#ilmiah adalah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Kerangka Konseptual dan Teoritis dalam Penelitian
Artikel ini membangun fondasi filosofis yang disajikan pada banyak artikel di website dengan membahas kerangka konseptual dan teoritis untuk penelitian. Salah satu kesulitan bagi peneliti baru dalam mengembangkan kerangka untuk studi adalah bahwa kerangka konseptual dan teoritis didefinisikan dan dijelaskan secara berbeda oleh penulis yang berbeda, dan definisi apa yang dianggap sebagai…
View On WordPress
#cara membuat kerangka konseptual#contoh kerangka berpikir#contoh kerangka berpikir karya ilmiah#contoh kerangka pemikiran#contoh kerangka penelitian#contoh kerangka teori penelitian#fungsi kerangka konseptual#hipotesis penelitian#kerangka berpikir#kerangka berpikir penelitian#kerangka konsep vs kerangka teori#kerangka konseptual#kerangka pemikiran#kerangka pemikiran adalah#kerangka pemikiran skripsi#kerangka teori
0 notes
Text
TERBAIK Cetak Buku Referensi di Kuala kapuas 0811 5239 490 WA
#Hai sahabat Greenery yang perlu cetak Buju Referensi di Kuala kapuas cepat murah berkualitas segera hubungi WA 0811 5239 490 kami siap memba#Keunggulan Cetak Di Greenery#$ Terpercaya#$ Berkualitas#$ Cepat Tepat Waktu#$ Harga Bersahabat#Buku Referensi adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya fokus pada satu bidang ilmu. Buku tersebut membah#Tujuan Referensi#Memberikan informasi kepada pembaca bahwa tulisan didasarkan pada sumber yang benar dan dapat dipercaya. Menunjukkan bahwa penulis dapat me#Segera Hubungi#CS ADMIN#Telp/WA 0811-5239-490#IG : greenery_printing#Alamat : Jl.Cempaka no.23 (seberang telkom) Palangka Raya#cetakbukurefrensikualakapuas#kualakapuas
0 notes
Text
#Jasa Penerjemah Abstrak Tersumpah | Honey Lingo#Jasa Penerjemah Abstrak Tersumpah yaitu ringkasan lengkap atau penjelasan keseluruhan dari isi suatu artikel ilmiah. Jadi secara garis bes#abstrak adalah sebuah tulisan yang berisi synopsis tentang suatu tulisan ilmiah yang berada diawal suatu tulisan ilmiah.Setiap unsur hendak#dengan demikian keseluruhan abstrak menjadi tidak terlalu panjang dan mudah dibaca. Hal tersebut sangat penting mengingat abstrak salah sat#maka kurang lebih abstrak itu sudah cukup baik. Oleh karena itu#apabila mengalami kesusahan dalam menerjemahkan abstrak maka bisa menghubungi tim Honey Lingo.#Hotline: +6281 387 788 183#Email: [email protected]#Instagram: @honeylingotranslation#Biasanya abstrak ditulis dalam dua bahasa#yang pertama yaitu Bahasa Indonesia dan kedua adalah Bahasa Inggris. Jika penulis tidak dapat menuliskan abstrak dengan baik#maka pesan yang ingin disampaikan untuk pembaca juga kurang maksimal#maka banyak dari mereka yang memilih menggunakan jasa penerjemah atau jasa translate yang sudah teruji kualitasnya. Abstrak bisa digunakan#sehingga penulis bisa mendapatkan informasi tambahan dalam membuat skripsi atau laporan penelitian#Abstrak memiliki tujuan untuk mempermudah pembaca agar dapat mempercepat memahami isi dari laporan atau skripsi anda.#Selanjutnya ada abstrak ideal bersifat informasi dan deskriptif#artinya setiap informasi yang terkandung pada abstrak tersebut harus berdasarkan fakta dan sesuai dengan tulisan ilmiahnya dan ada yang men#Honey Lingo menyiapkan jasa penerjemah abstrak yang siap membantu anda untuk menerjemahkan penelitian anda dengan cepat dan akurat#dan juga membantu mempersingkat waktu anda#hubungi segera Tim Honeylingo kami.#jasapenerjemahabstrak#translation#jasapenerjemahmalang#jasapenerjemah#jasatranslate
1 note
·
View note
Text
Selera Seks Budak Orang Kampung
Sejak aku ditukarkan ke sekolah di sebuah kampong yang terletak di pedalaman semenanjung, hidup ku semakin berubah hari demi hari. Aku merupakan seorang guru matematik yang baru keluar dari maktab. Sememangnya aku adalah lelaki yang perwatakan menarik, sederhana dan mudah menghormati orang-orang kampong. Maka tidak hairanlah boleh dikatakan semua orang kampong cukup suka kepada ku.
Kampung yang terletak jauh dari bandar dan boleh dikatakan agak ceruk juga di tempati lebih kurang 100 keluarga. Kedudukan antara rumah adalah jauh dan dipisahkan oleh kebun getah. Manakala jalan penghubung hanyalah jalan tar kecil yang hanya muat-muat untuk sebuah kenderaan sahaja. Manakala sekolah tempat aku mengajar pula menjadi tempat pelajar-pelajar dari kampung ini dan juga lagi dua buah kampung bersebelahan menuntut ilmu. Begitulah sedikit penerangan tentang kampung yang ku diami sekarang.
Aku tinggal di sebuah rumah kampung yang disewakan oleh salah seorang penduduk kampung yang berhijrah ke Bandar. Kuarters guru-guru tidak dapat menampung lagi jumlah guru-guru kerana projek pembinaan kuarters yang lebih besar masih dalam pembinaan. Walau pun rumah yang aku sewa tidak secantik mana, hanya rumah kampung beratapkan asbestos dan berdindingkan papan. Namun aku selesa mendiaminya meskipun seorang diri.
Seperti yang telah aku sebutkan sebelum ini tentang perwatakan aku dan juga hubungan ku yang baik dengan orang kampung, maka ramai orang kampung yang datang meminta berbagai bantuan dengan menjadikan aku sumber rujukan mereka dalam berbagai hal. Kelebihan aku yang mahir dalam komputer memberikan mereka semua peluang untuk merujuk aku dalam berbagai masalah komputer dan sekali gus mengajar anak-anak mereka supaya pandai mengendalikan komputer.
Selama bertahun aku menetap di kampung tersebut, selera nafsu ku juga semakin berubah. Minat ku kepada isteri-isteri orang yang matang dan montok semakin meluap-luap. Kebanyakkan suri rumah yang menetap di kampung tersebut memiliki tubuh yang montok. Maka sudah tentu masing-masing memiliki struktur tubuh yang gebu seperti tetek yang besar, malah ada yang melayut, perut yang gebu, peha yang montok serta bontot yang bulat dan besar. Tidak ketinggalan juga ramai antaranya yang kelihatan tonggek. Sudah tentu saban hari aku menelan air liur melihat punggung mereka yang bulat itu melenggok-lenggok dan bergegar di dalam kain batik sewaktu ke kedai atau ke rumah ku bagi bertanyakan berbagai pandangan berkaitan ilmiah dan kehidupan. Memang malu dan sukar untuk aku katakan, namun hakikat sebenarnya adalah aku sudah pun menikmati beberapa isteri orang sepanjang aku mengajar di sini.
Semuanya bermula dari keberanian ku mengorat kak Timah, isteri abang Azhar. Kak Timah datang ke rumah ku pada petang minggu itu bagi bertanyakan kepada ku cara untuk menutup akaun arwah emaknya yang meninggal dunia bertahun dahulu. Sepanjang kak Timah berbual di ruang tamu rumah, mata ku seakan sukar untuk melepaskan dari menatap wajahnya yang bagi ku sungguh menawan meski pun usianya ketika itu sudah hampir mencecah 45 tahun. Teteknya yang kelihatan sedikit melayut di dalam baju kurung kedahnya nampak seperti sedap untuk di hisap. Pehanya yang montok itu kelihatan montok dan sungguh menggoda di dalam kain batiknya yang lusuh. Sepanjang aku berbual dengannya, tidak habis-habis aku membayangkan alangkah nikmatnya jika peha montok itu mengangkang untuk ku sumbat batang ku di celah nonoknya. Sepanjang kami berbual, sempat juga aku selitkan sedikit unsur-unsur lucah.
Ternyata kak Timah juga suka, malah dia juga turut memberi respon dengan kata-kata lucah walau pun dalam bentuk sindiran. Kemudian kak Timah meminta diri untuk pulang dan sebaik dia berdiri dari sofa rotan ku, mata ku segera mencari bontotnya. Berkali-kali aku menelan air liur melihat bontotnya yang berkain batik lusuh itu. Dah lah bontot besar, lebar pulak tu. Bila berjalan ke pintu bontotnya melenggok dan bergegar. Aku yang geram pun dengan selambanya menampar bontotnya sampai dapat ku lihat ianya bergegar. Kak Timah tak marah pun, dia sekadar menjeling dan senyum. Paling mengejutkan adalah dia mengatakan adakah aku gatal dan aku menjawab sememangnya aku gatal melihat bontot yang cantik miliknya itu.
Kak Timah berhenti di muka pintu dan dengan membelakangi ku dia melentikkan bontotnya. Terbeliak mata ku melihat bontotnya yang lebar itu kelihatan semacam makin sendat dalam kain batik lusuh itu. Aku tepuk bontotnya sekali lagi dan dia nampaknya membiarkan. Melihatkan kak Timah seakan menyukai dengan perbuatan nakal ku, aku memberanikan diri meraba bontotnya yang nyata tidak memakai seluar dalam.
Aku tunduk menciumi bontotnya dan kak Timah menonggekkan bontotnya. Aku semakin stim dan aku tarik tangan kak Timah kembali ke ruang tamu. Aku minta kak Timah berdiri berpaut pada dinding dan aku pun kembali mencium dan menghidu bontotnya yang besar lebar itu sepuas hati ku. Menonggek kak Timah berdiri membiarkan bontot lebarnya aku cium dan ku puja dengan bernafsu. Aku menyangkung di belakang kak Timah. Batang aku yang keras dalam seluar aku rocoh-rocoh. Sememangnya aku mengidamkan bontot perempuan yang lebar dan bulat seperti milik kak Timah itu. Kak Timah aku lihat menoleh kepada ku dengan tudung yang masih di kepalanya. Dia senyum melihat aku menggomol bontotnya.
Aku berdiri pula dan aku rapatkan batang aku di bontot kak Timah yang bulat. Sungguh sedap dan lembut rasanya. Tangan ku meraba-raba bontot kak Timah. Daging empuknya yang lebar dan berlemak aku ramas penuh nafsu. Kak Timah melentikkan tubuhnya. Dia seperti menyerahkan seluruh bontotnya yang berkain batik lusuh kepada ku. Aku memang bernafsu betul ketika itu. Bontot bini orang kampung yang besar dan montok itu membuatkan aku sungguh tak tahan.
Aku keluarkan batang aku dan aku lancap di belakang kak Timah. Sambil melancap aku tengok bontot kak Timah. Aku ramas bontot empuknya. Kak Timah menoleh lagi dan dia tersenyum lebar melihatkan aku melancap di bontotnya. Kak Timah menarik batang ku rapat ke daging empuk bontotnya. Kain batik lusuhnya aku rasa sungguh lembut dan licin disentuh batang ku. Aku menghimpit batang ku ke bontot empuknya.
Aku cium kepala kak Timah yang bertudung itu. Aku hembuskan nafas berahi ku di telinganya. Tubuh gebu bini orang itu seakan menggeliat hingga bontot montoknya rapat menyentuh batang ku yang keras. Aku gila betul kepada bontotnya. Kak Timah rapatkan batang ku di celah bontotnya. Sekali lagi aku merasakan bontot empuknya yang sedap di dalam kain batik lusuh yang lembut itu menghimpit batang ku. Tubuh kak Timah turun naik membuatkan bontot empuknya turun naik menghimpit batang ku. Sedap sungguh rasanya ketika itu.
Kak Timah pun melentik-lentikkan bontotnya seakan mahu melanyak batang ku di bontotnya. Memang betul-betul nikmat aku dilancap bontot kak Timah. Batang ku menempel di bontot kak Timah menikmati lenggokkan daging empuknya yang berlemak. Aku semakin tak tahan lagi. Kanan kiri pinggul berlemak kak Timah aku ramas-ramas. Aku tarik pinggul empuknya hingga bontotnya rapat menghenyak batang ku. Aku tekan batang ku dan ku sorong tarik batang ku di atas bontot lebar yang empuk milik bini orang kampung itu. Aku stim teramat sangat melihat bontot besar yang berkain batik. Aku tak tahan. Akhirnya air mani ku terpancut-pancut keluar. Bontot kak Timah yang berkain batik lusuh dihujani pancutan demi pancutan air mani.
Kak Timah menoleh dan melihat muka ku yang nyata sedang dilanda keghairahan melepaskan air mani di atas bontotnya. Kak Timah melentikkan bontotnya seakan meminta ku melepaskan air mani ku sepuasnya. Dia hanya tersenyum membiarkan bontot lebar yang besar itu di limpahi air mani lelaki yang bukan suaminya.
Aku peluk kak Timah. Tubuh montok yang berlemak itu aku peluk dalam keberahian melepaskan air mani yang membasahi kain batik lusuh di bontotnya. Tetek kak Timah aku ramas geram bersama geramnya aku menekan batang ku yang sedang memancutkan air mani di bontot kak Timah.
Kak Timah pun pulang ke rumah bersama air mani ku yang masih membasahi kain batiknya. Malah, dia membiarkan cairan kental keputihan itu meleleh di bontotnya. Aku berdiri di pintu memerhatikan bontot besarnya yang melenggok dan bergegar di dalam kain batik yang basah dengan air mani ku.
Perbuatan ku bersama kak Timah tidak berakhir di situ. Sekali-sekala, kak Timah datang ke rumah ku dan kami akan bermesra-mesra hingga air mani ku membasahi kain batiknya. Kadang kala aku tidak melancap di bontotnya, tetapi kak Timah melancapkan batang ku dengan menggoncangkan batang ku menggunakan tangannya yang dibaluti kain batik lusuhnya yang lembut. Namun, lumrah manusia, diberi betis nak peha. Akhirnya kak Timah berzina juga dengan ku.
Persetubuhan yang kami lakukan memang sungguh menikmatkan. Dapat juga aku merasa tubuh montok bini orang kampung yang berbontot besar dan montok itu. Walau pun kami tidak pernah bersetubuh telanjang, hanya dengan menyelak baju dan kain batiknya sahaja sudah cukup membuatkan persetubuhan kami hangat. Kak Timah tahu aku meminatinya kerana bontotnya. Akhirnya dapat juga ku nikmati dubur kak Timah dan membenihkan lubang najisnya yang empuk berlemak itu. Pertama kali aku melakukannya, air mani ku keluar tidak sampai seminit. Ianya gara-gara terlalu ghairah kerana mendapat apa yang selama ini aku idamkan. Setakat air mani ku memenuhi lubang nonoknya sudah menjadi perkara biasa. Malah, seorang bayi turut terhasil dari perbuatan sumbang kami berdua.
Kak Timah yang sentiasa sudi melayan nafsu ku dan curang kepada suaminya semakin hangat di atas ranjang. Dia semakin bijak mengetahui apakah keinginan ku dalam permainan nafsu. Bontotnya yang aku idam-idamkan dan selalu ku puji dan stim kepadanya menjadi medan persetubuhan yang paling kerap aku nikmati. Malah sekiranya masa tidak mengizinkan atau kami kesuntukan masa, tetapi tetap inginkan persetubuhan, kak Timah tahu bagaimana hendak melakukannya.
Dia akan hisap batang ku dulu dan kemudian dia akan menonggeng di mana-mana saja yang sempat dan tersembunyi, selak kain batiknya dan aku pun jolok duburnya. Pernah kami melakukannya di majlis gotong royong di balairaya. Kami sempat melencong di dalam kebun pisang. Pokok pisang kebun Haji Jamil menjadi tempat kak Timah berpaut sementara aku menikmati lubang bontot lebarnya yang sedap dan berlemak itu. Bergegar lemak-lemak yang melebarkan dan membesarkan bontot bini orang tu. Memang sedap. Tak hairanlah setiap kali main bontot memang tak pernah pancut luar. Sedap sangat lepas dalam.
Selain kak Timah aku juga dah merasa tubuh montok dan gebu milik kak Esah. Bini orang yang selalu gersang itu aku nikmati tubuhnya sewaktu aku dalam perjalanan ke rumah ketua kampung melalui jalan pintas yang melalui kebun-kebun. Kak Esah kira sudah berumur juga. Di dalam lingkungan 50-an. Anak-anaknya juga sudah besar-besar dan ada yang lebih tua dari ku. Suami kak Esah terperap di rumah lantaran sakit angin ahmar. Jadi hanya kak Esah dan anak-anaknya yang mencari rezeki dengan membuka kedai makan di tepi jalan besar yang dibuka setiap malam hingga awal pagi.
Biar aku cerita macam mana tubuh gempal kak Esah yang montok tu aku nikmati. Sewaktu aku melalui denai yang merupakan salah satu jalan pintas, aku terserempak dengan kak Esah yang juga sedang melalui jalan yang sama dan juga hendak pergi ke rumah ketua kampung. Jadi kita orang pun berjalan bersama-sama perlahan-lahan sambil berborak-borak. Sewaktu tiba di denai yang kecil, aku biarkan kak Esah jalan dahulu di depan sementara aku mengikutnya di belakang. Semasa tu lah aku tengok bontot kak Esah yang berkain batik tu nampak licin tanpa seluar dalam.
Bontotnya yang besar dan nyata sungguh berlemak lebar itu membuatkan aku geram. Melenggok-lenggok bersama pehanya yang besar. Sambil aku mengikutnya aku merocoh batang aku yang keras dalam seluar sambil mata aku tak henti menontot lenggokan bontot kak Esah. Kak Esah cakap apa pun aku tak perasan sampaikan dia menoleh ke belakang tengok aku sebab aku tak ambil endah apa yang dia katakan. Aku sedar kak Esah menoleh kepada aku yang sedang khusyuk pegang batang dan tengok bontot dia. Aku tengok muka kak Esah, dia senyum je kat aku. Lepas tu aku pun senyum balik kat dia dan akhirnya kita orang pun tiba kat rumah ketua kampung.
Selepas selesai urusan, aku dan kak Esah berjalan balik ke rumah bersama-sama. Kemudian kak Esah tanya aku satu soalan killer. Dia tanya kenapa masa dalam perjalanan pergi tadi dia nampak aku pegang batang aku sambil tengok bontot dia. Aku pun dengan selamba je bagi tau yang aku stim sangat kat bontot dia yang besar tu dan melenggok-lenggok dalam kain batik tu. Kak Esah senyum je dan dia pun kata patutlah masa kat rumah ketua kampung mata aku asyik tengok peha dia je. Memang betul pun, masa aku kat rumah ketua kampung, kak Esah duduk depan aku. Mata aku asyik memandang pehanya yang gebu dan lebar dalam kain batik tu. Aku berkali-kali menelan air liur dan bayangkan betapa bestnya kalau peha besar tu terkangkang menerima rodokan batang aku di cipapnya.
Masa ketua kampung pergi ambilkan borang asrama untuk anak kak Esah, aku lagilah tak boleh tahan sebab kak Esah duduk silangkan kakinya. Jadi pehanya nampak lagi sendat dalam kain batik tu. Aku tau kak Esah tengok aku, jadi dengan selamba aku raba-raba batang aku yang keras dalam seluar.
Lepas dah melalui denai kecil, aku pun berjalan beriringan dengan kak Esah. Aku tengok depan belakang kiri kanan. Line clear. Aku pun mula cucuk jarum. Aku raba bontot kak Esah. Rasa lembut je bontot lebar dia yang berlemak tu. Dari tepi aku nampak bontot dia menonggek pulak. Makin stim pulak aku. Kak Esah biarkan je. Dia senyum je. Aku yang tau dia ni mesti boleh makan punya pun tarik tangan dia masuk kat belukar tepi denai tu. Kak Esah biar je aku tarik dia sampai agak dalam sikit dari denai tu, aku pun sandarkan kak Esah kat sepohon pokok yang redup. Aku peluk kak Esah dan kucup bibir bini orang yang berumur dan montok tu. Kak Esah nampaknya membalas. Memang dia pun suka kat aku rupanya.
Kami berdiri berpelukan dan berciuman. Tubuh montok kak Esah yang bertudung, berbaju kemeja singkat dan berkain batik itu aku peluk semahunya. Seluruh pelusuk tubuh bini orang yang berlemak itu aku raba dan ramas sesedapnya. Batang aku yang makin stim dalam seluar kak Esah pegang. Dia buka seluar aku dan dia pegang serta mula melancapkan batang aku sampai aku jadi makin stim yang teramat sangat. Aku minta kak Esak hisap batang aku. Kak Esah pun menyangkung dan menghisap batang aku keluar masuk mulutnya. Aku tengok kepala kak Esah yang bertudung tu bergerak depan belakang hisap batang anak muda yang berpuluh tahun muda darinya. Bontot kak Esah yang lebar tu nampak sendat dalam kain batiknya masa dia menyangkung macam tu. Aku paut kepala kak Esah dan aku jolok mulut kak laju-laju. Kak Esah biarkan aku rodok kepala dia yang bertudung tu.
Selepas itu, aku minta kak Esah duduk atas rumput yang bersih dan kering. Kak Esah macam faham apa yang aku nak buat. Dia pun mengangkang dan menunggu aku membuka kain batiknya. Aku usap peha kak Esah dan aku selak kain batiknya. Cipap kak Esah yang kehitaman tu aku nampak dah berkilat dengan lendir. Nampak sangat makcik kita sorang ni dah stim sangat. Aku pun apa lagi, terus terjun dalam lubang cipapnya yang dah longgar gila tu. Aku hayun sesedap rasa. Walau pun dah longgar sebab dah berderet budak yang dia beranakkan, tapi masih syok dengan kelembutan daging dalamnya dan licin dengan air cipapnya. Kena pulak tu kak Esah kemut memang sedap. Rasa macam ada mulut satu lagi tengah hisap batang aku kat bawah. Lazat, memang lazat.
Kak Esah terkangkang dengan kain batiknya yang terselak. Tudungnya yang semakin kusut menampakkan bahawa dia semakin hilang kawalan diri. Aku menjolok cipap longgar perempuan berumur yang bertubuh montok dan berlemak itu semahu-mahunya. Bunyi lucah dari cipapnya yang berlendir dengan air nafsu sungguh memberahikan. Tudung kak Esah sedikit kusut. Lemak yang membuncitkan perut kak Esah membuai-buai setiap kali aku menghenjut batang ku keluar masuk bagaikan belon yang berisi air. Nafsu ku semakin tidak keruan dan aku semakin seronok menyetubuhi wanita matang itu.
Kak Esah memeluk ku dan menarik tubuh ku rapat kepadanya. Dia berbisik bertanyakan adakah sedap menyontot tubuh gemuknya. Aku memberi respon dengan mengatakan ianya sungguh melazatkan. Kak Esah mendesah nikmat dan menyuarakan kesedapannya di jolok batang ku. Suara kak Esah semakin tersekat-sekat.
Kak Esah semakin kuat memeluk ku dan akhirnya tubuhnya terangkat-angkat membuatkan tubuh ku yang lebih slim darinya turut terangkat. Jelas dia sudah mencapai kepuasan batinnya. Bau peluh kak Esah semakin semerbak menusuk hidung ku. Aku bangun dari menindih tubuhnya. Aku minta kak Esah menonggeng di atas tanah yang beralaskan rumput. Kak Esah menonggeng dan aku lihat kain batik di bontotnya basah dengan air nafsunya. Aku selak kainnya dan aku ramas daging bontot kak Esah yang berlemak.
Aku sumbat batang ku ke dalam lubang cipap kak Esah. Aku celup batang aku sekali dua hingga ke pangkal dan aku keluarkan kembali. Aku ludah simpulan lubang dubur kak Esah yang berwarna gelap itu. Aku kuak belahan bontotnya yang berlemak itu bagi membolehkan air liur ku masuk ke dalam duburnya. Aku halakan kepala batang ku ke simpulan dubur empuk bini orang yang berumur itu dan aku tekan sedikit demi sedikit hingga tenggelam kepala batang ku.
Kak Esah merengek dan bertanya kepada ku adakah boleh melakukan persetubuhan melalui jalan najis itu. Aku memberitahunya bahawa sudah tentu boleh dan sememangnya aku bernafsu kepadanya gara-gara bontotnya. Kak Esah memberitahu ku bahawa dia tidak pernah di liwat dan agak takut untuk melakukannya. Aku memujuk kak Esah agar tenang dan biarkan aku saja yang bertungkus lumus. Aku minta kak Esah berikan saja duburnya untuk ku nikmati. Kak Esah agak gugup, namun dia membenarkan.
Aku tekan batang ku hingga seluruhnya masuk ke dalam dubur kak Esah. Melentik tubuh gebunya mungkin sebab pedih sebab pertama kali duburnya di liwat. Aku hayun batang aku di lubang najisnya yang sempit itu. Sungguh sedap rasanya meliwat dubur perempuan berumur yang berlemak itu. Kain batik kak Esah aku selak lagi hingga seluruh bontotnya yang putih dan lebar itu menampakkan gegarannya. Bagaikan belon berisi air, bontot berlemak kak Esah berayun ketika aku menghayun batang ku. Setiap kali batang ku menujah dubur empuk berselulit perempuan kampung itu, semakin sedap ku rasa. Aku menghayun bagai nak gila.
Kak Esah merengek tak henti-henti. Melentik bontot kak Esah dijolok batang aku. Aku hilang kawalan. Bontot berlemak yang lebar itu semakin membuatkan aku ghairah. Aku jolok bontot tonggek bini orang itu semakin laju. Kak Esah mengerang semakin kuat. Akhirnya aku benamkan batang ku dalam-dalam dan ku lepaskan air mani yang berkhasiat dan subur ke dalam dubur kak Esah. Kak Esah merengek sewaktu dia merasakan air mani terpancut-pancut dari batang ku yang tersumbat sedalam-dalamnya di dalam duburnya. Aku perah seluruh air mani ku agar keluar memenuhi lubang bontot bini orang yang kegersangan itu.
Selepas puas memenuhkan lubang bontotnya, aku tarik batang ku keluar. Serentak itu, tanpa aku duga kak Esah mengeluarkan gas aslinya dari lubang bontotnya yang ternganga. Berkali-kali kak Esah terkentut-kentut hingga anginnya dapat ku rasa kuat menghembus batang ku yang sudah terkeluar dari duburnya. Kemudian mengalirlah benih ku keluar dari duburnya setelah ianya sesat tidak menjumpai lubuk peranakan yang boleh dibuntingkannya, sebaliknya hanya najis-najis yang bakal diberakkan sahaja yang dijumpainya. Kak Esah tersipu-sipu malu. Dia berdiri dan membetulkan tudung serta kain batiknya. Ketika itu kak Esah memanggilku dan mengangkat kainnya. Kak Esah menunjukkan sesuatu kepada ku. Dari kainnya yang diangkat, aku lihat air mani ku mengalir turun dari duburnya ke peha dan betisnya. Kak Esah kata air mani ku banyak dan dia kata aku seakan-akan kencing di dalam duburnya.
Dengan kepedihan, kak Esah berjalan semacam terkangkang pulang ke rumahnya. Sewaktu kami berpisah mengikut haluan masing-masing, aku terdengar bunyi air mani ku tercirit-cirit dari lubang bontotnya. Kak Esah ketawa kecil sambil berlalu dari situ. Aku melihat kain batik kak Esah basah dari bontot hingga ke bawah. Aku tersenyum sendiri. Tak sangka, sedap juga emak orang yang dah kira berumur tu. Paling kelakar adalah sempat juga dia kentut kepada ku. Memang aku tak dapat lupakan kak Esah. Setiap kali terkentut, tiap kali itulah aku akan teringat kepada kak Esah.
selepas affair dengan kak Esah, aku menjalinkan pula hubungan sulit dengan Kak Sue. Dia ni bini orang juga. Lakinya bekerja bawa lori di pekan dan balik 3 hari sekali. Anaknya pun dah besar-besar dan paling sulong sebaya aku dan masih belajar di unversiti. Aku mula main dengan kak Sue semasa kak Sue datang ke rumah aku minta tolong buatkan surat untuk urusan tanahnya. Aku pun sambil buat surat sambil cucuk jarum. Kak Sue ni orangnya biasa-biasa je, tak semontok kak Esah dan Kak Timah, gebu-gebu je lah. Tapi bontot dia membuatkan aku macam nak bawak dia lari dan kawin kat Siam. Dahlah lebar, tonggek pulak tu. Aku yang stim sangat kat dia pun selamba je bangun dari kerusi komputer. Dia punya terlopong tengok aku sampai lalat pun boleh masuk. Nak tahu kenapa. Sebab masa aku bangun tu batang aku tegak menongkat kain pelikat. Kak Sue senyum je kat aku. Aku pun senyum juga kat dia.
Lepas tu aku offer dia pegang batang aku. Kak Sue ni pun berani juga nak cuba. Dia pun pegang. Biasalah, alang-alang dah pegang, aku minta dia lancapkan sekali. Kak Sue pun lancapkan dan aku pun tanggalkan kain pelikat dan baju aku sampai aku telanjang depan kak Sue. Kak Sue pun hisap batang aku lepas aku minta dan seterusnya persetubuhan pun bermula. Aku main dengan kak Sue tak pernah ikut depan. Walau jolok cipap sekali pun, tak pernah ikut depan. Mesti menonggeng sebab aku syok gila dengan bontot dia yang lebar dan tonggek tu. Dah lah pinggang dia slim. Aku beruntung sebab kak Sue dah selalu kena liwat laki dia. Jadi tak ada masalah masa aku jolok bontot dia pertama kali. Memancut air mani aku dalam bontot dia. Kak Sue ni pun jenis suka pakai kain batik ke hulu hilir. Jadi memang senang sangat nak main dengan dia kat mana-mana pun.
Pernah sekali tu aku dah gian gila dengan bontot tonggek dia tu, aku main dengan dia kat belakang reban ayam rumah dia. Masa tu aku sengaja datang ke rumah dia. Tengok-tengok dia tengah berkemban sidai baju kat ampaian. Aku pun ngorat ajak main. Dia pun ok je. Tapi masa tu mak dia ada dalam rumah. Anak-anak dia pun ada juga. Jadi dia pun ajak aku pergi belakang rumah dan kat belakang reban pun jadi. Aku selak kain batik kemban dia dan jolok cipap dia dari belakang. Bila nak terpancut je, aku cabut batang aku dan aku jolok bontot dia. Aku rodok dubur tonggek kat Sue kuat-kuat sampai dia menjerit kecil. Lepas tu macam biasalah, aku kencingkan mani aku dalam bontot dia.
Tu je lah… sampai sekarang aku masih menikmati tubuh empuk mereka. Dari apa yang aku tahu, masing-masing kata puas main dengan lelaki muda. Sebab lelaki dah berumur ni dah tak pandang sangat perempuan montok-montok dan gebu-gebu macam mereka. Lelaki muda je yang boleh bagi mereka kepuasan batin walau pun lubang masing-masing dah longgar. Lebih-lebih lagi lubang bontot yang ada sebilangannya yang sebelum itu tak pernah kena liwat, akhirnya di liwat juga. Bagi mereka, walau pun tak sedap pada mulanya, tapi bila dah selalu kena, sedap gila rasanya hingga menimbulkan kerinduan dan ketagihan pada duburnya untuk diliwat. Malah, itu jugalah satu-satunya lubang yang masih sempit dan sedap ditubuh mereka yang boleh dinikmati dengan penuh nikmat untuk lelaki muda yang memberikan mereka kepuasan batin. Jadi tak hairanlah dia orang semua malas nak jaga badan. Lagi besar bontot dia orang lagi dia orang suka sebab dia orang tahu ada orang yang menghargai bontot besar mereka tu.
By_lanmaxtremesblog
459 notes
·
View notes
Text
Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.
Pernahkah kena panict attack? tiba-tiba tidak bisa menguasai diri, tubuh terasa berat, napas tersengal, dan pikiran tak lagi jernih? Panik itu, meski terlihat sederhana, bisa menjadi akar dari banyak masalah kesehatan, baik fisik maupun mental.
Rasulullah ﷺ mengingatkan kita melalui sebuah kebijaksanaan, “Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.” Ucapan ini tak hanya sarat nilai spiritual, tetapi juga selaras dengan temuan ilmiah modern.
Kepanikan sebagai Separuh Penyakit
Dalam dunia medis, kepanikan dikaitkan dengan peningkatan hormon stres, yaitu kortisol dan adrenalin. Ketika kita panik, detak jantung meningkat, tekanan darah melonjak, dan sistem kekebalan tubuh melemah. Studi yang dipublikasikan di Journal of Psychosomatic Medicine menyebutkan bahwa stres berkepanjangan dapat meningkatkan risiko gangguan jantung, pencernaan, hingga kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
Namun, Islam mengajarkan kita untuk menjadikan ketenangan sebagai tameng. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Ketenangan sebagai Separuh Obat
Ketenangan adalah penawar alami bagi gejolak emosi dan fisik. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Harvard Health Publishing, teknik pernapasan dalam, dzikir, dan meditasi terbukti mampu menurunkan kadar kortisol dalam tubuh, meredakan kecemasan, dan meningkatkan konsentrasi.
Rasulullah ﷺ juga memberikan contoh untuk selalu tenang dalam menghadapi situasi sulit. Ketika para sahabat merasa ketakutan saat hijrah, Rasulullah dengan tenang berkata kepada Abu Bakar: “Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At-Taubah: 40)
Kesabaran sebagai Awal Kesembuhan
Kesabaran bukan sekadar pasrah, melainkan sebuah langkah aktif untuk menerima, bertahan, dan berusaha mencari solusi. Dalam psikologi modern, kesabaran berhubungan dengan resilience atau ketangguhan, yakni kemampuan untuk bangkit dari situasi sulit. Rasulullah ﷺ bersabda: “Kesabaran adalah cahaya.” (HR. Muslim)
Kesabaran membawa kita pada pengendalian diri, memberikan ruang bagi pikiran jernih, sehingga tubuh dan jiwa memiliki waktu untuk menyembuhkan diri. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Maka itu,
Kepanikan boleh jadi separuh penyakit, tetapi ketenangan adalah setengah dari perjalanan menuju kesembuhan. Dan kesabaran? Itulah awal dari segala solusi. Dalam menghadapi hidup, belajarlah untuk menenangkan hati, mengingat Allah dalam setiap keadaan, dan bersabar atas segala ujian.
Nikmati prosesnya. Karena seperti kata Ibnul Qayyim: “Sabar itu seperti kepala bagi tubuh. Jika kepala hilang, maka tubuh pun mati. Begitu pula jika kesabaran hilang, maka seluruh amalan akan hancur.” 🌿
20 notes
·
View notes
Text
Memaksimalkan Masa Single-mu, Jangan Jadi Pemuda Biasa!
"How we spend our youth will determine our state in old age and our state of dying." (Dr. Bilal Philips)
Tak sedikit dari kita yang bingung harus menghabiskan masa mudanya untuk apa. Ada pula mungkin yang tanpa tersadar melewatinya begitu saja, tanpa ada banyak guratan kebaikan dan kebermanfaatan disana. Mungkin letak permasalahan utamanya adalah hidup tanpa rencana. Iya, kalau kata Alan Lakein sih, mereka yang gagal merencanakan laksana seseorang yang merencanakan kegagalan.
Jadi, sebaiknya apa yang bisa dilakukan dimasa muda ini? Masa-masa masih single, belum jadi emak berdaster atau suami yang sibuk ngantor :D Tenaaaaang… ada beberapa opsi yang bisa kita lakukan.
1. Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu adalah ibadah yang tak akan pernah berkesudahan, hingga akhirnya nyawa terpisah dari badan. Ilmu adalah wasilah (jalan) untuk dapat membangkitkan diri agar bisa lebih banyak memberi. Ilmu adalah pintu untuk lebih banyak menebar kebaikan dan membangun perbaikan pada sekitar.
2. Maksimalkan Potensi
Saya amat sangat menganjurkan kepada teman-teman semua untuk memaksimalkan potensi di masa-masa single kita. Dengan cara apa? Yang pertama, kamu bisa mengisi masa muda dengan mengikuti berbagai les atau kursus yang bermanfaat.
Cara mengisi masa single kedua adalah dengan banyak-banyak mengikuti kajian keislaman, bisa dimulai dari kajian-kajian di masjid-masjid besar, masjid fakultas, universitas, atau masjid di dekat lingkungan rumah.
Yang ketiga, memaksimalkan potensi juga bisa dilakukan dengan mengikuti kursus-kursus keterampilan. Tapi, semua berawal dari mengetahui minat dan bakat kita.
Intinya, asah dan kembangkan minat atau bakat yang kita punya dan maksimalkan pelatihannya di masa-masa single kita.
3. Jadilah Bermanfaat dan Mengukir Prestasi
"The results you achieve will be in direct proportion to the effort you apply." (Denis Waitley)
Kalau istilah saya mah, jangan mau jadi pemuda biasa! Kalau bisa menjadi pemuda yang luar biasa, kenapa memilih yang biasa? Kalau bisa dikerjakan sekarang juga, kenapa menunggu esok atau lusa? Kalau bisa menghasilkan lima, kenapa berhenti di pencapaian ketiga? Kalau bisa bermanfaat di bidang 1,2,3 kenapa hanya berkutat pada 1 saja, dan seterusnya. Intinya, jangan mau jadi pemuda Islam yang gitu-gitu aja.
Kembali ke topik mengukir prestasi, mumpung di masa single ini Allah berikan kita kekuatan yang lebih, kesempatan yang lebih luas. Di saat yang sudah berkeluarga mungkin harus mengalokasikan waktu untuk pasangannya, atau malam harinya harus terlewatkan karena sibuk mengurus anak yang demam, bagi yang single, hal itu mungkin bukan hambatan. Maka tambah lagi beban dan target pencapaian!
Intinyaaa… mumpung status masih sendiri, ayo coba kita ukir sebanyak-banyaknya prestasi!
4. Berkarya dan Berdaya
Yang terakhir, mumpung masih muda, mari kita ukir kebermanfaatan sebanyak yang kita bisa. Dengan cara apa? Bisa melalui keilmuan yang dipunya, seperti menuliskan karya tulis ilmiah, menghasilkan tulisan-tulisan berfaedah, menulis buku, maupun publikasi ilmiah. Bisa juga dengan membaktikan sekian jam dari waktu yang kita punya dengan mengajar dan menurunkan keilmuan.
Selain itu, memberdayakan diri juga bisa dapat dilakukan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan bakti sosial. Iya, sedikit peran tersebut adalah gambaran bahwa ada banyak banget cara untuk menjadi insan yang berdaya.
Terakhir, meski masih single, sumbangsih ide dan kreativitas kita juga bisa memberikan kebermanfaatan melalui kehadiran inovasi-inovasi di tengah masyarakat. Inovasi ini bisa diwujudkan dari berbagai bidang, entah teknologi, kesehatan, bisnis, maupun bidang sosial. Ada banyak inovasi yang bisa dihadirkan untuk untuk memberikan kebermanfaatan.
Maka jangan ragu untuk menyampaikan idemu hari ini karena bisa jadi, ide abstrak di hari ini menjadi penemuan besar di keesokan hari.
Dewi Nur Aisyah - Buku Awe Inspiring Us
67 notes
·
View notes
Text
35 dan stunting
Beberapa hari lalu ramai pro-kon statement kepala BKKBN, yang menyebutkan bahwa perempuan usia 35th itu resiko tinggi melahirkan anak stunting.
Responku pertama kali? GEMAS. Aku, sebagai sekte 30s merasa tersudut. "Kok asal ngomong sih". Kemudian aku cari jurnal ilmiah terkait, nemu, dari 7 faktor berpengaruh yang dibahas (jumlah balita >3 di keluarga, jumlah anggota keluarga 5-7 orang, jarang cek kehamilan, bayi laki-laki, bayi usia 2 tahun, berat bayi lahir rendah <2.5kg, dan keluarga miskin), gak ada indikator usia ibu. Oh, aman. Aku share lah di igs.
Lalu aku pindah ke X. Aku beropini, yang ternyata setelahnya muncul pro dari salah satu dokter. Beliau membagikan hasil studi juga, ku baca, oh, ternyata benar, usia 35tahun itu beresiko. Memang aku yang rendah literasi, kurang mencari jurnal lain.
Apa aku tetap ngeyel? enggak. Sebagai saintis/akademisi, aku belajar untuk percaya evidence-based, dengan catatan harus dibaca juga metode penelitiannya. Kalo dah bener/valid, ya berarti hasilnya patut dipercaya, walaupun akan selalu ada pembanding hasil dari studi lain. Apa peneliti bisa salah? bisa banget, tapi mereka gak boleh bohong.
Setelah membaca jurnal soal usia 35 itu, yang detailnya adalah, usia <20 dan >35th itu resiko tinggi melahirkan anak PERTAMA stunting, jadi bukan cuma "ketuaan" tapi juga "kemudaan", aku langsung share lagi ke igs, biar stori ku gak misleading.
Tapi ada baiknya, statement kepala BKKBN tersebut lebih lengkap, menjelaskan dengan faktor lain yang berpengaruh, bukan hanya usia 35. Kan mba2 jadi emosyong disudutkan teros.
29 Maret 2024
41 notes
·
View notes
Text
Kesadaran
Baru saja lihat di X, siswa-siswi SMA luar negeri mulai bergerak juga untuk protes soal gaza. Beberapa hari sebelumnya juga di inisiasi hal serupa di kampus-kampus ternama dunia. Kemudian, merambah pula di kampus dalam negeri, tabik! Kesadaran itu mulai bergumul menjadi satu, menciptakan gelombang baru yang dahsyat.
Jika kita kembali di peristiwa 7 Oktober tahun lalu, entah apa yang 'dilihat' oleh para pejuang di garis depan, hingga dengan yakin melancarkan perlawanan yang lebih menyadarkan seluruh dunia. Selama ini mereka berjuang, tapi sedikit yang menyoroti. Selama ini mereka melawan, tapi sedikit yang menyadari. Hingga hari itu tiba, semua mata menuju kesana.
Kesadaran, adalah hal sepele yang sering kita lupakan. Di zaman yang penuh distraksi, hingga kehilangan fokus, seseorang yang mampu mengendalikan dirinya—tentunya dengan izin Allah, berarti sudah menang walau belum terlihat hasilnya. Tapi paling tidak, mereka sudah terbangun, tidak tertidur. Sudah sadar, tidak lagi melamun.
Walaupun kesadaran dunia terhitung terlambat, atau sengaja dibuat 'tertidur' bertahun-tahun lamanya, hari ini, kesadaran yang muncul patut kita apresiasi bahkan kita dukung.
Masih sangat membekas dalam ingatan, bahwa kesadaran soal Palestina, alhamdulillah—dengan izin Allah juga, lebih dulu menyapa kehidupan masa kecil kami dan terawat hingga hari ini. Sebuah anugerah, memiliki orang tua, yang sedari kami kecil, sudah dikenalkan tentang Palestina; mulai dari iringan nasyid yang membakar semangat, hingga kami berjingkrak-jingkrak jika mendengarkan, atau film yang membuat kami bermimpi untuk ke Palestina, hingga kegiatan di lapangan terbuka yang membuat kami, dulu, mungkin dicap radikal atau lebih peduli negara lain daripada negara sendiri.
Kemudian, hari ini, kesadaran yang terawat itu, lebih mengkristal, lebih objektif, lebih ilmiah, lebih terstruktur, dan lebih rapih.
Nasyid yang dulu kami dengar, lebih menghantam nurani, bahwa semangat itu perlu kita jaga terus menerus. Film yang kami tonton, seharusnya tetap menjaga cita untuk paling tidak berkontribusi dalam pembebasan Palestina. Kegiatan di lapangan, seharusnya disertai pemahaman mendalam soal posisi, urgensi, dan strategi agar supaya lebih berdampak untuk Palestina.
Mari terus merawat kesadaran itu.
Untuk kita yang sedari kecil, sudah dibina dengan kesadaran, nyalakan terus dalam hati dan akal kita.
Bagi yang dulu pernah menuduh dan menyalahkan soal orang-orang yang sadar, bisa beristighfar kepada Allah atas ketidaktahuan kita, dan segeralah belajar untuk mencari tahu.
Bagi yang belum sadar, tak apa, semoga suatu saat, dari anak keturunan kalian, justru lahir manusia-manusia dengan kesadaran yang tinggi, sehingga bisa berkontribusi lebih nyata
Kita iringi play list spotify atau youtube musik dengan sesekali mendengarkan lagu perjuangan dari shoutul harakah, azzam haroki, maher zein, atau minimal We Will Not Go Down karya Michael Heart
Sesekali ikutlah kajian atau forum yang membahas soal Palestina; entah itu yang versi ilmiahnya, versi sejarahnya, versi sosial politiknya, atau versi santainya
Sesekali, sumbanglah donasi untuk Palestina, terserah referensi masing-masing, lewat lembaga kesayangan kita
Dan, teruslah bertekad untuk mengilmui soal Palestina, dan menjadikannya cerita bagi teman-teman kita, bagi saudara kita, terutama bagi keluarga kita
Saat kesadaran dunia hari ini sedang bergairah, jangan malah menepi, apalagi posting soal kopi padahal sedang di tanah suci, eh setelah itu, karena merasa 'terpeleset', tangannya di cuci, ah iya namanya juga politisi😁
34 notes
·
View notes
Text
Star Struck👀
Kemarin seneng banget pas setelah conference ada yang approach aku, anak PhD OZ yang ternyata ngambil data di Indo. And she acknowledged bahwa dia juga mengobservasi apa yang dialami oleh diriku tentang susu formula. So its valid 👀
Terus, ternyata orang Thailand yg duduk di sebelahku itu juga bahan tentang Infant Feeding tapi dari segi regulasinya di Thailand. Aku kepengen bgt tau, soalnya aku gak pernah bergerak pada tataran policy, kan, aku anaknya grass root banget.
Terus akutuh nanya sm Dia “Eh kok di presentasi kamu ada nama Julie Smith. Did you work with her?” Julie Smith itu salah satu peneliti breastfeeding yang buanyaakkk bgt jurnalnya aku jadikan referensi or even citing her works. Jadi aku kaya kaget??? Ternyata Poy - si orang Thailand ini bilang “Dia PhD supervisorku. Dia ada disini kok, sini aku kenalin.”
I was???? Jujur sempet diem dulu beberap detik soalnya seneng bgt 😭 dan Poy ngenalin aku ke Julie. Terus aku beneran yg kaya langsung “OMG Julie, i really admire you and your works. I cite so many of your works 😭🥺” terus dia juga kaya apresiatif banget sama apa yang kupresentasikan, wei gue aja kadang ngerasa itu trash gara2 pas dinilai tuh sm dosenku nilainya cuman 69?!!!! Huhuhu
Terus karena mereka semua dari ANU aku bilang kl aku kenal Mbak Andini, dan sering nanya2 tentang riset menyusui ke beliau. And of course they know karena Julie, Poy dan Andini pernah riset bareng ternyata :”)
And you know what, Julie bilang “Ayok ikut aku, aku kenalin ke temen2 yang hadir dan concern dibidang infant feeding” dan berakhir kita makan siang bareng di satu round table bersama dengan another researcher???!!!!! Dan bahas tentang next proyek yang Julie suruh jadi topik PhD ku LOL 😂
Ohiya, terus aku juga bilang sm Julie kalau next week aku akan ke Canberra untuk mempresentasikan literature review-ku yang beneran kaya setengahnya adalah mensitasi karyanya julie 😭✨🙏 Julie excited banget dan minta untuk dikabarin detailnya dan juga minta aku untuk main ke kantornya dia.
Aduh, kaya ngerasa gak real aja 🥺 beneran duduk, ngobrol sama orang yang karya - tulisannya lo jadikan acuan2 dalam karya2 lo juga 🥺 dan gue belajar banget untuk jadi humble dan ngajak orang lain buat ada di circle kita, bukan excluding others just because others just start and I already pro.
Ini tuh kaya balik ke jaman dulu pas gue lagi keranjingan sama start-up and everything and you met someone-founder yang lo jadikan inspirasi dan benchmarking project gituu.
Dan karena semalam di fb tiba2 keluar foto gue 6 tahun lalu dpt seed funding buat proyek gue after gue pitching, it feels surreal. Kaya gue masih memperjuangkan isu kesehatan masyarakat, dengan topik yg berbeda namun berkelindan.
Di satu sisi sebenernya gue termotivasi banget buat NULIS. Karena tulisan adalah karya abadi walau gue udh meninggal. Tapi tulisan yg gue maksud adalah tulisan ilmiah dalam bahasa inggrsi yg bs dijadikan referensi.
Hopefully apa yang kita tuliskan - yg kebanyakan masih dalam bentuk modelling - beneran bs aplikatif and in the next time kalau ada real project ke masyarakat, modelling tsb bisa dijadikan acuan 😭🤲
Aduh jd mikir apa ya modelling atau riset yg bnr2 implikatif dan implementatif buat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat?
Hari ini juga mau meeting sm supervisorku untuk publish literature review yg kemarin udh aku buat. Bismillah bismillah semoha summer ini kepegang 🥺 semoga Allah mudahkan dan lancarkan aamiin yaa rabbal alamiinn
9 notes
·
View notes
Text
Seputaran Umat
Saat liqo kemarin, saya menanyakan satu hal :
"Apa isu umat yang kalian tahu hari ini?"
A : Ada informasi kalau isu kebencian terhadap etnis rohingnya ternyata settingan, terutama tiktok.
B : Lagi rame mbak rara diusir dari Aceh gegara pawang hujan.
C : Lagi rame juga terkait isu Nasab Baalawi yang dipertanyakan beberapa orang tentang keaslianya.
D : Kemarin Komandan Brigade Saraya Al-Quds Syahid di Tepi Barat.
Beberapa isu di atas agaknya perlu menjadi perhatian bagi aktivis dakwah hari ini.
Perihal Rohingnya, Narasi TV menerbitkan hasil investigasi perihal narasi kebencian Rohingnya yang masif sekitar 1 tahun yang lalu. Kita diperlihatkan berbagai temuan bagaimana isu ini dinaikan dengan masif melalui akun-akun tertentu sebagai upaya demonisasi Rohingya dan pengalihan isu-isu nasional. Dampaknya warganet ikut membenci bahkan didemo oleh mahasiswa Aceh.
youtube
Masih sama di Aceh, mbak rara saat pagelaran PON mendapat protes dari Gubernur dan masyarakat karena mempertontonkan kesyirikan di Serambi Makkah. Khusus profesi ini, sudah menjadi rahasia umum banyak pejabat pemerintahan maupun Event Organizer menggunakan jasa ini untuk keberlangsungan acara. Mereka beragama Islam tapi mereka mempercayai tradisi ini karena sudah menjadi budaya dan dianggarkan!
youtube
Lanjut di kasus Nasab Baalawi, orang-orang yang mempertanyakan masalah ini bukanlah orang baru. Perasaan saya ini memang proxy yang sengaja dibuat untuk menyibukan umat melihat kasus-kasus besar di nasional. Rabithah Alawiyah menyambutnya dengan diskusi ilmiah dan memberikan fakta-fakta akademis membantah tuduhan tersebut. Jasmerah. Para Habaib ini besar sekali peranya dalam kemerdekaan Indonesia.
youtube
Terakhir, Syahidnya Abu Syuja Komandan Brigade Saraya Al-Quds (Faksi Nasionalis Fatah) menjadi babak baru dan hikmah tersendiri. Beliau Syahid terindikasi karena info mata-mata yang berasal dari orang Palestina sendiri. Tak jauh dari itu, ternyata Pasukan Keamanan Otoritas Palestina yang terafiliasi dengan Zionis juga membubarkan aksi protes di Tepi Barat. 2 Peristiwa ini dapat dilihat ada benang merahnya dan ternyata dalam setiap perjuangan akan ada orang-orang munafik di dalamnya.
youtube
Kawan-kawan sekalian, selamat datang di Akhir Zaman. Betapa fitnah itu meralela dan secara langsung merusak pemikiran dan mengadu domba Kaum Muslimin.
Maka apa yang harus kita lakukan ?
Mengupayakan Sholat Subuh Berjamaah di Masjid sebagai penguatan ruhani.
Mempelajari kembali Sirah Nabawiyah yang di dalamnya banyak ibrah perjalanan hidup dan rambu-rambu.
Dekat dengan Para Ulama (yang kredibel) sebagai tempat untuk bertanya, menuntut ilmu semampunya, dan menjadi perekat antar elemen umat Islam atas pelajaran yang sudah di dapat.
Membentuk lingkaran positif dalam rangka meningkatkan dan mengingatkan dalam kebaikan.
Berbakti kepada Orang Tua sebagai jaminan sukses di perjalanan hidup. Terkhusus bagi laki-laki kepada Ibunya.
Menerapkan apa yang penjadi perintah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam : "Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain."
Yayasan Nur Hidayah Surakarta, 02 September 2024
#abamenulis#menyambutkemenangan#mengerikan#seperempadabad#dakwahkampus#catatankemenangan#pemudaislam
8 notes
·
View notes
Text
Anggapan Salah tentang Rumput Fatimah
Hai para ibu. Apakah ibu pernah mendengar tentang rumput fatimah? Apakah ada yang pernah diberi saran oleh sanak sekitar untuk meminum rendaman rumput fatimah saat hamil dan melahirkan? Atau bahkan ada yang sudah pernah mencobanya? Lantas, bagaimana reaksinya? Kisah di bawah salah satu jawabannya.
"Seorang ibu dengan kehamilan anak pertama, datang ke fasilitas kesehatan dengan pembukaan dua. Tiba-tiba, tak sampai satu jam, ibu tersebut berteriak kesakitan ingin segera melahirkan. Sontak bidan dan dokter kaget, karena kepala bayi sudah berada di depan. Peristiwa persalinan yang tak normal karena terjadi begitu cepat. Akibatnya, usai persalinan terjadi perdarahan yang begitu hebat karena rahim ibu tidak dapat berkontraksi dengan baik. Tak sampai disitu, bayi yang dilahirkan juga mengalami gawat jantung dan nafas. Kondisi pelik yang dapat mengancam nyawa keduanya. Usut diusut, ternyata ada kerabat yang memberi minum ibu tersebut dengan air rendaman rumput fatimah. Sungguh pilu hati serta geram dibuatnya."
Anggapan bahwa rumput fatimah dapat memperlancar hamil dan proses persalinan adalah hal yang jelas keliru dan salah. Mitos ini harus diluruskan karena dapat membahayakan. Mengapa? Rumput fatimah dapat merangsang hormon oksitosin, hormon yang menimbulkan kontraksi saat ingin melahirkan, inilah yang akhirnya memicu banyak masalah.
Faktanya, organ kandungan pada wanita yang hamil dan ingin melahirkan, telah dirancang sedemikan rupa untuk sebuah proses persalinan. Kontraksi adalah proses alami, berlangsung perlahan dengan rasa sakit tetapi dinikmati. Seandainya pun, kontraksi ibu tidak maju dan mengalami hambatan, lalu disarankan oleh dokter untuk dirangsang atau diinduksi, maka prosesnya pun tidak sembarangan. Tindakan dan terapi yang diberikan harus sesuai standar prosedur serta terbukti secara ilmiah. Ibu hamil yang diinduksi atau persalinan yang dirangsang, harus dipantau sangat ketat, dan berada di bawah pengawasan dokter kandungan.
Pemberian rumput fatimah pada kehamilan dan proses persalinan serupa dengan proses induksi atau rangsangan, tetapi secara asal-asalan, tanpa takaran, dan tidak ada pengawasan. Efeknya sungguh menakutkan, mulai dari keguguran, persalinan prematur, dan perdarahan. Bayi pun kena imbasnya, mulai dari gawat janin, cacat, dan penyakit bawaan.
Teruntuk para ibu. Jangan telan mentah-mentah semua suruhan. Buang segala mitos dan anggapan salah tentang rumput fatimah. Konsultasikan dan percayakan masalah kehamilan sampai dengan persalinan melalui perantara dokter kandungan. Memohonlah kepada Allah Yang Maha Kuasa agar diberi kemudahan, kelancaran, dan kesehatan.
***
8 notes
·
View notes
Text
Tips Memilih Kerangka Berpikir Penelitian Terbaik untuk Riset Anda
Mencari kerangka berpikir penelitian yang paling sesuai untuk riset Anda bisa menjadi tantangan tersendiri. Sebab, ada berbagai jenis kerangka berpikir, masing-masing dengan kelebihan, kekurangan, dan aplikasinya sendiri. Lalu, bagaimana cara memilih yang paling sesuai dengan pertanyaan, tujuan, dan metode penelitian Anda? Dalam artikel ini, kita akan membandingkan empat kerangka berpikir…
View On WordPress
#cara membuat kerangka konseptual#contoh kerangka berpikir#contoh kerangka berpikir karya ilmiah#contoh kerangka pemikiran#contoh kerangka penelitian#contoh kerangka teori penelitian#fungsi kerangka konseptual#hipotesis penelitian#kerangka berpikir#kerangka berpikir penelitian#kerangka konsep vs kerangka teori#kerangka konseptual#kerangka pemikiran#kerangka pemikiran adalah#kerangka pemikiran skripsi#kerangka teori
0 notes
Text
Wa, bila belum ada, izinkan aku menjadi yang selalu berkata:
Pada matamu selalu kutemukan, nyala.
aku menikmatinya, Wa. libatkan aku lagi ya, esok lusa.
Rumah sakit yang baru dua kali kau kunjungi tak ubahnya rumah sendiri, kakimu bergerak lincah berpindah dari ruangan ke ruangan—sampai aku sulit mengekornya. Kepalamu juga tak berhenti, toleh sana sini, berbincang tanpa ragu pada suster, menggenggam berkas dan berpindah dari satu, ke dua-tiga-empat meja lainnya. memacu langkah berpindah antar lantai, antar tower.
Aku juga senang mengamatimu yang tanpa sadar memilah-milah bangku; mana yang lebih nyaman untuk jadi tempat rehat sementara kita, atau yang terdekat dengan suster yang akan memanggil kita, atau entahlah ada apa saja pertimbangannya di kepalamu.
Bahkan dokter tadi, telingaku menangkap suara yang kaku pada pasien dan sarat kehangatan, namun kulihat kamu meresponnya dengan tenang, menyertakan pula penjelasan runtut tanpa bingung, memetakan semua titik dengan lugas, dan tanpa tersendat berkisah akan semua proses penyembuhan yang entah sudah berapa kali kau katakan, pada berbagai kepala.
Aku menikmatinya, menonton kamu yang menikmati semua ini. wangi rumah sakit juga jadi lebih menenangkan bersama pandangmu yang menyala itu.
Akhirnya pertanyaan yang dari tadi kutahan demi terhanyut pada setiap gerakmu, keluar juga,
Wa, kamu setiap kontrol begini, enjoy banget ya?
Kamu memandangku, dengan nyala mata yang selalu aku suka, lalu raut wajahmu semakin cerah,
Enjoy lah, kak! aku sangat enjoy!
Dan bergulir suara renyahmu, menggambarkan semua hari-hari penyembuhan seperti warna warni mentari. semua administrasi yang menyesakkan, terdengar bak petualangan ketika keluar dari mulutmu. Nama-nama ilmiah penyakit dan pengobatan juga jadi merdu sekali terdengarnya. Orang yang melihat dari jauh akan mengira kau tengah bercerita tentang liburan semester kemarin, wa. orang juga bisa mengira kau bagian dari anak-anak koas yang larut pada dunia ini.
Arwa, mari menerka bersamaku, Allah sedang menyiapkan apa ya demi memperjalankanmu pada momen spesial ini? sosok seperti apa yang ingin Ia bentuk padamu, hingga hari-harimu semahal ini. hingga tak semua orang bisa sampai pada titik sebahagia itu menyembuhkan dirinya!
Bersyukur sekali aku, tak takluk pada kepala yang berdenyut mulai di jam terakhir—katakan terimakasih pada kopi hitam di siang hari. Rupanya Allah ingin memberikan aku banyak rasa pada momen membersamai arwa di salah satu petualangan sembuhnya.
Entahlah, apakah Arwa juga mengamini, bahwa ia adalah salah satu bukti paling nyata tentang proses sembuh yang menjadi seindah itu!
You did well, Arwa. Aku tak terbayang hari-hari lalu bagaimana cara-Nya mendidikmu sampai berhasil terbentuk ikhlas semerdu ini. Allahumma baarik, sist.
And again, terima kasih untuk selalu berusaha menyalakan mata itu, semoga Allah jaga Arwa, sekaligus seluruh mimpinya untuk semesta~
------
Pesanku bertambah satu deh wa, siapapun yang kelak akan membersamaimu, tak boleh yang lelet ya. harus sigap dan siap menerima ledakan ide-ide gila anak pertama.
Oiya, juga harus pintar memaksa sih ya, gengsi anak pertama yang tak mau turunkan mahkota, kental sekali di Arwa~
4 notes
·
View notes
Text
Untuk beliau yang diamanahi kebaikan
Adakah profesi yang lebih mulia daripada profesi yang Allah titipi amanah kebaikan kepadanya?
Beliau adalah guru. Seorang yang Allah berikan kesempatan untuk dapat menurunkan keilmuan kepada para muridnya. Pun, lebih daripada itu, tidak hanya perihal keilmuan dan keterampilan yang dapat dinilai dan diindra dengan mata dan telinga; tentang tutur, adab, dan akhlak yang mulia.
Beliau adalah guru. Seorang yang Allah pilih untuk menjadi suri teladan bagi para muridnya, mengenai dedikasi waktu, tenaga, dan pemikiran-pemikiran yang secara sukarela diturunkan bukan untuk siapa-siapa, hanya untuk muridnya.
Teringat salah satu guru besar pada SMF Kulit dan Kelamin rumah sakit pendidikan kami; Prof. Dr. dr. Bambang Suhariyanto, Sp. KK (K) FINS-DV. FAADV. Beliau adalah profesor yang hingga pada usia beliau saat ini sudah mencapai 79 tahun, beliau masih berdedikasi dalam membimbing dokter muda. Bukan untuk apa, hanya semata-mata untuk menurunkan ilmu yang beliau dapat melalui kiprah beliau dalam pengembangan pengobatan penyakit kusta di Indonesia bagian Timur. Mulai sejak zaman 1950-an, beliau menjadi 10 spesialis kulit pertama di negri, meneliti MDT (Multi Drug Therapy) memastikan bahwa regimen pengobatan WHO itu sesuai dengan penyebaran kusta di Indonesia.
Tiap pagi beliau datang pukul 06.00 lengkap dengan jas dokter yang melegenda, membuka diskusi pagi (re: ilmiah dokter muda), memulai dengan memberikan wejangan-wejangan terbaik beliau yang sangat bernutrisi untuk jiwa muda kerontang kami. Aku begitu terharu dan terkagum menunduk mendengar kerendahan hati beliau padahal beliau adalah seorang inventor teori farmakologi yang beliau temukan. Diam-diam, tidak hanya wejangan yang aku dengarkan. perangai beliau, cara beliau berkomunikasi kepada semua orang, cara beliau berperilaku; juga aku perhatikan. Aku bahkan membawa catatan kajian ta'dib ku untuk kutulis tentang beliau dan kalimat-kalimat beliau.
MasyaAllah. Mataku berkaca-kaca mengigat beliau, juga guru dan ustadz-ustadzah ku sejak SD hingga saat ini, aku begitu kagum dengan kemuliaan-kemuliaan mereka. Bukan melulu mengenai keilmuan tapi jua dengan pengadaban.
Di tengah buruk dan hancurnya sistem pendidikan dewasa ini, adab ditinggalkan, ilmu diabaikan, tujuan pendidikan dikaburkan. Banyaknya berita mengenai kekacauan tujuan pendidikan dan kasus kasus 'adab' murid teradap guru di Indonesia, padahal begitu mulianya mereka,
Apabila seorang guru memahami amanah yang telah dititipi kepadanya, maka Allah sedang memperintahkan semua malaikat, burung-burung di langit, ikan-ikan di laut, semut di dalam liangnya; untuk bersholawat kepada nya, memberikan doa doa kebaikan untuk dia yang mengajari ilmu Allah SWT Ustadz Salim A Fillah
Maka di sinilah pokok daripada tujuan pendidikan adab dalam Islam. Baik adab murid terhadap guru jua adab guru terhadap murid dan keilmuan yang ia miliki, bahwasanya adab memiliki peran amat penting,
Ibn Jamaah dalam Tadzkirah al-Sami' wa al-Mutakallim menyebutkan, bahwa ada dua belas butir adab personal yang harus dimiliki oleh setiap pelajar, sehingga dengan adab tersebut, akan lahir dari setiap ilmuwan kepribadian yang patut untuk dicontoh dan dijadikan teladan dalam kehidupan.
Kyai Hasyim Asyar'i dalam kitab Adab al-Alim wa al-Muta'allim menyebutkan mengenai bentuk pengamalan syariat. "Apabila ia mengamalkannya tanpa dilandasi adab, maka pada hakikatnya ia belum mengamalkan syariat, dan belum dianggap beriman serta bertauhid kepada Allah."
Prof Wan (salah satu murid terbaik Syed Naquib Al Attas) menyebutkan dalam buku Budaya Ilmu menginsyaratkan bahwa "Ta'rif adab yang dikemukakan di sini dan yang lahir dari pengertian Islam, dengan sendirinya menjelaskan bukan sahaja harus dia itu ditujukan maksud pengenaannya pada bangsa insani belaka; bahkan dia juga harus dikenakan pada keseluruhan alam tabi'i dan alam ruhani dan alam ilmi"
Ditutup dengan kalimat terbaik Syed Naquib al Attas dalam buku Islam and Secularism,
Konsep adab seperti ini sesuai dengan istilah dan tujuan Pendidikan Islam itu sendiri, yaitu ta'dib dan tujuannya adalah membentuk manusia yang beradab (insan adaby).
Semoga kita termasuk dalam barisan generasi yang memulikan guru, menjernihkan pengadaban atas dasar tujuan ilmu dan penghambaan.
Selamat merayakan untuk beliau yang dititipi amanah kebaikan langsung dari Allah.
Selamat memuliakan guru dengan sebaik-baik adab!
6 notes
·
View notes
Text
gimana sih cara memperkaya diksi dan menemukan gaya menulis seperti aya?
kayaknya, ada puluhan atau bahkan lebih pertanyaan semacam itu masuk ke halaman curiouscatku yang sekarang total inboxnya ada 712 unanswered questions. hampir tiap hari ada pertanyaan-pertanyaan yang tipenya sejenis. tapi aku, yang oon dan berjiwa pemberontak ini, jarang membalasnya. bukan karena aku gak suka berbagi ilmu, jawabannya justru karena: aku gak tahu formula yang tepat soal diksi dan gaya menulis ini. gak ada metode ilmiah yang aku bisa bagikan jadi aku takut kalau jawabanku malah seperti anak kecil yang meledek simply karena dia nggak tahu sebenernya isi kepalanya itu seperti apa.
to be fair, sekalipun aku akan dengan lantang bilang kalau aku adalah seorang amatir bahkan hingga sekarang, aku sudah menulis dengan konsisten sejak 2013. nyaris satu dekade. dan dalam kurun waktu itu, aku hampir tidak pernah berhenti menulis. sekalipun aku hanya memproduksi puisi yang luar biasa jelek, aku nyaris tidak pernah meninggalkan kesukaanku pada tulisan. bahkan, saat aku tidak menulis pun, aku tetap membaca sesuatu. memastikan kalau ada kata-kata yang aku ciptakan di kepala, sekalipun aku tidak mengeluarkannya.
tapi, apakah tulisanku langsung bagus? tentu saja nggak.
berikut adalah puisi yang aku tulis pada tahun 2013:
tulisan ini ditulis oleh bocah yang baru masuk SMP. tidak paham komposisi puisi, tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat puisi ini nyaman untuk dibaca. di kepalaku yang usianya 12 tahun saat itu, aku cuma menginginkan satu hal: menulis. dan, keinginan itulah yang sampai sekarang nggak pernah berubah. meskipun sudah banyak waktu berlalu.
setelah melalui proses perenungan yang panjang (tiga puluh menit), aku akhirnya merumuskan beberapa hal yang mungkin bisa aku bagikan. ini sama sekali tidak ilmiah. dan aku bukan nabi yang bisa membagikan ilmu atas dasar wahyu. apa yang aku tuliskan di sini adalah hasil menulis selama beberapa tahun—entah untuk kesenangan atau pekerjaan. nah, jawaban dari pertanyaan paling mendasar (yang dengan tidak cerdasnya aku jadikan judul), kurang lebihnya adalah begini.
1. membaca satu buku untuk menghasilkan satu paragraf
oke maaf, sebetulnya nggak seberlebihan itu. aku cuma nggak ngerti caranya bikin sub-judul. intinya, kamu harus membaca untuk bisa menulis. dan ini mutlak. paten. fardhu.
konsepnya seperti mengisi air menggunakan teko. teko adalah kepalamu, air di dalamnya adalah buku, dan tulisan adalah apa yang akan dikeluarkan teko itu. apapun yang keluar dari teko itu tergantung apa yang kamu isi di dalamnya. nggak mungkin teko kosong bisa mengeluarkan air, kecuali kamu dapat mukjizat.
sebelum menulis, aku sudah lebih dulu membaca. aku tergila-gila pada bacaan. bukungitis. dan aku berharap selamanya aku nggak usah disembuhkan supaya aku bisa selalu menulis.
keluargaku punya toko buku turun temurun yang sekarang sudah tutup total karena bangkrut. makanya, sejak brojol aku sudah terbiasa dengan eksistensi buku. mungkin setelah diazani, aku dibisikkan ayahku, "hei, baca anwar di umurmu yang keempat tahun."
dan aku sudah bisa membaca sejak umur tiga tahun. jangan-jangan betulan karena anwar.
buku-buku yang aku baca juga nggak terbatas buku fiksi aja. aku membaca koran, membaca kumpulan esai, membaca novel sains, membaca roman, membaca hikayat, dan membaca cerita stensil (meskipun aku tidak menyarankan yang ini karena aku benci deskripsi soal selangkangan pria; bikin mual).
sejak dulu, aku selalu dapat nasihat dari ayahku. bacalah buku bukan agar kamu pintar, melainkan agar kamu bijaksana. dan aku mengamini itu seperti seorang beragama yang tekun. tiap kali membaca, ada sistem di kepalaku yang secara otomatis memproses komponennya. seperti memeras jeruk, aku mengambil sarinya, mengonsuminya, mengolahnya dengan organ-organku. sebelum akhirnya, aku mengeluarkannya lagi. tidak dalam bentuk jeruk utuh. melainkan dalam bentuk deskripsi mengenai perasaanku setelah mengonsumsi jeruk, apel, kiwi, mengkudu, dan buah-buahan lainnya.
aku membaca dee lestari dan menyembah supernova seriesnya. aku juga membaca catatan pinggir goenawan muhammad secara religius, hampir-hampir menganggapnya kitab suci. aku membaca puisi-puisi dari indonesia yang jumlahnya banyak sekali. membaca anton chekov, sekali-kali, dan cerpen-cerpen kompas juga. tapi, aku merasa gaya penulisanku justru dipengaruhi oleh dee dan goenawan muhammad.
2. menulis adalah berbicara
oke, kali ini kita bicara diksi. meskipun dari sub-judul nggak ada diksi-diksinya, tapi inti dari pembahasan ini adalah soal pemilihan kata.
kamu tahu soekarno? proklamator kita itu terkenal dengan kemampuan orasi dan komunikasinya. nggak cuma kepada perempuan, tapi juga kepada nyaris seluruh lapisan masyarakat. meskipun ia pernah tersandung masalah ideologi, kemampuannya untuk mengurai suatu ilmu menjadi sesuatu yang mudah dipahami oleh semua orang bukan hal yang sederhana. nah, cara ini lah yang aku lakukan dalam pemilihan kata-kataku.
sekalipun aku tahu apa itu jentera, aku akan tetap menggunakan roda karena orang-orang lebih tahu yang kedua. menulis adalah tentang mengomunikasikan isi kepala kita agar pembaca mengerti. jadi, kunci yang paling penting dalam memilih diksi bukanlah 'apa kata ini cukup indah?', melainkan 'apa kata ini cukup dipahami?'
i have nothing against diksi indah tesaurus, tapi penggunaan diksi langka yang tidak pada tempatnya, menurutku, akan membuat kunci dari tulisan itu akan kabur. alih-alih mengerti, orang-orang justru akan pusing. bingung. dan pada akhirnya, dibaca hanya akan dibaca saja. tidak dimengerti.
aku selalu menempatkan pembacaku sebagai lawan bicaraku. aku sedang menatap matanya, aku sedang berbicara padanya, aku ingin dia mendengarkan dan memahamiku. makanya, aku akan mengatakan apa mauku dengan terus terang. sekalipun aku menggunakan metafora, aku akan memastikan apa yang aku katakan dipahami.
dan diksiku tetap indah. aku percaya diri mengatakan itu sekalipun tulisanku praktis tidak banyak menggunakan sinonim, tidak banyak menyamakan rima, tidak banyak menggunakan kata-kata asing.
sebagai contoh:
dua tulisan itu, tidak banyak pakai metafora macam-macam. kamu akan langsung paham apa maksudku tanpa harus membuka tesaurus atau bahkan kamus. kata-kata yang dipakai umum. dikenali. dipahami. tapi, sekali baca, orang juga tahu itu bukan tulisan berita. kukira, ini adalah kunci dari keindahan itu sendiri: sederhana dan tahu diri.
jadi, harus kuakui, sebetulnya aku ini payah soal kekayaan diksi. yang aku lakukan adalah mengolahnya. menjadikan bahan itu-itu saja menjadi makanan enak yang bisa dikonsumsi siapapun.
saranku, hal yang paling efektif untuk memperkaya diksi adalah membaca buku-buku filsafat atau membaca esai goenawan muhammad. banyak penggunaan istilah dan penempatan kata yang berbeda daripada yang digunakan dalam buku fiksi populer. cara ini sangat membantu.
(dan bonus ilmu, kalau kamu sedang iseng mempelajari soal keberadaanmu sebagai manusia serta kehidupannya.)
3. menulis adalah memaafkan kenyataan
kamu bisa jadi siapa saja. kamu bisa punya sayap dan tiga belas penis kalau mau, di dalam tulisanmu. tapi, menuliskan kenyataan, yang terjangkau oleh seluruh panca indra kamu, adalah hal yang sudah harus bisa kamu lakukan sebelum kamu menghancurkan seluruh aspek di dalamnya.
bagiku, cara paling rendah hati untuk menjadi seorang penulis adalah dengan membuka mata lebar-lebar. kejujuranmu mendeskripsikan susu akan menyelamatkan seorang bayi yang alergi. makanya, proses spiritual yang menurutku perlu dilalui seorang penulis, adalah dengan peka terhadap hal-hal di sekeliling kita.
gunakan empati ketika bercerita. pakai panca indramu. pakai hatimu. pakai kepalamu. pakai semua yang ada pada dirimu, dan kamu telah menuliskan kenyataan, sekaligus memaafkannya.
aku melakukannya dengan mengajak bicara tukang bengkel yang membetulkan motorku. menggunakan transportasi umum sambil menebak-nebak isi kepala mereka. aku juga sesekali melancong, kalau sedang punya duit dan waktu. bertemu orang asing dalam perjalananku, mendengarkan cerita-cerita mereka, lalu menuliskan kembali. versi mentahnya (yang tidak diedit dan diromantisir), bahkan bisa dibaca di akun tumblrku. bagiku, melihat kenyataan akan membuat kita paham kalau cerita itu tidak lahir begitu saja. ia lahir dari kehidupan yang terdistorsi, sebagaimana yang dilakukan saintis maupun filsuf, penulis juga mengabadikan rahasia-rahasia yang ada di alam semesta, dengan menggunakan kata-kata.
4. menulis itu harus interdisipliner
aku mempelajari banyak hal. agama, filsafat, sains, sastra, dan semua yang terjangkau untuk menghasilkan sebuah tulisan. di hadapan ilmu, aku selalu menempatkan diri dalam posisi begitu kecil. aku tidak tau apa-apa dan aku harus mencari tau.
dan sejujurnya, tidak ada yang lebih seksi daripada menuliskan backgroundmu sendiri. jadi, kalau kamu malas belajar ilmu lain, pelajarilah hal-hal yang sudah kamu pelajari. mungkin kalau dulu kamu cuma tahu kalau bernapas itu menggunakan oksigen, sekarang kamu cari tau bagaimana proses hingga oksigen itu terhirup. versi mendetail dan mendalam. biasanya, makin kita mencari, makin kita sadar kalau banyak sekali hal yang tidak kita tahu. dan aku suka perasaan itu. perasaan lapar ketika mencari, perasaan tidak sabar untuk menuliskannya kembali.
sekian.
iya, betulan sudah selesai. aku hanya punya empat tips dan aku ragu apakah bisa diterapkan. meskipun demikian, semoga apa yang aku pelajari selama beberapa tahun ini bisa jadi hal yang bermanfaat untuk kamu-kamu semua yang membaca ini.
pada akhirnya, yang paling penting dari menulis, sebetulnya adalah konsistensi. sebab keempat hal tadi tidak mungkin dilaksanakan dalam waktu satu bulan saja. aku bahkan butuh satu dekade untuk memahami empat. yang harus stagnan itu keinginan kita untuk selalu menulis. makanya, aku yakin, dalam tahun-tahun berikutnya, akan ada banyak hal yang berubah dan berbeda dalam aspek-aspek pendukungnya. karena kita manusia harus selalu belajar.
seperti, ketika kita tidak menemukan sesuatu di kolom pencarian twitter; kadangkala itu cuma kesalahan teknis yang bukan kesalahan kamu. dan yang bisa kita lakukan cuma satu, 'kan?
coba lagi.
90 notes
·
View notes
Text
SESUAI PORSI
Pernahkah merasa iri saat melihat orang lain terlihat begitu mudah mencapai puncak? Seolah hidup mereka penuh keberuntungan, sementara kita harus tertatih menghadapi tantangan. Tapi, ada satu hal yang sering kita lupa: setiap orang punya jalan yang berbeda, cerita yang berbeda, bahkan ujian yang tak bisa dibandingkan.
Di atas setiap orang yang berpengetahuan, ada lagi yang lebih mengetahui (QS Yusuf: 76). Begitu pula perjalanan hidup. Allah memberi porsi sesuai kebutuhan, bukan keinginan. Pohon yang besar tak mungkin tumbuh dalam semalam. Ia memerlukan akar yang kuat, waktu, dan musim yang silih berganti.
Dalam proses ini, ada satu kunci: ridha terhadap takdir. Rasulullah ﷺ bersabda, “Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian; itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, dengan bersyukur atas apa yang kita jalani, kita akan menemukan bahwa proses itu adalah berkah, bukan beban.
Secara ilmiah, proses bertumbuh itu seperti membangun otot. Tubuh perlu latihan yang teratur, waktu istirahat, dan nutrisi yang cukup. Kalau otot dipaksakan tumbuh terlalu cepat, yang terjadi justru cedera. Sama halnya dengan kehidupan: terburu-buru hanya akan membuat kita lelah dan kehilangan esensi dari perjuangan itu sendiri.
Setiap detik perjalanan kita, Allah sedang merajut sesuatu. Maka nikmati setiap langkah. Proses yang panjang, meski penuh duri, adalah cara Allah mempersiapkan kita untuk masa depan yang lebih baik.
"Wa tawakkal 'ala Allah; innallaha yuhibbul mutawakkilin." Dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal. (QS Ali Imran: 159)
Sebuah pohon besar selalu dimulai dari benih yang kecil. Begitu pula dengan kita. Biarkan akar kita menghunjam, biarkan cabang kita menjulang. Kelak, akan tiba saatnya buah kita memuliakan kita. 🌱
23 notes
·
View notes