#kerangka konseptual
Explore tagged Tumblr posts
asohel · 1 year ago
Text
Kerangka Konseptual dan Teoritis dalam Penelitian
Artikel ini membangun fondasi filosofis yang disajikan pada banyak artikel di website dengan membahas kerangka konseptual dan teoritis untuk penelitian.  Salah satu kesulitan bagi peneliti baru dalam mengembangkan kerangka untuk studi adalah bahwa kerangka konseptual dan teoritis didefinisikan dan dijelaskan secara berbeda oleh penulis yang berbeda, dan definisi apa yang dianggap sebagai…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ruangrindusblog · 1 year ago
Text
Paradoks Akal dan Kesadaran
Dalam eksplorasi kompleksitas hubungan antara akal dan kesadaran, kita dapat menyelidiki paradoks yang muncul ketika kecerdasan yang seharusnya menjadi sarana untuk peningkatan kesadaran justru dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan kehilangan makna dalam kehidupan manusia. Dengan merujuk pada teori hermeneutika Martin Heidegger, kita dapat membuka jendela ke pemahaman yang lebih dalam tentang kontradiksi ini.
Martin Heidegger, melalui kerangka pemikirannya, menyoroti bagaimana manusia terjebak dalam "hamparan" (Gelassenheit), di mana akal mereka terpengaruh oleh pemikiran instrumental dan ketergantungan pada teknologi modern. Konsep ini menunjukkan ketidakseimbangan antara akal dan kesadaran, di mana kecerdasan yang semestinya membimbing manusia ke pemahaman eksistensial dan etis justru terjerumus dalam dunia yang merusak makna hidup.
Dalam konteks ini, pertanyaan muncul: bagaimana paradoks ini termanifestasi dalam kehidupan sehari-hari?
Seorang individu mungkin memiliki pengetahuan yang luas, mendedikasikan waktu untuk membaca buku dan menyerap informasi. Namun, ketika pengetahuan tersebut tidak diresapi dengan nilai-nilai etika dan kesadaran akan dampak sosialnya, terjadi kehilangan keseimbangan. Muncul kesan superioritas, di mana kecerdasan hanya menjadi alat untuk memamerkan diri tanpa refleksi terhadap nilai-nilai moral yang seharusnya dimiliki oleh seorang intelektual.
Dalam pandangan Heidegger, era teknologi modern cenderung membutakan manusia terhadap dimensi eksistensialnya. Ketidakseimbangan antara akal dan kesadaran muncul ketika manusia lebih fokus pada akal sebagai alat untuk mencapai tujuan praktis tanpa mempertimbangkan makna dan tujuan eksistensial. Oleh karena itu, kontradiksi ini menyoroti pentingnya menggabungkan kecerdasan dengan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kemanusiaan.
Tinjauan mendalam terhadap paradoks ini membutuhkan refleksi pribadi. Bagaimana kita, sebagai individu, menggunakan pengetahuan dan akal kita dalam kehidupan sehari-hari? Apakah kita menggunakan kecerdasan sebagai alat untuk memajukan kesadaran dan nilai-nilai etika, ataukah kita terjerumus dalam perangkap kecerdasan yang tidak seimbang?
Solusi untuk mengatasi ketidakseimbangan ini mungkin melibatkan transformasi budaya dan pendidikan. Pendidikan harus tidak hanya mengajarkan fakta dan informasi, tetapi juga membimbing individu dalam memahami implikasi etis dari pengetahuan yang mereka peroleh. Budaya juga perlu mendorong refleksi pribadi dan tanggung jawab sosial, sehingga kecerdasan tidak hanya diukur oleh seberapa banyak informasi yang dimiliki, tetapi juga oleh sejauh mana pengetahuan tersebut diaplikasikan dalam membentuk kesadaran dan moralitas.
Melalui pendekatan ini, masyarakat dapat bergerak menuju keseimbangan yang lebih baik antara akal dan kesadaran. Dengan memahami bahwa akal seharusnya menjadi sarana untuk memandu kesadaran, bukan untuk merusaknya, manusia dapat menghindari jebakan paradoks yang sering muncul dalam hubungan kompleks ini. Hermeneutika Martin Heidegger memberikan landasan konseptual yang kaya untuk merenung tentang bagaimana kita dapat menyelaraskan kecerdasan dengan makna hidup yang lebih dalam.
2 notes · View notes
itsjournalfi · 2 years ago
Text
Semua Orang Bisa I'tikaf
Aa Deni
I'tikaf sudah menjadi tema rutin di kalangan penceramah saat memasuki bulan Ramadhan, terlebih menjelang sepuluh hari terakhir.
I'tikaf secara bahasa berarti diam ( _allubtsu_). Adapun i'tikaf yang dimaksud adalah berdiam di mesjid guna membangun relasi intens seorang hamba dengan Robb, dengan memalingkan diri dari keriuhan dunia.
اللبث في المسجد والانقطاع إلى الله فيه
Sesuai ta'rifnya, i'tikaf bisa dikerjakan kapanpun di luar momen Lailatul Qodar, meski di sepuluh hari terakhir Rasulullah menaruh perhatian lebih, seperti terekam dalam hadis.
Di sepuluh hari terakhir beliau mengencangkan ikat pinggang, membuat ruang pribadi di mesjid serta membangunkan keluarga.
Harapan besar seorang muslim tentunya ingin memanfaatkan kesempatan tahunan ini sebaik mungkin. Menepi sejenak dari rutinitas harian guna fokus membenahi jiwa, syahdu bermunajat.
Kenyataan di lapangan tidak semua muslim memiliki kesempatan yang sama. Masih ada di antara mereka yang memiliki agenda yang tak dapat ditinggalkan.
Ada yang masih harus berjuang memenuhi nafkah, melayani kesehatan, menyediakan pasokan makanan, mengatur lalu lintas, menjaga keamanan wilayah, dll.
Jika itu semua harus ditinggalkan, mulai siang sampai malam selama sepuluh hari berturut-turut, dapat kita bayangkan apa yang terjadi dengan jalannya kehidupan.
Lantas apakah kesempatan i'tikaf bagi mereka menjadi tertutup?
Sebelum itu, ada beberapa hal yang perlu ditayangkan terlebih dahulu, sebagai kerangka konseptual mendekati masalah ini.
I'tikaf adalah ibadah yang disepakati ulama akan kesunahannya, kedudukan hukumnya tidak sampai fardhu terkecuali dinadzarkan.
Dalam perspektif fiqih Syafi'i, i'tikaf boleh dikerjakan kapan saja dengan durasi yang adaptif dan variatif, serta diawali niat sebagaimana ibadah lainnya.
Seorang mu'takif (pelaku i'tikaf) boleh memulai i'tikaf di pagi, siang, sore, atau malam hari.
Begitu juga boleh beri'tikaf selama dua jam, empat jam, sepuluh jam, sampai sehari semalam selama sepuluh hari berturut-turut.
Dengan skema ini, kesempatan beri'tikaf menjadi terbuka lebar bagi siapa saja yang mempunyai keterbatasan waktu. Dengannya, semua orang bisa i'tikaf.
Mereka dapat memanfaatkan waktu senggang di sela-sela padatnya kegiatan untuk sejenak menepi beri'tikaf.
Waktu tersebut bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk fokus ber taqorrub, membenahi hati, menyegarkan jiwa, menyingkirkan endapan residu dunia.
Amat sayang melewatkan momen sepenting i'tikaf yang hanya datang setahun sekali.
Wallohu a'lam
3 notes · View notes
molaviarman · 1 year ago
Text
Soal mengenai 7 OSI Layer dengan menggunakan taksonomi bloom C2
Metode “Seven OSI Layer” merujuk pada Model OSI (Open Systems Interconnection) yang menggambarkan cara jaringan komputer beroperasi dan berkomunikasi dengan membaginya menjadi tujuh lapisan yang berbeda. Model OSI adalah kerangka kerja konseptual yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan komunikasi jaringan, serta memisahkan berbagai fungsi jaringan ke dalam komponen yang terdefinisi dengan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
baliportalnews · 1 year ago
Text
Honda Perkenalkan HondaJet Echelon Sebagai Jet Ringan Honda yang Miliki Teknologi Terdepan
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, LAS VEGAS – Honda Aircraft Company memperkenalkan pesawat jet terbaru dengan nama HondaJet Echelon pada acara National Business Aviation Convention and Exhibition (NBAA-BACE) 2023 yang berlangsung pada 17-19 Oktober 2023 di Las Vegas, Amerika Serikat. HondaJet Echelon merepresentasikan visi perusahaan untuk jet bisnis generasi terbaru yang menghadirkan efisiensi yang lebih tinggi sambil memberikan kenyamanan dan kemudahan premium. HondaJet Echelon membawa teknologi dan kemampuan unggulan, sebelumnya diperkenalkan sebagai Konsep HondaJet 2600 pada tahun 2021, yang menghadirkan pengalaman menyenangkan seperti menggunakan jet berukuran menengah dalam kategori jet ringan. Pesawat ini dirancang untuk menjadi jet ringan pertama di dunia yang dapat dioperasikan oleh satu pilot dan mampu melakukan penerbangan transkontinental tanpa henti di seluruh Amerika Serikat. Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya operasional dan memberikan pengalaman yang berbeda untuk pemiliknya. Selain itu, desain HondaJet Echelon mencakup elemen-elemen elektrifikasi dan otomatisasi dalam sistemnya, dengan tujuan meningkatkan kemampuan pilot, mengurangi beban kerja, dan meningkatkan tingkat keamanan. Konsep desain HondaJet Echelon berfokus pada peningkatan efisiensi perjalanan dalam setiap aspeknya, dengan tujuan memenuhi misi dan memberikan pengalaman yang biasanya hanya ditemukan pada pesawat lebih besar. Pesawat ini akan menghadirkan efisiensi bahan bakar yang unggul melalui inovasi aerodinamika, mengungguli jet ringan konvensional pada misi-misi biasa hingga 20% dan jet berukuran menengah hingga 40%. HondaJet Echelon juga akan memberikan fokus holistik pada pengalaman kabin yang mencakup ruang, kenyamanan, dan produktivitas. Hideto Yamasaki selaku Presiden & CEO Honda Aircraft Company mengatakan, HondaJet Echelon diciptakan untuk menghadirkan kategori baru yang melebihi pengalaman perjalanan dengan jet ringan konvensional. “Membawa mobilitas ke langit telah menjadi impian jangka panjang Honda, dan HondaJet Echelon menjadi babak baru yang menggembirakan, sekaligus menampilkan cerita klasik Honda dalam menciptakan nilai baru bagi masyarakat," tuturnya. Honda Aircraft Company telah mencapai sejumlah tonggak penting dalam pengembangan HondaJet Echelon, yaitu : Pemasangan kerangka uji struktural pertama pada Kuartal ke-4 tahun 2021; Kelulusan dari desain konseptual dan penyelesaian Ulasan Desain Preliminer pesawat (PDR); Perusahaan juga merayakan upacara resmi pengaktifan Fasilitas Uji Integrasi Sistem Lanjutan (ASITF) HondaJet Echelon di markas besar perusahaan di Greensboro, North Carolina, pada 30 Agustus 2023; dan Proses desain rinci pesawat saat ini berlangsung, dengan target Ulasan Desain Kritis (CDR) tingkat pesawat pada musim panas 2024, dan sebagian besar fabrikasi utama sudah dalam progress. Produksi HondaJet Echelon akan dilakukan di fasilitas eksisting Honda Aircraft Company di markas besar global nya di Greensboro, North Carolina, dengan proses awal konstruksi dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2024. Penerbangan pertama dijadwalkan akan dilakukan pada tahun 2026, dan sertifikasi tipe diperkirakan akan selesai pada tahun 2028. Honda Aircraft Company juga berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan dan telah bergabung dalam Komitmen Keberlanjutan NBAA-BACE 2023, menunjukkan komitmen perusahaan untuk menjadikan NBAA-BACE sebagai acara yang lebih ramah lingkungan. Perusahaan juga menggunakan Program Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel Book and Claim - SAFC) untuk penerbangan ferry ke dan dari NBAA-BACE, sebagai bagian dari dukungan industri terhadap netralitas karbon. Untuk informasi lebih lanjut mengenai HondaJet Echelon, silakan kunjungi: hondajet.com/HondaJetEchelon.(bpn) Read the full article
0 notes
belamelsworld · 1 year ago
Text
Menguak Konflik Ilmu dan Filsafat: Apa yang Dikatakan Denny JA?
Dalam dunia ilmu pengetahuan dan filsafat, seringkali terjadi konflik antara kedua bidang tersebut. Ilmu pengetahuan cenderung mengedepankan metode ilmiah dan bukti empiris, sementara filsafat lebih mempertimbangkan aspek-aspek abstrak dan konsep-konsep yang lebih luas. Dalam konteks ini, Denny JA, seorang ilmuwan dan filsuf terkemuka dari Indonesia, telah memberikan pandangannya tentang konflik antara ilmu pengetahuan dan filsafat. Dalam pandangan Denny ja, konflik antara ilmu pengetahuan dan filsafat sebenarnya tidak perlu terjadi. Menurutnya, kedua bidang tersebut seharusnya saling melengkapi dan bekerja sama untuk menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan eksistensi manusia. Denny JA berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan filsafat memiliki fokus yang berbeda, namun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengungkap kebenaran dan memahami esensi kehidupan. Dalam ilmu pengetahuan, metode ilmiah menjadi landasan utama dalam mencapai kebenaran. Metode ini melibatkan pengamatan, pengukuran, dan pengujian hipotesis untuk memperoleh bukti empiris yang dapat diuji dan direplikasi. Ilmu pengetahuan bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam dan menyediakan pengetahuan yang objektif dan dapat diverifikasi. Di sisi lain, filsafat mempertanyakan aspek-aspek abstrak dan konsep-konsep yang mendasari pemahaman kita tentang dunia. Filsafat mencoba untuk mengungkap makna kehidupan, mempertanyakan eksistensi manusia, dan membahas konsep-konsep seperti kebenaran, etika, dan keadilan. Filsafat tidak terbatas pada hasil-hasil empiris, tetapi juga mencakup pemikiran rasional dan spekulatif. Dalam pandangan Denny ja, ilmu pengetahuan dan filsafat harus bekerja sama dalam mencapai pemahaman yang lebih komprehensif. Ilmu pengetahuan dapat memberikan dasar empiris yang kuat untuk pemikiran filsafat, sementara filsafat dapat memberikan kerangka konseptual yang lebih luas bagi ilmu pengetahuan. Dengan saling melengkapi, ilmu pengetahuan dan filsafat dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang realitas dan kehidupan manusia. Denny JA juga menekankan pentingnya keterbukaan dan dialog antara ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurutnya, konflik antara kedua bidang tersebut sering kali disebabkan oleh ketidakpahaman dan ketidakmampuan untuk saling mendengarkan. Denny JA mengajak para ilmuwan dan filsuf untuk berdialog secara terbuka, saling menghargai, dan mencari titik temu untuk memperdalam pemahaman kita tentang dunia. Dalam mengakhiri pandangannya, Denny JA mengajak kita untuk tidak terjebak dalam konflik antara ilmu pengetahuan dan filsafat. Ia mengingatkan bahwa kedua bidang tersebut memiliki peranan penting dalam pemahaman kita tentang dunia dan eksistensi manusia. Denny JA berharap agar kita dapat menghargai dan memanfaatkan kedua bidang ini secara seimbang, sehingga dapat mencapai pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam. Dalam kesimpulan, konflik antara ilmu pengetahuan dan filsafat sebenarnya tidak perlu terjadi. Kedua bidang tersebut seharusnya saling melengkapi dan bekerja sama untuk menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang dunia dan eksistensi manusia. Ilmu pengetahuan dan filsafat memiliki fokus yang berbeda, namun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengungkap kebenaran dan memahami esensi kehidupan. Dengan keterbukaan dan dialog yang konstruktif, ilmu pengetahuan dan filsafat dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam dan komprehensif. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghargai dan memanfaatkan kedua bidang ini secara seimbang, sehingga kita dapat mencapai pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang dunia dan eksistensi manusia. Cek Selengkapnya: Menguak Konflik Ilmu dan Filsafat: Apa yang Dikatakan Denny JA?
0 notes
biemanang · 1 year ago
Text
Mengulas Perdebatan Denny JA: Pertarungan Ilmu dan Filsafat
Pendahuluan Perdebatan antara Denny ja, seorang tokoh politik dan filsuf, telah menjadi sorotan publik dalam beberapa waktu terakhir. Perdebatan ini mencakup pertarungan antara ilmu dan filsafat, dan telah menarik perhatian banyak orang. Dalam artikel ini, kita akan mengulas perdebatan tersebut secara mendalam, mengeksplorasi argumen dari kedua belah pihak, dan mencari pemahaman yang lebih baik mengenai isu ini. Argumen Denny ja Denny JA, sebagai seorang tokoh politik, percaya bahwa ilmu adalah kunci utama untuk memahami dunia dan membuat keputusan yang tepat. Menurutnya, ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan melalui metode ilmiah yang objektif dan dapat diuji. Ia berpendapat bahwa ilmu dapat memberikan jawaban yang akurat dan dapat diandalkan dalam menghadapi berbagai masalah yang kompleks. Dalam perdebatan ini, Denny JA sering kali menekankan pentingnya berdasarkan pada data dan fakta yang dapat diuji. Menurutnya, argumen yang tidak didasarkan pada bukti ilmiah tidak dapat dianggap valid atau dapat dipercaya. Ia juga berpendapat bahwa pendekatan ilmiah memungkinkan manusia untuk terus berkembang dan meningkatkan pemahaman mereka tentang dunia. Argumen Filsafat Di sisi lain, para pendukung filsafat percaya bahwa ilmu tidaklah cukup dalam menjelaskan semua aspek kehidupan. Filsafat menawarkan pendekatan yang lebih luas dan lebih abstrak dalam memahami dunia. Mereka berpendapat bahwa filsafat memungkinkan kita untuk mempertanyakan makna dan tujuan kehidupan, serta memahami masalah-masalah yang tidak dapat dijangkau oleh metode ilmiah. Para pendukung filsafat berargumen bahwa ilmu tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan fundamental tentang kehidupan. Mereka percaya bahwa filsafat memungkinkan manusia untuk menggali lebih dalam mengenai nilai-nilai, moralitas, dan eksistensi manusia. Filsafat juga memberikan ruang bagi refleksi pribadi dan pengembangan pemahaman diri. Pertemuan Ilmu dan Filsafat Meskipun perdebatan antara ilmu dan filsafat terus berlanjut, ada juga pendapat bahwa kedua disiplin ini sebenarnya saling melengkapi. Ilmu dan filsafat dapat bekerja sama untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang dunia. Ilmu memberikan dasar empiris dan metode yang objektif, sementara filsafat memberikan kerangka konseptual yang lebih luas. Dalam hal ini, ilmu dan filsafat dapat saling mengisi dan memberikan perspektif yang berbeda dalam memahami dunia. Ilmu memberikan kekuatan empiris untuk menguji teori dan menghasilkan pengetahuan yang dapat diandalkan, sementara filsafat memberikan kerangka konseptual yang berguna dalam mempertanyakan makna dan tujuan kehidupan. Kesimpulan Perdebatan antara Denny JA dan para pendukung filsafat adalah isu yang kompleks dan menarik. Meskipun keduanya memiliki argumen yang kuat, penting bagi kita untuk mengakui bahwa ilmu dan filsafat sebenarnya dapat saling melengkapi dalam memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dunia. Ilmu memberikan dasar empiris dan metode yang objektif, sementara filsafat memberikan kerangka konseptual yang lebih abstrak. Keduanya dapat membantu kita dalam memahami berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai, moralitas, dan eksistensi manusia. Dalam memahami perdebatan ini, penting bagi kita untuk tetap terbuka terhadap kedua pendekatan ini dan menghargai kekuatan masing-masing. Dengan begitu, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih holistic dan komprehensif tentang dunia di sekitar kita. Cek Selengkapnya: Mengulas Perdebatan Denny JA: Pertarungan Ilmu dan Filsafat
0 notes
reniaryanima · 1 year ago
Text
Mengungkap Kebenaran Denny JA Membahas Kontroversi Ilmu vs Filsafat
Dalam artikel ini, kita akan membahas kontroversi antara ilmu dan filsafat yang telah diungkap oleh Denny JA, seorang tokoh intelektual terkemuka di Indonesia. Dalam perdebatan ini, Denny JA berusaha untuk mengungkap kebenaran di balik perbedaan antara ilmu dan filsafat, serta pentingnya mempertahankan kedua bidang ini dalam pengembangan pengetahuan kita. Pendahuluan Ilmu dan filsafat sering kali dianggap sebagai dua bidang yang berbeda dalam dunia pengetahuan. Ilmu cenderung lebih terfokus pada pengamatan dan penelitian empiris, sementara filsafat lebih mengarah pada refleksi dan pemikiran konseptual. Perbedaan ini telah menyebabkan banyak perdebatan di antara para akademisi dan intelektual, termasuk Denny ja. Dalam konteks ini, Denny ja telah menyajikan argumen yang kuat untuk menyatukan ilmu dan filsafat sebagai bagian integral dari pengembangan pengetahuan kita. Ia percaya bahwa kedua bidang ini saling melengkapi dan dapat saling memperkaya satu sama lain. Menurut Denny JA, ilmu dan filsafat tidak boleh dipisahkan, melainkan harus dipandang sebagai dua sisi dari mata uang yang sama. Pembahasan Dalam mengungkap kebenaran mengenai kontroversi ilmu vs filsafat, Denny JA menyoroti beberapa poin penting yang perlu diperhatikan. Pertama, ia menekankan bahwa ilmu dan filsafat memiliki tujuan yang sama, yaitu mencari kebenaran dan pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta dan kehidupan manusia. Meskipun pendekatan yang digunakan mungkin berbeda, akhirnya keduanya bertujuan untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dunia di sekitar kita. Selanjutnya, Denny JA juga menyoroti bahwa ilmu dan filsafat memiliki metodologi yang berbeda. Ilmu cenderung menggunakan metode ilmiah yang berfokus pada pengamatan, pengukuran, dan eksperimen. Di sisi lain, filsafat lebih mengandalkan pemikiran kritis dan analisis konseptual. Namun, Denny JA berargumen bahwa kedua pendekatan ini dapat saling melengkapi dan membantu kita dalam mencapai pemahaman yang lebih holistik tentang dunia. Dalam mengungkap kebenaran, Denny JA juga menyoroti pentingnya mempertahankan keterbukaan pikiran dan dialog antara ilmuwan dan filsuf. Ia percaya bahwa kolaborasi antara kedua bidang ini dapat menghasilkan penemuan dan pemahaman yang lebih dalam. Misalnya, pemikiran filosofis dapat membantu dalam mempertanyakan asumsi-asumsi dasar dalam ilmu, sementara ilmu dapat memberikan kerangka kerja yang lebih konkret untuk menguji ide-ide filosofis. Dalam konteks ini, Denny JA juga menyoroti bahwa sains modern telah membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang alam semesta dan proses-proses yang ada di dalamnya. Namun, ia juga mengakui bahwa ada pertanyaan-pertanyaan yang masih belum terjawab dan membutuhkan pemikiran filosofis yang lebih mendalam. Oleh karena itu, ia berpendapat bahwa ilmu dan filsafat harus tetap saling terhubung dan berkontribusi satu sama lain dalam pengembangan pengetahuan kita. Kesimpulan Dalam mengungkap kebenaran tentang kontroversi ilmu vs filsafat, Denny JA telah memberikan argumen yang kuat untuk menyatukan kedua bidang ini sebagai bagian integral dari pengetahuan kita. Ia percaya bahwa ilmu dan filsafat harus saling melengkapi dan berkontribusi satu sama lain dalam mencari pemahaman yang lebih dalam tentang dunia di sekitar kita. Dalam era sains modern, penting untuk tidak melupakan nilai dan kontribusi filsafat dalam pengembangan pengetahuan kita. Oleh karena itu, kita harus terus membuka pikiran dan menjaga dialog antara ilmuwan dan filsuf untuk mencapai pemahaman yang lebih holistik dan mendalam tentang alam semesta dan manusia.
Cek Selengkapnya: Mengungkap Kebenaran: Denny JA Membahas Kontroversi Ilmu vs Filsafat
0 notes
athalla01 · 1 year ago
Text
Membedah Perselisihan Ilmu dan Filsafat: Apa yang Dikatakan Denny JA?
Pendahuluan: Perselisihan antara ilmu dan filsafat telah menjadi perdebatan yang berkelanjutan selama berabad-abad. Sementara ilmu fokus pada penelitian dan pemahaman tentang fenomena alam secara objektif, filsafat lebih berorientasi pada pemikiran konseptual dan refleksi filosofis. Dalam artikel ini, kita akan membedah perselisihan ini dengan fokus pada pandangan yang dikemukakan oleh Denny JA, seorang tokoh publik dan filsuf Indonesia yang kontroversial. I. Pengertian Ilmu dan Filsafat: Sebelum kita memahami perselisihan antara ilmu dan filsafat, penting untuk mengklarifikasi pengertian keduanya. Ilmu adalah disiplin pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah untuk mempelajari fenomena alam dan mencari penjelasan rasional dan empiris. Di sisi lain, filsafat adalah studi pemikiran abstrak dan konseptual yang mencari pemahaman yang lebih dalam tentang realitas dan eksistensi. II. Perspektif Denny ja: Dalam pandangan Denny JA, perselisihan antara ilmu dan filsafat adalah konfrontasi yang tidak perlu. Ia percaya bahwa kedua bidang ini seharusnya saling melengkapi dan bekerja sama untuk mencapai pemahaman yang lebih lengkap tentang dunia dan kehidupan manusia. Baginya, ilmu dan filsafat harus bersinergi dalam mencari kebenaran dan pemahaman yang lebih dalam tentang realitas. III. Peran Ilmu dalam Perselisihan: Denny ja menekankan pentingnya peran ilmu dalam memahami dunia. Baginya, ilmu memberikan kerangka kerja yang objektif dan metode yang terstruktur untuk mempelajari fenomena alam. Ilmu juga memberikan penjelasan rasional dan empiris yang dapat diuji dan diverifikasi. Namun, Denny JA juga mengakui bahwa ilmu memiliki batasan dan tidak dapat menjawab semua pertanyaan tentang eksistensi dan kehidupan manusia. IV. Peran Filsafat dalam Perselisihan: Menurut Denny JA, filsafat memiliki peran penting dalam melengkapi ilmu. Filsafat memberikan sudut pandang yang lebih luas dan abstrak tentang realitas. Ia mencari pemahaman yang lebih dalam tentang makna hidup, eksistensi, dan nilai-nilai moral. Filsafat juga membantu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar dan memicu refleksi kritis tentang pengetahuan dan pemahaman kita tentang dunia. V. Sinergi antara Ilmu dan Filsafat: Denny JA berpendapat bahwa sinergi antara ilmu dan filsafat adalah kunci untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif tentang dunia. Ilmu dan filsafat harus berkolaborasi dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang kompleks dan memicu diskusi yang lebih mendalam tentang arti dan tujuan kehidupan. Dengan menggabungkan metode ilmiah dengan pemikiran filosofis, kita dapat mencapai pemahaman yang lebih utuh tentang realitas. Kesimpulan: Dalam perselisihan antara ilmu dan filsafat, pandangan Denny JA menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara kedua bidang tersebut. Ilmu dan filsafat harus saling melengkapi dalam upaya mencapai pemahaman yang lebih lengkap tentang dunia dan kehidupan manusia. Dengan memahami peran masing-masing bidang, kita dapat menghargai kontribusi mereka dan menggunakan pendekatan yang terintegrasi untuk memahami realitas.
Cek Selengkapnya: Membedah Perselisihan Ilmu dan Filsafat: Apa yang Dikatakan Denny JA?
0 notes
inachan01 · 1 year ago
Text
Perdebatan Intelektual: Membandingkan Ilmu dan Filsafat bersama Denny JA
Pendahuluan Perdebatan intelektual antara ilmu dan filsafat telah menjadi perbincangan hangat dalam dunia akademik. Dalam perdebatan ini, beberapa pemikir terkemuka seperti Denny ja telah memberikan pandangan yang menarik tentang perbedaan dan persamaan antara ilmu dan filsafat. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perdebatan intelektual ini dengan merangkum pandangan-pandangan Denny JA serta mengeksplorasi beberapa aspek penting dalam memahami perbedaan dan hubungan antara ilmu dan filsafat. I. Pengertian Ilmu dan Filsafat Sebelum kita membandingkan ilmu dan filsafat, penting untuk memahami pengertian masing-masing. Ilmu adalah suatu disiplin yang didasarkan pada metode ilmiah yang sistematis dan terstruktur. Ilmu berusaha untuk memahami dunia melalui pengamatan, pengukuran, dan eksperimen yang dapat diulang. Sementara itu, filsafat adalah disiplin yang berfokus pada pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang realitas, pengetahuan, dan nilai-nilai. Filsafat mencoba untuk mencapai pemahaman yang lebih luas melalui rasionalitas dan refleksi kritis. II. Pandangan Denny ja Denny JA, seorang tokoh intelektual yang terkenal di Indonesia, telah memberikan pandangan yang menarik tentang perdebatan ilmu dan filsafat. Menurutnya, ilmu dan filsafat adalah dua disiplin yang saling melengkapi. Ilmu memberikan pemahaman yang lebih konkret dan objektif tentang dunia, sementara filsafat memberikan pemahaman yang lebih abstrak dan reflektif. Dalam pandangan Denny JA, ilmu dan filsafat tidak seharusnya dilihat sebagai musuh, tetapi sebagai sekutu dalam mencapai pemahaman yang lebih komprehensif tentang realitas. Ia berpendapat bahwa ilmu dan filsafat dapat saling membantu dan menyempurnakan satu sama lain. Ilmu memberikan dasar empiris yang kuat untuk memahami dunia, sedangkan filsafat memberikan kerangka konseptual yang diperlukan untuk merenungkan makna dan implikasi dari temuan-temuan ilmiah. III. Perbedaan dan Persamaan Meskipun ilmu dan filsafat memiliki perbedaan yang jelas, ada juga beberapa persamaan yang signifikan antara keduanya. Salah satu perbedaan utama antara ilmu dan filsafat adalah metode yang digunakan. Ilmu mengandalkan metode ilmiah yang objektif dan terstruktur, sementara filsafat menggunakan rasionalitas dan refleksi kritis. Namun, ada juga persamaan penting antara ilmu dan filsafat. Keduanya berusaha untuk mencapai pemahaman tentang realitas, walaupun melalui pendekatan yang berbeda. Ilmu mengutamakan pengamatan dan eksperimen, sedangkan filsafat mengutamakan refleksi dan pemikiran kritis. Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama: mencari kebenaran dan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia. IV. Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari Perdebatan antara ilmu dan filsafat bukanlah hanya masalah akademik semata, tetapi juga memiliki implikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari. Memahami perbedaan dan hubungan antara ilmu dan filsafat dapat membantu kita dalam mengembangkan pemikiran kritis, penalaran logis, dan pemahaman yang lebih luas tentang dunia. Dalam kehidupan sehari-hari, ilmu memberikan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan yang berdasarkan bukti dan data yang obyektif. Sementara itu, filsafat memberikan kerangka konseptual yang diperlukan untuk mempertimbangkan implikasi etis, sosial, dan filosofis dari keputusan-keputusan tersebut. Kesimpulan Perdebatan intelektual antara ilmu dan filsafat telah memberikan pandangan yang menarik tentang perbedaan dan persamaan kedua disiplin tersebut. Pandangan Denny JA tentang ilmu dan filsafat sebagai sekutu dalam mencapai pemahaman yang lebih komprehensif tentang realitas telah memberikan pemahaman yang berharga bagi para intelektual. Meskipun memiliki metode dan pendekatan yang berbeda, ilmu dan filsafat berusaha untuk mencapai tujuan yang sama: pemahaman yang lebih dalam tentang dunia. Memahami perbedaan dan hubungan antara ilmu dan filsafat dapat membantu kita dalam mengembangkan pemikiran kritis dan pengetahuan yang lebih luas. Oleh karena itu, perdebatan intelektual ini memiliki implikasi penting dalam kehidupan sehari-hari kita.
Cek Selengkapnya: Perdebatan Intelektual: Membandingkan Ilmu dan Filsafat bersama Denny JA
0 notes
sayyidisme · 2 years ago
Text
Berpikir dengan Pendekatan Filsafat
Waktu, zaman, dan peradaban akan terus berganti. Pergantian peradaban merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat ter elakkan lagi.
Seiring dengan pergantian tersebut, banyak perubahan dalam masyarakat yang mengikutinya juga. Salah satu hal menarik yang dapat dijadikan perhatian yaitu pola pikir.
Sebuah produk pemikiran yang menjadi sebuah dasar dalam melakukan tindakan kedepannya merupakan arti dari pola pikir itu sendiri. Setiap entitas manusia memiliki pola pikirnya masing-masing.
Pola pikir yang berkembang di masyarakat umum yang memliki pemahaman akan suatu hal yang menurut mereka benar, besar kemungkinan akan diturunkan kepada anak cucu mereka nantinya.
Seperti halnya pemikiran tentang "Kamu harus sekolah yang rajin, supaya nanti bisa dapat kerja enak"
Pemikiran seperti halnya yang disebutkan diatas menjadi sebuah doktrinasi masa depan seseorang. Ada sesuatu yang terlewat yang sebenarnya menjadi hal yang esensial dalam menempuh pendidikan yakni sebuah proses berpikir. Bukan hanya output dari sekolah untuk mendapatkan pekerjaan yang enak saja, tapi ada sebuah proses yang sangat indah yang nantinya dalam proses tersebut bisa menemukan sebuah value yang dapat menjadi dasar seseorang pasca lulus dari instansi pendidikan tersebut.
Sebuah proses berpikir inilah, yang menjadikan entitas manusia lebih istimewa dari entitas lain. Mengutip sedikit perkataan dari Rene Descartes "Aku berpikir, maka aku ada".
Tetapi yang bisa menjadi pertanyaan adalah, apakah dalam proses berpikir ini bisa menghasilkan satu produk yang dapat bermanfaat untuk orang sekitar?. Ataukah hanya untuk menguntungkan dirinya dan golongan nya sendiri?.
Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang mana sangat beragam warna di dalamnya. Negara Kesatuan Republik Indonesia memliki wilayah yang sangat luas. Luas wilayah di Indonesia juga mempengaruhi jumlah penduduknya.
Menurut data kemendagri melalui Direktorat Jenderal Dukcapil, jumlah penduduk Semester II Tahun 2021 tanggal 30 Desember 2021 diketahui berjumlah 273.879.750 jiwa.
273.879.750 jiwa penduduk di Indonesia, ini bukan jumlah yang sedikit. Jumlah yang sangat banyak tersebut berarti juga pola pikir yang berkembang akan sangat beragam.
Keberagaman pola pikir ini bisa memunculkan dampak positif maupun negatif sesuai dengan orientasi awalnya. Orientasi awal ini menentukan perjalanan ke depannya.
Aku berpikir maka aku ada. Sejatinya manusia sebagai entitas mahluk sosial memiliki kelebihan dalam akal dan pikirannya. Pemikiran seseorang bisa mengandung kemungkinan mencapai kebenaran, dan juga kemungkinan memiliki suatu capaian ke arah kesalahan. Maka dari itu perlu dilakukan pembentukan pola pikir sejak dini.
Pembentukan pola pikir dalam hal ini, salah satunya bisa dimulai dengan pembangunan kerangka berpikir seseorang. Lalu hal seperti apa yang bisa dilakukan untuk membangun suatu kerangka?
Seperti halnya dengan bangunan, kerangka atau pondasi ini akan menentukan kuat tidaknya bangunan tersebut. jika pondasi atau kerangka berpikir itu kuat pasti dalam proses berpikir seseorang akan mudah mencapai dan menuju kemungkinan sampai ke titik kebenaran.
Filsafat, merupakan satu induk dari segala bidang keilmuan yang bisa digunakan untuk membangun kerangka berpikir seseorang. Filsafat akan mengantarkan kita ke jalan awal menuju proses berpikir mendalam yang akan menuju puncak dimana kita akan mencintai sesuatu dengan sangat bijaksana. Berpikir ala filsafat yaitu berpikir secara mendalam, sistematis, dan memiliki sikap skeptis setiap keadaan apapun.
Produk pemikiran seseorang yang dilakukan dengan falsafati dengan yang berbasis asumsi liar akan kelihatan sangat berbeda. Seseorang yang berpikir falsafati akan memikirkan sesuatu berbasis konseptual ide dan praktis realita.
Sedikit kita mencoba lihat keadaan realitas sekarang. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang kita alamai pastinya tidak berjalan semudah yang kita bayangkan. Banyak problematika-problematika yang terjadi. Contohnya dalam sosial masyarakat, seseorang menginginkan agar desa menerapkan sistem digitalisasi yang masif untuk pengembangan desa kedepannya. Tapi Menurut perangkat desa yang lulusan sarjana informasi, hal itu belum bisa dilakukan karena jika hal itu dilakukan bisa membuat masyarakat semakin susah dalam menjalin komunikasi dengan tetangga satu dengan yang lainya.
Dari contoh diatas, jika ditelaah lagi sudah terjadi bias pola pikir yang diterapkan oleh seorang sarjana informasi. Mengapa? Karena di era sekarang yang sudah serba modern, harus bisa ikut berperan dalam teknlogi dengan catatan harus selektif. Penerapan teknologi yang positif akan menyebabkan dampak yang positif juga. Kembali lagi ke permasalahan diatas, jika penerapan digitalisasi di desa masif maka pastinya akan mempermudah masyarakat dalam komunikasi antar tetangga bahkan saudara baik yang dekat atau bahkan yang sangat jauh pun bisa dijangkau. Sistem informasi yang bisa diterima Desa juga akan semakin cepat.
Bahkan jika kita mencoba mencari study kasus yang Ada di Indonesia pun sangat banyak. Pelanggaran HAM, Korupsi, Pelecehan Seksual, Kriminalisasi masyarakat kecil dan lain sebagainya. Semua itu terjadi karena proses berpikir yang kurang tepat dan menurut mereka benar, tapi tidak disesuaikan dengan realitas kehidupan dan masyarakat. Yang penting perut kenyang, hasrat tersalurkan, dan kepentingan-kepentingan diri sendiri terpuaskan.
Disini lah peran penting Filsafat agar bias bias pola pikir manusia setidaknya bisa di minimalisir atau bahkan dikurangi. Dalam hal ini tidak Ada yang bisa membatasi pikiran seseorang. Yang ada hanya bisa membantu untuk mencari suatu kebenaran dengan memperkuat fondasi dimulai dari pola pikir yang terusun secara sistematis dan terarah, berorientasi untuk kebermanfaat sesama, dan juga dalam Dimensi Realitas berdasarkan rasio sebagai pertimbangan dari dimensi konseptual untuk pengambilan keputusan. Sehingga Output dari proses berpikir tersebut bisa memiliki nilai positif.
- Setiap Manusia adalah filsuf, setiap filsuf pasti memiliki keistimewaan, dan setiap filsuf pasti adakalanya melakukan kekeliruan. Maka dari itu carilah kebenaran itu bersama sama dengan mengindahkan pikiran kita masing masing yang nantinya akan menemukan sebuah value dari proses berpikir tersebut.
(Sayyid Atho' Muzakki / Agustus 2022)
16 notes · View notes
asohel · 1 year ago
Text
Tips Memilih Kerangka Berpikir Penelitian Terbaik untuk Riset Anda
Mencari kerangka berpikir penelitian yang paling sesuai untuk riset Anda bisa menjadi tantangan tersendiri. Sebab, ada berbagai jenis kerangka berpikir, masing-masing dengan kelebihan, kekurangan, dan aplikasinya sendiri.  Lalu, bagaimana cara memilih yang paling sesuai dengan pertanyaan, tujuan, dan metode penelitian Anda? Dalam artikel ini, kita akan membandingkan empat kerangka berpikir…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sarashanti · 5 years ago
Text
Astronot dan Stoisisme
Selama beberapa tahun ke belakang ini gue berusaha keras untuk mengikis ketergantungan kepada media sosial. Gue tidak lagi menggunakan Instagram, tidak lagi membagikan berita terbaru tentang kehidupan pribadi di media sosial, tidak membuka media sosial (Facebook dan Twitter) di pagi hari, dan membisukan banyak akun yang gemar membuat keributan di linimasa. Dari menjalani beberapa hal tersebut, beban informasi sampah yang sampai ke kepala gue berkurang drastis.
Namun ternyata itu tidak serta merta membuat pikiran gue langsung jadi zen.
Belakangan ini seringkali gue merasa capek berpikir. Sedihnya, gue juga enggak tahu apa yang gue pikirkan. Lebih sedihnya lagi adalah ketika gue sadar bahwa logika algoritma yang gue pelajari di kelas ternyata tidak bisa gue aplikasikan dalam menjalani kehidupan supaya hidup ini lebih mudah. Energi gue sudah keburu banyak terkuras untuk hal lain. Tapi terkuras untuk memikirkan apa? Nah, gue juga enggak tahu tuh. Sedih.
Dari sini gue merasa ada yang perlu dibenahi dari cara gue berpikir. Tips manajemen emosi dari banyak situs web seolah enggak berpengaruh banyak. Berhubung gue juga sedang berusaha membaca buku lagi, gue memutuskan untuk membaca buku-buku yang membahas pola pikir manusia.
Buku pertama adalah buku yang udah lama bikin gue penasaran: Filosofi Teras. Namun meski penasaran, gue sempat ragu melihat ulasan Filosofi Teras yang sangat positif di Twitter maupun Goodreads. Apakah betul sebagus itu ataukah menjadi sangat bagus karena warganet baru berkenalan dengan filosofi Stoisisme lewat buku ini?
Tumblr media
Setelah membuktikannya dengan membaca, ternyata kedua perkiraan gue benar. Tahun lalu gue sempat membaca The Daily Stoic yang ditulis Ryan Holiday. Namun dalam buku tersebut tidak dijelaskan secara terstruktur seperti apa Stoisisme itu. Filosofi Teras memenuhi kebutuhan gue akan pemahaman konseptual dan terstruktur tentang Stoisisme. Menarik, karena filsafat yang selama ini terkesan berat disajikan dengan ringan dan relatable bagi generasi millenial.
Secara umum terdapat empat kerangka berpikir Stoisisme yang gue pahami dari buku ini. Pertama, dikotomi kendali; memisahkan apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak. Hal yang bisa dikendalikan antara lain usaha, pikiran, persepsi, dan tindakan kita, sedangkan yang tidak bisa dikendalikan antara lain kesehatan, kekayaan, reputasi, dan opini orang lain. Alangkah sengsaranya hidup ini apabila kita lebih banyak mengalokasikan energi untuk hal yang tidak bisa kita kontrol.
Kedua, premeditatio molarum. Berlatih memikirkan skenario terburuk sekaligus mencari solusinya sebagai langkah antisipasi. Jika memang skenario buruk tersebut benar terjadi, maka kita tidak terlalu kaget dan sudah punya solusinya. Meskipun konon 85% dari apa yang kita khawatirkan biasanya tidak terjadi. Premeditatio molarum berbeda dengan pikiran negatif. Pikiran negatif muncul secara otomatis setelah kita memberikan nilai (value) kepada sebuah peristiwa atau hal eksternal. Biasanya berpikir negatif juga hanya berujung bingung dan tidak solutif. Menurut gue, premeditatio molarum ini bisa menjadi alternatif pengalihan energi bagi mereka yang overthinking.
Ketiga, amor fati; mencintai takdir. Dalam Filosofi Teras dijelaskan bahwa takdir adalah sebuah rantai peristiwa yang telah berlangsung dari masa lalu hingga saat ini. Sebuah ketetapan Alam yang tidak bisa disangkal dan diubah. Misal apabila kita tertimpa sial dan terus mempertanyakan kenapa kesialan harus terjadi dan kerap berandai-andai (wishful thinking), maka itu adalah hal yang sia-sia dan tidak akan ada solusi yang lahir.
Keempat, mengasihani mereka yang jahat. Dalam buku ini dijelaskan kalau orang-orang julit itu sebetulnya bertindak karena merasa perlu ‘menjalankan sebuah tugas’ dan tidak tahu bahwa ada hal yang tidak mereka ketahui. Misal, ada yang berkomentar kenapa kok kita gendut. Sebetulnya si komentator berkata demikian karena merasa memiliki tugas untuk mengingatkan kita supaya diet. Tapi dia enggak tahu kalau sebenarnya itu menyebalkan. Jadi, dikasihani saja daripada pusing. Begitu pula ketika harus berhadapan dengan segala komentar warganet +62 yang julit dan jahat. Santuy aja, cocok dengan apa yang pernah dikatakan Aa Gym dalam salah satu ceramahnya.
“Kenapa kita mesti pusing kalau ada yang benci sama kita? Seharusnya kita bersyukur, bukan kita yang membenci orang. Karena membenci orang itu teh capek, hadirin.”
Perlu digaris bawahi meski filosofi Stoisisme mengajarkan kita untuk selalu santuy dengan semua energi negatif, bukan berarti kita tidak perlu mengkoreksi diri sendiri. Dalam Filosofi Teras dijelaskan apa yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan situasi tidak menyenangkan. Pertama, diam; untuk menghindari hal-hal buruk dari kita yang sedang reaktif. Kedua, berpikir. Apakah siatuasi tersebut terjadi karena hal di luar kendali kita? Kalau iya, ya sudah. Namun kalau memang terjadi karena hal di bawah kendali kita, mari kita perbaiki diri sendiri. Setelah diam dan berpikir barulah kita bertindak.
Namun ada satu hal yang mengganjal dari buku ini. Sebelum penjelasan Stoisisme dimulai, penulis menyajikan hasil survey nasional tentang kecemasan. Di bagian ini gue merasa ada yang janggal karena responden survey yang kurang acak (random). Terlebih beberapa narasumber juga memiliki latar belakang yang seragam. Dengan demikian rasanya buku ini lebih cocok ditujukan untuk generasi millenial pecandu media sosial ya.
Secara keseluruhan gue suka Filosofi Teras. Meski gue sudah pernah tahu filsafat Stoisisme sebelumnya, ada beberapa bagian yang tetap nendang, terutama yang berkaitan dengan kekusutan pikiran gue belakangan ini.
26 notes · View notes
lebah-vs-tikus · 5 years ago
Text
Resensi Buku Islam dan Kemanusiaan
Judul                : Islam dan Urusan Kemanusiaan, konflik, perdamaian, dan filantropi
Editor               : Hilman Latief dan Zezen Zaenal Mutaqin
Penerbit           : PT Serambi Ilmu Semesta
Oleh                 : Rizki Rinaldi
Cetakan Pertama, 2015
413 hlm.
Tumblr media
Kehadiran Lembaga-lembaga kemanusiaan Muslim tidak hanya menggairahkan aksi-aksi kemanusiaan di lapangan, tetapi juga memiliki peran penting dalam menumbuhkembangkan gagasan dan prinsip-prinsip kemanusiaan dalam Islam.
Kendati demikian, di balik perna aktif lembaga kemanusiaan Muslim di ruang publik yang semakin meningkat, kajian mendalam tentang Islam dan masalah-masalah kemanusiaan, khususnya hukum humaniter, ternyata masih belum banyak dilakukan.
Konflik
           Konsep jihad dalam kosa kata masyarakat muslim saat ini memang seolah-olah identik dengan perang, khususnya perang kepada orang selain Islam. Akibatnya, konsep jihad akhirnya menjadi momok yang menakutkan di tengah masyarakat yang beragam seperti di Indonesia, tidak hanya bagi non-Muslim tetapi juga bagi muslim yang sudah merasa nyaman dengan keberagaman dalam kehidupan sehari-hari.
           Berkembangnya konsep jihad dan perang dalam Islam yang menjadi dekat dengan stereotip antiperdamaian, antikeragaman, penuh kekerasan tentu sangat dipengaruhi oleh ragam khazanah penafsiran Al-Qur’an, khususnya tema jihad dan perang, yang berkembang dinamis dalam tradisi Islam.
           Didalam buku Islam dan Urusan Kemanusiaan, konflik, perdamaian, dan filantropi ini konsep jihad mengambil langsung rujukan dari beberapa tafsir dan literatur muslim, utamanya menggunakan tafsir al-mishbah karya Quraish Shihab dalam rangka membentuk frame konsep kemanusiaan dalam Islam.
           Menurut Quraish Shihab, ayat-ayat tentang jihad dimaknai dalam beberapa hal, yakni:
1.       Jihad merupakan ujian dan cobaan. Jihad merupakan salah satu cara yang diterapkan Allah untuk menguji manusia. Sebagaimana dalam QS. Ali-Imron: 142. Dari sini jihad sangat terkait dengan kesabaran, karena jihad adalah sesuatu yang sulit sehingga memerlukan kesabaran dan ketabahan. Kesulitan ujian atau cobaan yang menuntut kesabaran itu dijelaskan rinciannya dalam Al-Quran.
2.       Jihad mengandung makna “kemampuan” yang menuntut sang mujahid mengeluarkan segala daya dan kemampuannya demi mencpaai tujuan. Karena itu jihad adalah pengorbanan dan dengan demikian sang mujahid tidak menuntut atau mengambil tetapi memberi semua yang dimilikinya. Ketika memberi, dia tidak berhenti sebelum tujuannya tercapai atau yang dimilikinya habis.
3.       Jihad merupakan aktivitas unik, menyeluruh, dan tidak dapat dipersamakan dengan aktivitas lain- sekalipun aktivitas keagamaan. Tidak ada satu amalan keagamaan yang tidak disertai dengan jihad. Paling tidak, jihad diperlukan untuk menghambat rayuan nafsu yang selalu mengajak pada kedurhakaan dan pengabaian tuntunan agama.
4.       Jihad merupakan perwujudan identitas kepribadian muslim. Karena itu seorang mukmin pastilah mujahid, dan tidak perlu menunggu izin atau meminta restu untuk melakukannya
Dari sini kemudian jihad adalah cara untuk mencapai tujuan. Jihad tidak mengenal putus asa, menyerah, kelesuan, tidak pula pamrih. Jihad selalu dilakukan dan ditegaskan dengan redaksi fi sabilillah (dijalan-Nya). Pada poin inilah tafisr al-mishbah menegaskan bahwa jihad menjadi titik tolak seluruh upaya, karenanya jihad adalah puncak segala aktivitas.
Perdamaian dan Kesinambungan
           Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Al-hujurat 49:10)
           Adanya konflik yang menyebabkan korban nyawa manusia merupakan tindakan jahat, yang sungguh menantang kemanusiaan kita. Satu korban manusia saja akibat konflik itu dapat dinilai “sudah terlalu mahal” dari kaca mata islam. Nilai manusia atau harkat dan martabatnya sungguh agung dan tiada tara harganya. Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa martabat manusia itu tinggi dan sekaligus sebagai ciptaan dalam bentuk terbaik (QS At-Tin 95:4) dan dianugrahi keunggulan atas makhluk ciptaan lainnya (QS Al-Isra 16:70).
           Menyadari betapa agung dan luhurnya martabat manusia, sungguh sulit untuk diterima adanya konflik yang mengakibatkan korban sesame manusia. Islam sebagai agama yang membawa kewajiban untuk mempromosikan damai, haruslah tampil secara professional dalam menangani masalah konflik demi damai yang berkesinambungan. Dalam Al-Qur’an dinyatakan Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali-Imran 3:104) dan pada surat yang sama Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali-Imran 3:110) sebagai orang beriman, kita diperintahkan menjadi pejuang melaksanakan kebaikan dan menolak kejahatan. Dengan demikian konsekuensinya bila ada kejahatan dalam bentuk apa pun haruslah ditangani dengan professional. Kelompok yang terlobat dalam konflik sungguh bagaikan telah dibutakan oleh kehendak, keinginan dan ambisinya masing-masing. Penyelesaian konflik yang benar dan adil merupakan tindak kemanusiaan yang sungguh dibutuhkan.
           Dalam situasi konflik, intervensi kemanusiaan yang aktif tanpa kekerasan dinilai menjadi penting, karena di samping aksi kemanusiaan memang harus dilaksanakan, juga dapat ditempuh untuk mengadakan negosiasi dengan yang terlibat konflik, agar konflik dapat dihentikan dan solusi damai dapat dirintis. Dalam intervensi kemanusiaan, kita dituntut untuk tidak berpihak kepada siapapun, menguasai persoalan yang ada, menguasai medan, menguasai cara diplomasi yang berdaya guna sampai pada penemuan kemungkina untuk memulai perdamaian. Dasar yang harus dipakai adalah pendekatan yang objektif, benar, adil, bijak dan mempunyai tujuan demi kesejahteraan umum. Hal tersebutlah yang menjadi kapasitas seorang muslim untuk menghadirkan kedamaian secara professional.
Filantropi
           Rahmatan Lil ‘Alamin. Islam secara jelas menjelaskan dirinya sebagai rahmatan lil ‘alamin. Rahmat yang berarti belas kasih menuntut setiap umat islam sebagai pengikut Rasulullah ﷺ berbelas kasih, melimpahkan nikmat kepada alam semesta. Karena itulah umat islam harus bisa membuat atau mendatangkan sifat kasih sayang yang akan mampu mewujudkan kesejahteraan, kedamaian bagi umat manusia bahkan bagi alam semesta.
           Sejarah telah menunjukkan peran umat islam dalam memajukan peradaban, penemuan berbagai hal yang sangat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, seperti ilmu kimia, matematikan dsb. Hal tersebut tidak terlepas dari misi agama Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
           Salah satu fondasi konseptual yang melandasi gerakan salah satu ormas islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah, berangkat dari penafsiran para pendiri dan pengikutnya terhadap surat Al-Ma’un
1.       Tahukah kamu orang yang mendustakan agama?
2.       Itulah orang yang menghardik anak yatim,
3.       Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin
4.       Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat
5.       Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya
6.       Orang-orang yang berbuat riya
7.       Dan enggan menolong dengan barang berguna
Tentang buku dan kepenulisannya
           Pada dasarnya buku ini merupakan kajian-kajian mendalam mengenai islam dan masalah-masalah kemanusiaan, khususnya hukum humaniter. Kepenulisannya merupakan kajian kolektif membuat buku ini menjadi amat kaya akan referensi dan tidak terjebak dalam satu sudut pandang saja didalam membahas kemanusiaan dan islam.
           Pada kepenulisan buku yang merupakan kajian kolektif atas dasar inisiasi kerja sama program pascasarjana UMY dan ICRC kerangka utama buku tersebut setidaknya dapat dibagi menjadi pemahaman perbandingan hukum humaniter internasional dan hukum islam mengenai kemanusiaan, perang yang diambil dari Al-Qur’an dan literasi islam. Kemudian kajian kasus konflik kemanusiaan yang terjadi di negara dengan penduduk mayoritas muslim dan upaya-upaya rintisan perdamaian, serta kehadiran gerakan masyarakat sipil dengan tujuan masyarakat madani atas satu konsep rahmatan lil ‘alamin.
2 notes · View notes
baharsatriya-blog · 6 years ago
Text
PERANAN AKUNTANSI PEMERINTAHAN DALAM MENCAPAI KUALITAS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
Muhammad Bahar Satriya
Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Sultan Agung
Dosen Pembimbing : Sri Dewi Wahyundaru
Dewasa ini, seiring dengan tuntutan publik atas transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah, khususnya pemerintah daerah, maka kebutuhan akan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan pemerintah yang tidak memihak (independen) dan menyajikan fakta apa adanya makin meningkat.
Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, pemerintah dengan persetujuan DPR-RI telah menetapkan 1 (satu) paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 mewajibkan Presiden dan Gubernur/Bupati/ Walikota untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) berupa Laporan Keuangan.
Laporan keuangan tersebut meliputi Laporan Realisasi Anggaran APBN/APBD, Neraca dan Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan, dan telah diperbaharui dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menjadi Laporan Pelaksanaan Anggaran (budgetary reports) berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), Laporan financial yang terdiri dari Neraca, LO (Laporan Operasonal), LPE (Laporan Perubahan Ekuitas), dan LAK (Laporan Arus Kas), dan CaLK (Catatan atas Laporan Keuangan).
Untuk terciptanya keseragaman dalam penyusunan Laporan Keuangan tersebut diatas, maka Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan telah diperbaharui oleh Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Pengetahuan Akuntansi, khususnya Akuntansi Pemerintahan akan membantu seorang birokrat atau pegawai pemerintah, khususnya birokrat yang berkecimpung dalam pengelolaan keuangan untuk membuat dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan pemerintah yang telah diamanatkan rakyat kepadanya melalui pemilihan umum dan wakilnya di DPR/DPRD.
Akuntansi Pemerintah bagi birokrat, khususnya birokrat di Pemerntah Daerah ibarat dia memakai sinar X yang menembus dinding atau badan, dengan Akuntansi Pemerintah dia bisa melihat kinerja bagian atau satuan kerja atau pemerintah pusat/daerah yang dia kelola sesuai tidak dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, efesien, efektif dan ekonomis untuk mencapai visi dan misi dari bagian/satuan kerja/pemerintah pusat/daerah yang bersangkutan dan apakah bagian/satuan kerja/pemerintah pusat/daerah kondisi keuangannya sehat atau sakit, meskipun lokasi bagian/satuan kerja/pemerintah pusat/ daerah jauh dari lokasi kita.
Definisi Akuntansi secara umum (Komersial) adalah seni atau proses pencatatan, pengidentifikasian, pengukuran atau penilaian, pengklasifikasian, penginkhtisarkan transaksi dan kejadian keuangan, penginterpretasian atas hasilnya dan pengkomunikasian informasi yang bersifat ekonomis serta penyajian laporan yang digunakan untuk bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan oleh Pengguna informasi tersebut.(IAI, 2009 PSAK No.1 : 3 ).
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, akuntansi (pemerintahan) didefisikan sebagai proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010 : 2).
Informasi yang dihasilkan dari Akuntansi Pemerintahan adalah Fakta, bukan Opini. Angka financial yang nyatalah yang akhirnya memberi kita FAKTA tentang kegiatan pemerintahan. Angka financial adanya di Akuntansi Pemerintahan, yaitu pada Laporan Keuangan Pemerintah. Kalau mereka bisa membaca LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH, mereka bukan saja akan bisa melihat fakta-fakta keberhasilan financial negara/provinsi/kabupaten/kotamadya, tapi langsung tahu keadaan negara/provinsi/kabupaten/kotamadya yang sebenarnya, bukan mengandalkan opini mereka sendiri atau opini orang lain. Laporan Keuangan Pemerintah adalah salah satu produk terpenting dari Akuntansi Pemerintahan sebagai wujud pertanggungjawaban pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah atas pengelolaan keuangan yang dipercayakan kepadanya.
Kelompok pengguna laporan keuangan pemerintah, yang merupakan produk akuntansi pemerintahan adalah Masyarakat, para Wakil Rakyat, Lembaga Pengawas, Lembaga Pemeriksa, Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman dan Pemerintah (pusat/daerah).
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian Laporan Keuangan Pemerintah tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing kelompok pengguna. Namun demikian, berhubung pajak merupakan sumber utama pendapatan pemerintah, maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan informasi para pembayar pajak perlu mendapat perhatian.(KSAP IAI, 2010, Lampiran PP Nomor 71 Tahun 2010 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah : 6)
Laporan Keuangan Pemerintah disusun untuk menyajkan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan :
a)    Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;
b)    Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber daya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan;
c)    Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasl yang telah dicapai;
d)    Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;
e)    Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;
f)     Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan apakah mengalam kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
Laporan keuangan pemerintah  menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuangan/ekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebih/kurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplus/defisit-Laporan Operasional (LO), aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan. (KSAP IAI, 2010, Lampiran PP Nomor 71 Tahun 2010 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah : 8).
Para Negarawan/Birokrat yang sukses pada umumnya tahu dan paham tentang Akuntansi Pemerintahan, terutama Laporan Keuangan Pemerintah, mereka mahir dalam membaca Laporan Keuangan Pemerintah dan membaca fakta-fakta yang diwakili oleh angka-angka dalam Laporan Keuangan Pemerintah
sumber : https://akangheriyana.wordpress.com/2011/12/05/peran-akuntansi-pemerintahan-dalam-mencapai-kualitas-keandalan-penyajian-laporan-keuangan-pemerintah-daerah-menuju-opini-wtp/
1 note · View note
imposteurize · 3 years ago
Text
Candu: karya seni mengagumkan dalam sejarah manusia; ketidaklengkapan—kecacatan—logika dogmatis yang candu tawarkan menjadi kerangka batasan, atau setidaknya menjadi referensi, atau seminimal mungkin ada untuk diketahui—entah akan diterima atau tidak—sebagai salah satu jalan pintas positivistik untuk menutup enigma yang (dulu) kerap memaksa kaki-di-kepala-kepala-di-kaki; menjadi pedoman, pegangan, bahkan acuan kehidupan.
👆🏼
Klausa di atas adalah salah satu contoh susunan buruk suatu kalimat, yang berisi gagasan konseptual dalam bentuk kompresi abstrak dengan konsekuensi multitafsir—bahkan bungkusnya tidak brain-friendly—yang tinggi.
Inspired by:
A review on Yoko Taro's latest masterpiece.
Lingkaran abadi dalam komposisi penentu keputuaan.
0 notes