dalam cerita rakyat, lagu, dan seni pertunjukan, menyoroti pentingnya senjata ini dalam identitas budaya Sangihe.
Seiring dengan modernisasi dan perubahan zaman, upaya pelestarian senjata tradisional seperti Pedang Bara Sangihe sangat penting. Banyak komunitas berusaha untuk menjaga pengetahuan dan keterampilan pembuatan pedang ini agar tidak punah.
Pedang Bara Sangihe adalah bagian integral dari warisan budaya Sangihe, mencerminkan sejarah, nilai, dan identitas masyarakatnya.
Kanna adalah senjata tradisional berbentuk perisai yang digunakan untuk melindungi diri dari serangan musuh. Senjata ini dipegang dengan satu tangan sehingga mudah digerakkan sesuai dengan arah serangan musuh.
Sudah dikenal sejak zaman kejayaan kerajaan lokal di kalangan masyarakat Bugis dan bahkan disebut dalam cerita rakyat berjudul Pau-Paunna Sawerigading, yang menunjukkan penggunaannya oleh tokoh Sawerigading dan laskarnya dari Luwu serta laskar kerajaan Cina yang berpusat di Latanete.
Tumbuk Lada adalah senjata tradisional khas masyarakat Melayu, terutama di Sumatra.      Tumbuk Lada memiliki bentuk yang mirip dengan keris, tetapi lebih pendek dan lurus. Senjata ini biasanya memiliki bilah yang lebih lebar dan tidak bercabang seperti keris, yang seringkali memiliki lekukan dan bentuk yang kompleks.      Senjata ini bukan hanya digunakan sebagai alat pertahanan diri atau dalam pertempuran, tetapi juga memiliki fungsi simbolis dalam budaya Melayu. Tumbuk Lada sering digunakan dalam upacara adat atau sebagai lambang status sosial seseorang.     Dalam masyarakat Melayu, Tumbuk Lada tidak hanya dianggap sebagai senjata, tetapi juga sebagai benda seni dan warisan budaya. Ia melambangkan keberanian dan kehormatan pemiliknya. Senjata ini sering kali dilestarikan dan diwariskan dari generasi ke generasi.     Tumbuk Lada memiliki akar sejarah yang dalam dalam tradisi Melayu, dan keberadaannya mencerminkan pengaruh dan interaksi budaya di Sumatra. Senjata ini menjadi bagian penting dalam warisan sejarah dan identitas budaya masyarakat Melayu.
Secara keseluruhan, Tumbuk Lada adalah simbol penting dalam budaya Melayu, dengan nilai estetika, sejarah, dan fungsional yang mendalam.
Rencong Rimba adalah senjata tradisional dari Aceh, Indonesia, yang memiliki bentuk dan fungsi yang khas.      encong Rimba digunakan oleh prajurit Aceh dalam pertempuran untuk menyerang musuh dengan cepat dan efektif. Desainnya yang melengkung memungkinkan prajurit untuk melakukan serangan yang tajam dan menghujam.
Rencong bukan hanya sekadar senjata; ia juga merupakan simbol kebanggaan dan identitas budaya masyarakat Aceh. Senjata ini sering dikaitkan dengan keberanian dan semangat juang masyarakat Aceh dalam sejarah perjuangan mereka.
Selain digunakan dalam pertempuran, rencong juga memiliki tempat dalam berbagai upacara adat dan budaya, mencerminkan nilai-nilai tradisional masyarakat Aceh.
Rencong Rimba adalah contoh sempurna dari senjata tradisional yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, tetapi juga sebagai bagian integral dari warisan budaya Aceh. Dengan desain yang unik dan sejarah yang kaya, rencong mencerminkan semangat dan identitas masyarakat Aceh.
Piso Sia-sia adalah senjata tradisional yang berasal dari Sumatra Utara, khususnya dikaitkan dengan suku Batak. Senjata ini merupakan sejenis pisau atau pedang yang memiliki desain khas dan sering digunakan dalam berbagai konteks, baik untuk pertahanan maupun dalam upacara adat.   Piso Sia-sia memiliki bilah yang lebar dan biasanya cukup panjang, sehingga memberikan daya potong yang lebih baik. Bentuk bilahnya sering kali melengkung, menambah daya tarik visual dan fungsional.
Piso Sia-sia tidak hanya digunakan sebagai senjata, tetapi juga memiliki peran penting dalam berbagai upacara adat. Misalnya, ia sering digunakan dalam upacara pernikahan, ritual pemakaman, dan upacara tradisional lainnya. Dalam konteks ini, Piso Sia-sia melambangkan keberanian, kehormatan, dan identitas budaya suku Batak.
Piso Sia-sia umumnya dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama, seperti besi untuk bilahnya dan kayu keras untuk pegangan. Proses pembuatannya sering melibatkan keterampilan tangan yang tinggi dan pengetahuan tradisional.
Piso Sia-sia adalah salah satu simbol dari warisan budaya suku Batak dan menjadi bagian integral dari identitas masyarakat di Sumatra Utara. Keberadaannya bukan hanya sebagai alat, tetapi juga sebagai representasi dari nilai-nilai dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Gada adalah senjata tradisional yang memiliki bentuk mirip palu, sering kali terbuat dari kayu berat. Senjata ini telah digunakan oleh berbagai suku di Indonesia Timur, termasuk suku-suku di daerah Papua dan Nusa Tenggara.
Gada umumnya terbuat dari kayu keras, yang memberikan daya tahan dan kekuatan saat digunakan. Bentuknya yang besar dan berat memungkinkan pengguna untuk memberikan dampak yang kuat saat menyerang.
Gada digunakan dalam pertarungan, baik sebagai senjata ofensif untuk menyerang musuh, maupun sebagai alat pertahanan diri. Dalam beberapa budaya, gada juga memiliki nilai simbolis dan digunakan dalam upacara adat.   elain fungsinya sebagai senjata, gada juga memiliki makna budaya yang mendalam. Ia sering kali dilambangkan dalam seni dan tradisi lisan, mencerminkan identitas dan sejarah masyarakat yang menggunakannya.    Selain fungsinya sebagai senjata, gada juga memiliki makna budaya yang mendalam. Ia sering kali dilambangkan dalam seni dan tradisi lisan, mencerminkan identitas dan sejarah masyarakat yang menggunakannya.  
Parang Berantai adalah senjata tradisional yang berasal dari Kalimantan, Indonesia. Senjata ini menggabungkan unsur parang, yaitu sejenis pedang atau sabit, dengan rantai.
Parang berantai terbuat dari dua bagian utama: sebuah parang dan rantai yang menghubungkannya.
Rantai memberikan fleksibilitas dan kemampuan untuk menyerang dari jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan senjata tradisional lainnya.     Senjata ini digunakan dalam pertarungan, baik untuk pertahanan diri maupun dalam konteks pertempuran.
Keunggulan utama parang berantai adalah kemampuannya untuk diputar, sehingga dapat memberikan serangan yang tidak terduga kepada musuh.  Senjata ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan, tetapi juga mencerminkan keahlian dan budaya masyarakat Kalimantan.
Dalam beberapa kasus, parang berantai juga digunakan dalam upacara atau pertunjukan seni bela diri tradisional.
Secara keseluruhan, parang berantai merupakan contoh menarik dari warisan budaya senjata tradisional Indonesia, yang menggabungkan aspek fungsional dan estetika.
Keris Taming Sari adalah salah satu keris legendaris yang sangat terkenal dalam budaya Melayu, terutama di kalangan masyarakat Malaysia dan Indonesia. Keris ini konon dimiliki oleh Hang Tuah, seorang pahlawan dan tokoh sejarah yang dihormati dalam sastra dan cerita rakyat Melayu.
Keris Taming Sari diyakini memiliki kekuatan magis yang membuatnya istimewa. Dalam cerita, keris ini tidak hanya berfungsi sebagai senjata, tetapi juga sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan keberuntungan.  Salah satu kepercayaan yang melingkupi keris ini adalah bahwa ia tidak akan pernah tumpul, menjadikannya senjata yang sangat efektif dalam pertempuran. Hal ini membuat keris ini memiliki status yang hampir mitologis, sebagai senjata yang selalu siap digunakan.
Keris Taming Sari sering kali dianggap sebagai simbol identitas dan warisan budaya Melayu. Keris secara umum memiliki tempat penting dalam tradisi Melayu, dan Taming Sari dianggap sebagai salah satu keris terpenting.  Dalam kisah-kisah yang beredar, terdapat berbagai versi mengenai asal usul keris ini. Beberapa versi menyatakan bahwa keris ini diperoleh oleh Hang Tuah melalui petualangan atau hasil dari pertempuran yang megah. Keris ini sering kali diasosiasikan dengan nilai-nilai kesetiaan, kehormatan, dan keperwiraan.     
Keris Taming Sari juga sering muncul dalam sastra dan cerita rakyat Melayu, menjadi elemen penting dalam narasi yang menggambarkan kebangkitan pahlawan dan perjuangan melawan ketidakadilan. Keberadaan keris ini melambangkan semangat juang dan kebijaksanaan Hang Tuah sebagai seorang pahlawan.
Secara keseluruhan, Keris Taming Sari bukan hanya sekadar senjata, tetapi juga sebuah simbol yang kaya akan makna dan nilai-nilai budaya yang mendalam dalam masyarakat Melayu.
Rencong Puncak adalah variasi dari senjata tradisional Aceh, yaitu rencong, yang memiliki bilah lebih panjang dibandingkan rencong standar. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai Rencong Puncak:
Rencong merupakan senjata tradisional yang berasal dari Aceh, Indonesia. Senjata ini memiliki bentuk khas dengan bilah yang melengkung dan ujung yang tajam, serta seringkali dihias dengan ukiran atau ornamentasi.
Rencong Puncak digunakan oleh prajurit Aceh, terutama dalam pertempuran. Karena panjang bilahnya, senjata ini ideal untuk serangan jarak dekat, memungkinkan prajurit untuk melawan musuh dengan efisiensi yang lebih tinggi.
Selain sebagai alat tempur, rencong juga memiliki makna budaya yang mendalam bagi masyarakat Aceh. Senjata ini sering dianggap sebagai simbol keberanian dan identitas, mencerminkan sejarah perjuangan dan kedaulatan daerah Aceh.
Tombak Panah adalah senjata tradisional yang merupakan gabungan antara tombak dan panah. Senjata ini digunakan oleh beberapa suku di Nusa Tenggara, Indonesia, sebagai alat berburu. 
Tombak Panah biasanya terdiri dari dua bagian utama: batang panjang yang berfungsi sebagai tombak dan ujung yang dilengkapi dengan anak panah atau panah yang bisa diluncurkan. Desain ini memungkinkan pengguna untuk memiliki dua fungsi dalam satu alat, yaitu menyerang jarak dekat dengan tombak dan menembak pada jarak jauh dengan panah.
Senjata ini digunakan terutama dalam kegiatan berburu. Dalam konteks berburu, Tombak Panah memberikan fleksibilitas bagi pemburu untuk menyesuaikan strategi mereka sesuai dengan kondisi. Ketika hewan buruan berada dekat, tombak dapat digunakan untuk menusuk, sementara ketika buruan berada jauh, panah bisa diluncurkan untuk mengincar dengan akurasi.
Tombak Panah tidak hanya berfungsi sebagai alat berburu, tetapi juga memiliki makna budaya. Dalam banyak suku di Nusa Tenggara, senjata ini sering digunakan dalam upacara atau tradisi tertentu. Keterampilan dalam menggunakan Tombak Panah dapat menjadi simbol status dan keberanian di kalangan anggota suku.
Dengan demikian, Tombak Panah adalah senjata multifungsi yang menggabungkan keefektifan dalam berburu dengan nilai budaya yang mendalam bagi suku-suku di Nusa Tenggara.
Keris Semar Mesem adalah salah satu jenis keris yang terkenal di Jawa, Indonesia. 
Keris Semar Mesem diyakini berasal dari tradisi Jawa yang kaya akan mitologi dan simbolisme. Nama "Semar" merujuk pada tokoh wayang kulit yang merupakan salah satu punakawan (pelayan) yang bijaksana, sedangkan "Mesem" berarti tersenyum. Ini melambangkan karakter yang penuh kebijaksanaan dan keikhlasan.
Keris ini dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kesaktian. Banyak orang percaya bahwa memiliki keris Semar Mesem dapat membawa perlindungan dan keberuntungan bagi pemiliknya.   Selain sebagai senjata, keris Semar Mesem juga berfungsi sebagai simbol status sosial dan budaya. Keris ini sering digunakan dalam upacara adat, pernikahan, atau acara penting lainnya.
Banyak orang meyakini bahwa keris ini memiliki kekuatan magis dan dapat digunakan dalam praktik spiritual, seperti perlindungan dari gangguan roh jahat atau untuk menarik energi positif. Keris Semar Mesem merupakan bagian penting dari warisan budaya Jawa dan Indonesia. Keris secara keseluruhan dihargai tidak hanya sebagai senjata tetapi juga sebagai karya seni dan simbol identitas budaya.
Keris Semar Mesem adalah contoh bagaimana seni, spiritualitas, dan budaya berpadu dalam satu objek, menjadikannya lebih dari sekadar senjata, tetapi juga simbol yang kaya akan makna dan nilai.
0 notes
rumahmurahtanpadp0bandung · 7 months ago
Text
Harga Terjangkau, Kualitas Terjamin! Dapatkan Rumah 2 Lantai di Jatihandap. RUMAH NUANSA VILLA 700 JT-AN DEKAT TERMINAL CICAHEUM
Rumah gaya Industrial modern Eropa dengan view ala Swiss hadir di Jatihandap nih gaes😱🤩 Model baru yang membuat ingin memilikinya🤩
PROMO BULAN JUNI 2024 🏡 DP 0 🏡 Booking 3 Juta All in (Refundable) Cicilan Mulai Dari 4 Jutaan
Lokasi Strategis: ✅ Dekat Terminal Cicaheum ✅ Dekat RS Hermina ✅ Dekat Borma ✅ Dekat Kampus Widyatama, Itenas, USB ✅ Dekat ke Pusat kota ( Gedung Sate )
Tumblr media
🏡 2 Lantai Type Akasia (60/90) Free Canopy ✅ 3 Kamar Tidur ✅ 3 Kamar Mandi ✅ Ruang Tamu ✅ Kitchen ✅ Carport ✅ Taman belakang ✅ Listrik 1300 VA ✅ Sumber Air Gunung
Tumblr media
Nikmati fitur dalam Perumahan ✅ Security 24 Jam ✅ One Gate System ✅ Taman Hijau ✅ Bandung City View & Gunung Manglayang
Stok makin sedikit��� Ayo booking dan miliki rumah idamanmu sebelum kehabisan!!
Info Survey dan Booking HUBUNGI IBU NITA wa.me/089698271234
rumahstrategis #fasilitaslengkap #promospesial #DPmurah #tamanhijau #pemandanganindah #keamanan #rumahtanpadp2lantai #rumahtanpadp700jutaan #rumahkprbandungrumahcicilanbandung
0 notes
erkhyan · 5 months ago
Note
I’m just going to provide a few examples:
Aiza ianao? Where are you?
Aiza ianareo? Where are you all?
Aiza ialahy? Where are you, man?
Aiza ialahy isany? Where are you, guys?
Aiza indrỳ? Where are you, girl?
Aiza itena? Where are you, bitch?
Aiza itena isany? Where are you, bitches?
Aiza ise? Where are you, dear child?
Aiza ity? Where are you, you piece of crap?
Aiza izato izy? Where is this one now, hmm?
Since we’re talking about gendered pronouns:
In Malagasy, third person pronouns aren’t gendered, except for a very specific masculine plural one.
Second person pronouns, however? It’s entirely your choice whether you want to use the gender-neutral “you” or one of the many different gendered ones that range from flirty to paternal to bitchy.
.
173 notes · View notes
sarahsfixations · 1 year ago
Text
Revolutionary Girl Itena still has the best use of music in any abime I think.
1 note · View note
21aliyyah · 2 years ago
Text
Yang hari ini aku lakukan stelah percobaan bundir gagal kmarin malam😋☝
Tumblr media
Hari ini ke RSJ. Tapi gatau knapa ko udah tutup? Padahal dikertas rujukannya tutupnya jam 4 huuuu. Terus jadinya mam di depan BIP, kantin a2b langgaanan sedari dahulu kala. Udah lama ga kesini, terakhir kali SMP kali yaa. Dulu yang ngejaga nya kakek², tapi udah ganti. Dulu gelapp banget ruangannya, tapi sekarang terangg tapi sepi bangett
Tumblr media
Terus dinda ngambil helm brsama kotel ke itenas wkwkw
Tumblr media
Trus nonton pilem setan di kelas
Trus mam eskrim di griya hehehe
Trus aku ngidam nonton emotionalfest soalnya ada pusakata!! Tapi gaada temen huhu, dinda wulan tida mau. Trus apah juga tida bisa. Apa nonton sendiri sajaaa???
Tumblr media
Huhuhu ingin skalii nontoonnnn☹️
Trus abis scroll gallery nemu dua ss an ini
Tumblr media Tumblr media
sangat amat sedih skali huaa aku mnangisi satu jam lbih!!
Wkwkwk mari kita lihat endingnya. Nunggu dijemput atau pulang sendiri?
Ditutup dengann laguu
Ceritaa cantik bermata sayu~
yang sejak duluu, gemar dirayuu~
1 note · View note
fluxydrawings · 2 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
More of these assholes
42 notes · View notes
dykesbat · 4 days ago
Text
the anthy suicide scene actually killed me. anthy and itena getting to be real and vulnerable with esch other and applogizing to each other and admitting their faults sooo blatantly. the fact that its away from the symbolism oughhhhhh. ough. v
god o wanna rewatch ep 38 and 39 for the first time that killed me so bad
1 note · View note
rendyhimawan · 17 years ago
Photo
Tumblr media
Waygo (2011)
Waygo is a 3D-printed prototype of a Lego ® like system which characters are taken from traditional golek 3D puppet from Sundanese folktale. It is mainly used for revitalization purpose by re-introducing the folktale to younger generation through different approach.
The toy comes in three different modes, as a golek puppet, diorama, as well as a playable character as robot. Some visuals are borrowed from original Mahabharata tale, being specific for Gatotkaca’s face which is made green in accordance to the traditions. Gatotkaca is rated amongst the most popular & well known character from the tale. Labelled as traditional “superhero” with the locals said, “hard-wireframe muscle & steel bone”. 
2 notes · View notes
thesugardarlings · 2 years ago
Text
Pameran Diadikasia
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes